dasar teori bengkel iii

30
PERSYARATAN UMUM INSTALASI LISTIK Sumber PUIL 2000 halaman 105 4.1 Persyaratan umum 4.1.1 Ketentuan umum 4.1.1.1 Rancangan instalasi listrik harus memenuhi ketentuan PUIL ini dan peraturan lain yang tersebut dalam 1.3. 4.1.1.2 Rancangan instalasi listrik harus berdasarkan persyaratan dasar yang ditentukan dalam BAB 2 (terutama 2.3) dan memperhitungkan serta memenuhi proteksi untuk keselamatan yang ditentukan dalam BAB 3. 4.1.1.3 Sebelum merancang suatu instalasi listrik harus dilakukan penilaian (assessment) dan survai lokasi. CATATAN Metode penilaian dan hal-hal yang disurvai dijelaskan dalam IEC 364-3. 4.1.2.1 Rancangan instalasi listrik ialah berkas gambar rancangan dan uraian teknik, yang digunakan sebagai pedoman untuk melaksanakan pemasangan suatu instalasi listrik. 4.1.2.2 Rancangan instalasi listrik harus dibuat dengan jelas, serta mudah dibaca dan dipahami oleh para teknisi listrik. Untuk itu harus diikuti ketentuan dan standar yang berlaku. 4.1.2.3 Rancanganinstalasi listrik terdiri dari :

Upload: amiruddin-arif

Post on 09-Dec-2015

28 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

-

TRANSCRIPT

Page 1: Dasar Teori Bengkel III

PERSYARATAN UMUM INSTALASI LISTIKSumber PUIL 2000 halaman 105

4.1 Persyaratan umum

4.1.1 Ketentuan umum

4.1.1.1 Rancangan instalasi listrik harus memenuhi ketentuan PUIL ini dan peraturan

lain yang tersebut dalam 1.3.

4.1.1.2 Rancangan instalasi listrik harus berdasarkan persyaratan dasar yang

ditentukan dalam BAB 2 (terutama 2.3) dan memperhitungkan serta memenuhi

proteksi untuk keselamatan yang ditentukan dalam BAB 3.

4.1.1.3 Sebelum merancang suatu instalasi listrik harus dilakukan penilaian

(assessment) dan survai lokasi.

CATATAN Metode penilaian dan hal-hal yang disurvai dijelaskan dalam IEC 364-3.

4.1.2.1 Rancangan instalasi listrik ialah berkas gambar rancangan dan uraian teknik,

yang digunakan sebagai pedoman untuk melaksanakan pemasangan suatu

instalasi listrik.

4.1.2.2 Rancangan instalasi listrik harus dibuat dengan jelas, serta mudah dibaca dan

dipahami oleh para teknisi listrik. Untuk itu harus diikuti ketentuan dan standar

yang berlaku.

4.1.2.3 Rancanganinstalasi listrik terdiri dari :

a) Gambar situasi, yang menunjukkan dengan jelas letak gedung atau bangunan

tempat instalasi tersebut akan dipasang dan rancangan penyambungannya

dengan sumber tenaga listrik.

b) Gambar instalasi yang meliputi:

1) Rancangan tata letak yang menunjukkan dengan jelas letak perlengkapan

listrik beserta sarana kendalinya (pelayanannya), seperti titik lampu, kotak

kontak, sakelar, motor listrik, PHB dan lain-lain.

2) Rancangan hubungan perlengkapan listrik dengan gawai pengendalinya

sepertihubungan lampu dengan sakelarnya, motor dengan pengasutnya, dan

Page 2: Dasar Teori Bengkel III

dengan gawai pengatur kecepatannya, yang merupakan bagian dari sirkit

akhir atau cabang sirkit akhir.

3) Gambar hubungan antara bagian sirkit akhir tersebut dalam butir b) dan PHB

yang bersangkutan, ataupun pemberian tanda dan keterangan yang jelas

mengenai hubungan tersebut.

4) Tanda ataupun keterangan yang jelas mengenai setiap perlengkapan listrik.

c) Diagram garis tunggal, yang meliputi :

1) Diagram PHB lengkap dengan keterangan mengenai ukuran dan besaran

pengenal komponennya;

2) Keterangan mengenai jenis dan besar beban yang terpasang dan

pembagiannya;

3) Sistem pembumian dengan mengacu kepada 3.18;

4) Ukuran dan jenis penghantar yang dipakai.

d) Gambar rinciyang meliputi :

1) Perkiraan ukuran fisik PHB;

2) Cara pemasangan perlengkapan listrik;

3) Cara pemasangan kabel;

4) Cara kerja instalasi kendali.

CATATAN Gambar rinci dapat juga diganti dan atau dilengkapi dengan

keterangan atau uraian.

e) Perhitungan teknis bila dianggap perlu, yang meliputi antara lain :

1) Susut tegangan;

2) Perbaikan faktor daya;

3) Beban terpasang dan kebutuhan maksimum;

4) Arus hubung pendek dan daya hubung pendek;

5) Tingkat penerangan.

f) Tabel bahan instalasi, yang meliputi :

1) Jumlah dan jenis kabel, penghantar dan perlengkapan;

2) Jumlah dan jenis perlengkapan bantu;

3) Jumlah dan jenis PHB;

4) Jumlah dan jenis luminer lampu.

Page 3: Dasar Teori Bengkel III

g) Uraian teknis, yang meliputi :

1) Ketentuan tentang sistem proteksidengan mengacu kepada 3.17;

2) Ketentuan teknis perlengkapan listrik yang dipasang dan cara

pemasangannya;

3) Cara pengujian;

4) Jadwal waktu pelaksanaan.

h) Perkiraan biaya

UKURAN DAN JENIS KABEL DAN PENGHANTAR

Sumber PUIL 2000 halaman 107

4.2.2 Ukuran dan jenis kabel dan penghantar

4.2.2.1 Umum. Kabel dan penghantar harus dipilih dengan mempertimbangkan kriteria

berikut:

a) KHA ditentukan dengan melihat pada jenis isolasi dan cara pemasangannya

dan persyaratan dalam 4.2.2.2.

b) Susut tegangan yang ditentukan dari impedans kabel, karakteristik beban dan

persyaratan dalam 4.2.3.

c) Kinerja pada hubung pendek yang ditentukan dari arus gangguan yang

mungkin terjadi dan karakteristik gawai proteksi.

d) Kekuatan mekanik dan pertimbangan fisik lainnya.

KEMAMPUAN HANTAR ARUS { KHA }

Sumber PUIL 2000 halaman 107

4.2.2.2 Kemampuan hantar arus

4.2.2.2.1 Setiap penghantar harus mempunyai KHA seperti yang ditentukan dalam

BAB 7 dan tidak kurang dari arus yang mengalir di dalamnya. Untuk

maksud ayat ini, KHA harusdianggap tidak kurang dari kebutuhan

maksimum yang ditentukan dalam 4.3.2 untuk sirkitutama konsumen dan

sirkit cabang, atau dalam 4.3.4 untuk sirkit utama konsumen atau sirkit

cabang, dengan cara pengukuran atau pembatasan atau dalam 4.3.5 untuk

sirkit akhir (lihat 4.2.8.2 jika sirkit diamankan oleh pengaman lebur

semitertutup yang dapat dikawatikembali).

Page 4: Dasar Teori Bengkel III

FITTING LAMPU DENGAN SAKELARSumber PUIL 2000 halaman 171

5.3.8.1 Fiting lampu yang memakai sakelar harus dirancang sedemikian rupa sehingga

tidak mungkin terjadi kontak antara penghantar masuk (termasuk selubung

logamnya, jikaada) dan bagian sakelar yang bergerak atau tidak bertegangan.

5.3.8.2 Sakelar pada fiting lampu harus memutuskan/menghubungkan penghantar fase.

Jika digunakan pada sirkit dua kawat tanpa penghantar netral, sakelar tersebut

harus sekaligus memutuskan kedua penghantar listrik itu.

Page 5: Dasar Teori Bengkel III

5.3.8.3 Dalam ruang lembab dan ruang sangat panas, lampu tangan dan lampu

dengan tegangan ke bumi lebih dari 300 V tidak boleh menggunakan fiting

lampu yang bersakelar(lihat juga 8.6.1.10)

TUSUK KONTAK DAN KOTAK KONTAK

Sumber PUIL 2000 halaman 175

5.4 Tusuk kontak dan kotak kontak

5.4.1 Konstruksi tusuk kontak

5.4.1.1 Tusuk kontak harus dirancang sedemikian rupa sehingga ketika

dihubungkan tidak mungkin terjadi sentuhan tak sengaja dengan bagian

aktif.

5.4.1.2 Bahan

5.4.1.2.1 Tusuk kontak harus terbuat dari bahan yang tidak mudah terbakar, tahan

lembab dan secara mekanik cukup kuat.

5.4.1.2.2 Tusuk kontak yang tidak terlindung tidak boleh dibuat dari bahan yang

mudah pecah.

5.4.1.2.3 Sebagai pengecualian dari 5.4.1.2.1 di atas, tusuk kontak untuk kuat arus 16

A ke bawah pada tegangan rumah, boleh terbuat dari bahan isolasi yang

tahan terhadap arus rambat.

5.4.1.3 Sambungan antara tusuk kontak dan kabel fleksibel harus baik untuk

menghindari kerusakan mekanis.

5.4.1.4 Menghindari hubungan tusuk kontak tertukar

5.4.1.4.1 Dalam suatu instalasi, lubang kotak kontak dengan tegangan pengenal

tertentu tidak boleh dapat dimasuki tusuk kontak dengan tegangan pengenal

yang lebih rendah (lihat 3.3.2.4).

5.4.1.4.2 Lubang kotak kontak dengan arus pengenal tertentu tidak boleh dapat

dimasuki tusuk kontak dengan arus pengenal yang lebih besar, kecuali bagi

kotak kontak atau tusuk kontak dengan arus pengenal setinggi-tingginya 16

A.

CATATAN Untuk menghindari kesalahan memasukkan tusuk kontak ke dalam

lubang kotak kontak tidak semestinya, dianjurkan agar:

a) Dalam satu instalasi hanya ada satu macam kotak kontak saja;

Page 6: Dasar Teori Bengkel III

b) Kotak kontak dan tusuk kontak diberi tanda dengan menggunakan tulisan atau

tanda lain yangjelas, yang membedakan tegangan/arus pengenal masing-masing;

c) Kotak dari tusuk kontak mempunyai konstruksi yang berlainan sehingga lubang

kotak kontak tidak dapat dimasuki oleh tusuk kontak yang tegangan/arus

pengenalnya berlainan.

5.4.1.5 Pada kotak kontak dan tusuk kontak harus tercantum tegangan tertinggi dan

arus terbesar yang diperbolehkan.

5.4.1.6 Tusuk kontak untuk tegangan domestik tidak boleh dipakai untuk

menjalankan dan mematikan mesin atau peranti randah dengan daya lebih

dari 2 kW dan arus pengenal lebih dari 16 A.

5.4.1.7 Tusuk kontak yang juga digunakan untuk melaksanakan pembumian harus

mempunyai konstruksi sedemikian rupa sehingga pada waktu tusuk kontak

dipasang padakotak kontak, terjadi hal berikut:

a) Kontak pengamannya terhubung sebelum kontak penghantar arus,

sedangkan pada waktu dilepaskan, hubungan kontak pengamannya

terlepas setelah kontak penghantar arus terputus;

b) Kontak pengaman tusuk kontak tidak mungkin terhubung dengan lubang

kotak kontak penghantar arus;

c) Penghantar proteksi (pembumian) yang dihubungkan pada mesin atau

pesawat terhindar dari kemungkinan bersentuhan dengan bagian aktif.

5.4.1.8 Susunan tusuk kontak

5.4.1.8.1 Tusuk kontak untuk tegangan ke bumi di atas 50 V harus disusun untuk juga

melaksanakan pembumian. Rumah logam kotak kontak dan/atau tusuk

kontak harus dihubungkan dengan kontak pembumian.

5.4.1.8.2 Tusuk kontak untuk tegangan ke bumi di atas 300 V harus disusun

sedemikian rupa sehingga semua bagiannya tidak dapat dimasukkan atau

dilepaskan dalam keadaanbertegangan.

5.4.1.8.3 Ketentuan dalam 5.4.1.8.1 di atas tidak berlaku untuk kotak kontak dalam

ruang dengan lantai berisolasi, yang disekitarnya tidak terdapat bagian

konduktif yang dihubungkan ke bumi dan dapat tersentuh, seperti instalasi

air, gas atau pemanas dan juga tidak berlakubagi kotak kontak untuk beban

Page 7: Dasar Teori Bengkel III

khusus,yang mempunyai isolasi pengaman atau bebankhusus yang dipasang

di luar jangkauan tangan

(1) EFEK STROBOSKOPIK :

adalah tidak seperti ilusi optik yang terjadi ketika persepsi yang menyimpang dari bagian yang bergerak.

Tentunya semua terjadi sehingga Anda melihat sebuah mesin yang akan maju, dan ada perasaan bahwa

roda bergerak dalam arah yang berlawanan atau tidak bergerak.Atau, misalnya, di beberapa film yang

terbang helikopter, dan tampaknya bahwa pisau tidak memutar.Ini adalah efek stroboskopik, yang agak

konsep yang sulit di bidang fisika.Jika Anda menyelidiki definisi bahasa Yunani, kalimat ini berarti satu

set konsep "berputar" dan "menonton" (juga diterjemahkan sebagai "pusaran" dan

"memperlakukan").Dan ini adalah ilusi optik klasik, yang disebabkan beberapa faktor.Dan kita tidak bisa

mengatakan bahwa dalam fisika ada dua jenis utama dari efek ini:

1. Jenis pertama ditandai oleh fakta bahwa dalam memantau cepat antara fase individu gerak ada ilusi

gerakan yang berkelanjutan.Hal ini terkait dengan fitur persepsi visual.Sebagai contoh, jika waktu

setiap gambar individu gap yang jauh lebih kecil, maka gambar digabung, dan gerakan terus menerus

dirasakan.Hal ini didasarkan pada efek ini gerakan dalam film, asalkan tingkat syuting dan proyeksi kira-

kira sama dengan frekuensi dari proses yang sedang berlangsung.

2. Pengaruh jenis kedua menyiratkan bahwa di bawah beberapa keadaan tertentu akan ilusi objek

damai yang benar-benar bergerak, dan contoh helikopter menyebabkan persis jenis efek

stroboskopik.Tapi itu memainkan peran khusus cahaya.

ilusi optik tersebut untuk benar-benar menonton semua orang hanya seseorang itu tidak

memperhatikan, sementara yang lain hanya tidak menjelaskan asal fisik efek ini tanah.Namun, kesulitan

dalam persepsi yang disebabkan oleh tindakan tersebut dan sejumlah faktor biologis, khususnya, kita

berbicara tentang fitur dari pembangunan persepsi visual tubuh dan realitas sekitarnya - itu disebut

kegigihan visi

Page 8: Dasar Teori Bengkel III

(2) EFEK STROBOSKOPIK: dalam frekuensi tertentu iradiasi cahaya, gerakan diamati dari objek

menunjukkan masih atau gerakan yang berbeda dari fenomena yang sebenarnya.

Karena saat ini diubah secara berkala, dan oleh karena itu flux cahaya yang dipancarkan oleh sumber

cahaya juga akan melakukan perubahan siklus, yang disebut efek stroboskopik. Dia akan membuat orang

merasa mata berkedip. Sumber radiasi termal memancarkan inersia termal besar, perasaan sehingga

berkedip tidak jelas, tapi lampu gas discharge Fenomena ini lebih signifikan.

Dalam menggunakan lampu discharge gas sebagai sumber cahaya, objek diputar menurut negara jika

mereka, dan frekuensi rotasi terjadi menjadi kelipatan integer dari frekuensi daya, kemudian memutar

objek tampak seolah-olah tidak ada rotasi. Perubahan tersebut dalam frekuensi tertentu iradiasi cahaya,

gerakan diamati dari objek berbeda dari gerakan yang sebenarnya menunjukkan fenomena yang dikenal

sebagai efek stroboskopik. Efek stroboskopik dan mudah untuk menciptakan ilusi yang disebabkan oleh

kecelakaan.

Bagaimana mengatasi efek stroboskopik digunakan:

a. menggunakan frekuensi tinggi ballast elektronik (AC-DC-AC), tapi mahal,

b. tabung penyesuaian ketinggian vertikal, ingin memilih TV CRT normal jarak yang tepat

. c Firewire bukan paralel dengan keran cahaya N menggunakan tiga fase, tiga fase yang seimbang

mungkin, seperti: lampu neon double-tabung yang terhubung dalam urutan fase yang berbeda.

d. mengadopsi lampu hemat energi tricolor.

e. menginstal beberapa lampu pijar campuran lainnya, juga dapat mengurangi dampak manusia efek

stroboskopik

Page 9: Dasar Teori Bengkel III

PENYEBAB TERJADINYA TEGANGAN JATUHBesar kecilnya jatuh tegangan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :

1. Tahanan saluran

2. Arus saluran

3. Faktor daya (Cos φ)

4. Panjang saluran

Akibat adanya impedansi saluran dan beban maka antara tegangan sumber (V s) dan tegangan penerima

(Vp) ada perbedaan. Dimana tegangan penerima akan selalu lebih kecil dari tegangan sumber (V s>Vp).

Selisih tegangan tersebut disebut jatuh tegangan (V). Secara umum jatuh tegangan adalah V=Vs-Vp.

1. Besar beban pada suatu titik (tiang ) tidak sama pada fasa yang satu dengan fasa yang lainnya,

walaupun dilihat dari gardu, beban tiap fasanya mungkin sama besar diantaranya disebabkan

oleh prilaku beban konsumen yang tidak teratur.

2. Beban dilihat dari gardu tidak sama untuk masing – masing fasa, sudah pasti beban ditiap tiang

tidak sama.

3. Pembagian atau penempatan beban di masing- masing fasa tidak sama.

CARA MENGHINDARI DROP TEGANGAN

1. Disini perlunya ada penambahan sistem Grond pada instalasi dirumah ataupun instalasi listrik

untuk industri. Grond tersebut dihubungkang dengan kabel nol / negatif. usahakan grond terbuat

dari tembaga, semakin dalam dan penampangnya semakin besar akan lebih baik hasilnya.

2. Cek dan perbaharui sambungan kabel.

3. Gunakan kabel instalasi yang penampangnya sesuai dengan beban.

4. Usahakan jangan terlalu panjang instalasi yang ada karena ada rugi-rugi penghatar.

Page 10: Dasar Teori Bengkel III

KOMPONEN INSTALASI

1. Fitting tender

Komponen yang memberikan ruang arus dan tegangan bagi lampu yang memiliki

fungsi sebagai pemegang lampu,sebagai isolasi beban,dan sebagai tempat bagi lampu

mendapatkan arus dan tegangan agar dapat bersinar.

Fitting tender ini terbuat dari bahan keramik. Memiliki 2 terminal, satu terminal

untuk kabel phasa dan satu lagi untuk kabel netral. Fitting jenis ini memiliki

keunggulan yaitu dapat digunakan untuk penerangan di luar ruangan dan tidak

memerlukan roset sebagai dudukannya, dan secara fisiknya jauh lebih kuat dari fitting

lokal.

2. Kotak kontak

Dalam PUIL 2000, stop kontak ini dinamakan KKB (Kotak Kontak Biasa) dan

KKK (Kotak Kontak Khusus). KKB adalah kotak kontak yang dipasang untuk

digunakan sewaktu-waktu (tidak secara tetap) bagi piranti listrik jenis apapun yang

memerlukannya, asalkan penggunaannya tidak melebihi batas kemampuannya. KKK

adalah kotak kontak yang dipasang khusus untuk digunakan secara tetap bagi suatu

jenis piranti listrik tertentu yang diketahui daya maupun tegangannya. Dengan

demikian, KKK mempunyai tempat/lokasi tertentu dengan beban tetap, dan

dihubungkan langsung ke panel sebagai grup tersendiri. Sedangkan KKB tersebar

diseluruh bangunan dengan beban tidak tetap, dan biasanya jadi satu dengan grup

untuk penerangan.

Fungsi kotak kontak (stop kontak) dalam instalasi listrik sebagai alat penghubung

beban dengan sumber listrik. Aturan pemasangan stop kontak :

a. Tinggi pemasangan ± 150 cm di atas lantai, apabila kurang dari harus ditutup.

b. Mudah dicapai tangan.

Page 11: Dasar Teori Bengkel III

c. Di pasang sedemikian rupa, sehingga penghantar netralnyaberada di senelah

kanan atau bawah.

Kotak kontak ini terbuat dari bahan keramik. Memiliki 3 buah terminal (phasa,

netral, PE) dan kotak kontak ini mempunyai kemampuan 500 VA. Letak dari

terminal phasa pada posisi kiri dan netral pada sebelah kanan, PE pada atas atau

bawah.

3. Saklar seri

Fungsi saklar dalam instalasi listrik penerangan untuk memutuskan dan

menghubungkan arus listrik dari sumber ke beban. Di dalam saklar dilengkapi dengan

pegas yang dapat memutuskan rangkaian dalam waktu yang sangat singkat, dengan

cepatnya pemutusan ini kemungkinan timbulnya busur api antara kontak (tuas) saklar

menjadi lebih kecil.

Aturan pemasangan saklar :

a. Tinggi pemasangan ± 150 cm di atas lantai.

b. Dekat dengan pintu dan mudah dicapai tangan/sesuai kondisi tempat.

c. Arah posisi kontak (tuas) saklar seragam bila pemasangan lebih dari satu.

Saklar seri ini dapat digunakan untuk megoperasikan 2 buah lampu sekaligus

ataupun salah satu saja. Saklar ini terbuat dari bahan keramik. Memiliki 4 terminal , 2

untuk phasa lampu dan 2 untuk netral. Dan dapat bekerja pada tegangan 250 Volt.

4. Saklar tunggal

Page 12: Dasar Teori Bengkel III

Sakelar yang berfungsi untuk mengontrol atau mengendalikan satu buah lampu

atau satu kelompok lampu dari satu tempat.

5. Junction box

Kotak sambung berfungsi sebagai tempat sambungan kabel untuk mengambil

percabangan. Pemilihan kotak sambung yang akan digunakan harus diesuaikan dengan

kondisi ruangan, misalnya:

a. Ruang kering menggunakan kotak sambung jenis kotak dari PVC.

b. Ruang lembab menggunakan kotak sambung jenis kotak, bahan dari ebonit.

c. Ruang dengan bahan mekanik menggunakan kotak sambung jenis bulat, (Baja).

d. Ruang dengan bahaya ledakan menggunakan kotak sambung jenis bulat, bahan

dari galvanis.

6. Wirring connector

Sambungan-sambungan yang terdapat pada kotak sambung dipilin dengan baik

dan kuat dengan benang kasur. Sebaiknya sambungan itu ditutup dengan las dop. Ini

dimaksudkan agar antara masing-masing sambungan tidak bersinggungan sehingga

tidak membahayakan kita. Las dop dibuat dari bahan isolasi porselen atau plastik.

7. Fuse

Merupakan komponen pengaman listrik yang sifat kerjanya meleburkan kawat

yang dipasang didalam komponen tersebut apabila kawat tersebut dilewati dengan arus

hubung singkat tertentu.

Page 13: Dasar Teori Bengkel III

Fuse selalu dihubungkan dengan penghantar fasa secara seri karena fungsi dari

fuse ialah mengamankan alat pemakai dari arus yang lebih yang mungkin mengalir

masuk, dengan menghubungkan fuse ke penghantar fasa kerusakan terhadap peralatan

listrik dapat dihindarkan karena sebelum arus lebih masuk kedalam peralatan maka

kawat lebur dari fuse akan terputus labih dahulu.

Sekring adalah alat yang berfungsi untuk mengamankan rangkaian listrik dari

gangguan arus hubung singkat, pemasangannya pada hantaran fasa dihubungkan seri

terhadap beban. Sering juga dikenal sebagai pengaman lebur, Untuk mengamankan

hantaran dan aparatur digunakan pengaman lebur dan sakelar arus maksimal (kotak

sikering). Alat-alat ini umumnya digunakan untuk :

1. Mengamanan hantaran, aparatur dan motor listrik terhadap beban lebih.

2. Mengamankan terhadap hubung singkat antar fasa dan netral serta terhadap

hubungan singkat aparatur dan motor listrik.

3. Pengamanan terhadap hubung singkat dengan badan mesin atau aparatur.

Tiap sekring mempunyai kegunaan atau jenis tersendiri, berikut adalah spesifikasi

sekring dengan kode warna serta kekuaan pemutus arus (survey pasar) :

a. Merah muda : 2 A

b. Coklat : 4 A

c. Hijau : 6 A

d. Merah : 10 A

e. Abu – abu : 16 A

f. Biru : 20 A

g. Kuning : 25 A

h. Hitam : 35 A

i. Putih : 50 A

j. Merah tembaga : 65 A

Page 14: Dasar Teori Bengkel III

8. MCB 3 fasa

Berfungsi sebagai sistem proteksi dalam instalasi listrik bila terjadi beban lebih

dan hubung singkat arus listrik ( 3fasa).

Berdasarkan penggunaan dan daerah kerjanya, MCB dapat digolongkan menjadi

lima jenis ciri yaitu :

- Tipe Z (rating dan breaking capacity kecil) Digunakan untuk pengaman

rangkaian semikonduktor dan trafo-trafo yang sensitive terhadap tegangan.

- Tipe K (rating dan breaking capacity kecil) Digunakan untuk mengamankan

alat-alat rumah tangga.

- Tipe G (rating besar) untuk pengaman motor.

- Tipe L (rating besar) untuk pengaman kabel atau jaringan.

- Tipe H untuk pengaman instalasi penerangan bangunan.

Adapun tipe MCB menurut triping class, yaitu MCB dibagi menjadi tiga tipe

yaitu tipe B, tipe C dan Tipe D.

Kurva triping class:

Page 15: Dasar Teori Bengkel III

9. MCB 1 fasa

Sebagai pengaman hubung singkat dan pengaman beban lebih pada rangkaian

instalasi listrik 1 fasa.

10. Terminal

Line up terminal adalah sebagai tempat penyambungan kabel dari sumber di

hubungkan pada titik – titik control dan daya yang diperlukan.

Sesuai dari ketentuan dari name plate. Pada name plate terminal ini menunjukkan

beberapa ketentuan dari berbagai Negara yang memiliki lembaga kelistrikan

internasional. Dimana penghantar yang di ijinkan untuk masuk pada terminal ini

adalah maksimum 2.5 mm2

Page 16: Dasar Teori Bengkel III

11. Kabel NYY

Pengahantar yang digunakan adalah NYA 1,5 mm2. Kabel NYA berinti tunggal,

berlapis bahan isolasi PVC, untuk instalasi luar/kabel udara. Kode warna isolasi ada

warna merah, kuning, biru dan hitam. Kabel tipe ini umum dipergunakan di

perumahan karena harganya yang relatif murah.

Lapisan isolasinya hanya 1 lapis sehingga mudah cacat, tidak tahan air (NYA

adalah tipe kabel udara) dan mudah digigit tikus. Agar aman memakai kabel tipe ini,

kabel harus dipasang dalam pipa/conduit jenis PVC atau saluran tertutup. Sehingga

tidak mudah menjadi sasaran gigitan tikus, dan apabila ada isolasi yang terkelupas

tidak tersentuh langsung oleh orang.

12. Kabel NYYHY

Kabel ini merupakan kabel tenaga yaitu penghantar yang berisolasi dan berselubung

PVC berurat 5 masing-masing berwarna merah-kuning-hitam-biru-hijau,

berpenghantar tembaga bulat pejal dengan luas penampang 2,5 mm2. Kabel ini

digunakan untuk penyambungan atau penyaluran daya listrik dari panel instalasi ke

sumber di bengkel listrik atau untuk menghubungkan sumber kWh meter dengan

sumber dari PLN..

13. kWh meter

untuk menghitung besarpemakaian daya konsumen.

Page 17: Dasar Teori Bengkel III

14. lampu

Sebagai beban penerangan pada instalasi

Contoh beban lampu industri :

Lampu SON

Lampu TL

15. Kotak Panel

Kotak panel ini berfungsi sebagai tempat utama dalam penyaluran di jaringan.

Semua komponen akan terpiusat di panel ini. Pada panel akan terdapat beberapa profil.

Fungsi profil ini untuk penempatan komponen dalam panel, seperti saklar impuls,

fuse, line up terminal dan beberapa kabel yang tesusun rapi.

Page 18: Dasar Teori Bengkel III

Panel adalah susunan beberapa bidang yang membentuk suatu kesatuan bentuk dan

fungsi. Panel listrik merupakan tempat pengaturan pembagi dan pemutus aliran listrik.

Menurut PUIL 2000

6.2 Ketentuan umum

6.2.1 Penataan PHB

6.2.1.1 PHB harus ditata dan dipasang sedemikian rupa sehingga terlihat rapi dan

teratur, dan harus ditempatkan dalam ruang yang cukup leluasa.

6.2.1.2 PHB harus ditata dan dipasang sedemikian rupa sehingga pemeliharaan dan

pelayanan mudah dan aman, dan bagian yang penting mudah dicapai.

6.2.1.3 Semua komponen yang pada waktu kerja memerlukan pelayanan, seperti

instrumen ukur, tombol dan sakelar, harus dapat dilayani dengan mudah dan

aman dari depan tanpa bantuan tangga, meja atau perkakas yang tidak lazim

lainnya.

6.2.1.4 Penyambungan saluran masuk dan saluran keluar pada PHB harus

menggunakan terminal sehingga penyambungannya dengan komponen dapat

dilakukan dengan mudah,teratur dan aman. Ketentuan ini tidak berlaku bila

komponen tersebut letaknya dekat saluran keluar atau saluran masuk.

6.2.1.5 Terminal kabel kendali harus ditempatkan terpisah dari terminal saluran daya.

6.2.1.6 Beberapa PHB yang letaknya berdekatan dan disuplai oleh sumber yang sama

sedapat mungkin ditata dalam satu kelompok.

6.2.1.7 PHB tegangan rendah atau bagiannya, yang masing-masing disuplai dari

sumber yang berlainan harus jelas terpisah dengan jarak sekurang-kurangnya

5 cm.

Page 19: Dasar Teori Bengkel III

6.2.1.8 Komponen PHB harus ditata dengan memperhatikan keadaan di Indonesia

dan dipasang sesuai dengan petunjuk pabrik pembuat; jarak bebas harus

memenuhi ketentuan tersebut dalam 6.2.9.

6.2.1.9 Sambungan dan hubungan penghantar dalam PHB harus mengikuti ketentuan

dalam 7.11

6.2.2 Ruang pelayanan dan ruang bebas sekitar PHB

6.2.2.1 Di sekitar PHB harus terdapat ruang yang cukup luas sehingga pemeliharaan,

pemeriksaan, perbaikan, pelayanan dan lalulintas dapat dilakukan dengan

mudah dan aman.

6.2.2.2 Ruang pelayanan di sisi depan, lorong dan emper lalulintas yang dimaksud

dalam 6.2.2.1. di atas pada PHB tegangan rendah, lebarnya harus sekurang-

kurangnya 0,75 m, sedangkan tingginya harus sekurang-kurangnya 2 m (lihat

Gambar 6.2-1).

6.2.2.3 Jika di sisi kiri dan kanan ruang bebas yang berupa lorong terdapat instalasi

listrik tanpa dinding pengaman (dinding pemisah), lebar ruang bebas ini harus

sekurangkurangnya 1,5 m (lihat Gambar 6.2-1).

6.2.2.4 Pintu ruang khusus tempat PHB terpasang harus mempunyai ukuran tinggi

sekurang-kurangnya 2 m dan ukuran lebar sekurang-kurangnya 0,75 m (lihat

Gambar 6.2-1).

6.2.2.5 Dalam ruang sekitar PHB tidak boleh diletakkan barang yang mengganggu

kebebasan bergerak.

6.2.2.6 PHB harus dipasang di tempat yang jelas terlihat dan mudah dicapai. Tempat

itu harus dilengkapi dengan tanda pengenal seperlunya dan penerangan yang

cukup.

6.2.2.7 Dinding dan langit-langit ruang tempat PHB dipasang harus terbuat dari

bahan yang tidak mudah terbakar.

6.2.2.8 Untuk PHB terbuka tegangan rendah dengan rel telanjang melintang dalam

ruang bebas, tinggi rel tersebut di atas lantai lorong harus sekurang-

kurangnya 2,3 m.

6.2.3 Penandaan

Page 20: Dasar Teori Bengkel III

6.2.3.1 Di beberapa tempat yang jelas dan mudah terlihat pada sirkit arus PHB

dipasang pengenal yang jelas sehingga memudahkan pelayanan dan

pemeliharaan.

6.2.3.2 Tiap penghantar fase, penghantar netral dan penghantar atau rel pembumi

harus dapat dibedakan secara mudah dengan warna atau tanda sesuai dengan

7.2.

6.2.3.3 Untuk memudahkan pelayanan dan pemeliharaan, harus dipasang bagan sirkit

PHB yang mudah dilihat.

6.2.3.4 Terminal gawai kendali harus diberi tanda atau lambang yang jelas dan

mudah dilihat sehingga memudahkan pemeriksaan.

6.2.3.5 PHB yang ada gawai kendalinya harus dilengkapi dengan gambar beserta

penjelasan secukupnya.

6.2.3.6 Pada gawai kendali harus ada tanda pengenal dan keterangan yang jelas dan

mudah dilihat sehingga memudahkan pelayanan.

6.2.3.7 Pada PHB harus dipasang tanda-tanda yang jelas dan tidak mudah terhapus

sehingga terlihat pada kelompok mana perlengkapan disambungkan dan pada

terminal mana setiap fase dan netral dihubungkan.

16. Pipa PVC

Tabel 7.13-1 Faktor pengisian maksimum

Jumlah penghantar dalam pipa Faktor pengisian%

1 50

2 40

3 atau lebih 35

Faktor pengisian= Jumlah luas penampang seluruh penghantarLuas penampang dalam pipa

X 100 %

17. Sekrup

Page 21: Dasar Teori Bengkel III

STANDARD OPERATION PROCEDURE (SOP)

INSTALASI PENERANGANSOP Instalasi Penerangan

1. Membuat deskripsi rangkaian instalasi Penerangan.

2. Membuat gambar layout rangkaian instalasi Penerangan.

3. Membuat gambar single line diagram instalasi Penerangan.

4. Membuat wiring diagram instalasi Penerangan .

5. Membuat gambar kelompok beban instalasi Penerangan.

6. Menyiapkan komponen-komponen instalasi yang dibutuhkan sesuai.

7. Memeriksa kondisi alat dan bahan.

8. Memasang alat dan bahan pada dinding kerja sesuai gambar layout.

9. Merangkai komponen instalasi sesuai gambar rangkaian instalasi penerangan.

10. Melakukan Commisioning tanpa tegangan.

11. Melakukan pengujian tahanan isolasi pada rangkaian.

12. Melakukan Commisioning bertegangan.

13. Memeriksa urutan fasa R,S,T dengan Phase Indicator.

14. Memeriksa tegangan sumber.

15. Meminta persetujuan dari pengawas pekerjaan.

Menghubungkan & mengoperasikan rangkaian dengan beban