dasar teori batuan

32
GEOLOGICAL HANDBOOK Dasar-dasar klasifikasi batuan Dirangkum Oleh : MAULANA ARSYAD

Upload: alfred-steven

Post on 03-Jan-2016

846 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Dasar Teori Batuan

GEOLOGICAL HANDBOOK

Dasar-dasar klasifikasi

batuan

Dirangkum Oleh :

MAULANA ARSYAD

Page 2: Dasar Teori Batuan

Dasar Teori Batuan Beku

Batuan beku adalah batuan yang terbentuk sebagai

hasil pembekuan daripada magma. Magma adalah bahan cair

pijar didalam bumi, berasal dari bagian atas selubung bumi

atau bagian bawah kerak bumi, bersuhu tinggi (900-1300 ºC)

serta mempunyai kekuatan tinggi, bersifat mudah bergerak dan

cenderung menuju permukaan bumi.

Batuan beku terbagi 3 (tiga) yaitu : Batuan beku dalam,

adalah batuan beku yang terbentuk di dalam bumi sering pula

disebut batuan beku intrusi. Batuan beku luar adalah batuan

beku yang terbentuk dipermukaan bumi, sering disebut batuan

beku ekstrusi. Batuan beku hipabisal adalah batuan beku

intrusi yang dekat dengan permukaan, sering disebut batuan

gang atau batuan korok, atau sub vulcanic intrusion.

Warna pada batuan beku bervariasi dari yang berwarna

hitam, abu-abu sampai putih. Adapun warna ini sangat

dipengaruhi oleh komposisi dari batuan itu sendiri, apabila

terjadi pencampuran mineral maka warnanya merupakan

warna pencampuran mineral itu sendiri. Misalnya mineral

berwarna gelap dengan mineral berwarna terang, maka batuan

tersebut dapat menjadi hitam berbintik putih, atau putih bercak

hitam, atau abu-abu berbintik hitam tergantung dari dominan

dan tidaknya keberadaan mineral tersebut dalam batuan itu.

Dalam penamaan batuan beku secara megaskopis didasarkan

atas pengamatan :

a. Struktur

Beberapa struktur yang dapat dilihat dalam hand speciment :

1. Masif

Tidak menunjukan adanya lubang-lubang ataupun struktur

aliran.

Page 3: Dasar Teori Batuan

2. Vesikuler

Berlubang-lubang yang disebabkan oleh keluarnya gas

pada waktu pembekuan magma. Arah lubang-lubang itu

teratur, misal : pumis

3. Skoria

Berlubang-lubang, tetapi arah tidak teratur.

4. Amigdaloidal

Lubang-lubang gas yang kemudian terisi oleh mineral

sekunder (lazim mineral karbonat / silika)

5. Xenoliths

Struktur yang memperlihatkan adanya fragmen/pemecahan

batuan lain yang masuk dalam batuan yang mengintrusi.

6. Struktur aliran (Flow Structure)

Adapun struktur kristal penyusun (mikroskopis), diantaranya :

1. Zoning (normal, terbalik)

2. tumbuh bersama (intergrouth)

3. embayment

4. korosi

5. adsorbsi

b. Tekstur

Adalah keadaan erat hubungan antar mineral-mineral

sebagai bagian dari dan antara mineral-mineral dengan massa

gelas yang membentuk massa dasar dari batuan.

Pengamatan tekstur batuan beku meliputi 4 hal, yaitu :

1. Derajat kristalisasi/kristalinitas :

a. Holokristalin : apabila batuan terdiri dari massa

kristal seluruhnya

b. Holohyalin : apabila batuan terdiri dari massa

gelas seluruhnya

c. Hipokristalin : apabila batuan terdiri dari sebagian

massa kristal dan sebagian massa gelas.

2. Granularitas

Page 4: Dasar Teori Batuan

a. Fanerik (Fanerokristalin)

Apabila kristal-kristalnya jelas sehingga dapat

dibedakan dengan mata biasa.

- Halus : Diameter < 1 mm

- Sedang : Diameter 1 mm – 5 mm

- Kasar : Diameter 5 mm – 30 mm

- Sangat kasar : Diameter > 30 mm

b. Afanitik

Kristal-kristalnya sangat halus sehingga tidak

dapat dibedakan dengan pandangan mata biasa.

3. Bentuk kristal

Adalah sifat dari suatu kristal dalam batuan

a. Euhedral : apabila batas dari mineral adalah

bentuk asli dari bidang kristal.

b. Subhedral : apabila sebagian dari batas

kristalnya sudah tidak nampak lagi.

c. Anhedral :apabila mineral sudah tidak

mempunyai bidang kristal asli.

4. Hubungan antara kristal/relasi

Adalah hubungan antara kristal/mineral yang satu

dengan yang lain dalam batuan. Secara garis besar

dibagi menjadi dua yaitu :

a. Equigranular : bila secara relatif ukuran

kristal yang membentuk batuan berukuran sama

besar.

b. Inequigranular : bila ukuran butir kristalnya

yang membentuk batuan tidak sama besar.

Page 5: Dasar Teori Batuan

5. Komposisi mineral

Berdasarkan warna dibagi menjadi :

a. Mineral felsik

Yaitu mineral-mineral berwarna terang, terutama terdiri

dari mineral kuarsa, feldspar, feldspatid dan

muscovit.

b. Mineral mafik

Yaitu mineral-mineral berwarna gelap terutama

biotit, amphibol, piroksen, olivin.

c. Gelas atau kaca

adalah mineral yang tidak berbentuk kristal atau amorf

dengan demikian hasil pendinginan magma yang

sangat cepat dan hanya terjadi pasda batuan

beku luar atau batuan gunung aspi, sehingga

sering pula disebut sebagai kaca gunung api

(volcanic glass)

d. Essential mineral

Adalah mineral yang terbentuk langsung pada saat

pembekuan magma, berada dalam jumlah yane

melimpah sehingga kehadirannya sangat

menentukan dalam penamaan batuan

e. Accessory mineral

Adalah mineral yang terberntuk saat pembekuan

magma naum jumlah dan keberadaannya dalam

jumlah yang sedikit, sehingga kehadirannya tidak

menentukan dalam penamaan batuan

f. Secondary minerals

Adalah ubahan dari mineral primer sebagai hasil

kegiatan pelapukkan, reaksi hidrotermal, atau hasil

metamorfisme. Dengan demikian mineral ini tidak

aa hubungannya dalam pembekuan magama.

Page 6: Dasar Teori Batuan

Akan tetapi mineral iniakan memepengaruhi

batuan ubahan saja.

6. Penamaan atau klasifikasi batuan

Berdasarkan letak pembekuannya maka

batuan beku dapat dibagi menjadi batuan beku intrusi

dan ekstrusi. Batuan beku intrusi selanjutnya dapat

dibagi menjadi batuan beku intrusi dalam dan dekat

permukaan. Berdasarkan komposisi mineral

pembentuknya maka batuan beku dapat dibagi menjadi

empat kelompok, yaitu batuan beku ultramafik, batuan

beku mafik, batuan beku menengah dan batuan beku

felsik.

Temasuk batuan beku dalam ultramafik adalah

dunit, piroksenit, anortosit, peridotit, dan norit. Dunit

tersusun seluruhnya oleh mineral olivin, sedang

piroksenit oleh piroksen dan anortosit oleh plgioklas

basa. Peridotit terdiri oleh mineral olivin dan piroksen ;

norit secara dominan terdiri dari piroksen dan

plagioklas basa. Batuan beku ultra umumnya bertekstur

gelas atau vitrofirik dan disebut pikrit.

Batuan beku dalam mafik disebut gabro, terdiri

dari mineral olivin, piroksen dan plagioklas basa.

Sebagai batuan beku luar kelompok ini adalah Basalt.

Batuan beku dalam menengah disebut Diorit, tersusun

oleh piroksen, amphibol dan plagioklas menengah,

sedang batuan beku luarnya dinamakan Andesit.

Antara andesit dan basal ada nama batuan transisi

yang disebut Andesit Basltl. Batuan beku dalam agak

asam dinamakan Diorit Kuarsa, atau granudiorit,

sedangkan batuan beku luarnya disebut Dasit. Mineral

penyusun hampir mirip dengan atau andesit, tetapi

Page 7: Dasar Teori Batuan

ditambah kuarsa dan alkali feldsfar, sementara

plagioklasnya berangsur berubah ke asam. Apabila

alkali feldsfar dan kuarsanya semakin bertambah dan

plagioklasnya semakin asam sebagai batuan beku

dalam asam dinamakan Granit, sedang batuan beku

luarnya riolit. Di dalam batuan beku asam ini mineral

mafik yang mungkin hadir adalah biotit, muscovit, dan

kadang-kadang amphibol. Batuan beku dalam sangat

asam, dimana alkali feldsfar lebih banyak daripada

plagioklasnya adalah Sienit, sedang Pegmatit, hanya

tersusun oleh alkali feldsfar dan kuarsa. Batuan beku

yang tersusun oleh gelas saja disebut Obsidian, dan

apabila berstruktur perlapisan disebut Perlit

Nama-nama batuan beku tersebut di atas sering ditambah

dengan aspek tekstur, struktur, dan komposisi mineral.

Page 8: Dasar Teori Batuan

Dasar Teori Batuan Sedimen

Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk sebagai

hasil pemadatan endapan yang berupa bahan lepas. Hutton

(1875, dalam sanders,1981) menyatakan Sedimentary Rocks

are rock which are formed by the “turning to stone” of

sediments and that sediments, in turn are formed by the

breakdown of yet rocks. O`Dunn dan Sill (1986) menyebutkan

Sedimentary rocks are formed by the cosolidation of sediment :

loose materials delivered to the depositinal sites by water, wind,

glasiers, and lansides. They may also be created by orecipition

of CaCo3 , Silica, Salts and other materials from solution

(batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk oleh

konsolidasi sedimen, sebagai material lepas yang terangkut ke

lokasi pengendapan oleh air, angin, es dan longsoran gravitasi,

gerakan tanah atau tanah longsor. Batuan sedimen juga dapat

terbentuk oleh penguapan larutan kalsium karbonat, silika,

garam dan material lain. Menurut Tucker (1991), 70 % batuan

di permukaan bumi berupa batuan sedimen tetapi batuan itu

hanya 2 % dari volume seluruh kerak bumi. Ini berarti batuan

sedimen tersebar sangat luas di permukaan bumi, tetapi

ketebalannya relatif tipis.

Klasifikasi umum:

Pettijohn (1975), O`Dunn & Sill ( 1986)

membagi batuan sedimen berdasar teksturnya menjadi dua

bagian, yaitu batuan sedimen klastik dan batuan sedimen non

klastik. Batuan sedimen klastik adalah batuan sedimen yang

terbentuk sebagai hasil pengerjaan kembali terhadap batuan

yang telah ada. Sedangkan batuan non klastik adalah batuan

sedimen yang terbentuk sebagai hasil penguapan suatu

larutan, atau pengendapan material di tempat itu juga (insitu).

Page 9: Dasar Teori Batuan

Sanders (1981) dan Tucker (1991),

membagi batuan sedimen menjadi :

1. Batuan sedimen Detritus (Klastik)

2. Batuan sedimen Kimia

3. Batuan sedimen organik, dan

4. Batuan sedimen klastik gunung api

Batuan sedimen jenis keempat itu adalah batuan sedimen

bertekstur klastik dengan bahan penyusun utama berasal

dari gunung api.

Graha (1987) membagi batuan sedimen menjadi 4 kelompok

juga yaitu:

1. Batuan sedimen detritus (klastik/mekanis)

2. Batuan sedimen batubara (organik/tumbuh-tumbuhan)

3. Batuan sedimen silika

4. Batuan sedimen karbonat

Batuan sedimen jenis yang kedua diatas adalah termasuk

dari jenis sedimen non klastika sedangkan yang ketiga dan

yang keempat biasa merupakan sedimen klastika dan non

klastika.

Berdasarkan komposisi mineral penyusunnya batuan sedimen

klastika dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu :

1. Batuan sedimen Silisiklastika, adalah batuan sedimen

klastika dengan mineral penyusun utamanya adalah

kuarsa maupun felspar

2. Batuan sediment klastika gunung api adalah batuan

sedimen dengan mineral penyusunnya terdiri dari hasil

aktifitas gunung api

3. Batuan sediment klastika karbonat atau yang sering

disenut batugamping adalah batuan sedimen dengan

komposisi karbonat (kalsita)

Page 10: Dasar Teori Batuan

Warna Batuan Sedimen Klastika

Demikian pula dengan batuan beku batuan sedimen memiliki

warna yang bervariasi. Pada umumnya batuan sedimen

berwarna cerah, putih, kuning, atau abu-abu terang, gelap,

abu-abu gelap sampai berwarna hitam.

Kekompakkan

Proses pemadatan dan pengompakkan dari bahan lepas

(endapan) menuju batuan sedimen disebut genesa atau

diagenesa. Proses diagenesa ini biasa terjadi pada suhu dan

tekanan atmospherik sampai 300 C dan tekanan 1 – 2 kilobar,

berlangsung saat sedimen mengalami penguburan hingga

terangkat dan kemudian tersingkap kembali di permukaan.

Berdasarkan hal tersebut maka terdapat 3 (tiga) macam jenis

diagenesa :

1. Diagenesa Eogenik yaitu diagenesa yang terjadi pada

awal proses dimana sedimen dibawa air.

2. Diagenesa mesogenik yaitu diagenesa yang dialami pada

saat mengalami penguburan semakin dalam.

3. Diagenesa telogenik yaitu diagenesa yang terjadi pada

saat sedimen tersebut tersingkap kembali diperrmukaaan

oleh karena pengangkatan atau tektonik.

Akibat bermacam-macamnya diagenesa tersebut maka

akhirnya berbeda-beda pula derajat kekompakkan suatu

sediment atau batuan sediment, yang mana dapat dibedakan

menjadi :

Bahan agak lepas (Loose material) adalah masih berbentuk

endapan lepas atau sedimen

Padu (Indurrated), pada tingkat ini konsolidasi material

terjadi dalam kondisi kering, padat tetapi akan terurai

apabila dimasukkan kedalam air.

Page 11: Dasar Teori Batuan

Agak kompak (Masif), pada tingkat ini masih terdapat

butiran atau fragmen yang dapat dilepas dengan tangan

atau kuku jari manusia.

Kompak (Hard), butiran ini sudah tidak dapat dilepas

dengan tangan atau kuku jari manusia.

Sangat kompak (Very Hard), biasanya sudah mengalami

rekristalisasi.

Didalam pemerian batuan sedimen secara megaskopis

faktor yang perlu diperhatikan antara lain :

a. Komposisi

1. Fragmen

Adalah butiran pembentuk batuan yang berukuran paling

besar. Fragmen dapat berupa butiran mineral atau,

batuan atau fosil.

2. Matrik

Adalah bagian dari butiran pembentuk batuan yang

berukuran kecil dari fragmen. Biasanya berkomposisi

sama dengan fragmen.

3. Semen

Adalah bahan pengikat antara matrik dan fragmen.

Dalam batuan sedimen klastik dikenal ada 3 yaitu :

Karbonat : Kalsit, Dolomit

Silikat : Kalsedon, Kuarsa

Oksida besi : Hematit, Limonit

Page 12: Dasar Teori Batuan

b. Tekstur

1. Ukuran Butir (grain size)

Ukuran butir digunakan dalam Skala Wentworth, yaitu :

2. Derajat pemilahan (Sortation)

a. Pemilahan baik, bila ukuran butir didalam batuan

biasanya terjadi pada batuan sedimen dengan

kemas tertutup.

b. Pemilahan sedang (Moderatly Sorted)

c. Pemilahan buruk (Poorly Sorted), bila ukuran butir di

dalam batuan sedimen sangat beragam, dari halus

hingga kasar. Hal ini biasanya terdapat pada batuan

sedimen dengan kemas terbuka.

3. Derajat kebundaran (Roundness)

Berdasarkan kebundaran atau keruncingan butir

sedimen maka ada 5 tingkatan, (Pettijohn,1987), yaitu :

a. Sangat meruncing (sangat menyudut) (very angular)

b. Meruncing / menyudut (angular)

c. Meruncing / menyudut tanggung (subangular)

Ukuran butir Nama butiran Nama Batuan

Ø > 256 Boulder/block Breksi

(bentuk/kebundaran

butiran meruncing)

64 - 256 Cobble (kerakal) Konglomerat

(bentuk/kebundaran

butiran membulat)

2 - 4 Granule

1/16 - 2 Sand (pasir) Batupasir

1/16 – 1/256 Silt (lanau) Batulanau

Ø < 256 Clay (lempung) Batulempung

Page 13: Dasar Teori Batuan

d. Membundar / menbulat tanggung (subrounded)

e. Membundar / membulat (rounded)

f. Sangat membundar / membulat (well rounded)

4. Tekstur Permukaan

a. Kasar, bila pada permukaan butir terlihat meruncing

dan terasa tajam. Tekstur permukaan kasar

biasanya dijumpai pada butir dengan tingkat

kebundaran sangat meruncing hingga meruncing.

b. Sedang, jika permukaan butirnya agak meruncing

sampai agak rata. Tekstur ini terdapat pada butir

dengan tingkat kebundaran meruncing tanggung

hingga membulat tanggung.

c. Halus, bila pada permukaan butir sudah halus dan

rata. Hal ini mencerminkan proses abrasi

permukaan butir yang sudah lanjut pada saat

mengalami transportsasi. Dengan demikian butiran

sedimen yang mempunyai tekstur permukaan halus

terjadi pada kebundaran sampai sangat angular.

5. Kemas (Febrik)

a. Kemas tertutup, bila butiran fragmen di dalam

batuan sedimen saling bersentuhan atau

bersinggungan atau berhimpitan, satu sama lain

apabila ukuran butir ada dua macam (besar dan

kecil), maka disebut bimodal clast supported. Tetapi

bila ada tiga macam atau lebih disebut polymodal

clast supported.

b. Kemas terbuka, bila butiran fragmen tidak saling

bersentuhan, karena diantaranya terdapat material

yang lebih halus disebut matrik.

Page 14: Dasar Teori Batuan

6. Porositas

Porositas adalah tingkatan banyaknya lubang rongga

atau pori-pori di dalam batuan. Batuan dikatakan

mempunyai porositas tinggi apabila pada batuan itu

banyak dijumpai lubang (vesicles). Sebaliknya, batuan

dikatakan mempunyai porositas rendah apabils

kenampakannya kompak, padat atau tersemen dengan

baik sehingga sedikit sekali atau bahkan tidak

mempunyai pori-pori.

7. Permeabilitas

Permeabilitas adalah kemampuan batuan meluluskan

air.

a. Permeable (lulus air), jika batuan tersebut dapat

meluluskan air, yaitu :

1. Bahan lepas, atau terkompaksi lemah, biasanya

berbutir pasir atau lebih kasar.

2. Batuan dengan porositas tinggi, lubang-

lubangnya saling berhubungan.

3. Batuan mempunyai pemilahan yang baik, kemas

tertutup, dan ukuran butir pasir atau lebih kasar.

4. Batuan yang pecah-pecah atau mempunyai

banyak retakan/rekahan.

b. Impermeable (tidak lulus air), jika batuan itu tidak

mempunyai kelulusan air, yaitu :

1. Batuan berporositas tinggi, tetapi lubangnya

tidak saling berhubungan.

2. Batuan mempunyai pemilahan buruk, tetapi

kemas terbuka, ukuran butir lanau-lempung.

3. Batuan bertekstur non klastik atau kristalin,

masif, kompak dan tidak ada rekahan.

Page 15: Dasar Teori Batuan

Secara praktis megaskopis, suatu batuan

mempunyai tingkat kelulusan tinggi apabila

dipermukaan diteteskan air maka air segera

meresap.

8. Struktur sedimen

a. Struktur di dalam batuan (Features whithin strata)

1. Struktur perlapisan (Planar atau Stratifikasi) jika

tebal perlapisan 1 cm disebut struktur laminasi.

2. Struktur perlapisan silang-siur (Cross

Bedding/Croos Lamination)

3. Struktur perlapisan pilihan (Gradded Bedding)

- Normal, jika butiran besar di bawah ke atas

semakin halus.

- Terbalik (Inverse), jika butiran di bawah dan

ke atas semakin kasar.

b. Struktur Permukaan (Surface Features)

1. Riffles (gelembur gelombang atau current riple

marks).

2. Cetakan kaki binatang (footprints of various

walking animals)

3. Cetakan jejak binatang melata (tracks and trail of

crowing animals)

4. Rekahan lumpur (mud cracks, polygonal cracks)

5. Gumuk pasir ( dimes, antidumes)

c. Struktur Erosi (Erosional Sedimentary Structures)

1. Alur/galur (flute marks, groove marks, linear

ridges)

2. Impact marks (bekas tertimpa butiran fragmen

batuan atau fosil)

3. Saluran dan cekungan gerusan (channels and

scours)

Page 16: Dasar Teori Batuan

4. Cekungan gerusan dan pengisisan (scours &

fills)

Penamaan batuan yang meliputi warna, tekstur,

struktur dan komposisi. Pembagian batuan sedimen

silisik klastik, umumnya berdasar ukuran butir,

ditambah dengan bentuk butir, struktur dan komposisi,

yaitu :

1. Rudit (0-2 mm), termasuk breksi (fragmen

meruncing), konglomerat (fragmen membulat).

Apabila komposisi fragmen batuan secara

megaskopik dapat diamati, maka penamaan

tambahan dapat diberikan berdasarkan komposisi

utama fragmen batuan tersebut. Misalnya breksi

andesit, breksi batuapung, konglomerat kuarsa.

2. Arenit, adalah batuan sedimen berbutir pasir

(batupasir) penamaan batupasir ini dapat

ditambahkan berdasarkan kenampakan struktur

sedimen (contoh batupasir berlapis, batupasir

silang-siur), atau komposisi penyusun utamanya,

misalnya batupasir kuarsa.

3. Latit, terdiri dari batulempung, batulanau, serpih,

batu lempung berbutir lempung, batulanau berbutir

lanau. Serpih adalah batulempung atau batulanau

berstruktur laminasi.

Page 17: Dasar Teori Batuan

Untuk batuan karbonat bertekstur klastik :

1. Kalsirudit, adalah breksi atau konglomerat dengan

fragmen batugamping

2. Kalkarenit, adalah batupasir yang tersusun oleh

mineral karbonat.

3. Kalsilutit, adalah batu gamping klastis berbutir

halus (lanau-lempung)

Untuk batugamping bertekstur nonklastik, cukup

diberi nama batugamping nonklastik. Apabila di dalam

batugamping banyak mengandung fosil maka dapat

disebut batugamping berfosil. Sedangkan batuan

karbonat yang sudah tersusun oleh kristal kalsit atau

dolomit disebut batugamping kristalin. Napal adalah

terminologi untuk batuan sedimen berbutir lanau dan

lempung, tersusun oleh bahan silisiklastik dan

karbonat. Untuk batuan klastika gunung api, tata

namanya mengikuti batuan piroklastika yang telah

dijelaskan, yaitu terdiri tuf (halus dan kasar), batulapili,

breksi gunung api dan aglomerat.

Berdasarkan data pemerian batuan tersebut di

atas, maka secara genesa dapat diinterpretasikan

mengenai :

1. Asal-usul atau sumber batuan sedimen

2. Energi pengangkut

3. Lingkungan pengendapan

4. Diagenesa dan lain-lain

Page 18: Dasar Teori Batuan

Dasar Teori Batuan Piroklastika

Batuan piroklastika adalah batuan yang berasal dari

letusan gunung api, sehingga merupakan hasil pembekuan dari

bahan-bahan hamburan atau pecahan magma yang

dilontarkan dari dalam bumi ke permukaan. Itulah sebabnya

mengapa dinamakan piroklastika atau berasal dari kata “firo”

yang berarti api (karena dihamburkan keudara selalu dalam

keadaan membara) dan klastika yang berarti pecahan. Dengan

demikian, pada prinsipnya batuan piroklastika adalah batuan

yang bertekstur klastika, hanya saja pada proses

pengendapannya batuan piroklastika ini mengikuti hukum-

hukum didalam proses pembentukkan batuan sedimen.

Misalnya batuan piroklastika ini diangkut oleh air atau angin

dan membentuk struktur-struktur sedimen, sehingga

kenampakkan fisik seluruh batuannya seperti batuan sedimen.

Bom gunung adalah klastika batuan gunung api yang

mempunyai struktur pendinginan yang terjadi pada saat

magma dilontarkan dan membeku secara cepat diudara atau

air di bagian permukaan bumi. Salah satu struktur yang sangat

khas adalah struktur kerak roti (Bread Crust Structure),

bentuk ini umumnya membulat, akan tetapi ini akan sangat

dipengaruhi oleh tingkat keenceran magma yang dilontarkan.

Semakin encer magma yang dilontarkan dari dalam bumi,

maka material tersebut akan sangat terpengaruh efek puntiran

pada saat magma dilontarkan, sehingga bentuknya akan

sangat bervariasi. Selain itu karena adanya pengeluaran gas

dari material magmatik panas tersebut, maka pada batuan

beku gunung api juga terbentuk struktur serta tekstur gelasan

dan kasar pada permukaannya.

Bom gunung api berstruktur vesikuler didalamnya

bersifat kaca dan ringan maka akan disebut sebagai

Page 19: Dasar Teori Batuan

Batuapung (Pumis). Batuapung ini umumnya berwarna terang

putih atau kekuningan, tetapi ada juga yang berwarna merah

daging, coklat dan bahkan sampai hitam. Batuapung umumnya

dihasilkan pada letusan besar atau kuat dengan komposisi

asam hingga menengah serta relative kental.

Bom gunung api juga berstruktur vesikuler tetapi idak

memiliki serat-serat kaca, bantuknya melingkar, elips atau

seperti rumah lebah disebut dengan scoria (Scoriaceous).

Bom gunung api jenis ini umumnya berwarna merah , coklat

sampai hitam, memiliki sifat yang lebih berat dari batuapung

dan dihasilkan oleh gunung api lemah berkomposisi basa serta

relatif lebih encer.

Bom gunung api berwarna hitam, dengan struktur

masif, sangat khas berstruktur gelasan, kilap kaca dan memiliki

pecahan konkoidal (seperti botol pecah) maka dinamakan

obsidian.

Blok atau bongkah gunung api dapat merupakan bom

gunung api yang bentuknya meruncing, permukaan halus

gelasan sampai hipokristalin dan tidak terlihat adanya struktur

pendinginan. Bom dan blok gunung api yang berasal dari

pembekuan magma secara langsung tersebut disebut sebagai

bahan magmatik primer, material essential atau jouvenile,

selain itu blok ini juga dapat merupakan pecahan batu dinding

(batuan gunung api yang terbakar lebih dulu, sering disebut

bahan aksessori) atau fragmen non gunung yang terlontar

pada saat letusan (bahan aksidental).

Berdasarkan komposisi penyusunnya tuff dapat dibagi

menjadi tuff gelas, tuff kristal dan tuff lithic. Apabila komponen

yang dominan dari masing-masing berupa gelas atau kaca,

kristal dan fragmen batuan. Tuff dapat dibagi menjadi tuff

basalt, tuff andesit, tuff dasit dan tuff riolit, sesuai klasifikasi

batuan beku.

Page 20: Dasar Teori Batuan

Apabila klastikanya tersusun oleh fragmen batuapung

atau scoria dapat juga disebut dengan tuff batuapung atau tuff

skoria. Demikian halnya dengan aglomerrat batuapung,

aglomerat scoria, breksi batuapung, breksi scoria, batulapilli

batuapung dan batulapili scoria.

Klasifikasi batuan Piroklastika

Ukuran

Butir

Nama Butiran Nama

Batuan

> 64 mm Bongkah / blokgunung api Aglomerat

2 – 64 mm Lapilli Batulapilli

1 – 2 mm Abu gunung api (coarsed) Tuff kasar

< 1 mm Abu gunung api halus Tuff halus

Page 21: Dasar Teori Batuan

Dasar Teori Batuan Sedimen Karbonat

Batuan sedimen karbonat adalah batuan sedimen

yang komposisi dominannya ( lebih dari 50 % ) terdiri dari

mineral-mineral atau garam-garam karbonat, yang dalam

prakteknya secara umum meliputi batugamping maupun

dolomite. Proses pembentukkannya dapat terjadi secara insitu

maupun merupakan hasil dari larutan yang mengalami proses

kimia ataupun biokimia dimana organisme turut berperan, yang

mana dapat terjadi dari rombakkan butiran yang mengalami

transportasi secara mekanis dan diendapkan ditempat lain dan

dapat pula terjadi akibat proses diagenesa batuan karbonat

yang lain. Seluruh proses tersebutnya berlangsung pada

lingkungan air laut, jadi praktis terbebas daripada detritus asal

darat.

Komposisi mineralogi batuan sedimen karbonat yaitu :

Aragonit, CaCO3 (kalsit), dolomite (CaMg(CO3)2), serta

beberapa mineral lain seperti siderite, ankerit, rodokrosit dll.

Adapun komponen butiran yang dijumpai sebagai penyusun

batuan karbonat terbagi dalam :

Jenis batuan karbonat :

Butiran kerangka “Skeletal Grain”

Butiran rombakkan “Detrital Grain”

Lumps

Butiran berlapis konsentris “Coated Grains”

Semen

Komponen karbonat berupa kristal kalsit, jenis ukuran

0,02 – 1 mm, yang dikenal sebagai sparit

Page 22: Dasar Teori Batuan

Lumpur karbonat

Partikel karbonat, keruh kecoklatan, ukuran lebih dari 4

mikron, dikenal sebagai mikrit (terbentuk secara mekanik

atau kimiawi selama sedimentasi).

Batuan sedimen karbonat klastik

Adalah batugamping yang terbentuk dari pengendapan

kembali detritus batugamping asal. Contoh :

1. Kalsirudit, adalah breksi atau konglomerat dengan

fragmen batugamping

2 Kalkarenit, adalah batupasir yang tersusun oleh mineral

karbonat.

3 Kalsilutit, adalah batu gamping klastis berbutir halus

(lanau-lempung)

Deskrifsi pada batuan sedimen karbonat klastika pada

dasarnya hampir sama dengan batuan sedimen klastika,

yaitu meliputi tekstur, komposisi mineral dan struktur.

1. Tekstur

Sama dengan pemerian pada batuan sedimen klastik,

hanya berbeda istilahnya saja, meliputi

Nama Butir Ukuran Butir

Rudite_______________________________ 1

Arenite_______________________________ 0,062

Ludite _______________________________

2. Struktur

Hampir sama dengan batuan sedimen klastika.

3. Komposisi

Juga terdapat pemerian fragmen, matrik, semen, hanya

berbeda istilahnya saja (Folk, 1954), komposisi ini

meliputi :

Page 23: Dasar Teori Batuan

Allochem

Merupakan fragmen yang tersusun oleh kerangka atau

butiran

butiran klastik dari hasil abrasi batugamping yang

sebelumnya ada.

Macam-macam Allochem :

Kerangka organisme (skeletal) : merupakan

fragmen yang terdri atas cangkang-cangkang

binatang atau kerangka hasil pertumbuhan.

Interclast : merupakan fragmen yang terdiri atas

butiran-butiran dari hasil abrasi batugamping

yang sebelumnya telah ada.

Pisolit : merupakan butiran-butiran oolit dengan

ukuran lebih besar dari 2 mm.

Pellet : merupakan fragmen yang menyerupai

oolit tetapi tidak menunjukkan adanya

struktur konsentris.

Mikrit

Merupakan agregat halus berukuran 1-4 mikron,

merupakan kristal-kristal karbonat yang terbentuk

secara biokimia atau kimiawi langsung dari presipitasi

air laut dan mengisi rongga antar butir.

Sparit

Merupakan semen yang mengisi ruang antar butir

dan rekahan, berukuran butir halus (0,02-0,1 mm),

dapat terbentuk langsung dari sedimen secara insitu

atau dari rekristalisasi mikrit.

Page 24: Dasar Teori Batuan

Batuan Sedimen Karbonat Non Klastik

Adalah batugamping yang terbentuk dari hasil

proses-proses kimiawi maupun organik. Umumnya

bersifat mono mineral. Dapat dibedakan atas :

- hasil biokimia : Bioherm, biostrome

- hasil larutan kimia : travertine, tufa

- hasil replacement : batugamping fosfat,

batugamping dolomite,

batugamping silikat dan

lainnya

Batuan sedimen karbonat non klastik adalah batuan

sedimen yang terbentuk dari penguapan suatu larutan

atau pengendapan material ditempat itu juga (insitu).

Proses pembentukan sedimen kelompok ini dapat secara

kimiawi, biologi/organik maupun kombinasi diantara

keduanya (biokimia), secara kimia endapan terbentuk

sebagai hasil reaksi kimia, misalnya CaO + CO2 ---------

>>> CaCO3. Secara organik adalah pembentukkan

sedimen oleh aktivitas binatang atau tumbuh-tumbuhan.

Sebagai contoh pembentukkan rumah binatang laut

(karang), terkumpulnya cangkang binatang (fosil), atau

terkuburnya kayu-kayuan sebagai akibat dari penurunan

daratan yang berubah menjadi laut.

Untuk batugamping bertekstur nonklastik, cukup diberi

nama batugamping nonklastik. Apabila di dalam

batugamping banyak mengandung fosil maka dapat

disebut batugamping berfosil. Sedangkan batuan karbonat

yang sudah tersusun oleh kristal kalsit atau dolomit

disebut batugamping kristalin. Napal adalah terminologi

untuk batuan sedimen berbutir lanau dan lempung,

tersusun oleh bahan silisiklastik dan karbonat.

Page 25: Dasar Teori Batuan

Dasar Teori Batuan Metamorf

Metamorfosa (perubahan bentuk) adalah proses

rekristalisasi di dalam kerak bumi (3-20 km) yang

keseluruhannya atau sebagian besar terjadi dalam keadaan

padat, yakni tanpa melalui fase cair, sehingga terbentuk

struktur dan mineralogi baru akibat pengaruh temperatur (200-

650 ºC) dan tekanan (P) yang tinggi.

Batuan metamorf adalah batuan yang berasal dari

batuan induk, bisa batuan beku atau batuan sedimen dan

batuan metamorf itu sendiri.

Menurut H.G.F Winkler, 1967. metamorfisme adalah

proses-proses yang mengubah mineral suatu batuan pada fase

padat karena pengaruh atau response terhadap kondisi fisika

dan kimia didalam kerak bumi, dimana kondisi kimia dan fisika

tersebut berbeda dengan kondisi sebelumnya. Proses-proses

tersebut tidak termasuk pelapukan dan diagenesa.

Suatu batuan mungkin mengalami beberapa

perubahan lingkungan sesuai dengan waktu yang dapat

menghasilkan batuan polimetamorf, sifat-sifat yang mendasar

dari perubahan batuan metamorfik didalam batuan akan kurang

berarti pada tahapan ini. Perubahan tersebut adalah isokimia

yang terdiri dari distribusi ulang elemen-elemen local dan

volatile diantara mineral-mineral yang sangat reaktif.

Pendekatan umum untuk menggambarkan batas antara

diagenesa dan metamorfisme adalah menentukan batas bawah

metamorfisme sebagai kenampakkan pertama mineral yang

tidak secara normal didalam sedimen-sedimen permukaan,

seperti epidot dan muskovit.

Masing masimg mineral pada batuan metamorf

terbentuk pada temperatur dan kondisi yang berbeda satu

sama lain. Namun secara umum terjadi pada temperatur kira-

Page 26: Dasar Teori Batuan

kira 150 ºC atau lebih tinggi. Dan disertai oleh tekanan

Lithostatik 500 bar.

Struktur pada batuan metamorf terbagi atas :

1. Struktur Foliasi

Yaitu struktur yang ditunjukan oleh adanya

penjajaran mineral penyusun batuan. Struktur ini

meliputi :

a. Struktur Slatycleavage

Peralihan dari sedimen yang berubah ke

metamorf, merupakan derajat rendah dari

lempung. Mineral-mineralnya berukuran halus

dan kesan kesejajarannya halus sekali, dengan

memperlihatkan belahan-belahan yang rapat

dimana mulai terdapat daun-daun mika halus.

b. Struktur Filitik (Phylitic)

Struktur ini hampir mirip dengan struktur

slatycleavage hanya mineral dan kesejajaran

sudah mulai agak kasar. Derajat metamorfosa

lebih tinggi dari slate, dimana daun-daun mika

dan klorit sudah cukup besar, berkilap sutera

dan pada pecahan-pecahannya.

c. Struktur Skistosa (schistosity)

Adalah struktur dimana mineral pipih (biotit,

muscovit, felsfar) lebih dominan dibanding

mineral batuan/butiran. Struktur ini biasanya

dihasilkan oleh proses metamorfosa regional,

sangat khas adalah kepingan-kepingan yang

jelas dari mineral-mineral pipih seperti mika,

talk, klorit, dan mineral-mineral yang bersifat

serabut. Derajat metamorfosa lebih tinggi dari

filit, karena mulai adanya mineral-mineral lain

disamping mika.

Page 27: Dasar Teori Batuan

d. Struktur Gnesosa (Gneissic)

Struktur dimana jumlah mineral-mineral yang

granular relatif banyak dari mineral-mineral

pipih, mempunyai sifat banded dan mewakili

metamorfosa regional derajat tinggi. Terdiri dari

mineral-mineral yang mengingatkan pada

batuan beku seperti kuarsa, feldsfar dan mafic

mineral.

2. Struktur Non Foliasi

a. Struktur Hornfelsik

Dicirikan adanya butiran-butiran yang

seragam, terbentuk pada bagian dalam

daerah kontak sekitar tubuh batuan beku.

Pada umumnya merupakan rekristalisasi

batuan asal, tidak ada foliasi, tetapi batuan

halus dan padat.

b. Struktur Milonitik

Struktur yang berkembang karena adanya

penghancuran batuan asal yang mengalami

metamorfosa dinamo, batuan berbutir halus

dan liasinya ditunjukan, oleh adanya orientasi

mineral yang berbentuk lentikular terkadang

masih menyimpan lensa batuan asalnya.

c. Struktur Kataklastik

Struktur ini hampir sama dengan struktur

milonit hanya butirannya yang lebih kasar.

d. Struktur Pilonitik

Struktur ini menyerupai Milonit tetapi

butirannya relatif lebih kasar dan struktur

mendekati tipe filitik.

e. Struktur Flaser

Page 28: Dasar Teori Batuan

Seperti struktur kataklastik dimana struktur

batuan asal yang berbentuk lensa tertanam

pada masa dasar milonit.

f. Struktur Auger

Seperti struktur flaser, hanya lensa-lensanya

terdiri dari butir feldsfar dalam massa dasar

yang halus.

g. Struktur Granulose

Struktur ini hampir sama dengan hornfelsik,

hanya ukuran butir tidak sama besar.

h. Struktur Liniasi

Struktur yang diperlihatkan oleh adanya

kumpulan mineral yang terbentuk seperti

jarum (Fibrous).

Tekstur pada batuan metamorf terbagi, yaitu :

1. Tekstur Kristaloblastik

Tekstur yang terjadi pada saat tumbuhnya

mineral dalam suasana padat (tekstur batuan tidak

nampak lagi) dan bukan mengkristal dalam suasana

cair. Karena itu kristal yang terjadi disebut Blastos.

a. Lepidoblastik

Tekstur batuan metamorf yang didominasi oleh

mineral-mineral pipih dan memperlihatkan

orientasi sejajar, seperti mineral-mineral biotit,

muscovit.

b. Granublastik

Tekstur pada batuan metamorf yang terdiri dari

mineral-mineral yang membentuk butiran

seragam, seperti kuarsa, kalsit, dan

sebagainya.

c. Nematoblastik

Page 29: Dasar Teori Batuan

Terdiri dari mineral berbentuk prismatik

menjarum yang memperlihatkan orientasi

sejajar, seperti mineral amphibol, piroksen, dan

lain-lain.

d. Porpiroblastik

Tekstur pada batuan metamorf dimana suatu

kristal besar (fenokris) tertanam dalam massa

dasar yang relatif halus. Identik dengan

porpiritik pada batuan beku.

e. Idioblastik

Tekstur pada batuan metamorf dimana bentuk

mineral-mineral penyusunnya euhedral.

f. Xenoblastik

Tekstur pada batuan metamorf dimana bentuk

mineral-mineral penyusunnya anhedral.

2. Tekstur Palimpses

Merupakan tekstur sisa dari batuan asal yang

umum dijumpai pada batuan metamorf. Tekstur ini

meliputi :

a. Blastoporfiritik

Suatu tekstur sisa dari batuan asal yang

bertekstur porfiritik.

b. Blastopsefit

Suatu tekstur sisa dari batuan sedimen yang

ukuran butirnya lebih besar dari pasir.

c. Blastopsamit

Sama dengan blastopsefit, hanya saja

ukurannya butir sama dengan pasir.

d. Blastopellite

Tekstur sisa dari batuan sedimen yang

berukuran butir lempung (Pellite).

Page 30: Dasar Teori Batuan

Secara megaskopis sulit untuk

mendiskripsi atau menentukan komposisi mineral

batuan metamorf, namun kita tetap dituntut untuk

dapat menentukan komposisi mineralnya, yang

dapat dipelajari. Pada hakekatnya komposisi

batuan metamorf dapat dibagi dalam 2 golongan,

yaitu :

1. Mineral Stress

Adalah mineral yang stabil dalam kondisi

tekanan dimana mineral ini dapat berbentuk

pipih atau tabular, prismatik, maka mineral

tersebut akan tumbuh tegak lurus terhadap

arah gaya. Sebagai contoh :

Mika Zeolite Tremolit-Actinolit

Glaukolan Hornblende Claurite

Serpentin Epidote Silimanit

Staurite Kyanit Antopilit

2. Mineral Anti Stress

Adalah suatu mineral yang terbentuk bukan

dalam kondisi tekanan dimana biasanya

berbentuk equidimensional, sebagai contoh :

Kwarsa Kalsit Feldsfar

Koordierit Garnet

Page 31: Dasar Teori Batuan

Hubungan antar struktur dan tekstur batuan metamorf :

Nama Sturuktur Tekstur

Slate/batusabak Slatycleavage Lepidoblastik

Phyllit Phylltic Lepidoblastik

Sekis Sekistosa Lepidoblastik

Gneis Gneisik Granoblastik

Marmer Granolosa Granoblastik/Blastopsamit

Asbes Liniasi Nematoblastik

Contoh batuan metamorf dengan ciri-cirinya :

A. Berfoliasi

1. Batusabak

Berpekat halus, memperlihatkan, daun-

daun mika pada bidang belahan, dengan

mineral lempung selisit.

2. Filit

Berlapis padat oleh daun mika yang

tersusun kompak dengan komposisi

muscovit dan serisit.

3. Sekis

Terlihat padat oleh skistosis berlapis halus

beraturan terdiri dari daun-daun mika

yang teratur, dengan komposisi mineral

muscovit, feldsfar dan kuarsa.

4. Gneis

Berlapis tak beraturan, berbutir kasar dan

dengan komposisi muscovit, feldspar,

kuarsa, biotit dan garnet.

B. Non Foliasi

1. Marmer

Page 32: Dasar Teori Batuan

Komposisi mineral kalsit atau dolomit,

hablur atau masif.

2. Kuarsit

komposisi mineral kuarsa

terkristalisasi, butirannya tumbuh.

3. Hornfelsik

Keras seperti tanduk, halus afanitik

dan terdiri dari berbagai mineral seperti

kuarsa dan feldsfar.

4. Serpentin

Terutama terdiri dari mineral sarpentin,

atau talk hijau, masif dan talk atau

berserabut.

5. Grafit

Hitam, keras, mengotori tangan.