dasar teori

10
DASAR TEORI Analisis dari urin sangatlah penting pada penyakit umumnya penyakit-penyakit tersebut tidak penyakit pada sistem gastrointestinal (peru seringkali satu-satunya cara untuk mendiagnosis melakukan analisis urin yang dikenal dengan urinalisis, Informasi dari urin definisi Pengamatan parameter 1. Keadaan ginjal dan traktus urinaria Menilai keadaan ginjal dan traktus urinaria Penampakan makroskopis urin Warna Transparansi Bau buih Spesifik grafity normalnya : 1003-1030 Tes kimia protein darah nitrit leukosit esterase Sedimen urin leukosit erytrosit edapan kristal 2.penyakit metabolik Ginjal

Upload: viena-lovina

Post on 15-Apr-2016

8 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

dasar teori

TRANSCRIPT

Page 1: Dasar Teori

DASAR TEORI

Analisis dari urin sangatlah penting pada penyakit umumnya penyakit-penyakit

tersebut tidak penyakit pada sistem gastrointestinal (peru seringkali satu-satunya cara

untuk mendiagnosis melakukan analisis urin yang dikenal dengan urinalisis,

Informasi dari

urin

definisi Pengamatan parameter

1. Keadaan ginjaldan traktus urinaria

Menilai keadaan

ginjal dan traktus

urinaria

Penampakan

makroskopis urin

Warna

Transparansi

Bau

buih

Spesifik grafity normalnya : 1003-

1030

Tes kimia protein

darah

nitrit

leukosit esterase

Sedimen urin leukosit

erytrosit

edapan

kristal

2.penyakit

metabolikGinjal berperan

penting dalam

proses regulasi

metabolik untuk

itu gangguan

pada urin dapat

menjadi idikasi

bahwa terdapat

gangguan

sistemik

diseluruh tubuh

Terlihat/ pigmen

Page 2: Dasar Teori

penampakan urin kental/encer

Zat kimia glukosa

keton

bilirubin

urobilinogen

3.penyakit lain Penyakit lain

yang dapat

dideteksi dengan

urinalisis

Intravascular

hemolisis

hemoglobin pada

urin

rhabdomyolisis myoglobin pada

urin

Multiple myeloma

gammaglobinopath

eis

protein rantai kecil

prophyrias phorpobiliogen

Spesimen Urin

Teknik penyimpanan dan pengambilan urin yang baik dan benar perlu kita kuasai,

karena kesalahan pada penyimpanan dan pengoleksian urin akan menyebabkan

perubahan hasil yang dapat menyebabkan salah diagnosis. menjadi lebih penting lagi.

Jenis-jenis spesimen urin Ada berbagai macam spesimen urin yang dikoleksi

berdasarkan penyakit-penyakit yang dicurigai dimiliki oleh pasien. Beberapa

diantaranya adalah:

jenis deskripsi indikasi

Random Urin diambil secara acak

tanpa ketentuan tertentu

skrining

First morning Urin pertama yang keluar

pada pagi hari

Skrining hamil dan

proteinuria

2 hour postprandial Urin yang diambil 2 jam

setelah makan

Tes diabetes dan kadar

glukosa

24 jam Tes dimana urin diambil

pada interval tertentu

Tes kimia kuantitatif

Page 3: Dasar Teori

selama periode 24 jam

Midstream clean cacth Urin diambil ditengah-

tengah proses buang air

kecil (container plastic

diselipkan diantara aliran

urin)

Kultur bakteria dan

skrining

katerisasi Urin diambil menggunakan

kateter

Kultur bakteria

Aspirasi suprapubik Aspirasi invansif namun

merupakan gold standar

pemeriksaan kultur bakteria

(dapat juga mendeteksi

maglinansi)

Kultur bakteria dan

cytologi

3 glass collection Disebut juga meares-stamey

3 glass tes dimana tiga

gelas urin diambil pada

waktu yang berbeda-beda

Infeksi prostat

Mengoleksi spesimen urin

Urin yang baik didefinisikan sebagai urin pertama yang keluar dan harus dikoleksi

pada pagi hari. Sebelum mengoleksinya kita harus membersihkan orificium urethrae

disebabkan karena orificium urethrae umumnya kaya akan bakteria dan apabila tidak

dibersihkan maka jumlah bakteri akan meningkat kontaminasi sampel urin. Kontainer

yang digunakan untuk mengumpulkan urin sebaiknya bersih dan kering dan tidak

mengandung bahan pengawet Menyimpan spesimen urin Setelah dikoleksi, urin

sebaiknya dites satu sampai dua jam setelah dikoleksi. Apabila urin hanya dapat dites

8-24 jam setelah dikoleksi maka harus diberikan pengawet. Penekanan yang luar biasa

terhadap proses pengkoleksian dan penyimpanan urin ini bukanlah tanpa alasan,

apabila tidak dikoleksi dengan baik maka akan terjadi perubahan- perubahan kimia di

urin yaitu:

Perubahan deskripsi keterangan

PH meningkat Disebabkan karena perubahan

urea menjadi amonia

Glukosa menurun Proses glikolisis dan Dapat menyebabkan

Page 4: Dasar Teori

penggunaan glukosa untuk

kehidupan bakteria

misdiagnosis

beberapa peyakit

seperti diabetes

insipidus

Keton menurun Keton merupkan protein yang

labil dapat dengan mudah

berubah menjadi bentuk lain

sehingga urin yang tidak

diberikan pengawet akan

berkurang jumlah ketonnya

Nitrit meningkat Semakin lama urin tidak

dianalisa maka semakin lama

bakteri yang terdapat di dalam

urin mereduksi nitrat

disitegrasi Setelah terlalu lama endapan

protein leukosit dan juga sel

darah merah akan menjadi rusak

Meningkatnya kekentalan Disebabkan oleh mengendapnya

beberapa material amorp pada

uri

Bilirubin menurun Bilirubin adalah subtansi yang

fotosensitif akan terdegradasi

bila terkena cahaya

Interprestasi perubahan fisik urin

Perubahan fisik yang dapat kita amati di urin adalah perubahan:

• Warna

• Kejernihan

• Bau

• Buih

Warna

Urin yang normal memiliki warna kuning yang disebabkan oleh pigmen urochrome,

uroerythrin dan juga urobilin. Warna-warna abnormal dapat dilihat sebagai berikut:

Page 5: Dasar Teori

Warna urin keterangan

encer Urin yang encer

Kuning pekat (orange) Urin kental (dehidrasi)

Kuning kecokltan /hijau kecoklatan Kandungan bilirubin/biliverdin

Orange kemerahan, arrange kecoklatan urobilin

Merah

Merah jernih hemoglobin

Merah berkabut Sel darah merah

Merah kecoklatan myoglobin

Merah gelap keunguan porphyrins

Hitam kecoklatan Keracunan phenol

Pemeriksaan Kimia Urin

pH

pH menandakan derajat keasaman urin. Normalnya urin memiliki pH : 5-6 namun,

pada keadaan tertentu seperti urin tidak disimpan dengan baik, infeksi sistem urinaria,

asidosis metabolik, konsumsi buah2an yang berlebihan maka urin akan meningkat

menjadi alkali >7. Pada keadaan lainnya seperti asidosis metabolik/asidosis

respiratorik, konsumsi protein dan daging yang berlebihan maka pH urin akan kurang

dari 6.5

Spesifik gravity

Parameter ini mengukur derajat kekentalan urin. Pada keadaan normal umumnya nilai

ini berkisar antara 1.003-1.035. pada spesimen urin “first morning” urin relatif kental

sehingga umum dijumpai memiliki sp.gr tinggi sebanyak 1.020 atau keatas. Pada

ginjal yang sudah rusak, akan ditemukan sp.gr yang 1.010 yang tidak mengalami

perubahan berapa kalipun . Pada sakit seperti diabetes insipidus dimana terdapat

gangguan pada sekresi ADH mengeluarkan urin sangat banyak dan sangat cair maka

ditemukan pula sp.gr nya rendah mencapai 1.001-1.003

Protein

Umumnya, pada ginjal yang normal, kandungan protein dalam urin sangat rendah.

Namun, pada kerusakan glomerulus dimana terjadi peningkatan permiabilitas

glomerulus sehingga protein dapat menembus masuk kedalam tubulus proksimal.

Pathogenesis lainnya.

Page 6: Dasar Teori

adalah berkurangnya reabsorpsi di tubulus. Protein yang pertama dan paling umum

terdapat didalam urin adalah albumin, disebabkan albumin adalah protein yang paling

kecil dapat dengan mudah masuk kedalam bowman’s space. Maka, hiperalbuimnaria

adalah ciri khas dari kerusakan glomerulus. Sedangkan, kerusakan pada reabsorpsi

tubulus biasanya memberikan kandungan protein yang tidak terlalu tinggi dari <1

sampai 3 gram per hari. Gangguan prerenal juga dapat menyebabkan terbentuknya

protein di dalam urin. Produksi berlebihan dari protein dengan berat jenis yang kecil

seperti immunoglobulin, hemoglobin dan myoglobin menyebabkan protein2 ini dapat

merembes masuk kedalam bowman’s space urin. Meningkatnya tekanan hidrostatik

yang disebabkan karena hypertensi dan meningkatnya GFR dapat juga menyebabkan

perubahan jumlah protein didalam urin. Infeksi saluran urin bagian bawah dapat

menyebabkan eksudasi dari lini mukosa. Salah satu penyakit sistemik yang dapat di-

diagnosis dengan kadar protein dalam urin adalah penyakit diabetes melitus dimana

akan terdapat konsisten microalbuminaria. Kandungan albumin yang sangat kecil

yang ditemukan lebih dari 6 bulan. Namun, apabila kita menemukan urin dalam

protein, kadang2 disebabkan pula oleh proses fisiologis seperti olahraga yang

berlebihan, kedinginan. Keadaan ini disebutasymptomatic proteinuria dan tidak perlu

khawatirkan.

Darah

Dapat juga ditentukan darah pada urin dalam keadaan hematuria,myoglobinemia,

Daftar Pustaka

1. Porth CM, Matfin G. Pathophysiology concepts of altered health states. 8th Ed.

Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2009.

2. Kumar V, Abbas AK, Fausto N, Aster JC. Pathologic basis of disease. 8th ed.

Philadelphia: Saunders Elsevier; 2010.