dasar sintesis proses dan
TRANSCRIPT
DASAR SINTESIS PROSES dan
PRARANCANGAN PABRIK KIMIA
Dr. Ir. Izarul Machdar, M.Eng
SYIAH KUALA UNIVERSITY PRESS
2019
Judu Buku :
Dasar Sintesis Proses dan
Prarancangan Pabrik Kimia
Penulis :
Dr. Ir. Izarul Machdar, M.Eng
ISBN :
978-602-1270-33-2
Pracetak dan produksi :
Tim Syiah Kuala University Press
Penerbit :
Syiah kuala university press
Jl. Tgk chik pante kulu no.1 kopelma Darussalam 23111,
Kec. Syiah kuala. Banda aceh, Aceh
Telp : 0651 - 8012221
Email : [email protected]
Http://www.unsyiahpress.unsyiah.ac.id
Cetakan Pertama 2016
xxi + 316, ukuran (16 cm x 23 cm)
Dilarang keras memfotokopi atau memperbanyak sebagian atau
seluruh buku ini tanpa seizin tertulis dari penerbit.
iii iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena
berkat rahmat, karunia, dan bimbinganNya penulis dapat
menyelesaikan revisi buku ”Dasar Sintesis Proses dan
Prarancangan Pabrik Kimia”. Buku ini diperuntukkan khususnya
kepada mahasiswa Teknik Kimia yang sedang mendalami bidang
perancangan pabrik.
Buku ini disusun sebagai dasar pengetahuan di dalam
membangun suatu tahapan-tahapan proses produksi,
menggunakan heuristik yang telah ada, dan menyusunnya
menjadi suatu paket proses di dalam memproduksi bahan
tertentu. Untuk memahami dasar sintesis proses kimia di dalam
buku ini, penulis berasumsi bahwa pembaca telah mempunyai
latar belakang pemahaman tentang neraca massa, neraca panas,
unit operasi teknik kimia, kinetika reaksi, dan reaktor.
Buku ini memberikan informasi kepada calon sarjana teknik
kimia dan pembaca lainnya beberapa hal tentang dasar sintesis
proses dan prarancangan pabrik kimia yang disusun di dalam 10
bab dengan cakupan pembahasan mengenai:
Langkah awal sintesis proses, hirarki sintesis proses,
tahapan sintesis proses, dan isu-isu perlindungan
lingkungan hidup berkenaan dengan proses yang akan
didesain (Bab 1).
Pengenalan blok diagram, process flow diagram, diagram
perpipaan dan instrumentasi, serta diagram lainnnya
(Bab 2).
iv
Sintesis process flow diagram (PFD) berisikan proses
batch dan kontinyu, struktur input dan output proses,
struktur daur ulang, serta pemisahan dan pemurnian (Bab
3).
Pemilihan reaktor, berisikan tentang tahapan reaksi,
jenis-jenis sistem reaksi, unjuk kerja reaktor, model
reaktor ideal, konsentrasi di dalam reaktor, temperatur
reaktor, tekanan reaktor, fasa reaksi, katalis, aplikasi
reaktor, dan ringkasan pemilihan reaktor (Bab 4).
Pemilihan separator, mencakup pemisahan campuran
heterogen, pemisahan campuran fluida homogen,
absorpsi, evaporator, dan dryer (Bab 5).
Strategi pemisahan pada sintesis proses, mencakup
pembahasan tentang pengurangan beban unit pemisah,
penyusunan kolom distilasi, batasan praktis penyusunan
kolom distilasi, pemilihan susunan kolom distilasi
sederhana (tanpa integrasi panas), dan pemilihan
susunan kolom distilasi sederhana (dengan integrasi
panas) (Bab 6).
Strategi penyusunan alat penukar panas (Bab 7).
Prinsip-prinsip sintesis proses berbasis pengalaman,
menjelaskan tentang metode heuristik dan short cut (cara
cepat) dan beberapa heuristik yang sering dipakai di
dalam sintesis proses (Bab 8).
Tahapan desain dan seleksi proses serta flowsheet proses
control (Bab 9)
Teknologi bersih (green engineering), mencakup
pembahasan tentang peraturan lingkungan, bahan kimia
ramah lingkungan, dan sintesis proses untuk tujuan
pencegahan pencemaran (Bab 10).
Sebagaimana sesuatu karya yang penuh dengan esensi kreatif,
dinamis, dan aktifitas yang berulang, maka dengan segala
v v
keterbukaan penulis dengan senang hati menerima masukan,
kritik membangun, dan saran untuk perbaikan buku ini.
Terakhir, terima kasih penulis sampaikan kepada keluarga,
saudara, rekan sejawat, pimpinan Universitas Syiah Kuala
termasuk staf di Syiah Kuala University Press yang telah
memberikan dukungan, ide, dan fasilitas sehingga buku ini
dapat hadir di depan pembaca.
Banda Aceh, September 2015
Izarul MACHDAR, Dr. Eng.
vi
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR iii
Daftar Isi viDaftar Gambar xiiiDaftar Tabel xx
Bab 1 PENDAHULUAN SINTESIS PROSES
1.1 Langkah Awal Sintesis Proses
1.2 Persiapan Sintesis Proses
1.3 Operasi Proses
1.4 Hirarki Sintesis Proses
1.5 Tahapan Sintesis Proses
1.6 Proses Batch dan Kontinyu
1.7 Isu-Isu Perlindungan Lingkungan
1.8 Hal-Hal Lain
1.8.1 Modifikasi Desain 321.8.2 Pengendalian Proses 321.8.3 Pertimbangan Desain Proses Pabrik
Kimia yang Aman 331.8.4 Referensi Desain Proses 351.8.5 Alat Bantu Komputasi 37
Referensi Tambahan 38
Bab 2 DIAGRAM-DIAGRAM PROSES KIMIA 392.1 Block Flow Diagram (BFD) 392.2 Process Flow Diagram (PFD) 41
2.2.1 Proses Topologi 422.2.2 Informasi Aliran 44
2.2.3 InformasiPeralatan 46
17891217223132
vii
2.2.4 Kombinasi Topologi, Data Aliran, dan
Strategi Pengendalian Proses 472.3 Diagram Tambahan 52Referensi Tambahan 57Soal Latihan 58
Bab 3 SINTESIS PROCESS FLOW DIAGRAM 613.1 Struktur Input dan Output Proses 623.2 Struktur Recycle (Daur Ulang) pada Sintesis
Proses 683.3 Pemisahan dan Pemurnian 76
3.3.1 Daur Ulang Umpan dan Produk
Menggunakan AliranPemisah (Purge
Stream) 773.3.2 Daur Ulang Umpan dan Produk Tanpa
Aliran Pemisah 77Referensi Tambahan 78Soal Latihan 79
Bab 4 PEMILIHAN REAKTOR 814.1 Tahapan Reaksi 824.2 Jenis-Jenis Sistem Reaksi 85
4.2.1 Reaksi Tunggal 854.2.2 Reaksi Berganda Paralel 864.2.3 Reaksi Berganda Seri 874.2.4 Gabungan Reaksi Paralel dan Seri 884.2.5 Reaksi Polimerisasi 894.2.6 Reaksi Biokimia 90
4.3 Pemilihan Model Reaktor Ideal 924.3.1 Reaksi Tunggal 944.3.2 Reaksi Berganda Paralel 944.3.3 Reaksi Berganda Seri 984.3.4 Gabungan Reaksi Paralel dan Seri 984.3.5 Reaksi Polimerisasi 101
viii
4.3.6 Reaksi Biokimia 1024.4 Konsentrasi di dalam Reaktor 104
4.4.1 Reaksi Tunggal Irreversible 1044.4.2 Reaksi Tunggal Reversible 1044.4.3 Reaksi Berganda Paralel 1084.4.4 Reaksi Berganda Seri 110
4.4.5 Gabungan Reaksi Paralel dan Seri 111 4.5 Suhu Reaktor 112
4.5.1 Reaksi Tunggal 112
4.5.2 Reaksi Berganda 113
4.5.3 Pengendalian Suhu 113
4.6 Tekanan Reaktor 115
4.6.1 Reaksi Tunggal 116
4.6.2 Reaksi Berganda 117
4.7 Fasa Reaksi 118
4.8 Katalis 119
4.8.1 Katalis Homogen 119
4.8.2 Katalis Heterogen 120
4.9 Aplikasi Reaktor 120
4.9.1 Reaktor Tangki Berpengaduk
(Stirred-Tank Reactor) 120
4.9.2 Reaktor Pipa (Tubular Reactor) 121 4.9.3 Reaktor Unggun Tetap Berkatalis
(Fixed-Bed Catalytic Reactor) 122
4.9.4 Reaktor Unggun Tetap Tanpa Katalis
(Fixed-Bed Non-Catalytic Reactor) 125
4.9.5 Reaktor Unggun Fluidisasi Berkatalis
(Fluidized-Bed Catalytic Reactor) 125
4.9.6 Reaktor Unggun Tanpa Fluidisasi
Berkatalis (Fluidized-Bed Non-Catalytic
Reactor) 126
4.9.7 Kiln 126
4.10 Ringkasan Pemilihan Reaktor 127
ix ix
4.10.1 Efisiensi Bahan Baku 127
4.10.2 Reaksi Tunggal 128
4.10.3 Reaksi Berganda 128
4.10.4 Perpindahan Panas 129
Referensi Tambahan 131 Soal Latihan 131
Bab 5 PEMILIHAN SEPARATOR 133
5.1 Pemisahan Campuran Heterogen 134
5.1.1 Pengendapan (Settling dan
Sedimentasi) 134
5.1.2 Flotasi 138
5.1.3 Pemisahan dengan Memanfaatkan
Gaya Sentrifugal 138
5.1.4 Filtrasi 140
5.2 Pemisahan Campuran Fluida Homogen 142
5.3 Absorbsi 145
5.3.1 Laju Alir Cairan 146
5.3.2 Temperatur / Suhu 146
5.3.3 Tekanan 147
5.4 Evaporator 147
5.4.1 Operasi Forward-Feed (Umpan Maju) 147
5.4.2 Operasi Backward-Feed
(UmpanMundur 148
5.4.3 Operasi Paralel 149
5.5 Dryer 152
5.5.1 Tunnel Dryer 153
5.5.2 Rotary Dryer 153
5.5.3 Drum Dryer 153
5.5.4 Spray Dryer 155
Referensi Tambahan 156
Soal Latihan 156
x
Bab 6 STRATEGI PEMISAHAN PADA SINTESIS
PROSES 157
6.1 Pengurangan Beban Unit Pemisah 159
6.2 Penyusunan Kolom Distilasi 168
6.3 Batasan Praktis Penyusunan Kolom Distilasi 171 6.4 Pemilihan Susunan Kolom Distilasi
Sederhana (Tanpa Integrasi Panas) 172
6.5 Pemilihan Susunan Kolom Distilasi
Sederhana (Dengan Integrasi Panas) 183
Referensi Tambahan 185
Soal Latihan 185
Bab 7 STRATEGI PENYUSUNAN JARINGAN
HEAT EXCHANGER DAN UTILITAS 186
7.1 Strategi Pemindahan Panas 187
7.2 Metode Pinch Point 196
7.3 Desain Jaringan Alat Penukar Panas 198
Referensi Tambahan 214
Soal Latihan 215
Bab 8 PRINSIP-PRINSIP SINTESIS PROSES
BERBASIS PENGALAMAN 216
8.1 Metode Heuristikdan Short Cut (Cara Cepat) 217
8.2 Beberapa Heuristik yang Sering Dipakai 221
Bab 9 TAHAPAN DESAIN DAN SELEKSI PROSES 243
9.1 Tahapan Perencanaan Pabrik 243
9.2 Perbandingan Proses 244
9.3 Pemilihan Lokasi dan Penentuan Kapasitas
Produksi Pabrik 248
9.3.1 Faktor Utama Pemilihan Lokasi Pabrik 248
9.3.2 Lokasi Pasar 249
9.3.3 Transportasi 249
xi xi
9.3.4 Ketersediaan Air 250
9.3.5 Kondisi Iklim 250
9.3.6 Kondisi Lokasi 250
9.3.7 Kondisi Kehidupan 251 9.3.8 Pajak dan Peraturan Lokal 251 9.3.9 Korosi 251
9.3.10 Ekspansi Pabrik 251
9.4 Kapasitas Pabrik 252
9.4.1 Distribusi Produk 253
9.5 Tata Letak Pabrik 255
9.6 Rak Pipa dan Struktur Elevasi 259
9.7 Deskripsi Pengendalian Proses 262
9.7.1Feedback Control Loop 263
9.7.2 Karakteristik Controller 264
9.7.3 Flow Control 265
9.7.4 Level Control 267
9.7.5 Pressure Control 269
9.7.6 Pengendalian HE (Tanpa Perubahan
Fase) 270
9.7.7 Pengendalian HE (TerjadiPerubahan
Fase) 272
9.7.8 Evaporator 274
9.7.9 KolomDistilasi 275
9.7.10 EkstraksiCair-Cair 278
9.7.11 Reaktor 280
Bab 10 TEKNOLOGI BERSIH (GREEN
ENGINEERING) 283
10.1 Peraturan Lingkungan 284
10.2 Bahan Kimia Ramah Lingkungan 285
10.3 Sintesis Proses untuk Tujuan Pencegahan
Pencemaran 287
10.4 Teknologi Proses BersihUntukReaktor
xii
Kimia 290
10.4.1 Menaikkan Konversi Untuk Reaksi-Reaksi
Tunggal Irreversible 291 10.4.2 Menaikkan Konversi Untuk Reaksi-Reaksi
Tunggal Reversible 291 10.5 Teknologi Proses Bersih Untuk Sistem-Sistem
Pemisahan dan Daur Ulang 292
10.5.1 Daur Ulang Langsung Aliran Limbah 294
10.5.2 Pemurnian Umpan 295
10.5.3 Penggunaan Material Tidak yang
Berhubungan Untuk Proses Pemisahan 296
10.5.4 Penambahan Unit Pemisah dan
Resirkulasi 300
10.6 Ringkasan Teknologi Bersih 302
Referensi Tambahan 304
Soal Latihan 305
306
308
Daftar Pustaka
Daftar Istilah
Indeks 315
xiii xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Pembuatan Produk-Produk Kimia 2
Gambar 1.2 Siklus Produk 5Gambar 1.3 Tahapan Desain dan Integrasi Proses 13Gambar 1.4 Model ”Kulit Bawang” di Dalam Tahapan
Proses 16Gambar 1.5 Reaktor mengubah Bahan Baku menjadi
Produk dan Produk Samping 17Gambar 1.6 Pemisahan Produk dari Produk Samping dan
Bahan Baku yang Tidak Bereaksi 18Gambar 1.7 Pemisahan Produk yang Diintegrasikan
dengan Dua Kemungkinan Recoveri Energi 20Gambar 1.8 Perubahan Aliran Pemisah Disebabkan oleh
Perubahan Desain Reaktor 21Gambar 1.9 Perubahan Desain Reaktor Mempengaruhi
Tahapan Pemisahan dan Resirkulasi 23Gambar 1.10 Proses Batch dan Semi Batch 25Gambar 1.11 Sistem Batch Sederhana 25Gambar 2.1 Contoh Block Flow Diagram (BFD) Produksi
Benzena dari Toluena dan Hidrogen 40
Gambar 2.2 Contoh Simbol yang Digunakan dalam PFD 43
Gambar 2.3 Process Flow Diagram (PFD) Produksi
Benzena dari Toluena dan Hidrogen 43
Gambar 2.4 Simbol-Simbol yang Digunakan di Dalam
Identifikasi Aliran Proses 48
Gambar 2.5 Contoh Process Flow Diagram yang
Dilengkapi dengan Kondisi Aliran 49
Gambar 2.6 Diagram Perpipaan dan Instrumentasi
pada Proses Distilasi Benzena 52
Gambar 2.7 Pengaruh Peletakan Alat di dalam Pabrik
terhadap Akses Perawatan, Instalasi,
xiv
dan Pemindahan 55
Gambar 2.8 Gambaran Perlunya Menara Distilasi
Dinaikkan Elevasinya 56
Gambar 3.1 Struktur Input-Output Proses Produksi
Benzena dari Toluena 62
Gambar 3.2 Aliran Input dan Output Pada Proses
Pembuatan Benzen dari Toluen 63
Gambar 3.3 Susunan dari Enam Elemen Penyusun Block
Flow Process 65
Gambar 3.4 Modifikasi Elemen Penyusun Block
Flow Process 65
Gambar 3.5 Daur Ulang Umpan yang Tidak Bereaksi
di Dalam Reaktor 71 Gambar 3.6 Alternatif Daur Ulang Apabila Terbetuk Produk
Samping dari Reaksi Irreversible 72
Gambar 3.7 Daur Ulang ApabilaTerbentuk Produk Samping
Dari Reaksi Reversible 73
Gambar 3.8 Alternatif Daur Ulang dari Persoalan 3.1 75
Gambar 3.9 Struktur Recycle Dilengkapi dengan
Purge Stream 78
Gambar 4.1 Model Reaktor Ideal. (a) Batch Ideal;
(b) Tangki Perpengaduk Kontinyu;
(c) Plug Flow;
(d) Seri Tangki Berpengaduk Kontinyu 93
Gambar 4.2 Pemilihan Reaktor untuk Sistem Reaksi
Paralel 97
Gambar 4.3 Pemilihan Reaktor Pada Sistem Reaksi
Campuran Paralel dan Seri untuk Orde
Reaksi Paralel Lebih Besar dari pada
Orde Reaksi Seri 100
Gambar 4.4 Pembuatan Asam Sulfat melalui Proses
Reaksi Dan Separasi menghasilkan Konversi
yang Sempurna walaupun Jenis
xv xv
Reaksinya Reversible 108
Gambar 4.5 Metode pemindahan panas pada jenis reaktor
tangki berpengaduk 122
Gambar 4.6 Empat Kemungkinan Penyusunan Reaktor
Unggun Tetap(Fixed Bed) 123
Gambar 4.7 Dua alternatif desain reaktor pada
produksi Metanol 124
Gambar 4.8 Ringkasan pengaruh rasio mol umpan,
konsentrasi bahan inert, temperatur, dan
tekanan terhafap konversikesetimbangan 129
Gambar 4.9 Pemilihan Metode Perpindahan Panas Pada
Reaktor 130
Gambar 5.1 Peralatan Pengendapan yang Digunakan
di dalam Pemisahan Campuran Heterogen 135
Gambar 5.2 Peralatan Thickener untuk Pemisahan
Cairan-Padatan 137
Gambar 5.3 Peralatan Classifier 137
Gambar 5.4 Skematik cyclone. Bentuk aliran tangensial
menyebabkan timbul-nya gaya sentrifugal
pada cyclone 139
Gambar 5.5 Sketsa peralatan sentrifus untuk memisahkan 140
Gambar 5.6 Sketsa Beberapa Jenis Peralatan Filtrasi 142
Gambar 5.7 Beberapa Contoh Susunan Evaporator
Tiga Tingkat 148
Gambar 5.8 Perubahan Kondisi Terhadap Desain
Eveporator 149
Gambar 5.9 Perubahan Biaya Total Terhadap Jumlah
Evaporator yang Digunakan Menunjukkan
Bahwa Tiga UnitEvaporator Merupakan
Kondisi Optimal 151 Gambar 5.10 Jenis Thermal Dryer yang Sering Digunakan
di Industri Proses 154
Gambar 6.1 Tingkatan (Rangking) Karakteristik
xvi
Komponen 158
Gambar 6.2 Contoh Proses Pemisahan dan Pencampuran
di Dalam Tahapan Sintesis Proses 160
Gambar 6.3 Pemisahan Komponen Berdasarkan Tingkat
Karakteristik dari Komponen 161 Gambar 6.4 Contoh Tahapan Pemisahan dan Pencampuran
Komponen yang Rumit (Tidak Efisien) 162
Gambar 6.5 Contoh Tahapan Pemisahan yang Efisien 163
Gambar 6.6 Beberapa Strategi di dalam Pemisahan Empat
Komponen 164
Gambar 6.7 Hubungan Biaya terhadap Proses Pendingin dan
Pemanasan 167
Gambar 6.8 (a) Contoh Susunan Kolom Distilasi dengan
Menggunakan Metode Direct Sequence 169
Gambar 6.8 (b) Contoh Susunan Kolom Distilasi dengan
Menggunakan Metode Indirect Sequence 170
Gambar 6.9 Susunan Alternatif Pemisahan Campuran
Lima Komponen 170
Gambar 6.10 (a) Direct Sequence 180
Gambar 6.10 (b) Indirect Sequence 180
Gambar 6.11 Susunan Kolom Distilasi dengan Beban
Uap Paling Rendah 182
Gambar 6.12 Perbandingan Biaya antara Penggunaan
Tanpa Integrasi dan dengan Intergrasi
Panas pada Penyusunan Kolom Distilasi 148
Gambar 7.1 Skema Profil Suhu pada Alat Penukar Panas 187
Gambar 7.2 Plot Suhu dan Enthalpi dari Persoalan Tabel 7.1
dengan Perbedaan Temperatur ΔTmin 10oC 188
Gambar 7.3 Susunan Alat Penukar Panas dari Persoalan
Tabel 7.1 dengan Perbedaan Temperatur
ΔTmin 10oC 189
Gambar 7.4 Plot Suhu dan Enthalpi dari Persoalan
Tabel 15 dengan ΔTmin 20oC 190
xvii xvii
Gambar 7.5 Susunan Alat Penukar Panas dari Persoalan
Tabel 7.1 dengan Perbedaan ΔTmin 20oC 190
Gambar 7.6 Diagram Alir Sederhana yang terdiri dari dua
aliran panasdanduaalirandingin 191 Gambar 7.7 Aliran-aliran Panas yang Digambarkan Secara
Terpisah dan Komposit 193
Gambar 7.8 Aliran-Aliran Dingin yang Digambarkan Secara
Terpisah dan Komposit 193
Gambar 7.9 Kurva Komposit di Plot Bersama (Aliran Panas
dan Dingin) dengan ΔTmin 10oC 194
Gambar 7.10 Kurva Komposit di Plot Bersama (Aliran Panas
dan Dingin) dengan ΔTmin 20oC 194
Gambar 7.11 Hubungan ΔTmin dengan Biaya
(Energi dan Konstruksi) 196
Gambar 7.12 Area Sumber Panas dan Penyerap Panas di antara
Lokasi Pinch 197
Gambar 7.13 Diagram Interval Suhu dari Contoh Soal 201 Gambar 7.14 Diagram Bertingkat untuk Contoh Soal 7.1 202
Gambar 7.15 Pengaruh Perpindahan Energi apabila melalui
Garis Pinch 204
Gambar 7.16 Contoh Diagram Bertingkat yang tidak
Memiliki Pinch 204
Gambar 7.17 Diagram Interval Suhu di Atas Pinch 205
Gambar 7.18 Jumlah Minimum Alat Penukar Panas di Atas
Titik Pinch 206
Gambar 7.19 Diagram Interval Suhu di Bawah Pinch 206
Gambar 7.20 Jumlah Minimum Alat Penukar Panas
di Bawah Titik Pinch 207
Gambar 7.21 Susunan Alat Perpindahan Panas Bagian Atas
di Dekat Garis Pinch 208
Gambar 7.22 SusunanAlatPerpindahanPanas di Atas
Garis Pinch 209
Gambar 7.23 Diagram Interval Suhu di Bawah Pinch 211
xviii
Gambar 7.24 Susunan Alat Perpindahan Panas Bagian
Bawah Pinch (di Dekat Garis Pinch) 212
Gambar 7.25 Susunan Seluruh Alat Penukar Panas
di BawahGaris Pinch 213
Gambar 7.26 Gambar Jaringan Alat Penukar Panas
Keseluruhan 214
Gambar 9.1 Tahapan Perencanaan Suatu Pabrik Kimia 245
Gambar 9.2 Jarak horizontal antara unit-unit peralatan
(dalam meter) 0 Berarti tidak Dibutuhkan
Spasi 258
Gambar 9.3 Peletakan Alat Dengan Metode Grade-Level,
Horizontal, In-Line Arrangement 261 Gambar 9.4 Peletakan Alat Dengan Metode Structure-Mounted
Vertical Arrangement 261 Gambar 9.5 Blok Diagram Control Loop 264
Gambar 9.6 Flow Control untuk Pompa Sentrifugal 265
Gambar 9.7 Flow Control untuk Pompa Reciprocating 266
Gambar 9.8 Contoh Flow Control yang Menggunakan
Motor Sebagai Pengendali 266
Gambar 9.9 Inherent Level Control 268
Gambar 9.10 Direct Level Control 268
Gambar 9.11 Contoh Pressure Control 269
Gambar 9.12 Pengendalian Suhu Pada HE Tanpa
Perubahan Fasa 271 Gambar 9.13 Pengendalian Suhu Pada Air-Cooled Exchanger
dan Cooling Tower 272
Gambar 9.14 Pengendalian Suhu Pada Exchanger Yang Mengalami Perubahan Fasa 273
Gambar 9.15 Pengendalian Tekanan Pada Kondenser Dengan Menggunakan Inert Gas 274
Gambar 9.16 Pengendalian Vaporizer 274
Gambar 9.17 Pengendalian Evaporator 275
Gambar 9.18 PengendalianKolom Distilasi Alternatif-1 276
Gambar 9.19 PengendalianKolom Distilasi Alternatif-2 277
xix xix
Gambar 9.20 Pengendalian Kolom Distilasi Alternatif-3 277
Gambar 9.21 Pengendalian Kolom Distilasi Alternatif-4 278
Gambar 9.22 Pengendalian Ekstraksi Cair-Cair 279
Gambar 9.23 Pengendalian Ekstraksi Cair-Cair yang Dilengkapi dengan Mixer atau Settler 279
Gambar 9.24 Pengendalian Reaktor Yang Dilengkapi Dengan Jacket 281
Gambar 9.25 PengendalianReaktor Yang Dilengkapi Dengan HE Eksternal 281
Gambar 9.26 Pengendalian Reaktor Yang Dilengkapi Dengan
Kondenser Eksternal 282
Gambar 9.27 PengendalianLajuUmpanPadaReaktor 282
Gambar 10.1 Minimalisasi Limbah di Dalam Sistem Pemisahan
dan Daur Ulang 293
Gambar 10.2 Contoh Proses Minimalisasi Limbah Melalui
Daur Ulang Langsung 294
Gambar 10.3 Proses Oksidasi Etilena dan Asam Khlorida Menggunakan (a) Udara dan (b) Oksygen 297
Gambar 10.4 Tahapan Khlorinasi Langsung pada Proses Pembuatan Vinil Khlorida Menggunakan Reaktor Fasa Cair 298
Gambar 10.5 Khlorinasi Langsung pada Proses Pembuatan
Vinil Khlorida Menggunakan Reaktor Fasa Uap-
Cair untuk Mengurangi Tahapan Pencucian Katalis
dan Netralisasi Efluen 300
Gambar 10.6 HubunganBiayadenganPenambahan Unit Pemisah
terhadapPerubahanBiaya Total 301
xx
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Faktor-Faktor yang Perlu Dipertimbangkan di dalam Pemilihan Sistem Batch atau Kontinyu 27Tabel 2.1 Konvensi Singkatan untuk Alat Proses 44Tabel 2.2 Informasi Aliran yang Diperlukan 45Tabel 2.3 Ringkasan Data Aliran pada Proses Produksi
Benzena dari Gambar 9 45Tabel 2.4 Deskripsi Peralatan 47Tabel 2.5 Data yang tidak Dicantumkan di dalam P&ID 50Tabel 2.6 Konvensi yang Digunakan untuk
Mengidentifikasi P&ID 51Tabel 2.7 Jarak Spasi Minimum (dalam Feet) yang
Direkomendasi untuk Peralatan Proses Kimia 55Tabel 2.8 Tujuan Alat Proses Dielevasikan 57Tabel 4.1 Berat Molekul dan Harga Bahan Baku untuk
Contoh Soal 4-1 83Tabel 6.1 Titik Didih Beberapa Komponen dari Soal 6.1 158Tabel 6.2 Total Beban Pemisah dari 4 Campuran
Komponen 165Tabel 6.3 Jumlah Kemungkinan Susunan Kolom Distilasi 171Tabel 6.4 Data Campuran dari Alkana yang ingin
Dipisahkan dengan Kolom Distilasi 173Tabel 6.5 Data Komponen yang akan Dipisahkan di dalam
Kolom Distilasi 179Tabel 6.6 Rangking Jumlah Beban Uap dari 14
Kemungkinan Susunan Kolom Distilasi 181Tabel 7.1 Kondisi Dua Aliran yang akan dilakukan
Recovery Energi 188Tabel 7.2 Data Aliran yang digunakan untuk Flowsheet
pada Gambar 2.3 191Tabel 7.3 Kondisi Aliran untuk Contoh Soal 7.1 199
xxi xxi
Tabel 8.1 Proses P3 (Peramalan, Pembuktian, Penilaian)
Untuk Meningkatkan Manfaat Pengalaman 218Tabel 8.2 Heuristik Sifat-Sifat Fisika 221Tabel 8.3 Kapasitas dari Unit-Unit Proses yang Sering
Digunakan 222Tabel 8.4 Pengaruh Jenis Bahan Konstruksi terhadap warna
produk, korosi, abrasi, katalis 224Tabel 8.5 Heuristik untuk Peralatan Penggerak dan
Recovery Energi 225Tabel 8.6 Heuristik untuk Tangki Proses (Drum) 226Tabel 8.7 Heuristik untuk Tangki Bertekanan dan
Tangki Penyimpan 227Tabel 8.8 Heuristik Perpipaan 228Tabel 8.9 Heuristik untuk Pompa 229Tabel 8.10 Heuristik untuk Fan, Blower, Kompressor, dan
Pompa Vakum 231Tabel 8.11 Heuristik untuk Alat Penukar Panas (Heat
Exchanger) 232Tabel 8.12 Heuristik untuk Isolasi Panas 234Tabel 8.13 Heuristik untuk Menara (Distilasi dan
Absorpsi Gas) 234Tabel 8.14 Heuristik untuk Tray Tower (Distilasi dan
Absorpsi Gas) 236Tabel 8.15 Heuristik untuk Packed Tower 237Tabel 8.16 Heuristik untuk Ekstraksi Cair-Cair 238Tabel 8.17 Heuristik untuk Reaktor 240Tabel 8.18 Heuristik untuk Spesifikasi Refrigran dan
Utilitas 241Tabel 9.1 Sistem Alat Angkut dan Maksimum Kapasitas 253
1
1.PENDAHULUAN
SINTESIS PROSES
Produk-produk kimia sangat penting dalam mendukung
standar kehidupan modern saat ini. Hampir semua aspek
kehidupan sehari-hari tidak lepas dari produk kimia, baik yang
digunakan langsung atau sebagai bahan antara (intermediet)
untuk membuat produk lain. Pada saat mempertimbangkan
desain proses untuk menghasilkan suatu produk kimia, maka
“pasar mana” produk itu akan dijual merupakan basis
pemikiran yang mempengaruhi tujuan dan prioritas dalam
desain.
Desain produk-produk kimia dimulai dari identifikasi dan
kreasi dari data potensi pasar yang ada untuk kemanfaatan
masyarakat (benefit) dan keuntungan materi (profit). Produk-
produk kimia secara umum dapat dibagi ke dalam tiga
kelompok besar, yaitu:
1) produk-produk kimia dasar (terdiri dari produk kimia
komoditi dan khusus)
2) produk-produk industri, dan
3) produk-produk konsumen.
Jenis-jenis hasil produk di atas diberikan pada Gambar 1.1.
Pada Gambar 1.1(a), produk-produk kimia dasar dibuat dengan
sumber bahan baku dari alam. Produk kelompok kimia dasar
dibagi dua, yaitu kelompok kimia komoditi (seperti produk
bahan kimia etilen, aseton, vinil khlorida) dan kelompok kimia
khusus (seperti biomaterial, produk farmasi, dan lain-lain).
Produk-produk industri berasal dari turunan atau bahan
39
2. DIAGRAM-DIAGRAM
PROSES KIMIA
Cara yang paling baik berkomunikasi tentang proses kimia
adalah melalui diagram. Diagram dapat memberikan informasi
proses kimia yang begitu komplek, sehingga dapat dipelajari
dan dianalisis semua kondisi operasinya. Secara umum untuk
menujukkan aliran proses kimia dalam suatu pabrik
digambarkan melalui BFD(Block Flow Diagram) dan PFD
(Process Flow Diagram).
2.1 BLOCK FLOW DIAGRAM (BFD)
Block Flow Diagram sudah diperkenalkan pada saat
mempelajari neraca massa dan energi. Diagram ini terdiri dari
gabungan beberapa block (kotak) yang dihubungkan dengan
aliran input dan output. Blok ini juga mengandung informasi
seperti konversi dan rekoveri, tetapi tidak menyediakan data
yang detail apa yang terjadi di dalam blok proses tersebut.
Contoh BFD diberikan pada Gambar 2.1.
Blok tersebut menampilkan gambaran secara jelas proses
produksi benzena dari toluena dan hidrogen, tetapi tidak
menampilkan informasi detail bagaimana proses tersebut
berjalan. BFD sangat membantu di dalam pembuatan awal
PFD. BFD juga berguna di dalam pengembangan proses-proses
yang baru.Format pembuatan BFD yang direkomendasi adalah
seperti berikut ini.
1) Operasi diberikan dalam bentuk blok.
2) Aliran utama dilengkapi dengan arah anak panah yang
menunjukkan arah aliran.
61
3. SINTESIS
PROCESS FLOW DIAGRAM
Hal yang harus dilakukan di dalam pengembangan proses
adalah menentukan sintesis proses yang mana atau route
sintesis apakah yang harus dilakukan untuk menghasilkan
produk yang diinginkan. Alternatif proses harus dilakukan sejak
awal pada saat mendesain tahapan proses. Walaupun demikian
perubahan proses dapat terjadi secara signifikan untuk
mendapatkan suatu proses yang murah dan ramah lingkungan.
Perubahan proses dapat menyebabkan perubahan bahan baku,
yang menghasilkan perubahan produk samping. Oleh karena
itu, analisis alternatif proses juga harus diikuti dengan mengkaji
dampak terhadap lingkungan dari produk samping yang
dihasilkan.
Dalam menentukan perubahan proses, ada beberapa
pertimbangan yang harus diperhatikan:
1. Tentukan apakah proses akan dilakukan secara batch
atau kontinyu.
2. Identifikasi input dan output proses.
3. Identifikasi dan tentukan struktur daur ulang proses.
4. Identifikasi dan desain struktur sistem unit pemisah.
5. Identifikasi dan desain jaringan penukar panas (heat
exchanger network) atau sistem recoveri energi yang
layak.
81
4. PEMILIHAN REAKTOR
Desain proses dimulai dari unit pereaksi (reaktor) (lihat
kembali Gambar 1.4), sehingga langkah pertama dalam desain
proses adalah memilih reaktor. Pilihan yang diambil akan
menyebabkan pengaruh terhadap keseluruhan desain. Unjuk
kerja reaktor yang tinggi memberi dampak terhadap
keseluruhan desain, biaya dan pengaruh ke lingkungan.
Pemilihan reaktor yang tidak tepat akan dapat menghasilkan
produk yang tidak diinginkan yang berdampak ke
permasalahan lingkungan. Dalam pemilihan reaktor kondisi di
bawah ini perlu pertama sekali dipertimbangkan:
Tipe atau jenis reaktor
Ukuran reaktor
Konsentrasi umpan
Suhu
Tekanan
Fase
Katalis
Pada tahap ini saja keputusan tidak dapat diambil, karena
reaktor berinteraksi dengan unit yang lain (seperti yang
diberikan di dalam flowsheet process). Walaupun demikian
pada tahap pembahasan pemilihan unit pereaksi ini hanya
difokuskan pada pemilihan reaktor, tidak mencakup detail
ukuran reaktor dan lain sebagainya. Untuk referensi lebih detail
tentang reaktor dapat dirujuk ke Levenspiel (1999).
133
5. PEMILIHANSEPARATOR
Setelah dilakukan pemilihan unit reaktor, maka tahapan
selanjutnya adalah memilih unit pemisah (separator) untuk
memisah komponen-komponen dari efluen reaktor. Unit
separator juga sering dipasang sebelum reaktor untuk
memurnikan umpan reaktor. Pada bahasan ini hanya diberikan
bagaimana cara memilih tidak menjabarkan secara detail
bagaimana menentukan ukuran dari unit separator.
Apabila suatu campuran yang akan dipisahkan bersifat
homogen, maka pemisahan dapat dilakukan melalui perubahan
fasa dari sistem campuran tersebut. Sebagai contoh, apabila
suatu campuran gas yang keluar dari reaktor, maka pemisahan
komponen dapat dilakukan dengan mengkondensasi salah satu
komponen (parsial kondensasi). Bahan yang lebih volatil akan
berada pada fasa uap, sedangkan yang kurang volatil berada
dalam fasa cair. Selain dengan melakukan perubahan fasa, ke
dalam campuran gas ditambahkan pelarut sehingga komponen
dengan nilai kelarutan lebih tinggi akan berada di dalam
pelarut.
Berbagai perubahan sifat fisika dapat dilakukan di dalam
pemisahan campuran homogen. Apabila komponen yang keluar
dari reaktor berada di dalam fasa heterogen, maka pemisahan
dapat dilakukan melalui pemanfaatan perbedaan densiti di
antara komponen-komponen penyusun campuran tersebut.
157
6. STRATEGI PEMISAHAN
PADA SINTESIS PROSES
Perancangan atau sintesis proses memerlukan pengetahuan
tentang strategi pemisahan berdasarkan sifat fisika dan kimia
setiap aliran. Sebagai contoh, suatu reaksi yang memerlukan
reaktan brom (murni) dimana bahan baku tersebut
terkontaminasi dengan khlor dan khloroform. Dalam hal ini
akan dicari suatu cara untuk mendapatkan brom yang murni.
Dalam perancangan proses akan dipilih suatu strategi yang
layak sehingga akhirnya diperoleh bahan baku dengan kualitas
yang sesuai dengan kondisi proses.
Strategi awal untuk memisahkan bahan baku terhadap
impuritisnya adalah mengumpulkan sebanyak mungkin sifat-
sifat kimia dan fisika dari bahan yang akan dipisahkan. Data ini
termasuk titik didih, titik lebur, volalitas, kelarutan dalam
berbagai pelarut (solvent), densiti, ukuran, fasa, adsorbsi pada
permukaan, sifat magnetik dan elektrostatik, dan reaktifitas
kimianya. Selanjutnya dibuat tingkatan besaran (dari besar ke
kecil) data-data tersebut dari setiap bahan di dalam campuran
yang akan dipisahkan. Untuk mendapatkan pemahaman di atas
lihat contoh di bawah ini.
Contoh 6-1:
Dalam suatu proses pembuatan obat-obatan diperlukan bahan
baku brom murni. Dipasaran brom dijual mengandung
impuritis khloroform (300 ppm) dan khlorin sebanyak 2%.
Impuritis ini akan dihilangkan dari cairan brom.
186
7.STRATEGI PENYUSUNAN
JARINGAN HEAT EXCHANGER DAN UTILITAS
Dalam bahasan ini istilah heat exchanger (alat penukar panas)
dibedakan dengan cooler dan heater. Heat Exchanger(HE)
adalah suatu alat penukar panas yang menggunakan aliran
dingin dan panas berasal dari aliran proses. Cooler dan Heater
adalah alat penukar panas yang menggunakan salah satu
alirannya (panas atau dingin) berasal dari unit utilitas (steam
atau air pendingin).
Strategi dalam menyusun jaringan HE di dalam perancangan
proses bertujuan untuk mendaur ulang energi yang ada di
dalam sistem proses. Dengan kata lain penyusunan alat
penukar panas diperlukan untuk merecoveri energi yang
tersedia agar tidak keluar sebagai energi yang hilang (losses)
dari sistem proses. Apabila proses dijalankan pada suhu tinggi,
misalnya pada distilasi air laut, maka aliran keluar yang panas
digunakan untuk memanaskan umpan yang lebih dingin.
Sebaliknya, apabila proses dilakukan pada suhu rendah, seperti
desalinasi pada proses pembekuan air, maka aliran keluar yang
dingin digunakan untuk mendinginkan umpan yang hangat.
Untuk memudahkan pengertian aliran pada alat penukar panas,
skema aliran diperlihatkan pada Gambar 7.1. Pada operasi
cocurrent (searah) aliran dingin dan aliran panas yang mengalir
216
8. PRINSIP-PRINSIP
Seorang sarjana teknik kimia yang berpengalaman memiliki
kemampuan yang dibutuhkan di dalam melakukan detail
desain, perhitungan yang akurat, analisis, dan mengoperasi
peralatan dan proses kimia. Di samping itu, sarjana teknik
kimia juga akan dapat menformulasikan sejumlah metode
perhitungan cara singkat (short-cut) berbasis pengalaman yang
berguna untuk:
memeriksa desain proses yang baru
menentukan ukuran peralatan dan mengestimasi
unjuk kerjanya
menyelesaikan permasalahan yang timbul
melakukan verifikasi kesesuaian hasil perhitungan
komputer dan simulasi
menyediakan nilai awal yang sesuai untuk input proses
simulasi yang dibutuhkan agar mencapai nilai
konvergen
mendapatkan perkiraan biaya untuk setiap unit proses
mengembangkan layout proses awal.
Metode cara singkat ini yang berbentuk form heuristik sangat
berguna di dalam praktek di lapangan. Walaupun demikian,
SINTESIS PROSES BERBASIS PENGALAMAN
243
9. TAHAPAN DASAR DESAIN
DAN SELEKSI PROSES
9.1 TAHAPAN PERENCANAAN PABRIK
Desain pabrik adalah aktifitas rekayasa yang menuntut
kreatifitas yang tinggi. Desain merupakan esensi dari rekayasa
yang membedakannya antara engineer (sarjana teknik) dengan
ilmuwan. Tahapan perencanaan suatu pabrik kimia
diperlihatkan pada Gambar 9.1. Secara sederhana tahapan
dimulai dengan adanya potensi peluang, yang selanjutnya oleh
kelompok (tim) desain melakukan pengkajian permasalahan.
Tim kemudian melakukan survey untuk mendapatkan data
karakteristik (properties) dari bahan kimia atau campuran
kimia yang diiginkan. Apabila suatu proses dibutuhkan untuk
menghasilkan bahan kimia, maka kreasi proses (invensi)
dilakukan. Apabila secara kasar kelihatan proses
menguntungkan, maka desain dasar dikembangkan. Secara
bersamaan dilakukan penilaian terhadap pengendalian
(kontrol) pabrik secara keseluruhan untuk mengeliminasi
proses yang sulit dikendalikan. Ketika proses kelihatan
menjanjikan, maka tim melakukan detail desain, perhitungan
ukuran peralatan, dan optimasi.
283
10. TEKNOLOGI BERSIH
(GREEN ENGINEERING)
Teknologi bersih dapat didefinisikan sebagai teknologi ramah
lingkungan. Berkaitan dengan teknik kimia dan desain proses
kimia, teknologi bersih berarti desain untuk mengurangi emisi,
desain untuk mengeliminasi partikel kimia beracun, desain
untuk meminimalkan penggunaan sumber alam, dan desain
untuk meminimalkan penggunaan energi.
Beberapa buku teks telah diterbitkan berkenaan dengan
teknologi bersih dan pencegahan pencemaran seperti Allen D.T
dan Shonnard D.R., (2001), Bishop P.L. (2000), Allen D.T dan
Rosselot K. S. (1977). Pada bagian ini hanya diberikan
ringkasan dan dianjurkan untuk membaca buku-buku tesk di
atas untuk menambah informasi di dalam mendesain teknologi
yang ramah lingkungan.
Beberapa sumber berbasis WEB yang berisi informasi
pencegahan pencemaran dan teknologi bersih tersedia di dunia
maya (internet). Diantarannya Environmental Protection
Agency (EPA) dengan alamat
(http://www.epa.gov/oppt/greenengineering) atau home page
pencegahan pencemaran (http://www.p2workshop.org/).
306
DAFTAR PUSTAKA
Denbigh K.G., dan Turner J.C.R., (1984) Chemical Reactor
Theory, 3rd ed., Cambridge University Press, Cambridge,
England.
Douglas J.M., (1985) A Hierarchical Decision Procedure for
Process Synthesis, AIChEJ, 31:353.
Foust A.S., dkk (1980) Principles of Unit Operations, Wiley,
New York.
King C.J., (1980) Separation Processes, 2nd Ed., McGraw-Hill,
New York.
Levenspiel, O., (1999) Chemical Reaction Engineering, John
Wiley & Sons, New York.
Rase H.F., (1977) Chemical reactor Design for Process Plants,
vol. 1, Wiley, New York.
Rousseau R.W., (1987) Handbook of Separation Process
Technology, Wiley, New York.
Smith dan Petela, (1991) The Chemical Engineer, Dec. 17,
Institute of Chemical Engineers.
Smith R., (1995) Chemical Process Design, McGraw-Hill Book
Co., Singapore.
Simth R., (2005) Chemical Process Design and Integration,
John Wiley & Sons, the Atrium, Southern gate, Chichester,
West Sussex PO19 8Sq, England.
Smith R., dan Jones P.S., (1990) The Optimal Design of
Integrated Evaporation Systems, Heat Recovery System
and CHP, 10:341.
Supp E., (1973) Technology of Lurgi’s Low Pressure Methanol
Process, Chem. Tech., 3: 430.
307
Svarovsky L., (1981) Solid-Gas Separation, Elsevier Scientific,
New York.
Turton R., dkk (2003) Analysis, Synthesis, and Design of
Chemical Process. 2nd edition, Pearson Education, Inc.,
New Jersey.
Waddams A.L., (1978) Chemical from Petroleum, John Murray,
London.
Walas S.M., (1988) Chemical Process Equipment Selection and
Design, Butterworth, reading, Mass.
Waren D. S., Seader J.D., dan Lewin D.R., (2004) Product and
Process Design Principles: Synthesis, Analysis, and
Evaluation, John Wiley and Sons, New York.
308
DAFTAR ISTILAH
Absorpsi: Proses pemisahan berdasarkan kesetimbangan
dimana campuran gas dipisahkan ke dalam komponen-
komponennya dengan penambahan cairan. Cairan yang
digunakan memiliki perbedaan tingkat kelarutan terhadap
setiap komponen yang akan dipisahkan.
Adsorpsi: Proses pemisahan berdasarkan kesetimbangan
dimana suatu cairan dikontakkan dengan material padatan,
sehingga komponen cairan yang lebih diinginkan menempel
pada permukaan material padatan.
Aliran kontinyu: Suatu model proses dimana aliran input
secara terus-menerus masuk ke dalam proses dan aliran output
secara terus-menerus keluar dari proses.
Aliran proses: Aliran bahan yang masuk dan keluar unit
proses.
Approach temperature: Perbedaan suhu antara aliran panas
dan aliran dingin.
Block Flow Diagram (BFD): Suatu diagram alir proses yang
menunjukkan unit-unit proses utama sebagai blok dan
menunjukkan bagaimana aliran proses bergerak di antara unit-
unit proses.
Bottom product: Produk kolom distilasi dari bagian bawah
dimana kondisi aliran berada pada titik didihnya.
309
Cocurrent: Arah aliran bahan yang akan dipanaskan searah
dengan arah aliran bahan yang akan didinginkan di dalam alat
penukar panas.
Counterflow (Counter current): Arah aliran bahan yang
akan dipanaskan berlawanan dengan arah aliran bahan yang
akan didinginkan di dalam alat penukar panas.
Cyclone: Suatu alat pemisahan partikel padatan dengan
memanfaatkan gaya sentrifugal dimana dilakukan untuk proses
yang tidak dapat memakai gaya grafitasi.
Diagram bertingkat (cascade diagram): Suatu diagram
yang menunjukkan tingkatan energi netto dari aliran panas dan
dingin pada sistem penukar panas di dalam intergrasi panas.
Diagram interval suhu: Suatu diagram yang menunjukkan
aliran panas dan dingin berdasarkan supply temperature dan
target temperature.
Direct sequence: Penyusunan kolom distilasi dimana
komponen lebih ringan diambil terlebih dahulu dari overhead
product.
Distilasi: Pemisahan komponen berdasarkan kesetimbangan
yang menggu-nakan perbedaan volatilitas relatif di antara
komponen yang akan dipisahkan. Proses dilakukan di dalam
kolom bertingkat, dimana terjadi pengulangan dari proses
penguapan dan kondensasi.
Ekstraksi: Proses pemisahan berdasarkan kesetimbangan
dimana cairan yang tidak dapat tercampur sebagian atau
seluruhnya (sebagai pelarut) ditambahkan ke dalam suatu
campuran larutan yang ingin dipisahkan.
310
Energi netto: Selisih antara energi aliran panas dan aliran
dingin di dalam diagram interval suhu.
Energi target: Penembahan energi yang diperlukan di dalam
proses.
Fasa: Suatu bahan yang homogen, berbeda secara fisik, yang
dapat dipisahkan.
Filtrasi: Suatu pemisahan secara mekanik dimana suatu
campuran dile-watkan melalui media berporos; partikel dengan
ukuran lebih besar akan tertahan sedangkan partikel yang lebih
kecil akan lolos.
Flash drum: Suatu tangki yang digunakan untuk memisahkan
campuran uap-cairan. Kecepatan uap di dalam drum harus
lebih rendah dari pada kecepatan pengendapatan cairan yang
jatuh atau turun.
Flotasi: Suatu proses pemisahan dengan bantuan grafitasi
dengan meman-faatkan perbedaan karakteristik permukaan
partikel.
Garis pintch: Suatu garis yang menunjukkan bahwa energi
tidak dapat dipindahkan ke interval berikutnya.
Heuristik: Metode penyelesaian suatu masalah secara cepat
berdasarkan pengalaman.
Indirect sequence: Penyusunan kolom distilasi dimana
komponen lebih berat diambil terlebih dahulu dari bottom
product.
311
Katalis: Suatu material yang digunakan untuk meningkatkan
laju reaksi tanpa mengubah kesetimbangan reaksi atau
koefisien stoikiometri, dan tidak terkonsumsi oleh reaksi.
Kesetimbangan reaksi kimia: Suatu kondisi dimana
konsentrasi reaktan dan produk tidak berubah dengan waktu, di
dalam sistem reaksi pada suhu dan tekanan konstan, yang
dikarakteristikan dengan konstanta kesetimbangan reaksi
kimia, K.
Kinetika kimia: Studi tentang laju reaksi-reaksi kimia.
Koefisien stoikiometri: Suatu bilangan di dalam suatu
persamaan reaksi yang setimbang yang menunjukkan jumlah
relatif mol reaktan yang dikonsumsi atau produk yang
dihasilkan. Koefisien stoikiometri untuk reaktan bernilai
negatif, sedangkan untuk produk bernilai positif.
Komponen: Suatu elemen, senyawa, atau material komposit.
Kristalisasi: Suatu proses pemisahan berdasarkan
kesetimbangan dimana suatu cairan umpan diatur sehingga
membentuk fasa padat. Komposisi fasa padat ini berbeda
dengan komposisi di dalam larutan.
Kurva aliran komposit: Gabungan aliran-aliran individu
menjadi satu aliran.
Overhead product: produk kolom distilasi dari bagian atas
dimana kondisi aliran berada pada titik embunnya.
Pintch point: Suatu titik di dalam merancang jaringan alat
penukar panas dimana driving force untuk energi bernilai
minimum.
312
Pipe rack: Suatu lokasi peletakan semua jaringan perpipaan
baik untuk membawa bahan baku, produk atau bahan utilitas
dari dan ke unit proses.
Process Flow Diagram (PFD): Suatu diagram alir yang
menunjukkan semua komponen utama dari suatu peralatan
proses yang representatif, dan menunjukkan bagaimana aliran
proses dihubungkan satu sama lainnya. Dalam suatu PFD
biasanya mencakup (1) peralatan untuk perpindahan bahan
atau energi; (2) peralatan utama; dan (3) kuantitas aliran,
komposisi, suhu, dan tekanan dari semua aliran proses.
Proses batch: Model proses dimana semua aliran input
masuk pada sekali waktu, kemudian terjadi perubahan fisik dan
kimia selama proses, dan semua aliran output diambil pada
sekali waktu juga.
Produk kimia dasar: Produk yang dibuat dari bahan baku
alam.
Produk kimia industri: Produk yang dibuat dari bahan baku
turunan produk kimia dasar.
Purge (Blowdown): Pembuangan atau pengeluaran secara
kontinyu atau bertahap sejumlah aliran yang disirkulasi. Hal ini
dilakukan untuk mencegah meningkatnya suatu komponen di
dalam aliran sirkulasi, biasanya dinyatakan dengan persentase
aliran sirkulasi.
Reaktan berlebih (excess reactant): Umpan reaktan yang
lebih besar dari rasio stoikiometri relatif terhadap reaktan yang
lain.
Reaktor: Suatu unit proses yang menyediakan kondisi
sehingga suatu reaksi kimia dapat berjalan.
313
Recirculation (Recycle – Daur Ulang): Aliran yang
dikembalikan ke dalam proses setelah keluar dari unit proses.
Digunakan untuk mengembalikan komponen yang masih dapat
digunakan di dalam proses. Biasanya digunakan pada reaktor
dengan nilai konversi yang rendah.
Recoveri energi: energi yang dimanfaatkan di dalam proses
tanpa menggunakan aliran utilitas.
Selektifitas: Suatu nilai spesifikasi unjuk kerja reaktor.
Jumlah mol reaktan yang dikonversi menjadi produk yang
diinginkan dibagi dengan jumlah mol reaktan yang dikonsumsi
oleh semua tahapan reaksi.
Separator: Suatu unit proses dimana satu atau lebih aliran
input mengalami perubahan fisik sehingga campuran
komponen pada aliran dapat dipisahkan ke dalam dua atau
lebih aliran keluar dengan komposisi yang berbeda.
Sink: media penyerap panas disebut juga sebagai cold stream
atau aliran dingin.
Sintesis proses kimia: Suatu metode dan ilmu pengetahuan
yang digunakan untuk memilih bahan baku dan tahapan reaksi
yang sesuai, dan mengembangkan proses yang efisien,
ekonomis, dapat dipercaya, dan aman.
Sistem: Suatu volume yang spesifik dengan batasan-batasan
yang diketahui.
Splitter: Suatu unit proses dengan aliran input tunggal yang
dipisahkan ke dalam dua atau lebih aliran output tanpa
mengalami perubahan komposisi.
314
Supply temperature: Suhu awal dari aliran panas yang akan
didinginkan atau aliran dingin yang akan dipanaskan.
Target temperature: Suhu yang diinginkan dari aliran panas
yang akan didinginkan atau aliran dingin yang akan
dipanaskan.
Topologi proses: Peta suatu proses yang menunjukkan
bagaimana unit-unit proses dihubungkan sesamanya dan arah
aliran bahan di antara unit-unit proses.
Unit proses: Suatu blok atau tanda lain di dalam diagram alir
proses yang memberikan informasi fungsi proses yang spesifik.
Variabel proses: Variabel-variabel seperti kuantitas, laju alir,
komposisi, tekanan yang mendefinisikan bentuk suatu aliran
proses atau unit proses.
Yield: Suatu spesifikasi unjuk kerja reaktor. Mol reaktan yang
dikonversi untuk produk yang diinginkan dibagi dengan mol
reaktan yang diumpankan ke dalam reaktor.
ΔTmin : Perbedaan suhu minimum yang ditetapkan antara
aliran panas dan dingin di dalam alat penukar panas.
A Adsorbsi, 222 Approach temperature, 222
B
Batch, 16, 18, 19, 20, 222 BFD, 25, 26, 217 Block Flow Diagram
BFD, 222 Blow down, 222 Bottom product, 222 Boundary, 222
C
cascade diagram, 143, 152, 222
Cocurrent, 222 Cold stream, 131, 132, 133,
134, 135, 138, 139, 140 Counterflow, 222 Cyclone, 222
D
Daur Ulang, 222 Diagram bertingkat, 143,
222 Diagram interval suhu, 142,
222 Direct sequence, 222 Distilasi, 222
E
Ekstraksi, 222 Energi, 222
Energi netto, 222 Excess reactant, 222
F
Filtrasi, 222 Flash drum, 222 Flotasi, 222
G
Green engineering, 222
H
Heat exchanger, 131, 139, 222
Heuristik, 222
I
Indirect sequence, 222
K
Katalis, 222 Keseimbangan, 142 Kesetimbangan reaksi
kimia, 222 Khlorinasi, 222 Kinetika, 222 Komponen, 222 Konversi, 19 Kristalisasi, 222 Kurva aliran komposit, 222
O
Oksigen, 222 Overhead product, 222
INDEKS
315
P
Pencemaran, 222 PENYUSUNAN JARINGAN
HEAT EXCHANGER, 130 PFD, 25, 26, 27, 28, 29, 31,
45, 219 Pintch, 222 Pintch point, 222 Pipe rack, 222 Process Flow Diagram
PFD, 222 Produk kimia dasar, 222 Produk kimia industri, 222 Proses batch, 16 Purge, 222
R
Reaktor, 222 Recoveri energi, 132 Recovery energi, 222
S
Selektivitas, 222 Separator, 222 Sink, 131, 140, 222 Sintesis proses kimia, 222 Sistem, 18, 20 Splitter, 222 Steam, 132, 133, 134, 138,
140, 144 Stoikiometri, 222 Supply temperatur, 222
T
Target temperatur, 222 Tata letak, 222
Teknologi bersih, 222 Topologi proses, 222
U
Unit proses, 18, 222
V
Variabel proses, 222 Vinil khlorida, 1
Y
Yield, 222
Δ
ΔTmin, 132, 133, 134, 135, 136, 137, 138, 139, 140, 141, 142, 147, 148, 150, 152
316