dasar ilmu bahan.doc
DESCRIPTION
SMkTRANSCRIPT
Teknik Mesin
Menguasai Dasar-Dasar Teknologi Bahan
Untuk Sekolah Menengah Kejuruan
Bidang Keahlian : Teknik Mesin Program Keahlian : Teknik Perkakas
Berdasarkan Kurikulum SMK yang Disempurnakan(Kurikulum SMK Edisi 1999)
Penyusun :
Drs. Sukaini
Editor:
Drs. Putut Subijantoro
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAHPUSAT PENGEMBANGAN PENATARAN GURU TEKNOLOGIVOCATIONAL EDUCATION DEVELOPMENT CENTER
JL. Telul Mandar, Arjosari, Tromol Pos 5 Malang, 65102, Telp. (341) 491239, Fax. (0341) 491342
Teknik Mesin
KATA PENGANTAR
Modul ini diterbitkan untuk menjadi bahan ajar pada SMK Bidang
Keahlian Teknik Mesin, memenuhi tuntutan pelaksanaan Kurikulum SMK yang
disempurnakan (Kurikulum SMK edisi 1999).
Nilai kegunaan modul ini terletak pada pemakaiannya, karena itu kepada
semua organisasi dan manajemen Pendidikan Menengah Kejuruan, diharapkan
dapat berusahan untuk mengoptimalkan pemakaian modul ini.
Dalam pemakaian modul ini, tetap diharapkan berpegang kepada azas
keluwesan, asas kesesuaian dan asas keterlaksanaan sesuai dengan
karakteristik kurikulum SMK yang disempurnakan.
Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan menyampaikan terima kasih
dan penghargaan kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penulisan naskah bahan ajar ini.
Jakarta, Agustus 2000
Direktur
Pendidikan Menengah Kejuruan
Dr. Ir. Gatot Hari Priowiryanto
NIP 130675814
Dasar-dasar Teknologi Bahan i
Teknik Mesin
PROFIL KOMPETENSI TAMATAN TINGKAT I PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK MESIN PERKAKAS
Kompetensi
A. Menggambar teknik
dasar
A1. Menerapkan
penggunaan peralatan
serta ketentuan dan
standarisasi gambar
A2. Menggambar
konstruksi geometri
A3.Menggambar gambar
proyeksi
A4. Menggambar gambar
potongan
A5.Menggambar ukuran
pada gambar kerja
B.Menguasai dasar-dasar
teknologi bahan
B1. Mengelompokkan
bahan logam dan non
logam serta sifat-sifatnya
B2. Memahami proses
pengolahan bahan logam
ferro dan non ferro
B3. Menerapkan perlakuan
panas pada baja karbon
CI. Menguasai
keterampilan dasar kerja
mesin
C1. Memahami undang-
undang keselamatan
kerja
C2. Memahami macam-
macam alat ukur dan
peralatan kerja bangku
C3. Mengikir rata, siku dan
sejajar
C4. Menerapkan
penggambaran benda
kerja
C5. Memahat dan
menggergaji
C6. Mengikir sudut dan alur
C7. Mengebor C8. Mengikir radius dan
lubang
C9.Mengulir dengan tap
dan snei
C10. Mengasah mata bor,
pahat tangan, pahat bubut
D4. Memahami motor
listrik
Dasar-dasar Teknologi Bahan ii
Teknik Mesin
DAFTAR ISI
Dasar-dasar Teknologi Bahan iii
Teknik Mesin
PENDAHULUAN
Memperhatikan tugas dan fungsi pokok PPPGT/VEDC Malang sebagai
Pusat Pengembangan dan Penataran Guru Teknologi, maka salah satu
konsewensinya bahwa pusat ini harus menjadi pusat andalan dan sumber
pembaharuan di dunia pendidikan dan pelatihan teknologi pada umumnya.
Salah satu yang harus mendapat perhatian dan perlu prioritas adalah masalah
pengembangan perangkat lunak (software).
Memperhatikan hal tersebut, PPPGT/VEDC Malang telah
memprogramkan kegiatan penulisan dan pengembangan modul-modul
pelatihan untuk Sekolah Menengah Kejuruan , baik untuk Kegiatan Belajar
Mengajar secara langsung maupun untuk persiapan dan kegiatan
Belajar Jarak Jauh melalui media Internet.
Untuk itu dalam modul ini akan membahas materi-materi tentang Dasar-
dasar Teknologi Bahan yang meliputi :
Mengelompokkan bahan logam dan bahan non logam serta sifat-
sifatnya.
Memahami proses pengolahan bahan logam dan bahan non logam.
Menerapkan perlakuan panas pada baja karbon.
Sesuai dengan tujuan dan harapan dari modul ini yaitu peserta diharapkan
dapat memahami dan menguasai pengetahuan tentang dasar-dasar teknologi
bahan pada tingkat dasar melalui teori dan praktikum. Karena pengetahuan dan
keterampilan yang telah dimiliki oleh peserta didik akan dapat bermanfaat
sebagai bekal dalam melaksanakan pekerjaan – pekerjaan dibidang Teknologi
Pengerjaan Logam.
Dasar-dasar Teknologi Bahan iv
Teknik Mesin
TUJUAN UMUM PEMBELAJARAN
Setelah proses pembelajaran modul dasar-dasar teknologi bahan ini selesai,
peserta diklat dapat :
Mengelompokkan bahan logam dan bahan non logam.
Memahami proses pengolahan bahan logam dan bahan non logam.
Menerapkan perlakuan panas pada baja karbon.
Dasar-dasar Teknologi Bahan v
Teknik Mesin
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
Modul ini merupakan materi pembelajaran yang disusun dan disajikan
secara tertulis sedemikian rupa sehingga para peserta diklat diharapkan dapat
menyerap sediri materi tersebut.
Modul ini dipersiapkan berdasarkan acuan Compentency Based Training (CBT)
dan mengutamakan pada Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA). Dengan demikian
proses pembelajarannya menuntut para peserta proaktif untuk tahu lebih
banyak dan lebih terampil. Peserta diharapkan dapat membaca modul ini
secara tuntas, berurutan dan bila ada hal-hal yang kurang jelas diharapkan
dapat menanyakan kepada instruktor yang mendampinginya.
Modul ini diperuntukkan bagi peserta diklat tentang Dasar-dasar
Teknologi Bahan pada tingkat dasar yaitu bagi siswa SMK kelas I atau peserta
umum yang sederajat.
Sebelum proses pembelajaran dimulai, yang harus dipersiapkan adalah
sebagai berikut :
Berkas modul untuk masing-masing peserta.
Ruang kelas dan bengkel.
Alat-alat bantu pengajaran.
Oven untuk proses perlakuan panas.
Lembar kerja dan lembar evaluasi.
Perlengkapan keselamatan kerja yang diperlukan.
Seperti disebutkan didepan bahwa modul ini dipersiapkan berdasarkan
Compentency Based Training (CBT) dengan mengutamakan metode Cara
Belajar Siswa Aktif (CBSA).
Dasar-dasar Teknologi Bahan vi
Teknik Mesin
Dalam hal ini instruktor bertindak sebagai fasilitator untuk membantu peserta
diklat dengan metode pembelajaran sebagai berikut :
Metode ceramah (bila diperlukan)
Metode diskusi.
Metode tanya-jawab.
Metode demonstrasi.
Metode latihan.
Metode pemberian tugas.
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah peserta diklat di syarat kan untuk
dapat memperlihatkan kemampuannya dalam menyelesaikan semua kegiatan
sesuai dengan levelnya yang dapat dilihat pada Tujuan Umum Pembelajaran .
Peserta diklat akan dinilai berdasarkan semua kegiatan tertulis baik teori
maupun praktik yang telah diselesaikan dan juga diharapkan :
Semua kegiatan teori maupun praktik diselesaikan sesuai dengan
standart.
Peserta juga diharapkan dapat mengukur kemampuannya sendiri dengan
memastikan bahwa sebelum memulai kegiatan, peserta diharuskan dapat
memahami tujuan khusus pembelajaran yang harus dicapai dan instruktor
dapat mengetahui hasil yang didapat peserta.
Setelah menyelesaikan semua kegiatan diharapkan peserta dapat
mendiskusikan hasil topik pembelajaran bersama dengan instruktor dan
instruktor dapat memeriksa semua hasil kegiatan yang dicapai oleh peserta
diklat dan dapat menanda-tangani.
Dasar-dasar Teknologi Bahan vii
Teknik Mesin
Kegiatan Belajar 1
Mengelompokkan bahan logam dan bahan non logam
1.Tujuan Khusus Pembelajaran
Setelah pelajaran selesai, peserta diklat diharapkan dapat :
Mengidentifikasi macam-macam logam besi (ferro) dan sifat-sifatnya.
Mengidentifikasi macam-macam logam bukan besi (non ferro) dan sifat-
sifatnya.
2. Uraian Materi
Setiap orang yang berkecimpung dalam pekerjaan teknik, seharusnya
mempunyai pengetahuan yang memadai mengenai bahan-bahan yang akan
dikerjakan.
Bagi mereka diharapkan memiliki pengetahuan mengenai jenis-jenis bahan dan
sifat-sifat bahan yang akan dikerjakan tersebut, melalui berbagai cara dan
percobaan. Seperti halnya kebanyakan upaya engenering, proses pemilihan
bahan adalah suatu proses penyelesaian masalah. Lebih dari itu mereka juga
harus bisa memilih bahan yang paling tepat dan sesuai untuk suatu kebutuhan
khusus. Hal tersebut berarti mereka harus memperhatikan jenis dan sifat bahan
selama proses pembentukannya dan perilaku selama penggunaannya (seperti
sifat mampu las, mampu betuk, mampu dikerjakan dengan mesin,stabilitas
listrik, ketahanan terhadap korosi, perbaikan dan perawatan) dan demikian pula
masalah biaya dan pengadaannya. Prinsip utama adalah bahwa setiap bahan
berkaitan erat sekali dengan struktur intern bahan itu sendiri, dimana struktur
intern bahan tersebut mencakup atom - atom dan susunannya didalam suatu
kristal, molekul atau struktur mikro. Struktur dalam bahan bisa berubah bila
Dasar-dasar Teknologi Bahan 1
Teknik Mesin
terjadi deformasi, oleh karena itu terjadi perubahan sifat-sifat (misalnya
kekuatan, kekerasan dan kekenyalannya). Proses perlakuan panas juga dapat
berpengaruh atas struktur dalam bahan.
Oleh karena itu sifat dan perilaku bahan merupakan cerminan dari struktur
didalamnya. Bila perlu sifat khusus dari bahan harus selalu diperhatikan, karena
bila struktur intern bahan berubah selama pengolahannya atau pemakaiannya,
maka akan terjadi pula perubahan sifat bahan tersebut.
Dalam pembahasan ini akan memberikan pengetahuan dasar ilmu bahan
dalamruang lingkup teknik mulai dari pengolahan bahan baku hingga pruduk
jadi serta pemakaiannya.
KLASIFIKASI BAHAN TEKNIK
Secara garis besar bahan teknik dapat diklasifikasikan dalam 2 (dua)
kelompok besar yaitu :
1. Bahan Logam
Dimana bahan logam tersebut biasanya mempunyai sifat-sifat sebagai
berikut :
Penghantar listrik / panas yang baik.
Dapat dibentuk dengan proses panas dan dingin.
Mempunyai tegangan tarik tinggi.
2. Bahan bukan logam.
Dimana bahan bukan logam tersebut biasanya mempunyai sifat-sifat
sebagai berikut :
Tidak baik untuk penghantar listrik / panas.
Sulit untuk dibentuk.
Tegangan tarik rendah.
Baik sebagai isolator / bahan isolator
.
Dasar-dasar Teknologi Bahan 2
Teknik Mesin
1. Bahan logam dapat diklasifikasikan dalam 2 (dua) kelompok yaitu :
1.1. Logam Besi ( Ferrous ).
Dimana bahan logam besi ini mempunyai kandungan Besi (Fe) dengan
tingkat kemurnian sampai 100%. Besi murni ini mempunyai titik cair 1540 º C
dan massa jenis 7,86 kg/dm³.
Logam besi dibedakan dalam 2 macam yaitu :
Baja : Logam besi yang mengandung karbon (C) < 2,06
Baja Tuang : Logam besi yang mengandung karbon (C) > 2,06
1.2. Logam bukan besi (Non Ferrous).
Logam bukan besi adalah semua bahan logam yang tidak mengandung
besi(Fe).
Menurut massa jenisnya logam bukan besi dibedakan 2 macam yaitu :
Logam Berat :
Semua logam bukan besi yang mempunyai massa - jenis > 5 kg/dm³.
Contoh : Tembaga (Cu), Seng (Zn), Crom (Cr), Nikel (Ni), dll.
Logam Ringan:
Semua logam bukan besi yang mempunyai massa-jenis < 5 kg/dm³.
Contoh : Aluminium (Al),Titanium (Ti),Magnesium (Mg), Berylium (Be).
Logam Mulia :
Logam mulia tersebut dikatagorikan juga termasuk logam berat, tetapi
mempunyai sifat-sifat khusus seperti :
Tahan terhadap bahan kimia, tahan terhadap korosi, dll.
Contoh : Emas (Au), Platina (Pt), Perak (Ag).
Dasar-dasar Teknologi Bahan 3
Teknik Mesin
2. Bahan Bukan Logam dapat diklasifikasikan dalam 2 (dua) kelompok
yaitu :
2.1. Bahan Sintetis :
Bahan-bahan bukan logam yang telah mengalami proses kimia.
Contoh : Plastik, Porselin, Nilon, Karet Sintetis, dll.
2.2. Bahan Alami
Bahan-bahan bukan logam yang belum mengalami proses kimia atauyang
sudah mengalami proses fisika.
Contoh : Batu, Batu Bara, Belerang, Kayu, dll.
Bahan Alami dibedakan menjadi 2 macam yaitu :
Bahan Alami Murni: yaitu bahan bukan logam yang belum
mengalami proses kimia.
Contoh :Silisium, Belerang, Batu Bara, Minyak bumi, dan semua
bahan-bahan logam yang baru diambil dari sumbernya. Atau
sebagai bahan asal pembuatan bahan sistetis.
Bahan Alami olahan : yaitu bahan bukan logam yang sudah
mengalami proses fisika , artinya semua sifat-sifat bahan tersebut
masih dapat dikenali.
Contoh : Kulit, Kertas, Arang Kayu.
2. 3. Bahan Paduan Logam dan Bukan Logam.
Pengertian : Paduan dua buah bahan atau lebih dimana Komposisi Kimia
dari bahantersebut tidak berubah.
Contoh : Kuningan (Cu Zn) = Tembaga (Cu) + Seng (Zn).
Dimana pada paduan tersebut terjadi perubahan bentuk maupun sifat
sifatnya.
Dasar-dasar Teknologi Bahan 4
Teknik Mesin
Macam-macam bahan paduan :
Bahan Paduan : adalah suatu bahan campuran dari dua macam bahan
logam atau lebih yang dipadukan dalam keadaan cair.
Contoh : Perunggu, Kuningan, Baja Nikel, Baja Krom, dll.
Bahan Anyaman : adalah suatu bahan campuran dari dua bahan atau
lebih yang diperkuat dengan jalan anyaman.
Contoh : Sabuk Ban , Kanvas Rem.
Bahan Lapisan : adalah campuran dua bahan yang diperkuat dengan
lapisan bahan lain.
Contoh : Paking Kepala Silinder, Kaca Lapis.
Bahan Lapis Permukaan : adalah campuran bahan yang bertujuan
untuk melindungi bahan terhadap karat , korosi, dan memberi daya
tahan terhadap gesekan.
Contoh : Verkroom, Vernikel, Galvanis.
SIFAT - SIFAT BAHAN
Klasifikasi umum.
Untuk dapat menggunakan bahan teknik dengan tepat, maka bahan
tersebut harus dapat dikenali dengan baik sifat-sifatnya yang mungkin akan
dipilih untuk dipergunakannya. Sifat-sifat bahan tersebut tentunya sangat
banyak macamnya , untuk itu secara umum sifat-sifat bahan tersebut dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
Sifat Kimia.
Dengan sifat kimia diartikan sebagai sifat bahan yang mencakup antara
lain kelarutan bahan tersebut terhadap larutan kimia, basa atau garam dan
pengoksidasiannya terhadap bahan tersebut. Salah satu contoh dari sifat kimia
yang terpenting adalah : KOROSI.
Dasar-dasar Teknologi Bahan 5
Teknik Mesin
Sifat Teknologi.
Sifat teknologi adalah sifat suatu bahan yang timbul dalam proses
pengolahannya. Sifat ini harus diketahui terlebih dahulu sebelum mengolah
atau mengerjakan bahan tersebut.
Sifat – sifat teknologi ini antara lain :
Sifat mampu las (Weldability), sifat mampu dikerjakan dengan mesin
(Machineability), sifat mampu cor (Castability),dan sifat mampu dikeraskan
(Hardenability).
Sifat Fisika.
Sifat fisika adalah perlakuan bahan karena mengalami peristiwa Fisika,
seperti adanya pengaruh panas, listrik dan beban. Yang termasuk golongan
sifat fisika ini adalah : Sifat Panas, Sifat Listrik, Sifat Mekanis.
Sifat Panas.
Sifat-sifat bahan yang timbul karena pengaruh panas yaitu : sifat-sifat
karena proses pemanasan dan karena perubahan bentuk / ukuran oleh panas
(pemuaian/penyusutan). Pengaruh panas dapat juga merubah struktur bila
kombinasi pemanasan dan pendinginan dilakukan pada kecepatan waktu
tertentu. Hal ini banyak mempengaruhi atau dapat merubah sifat mekanis dari
bahan tersebut. Proses ini dikenal dengan nama perlakuan panas atau “HEAT-
TREATMENT “.
Sifat Listrik.
Sifat listrik dari bahan adalah penting, karena sifat dari bahan inilah
sekarang mungkin dapat digunakan untuk Televisi, Radio, dan Telepon. Sifat –
sifat listrik dari bahan yang terpenting adalah : ketahanan dari suatu bahan
terhadap aliran listrik dan daya hantarnya , dan tidak semua bahan mempunyai
daya hantar listrik yang sama.Bahan bukan logam, seperti misalnya keramik,
plastik adalah penghantar listrik yang tidak baik, oleh karena itulah bahan ini
dipergunakan sebagai “ISOLATOR”.
Dasar-dasar Teknologi Bahan 6
Teknik Mesin
Semua bahan logam dapat mengalirkan arus listrik , akan tetapi logam
yang paling baik untuk penghantar listrik adalah aluminium dan tembaga. Oleh
karena itulah dalam teknik listrik bahan tersebut banyak dipergunakan sebagai
Konduktor, Kabel,Panel Penghubung dan alat-alat listrik lainnya.
Sifat Mekanik.
Sifat mekanik suatu bahan adalah kemampuan bahan untuk menahan
beban-beban yang dikenakan kepadanya. Dimana beban-beban tersebut dapat
berupa beban tarik, tekan, bengkok, geser, puntir,atau beban kombinasi.
Sifat – sifat mekanik bahan yang terpenting antara lain :
Kekuatan(strenght) menyatakan kemampuan bahan untuk menerima
tegangan tanpa menyebabkan bahan tersebut menjadi patah
Kekuatan ini ada beberapa macam, dan ini tergantung pada beban yang
bekerja antara lain dapat dilihat dari kekuatan tarik,kekuatan geser,
kekuatan tekan, kekuatan puntir, dan kekuatan bengkok.
Kekerasan (hardness) dapat didefinisikan sebagai kemampuan bahan
untuk tahan terhadap goresan , pengikisan (abrasi), penetrasi. Sifat ini
berkaitan erat dengan sifat keausan (wear resistance). Dimana kekerasan
ini juga mempunyai korelasi dengan kekuatan.
Kekenyalan (elasticity) menyatakan kemampuan bahan untuk menerima
tegangan tanpa mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk yang
permanen setelah tegangan dihilangkan. Bila suatu bahan mengalami
tegangan maka akan terjadi perubahan bentuk. Bila tegangan yang
bekerja besarnya tidak melewati suatu batas tertentu maka perubahan
bentuk yang terjadi bersifat sementara, perubahan bentuk ini akan hilang
bersama dengan hilangnya tegangan, akan tetapi bila tegangan yang
bekerja telah melampaui batas tersebut, maka sebagian bentuk itu tetap
ada walaupun tegangan telah dihilangkan.
Dasar-dasar Teknologi Bahan 7
Teknik Mesin
Kekenyalan juga menyatakan seberapa banyak perubahan bentuk elastis
yang dapat terjadi sebelum perubahan bentuk yang permanen mulai
terjadi, dengan kata lain kekenyalan menyatakan kemampuan bahan
untuk kembali ke bentuk dan ukuran semula setelah menerima beban
yang menimbulkan deformasi.
Kekakuan (stiffness) menyatakan kemampuan bahan untuk menerima
tegangan / beban tanpa mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk
(deformasi) atau defleksi. Dimana dalam beberapa hal kekakuan ini lebih
penting dari pada kekuatan.
Plastisitas (plasticity) menyatakan kemampuan bahan untuk mengalami
sejumlah deformasi plastis (yang permanen) tanpa mengakibatkan
terjadinya kerusakan. Sifat ini sangat diperlukan bagi bahan yang akan
diproses dengan berbagai proses pembentukan seperti, forging, rolling,
extruding dan sebagainya. Sifat ini sering juga disebut sebagai keuletan /
kekenyalan (ductility). Bahan yang mampu mengalami deformasi
plastis yang cukup tinggi dikatakan sebagai bahan yang mempunyai
keuletan / kekenyalan tinggi, dimana bahan tersebut dikatakan ulet /
kenyal (ductile). Sedang bahan yang tidak menunjukan terjadinya
deformasi plastis dikatakan sebagai bahan yang mempunyai keuletan
yang rendah atau dikatakan getas /rapuh (brittle).
Ketangguhan (toughness) menyatakan kemampuan bahan untuk
menyerap sejumlah energi tanpa mengakibatkan terjadinya kerusakan.
Juga dapat dikatakan sebagai ukuran banyaknya energi yang diperlukan
untuk mematahkan suatu benda kerja, pada suatu kondisi tertentu. Sifat
ini dipengaruhi oleh banyak faktor , sehingga sifat ini sulit untuk diukur
Kelelahan (fatique) merupakan kecenderungan dari logam untuk patah
bila menerima tegangan berulang-ulang (cyclic stress) yang besarnya
masih jauh di bawah batas kekuatan elastisitasnya. Sebagian besar dari
kerusakan yang terjadi pada komponen mesin disebabkan oleh kelelahan.
Dasar-dasar Teknologi Bahan 8
Teknik Mesin
Karenanya kelelahan merupakan sifat yang sangat penting tetapi sifat ini
juga sulit diukur karena sangat banyak faktor yang mempengruhinya.
Merangkak/keretakan (creep) merupakan kecenderungan suatu logam
untuk mengalami deformasi plastik yang besarnya merupakan fungsi
waktu, dimana pada saat bahan tersebut menerima beban yang besarnya
relatif tetap.
Berbagai sifat mekanik diatas juga dapat dibedakan menurut cara
pembebanannya, yaitu sifat mekanik statik, sifat terhadap beban statik,
yang besarnya tetap atau berubah dengan lambat, dan sifat mekanik
dinamik, sifat mekanik terhadap beban, yang berubah-rubah atau
mengejut. Ini perlu dibedakan karena tingkah laku bahan mungkin berbeda
terhadap cara pembebanan yang berbeda.
Dasar-dasar Teknologi Bahan 9
Teknik Mesin
Lembar Percobaan/Latihan/Evaluasi
1. Sebutkan 2 kelompok besar dan sifat-sifatnya dari bahan teknik !
2. Menurut massa jenisnya logam bukan besi (non ferrous) dapat
dibedakan dalam 2 macam, sebutkan dan beri contohnya !
3. Bahan alami dibedakan dalam 2 macam, sebutkan dan beri contohnya !
4. Sebutkan sifat-sifat dari bahan !
5. Sebutkan sifat-sifat mekanik dari bahan yang terpenting !
Dasar-dasar Teknologi Bahan 10
Teknik Mesin
Lembar Jawaban
1. a. Bahan logam.
Sifat-sifatnya yaitu :
Penghantar listrik / panas yang baik.
Dapat dibentuk dengan proses panas dan dingin.
Mempunyai tengangan tarik yang tinggi.
b. Bahan bukan logam.
Sifat-sifatnya yaitu :
Tidak baik untuk penghantar listrik / panas.
Sulit untuk dibentuk.
Tegangan tarik rendah.
Baik untuk isolator / bahan isolator.
2. a. Logam berat.
Semua logam bukan besi yang mempunyai massa jenis
5 kg/dm3.
Contoh : Tembaga, Seng, Crom, Nikel.
b. Logam ringan.
Semua logam bukan besi yang mempunyai massa jenis 5 kg/dm3.
Contoh : Aluminium, Titanium, Magnesium, Berylium.
Dasar-dasar Teknologi Bahan 11
Teknik Mesin
3. a. Bahan alami murni yaitu : bahan bukan logam yang belum mengalami
proses kimia.
Contoh : Silisium, Belerang, Batu bara, Minyak bumi, dan semua
bahan-bahan logam yang baru diambil dari sumbernya.
b. Bahan alami olahan yaitu : bahan bukan logam yang sudah
mengalamiproses fisika,artinya semua sifat-sifat bahan tersebut masih
dapat dikenali.
Contoh : Kulit, Kertas, Arang kayu.
4. a. Sifat kimia. Sifat panas.
Sifat teknologi. Sifat listrik.
Sifat fisika. Sifat mekanik.
5. Kekuatan. Kekerasan.
Kekenyalan. Kekakuan.
Plastisitas. Ketangguhan.
Kelelahan. Keretakan.
Dasar-dasar Teknologi Bahan 12
Teknik Mesin
Kegiatan Belajar 2
Proses Pengolahan Bahan Logam Besi (Ferro) dan
Logam Bukan Besi (Non Ferro)
1.Tujuan Khusus Pembelajaran
Setelah pelajaran selesai, peserta diklat diharapkan dapat :
Mengenal cara pengolahan logam besi (Ferro).
Mengenal cara pengolahan logam bukan besi (Non Ferro).
2.Uraian Materi
LOGAM BESI (FERROUS)
Pada garis besarnya logam digolongkan menjadi dua yaitu : Logam besi
(ferrous) dan Logam bukan besi (non ferrous). Logam besi adalah logam yang
paling penting dari segi teknis dan ekonomis serta telah terpaut dalam sejarah
manusia sejak sekitar 5000 tahun yang lalu dan juga logam besi memegang
peranan terbesar bagi perkembangan perekonomian yang kuat dalam sebuah
negara. Adapun logam besi berasal atau didapat dari bijih besi yang
merupakan bahan dari tambang dalam berbagai mutu dan dalam bentuk batuan
yang tidak sama besarnya. Jadi bijih besi adalah : bahan dasar/asal besi yang
ditambang tidak dalam keadaan murni, melainkan bijih besi tersebut masih
merupakan persenyawaan / ikatan kimiawi antara besi (Fe) dengan zat asam
(O), dan sebagian juga dengan zat air (H) dan dengan zat arang (C). Selain itu
bijih-bijih besi tersebut masih mengandung tambahan persenyawaan dengan
mangan (Mn), silisium (Si), belerang (S), pospor (P), dan lain-lain.
Unsur – unsur yang terpenting dalam bijih besi tersebut adalah unsur besi
(Fe) dan oksigen (O), yang persenyawaannya disebut dengan nama Besi
Oksid. Adapun kandungan persenyawaan besi (Fe) dalam bijih besi tersebut
dapat dibedakan dalam 4 macam bijih besi yaitu :
Dasar-dasar Teknologi Bahan 13
Teknik Mesin
Batu besi coklat (Limonit) (2 Fe2 O3 + 3 H2 O) dengan mengandung besi
kira-kira 40%.
Batu besi merah (Hematit) (Fe2 O3) dengan mengandung besi kira-kira
40% s/d 60%.
Batu besi magnetit (Fe3 O4) dengan mengandung besi kira-kira 60% s/d
70%.
Batu besi kalsit (spat karbonat) (Fe C O3) dengan mengandung besi
kira-kira 30% s/d 40%.
Bijih besi tersebut sebelum diolah/diproses didalam dapur tinggi untuk
mendapatkan bentuk dan struktur yang sesuai dengan yang diinginkan, terlebih
dahulu diproses pada proses pendahuluan , karena bijih besi yang dari
tambang biasanya masih bercampur dengan pasir, tanah liat, dan batu-batuan
lainnya, serta dalam bentuk dan ukuran yang tidak sama besar. Untuk
kelancaran pengolahan bijih, batu-batu bijih tersebut dipecah dengan mesin
pemecah, kemudian disortir antara bijih besi dan batu-batu ikiutan dengan
tromol magnet.
DAPUR TINGGI
Pada umumnya dapur tinggi digunakan untuk mengolah bijih-bijih besi
menjadi basi kasar. Didalam dapur tinggi tersebut terjadi proses peleburan, dan
proses reduksi bijih-bijih besi menjadi besi kasar. Dapur tinggi dibuat dari batu
tahan api yang dilapisi dengan mantel baja pada bagian luarnya dan
mempunyai bentuk dua buah kerucut terpancung yang berdiri satu diatas yang
lain pada alasnya. Bagian atas adalah tungkunya yang melebar kebawah,
sehingga muatannya dengan mudah mengalir kebawah dan tidak terjadi
kemacetan. Bagian bawah melebar keatas dengan maksud agar muatannya
tetap berada pada bagian bawah.
Bahan-bahan yang digunakan dalam proses dapur tinggi untuk menghasilkan
besi kasar antara lain:
Dasar-dasar Teknologi Bahan 14
Teknik Mesin
Bijih besi.
Bijih besi merupakan bahan pokok dari dapur tinggi dan bijih besi tersebut
didapat dari tambang setelah melalui proses pendahuluan.
Bahan tambahan.
Sebagai bahan tambahan biasanya digunakan batu kapur (Ca C O3),
dimana batu kapur tersebut gunanya untuk mengikat abu kokas dan batu-batu
ikutan hingga menjadi terak yang dengan mudah dapat dipisahkan dari cairan
besi kasar. Dan terak itu sendiri didalam proses berfungsi sebagai pelidung
cairan besi kasar dari oksidasi yang mungkin dapat mengurangi hasil yang
diperoleh karena terbakarnya besi kasar cair tersebut. Tetapi jika batu-batu
ikutan itu sendiri terdiri dari batu-batu basa, maka dipakai bahan tambahan
yang asam, misalnya flourida kalsium (Ca F O2). Proses pengikatan bahan
yang ikut dalam cairan besi kasar antara lain dapat dilihat pada reaksi kimia
sebagai berikut :
CaCO3 CaO + CO2
(terak)
FeS + CaO + CO Fe + CaS + CO2
(terak)
FeS + CaO + C Fe + CaS + CO
(terak)
Apabila bijih besi mengandung unsur Silisium (Si) atau Mangan (Mn), maka
reaksi kimianya adalah sebagai berikut :
CaO + SiO2 CaSiO3 (silikat kalsium sebagai terak cair)
MnO + SiO2 MnSiO3 (silikat mangan sebagai terak cair)
FeO + SiO2 FeSiO3 (terak besi)
Bahan bakar.
Dasar-dasar Teknologi Bahan 15
Teknik Mesin
Bahan bakar yang sering digunakan untuk dapur tinggi adalah kokas.
Kokas tersebut dibuat dari batu bara dengan jalan menyuling kering batu bara
dalam perusahaan kokas. Dimana batu bara yang terdiri dari bagian-bagian
seperti gas, ter, dan air dikeluarkan dari batu bara oleh suatu proses
pemanasan dan yang tinggal hanyalah zat arang (C) dan abu,inilah yang
dinamakan kokas.
Udara panas.
Udara panas digunakan untuk mengadakan pembakaran dengan bahan
bakar yang menjadi CO2 dan CO guna menimbulkan panas, juga untuk
mereduksi bijih-bijih besi. Udara panas dihembuskan dengan maksud agar
pembakaran lebih sempurna, sehingga kebutuhan kokas berkurang dan
pemanasan udara tersebut dilakukan pada dapur pemanas cowper.
Proses dalam Dapur Tinggi.
Dasar-dasar Teknologi Bahan 16
Teknik Mesin
Prinsip dari proses dalam dapur tinggi adalah proses reduksi, dimana
bijih besi, bahan bakar, dan bahan tambahan dimasukkan kedalam dapur
melalui lubang pengisian pada bagian atas dapur.
Didalam dapur tinggi terdapat 3 (tiga) daerah yaitu:
Daerah pemanasan pendahuluan dengan suhu 2000 C – 8000 C.
Daerah reduksi dengan suhu 8000 C – 14000 C.
Daerah pencairan / peleburan dengan suhu 14000 C – 18000 C.
Bahan-bahan yang baru dimasukkan melalui lubang pengisian lebih dahulu
dikeringkan pada mulut dapur oleh gas panas dapur tinggi dan lebih kebawah
lagi didalam dapur tinggi, maka temperaturnya tambah meningkat lebih
panas,disinilah terjadi perubahan oksid-oksid besi yang tinggi menjadi oksid-
oksid besi rendah oleh karbon monoksida (CO) yang naik keatas, dan menurut
rumus kimia sebagai berikut :
Fe3O4 + CO 3 FeO + CO2
3Fe2O3 + CO 2 FeO4 + CO2
FeO + CO Fe + CO2
Perubahan dengan CO ini dinamakan reduksi tidak langsung, dan ini
berlangsung terus didalam seluruh daerah reduksi.
Pada suhu ± 5350C, karbon monoksida mulai terurai menjadi karbon bebas dan
karbon dioksida dengan reaksi kimia yaitu :
2 CO C + CO2
Pada daerah suhu 4000C – 6000C, terjadi reaksi kimia yaitu :
Fe3O4 + CO 3 FeO + CO2
Pada suhu ± 4000C reduksi langsung terhadap bijih-bijih besi, dan terjadi reaksi
kimia sebagai berikut :
Fe2O3 + 3C 2 Fe + 3 CO
Fe3O4 + 4C 3 Fe + 4 CO
Dasar-dasar Teknologi Bahan 17
Teknik Mesin
Pada daerah suhu antara 7000C – 9000C reduksi langsung ferro oksida mulai
membentuk besi spat yang mengandung karbon dan batu kapur terurai pada
suhu ± 9000C, dan terjadi reaksi kimia sebagai berikut :
CaCO3 CaO + CO2
FeCO3 FeO + CO2
Dan didalam daerah lebur terjadi juga reduksi langsung oleh karbon sendiri,
terjadi reaksi kimia yaitu :
FeO + C Fe + CO
Selanjutnya didalam daerah lebur terjadi terak cair dari batu kapur, batu ikutan,
dan abu kokas, terjadi reaksi kimia yaitu :
CaO + SiO2 CaSiO3 (silikat-kalsium)
dan bila bijih mengandung mangan (Mn) terjadi reaksi kimia yaitu :
MnO + SiO2 MnSiO3 (silikat-mangan)
Sebagai hasil antara daerah reduksi dengan daerah lebur terjadi pula terak
yang mengandung besi (FeSiO3) yang dibagian paling bawah dari daerah lebur
dapat direduksi kembali oleh arang yang memijar dan terjadi reaksi kimia
sebagai berikut :
FeO + SiO2 FeSiO3 (terak besi)
FeSiO3 FeO + SiO2 (penguraian)
FeO + C Fe + CO (reduksi)
Karena udara yang dimasukkan pada saluran tiup yang suhunya ± 9000C,
kokas terbakar menurut rumus 2C + O2 2 CO, maka dihasilkan kalor
yang diperlukan untuk dapat berlangsungnya proses. Tetapi karbon dioksida
(CO2) yang terjadi sebagian direduksi kembali oleh kokas memijar, yang
letaknya lebih tinggi : CO2 + C 2 CO.
Sehingga gas CO yang dipakai untuk proses reduksi selalu ada. Jadi kokas
didalam dapur tinggi selain berfungsi sebagai kalor juga untuk mereduksi
oksigen didalam bijih-bijih besi.
Dasar-dasar Teknologi Bahan 18
Teknik Mesin
Jadi dapat disimpulkan bahwa proses-proses didalam dapur tinggi adalah :
Proses reduksi dari besi oksida.
Proses oksidasi karbon oleh oksigen.
Adapun hasil-hasil dari dapur tinggi adalah :
1. Besi kasar .
2. Terak.
3. Gas dapur tinggi.
Dasar-dasar Teknologi Bahan 19
Teknik Mesin
Proses Pembuatan Baja.
Bahan dasar untuk pembuatan baja adalah besi kasar yang dihasilkan dari
dapur tinggi. Besi kasar hasil dapur tinggi tersebut mengandung 90 % Fe, 3% -
5% karbon (C) dan masih ada campuran-campuran / kotoran-kotoran yang
tidak berguna seperti Mangan (Mn), Silisium (Si), Phospor (P), dan Belerang (S)
dan lain-lain. Dimana kotoran-kotoran tersebut tidak bisa dihilangkan didalam
proses dapur tinggi, untuk itu kotoran-kotoran tersebut harus dihilangkan /
dibakar hingga menjadi terak, yang dilakukan dengan bantuan Konvertor.
Konvertor Bessemer.
Konvertor Bessemer diciptakan oleh Henry Bessemer pada tahun 1855.
Konvertor ini digunakan untuk mengubah besi kasar kelabu menjadi baja yang
dapat ditempa dengan pengaruh oksidasi dari aliran udara panas dengan
tekanan ± 2 – 2,5 N/cm2 yang dihembuskan melalui besi yang sedang cair
kedalam konvertor dari bawah keatas dan membakar bahan-bahan bawaan (Si,
P, Mn, S, dan C).
Proses pengolaannya sekitar 20 menit, kemudian paduan terbakar dan
kalornya digunakan untuk mempertahankan agar besi tetap cair. Jika panas
Dasar-dasar Teknologi Bahan 20
Teknik Mesin
turun, maka ditambah ferro silisium dan jika mangan terlalu rendah, maka
ditambah besi kaca cair atau mangan ferro cair.
Besi kaca diperlukan untuk mereduksi baja cair, dengan reaksi kimia sebagai
berikut :
Si + 2 FeO SiO2 + 2 Fe
FeO + Mn Fe + MnO
Kelemahan proses ini yaitu kadar phospor tidak dapat dihilangkan sebab
phospor tidak dapat menjadi terak bila tidak diikat dengan batu kapur (CaO),
kemudian bila ditambahkan batu kapur, lapisan batu tahan api (SiO2) akan
bereaksi dengan batu kapur.
Hasil dari konvertor Bessemer ini disebut baja Bessemer yang banyak
digunakan untuk pekerjaan konstruksi (Baja Konstruksi). Adapun proses
Bessemer ini disebut dengan proses asam, karena muatannya / bahannya
bersifat asam dan batu tahan apinya juga bersifat asam.
Dasar-dasar Teknologi Bahan 21
Teknik Mesin
Konvertor Thomas.
Perbedaan antara proses Bessemer dengan proses Thomas terletak pada
bahan lapisan batu tahan apinya, lapisan konvertor Thomas dibuat dari batu
tahan api basa (dolomit). Dimana dolomit tersebut adalah campuran antara
kalsium karbonat (CaCO3) dengan magnesium karbonat (MgCO3). Dan supaya
dapat mengikat phospor (P), maka didalam proses ini dicampurkan CaO,
seperti pada reaksi kimia dibawah ini :
3 CaO + P2O5 Ca3 ( PO4 )2 (terak cair).
Terak yang bersifat basa tersebut dapat dimanfaatkan menjadi pupuk buatan
dengan nama pupuk phospat.
Hasil dari konvertor Thomas disebut baja Thomas yang juga banyak
dipergunakan untuk pekerjaan konstruksi (baja konstruksi) dan pelat ketel,
seperti halnya baja Bessemer.
Dasar-dasar Teknologi Bahan 22
Teknik Mesin
Proses Siemens – Martin
Dapur Siemens – Martin diciptakan pertama kali oleh Pierre Martin pada
th. 1865. Dapur ini digunakan untuk mengolah baja dengan bahan baku besi
kasar cair dan baja/besi bekas dan juga dapur tersebut memerlukan temperatur
yang cukup tinggi (±18000C).
Dimana dapur ini dinyalakan dengan gas yang dibuat dari regenerator.
Dan regenerator tersebut menggunakan panas bekas dari dapur tinggi sebagai
pemanasan pendahuluan. Dan setelah regenerator tersebut panas, maka
panas tersebut digunakan untuk memanaskan bahan bakar gas dan udara,
sebelum masuk kedalam kapur. Adapun arah aliran udara diatur oleh katup-
katup agar gas dan udara yang akan dibakar sudah dalam keadaan panas,
sehingga hasil pembakarannya diharapkan mendapatkan kalor yang lebih
tinggi.
Jika suhu dapur dapat cukup tinggi, maka serbuk-sebuk Fe2O3 atau
Fe3O4 dapat ditaburkan, dan kemudian baja yang akan dikerjakan dimasukkan
kedalan dapur. Berdasarkan lapisan batu tahan apinya, maka proses ini
/proses Siemens-Martin dapat dilakukan dengan proses asam atau basa.
Dasar-dasar Teknologi Bahan 23
Teknik Mesin
Proses Oksigen (Linz-Donawitz).
Proses oksigen ini diciptakan oleh perusahaan Voest-Linz dan Alpine-
Donawitz dari Austria setelah perang dunia II yang lalu.
Konstruksi dari dapur ini berbentuk bejana dengan kapasitas hingga 300 ton.
Dalam proses ini, pertama-tama yang dimasukkan adalah baja-baja bekas, lalu
kapur, kemudian besi kasar cair, dan selanjutnya oksigen dihembuskan secara
vertikal kedalam permukaan cairan baja, dengan demikian kotoran-kotoran
teroksidasi dan menjadi terak pada permukaan. Terak tersebut dikeluarkan
terlebih dahulu dan kemudian baja cair yang dikeluarkan.
Dasar-dasar Teknologi Bahan 24
Teknik Mesin
Proses Dapur Listrik
Dapur listrik digunakan untuk pembuatan baja dengan bahan bakubesi
kasar cair dan ditambah dengan baja-baja bekas.
Dapur ini mempunyai keuntungan-keuntungan yaitu sebagai berikut :
Dalam waktu singkat dapat mencapai temperatur yang tinggi, dan juga
temperaturnya mudah untuk diatur.
Dapat menghasilkan sumber kalor yang bersih dan tidak mempengaruhi
susunan/struktur dari besi.
Praktis tidak ada pengaruh udara luar (oksigen).
Sedangkan kekurangannya adalah biaya operasionalnya lebih mahal dan harga
perlengkapannya juga lebih mahal.
Dapur listrik ini dibedakan menjadi 2 macam yaitu :
1. Dapur Listrik Busur Cahaya.
2. Dapur Listrik Induksi.
Dasar-dasar Teknologi Bahan 25
Teknik Mesin
Dapur Listrik Busur Cahaya.
Konstruksi dari Dapur listrik busur cahaya ini berbentuk sebuah tungku
yang dapat dimiringkan (diputar) dengan tenaga hidrolik. Dan dapur ini
menggunakan elektroda-elektroda yang berguna untuk memperoleh busur
nyala api listrik, dimana busur nyala api listrik ini terjadi antara elektroda dengan
elektroda atau elektroda dengan besi cair.
Prinsip kerja dari dapur ini adalah sebagai berikut:
Bila elektroda dialiri listrik maka akan terjadi loncatan – loncatan bunga api dari
elektroda satu ke elektroda lainnya, atau dari elektroda ke basi cair atau dari
besi cair ke elektroda lainnya.
Dasar-dasar Teknologi Bahan 26
Teknik Mesin
Dapur Listrik Induksi.
Konstruksi dari Dapur ini berbentuk bejana yang disekelilingnya dililiti oleh
kawat kumparan dari tembaga yang biasanya disebut dengan lilitan primer.
Prinsip kerja dari dapur ini adalah sebagai berikut yaitu :
Bila listrik dialirkan lewat lilitan primer dan karena lilitan primer tersebut
mengelilingi inti (cairan besi), maka akan terjadi medan magnet pada inti.Dan
karena lilitan sekunder juga mengelilingi inti tersebut , maka akan terjadi pula
induksi listrik dari inti ke lilitan sekunder, yang akhirnya lilitan sekunder tersebut
dapat menimbulkan panas, yang mana panas tersebut digunakan untuk
mencairkan besi disekitarnya. Jadi lilitan sekunder pada dapur induksi yang
menghasilkan frekuensi tinggi adalan besi cairnya.
Dasar-dasar Teknologi Bahan 27
Teknik Mesin
Proses Penuangan Baja.
Setelah baja diolah di dalam dapur, baja cair tersebut kemudian di tuang.
Dalam proses penuangan baja cair tersebut dapat dibedakan dalam 2 (dua)
cara yaitu : Menuang balok dan Menuang lempengan.
Menuang balok.
Baja cair dari dapur dituang ke dalam panci tuang dan selanjutnya dari panci
tuang di isi kan ke dalam cetakan tuang (Kokilengus).
Proses pengisiannya dikenal dalam 2 (dua) cara yaitu :
Menuang dengan cara menjatuh.
Menuang dengan cara menaik.
Untuk menghindari ikut tertuangnya terak dan kotoran-kotoran lainnya, maka
panci tuang dibuat sedemikian rupa sehingga baja cair dapat mengalir dengan
lancar.
Bila baja telah membeku di bagian luarnya, maka cetakan tuangnya dilepaskan
dan balok baja tersebut selanjutnya didingikan , dan selanjutnya balok baja
tersebut dapat diolah / diproses dengan cara rolling menjadi lonjoran /
batangan.
Dasar-dasar Teknologi Bahan 28
Teknik Mesin
Menuang lempengan.
Baja cair dari dapur di tuang ke dalam panci tuang dan dari sana
instalasi penuang lempengan di isi. Konstruksi instalasi penuangan ini dibuat
sedemikian rupa sehingga dapat langsung memproduksi lonjoran atau
batangan
Dasar-dasar Teknologi Bahan 29
Teknik Mesin
Proses Pembentukan Baja
Pada proses pembentukan ini dikenal dalam 2 (dua) cara pembentukan
yaitu : Proses pembentukan panas dan proses pembentukan dingin. Dan yang
dimaksud dengan pembentukan adalah memberikan bentuk bahan sehingga
menjadi barang jadi atau setengah jadi.
Proses pembentukan secara panas ( Hot Working ).
Proses pembentukan secara panas adalah proses pembentukan secara
plastis terhadap logam atau paduan yang dilakukan diatas temperatur
rekritalisasinya.
Dengan proses tersebut logam tidak akan mengeras, untuk itu dengan proses
ini dapat dengan cepat dan dapat memproses secara terus menerus sesuai
dengan yang diinginkan. Dimana logam tidak hanya menjadi lebih maliabel
pada suhu yang tinggi, akan tetapi juga lebih lunak , karena rekritalisasi selalu
terjadi selama proses berjalan.
Proses pengerjaan panas ini akan bisa menghemat penggunaan tenaga dan
waktu selama proses, serta menghasilkan bentuk butiran yang halus dan
seragam pada saat rekristalisasi.
Adapun Kerugian dari proses pengerjaan panas (Hot Working) adalah
hasil yang didapat mempunyai permukaan yang buruk dan bersisik, karena
pengaruh okasidasi dan sisik akibat proses tersebut , serta ketelitian dari
ukuran umumnya sulit untuk dicapai karena adanya penyusutan.
Dan biasanya setelah selesai pengerjaan panas selalu diikuti oleh proses dingin
yang gunanya untuk memperbaiki kwalitas permukaan yang dihasilkan dan juga
untuk mendapatkan ukuran yang teliti.
Dasar-dasar Teknologi Bahan 30
Teknik Mesin
Proses Pembentukan secara dingin (Cold Working)
Proses pembentukan secara dingin adalah proses pembentukan secara
plastis terhadap logam atau paduan yang dilakukan dibawah temperatur
rekritalisasi.
Proses pembentukan dingin ini disamping untuk memperbaiki kwalitas hasil dan
ketelitian dari ukuran, proses ini khusus digunakan untuk beberapa operasi
yang tidak dapat dikerjakan secara panas, terutama pengerjaan “drawing” ,
karena ductilitynya biasanya akan berkurang pada suhu yang tinggi sehingga
tegangan tariknya berkurang, maka dari itu material dengan mudah akan lebih
cepat putus . Jadi malliabilitinya meningkat dengan naiknya suhu, akan tetapi
ductilityny umumnya berkurang.
Adapun pembentukan baja dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu
misalnya dengan pengerollan (Rolling), tempa (Forging), penekanan
(Extruding), penarikan (Drawing), dan pembengkokan (Bending).
Pengerollan (Rolling).
Dalam prinsipnya pengerolan itu adalah gabungan dari dua buah roll yang
diataranya untuk merubah bentuk dari baja sesuai dengan yang diinginkan.
Dasar-dasar Teknologi Bahan 31
Teknik Mesin
Tempa (Forging).
Tempa dapat dilakukan dengan menumbuk atau menekan benda kerja ke
lubang cetakan yang akan diberi bentuk sesuai dengan bentuk cetakannya.
Penekanan (Extruding).
Penekana bisa dilaksanakan secara pengerjaan panas atau pengerjaan dingin .
Logam-logam yang dapat dikerjakan melalui proses ini yaitu : timah, tembaga,
aluminium, magnesium, dan logam-logam paduannya.
Dasar-dasar Teknologi Bahan 32
Teknik Mesin
Penarikan (Drawing).
Penarikan adalah proses pengerjaan dingin yang khas, karena dibutuhkan
ductility dari bahan yang akan ditarik. Batangan kawat dihasilkan dengan
tarikan melalui cetakan.
Pembengkokan (Bending).
Pembengkokan merupakan proses pembentukan secara pengerjaan dingin
yang menyebabkan perubahan plastis dari logam disekitar garis sumbunya.
Dasar-dasar Teknologi Bahan 33
Teknik Mesin
Proses Pembentukan Pipa.
Proses pembentukan pipa dapat dilaksanakan dalam dua cara yaitu :
1. Proses pembuatan pipa dengan tanpa di las (Piercing).
2. Proses pembuatan pipa dengan di las (Welded Pipe).
Proses pembuatan pipa, tanpa di las (Piercing).
Piercing digunakan untuk membentuk tabung berdinding tebal tanpa
sambungan (di las) yang dilaksanakan dengan cara pembentukan panas dan
dapat dilaksanakan dalam dua cara yaitu :
1. Dengan Proses Pengerolan Mendatar :
Dalam proses ini dipergunakan dua roll yang berbetuk drum. Dan jika
sebuah balok didorong melalui roll ini , maka akan terjadi sebuah lubang
di dalam balok yang di akibat kan dari tusukan sebuah penusuk yang
dibuat licin dan bulat.
Dasar-dasar Teknologi Bahan 34
Teknik Mesin
2. Dengan Proses Pengerolan Dorong :
Dalam prose ini .balok baja ditempatkan dalam matriks. Dan setelah itu
ditekan oleh suatu penusuk ke dalam balok dengan gaya yang besar.
Dan dengan menggunakan penusuk tersebut balok di dorong melalui
sejumlah roll besar sehingga berbentuk pipa.
Dasar-dasar Teknologi Bahan 35
Teknik Mesin
Proses Pembentukan Pipa, dengan di Las (Welded Pipe).
Proses pembuatan pipa dengan di las ini, dilaksanakan dalam dua
sistem yaitu :
1. Pengerolan dengan sistem Fretz Moon :
Dalam sistem ini pelat baja dibentuk menjadi bentuk tabung , yang
kemudian kedua sisinya di las, yang terlebih dahulu kedua sisinya
dipanasi sampai mencapai temperatur pijar.
Dasar-dasar Teknologi Bahan 36
Teknik Mesin
2. Pengerolan dengan sistem las resistansi listrik.
Sistem ini biasanya digunakan untuk pembuatan pipa-pipa dengan
diamater yang labih besar. Dan dalam sistem ini baja dibentuk terlebih
dahulu sampai berbentuk tabung dan kemudian ke dua sisinya di las
dengan menggunakan las resistansi titik.
Dasar-dasar Teknologi Bahan 37
Teknik Mesin
Proses Pengolahan Besi Tuang .
Pada umumnya besi tuang seperti halnya baja yang pada dasarnya
adalah paduan antara besi (Fe) dengan zat arang ( C ) , dimana kandungan
karbon yang terikat pada paduan tersebut lebih tinggi sekitar antara 2,5 -4,0 % .
Besi tuang ini mempunyai sifat antara lain, ductilitynya rendah,tidak
dapat ditempa, tidak dapat di roll, tidak dapat di tarik, dll.dan satu- satunya
proses pembuatannya adalah dengan proses penuangan, karena itu
dinamakan besi tuang. Walaupun kekuatan dan keliatan/keuletan lebih rendah
dibanding dengan baja, tetapi penggunaan besi tuang tersebut masih cukup
banyak, karena proses pengolahannya lebih mudah dan mempunyai beberapa
sifat khusus yang sangat berguna untuk hal-hal tertentu.
Dasar-dasar Teknologi Bahan 38
Teknik Mesin
Proses pembuatan besi tuang tersebut dapat dilakukan dalam dapur
listrik induksi atau dapur kubah (Kupoloefen) yang mempunyai temperatur kerja
dari dapur tersebut mencapai 1300 0 C dan yang paling banyak dipakai untuk
pengolahan besi tuang adalah dapur kubah (Kupoloefen). Dapur kubah tersebut
berbentuk silinder tegak dan terbuat dari baja yang dibagian dalamnya dilapisi
dengan batu tahan api.
Proses kerja dari dapur kubah adalah sebagai berikut : melalui jendela
isi pada lantai isi, diisikan balok besi tuang, baja bekas dan besi tuang bakas,
kemudian bahan tambah dan terakhir adalah kokas. Untuk pembakaran
kokas,dibutuhkan zat asam . Zat asam tersebut diperoleh dari udara, dimana
udara ini dimasukkan melalui lubang angin kedalam dapur untuk mencairkan
besi tuang dan kokas. Cairan tersebut mengalir ke tungku muka mengumpul
disana, dan kemudian dikeluarkan secara berkala bila jumlah cairan tersebut
sudah banyak. Demikian juga penambahan bahan baku selalu diisikan secara
berkala pula, supaya dapur tersebut dapat bekerja secara kontinyu.
Pada dasarnya besi tuang dapat digolongkan dalam 2 (dua) kelompok utama
yaitu :
Besi tuang yang mengadung grafit (besi tuang kelabu).
Besi tuang yang tidak mengadung grafit (besi tuang putih).
Besi tuang yang mengandung grafit (Besi tuang kelabu).
Besi tuang kelabu adalah besi tuang yang banyak digunakan. Adapun
bahan dasar yang digunakan untuk pembuatan besi tuang kelabu adalah besi
kasar kelabu, dimana besi kasar kelabu ini mempunyai kadar silisium yang
tinggi dan kadar mangan yang rendah. Dan dengan adanya kandungan silisium
yang tinggi dan kandungan mangan yang rendah maka pembentukkan zat
arangnya akan bebas meningkat., sehingga besi tuang kelabu setelah proses
pendingina banyak mengadung grafit. Grafit terbentuk pada saat pembekuan
dan pada proses grafitisasi yang didorong oleh tingginya kadar karbon, adanya
Dasar-dasar Teknologi Bahan 39
Teknik Mesin
unsur grafit stabilizer, terutama silikon, temperatur penuangan yang tinggi dan
pendinginan yang lambat . Banyanya grafit dalam besi tuang ini menyababkan
penampang patahannya tampak berwarna kalabu, maka dari itu besi tuang ini
disebut besi tuang kelabu.
Besi tuang kelabu terdiri atas perlit dan grafit , adapun perlit itu sediri terdiri atas
ferrit dan cementit. Dimana grafit tersebut mempunyai sifat-sifat yaitu lunak,
kekuatan terik rendah, regangan kecil, dapat menerima gaya tekan yang besar,
dapat meredam suara dan geteran, serta mempunyai sifat luncur yang kacil.
Adapun cementite mempunyai sifat yaitu keras dan getas. Dan ferrit
mempunyai sifat yaitu lunak.
Jumlah, besar dan bentuk dari lamelgrafit tersebut tergantung dari
jumlah campuran kimiawi dan kecepatan pendinginannya.
Contoh dari campuran kimiawi antara lain :
Silisium (Si) dengan pendinginan lambat akan dapat menaikkan
pembentukan grafit.
Mangan (Mn) dengan pendinginan secara cepat akan dapat mengurangi
pembentukan grafit.
Dengan demikian apabila ujung yang tipis dari suatu besi tuang didinginkan
secara cepat, maka akan menghasilkan bagian yang keras, karena terjadi
sedikit grafit yang terbentuk.
Disamping besi tuang ber lamel grafit , masih terdapat lagi 2 (dua) jenis
besi tuang kelabu yang lain yaitu :
Besi tuang ber lamel grafit halus (besi tuang mekanik).
Besi tuang ber grafit bola (speroidical grafit).
Dasar-dasar Teknologi Bahan 40
Teknik Mesin
Besi tuang ber lamel grafit (besi tuang mekanik).
Besi tuang mekanik adalah besi tuang dengan sepenuhnya terdiri dari
grafit halus. Besi tuang mekanik tersebut mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
tahan terhadap gesekan, kekuatan kejut nya tinggi, dan dapat dikeraskan.
Besi tuang ber grafit bola (speroidical grafit).
Besi tuang ini sering juga disebut besi tuang nodular atau besi tuang
ductile. Besi tuang ini mengandung grafit dalam bentuk bola bundar. Bagian
tepinya tidak tajam dan strukturnya lebih bersambung. Dengan adanya
menambahkan sedikit logam magnesium (Mg) pada besi cair sebelum
penuangan, maka grafit akan berada dalam bentuk bola.
Dasar-dasar Teknologi Bahan 41
Teknik Mesin
Besi tuang yang tidak mengadung grafit (besi tuang putih).
Besi tuang ini dinamakan besi tuang putih, karena bidang patahannya
berwarna putih, yang diperoleh dari sementit putih. Bahan baku pembuatan
besi tuang putih adalah besi kasar putih. Besi kasar putih ini memiliki kadar
silisium yang rendah dan kadar mangan yang rendah pula.
Karena kadar silisium yang rendah, menyebabkan hanya terbentuk sementit.
Dengan demikian besi tuang putih ini setelah didinginkan hanya terdiri dari
perlit dan sementit.
Kelompok besi tuang putih yang terkenal adalah besi tuang tempa dan besi
tuang keras.
Besi tuang tempa.
Besi yuang tempa dapat dikelompokan dalam 2 macam yaitu:
Besi tuang tempa black heart.
Besi tuang tempa white heart.
Dasar-dasar Teknologi Bahan 42
Teknik Mesin
Besi tuang tempa black heart.
Dalam proses pembuatan besi tuang tempa black heart ini adalah
pertama besi tuang putih dengan kandungan silisium (Si) rendah dipanaskan
sampai mencapai suhu/temperatur 9000C, dalam tipe dapur yang selalu
bebas dari oksigen di sekitarnya.
Rangka bakar bergerak membawa tuangan masuk dalam daerah
pemanasan secara perlahan-lahan, sehingga jumlah waktu pemanasan sekitar
± 48 jam. Dengan adanya pemanasan (Annealing) yang diperpanjang
mengakibatkan sementit nya hancur menjadi lapisan grafity yang kasar, dan
karbon yang tertinggal /tersimpan seperti “Rose” pada temper karbon.
Permukaan pecahan dari besi tuang tempa black heart ini tampak gelap karena
kandungan karbon,oleh sebab itulah besi tuang ini disebut dengan black heart.
Karena struktur nya terdiri atas temper karbon dan ferrite, maka menjadi lunak
dan ulet (ductile). Besi tuang tempa black heart ini sering digunakan dalam
industri mobil, karena campuran antara sifat tuangan yang ada tahan terhadap
getaran dan dapat dikerjakan dengan mesin.
Dasar-dasar Teknologi Bahan 43
Teknik Mesin
Besi tuang tempa white heart.
Besi tuang tempa white heart dihasilkan dari besi tuang putih bersilikon
rendah. Dalam proses pembuatannya besi tuang putih ini di panas kan hingga
mencapai temperatur ± 1000 C selama 100 jam dan sambil dihubungkan pada
bahan oksidasi , seperti misal nya biji besi Hematit (Fe 2 O 3 ). Selama proses
pemanasan, karbon pada permukaan tuangan di oksidasi kan dengan bijih
hematit dan akan hilang sebagai gas karbon dioksida (CO2). Setelah proses
ini selesai , pada bagian yang tipis hanya mengadung ferrite dan pada bagian
pecahan akan memberikan warna besi putih yang dsebut dengan white heart .
Proses pembuatan besi tuang tempa white heart ini cocok untuk mengerjakan
bagian-bagian tipis yang menghendaki ke uletan yang tinggi.
Dasar-dasar Teknologi Bahan 44
Teknik Mesin
Besi tuang keras.
Bahan baku untuk pembuatan besi tuang keras ini adalah besi kasar
kelabu yang memiliki kadar silisium yang tinggi (1,5 – 5,5%) dan kadar mangan
yang rendah. Besi tuang keras ini mempunyai lapisan luar yang tahan terhadap
ke ausan dan sangat keras, tetapi pada bagian dalam (inti) lunak dan kenyal.
Pada proses pembuatannya, benda tuang di dingin kan dengan cepat
pada bagian luarnya, sedangkan pada bagian dalamnya (inti) didinginkan
secara perlahan-lahan. Untuk memperoleh kecepatan pendinginan yang besar
pada bagian luarnya, proses penuangannya dilakukan dalam cetakan pasir
dengan mamakai benda kejutan dari logam atau dengan cara menuang ke
dalam cetakan yang terbuat dari logam seluruhnya.
Dengan cara pendinginan seperti ini benda tuang memperoleh lapisan
luar yang terdiri dari besi tuang putih dan pada bagian inti yang terdiri dari baja
tuang campuran sampaii ferrit. Besi tuang keras banyak dipakai untuk
pembuatan roll pada mesin cetak, mesin untuk gilingan padi dan mesin
penggiling karet.
Baja tuang.
Baja tuang adalah baja yang dituang dalam bentuk tertentu. Dan setelah
proses penuangan selesai, benda tuang dipanasi hingga mencapai temperatur
antara 8000 – 9000 C kemudian didinginkan secara capat samp[ai pada
temperatur 7000 C dan akhirnya didinginkan perlahan-lahan hingga diperoleh
struktur butiran yang halus. Baja tuang ini banyak digunakan untuk pembuatan
mesin-mesin yang besar, seperti rumah turbin, sudu-sudu turbin, dan untuk
bagian-bagian motor bakar.
Kadar karbon dari baja tuang biasanya lebih rendah dari pada kadar karbon
dari besi tuang dan biasanya kurang dari 1,0 % C.
Dasar-dasar Teknologi Bahan 45
Teknik Mesin
Proses penuangan besi dan baja tuang.
Proses penuangan adalah suatu proses pembentukan besi atau baja
tuang dengan jalan mengisi cetakan dengan besi/baja cair. Cetakan pada
umumnya terbuat dari pasir atau baja tuang tekanan tinggi.
Berdasarkan bahan yang dipergunakan untuk pembuatan cetakan
dikenal dalam dua cara menuang yaitu penuangan dengan cetakan yang tidak
tetap dan penuangan dengan cetakan tetap.
Penuangan dengan cetakan yang tidak tetap dibedakan lagi menurut model
yang dipergunakan yaitu : Model yang tetap, dan Model yang hilang.
Sedangkan penuangan dengan cetakan yang tetap tidak mempergunakan
Model.
Proses penuangan.
Proses penuangan meliputi pekerjaan-pekerjaan yaitu : Pembuatan
gambar; Pembuatan model; Rangka inti (2bagian); Cetakan bawah; Cetakan
atas; Penyetelan cetakan (atas dan bawah) dan pengeluaran benda tuang.
Pembuatan gambar teknik.
Langkah pertama dari proses penuangan ialah membuat gambar teknik
dari benda yang akan dibuat / dituang, dengan mengingat bidang-bidang yang
kemudian harus dikerjakan lebih lanjut.
Dasar-dasar Teknologi Bahan 46
Teknik Mesin
Model dan Mal.
Model dan mal biasanya terbuat dari kayu, logam, plastik, atau lilin.
Pada pembuatan model perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
Untuk mencegah penyerapan air dan perubahan bentuk, maka model itu
harus disusun dari beberapa bagian yang direkatkan, disekerup, atau
dipakukan dengan arah serat yang saling bersilangan dan setelah model
tersebut selesai diberi lak merah.
Model harus dibuat lebih besar, mengingat benda hasil tuang mengalami
penyusutan dan besarnya penyusutan tersebut tegantung dari jenis
bahan yang dituang yaitu antara lain :
o Tuangan besi 1, 8 2.0 %
o Tuang baja 1,0 %
o Tuangan temper 1,0 2,0 %
o Al. dan paduan Al. 1,25 %
o Cu. Dan paduan Cu. 1,5 %
o Timah 0,5 %
o Timah hitam 1,0 %
Bagian yang akan dikerjakan lebih lanjut setelah dituang, pada model
diberi tambahan sebesar 5 10 mm.
Benda yang berlobang harus diberi bagian yang menonjol atau tajuk.
Untuk memudahkan pengeluaran model dibuat menjadi 2 bagian dan
longgar.
Dasar-dasar Teknologi Bahan 47
Teknik Mesin
Rangka inti.
Untuk benda tuang yang berlobang perlu dibuatkan inti dan untuk itu
harus dibuatkan cetakan inti (rangka inti).
Cetakan bawah.
Pertama-tama dibuat cetakan bawah, dengan meletakkan model bagian
bawah kedalam rangka cetak, kemudian rangka cetak di isi dengan pasir cetak.
Penyetelan cetakan atas dan bawah.
Cetakan atas dibuat dengan meletakan model bagian atas pada rangkan
cetak dan disetel pada cetakan bagian bawah.
Dasar-dasar Teknologi Bahan 48
Teknik Mesin
Pengeluaran model.
Model dikeluarkan dari cetakan dan cetakan sekarang sudah siap untuk
dipakai lagi.
Pembersihan benda tuang.
Cetakan dibuka dan benda tuang dibersihkan dari pasir cetakan.
Kesalahan-kesalahan pada proses penuangan.
Pada proses penuangan dan pendinginan dapat terjadi berbagai macam
kesalahan (cacat). Cacat-cacat tersebut umumnya disebabkan oleh
perencanaan, bahan yang dipakai (bahan yang dicairkan, pasir dan
sebagainya), Proses (mencairkan, pengolahan pasir, membuat cetakan,
penuangan, penyelesaian dan sebagainya) atau perencanaan penuangan.
Dasar-dasar Teknologi Bahan 49
Teknik Mesin
Berdasarkan komisi penuangan internasional cacat tersebut digolong-
golongkan sebagai berikut :
No. Nama cacat Gambar skema Ciri-ciri
1 Rongga
udara
Berbentuk lobang
pada permukaan atau
dalam tuangan.
Berwarna hitam atau
biru (besi / baja)
2 Retak Retak pengaruh
panas,tidak tajam, dan
tidak kontinyu.
Retak pengaruh
temperatur
rendah,tidak lebar,
runcing dan lurus.
3 Ekor tikus Rongga lurus
menyerupai ekor tikus.
4 Lobang jarum Berlobang yang
bentuknya seperti
tusukkan jarum.
5 Salah alir Logam cair tidak
cukup untuk mengisi
rongga cetakan.
Dasar-dasar Teknologi Bahan 50
Teknik Mesin
No Nama Cacat Gambar skema Ciri-ciri
6 Rontokan
cetakan
Sudut / bengkokan tak
menentu,karena
pecahnya cetakan
dan pasir
7 Struktur
butiran
terbuka
Terlihat seperti pori-
pori kulit pada
permukaan beda kerja
setelah dikerjakan
dengan mesin.
8 Pergeseran Hasil tuangan tidak
cocok yang satu
dengan yang lainnya.
9 CIL (tuangan
besi dan
baja)
Baian luar dari haisl
tuangan sukar
dikerjakan dengan
mesin.
10 Penyinteran Permukaan tuangan
cacat oleh tercampur-
nya pasir dan logam.
11 Inklusi terak Banyak terak yang
terapung pada
permukaan tuangan.
Dasar-dasar Teknologi Bahan 51
Teknik Mesin
Macam-macam Baja dan Penggolongannya.
Macam-macam Baja.
Baja berdasarkan pemakaiannya, dalam teknik dapat diklasifikasikan
dalam 2 (dua) kelompok yaitu :
Baja Konstruksi.
Baja Perkakas.
Dari kedua kelompok baja tersebut diatas masih juga dapat digolongkan dalam
3 (tiga) macam yaitu :
Baja yang tidak dipadu.
Baja paduan rendah.
Baja paduan tinggi.
Dan dari ketiga macam tersebut diatas, baja juga memiliki ciri-ciri yaitu sebagai
berikut :
Baja yang tidak dipadu :
Mengandung 0,06 s/d 1.5 % C. dan dengan sedikit mangan (Mn),
Silisium (Si), Posphor (P), dan belerang (S).
Baja paduan rendah :
Mengandung 0,06 s/d 1,5 % C. dan ditambah dengan bahan paduan
maksimum 5 % (kurang dari 5 %).
Baja paduan tinggi :
Mengadung 0,03 s/d 2,02 % C. dan ditambah dengan bahan paduan
lebih dari 5 % bahan paduan.
Dasar-dasar Teknologi Bahan 52
Teknik Mesin
Baja konstruksi.
Baja konstruksi banyak dipergunakan untuk keperluan konstruksi-
konstruksi bangunan dan pembuatan bagian-bagian mesin.
Berdasarkan campuran dan proses pembuatannya, baja konstruksi
tersebut dapat dibagi dalam 3 (tiga) kelompok yaitu :
Baja karbon.
Baja kwalitet tinggi.
Baja spesial.
Baja konstruksi tersebut dalam pengguanannya ditentukan oleh
kekuatan tarik minimumnya. Dan kekuatan tarik dari baja konstruksi ini akan
semakin besar, bila kandungan karbon dari baja tersebut semakin tinggi. Akan
tetapi dengan semakinnya kandungan karbon, maka baja akan menjadi rapuh.
Demikian pula kemampuan untuk dikerjakan dengan cara panas, cara dingin,
dan dengan mesin-mesin perkakas akan menjadi jelek.
Baja konstruksi tersebut mempunyai 2 (dua) group kwalitet, yang
biasanya dilakukan dengan pemberian nomor kode 2 dan 3.
Contoh : St. 44 – 2 2 menunjukan kode baja berkwalifikasi tinggi.
St. 44 – 3 3 menunjukan kode baja berkwalifikasi istimewa.
Baja Otomat.
Baja otomat terdiri dari kelompok baja kwalitet tinggi yang tidak dipadu
dan paduan rendah dengan kadar belerang (S) dan posphor (P) yang tinggi.
Baja ini mengandung 0,07 s/d 0,65 % C,. 0,18 s/d 4 % S , 0.6 s/d 1,5 % Mn,
dan 0,05 s/d 0,4 % Si. Dan untuk maksud menghaluskan permukaan ditambah
lagi 0,15 s/d 0,3 % Timbel (P), Karena kandungan belerang dan posphornya
yang tinggi, maka baja otomat tersebut sangantidak baik untuk di las.
Dasar-dasar Teknologi Bahan 53
Teknik Mesin
Baja Case Hardening.
Baja case hardening diperoleh dengan menaruh komponen baja ringan
diantara bahan yang kaya dengan karbon ( C ) dan memanaskannya hingga
diatas suhu kritis antara 900º s/d 950º C. dalam waktu yang cukup lama untuk
mendapatkan lapisan permukaan yang kaya akan karbon ( C ).
Baja case hardening ini terdiri dari baja kwalitet tinggi yang tidak dipadu dan
baja spesial yang tidak dipadu atau yang dipadu. Dan agar supaya inti dari baja
ini tetap liat, maka kandungan karbon (C) tidak boleh lebih dari 2,06 %.
Kandungan karbon (C) dari baja yang telah dikarbonisasi pada bagian
permukaan benda kerja terletak antara 0,6 s/d 0,9 % .
Baja Perkakas.
Baja perkakas ini banyak dipergunakan untuk bahan membuat perkakas-
perkakas seperti : stempel, kaliber, dan alat-alat potong.
Baja perkakas dikelompokkan berdasarkan :
o Keadaan paduan : Tidak dipadu, paduan rendah dan paduan tinggi.
o Bahan pedingin untuk pengerasan : Air , minyak , dan udara.
o Proses pengerjaannya : pengerjaan panas dan pengerjaan dingin.
Baja perkakas tanpa paduan.
Baja perkakas tanpa paduan ini mempunyai sifat-sifat yang terpenting
yaitu :
Kandungan karbon (C) antara 3,5 s/d 1,6 %.
Temperatur pengerasan antara 750º s/d 850º C.
Temperatur tempering antara 100º s/d 300º C.
Temperatur kerja samapi dengan 200º C.
Dasar-dasar Teknologi Bahan 54
Teknik Mesin
Adapun penggunaan dari baja perkakas tanpa paduan ini sangat ditentukan
oleh jumlah kandungan Karbon (C) nya.
Contoh :
Kandungan Karbon (C) Digunakan untuk pembuatan Sifat-sifat
0,5 % Kapak, martil, landasan tempa Sangat rapuh
0,8 % Penitik, gunting, pisau Rapuh
0,9 % Perkakas tukang kayu, pahat Rapuh, keras
1,2 % Kikir, penggores, gunting Keras
1,3 % Mata bor, skraper Keras, rapuh
1,5 % Reamer, matras Sangat keras
Baja dari group ini dapat dikeraskan dengan jalan dicelupkan ke dalam air. Dan
pada temperatur kerja diatas 200 º C kemampuan potongnya hilang, oleh
karena itu banyak digunakan untuk pembuatan perkakas-perkakas yang tidak
mempunyai temperatur kerja yang tinggi.
Baja paduan.
Dengan memadukan unsur-unsur logam lain terhadap baja paduan
mempunyai maksud adalah sebagai berikut :
Meningkatkan kekerasan.
Memperbaiki sifat-sifat dari baja tersebut.
Adapun unsur-unsur paduan untuk baja paduan dapat dibagi dalam 2 (dua)
kelompok yaitu :
Unsur yang membuat baja menjadi kuat dan ulet/liat dengan
menguraikannya ke dalam ferrite (seperti misalnya Ni, Mn, sedikit Cr dan
Mo). Unsur-unsur tersebut diatas terutama dipergunakan untuk
pembuatan baja konstruksi.
Dasar-dasar Teknologi Bahan 55
Teknik Mesin
Unsur-unsur yang bereaksi dengan karbon dalam baja akan membentuk
karbida yang lebih keras dari sementit (seperti misalnya unsur-unsur Cr,
W, Mo, dan V. Unsur-unsur ini terutama dipergunakan untuk pembuatan
baja perkakas.
Pengaruh dari berbagai unsur untuk memperbaiki sifat-sifat baja dapat dilihat
pada skema berikut ini:
Unsur
Sifat-sifatC Si Mn Cr Ni W Mo V Co Al Ti
Kekuatan
Kekerasan
Elastisitas
Tahan panas
Daya hantar listrik
Sifat magnetis
Tahan korosi
Tahan aus
Perpanjangan panas
Kemampuan tempa
Keterangan :
: Mempertinggi / memperbaiki
: Mengurangi / memperjelek
Dasar-dasar Teknologi Bahan 56
Teknik Mesin
Penggolongan baja.
Sistematika penggolongan / penunjukkan Baja dapat dilakukan melalui tiga hal
yaitu sebagai berikut :
Proses pembuatan atau sifst-sifst khusus, yang ditunjukkan dengan
“HURUF”.
Susunan atau tegangan tarik minimal, yang ditunjukkan dengan
“HURUF DAN ANGKA”.
Proses perlakuan panas atau deformasi, yang ditunjukkan dengan
“ANGKA DAN HURUF”.
Atau selengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Ket
era
ngan Proses pembuatan baja/
Sifat-sifat khususSusunan atauTegangan tarik min.
Perlakuan panas atau Deformasi
Sim
bol
-sim
bol
Proses pembuatan baja:
E dapur ElektroM dapur Siemen-MartinY convertor Linz-DonawitzB convertor BesemerT convertor ThomasR baja dikil/tenangRR baja dikil khususU baja tidak dikilH baja setengah dikilG tuanganGG besi tuang kelabuGGG besi tuang nodularGH tuangan dikilGTW besi tuang tempa putihGTS besi tuang tempa hitamGTP besi tuang tempa pearliticGGK besi tuang dikilGSZ baja tuang sentrifugal
Sifat-sifat khusus:
A tidak disepuhP cocok untuk drop forgingQ cocok untuk cold formingS cocok untuk di lasWT dapat tahan cuacaZ dapat ditarik
Baja konstruksi umum :
St. diikuti oleh suatu nomor, menunjukkan tegangan tarik minimal dalam da N/mm².
Baja case hardening dan baja tempering non paduan
C diikuti oleh suatu nomor menunjukkan kandungan C dalam 1/100 %.K kandungan P dan S rendah
Baja paduan rendah
Kandungan C dalam 1/100 %Elemen-elemen paduan pada urutan kandungannyaKode-kode menunjukkan kandungan paduan
Baja paduan tinggi
X sebagai tandaKandungan C dalam 1/100%Elemen-elemen paduanJumlah yang menunjukkan kandungan paduan dalam %.
A let downE case hardenedG soft-anealedH hardenedHJ induction hardenedK cold formedN normalizedS stress relievedV temperedNT nitratedW tool steel un alloyed
Kelompok kwalitas:
-2 untuk kebutuhan yang lebih tinggi kandungan, P max. 0,05%-3 untuk kebutuhan khusus proses pembuatan baja RR , kandungan P max dan S max masing-masing 0,045 %W1 baja alat kelompok kwalitas 1 (1……3)WS baja alat untuk maksud khusus.
Dasar-dasar Teknologi Bahan 57
Teknik Mesin
Tabel 1. (hanya untuk baja paduan rendah)
Multipler Elemen-elemen paduan
4
10
100
Cr, Co, Mn, Ni, Si, W
Al, Cu, Mo, Ti, V
C, P, S, N
Kode = Kandungan efektif dalam % multipler
Tabel 2 . (untuk pelat logam besi / baja)
Pengerjaan permukaan
Kode Keterangan
03
05
Permukaan umumnya di roll dingin
Permukaan sangat baik
Kwalitas permukaan
Kode Keterangan
g
m
r
Halus, permukaan harus kelihatan terang Ra 0,6 µm
Redup, permukaan harus kelihatan redup merata
Ra > 0,6 < 1,8 µm
Permukaan kasar Ra 1,5 µm
Contoh penggunaannya:
R St 37 – 2 Baja konstruksi umum, dikil, tegangan tarik minimum 360 N/mm²,
kelompok kwalitet 2.
C 110 W 1 Baja perkakas dengan 1,1 % C, kwalitet 1, kandungan P dan S
0,025 %.
Dasar-dasar Teknologi Bahan 58
Teknik Mesin
Sistematika penggolongan bahan berdasarkan DIN 17007.
Logam besi, baja dan logam bukan besi dapat juga digolongkan
berdasarkan nomor-nomor bahan. Sitem ini terutama banyak dipakai untuk
pemakaian di bidang komputer.
Adapun sistemnya adalah sebagai berikut :
X XX XX X X
Golongan bahan
Kode untuk klasifikasi bahan
Kode untuk spesifikasi bahan
Kode untuk proses peleburan
Kode untuk perlakuan panas
Tabel angka indeks untuk golongan bahan.
Indeks Keterangan
0
1
2
3
4---8
Besi kasar, besi tuang
Baja, baja tuang
Logam berat (kecuali besi)
Logam ringan
Bahan-bahan bukan logam
Dasar-dasar Teknologi Bahan 59
Teknik Mesin
Tabel angka indeks untuk klasifikasi bahan (golongan bahan indeks 1)
Indeks Tingkatan
Baja biasa dan baja kwalitet tinggi
00
01--------02
03--------07
08, 09
90--------99
Baja kwalitet dasar
Baja konstruksi umum, tidak dipadu
Baja kwalitet tinggi , tidak dipadu
Baja kwalitet tinggi , dipadu
Baja spesial yang tidak dipadu
10
11 , 12
15----18
Baja dengan sifat-sifat khusus
Baja konstruksi
Baja perkakas
Baja spesial dengan paduan
20----28
32 , 33
34
35
36----39
40----45
47, 48
49
50----84
85
86
Baja perkakas
Baja kecepatan tinggi (HSS)
Baja tahan aus (gesek)
Baja untuk bearing
Logam besi dengan sifat-sifat fisik khusus
Baja tahan korosi
Baja tahan panas
Baja bertemperatur tinggi
Baja konstruksi
Baja nitrit
Baja campuran keras
Dasar-dasar Teknologi Bahan 60
Teknik Mesin
Tabel untuk indeks proses peleburan.
Angka Proses pengerjaan
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Tanpa arti
Baja tidak pejal hasil proses dapur Thomas
Baja pejal hasil proses dapur Thomas
Baja tidak pejal, jenis yang dilebur lebih dahulu
Baja pejal, jenis yang dilebur lebih dahulu
Baja tidak pejal hasil proses Siemen – Martin
Baja pejal hasil proses Siemen- Martin
Baja tidak pejal hasil proses Linz – Donawitz
Baja pejal hasil proses Linz – Donawitz
Baja hasil proses dapur Listrik
Tabel indeks proses pengerjaan panas.
Angka Proses pengerjaan
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Tanpa arti
Normalized
Annealing ringan
Pengerjaan panas
Liat, hasil tempering
Tempering
Keras, hasil tempering
Pengerjaan dingin
Keras, liat, hasil pengerjaan dingin
Pengerjaan khusus
Dasar-dasar Teknologi Bahan 61
Teknik Mesin
Contoh penggunaannya:
1 08 34 6 1
Baja
Baja kwalitet tinggi
Baja tahan aus
Baja proses S – M
Nomalized
Dasar-dasar Teknologi Bahan 62
Teknik Mesin
LOGAM BUKAN BESI (Non Ferrous)
Logam bukan besi (non ferrous) ini kebanyakan ditambang dalam bentuk
bijih-bijihan, tetepi masih tidak dalam keadaan murni, melainkan masih
bercampur dengan unsur-unsur lain. Dan pada umumnya bijih-bijih logam ini
mengandung logam sekitar 0,5 20 % dan batu-batu lainnya (kapur, pasir)
yang secara kimiawi terikat dengan oksigen (O), belerang (S), dan karbon
monoksida (CO).
Pemrosesan bijih-bijih logam.
Bijih-bijih logam yang telah diperoleh dari hasil pertambangan, terlebih
dahulu dipecah-pecah menjadi bagian-bagian yang kecil-kecil. Pecahan-
pecahan ini kemudian digiling sampai halus seperti tepung, selanjutnya
dicampurkan pada suatu campuran minyak ditambah air. Dan campuran ini
diaduk/diputar hingga antara tepung dengan minyak dan air teraduk dengan
baik, kemudian didiamkan. Disini minyak akan mengikat logam dan belerang,
dan akan berada diatas cairan, sedangkan lumpur akan terikat dengan air dan
akan berada dibawah cairan dan kemudian dibuang. Konsentrasi campuran
minyak, logam, dan belerang diproses/dipanasi dengan udara panas yang
gunanya untuk menghilangkan belerang, sehingga diperoleh logam oksid.
Proses Kering.
Pada proses kering ini logam oksid tersebut dimasukkan lagi di dalam
dapur api yang gunanya untuk mereduksi oksigen dalam suatu proses
deoksidasi. Di dalam dapur api logam oksid ini dipanasi sampai mencair,
sehingga belerang yang masih tersisa akan menjadi terbakar dan hilang.
Pada saat yang sama kandungan-kandungan yang lain seperti besi, silisium,
dioksidasikan juga dan menjadi terak yang mengapung diatas cairan logam.
Kemudian teraknya dipisahkan ,yang akhirnya diperoleh cairan logam dengan
kemurnian 99 %.
Dasar-dasar Teknologi Bahan 63
Teknik Mesin
Proses Basah.
Dalam proses ini logam oksid ditenangkan dalam larutan sulfat atau alkali,
melalui saringan, dan bila perlu digabung dengan reaksi kimia tertentu, untuk
membebaskannya dari logam-logam yang tidak diinginkan. Dan selanjutnya
dimasukkan di dalam larutan tembaga sulfat (electrolyt) untuk diiproses melalui
proses elektrolisa.
Dengan bantuan 2 (dua) buah elektroda yang dialiri arus listrik (arus
searah), maka larutan yang mengadung logam dilepaskan. Dan logam-logam
ion positif bergerak menuju katode negatif dan disana dibuang. Jadi hasil dari
proses elektrolisa ini adalah logam dengan kemurnian 98 99%.
Proses Keramik.
Logam-logam yang mempunyai titik cair/lebur tinggi seperti Wolfram,
Molybdenum tidak dapat diproses dengan proses kering maupun proses
basah, melainkan dengan proses keramik.
Proses keramik atau sering juga disebut dengan proses sinter, terdiri dari
beberapa proses pengerjaan yaitu sebagai berikut :
1. Serbuk logam karbit diberi pengerjaan pendahuluan, yaitu digiling,
dicampur, ditambah dengan lilin, dan akhirnya dijadikan butiran.
Dasar-dasar Teknologi Bahan 64
Teknik Mesin
2. Serbuk yang telah diberi pengerjaan pendahuluan ini harus didapatkan
menurut bentuk-bentuk tertentu.
3. Bentuk yang padat tersebut diberi pengerjaan sinter pendahuluan pada
suhu kurang lebih 700º C.
4. Bentuk yang padat yang telah diberi pengerjaan sinter pendahuluan
dipadatkan lagi dengan tekanan tinggi kurng lebih 60 KN/cm².
5. Bentuk yang padat tersebut kemudian disinter lagi pada suhu kurang
lebih 1400 º C.
6. Bentuk yang padat hasil dari sinter kedua tersebut selanjutnya di coining
lagi untuk menghilangkan distorsi bentuk (yang kecil) dan menjaga
komponen agar dalam toleransi yang dikehendaki.
Adapun logam bukan besi (non ferrous metal) dapat diklasifikasikan
sebagai berikut yaitu :
Logam berat, mempunyai massa jenis ( ) > 5 kg/dm³.
Logam ringan, mempunyai massa jenis ( ) 5 Kg/dm³.
Logam berat dan logam ringan tersebut menurut keadaannya terdapat
dalam 2 (dua) bentuk yaitu : Logam murni dan logam paduan.
T e m b a g a.
Tembaga yang didapat dalam keadaan padat dalam bentuk batu-batuan
dan juga sebagian besar diperoleh dari bijih-bijihan.
Bijih-bijih tembaga dapat diklasifikasikan atas tiga golongan yaitu :
o Bijih sulfida.
o Bijih oksida.
o Biji murni (native).
Dasar-dasar Teknologi Bahan 65
Teknik Mesin
Dari ketiga bijih-bijih tembaga tersebut yang terpenting adalah :
Mineral-mineral seperti : Chalcopyrite ( Cu Fe S2 ) dengan kandungan
tembaga 34,6 %. Bornite (5 Cu S Fe2 S3) dengan kandungan tembaga 55 6 %,
Chalcocite (Cu2 S) dengan mengandung 68,5%, Malachite Cu C O3 Cu (OH)2
Dengan mengandung 57,4 % Tembaga , dan Native Copper ( Cu) dengan
mengandung tembaga murni 99,99%.
Proses pemurnian bijih tembaga dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
Proses Pyrometallurgy :
Proses ini menggunakan temperatur tinggi yang diperoleh dari
pembakaran bahan bakar. Bijih tembaga yang telah dipisahkan dari
kotoran-kotoran dipanggang untuk dihilangkan asam belerangnya dan
selanjutnya bijih-bijih ini dilebur. Pada peleburan tersebut bijih-bijih
dipisahkan dari terak dan akan dihasilkan tembaga hitam, selanjutnya
tembaga hitam tersebut diproses pada konverter, sehingga unsur-unsur
besi dan belerang dapat dipisahkan dan pada akhirnya dihasilkan
tembaga murni.
Proses Hydrometallurgy :
Metode ini dilakukan dengan cara melarutkan bijih-bijih tembaga
(leaching) ke dalam suatu larutan tertentu, kemudian dipisahkan dari
bahan-bahan ikutan lainnya.
Untuk melarutkan (me-leaching) bijih-bijih tembaga yang bersifat oksida,
maka digunakan asam sulfat (H2SO4), seperti ditunjukkan pada reaksi
kimia dibawah ini :
o CuCO3.Cu(OH)2 + 2 H2SO4 2 CuSO4 + CO2 + 3 H2O
Untuk melarutkan (me-leaching) bijih-bijih tembaga yang bersifat sulfida
atau native maka digunakan ferri sulfat 2 Fe(SO4)3 , seperti halnya bijih
cholcocite, ditunjukkan pada reaksi kimia seperti dibawah ini :
o Cu2S + 2 Fe2(SO4)3 2 CuSO4 + 4 FeSO4 + S
Dasar-dasar Teknologi Bahan 66
Teknik Mesin
Untuk bijih-bijih chalcopyrite dan bornite,proses reaksinya berjala
lambat dan tidak dapat larut seluruhnya.
Setelah hasil leaching (pelarutan) dapat dipisahkan dari bagian-
bagian yang tidak dapat dilarutkan, maka hasil dari yang dapat
dilarutkan selanjutnya diproses secara elektrolisa, sehingga
didapatkan tembaga murni.
Sifat-sifat tembaga.
Tembaga mempunyai warna merah muda, dan mempunyai daya hantar
listrik yang tinggi, dan selain mempunyai daya hantar listrik yang tinggi, daya
hantar panasnyapun juga tinggi dan juga tahan terhadap karat. Oleh karena itu
produksi tembaga ini sebagian besar dipergunakan untuk keperluan teknik
listrik, untuk kelengkapan bahan radiator, untuk perlengkapan ketel-ketel, dan
juga untuk alat-alat perlengkapan pemanasan (alat instalasi air pendingin).
Kegunaan lain dari tembaga yaitu sebagai bahan untuk baut solder,
untuk kawat-kawat jalan traksi listrik seperti kereta listrik, trem, dan sebagainya,
untuk hantaran listrik diatas tanah, hantaran penangkal petir, untuk lapisan tipis
dari kolektor, dan lain-lain.
Tembaga mempunyai titik cair 10830C, titk didihnya 25930C, massa
jenisnya 8,9 kg/dm3, dan kekuatan tariknya 160 N/mm2.
Tembaga mempunyai sifat mudah dibentuk dalam keadaan dingin
seperti di roll, ditekuk, ditarik, ditekan, dan dapat juga ditempa. Akan tetapi bila
tembaga tersebut sebelum dibentuk, terlebih dahulu dipanaskan (dipijarkan)
dan kemudian didinginkan secara cepat di dalam air, maka sifat-sifat getasnya
bisa dihilangkan/ditiadakan dan tembaga tersebut akan menjadi lebih elastis
dan lebih mudah lagi untuk dibentuk.
Dasar-dasar Teknologi Bahan 67
Teknik Mesin
N i k e l.
Nikel mempunyai sifat yang keras, liat, dan juga bersifat magnetis. Nikel
tersebut sangat cocok untuk dibuat paduan baja, karena dapat untuk
memperbaiki sifat tahan terhadap korosi dan tahan terhadap panas.
Bijih-bijih nikel dapat diklasifikasikan menjadi 2 (dua) golongan yaitu :
Bijih Sulfida.
Bijih Silikat.
Proses pembuatan dari nikel yaitu ; Setelah bijihbijih mengalami proses
pendahuluan yang meliputi Crushing-drying, sintering, kemudian bijih-bijih
tersebut diproses lebih lanjut yaitu :
Proses Pyrometallurgy.
Proses Hydrometallurgy.
Proses Pyrometallurgy.
Reduksi yang terjadi pada proses ini hanya sebagian dari besi saja yang
dapat diikat menjadi terak, dan sebagian besar masih dalam bentuk ferro-nikel
alloy. Dalam hal ini untuk memisahkan basi dari nikel pada reaksi peleburan
tersebut ditambahkan beberapa bahan yang mengandung belerang (gypsum
atau pyrite). Dan karena perbedaan daya ikat besi dan nikel terhadap oksigen
dan belerang, maka dalam proses ini didapatkan bijih nikel (mate) yaitu paduan
Ni3S2 dan FeS dan sebagian besar besi dapat diproses menjadi terak.
6 FeS + 6 NiO 6 FeO + 2 Ni3S2 + S2
2 FeO + SiO2 2 FeOSiO2
Mate yang dihasilkan ini masih mengandung lebih dari 60 % Fe dan selanjutnya
mate yang masih dalam keadaan cair terus diproses lagi dalam konvertor.
Dimana didalam proses-proses konvertor msih harus diberi bahan tambah
silikon supaya oksida besi dengan cepat menjadi terak. Dan terak hasil
Dasar-dasar Teknologi Bahan 68
Teknik Mesin
konvertor ini masih mengandung nikel yang cukup tinggi, sehingga terak ini
biasanya di proses ulang pada proses peleburan (resmelting).
Proses selanjutnya mate dipanggang untuk dapat memisahkan belerang.
2 Ni3S2 + 7 O2 6 NiO + SO2
Nikel oksid yang didapat dari pemangangan selanjutnya di reduksi dengan
menambah bahan tambah arang, sehingga didapakan logam nikel.
Proses Hydrometallurgy.
Pada proses ini concentrat di leaching (dilarutkan) dengan larutan
ammonia di dalam autoclave dengan tekanan kurang lebih 7 atm (gauge).
Nikel , tembaga, cobalt akan larut ke dalam aalarutan ammonia, reaksi yang
terjadi adalah sebagai berikut :
NiS + 2 O2 + n NH3 Ni (NH3)n SO4.
Jadi oksidasi sulfida akan menimbulkan energi yang cukup banyak, oleh karena
itu autoclave harus didinginkan untuk menjaga agar temperatur dapat tetap
bertahan antara 77 800C. Dimana belerang yang ada di dalam concentrat
di oksidasikan, dan sementara besi dipisahkan sebagai ferri hidro oksida dan
sulfat basa. Kemudian larutan tersebut didihkan kembali yang gunanya untuk
dapat memisahkan tembaganya.
Selanjutnya tinggal larutan berisi nikel dan cobalt, ini diproses dalam autoclave
dengan hidrogen pada tekanan 15 atm dan temperatur 175 2250C.
Ni (NH3)2 SO4 + H2 Ni + (NH4)2 SO4.
Sifat-sifat N i k e l dan penggunaannya.
Nikel mempunyai warna putih kekuning-kuningan dan mengkilat, massa
jenisnya 8,9 kg/dm3, titik leburnya 14500C, kuat, liat, tahan korosi, dan
magnetis, dapat dilas dan di solder, dapat dibentuk dalam keadaan dingin
maupun panas, sangat tahan terhadap pengaruh udara luar.
Dasar-dasar Teknologi Bahan 69
Teknik Mesin
Nikel ini dapat digunakan sebagai bahan paduan pada logam paduan ,
contohnya baja krom nikel, untuk alat – alat perlengkapan bangunan dan
perlengkapan rumah tangga, untuk alat-alat ukur dan alat-alat kedoteran, dan
untuk alat-alat listrik.
Seng (Zn).
Bijih- bijih seng terdapat dalam bentuk berbagai mineral-mineral dan
yang terpenting antara lain : Hemomorphite (silikat seng) Zn2SiO4H2O , Smith
Souite (karbonat seng) ZnCO3 , sulfid seng (ZnS), dsb.
Proses pemurniannya dapat dilakukan dengan proses destalasi
(pyrometallurgy),proses elektrolisa (hydrometallurgy). Sebelum proses
destalasi, konsentrat terlebih dahulu dipanggang, dan sementara untuk proses
elektrolisa, konsentrat didahului dengan proses leaching (pelarutan).
Untuk pemisahan seng tersebut dari belerang, bijih-bijih seng dipanggang pada
suhu tinggi, dan sulfidnya dioksidasikan menurut :
2 ZnS + 3 O2 2 ZnO + 2 SO2.
Karbonatnya juga terurai menurut :
Zn CO3 ZnO + CO2.
Dioksid belerang (SO2),yang menguap akan dikerjakan lagi menjadi asam
belerang.
Oksid seng (ZnO), yang terjadi setelah dipanggang, dan setelah dicampur
dengan zat arang dengan baik, selanjutnya dapat direduksi dalam kondensor.
Seng yang telah bebas, didestilir dan dikumpulkan di dalam suatu bejana. Dan
selanjutnya seng tersebut masih dimurnikan lagi dengan jalan mencairkannya
dalam suatu dapur nyala, dimana hasil pemurnian tersebut, seng murninya
akan terapung diatas dan dapat segera diambil.
Pada proses hydrometallurgy, dimana bijih-bijih (konsentrat) yang telah
dipanggang di larutkan (di leaching) dengan zat asam. Sulfat seng (ZnSO4)
Dasar-dasar Teknologi Bahan 70
Teknik Mesin
yang didapat dari pelarutan tersebut dipisahkan dan kemudian diproses dengan
proses elektrolisa. Pada proses elektrolisa ini logam seng mengendap pada
katode dan oksigen dilepas pada anode. Dan larutan yang tertinggal adalah
larutan asam belerang dan masih dapat digunakan untuk proses elektrolisa
selanjutnya. Cara ini makin lama makin banyak dipakai, karena terutama
dengan cara ini terdapat suatu jenis seng dengan 99,75 % Zn.
Sifat-sifat dan penggunaan seng yaitu :
Seng mempunyai warna biru keabu-abuan (kelabu muda), massa
jenisnya 7,1 kg/dm3, titik leburnya 4190C, titik didihnya 9060C, dan tidak tahan
terhadap air panas yang panasnya diatas 1000C.
Seng ini dapat digunakan sebagai pelindung untuk menahan korosi,
sebagai bahan pelapis untuk baja seperti misalnya untuk pelapisan pipa air
minum, sebagai dasar dari paduan penuangan cetak, dan sebagai unsur
paduan dalam pembuatan kuningan.
Timah (Sn).
Timah mempunyaI 3 perubahan allotropi, pada kondisi normal antara
130 - 1610 C disebut dengan timah beta, dimana dalam fase ini timah tersebut
mempunyai warna perak dan dapat ditempa. Bila timah dipanaskan sampai
dengan temperatur 1610 C timah tersebut akan berubah menjadi timah gamma,
dan pada fase inilan timah tersebut sangat rapuh dan mudah dihancurkan
menjadi gentuk yang halus (menjadi serbuk). Dan bila pada temperatur
dibawah 130 C timah tersebut menjadi timah alpha, pada fase ini struktur
kristalnya adalah diamond.
Bijih timah yang banyak diperoleh dan bayak dikenal adalah bijih
cassiterite (batu timah), dimana bijih ini berwarna kuning muda hingga coklat
tergantung dari zat yang dikandungnya. Dan logam lain yang sering menyertai
cassiterite adalah tungsten, tembaga, seng, timbel, dan beberapa mineral
lainnya.
Dasar-dasar Teknologi Bahan 71
Teknik Mesin
Sebelum bijih timah ini diproses / dilebur untuk pemurnian, maka bijih ini
akan diproses pendahuluan yang meliputi proses pemanggangan, pemisahan
dengan larutan, dan pemisahan dengan magnetic.
Proses pemanggangan (roasting) yang dimaksud adalah untuk memisahkan
belerang arsen dengan antimon. Proses ini memerlukan temperatur yang cukup
tinggi, hingga belerangnya hangus terbakar.
Proses pemisahan dengan larutan (leaching) ini digunakan larutan asam
hydrochlorida (HCl). Hal ini dimaksudkan untuk memisahkan unsur-unsur Fe,
Pb, As, pada temperatur lebih kurang 1300 C.
Proses pemisahan secara magnetic yang dimaksud adalah memisahkan bijih-
bijih dari unsur-unsur yang magnetis (magnetive), setengah magnetis
(tangstate), dan didapatkan unsur ynag non magnetis (cassiteric).
Pemurnian konsentrat tersebut menggunakan metode pyrometallurgy
dan proses ini dapat dilakukan pada dapur listrik. Hasil dari proses ini
didapatkan timah kasar, dan sebelum dipasarkan timah kasar ini harus diproses
lagi pada refining untuk mencapai standard tertentu.
Sifat-sifat dan penggunaannya adalah sebagai berikut :
Mempunyai warna putih perak berkilat, massa jenis 7,3 Kg/dm3, titik
leburnya 2320C, sangat tahan terhadap korosi, dan sangat baik untuk di tuang
dan di roll.
Timah ini digunakan untuk melapisi pelat baja lunak , untuk bahan
solder, dan dapat digunakan untuk bahan paduan.
Timbel (Pb).
Bahan dasar timbel adalah bijih timbel yang didapatkan dalam bentuk
mineral-mineral antara lain galena (PbS), cerusoite (PbCO3), dan anglisite
(PbSO4). Kadang-kadang bijih timbel lebih banyak mengandung seng dari pada
timbel, sehingga dapat disebut bijih seng timbel.
Dasar-dasar Teknologi Bahan 72
Teknik Mesin
Proses pembuatan / pemurnian bijih timbel dapat dilakukan yaitu antara lain :
Mereduksi bijih timbel dengan besi sulfit.
Metode ini merupakan dasar peleburan (smelting procec) dan disini
dihasilkan timbel dan mate sulfida dan untuk mendapatkan timbel murni
ini dapat dilakukan dengan metode yang lain. Akan tetapi metode ini
jarang digunakan karena cukup mahal dan cukup rumit.
Mereduksi antara timbel sulfida dan timbel sulfate/oxide.
Proses ini adalah mereduksi udara atau reaksi pemanggangan yang
menghasilkan bentuk timbel dan oksida belerang. Sistem ini merupakan
dasar peleburan (ore-hearth-smelting) yang digunakan sejak jaman
dahulu.
Mereduksi oksida timbel dengan karbon atau carbon mono oxide.
Dalam proses ini meliputi pengerjaan pendahuluan oksida timbel, timbel
silikat atau senyawa oksida lainnya dengan cara pemanggangan dan
sintering.
Untuk metode diatas peleburannya dilaksanakan pada dapur ore hearth dan
dapur tinggi (blast furnace), dan sebelum konsentrat dilebur pada ore heart
furnace, konsentrat tersebut harus dipanggang terlebih dahulu pada blast
roasting.
Dalam pemanggangan ini sulfida terbakar dan membentuk sulfida dioksida :
2 PbS + 3 O3 2 PbO + 2SO2 + 199,6 kcal.
Pada proses ore heart smelting, dimana proses ini berlangsung pada
temperatur 7000 - 8000 C dan reaksinya terjadi :
2 PbO + 2SO2 + O2 2 PbSO4 + 183 kcal.
Oksidasi yang terjadi dimulai dari permukaan partikel-partikel dan secara
perlahan-lahan masuk kedalam. Dan interaksi yang terjadi antara oksida bagian
dalam partikel dan sulfat pada bagian permukaan menghasilkan timbel :
Dasar-dasar Teknologi Bahan 73
Teknik Mesin
Pb + PbSO4 2 Pb + 2SO2 - 100,2 kcal.
2 PbO + PbS 3 Pb + SO2 - 56,1 kcal.
Dalam prakteknya timbel yang didapat masih mengandung unsur lain yaitu :
1 - 8 % (Au,Ag, Cu, Zn, As, Sb, Bi, Fe). Dan timah hitam (timbel) ini perlu di
refining yang pelaksanaannya dengan metode pyrometallurgy.
Sifat- sifat dan penggunaanya adalah sebagai berikut :
Timbel ini berwarna abu-abu ke biru-biru an, logam ini sangat lunak dan
mampu tempa yang baik, mempunyai sifat konduksi panas/listrik yang baik,
kekuatan tariknya sangat rendah (15 - 20 N/mm2), tahan terhadap korosi,
mempunyai massa jenis 11,3 kg/dm3, titik leburnya 3280 C.
Timbel ini dapat digunakan sebagai pelindung kabel listrik, untuk kisi-kisi
pelat accu, sebagai pelapis pada industri-industri kimia, sebagai bahan dasar
dari paduan solder.
Kuningan (Cu-Zn).
Yang dimaksud dengan kuningan adalah campuran atau paduan antara
tembaga (55 – 90 %) dengan seng serta sebagian kecil timbel.
Kuningan ini mempunyai sifat-sifat yaitu: warnanya kuning, massa jenisnya
8,4 - 8,9 kg/dm3 ,titik lebur lebih kurang 9000 C, kekuatan tarik antara 200
- 600 N/mm2, dan dapat dipotong dengan baik bila dicampur dengan timbel.
Adapun penggunaan dari kuningan ini adalah untuk pembuatan perlengkapan
saniter, untuk alat-alat instrumen dan arloji, untuk bantalan-bantalan mesin, dan
untuk alat-alat listrik.
Perunggu (Cu - Sn).
Yang dimaksud perunggu adalah campuran atau paduan antara tembaga
(87%) dengan timah (7%) dan sedikit seng (3%), dan timbel (3%).
Dasar-dasar Teknologi Bahan 74
Teknik Mesin
Sifat-sifat dari perunggu ini adalah mempunyai warna coklat merah, massa
jenisnya 8,8 kg/dm3, titik cairnya 10000C, kekuatan tarik dari paduan tempa
adalah 550 – 750 N/mm2, dan paduan tuang antara 150 – 250 N/mm2,perunggu
ini sangat tahan terhadap pengaruh udara luar (tahan terhadap korosi),dan
dapat di patri keras (brazing) atau di patri lunak dengan baik.
Perunggu ini dapat digunakan untuk bantalan-bantalan poros mesin.
Paduan Nikel.
Sifat-sifat dari paduan nikel adalah sangat tahan terhadap korosi,
mempunyai tahanan listrik yang tinggi.
Adapun jenis-jenisnya yaitu :
Monel-metal yaitu paduan antara 68 % Nikel (Ni) dan 28% Tembaga
(Cu), sedikit Besi (Fe) dan Mangan (Mn).
Konstantan yaitu paduan antara 41 - 45 % Ni dan 55 - 59 % Cu.
Nikel krom yaitu paduan antara 70 - 92 % Ni dan 8 - 30 % Cr.
Penggunaan dari paduan nikel ini yaitu:
Monel-metal untuk bagian-bagian pompa dan katup-katup pengaman.
Konstantan untuk thermo element.
Nikel krom untuk kabel-kabel tahanan pada alat-alat pengaman listrik
pada ketel.
Dasar-dasar Teknologi Bahan 75
Teknik Mesin
Paduan seng.
Paduan seng ini sebagian besar terdiri dari aluminium dan tembaga.
Sifat-sifat dari paduan seng ini yaitu mempunyai kekuatan tarik antara 180 -
270 N/mm2, sangat baik di patri dan di las, dapat di tuang dengan baik pada
temperatur antara 450 - 5400 C.
Paduan seng ini dapat digunakan untuk alat-alat ukur dan bagian-bagian jam,
serta dapat digunakan untuk alat fhotography dan onderdil mobil.
Aluminium (Al) dan paduannya.
Aluminium adalah logam yang paling banyak dipakai sesudah baja dan
juga termasuk logam ringan. Sejak penemuan mesin dinamo oleh Siement
pada tahun 1866, dan logam ini dapat diproduksi lebih ekonomis.
Bahan baku untuk pembuatan aluminium adalah bauksid, dimana bauksid ini
banyak diperoleh di Pulau BintanKepulauan Riau, Les Baux di Perancis
Selatan, Jugoslavia, dan tempat-tempat lainnya.
Proses pembuatan Aluminium terdiri dari 2 (dua) tingkatan yaitu :
1. Proses pemurnian bijih bauksid menjadi aluminium oksid (Al2O3) dengan
proses kimia.
2. Proses reduksi aluminium oksid melalui elektrolis hingga diperoleh
Aluminium murni.
Adapun proses pemurnian bijih bauksid menjadi aluminium oksid meliputi
beberapa proses yaitu sebagai berikut :
Pemecahan, pengeringan, penggilingan (hingga menjadi tepung).
Pencampuran dengan caustic soda dan dipanasi hingga temperatur
2500 C dibawah tekana 30 bar.
Pemisahan lumpur caustic soda dengan aluminium hidroksid
Al (OH)3 .
Dasar-dasar Teknologi Bahan 76
Teknik Mesin
Pemanasan aluminium hidroksid hingga temperatur kira-kira 13000 C,
kemudian di endap kan hingga diperoleh aluminium oksid.
Sedangkan proses reduksi aluminium hidroksidnya dilakukan melalui proses
elektrolisa. Dimana dalam proses ini aluminium hidroksidnya dilarutkan ke
dalam cairan cryolite (Na3 Al F6) dan bertindak sebagai elektrolit.
Sifat-sifat dari aluminium ini yaitu:
Mempunyai warna putih perak berkilat.
Mempunyai massa jenis 2,7 kg/dm3.
Kekuatan tarik :
Aluminium yang di tuang : 85 - 115 N/mm2.
Aluminium yang di annealing : 70 N/mm2.
Aluminium yang di rol : 125 - 190 N/mm2.
Tahan terhadap korosi.
Mempunyai penghantar panas / listrik yang baik.
Lunak, ulet / liat, dan mudah dikerjakan.
Dapat dipadu dengan logam berat atau dengan logam ringan lainnya.
Dapat di las dan di patri keras (brazing).
Penggunaan dari aluminium ini yaitu antara lain :
Karena sifatnya yang ringan, maka banyak digunakan dalam pembuatan
kapal terbang, rangka kapal laut, kendaraan bermotor / sepeda, dan
untuk bangunan –bangunan industri.
Karena sifatnya yang ringan dan penghantar panas yang baik , maka
banyak digunakan untuk keperluan pembuatan alat-alat masak.
Karena konduksivitas listriknya tinggi dan relatif lebih murah jika
dibandingkan dengan tembaga, maka banyak dipakai untuk kabel-kabel
listrik.
Dasar-dasar Teknologi Bahan 77
Teknik Mesin
Jika dikehendaki konstruksi yang ringan dengan kekuatan yang tidak
terlalu besar dapat dibuat dengan aluminium tuang.
Magnesium (Mg) dan paduannya.
Magnesium tergolong logam ringan, dan tahan terhadap karat karena
adanya lapisan oksida magnesium. Memproduksi magnesium ini termasuk
mahal karena untuk mengambilnya dari bijih kasar dipergunakan elektrolisa
sebagai pengolahannya, serupa seperti yang dilaksanakan dalam peleburan
aluminium.
Magnesium ini sangat mudah terbakar karena logam ini mempunyai daya
gabung yang tinggi terhadap oksigen. Dalam hal ini bila terjadi kebakaran harus
segera dipadamkan dengan pasir atau beram besi tuang, jangan dengan air.
Penggunaan magnesium dalam konstruksi mesin hanya dilaksanakan apabila
faktor berat menjadi bahan pertimbangan. Dan magnesium ini dapat dipadu
dengan aluminium, seng, dan mangan untuk memperoleh kekuatan tarik hingga
400 N/mm2.
Titanium (Ti) dan paduannya.
Titanium adalah logam berwarna putih yang dalam keadaan cair
bereaksi secara kimia dengan zat-zat yang lain, sehingga sulit dipisahkan, di
cair kan dan di tuang. Dan dalam keadaan murni titanium ini mempunyai
tegangan tarik maksimum 400 N/mm2, akan tetapi apabila dipadukan dengan
sejumlah logam lain seperti aluminium, timah, dan molibdenum akan didapat
kekuatan tarik yang tinggi hingga 1400 N/mm2 dan tahan terhadap temperatur
yang tinggi.
Titanium ini mempunyai massa jenis yang rendah, tahan terhadap korosi,
kekuatannya stabil pada tempertur yang tinggi, oleh karena itu banyak dipakai
untuk kapal terbang dan kendaraan ruang angkasa.
Dasar-dasar Teknologi Bahan 78
Teknik Mesin
Lembar Percobaan/Latihan/Evaluasi
1. Bahan baku logam besi dari hasil tambang umumnya berupa bijih-
bijihan. Bijih-bijih yang mengandung besi adalah :
a. logam oksid c. tembaga
b. logam murni d. seng siderit
2. Bijih-bijih besi yang secara kimiawi terikat dengan unsur karbon disebut :
a. bijih besi merah c. bijih besi magnet
b. bijih besi siderit d. bijih besi putih
3. Didalam pemmrosesan bijih-bijih besi digunakan pula teknik magnetis,
yaitu untuk pekerjaan :
a. penghalusan c. pemisahan
b. pengeringan d. reduksi
4. Yang tidak termasuk tujuan pemanasan bijih-bijih adalah :
a. menghilangkan karbon c. menghilangkan air
b. menghilangkan kapur d. menghilangkan belerang
5. Besi yang dihasilkan oleh dapur tinggi adalah :
a. besi tuang c. besi kasar
b. baja tuang d. baja
6. Kokas diperlukan dalam dapur tinggi sebagai :
a. bahan tambah c. bahan bakar
b. bahan paduan d. bahan pengikat
7. Yang tidak termasuk dalam tujuan proses dapur tinggi ialah :
a. pemisahan unsur-unsur logam lain c. pemisahan terak dan besi cair
b. mereduksi oksigen d. menghasilkan logam paduan
Dasar-dasar Teknologi Bahan 79
Teknik Mesin
8. Besi karbit (Fe3C) selain dalam keadaan padat juga dapat terjadi dalam
keadaan cair yaitu senyawa antara :
a. 3 FeO + CO c. 3 FeS + C
b. 3 Fe + CO d. 3 Fe + C
9. Besi karbit (Fe3C) disebut juga :
a. graphit c. zementit
b. perlit d. austenit
10.Logam yang dihasilkan dapur tinggi adalah :
a. besi kasar putih dan besi tuang
b. besi kasar kelabu dan besi tuang temper
c. besi kasar putih dan besi kasar kelabu
d. besi kasar putih, besi kasar kelabu dan besi tuang
11.Yang tidak termasuk sebagai bahan baku pembuatan besi tuang ialah :
a. besi kasar kelabu c. sisa-sisa besi tuang
b. besi kasar putih d. besi tua
12.Tujuan dalam pembuatan baja adalah :
a. menghilangkan bahan-bahan kotoran dan mengurangi kandungan
karbon (C) sampai 0,2 %
b. menghilangkan bahan-bahan kotoran dan mengurangi kandungan
karbon (C) sampai 2 %
c. menghilangkan bahan-bahan kotoran dan mengurangi kandungan
karbon (C) sampai 0,5 %
d. menghilangkan bahan-bahan kotoran dan mengurangi kandungan
karbon (C) sampai 5 %
Dasar-dasar Teknologi Bahan 80
Teknik Mesin
13. Baja perkakas dihasilkan melalui proses peleburan dalam :
a. konventor Thomas c. tanur listrik
b. konvetor Bessemer d. tanur Siemens Martin
14. Bahan dasar untuk pembuatan baja dan besi tuang temper adalah :
a. besi kasar kelabu c. besi modular
b. besi kasar putih d. besi tuang
15. Besi kasar kelabu mempunyai kandungan sebagai berikut :
a. kadar silisium tinggi dan kadar mangan rendah
b. kadar silisium rendah dan kadar mangan tinggi
c. kadar silisium tinggi dan kadar mangan tinggi
d. kadar silisium rendah dan kadar mangan rendah
16.Karena kandungan silisium dalam besi kasar sangat membantu dalam
proses pencairan besinya akan mempunyai sifat sebagai berikut :
a. tidak sesuai untuk dituang
b. sesuai untuk dituang
c. sesuai untuk ditempa
d. sesuai untuk dituang, sesuai untuk ditempa
17.Pada proses “ Heat Treatment “ terjadi perubahan struktur logam yang
sesuai dengan sifat-sifat logam tersebut yaitu :
a. sifat fisik c. sifat mekanik
b. sifat listrik d. sifat panas
18. Yang tidak termasuk sifat-sifat mekanik logam adalah :
a. Kekenyalan c. kegetasan
b. Kehalusan d. kekerasan
Dasar-dasar Teknologi Bahan 81
Teknik Mesin
19.Yang tidak termasuk tujuan proses dapur tinggi adalah :
a. oksidasi
b. melebur bijih menjadi besi kasar
c. pemisahan unsur-unsur logam lain
d. mereduksi oksigen
20.Dari empat proses besi kasar menjadi baja, yang menghasilkan baja
biasa adalah :
a. dapur oksigen c. dapur Siemens Martin
b. dapur Thomas d. dapur listrik
21.Tujuan pembuatan baja adalah membebaskan besi kasar dari bahan-
bahan kotoran dan pengurangan kandungan karbon ( C ) hingga :
a. 1 % c. 3 %
b. 2 % d.4 %
22.Pengerjaan/pembentukan panas menghasilkan struktur logam :
a. sama dengan struktur awal
b. lebih halus dari pada struktur awal
c. lebih kasar dari pada struktur awal
d. sangat berbeda
23.Proses pembentukan dengan panas diatas temperatur rekristalisasii
merupakan proses pembentukan secara :
a. elastis c. korosif
b. erosif d. plastis
Dasar-dasar Teknologi Bahan 82
Teknik Mesin
24.Pembentukan / pengerjaan logam pada suhu dingin menghasilkan
struktur logam akhir :
a. lebih halus dari pada awal
b. sama dengan struktur awal
c. lebih kasar dari pada struktur awal
d. tidak tentu
25.Logam yang tidak dapat dibentuk melalui proses penekanan
( Extruding) adalah :
a. wolfram c. timah
b. magnesium d. tembaga
26. Dari proses dibawah ini yang menyebabkan perubahan plastis
pada logam adalah :
a. penekan (Extruding) c. pembengkokan
b. penuangan d. pengguntingan
27. Pemrosesan bijih-bijih logam bukan besi tidak melalui :
a. proses kering c. proses basah
b. proses karburasi d. proses keramik
28. Proses keramik dilaksanakan pada logam-logam yang :
a. bertitik lebur rendah c. bertititk lebur tinggi
b. bertitik lebur sedang d. bertitik lebur tak terbatas
29. Mana yang tidak termasuk dalam kelompok logam berat :
a. Tembaga c. timah
b. magnesium d. nikel
Dasar-dasar Teknologi Bahan 83
Teknik Mesin
30. G Cu Zn 33 Pb 2 berarti :
a. paduan tembaga – seng yang digiling
b. paduan tembaga – seng
c. paduan tembaga – seng – timah
d. paduan tembaga – seng yang dituang
31. Berat jenis tembaga adalah :
a. 7,1 kg/dm3 c. 7,9 kg/dm3
b. 8,2 kg/dm3 d. 8,9 kg/dm3
32 Perunggu adalah logam paduan yang terdiri dari :
a. Cu - Zn c. Cu - Sn
b. Cu - Ni d. Cu - Cr
33. Dari logam dibawah ini, yang titik leburnya tertinggi
adalah :
a. Molybden c. tantal
b. Wolfram d. vanadium
34. Proses pembuatan timah (Sn) sebagai berikut :
a. pemasangan elektrolisa reduksi timah kasar
b. pemasangan reduksi timah kasar elektrolisa
c. reduksi pemanggangan elektrolisa timah kasar
d. pemanggangan reduksi elektrolisa timah kasar
35. Salah satu logam ini yang tidak termasuk logam mulia :
a. platina c. titan
b. perak d. emas
Dasar-dasar Teknologi Bahan 84
Teknik Mesin
Lembar Jawaban
1. a. logam oksid
2 b. bijih besi siderit
3 c. pemisahan
4 b. menghilangkan karbon
5 c. besi kasar
6 c. bahan bakar
7 d. menghasilkan logam paduan
8 d. 3 Fe S + C
9 c. zementit
10 c. besi kasar putih dan besi kasar kelabu
11 b. besi kasar putih
12 b. menghilangkan bahan-bahan kotoran dan mengurangi kandungan
karbon ( c ) sampai 2 %
13 c. tanur listrik
14 b. besi kasar putih
15 a. kadar silisium tinggi dan kadar manggan rendah
16 b. sesuai untuk dituang
17 c. sifat mekanik
18 b. kehalusan
19 a. oksidasi
20 b. dapur Thomas
21 b. 2 %
22 b. lebih halus dari pada struktur awal
23 d. plastis
Dasar-dasar Teknologi Bahan 85
Teknik Mesin
24 b. sama dengan struktur awal
25 a. wolfram
26 c. pembengkokan
27 b. proses karburasi
28 c. bertitik lebur tinggi
29 b. magnesium
30 d. paduan tembaga – seng yang dituang
31 d. 8,9 kg/dm3
32 c. Cu - Sn
33 b. wolfram
34 b. pemanggangan reduksi timah kasar elektrolisa
35 c. titan
Dasar-dasar Teknologi Bahan 86
Teknik Mesin
Kegiatan Belajar 3
Perlakuan Panas Pada Baja Karbon
1.Tujuan Khusus Pembelajaran
Setelah pelajaran selesai, peserta diklat diharapkan dapat :
Mengenal penggunaan diagram Fe - C.
Mengenal macam-macam proses Anealing (memijarkan).
Mengenal proses pengerasan dan tempering.
Mengenal macam-macam pengerasan permukaan.
2.Uraian Materi
Diagram Fe-C
Baja yang dibutuhkan dalam tehnik sangat berbeda-beda antara lain
kekerasan, tahan korosi, ulet / liat, elastis, lunak bisa diregang dan lain – lain.
Contoh :
Pisau pahat dan pegangannya membutuhkan sifat tersendiri.
Per membutuhkan sifat elastis.
Dasar-dasar Teknologi Bahan 87
Teknik Mesin
Roda Gigi membutuhkan sifat tahan Abrasif
(permukaan keras akan tetapi inti tetap ulet).
Baja sering dibutuhkan secara khusus, dan ini bisa diperoleh bukan
dengan pilihan baja yang akan digunakan, akan tetapi dengan melakukan suatu
macam pengolahan panas (perlakuan panas pada baja).
Dasar-dasar Teknologi Bahan 88
Teknik Mesin
- Menaikkan kekerasan
Dasar-dasar Teknologi Bahan 80
QUENCHIN
G
TEMPERIN
KEKERASAN TINGGI KEULETAN
TINGGI
PENGOLAHAN PANAS
DARI BAJA
PENGERASAN
PERMUKAAN
ANNEALING PENGERASAN PERBAIKAN
2000 - 3500 5000 - 7000
- ANNEALING UNTUK BAJA DARI PENGERJAAN DINGIN
- SOFT ANNEALING
(MELUNAKKAN)
- NORMALISING
(MENORMALKAN)
- ANNEALING (BESI TUANG)
- Menghendaki halusnya struktur butiran – butiran
- Menghilangkan tegangan dalam
- Meningkatkan keuletan untuk tuangan
- Meningkatkan sifat ductile untuk tuangan
- PENGERASAN NYALA API
- PENGERASAN INDUSTRI
- CARBURIZING (HARDENING)
- NITRIDING
- Menghilangkan kerapuhan
- Menaikkan sifat dapat diregang
- Menaikkan sifat dapat diregang
dan dibengkok
- Menaikkan keuletan.
Keras pada permukaan, ulet
ditengahnya / intinya.
Teknik Mesin
LENGKUNGAN PENDINGINAN AIR.
Lengkungan pendinginan adalah suatu gambaran grafik dimana pada
garis vertical diukurkan suhu, dan pada garis horizontal diukurkan waktu. Jadi
memperlihatkan hubungan antara suhu dan waktu selama pendinginan
sesuatu zat berlangsung.
Lengkungan pendinginan tersebut dapat dilukiskan berdasarkan suatu
percobaan untuk keperluan sesuatu macam zat yang dipanaskan sampai suhu
tertentu. Sesudah itu zat tersebut dibiarkan sampai dingin dan pada waktu-
waktu yang teratur diukur suhu dan waktu. Dengan demikian dapat dilukis
lengkungan pendinginan.
Lengkungan pendinginan dari air.
Waktu mendinginkan air, ternyata bahwa dengan pertambahan waktu
yang berturut-turut , suhu air menurun secara teratur sampai 0oC(sampai B),
kemudian tinggal tetap selama waktu tertentu (dari B ke E), dan sesudah itu
dengan penambahan waktu, dan selanjutnya menurun (sesudah E) secara
teratur, pada titik B air mulai membeku, pada titik E pembekuan berhenti.
Jikalau pembekuan tersebut terjadi dari permulaan sampai akhir berlangsung
pada suhu yang tetap, maka garis horizontal dalam lengkungan pendinginan
dinamakan titik beku. Jadi air itu mempunyai titik beku.
Dasar-dasar Teknologi Bahan 81
Teknik Mesin
Lengkungan pendinginan dari suatu larutan garam.
Pada pendinginan larutan, misalnya dari 5 % garam dalam air ternyata
adalah sebagai berikut :
Pada pertambahan waktu yang berturut-turut, suhu menurun dengan
teratur sampai B. Pada titik B mulai pembekuan, dan dari larutan tampak
hablur-hablur mulai memisahkan diri, pemisahan hablur itu akan berlangsung
terus sampai M, bila suhu menurun secara teratur.
Pada titik M seluruh zat terbagi dan terdiri dari sebagian zat padat dan sebagian
zat cair. Dari M ke E, bila suhu tetap, sisa zat cair itu akan membeku pula, pada
titik E semua telah menjadi beku.
Jadi pada titik E pembekuan itu berhenti, sesudah E, suhu akan menurun
secara teratur pada pertambahan waktu yang berturut-turut. Dalam hal ini
tidak terdapat titik berhenti, juga tidak ada titik beku, perubahan zat dari suatu
fasa yang lain berlangsung disini melalui proses pembekuan.
Dasar-dasar Teknologi Bahan 82
Teknik Mesin
Lengkungan pendinginan dan diagram beku.
Diagram pembekuan adalah suatu gambar grafik dimana pada garis
vertical diukur suhu dan pada garis horizontal diukur kadar dari elemen tertentu
dalam larutan.
Pada diagram pembekuan antara lain dapat dibaca untuk tiap kadar dari
unsur tertentu dalam larutan yang bersangkutan, dan pada suhu dimana larutan
itu mulai membeku dan larutan tersebut menjadi beku sama sekali.
Dari lengkungan pendinginan ke diagram pembekuan.
Dengan bertitik pangkal pada sejumlah besar lengkungan pendinginan
dari larutan dengan kadar yang berbeda-beda kita dapat melukiskan suatu
diagram pembekuan.
Pada ketinggian yang sama dari garis ME dalam lengkungan pendinginan
dilukiskan sebuah garis horizontal dalam diagram pembekuan. Garis ini
dinamakan solidus atau garis zat padat. Ini berarti, bahwa tiap larutan dengan
suhu yang lebih rendah dari garis ini adalah zat padat. Kemudian semua titik B
diambil sebagai berikut, dari titik B dalam lengkungan pendinginan, dilukiskan
sebuah garis horizontal.
Sekarang dicari titik potong dari garis horizontal itu dengan garis vertical dalam
diagram pembekuan, yang sesuai dengan kadar garam dari lengkungan
Dasar-dasar Teknologi Bahan 83
Teknik Mesin
pendinginan yang bersangkutan . Titik potong itu adalah salah satu titik dari
diagram. Sepanjang titik yang diperoleh dengan cara yang sedemikian rupa,
ditarik dua buah garis, dan garis itu dinamakan Likwidis atau garis zat cair.
Ini berarti bahwa tiap larutan di atas suhu yang ditunjukkan oleh garis itu adalah
zat cair.
Pada gambar dapat dilihat, bahwa bila suatu kadar garam tersebut
ditingkatkan sampai 15 %, titik permulaan pembekuan akan menurun dan bila
kadar garam dinaikkan mulai dari 15 % titik permulaan pembekuan akan naik
kembali. Titik tersebut dinamakan Eutektikum.
Diagram pembekuan air dan garam.
Sekarang kita perhatikan larutan dari air dan garam. Jika kita perhatikan
larutan 5 % garam air selama pendinginan, maka akan kita lihat sebagai berikut
1. Pada titik B1 zat cair membeku, hablur-hablur memisahkan diri yang
ternyata adalah hablur garam, pada suhu S1 larutan itu dikatakan jenuh
dengan garam, sehingga air yang tidak dapat larut menjadi tersisihkan.
2. Antara B1 dan M1 lebih banyak tersisih hablur es. Jadi dalam daerah ini
terdapat zat cair dan hablur es.
Dasar-dasar Teknologi Bahan 84
Teknik Mesin
3. Pada titik M1 sisa zat cair yang terdiri dari air dan garam, membeku pada
suhu tetap. Kini terbentuk campuran dari hablur es dan hablur garam.
4. Jadi di bawah titik M1 terdapat hablur es yang terjadi antara B1 dari M1 dan
campuran hablur es dan hablur garam yang halus terjadi pada M1.
Bila ditinjau larutan 15 % garam dalam air selama waktu pendinginan, kita akan
melihat suatu gejala yang luar biasa.
1. Pada titik E seluruh zat cair, yang terdiri dari air dan garam membeku
pada suhu tetap, pada peristiwa ini membentuk campuran hablur es dan
hablur garam yang halus.
2. Dibawah titik E hanya terdapat hablur es dan hablur garam halus yang
terjadi pada M1 dan M2, adalah juga campuran Eutektis.
Susunan dan struktur baja karbon.
Baja karbon adalah paduan antara besi dan karbon dengan kandungan
karbon hingga 2 %. Pada suhu biasa, karbon dalam baja yang tidak mengalami
perlakuan panas biasanya bergabung secara kimiawi dengan sebagian besi
berbentuk Iron-Carbide (Fe3c) dan disebut “ Cementite”.
Karena Cementite sangat keras, maka kekerasan baja karbon biasanya
meningkat sebanding dengan kandungan karbonnya.
Besi adalah unsur Allotropic, yaitu suatu unsur yang dapat tampil lebih dari satu
bentuk phisik. Bila baja dipanaskan dibawah 9100 C, besi murni mempunyai
struktur kristal BCC (Body Centred Cubic) atau kubus pusat dalam (besi ).
Dasar-dasar Teknologi Bahan 85
Teknik Mesin
Akan tetapi bila baja dipanaskan hingga suhu di atas 9100 C, maka strukturnya
berubah menjadi FCC (Face Centred Cubic ) atau kubus pusat muka (besi ).
Besi FCC dapat lebih banyak menerima karbon yaitu hingga 1,7 %
dalam keadaan larut padat (Larutan Padat Interstisi), sedangkan besi BCC
hanya sedikit sekali dengan maksimum hanya 0,03 % C.
Larutan padat karbon yang larut, berubah dengan jalan mengikuti perubahan
struktur, hal ini juga terjadi dalam pemanasan dan pendinginan.
Sejumlah larutan padat karbon hingga maksimum 1,7 % dalam FCC disebut
Austenit ( ) , dan apabila larutan padat yang terbentuk hingga 0,03 % karbon
terurai dalam besi BCC disebut Ferrite ( ).
Dalam baja karbon dapat dikatakan pada suhu 10000 C semua kandungan
karbon diuraikan dalam Austenite padat. Dana apabila baja ini didinginkan,
Austenite berubah menjadi Ferrite, yang secara praktis tidak akan menahan
karbon dalam larutan padat. Karbon akan dipisahkan sebagai paduan keras
Cementite, seperti dikatakan di atas.
Dasar-dasar Teknologi Bahan 86
Teknik Mesin
Diagram Fe - C.
Dengan memperhatikan diagram Fe - C, marilah kita lihat apa yang
terjadi pada baja, waktu pemadatan dan pendinginan pada suhu kamar.
Baja yang mengandung 0,4 % C :
- Pada temperatur 15000 C (A1) mulai terjadi pemadatan.
- Pada temperatur 14500C (B1) pemadatan beakhir, baja padat
seluruhnya. Struktur Austenit yang seragam ( Struktur BCC,
Karbon dalam keadaan padat diantara larutan padat – besi ).
- Antara B1 dan C1 tidak terjadi perubahan struktur.
- Pada temperatur temperatur 8000 C (C1) (suhu kritis atas)
Austenit mulai berubah menjadi Ferrit (Struktur BCC, secara
praktis tidak ada tempat untuk karbon - besi ).
- Sementara suhu turun hingga 7230 C, karbon semakin meresap
pada Austenit yang masih ada.
- Pada temperatur 7230 C (D1) telah banyak Austenite berubah
menjadi Ferrite, sehingga sejumlah karbon dalam Austenite bisa
mencapai 0,83 %.
- Ketika suhu turun dibawah 7230 C (D1) (suhu kritis bawah ) sisa
Austenit (mengandung 0,83 % C) berubah bentuk menjadi
Eutrektoid, dan menjadi lapisan-lapisan Ferrit (0,03% C) dan
Cementit (Fe3C) mengandung 6,9 % C. Composisi Eutektoid ini
yang terdiri dari lapisan-lapisan Ferrit dan Cementit disebut
Pearlit.
- Bila baja dingin hingga suhu kamar, tidak ada perubahan lagi
yang terjadi pada struktur.
Dasar-dasar Teknologi Bahan 87
Teknik Mesin
Baja mengandung 0,83 % C :
- Pada temperatur 14400 C (A2) mulai pemadatan.
- Pada temperatur 13100 C (B2) pemadatan berakhir, struktur
Austenit.
- Untuk baja dengan susunan ini suhu kritis atas (C2) dan suhu kritis
bawah (D2), menjadi satu pada 7230 C (E) sampai pada suhu ini
tidak terjadi perubahan struktur dalam Austenit seragam.
- Jika suhu turun sedikit di bawah 7230 C, Austenit berubah bentuk
menjadi lapisan-lapisan antara ferrite (0,03 % C ) dan Cementit
(6,9 % C ) pada penurunan suhu hingga suhu kamar.
Baja mengandung 1,2 % C :
- Mulai pemadatan kira-kira pada temperatur 14000 C (A3).
- Dan berakhir kira-kira pada temperatur 12300 C (B3). Struktur
menjadi Austenit seragam yang mengandung 1,2 % C dalam
larutan Intertisi.
- Tidak terjadi perubahan struktur diantara B3 dan C3.
- Pada suhu kritis atas kira-kira 9000 C (C3) mulai berbentuk kristal-
kristal Cementit berbentuk jarum. Dalam hal ini, Austenit yang
masih ada menjadi berkurang kadar karbonnya, sebab Cementit
kaya karbon telah memisahkan diri darinya.
- Pada 7230 C (D3) Austenit yang tinggal hanya mengandung
0,83 % C.
- Bila suhu turun hingga di bawah 7230 C Austenit yang tinggal
berubah bentuk menjadi Pearlite, seperti pada dua kejadian
lainnya.
Dasar-dasar Teknologi Bahan 88
Teknik Mesin
Diagram Fe - C
Dasar-dasar Teknologi Bahan 89
Teknik Mesin
Sifat – sifat mekanik, microstruktur dan beberapa penggunaan dari baja
karbon biasa yang tergantung pada kadar karbon yang dikandungnya.
Dasar-dasar Teknologi Bahan 90
Teknik Mesin
Annealing (Memijarkan).
Annealing baja hasil dari pengerjaan dingin atau panas bertujuan untuk :
Meratakan tegangan yang diakibatkan oleh pengerjaan dalam keadaan
dingin (pengerjaan dengan mesin bubut, mesin frais dan lain-lain ) atau
pengerjaan dalam keadaan panas (seperti tempa, rol, las ).
Proses ini dapat dilaksanakan untuk bermacam-macam baja, yaitu
benda kerja dipanaskan pada suhu 550 – 6500 C selama 1 – 2 jam yang
gunanya untuk meratakan tegangan dalam,atau selama beberapa jam yang
gunanya juga untuk mendapatkan struktur kristal baru (Annealing
Rekristalisasi), dan juga untuk menghilangkan tegangan dalam sebelum
dikerjakan di mesin atau ke deformasi selanjutnya.
Dasar-dasar Teknologi Bahan 91
Teknik Mesin
Soft Annealing.
Soft annealing ini bertujuan untuk mengubah bentuk lapisan – lapisan di
dalam pearlite dan cementite pada batasan-batasan butiran dari baja karbon
tinggi menjadi bentuk spheroidical (bentuk bola). Dapat diberlakukan untuk
semua baja, dalam hal memperbaiki sifat pemesinannya. Dan bagian-bagian
yang akan mengalami pengerasan harus dilunakkan terlebih dahulu dengan
cara Soft Annealing dan juga sebagai perlakuan pendahuluan sebelum proses
pengerasan.
Untuk Baja Dengan Kadar Karbon Kurang dari 0,83 % .
Prosesnya adalah sebagai berikut :
1. Benda kerja dipanaskan pada suhu kira-kira 7000 C (sedikit di bawah suhu
kritis bawah ) selama 24 jam dan kemudian didinginkan di udara.
2. Dapat juga dipanaskan antara 7220 dan 7770 C kemudian diturunkan
perlahan-lahan. Proses yang kedua ini adalah cara yang lebih baru
dengan lebih menghemat waktu, tetapi dapur pemanas untuk cara ini
harus tepat sekali temperatur pengontrolnya.
Untuk Baja Dengan Kadar Karbon lebih dari 0,83 % .
Prosesnya adalah sebagai berikut :
Benda kerja dipanaskan hingga mencapai suhu antara suhu kritis atas
dan suhu kritis bawah, dan kemudian didinginkan di udara, pada temperatur
yang tinggi menghasilkan butiran yang kasar, sedangkan pada temperatur yang
rendah menghasilkan butiran-butiran yang halus. Untuk proses Annealing dari
baja yang telah dikeraskan cukup memanaskan hingga 7000 C kemudian
didinginkan di udara.
Dasar-dasar Teknologi Bahan 92
Teknik Mesin
Normalising.
Normalising bertujuan untuk memperbaharui struktur butiran, agar
semua pengaruh dari pengerjaan dingin atau panas dapat dihilangkan. Dan ini
dapat dimanfaatkan untuk baja-baja konstruksi, baja rol, material yang
mengalami penempaan. Tidak mempunyai struktur yang sama, karena jumlah
beban tidak sebanding, dan karena perubahan bentuk pada tahap-tahap
pendinginan yang tidak sama juga untuk penampang yang tebal dan tipis. Hal
ini akan menghasilkan ukuran-ukuran yang tidak tetap pada waktu pengerjaan
dengan mesin.
Proses untuk mengerjakannya yaitu : Benda kerja dipanaskan sedikit di atas
suhu kritis atas, setelah merata lalu didinginkan di udara. Dan setelah itu
didapatkan hasil yaitu tegangan dalam dari benda kerja dapat dihilangkan, dan
juga benda kerja akan menjadi liat / ulet (tidak rapuh lagi).
Dasar-dasar Teknologi Bahan 93
Teknik Mesin
Mengeraskan.
Yang dimaksud dengan mengeraskan ialah memanaskan baja sampai
temperatur tertentu dengan waktu tertentu pula pada temperatur itu, dan
kemudian didinginkan dengan cepat ke dalam air, oli atau media pendingin
yang lain, sehingga menimbulkan suatu susunan yang keras.
Pengolahan panas dengan cara ini bertujuan untuk membuat logam menjadi
keras, dan kebanyakan dilakukan untuk baja.
Untuk mengeraskan baja, pemanasan harus dilakukan sampai kedaerah
Austenit. Dimana Austenit tersebut mempunyai kisi Hablur FCC, dengan
sebuah atom karbon ditengah-tengah sel dasar. Dan bila proses pendinginan
secara perlahan-lahan Austenit berubah menjadi Ferrit + Perlit atau menjadi
Sementit + Perlit.
Ferrit mempunyai kisi Hablur FCC, dengan atom Besi di tengah-tengah
sel dasar, oleh karena bagian tengah (pusat) sel dasar kini diduduki oleh
sebuah atom besi dan selain dari pada itu sel dasar lebih kecil dari sel Austenit,
maka tidak ada lagi tempat tersedia untuk atom pemisahan.
Akan tetapi pada pendingin cepat tidak ada waktu untuk memisahkan
karbon, jadi pada pendinginan yang cepat kisi hablur Austenit tanpa
pemisahan karbon, berubah menjadi kisi Hablur Ferritis.
Dengan demikian karbon tinggal terkurung dalam sel dasar dari kisi Hablur
Ferritis, sedangkan sesungghnya ta ada tempat tersedia untuk karbon itu.
Dengan cara demikian, kisi Hablur mengalami perubahan bentuk yang agak
besar, sehingga Hablur memperoleh kekerasan yang sangat besar, truktur yang
baru terjadi dinamakan martensit.
Dasar-dasar Teknologi Bahan 94
Teknik Mesin
Tujuan pengerasan yaitu : untuk memperoleh struktur Martensite yang keras,
dan pemakaiannya untuk semua baja dengan karbon lebih dari 0,3 %
Adapun proses pengerasan yaitu : Baja karbon bukan paduan, bagian yang
kurang dari 0,83 % C dipanaskan hingga 300 – 50 0 C di atas suhu kritis atas.
Bagian yang lebih dari 0,83 % C dipanaskan hingga 300 C di atas suhu kritis
bawah. Kemudian didinginkan (dikejutkan)pada media yang sesuai. Dengan
Quenching bagian tersebut, Atom C tidak mempunyai cukup waktu untuk
meninggalkan struktur FCC membentuk Fe3C. Sehingga tidak cukup tempat di
dalam struktur BCC untuk atom C, struktur menerima distorsi, pengeseran
penampang terhalang dan material menjadi keras. Jelas disini bahwa
kekerasan terpengaruh langsung oleh banyak karbon dalam baja.
Dasar-dasar Teknologi Bahan 95
Teknik Mesin
Pengaruh dari pemanasan yaitu :
1. Hilangnya karbon
Bila suatu baja karbon dipanaskan hingga mencapai suhu pengerasan,
karbon pada permukaannya cenderung untuk bereaksi dengan oksigen di
udara sekitarnya dan kehilangan maksud proses Hardening. Untuk
mencegah Decarburation bagian tersebut harus dimasukkan ke dalam
serbuk kokas, arang tatal besi tuang.
2. Pemanasan pada bak garam
Pengerasan pada bak garam menjamin bahwa suhu akan terbagi merata
dan menjadap suhu pada batas-batas tertentu dan kontrol yang teliti pada
tingkat pemanasan dan waktu penahanan suhu menghasilkan kekerasan
yang merata. Garam mampu menerima suhu dari 180 - 13500 C.
Pemanasan dalam bak garam juga melindungi suatu bagian dari
Decarburation. Peristiwa untuk pahat kecepatan tinggi (HSS) tahap –
tahap pemanasannya dengan bantuan bak garam.
3. Tegangan retak
Perubahan suhu secara tiba-tiba dalam proses pengerasan menimbulkan
tegangan yang agak besar pada suatu bagian yang diperkeras.
Khususnya pada bagian-bagian yang mempuyai ketebalan berbeda-beda,
tegangan ini sering sebagai penyebab pecah. Baja retak atau pecah
menjadi lebih besar bila pendinginan dalam air (pendinginan yang cepat),
oleh karena itu pengerasan baja dalam oli dan udara lebih dianjurkan
untuk bagian-bagian yang sensitive. Bahaya retak dapat menghindari
dengan memanaskannya perlahan –lahan dan melalui tahap pemanasan
awal dalam dapur kemudian dipanaskan pada suhu yang dimaksud di
dalam bak garam.
Dasar-dasar Teknologi Bahan 96
Teknik Mesin
Pendinginan (quenching).
Apakah proses pengerasan (Hardening) berhasil atau tidak, ini banyak
tergantung pada kecepatan pendinginannya yaitu kecepatan pada pendinginan
bahan. Kecepatan pendinginan kritis terutama tergantung pada komposisi baja
dan ukuran bagian yang akan didinginkan.
Kecepatan pendinginan dapat dikontrol dengan media quenching seperti :
- Air ; Oli ; Udara.
Berapakah kecepatan pendinginan yang harus dipakai, dapat dipelajari dari
diagram III ( Time – Temperatur – Transformation).
Dasar-dasar Teknologi Bahan 97
Teknik Mesin
Diagram dapat dibaca sebagai berikut :
Contoh 1 : Pendinginan pada suhu 6000 C.
Kalau baja akan didinginkan (kejutkan)sampai suhu 6000 C
bearti bahwa kira-kira setelah 2 detik struktur Austenit mulai
menjadi Pearlit, baru setelah kira-kira 12 detik proses
perubahan struktur selesai maka 100 % dari baja sudah
menjadi Pearlit.
Contoh 2 : Pendinginan pada suhu 4000 C.
Kalau baja yang sama dengan contoh : 1.
Didinginkan pada suhu 4000 C, proses perubahan baru mulai
setelah 10 detik dan berhenti setelah 100 detik. Struktur yang
terjadi dinamakan Bainite. Bainit itu berbentuk jarum dengan
struktur halus, akan tetapi belum sehalus martensit.
Contoh 3 : Pendinginan pada suhu 2000 C.
Kalau baja tersebut didinginkan ada suhu 2000 C, strukkturnya
langsung berubah menjadi martensit. Sifat dari martensit
sangat keras akan tetapi rapuh.
Tiap jenis mempunyai diagram TTT nya sendiri, jadi adalah penting disini
berapa jauh “ Hidung” grafiks S itu terletak dari sumbu vertical. Jarak itu
menentukan kecepatan pendinginan kritis. Jikalau jarak tersebut bertambah
besar, jikalau baja dialisiasi dan sebagai akibatnya kecepatan pendinginan kritis
akan menurun. Sesuai dengan besarnya kecepatan pendinginana kritis, jadi
dengan mengingat jenis bahan yang digunakan waktu menyepuh keras, kita
membedakan baja sepuh keras air, baja sepuh keras minyak dan baja sepuh
Dasar-dasar Teknologi Bahan 98
Teknik Mesin
keras udara. Jikalau pendinginan dilakukan dengan kecepatan yang lebih kecil
dari pada kecepatan kritis “ Hidung” dari grafik S akan terpotong. Disini terjadi
struktur perlit atau bainit. Bainit itu lebih lunak dan lebih kenyal dari pada
martensit dan pearlit lebih lunak dan lebih kecil bainit.
Untuk memperoleh struktur
martensit yang cukup
keras. Kita terpaksa
mendinginkan baja 0,7 %
C dalam air. Kalau Quench
dengan oli, hanya 50 %
menjadi Martensit,
sedangkan 50 % menjadi
Pearlit yang agak lunak.
Baja Assab DF – 2 ini menjadi
sama keras baik dengan bahan
pendingin air atau oli.
Maka untuk mengurangi
kerapuhan dalam benda kerja
baja ini akan dikeraskan dalam
oli atau kalau tidak perlu begitu
keras, juga bisa dalam udara.
Dasar-dasar Teknologi Bahan 99
Teknik Mesin
Tempering.
Yang dimaksud dengan tempering yaitu memanaskan baja sampai
temperatur tertentu dengan waktu tertentu pula pada temperatur itu, dan
kemudian didinginkan dengan perlahan – lahan di udara, supaya hasil dari
pengerasan tersebut menjadi ulet / liat dan juga tetap keras.
Pengolahan panas dengan cara tersebut biasanya di kerjakan pada baja yang
baru selesai dikeraskan, karena baja itu menjadi keras dan juga rapuh.
Dalam keadaan ini benda kerja tidak berguna untuk banyak tujuan
penggunaannya, karena beban yang kecil saja sudah dapat mengakibatkan
pecah. Benda kerja yang dikejutkan tidak boleh dijatuhkan dan penemperan
tersebut harus segera dilaksanakan setelah pengejutan.
Suhu yang rendah memberikan kekerasan yang tinggi tetapi keuletannya
rendah, sebaliknya suhu yang tinggi memberikan keuletan yang tinggi tetapi
kekerasan rendah. Untuk mencapai sifat-sifat teknik tertentu (kekerasan,,
keuletan),maka suhu dapat juga dikontrol dari warna temperingnya .
Setelah suatu alat/material didinginkan dan permukaannya dibersihkan hingga
mendapatkan logam yang mengkilap maka dengan pemanasan yangperlahan –
lahan suatu lapisan oksid akan terbentuk pada bagian yang digosok. Dengan
meningkatkan suhu, lapisan oksid tersebut menjadi lebih tebal, oleh
karenannya merubah warna. Sehingga suhu dari suatu bagian dapat dipelajari
dari warna tempering,sehubungan dengan suhu perlu dicatat bahwa hal ini
hanya berlaku untuk baja paduan tinggi.
Dasar-dasar Teknologi Bahan 100
Teknik Mesin
Suhu
(0 C)
Warna Jenis Komponen
220 Kuning - pucat Skraper, gergaji, pahat bubut
230 Kuning - jerami Kepala palu, snei untuk kuningan, pahat serut
dan pahat alur, pisau cukur
240 Kuning - coklat Pisau potong, pisau frais,bor, reamer, bor tanah
250 Coklat - muda Pisau, tap, gunting pelat, pelubang, pembentuk,
alat-alat perkayuan untuk kayu keras.
260 Coklat - ungu Pisau serut, alat pemecah batu,reamer tekan, bor
spiral untuk kayu.
270 Ungu Kampak, pisau bedah, pahat tekan.
280 Ungu - tua Pahat tangan (untuk baja dan besi tuang ), pahat
tangan untuk kayu, pisau serut untuk kayu lunak.
290 Biru - muda Pahat tangan (untuk besi tempa) obeng
300 Biru - tua Gergaji kayu, pegas.
Perbaikan.
Perbaikan termasuk dalam langkah pengerasan kecuali bila suhu
temperingnya telah cukup tinggi (400 - 7000 C ). Komponen yang diperbaiki
mempunyai keuletan yang sangat tinggi, karena kenyataan bahwa sebagian
karbon telah memisah dari keadaan Quench meratakan dirinya dalam struktur
yang baik. Kekerasannya bagaimanapun juga tidak lebih baik dari keadaan
tidak diperbaiki. Baja diperbaiki biasanya didapat dalam keadaan yang telah
diperbaiki dan terutama dipergunakan untuk komponen konstruksi bantalan
tekan. Pengerjaan baja ini membutuhkan daya potong lebih besar oleh karena
keuletannya.
Dasar-dasar Teknologi Bahan 101
Teknik Mesin
Pengerasan permukaan.
Seringkali komponen-komponen baja di inginkan hanya keras pada
permukaannya saja, sedangkan inti atau porosnya tetap lunak. Hal ini
memberikan kombinasi yang serasi antara permukaan yang tahan pakai dan
porosnya yang ulet.
Pengerasan permukaan terdiri dari tiga proses :
1. Pengerasan bagian luar dari baja.
Digunakan untuk baja yang bisa dikeraskan secara normal, dengan
kandungan C = 0,4 %.
2. Carburizing (Case Hardening).
Digunakan untuk baja ulet yang biasanya tidak bisa dikeraskan yang
mengandung C = 0,25 %.
3. Nitriding ( Penambahan zat lemas ).
Digunakan untuk baja paduan yang mengandung Cr dan AL.
Pengerasan bagian luar dari baja.
Pengerasan bagian luar merupakan suatu proses pengerasan biasa,
akan tetapi pada proses ini hanya baja dengan kandungan carbon yang cukup
tinggi (lebih dari 0,4 %) yang dapat diperkeras dengan efektif.
Pengerasan bagian luar dapat di laksanakan dengan metoda :
a. Pengerasan dengan nyala api (Flame Hardening).
b. Pengerasan dengan induksi.
Dasar-dasar Teknologi Bahan 102
Teknik Mesin
Pengerasan dengan nyala api (Flame Hardening )
Proses ini sangat cepat untuk menghasilkan permukaan yang keras dari
baja. Dimana dalam proses pengerasan ini permukaan benda kerja
dipanaskan hingga suhu diatas suhu kritis atas, dengan menggunakan nyala
api oxy – Acetiline dan setelah didapatkan panas yang diperlukan untuk
pendinginan segera didinginkan secara cepat (di quench) dengan semprotan
air.
Dengan proses ini didapat permukaan benda kerja dengan kulit yang kasar,
dengan struktur martensit sedalam 1 - 3 mm, sedangkan intinya terdiri dari
ferlite yang ulet. Dalamnya kulit yang keras tergantung dari kecepatan gerakkan
api.
Dasar-dasar Teknologi Bahan 103
Teknik Mesin
Pengerasan dengan induksi.
Proses ini serupa dengan prinsip pada prpses Flame Hardening, kecuali
bahwa komponennya biasanya tetap diam dan sekelilingnya dipanaskan
dengan suatu coil induksi. Coil ini dilalui arus frekwensi tinggi, dan
menghasilkan arus “ Eddy” pada permukaan komponen, yang menyebabkan
naiknya suhu. Dalamnya pemanasan adalah terbalik dengan akar pangkat dua
dari frekwensi, sehingga lebih tinggi frekwensi yang digunakan, semakin
dangkal dalamnya pemanasan.
Macam penggunaan frekwensi :
- 3000 Hz untuk kedalaman 3 – 6 mm.
- 9600 Hz untuk kedalaman 2 – 3 mm.
Segera setelah permukaan komponen mencapai suhu yang diperlukan untuk
pendinginan, arus dimatikan dan selanjutnya permukaan serentak disemprot air
melalui lubang pada blok induksi.
Dari proses ini perlu dicatat, bahwa komponen yang diperkeras dipilih yang
simetris, disamping itu masih ada bagian yang tetap lunak. Seperti juga pada
proses Flame Hardening, proses induksi menggunakan bahan yang sudah
mempunyai kandungan karbon sekurang-kurangnya 0,4 %.
Dasar-dasar Teknologi Bahan 104
Teknik Mesin
Carburizing penambahan karbon (Case Hardening).
Proses carburizing didasarkan atas kemampuan baja untuk menyerap
karbon pada temperatur atara 900 - 950 0C.
Carburizing adalah salah satu metode yang digunakan untuk
menghasilkan permukaan keras pada baja yang berkadar karbon rendah
( biasannya 0,1 – 2,5 mm). Dengan proses karburising ini didapat lapisan baja
dengan kadar karbon 0,3 – 1,0 %, dengan tebal antara 0,1 – 2,5 mm tergantung
lamanya pemanasan.
Dasar-dasar Teknologi Bahan 105
Teknik Mesin
Proses Carburizing ini ada tiga macam proses yaitu :
a. Proses Carburizing dengan media padat.
b. Proses Carburizing dengan media cair.
c. Prosses Carburizingdengan media gas.
Proses Carburizing dengan media padat, yaitu :
Baja yang akan diproses dimasukkan ke dalam kotak baja yang berisi
bahan Carburizing, kemudian tertutup dan dipanaskan perlahan – lahan hingga
mencapai suhu Carbirizing (900 - 950 0 C ) dan ditahan pada suhu tersebut
hingga lebih dari 6 jam sesuai dengan ke dalaman kekerasan yang
dikehendakinya.
Apabila pengarbonan telah menyeluruh, kemudian didinginkan perlahan lahan
dalam kotak. Bahan untuk proses Carburizing ini ada beberapa macam yaitu,
arang kayu, arang tulang atau arang kulit yang diperdagangkan berupa tepung
atau butiran. Untuk mencegah suatu bagian permukaan komponen tidak perlu
mengalami pengarbonan, hal ini dapat dicegah dengan menutupi bagian
tersebut dengan lapisan tembaga yang tipis atau dengan tanah liat, dimana
karbon tidak akan melarut pada tembaga padat atau tanah liat.
Dasar-dasar Teknologi Bahan 106
Teknik Mesin
Proses Carburizing dengan media Cair atau Cyanide Hardening.
Carburizing dengan media cair ini mengandung 20 - 30 % Sodium
Cyanide, dan sebanyak 40 % Sodium Carbonate dan sejumlah 40 % Sodium
atau Barium Chloride.
Campuran yang kaya akan Cyanide dipanaskan dalam dapur pada suhu 870 –
950 0 C, benda kerja ditempatkan pada keranjang kawat dan celupkan dalam
cairan selama 5 menit, ini dan tergantung pada kedalaman kekerasan antara
0,1 - 0,25 mm.
Hati- hati dengan Sodium Cyanide, bahan ini adalah zat kimia yang sangat
beracun dan bahan yang mematikan.
Dasar-dasar Teknologi Bahan 107
Teknik Mesin
Proses Carburizing dengan media gas.
Carburizing dengan media gas dilakukan pada suatu dapur khusus.
Komponene dipanaskan 9000 C selama 3 jam atau lebih dalam atmosfir yang
mengandung gas, yang umumnya adalah Hydrocarbon Methane dan Propone.
Dan pada permukaan komponen akan tersimpan atom karbon.
Hidrocarbon biasanya dicampur dengan gas pembawa untuk mendapatkan
sirkulasi gas yang lebih baik.
Carburizing dengan media gas ini semakin popular dibandingkan dengan
Carburizing lainnya, karena Carburizing dengan gas ini dapat dihasilkan :
Permukaan benda kerja tetap bersih.
Hasilnya dapat lebih banyak dan cepat.
Kandungan karbon pada lapisan permukaan benda kerja dapat di kontrol
dengan lebih teliti.
Perlakuan panas setelah pengarbonan :
Setelah pengarbonan dengan media padat, cair dan media gas, benda
kerja dikeraskan secara biasa dengan memanaskan lagi di atas suhu kritis atas
dan kemudian didinginkan (Quenching ) didalam air atau oli.
Bahan yang biasa di Carburizing adalah baja karbon dan baja paduan rendah,
tetapi dapat juga yang mengandung karbon tidak lebih dari 0,25 %, dan bila
dikehendaki inti yang betul-betul ulet. Kandungan Manganese akan
menstabilkan Cementite dan meningkatkan ke dalam bagian yang keras.
Akibatnya juga meningkatkan kemungkinan retak pada baja ketika pendinginan.
Dasar-dasar Teknologi Bahan 108
Teknik Mesin
Daftar – pengerasan bagian luar dari baja.
Macam Susunan :
C Mn Ni Cr
Sifat dan penggunaannya
0,15 0,7 - - Bagian – bagian mesin yang dikehendaki sangat
keras permukaannya dan ulet pada intinya,
seperti rada gigi, poros – poros dan poros
engkol.
0,25 0,5 - - Terutama untuk high duty ball and roller bearing
0,15 0,5 3,0 - Dipakai dimana gabungan antara kekerasan
dan keuletan dikehendaki, contoh : roda-roda
gigi, pena-engkol, pena-kopeling d.l.l.
0,15 0,4 4,0 12 Bagian – bagian yang dikehendaki dengan
permukaan yang keras dan juga tahan akan
tekanan dan hentakan.
Digunakan untuk crown wheels, bevel-pins, aero
reduction-gears.
Baja paduan rendah yang sering di Carburizing adalah yang
mengandung hingga 5 % Nikel, karena meningkatkan kekuatan inti
memperlambat perkembangan butiran selama proses pengarbonan. Disini
bearti pemanasan guna perbaikan inti dapat ditiadakan.
Kadang-kadang dengan ditambah Cromium dapat untuk meningkatkan
kekerasan dan ketahanan dari bagian luarnya, tetapi harus dalam jumlah yang
kecil, kalau terlalu banyak cenderung meningkatkan pertumbuhan butiran.
Dasar-dasar Teknologi Bahan 109
Teknik Mesin
Nitriding.
Nitriding dan Carburazing mempunyai persamaan dalam hal
memanaskan baja dalam waktu tertentu pada Medium Hardening, tetapi pada
Case Hardening medium berisi karbon, dan dalam Nitriding berisi zat lemas.
Baja Nitriding adalah baja paduan rendah yang mengandung Nikel, Vanadium
atau Molibdenum. Pada proses Nitriding zat lemas masuk ke bagian luar dari
pada baja dan terjadi hubungan Chromium atau Alumunium dengan zat lemas
yang disebut “Nitrid” :
Nitrid itu sangat keras, jauh lebih keras dari pada kekerasan yang
diperoleh melalui proses kekerasan biasa atau Carburizing.
Kita kenal berbagai bahan Nitriding yaitu :
a. Bahan cair
b. Bahan gas
Nitriding bahan cair.
Bahan ini terutama terdiri dari garam yang mengandung zat lemas dan
di perdagangkan dalam bentuk tepung.
Bahan tersebut dipanaskan dalam dapur rendaman garam sampai cair dan
sesudah itu benda kerja digantungkan di dalamnya. Dapur yang digunakan
tersebut sama dengan Dapur Sepuh Garam yang digunakan untuk Carburizing.
Proses Nitriding cair ini berlangsung tidak begitu lama yaitu kira-kira 10 –20
menit, dan biasanya kedalaman Nitrasi keras ini maximum 0,8 mm.
Dasar-dasar Teknologi Bahan 110
Teknik Mesin
Nitrisi dalam bahan gas.
Benda kerja dipanaskan pada temperatur 5000 C selama 40 - 100 jam
sesuai dengan kedalam kulit yang dikehendaki. Treatment dilakukan dalam
kamar gas yang rapat yang diisi dengan sirkulasi Amoniak. Amoniak akan
menguarai, melepaskan atom-atom zat lemas yang akan diserap permukaan
baja.
Nitriding setempat.
Bila ada kemungkinan untuk melakukan Nitrasi setempat, ini dapat
dilakukan dengan penutup tempat yang tidak di Nitrasi dengan bahan yang
tidak dilalui Nitrogen.
Dasar-dasar Teknologi Bahan 111
Teknik Mesin
Perbandingan Antara 3 Cara Pengerasan Permukaan
CARA KEUNTUNGAN KERUGIAN
Pengerasan
bagian luar
dari baja
Kekerasan lebih dalam
Pelaksanaan murah
Kurang keras bila
dibangdingkan
dengan Nitriding
Carburizing
(Case
Hardening)
Kedalaman kekerasan sedang
Kulit keras tidak bisa terlepas
Kurang keras bila
dibandingkan dengan
Nitriding
Nitriding Karena tidak ada Quench setelah
Nitriding, maka tidak akan terjadi
pecah, sehingga komponen dapat
mengalami penyelesaian mesin
sebelum Nitriding.
Didapatkan permukaan yang
sangat keras
Sangat tahan korosi
Tetap keras sampai suhu 500 0 C
Prosesnya bersih dan sederhana
Murah untuk pengerjaan masal
Kegagalan total akan
terjadi pada suatu
kekeliruan
karena hilangnya
kekerasan pada
permukaan tidak
dapat di Nitriding
lagi.
Dasar-dasar Teknologi Bahan 112
Teknik Mesin
Pengerasan bagian luar dari Baja.
Macam Susunan
C Mn Ni Cr Sifat dan penggunaannya
0,15 0,7 - - Bagian – bagian mesin yang dikehendaki sangat
keras permukaannya dan ulet pada intinya, seperti
roda-roda gigi poros- poros dan poros engkol.
0,25 0,5 - - Terutama untuk high duty ball and roller – bearings
0,15 0,5 3,0 - Dipakai dimana gabungan antara kekerasan dan
keuletan dikehendaki, contoh : roda-roda gigi, pena-
engkol, pena kopeling.
0,15 0,4 4,0 1,2 Bagian – bagian yang dikehendaki dengan
permukaan yang keras dan juga tahan akan tekana
dan hentakan.
Digunakan untuk crown whells, bevel pins, aero
reduction – gears.
Dasar-dasar Teknologi Bahan 113
Teknik Mesin
Lembar percobaan/Latihan/Evaluasi.
1. Apa yang dimaksud dengan lengkungan pendinginan ?
2. Apa yang dimaksud dengan titik beku ?
3. Apa yang dimaksud dengan Eutektikum ?
4. Apa yang dimaksud dengan baja karbon ?
5. Apa tujuan dari Annealing dan bagaimana prosesnya ?
6. Apa tujuan dari Normalising dan bagaimana prosesnya ?
7. Apa yang dimaksud dengan mengeraskan ?
8. Sebutkan media quenching untuk pengerasan !
9. Apa yang dimaksud dengan tempering ?
10. Sebutkan 3 macam proses pengerasan permukaan dan penggunaannya!
11. Bagaimana proses pengerasan dengan nyala api (flame hardening) ?
12. Bagaimana proses pengerasan induksi ?
13. Sebutkan 3 macam proses Carburizing !
14. Mengapa carburizing dengan media gas semakin populer digunakan
untuk pengerasan permukaan ?
15. Apa yang dimaksud dengan Nitrid ?
Dasar-dasar Teknologi Bahan 114
Teknik Mesin
Lembar Jawaban
1. Lengkungan pendinginan adalah suatu gambaran grafik dimana pada
garis vertical diukurkan suhu, dan pada garis horizontal diukurkan waktu.
Jadi memperlihatkan hubungan antara suhu dan waktu selama
pendinginan sesuatu zat berlangsung.
2. Titik beku adalah suatu garis horizontal dalam lengkungan pendinginan
yang bila pembekuan tersebut terjadi dari permulaan sampai akhir
berlangsung pada suhu yang tetap.
3. Eutektikum adalah bila suatu kadar garam tersebut ditingkatkan sampai
15 %, titik permulaan pembekuan akan menurun dan bila kadar garam
dinaikkan mulai dari 15 % titik permulaan pembekuan akan naik kembali.
4. Baja karbon adalah paduan antara besi dan karbon dengan kandungan
karbonnya hingga 2 %.
5. Annealing bertujuan untuk meratakan tegangan yang diakibatkan oleh
pengerjaan dalam keadaan dingin (seperti pengerjaan dengan mesin
bubut, mesin frais dan lain-lain ) atau pengerjaan dalam keadaan panas
(seperti tempa, rol, las).
Prosesnya yaitu benda kerja dipanaskan pada suhu 550 – 6500 C
selama 1 – 2 jam yang gunanya untuk meratakan tegangan dalam,atau
selama beberapa jam yang gunanya untuk mendapatkan struktur kristal
baru (Annealing Rekristalisasi),dan juga untuk menghilangkan tegangan
dalam sebelum dikerjakan di mesin atau ke deformasi selanjutnya.
Dasar-dasar Teknologi Bahan 115
Teknik Mesin
6. Normalising bertujuan untuk memperbaharui struktur butiran, agar
semua pengaruh dari pengerjaan dingin atau panas dapat dihilangkan.
Proses untuk mengerjakannya yaitu : Benda kerja dipanaskan sedikit di
atas suhu kritis atas, setelah merata lalu didinginkan di udara.
7. Yang dimaksud dengan mengeraskan ialah memanaskan baja sampai
temperatur tertentu dengan waktu tertentu pula pada temperatur itu, dan
kemudian didinginkan dengan cepat ke dalam air, oli atau media
pendingin yang lain, sehingga menimbulkan suatu susunan yang keras.
8. Media quenching yang sering digunakan adalah Air, Oli, Udara.
9. Yang dimaksud dengan tempering yaitu memanaskan baja sampai
temperatur tertentu dengan waktu tertentu pula pada temperatur itu, dan
kemudian didinginkan dengan perlahan – lahan di udara, supaya hasil
dari pengerasan tersebut menjadi ulet / liat dan juga tetap keras.
10.Pengerasan permukaan terdiri dari tiga proses :
a. Pengerasan bagian luar dari baja.
Digunakan untuk baja yang bisa dikeraskan secara normal, dengan
kandungan C = 0,4 %.
b. Carburizing (Case Hardening).
Digunakan untuk baja ulet yang biasanya tidak bisa dikeraskan yang
mengandung C = 0,25 %.
c. Nitriding ( Penambahan zat lemas ).
Digunakan untuk baja paduan yang mengandung Cr dan AL.
Dasar-dasar Teknologi Bahan 116
Teknik Mesin
11.Proses pengerasan dengan nyala api (Flame Hardening) yaitu suatu
proses pengerasan dimana permukaan dari benda kerja dipanaskan
dengan nyala api oxy-acetylene hingga suhu diatas suhu kritis atas dan
setelah itu segera didinginkan secara cepat (di quench) dengan
semprotan air.
12.Pengerasan induksi yaitu suatu proses pengerasan permukaan dimana
pemanasannya dilaksanakan dengan suatu coil induksi sampai
permukaan komponen / baja mencapai suhu yang diperlukan untuk
pendinginan cepat, setelah itu arus dimatikan dan selanjutnya
permukaan komponen tersebut serentak disemprot air pendingin melalui
lubang pada blok induksi.
13.Proses Carburizing ada tiga macam yaitu :
a. Proses Carburizing dengan media padat.
b. Proses Carburizing dengan media cair.
c. Proses Carburizing dengan media gas.
14.Carburizing dengan media gas semakin populer digunakan untuk
pengerasan permukaan, karena dapat dihasilkan :
a. Permukaan benda kerja tetap bersih.
b. Hasilnya dapat lebih banyak dan cepat.
c. Kandungan karbon pada lapisan permukaan benda kerja dapat di
kontrol dengan lebih teliti.
15.Yang disebut dengan Nitrid yaitu : suatu proses pengerasan
permukaan, dimana zat lemas yang dipakai untuk pengerasan masuk
ke bagian luar dari baja dan zat lemas tersebut terjadi hubungan
dengan chromium atau aluminum.
Dasar-dasar Teknologi Bahan 117
Teknik Mesin
DAFTAR PUSTAKA
1. Alois Schoenmetz Ing, Karl Gruber, dkk. Pengetahuan Bahan Dalam
Pengerjaan logam. Bandung. Angkasa, 1977.
2. Bagyo Sucahyo, Drs. Ilmu Logam untuk SMK Solo Tiga Serangkai ,
1995.
3. B. J. M. Beumer, Ilmu Bahan Logam, jilid I, II, III. Jakarta , Bhratara
Karya Angkasa . 1985
4. Djoko Soetoyo, Ir. Tehnologi Mekanik. Jilid A. Jakarta. Stam Kluwer.
1953.
5. G. Wuertemberger. Dipl. Ing. Fachkunde Metall. Europa Lehrmitted.
Nourny. Vollmer GmbH & Co . 1985
6. John Stefford. Guy Mc Murdo. Teknologi Kerja Logam. Jakarta .
Erlangga. 1999.
7. K.W. Vohdin, Prof. Dr. Ing, Mengelola Logam . Jakarta. Produnya
Paramita. 1976.
8. Sumanto, MA, Drs. Pengetahuan Bahan untuk Mesin dan Listrik.
Yogyakarta. Audi Offset. 1994.
9. Ilmu Bahan . VEDC Bandung.
Dasar-dasar Teknologi Bahan 118