dasar - dasar penyiaran 1
DESCRIPTION
Modul Kuliah semester 1TRANSCRIPT
Pemancar Televisi
Pemancar TV dibedakan menjadi :
1. Sistem suara 2. Sistem gambar
Kedua sistem diubah menjadi gelombang elektromagnetik yang kemudian dipancarkan ke udara melalui pemancar.Dengan demikian pemancar televisi mempunyai dua jenis yaitu pemancar suara dan pemancar gambar.
Televisi sederhana (hitam putih) gelombang pembawa sinyal ada 2 yaitu gelombang suara dan gambar, sedangkan televisi berwarna mempunyai sinyal yang lebih kompleks.
Gelombang pembawa suara menggunakan sistem FM dan gelombang pembawa gambar menggunakan sistem AM.
Sistem pemancaran dapat dilakukan melalui dua cara yaitu :
melalui sistem pemancaran di atas tanah (terestrial)melalui sistem satelit yang menggunakan jasa satelit komunikasi.
Stasiun televisis di Indonesia menggunakan pemancar terestrial dan frekuensi kerja pada blok ultra high frekuensi (UHF) = +/- 650 MHZ
KONSEP DASAR TV SATELIT
TV Satelit memungkinkan seseorang menonton televisi melalui alat komunikasi yang dinamakan satelit. Cara kerja satelit sangat simple. Satelit memiliki 3 bagian penting dalam sistemnya yaitu :
Fasilitas Uplink (Dimiliki oleh Stasiun penyiaran)Satelit (Dimiliki oleh Provider) Receiver (dish)
Apabila suatu stasiun penyiaran menyiarkan (mentransmit) program-programnya (acaranya) maka diperlukan satelit untuk menangkap program tersebut. Dalam hal ini program sudah diubah menjadi sinyal audio damn video oleh fasilitas uplink.
Satelit mempunyai piringan yang sangat menentukan kualitas sinyal yang diterima. Makin besar pringan (dish) maka makin bagus kualitas penerimaan sinyal. Diameter yang umum dari dish satelit adalah 40 kaki atau lebih. Kurang dari ukuran tersebut kualitas sinyal akan kurang baik.
Ketika sinyal diterima oleh satelit dari fasilitas uplink, satelit segera mentransmit kembali sinyal tersebut ke stasiun bumi yang sudah disiapkan dengan perangkat penerima sinyal berupa piringan yang kemudian mentransmit kembali sinyal tersebut ke penerima sinyal televisi di rumah-rumah.
Stasiun bumi dimiliki oleh Provider yang mempunyai perijinan pengelolaan satelit. Ijin tersebut dikeluarkan oleh PT. POSTEL. Di Indonesia terdapat 2 provider resmi yang berhak memproduksi dan memberikan ijin menangkap sinyal yaitu : PT. Telkom dan PT. Indosat.Adapun provider-provider lain (seperti : Asiasat, PSN, Measat) memperoleh ijin melalui PT. Telkom.
Adapun besarnya dish yang diijinkan secara resmi dengan surat dari PT. Postel yang disebut ’licence to transmit’ adalah 2,4 m.Apabila dish kurang dari ukuran tersebut maka akan menyebabkan distorsi frekuensi.
Distorsi frekuensi akan menyebabkan terganggunya carrier dari stasiun lain terutama yang berdekatan.
TV Satelit dan TV Kabel
TV Satelit mempunyai lebih banyak channel dengan pembiayaan yang lebih murah. TV kabel umumnya hanya memiliki 50 channel sampai dengan 90 channel
TV Satelit dapat menghasilkan 100 % kualitas video digital sedangkan TV kabel kadangkala hanya memberikan gambar analog.
TV satelit dapat diterima di semua lokasi. TV Kabel hanya diterima di tempat-tempat yang dapat diinstal kabel
TV satelit memberikan kemungkinan recording video secara digital (DVD), merekam 2 program acara sekaligus, menghentikan sejenak (PAUSE) atau mengulang (REWIND) acara live sedangkan TV kabel tidak,
Operasional TV satelit dilakukan melalui DIRECT BROADCAST SATELITTE yang memungkinkan transmisi sinyal-sinyal KU Band, sedangkan TV kabel hanya dapat mentransmisi sinyal-sinyal C-Band.
TV satelit juga tahan terhadap cuaca buruk dengan kemampuan menyampaikan sinyal sampai 99 % baik secara digital.
Tv Satelit juga murah dalam pembiayaannya karena pemakai hanya membayar satu frekuensi untuk beberapa channel sedangkan TV kabel tidak.
***