dari hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · web viewdari hari kehari,...

152
DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat dan kuat seperti pada saat Kuda-Sempana pertama kali melihatnja. Setiap kali Kuda Sempana melihat keduanja mengudji tubuh masing2. Sehingga pada suatu hari Kebo Sindet berkata kepada Kuda-Sempana — Kami telah memiliki keadaan tubuh kami seperti semula. Kami telah sehat kembali, seperti pada saat gurumu belum melukai kami dengan tjurang. Sebentar lagi kami akan mendjadi siap melakukan pekerdjaan jang kau pertjajakan kepada kami. Kuda-Sempana masih sadja diliputi oleh kebimbangan dan bahkan kebingungan. Sesudah sekian hari ia berada di dalam gubug itu, namun ia masih belum menemukan djalan jang se-baik2nja ditempuh. Kuda-Sempana itu terkedjut ketika Kebo Sindet kemudian berkata — Aku tahu, bahwa kau masih tetap

Upload: vothien

Post on 27-May-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat dan kuat seperti pada saat Kuda-Sempana pertama kali melihatnja. Setiap kali Kuda Sempana melihat keduanja mengudji tubuh masing2.

Sehingga pada suatu hari Kebo Sindet berkata kepada Kuda-Sempana — Kami telah memiliki keadaan tubuh kami seperti semula. Kami telah sehat kembali, seperti pada saat gurumu belum melukai kami dengan tjurang. Sebentar lagi kami akan mendjadi siap melakukan pekerdjaan jang kau pertjajakan kepada kami.

Kuda-Sempana masih sadja diliputi oleh kebimbangan dan bahkan kebingungan. Sesudah sekian hari ia berada di dalam gubug itu, namun ia masih belum menemukan djalan jang se-baik2nja ditempuh.

Kuda-Sempana itu terkedjut ketika Kebo Sindet kemudian berkata — Aku tahu, bahwa kau masih tetap berprasangka kepada kami. Perasaan itu tidak akan lenjap dari ke palamu selagi kami belum dapat membuktikan perkataan ka mi. Tetapi pertjajalah bahwa kami akan

Page 2: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

melakukannja untuk beberapa keping emas murni.

Kuda-Sempana menarik nafas dalam2. Tiba2 terlontjat dari bibirnja, — Paman, apabila aku masih tetap berada di sini, aku tidak akan berhasil mendapatkan emas murni itu,

— Bukankah kau sudah menjediakannja?

— Belum berupa emas murni — sahut Kuda-Sempana — aku masih harus berusaha mendapatkannya; Jang aku punja adalah timang emas teretes berlian. Pendok emas bermata intan dan perhiasan2 jang lain. Tetapi bukan emas murni.

Wadjah Kebo Sindet jang beku masih tetap membeku. Namun tanpa diketahui oleh seorangpun, ia tersenjum didalam hati. Jang diutjapkan kemudian adalah — Barang2 itu tjukup berharga bagi kami, Kau tidak perlu bersusah pajah menukarkannja dengan emas murni.

Kuda-Sempana terdiam. Tetapi hatinja bergolak. Barang2 itu telah dikumpulkannja ber-tahun2, sedjak ia mengabdikan dirinja diistana, bahkan mendjadi kepertjajaan Akuwu dalam beberapa persoalan. Apakah barang2 jang

Page 3: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

telah dikumpulkan nja ber-tahun2 itu akan dilepaskannja?

Kembali ia menjesali kebodohannja. —kenapa aku me ngatakannja?

Tetapi penjesalan itu sama sekali sudah tidak berarti.Ia tidak dapat menjesali kematian gurunja karena kebodohan nja pula. Karena nafsunja untuk membalas dendam, sehingga ia telah kehilangan segenap pertimbangan jang bening.

— Tetapi kenapa guru selama ini membiarkan aku terdorong semakin djauh? — Kuda-Sempana menarik nafas dalam2 — Guru djuga ingin mendapatkan beberapa keping emas murni, atau timang tretes berlian atau pendok emas bermata intan atau apapun jang disenanginja.

Kembali Kuda-Sempana terkedjut ketika Kebo Sindet berkata — Memang kepuasan amat mahal harganja. Tetapi djangan takut. Aku tidak serakus gurumu Aku hanja akan menerima sebagian menurut keichlasanmu. Aku tidak akan menjebut, berapa banjak jang aku kehendaki.

Kuda-Sempana menarik alisnja. Tetapi ia tidak pertjaja akan kata2 itu. Namun demikian ia mendjawab — Terima kasih paman. Kapan paman memberi

Page 4: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

kesempatan kepadaku untuk mengambil barang2 itu.

— Tidak terlampau ter-gesa2 – sahut Kebo Sindet. – Aku akan menerimanja setelah pekerdjaanku selesai.

Kembali Kuda-Sempana terdiam. Dan kembali ia harus memutar otaknja untuk memetjabkan djalan keluar dari tempat jang menjesakkan nafas ini.

Tetapi dari hari kenari, keadaan Kebo Sindet dan Wong Sarimpat mendjadi semakin baik. Dengan demikian maka kemungkinan Kuda Sempana untuk melepaskan diri dari tangan kedua orang itu mendjadi semakin sempit.

Namun bukan sadja kesempatan Kuda-Sempana mendjadi semakin sempit, tetapi karena nafsu Kuda-Sempana untuk pergi meninggalkan gubug itupun mendjadi ketjil pula.

Setelah beberapa hari ia berada digubug itu, dirasakannja bahwa sikap Kebo Sindet dan Wong Sarimpat mendjadisemakin baik terhadapnja. Apalagi Kebo Sindet. Bahkan setelah orang itu mendjadi sembuh sama sekali, Kuda-Sempana sering dibawanja berburu dilereng bukit gundul itu, didalam hutan2 jang tidak begitu lebat dan di-padang2 ilalang.

Page 5: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

Kuda-Sempanapun selalu berusaha untuk tidak menumbuhkan ketjurigaan kepada kedua orang itu. Semula anak muda itu berhasil ber-pura2 menerima tawaran Kebo Sindet dan Wong Sarimpat itu. Namun kemudian batinja benar2 terpengaruh oleh keadaan jang dialaminja.

Bahkan kemudian Kebo Sindet dan Wong Sarimpat itupun bersedia memberinja sedikit ilmu. Ilmu jang dimiliki oleh Kebo Sindet dan Wong Sarimpat. Ilmu jang agak berbeda dengan ilmu jang diterimanja dari gurunja mPu Sada. Namun dengan pertolongan kedua orang itu Kuda-Sempana berhasil mentjoba mentjernakannja. Menjusun djenis2 ilmu jang ber beda itu dalam tata gerak jang serasi, jang dengan sendiri dapat menambah sedikit kemampuannja bertempur.

Hal inilah jang semula sama sekali tidak diduganja. Ternjata kedua orang itu bersikap baik kepadanja, bahkan terlalu baik. Lambat laun, maka Kuda-Sempana itu hampir melupakan gurunja sendiri dalam beberapa hari. Se-akan2 ia telah menemukan guru jang baru.

Ketika kemudian Kebo Sindet dan Wong Sarimpat telah benar2 sembuh, dan telah memiliki kekuatannja kembali eperti sedia kala, maka berkatalah Kebo Sindet kepada

Page 6: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

KudaSempana — Kuda-Sempana. Kami, aku dan pamanmu Wong Sarimpat telah berhasil menjembuhkan luka2 didalam tubuh kami. Sebaiknja kami segera melakukan penangkapan itu. Menangkap Mahisa Agni.

Dada Kuda-Sempana terasa berdesir mendengar rentjana itu. Setelah sekian lama ia tinggal didalam gubug itu, maka nafsunja untuk melakukan pembalasan telah mendjadi semakin berkurang. Tetapi ia tidak dapat menolaknja. Kehadirannja kemari adalah karena dendam itu. Dan ia mentjoba membakar kembali dadanja dengan dendam jang hampir padam. Karena itu, maka didjawabnja — Baik paman. Aku bergembira bahwa paman akan melakukannja.

— Semakin tjepat semakin baik. Pamanmu Wong Sarimpat telah beberapa kali melihat kerdja Mahisa Agni bersama kawan2nja dipadang Karautan. Dan kesempatan untuk mengam bil Mahisa Agni terlampau luas. Kalau gurumu mempunjai otak jang sedikit tjerah, maka ia tidak perlu terlampau ber susah pajah. Anak itu selalu mondar mand i dari padang rumput Karautan ke Panawidjen. Kesempatan itu akan dapat dipergunakan se-baik2nja.

Page 7: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

Kuda-Sempana terkedjut mendengarnja. Sehingga dengan serta-merta terlontjat pertanjaannja — Apakah paman wong Sarimpat pernah datang kepadang Karautan?

—Tidak hanja satu dua kali – sahut Kebo Sindet – pa man mu selalu datang me-lihat2 meskipun dari djarak jang tjukup djauh?

—Kapan paman Wong Sarimpat pergi ke padang Karautanraatan F

Lusa, sepekan jang lalu dan sepuluh hari jang lalu dan hari ini pula. Pamanmu adalah seorang penunggang kuda jang baik. Kuda-njapun baik pula, sehingga waktu jang diperlukan tidak terlampau banjak. Sendja ia berangkat, ma ka sebelum fadjar di malam berikutnja ia telah berada ditempat ini kembali. Hampir sehari ia mempunjai waktu untuk me lihat2 tempat itu. Pamanmu untuk menempuh per djaianan tanpa memintjingkan matanja sama sekali selama sepekan terus-menerus. Apalagi hanja dua tiga malam.

Kuda-Sempana menarik nafas dalam2. — Bukan main— desis oj a didalam hati dan apakah guru mampu berbuat demikian pula?

Page 8: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

— Tetapi — berkata Kebo Sindet pula — kami tidak akan pergi berdua sadja. 2 Sebaiknja kau ikut pula. Mungkin kami masih memerlukan beberapa keterangan dari padamu.

Kuda-Sempana mengerutkan keningnja. Ia mentjoba ber pikir, apakah sebabnja ia harus pergi pula ber-sama2 dengan mereka berdua. Tetapi djawaban jang diketemukan adalah seperti jang dengan terus terang telah dikatakan oleh Kebo Sindet, bahwa mungkin kedua orang itu masih memerlukan beberapa keterangan dari padanja. Karena itu maka djawab nja — Baiklah paman. Apabila paman masih memerlukan aku.

Wadjah Kebo Sindet jang beku itu masih sadja tetap membeku. Namun kepalanja itu meng-angguk2. Dan terdengar

— Bagus, dengan bantuanmu, maka pekerdjaan ini akan men djadi semakin tjepat. Aku tidak memerlukan waktu lebih da ri sepekan untuk menangkapnja. Sebab hampir setiap sepe kari sekali Mahisa Agni pergi ke Panawidjen untuk mengam bil beberapa keperluan bagi orang2nja bersama beberapa ka wan2nja. Kesempatan itu adalah kesempatan jang se-baik2 nja bagiku untuk mengambilnja. Mahisa Agni akan hilang dari antara

Page 9: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

mereka. Bendungan itu akan gagal sebab orang2 Panawidjen pasti akan kehilangan nafsu dan gairah untuk melandjutkannja. Bahkan mereka pasti akan teringat kembali kepada bendungan jang lama, dan mereka pasti akan mengu tuk kenapa bendungan itu petjah. Orang2 Panawidjen akan mendjadi putus asa dan pergi berpentjaran mentjari hidup mereka masing2. Nah, keadaan itulah jang harus dilihat oleh Mabisa Agni. Karena itu ia harus tertangkap hidup. Orang itu harus disimpan ditempat ini beberapa lama untuk mera sakan kepahitan hidupnja. Mungkin ia tidak memikirkan na sibnja sendiri, tetapi kegagalaanja pasti akan menjiksanja.

Menjiksa perasaannja, sedang kau akan mendapat kesempat an untuk menjiksa tubuhnja. Bukankah kepahitan hidup jang kau alami sekarang ini bersumber pada perbuatan Mahisa Agni itu menurut katamu sendiri?

Kuda-Sempana meng-anggukSkan kepalanja. Kata2 Kebo Sindet itu memang dapat mengungkat kembali dendamnja jang sudah mendjadi hambar. Apalagi ia sendiri memang be rusaha untuk menjalakan dendam itu.

Bahkan kemudian se-akan2 terbajang kembali apa jang pernah terdjadi atas

Page 10: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

dirinja sedjak ia menemui Ken Dedes dibawah bendungan, ketika gadis itu sedang mentjutji pakaian. Kegagalannja jang pertama itu telah mendorongnja kedalam kegagalan2 jang terus menerus. Dan semuanja itu adalah ka rena Mahisa Agni..

Tiba2 Kuda Sempana itu menggeretakkan giginja. Dida lam hati ia menggeram — Aku tidak peduli apa jang kelak akan terdjadi. Atas diriku atau atas Mahisa Agni apabila ia telah ditangkap oleh Kebo Sindet dan Wong Sarimpat jang gila ini. Tetapi aku harus sempat melepaskan dendamku. Seandainja akupun akan dibunuh oleh kedua orang ini dan dimasukkan kedalam goa itu, maka aku akan mati dengan tenang, karena dendamku telah terlepaskan. Apalagi kalau benar kata mereka, bahwa mereka hanja memerlukan bebera pa matjam perhiasan dari padaku.

Kuda-Sempana itupun kemudian tersmjum didalam hati. Ia tidak mau lagi mempersulit otaknja sendiri. IJjalani hidup ini disaat ini. Apa jang akan terdjadi besok adalah persoalan besok. Kini ia harus menjiapkan diri bcr-saina2 menangkap Mahisa Agni. Dan ia ingin melakukannja sr-liaik2nja. sehingga anak muda itu dapat ditangkapnja. Disakiti tubuh dan pe

Page 11: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

rasaannja. Kemudian ia tidak akan mempedulikan lagi, apakah Mahisa Agni itu akan dibunuh dan dilemparkan kebendungan jang sedang dibuatnja, atau seperti kata gurunja, bahwa ke dua orang itu akan mempergunakan Mahisa Agni untuk tudjuan tertentu, dan bahkan seandainja dirinja sendiri akan di peria kukan serupa itu pula.

Anak muda itu tersedar ketika ia mendengar Kebo Sin det berkata — Bagaimana Kuda-Sempana, apakah kau sudah viap apabila kita setiap saat berangkat .

—Sudah paman. Sekarangpun aku sudah siap.

—Bagus. Tetapi kita masih menunggu pamanmu Wong Sarimpat.

Kuda-Sempana meng-angguk2kan kepalanja pula. Gumam nja — Kapanpun aku sudah tiap.

Dalam pada itu, dipadang Karautan Mahisa Agni berada diantara kawan’nja dan hampir semua laki2 Panawidjen, be kerdja memeras tenaga membuat bendungan jang akan dapat memberi harapan bagi kelangsungan hidup mereka dan anak tjutju mereka dalam satu lingkungan; Apabila bendungan itu, siap maka mereka tidak harus bertjerai-berai

Page 12: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

mentjari hidup masing2. Mereka masih akan tetap berada dalam satu ling kungan jang telah berpuluh tahun mereka djalani, sehingga mereka merasa bahwa setiap orang Panawidjen adalah keluar ga mereka sendiri. Tidak ubahnja keluarga sesaluran darah.

Tetapi kerdja itu adalah kerdja jang terlampau berat. Bendungan dan saluran2 air. Apa jang mereka kerdjakan se lama ini barulah sebagian ketjil dari kerdja mereka keseluruh an. Mereka belum dapat membajangkan, kapankah kerdja mereka itu akan dapat selesai. Sebulan lagi, dua bulan, tiga bulan atau satu tahun? Sementara itu sawah di Panawidjen mendjadi semakin kering dan kering. Hampir tak ada djenis tanaman jang dapat ditanamnja lagi. Ubi kaju mendjadi se makin kurus dan djagung tidak dapat tumbuh melampaui tinggi anak2 jang baru dapat berdiri. Sedangkan setiap orang harus memeras keringat dipanas terik padang Karautan. Me reka mulai bckerdja sedjak matahari terbit dan mereka baru meletakkan alat2 mereka apabila matahari djauh turun dikaki langit. Namun kerdja itu se-olah2 hampir tidak ber-tambah2. Setiap hari mereka harus memetjah batu2, memasuk kan kedalam brundjung2 bambu dan menimbunnja didasar sungai. Tetapi

Page 13: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

brundjung2 bambu jang berisi batu2 itu seolah2 lenjap sadja ditelan pasir didasar sungai itu.

Apalagi saluran2 jang mereka rentjanakan. Mereka sem pat menanam patok2 bambu dan tali2 jang harus mereka pantjangkan untuk membuat garis2 parit jang akan mereka gali. Tetapi selebihnja belum. Belum ada seratus langkah tanah jang sudah sempat mereka tjangkul. Tenaga mereka hampir seluruhnja dikerahkan untuk memetjah dan memasukkan batu2 kedalam brundjung dan melemparkannja kedasar sungai.

Beberapa orang telah mendjadi tjemas akan persediaan lumbung2 mereka. Lumbung2 itu telah mendjadi semakin tipis. Tanaman palawidjen agaknja terlampau sedikit. Sawah2 mereka hanja dapat tertolong sementara ada hudjan turun. Sesudah itu akan kering kembali. Tetapi hudjan tidak djuga kundjung2 datang.

Namun merekapun tidak dapat mengharap hudjan segera datang. Dengan demikian air sungai akan bertambah besar dan bendungan jang belum siap itupun akan terantjam bahaja.

Orang2 tua mulai mentjemaskan keadaan itu. Baiklah satu dua d i an tara

Page 14: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

mereka telah saling berbitjara sesamanja. Apabila malam jang kelam menjelubungi padang rumput jang luas itu, maka mulailah terdengar satu dua orang mengeluh. Mengeluh karena lelah, dan mengeluh karena harapan jang mereka pantjangkan bersama patok2 bambu itu agaknja ma sih terlampau djauh.

Dari hari kehari maka keluhan itupun mendjalar semakin luas. Dari mulut orang2 tua jang merasa bahwa umurnja tidak akan lebih pandjang dari kerdja membuka tanah itu, merajap kepada mereka jang lebih muda. Kepada mereka jang sudah setengah umur. Kemudian merembet lagi kepada jang lebih muda pula. Kepada bapak2 jang baru beranak satu dua orang. Achirnja keluh kesah itu sampai pula kepada anak2 mudanja.

Tetapi mereka masih djuga bekerdja disiang hari. Mereka masih djuga mulai sedjak matahari terbit dan selesai men djelang matahari bertengger dipunggung bukit. Tetapi dima lam hari mereka tidak lagi berdendang dan bersenandung. Tidak lagi terdengar suara seruling dan gelak’tertawa. Dima la m hari mereka saling berbisik diantara mereka. Punggung jang sakit, pundak jang luka dan kaki jang bengkak.

Page 15: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

Keluh kesah itu achirnja terdengar oleh Ki Bujut Pa nawtdjen. Orang tua itu mendjadi ber-debar2. Kalau orang2 nja nanti mendjadi djemu sebelum bendungan itu siap, maka pekerdjaan jang mengandung harapan itu akan terbengkelai seperti harapan mereka jang akan terbengkelai djuga. Ki Bu yutlah orang jang akan mendjadi paling bersedih hati, di samping Mahisa Agni, apabila mereka terpaksa berpisah ber tjerai berai mengungsikan hidup masing2 kepedukuhan2 jang masih dapat menerima mereka.

— Angger Mahisa Agni harus segera msngetahuinja pu la — berkata orang tua itu didalam hatinja — tetapi aku harus ber-hati2 mengatakan persoalan ini. Djangan sampai anak jang baik itu tersinggung hatinja. Ia telah bekerdja me lampaui orang lain. Dan karena itu, maka ia akan dapat mendjadi sangat kstjewa mendengar keluh kesah ini.

Tetapi keluhan itu mendjalar semakin lama mendjadi semakin luas. Dan Ki Bujut Panawidjen mendjadi semakin tjemas. Lebih baik ia sendiri menjampaikannja kepada Mahisa Agni dari pada anak itu pada suatu ketika mendengar langsung dari orang2nja, sehingga akan menimbulkan bekas jang dalam hatinja.

Page 16: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

Maka ketika matahari telah terbenam, dan ketika orang2 Panawidjen sudah beristirahat sambil me-midjat2 kaki2 me reka jang lelah, maka Ki Bujut Panawidjen berdjalan dian tara mereka mentjari Mahisa Agni.

— Apakah kau sudah tidur ngger? — sapa Ki Bujut itu didepan gubug ilalang jang dipergunakan Mahisa Agni untuk berteduh dari embun dimalam hari.

Mahisa Agni jang masih duduk2 didalam gubugnja itu terkedjut. Dengan ter-gopoh2 ia bangkit sambil mempersilah kan orang tua itu — Mari Ki Bujut. Marilah duduk disini.

— Ja, ja ngger — sahut Ki Bujut.Kemudian merekapun duduk diatas

sehelai tikar jang dibentangkan diatas setumpuk rumput2 kering. Ki Bujut

Panawidjen, Mahisa Agni dan paman Mahisa Agni jang ma sih sadja berada di Padang Karautan, mPu Gandring.

Setelah pertjakapan mereka me-lingkar? dari satu soal ke soal lain, maka dengan dada ber-debar2 Ki Bujut ingin menjampaikan keperluannja kepada Mahisa Agni. Tetapi ke tika ia melihat wadjah anak muda itu, maka hatinja men djadi ragu. Wadjah itu memantjar penuh harapan bahwa suatu saat mereka akan

Page 17: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

dapat berdiri disisi sungai itu sam bil memandangi bendungan mereka jang telah dapat mena ikkan air ke-parit2 jang memandjang membelah padang jang kering. Mahisa Agni agaknja terlampau jakin bahwa kerdja nja akan berhasil.

Tetapi kalau ia tidak menjampaikan peadengarannja ten tang keluh kesah jang semakin merata itu, maka apabila Ma hisa Agni mendengarnja kelak, apabila kedjemuan itu benar2 telah mentjengkam segenap orang2 jang mengerdjakan ben dongan ini, alangkah parahnja hati anak muda itu. Alang kah ketjewanja. Se-olah2 rakjat Panawidjen sama sekali tidak mengenal terima kasih atas segala djerih pajahnja.

Setelah dipertimbangkannja masak2, dan setelah dipikir kannja berulang kali, maka dengan ragu2 achirnja Ki Bujut itupun berkata — Angger bagaimanakah dengan bendungan kita?

Mahisa Agni memandangi wadjah Ki Bujut Panawidjen dengan sorot mata jang aneh. Pertanjaan Ki Bujut itu telah mengherankan Mahisa Agni. Sehingga anak muda itu ganti bertanja — Bagaimana maksud Ki Bujut ?

Page 18: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

— Ah — Ki Bujut mendjadi semakin bimbang — maksudku, apakah tidak ada kesulitan apa2 ?

Mahisa Agni mendjadi semakin heran, djawabnja — Se perti jang Ki Bujut saksikan, bukankah pembuatan bendungan itu berdjalan lantjar ? Bukankah orang2 Panawidjen telah ber djuang dengan se-kuat2 tenaga mereka, tanpa menghiraukan panas, lelah dan djemu ?

Ki Bujut menarik nafas dalam2. Djalan jang sudah mulai dibukanja itu se-olah2 kini telah tertutup rapat kembali. Apakah ia akan sampai hati mengatakan kepada Mahisa Agni, bahwa orang2 Panawidjen itu kini telah mulai berkeluh kesah. Berkeluh-kesah tentang panas terik jang membakar punggung mereka, tentang lelah jang mendjalar kesegenap otot baju dan tentang kedjemuan jang mulai mcntjengkam perasaan ? Ki Bujut itupun mendjadi ter-mangu2. Sehingga karena itu maka iapun terdiam. Ia telah kehilangan tjara jang2 se-baik2nja dapat ditempuh.

Bahkan orang tua itu mendjadi bingung ketika Mahisa Agni kemudian berkata — Ki Bujut, aku mengharap bahwa kita akan dapat bekerdja lebih keras lagi. Kita harus menje lesaikan bendungan itu sebelum hudjan turun dimusim basah jang akan datang. Apabila kemudian air naik, dan

Page 19: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

ternjata bendungan kita belum sempurna, sehingga masih berbahaja apabila bandjir sekali2 datang, maka kita masih harus beker dja lagi, menjempurnakan bendungan itu. Namun setelah itu, kita akan menikmati hasilnja. Padang itu akan mendjadi tanah persawahan jang subur dan se-luas2 kita kehendaki. Sawah kita akan tidak terbatas, sebesar tenaga dapat kita be r ikan, seluas itu tanah jang kita garap.

— Ja, ja. — orang tua itu meng-angguk2kan kepalanja.

Sedjenak kemudian mereka berdiam diri. mPu Gandring duduk ter-kantuk2 disudut gubug itu sambil memeluk lututnja. Se-akan2 ia sama sekali tidak mendengarkan pertjakapan ke manakannja dengan Ki Bujut itu. Namun sebenarnja ia men dengar scmuanja. Ia menangkap perasaan jang tidak wadjar jang melontar dari pertjakapan itu. Dari setiap kata2 Ki Bujut Panawidjen. Namun mPu Gandring itu tidak tahu, apakah jang sebenarnja ingin dikatakan oleh Ki Bujut kepada kema nakannja.

Ketika angin malam berhembus semakin keras, terasa dingin semakin dalam menghundjam kedalam kulit. Beberapa orang telah membuat perapian dan tidur melingkarnja sambil berselimut

Page 20: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

kain pandjang. Dikedjauhan terdengar suara burung hantu mengeluh seperti orang jang kelelahan.

Ki Bujut Panawidjen masih sadja duduk tepekur.

Ia masih mengharap bahwa ia akan menemukan tjara untuk menjampaikan maksudnja.

Tidak djauh dari gubug itu, tampak api perapian me¬njala seperti me-londjak2. Beberapa orang jang berttduran dis;k;tarnja telah benar2 mendjadi lelap. Jang terdengar ke mudian adalah dengkur jang bersahut2an.

Ki Bujut Panawidjen masih sadja berdiam diri. Mahisa Agnipun se-olah2 terbungkam. Dan dikedjauhan burung hantu masih sadja mengeluh ter-putus2.

— Alangkah sulitnja — desah Ki Bujut|didalam hatinja — bagaimana aku dapat mulai ?

Namun tiba2 perhatian mereka terlempar kearah dua orang jang berdjalan per-lahan2 kegubug itu. Agaknja jang seorang memapah jang lain.

Ki Bujut Panawidjen, Mahisa Agni dan bahkan mPu Gandring jang ter-kantuk2 itupun terkedjut. Dengan serta-merta mereka berdiri dan menjongsong kedua orang itu.

Page 21: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

— Siapa ? — bertanja Ki Bujut Panawidjen.

— Aku, Ki Bujut.— Kenapa ? Dan siapa kawanmu itu ?— Bitung.— Kenapa dengan Bitung ?— Tubuhnja tiba2 mendjadi panas,

tetapi ia menggigil seperti orang kedinginan.

— Bawalah kemari — minta Mahisa Agni jang mendjadi tjemas.

Kedua orang itupun kemudian memasuki gubug Mahisa Agni. Bitungpun kemudian duduk bersandar kawannja. Namun ia masih djuga menggigil seperti orang Jjang kedinginan. Ke tika Mahisa Agni dan Ki Bujut Panawidjen meraba tubuhnja ternjata tubuh itu terasa panas.

— Aneh — gumam Mahisa Agni.— Ja aneh — sahut Ki Bujut Panawidjen.Tetapi mPu Gandring jang lebih banjak

menjimpan pe nga’aman dari mereka berkata — Tidak. Sama sekali tidak aneh. Memang ada sedjenis penjakit jang demikian.

— Apakah sakit Bitung ini bukan karena hantu2 — ber tanja kawannja.

Page 22: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

Ki Bujut Panawidjen tidak dapat mendjawab, namun jang mendjawab adalah mPu Gandring — Tidak. Sama se kali tidak. Aku telah sering melihat orang jang terserang pe njakit jang demikian.

Kawan Bitung itu meng-angguk2kan kepalanja. Katanja

— Aku mendjadi bingung ketika ia mulai menggigil. Karena itu maka ia aku bawa kemari. Apakah sakit jang demikian ini dapat diobati?

— Tentu — mPu Gandringlah jang menjahut — besok usahakan daun kates grandel jang masih muda. Tumbuklah beserta kulit batangnja, buahnja jang masih muda pula, bunga nja dan akarnja. Mudah2an ia dapat sembuh. Taruhlah garam sedikit.

— Tetapi bagaimana dengan malam ini?— Biarlah ia tidur dan beristirahat.Kawan Bitung itu memandangi wadjah

Ki Bujut dengan Pandangan jang saju. Bibirnja tampak ber-gerak2 se-akan2 ia ingin mengutjapkan sesuatu. Tetapi tak sepatah katapun jang terlontjat dari bibirnja. Namun Ki Bujut Panawidjen se-akan2 dapat membatja kata hatinja. Se-akan2 Ki Bujut Panawidjen mendengar kawan Bitung itu berkata — Siapakah jang ber tanggung djawab, standainja jang

Page 23: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

terdjadi sesuatu dengan kawanku ini ? Apakah harus ada oracga lain jang mengalami penjakit serupa ?

Tetapi Ki Bujutpun berdiam diri. Ia Kemudian mende n gar orang itu berkata — Baiklah. Besok aku mengharap Bitung dapat diobati. Dan aku mengharap mudab2an obat itu dapat menjembuhkannja.

— Batang kates grandel banjak terdapat di Panawidjen

— gumam Mahisa Agni.— Ja. Tetapi Bitung kini tidak berada di

Panawidjen — djawab kawannja.— Tetapi bukankah kita dapat

mengambilnja ?Aku mengharap besok Bitung dapat

diobati — berkata kawannja itu se-olah2 tidak mendengar kata2 Mahisa Agni — aku menunggu dan Bitungpun menunggu.

Dada Mahisa Agni berdesir mendengar djawaban itu. Ia tahu benar maksud kata2 itu. Obat itu harus tersedia. Djadi bukankah dengan demikian berarti bahwa ia harus mengam bil obat itu ke Panawidjen besok.

Meskipun demik’an Mahisa Agni itu berkata — Ja. Mu dah2ao ada srseorang jang akan dapat mengambilnja.

Page 24: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

— Mudah’an — sahut orang itu.Mahisa Agni menggigit bibirnja. Ia

merasakan keanehan sikap dari orang itu. Sikap jang belum pernah dialaminja selama ini. Tetapi ketika Mahisa Agni menjalakan perasaan nja, terasa pamannja menggamitnja.

Mahisa Agni berpaling. mPu Gandring menggeleng le mah. Meskipun Mahisa Agni tidak tahu maksudnja, namun ia terdiam.

— Aku akan kembali kegubugku — beikata kawan Bi tung.

— Biarlah Bitung disini — sahut Mahisa Agni.

— Tidak. Ia bersamaku. Apapun jang akan terdjadi atas dirinja. —

Kembali Mahisa Agni menarik nafas. Tetapi ia tidak mentjegahnja lagi ketika Bitung kembali dipapah oleh ka wannja meninggalkan gubug itu. Bitung masih djuga meng gigil meskipun tubuhnja panas.

Sepeninggal mereka, Ki Bujut Panawidjen mendjadi semakin tjemas. Ia tahu benar apa jang bergolak didalam hati Bitung dan kawannja. Mereka pasti menimpakan segala kesalahan kepada Mahisa Agni dan kemudian kepada dirinja, Bujut Panawidjen.

Page 25: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

— Hem — tiba2 Mahisa Agni menggeram — apakah aku djuga jang harus pergi ke Panawidjen untuk mengambil obat itu ? —

— Tak ada seorangpun jang berani melakukan Agni.— Sahut pamannja.

— Terlalu — desah Mahisa Agni — semu an j a harus aku lakukan.

Apakah hal2 sematjam itu tidak mengganggu pekerdjaan jang besar ini ?

Besok aku harus meletakkan brundjung2 dasar disisi seberang sebelum sisi jang sebelah ini selesai supaja ada keseimbangan. Kalau aku pergi, bagaimana dengan rentjana itu ? —

Ki Bujut Panawidjen dapat memahami perasaan Mahisa Agni jang sepenuhnja diikat oleh persoalan bendungan jang sedang dikerdjakannja. Segala tenaga dan pikiraiuija kini sedang ditjurahkannja untuk kepentingan kerdja jang besar dan berat itu, sehingga hampir tak ada waktu bagijtja untuk berbuat hal2 jang lain. Tetapi Ki Bujut itu merasakan pula kepin tjangan jang terdiri pada orang2-nja. Mahisa Agni jang sudah bekerdja melampaui setiap orang itu, masih harus mengurus persoalan2 jang sebenarnja dapat dilakukan oleh orang lain. Namun sebenarnja seperti kata mPu Gandring

Page 26: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

bahwa tak ada seorangpun jang berani pergi ke Panawidjen tanpa Mahisa Agni. Kalau ada djuga jang harus pergi, maka mereka pasti akan membawa kawan dalam djumlah jang tjukup banjak.

Karena itu djustru Ki Bujut Panawidjen tak dapat ber kata sepatahpun djuga untuk menanggapi keluhan Mahisa Agni Orang tua Itupun bahkan menekurkan kepalanja sambil meng angguk2 ketjil.

— Paman — bertanja Mahisa Agni itu pula kepada pamannja — apakah penjakit jang demikian itu berbahaja? Maksudku, apabila obat itu tertunda satu hari sadja, apa kah akibatnja akan membahajakan sekali bagi Bitung? Apa bila tidak, maka aku ingin tetap melakukan rentjanaku besok, baru lusa aku akan pergi ke Panawidjen setelah dasar ben dungan disisi seberang dapat mapan. Dengan demikian, maka pekerdjaan jang barus dilakukan tinggal menambah dasar itu dengan menimbuni brundjung2. Apabila tidak demikan, maka air akan mengalir di satu sisi, sehingga sisi itu bahkan akan mcndjali semakin dalam.

mPu Gandrirgpun mendjadi ragu2 untuk mendjawab perianjaan itu. Seperti Ki Bujut Panawidjen. ia dapat memahami setiap perasaan jang bergolak didalam dada anak muda itu. Tetapi mPu Gandring

Page 27: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

itu tahu pula, bahwa penjakit jang berbahaja. Meskipun penjakit itu tidak segera membunuh korbannja, tetapi apabila terlambat pengobatan nja, maka meskipun perlahan2, pasti penjakit itu akan mendjadi semakin padam

Selagi mPu Gandring itu mr-nimbang2, terdengar Ma hisa Agni benarja — Bagaimana paman? Apakah aku da pat pergi lusa?

mPu Gandring menarik nafas dalam2. Djawabnja kemu dian dengan meng anggukkkan kepalanja — Agni. Murgkin tidak terlambat, tetapi sebaiknja penjakit jang demikian se gera mendapat pengobatan.

Wadjah Mahisa Agni mendjadi tegang. Dilemparkannja pandangan matanja kepadarg iarg luas diluar gubug itu. Gelap, meskipun bintang2 gemerlapan di langit. Sudah tentu ia tidak akan sampai hati membiarkan salah seorang kawan nja mendjadi korban. Perasaannja tidak membenaikannja, apabila Bitung kelak menemui bentjana oleh penjakitnja ka reoa kelambatannja. Tetapi kalau ia menunda rentjananja besok meletakkan dasar bendungan disisi seberang, maka pa sir didasar sungai itu pasti akan mendjadi semakin larut di bawa air jang se-olah2 menepi disisi itu Dasar itu pasti akan

Page 28: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

mendjadi semakin dalam. Apalagi apabila besok karena rentjana itu tidak diteruskan, maka orang2 Panawidjen akan me nimbuni s’si jang lain dengan brundjung2 baru. Dergaa de mikan maka ia akan mendjadi semakin terdorong kesisi se berang, dan sisi itu pasti akan mendjadi ber-tambah2 dalam.

Ki Bujut Panawidjen masih salja duduk tepekur. Ia men djadi tjemas memikirkan apa sadja akan dapat terdjadi. Ia tahu benar keberatan Mahisa Agni menirggalkan bendungan nja. Tetapi apabila Bitung mendjadi semakin patah, maka akan sangat sulitlah bagi Mahisa Agni dan dirinja untuk me ngendalikan perasaan anak2 muda Panawidjen jang sudah mulai mendjadi djemu itu.

Namun mulutnja tidak dapat mengutjapkan dengan kata2. Ia tidak sampai hati melihat Mahisa Agni mendjadi mururg.

Tetapi baik Ki Bujut Panawidjen, maupun mPu Gandring terkedjut ketika tiba2 Mahisa Agni beikata — Aku akan per gi sekarang ke Panawidjen.

— Agni — potong pamannja dan Ki Bujutpun dengan serta merta berkata — Tidak ngger. Tidak harus demikian–

Page 29: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

— Tidak paman, aku harus menjeltsakan prkerdjaan2 ini tanpa merugikan satu dan jang lain Aku tidak boleh me nirggalkan bendungan itu besok dan aku djuga tidak boleh membiarkan Bitung dimakan oleh penjakitnja.

— Tetapi djangan sekarang Agni. Bukankah kau besok dapat memberi beberapa orang pesan, supaja mereka melaku kau rentjana itu ? Baru setelah pekerdjaan itu dimulai dan sesuai dengan kehendakmu kau dapat meninggalkannja.

— Tidak paman, aku harus ada disini selama kita meletakkan dasar bendungan itu.

— Tetapi djangan sekarang ngger — tanpa disengadja nja Ki Bujut Panawidjen memandang padang rumput jang terhampar luas dthadapannja. Tetapi pandangan matanja tidak mampu untuk menembus gelap malam jang pekat.

Mahisa Agnipun memandangi gelap malam itu pula. Te tapi tiba2 bahkan ia berdiri sambil berkata — Aku akan pergi.

— Agni — potong pamannja — kau pernah bertjerltera kepadaku tentang banjak hal jang dapat membahajakan diri mu. Kau pernah mengatakan kepadaku bahwa ada orang jang masih sadja menjimpau dendam didalam diri mereka.

Page 30: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

Apakah kau melupakannja ? Bahkan aku telah melihat sendiri, apa jang terdjadi di padang ini sebelum kau mulai dengan peker djaanmu ini.

— Bahaja itu bagiku sama sadja paman, siang atau malam.

— Lain Agni. Kau berdjalan dipadang jang luas. Disiang hari kau akan dapat melihat bahaja itu djauh sebelum me njergapmu. Kudamu adalah kuda jang baik. Dengan kuda itu kau akan dapat menghindarinja. Bahkan seandainja orang jang mengantjammu itu berkuda pula, maka djarak jang ada pasti akan mampu menjelamatkanmu. Apalagi kalau kau pergi ber dua atau bertiga. Salah seorang dari mereka akan dapat mem beritahukan kepadaku, apa jang terdjadi diperdjalanan itu.

Mahisa Agni mengerutkan keningnja. Namun ia berdesis — Aku akan berangkat. Bagi Bitung, semakin tjepat, semakin baik. Mudah2an aku tidak bertemu dengan bahaja jang paman katakan itu.

Tetapi Mahisa Agni tidak mejakini kata2nja sendiri. Mungkin mPu Sada dan Kuda-Sempana telah siap menung gunja diluar perkemahan itu. Namun demikian, adalah tang gung djawabnja untuk melakukan pekerdjaan itu. Ke-dua2 nja.

Page 31: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

Memasang brundjung2 dikali dan mengambil obat ke Panawidjen. Tak ada orang jang dapat dan berani melaku kannja. Karena itu, maka ia sendiri harus berangkat. Seper ti mPu Gandring, Mahisa Agni pertjaja kepada kudanja. Apabila ia bertemu dengan bahaja, seandainja bahaja itu sudah pasti tidak dapat diatasinja, misalnja mPu Sada, ma ka ia akan dapat mendjauhkan dirinja. Mudah2an kudanja dapat membanturja. Apabila ia gagal, maka itu adalah aki bat dari tanggung djawab jang telah dipikulnja.

Namun Ki Bujut Panawidjen dan mPu Gandring ber pendapat lain. Dengan ter-bata2 Ki Bujut Panawidjen ber kata — Djangan ngger. Aku turut djuga prihatin atas Bitung, tetapi kepergianmu akan sangat menggelisahkan kami malam ini. Biarlah kau oergi besok siang setelah kau memberikan beberapa pesan mengenai pemasangan brundjung2 itu seperti kata pamanmu?

— Kalau aku sudah mulai Ki Bujut, maka aku kira aku tidak akan dapat meninggalkannya satu sampai dua hari. Karena itu, biarlah aku pergi sekarang. Padang rumput itu tjukup luas untuk berpatju seandainja aku bertemu dengan mPu Sada misalnja.

Page 32: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

— Agni — berkata mPu Gandring kemudian — dja ngan bcr-main2 dengan bahaja. mPu Sada bukan seorang jang dapat diadjak bertjanda. Dendam Kuda-Sempana kepa damu agaknja sudah terlampau dalam. Bukankah menurut anggapannja, segala kegagalan jang dialaminja kini, bukan aadja kegagalannja untuk mcmperisteri adikmu itu, tetapi djuga kegagalan dalam bidang’ jang lain, bersumber darimu? Tak ada tjara baginja untuk melepaskan dendam itu selain meniadakanmu. Membunuhmu. Kalau kau temui bentjana itu, bagaimana dengan pekerdjaanmu disini? Bendungan ini akan terbengkelai dan Panawidjen benar2 akan lenjap. Djuga semua jang pernah terdjadi akan dilupakan orang.

Mahisa Agni terdiam sedjenak. Tetapi ia tidak menipu njai tjara jang lain. Ia tidak mempunjai waktu lagi. Ke-dua2 nja tak dapat di-tunda2. Kalau sadja ada orang lain jang besok berani pergi ke Panawidjen, maka kepalanja tidak akan mendjadi pening seperti sekarang. Sandainja ada djuga jang mau berangkat, maka ber-bondong2 mereka pergi ber-sama2, sehingga pekerdjaan dipadang ini akan terganggu djuga. Ka rena itu, maka kemauannja telah bulat, sehingga katanja — Aku akan pergi paman. mPu Sada tidak

Page 33: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

akan berada di padang ini siang dan malam hanja untuk menurggu aku me ninggalkan pcrkcmahan ini peigi ke Panawidjen Kalau ia benar- memerlukan aku, maka ia akan datang kemari dan menjerang pcrkcmahan ini bcisaina dengan mutid2 orang jang menjebut dirinja Bahu Reksa Kali Elo dan saudara saudara seperguruannja jang lain seperti jang dilakukan atas rombongan Ken Dedes.

mPu Gandring menggelengkan kepalanja, djawabnja — mereka ragu2 untuk berbuat demikian. Apakah laki2 Pana¬widjen jang sekian banjaknja tidak berbuat sesuatu, sedang mPu Sada tahu benar bahwa aku berada disini.-

Kembali Mahisa Agni terdiam. Namun ia tidak dapat menemukan djalan lain dari pada djalan jang akan ditempuh nja. Bitung dan bendungan. Terngiang kembali kata2 kawan Bitung jang se-akan2 menjerahkan segala persoa’an kepadanja. Obat itu ada atau tidak ada adalah tanggung djawabnja. Anak muda itu sama s:kali tidak mau berpikir apalagi berusaha untuk mendapatkannja.

— Hem — Mahisa Agni menarik nafas dalam2. Kembali persoalan itu me-lingkar2 dikepa=lanja. Sehingga kembali ia sampai pada suatu tekad untuk pergi malam ini

Page 34: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

djuga, se hingga besok pagi2, se-lambat2nja matahari sepenggalah, ia akan sampai ditempat ini kembali. Dan ia akan segera dapat mulai dengan rentjananja, sebelum air mengorek dasar sungai itu lebih dalam lagi.

Tetapi dalam penglihatan Ki Bujut Panawidjen dan mPu Gandring, keberangkatan Mahisa Agni itu tidak sadja didorong oleh kemauan dan tanggung djawabnja, namun djuga oleh keketjewaan dan krdjergkelan. Karera itu maka mPu Gandring berkata — Agni, djangan pergi menurutkan perasaanmu. Tjobalah kau sedikit nempergunakan pikiranmu.

Namun mPu Gaudring dan Ki Bujut Panawidjen tidak dapat mentjegahnja lagi. Mereka hanja dapat memandangi anak muda itu ber-kemas2. Menggantungkan pedang dilambungnja, kemudian berdjalan keluar dari gubug itu.

— Aku pergi paman, sudahlah Ki Bujut, mudah2an aku selamat dan berhasil membawa obat itu pula. Bukankah obat itu hanja bagian2 dari Kates grandel ?

Setelah mPu Gandring tidak berhasil roenahannja, maka iapun mendjawab — Ja. Semua bagian dari pohon Kates Grandel. Kalau kau sempat, bawalah daun munggur dan bidji2nja jang kering. Itupun akan

Page 35: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

mendjadi obat jang baik pula. Djangan membawa terlampau sedikit supaja kau tidak selalu mondar maudir ke Panawidjen.

— Baik paman — sahut Mahisa Agni.Sedjenak kemudian anak muda itu telah

melepaskan kudanja. Dikenakannja pakaian kuda itu, dan kemudian Mahisa Agnipun segera melontjat kepunggur/gnja,

Bitung dan kawannja mcndergar derap kuda berlari. Ke nka mereka mengangkat wadjah mereka, maka terdengar Ki Bujut jang telah berdiri dibelakang beikata — Mahisa Agni telah pergi ke Panawidjen untuk mencari obat itu.

Kawan Bitung terkejut. Dengan serta-merta ia bertanja.

— Kenapa malam ini ?— Kau meletakkan semua tanggung

djawab kepadanja Kau tidak membantunja memetjahkan kesulitan karena Bituiig menderita sakit. Kau hanja be:kata bahwa obat itu harus datang sendiri kepadamu dan kau tidak mau tahu ke sulitan apakah jang dapat terdjadi dipcrdjalanan ilu.-

— Tidak Ki Bujut — sahut kawan Bitung tergagap— bukan maksudku demik:an.

Page 36: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

— Tetapi Mahisa menangkap kata2mu demikian dan akupun menangkap kata2 itu seperti itu pula.- sahut Ki Bajut.

Dada kawan Bitung mendjadi ber-debar2. Ia tidak menjangka bahwa Mahisa Agni akan melakukan pekerdjaan itu sekarang. Malam ini. Ia tidak dapat mengingkari kata2 Ki Bujut Panawidjen. Memang semula ia berpendirian serupa it d. Bahkan beberapa orang kawan2njapun menganggapnja, bahwa tanggung djawab tentang sakitnja Bitung, seluruhnja terletak dipundak Mahisa Agni. Anak muda itu ber-sama2 dengan Ki Buut Panawidjenlah jang memimpin pekerdjaan jang terlampau berat dipadang jang panas terik disiang hari, dan dingin membeku dirnalam liari ini. Tetapi tidak terlin tas didalam kepala anak2 muda itu. bahwa ssgsra satelah itu Mahisa Agni telah pergi meninggalkan mereka .

— Kau tidak tahu, bahaja jang mergantjam arak muda itu setiap saat — berkata Ki Bujut Panawidjen pula diantaranja adalah Kuda-Sempana. Beberapa diantara kalian telah melihat sendiri, bagaimana Mahisa Agni terpaksa berkelahi dipadang ini melawan Kuda-Sempara bahkan kemudian guru Kuda-Sempana itu pula. Kalau Mahisa Agni dalam perdjalanannja ke Panawidjen kali

Page 37: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

ini bertemu dengan Kuda-Sempana dan gurunja, maka habislah tjeritera tentang dirinja. Habis pulalah tugasnja dipadang ini, dan habis pulalah harapan kita untuk mendapatkan tanah jang subur hidjau seperti jang pernah kita miliki dahulu.

Kawan Bitung itu mendjadi semakin ber-debar2. Bahkan terasa keringatnja mengalir membasahi seluruh tubuhnja mes kipun dingin malam sampai menggigit tulang.

Dengan nafas ter-sengaI2 ia berkata — Apakah kepergiannja itu tidak dapat ditjegah Ki Bujut ?

— Bukankah kau melibat sendiri bahwa ia telah pergi ? Bagaimana harus mentjegahnja kini ? Nah, kalau kau ingin menjelamatkannja, pergilah, susul anak muda itu.

Kawan Bitung itu terdiam. Beberapa anak muda jang lain mendengar pula pertjakapan itu, dan merekapun mendjadi bcr-debar2 pula seperti Bitung.

Bagaimana? Apakah kau mau menjusulnja dan memintanja agar ia mengurungkan niatnja, atau kau sendirilah jang pergi ke Panawidjen? Sebab Mahisa Agni tahu benar, bahwa obat itu tidak akan dapat melontjat dengan sendirinja kemari dari Panawidjen. Obat itu harus

Page 38: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

dibawa dengan tangan. Dan mu lutmu hanja dapat berkata mudah2an, dan dapat menunggu obat itu datang.

Kawan Bitung itu menekurkan kepalanja. Ia tahu benar bahwa Ki Bujut Panawidjen jang sabar itu kini s-dang marah kepadanja. Apalagi ketika Ki Bujut kemudian bei kaia — Bukan sadja masalah sakit Bitung, tetapi masalah bendungan itupun kalian ternjata bersikap serupa. Kalian telah mulai djemu mengerdjakannja. Djangan ingkar. Aku pernah mendengarnja. Kalian mengeluh karena panas disianghari membakar punggung dan dirnalam hari dingin menusuk sampai kesungsum. Kalian mengeluh luka2 ditangan dan kaki serta mendjadi bengkak pula. Apalagi ada diantara kalian jang mendjadi sakit. Apakah dengan demikian kalian mengharap bahwa bendungan itu akan siap dengan sendirinja, seperti kalian mengharap obat itu akan djatuh dari langit. Apakah kalian ingin melihat Ma hisa Agni mengerdjakannja tendiri, dan kilian menunggu sadja sambil berbaring2 sehingga bendungan itu terwudjud?

Kawan Bitung itu menundukkan kepalanja semakin dalam. Anak2 muda jang lain, jang mendengar kata2 itupun menundukkan kepala masing2. Bahkan

Page 39: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

mereka jang telah ber-baring2 dan bahkan telah tertidurpun mendjadi terbangun dan duduk sambil tepekur. Tak seorangpun dari mereka j.ing berani mendjawab. Bukan sadja anak’ muda, tetapi orang2 jang sudah setengah umurpun mendjadi tjemas pula. Ki Bujut adalah orang jang hampir tidak pernah marah. Kini mereka merasa betapa dalamnja penjesalan jang menghentak’ hati orang tua itu.

— Kalau aku berani, dan kalau aku masih mampu me nunggang kuda setjepat angger Mahisa Agni, aku pasti akan menjusulnja, gumam Ki Bujut.

Kata2 itu menjentuh setiap hati jang mendengarnja. Kata2 itu se-akan2 telah menggerakkan hati mereka untuk segera berlari ketambatan kuda. Tetapi tak ssorangpun jang berani berbuat demikian. Apalagi dirnalam hari. Disiang hari pun mereka tidak berani pergi seorang diri, meskipun mere ka telah mendengar bahwa hantu Karautan telah tidak ada lagi dipadang itu. Tetapi mereka masih djuga membajang kan bahaja jang ber-serak2 disepandjang perdjalanan ke Panawidjen.

Ki Bujut itupun kemudian pergi meninggalkan mereka. Hatinja mendjadi sangat gelisah. Bukan sadja mengenangkan kepergian Mahisa Agni, tetapi djuga oleh ketakutan jang

Page 40: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

mentjengkam hampir setiap laki2 diperkemahan itu. Apabila ketakutan mereka terhadap keadaan dis:kelilingnja masih se lalu mem-bajang2i, maka apakah kelak, apabila padang itu berhasil mendjadi tanah jang subur, merekapun tidak akan berani berbuat sesuatu? Apakah mereka akan tetap bersem bunji dipadukuhan jang baru itu tanpa membuat hubungan dengan padukuhan2 jang lain karena takut ?

Namun ketika terpandang oleh Ki Bujut, malam jang pekat terbentang se-akan2 tidak berpangkal dan berudjung itupun ia bergumam — Padukuhan ini akan mendjadi padu kuhan jang sangat terpentjil. — Tetapi kemudian ia beikata pula — Meskipun demikian apakah bedanja djarak jang me misahkan padukuhan ini kelak dengan padukuhan2 Jang lain dengan bulak2 jang pandjang dan luas meskipun terdiii dari tanah2 persawahan dan patrgalan? Kalau ada hantu atau pendjahat sekalipun, maka kedjahatan itu akan dapat djuga dilakukan di-bulak2 peisawahan dan pategalan. Ketakutan kami adalah bersumber pada kepertjajaan kami, bahwa di padang rumput ini pernah tinggal hantu jang menakutkan setiap orang.

Page 41: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

Dalam pada itu, Mahisa Agni telah berpatju dengan ku danja menembus gelapnja malam. Dingin angin malam me ngusap kulitnja dan se-olah2 menusuk kesetiap lubang kulit. Tetapi Mahisa Agni tidak sen.pat metasakannja. Hatinja di tjengkam oleh peras .an jang sangat aneh. Ia tendiri kutang menjadari, kenapa ia merasa perlu untuk pergi ma’am ini. Tidak besok atau lusa stelah ia berhasil meletakkan brundjung2 disisi seberang.

Sekali2 Mahisa Agni mengangkat waHIjahnja. la ruentjoba menatap keda’am ge’ap, se-djau»2 ncatanja c’apat mentjapai. Tetapi malam terlampau ketam.

Betapapun beraninja hati anak muda itu, tetapi ia tidak dapat melenjapkan setiap perasaan was2nja, bahwa ia akan bertemu dengan mPu Sada. Kalau jang berada diperdjalan annja itu adalah Kuda-Sempana, maka ia akan dengan senang hati melajaninja. Tetapi apabila jang didjumpainja mPuSada, maka ia pasti harus metujoba berpatju kuda mengelilingi pa dang ini.

— Benar djuga kata mPu Gandring — desisnja seorang diri — di siang hari, aku dapat melihat seseorang dalam dja rak jang masih agak djauh. Tetapi dimalam hari, orang itu baru dapat aku lihat setelah beberapa puluh langkah dimuka hidungku.

Page 42: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

Tetapi Mahisa Agni sama sekali tidak ingin kembali. Ia harus berdjalan terus. Bahaja itu baru ada didalam angan2 nja. — Apakah aku sekarang telah beruhah meudjadi seorang pengetjut: — katanja didalam hati.

Tiba2 hati Mahisa Agni itupun ber-desir. Ia mendengar derap kuda dibdakacgnja. Ketika ia menoleh, remang2 ia melihat bajangan seoiang penunggang kuda jang mengedjar nja, bahkan telah terlampau dekat.

— Siapa jang menjusulku ? — pertanjaan itu tumbuh didalam hatinja — mungkin seseorang jang ingin mentjegah kepeigianku ma’am ini. Ah, tidak. Aku akan menjelesaikan pekerdjaanku malam ini.

Mahisa Agnipun kemudian menjentuh perut kudanja de ngan tumimja. Kuda itu memang kuda jang tegar. Lontjat annja mendjadi kian pandjarg dan tjepat. Dan kuda dibelakangnja itupun mendjadi semakin lama semakin djauh. Ia tidak mau diganggu. Mungkin orang itu Ki Bujut Panawidjen mungkin pamannja mPu Gandring jang masih akan mentjoba membawanja kembali keperkemahan.

Kuda Mahisa Agni berlari kentjang seperti angin. Ditem busnja gelap malam

Page 43: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

seperti anak panah jang menghundjam kedalam kelam. Semakin lama semakin tjepat. Meskipun dc mikian Mahisa Agni merasa, bahwa perdjalanannja itu ter lampau lambat.

— Malam ini aku harus mendapatkan batang kates grandel itu. Besok sebelum matahari terlampau tinggi aku harus sudah berada dibendungan itu kembali. Aku harus mu lai dengan kerdja jang sudah aku rentjanakan.

Derap kuda dibelakangnja telah tidak didengarnja lagi. Mungkin kuda itu telah kembali keperkemahan atau sudah tertinggal terlampau djauh. Ia tidak peduli, siapakah jang naik diatas punggung kuda itu. Ia ingin pekerdjaannja selesai tanpa seorangpun jang mentjampurinja. Besok pagi2 ia akan datang kepada Bitung dan memberikannja apa jang diperlu kan. Kalau sakit Btiung berkurang, bergembiralah ia dan ssmua orang diperkemahan itu. Tetapi apabila penjakit itu mengeras, maka ia sudah tjukup berusaha. Tak seorangpun jang akan dapat menjalahkannja lagi.

Dengan demikian maka hatinjapun mendjadi semakin mantap. Ia mentjoba mempertjepat lari kudanja, tetapi sajang, bahwa tenaga kudanjapun terbatas,

Page 44: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

sehingga kuda itu tidak dapat berpatju lebih tjepat lagi

Ketika Mahisa Agni melewati sebuah gerumbul jang agak lebat, terasa hatinja berdesir. Ia tidak tahu, kenapa ia tiba2 sadja mendjadi ber-debar2. Dan ia tidak tahu, apakah jang telah memaksanja untuk berpaling.

Kini hatinja tidak sadja terkedjut, tetapi hampir ia tidak pertjaja. Tiba2 sadja beberapa puluh langkah dibeiakangnja berpatju seekor kuda dengan penunggangnja. Tjepat seperti angin. Mahisa Agni tidak dapat mcmpci tjepat derap kudanja. Kudanja jang tegar itu telah mentjapai ketjepatan tertinggi. Namun kuda dibeiakangnja itu agaknja dapat melampaui ke tjepatan kudanja. Kalau semula kuda itu semakin lama men djadi semakin djauh, dan bahkan telah hilang dikegelapan, maka ttiba2 kuda itu kini telah mendjadi semakin dekat.

— Kuda itu muntjul lagi — pikirnja — ia mengikuti aku sedjak aku keluar dari perkemahan. Mungkin Ki Bujut mungkin paman mPu Gandring- Mungkin seseorang jang di suruh oleh keduanja untuk menjusul aku. Tetapi tak ada se ekor kudapun di Panawidjen jang dapat menjamai kudaku, sedang kuda ini agaknja bahkan melampaui.

Page 45: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

Mahisa Agni mentjoba meng-ingat2, apakah ada seseorang jang memiliki kemampuan berkuda menjamainja.

— Satu2nja adalah paman mPu Gandring — desisnja — apakah paman akan memaksa aku kembali ?

Tiba2 Mahisa Agni tersenjum, gumamnja — Alangkah bodohnja aku. Biarlah paman mengedjarku. Aku akan biarkan paman mengikuti aku sampai ke Panawidjen. Bukan kah dengan demikian aku akan mendapat kawan diperdjalan an. Bahkan seandainja aku akan bertemu dengan mPu Sada sekalipun, aku tidak perlu gentar.

Tetapi kuda dibelakang Mahisa Agni itu mendjadi semakin lama semakin dekat. Betapapun Mahisa Agni mentjoba mempertjepat ladju kudanja.

— Hem — desisnja — kalau paman dapat mentjapai aku lebelum aku melampaui icparo djalan, maka aku pasti akan dipaksanja kembali. Ketjuali kalau aku dapat membudjuknja supaja paman sudi mengantarkanku. Tetapi mungkin djuga paman menjusul untuk mengawani aku ke Panawidjen.

Dugaan jang terachir itu djustru telah mengendorkan hasrat Mahisa Agni berpatju terus. Sebab ia menjadari bahwa

Page 46: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

ia tidak akan mampu lebih lama lagi mendahuluinja. Sebab kuda jang dibeiakangnja itu terlampau tjepat, dan agaknja penunggangnja terlampau tangkas.

— Biarlah aku — katanja. Mahisa Agni itupun kemudian malahan memperlambat kudanja. Sc-kali2 ia berpaling untuk mentjoba mengenal orang jang mengedjarnja itu. Tetapi karena malam terlampau gelap, maka jang tampak hanjalab sebuah bajangan jang hitam.

Tetapi semakin dekat kuda itu, hati Mahisa Agni men djadi semakin tjuriga. Bentuk orang diatas punggung kuda itu sama sekali bukan bentuk tubuh pamannja.

Kembali dada Mahisa Agni mendjadi ber-debar2. Namun ia masih belum mendapat kepastian, apakah orang jang duduk diatas punggung kuda itu pamannja atau bukan.

Tetapi debar didadanja mendjadi semakin tjepat ketika ia melihat kuda itu se-olah2 tidak berpelana.

— Gila — desisnja — apakah ada orang jang dapat me nunggang kuda setjepat itu tanpa pelana ?

Darah Mahisa Agni serasa berhenti mengalir ketika tiba’ ia mendengar suara

Page 47: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

tertawa. Suara tertawa jang mendirikan bulu2 kuduknja.

Namun dengan demikian Mahisa Agni kini mendjadi pasti bahwa orang itu sama sekali bukan pamannja, bukan Ki Bujut Panawedjen. tetapi djuga pasti bukan mPu Sada.

Mahisa Agnipun kemudian tidak mau ber-teka-teki lebih lama lagi. Ketika ia jakin bahwa orang itu bukan mPu Sada. serta tak ada kemungkinan baginja untuk menghindar karena kuda orang itu lebih tjepat dari kudanja, maka tiba ia me nekan kendali kudanja itu. Dengan serta merta kudanja mencoba tjoba untuk berhenti. Demikian tiba2 sehingga kudanja itu meringkik dan berdiri diatas kedua kaki belakangnja:

- Bagus — terdengar suara orang jang raengedjarnja — Kau pandai djuga ber-main2 dengan kuda.

Mahisa Agni menahan nafasnja. Diamatinja orang jang il mluk diatas kuda tanpa pelana itu. Apalagi ketika orang itupun segera menghentikan kudanja beberapa langkah sadja disampinpingnja.

Sekali lagi orang itu tertawa. Suaranja meninggi membelah padang rumput Karautan.

Page 48: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

— Kaukah itu ? — berkata orang itu di-sela2 suara tertawanya.

— Siapa kau — bertanja Mahisa Agni.— Hem, kaukah jang bernama Mahisa

Agni, begitu ?Mahisa Agni tidak segera mendjawab.

Dia mati wadjah orang jang belum pernah dilihatnja. Wadjah nja keras seperti batu2 padas dan suara tertawanjapun sekeras suara guntur dilangit.

Sekali lagi bulu2 Mahisa Agni meremang. Anak muda itu bukan seorang penakut, namun wadjah itu benar2 me ngerikan. Mahisa Agni pernah bertemu dengan hantu padang Karautan, pada masa hantu itu masih sering me-nakut2i orang l.ing lewat padang ini. Tetapi meskipun hantu itu tampak kusut dan liar, namun wadjahnja tidak mengerikan seperti wadjah orang ini.

— Siapakah kau ? — sekali lagi Mahisa Agni bertanja.

— Aku penunggu padang ini — sahut orang itu.

—• Bohong — tiba2 Mahisa Agnipun berteriak — aku kenal hantu Karautan.

Kembali orang itu tertawa ter-kekeh2. Katanja – Oh, hantu kerdil jang sering merampok orang lewat itu ? Hem, orang2

Page 49: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

disekitar padang Karautan benar2 pengetjut. Kenapa mereka takut akan hantu gila jang sering dikatakan orang? Sudah lama aku ingin menemuinja, tetapi aku tidak pernah mendapat kesempatan, dan memang aku tidak pernah ingin merendahkan diri bertemu dengan hantu tjengeng itu.

— Kalau kau penunggu padang rumput ini, apakah kau tidak pernah bertemu dengan hantu jang selalu beikeliaran dipadang ini pula — bertanja Mahisa Agni.

Orang itu mengerutkan keningnja. Namun suara tertawa nja meledak kembali mengguntur berkepandjangan.

— Tjukup – bentak Mahisa Agni – djawab pertanjaanku

— Baik. Baik — katanja — kau benar. Aku memang bukan penunggu padang ini. Aku mentjoha berbohong, tetapi kau tjukup tjerdik.

Kini Mahisa Agnilah jang tertegun mendengar djawaban Itu. Djawaban jang berterus-teraig Pengakuan jang demikian tiba2 itu semula sama sekali tidak diduganja. Namun kemu dian ia bertanja kembali — Djadi siapakah kau?

Orang itu tidak segera mendjawab. Diamatinja Mahisa Agni dari udjung ubun2 sampai keudjung kakinja. Dan sekali lagi

Page 50: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

orang itu bertanja — Hem. Kaukah Mahisa Agni?

— Apa kepentinganmu dengan orang jang bernama Mahisa Agni! sahut Mahisa Agni tjuriga.

— Aku kagum akan keberaniannja. Tak s’orangpun dari anak2 muda Panawidjen jang berani berdjalan seoiang diri dari padang Karautan ke Panawidjen, selain Mahisa Agni.

— Kau salah. Hampir setiap anak muda Panawidjen berani melakukannja —- sahut Mahisa Agni.

Tetapi kemarahan Mahisa Agnipun terungkat ketika orang itu tertawa kembali.

— Kenapa kau tertawa? bertanja Mahisa Agni keras? untuk mengatasi suara tertawa itu.

— Tak ada orang jang berani berbuat demikian selain Mahisa Agni.

— Omong kosong — teriak Mahisa Agni semakin keras. Suaranja melontar memenuhi padang itu, menembus gelap pekat jang se-olah2 menelungkup! padang Karautan.

Orang itu meng-angguk’kan kepalanja. Katanja — Seka rang aku jakin. Hanja ada dua orang jang dapat dibanggakan

Page 51: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

diseluruh Panawidjen. Jang pertama adalah Kuda-Sempana, seorang pelajan dalam jang berani, dan jang kedua adalah Mahisa Agni.

— Katakan siapakah kau dan apa keperluanmu? Mahisa Agni kehilangan kesabaran.

— Menangkap Mahisa Agni — djawab orang itu.

Sekali lagi Mahisa terkedjut. Orang itu berkata langsung tentang dirinja. Karena itu, maka djantung Mahisa Agni pun serasa menjala. Ia belum pernah mengenal orang itu. Jang ditjemaskannja adalah mPu Sada, namun tiba2 ia bertemu dengan orang berwadjah keras sekeras batu karang jang akan menangkapnja djuga. Maka sekali ia bertanja de ngan penuh kemarahan — Siapa kau, siapa ?

— Apa pedulimu tentang aku. Aku akan menangkap kau dan membawanja pulang kerumah. Kau akan dapat mendjadi permainan jang mengasjikkan.

Kata2 orang jang berwadjah keras sekeras batu padas tu serasa api jang menjentuh telinga Mah’sa Agni. Alangkah panasnja. Namun karena itulah maka sedjenak Mahisa Agni tidak dapat mengatakan sesuatu karena kemarahannja serasa menjumbat kerongkonganaja. Jang

Page 52: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

terdengar adalah gemere tak giginja beradu.

Tetapi orang itu masih sadja tertawa seperti melihat le lutjon jang mengasjikkan — Apakah kau marah ?

Mahisa Agni masih berdiam diri. Ditjobanja untuk me nenangkan perasaannja, supaja ia tidak tenggelam dalam ke marahannja sehingga tidak mampu lagi untuk melihat setiap keadaan dengan sewadjarnja. Ber-kali2 Mahisa Agni menarik nafas pandjang. Udara dingin dimalam jang kelam itu telah mengusap djalan pernafasannja. Namun terasa darabnja masih terlampau panas.

Dengan auara gemetar sekali lagi ia bertanja — Siapakah kau ?

— Apakah kau perlu mengenal namaku ? — bertanja orang itu.

— Sebutlah namamu, atau gelarmu.— Aku tidak punja gelar. Aku hanja

punja satu nama.— Ja, sebutlah satu nama itu.— Wong Sarimpat.Tanpa sesadarnja kembali bulu’ Mahisa

Agni meremang. Nama itu pernah didcngarnja dari pamannja dan dari mulut mPu Sada sendiri. Wong Sarimpat dan jang «eornng lagi ber nama Kebo Sindet.

Page 53: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

Sekali lagi Mahisa Agni mcnggeretakkan giginja. Kini ia sadar bahwa ia benar2 berhadapan dengan haliaja. Meskipun ia tidak bertemu dengan mPu Sada, namun orang ini adalah sama berbahajanja dengan mPu Sada. Tidak mustahil bahwa mPu Sada telah benar2? minta kedua orang itu untuk meru bantunja.

Sehingga dengan serta merta Mahisa Agni menggeram — Hem. Apakah kau diminta oleh mPu Sada berbuat demikian ?

— Ja — sahut penunggang kuda jang ternjata Wong Sarimpat itu. — mPu Sada minta bantuanku dan kakang Kebo Sindet. Mereka datang kerumahku bersama Kuda-Sem pana dan seorang saudara seperguruannja bernama Tjundaka-

Djantung Mahisa Agni serasa berdentang semakin keras. Orang itu selalu berkata terus terang, tanpa b anjak per tim bangan. Namun dengan demikian, maka Mahisa Agni men djadi semakin ber-debar2. Ia dapat meraba perasaan orang itu, jang merasa tidak perlu berbohong atau menjembunjikan sesuatu, karena sebentar lagi Mahisa Agni telah ditangkapnja.

Bahkan orang itu meneruskan — Kalau aku berhasil membawamu pulang, maka

Page 54: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

kau akan bertemu dengan Kuda Sempana. Ia ingin aku menangkapmu hidup2. Mungkin ia menjimpan dendam dihatinja. Adalah salahmu, bahwa kau tidak tjukup berhati2, sehingga kau melukai hatinja. Seka rang kau terpaksa membajar sakit bati itu dengan tebusan jang tjukup mahal. Kau harus membajar sakit hati itu dengan sakit dihati dan tubuhmu. Kuda-Sempana ingin melihat kau diikat pada sebatang pohon jang kuat. Kuda-Sempana akan dapat berbuat sekehendak hatinja atasmu. Mungkin mentjam buk, mungkin menjentuhmu dengan api atau pisau, atau apa pun jang akan dilakukan untuk menjakiti tubuhmu. Sedang untuk menjakiti hatimu Kuda-Sempana akan memetjah bendungan jang sedang kau kerdjakan. Kalau kau hilang dari an tara orang2 Panawidjen itu, maka mereka pasti akan kehilang an gait ah. Mereka akan mendjadi djemu dan mungkin ber putus-asa. Dan kau akan melihat, bahwa padang rumput Karautan itu akan mendjadi sepi kembali. Sepi seperti sedia kala. Tidak ada orang jang mengotori kehidjauan rumput jang luas se-akan2 tidak bertepi ini.

Wong Sarimpat berhenti sedjenak. Ketika dipandanginja wadjah Mahisa Agni, maka wadjah itu mendjadi sangat te gang. Beberapa titik keringat telah membasahi

Page 55: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

keningnja, meskipun malam sangat dinginnja.

— Djangan menjesal, bahwa kau bertemu dengan aku malam ini — berkata Wong Sarimpat kemudian sambil ttr tawa — sebenarnja tugasku tidak menangkap kau. Aku ha nja sekedar harus mengetahui dengan pasti djalan jang sering kau pergunakan hilir mudik ke Panawidjen. Sebenarnja malam ini aku harus sudah kembali kerumahku Tetapi tiba2 aku melihat seseorang berpatju dengan kudanja. Aku pernah melihat kau lewat djalan ini ke Panawidjen beberapa hari sebelumnja, sehingga aku jakin bahwa djalan inilah jang se lalu kau tempuh apabila kau kembali ke Panawidjen. Ternjata aku kini mengambil keputusan lain. Aku akan kembali dengan membawamu sama sekali.

Perasaan Mahisa Agni kini tak dapat dikuasainja lagi. Tiba2 dengan sebuah gerakan kilat, ia menarik pedangnja sambil berdesis — Djangan membual. Aku bukan benda ma ti jang dapat kau perlakukan sekehendak hatimu. Mungkin kau akan mampu membunuhku, sebab kesakitanmu pernah aku dengar menjamai orang2 jang aku kagumi. Tetapi itu adalah lebih baik bagiku dari pada kau akan berusaha me nangkap aku hidup2.

Page 56: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

Suara tertawa Wong Sarimpat meledak seperti ledakan gunung jang petjah. Demikian kerasnja sehingga tubuhnja berguntjangan diatas punggung kudanja. Katanja kemudian di-sela2 suara tertawanja — Djangan banjak tingkah. Kalau kau akan mentjoba melawan aku, maka setiap batang rumput dan ilalang akan mentertawakan kau. Setiap helai daun dan setiap tangkai bunga perdu pernah mendengar siapa Wong Sarimpat. Adalah mustahil kalau kau belum pernah mendengar namaku. Mungkin kau pernah mengenal mPu Sada. Apakah kau mampu melawan orang itu pula? Orang jang diakui memiliki ilmu setingkat dengan gurumu? Aku dengar bahwa Mahisa Agni adalah murid Padepokan Panawi djen Murid mPu Purwa jang oleh penduduk disekitarnja di kenal sebagai seorang tua pendiam jang hanja mampu ber doa dan bertani.

Sedjenak Mahisa Agni terdiam. Kata2 itu memang mc ngandung kebenaran, la pasti tidak akan mampu melawan Wong Sarimpat. Tetapi ia tidak ingin menjerahkan kepala nja dengan suka rela. Karena itu, baginja, lebih baik mati dipadang Karautan sebagai tanah harapan jang sedang diolah nja, dari pada ditangkap hidup2 dan dibunuh oleh Kuda-

Page 57: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

Sempana sebagai suatu permainan jang bengis.

Dengan demikian maka hati Mahisa Agnipun mendjadi semakin bulat. Ia bertekad untuk melawannja, meskipun per lawanannja itu tidak akan berarti.

Ketika ia mendengar Wong Sarimpat itu tertawa lagi, maka tiba2 Mahisa Agni menggerakkan kudanja menjambar orang jang berwadjah keras seperti batu padas itu. Pedangnja terajun deras sekali langsung mengarah kelehernja.

Suara tertawa itupun terputus. Namun Mahisa Agni harus melihat kenjataan, bahwa orang itu memang terlampau iiatjah. Pedangnja jang diajunkannja se~tjepat2 kemasapuaanja itu sama sekali tidak. berarti bagi lawannja. Babkan betapa terkedjut anak muda Panawidjen itu ketika terasa per gelangannja se-olah2 digigit oleh perasaan njeri jang dahsjat. Ketika ia menjadari keadaan, maka pedangnja telah terlempar djauh dari padaoja.

Kembali suara tertawa itu mengumandang. Demikian kerasnja. Dan diantara suara tertawa itu terdengar kata2nja — Kau memang anak muda jang luar biasa. Tenagamu me mang melampaui tenaga Kuda-Sempara. Dan sebenarnja

Page 58: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

kau pasti dapat mengalahkan anak muda itu seperti jaaka pasti akan dapat mengulangi kekuatan lawannja itu.

Kini Mahisa Agni mulai memusatkan segenap kekuatan nja. Ia mendengar Wong Sarimpat telah sampai kehitungan jang ke-tudjuh. Sekali lagi Mahisa Agni menggeram. Hitung an itu terdengar sangat memuakkan. Tetapi ia tidak akan menunggu sampai hitungan jang ke-sepuluh.

Tetapi tiba2 kembali Mahisa Agni itu terkedjut sehingga ss-akan2 darahnja membeku. Pada saat ia telah siap untuk berpatju dan siap pula melepaskan kekuatan pamungkasnja, maka terasa sebuah genggaman tangan jang kuat pada lengan nja. Demikian kuatnja sehingga Mahisa Agni hampir tertarik djatuh dari kudanja meskipun ia telah bersiap dengan puntjak kekuatannja. Dengan sekuat tenaga Mahisa Agni mentjoba merenggut dirinja, tetapi ia sama sekali tidak berhasil.

Ketika ia kemudian berpaling, maka nafsunjapun terhenti sesaat. Matanja terbalik dan mulutnja ternganga,

— Turunlah — terdengar sebuah perintah.

Perintah itu benar2 seperti telah memukau dirinja tanpa disadarinja. Segera

Page 59: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

ia melontjat dari kudanja dan sebelum ia berbuat sesuatu orang jang mentjengkam lengannja itu telah melontjat naik.

Ketika Mahisa Agni akan mengutjapkan kata2, terdengar suara orang itu menggeram — Aku telah mendengar hitungan ke sembilan.

Sebelum Mahisa Agni sempat menjahut, maka kudanja telah bergerak membawa orang itu mendekati Wong Sarim pat. Mahisa Agni mendjadi bingung, matanja mendjadi seolah2 melihat hantu berseliweran dipadang itu. Kehadiran Wong Sarimpat jang tiba2 itu telah menggontjangkan hatinja dan tiba2 hadir pula orang lain seperti demikian sadja mun tjul dari padang rumput itu, atau tumbuh dari sela2 rumput2an dan gerumbut.

Tetapi kehadiran orang itu telah agak menenteramkam hati Mahisa Agni. Per-lahan2 ia mendjadi tenang kembali, sehingga ia kini dapat mempet gunakan otaknja dengan lebih baik.

Ternjata ketika ia meninggalkan perkemahannja, sese orang telah menjusulaja. Namun kudanja agaknja terlampau djelek, sehingga orang itu tertinggal terlampau djauh. Namun tanpa di-sangka2nja, dari sebuah gerumbul muatjul pula kuda jang lain. Kuda Wong

Page 60: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

Sarimpat jang mengedjarnja. Tetapi agaknja Wong Sarimpat tidak menjadari bahwa ada seekar kuda djelek mengedjar dibeiakangnja. Meskipun kuda itu se makin djauh, namun ketika mereka berdua berhenti dan ber main2 dengan pedang, maka kuda jang djelek itu sempat menjusul mereka. Tetapi kenapa mereka sama sekali tidak mendengar suara derapnja. Kalau ia tidak mendengar mung kin karena hatinja jang katjau. Tetapi apakah Wong Sarimpat djuga tidak mendengarnja? Apakah orang itu telinganja hanja mampu mendengar suara tertawanja sendiri jang meng guntur2

Mahisa Agni tidak sempat ber-angan2 terlampau lama la ingin melihat apa jang terdjadi. Adalah pertolongan dari Jang Maha Agung bahwa pamannja hadir pada saat ia di tjccgkam oleh bahaja. Dan kini pamannja telah mewakilinja, menemui orang jang berwadjah keras sekeras batu padas itu.

Mahisa Agni masih melihat kudanja bcrdjalan per-lahan2 mendekati arah suara Wong Sarimpat. Dengan hati2 ia ber djalan mengikutlnja. Ia ingin melihat apakah jang terdjadi diantara mereka, la pertjaja bahwa pamannja menjadari si apakah jang dihadapinja, dan ia pertjaja bahwa pamannja tjukup mengerti

Page 61: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

perbandingan kekuatan antara mereka. Se bab pamannja telah pernah me-njebut2 nama itu pula, Wong Sarimpat.

Achirnja Wong Sarimpat sampai kehilangan jang kese puluh. Setelah ia mengutjapkan bilangan itu, maka iapun segera berteriak — Mahisa Agni. Aku sudah sampai kebi langan jang kesepuluh. Ajo kemarilah, apakah pedangmu te lah kau ketemukan:’

Ia melibat pamannja telah semakin dekat, disamping se buah gerumbul. Beberapa langkah dihadapannja kudanja berhenti dan pamannja agaknja lebih senang menunggu Wong Sarimpat itu berteriak sekali lagi.

— Mahisa Agni, ajo, kemarilah.Tanpa dikehendaki, Mahisa Agni

berusaha berdiri diba lik lindungan sebuah gerumbul perdu. Sementara itu kuda nja bcrdjalan madju per-lahan2.

— Ajo, kemarilah, teriak Wong Sarimpat pula — apa kah kau sudah menemukan pedangmu? Dan kenapa kau tidak lari sadja he?

Mahisa Agni jang berada dibelakang sebuah gerumbul itupun mengumpat didalam hatinja. Dugaannja ternjata benar, bahwa Wong Sarimpat ingin memper-main2kannja. Wong Sarimpat sengadja

Page 62: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

membcrinja kesempatan untuk lari. Orang itu akan segera raengedjarnja, Demikian sehingga nafas Ma hisa Agni akan habis dengan sendirinja. Tetapi rentjana itu harus berubah, sebab ada orang lain jang akan turut dalam permainan jang mengerikan itu.

Ketika Wong Sarimpat kemudian melihat kuda jang per lahan mendekatinja, maka terdengar suara tertawanja me ngumandang dipadang rumput jang luas itu. Perhatiannja sama sekait tidak tertarik kepada gerumbul disampingnja. Matanja terpaku pada kuda dengan penunggangnja itu, sehing ga Mahisa Agni sempat merangkak lebih mendekat lagi. Bah kau Mahisa Agni itupun telah melupakan dirinja sendiri pula. Keinginan untuk melihat apa jang akan terdjadi telah men dorongnja untuk mengintip dari balik dedaunan

— Agni — teriak Wong Sarimpat. Tetapi kuda itu tidak mendekat lagi.

— Kemari —— Kemari — teriak Wong Sarimpat lagi.

Kuda itu masih tegak ditempatnja.— Apakah kau takut Agni? – bertanja

Wong Sarimpat — kalau kau menurut maka aku tidak akan menjentuhmu. Mari pulang kerumah. Urusanmu seharusnja

Page 63: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

kau selesaikan sesndiri dengan Kuda Sempana. Aku hanja sekedar meraba maksudmu.

Tetapi tiba2 dada Wong Sarimpat itu seperti terhantam guruh ketika ia mendengar penunggang kuda itu mendjawab per lahan2, namun dengan suara jang mantap — Baik Wong Sarimpat, aku akan datang.

Dan suara itu sama sekali bukan suara jang pernah di dengar nja diutjapkan oleh Mahisa Agni. Suara itu djauh berbeda. Nadanja dan getarannja.

Karena itu Wong Sarimpat djustru seakan2 terpesona melihat sebuah bajangan hitam duduk diatas punggung seekor kuda. Ketika kuda itu mendjauhinja, maka orang jang duduk diatas punggungnja adalah Mahisa Agni. Tetapi ketika kuda itu datang kembali, maka orang itu sudah berganti bentuk dan suaranja.

Dalam pada itu terdengar kembali bajangan diatas pung gung kuda itu berkata — Wong Sarimpat, apakab kau me nanjakan pedangku ?

Wong Sarimpat tidak segera mendjawab, Ditjobanja un tuk melihat dengan lebih saksama. Tetapi djarak itu

Page 64: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

belum terlampau dekat, dan hitam malam se-akan2 mendjadi kian pekat.

— Siapakah kau ? — teriak Wong Sarimpat.

— Mahiia Agni – djawab suara itu – apakah kau kini telah mendjadi seorang pelupa, baru sadja kau memberi ke sempatan kepadaku untuk mengambil pedangku. Bukankah kau menghitung sampai hitungan kesepuluh dan memanggilku untuk kembali.

Terdengar Wong Sarimpat menggeram. Sedjenak ia men djadi bingung. Apakah suara Mahisa Agni segera berubah ? Mungkin anak muda itu mendjadi ketakutan sehingga sada suaranja berubah mendjadi terlampau rendah. Tetapi suara jang didengarnj» itu sama sekali tidak berkesan ketakutan.

Dengan demikian maka dada Wong Sarimpat itupun di amuk oleh kebimbangan dan kebingungan. Tetapi meskipun demikian, Wong Sarimpat adalah seorang jang mempunjai kepertjajaan jn«g kuat kepada kemampuan diri sendiri sehing ga bagaimanapun djuga, maka dihadapinja setiap persoalan dengan dada tengadah.

Sedjenak kemudian kembali terdengar suara tertawa orang itu menggelegar

Page 65: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

memenuhi padang Karautan. Bahkan Mahisa Agni jang her sein bunji itupun mendjadi terkedjut bukan buat an. Ia tidak tabu, mengapa tiba2 sadja orang itu tertawa. Apakah kini Wong Sarimpat itu telah mengenal bahwa jang duduk diatas punggung kuda itu sama s-kali bukan Mahisa Agni ?

Tetapi ketika ia rncntjoba memperhatikan pamannja, jang telah menggantikan nja, maka kembali ia mendjadi tenang. Pa mannja itu sama sekali tidak terpengaruh oleh suara jang mengguruh itu. Orang tua itu masih sadja duduk dengan te nangnja, dan membawa kudanja se-langkah demi selangkah madju

— Kemarilah — teriak orang itu.— Aku sedang mendekat — sahut

pamannja.— Hem — Wong Sarimpat menggeram

— apakah Mahisa Agni mampu adjur adjer mantjala putra mantjala putri ? Ajo katakan siapa kau ?

— Siapakah aku menurut anggapanmu ? Apakah aku bukan Mahisa Agni ?

Sekali lagi Wong Sarimpat tertawa berkepandjangan. Ketika suara tertawanja mendjadi semakin lirih, terdengar ia berkata — Bagus. Bagus. Suatu permainan

Page 66: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

jang bagus se kali. Ternjata aku telah tcrdjebak oleh permainan sendiri. Aku ingin melibat Mahisa Agni lari ter-birit2. ternjata kini ia telah datang kembali dengan wadjah dan keberanian ba ru. — Tiba2 suara tertawa kembali meninggi2 Kini Wong Sarimpat tidak sekedar menunggu kehadiran bajangan diatas punggung kuda itu- Per-lahan2 maka didorongnja kudanja untuk mendekat. Semakin dekat suara tertawanja mendjadi semakin keras, sehingga kemudian diantara derai tertawanja itu ia berkata — Oh. kau. Kau.

— Ja, ternjata kau mengenal aku Wong Sarimpat.

Wong Sarimpat itu meng-angguk2kan kepalanja. Kini suara tertawanja te’ah berhenti. Dengan menundjuk kearah wadjah mPu Gandring ia berkata — Hem, bukankah kautu kang keris jang termahbur itu ?

— Terlalu ber-lebih2an — djawab mP u Gandring — tidak banjak orang jang mengenal aku. Masih djauh lebih ba njak orang jang mengenal nama Wong Sarimpat.

Kembali Wong Sarimpat tertawa, katanja — Kau me maag djenaka. Kau masih sadja suka bergurau. Meiki pun aku

Page 67: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

belum mengenalmu terlalu dekat, tetapi aku BU dah banjak mendengar tentang kau. mPu Gandring. Pusa ka buatanmu adalah pusaka jang tak ternilai harganja.

Apakah kau sekarang membawa barang sehelai?

— Sajang Wong Sarimpat — djawab maju Gandring — aku tidak membawanja. Tetapi kalau kau memerlukan nja, aku dapat membuat untukmu sekarang.

_ He — Wong Sarimpat mengerutkan keningnja – dengan apa kau akan membuat keris disini?

— Aku dapat m e m bu at nja dari batu. Tanganku dapat menjala untuk meluluhkan batu jang betapapun kerasnja Tanganku pula dapat aku pakai untuk menempa diatas lutut.

Suara tertawa Wong Sarimpat se-akan2 meledak men e tjahkan anak telinga. Tubuhnja jang kekar pendek itu ter-guntjang2, bahkan demikian kerasnja sehingga sebelah tangan nja menekan perut nja jang ber-gerak2.

— Bagus, bagus. Kau memang mPu jang terlampau sakti. Tetapi kau tidak akan dapat menjalakan api disini, sebab aku dadat menghembuskan hudjan dari mulutku. Apimu pasti akan padam dan batumu tidak akan dapat luluh.

Page 68: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

— Kalau demik’an, maka akupun mampu mempergusa kan batu itu untuk sendjataku. Batu ditarganku tidak akan kalah berbahnjanja dari sebuah keris jang bagaimanapun sak tinja.

— Ja. Aku pertjaja — potong Wong Sarimpat — teta pi sajang. Kau sekarang berhadapan dengan Wong Sarimpat.

— Apa bedanja, apabila aku berhadapan dengan Kebo Sindet atau mPu Sada’2

— Bagus, bagus Kau tahu benar siapa sadja kau hadapi. Kau tahu pula hubungan antara Worg Sarimpat dengan mPu Sada. Ternjata kau sengadja me-njebut2 namanja.

— Kau tidak perlu ingkar.— Aku tidak akan ingkar. Bahkan aku

kini membenar kaanja, bahwa seorang diri amat sulit untuk menangkap Ma hisa Agni, karena kau selalu membajanginja.

mPu Gandring mengerutkan keningnja, sedang dada Mahisa Agni jang mendengar kata2 itupun mendjadi berde bar-debar. Ternjata mPu Sada benar2 berusaha untuk rce nangkapnja untuk kepentingan Kuda-Sempana.

Mahisa Agni menggeram, katanja didalam hati — Dendam Kuda-Sempana benar-benar telah meratjunj hidupnja. Ditinggalkannja istana dan mengembara

Page 69: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

tak menentu. Anak muda itu benar2 mendjadi korban sikapnja jang terlampau keras.

Sedjenak kemudian terdengar mPu Gandring mendjawab — Nah, sekarang apakah jang akan kau lakukan? Bukankah mPu Sada sendiri mengakui, bahwa ia tidak dapat melaku kannja? Apakah kau sekarang datang bersama dengan mPu Sada?

— Tidak — djawab Wong Sarimpat — aku datang sendiri. Aku ingin menangkap Mahisa Agni dan membawanja pulang. Aku sangka Mahisa Agni hanja seorang diri, sebab aku tidak melihat orang lain pergi ber sama2 dengan anak itu.

— Beruntunglah bahwa kuda jang aku pakai adalah kuda jang terlampau djelek, sehingga kuda itu tidak mampu lari mengedjar Mahisa Agni. Agaknja kau bertemu dengan anak muda itu tanpa menjadari bahwa aku berpatju dibelakangnja.

Wong Sarimpat mengerutkan keningnja. Kemudian kata nja — Aku tidak mendengar derap kudamu mendekat.

— Telingamu tersumbat oleh suara tertawamu sendiri. Masih djauh aku sudah mendengar suaramu. Lebih keras dari derap kudaku. Kemudian aku terpaksa

Page 70: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

menghentikan lari kuda itu. Per-lahan2 kudaku kemudian bcrdjalan mendekat.

— Setan — desis Wong Sarimpat — tetapi sekarang tjeritera tentang mPu Gandring pasti akan berbeda. Aku akan memaksamu untuk manjerahkan Mahisa Agni. Ia tidak akan dapat lari. Kudanja sekarang kau pergunakan. Sedang kudamu adalah kuda jang djelek. Kau tahu bahwa kudaku mampu berlari setjepat tatit jang melontjat dilangit- Dan kudaku ini memang kunamakan Tatit,

— Mahisa Agni adalah kerranakanku. Djangan mcngi gau. Kau tahu bahwa aku tidak akan mrrelakannja. Sekarang, bukankah kau akan mempergunakan kekerasan ? Tjobalah pergunakan. Aku sudah siap melawan setiap kekerasan dengan kekerasan pula.

— Setan alasan — sekali lagi Wong Sarimpat mengumpat. Tatapi kata2nja kemudian seperti tersumbat dikerongkorgan karena kemarahannja Dengan serta merta ia menggerakkan kudanja dan menjerang mPu Gandring.

Tetapi mPu Gandring te’ah sap menunggu. Karena itu, maka kendali kudanjapun digerakkan, sehingga kudanja segera madju pula.

Page 71: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

Keduanja adalah orang? sakti jang pilih tanding. Itulah sebabnji maka keduanja tidak dapat meninggalkan kewaspa daan tertinggi.

Ketika kedua ekor kuda itu berpapasan, maka Wong Sarimpat segera mengajunkan tangannja. Dengan te’apak tangannja ia menjerang kerala mPu Gandring. Tetapi mPu Gandring segera melawan serangan itu. mPu Gandring se ngadja tidak mrnghindaikan dirinja. Meskipun ia pernah mendengar tentang Wong Sarimpat, tetapi ia belum perrah mengukur langsung, betapa besar k»kuatannja. Karena itu, ketika ia m<elihat tangan Wong Sarimpat terajun kearabnja, maka segera iaupun memukul telapak tangan itu dengan sisi telapak tangannja.

Wong. Sarimpat menggeram. Ia melihat tjara mFu Gan dring menjaiubtit serangannja. Orang tua itu sama sekali tidak mcntjoba menghindar. Namun agaknja Wong Sarimpat pun ingin tahu, simpai dimana keberatan kata orang, bahwa tangan mPu Gandring itu mampu dipakainja untuk menera pa keiis. Den p an stmgadja Wong Sarimpat tidak menarik serangannja. liaLkan dihentakkannja tangan itu sekuat te naganja.

Page 72: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

Dengan dahsjatnja kedua kekuatan itu berbenturan. Ke dnanja menjeringai mrnaban gelaran jang merggigit tangan masing2. Kedua tangan itu terdorong kebelakang sehingga hampir2 mereka terlempar dari kuda masing2.

— Bukan main — dcs"s mPu Gandring. — Alangkah besar kekuatannja. —

Namun dalam pada itu Wong Sarimpat mengumpat keras2 — Anak demit. Ternjata bukan tjerita melulu, bahwa dengan tavga-iiou kau mampu menempa keris. Hampir aku hampir terdjatuh dari kudaku, dan hampir2 pula lenganku kau patahkan. Sekarang aku pertjaja bahwa kau menjimpan teraga raksasa didalam tubuhmu jang kering itu. Tenagamu tidak kalah dengan tenaga mPu Sada. Tetapi kau tidak tjurang seperti mPu Sada. —

mPu Gandrirg mengerutkan kenirgnja. Tiba2 tanpa dikehendakija sendiri ia bertanja — Hei, apa mPu Sada Tjurang? —-

Wong Sarimpatpun terdiam. Agakrja mulutnja telah ter landjur mengatakannja. Tetapi segera ia tertawa gemuruh memenuhi padarg Karautan. Katanja kita selesaikan — Djangau kau hiraukan mPu Sada. Aku telah mewakilinja. Ajo, sekaran kita selesaikan persoalan ini. Aku harus

Page 73: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

kembali membawa Mahisa Agni. Kalau kita berkelahi dengan tangan, menggunakan segala macam adji yang ada pada kita, maka kita tidak akan selesai. Mungkin k ia tidak akan dapat menentukan siapa jang menang dan siapa jang kalah dalam sepekan. Sekarang kita simpan adji kita untuk kepentingan lain. Kalau kulimu tidak kebal, maka tajam akan membelah dadamu.-

Wong Sa-impat tidak menunggu djawaban mPu Gan drirg. Tiba2 sebuah golok yang besar telah tergenggam di tangannja. Golok jang dengan serta merta telah telah ditariknja dan sarung di lambungnja.

Sekali lagi lagi m Pu Gandring menarik nafas dalam2. Golok itu memang terlampau besar. Tetapi tidak terlampau pandjang. Tangkai golok itu terlalu lampau pendek.

— Ambil sendjatamu — teriak Worg Sarimpat — aku tidak mau membunuh orang jang tidak bersendjata. —

— Ba:k — sahut mPu Gaadring Tangannjapun segera begerak, meraih tangkai sendjatanja lewat diatas pundaknja.

Kerisnja jang chusus melekat dipunggurgnja. Keris jang sebesar pedang,

Page 74: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

sidang tangkanja mentjuat dibelakang kepalanja.

Wong Sarimpat mengerutkan keningnja melibat sendjata mPu Gandring itu. Sedjenak ia terdiam, namun sedjenk kemudian iapun tertawa pula berkepandjangan. Dengan suara jang menggelegar memenuhi padang rumput Karautan ia berkata — Lihat mPGandring. Mentang2 kau tukang membuat keris Kau buat keris untuk dirimu sendiri sebesar itu?

— Apakah kau baru sekali ini melihat keris sebesar ini Worg Sarimpat' bertanja mPu Gandring.

— Tidak. Tidak. Para bangsawan Kediri djuga mempunjai keris iang brsir sebesar kerismu. Apakah kau pula jang membuat keris2 itu?

— Bukan hanja seorang mPu keris di seluruh Kediri ini Wong Sarimpat.

Wong Sarimpat mengangguk2kan. Kemudian katanja — Kalau keris bna'anmu terkenal diseenap pendjuru Kediri, maka keris yang kau buat untukmu sendiri, pastilah sebilah keris yang luar biasa. Mungkin kerismu sakti tiada taranya. Tersentuh kerismu berarti binasa. Bahkan mungkin gunung akan runtuh dan lautan akan menjadi kering. Begitu ?

Page 75: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

mPu Gandring mengerutkankeningnja. Tetapi ia mendjawab — Ja. Gunung akan runtuh dan lautan akan menjadi kering.

Dan Wong Sarimpat itu mendjawab pula — Tetapi Wong Sarimpat teguh timbul melampaui gunung dan lautan.

— Kerisku mampu meruntuhkan gunung dan mengeringkan lautan. Kalau kau teguh timbul melampaui gunung dan lautan, maka kau harus memperhitungkan tenaga ajunan tangan mPu Purwa. Djangan membangah dahulu. Tak ada gunanya. Sebab tenaga kita telah beradu. Aku dapat mengukur kekuatanmu dan kau dapat menukur kekuatanku.

— Bagus Bagus. Kau benar mPu. Kita tak usah mem bual. Mari kita bertempur, Setelah satu dari kita mati, maka bualan kita baru akan terbukti.

— Aku sudah menunggu — sahut mPu Gandring.

Wong Sarimpat terdiam. Wadjahnja tiba2 mendjadi tegang. Sedjenak dipandanginja keris mPu Gandring jang besar, sebesar pedang. Namun udjungnja jang runtjing dan tadjam di kedua sisinja, serta luk pitu, memberikan tjiri, bahwa jang digenggam ditangan mPu Gandring itu adalah sebilah kiris. Bukan pedang dan bukan pula golok ssperti sendjatanja.

Page 76: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

Kini Wong Sarimpat tidak ingin lebih lama lagi me nunggu. Disadarinja bahwa malam telah membenam lebih dalam lagi. Karena itu maka terdengar suaranja melengking mengedjutkan. Kudanja se-olah2 melontjat menjergap mPu Gandring.

Namun mPu Gandring telah siap benar menunggu serangan itu. Dengan demikian maka orang itu sama sekali tidak gugup. Digerakkannja kendali kudanja dan dengan sigap pula disongongnja serangan Wong Sarimpat. Beruntung lah mPu Gandring bahwa kini ia berada di punggung kuda Mahisa Agni, sehingga dengan demikian ia dapat tjukup lintjah mengimbangi Wong Sarimpat.

Demikianlah maka segera mereka terlibat dalam sebuah perkelahian jang sengit. Wong Sarimpat memiliki keahlian jang mumpuni dalam hal menunggang kuda. Tetapi mPu Gandring pun tjukup tjakap mengendalikan kudanja. Apalagi ketrampil annja menggerakkan kerisnja adalah ngedap-edapi. Hampir setiap saat ia bergulat dengan keris. Mungkin ia sedang m cm buat, dan mungkin sedang berlatih seorang diri untuk me njempurnakan ilmunja. Sehingga dalam keadaan jang memak saoja benar2 mempergunakan sendjata itu, mPu

Page 77: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

Gandring sa ma sekali tidak merger jewakan.

Namun Wong Sarimpatpun adalah seorang jang memiliki ilmu jang hampir sempurna. Goioknja jang besar itu se-akan2 hampir tidak menahan gerak tangannja. Sendjata itu berpu tar dan ter-ajun2 seperti sepotong lidi sadja.

Dengan demikian, maka kedua orang itu tidak segera dapat melihat, apakah jang akan terdjadi dalam perkelahian itu. Kedua ekor kuda jang tegar itupun me-njambar2 seperti burung garuda, sedang dipunggungnja se-olah2 Wisnu sedang me-nari2 dengan gairahnja, menarikan tari maut.

Mahisa Agni melihat pertempuran itu. Anak muda itu pun adalah anak muda jang menjimpan ilmu jatig tjukup di dalam dirinja. Tetapi orang2 jang sedang bertempur itu adalah orang2 jang mengagungkan. Pamannja dan Wong Sarim pat dapat disedjadjarkan dengan gurunja, mPu Purwa jang se-akan2 kini telah lenjap dari pergaulan karena duka jang mentjengkam hatinja tiada tertanggungkan lagi.

Dengan dada jang bergelora Mahisa Agni mengikuti se tiap gerak dari kedua orang jang sedang bertempur itu. Ternjata

Page 78: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

Wong Sarimpat adalah berar2 seorang jang kasar. Dengan me-mekik2 dan ber-teriak2 ia menjerang dengan garangnja, Goloknja ter-ajun2 mengerikan, sekali2 menjambar kepala namun segera mematuk lambung.

Lawannja mPu Gandring, tjukup tenang menghadapi tata gerak jang kasar itu. Tetapi rnPu Gandring jang memiliki pe ngalaman jang tjukup segera melihat apa jang dilakukan oleh lawannja itu dengan tjermat Gerak Wong Sarimpat tampaknja kasar dan tidak teratur, namun dalam gerak jang kasar dan tampaknja tidak teratur itu tersembunji ilmu jacg dah sjat. Ilmu jang memang dalam ungkapannja herbentuk seru pa itu, kasar dan mengerikan. Namun mPu Gandring tidak membiarkan dirinja tenggelam dalam perasaannja. la tidak mau terseret dalam tingkah laku jang kasar pula. Sebab dengan demikian ia telah m:ndjerumuskan dirinja sendiri kedalam bahaja. Ia tidak dapat mengimbangi kekasaran itu dengan ke kasaran pula.

Itulah sebabnja maka kini mPu Gandring tidak lagi ingin melawan setiap serangan dengan serangan. Ia tahu, bahwa kekuatan Wong Sarimpat tidak mclainpauinja, namun ia akan terseret kedalam sikap jang tidak dipahaminja.

Page 79: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

Maka untuk seterusnja mPu Gandring menghadapi de ngan sikap jang tenang. Tetapi setiap gerak tangannja, beriai2 menimbulkan desir didada lawannja.

Perkelahian dian'ara kedua irarig jarg sakti itu semakin lama mendjadi semakin seru. Masing2 telah mcntjoba mengerahkan segenap kemampuan untuk dapat mengalasi lawannja. Namun ternjata bahwa mereka berdua benar2 seperti srpa sang burung radjawali jang berlagu diudara. Tak ada tanda2 bahwa salah seorang dari mereka akan berhasil memenarg kan perkelahian itu. Silih ungkih desak mendesak.

Debu jang putih pun semakin lama mendjadi semakin banjak berhamburan dilontarkan oleh kaki2 kuda jang seakan2 ikut serta berlaga. Kadang2 terdengar kuda2 itu meringkik dengan kerasnja apabila terasa penunggangnja menarik kendali terlampua keras, dan kadang2 kuda itupun saling berbenturan sementara penungangnja membenturkan sendjata2 mereka.

Namun keduanja adalah orang2 jang pilih tanding Semakin banjak keringat membasahi tubuh2 mereka, maka mereka mendjadi semakin trampil. Wong Sarimpat mendjadi semakin garang dan kasar,

Page 80: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

sedang mPu Gandring mendjadi semakin lintjah dan tjekatan.

Mahisa Agni masih sadja duduk dibelakang gerumbul. Tetapi ia sudah kehilangan nafsunja untuk betsembunji teri s Bahkan semakin lama ia bergeser semakin djauh dari tempat persembunjiannya, dan malahan kadang2 ia harus mendekat untukd apat melihat kuda2 itu berlari2an di padang Karautan.

Tetapi perkelahian itu masih berlangsung dalam keadaan jang serupa sadja. Mereka masing2 mentjoba menunggu apa bila lawan2nja membuat kelalaian2 ketjil, sehingga salah seorang dari mereka akan mendapat kesempatan jang baik. Tetapi kesempatan itu tidak djuga kundjung datang. Sehingga dalam kedjemuan achirnya Wong Sarimpat ber-teriak2 keras sekali.

mPu Gandring sama sekali tidak menanggapinja. Ia bertempur dengan tjermat. Kerisnay jang besar itu bergetar dan mematuk dari segenap pendjuru. Namun setiap kali sendjata itu selalu membentur golok Wong Sarimpat jang besar itu, seakan2 golik itupun melebar seluas perisai yang mengelilingi tubuh Wong Sarimpat.

Page 81: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

Dilaigit bintang gemintang beredar dengan terangnja se akan2 sama sekali tak dihiraukannja pertempuran jang dahsjat jang terjadi dipadang Karautan. Angin jang dingin mengalir lambat mengusap tubuh2 jang berkeringat itu. Tetapi mereka jang bertempur sama sekali tidak menghiraukannya betapa sedjuknya udara dimalam jang dingin itu.

Wong Sarimpat achirnja benar2 mendjadi djemu. Ia ter paksa melilat suatu kenjataan, bahwa mPu Gandring tidak dapat dikalahkannya, betapapun ia berusaha. Apapun jang dilakukannya, maka mPj Gandring pasti mampu menjelamatkan dirinja seperti apa jang terjadi sebaliknja.

Karena itu, tiba2 Wong Sarimpat berpendirian lain. Lebih baik ditinggalkannya mereka kali ini. Ia akan menjampaikan semua peristiwa itu kepada kakaknya. Ia memang harus datang berdua sedikit2nja supaya dapat melepaskan Mahisa Agni dari pamannja jang selalu membajanginja itu.

Kini, dalam perkelahian ini, ia sama sekali tidak dapat melihat siapakah jang akan dapat memenangkannya. Ia tidak melihat kemungkinan untuk membawa Mahisa Agni.

Page 82: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

Dengan demikian, maka Wong Sarimpat itupun kemudian mengambil keputusan untuk melepaskan lawannja dan kembali ke Kemundungan. Ia akan segera kembali bersama dengan Kebo Sindet untuk mengambil Mahisa Agni.

Ketika perkelahian itu masih berlangsung dengan sengitnya tiba2 Wong Sarimpat menarik kendali kudanja jang kemudian berputar dan berlari mendjauh. Jang terdengar kemudian adalah suaranja mengguruh disertai rerai tertawanja— Maaf mPu Gandring, au terpaksa meninggalkanmu.

mPu Gandring tertegun melibat lawannya menjingkir. Didalam remang2 gelap malam ia melibat Wong Sarimpat itu berhenti beberapa langkah dari padanja sambil berkata tyerus — Aku tidak melihat titik achir dari perkelahian ini, sehingga aku menganggap bahwa apa jang terdjadi seterusnja sama sekali tidak akan berarti. Karena itu, aku mohon diri, aku sudah rindu kepada kakakku Kebo Sindet. Mungkin ia ingin menemuimu. Lain kali aku akan membawanja kemari.

mPu Gandring tidak mendjawab. Didorongnja kudanja madju mendekat, tetapi kuda Wong Sarimpatpun bcrdjalan mendjauh.

Page 83: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

— Djauh mentjoba mengedjar aku. Kudamu lebih djelek dari kudaku, sehingga kau tidak akan berhaul. Meskipun se andainja kau mempunjai kesaktian ber-lipat-ganda dari pa dakupun kau masih harus tergantung kepada kaki2 kudamu. Kalau kau tidak pertjaja, buktikanlah.

Wong Sarimpat tidak menunggu mPu Gandring mendjawab. Ditariknja kekang kudanja sehingga kudanja berputar setengah lingkaran. Kemudian kuda itupun se-akan2 melontjat dan terbang meninggalkan mPu Gandring jang memandangi nja dengan wadjah jang ketjut.

— Hem, hantu itu benar2 berbahaja — gumamnja,

Mahisa Agnipun melihat betapa Wong Sarimpat mematju kudanja meningga'kan padang Karautan. Tetapi ia menjadari pula bahwa pamannja pasti tak akan dapat mengedjar nja karena kuda Wong Sarimpat jang bernama Tatit itu mampu berlari benar2 seperti tatit.

— Agni — Mahisa Agni mendengar pamannja memanggil. Per-lahan? ia berdiri dan berdjalan mendekati mPu Gandring.

Page 84: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

— Bukankah benar lja'aku bahwa dipadang ini tersem bunji seribu matjam bahaja?

Mahisa Agni menundukkan kepalanja. Sepatabpun ia tidak mendjawab.

— Kau melihat sendiri, betapa berbahajanja orang sekasar Wong Sarimpat. Bahkan menurut penilaianku, orang ini djauh lebih bcibahaja daripada mPu Sada sendiri. Dan kini mereka agaknja berdiri dipihak jang sama. Aneh. Untuk melawanmu mPu Sada harus bersusah pajah mentjari teman seliar Wong Sarimpat.

Mahisa Agni masih saja berdiam diri Bahkan kepala njapun masih djuga ditundukkunnja. Kalau diker.angkan at a jang baru sadja terdjadi, maka ia mendjadi ngeri sendiri. Mes kipun ia sana s:kali bukan s;orang pengetjut, tetapi men g ha lapi orang jang ganas seperti Wong Sarimpat, adalah su acu pekerdjaan jaog tidak menjer angkan.

Dalam pada itu terdengar mPu Gandring beikata — Semula aka djuga hanja ingin mengharap bahwa kau tidak ber temu dengan bahaja, tetapi achirnja aku tidak sampai hati »i untuk melepaskan kau pergi seorang diri di malam jang terlampau gelap untuk menjeberangi

Page 85: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

padang Karautan jang garang ini.. Karena itu aku mentjob menjusulmu. Ketika kudaku mendjadi semakin dekat, agaknja kau telah mamatju kudamu. Padahal jang aku dapatkan hanja seekor kuda jang tidak terlampua baik, sehingga djarak diantara kita mendjadi semakin lama semakin djauh.

Mahisa Agni masih berdiri mematung. Dan mPu Gandring itupun achirnja berkata- Sekarang bagaimana Agni. Kita sudah melampaui separo djalan. Apakah kau akan kembali aau kau ingin meneruskan perdjalanan ini.

Sedjenak Mahisa Agni mendjadi ragu2. Tetapi ketika diingatnja bahwa diperkemahan seorang kawannja mengha-ap k da'angannja denga i membawa obar, maka djawabnja ke mudian — Akukan meneruskan perdjalanan ini paman

— Hm — mPu Gandring menarik nafas dalam2. Namun ia berkata— Baiklah. Perdjalanan ini sudah tjukup djauh. Marilah aku antarkan kau ke Panawidjen. Mudah2an kita akan segera kembali sebelum Wong Sarimpat sempat memanggil kakaknja jang bernama Kebo sindet itu.

— Apakah rumah mereka tidak terlampau djauh?

Page 86: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

— Aki dengar mereka bersembunji di Kemundungan. Djarak tjukup djauh. Tetapi apabila kakaknja, Kebo Sidnet telah berada diperdjalanan ekmari, maka mereka akan segera kembali.

Mahisa Agni mengerutkan keningnja. Sekali lagi ia menjelesaikan Kuda Sempana. Persoalan jang ada sekarang sudah djauh berkisar dari persoalan jagn semula. Kuda Sempana kini sudah tidak lagi mempersoalkan Ken Dedes, karena ia menjadari, bahwa ia tidak akan mungkin lagi membuatnja dari Akuwu Tunggul Ametung. Tetapi jang ada sekarang adalah dendam jang tiada akan padam menjala didada anak muda jang merasa dirinja diketjewakan an disakiti hatinja.

Tetapi Mahisa Agni tidak dapat terlampau lama berangan2. Sekali pagi pamannja berkata – Kalau akan meneruskan perdjalanan, marilah. Kudaku aku tambatkan dibelakang semak2 tempat kau mentjari pedangmu.

Mahisa Agni tidak mendjawab. Perlahan2 ia melangkah kedalam gelap, mencari kuda mPu Gandring.

— Apakah kau akan memakai kudamu ini- bertanja mPu Gandi irg.

Page 87: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

— Tidak paman — sahut Mah'sa Agni — sama sadja bagiku.. Bukankah kita akan berdjalan bcr-sama2.

mPu Gandring tersenjum. Diikutinja Mahisa Agni berdjalan mengambil kuda pamannja.

Sedjenak kemudian mereka berdua telah berpatju kembali ke Panawidjen. Namun emreka sudah pasti tidak akan dapt berada kembali di bendungan jang sedang mereka kerdjakan terlampau pagi. Perdjalanan emreka telah terganggu, sehingga waktunjapun menjadi bertambah pandjang.

Sementara itu Wong Sarimpat berpatju pula tjepat2 kembali ke Kemundungan. Ia menjesal bukan kepalang atas kegagalannya, dan tanpa kesadarannya mulutnya telah mengumpat habis2an.

– Setan tua itu sepantasnya dipantjung kepalanja. Ia harus dibinasakan seperti mPu Sada. Aku ingin membenamkannja pula di dalam sendang tempat mPu Sada membunuh dirinya. Melibatkannja pada akar2 ganggang dan menggantungi lehernja dengan batu.

Dan Suara Wong Sarimpat itupun mengumandang berkeliling padang jang halus dan gelap. Namun padang itu terlampau sepi. Tak seorangpun

Page 88: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

mendengarkannja dan tak seorangpun jang melihatnja ia berpatju seperti dikedjar hantu.

Ketika orang itu kemudian memasuki sebuah hutan tiba' ia merasa djemu berpatju. Orang jang tidak pernah mengenal lelah itu, tiba2 ingin berhenti dan beristirahat. Mungkin ku danja memang memerlukan waktu untuk beristirahat sedjenak.

Tetapi istirahat itupun terasa mendjemukan sekali. Wong Sarimpat mentjoba berbaring sedjenak. Begitu sadja diatas tanah jang lembab. Diijobanja untuk me-eka2, bagaimana mungkin ia membalas sakit hatinja. Tetapi ia tidak segera menemukannja.

Ketika per-lahan2 ia mendengar suara berdesir d'sisinja, tjepat ia melontjat bangkit. Dalam kegelapan malam, ia men dengar suara itu menjelusur mendjauhi kakinja.

— Ular gila itu ingin aku tjekk sampai mati teriak nja.

Tetapi malam didalam hutan itu tjukup kelam, sehingga betapapun tadjarn penglihaannja, namun ia tidak beiani me njerang ular itu, meskipun d isian g haii adalah pekerdjaan Wong Sarimpat menangkap dan membunuh ular hanja

Page 89: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

dengan tangannja. Kulitnja sangat digemarinja seperti ia merggemari berbagai matjam batu'an.

Dalam kedjengkelannja Wong Sarimpat itu kembali me lontjat kepunggung kudanja, dan kembali ia berpatju menem bus djalan2 sempit dihutan itu. Djalan jang biasa dilalui oleh para pedjalan dan para pentjari kaju bakar.

Ketika kudaija meluntjur diantara batang' jang agak djarang, maka dttengadahkannja. Sekali lagi ia mengumpat keras2 ketika ia melihat bajangan jang mewarnai langit.

Orang itu sampat di Kemundungan melampaui tengah hari. Langsung ia mentjari kakaknja untuk mentjeriterakan apa jang telah dilihatnja.

Kebo Sindet jang sedang mentjoba memberikan beberapa matjam ilmu kepada Kuda-Sempana tertegun mendengar adik nja ber teriak2 didepan gubugnja. Sambil ber-sungut2 ia men djawab — Aku disini Wong Sarimpat.

Kuda-Sempanapun tertegun pu'a. Bahkan ia teikedjut. Sebelum ia m-lihat Wong Sarimpat, ia telah mendengar suaranja meng-umpat2 tak habis2nja.

— Kita berhenti sebentar Kuda-Sempana — berkata Kebo Sindet.

Page 90: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

Kuda-Sempana jang memang kurang mempunjai gairah untuk berlatih ilmu jang kasar itu, mendjadi gembira didalam hatinja, meskipun setiap kali diminta diminta untuk berlatih, ia tidak berani menolaknja.

Sedjenak kemudian Wong Sarimpat telah muntjul dari balik sudut gubug jang kotor itu. Dengan nafas ter-engah2 ia berdjalan mendekati kakakrja. Wadjahnja tampak tegang dan mulutnja masih sadja meng-umpat2.

— Apa jang telah terdjadi? — bertanja Kebo Sindet. Tetapi wadjahnja sama sekali tidak bergerak. Beku.

— Hampir aku berhasil meskipun aku hanja seorang diri — berkata Wong Sarimpat dengan bertolak pinggang.

— Apa jang berhasil? bertanja kakaknja.— Buruanmu. Se-akan2 telah berada

ditelapak tangan. Tetapi tiba2 berhasil lepas kembali.

— Mahisa Agni maksdumu? — bertanja Kebo Sindet.

— Ja-Wadjih jang beku itu tiba2 bergerak.

Tampak beberapa garis kerut merut didahinja. Namun hanja sesaat. Sesaat kemudian wa.ijah itu telah beku kembali.

Page 91: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

— Aku telah berhasil menangkapnja — berkata Wong Sarimpat pula

• — Dimanakah anak itu sekarang,— Sudah aku katakan, anak itu lepas

kembali.— Kenapa?— Setan tua iiu datang mengganggu.— Siapa jang kau maksud? mPu Purwa,

Bodjong Santi, atau mPu Sada sendiri?— Kali ini mPu Gandring. Pamannja.Terdengar mulut Kebo Sindet

menggeram, Tiba2 ia berkata tidak terlampau keras, tetapi mengcdjutkan Wong Sarimpat — Kaulah jang bodoh.

Wong Sarimpat mengerutkan dahinja. Katanja — Kenapa aku jang bodoh ?

— Sudah dikatakan oleh mPu Sada bahwa anak itu tidak dapat ditangkap seorang diri. Kalau kau mampu mela kukannja. maka mPu Sada tidak akan ribut kemari memanggil kita.

Wong Sarimpat menarik nafas dalam2. Tetapi ia tidak menjahut. Dan kakaknja berkata pula— Bukankah mPu Sada pernahmengatakan bahwa ada sadja jang selalu membajangi nja. Kali ini kau bertemu dengan mPu Gandring, mungkin kalau kau berbuat bodoh untuk kedua kalinja kau akan bertemu dengan mPu

Page 92: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

Purwa, guru arak itu sendiri. Dilain kali kau akan bertemu dengan Pandji kelantung dan Tumapel atau bahkan apabila masih hidup, mPu Sa da sendui alan menemuimu.

Wong Sarimpat meng-angguk2kan. Tetapi ia mendjawab — Djangan kau sebut orang jang terachir itu kakang. Aku pasri bahwa ia telah mampua ditelan ganggang.

— Mudah'an —- sahut kakaknja — tetapi meskipun mPa Sada telah mati. namun kebodohanmu tidak terhapus karenanja. Kau tahu akibat dari perbuatanmu?

Mata Wong Sarimpat meredup, se akan2 ia mcntjoha berpikir. Tetapi achirnja ia hanja menggelengkan kepalanja sambil mendjawab — Akibatnja adalah kita masih harus menangkapnja.

— Kau benar2 bodoh. — suara Kebo Sindet datar, tetapi mengandung tekanan sehingga Wong Sarimpat terdiam. Dibiarkannja kakaknja beikata terus — Akibatnya adalah Mahisa Agni dan mPu Gandring itu menjadairi bahaja jang mengintainja. Kini ia tahu pasti siapa jang harus mereka hadapi. Bukan sekedar mPu Sada. Tetapi mPu Gandring itu sudah melihat tampangmu jang kasar seperti batu asahan.

Page 93: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

Wong Sarimpat menggeram. Tetapi ia tidak mendjawab. Ketika dilihatnja Kuda-Sempana mengawasinya pula, tiba2 matanja terbelalak sehingga tjepat2 Kuda Sempana melemparkan pandangannja ketitik jang djauh.

—Djangan menjalahkannja — bentak kakakja — sudah sewadjarnja Kuda-Sempana keijewa terhadap s kapmu. Dergan dem k an maka usaha ini akan mendjadi semakin pandjarg. Ka'au kau tetap pada kuwadjiban jang aku bebankan pada mu, mengintai sadja anak muda itu, maka aku pasti akan segera berangkat ke Panawidjen. Aku dapat mengikat mPu Gandring dalam perkelahian dan kau dapat menangkap anak itu dengan mudah. Sekarang, setelah kegagalan jang bodoh itu, apa katamu ?

Mulut Wong Sarimpat ber gerak2. Tetapi tak sepatah katapun melontjat dari sela2 bibirnja.

Kemudan Kebo Sindet itu berkata kepada Kuda Sempana — Kita harus bersabar lagi beberapa lama karena kebodohan pamanmu.

Kuda Sempana tidak segera menjawab. Sekali lagi mentjoba memanangi wadjah Wong Sarimpat, tetapi sekali lagi ia melihat Wong sarimpat membelalakkinja,

Page 94: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

sehingga Kuda Sempana itu menundukkan kepalanja. Tetapi ketika Kebo Sindet berpaling, maka Wong Sarimpatpun menundukkan kepalanja pula setjepat2nya.

– Kuda Sempana—berkata Kebo Sindet—pekerjaanmu kemudian adalah berlatih sebaik2nja. Kita masih harus menunggu beberapa hari lagi. Kita mengharap mereka akan menjadi lenga. Tetapi aku mempunjai harapan jang lain pula. Mudah2an aku segera mendjadi semakin sempurna dalam olah kanuragan, sehingga suatu saat kau sendiri akan mamp menghadapi Mahisa Agni. Akan berbanggalah kau kiranja apabila kau datang dan mangadjukan tantangan djantan. Perang tanding dihadapan beberapa saksi.

Kuda Sempana tidak mendjawab. Sepertjik kebanggaan melondjak didalam dadanja. Tetapi kemudian disudut jang lain kembali memantjar perasaan sjaknya. Ia tetap berprasangka terhadap orang jang berwadjah beku sebeku majat itu.

Tetapi Kuda-Sempana tidak mau membebani kepalanja dengan segala matjam kebingungan. Kini ia menghadapikesem patan. Apapun jang akan terdjadi kemudian akan dihadapinja kemudian. Namun peningkatan ilmu

Page 95: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

baginja pasti akan ber guna. Untuk apapun. Sehingga Kuda-Sempanapun kemudian djustru berusaha untuk menambah ilmunja se-baik2nja. Ditjobanja untuk mengatasi perasaan segan jang hampir setiap kali mengganggunja.

Ketika Wong Sarimpat itupun kemudian dengan langkah jang tersendat2 meninggalkan kakaknja jang memarahinja, kembali Kebo Sindet dan Kuda-Sempana meneruskan latihan mereka disamping gubugnja dibawah bukit padas.

Dalam pada itu, Mahisa Agni dan mPu Gandringpun telah berpatju kembali kepadang Karautan. Sekali2 Mahisa Agni menengadahkan wadjahnja. Hatinja mendjadi gelisah ketika matahari telah merambat semakin tinggi. Rentjana hari ini pasti akan tertunda.

—- Hanja tertunda satu hari bagi pekerdjaan sebesar itu

— ia mentjoba menghibur dirinja. Tetapi perasaannja seakan2 selalu terganggu. Penundaan rentjananja kali ini se olah2 tidak disebabkan oleh alasan jang wadjar.

Mahisa Agni berpaling ketika ia mendengar pamannja berkata —- Kau ketjewa atas rentjanamu jang tertunda itu Agni.

Page 96: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

Mahisa Agni tidak dapat mendjawab lain. Pamannja itu seolah2 dapat melihat isi hatinja seluruh nja. Maka djawabnja

— Ja paman. Sebenarnja aku sudah mantap untuk me mu lainja hari ini.

— Pekerdjaan itu hanja tertunda satu hari sadja Agni. Djangan kau risaukan. Seandainja air itu membawa pasir pada dasar sungai, maka perbedaan dalam hari ini dengan besok tidak akan lebih dari lima tjengkang.

Mahisa Agni tidak menjahut. Tetapi ia benar2 ditjengkam oleh perasaan ketjewa. Meskipun demikian, hatinja terhibur pula ketika tersentuh olehnja bagian2 dari batang kates grandel jang dibawanja. Katanja didalam hati — Mudah2an usahaku ini tidak sia2. Mudah'an penundaan rentjanaku itupun tidak sia2. Anak jang sakit itupun segera mendjadi sembuh.

Karena Mahisa Agni tidak mendjawab maka pamannja berkata seterusnja — Orang2 Panawidjen termasuk orang2 jang kurang gairah menghadapi kerdja. Tetapi kau harus me ngutjap sukur bahwa semakin lama menurut penglihatanku mereka mendjadi semakin sadar, bahwa apa jang dikerdjakan itu merupakan harapan bagi masa depan mereka

Page 97: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

sehingga tam paknja merekapun mendjadi semakin bernafsu. Tetapi ingat Agni. Pada dasarnja orang2 Panawidjen sudah terlampau lama menikmati tanah jang subur, air jang berlimpah, sehingga se-akan2 apapun jang dilemparkan ketanah, pasti akan tumbuh dan memberi hasil jang baik. Dengan demikian pada dasarnja, mereka tidak menghendaki bekerdja terlampau berat seperti Jang dilakukan kali ini. Kau harus memperhitungkan setiap keadaan. Djangan kau abaikan pemeliharaan nafsu bekerdja dan gairah akan harapkan mereka dimasa datang.

Mahisa Agni meng-angguk2kan kepalanja. Ia menjadari sepenuhnja kata2 pamannja itu.

Matahari jang memandjat langitpun mendjadi semakin tinggi. Sedjenak kemudian maka ditjapainja puntjak langit untuk seterusnja turun kembali kearah Barat.

Meskipun Mahisa Agni berusaha untuk menenteramkan ba tinja, tetapi ia tidak dapat melupakan keketjewaannja hari ini. Bahkan didalam hatinja ia masih sadja bergumam — Aku terlampau lama di Panawidjen. Tetapi ternjata bahwa pohon kates grandel itu tidak terlampau banjak, sehingga agak su lit djuga aku mentjari. Kalau sadja aku tidak uiah menung gu bibi

Page 98: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

Njai Bujut menanak nasi, mungkin aku sudah sam pai di bendungan sebelum tengah hari. Mungkin aku masih dapat memasukkan satu dua brundjung kedasar sungai itu. Tetapi kini tengah hari itu sudah lampau.

Keduanja kemudian tidak lagi ber-tjakap2. Keringat2 mereka bertjutjuran seperti diperas dari dalam tubuh2 mereka. Panas jang terik terasa membakar kulit. Semak2 jang djarang2 tumbuh di-sana-sini tidak banjak memberi kesegaran bagi mereka.

Se-lepas2 mata memandang, Mahisa Agni hanja melihat sinar matahari jang menjala diatas padang rumput jang luas itu. Bahkan kadang' se-akan2 dilihatnja padang itu menguap dan mentjerminkan wadjah air. Tetapi Mahisa Agni menja dari, bahwa pcnglihatannja itu adalah karena udara jang ter lampau panas membakar.

Mahisa Agni terkedjut ketika tiba2 sadja pamannja ber kata — Agni, setiap hari kalian bckerdja dibawah terik ma tahari seterik hari ini. Setiap hari kulit kalian telah dipanasi seperti padang ini:. Alangkah berat pekeradjaan itu.

Mahisa Agni meng-angguk2kan kepalanja pula.

Page 99: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

— Tetapi kalau kalian berhasil, maka kalian akan dapat menepuk dada dan berkata kepada anak tjutju — Inilah peninggalan kami. Peninggalan pada masa kami muda.

Mahisa Agni mengangguk dan mendjawab singkat — Ja paman.

— Tetapi bukan sadja kebanggaan. Namun djuga kepu asan melihat anak tjutju hidup dengan bahagia.

— Ja paman. Mudah2an mereka menjadari pula.

— Mereka telah bekerdja dengan baik.— Ja-— Meskipun rentjanamu tidak dapat

kau lakukan hari ini, tetapi bukankah ada kerdja lain jang dapat mereka la kukan ?

— Kerdja masih terlampau banjak paman. Aku kira me reka kali ini akan meneruskan menggali induk susukan jang akan membelah pedang ini, jang akan merupakan djalur2 air induk untuk segenap tanah persawahan jang kita rentja nakan. Kita mengharap, bahwa demikian air dapat naik, -bahwa demikian air dapat naik, maka djalur2 induk itupun sudah akan dapat menampungnja. Tetapi pekerdjaan itu ter lampau. Kami sebenarnja mengharap djandji Akuwu Tunggul Araetung jang akan memberikan

Page 100: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

bantuan bukan sadja tena ga tetapi djuga pedati, lembu dan alat2 jang lain.

— Djangan terlampau mengharap bantuan orang lain Agni. Pertjajalah kepada tanganmu sendiri. Jang Maha Agung akan memberi tuntunan kepadamu.

Mahisa Agni tidak menjahut. Kepalanja tertunduk me mandangi rerumputan jang seperti berlari kearah jang ber lawanan. Ia dapat memahami kata2 pamannja itu, dan iapun telah berpendirian serupa pula. Namun sebagai seoiang jang wadjar, ia memang mengharapkan bantuan itu segera datang. Tetapi seandainja djandji Tunggul Ametung itu tidak djuga dipenuhi, maka itu sama sekali bukanlah suatu alasan untuk mengurungkan reatjananja atau mengurangi gairah kerdjanja.

Dan pamannjapun ternjata berkata — Kalau bantuan itu datang Agni, mengutjaplah terima kasih. Kalau tidak, maka sedjak semula kau mulai pekerdjaanmu dengan kekuat an tenaga sendiri, tenaga orang? Panawidjen jang berdjuang untuk masa depannja.

Mahisa Agni meng-angguk2kan kepalanja. Per-lahan2 ia mendjawab — Ja paman.

— Mudah2an kau dapat berhasil.— Mudah2an paman.

Page 101: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

Keduanja terdiam. Panas jang terik serasa mendjadi se makin panas. Keringat mereka telah membasahi segenap wa djah kulit. Sekali2 mereka terpaksa berhenti dan mentjari air untuk kuda2 mereka jang haus dan untuk mereka sendiri. Karena itu maka mereka berpatju sepandjang tebing sungai.

Achirnja, dikedjauhan, se-akan2 muntjul dari da'am pa dang rumput dan tjelah2 gerumbul2 jang laju, tampaklah perkemahan mereka. Perkemahan ilalang, tempat mereka ber teduh dari panas matahari disiang hari dan tempat mereka menghindari embun dirnalam hari.

Ketika tampak oleh Mahisa Agni atap2 ilalang itu, ma ka dengan serta-merta ia berkata — Mudah2an mereka tidak berbuat sesuatu atas bendungan itu. Kalau mereka berbuat kesalahan, maka pekerdjaan kita akan mendjadi semakin sulit.

— Aku kira tidak terlampau sulit Agni. — sahut pamannja — apakah tidak scorangpun jang mengerti akan rentja namu?

— Kalau mereka terpaksa melakukannja tanpa menunggu aku, aku harap Ki Demang dapat memberi mereka petundjuk. Kalau tidak, sean dainja

Page 102: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

mereka meletakkan brundjung2 itu disembarang tempat, maka sisi sungai itu akan melebar dan mungkin dapat mengakibatkan sisi seberang longsor.

Pamannja tidak menjahut lagi. Kalau terdjadi demikian maka Mahisa Agni pasti akan ketjewa. Tetapi scandainja de mikian sekalipun, itu bukan berarti suatu kegagalan. Mung kin pekerdjaan akan menjadi semakin sulit, tetapi bukan berarti tidak dapat diatasi.

Kcduaajapun kembali terdiam. Kuda2 mereka jang lelah bcrdjalan semakin perlahan. Agni dan mPu Gandringpun menjadari bahwa tidak sepantasnja ia meletjut kudanja untuk berpatju. Meskipun dada Mahisa Agni mendjadi ber-debar2 oleh keinginannja segera sampai ketempat ia bekcrdja mem buat bendungan itu.

Betapapun lambatnja, namun mereka semakin lama mendjpadi semakin dekat. Gubug jang ber-deret2 mendjadi sem kin djelas.

Tetapi semakin dekat Mahisa Agni dengan perkemahan itu, maka hatinjapun mendjadi semakin ber-debar2. Disebelah gubug2 itu adalah susukan jang sedang mereka kerdjakan meskipun terlampau lambat karena hanja dikerdjakan oleh seba

Page 103: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

gian dari tenaga jang ada. Sebagian jang lain harus mengisi brundjung'- dengan batu dan sebagian jan lain harus memetjah batu2 itu. Namun kali ini Mahisa Agni sama sekali tidak melihat sesuatu pada susukan itu. Tak ada selapis debupun jang mengepul ke-udara. Tak ada satu titikpun jang bcr-gerak2 disekitarnja.

Karena itu, dengan bimbang ia berkata—Paman, apakah penglihatanku jang salah ? Aku tidak melihat sesuatu disusukan jang sedang dikerdjakan itu.

mPu Gandring mengerutkan keningnja Per-lahan2 ia men djawab — Akupun tidak Agni.

— Apakah seluruh tenaga dikerahkan oleh Ki Bujut ke bendungan untuk meletakkan brundjung2 disisi seberang?

— Satu kemungkinan Agni — desis pamannja.

— Semula aku menduga sebaliknja paman. Aku sangka djustru semua tenaga hari ini dikerahkan untuk menggali su sukan karena aku tidak ada.

mPu Gandring berpaling. Dipandanginja wadjah kcmana kannja itu dengan sorot mata jang ragu pula. Namun ia ber kata — Kalau ada seseorang jang dapat melakukan Agni, maka kau seharusnja mendjadi bergembira, sebab

Page 104: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

tidak semua pekerdjaan dibebankan dipundakmu.

Mahisa Agni meng-angguk2kan kepalanja. Tetapi ia tidak tahu kenapa ia tidak menaruh kepertjajaan kepada orang lain. Ia tahu benar, bahwa orang2 Panawidjen bukan pekerdja2 jang baik. Itulah sebabnja ia ingin menunggui setiap kerdja jang dianggapnja penting.

Namun pamannja berkata lagi -Agni, kalau tidak kau adjari mereka melakukan sesuatu, maka semuanja pasti akan tergan tung kepadamu. Mereka tidak punja keberanian danketjakapan untuk berbuat. Mereka akan mendjadi tenaga jang mati, jang tidak punja gairah jang timbul dari dalam dirinja tentang sesuatu jang baru. Mereka hanja akan menunggu perintahmu.

Sekali lagi Mahisa Agni meng-anggnk2kan kepalanja. Memang, alangkah baiknja apabila demikian. Apabila ada seorang atau dua orang jang dapat diluntunnja untuk me m bantunja. Jang dapat berbuat agak banjak hanja Ki Bujut jang sudah agak landjut itu. Jang lain, masih perlu ditjarinja diantara anak2 muda Panawidjen itu. Namun Mahisa Agni telah mendjadi agak puas bahwa rakjat Panawidjen itu telah dapat dibawanja untuk melakukan pekerdjaan jang tjukup besar.

Page 105: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

Tetapi tiba2 dada Mahisa Agni terguntjang ketika kemu dian ia mendjadi semakin dekat dengan perkemahan. Ia tidak melihat seseorang diiekitar udjung susukan jang sedang diker djakan, tetapi ia melihat orang.2 Panawidjen itu berada di sekitar peikemaban. Mereka duduk2 sadja dan bahkan ada pula jang ber-baring2 dengan malasnja.

Sedjenak Mahisa Agni mendjadi bingung. Apakah mereka sedang beristirahat:' Menurut kebiasaan, maka waktu istirahat ditengah hari telah lampau. Apakah jang terdjadi.

Kemudian per-lahan2 Mahisa Agni itupun berdesis — Me reka sama sekali tidak berbuat sesuatu paman?

mPu Gandriag meng-ungguk'kan kepalanja. Djawabnja meskipun ia sendiri tahu bahwa djawaban itu tidak benar — Mereka sedang beristirahat.

— Waktu beristirahat telali lampau: mPu Gandring terdiam.

Tiba2 Mahisa Agni tidak sabar lagi. Diletjutnja kudanja jang lelah supaja ia segera sampai keperkemahan itu Betapa pun djuga kudanja berlari agak lebih tjepat, tetapi nafas kuda itu telah mendjadi semakin deras.

Page 106: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

mPu Gandring segera mengikuti dibelakangnja. Kudanja pun telah mendjadi lelah pula, sehingga dengan malasnja kuda itu berlari ter-suruk2.

Ketika orang2 Panawidjen melihat kedatangan Mahisa Agni. tiba2 sedjenak mereka mendjadi ribut. Beberapa orang jang h-rbaring segera bangkit, namun mereka tidak berandjak dari tempat masing2. Sedjenak mereka saling berpandangan, namun kemudian mereka menunggu Mahisa Agni itu semakin dekat.

Demikian Mahisa Agni sampai diperkemahan itu, maka sebelum ia melontjat turun dari kudanja, jang terdengar adalah pertanjaannja — Kenapa kalian tidak bekerdja':'

Kembali orang2 Panawidjen itu saling berpandangan. Tampaklah ketjimasan diwadjah mereka. Tetapi tidak seorang pun jn.g segera mendjawab, sehingga Mahisa Agni mengu langi lagi — Kenapa kalian tidak bekerdja apapun hari ini ?

Tiba2 terdengar seseorang menjahut agak djauh daripada Mahisa Agni — Kami ingin beristirahat.

— Apakah waktu istirahat belum lampau? — bertanja Agni pula.

— Kami ingin beristirahat tidak hanja pada saat tergah hari. Tetapi kami ingin

Page 107: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

beristirahat beberapa bari. Kami sudah mendjadi sangat lelah dan lemah.

Terasa darah Mahisa Agni se-akan2 membeku. Djawaban itu benar2 tidak disangkanja. Karena itu, maka sedjenak mu!u»nja terbungkam oleh gelora didadanja.

mPu Gandring jang kini telah berada disisinja menggamitnja sambil berbisik — Turunlah Mahisa Agni.

Mahisa Agni berpaling. Ketika mPu Gandring melihat wadjah anak muda itu membara, maka katanja — Tenanglah Agni.

- Tetapi pekerdjaan tidak akan selesai dengan duduk2 dan ber-baring2 malas, paman — sahut Mahisa Agni.

— Aku tahu. — djawab pamannja — tetapi tenanglah. Turunkah dari kudamu. Bukankah kau mau mendengar kata-kataku?

Mah sa Agni menarik nafas dalam?. Terasa dadanja ter-guntjang oleh keadaan itu. Tetapi tatapan mata paman telah mcmaksanja turun dari kudanja. Namun terdengar ia berka'a — Apakah artinja ini paman?

— Aku tidak tahu Agni, tetapi disini ada Ki Bujut Panawidjen. Sebaiknja kau minta keterangan kepadanja.

Page 108: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

Mahisa Agni tidak mendjawab. Tjepat2 ia melangkah kegubug tempat Ki Bujut Panawidjen sering beristirahat. Di sepandjang langkahnja, hatinja tak habis bertanja, apakah sebabnja hal ini terdjadi ? Sudah sering kali ia pergi meninggalkan pekerdjaan ini untuk beberapa keperluan. Bahkan sam pai dua tiga hari, seperti pada saat ia pergi ke Tumapel. Namun mereka jang ditinggalkannya bekerdja dengan penuh gairah seperti biasa. Tetapi kenapa kali ini mereka irgin beristirahat ? Bahkan berapa hari.

Langkah Mahisa Agni demikian ter-gcsa2 sehingga ia tidak sempat memperhatikan orang2 jang memandanginja dengan pandangan jang aneh. Orang2 Panawidjen itu mendjadi tjemas melihat sikap Mahisa Agni.

Ki Bujut Panawidjen jang melihat kehadirannjapun de ngan ter-gesa2 menjongsongnja. Sebelum Mahisa Agni mende kat, orang tua itu telah bertanja hampir berteriak — Kau sudah datang ngger ?

Tetapi Mahisa Agni tidak mendjawab pertanjaan itu. De ngan keras pula ia bertanja — Kenapa hari ini kita tidak berbuat sesuatu Ki Bujut?

Page 109: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

Wadjah Ki Bujutpun mendjadi tegang. Dengan terbata2 ia mendjawab — Ja, ja ngger. Tetapi marilah silahkan duduk dahulu.

— Aku ingin berbuat sesuatu untuk mempertjepat pekerdjaan ini Ki Bujut, bukan dengan duduk2 dan berbaring.

— Ja, ja ngger, aku tahu. Tetapi marilah duduk dahulu

— Terima kasih — sahut Agni — aku ingin tahu, kenapa kita tidak bekerdja hari ini.

— Itulah jang akan aku katakan.Mahisa Agni masih akan berteriak lagi

ketika terasa tangan pamannja menggamitnja.. Terdengar pamannja itu berkata — Mendekatlah Agni. Djangan ber-teriak2. Ki Bujut ingin mendjelaskan persoalannja.

Sekali lagi Mahisa Agni menarik nafas dalam2- Kini ia telah berada dekat dimuka guhsg Ki Bujut Panawidjen.

— Duduklah ngger,Mahisa Agni akan mendj.iw.ib lain,

tetapi terdengar pamannja mendahului — Baik Ki Bujut. Duduklah Agni.

Kata2 pamannjalah jang memaksanja duduk didalam gubug itu. Demikian mereka diteduhi oleh atap ilalang, maka

Page 110: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

terasa tubuh2 mereka mendjadi segar setelah hampir sehari mereka dibakar oleh terik sinar matahari. Kini mereka dapat merasakan angin jaeg silir berhembus dari Selatan. Meskipun ketika mereka menatap padang jang terhampar dihadapan gu bug itu, mereka masih djuga melihat se-akan2 padang itu menguap.

Dengan tidak sabar lagi Agnipun segera bertanja – Ki Bujut, kenapa kita hari ini tidak berbuat sesuatu? Waktu kita tidak terlampau banjak.

Ki Bujut tidak segera mendjawab. Ia berkisar setjerg kang madju. Ditatapoja wadjah Mahisa Agni dengan sorot mata jang memantjarkan ketjemasan dan kebimbangan. Apa lagi ketika dilihatnja wadjah Mahisa Agni jang tegang itu.

Mahisa Agni mendjadi semakin tidak sabar iagi. Kembali ia mendesak — Kenapa Ki Bujut?

Ki Bujut Panawidjen menarik nafas dalam2. Ia tahu benar bahwa Mahisa Agni mendjadi sangat terkedjut melihat mereka duduk2 sadja dan bahkan ada jang be -baringing2 dengan malasnja.

Dengan hati2 Ki Bujut itupun berkata — Akan aku katakan sebabnja ngger. Tetapi apakah angger berdua dengan mPu

Page 111: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

Gandring tidak terlalu haus dan ingin minum air kendi jang dingin ini?

— Aku ingin tahu kenapa kita hari ini tidak berbuat resuatu Ki Bujut, sebab … — Agni tidak dapat menerus kan kata2nja. Terdengar mPu Gandring memotong sambil beringsut meraih kendi berisi air dingin. Katanja — Agni. Minumlah. Akupun haus sekali. Air jang dingin ini akan mendinginkan hati dan kepala. Dengan demikian kau akan dapat mendengar tjeritera Ki Bujut dengan tenang. Sebelum hatimu mendjadi dingin Agni, maka kau tidak akan dapat berpikir bening. Nah, minumlah. Aku djuga akan minum.

mPu Gandring segera mengangkatnja dan minum lewat paruh geadi itu. Alangkah segarnja. Sambil menarik nafas dalam2 siserahkanja kendi itu kepada Mahisa Agni. Kata nja — Minumlah. Dalam keadaan kita sekarang ini, ma ka adalah kenikmatan jang tiada taranja. Minum air dingin.

Mahisa Agni tidak dapat menolak uluran tangan pamannja. Kembali ia berbuat diluar kehendaknja. Seperti seorang jang kehilangan kesadaran diri. Diterimanja kendi itu, dan diangkatnja pula kemulutnja. Seperti pamannja iapun minum air jang dingin segar itu.

Page 112: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

Kesegaran air kendi itu se olah2 telah mendjalar kesegenap saluran darah Mahisa Agni. Ketika ia meletakkan kendi itu, terasa seluruh tubuhnja mendjadi segar. Dan kepalanja pun tidak lagi dikerumuni oleh gedjolak perasaan jang me londjak-londjak. Meskipun ia tetap berkeinginan untuk segera mengcahui sebab2 kenapa orang? Panawidjen itu tidak be kerdja hari ini, namun kini ia dapat menahan dirinja oleh kesegaran jang sedjuk.

— Nah — berkata pamannja — kalau kau sudah tidak haus lagi, sekarang bertanjalah kepada Ki Bujut. Tetapi kau pun wadjib mendengarkan keterangan dan alasannja.

Mahisa Agni menganggukkan kepalanja. Kini ia berkata per-lahan2 — Ja Ki Bujut. Aku ingin tahu kenapa hari ini kita tidak meneruskan pekerdjaan kita.

Ki Bujutlah kini jang meng-angguk2kan kepalanja. Ke mudian katauja — Per-tama2 aku minta maaf kepadamu ngger. Hal ini pasti membuatmu ketjewa Tetapi aku tidak dapat berbuat lain daripada menuruti kehendak mereka. Beristirahat. Hanja itu. Tidak ada maksud apapun. Meskipun ada pula alasan jang ber-beda2, namun kesimpulan mereka, mereka ingin

Page 113: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

menghentikan kerdja barang sehari dua hari.

— Bagaimana mungkin K i Bujut — bantah Mahisa Agni. — Kita pasti akan kehabisan waktu. Djustru kita harus bekerdja lebih banjak. Kalau mungkin siang dan malam, supaja pekerdjaan ini segera selesai.

— Agni — potong pamannja — tjobalah kau mendengarkan alasan2 jang dikatakan oleh Ki Bujut. Alasan jang meskipun ber-beda'i, tetapi kesimpulannja adalah, mereka ingin beristirahat. Tjobalah mendengarkan. Kalau kau sadja jang berbitjara, maka kau tidak akan mengerti.

Mahisa Agnipun terdiam. Dan Ki Bujut itu berkata — Alasan mereka ber-matjam2 ngger. Ada jang hanja karena lelah. Lelah dan tidak lagi mampu untuk bekerdja terus. Ada jang mendjadi sakit pegrl dan linu2 pada punggung me reka. Mereka perlu beristirahat supaja sakitnja mendjadi sembuh. Ada pula jang kakhija mendjadi bengkak. Sedang jang lain ingin menunggui anak jang sakit itu. Pagi ini ia mengigau tak henti2nja. Tubuhnja mendjadi sangat panas, dan kemudian ia menggigil kedinginan. — Ki Bujut itu berhenti sesaat. Ketika Mahisa Agni akan memotong kata'nja mPu Gandring menggumitnjn sehingga kembali Mahisa

Page 114: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

Agni terdiam. Sedjenak kemudian Ki Bujut itu berkata lagi — Se benarnja pagi2 tadi, ketika matahari terbit, kami sudah siap untuk bekerdja. Tetapi kami dikedjutkan oleh ingauan anak jang sakit itu. Beberapa orang segera mengerumuninja. Ketika satu diantara mereka berkata — Aku tidak bckecdja hari ini. Aku akan menunggui anak ini — maka tiba2 seperti me ledak kata2 itu disahut ber-turut2 oleh kebanjakan dari me reka jang mengerumuni anak itu. — Aku djuga tidak. Kaki ku sakit, bengkak2 — jang lain lagi — punggungku akan patah — dan jang lain — kepalaku hampir petjah kepanasan.

Itulah ngger. Aku tidak dapat memaksa mereka. — kem bali Ki Bujut berhenti. Sedjenak ia mendjadi ragu2, tetapi kemudian terpaksa ia berkata — Angger Mahisa Agni, sebenarnja telah agak lama aku mendengar keluh kesah ini. Keluh kesah jang kemudian meledak mendjadi alasan? jang menjebabkan kami hari ini tidak bekerdja. Tetapi aku harap angger dapat mengerti.

Wadjah Mahisa Agni kembali mendjadi merah membara. Alangkah ketjewa hatinja. la merasa bahwa apa jang dilaku kannja selama ini sama sekali tidak dihargai oleh orang2 Panawidjen itu. Balikan mereka lelah berusaha untuk mem

Page 115: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

perlambat. Karena itu, maka dengan serta-merta ia menjahut — Djadi apakah kemauan mereka? Apakah kita hentikan sadja pekerdjaan ini?

— Agni — berkata pamannja per-lahan2. Orang tua itu tahu benar, betapa sakit hati Mahisa Agni mendengar keadaan jang ada diperkemaban ini. Keadan jang sama sekali tidak di-duga2nja. Tetapi orang tua itupun dapat mengerti, kenapa orang2 Panawidjen ingin berhenti bekerdja barang sehari dua hari. Maka katanja seterusnja — Berpikirlah de ngan kepala dingin. Tjobalah kau tjernakan dahulu apa jang kau dengar, baru kau membuat tanggapan. Djangan ter-gesa2 mengambil sikap Agni.

Kini wadjah Mahisa Agni jang merah itu mendjadi se makin tegang. Terasa dadanja bergelora seperti gunung jang akan meletus. Namun sorot mata pamannja telah menahan nja untuk tidak melepaskan luapan perasaannja. Karena itu maka kepala Mahisa Agni itu djustru mendjadi pening.

— Agni — berkata pamannja sareh — kau harus melihat keadaan ini setjara keseluruhan. Djangan kau melihat sepotong-sepotong daripadanja. Maka kau akan dapat mengurangi kepahitan jang harus kau hadapi kini.

Page 116: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

Mahisa Agni menundukkan kepalanja. Tetapi pamannja mengetahuinja bahwa anak muda itu mengatupkan giginja rapat2. Ia masih berusaha untuk menguasai perasaannja.

— Kau harus dapat mentjoba mengerti apa jang dikatakan oleh Ki Bujut Panawidjen — berkata pamannja pula.

— Tetapi paman — betapapun Mahisa Agni mentjoba menahan diri namun terlontjat pula dari bibirnja — keadaan ini tidak boleh dibiarkan terus. Memang lebih senang duduk2 dai ber-baring2 daripada bekerdja dipanas terik matahari. Tetapi apa jang kita dapatkan dengan duduk memeluk lutut?

— Kau benar Agni. Kau benar. Tetapi bagaimana kau menjampaikan hal itulah jang sulit bagimu.

Tiba2 Mahisa Agni mengangkat wadjahnja. Dilihatnja disekeliling gubug itu banjak orang2 Panawidjen jang ber kumpul- Agaknja mereka ingin tabu, apakah jang akan dikata kan oleh Mahisa Agni. Namun sebagian jang lain malah pergi mendjauh. Mereka duduk ber-kelompok2 di-udjung2 perkemahan. Diudjung jang paling djauh dari gubug Ki Bu yut Panawidjen supaja seandainja Mahisa Agni marah, mereka tidak

Page 117: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

mendapatkan kemarahan itu jang per-tama2 Se bab bagaimanapun djuga, tersembunji pula rasa takutnja ke pada anak muda itu. Sebagian dari setiap laki2 Panawidjen telah mengetahui bahwa Mahisa Agni mampu berbuat dilu ar kemampuan mereka. Mereka telah mengetahui bahwa Ma hisa Agni mampu berkelahi dan memenangkan perkelahian melawan Kuda-Sempana.

— Aku akan mengatakan kepada mereka — nada suara Mahisa Agni datar namun penuh tekanan.

— Apa jang akan kau sampaikan — bertanja pamannja.

— Mereka harus bekerdja.— Lihat Agni. Matahari telah mendjadi

semakin tjondong. Kalau kau menjiapkan mereka untuk bekerdja, maka kau tidak akan mendapatkan apa2. Demikian mereka siap, demikian matahari tenggelam.

Mahisa Agni terdiam. Tetapi wadjahnja masih tetap tegang.

— Meskipun tidak hari ini — berkata Mahisa Agni ke mudian — besok misalnja, tetapi mereka harus tahu bahwa mereka lelah lierbuat suatu kesalahan. Kesalahan jang besar sekali. Musim hudjan jang akan datang tidak mengenal istira hat. Apapun

Page 118: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

alasan kita disini, tetapi musim itu akan datang pada waktunya.

— Apa jang akan dilakukan?Sebelum mendjawab, Mahisa Agni telah

melontjat berdiri. Tetapi ketika ia mengayunkan kakinja selangkah, terde ngar pamannja berkala pula — Apa jang akan kau lakukan Agni:'

— Aku akan berkata kepada mereka, bahwa apa jang mereka lakukan nama sekali tidak dapat dibenarkan.

— Tunggulah.— Aku akan berkala kepada mereka

sekarang.— Tunggulah.— Apa jang harus aku tunggu paman.

Kini adalah saatnja. Mereka harus segera menjadari kemalasan mereka.

— Duduklah Agni.— Tak ada waktu. Aku bukan pemalas

jang lebih serang duduk daripada bekerdja.

— Duduklah Agni. Duduklah.Ketika Agni akan mendjawab, sekali

lagi pamannja memotong –Duduklah. Kau dengar ?

Mulut Agni terdiam. Meskipun dadanja mendjadi sesak, namun iapun melangkah

Page 119: DARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh file · Web viewDARI hari kehari, maka kedua orang itu mendjadi semakin sembuh. Tubuh2 mereka kembali mendjadi sehat

kembali dan duduk dihadapan pamannja Ki; Bujut Panawidjen kini se-olah2 mendjadi patung. Hatinja mendjadi kusut dan bingung. Bahkan terasa pula ketjemasan mentjengkam djantungnja.

koleksi ismoyo( Bersambung )