dari bab i

31
20 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Administarsi Pendidikan merupakan suatu matakuliah yang erat hubungannya dengan penataan baik swasta maupun lembaga/organisasi pemerintahan, tanpa adanya administrasi maka suatu pekerjaan tidak akan terarah dan terkoordinir oleh sebab itu dalam suatu instasi, organisasi, perusahaan atau lembaga pemerintahan semakin baik pelaksanaan administrasinya maka semakin baik pula hasil yang dicapai. Bappeda Padang Pariaman misalnya merupakan penyelenggara administrasi program pembangunan daerah sesuai dengan rencana pembangunan jangka menengah daerah 2010-2015, karenanya dalam mewujudkan visi dan misi pembangunan tersebut sangatlah perlu ditekankan akan pentingnya administrasi pendidikan karena hal ini menyangkut Knowledge seseorang sebagai supervisor dalam menjalankan program pemerintahan terutama Bidang Sosial dan Budaya.

Upload: siben-gelenk

Post on 24-Apr-2015

50 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

d

TRANSCRIPT

Page 1: DARI BAB I

20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Administarsi Pendidikan merupakan suatu matakuliah yang erat hubungannya

dengan penataan baik swasta maupun lembaga/organisasi pemerintahan, tanpa adanya

administrasi maka suatu pekerjaan tidak akan terarah dan terkoordinir oleh sebab itu

dalam suatu instasi, organisasi, perusahaan atau lembaga pemerintahan semakin baik

pelaksanaan administrasinya maka semakin baik pula hasil yang dicapai.

Bappeda Padang Pariaman misalnya merupakan penyelenggara administrasi

program pembangunan daerah sesuai dengan rencana pembangunan jangka menengah

daerah 2010-2015, karenanya dalam mewujudkan visi dan misi pembangunan tersebut

sangatlah perlu ditekankan akan pentingnya administrasi pendidikan karena hal ini

menyangkut Knowledge seseorang sebagai supervisor dalam menjalankan program

pemerintahan terutama Bidang Sosial dan Budaya.

Sebagai supervisor dalam menjalankan program pemerintah yang telah

dicanangkan oleh pemerintahan daerah maka seorang kepala bidang harus mempunyai

wawasan yang luas dan profesional dalam menjalankan tugasnya terutama administrasi,

sehingga nantinya dapat dengan mudah dan akuntabel menjalankan program-program

pemerintah seperti halnya program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman

(PPSP).

Program Percepatan Sanitasi Permukiman (PPSP) merupakan Salah satu upaya

memperbaiki kondisi sanitasi adalah dengan menyiapkan sebuah perencanaan

pembangunan sanitasi yang responsif dan berkelanjutan.

Page 2: DARI BAB I

20

Dalam hal ini, Pemerintah mendorong kota dan kabupaten di Indonesia untuk menyusun

Strategi Sanitasi Perkotaan

atau Kabupaten (SSK) dimana hasil dari program ini akan dituangkan dalam bentuk

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Padang Pariaman.

Untuk itu demi tercapainya tujuan program dalam percepatan pembangunan

sanitasi perkotaan/kabuapten maka dipandang perlu akan pentinya pemahaman terhadap

Administrasi maka dari itu penulis sengaja mengangkat topik tentang Peranan Kepala

Bidang Sosial dan Budaya sebagai Supervisor Program Percepatan Pembangunan

Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2012.

B. Tujuan

Penulisan laporan ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang jelas dan

faktual mengenai keberadaan penulis selama kegiatan magang dikantor Bappeda

Kabupaten Padang Pariaman. Pemetaan kondisi dan profil laporan ini dilakukan untuk

menetapkan bagian-bagian yang harus dimengerti dan merealisasikan ilmu yang

dipelajari dalam bangku perkuliahan yang penetapannya berdasarkan hasil yang

ditunjukan pada laporan ini, priority setting dilakukan dengan menggunakan data primer

yang tersedia, hasil Penilaian kasi-kasi yang terdapat pada Bidang Sosial dan Budaya ini

serta persepsi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Padang Pariaman yang

memberikan masukan secara langsung penulisan laporan ini.

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam proses penyusunan laporan ini antara lain

adalah perolehan nilai untuk memenuhi matakuliah yang diambil pada semester ini serta

untuk mampu mengidentifikasi, memetakan, menentukan prioritas dan arah

pengembangan yang ditetapkan dalam ilmu administrasi pendidikan.

Page 3: DARI BAB I

20

C. Manfaat

1. Untuk merumuskan hasil dari kasus yang ditemukan

Selama Praktek Lapangan Manajemen Pendidikan yang dilaksanakan di Bappeda

Padang Pariaman khususnya di Bidang Sosial dan Budaya terdapat beberapa kasus

study yang menjadi perhatian namun dengan adanya laporan ini study kasus tersebut

dapat dicermati dan organisir sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan.

2. Perolehan Nilai yang diaharapkan

Demi terpenuhinya mata kuliah yang diambil dalam jurusan Administrasi Pendidikan

maka Prkatek Lapangan Manajemen Pendidikan merupakan salah satu syarat dalam

penyusunan laporan akhir dan dalam penyusunan laporan akhir tersebut perolehan

nilai sangat menenetukan untuk menaiki tingkat pendidikan selanjutnya.

3. Menambah wawasan dengan surplus pengalaman.

Pengalaman adalah guru terbaik, demikian kata pepatah yang sangat terkenal, orang

cenderung memahaminya taken for granted tanpa mengkritisi makna dibaliknya yang

bisa saja pepatah itu mengandung bahaya psikologis dan sosiologis yang dahsyat.

Pengalaman memang penting dan tak mungkin hilang dari ingatan kita, namun yang

bisa jadi guru terbaik itu pengalaman.

4. Aplikasi Ilmu yang dipelajari

Bappeda Padang Pariaman menunjukan suatu kombinasi antara fungsi manajemen

dengan bidang garapan yakni sumber Daya manusia (SDM), Sumber Belajar (SB),

dan Sumber Fasilitas dan Dana (SFD), sehingga tergambar apa yang sedang

dikerjakan dalam konteks manajemen pendidikan dalam upaya untuk mencapai

Tujuan Administrasi Pendidikan secara Produktif (TPP) baik untuk perorangan

maupun kelembagaan (Bappeda).

Page 4: DARI BAB I

20

BAB II

TINJAUAN SECARA UMUM

BIDANG SOSIAL DAN BUDAYA BAPPEDA PADANG PARIAMAN

A. Deskripsi Geografis

Bidang Sosial dan Budaya berada di Kesekretariatan Pemerintahan Daerah Kabupaten

Padang Pariaman yang beralamat di Jalan Mohammad Syafei Nomor 10 Nomor Telepon

(0751) 91701 Pariaman. Secara geografis terletak dipusat Pemerintahan Kabupaten

Padang Pariaman yang berdekatan langsung dengan pinggir pantai dengan ketinggian 2

Meter dari garis pantai namun Setelah disahkannya Kota Administratif Pariaman menjadi

Kota Pariaman dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2002 maka Pusat Pemerintahan

Kabupaten Padang Pariaman dipindahkan ke Parit Malintang untuk sementara Bidang

Sosial dan Budaya umumnya Kesekretriatan masih tetap berada di tempat semula.

Bidang Sosial dan Budaya ini dikepalai oleh seorang Kepala Bidang dan dalam

melaksanakan program-program kegiatan dibantu oleh dua Kepala Sub Bidang serta

beberapa Staf pembantu, dimana dalam menjalankan Program Kegiatan Pemerintah

bekerja sama dengan instansi terkait serta bertanggung jawab penuh terhadap Kepala

Bappeda Kabupaten Padang Pariama

Untuk mewujudkan Visi dan Misi Pemerintahan Kabupaten Padang Pariaman

Khususnya aspek Sosial kemasyarakatan dan Budaya maka Bidang Sosial dan budaya

mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap arah pembangunan Sosial dan

Kebudayaan tersebut, oleh karena itu dalam menjalankan kegiatan-kegiatan program

Page 5: DARI BAB I

20

keperintahan selalu berkoordonasi dengan stakeholders hingga struktur pemerintahan

terendah secara langsung.

B. Deskripsi Tugas Pokok dan Fungsi Jabatan di Sosbud

1. Peranan Bidang Sosial dan Budaya

Bidang Sosial dan Budaya mempunyai tugas melaksanakan penyusun perumusan

kebijakan umum dan kebijakan strategis pelaksanaan penyusunan rencana pembangunan

daerah dibidang SDM, Pemerintahan & Sosial Budaya

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang SDM, Pemerintahan dan

Sosial Budaya mempunyai fungsi :

a. Perumusan rancangan pemberdayaan masyarakat dalam kontek keterlibatan dalam

perencanaan dan pelaksanaan pembangunan daerah

b. Penyusunan arah kebijakan dalam mengatasi permasalahan atau isue yang dihadapi

dan penanganannya pada bidang Sosial Kemasyarakatan sebagai input perencanaan

yang akan datang

c. Perumusan indikasi rencana program dan kegiatan strategis serta prioritas, baik yang

dibiayai dari Sumber APBD Provinsi dan APBN dan Sumber Pembiayaan lainnya

pada Bidang SDM, Pemerintahan dan Sosial Budaya dan bidang lain terkait.

d. Perumusan kebijakan umum dan strategis rencana pembangunan daerah bidang SDM,

Pemerintahan dan Sosial dan bidang terkait.

e. Perumusan petunjuk pelaksanaan perencanaan pembangunan daerah pada Bidang

SDM, Pemerintahan dan Sosial Budaya dan bidang lain terkait.

Page 6: DARI BAB I

20

f. Pelaksanaan Pengkoordinasian Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Daerah (RPJPD) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

pada SDM, Pemerintahan dan Sosial Budaya dan bidang terkait.

g. Perumusan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) pada Bidang SDM,

Pemerintahan dan Sosial Budaya serta bidang lain terkait.

h. Pelaksanaan koordinasi pelaksanaan penyusunan rencana pembangunan daerah

dibidang SDM, Pemerintahan dan Sosial Budaya dan bidang lain terkait.

i. Pelaksanaan koordinasi Pelaksanaan SPM pada Bidang SDM, Pemerintahan dan

Sosial Budaya serta Bidang lain terkait.

j. Pelaksanaan koodinasi evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah dibidang

SDM, Pemerintahan dan Sosial Budaya serta Bidang lain terkait.

k. Pelaksanaan penyusunan KUA, PPAS dan RAPBD Provinsi, yang dilaksanakan

dengan bersama SKPD pengelola keuangan daerah.

l. Pelaksanaan tugas lain sesuai petunjuk Kepala Bappeda.

2. Sub Bidang di Bidang Sosial dan Budaya

a. Sub. Bidang SDM dan Pemerintahan.

b. Sub. Bidang Sosial, Agama dan Budaya

SUB BIDANG SDM DAN PEMERINTAHAN

Sub Bidang SDM dan Pemerintahan mempunyai tugas melaksanakan koordinasi

kebijakan umum dan perencanaan Sub Bidang SDM dan Pemerintahan dengan Untuk

Page 7: DARI BAB I

20

melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Sub Bidang SDM, Pemerintahan

mempunyai fungsi :

a. Pelaksanaan perumusan kebijaksanaan umum dan strategis sub bidang SDM dan

Pemerintahan serta Sub bidang lain terkait.

b. Pelaksanaan petunjuk pelaksanaan perencanaan pembangunan daerah pada sub

bidang SDM dan Pemerintahan serta Sub bidang lain terkait.

c. Pelaksanaan Koordinasi Perencanaan pembangunan Sub bidang SDM dan

Pemerintah serta Sub bidang terkait.

d. Melaksanakan koordinasi pelaksanaan SPM pada Sub bidang SDM dan

Pemerintahan serta sub bidang lain terkait.

e. Melakukan Koordinasi Penyusunan PPAS dan RAPBD bersama SKPD pengelola

keuangan daerah pada subbidang SDM dan Pemerintahan serta Sub bidang lain

terkait.

f. Melakukan evaluasi dan mengembangkan pelaksanaan program pembangunan sub

bidang SDM dan Pemerintahan serta Sub bidang lain terkait.

g. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan atasan.

SUB BIDANG SOSIAL AGAMA DAN BUDAYA

Sub Bidang Sosial dan Budaya mempunyai tugas melaksanakan koordinasi kebijakan

umum dan perencanaan strategis sub bidang Sosial dan Budaya, dengan ruang lingkup

tugas; Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Sub Bidang Sosial, dan

Budaya mempunyai fungsi :

Page 8: DARI BAB I

20

a. Pelaksanaan penyusunan perumusan petunjuk pelaksanaan perencanaan

pembangunan daerah pada sub bidang Sosial dan Budaya serta Sub bidang lain

terkait.

b. Melaksanakan koordinasi perencanaan sub bidang sosial dan budaya serta sub

bidang lainnya yang sejenis/sama

c. Mengkoordinasikan pelaksanaan SPM Provinsi sub bidang sosial dan budaya serta

sub bidang lain terkait.

d. Menyusun Perencanaan Program pembangunan Sub Bidang dan Sosial serta sub

bidang lain terkait.

e. Melakukan Koordinasi Penyusunan RAPBD sesuai dengan subbidang sosial dan

budaya serta sub bidang lain terkait.

f. Melakukan evaluasi dan mengembangkan pelaksanaan program pembangunan

Sub Bidang Sosial dan Budaya serta sub bidang lain terkait.

g. Melaksanakan tugas lainnya sesuai petunjuk atasan

C. Personil dan Struktur Organisasi

Untuk mencapai kinerja yang baik dan tercapainya tujuan pemerintahan Bidang Sosial

dan Budaya dalam menjalankan Program-program kegiatan selalu berdasarkan prosedur

dinataranya melalui tingkat kedudukan yang terdiri dari :

1. Kepala Bidang

2. Sub. Bidang Sosial, Agama dan Budaya

3. Sub. Bidang SDM dan Pemerintahan

Page 9: DARI BAB I

20

4. Staf

Struktur Bidang Sosial dan Budaya Bappeda Padang Pariaman

Nama-nama Pegawai Bidang Sosial dan Budaya :

1. Kepala Bidang : Nasleni, S.Sos

2. Sub Bidang SDM dan Pemerintahan : Mudhasir, S.Sos, MM

3. Sub Bidang Sosial Agama dan Budaya : Nelly Aswaty, S.Sos.MM

4. Staf : - Efri Yeni, A.Md

: - Nur Eliza

- Bobby Fisher

Kepala Bidang

S T A FS T A F

Subbid Sosial, Agama dan BudayaSubid SDM dan Pemerintahan

Page 10: DARI BAB I

20

BAB III

KEGIATAN MAHASISWA DALAM PLMP

A. Membantu Kegiatan Perkantoran

a. Administrasi Program Kegiatan

Setiap instansi atau perkantoran selalu ditemukan adanya administrasi atau penertipan

pengarsipan dari setiap kegiatan-kegiatan yang dikerjakan, hal ini dikernakan untuk

menghindari terjadinya penyelewengan baik tugas maupun biaya terhadap tugas

tersebut. Di Tahun 2012 ini Bidang Sosial dan Budaya dihadapkan dengan Program

Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP), program ini berkaitan erat

dengan pembangunan bidang sanitasi dengan jangka waktu satu tahun analisa

lingkungan dan dilanjutkan ditahun berikutnya dengan program Fisik dan Sarana.

Maka secara garis besar kegiatan yang dikerjakan seperti :

- Mengantarkan surat-surat ke instansi terkait yang berkaitan dengan Program PPSP

- Membantu menyelesaikan pengetikan bahan-bahan pelatihan EHRA PPSP

- Penyusunan ATK Pelatihan

- Penyelesaian Penggandaan ATK Pelatihan EHRA PPSP

- Menjemput dan Mengantar serta membagikan Konsumsi saat pelatiahan PPSP

b. Administrasi SPJ

Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan :

- Menyusun dan merapikan berkas-berkas dokumen yang berkaitan dengan program

PPSP

- Mengawas pengisian absensi Peserta pelatihan EHRA PPSP

- Penggadaan dokumen-dokumen SPJ

- Pengetikan surat-surat yang berkaitan dengan SPJ

Page 11: DARI BAB I

20

- Pengambilan Dokumentasi untuk bahan-bahan kelengkapan SPJ

B. Kegiatan Partisipasi di Tempat PLMP

a. Mengikuti Kegiatan Rutin

Kegiatan yang diikuti adalah :

- Upacara bendera

- Upacara hari-hari besar Nasional

- Siraman Rohani melalui Wirid jumat

- Olaha Raga (Senam Sehat)

b. Menghadiri/mengikuti Pertemuan-pertemuan

Kegiatan/pertemuan yang diikuti diantaranya :

- Musrenbang Kebupaten dengan pesertanya dari kecamatan dan Nagari

- Pertemuan Pokja PPSP

- Pertemuan CF/PF PPSP

c. Menghadiri/mengikuti kegiatan Non Rutin :

C. Dalam Menjalin Kerjasama dengan

a. Supervisor

Melakukan komunikasi yang baik sehingga terciptanya suasana kekeluargaan yang

tinggi, melaksanakan perintah-perintah yang diberikan oleh supervisor

b. Staf/Pegawai Lainnya.

Staf atau pegawai bidang Sosial dan Budaya Bappeda merupakan tangan kiri atau

rekanan dari kepala Bidang oleh karenanya kebanyakan pekerjaan ditanggung oleh

staf atau sub Bidang seperti : membantu pelaksanaan Administrasi Notulen, Surat

menyurat, Naskah Pidato akan tetapi dalam kegiatan tersebut tidak sepenuhnya

dilimpahkan melainkan diperbantukan.

Page 12: DARI BAB I

20

BAB IV

ANALISIS KASUS

A. Gambaran Kasus

Sanitasi di Indonesia didefinisikan sebagai upaya membuang limbah cair

domestik dan sampah untuk menjamin kebersihan dan lingkungan hidup

sehat, baik di tingkat rumah tangga maupun di lingkungan perumahan.

Sanitasi terbagi dalam 3 (tiga) subsektor, yaitu:

a . Air limbah

Air limbah rumah tangga adalah air sisa proses dari kegiatan rumah tangga. Berkaitan

dengan pengelolaan air limbah rumah tangga, maka limbah yang muncul dari rumah

tangga dikelompokkan dalam dua bagian. Bagian pertama adalah limbah yang

berasal dari metabolisme tubuh manusia (excreta) berupa air kencing (urine) dan

tinja. Kelompok pertama ini biasa disebut sebagai blackwater. Sedangkan kelompok

kedua adalah air limbah yang berasal selain dari metabolisme tubuh manusia, antara

lain berasal dari sisa pencucian pakaian, dapur, dan sisa air mandi. Bagian kedua ini

dikenal sebagai greywater.

b. Persampahan

Sektor lain yang terkait dengan sanitasi adalah sektor sampah. Sampah adalah sisa

kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Di dalam

pengelolaan sampah dikenal istilah sampah spesifik dan sampah non spesifik.

c. Drainase Tersier.

Sektor terakhir yang berhubungan dengan sanitasi adalah sektor drainase lingkungan.

Drainase lingkungan adalah suatu sistem penanganan atau pengaliran air hujan.

Secara konvensional,

Page 13: DARI BAB I

20

hujan yang turun pada suatu wilayah diusahakan secepat mungkin mengalir melalui

saluran-saluran air hujan menuju badan air penerima.

Hal ini dilakukan untuk mencegah timbulnya genangan di pemukiman atau jalan.

Sistem ini sebagian besar berhasil digunakan untuk mengendalikan terjadinya

genangan, tetapi menjadi tidak terkait dengan konservasi air. Konsep penanganan air

hujan dengan memperhatikan konservasi air tanah biasa disebut sebagai konsep

drainase berwawasan lingkungan atau ecodrainage. Dengan konsep ini maka air

hujan yang turun diusahakan untuk semaksimal mungkin meresap ke dalam tanah

atau ditampung untuk dimanfaatkan, sedangkan kelebihannya baru dialirkan melalui

saluran air hujan..

B. Penyebab Kasus

1. Tuntutan Program Nasional

Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten/kota merupakan agenda nasional yang

harus ditindaklanjuti oleh daerah. Hal ini terkait dengan pencapaian target Percepatan

Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) dan menjadi sasaran pembangunan nasional

dalam RPJM 2010-2015. Target dalam RPJM program PPSP pada tahun 2015 adalah

mengurangi separuh dari proporsi penduduk yang tidak memiliki akses terhadap air

minum dan sanitasi dasar, sedangkan sasaran pembangunan dalam RPJM adalah

tersedianya akses air minum bagi 70% penduduk dan percepatan kondisi stop Buang Air

Besar (BAB) pada akhir tahun 2014. Agar sasaran tersebut dapat terwujud sesuai dengan

target yang ditetapan maka daerah perlu menindaklanjuti sesuai dengan kemampuan

daerah.

Page 14: DARI BAB I

20

Berdasarkan data BPS tahun 2010 pencapaian kinerja pembangunan PPSP di

Kabupaten Padang Pariaman menunjukan bahwa capaian pelayanan air minum 48%, dan

rumah tangga yang telah bersanitasi baik baru mencapai 18%. Ini menunjukan bahwa

pencapaian pembangunan dibidang Air minum dan sanitasi Kabupaten Padang Pariaman

masih rendah, sehingga berbagai upaya untuk meningkatkan tingkat capaian program

PPSP ini harus dirumuskan secara menyeluruh, integrasi, berkelanjutan dan partisipatif.

Pelatihan Enumerator dan Supervisor Survei EHRA ini merupakan pedoman

dalam upaya Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Padang Pariaman untuk

peningkatan capaian kinerja dibidang Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman

(PPSP). Penyusunan Buku Putih Sanitasi ini merupakan prasyarat untuk mendapatkan

program atau kegiatan yang terkait dengan pembangunan air minum dan sanitasi, baik

yang ada di Kementerian PU, Kementerian Kesehatan serta dana-dana Pusat lainya.

Rancangan awal Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Padang Pariaman

telah disusun oleh pokja/Teknis yang berasal dari SKPD terkait. Selanjutnya,

berdasarkan panduan Penyusunan Buku Putih Sanitasi, tahapan dalam penyusunan Buku

Putih Sanitasi ini diantaranya yang penting adalah Pelatihan Enumerator dan Supervisor

Survei EHRA.

2. Masih Minimnya SDM Masyarakat

Kabupaten Padang Pariaman termasuk dalam lima puluh Kabupaten tertinggal di

Indonesia disamping tingkat pendidikan yang masih rendah, keadaan ekonomi juga

sangat mempengaruhi oleh karena itu kesadaran masyarakat akan pentingnya sanitasi

yang bersih juga sangat minim.

Page 15: DARI BAB I

20

C. Alternatif Penyelesaian Kasus Program Percepatan Pembangunan Sanitasi

Permukiman (PPSP).

Dalam menjalankan program percepatan pembangunan sanitasi permukiman

Bappeda Kabupaten Padang Pariaman melakukan kerjasama dengan Tim PPSP dari

sumatera barat yang terdiri dari :

1. Coordinator Fasilitator (CF)

2. Pendamping Fasilitator (PF)

Serta tim dari instasi terkait baik dalam kabupaten maupun provinsi serta tim yang

dibentuk langsung oleh Bappeda Kabupaten Padang Pariaman yang terdiri atas :

1. Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat

2. Dinas Kesehatan Kabuapten Padang Pariaman

3. Kelompok Kerja PPSP dari masing-masing instansi terkait.

Tujuan dari Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman ini sebelum

direalisasikan maka terlebih dahulu digambarkan dalam suatu susunan Buku Putih

Sanitasi Padang Pariaman, untuk menyusun Buku Putih ini maka perlu diadakan Survei

EHRA (Environmental Health Risk Assessment) adalah sebuah survey partisipatif di

tingkat kabupaten/ kota untuk memahami kondisi fasilitas sanitasi dan perilaku higinitas

pada skala rumah tangga.

Tujuan Studi/Survey EHRA

a. Mendapatkan gambaran kondisi fasilitas sanitasi dan perilaku yang beresiko

terhadap kesehatan lingkungan

b. Memberikan advokasi kepada masyarakat akan pentingnya layanan sanitasi

c. Menyediakan informasi dasar yang valid dalam penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan.

Page 16: DARI BAB I

20

Hasil studi EHRA merupakan data yang representatif untuk penentuan area

berisiko di tingkat kelurahan/desa, EHRA menjadi rujukan bersama mengenai indikator

sanitasi bagi sektor-sektor pemerintahan dan EHRA mendukung kegiatan advokasi

kepada warga di tingkat desa/ kelurahan dan kepada para pemangku kepentingan

(stakeholders) di tingkat yang lebih tinggi.

1. Fokus Studi Ehra

a. Fasilitas sanitasi yang diteliti mencakup: Sumber air minum, Layanan

pembuangan sampah, Jamban, Saluran pembuangan air limbah.

b. Perilaku yang dipelajari terkait dengan higinitas dan sanitasi dengan mengacu

kepada STBM yaitu Buang air besar, Cuci tangan pakai sabun, Pengelolaan air

minum rumah tangga, Pengelolaan sampah dengan 3R, Pengelolaan air limbah

rumah tangga (drainase lingkungan)

2. Data Masukan Untuk Buku Putih

a. Data Sekunder meliputi Kelembangaan, Keuangan Demografi Sosial-ekonomi

Kesehatan masyarakat, Teknik seperti Cakupan layanan sanitasi, Sarana dan pra

sarana sanitasi, Rencana Pembangunan Kabupaten/Kota

b. Data Primer meliputi : EHRA, Pemetaan Media, Survey Penyedia Layanan

Sanitasi (SSA) dan Pemberdayaan Masyarakat, Jender dan Kemiskinan/PMJK &

Promosi Higiene.

Untuk mecapai titik sasaran dalam pemenuhan kebutuhan data akan penyusunan

Buku Putih Program Percepatan Pembangunan Saniatasi Permukiman (PPSP)

maka dilakukanlah pelatihan Survei EHRA (Environmental Health Risk

Assessment) yang anggotanya terdiri dari :

Page 17: DARI BAB I

20

a. Supervisor

Supervisor merupakan perpanjangan tangan dari Tim PPSP Bappeda yang

berasal dari Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten. Tugas Supervisor Suvei

EHRA meliputi : Diperlukan untuk memperlancar proses pelaksanaan di

lapangan, Melakukan koordinasi dengan enumerator maupun dengan

Koordinator Kecamatan dan Pokja.

b. Enumerator

Enumerator merupakan Tim yang lansung turun lapangan untuk memperoleh

data yang valid untuk diserahkan ke supervisor dilingkungan Kesehatan,

enumerator ini merupakan kader-kader kesahatan yang terdapat dimasing-

masing pusat kesehatan masyarakat.

D. Penyelesaian Kasus Melalui Peranan Kepala Bidang sebagai Supervisor Dalam

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)

1. Melakukan Pengorganisasian Study EHRA yang meliputi :

a. Pokja AMPL Kabupaten/Kota diharapkan bisa mengorganisir pelaksanaan Studi

EHRA secara menyeluruh, Pokja bisa melibatkan berbagai unsur dalam

pelaksanaan survai EHRA.

b. Pokja AMPL Kabupaten/Kota bertanggungjawab dalam pelaksanaan survai di

Kabupaten/Kota masing-masing.

c. Tugas Supervisor Suvei EHRA meliputi : Diperlukan untuk memperlancar proses

pelaksanaan di lapangan, Melakukan koordinasi dengan enumerator maupun

dengan Koordinator Kecamatan dan Pokja,

Page 18: DARI BAB I

20

d. Supervisor Suvei EHRA harus Melakukan monitoring dan spot check 5%,

Membuat laporan harian dan rekap harian dan Melakukan cleaning/pengecekan

kuesioner hasil wawancara bersama enumerator.

e. Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh Supervisor dalam Cleaning Data adalah :

Cek nomor kuesioner sesuai dengan wilayah survai, Cek nama dan jenis kelamin

responden , Perhatikan alur lompatan pengisian kuesioner sesuai dengan instruksi.

f. Enumerator menceritakan pengalaman (kesulitan-kesulitan dll) dan hasil kerja

Supervisor mencatat hasil kerja dan poin diskusi dalam formulir.

g. Supervisor membaca cepat kuesioner dan menyampaikan masukan serta

Menyepakati waktu koordinasi singkat besok hari pada enumerator

h. Supervisor menceritakan pengalaman (kesulitan-kesulitan dll) dan hasil kerja pada

koordinator kecamatan/wilayah Koordinator kecamatan/wilayah mencatat dalam

formulir kemajuan tingkat kecamatan dan melaporkan kemajuan pada koordinator

kota

i. Menyepakati koordinasi waktu singkat besok hari Koordinator kota memfasilitasi

koordinasi dan evaluasi supervisor dan koordinator.

2. Memberikan ketentuan-ketentuan pokok dalam melakukan Survey EHRA yang

dilakukan oleh Enumerator

a. Fasilitas sanitasi yang diteliti mencakup: Sumber air minum, Layanan

pembuangan sampah, Jamban, Saluran pembuangan air limbah.

b. Perilaku yang dipelajari terkait dengan higinitas dan sanitasi dengan mengacu

kepada STBM yaitu Buang air besar, Cuci tangan pakai sabun, Pengelolaan air

minum rumah tangga, Pengelolaan sampah dengan 3R, Pengelolaan air limbah

rumah tangga (drainase lingkungan)

Page 19: DARI BAB I

20

c. Mendapatkan gambaran kondisi fasilitas sanitasi dan perilaku yang beresiko

terhadap kesehatan lingkungan

d. Memberikan advokasi kepada masyarakat akan pentingnya layanan sanitasi

Namun secara umum kebijakan yang ditempuh oleh Kepala Bidang sebagai

Supervisor Dalam Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) tak

luput dari hal-hal berikut ini :

1. Menyiapkan dan melaksanakan kebijkasanaan teknis ruang lingkup Program

Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP).

2. Bagaimana cara yang Efektif dan Efesien dalam Mengumpulkan data dan bahan

untuk perumusan kegiatan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman

(PPSP).

3. Bagaimana cara yang tepat dan akurat untuk Menyiapkan Bahan Kebijakan

Pelaksanaan Urusan.

4. Melakukan cara yang Profesional dalam Menyusun Rencana Kegiatan tahunan sesuai

Program dan Urusan dengan mempedomani kebijakan teknis Lembaga Pemerintah

Tekait.

5. Menyiapkan bahan fasilitas pelaksanaan tugas dan kegiatan

6. Bagaimana cara Menkoordinasikan pelaksanaan kegiatan yang telah ditetapkan

(DPA).

7. Bagaimanakah tindakan kita dalam Mempertanggung jawabkan kegiatan yang telah

dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku .

Page 20: DARI BAB I

20

BAB V

PENUTUP

KESIMPULAN DAN SARAN

Pemahaman terhadap peranan Kepala Bidang Sosial dan Budaya sebagai

Supervisor dalam Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)

Tahun 2012 Serta Tugas Pokok dan Fungsi jabatan ini sangat perlu ditingkatkan dan

pendalaman materi terutama masalah administrasi, melalui peningkatan wawasan

bagi semua pihak yang bersangkutan karena dengan cara tersebut diatas dapat

meningkatkan dalam pengelolaan dan penanganan program-program pemerintah yang

direncanakan.

Harapan penulis pemahaman ini dapat diaplikasikan oleh semua Instansi

terkait karena dapat meningkatkan metode dalam perealisasian dan tertibnya

administrasi.

Pariaman, Agustus 2012Penulis

BENNY HIDAYATN I M. 9 5 8 5 9

Page 21: DARI BAB I

20

DAFTAR PUSTAKA

Rencanan Tata Ruang Wilayah Padang Pariaman. 2008. RPJMD Kabupaten Padang

Pariaman. Bappeda. Pariaman.

Rencanan Tata Ruang Wilayah Padang Pariaman. 2010. RTRW Padang Pariaman 2010-

2030. Bappeda. Pariaman.