darah

8
3. Pemisahan Globulin dengan Albumin Albumin dan globulin adalah asam amino yang terdapat pada plasma dan serum. Pada praktikum ini, albumin dan globulin dipisahkan dengan memisahkan komponen serum. Prosedur untuk memisahkan protein dengan salting out. Protein mempunyai struktur yang tidak stabil sehingga mudah mengalami denaturasi yang meliputi presipitasi dan koagulasi.Albumin merupakan protein yang larut dalam air sedangkan globulin mempunyai sukar larut dalam air. Akan tetapi di dalam serum yang mengandung kedua protein (albumin dan globulin) ini ditambahkan garam ammonium sulfat 22%, maka protein akan terdenaturasi atau daya larut globulin akan berkurang sehingga globulin akan terpisah sebagai endapan. Denaturasi protein ini dipengaruhi adanya garam logam berat, pH, panas, perubahan tipe pelarut dan lain sebagainya.Pada denaturasi terjadi perubahan terhadap struktur sekunder ternier, dan kuartener. Molekul protein tanpa terjadinya pemecahan ikatan kovalen sehingga terkadang dapat berlangsung secara reversibel dan dapat mengalami metanuvasi atau penyusunan kembali molekul protein. Dimana globulin akan mengendap pada penambahan amonium sulfat 22% sedangkan albumin akan larut pada penambahan amonium sulfat 22%. Pengendapan dapat terjadi karena saat amonium sulfat 22% ditambahkan pada serum, ion-ion garam amonium sulfat menarik molekul air dan albumin menjauh dari globulin. Hal ini disebabkan ion-ion pada garam amonium sulfat memiliki muatan berat jenis yang lebih besar dibandingkan protein, sehingga ketika ditambahkan akan berikatan dengan molekul air dan albumin yang dapat memaksa globulin berinteraksi, dan ketika menambahkan amonium sulfat dalam jumlah cukup menyebabkan terpresifitasi. Setelah protes ini, akan didapatkan endapan globulin yang akan disaring dengan kertas saring dan diperoleh fitrat yang akan digunakan untuk pengujian albumin. Endapan berupa gel tersebut kemudian dibilas menggunakan pelarut NaCl 1 % (sifat globulin larut dalam larutan garam encer) dengan volume kurang lebih 20 ml. Larutan ini kemudian ditetesi menggunakan biuret untuk membuktikan adanya protein dalam darah. Albumin, yang sangat penting untuk menjaga tekanan osmotic darah, sedangkan globulin, untuk membentuk gemaglobulin, yaitu komponen zat kebal yang sangat penting.

Upload: tazqia-tunnisa

Post on 11-Jul-2016

215 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

yes

TRANSCRIPT

Page 1: Darah

3.      Pemisahan Globulin dengan Albumin

Albumin dan globulin adalah asam amino yang terdapat pada plasma dan serum. Pada praktikum ini, albumin dan globulin dipisahkan dengan memisahkan komponen serum.

Prosedur untuk memisahkan protein dengan salting out. Protein mempunyai struktur yang tidak stabil sehingga mudah mengalami denaturasi yang meliputi presipitasi dan koagulasi.Albumin merupakan protein yang larut dalam air sedangkan globulin mempunyai sukar larut dalam air. Akan tetapi di dalam serum yang mengandung kedua protein (albumin dan globulin) ini ditambahkan garam ammonium sulfat 22%, maka protein akan terdenaturasi atau daya larut globulin akan berkurang sehingga globulin akan terpisah sebagai endapan. Denaturasi protein ini dipengaruhi adanya garam logam berat, pH, panas, perubahan tipe pelarut dan lain sebagainya.Pada denaturasi terjadi perubahan terhadap struktur sekunder ternier, dan kuartener.

Molekul protein tanpa terjadinya pemecahan ikatan kovalen sehingga terkadang dapat berlangsung secara reversibel dan dapat mengalami metanuvasi atau penyusunan kembali molekul protein. Dimana globulin akan mengendap pada penambahan amonium sulfat 22% sedangkan albumin akan larut pada penambahan amonium sulfat 22%. Pengendapan dapat terjadi karena saat amonium sulfat 22% ditambahkan pada serum, ion-ion garam amonium sulfat menarik molekul air dan albumin menjauh dari globulin. Hal ini disebabkan ion-ion pada garam amonium sulfat memiliki muatan berat jenis yang lebih besar dibandingkan protein, sehingga ketika ditambahkan akan berikatan dengan molekul air dan albumin yang dapat memaksa globulin berinteraksi, dan ketika menambahkan amonium sulfat dalam jumlah cukup menyebabkan terpresifitasi. Setelah protes ini, akan didapatkan endapan globulin yang akan disaring dengan kertas saring dan diperoleh fitrat yang akan digunakan untuk pengujian albumin. Endapan berupa gel tersebut kemudian dibilas menggunakan pelarut NaCl 1 % (sifat globulin larut dalam larutan garam encer) dengan volume kurang lebih 20 ml. Larutan  ini kemudian ditetesi menggunakan biuret untuk membuktikan adanya protein dalam darah.

Albumin, yang sangat penting untuk menjaga tekanan osmotic darah, sedangkan globulin, untuk membentuk gemaglobulin, yaitu komponen zat kebal yang sangat penting.

Setelah kedua komponen tersebut dipisahkan, maka dilakukan uji protein (biuret) dengan menambah 2 tetes CuSO4 1% dan 20 tetes larutan NaOH 2 N (larutan bio). Hasilnya adalah terbentuk warna ungu.

Apabila setelah diberi tetes biuret berubah warna menjadi biru-ungu berarti darah positif  mengandung albumin. Dari kedua percobaan diperoleh menjadi hasil positif uji biuret, perubahan warna terjadi karena biuret bereaksi terhadap ikatan peptida pada protein.

Pembahasan1. Penentuan Kadar hemoglobin cara sahli

Pada percobaan ini akan dilakukan penentuan kadar hemoglobin dalam darah dengan cara sahli hemoglobin adalah metalprotein (protein yang mengandung zat besi) di dalam sel darah merah yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari

Page 2: Darah

paru ke seluruh tubuh. Molekul Hb terdiri dari globin, apoprotein dan empat gugus heme

Häm d; heme d (Photo credit: Wikipedia)Reaksinya saat menangkap Oksigen

Hb + 4O2 —> Hb(O2)4

Hal yang pertama dilakukan pada praktikum ini ialah mengambil sampel darah. Sampel diambil dari pria dan wanita agar bisa dibuktikan perbedaan kadar darah daru pria dan wanita. Darah diambil dari jari dengan menusuknya dengan jarum. Sebelum itu jari digosok dan dibersihkan dengan alkohol 70%. Alkohol 70% berfungsi untuk mencegah terjadinya infeksi atau masuknya bakteri. Selain itu kenapa alkohol 70% yang dipilih karena jika konsentrasinya terlalu rendah maka kemampuan antiseptiknya berkurang, sedangkan jika terlalu tinggi maka akan terlalu cepat menguap

Setelah berhasil diambil dengan hemometer dengan hemometer sebanyak 0,02mL. Kemudian dimasukkan ke tabung hemometer yang sudah ditetesi HCl. HCl berfungsi sebagai anti koagulan agar darah tidak membeku dan tetap dapat dianalisa. Kemudian diencerkan dengan akuades hingga warnanya sama dengan tabung dikanan dan dikiri. Didapat Kadar Hb dari sampel pria=15 gr/100mL sedangkan Hb dari sampel wanita 13gr/100mL . Hal ini normal karena standarnya Hb pada Pria 12-16gr/100mL dan Hb wanita 12-14gr/100mL

Page 3: Darah

reaksi yang terjadi dengan Hb + HCl ——> globin dan HCl + Feroprotoporpin

2. Tes Benzidin

Pada percobaan ini akan dilakukan tes untuk mengidentifikasi adanya ion besi dalam darah . Pertama tama diambil satu tetes darah dan ditempatkan dalam tabung reaksi dan dtambahkan air 1mL. Lalu ditambahkan pereaksi benzidin dan H2O2. Fungsi H2O2 ialah sebagai oksidator untuk mengoksidasi Fe2+ menjadi Fe3+ . reaksinya:

Fe2+ + H2O2 ——-> Fe3+ + OH- + .OHPada reaksinya H2O2 akan terpecah menjadi OH- dan  .OH. OH radikal akan bereaksu dengan benzidin dan benzidin akan teroksidasi menjadi berwarna biru. Jika tak ditemukan Fe2+ maka H2O2 akan berubah menjadi air dan oksigen. Pada tes ini didapat endapan segingga menunjukkan hasil positif

3.Penentuan Beberapa senyawa dalam darah

Pada percobaan ini akan diuji keberadaan beberapa senyawa dalam darah. yaitu gula pereduksi, ion klorida dan ion fosfat, kali ini yang dipakai ialah darah ayam karena jumlah yang dibutuhkan cukup banyak yaitu 1mL. Setelah itu darah ditambahkan 1 tetes asam asetat 2M dan dipanaskan. Penambahan asam dan pemanasan dimaksudkan untuk menggumpalkan protein yang terdapat dalam darah termasuk Hb. Kemudian campuran disaring filtratnya

a. Tes gula pereduksi

Pada tes ini diuji apakah terdapat gula pereduksi atau tidak. Yang digunakan untuk mengujinya ialah benedict.  Benedict + gula pereduksi —-> merah

Hasil yang didapat ialah warna merah, reaksinya : RCOH + CU2 —-> RCOOH + Cu2O↓

b. Ion Klorida

Pada tes ini akan diuji apakah endapan Cl- dalam darah. Pertama filtrat ditambah HNO3 encer untuk memberi suasana asam.  Kemudian diberi AgNO3 untuk identifikasi. Reaksinya

Page 4: Darah

AgNO3 + Cl- ——-> AgCl↓ + NO3-

  c. Ion Fosfat (PO43-)Tes ini untuk menguji ada atau tidaknya PO43- dalam darah. Pertama filtrat ditambahkan HNO3 encer untuk memberi suasana asam dan kemudian ditambah dengan pereaksi molibdat dan asam askorbat 5%. Ketika ditambahkan molibdat seharusnya terbentuk warna kuning. Lalu ditambah asam askorbat akan berubah biru yang menunjukkan adanya PO43-. reaksinya:PO43- + ((NH4)3MoO4 ——->(NH4)3PO4.12MoO2 (biru)

BAB IIDASAR TEORI

A. PENGERTIAN DARAHDarah merupakan suatu cairan yang sangat penting bagi manusia karena berfungsi

sebagai alat transportasi serta memiliki banyak kegunaan lainnya untuk menunjang kehidupan. Tanpa darah yang cukup seseorang dapat mengalami gangguan kesehatan dan bahkan dapat mengakibatkan kematian.

Darah merupakan gabungan dari cairan, sel-sel dan partikel yang menyerupai sel, yang mengalir dalam arteri, kapiler dan vena; yang mengirimkan oksigen dan zat-zat gizi ke jaringan dan membawa karbon dioksida dan hasil limbah lainnya.

Darah pada tubuh manusia mengandung 55% plasma darah (cairan darah) dan 45% sel-sel darah (darah padat). Jumlah darah yang ada pada tubuh kita yaitu sekitar sepertigabelas berat tubuh orang dewasa atau sekitar 5 atau 6 liter.B. FUNGSI DARAHFungsi darah dalam tubuh ialah1. Pernafasan. Transport oksigen dari paru-paru ke jaringan-jaringan dan karbondioksida dari jaringan ke paru-paru.2. Gizi. Transport zat-zat yang diabsorbsi melalui dinding usus3. Ekskresi. Transpor sisa metabolisme ke ginjal, paru, kulit dan usus untuk dibuang.4. Mengatur suhu tubuh dengan meratakan panas badan.5. Mengatur keseimbangan asam basa dalam tubuh.6. Mengatur keseimbangan air melalui efek darah terhadap pertukaran air antara cairan yang bersirkulasi7. Perlawanan tehadap peradangan8. Transpor hormon9. Transpor metabolit (Poedjiadi, Anna. 2009)

C. PEREDARAN DARAH

Page 5: Darah

1. Peredaran darah besar yaitu peredaran darah yang berasal dari jantung membawa oksigen dan sari makanan ke seluruh tubuh dan kembali ke jantung membawa karbondioksida.2. Peredaran darah kecil yaitu peredaran darah dari jantung membawa karbondioksida menuju paru-paru untuk dilepas dan mengambil oksigen untuk dibawa ke jantung.D. KOMPOSISI DARAH

Menurut volumenya, 40-45% darah terdiri atas eritrosit, leukosit dan trombosit. Dalam jumlah rata-rata tanpa membedakan jenis kelamin dan umur, 1cc darah terdiri atas ± 5x106 eritrosit, 5-10x103leukosit dan 1-3x105 trombosit. Jika darah dilakukan pemusingan atau sentrifugasi, dalam kondisi tidak terjadi pembekuan, maka supernatannya disebut plasma, jika dalam kondisi pembekuan darah, maka cairan yang terpisah dari bekuan darah disebut serum. Serum tidak mengandung fibrinogen.E. KOMPONEN-KOMPONEN DARAHKomponen-komponen dalam darah adalah:1. Cairan : Plasma darah merupakan substansi kompleks yang mengandung protein (albumin, glubulin, dan fibrinogen), karbohidrat (glukosa), lemak, mineral, protein dan hormon.2. Komponen-komponen seluler:a. Eritrosit (Sel darah merah)b. Leukosit (Sel darah putih)Berdasarkan ada tidaknya granula, leukosit dibagi menjadi:1. Leukosit Granuler : Eosinofil, Basofil, Neutrofil2. Leukosit Agranuler : Monosit dan Limfositc. Trombosit (platelet)

F. PEMBEKUAN DARAHPembekuan terjadi setelah yang mengalami kerusakan adalah sistem pembuluh darah

(vaskular sistem) tetepi tidak harus terjadi jika yang mengalami kerusakan adalah sistem peredaran darah (circulatory sistem).

Pembentukan fibrin dan konservasinya menjadi bekuan darah adalah puncak reaksi-reaksi berurutan yang melibatkan banyak enzim-enzim dalam plasma dan berinteraksi sebagai suatu sistem bertingkat.G. KOMPONEN-KOMPONEN ANORGANIK DAN ORGANIK DALAM PLASMA

Komponen-komponen ini dalam individu normal dapat mengalami fuktuasi karena pengaruh beberapa faktor yang bervariasi termasuk status nutrisi. Komponen-komponen ini dipertahankan dalam tingkat yang menunjukkan keseimbangan antara proses anabolik dan proses metabolik normal. Penyimpangan dari nilai-nilai normal komponen-komponen dalam plasma ini menunjukkan status sakit. Beberapa contoh komponen organik normal adalah: bilirubin, urea, kreatinin, asam urat, glukosa, total kolesterol, lipid total. Sedangkan komponen anorganik antara lain adalah: chloride, phospat, kalsium, sodium, magnesium, fe.

Page 6: Darah

DAFTAR PUSTAKAAnonim, 2007. “Penuntun Praktikum Biokimia”, Universitas Muslim Indonesia : Makassar.Dirjen POM, 1979. “Farmakope Indonesia Edisi III”. Depkes RI.Dirjen POM, 1995. “Farmakope Indonesia Edisi IV”. Depkes RI.Hamid, Abdul, 2001. “Biokimia Metabolisme Biomolekul”. Penerbit Alfabeta : Jakarta.Hardjasasmita, Pantjita. 2006. “Ikhtisar Biokimia Dasar”. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia :

Jakarta.Koolman Jan dan Klaus, 2001. “Atlas Berwarna dan Teks Biokimia”. Penerbit EGC: Jakarta.Lehninger, Albert L, 1982. “Dasar-Dasar Biokimia Jilid I”, Penerbit Erlangga : Jakarta.Martoharsono, Soeharsono. 2000.” Biokimia Jilid II”. Penerbit Gadjah Mada University Press : Jakarta.Robert K. Murray,Daryl K. Granner, Victor W. Rodwell.Biokimia Harper. Jakarta :Penerbit EGC,2006.

AFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Karakteristik Saliva. Online (http://titranputri.blogspot.com) Diaksespadatanggal 16 Desember 2010

Anonim. 2010. Saliva. Online (http://dentistrymotor.wordpress.com) Diaksespadatanggal 16 Desember 2010

Anonim. 2010. Khasiat Saliva. Online (http://masenchips.com) Diaksespadatanggal 16 Desember 2010

Campbell, dkk.2004. BiologiEdisi 5 Jilid 3. Jakarta: Erlangga

Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-dasarBiokimia. Jakarta: UI-Press

Soendoro. 1989. Prinsip-prinsipBiokimiaEdisiKedua. Jakarta: Erlangga

Wibraham, Antony C. 1992. Pengantar Kimia OrganikdanHayati. Bandung: ITB