darah
TRANSCRIPT
KEGIATAN 3
A. Judul : Hemoglobin Darah
B. Tujuan : Untuk menentukan konsentrasi haemoglobin dalam darah
C. Dasar Teori :
Menurut Santoso (2009), bahwa hemoglobin merupakan molekul
kompleks yang terdiri atas protein dan logam yang berada di dalam eritrosit.
Secara struktural, molekulnya tersusun atas heme dan dan globin dengan berat
molekul 68.000. Heme adalah porifin yang mengandung Fe. Peranan pentingnya
adalah dalam hal pengikatan oksigen yang akan ditransfer dari darah ke sel-sel
yang membutuhkan. Selain itu, juga berperan dalam pengangkutan
karbondiokasida untuk dikeluarkan dari tubuh dari sel yang menghasilkannya
sebagai hasi dari respirasi seluler. Keberadaan hemoglobin dalam eritrosit
memberikan warna merah pada darah.
Hemoglobin merupakan protein sel darah merah ( SDM ) yang fungsinya
antara lain :
a. Mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan dan CO2 dan jaringan ke
paru-paru
b. Memberi warna merah pada darah
c. Mempertahan kan keseimbangan asam basa dalam tubuh
Hemoglobin mengandung protein globin yang berkaitan dengan hem
(senyawa besi protein ), mempunyai berat molekul 64450 dalton. Di dalam darah
mengandung Hb antara 7,8 – 12,2 mM/l atau 12,6 – 18,4 gr/dl, tergantung pada
jenis kelamin dan umur individu.
Pada setiap tetramer Hb mampu mengikat 4 atom oksigen yang terikat
pada atom ferro ( Fe 2+ ) dalam hem. Hemoglobin yang berikatan dengan oksigen
disebut oksihemoglobin ( HbO2 ) sedang yang telah melepaskan oksigen disebut
deoksihemoglobin ( HbCO ) jika Hb mengikat gas CO hasil pembakaran yang
tidak sempurna. Ikatan Hb dengan CO, 200 kali lebih kuat disbanding ikatan Hb
dengan oksigen. Dalam keadaan tertentu, Hb juga dapat berikatan sehingga besi
teroksidasi ( Fe3+ ) membentuk methemoglobin ( Met Hb atau Hb ( Fe3+ ). Hb
dalam bentuk MetHb akan menyebabkan kemampuan mengikat oksigennya
menjadi hilang. Beberapa derivate hemoglobin satu sama lain dapat dibedakan
dengan cara pengenceran. HbO2 pada pengenceran terlihat berwarna merah
kekuningan, HbCO berwarna merah terang (carmine tint) sedang
deoksihemoglobin ( Hb ) berwarna kecoklatan.
Gambar Struktur Hemoglobin.
(sumber: http://rawatankesihatan.blogspot.com/2008/03/penemuan-struktur-
medium-oksigen-yang.html)
Proses sintesis hemoglobin terdiri atas 4 tahapan yakni
1. Pembentukan unit cincin pirol
2. Penggabungan cincin pirol menjadi protoporifirin III
3. Pembentukan Heme
4. Pembentukan Hemoglobin
Menurut Santoso (2009), untuk berlangsungnya sintesis hemoglobin,
diperlukan berbagai senyawa utama yakni Fe, Enzim sitokorm, Peroksidase,
Katalase, Asam Amino prekusor, hemoglobin, tembaga, kobalt, nikel dan
pirodiksin.
Hemoglobin dengan larutan K2Fe (CN)6 berubah menjadi methemoglobin
kemudian menjadi hemoglobin sianida (HiCN) oleh KCN dengan absorbansi
maksimum pada 540 nm. Pengaturan pH dilakukan dengan menambah KH2FO4,
untuk mempercepat lisis eritrosit dan mengurangi kekeruhan HiCN ditambah non
ionik detergent. Absorbansi warna berbanding lurus dengan konsentrasi Hb.
D. Alat dan bahan
1. Haemocytometer
2. Larutan HCl 0,1N
3. Alkohol 70%
4. Kapas
5. Blood Lancet
6. Pipet Kapiler
E. Prosedur kerja
HCl 0,1 N Sampel darah
Memasukannya ke dalam
tabung pengencer
Sebanyak 5 mm3
Menghisapnya dengan pipet
kapiler darah sebanyak 20
mm3 dan memindahkannya ke
tabung pengencer
Tabung
Pengencer
Membiarkan selama 10 menit
Mengencerkan kembali darah sampel dengan setetes demi setetes HCl 0,1 N sambil dikocok perlahan-lahan sampai warna darah dalam tabung sama dengan warna darah pada tabung standar
Membaca Skala yang ditunjukkan
Konsentrasi Hb
Darah
F. Hasil Pengamatan
No Tester Jenis Kelamin Skala Hb
1 Moh. Taufik Antuntu Laki-laki 14,3 g/dl
G. Pembahasan
Darah terdiri atas plasma darah dan sel-sel darah. Plasma darah manusia
mengandung 90% sampai 92% air. Orang yang mengalami pendarahan terlalu
banyak harus segera diberi pertolongan dengan transfuse darah, yaitu
memasukkan darah baru ke dalam tubuh penderita. Darah yang diberikan kepada
penderita harus bergolongan sama dengan penderita. Dalam darah seseorang
terdapat suatu zat yang dapat menolak adanya protein asing yang terdapat dalam
sel darah merah yang diberikan. Zat tersebut yang terdapat pada plasma penerima
darah yang dapat menyebabkan rusaknya sel darah merah yang diberikan apabila
golongan darah tidak sesuai. Beberapa jenis darah dibedakan yang satu dengan
yang lainnya berdasarkan protein yang terdapat pada sel darah merah yang disebut
aglutinogen.
Menurut Santoso (2009), bahwa hemoglobin merupakan molekul
kompleks yang terdiri atas protein dan logam yang berada di dalam eritrosit.
Secara struktural, molekulnya tersusun atas heme dan dan globin dengan berat
molekul 68.000. Heme adalah porifin yang mengandung Fe. Peranan pentingnya
adalah dalam hal pengikatan oksigen yang akan ditransfer dari darah ke sel-sel
yang membutuhkan. Selain itu, juga berperan dalam pengangkutan
karbondiokasida untuk dikeluarkan dari tubuh dari sel yang menghasilkannya
sebagai hasi dari respirasi seluler. Keberadaan hemoglobin dalam eritrosit
memberikan warna merah pada darah.
Tes hemoglobin adalah suatu tes darah yang digunakan untuk menentukan
berapa banyak hemoglobin pasien menderita dalam tubuhnya. Tes ini biasanya
dilakukan sebagai bagian dari jumlah darah lengkap, screening rutin yang
memeriksa pada tingkat beberapa komponen darah.
Tingkat hemoglobin yang berbeda dari norma dapat merupakan indikasi
dari berbagai masalah kesehatan, dan tes ini dapat menjadi alat diagnostic yang
sangat berguna. Selain itu, orang dapat menggunakan tes hemoglobin untuk
memantau kemajuan berbagai kondisi medis seperti anemia.
Pada percobaan ini, digunakan sampel darah laki-laki untuk menentukan
jumlah hemboglobin dalam darah. Untuk menentukan kadar Hb dalam darah,
secara manual dengan menggunakan metode sahli yang ditemukan oleh sahli pada
tahun 1895 yakni dengan mencampurkan sampel darah dan HCL 0,1 N dengan
prosedur yang melibatkan penilaian warna secara visualisasi dari larutan yang
terbentuk. (zairanis, 2006).
HB Sahli Haemometer superior atau hemoglobinometer adalah instrument
laboratorium untuk menentukan kadar hemoglobin dalam darah berdasarkan
satuan warna (colorimetric). Metode yang digunakan adalah membandingkan
warna sampel darah dengan warna merah standart. Warna sampel darah
didapatkan pada pemisahan globin dari hemoglobin dengan penambahan HCL
(Asam Klorida) untuk menghasilkan asam hematin yang warnanya diukur oleh
colorimetry.
Penetapan Hb metode Sahli didasarkan atas pembentukan hematin asam
setelah darah ditambah dengan larutan HCl 0.1N kemudian diencerkan dengan
aquadest. Pengukuran secara visual dengan mencocokkan warna larutan sampel
dengan warna batang gelas standar. Metode ini memiliki kesalahan sebesar 10-
15%, sehingga tidak dapat untuk menghitung indeks eritrosit. Penetapan kadar Hb
metode oksihemoglobin didasarkan atas pembentukan oksihemoglobin setelah
sampel darah ditambah larutan Natrium karbonat 0.1% atau Ammonium
hidroksida. Kadar Hb ditentukan dengan mengukur intensitas warna yang
terbentuk secara spektrofotometri pada panjang gelombang 540 nm. Metode ini
tidak dipengaruhi oleh kadar bilirubin tetapi standar oksihemoglobin tidak stabil.
Metode sianmethemoglin didasarkan pada pembentukan sianmethemoglobin yang
intensitas warnanya diukur secara fotometri. Reagen yang digunakan adalah
larutan Drabkin yang mengandung Kalium ferisianida (K3Fe[CN]6) dan kalium
sianida (KCN). Ferisianida mengubah besi pada hemoglobin dari bentuk ferro ke
bentuk ferri menjadi methemoglobin yang kemudian bereaksi dengan KCN
membentuk pigmen yang stabil yaitu sianmethemoglobin. Intensitas warna yang
terbentuk diukur secara fotometri pada panjang gelombang 540 nm. Selain
K3Fe[CN]6 dan KCN, larutan Drabkin juga mengandung kalium dihidrogen
fosfat (KH2PO4) dan deterjen. Kalium dihidrogen fosfat berfungsi menstabilkan
pH dimana rekasi dapat berlangsung sempurna pada saat yang tepat. Deterjen
berfungsi mempercepat hemolisis darah serta mencegah kekeruhan yang terjadi
oleh protein plasma.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada percobaan di atas di
dapatkan bahwa jumlah Hb dari tester yakni sebanyak 14,3 g/dl. Dimana kadar Hb
untuk tester yang didapatkan dari hasil pengamatan dikatakan masih dalam batas
normal. Dimana Kadar hemoglobin dalam darah sangat tergantung pada jenis
kelamin dan umur seseorang.
Pria dewasa : 13.2 - 17.3 g/100 ml darah
Perempuan : 11.7 - 15.5 g/100 ml darah
Bayi baru lahir : 15.2 - 23.6 g/100 ml darah
Anak usia 1-3 tahun : 10.8 - 12.8 g/100 ml darah
Anak usia 4-5 tahun : 10.7 - 14.7 g/100 ml darah
Anak usia 6-10 tahun : 10.8 - 15.6 g/100 ml darah
H. Kesimpulan
1. Hemoglobin merupakan molekul protein didalam sel darah merah yang
bergabung dengan oksigen dan karbondioksida untuk diangkut melalui
system peredaran darah ke tisu-tisu dalam badan. Ion besi dalam bentuk Fe+2
dalam hemoglobin memberikan warna merah pada darah. Dalam keadaan
normal 100 ml darah mengandung 15 gr hemoglobin yang mampu
mengangkut 0.03 g oksigen.
2. Kondisi Hb dari tester masih dalam keadaan normal, sebab tester yang
merupkan seorang pria dewasa dengan jumlah Hb 14,3 g/dl masih dalam
batasan normal dari Hb tester. dimana Dimana Kadar hemoglobin dalam
darah sangat tergantung pada jenis kelamin dan umur seseorang.
Pria dewasa : 13.2 - 17.3 g/100 ml darah
Perempuan : 11.7 - 15.5 g/100 ml darah
Bayi baru lahir : 15.2 - 23.6 g/100 ml darah
Anak usia 1-3 tahun : 10.8 - 12.8 g/100 ml darah
Anak usia 4-5 tahun : 10.7 - 14.7 g/100 ml darah
Anak usia 6-10 tahun : 10.8 - 15.6 g/100 ml darah
I. Jawaban Pertanyaan
1) Hb berfungsi untuk mengikat oksigen dan nutrisi. Hb terdata juga pada
hewan-hewan rendah, contohnya pada hewan-hewan yang termasuk pada
annelida.
2) berfungsi untuk memecahkan sel darah agar Hb keluar.
3) kurang gizi, pendarahan, abnormalitas hemoglobin bawaan, gangguan sum-
sum tulang belakang.
4) Faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya Hb darah yakni :
Kehilangan darah yang disebabkan oleh perdarahan
Kurangnya zat besi dalam makanan yang di konsumsi
Penyakit yang kronis
Ketidak seimbangan antara asupan gizi dan aktivitas yang dilakukan.
5) Terdapat perbedaan jumlah Hb laki-laki dan perempuan. Dimana hb laki-laki
cenderung lebih banyak dibandingakan dengan hb perempuan
J. Daftar Pustaka
Ganong, W. F. Fisiologi Kedokteran. Edisi 14. Jakarta: EGC
Murroy, Robert dkk. 2003. Biokimia Harper. Jakarta: ECG
Saryono. 2009. Biokimia Reproduksi. Jogjakarta: Mitra Cendikia
Setiawan, Bambang dkk. 2005. Mandala Of Health A scientific Journal. “
Kadar Methaemoglobin Dan Stress Oksidatif Pada pasien
Hiperglikemia”. Purwokerto: PPD UNSOED