penetapan golongan darah dan pengukuran kadar gula darah

17
PENETAPAN GOLONGAN DARAH DAN PENGUKURAN KADAR GULA DARAH Tujuan Praktikan dapat mempelajari dan memahami golongan darahnya serta reaksi aglutinasinya. Dasar teori Seseorang dapat meninggal apabila kehilangan 40% darahnya pada waktu yang singkat, karena tubuhnya tidak dapat membuat darah lagi dengan cepat. Tetapi kematian akibat kasus tersebut diatas dapat dicegah dengan tindakan transfusi darah dari seorang donor. Hal ini dikarenakan adanya persyaratan tertentu yang harus dipenuhi. Sebelum transfusi dilakukan perlu dilakukan test dengan mencampur darah resipien. Bila tidak terjadi aglutinasi maka dikatakan darah sesuai dan transfusi dapat dilaksanakan. Kesesuaian tersebut tergantung dari antigen pada permukaan eritrosit dan antibody dalam plasmanya. Setiap manusia mempunyai golongan darah masing-masing. Golongan darah dapat diturunkan secara genetikdari kedua orang tua kepada generasi keturunannya. Ada tidaknya antigen dalam darah merupakan dasar pembeda pada penentuan golongan darah seseorang. Secara umum pada system golongan darah ABO, apabila di dalam sel darah seseorang terdapat antigen A di permukaan membran sel, maka plasma darahnya terdapat antibody alpha ( α ) dan tidak menghasilkan antibody a. secara singkat, golongan darah system ini dapat dilihat pada table berikut ini 2

Upload: littlethestral

Post on 01-Jul-2015

656 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

laporan praktikum penetapan golongan darah dan pengukuran kadar gula darah. Teknobiomedik Unair 2010

TRANSCRIPT

Page 1: Penetapan Golongan Darah Dan Pengukuran Kadar Gula Darah

PENETAPAN GOLONGAN DARAH DAN PENGUKURAN KADAR GULA DARAH

Tujuan

Praktikan dapat mempelajari dan memahami golongan darahnya serta reaksi aglutinasinya.

Dasar teori

Seseorang dapat meninggal apabila kehilangan 40% darahnya pada waktu yang

singkat, karena tubuhnya tidak dapat membuat darah lagi dengan cepat. Tetapi kematian

akibat kasus tersebut diatas dapat dicegah dengan tindakan transfusi darah dari seorang

donor. Hal ini dikarenakan adanya persyaratan tertentu yang harus dipenuhi. Sebelum

transfusi dilakukan perlu dilakukan test dengan mencampur darah resipien. Bila tidak terjadi

aglutinasi maka dikatakan darah sesuai dan transfusi dapat dilaksanakan. Kesesuaian tersebut

tergantung dari antigen pada permukaan eritrosit dan antibody dalam plasmanya.

Setiap manusia mempunyai golongan darah masing-masing. Golongan darah dapat

diturunkan secara genetikdari kedua orang tua kepada generasi keturunannya. Ada tidaknya

antigen dalam darah merupakan dasar pembeda pada penentuan golongan darah seseorang.

Secara umum pada system golongan darah ABO, apabila di dalam sel darah seseorang

terdapat antigen A di permukaan membran sel, maka plasma darahnya terdapat antibody

alpha ( α ) dan tidak menghasilkan antibody a. secara singkat, golongan darah system ini

dapat dilihat pada table berikut ini

Gol. Darah Antigen Antibody

A A α (anti B)

B B β (anti A)

AB A dan B -- (tidak ada)

O ------ α dan β (anti B dan anti A)

Pada system golongan darah rhesus, juga diturunkan secara genetic dan bersifat

dominan. Sebetulnya didalam serum dan plasma seseorang awalnya tidak terdapat anti-Rh,

tetapi keberadaan anti-Rh dapat distimulasi dengan tansfusi darah (terutama lebih dari 1x)

2

Page 2: Penetapan Golongan Darah Dan Pengukuran Kadar Gula Darah

dan perkawinan dengan sifat tertentu. Pada perkawinan ini, kita mengenal ada kemungkinan

keturunannya mengalami suatu kasus yang dinamakan Erytroblastosis foetalis.

OGTT (Oral Glucose Tolerance Test = Tes Toleransi Glukosa Oral) merupakan

metode pengukuran yang dapat mengidentifikasi kondidi IGT (Impaired Glucose Tolerance)

secara akurat. OGTT diperlukan untuk memastikan seseorang mengalami gangguan toleransi

glukosa yang tidak terdeteksi (dicurigai) dan juga berarti mengeluarkan orang tersebut dari

kecurigaan yang ada. Tes OGTT disarankan untuk dilakukan pada seseorang yang memiliki

kadar gula puasa 6.1 – 6.9 mmol/L atau 110 – 125 mg/dL untuk menentukan kepastian status

toleransi glukosanya. Pemeriksaan HbA1c tidak disarankan sebagai pemeriksaan diagnosis

untuk diabetes dan kondisi gangguankadar gula darah lainnya. WHO juga menggunakan

istilah Intermediate Hyperglycaemia untuk menggambarkan kadar gula dalam darah antara

normal dan diabetes (IFG dan IGT) karena WHO bermaksud menghilangkan stigma diabetes

terhadap orang yang tidak memenuhi kriteria untuk dikatakan memiliki kondisi diabetes dan

juga menekankan bahwasanya kondisi Intermediate Glycaemia ini masih dapat kemabli ke

kondisi normal.

WHO mendefinisikan diabetes sebagai kondisi dimana terdapat kenaikan kadar gula

dalam darah yang berimplikasi menigkatnya faktor resiko terhadap penyakit yang didasari

karena kerusakan pembuluh darah kecil dan besar serta berkurangnya kualitas hidup

seseorang.

Dari definisi ini, kita dapat mengambil sebuah kesimpulan sederhana bahwa batasan

yang dibuat WHO untuk menentukan seseorang diabetes atau tidak mengambil

pertimbangan  besar kecilnya kemungkinan muncul penyakit pembuluh darah dan jantung

dari kondisi kadar gula darah seseorang. Pada kondisi dimana seseorang memiliki kadar gula

darah dibawah batas kadar gula darah diabetes maka orang tersebut aman dari kemungkinan

faktor resiko yang dapat timbul senadainya kondisi dia berada di dalam wilayah batas

diabetes. Proses ini berjalan dinamis. Diantara kondisi normal dan diabetes sendiri terdapat

kondisi naiknya kadar gula darah tetapi belum termasuk diabetes yang merupakan kondisi

peralihan. Dapat berkembang menjadi diabetes dapat juga tidak tergantung dari

penatalaksanaan yang ada.

3

Page 3: Penetapan Golongan Darah Dan Pengukuran Kadar Gula Darah

Alat dan bahan

Blood lancet

Lancing device

Blood monitoring glucose system

Blood glucose test strip

Objek glass

Tusuk jarum kayu/ tusuk gigi

Test strip

Kapas

Alkohol 70%

Kertas tissue

Serum anti A

Serum anti B

Serum anti AB

Pipet tetes

Cara kerja

Penentuan golongan darah

1. Sediakan gelas obyek yang bersih, bersihkan ujung jari telunjuk dengan alkohol 70%

dan tusuklah dengan jarum lanset

2. Letakkan 2 tetes kecil darah di masing-masing ujung gelas obyek

3. Tetesi tetesan darah 1 dengan anti serum A dan tetesan darah ke 2 dengan serum anti

B, campurkan dengan ujung tusuk gigi dan digoyang-goyang

4. Amatilah hasilnya, apakah terjadi aglutinasi pada tetes darah yang ada dan tetapkan

golongan darah saudara

5. Ulangi langkah di atas, tetapi kali ini dengan menggunakan serum anti A dan anti B

Penentuan kadar gula darah

4

Page 4: Penetapan Golongan Darah Dan Pengukuran Kadar Gula Darah

1. Cek terlebih dahulu Blood monitoring glucose system dalam keadaan siap pakai yaitu

dengan ditunjukkan terdapat angka pada monitornya.

2. Bersihkan ujung jari telunjuk yang akan diambil darahnya dengan alkohol 70%.

3. Kemudian tusuk jari telunjuk tersebut dengan Lancing device menggunakan blood

lancet berukuran 3 mm.

4. Setelah darah keluar, oleskan darah pada Blood glucose test strip.

5. Tunggu 10 detik kemudian maka Blood monitoring glucose system akan

menunjukkan angka kadar gula dalam darah.

Hasil pengamatan

Table hasil pengukuran kadar gula darah

N

o.Nama

Jenis

Kelamin

Kadar Gula

Darah

Puasa

(mg/dl)

Diet/ Menu

Makan

Kadar

Gula

Darah 2

jam

PP(mg/dl)

Kesimpulan

1 Riski ♀ 73 Nasi Campur 142Pre-Diabetes

Melitus Type 2

2 Robbi ♂ 65 Nasi Campur 107 Normal

3 Fadhlin ♀ 73 Diabetamil 96 Normal

4 Bayu ♂ 80 Diabetamil 91 Normal

5 Rizal ♂ 81 Roti Manis 115 Normal

6 Nidhom ♂ 64 Roti Manis 136Pre-Diabetes

Melitus Type 2

7 Ibnu ♂ 74 Roti Tawar 123 Normal

8 Merinda ♀ 68 Roti Tawar 94 Normal

Tabel Pengamatan Golongan Darah

5

Page 5: Penetapan Golongan Darah Dan Pengukuran Kadar Gula Darah

No. NamaJenis

KelaminSerum anti-A Serum anti-B

Serum anti-

ABKesimpulan

1 Winda ♀Tidak

menggumpalMenggumpal Menggumpal B

2 Robbi ♂Tidak

menggumpal

Tidak

menggumpal

Tidak

menggumpalO

3 Alfian ♂ MenggumpalTidak

menggumpalMenggumpal A

4 Hayyi ♀Tidak

menggumpal

Tidak

menggumpal

Tidak

menggumpalO

5 Vanny ♀ MenggumpalTidak

menggumpalMenggumpal A

6 Galuh ♀ MenggumpalTidak

menggumpalMenggumpal A

7 Nia ♀Tidak

menggumpalMenggumpal Menggumpal B

8 Dila ♀Tidak

menggumpal

Tidak

menggumpal

Tidak

menggumpalO

9 Ratna ♀Tidak

menggumpal

Tidak

menggumpal

Tidak

menggumpalO

10 Didi ♂ MenggumpalTidak

menggumpalMenggumpal A

11Andhik

a♂ Menggumpal Menggumpal Menggumpal AB

6

Page 6: Penetapan Golongan Darah Dan Pengukuran Kadar Gula Darah

Berikut ini adalah berbagai alat untuk mendapatkan sampel darah dari praktikan yang

akan diuji golongan darahnya atau penentuan kadar gula darah:

Gambar 1. Lancing device Gambar 2. Blood Lancet

Berikut ini adalah gambar jenis-jenis serum yang digunakan dalam praktikum

penentuan golongan darah:

Gambar 3. Serum anti-A Gambar 4. Serum anti-B Gambar 5. Serum anti-AB

7

Page 7: Penetapan Golongan Darah Dan Pengukuran Kadar Gula Darah

Berikut ini adalah gambar alat yang digunakan untuk menentukan kadar gula darah:

Gambar 6. Blood monitoring glucose system Gambar 7. Blood glucose test strip

Berikut ini berbagai gambar pengambilan sampel darah :

Gambar 7. Penyuntikan dengan blood lancet Gambar 8. Penetesan darah ke kaca obyek

Berikut ini berbagai gambar penentuan kadar gula darah :

Gambar 9. Pengambilan sampel darah Gambar 10. Pengujian sampel darah

8

Page 8: Penetapan Golongan Darah Dan Pengukuran Kadar Gula Darah

Pembahasan

Pada praktikum kali ini praktikan akan menentukan golongan darah dan kadar gula

darah dari berbagai mahasiswa teknobiomedik. Berikut ini penjelasan mengenai praktikum

yang dilakukan.

1. Penentuan Golongan Darah

Dari 38 mahasiswa yang ikut praktikum hanya 11 mahasiswa yang diuji golongan

darahnya. Dari data yang didapatkan, terdapat 4 mahasiswa yang memiliki golongan darah A,

2 mahasiswa yang memiliki golongan darah B, 1 mahasiswa yang memiliki golongan darah

AB dan 4 mahasiswa yang memiliki golongan darah O. Penentuan golongan darah tersebut

didasarkan pada proses aglutinasi yang terjadi saat darah di tetesi serum anti-A, anti-B dan

anti-AB. Berikut ini adalah tabel yang menjadi dasar penentuan golongan darah tersebut:

Golongan

Darah

Serum

Anti-A Anti-B Anti-AB

A Menggumpal Tidak menggumpal Menggumpal

B Tidak menggumpal Menggumpal Menggumpal

AB Menggumpal Menggumpal Menggumpal

O Tidak menggumpal Tidak menggumpal Tidak menggumpal

Dari tabel di atas dapat diketahui, jika darah seseorang ditetesi dengan serum anti-

A dan menimbulkan penggumpalan, maka orang tersebut memiliki antigen A. Sedangkan

ketika ditetesi anti-B darah tersebut tidak mengalami penggumpalan atau bisa dikatakan

darah menerima anti-B. Dengan adanya antigen A maka golongan darah orang tersebut

adalah A. Karena pada golongan darah A terdapat antigen A di permukaan membran sel dan

plasma darahnya akan membentuk antibodi α (anti-B). Berikut ini adalah gambar aglutinasi

setelah ditambahkan serum anti-A yang menunjukkan bahwa darah tersebut bergolongan A:

9

Page 9: Penetapan Golongan Darah Dan Pengukuran Kadar Gula Darah

Gambar 11. Pengujian serum yang menunjukkan golongan darah A

Darah yang ditetesi anti-A tidak terjadi penggumpalan dan mengalami

penggumpalan ketika ditetesi anti-B, maka darah tersebut termasuk golongan darah B.

Karena penggumpalan ketika ditetesi anti-B menunjukkan adanya antigen B di membran

plasma darah tersebut. Karena pada golongan darah B terdapat antigen B di permukaan

membran sel dan plasma darahnya akan membentuk antibodi β (anti-A). Berikut ini adalah

gambar aglutinasi setelah ditambahkan serum anti-B yang menunjukkan bahwa darah

tersebut bergolongan B:

Gambar 12. Pengujian serum yang mnunjukkan golongan darah B

Darah yang ditetesi anti-A dan anti-B mengalami penggumpalan semua

menunjukkan bahwa di dalam darah tersebut antigen A dan B. Tipe darah yang memiliki

kedua antigen tersebut adalah golongan darah AB. Golongan darah AB tidak memiliki

antibodi sehingga dapat menerima golongan darah apapun sehingga disebut resipien universal

Berikut ini adalah gambar aglutinasi setelah ditambahkan serum anti-A dan anti-B yang

menunjukkan bahwa darah tersebut bergolongan AB:

Gambar 13. Pengujian serum yang mnunjukkan golongan darah AB

Darah yang setelah ditetesi anti-serum A dan anti serum B keduanya tidak

menggumpal adalah darah dengan golongan O. Hal tersebut menunjukkan bahwa darah O

10

Page 10: Penetapan Golongan Darah Dan Pengukuran Kadar Gula Darah

tidak memiliki antigen A dan B sedangkan pada plasma darahnya mengandung antibody A

dan B. Oleh karena itu, saat darah O ditransfusikan kepada darah A, B, maupun AB, tidak

akan terjadi penggumpalan. Namun, jika darah A, B, maupun AB ditransfusikan ke darah O,

akan terjadi penggumpalan. Maka golongan darah O disebut donor universal. Berikut ini

adalah gambar tidak terjadinya aglutinasi setelah ditambahkan serum anti-A dan anti-B yang

menunjukkan bahwa darah tersebut bergolongan O:

Gambar 14. Pengujian serum yang menunjukkan golongan darah O

2. Kadar Gula Darah

Gula darah adalah kadar atau tingkat glukosa dalam darah. Gula merupakan penghasil

energi dalam tubuh. Kadar gula darah normal manusia adalah 70- 140 mg/dl. Kadar gula

darah mengalami kenaikan setelah makan, dan mengalami penurunan hingga level terendah

ketika bangun tidur , sebelum makan. Kadar gula darah puasa umumnya berada pada kisaran

di bawah 100 mg/dl. Sedangkan kadar gula darah 2 jam PP biasanya akan mengalami

kenaikan sekitar 5-50 mg/dl, namun kenaikan ini juga dipengaruhi oleh makanan yang

dikonsumsi pasca puasa, apakah banyak mengandung karbohidrat (glukosa) atau tidak.

Sebelum kadar gula dalam darah diukur, praktikan diwajibkan untuk berpuasa medis,

yaitu hanya diperkenankan meminum air putih saja. Tujuan dari puasa medis tersebut adalah

agar kita dapat mengetahui perubahan kadar gula darah setelah tubuh mendapat asupan

berbagai jenis makanan. Ada empat jenis asupan yang diberikan, yaitu nasi campur dan teh

manis; roti manis dan the manis; roti tawar dan air putih; serta biscuit diabetamil dan air

putih. Dua jam setelah makanan tersebut dikonsumsi, kadar gula dalam darah praktikan

kembali diukur. Berikut ini adalah penjelasan bagaimana pengaruh jenis makanan terhadap

kenaikan kadar gula darah:

Nasi campur dan teh manis

11

Page 11: Penetapan Golongan Darah Dan Pengukuran Kadar Gula Darah

Kadar gula darah Rizki (♀) setelah mengonsumsi nasi campur dan teh manis

naik dari 73 menjadi 142 mg/dl. Sedangkan kadar gula darah Robbi (♂) naik

dari 65 ke 107 mg/dl. Normalnya, dua jam setelah mengonsumsi nasi campur

dan teh manis, kadar gula darah seseorang naik sekitar 20-30 mg/dl. Kenaikan

gula darah kedua praktikan ini dapat dikatakan lebih tinggi dari normal, hal

tersebut mungkin disebabkan oleh pengukuran gula darah kedua yang

dilakukan sebelum 2 jam post perlakuan.

Kadar gula darah puasa normal adalah < 110 mg/dL, sedangkan gula

darah 2 jam setelah makan yang normal adalah <140 mg/dL. Berdasarkan

informasi tersebut, maka dapat dikatakan Rizki (♀) memiliki resiko diabetes

melitus (pre Diabetes Melitus type 2).

Roti manis dan teh manis

Kadar gula darah Rizal (♂) setelah kurang lebih 2 jam mengonsumsi roti

manis dan the manis naik dari 81 menjadi 115 mg/dL, sedangkan gula darah

Nidhom (♂) naik dari 64 menjadi 136 mg/dL. Kenaikan kadar gula darah

ketika mengkonsumsi roti manis dan teh manis cukup tinggi, ini karena roti

manis mengandung banyak glukosa. Kenaikan gula darah Nidhom jauh

melampaui batas normal gula darah 2 jam PP, yaitu 20-30 mg/dL, maka dapat

dikatakan Nidhom memiliki resiko diabetes melitus (pre Diabetes Melitus type

2).

Roti tawar dan air putih

Kadar gula darah Ibnu (♂) setelah kurang lebih 2 jam mengonsumsi roti tawar

dan air putih naik dari 74 menjadi 123 mg/dL, sedangkan gula darah Merinda

(♀) naik dari 68 menjadi 94 mg/dL. Kenaikan kadar gula darah ketika

mengkonsumsi roti tawar dan air putih cukup tinggi, ini karena amilum dalam

roti tawar mudah dicerna sehingga bisa menaikkan kadar gula darah. Kenaikan

gula darah Ibnu dan Merinda masih dalam batas normal gula darah 2 jam PP,

yaitu 20-30 mg/dL.

Diabetamil dan air putih

Kadar gula darah Bayu (♂) setelah kurang lebih 2 jam mengonsumsi

diabetamil dan air putih naik dari 80 menjadi 91 mg/dL, sedangkan gula darah

Fadhlin (♀) naik dari 73 menjadi 96 mg/dL. Diabetamil merupakan makanan

rendah kalori, sehingga kenaikan kadar gula darah 2 jam PP hanya sedikit,

12

Page 12: Penetapan Golongan Darah Dan Pengukuran Kadar Gula Darah

yaitu sekitar 20 mg/dL. Kenaikan gula darah Bayu (♂) dan Fadhlin (♀) masih

dalam batas normal.

Kesimpulan

1. Uji golongan Darah

a. Golongan darah A mengangandung antigen A, sehingga bila diberi serum anti A dan

anti-AB akan menggumpal.

b. Golongan darah B mengandung antigen B, sehingga bila diberi serum anti B dan

anti-AB akan menggumpal.

c. Golongan darah AB mengandung antigen A dan antigen B, sehingga bila diberi

serum anti A dan serum anti B maka keduanya akan menggumpal.

d. Golongan darah O tidak mengandung antigen A maupun antigen B, sehingga bila

diberi serum anti A dan serum anti B maka keduanya tidak menggumpal.

2. Penentuan Kadar Gula Darah

a. Kadar gula darah puasa lebih rendah dibandingkan dengan tekanan darah pasca

puasa.

b. Kadar gula darah puasa normal adalah < 110 mg/dL, sedangkan gula darah 2 jam

setelah makan yang normal adalah <140 mg/dl.

c. Kadar gula darah seseorang akan naik sekitar 20-30 mg/dl ketika mengkonsumsi

makanan yang banyak mengandung karbohidrat seperti nasi campur, roti manis dan

teh manis.

d. Kadar gula darah seseorang akan naik kurang dari 20 mg/dl ketika mengkonsumsi

makanan yang sedikit mengandung karbohidrat seperti biskuit diabetamil dan air

putih.

Daftar Pustaka

Kimball, John W. 1983. Biologi, Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga

13