danang triagus st, mt -...
TRANSCRIPT
Kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi
dan kemampuan untuk menyelesaikan tugas
atau pekerjaan.
Kinerja merupakan perilaku nyata yang
ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja
yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan
perannya dalam perusahaan.
Sasaran yang menjadi objek penilaian kinerja adalah
kecakapan, kemampuan karyawan dalam melaksanakan
suatu pekerjaan atau tugas yang dievaluasi dengan
menggunakan tolak ukur tertentu objektif dan dilakukan
secara berkala.
Penilaian kinerja mengacu pada suatu sistem formal dan
terstruktur yang digunakan untuk mengukur, menilai dan
mempengaruhi sifat-sifat yang berkaitan dengan
perkerjaan, perilaku, dan hasil.
Penilaian kinerja digunakan perusahaan untuk
menilai kinerja karyawannya atau mengevaluasi hasil
pekerjaan karyawan.
Dua pandangan berbeda:
Memposisikan karyawan pada pihak subordinat dan
dikendalikan.
karyawan diposisikan sebagai aset utama
perusahaan.
Suatu perusahaan melakukan peniaian kinerja
didasarkan pada dua alasan pokok, yaitu:
1. Manajer memerlukan evaluasi yang objektif
terhadap kinerja karyawan.
2. Manajer memerlukan alat yang
memungkinkan untuk membantu
karyawannya memperbaiki kinerja
Selain itu penilaian kinerja dapat digunakan untuk:
Mengetahui perkembangan, yang meliputi: a) identifikasi
kebutuhan, b) umpan balik kerja, c) menentukan transfer dan
penugasan dan d) identifikasi kekuatan dan kelemahan
karyawan.
Pengambilan keputusan administratif, yang meliputi:
a) keputusan untuk menentukan gaji, promosi,
mempertahankan atau memberhentikan karyawan, b)
pengakuan kinerja karyawan, c) pemutusan hubungan kerja
Keperluan perusahaan, yang meliputi: a) perencanaan SDM,
menentukan kebutuhan pelatihan, c) evaluasi pencapaian
tujuan perusahaan, d) informasi untuk identifikasi tujuan, e)
evaluasi terhadap sistem SDM, dan f) penguatan terhadap
kabutuhan pengembangan perusahaan.
Dokumentasi, yang meliputi: a) kriteria untuk validasi
penelitian, b) dokumentasi keputusan-keputusan tentang SDM,
dan c) membantu untuk memenuhi persyaratan minimum.
Kegunaan penilaian kinerja ditinjau dari
berbagai perspektif pengembangan
perusahaan, khususnya manajemen SDM,
yaitu:
1. Posisi tawar
2. Perbaikan kinerja
3. Penyesuaian kompensasi
4. Keputusan penempatan
5. Pelatihan dan pengembangan karier
6. Perencanaan dan pengembangan karier
7. Evaluasi proses staffing
8. Defisiensi proses penempatan
karyawan
9. Ketidakakuratan informasi
10. Kesalahan dalam merancang pekerjaan
11. Kesempatan kerja yang adil
12. Mengatasi tantangan-tantangan
eksternal
13. Elemen-elemen pokok sistem penilaian
kinerja
14. Umpan balik SDM
Penyelia sering tidak berhasil untuk meredam
emosi dalam menilai prestasi kinerja karyawan,
hal ini menyebabkan panilaian menjadi bias.
Bias adalah disorsi pengukuran yang tidak
akurat. Bias ini mungkin terjadi sebagai akibat
ukuran-ukuran yang digunakan bersifat
subjektif.
Berbagai bentuk bias yang umum terjadi
adalah:
1. Hallo effect
pendapat pribadi (penyelia) mempengaruhi
pengukuran kinerja baik dalam arti positif
maupun negatif
2. Kesalahan kecenderungan terpusat
3. Bias karena terlalu lunak dan terlalu
keras
4. Bias karena penyimpangan lintas
budaya
5. Prasangka pribadi
6. Pengaruh kesan terakhir
Sistem penilaian kinerja yang baik
sangat tergantung pada persiapan yang
benar-benar baik dan memenuhi syarat-
syarat sebagai berikut:
1. Praktis
2. Kejelasan standar
3. Kriteria yang objektif, meliputi:
Reliability, ukuran kinerja harus konsisten. Jika ada dua
penilai mengevaluasi pekerja yang sama, mereka perlu
menyimpulkan hal serupa menyangkut hasil mutu pekerja.
Relevance, ukuran kinerja harus dihubungkan dengan output
riil dari suatu kegiatan yang secara logika itu mungkin.
Sensivity, beberapa ukuran harus mampu mencerminkan
perbedaan antara penampilan nilai tinggi dan rendah.
Practically, kriteria harus dapat diukur dengan tepat.
1. Penilaian hanya oleh atasan:
Cepat dan langsung, dapat mengarah ke distorsi karenapertimbangan pribadi
2. Penilaian oleh kelompok lini:
Atasan dan atasannya lagi bersama-sama membahas kinerjabawahannya yang dinilai. Objektivitasnya lebih akurat, individu yang dinilai tinggi dapat mendominasi penilaian
3. Penilaian oleh kelompok staf:
atasan meminta satu atau lebih individu untuk bermusyawarahdengannya; atasan langsung yang membuat keputusanterakhir. Penilaian gabungan yang masuk akal dan wajar
4. Penilaian melalui keputusan komite: Keputusan akhir didasarkan pada pilihan mayoritas.Memperluas pertimbangan yang ekstrim.
5. Penilaian berdasarkan peninjaun lapangan: Sama seperti pada kelompok staf, namun melibatkanwakil dari departemen SDM yang betindak sebagaipeninjau yang independen. Membawa satu pikiranyang tetap ke dalam satu penilian lintas sektor yang besar.
5. Penilaian oleh bawahan dan sejawat:Mungkin terlalu subjektif, digunakan sebagaitambahan pada metode penilaian yang lain.
Kemampuan teknis, Kemampuan menggunakan pengetahuan, metode, teknik, dan peralatan yang dipergunakan untukmelaksanakan tugas serta pengalaman dan pelatihanyang diperolehnya.
Kemampuan konseptual, Individual tersebut memahami tugas, fungsi sertatanggung jawabnya sebagai seorang karyawan.
Kemampuan hubungan interpersonal, Kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain, memotivasi karyawan, melakukan negosiasi, dan lain-lain.
1. Skala peringkat (Rating Scale)
2. Daftar pertanyaan (Checklist)
3. Metode dengan pilihan terarah
(forced choice methode)
4. Metode peristiwa kritis (Critical
incident methode)
5. Manajemen berdasarkan sasaran
(Management By Objective)
Bentuk penilaian di mana karyawan dan
penyelia bersama-sama menetapkan
tujuan-tujuan atas sasaran-sasaran
pelaksanaan kerja di waktu yang akan
datang.
Metode ini lebih mengacu pada
pendekatan hasil.
Dalam proses pencapaian tujuan, atasan
dapat membantu dalam bentuk memberi
umpan balik.
Pada akhir periode yang ditentukan,
atasan dan bawahan melakukan evaluasi
tetang pencapaian tujuan tersebut.
Kelebihan dari metode ini, adalah:
Dengan mendorong setiap individu karyawanmenentukan sendiri sasaran yang spesifik, MBO memiliki potensi memotivasi karyawan di sampingsebagai basis penilain karyawan.
Karyawan mengetahui secara tepat apa yang diharapkan dirinya, dan apa yang mereka capai jikamereka ingin dinilai positif oleh atasnnya.
Sangat mudah bagi penyelia untuk melakukanpenilaian dengan objektif karena kriterianya jelasyakni berorientasi pada hasil.
Penetuan tujuan secara sistematis di seluruhperusahaan dan memudahkan dalam perencanaandan koordinasi.
Kelemahan dari metode ini adalah:
MBO tidak efektif dalam lingkungan di mana manajemen
tidak memepercayai karyawan-karyawannya.
Titik berat MBO hanya terhadap hasil-hasil saja, sehingga
mengurangi penilaian pada bagaiamana hasil-hasil
tersebut dicapai, misalnya: individu-individu mungkin
mencapai hasil-hasil mereka dengan jalan yang tidak etis
yang berdampak negatif bagi perusahaan.
MBO sulit untuk membandingkan tingkat kinerja dari
individu yang berbeda, karena penilaian berdasarkan
sasaran-sasaran pribadinya.
Banyaknya waktu yang diperlukan untuk menerapkan
metode ini.