dan akustik khusus. underground memberi fasilitas bagi

15
3 PERANCANGAN BANGUNAN 3.1 Fasilitas bangunan Mengacu kepada penjabaran, batasan dan hasil analisis terhadap perkembangan seni kontemporer yang cukup pesat di masyarakat, maka kebutuhan ruang pusat seni kontemporer adalah. Teater tertutup memberi fasilitas bagi seniman tari dan teater kontemporer yang memerlukan background dan akustik khusus. Teater terbuka memberi fasilitas bagi seniman musik, tari dan teater kontemporer. Ruang musik underground memberi fasilitas bagi pemusik kontemporer yang memerlukan penanganan khusus terhadap kebisingannya. Didalamnya adalah ruangan bebas kolom yang memungkinkan penontonnya memberikan reaksi dan ekspresi yang bebas terhadap pagelaran musik yang disajikan. Ruang pamer seni rupa kotemporer memberi fasilitas ruang pamer bagi bidang seni yang diapresiasikan dalam bidang-bidang dua dimensi. Ruang pamer instalasi memberi fasilitas ruang pamer bagi bidang seni instalasi. Ruang pamer seni kontemporer tiga dimensi memberi fasilitas ruang pamer bagi bidang seni yang diapresiasikan dalam bidang tiga dimensi. Ruang pamer komik memberi fasilitas ruang pamer bagi bidang seni komik yang kian marak akhir-akhir ini. Ruang pamer temporer memberi fasilitas ruang pamer bagi bidang seni kontemporer dalam waktu yang terbatas.

Upload: others

Post on 15-Oct-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

3 PERANCANGAN BANGUNAN

3.1 Fasilitas bangunan

Mengacu kepada penjabaran, batasan dan hasil analisis terhadap perkembangan

seni kontemporer yang cukup pesat di masyarakat, maka kebutuhan ruang pusat seni

kontemporer adalah.

• Teater tertutup memberi fasilitas bagi seniman tari dan teater kontemporer yang

memerlukan background dan akustik khusus.

• Teater terbuka memberi fasilitas bagi seniman musik, tari dan teater

kontemporer.

• Ruang musik underground memberi fasilitas bagi pemusik kontemporer yang

memerlukan penanganan khusus terhadap kebisingannya. Didalamnya adalah

ruangan bebas kolom yang memungkinkan penontonnya memberikan reaksi dan

ekspresi yang bebas terhadap pagelaran musik yang disajikan.

• Ruang pamer seni rupa kotemporer memberi fasilitas ruang pamer bagi bidang

seni yang diapresiasikan dalam bidang-bidang dua dimensi.

• Ruang pamer instalasi memberi fasilitas ruang pamer bagi bidang seni instalasi.

• Ruang pamer seni kontemporer tiga dimensi memberi fasilitas ruang pamer bagi

bidang seni yang diapresiasikan dalam bidang tiga dimensi.

• Ruang pamer komik memberi fasilitas ruang pamer bagi bidang seni komik yang

kian marak akhir-akhir ini.

• Ruang pamer temporer memberi fasilitas ruang pamer bagi bidang seni

kontemporer dalam waktu yang terbatas.

28

• Ruang pamer terbuka memberi fasilitas ruang pamer untuk karya-karya seni

kontemporer yang tidak dapat ditampung ruang pamer lainnya atau karya seni

yang membutuhkan elemen-elemen alam sebagai bagian dari pengekspresiannya.

• Perpustakaan memberi fasilitas data, katalog dan dokumen yang berhubungan

dengan seni kontemporer serta ruang audio visual.

• Bengkel memberi fasilitas bagi para seniman untuk berlatih, berkarya,

memperbaiki, menginstal dan mempersiapkan karya yang hendak dipertunjukkan.

• Kafe dan toko-toko kaset, buku dan suvenir.

• Unit Pengelola dan Unit Servis, termasuk fasilitas mechanical dan electrical.

• Fasilitas parkir

3.2 Program dan besaran ruang

Selama proses perancangan tidak mengalami perubahan program ruang, namun

pada beberapa fasilitas terjadi perubahan besaran ruang.

Fasilitas untuk teater terbuka semula direncanakan memiliki kapasitas penonton

seribu orang, namun selama proses perancangan mengalami perubahan kapasitas

menjadi lima ratus orang. Perubahan ini dilakukan berdasarkan hasil studi literatur

pada proses perancangan terhadap kapasitas teater terbuka dan bentukan yang terjadi,

dimana kapasitas ideal untk mendapatkan sistem suara dan jarak pandang yang baik

pada teater terbuka adalah sebesar lima ratus orang.

Fasilitas ruang pertunjukan musik underground semula direncanakan memiliki

kapasitas penonton dua ribu orang namun selama proses perancangan mengalami

perubahan kapasitas yang dikarenakan perhitungan lahan terbangun yang diijinkan

29

adalah lima puluh persen dari total lahan secara keseluruhan sehingga penonton

dikurangi menjadi seribu dua ratus orang.

Falisitas teater tertutup, perpustakaan, ruang pamer terbuka dan tertutup, serta

ruang-ruang penunjang aktivitas pemenuhan kebutuhan tidak mengalami perubahan.

Khusus bengkel terjadi perubahan yaitu bengkel perbaikan dan restorasi yang semula

memiliki ruang tersendiri, selama proses perancangan disatukan dengan bengkel-

bengkel yang bersangkutan.

3.3 Pola penataan massa bangunan

Penataan massa dibagi menjadi tiga yaitu penerima, area pertunjukan dan

penunjang. Penataan yang terjadi dibuat dinamis, crossing axis dan bergerak serta

saling membingkai satu sama lain, serta seperti susunan yang belum selesai.

Area penerima diletakkan menghadap Jalan Gubeng Pojok dengan asumsi

bahwa jalan tersebut adalah jalan besar yang dapat menarik banyak orang, meliputi

lobby, kafe dan unit pengelola. Area pertunjukan adalah teater terbuka, teater

tertutup, pertunjukan musik dan area pamer terbuka dan tertutup. Area pertunjukan

di letakkan ditengah berdasarkan pola penyebaran pengguna aktivitas dan

perhitungan akustik dua arah yaitu agar area pertunjukan tidak terganggu oleh

kebisingan disekitarnya dan area pertunjukan tidak mengganggu lingkungan

sekitarnya. Perletakan teater terbuka yang berbentuk lingkaran di tengah tapak juga

berfiingsi sebagai pemersatu bentuk-bentuk yang tidak teratur disekitarnya. Area

penunjang adalah perpustakaan dan bengkel, diletakkan menghadap Jalan Kusuma

Bangsa karena beban kebisingan jalan lebih kecil.

30

Modul yang digunakan secara umum adalah 8 m x 8 m berdasarkan perhitungan

modul parkir pada lantai basement kecuali pada bangunan penerima dengan modul

6 m x 6 m dan bangunan perpustakaan 10 m x 8 m dan 10 m x 4 m.

Tujuan lain dari peletakan bangunan penunjang di Jalan Kusuma Bangsa dan

bangunan penerima di Jalan Gubeng Pojok adalah sebagai facade yang juga berfungsi

sebagai "pagar" bagi fasilitas pertunjukan.

3.4 Pola penataan elemen-elemen penunjang massa bangunan

Elemen-elemen penunjang massa bangunan yang dibahas adalah pohon, air

(kolam buatan), pola lantai ruang terbuka, pedestrian dan bentuk lansekap.

Elemen pohon adalah hal yang benar-benar diperhitungkan untuk menunjang

penataan massa bangunan. Penataan yang dinamis, adanya crossing axis dan

rangkaian yang membentuk vista, diantaranya dengan bentuk massa yang melayang,

menyebabkan sebagian pergerakan dan pandangan tidak memiliki batas yang jelas.

Mengatasi hal tersebut, pohon dijadikan sebagai pembentuk batas, pengarah

pergerakan agar dinamis dan sebagai penunjang pembentukan rangkaian vista,

dengan cara disusun berjajar.

Elemen pohon yang digunakan sebagai pembentuk lansekap diupayakan tidak

disusun berjajar agar dapat langsung dibedakan fungsinya.

Elemen air difungsikan sama seperti elemen pohon. Ada dua bentuk elemen air

yang digunakan, yaitu air yang mengalir dan air yang tidak mengalir. Elemen air yang

bergerak dimaksudkan untuk membentuk dinamisitas dan memberi arah pergerakan.

Elemen air yang tidak mengalir dimaksudkan untuk menimbulkan kesan tenang demi

mengimbangi pola penataan massa yang dinamis dan bergerak.

31

Pola lantai pada ruang terbuka juga membentuk pola dinamis dan bergerak di

samping secara perilaku memberi arah pada orang yang berada di dalam tapak.

Begitu pula dengan pola pedestrian yang dinamis, bergerak dan mengarahkan pejalan

kaki pada vista-vista yang dibentuk, demikian pula dengan penataan lansekapnya.

Pola lansekap yang menghadap Jalan Gubeng Pojok dihadirkan pola sungai

Kalimas (menghadirkan elemen luar) yang menambah kejamakan bentuk dan

dinamisitas.

3.5 Bentuk dan penampilan bangunan

Bentuk dan penampilan massa bangunan yang terjadi adalah berdasarkan konsep

perancangan dan konsep urban. Diusahakan bangunan yang terjadi adalah bangunan

in between agar tidak merusak tatanan kota yang sudah ada. Bentuk dan tampilan

massa pada Jalan Kusuma Bangsa lebih sederhana daripada Jalan Gubeng Pojok.

Bentuk dan tampilan massa sepanjang Jalan Gubeng Pojok jauh lebih kompleks dan

dinamis daripada Jalan Kusuma Bangsa.

Bentuk dan tampilan massa, secara konsep perancangan, adalah dinamis,

mengalir (membentuk arah), berupa bangunan unfinished dan saling membentuk dan

memberi vista. Bentuk tiga dimensi yang digunakan adalah geometri tidak murni

dengan pengolahan bentuk dan gabungan transformasi bentuk-bentuk geometri.

• Massa penerima dan area pengelola

Penampilan massa berupa bentuk transformasi dan penetrasi persegi panjang.

Menggunakan teknik olah bentuk sehingga membentuk void asimetri

ditengahnya. Penggabungan beberapa transformasi persegi panjang dengan teknik

shifting axis.

dinamis-t

shifting axis

penetrasi

gam bar 3.1 Massa penerima dan area pengelola

• Massa teater tertutup

Massa teater tertutup adalah massa yang memiliki massa luasan terbesar sehingga

terkesan mendominasi. Massa teater tertutup agar tidak terkesan sebagai massa

utama dan mendominasi bangunan tersebut seolah-olah dipecah-pecah menjadi

beberapa bentuk transformasi geometri. Menggunakan teknik olah bentuk

sehingga pada beberapa bagiannya dapat menunjukkan percepatan dengan teknik

shifting, embracing dan penetrasi. Penggabungan beberapa bentuk transformasi

geometri agar tampak menyatu menggunakan teknik penetrasi. Bangunan teater

tertutup, secara keseluruhan, membentuk satu kesatuan yang dinamis, namun

terlihat seperti bangunan yang belum selesai seluruhnya (unfinished).

brmasi bentuk geometri

33

dinamis —

unfinished

gambar 3.2 Massa teater tertutup

• Massa teater terbuka

Massa teater terbuka berbentuk setengah lingkaran yang seolah-olah diteruskan

dengan jajaran kolom non struktural yang membentuk trace, sehingga terkesan

sebagai lingkaran penuh. Kolom-kolom non struktural tersebut juga berfungsi

sebagai bingkai bagi penonton yang berada di teater terbuka dan begitu pula

dengan orang yang berada di luar yang melihat ke dalam teater terbuka. Bentuk

setengah lingkaran tersebut dipecah-pecah menjadi beberapa bagian yang

dinamis dan terlihat seperti terjadi crossing axis, begitu pula dengan penutup

atapnya. Penggabungan bentuk pecahan-pecahan dengan teknik penetrasi tersebut

diharapkan dapat menunjukkan keanekaragaman, kebebasan bentuk dan

penataan, serta kesan unfinished. Beberapa bagiannya menunjukkan percepatan

dengan bangunan melayang yang menggunakan teknik mounting dan shifting.

dinamis

shifting

gambar 3.3 Massa teater terbuka

• Massa ruang pamer tertutup

Ruang pamer tertutup berupa penggabungan beberapa transformasi persegi

panjang melayang dengan teknik crossing axis, sehingga membentuk rangkaian

bingkai yang saling memvwto yang menonjolkan keanekaragaman bentuk

geometri yang dinamis, tetapi secara keseluruhan rangkaian tersebut terlihat

bergerak dan belum selesai.

unfinished bergerak

saling memvista

gambar 3.4 Massa ruang pamer tertutup

35

• Massa pamer terbuka

Konsep dinamis, keanekaragaman dan kebebasan bentuk diterapkan pada bentuk

lantai dan penataan pola lantai yang dirangkaikan dengan elemen-elemen

penunjang bangunan seperti elemen air dan elemen pohon. Elemen-elemen

penunjang tersebut dipergunakan sebagai sarana pembentuk vista dan pemberi

arah.

unfinished

engalir

bingkai

pemberi arah -_£

gambar 3.5 Massa ruang pamer terbuka

Massa penunjang (perpustakaan dan bengkel)

Bangunan ini memiliki bentuk yang paling sederhana berupa penggabungan

transformasi persegi panjang dengan bentuk melayang pada salah satu ujungnya

yang berfungsi sebagai penanda, percepatan dan pemberi arah. Akhir dari bagian

bangunan ditinggalkan sebagian sebagai bagian yang belum selesai dan sebagian

rangka yang menonjolkan konsep unfinished.

gambar 3.6 Massa penunjang

3.6 Penataan ruang da lam bangunan

Sebagaimana dengan bentuk dan penampilan yang terjadi, sesuai dengan konsep

perancangan, ruang-ruang di dalam bangunan dirancang secara dinamis, bergerak,

unfinished dan untuk membentuk vista. Penataan ruangnya berupa geometri tidak

mumi dan gabungan transformasi bentuk geometri dasar.

3.7 Sistem struktur dan pemakaian bahan bangunan

Secara umum bahan struktur utama yang digunakan adalah baja. Sistem struktur

rangka yang digunakan adalah sistem portal termodul dengan balok dan kolom baja I.

Pemecahan delatasi struktur ada dua dan terjadi di lantai basement. Penyelesaian

pemecahan delatasi struktur dengan sistem konsol-konsol.

Pada bangunan ruang pamer tertutup yang berupa bangunan melayang

menggunakan balok tarik dengan kolom penyangga berupa dua kolom yang bertemu

37

diujungnya agar joint yang terjadi menjadi kaku. Bentuk-bentuk mounting, shifting

dan penetration menggunakan sistem konsol.

Pemilihan bahan struktur baja, selain pertimbangan dimensi baja yang cukup

kecil, adalah untuk mendukung konsep perancangan yaitu membentuk sesuatu yang

unfinished dengan mengekspose sebagian struktur bangunan.

Khususnya struktur atap teater tertutup menggunakan open web joist steel yang

ditutupi dengan bahan atap Tri Deck Hi-ten, karena diperlukan bentang yang lebar.

3.8 Perlengkapan pelayanan dan utilitas bangunan

3.8.1 Sistem distribusi air bersih

Pendistribusian air bersih menggunakan sistem up feed, dengan menggunakan

tiga buah tandon bawah yang terletak di basement. Satu tandon utama dan dua

tandon pendukung, karena jumlah ketinggian lantai yang memerlukan air bersih

maksimal tiga lantai, maka sistem up feed diasumsikan cukup memadai. Air bersih

dari PDAM ke meter lalu ke tandon bawah, dari tandon bawah didistribusikan ke

bangunan-bangunan dengan menggunakan pompa. Gambaran yang lebih jelas, lihat

lampiran satu.

Perhitungan kebutuhan air bersih

Tandon bawah dengan pengguna tiga ribu dua ratus orang:

Pemakaian air/hari: rumah makan = 15 liter/hari; 7 jam/hari

gedung pertunjukan = 30 liter/hari; 5 jam/hari

Dipilih 30 liter/hari; 10 jam/hari (dua kali pertunjukan).

Total pemakain air/hari = jumlah pemakai x jumlah air/orang/hari

= 3200 x 30 liter x 2

-•= 192000 liter

- 1 9 2 m3

Kebutuhan air/hari = 192 m3, lama pemakaian 10 jam/hari.

Kebutuhan air/jam rata-rata = kebutuhan air/hari : lama pemakaian

= 192: 10

= 19,2 m3

Kebutuhan air padapeak hour = 2 x kebutuhan air/jam rata-rata

= 2 x 19,2

= 38,4 m3

Selang waktu pompa ditentukan tiap-tiap jam.

Volume total tandon bawah = total pemakaian air/hari + 100 % (kebakaran)

= 38,4 m3+38,4 m3

= 76,8 m3

3.8.2 Sistem pembuangan

Sistem pembuangan yang dibahas di sini adalah sistem pembuangan air kotor

dan kotoran. Akan dijelaskan pula pengolahannya dan perhitungan luasan tempat

pembuangan dan pengolahannya.

3.8.2.1 Pembuangan air kotor dan kotoran

Sistem pembuangan menggunakan Sewage Treatment Plant (STP), untuk

menampung air kotor dan kotoran dari semua massa. Kotoran diolah di STP dan

secara berkala disedot dan dibuang. Air kotor diolah di STP dan digunakan untuk air

39

peturasan dan air kolam, sedangkan yang tidak bisa dimanfaatkan dibuang ke saluran

kota. Gambar yang lebih jelas lihat lampiran satu.

Perhitungan volume Sewage Treatment Plant (STP)

Asumsi kotoran yang ditampung STP adalah 60 % limbah manusia dan sisanya dari

dapur ataupantry. Jumlah pengguna (manusia) = 3200 orang.

• Pembuangan padat untuk 1 orang = 30 lt/tahun.

Jadi 3200 x 30 = 96000 lt/tahun

= 96 m3/tahun

= 0,26 m3/han

= 0,3 mVhari

Pembuangan cair untuk 1 orang = 20 lt/hari.

Jadi 3200 x 20 = 64000 lt/hari

= 64 m3/hari

• Total pembuangan dari limbah manusia = 0,3 + 64

- 64,3 m3/hari

• Kapasitas STP = 100/60 x 64,3

= 107,167 ~ 108 m3

Dimensi STP = 1 0 m x 8 m x 2 m

3.8.2.2 Pembuangan air hujan

Air hujan dari atap sebagian langsung ke tanah dan sebagian ada talang

kantong menuju ke talang vertikal yang ditanam di dinding, lalu dialirkan ke bak

kontrol, dengan jarak antar bak kontrol 4 m untuk mempermudah pengontrolan agar

40

tidak terjadi penyumbatan, kemudian di buang ke saluran kota. Gambar yang lebih

jelas lihat lampiran satu

t.r-M-t-t-t-t

Gambar 3.7 Letak tandon dan STP da lam pereneanaan

3.8.3 Sistem tata udara

Sistem tata udara yang digunakan adalah Chilled Water System, karena terdiri

dari banyak massa yang kompleks. Air dingin diolah di mesin AC dinaikkan ke

cooling tower lalu didistribusikan ke AHU yang lalu didistribusikan ke dalam

ruangan-ruangan. Untuk kejelasan letak dan penataan, lihat lampiran dua.

3.8.4 Sistem akustik

Perhitungan R.T. {reverbration time) untuk teater tertutup adalah sebagai

berikut:

Volume ruang = 7138,88 m3; R. T. - 1,4 -1,6 detik.

Tabel 3.1 Perhitungan R.T. untuk tcatcr tertutup

Permukaan

Dinding

samping (pemantul)

samping (penyerap)

belakang (penyerap)

kaca ruang proyektor,

suara dan lampu

dinding ruang lampu

depan (pemantul)

Lantai

Plafond

Tempat duduk (full)

Stage area

Material

panel gypsum

resonator celah

resonator celah

kaca clear glass

panel gypsum

panel gypsum

vinyl pada sub It.

Plywood

panel gypsum gantung

panel gypsum penyerap

kursi bludru terisi orang

Luas (m2)

849

100

194,4

16

28

176

754,86

295,56

597,94

295,56

138,64

a

0,1

0,6

0,6

0,18

0,1

0,1

0,05

0,1

0,6

0,9

0,25

Luas x a (sabins)

84,9

60

116,64

2,88

2,8

17,6

37,743

29,556

358,764

266,004

34,66

Total absorbsi gedung pagelaran = 1011,547

R.T. = 0.16 x volume ruangan total absorbsi ruangan

= 0.16 x 9403.46 m