dampak sistem bagi hasil pada penambang emas …
TRANSCRIPT
1
DAMPAK SISTEM BAGI HASIL PADA PENAMBANG EMAS
(Studi Kasus Di Desa Durian Betakuk, Kec. Renah Pembarap, Kab. Merangin)
SKRIPSI
Oleh:
M. AZRIN ASNUR
NIM: EES.150734
PEMBIMBING
Ambok Pangiuk, S. Ag.M.SI
Mohammad Orinaldi, SE.,M.S.Ak
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2019
2
3
4
5
Motto
البز والبحز بما كسبت أيذي الىاس ليذ يقهم بعض الذي ظهز الفساد ف
عملىا لعلهم يز جعى ن
Artinya :“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan
manusia, Allah menghendaki agar mereka merasakan kepada mereka
sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang
benar). (QS. Ar_Rum: 41)1
1 Departemen RI, Al-qur‟an dan penerjemahnya, (Bandung : CV Penerbit Jumanatul „ali-Art, 2004).
6
ABSTRAK
Kripsi ini bertujuan untuk tau bagaimana dampak sistem bagi hasil pada
penambang emas (studi kasus di desa durian betakuk, kec. Renah pembarap, kab.
Merangin). Kripsi ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan metode observasi,
wawancara dan dokumentasi untuk melihat apakah dampak yang ditimbulkan,
bagaimana sistem bagi hasil pada penambang emas. Dalam penelitian diperoleh
kesimpulan bahwa dampaknya kepada pendana, pemilik tanah, anggota pekerja, dan
masyarakat. Dengan adanya tambang emas ini banyak masyarakat yang
menggantungkan mata pencarian di salah satu tempat tambang emas. Tambang emas
ini sangat mempengaruhi dalam perekonomian di suatu daerah, karena putaran uang
dan permintaan naik.
Kata kunci : dampak, sitem bagi hasil pada penambangan emas.
7
ABSTRACT
This thesis aims to know how the profit sharing system impacts on gold
miners (case study in the village of durian betakuk, district Renah pembarap, district
of Merangin). This thesis uses a qualitative approach, with methods of observation,
interviews and documentation to see what impact it has, how the profit sharing
system is on gold miners. The research concluded that the impact was on lenders,
landowners, workers' members, and the community. With the existence of this gold
mine many people who depend on a livelihood in one of the gold mine sites. This
gold mine is very influential in the economy of an area, because of the round of
money and rising demand.
Keywords: impact, profit sharing system on gold mining
8
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana dalam
penyelesaian skripsi ini penulis selalu diberikan kesehatan dan kekuatan, sehingga
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Di samping itu, tidak lupa iringan
shalawat serta salam penulis sampaikan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW.
Skripsi ini diberi judul “DAMPAK SISTEM BAGI HASIL PADA PENAMBANG
EMAS (STUDI KASUS DI DESA DURIAN BETAKUK, KEC. RENAH
PEMBARAP, KAB. MERANGIN)”
Kemudian dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis akui tidak sedikit
hambatan dan rintangan yang penulis temui baik dalam mengumpulkan data maupun
penyusunannya. Dan berkat adanya bantuan dari berbagai pihak, terutama bantuan
dan bimbingan yang diberikan oleh dosen pembimbing yaitu : bapak Ambok
Pangiuk, S. Ag.M.SI dan bapak Mohammad Orinaldi, SE., M.S.Ak. selaku
pembimbing I dan pembimbing II skripsi ini. Maka skripsi ini dapat terselesaikan
dengan baik oleh karena itu, hal yang pantas penulis ucapkan adalah kata terimakasih
kepada semua pihak yang turut membantu menyelesaikan skripsi ini, terutama sekali
yang terhormat:
1. Bapak Prof.Dr.H.Suaidi Asy'ari, MA,. Ph.D selaku Rektor UIN STS Jambi.
2. Bapak Prof.Dr. Subhan, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam UIN STS Jambi.
3. Ibu Dr. Rafidah, S.E.,M.EI. selaku wakil Dekan I Bidang Akademik Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS Jambi.
4. Bapak Dr. Novi Mubyarto, S.E.,M.E. selaku wakil Dekan II Bidang
Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam UIN STS Jambi.
9
5. Ibu Dr. Halimah Dja‟far M.Fil.I. selaku wakil dekan III Bidang
Kemahasiswaan dan Kerja Sama Luar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
UIN STS Jambi.
6. Bapak Dr. Sucipto, M.A dan Ibu G.W.I Awal Habibah, M.E.Sy. selaku Ketua
dan Sekretaris Program Studi Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS Jambi.
7. Bapak/Ibu Dosen dan seluruh pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
UIN STS Jambi.
8. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, baik langsung
maupun tidak langsung.
Disamping itu, disadari juga bahwa skripsi ini masih jaauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, diharapkan kepada semua pihak untuk dapat
memberikan kontribusi pemikiran demi perbaikan skripsi ini. Kepada Allah SWT kita
memohon ampunan-Nya. Semoga amal kebaikannya diterima oleh Allah SWT.
Jambi, Oktober 2019
Penulis
M. Azrin Asnur
EES150734
10
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................................ ii
NOTA DINAS ........................................................................................................ iii
PENGESAHAN ...................................................................................................... iv
MOTTO ................................................................................................................... v
ABSTRAK ............................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN ................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................ 12
C. Batasan Masalah .............................................................................................. 12
D. Tujuan Penelitian .............................................................................................. 13
E. Manfaat Penelitian ........................................................................................... 13
F. Kajian Teori ..................................................................................................... 14
1. Pengertian Dampak ...................................................................................... 14
11
2. Pengertian System ....................................................................................... 15
3. Pengertian Bagi Hasi ................................................................................... 21
BAB II METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Desain Penelitian ................................................................... 31
B. Setting dan Subjek Penelitian ........................................................................... 32
C. Jenis dan Sumber Data .................................................................................... 33
D. Teknik Pengumpulan Data .............................................................................. 35
E. Teknik Analisis Data ........................................................................................ 38
F. Uji Keterpercayaaan Data ................................................................................. 39
G. Sistematika Penulisan ....................................................................................... 42
BAB III GAMBARAN UMUM
1. Gambaran Umum Penelitian ........................................................................... 43
2. Struktur Organisasi .......................................................................................... 50
3. Sejarah dan Perkembangan Tambang Emas .................................................... 51
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ................................................................................................ 55
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 68
B. Saran ................................................................................................................ 69
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia sebagai makhluk hidup di bumi berperan besar dalam
menentukan kelestarian lingkungan hidup. Manusia sebagai mahkluk ciptaan
Tuhan yang berakal budi mampu merubah wajah dunia dari pola kehidupan
sederhana sampai memuat kehidupan yang modern seperti sekarang ini. Namun
pada kenyataannya sering kali apa yang dilakukan manusia tidak diimbangi
dengan pemikiran akan masa depan kehidupan generasi berikutnya. Banyak
kemajuan yang dilalui manusia membawa dampak buruk terhadap kelangsungan
hidup di lingkungannya. Kerusakan lingkungan dapat terjadi akibat adanya
tindakan yang menimbulkan perubahan langsung ataupun tidak langsung sifat
fisik atau hayati sehingga lingkungan hidup tidak berfungsi lagi dalam menunjang
pembangunan berkelanjutan.2
Sumber daya alam yang dimiliki Negara Indonesia sangatlah melimpah
baik sumber daya alam hayati maupun sumber daya alam non hayati. Sumber
daya alam non hayati yang dimiliki Indonesia salah satunya adalah sumber daya
mineral. Sumber daya mineral yaitu berupa minyak bumi, emas, batu bara, perak,
timah, dan lain-lain. Sumber daya mineral merupakan sumber daya yang tidak
terbarukan, artinya tidak dapat tumbuh maupun dikembang biakan oleh manusia.
2 Hadi, Pengembangan Emas Latakan Oleh Masyarakat Bombana Dan Pengaruhnya Terhadap
Lingkungan. (Jakarta: pustaka pelajar, 2016) Hlm, 5
Usaha pertambangan secara langsung mengambil bahan galian dari
alam sehingga usaha ini disebut sebagai industri dasar tanpa daur ulang.
Industri pertambangan akan selalu berhadapan dengan sesuatu yang serba
terbatas, baik lokasi, jenis, jumlah maupun mutu materialnya. Keterbatasan
tersebut ditambah lagi dengan usaha harus meningkatkan keselamatan kerja
serta menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup.3
Sumber daya alam secara umum terbagi atas sumber daya alam yang
dapat diperbaharui (seperti: hutan, perikanan dan lain-lain) dan sumberdaya
alam yang tidak dapat diperbaharui (seperti: minyak bumi, gas alam, batu
bara, emas, dan lain-lain). Dari sudut pemakaian sumber daya alam yang tidak
dapat diperbaharui harus dipakai secara bijak sana. Hasil yang diperoleh dari
sumber alam perlu di pakai untuk diperbaharui harus dikelola menurut pola-
pola yang mengindahkan kelestarian sumber daya alam Pertambangnan bahan
galian ini diatur di dalam Undang-Undang No 4 Tahun 2009 tentang
ketentuan pokok pertambangan. Dalam UU no 4 Tahun 2009 ini
penggolongan bahan galian lebih menitik beratkan pada aspek teknis, yaitu
berdasarkan pada kelompok atau jenis bahan galian, yaitu dalam empat
golongan.
1) Pertambangan mineral radio aktif
2) Pertambangan mineral logam
3) Pertambangan mineral bukan logam
3
Ahyani, Pengaruh Kegiatan Penambangan Emas Terhadap Kondisi Kerusakan Tanah.
(Diponegoro 2014) Hlm 71-86
4) Pertambangan bahan-bahan galian tersebut diatas dalam perundang-
undang agar tetap memperhatikan kelestarian fungsi lingkungan.
Pengaturan, pelaksanaan dan pengawasan bahan-bahan galian ini
melibatkan pemerintah, pengusaha dan masyarakat. 4
Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 dinyatakan bahawa bumi dan kekayaan yang ada di
dalamnya dipergunakan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan rakyat. Pasal
tersebut merupakan landasan konstitusional pengaturan sumber daya
tambang mineral dan batu bara sebagai kekayaan alam Negara yang harus di
kelolah untuk mensejahterakan rakyat. Pasal 18 Undang-undang Nomor 4
tahun 2009 tentang pertambangan mineral dan batubara semakin
memperjelas prinsip pengelolaan pertambangan negara agar memberikan
manfaat ekonomi sebesar-besarnya bagi rakyat. Pasal 18 UUD 1945 telah
mempertegas pengakuan terhadap masyarakat adat dan seluruh hak yang
terkait di dalamnya.5
Emas digunakan sebagai standar keuangan di banyak negara dan
digunakan juga sebagai perhiasan serta elektronik. Penggunaan emas dalam
bidang moneter dan keuangan berdasarkan nilai moneter absolut dari emas
itu sendiri terhadap berbagai mata uang di seluruh dunia. meskipun secara
resmi di bursa komoditas dunia, harga emas dicantumkan dalam mata uang
dolar Amerika. Bentuk penggunaan emas dalam moneter lazimnya berupa
4 Seri, Kumpulan Peraturan Pemerintah Pengembangan Nomor 4 Tahun 2010 tentang
Pertambanagan. (Yogyakarta :Pustaka Yustisia 2010). Hlm, 81 5 Undang-undang No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan, Mineral dan Batubara. (Jakarta:
Pradnya Paramita, 2017) Hlm, 27
bulion atau batangan emas dalam berbagai satuan berat gram sampai
kilogram.6
Dengan demikian dalam mengelola sumber daya mineral diperlukan
penerapan sistem penambangan yang sesuai dan tepat, baik ditinjau dari segi
teknik maupun ekonomis, agar perolehannya dapat optimal. Cadangan
sumber daya mineral yaitu logam mulia atau biasa disebut emas pada tahun
2018 di Kabupaten Merangin tepatnya di Kecamatan Renah Pembarap.
keberadaannya membuat banyak penduduk sekitar maupun penduduk dari
luar Merangin berdatangan untuk mencari emas. Hasil survei oleh
pemerintah Kabupaten Merangin awal tahun 2012-2018 jumlah penambang
di Merangin ± 10 ribu jiwa baik pria, wanita maupun anak-anak.
Pertambangan emas di Kabupaten Merangin, belum memiliki izin
pertambangan dari pemerintah Provinsi Jambi maupun pemerintah Pusat.
Pertambangan emas ini termasuk dalam usaha pertambangan emas liar atau
pertambangan emas tanpa izin usaha (PETI).
Sebelum adanya tambang emas ini, masyarakat bermata pencarian
berkebun, baik itu sawit maupun karet. Di samping itu masyarakat juga
sambilan bertani sayur dan menanam padi. Pertama kalinya masyarakat
mencari emas hanya mendulang di sungai, hanya sambilan saja jika ada
waktu luang. Dengan berjalannya waktu masyarakat mencoba menggunakan
mesin untuk menyedot tanah yang di dalam sungai ke daratan untuk di
ambil emasnya. Dengan berjalannya waktu masyarakat berinisiatif membuat
6 Hendro hartono. pencemaran ditambang emas rakyat. (Media Litbang Kesehatan Volume
XVII Nomor 3 Tahun 2007) Hlm, 42
lubang dipinggir sungai dan patokannya apa bila ketemu nafal keras maka
akan bikin lubang ke samping untuk diambil tanahnya dan di dulang untuk
mencari emas.7
Kegiatan pertambangan di Kabupaten Merangin, secara langsung
membawa perubahan pada lingkungan, sosial dan ekonomi. Kegiatan
pertambangan juga menimbulkan eksternalitas terhadap lingkungan,
berdampak buruk contohnya sungai yang tercemar dan gersang. Sosial
berdampak baik, dengan adanya tambang emas masyarakat yang tidak ada
pekerjaan dan pendapatan, dengan adanya pertambangan ada pekerjaan. dan
ekonomi berdampak baik, contohnya masyarakat yang sebelumnya tidak
mempunyai kendaraan dengan ada pertambangan dan berkontribusi bisa
mempunyai kendaraan pribadi dan meningkatkan perekonomian masyarakat
Kabupaten Merangin. Dampak positif yang dirasakan oleh masyarakat yaitu
kenaikan pendapatan, namun pada kenyataanya dampak negatif sering kali
lebih dominan dibandingkan dampak positif atau adanya eksternalitas dari
kegiatan ekonomi manusia terhadap lingkungannya.
Penambangan emas memiliki tiga cara yaitu dompeng, tambang
nyarung, dan memakai ekskavator. Dompeng yaitu mencari emas di daratan
dimana memakai mesin untuk mengisap tanah untuk di disaring memakai
karpet dan handuk dan nantinya emas tersebut akan nempel di karpet dan
handuk tersebut. Dalam dompeng ini memakai mesin, ada mesin penghisap
dan mesin menyemprot tanah pakai air biar lunak dan di sedot. Tambang ini
7 Hasil Wawan Cara Dengan tokoh masyarakat, H. Zaharuddin ( pada 22 September 2019)
hanya beroperasi siang saja. Anggota pekerjanya hanya enam orang, pekerja
sebelum kerja bisa meminjam duit ke bos untuk belanja di rumah mereka
masing-masing. Nanti hasil dri kerja akan di potong pendapatan mereka
karena udah meminjam.
Bagi hasil dari tambang emas menggunakan dompeng ini main
persenan. Pekerja mendapatkan 10% perorangnya. Sedangkan pemilik tanah
mendapatkan 20%, dan bos yang mendanai mendapatkan 20%. Jadi pekerja
6 orang 60%, jumlah semuanya 100%. Minyak satu hari 30 liter, pembagian
hasil atau menjual emas yang di dapat tiap minggu atau 10 hari. Makan
pekerja selama bekerja di biayai bos tapi pas pembagian hasil akan di
potong semua biaya yang di keluarkan dari hasil pendapatan selama bekerja.
8
Tambang nyarung adalah tambang yang di lakukan di pinggir sungai
yang di mana tambang ini membuat lubang dengan kedalaman kisaran 8-25
m. tergantung patokan tanahnya, apa bika ketemu nafal maka akan membuat
lobang kepinggir biasa di sebut masyarakat nyarung. Anggota pekerja
kisaran 7-12 orang, tergantung dari pendapatan tambang tersebut, apa bila
tambang itu bnyak emasnya maka lebih bnyak pekerjanya.
Tambang nyarung ini zaman dulu untuk galinya menggunakan linggis
dan pahatan. Zaman sekarang memakai bor, udah menggunakan mesin.
Dulu membawa bansal keluar di Tarik menggunakan tangan, tenaga
manusia. Sekarang udah menggunakan mesin untuk menarik bansal, atau
8 Hasil Wawancara Dengan Pendana Tambang Emas, Akhmad Sauri ( pada 20 September 2019)
mesin motor. Tambang ini bnyak menggunakam mesin seperti jenset,
power, mesin sedot, bor, dan mesin motor. Semua mesin di tanggung oleh
bos/pendana.
Pembagian hasil pendapatan di tambang emas dengan cara nomor,
pekerja masing-masing orang mendapat satu nomor. Pendana mendapatkan
dua nomor, dan pemilik tanah mendapat dua nomor. Selama bekerja
pendana membiayai semua makan dan rokok pekerja. tapi setelah bagi hasil
semua pengeluaran baik itu makanan dan minyak semua dipotong untuk di
bayar ke pendana atau bos, minyak sehari semalam sekitar 50 liter.
Sistem bagi hasil pertambangan emas (PETI) menggunakan
ekskavator pemilik tanah mendapat 20%, sedangkan anggota kerja 10%,
pendana 70%. Pemilik tanah cuman menyediakan lokasi atau tanah yang
mau dibuka tambang emas, anggota hanya pekerja tidak mengeluarkan
modal apapun termasuk tenda tempat tinggal, dan makan. Anggota juga bisa
pinjam uang sebelum bekarja kepada bos atau pendana. Sedangkan bos atau
pendana menyiapkan uang yang cukup banyak untuk merental alat
berat/ekskavator, makanan dan pinjaman untuk anggota pekerja, minyak
solar dan bensin, jenset/listrik, mesin dan mesin dompeng. 9
Tambang emas di desa Durian betakuk yang ikut serta sekitar 70%
penduduk. Dari lansia sampai anak-anak, laki-laki maupun perempuan ikut
serta dalam tambang emas ini. Tapi di tambang emas yang memakai
9 Hasil Wawancara Dengan Pendana Tambang Emas, Akhmad Sauri, ncim ( pada 20
September 2019)
akskavator pada tahun 2019 yang mengasih lahanya untuk di buka tambang
emas sekitar 25 tempat. Dari satu tempat penduduk asli yang bekerja
sekiatar 3/4 orang satu tempat. Dalam satu tempat pekerja 6/7 orang. Berarti
penduduk asli yang bekerja tetap di tambang emas ini hanya 10% saja. 10
Sewa atau rental alat berat ekskavator sekitar 100/110 juta perbulan.
Dalam sehari menbutuhkan minyak solar untuk alat berat 7/8 galon sehari, 1
galon berisi 35 liter. Untuk mesin dompeng butuh minyak sehari 1 galon
solar/ 35 liter. Sedangkan untuk listrik/ genset membutuhkan 10 liter
minyak bensin. Jadi minyak solar selama 10 hari sekitar 2800 liter. Harga
satu liter minyak solar sampai ke lokasi 7000 X 2800 liter = Rp 19.600.000.
sedangkan untuk listrik membutuhkan 100 liter bensin selama 10 hari.
Harga bensin 8000 X 100=Rp 800.000.
Tabel 1.1
Dana yang di butuhkan selama 1 bulan
No Nama barang Jumlah barang Harga
1 Sewa ekskavator 30 hari Rp 110.000.000
2 Minyak solar 7000 x 8,400 liter Rp 58.800.000
3 Minyak bensin 8000 x 300 liter Rp 2.400.000
10
Hasil Wawancara Dengan Kepala Desa Durian Betakuk, Muhammad Hakim ( 25 september
2019)
4 Bayar operator 300.000 sehari x 30 Rp 9.000.000
5 Jenset satu unit Rp 2.000.000
6 Mesin robin satu unit Rp 2.700.000
7 Makanan 1 bulan Rp 6.000.000
Jumlah Rp 181.900.000
Sumber : wawancara pendana akhmad sauri tahun 2019
Tambang emas ini biasanya menjual emas atau hasil dari bekerja
selama 10 hari baru di jual atau di hitung pendapatan penjualannya. Jika tidak
ada hasil dalam waktu seminggu biasanya mencari tempat yang baru atau
lokasi lain, yang lebih bagus. Jumlah anggota pekerja berjumlah 8 orang
nntinya 10% dari pendapatan akan di bagikan ke anggota tersebut. 11
Jadi di sini dampak yang akan di timbulkan dari tambang emas ini
adalah pemilik tanah lebih di untungkan, karena tidak mengekuarkan dana
sedikitpun hanya menyediakan lahan, dan lahan tersebut nantinya bisa di olah
lagi menjadi kolam ikan, kebun sawit, sawah, dan lain-lain. Sedangkan
pendana harus tau selama bekerja seminggu tidak ada dapat sama sekali akan
mengalami kerugian yang besar dan harus secepatnya mecari lokasi yang
lebih srategis jika dalam satu bulan mendapat pendapatan di bawah 180 juta
maka pendana rugi. Walau pendana mendapatkan 70% dari pendapatan, tapi
resiko kerugian sangat besar dan bisa membuar pendana rugi dan bangkrut.
Dalam tambang emas, banyak masyarakat yang tidak ada pekerjaan
maupun penghasilan yang sedikit dari kebun, kebanyakan mencoba
keberuntungan pergi mendulang ditempat tambang emas dan bisa meminta
11 Hasil Wawancara Dengan Pendana Tambang Emas, Akhmad Sauri ( 20 September 2019)
bansal ke operator yang bekerja. Tidak kurang yang mendulang di tempat
tambang emas yang pendapatan 1 kg perbulan sekitar 30 orang, biasanya
pendulang ini tidak kurang sehari 50 ribu, tergantung nasib mereka bisa
lebih.12
Sistem bagi hasil pada penambang emas dari pandangan ekonomi
syari‟ah memakai akad musyarakah:
1. Musyarakah
Menurut Antonio Musyarakah adalah akad kerja sama antara dua
pihak atau lebih untuk suatu tertentu dimana masing-masing pihak
memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan
resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan. Manan
mengatakan musyarakah adalah hubungan kemitraan antara perusahaan
dengan konsumen untuk suatu masa terbatas pada suatu proyek baik
perusahaan maupun konsumen memasukkan modal dalam perbandingan
yang berbeda dan menyetujui suatu keuntungan yang ditetapkan
sebelumnya, lebih lanjut Manan mengatakan bahwa sistem ini juga
didasarkan atas prinsip untuk mengurangi kemungkinan partisipasi yang
menjerumus kepada kemitraan akhir oleh konsumen dengan diberikannya
hak pada perusahaan pada mitra usaha untuk membayar kembali saham
perusahaan secara sekaligus ataupun berangsur-angsur dari sebagian
12
Hasil Wawan Cara Dengan Pendana Tambang Emas, Akhmad Sauri ( pada 20 September
2019)
pendapatan bersih operasinya.13
Berdaskan penjelasan tentang musyarakah
terdapat ayat al-quran yang terkait:
ضعب لع مهضعب غبيل ءآطلخال ها مزيثك نإو ها جعو لإ كتجعو الؤسب كملظ ذقل الق
بوأا وعاكر زخ، وهبر زفغتاسف هىتا فموأ دواود هظو ما هم ليلقو تحلالص ىالمعو ىاىما هيذا اللإ
Artinya: Dia (Daud) berkata .”sesungguhnya dia telah berbuat zalim
kepada mu dengan meminta kambingmu itu (ditambahkan)
kepada kambingnya. Memang banyak diantara orang-orang yang
bersekutu itu berbuat zalim kepada yang lain, kecuali orang-
orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan.” Dan hanya
sedikitlah mereka begitu.” Dan Daud menduga bahwa kami
mengujinya.” Maka dia memohon ampunan kepada Tuhannya
lalu menyungkur sujud dan bertobat. 14
Musyarakah adalah mencampurkan salah satu dari macam harta
dengan harta lainnya sehingga tidak dapat dibedakan di antara akad
kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu di mana
masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan
bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan
kesepakatan15
.
Melihat dampak yang ditimbulkan dari tambang emas ini peneliti
tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang dampak sistem bagi hasil pada
tambang emas di Desa Durian Betakuk, Kec. Renah pembarap, Kab.
Merangin. Maka penelitian ini berusaha kajian terhadap dampak sistem bagi
hasil pada tambang emas di Desa Durian Betakuk Kec. Renah Pembarap,
Kab. Merangin. penulis mengambil judul: “Dampak Sistem Bagi Hasil
13
M. Syafi‟I Antonio, Bank Syariah Suatu Pengenalan Umum, (Jakarta: Tazkia Institut,
1999), hal. 128 14
Q.S Shad : (38) ayat 24 15
M. Syafi‟I Antonio, Bank Syariah Suatu Pengenalan Umum, (Jakarta: Tazkia Institut,
1999), hal. 129
pada Penambang Emas (Studi Kasus Desa Durian Betakuk, Kec.
Renah Pembarap, Kab. Merangin)”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka pertanyaan penelitian yang
dapat diajukan adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana implementasi sistem penambangan emas?
2. Bagaimana dampak sistem bagi hasil dengan pemodal pada penambang
emas?
3. bagaimana kendala yang di hadapi dalam penerapan dampak sistem bagi
hasil?
4. Bagaimana solusi yang diberikan oleh pemerintah terhadap penambang
emas?
C. Batasan Masalah
Supaya penelitian ini terarah dan mencapai sasaran yang di inginkan
dalam penulisan kripsi ini, maka penulis membatasi permasalahan ini pada
hai-hal yang hanya berkaitan dengan dampak sistem bagi hasil dan pandangan
hukum ekonomi Islam mengenai tambang emas pada Desa durian betakuk,
Kec. Renah pembarap, Kab. Merangin.
D. Tujuan penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui dampak sistem bagi hasil pada penambang emas
sesuai dengan kaidah sistem bagi hasil yang benar?
2. Untuk mengetahui kendala yang di hadapi penambang emas dalam
penerapan dampak sistem bagi hasil?
E. Manfaat penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah :
1. Manfaat bagi penelitian
Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan kontribusi
dalam menambah wawasan serta sebagai salah saturujukan untuk
meneliti lebih lanjut dari sisi dan masalah penelitian yang sama dalam
konteks yang berbeda kedepannya.
2. Manfaat bagi akademik
Untuk pihak akademisi khususnya jurusan ekonomi syariah
berguna sebagai literature bagu peneliti selanjunya yang akan
mengadakan penelitian yang sama. Hasil penelitian ini diharapkan
dapat berguna bagi seluruh mahasiswa untuk meningkatkan
pengetahuan mahasiswa.
3. Bagi masyarakat umum
Diharapkan penelitian ini menjadi sumber informasi dan
pengetahuan bagi masyarakat luas bahwa dampak pembagian hasil
dari tambang emas ini sudah memakai hukum ekonomi I slam dan
masyarakat gak ragu lagi dalam bekerja atau buka sendiri tempat
tambang emas.
F. Kajian Teori
1. Pengertian Dampak
Dampak menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah benturan,
pengaruh yang mendatangkan akibat baik positif maupun negatif. Pengaruh
adalah daya yang ada dan timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut
membentuk kepercayaan atau perbuatan seseorang. Pengaruh adalah suatu
keadaan dimana ada hubungan timbal balik atau hubungan sebab akibat
antara apa yang mempengaruhi dengan apa yang dipengaruhi.
Dampak secara sederhana bisa diartikan sebagai pengaruh atau akibat.
Dalam setiap keputusan yang diambil seorang atau biasanya mempunyai
dampak tersendiri baik dampak positif maupun negatif. Dampak juga
merupakan proses lanjutan dari sebuah pelaksanaan pengawasan internal.
Dampak secara sederhana bisa diartikan sebagai pengaruh atau akibat.
Menurut Scott dan Mitchell dampak merupakan suatu transaksi sosial
dimana seorang atau kelompok orang digerakkan oleh seseorang atau
kelompok orang yang lainnya untuk melakukan kegiatan sesuai dengan
harapan.16
2. Pengertian System
Sistem menurut Mulyadi adalah sebagai berikut : “sekelompok dua
atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan (subsistem-subsistem
yang bersatu untuk mencapai tujuan bersama)”. Sistem menurut Winarno
adalah sebagai berikut : “sekumpulan komponen yang saling bekerja sama
16
Bambang Tri Kurnianto, pengembangan lingkar wills, dampak, sosial ekonomi
(Tulungagung, 2017) hal . 61
untuk mencapai tujuan tertentu”. Sistem menurut Mcleod yang kutip oleh
Machmud adalah sebagai berikut : “A sistem is a group of elements that are
integrated with the common porpose of achieving an objective”. Sistem
adalah sekolompok elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama
untuk mencapai suatu tujuan. 17
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
“sistem adalah kumpulan komponen atau subsistem yang saling terkait dan
bekerjamasama untuk mencapai suatu tujuan”.
Ludwig von bartalanfy. Sistem merupakan seperangkat unsur yang
saling terikat dalam suatu antrelasi diantara unsur-unsur tersebut dengan
lingkungan. Anatol raporot. Sistem adalah suatu kumpulan kesatuan dan
perangkat hubungan satu sama lain. L. Ackof. Sistem adalah setiap kesatuan
secara konseptual atau fisik yang terdiri dari bagian-bagian dalam keadaan
saling tergantung satu sama lainnya.
a. Syarat-syarat Sistem
1. Sistem harus dibentuk untuk menyelesaikan tujuan.
2. Elemen sistem harus menpunyai rencana yang di tetapkan
3. Adanya hubungan diantara elemen sistem.
4. Unsur dasar dari proses (arus imformasi, energi dan material) lebih
penting daripada elemen sistem.
17 Jogiyanto, Analisis dan Disain Sistem Informasi, ANDI OFFSET (Yogyakarta, 1990) hlm 1
5. Tujuan organisasi lebih penting daripada tujuan elemen.18
b. Secara garis besar, sistem dapat dibagi 2 :
1. Sistem Fisik (Physical system)
Kumpulan elemen-elemen / unsur-unsur yang saling berinteraksi
satu sama lain secara fisik serta dapat diidentifikasikan seacar nyata
tujuan-tujuannya.
Contoh :
Sistem transportasi, elemen : tugas, mesin, organisasi yang
menjalankan trasnportasi.
Sistem komputer, elemen : peralatan yang berpungsi bersama-
sama untuk menjalankan pengolahan data.
2. Sistem Abstrak (Abstract System)
Sistem yang dibentuk akibat terselengaranya ketergantungan ide,
dan tidak dapat diidentifikasikan secara nyata, tetapi dapat diuraikan
elemen-elemennya.
Contoh :
Sistem teologi, hubungan manusia dengan tuhan.19
a. Karakteristik Sistem
1. Organisasi adalah Mencakup struktur dan fungsi organisasi.
2. Interaksi adalah Saling keterhubungan antara bagian yang satu
dengan lainnya.
18
Ibid. hlm 2 19
Ibid. hlm 3
3. Interdependensi adalah Bagian yang satu mempunyai
ketergantungan dengan bagian yang lainnya.
4. Integritas adalah Suatu keterpaduan antara subsistem-subsistem
untuk mencapai tujuan.
5. Main Objection (Tujuan Utama) adalah Pemusatan tujuan yang
sama dari masing-masing subsistem.20
b. Klasifikasi Sistem
1. Deterministik Siytem adalah Sistem dimana operasi-operasi
(input/output) yang terjadi didalamnya dapat ditentukan/
diketahui dengan pasti. Contoh:Program komputer, melaksanakan
secara tepat sesuai dengan rangkaianinstruksinya. Dan sistem
pengajiannya.
2. Probalistik Siytem adalah Sistem yang input dan prosesnya dapat
didefinisikan, tetapi output yangm dihasilkan tidak dapat
ditentukan dengan pasti; (selalu ada sedikit kesalahan /
penyimpangan terhadap ramalan jalannya sistem). Contoh :Sistem
penilaian ujian dan Sistem pemasaran.
3. Open siytem adalah Sistem yang mengalami pertukaran energi,
materi atau informasi denganlingkungannya. Sistem ini
cenderung memiliki sifat adaptasi, dapat menyesuaikan diri
dengan lingkungannya sehingga dapat meneruskan eksistensinya.
Contoh: Sistem keorganisasian memiliki kemampuan adaptasi.
20
Ibid. hlm 4
(Bisnis dalam menghadapi persaingan dari pasar yang berubah.
Perusahaan yang tidak dapat menyesuaikan diri akan tersingkir) 21
4. Closed system. Adalah sistem fisik di mana proses yang terjadi
tidak mengalami pertukaran materi, energy atau informasi dengan
lingkungan di luar sistem tersebut. Contoh: reaksi kimia dalam
tabung berisolasi dan tertutup.
5. Relatively closed siytem adalah sistem yang tertutup tetapi tidak
tertutup sama sekali untuk menerima pengaruhpengaruh lain.
Sistem ini dalam operasinya dapat menerima pengaruh dari luar
yang sudah didefinisikan dalam batas-batas tertentu . Contoh
:sistem komputer. (sistem ini hanya menerima masukan yang
telah ditentukan sebelumnya, mengolahnya dan memberikan
keluaran yang juga telah ditentukan sebelumnya, tidak
terpengaruh oleh gejolak di luar sistem).
6. Artificial siytem adalah sistem yang meniru kejadian dalam alam.
Sistem ini dibentuk berdasarkan kejadian di alam di mana
manusia tidak mampu melakukannya. Dengan kata lain tiruan
yang ada di alam. contoh : sistem ai, yaitu program komputer
yang mampu membuat komputer seolah-olah berpikir, sistem
robotika dan aringan neutral network.
21 Ibid. Hlm 5
7. Natural siytem adalah sistem yang dibentuk dari kejadian dalam
alam. Contoh : laut, pantai, atmosfer, tata surya dan lain-
lainnya.22
8. Manned siytem adalah sistem penjelasan tingkah laku yang
meliputi keikut sertaan manusia. Sistem ini dapat digambarkan
dalam cara-cara sebagai berikut :
Sistem manusia-manusia adalah sistem yang menitik beratkan
hubungan antar manusia.
Sistem manusia-mesin adalah sistem yang mengikutsertakan
mesin untuk suatu tujuan.
sistem mesin-mesin adalah sistem yang otomatis di mana
manusia mempunyai tugas untuk memulai dan mengakhiri
sistem, sementara itu manusia dilibatkan juga untuk memonitor
sistem. Mesin berinteraksi dengan mesin untuk melakukan
beberapa aktifitas. Pengotomatisan ini menjadikan bertambah
pentingnya konsep organisasi, dimana manusia dibebaskan
dari tugas-tugas rutin atau tugas-tugas fisik yang berat.
Perancang sistem lebih banyak menggunakan metode "
relatively closed dan deterministik sistem ", karena sistem ini dalam
pengerjaannya lebih mudah meramalkan hasil yang akan diperoleh dan
lebih mudah diatur dan diawasi. Contoh : pada bidang sistem informasi,
faktor komputer dan program computer biasanya "relatively closed dan
22 Ibid. Hlm 6
deterministik", tetapi faktor manusia sebagai pengelolanya adalah "
open dan probabilistik sistem ".23
c. Metode siytem
1. Blackbok Approach
Suatu sistem dimana input outputnya dapat didefenisikan
tetapi proposesnya tidak diketahui atai tidak terdefenisi. Metode ini
hanya dapat dimengerti oleh pihak dalam (yang menangani)
sedangkan pihak luar mengetahui masukan dan hasilnya. Sistem ini
terdapat pada subsistem tingkat terendah.
2. Analityc siytem
Suatu metode yang mencoba untuk melihat hubungan seluruh
masalah untuk menyelidiki kesistematisan tujuan dari sistem yang
tidak efektif dan evaluasi pilihan dalam bentuk ketidak efektifan dan
biaya.
Dalam metode ini beberapa langkah diberikan seperti di bawah ini :
a. Menentukan identitas dari sistem.
Sistem apa yang diterapkan
Batasannya
Apa yang dilaksanakan sistem tersebut.
b. Menentukan tujuan dari sistem
Output yang dihasilkan dari isi sistem
23 Ibid. Hlm 7
Fungsi dan tujuan yang diminta untuk mencoba
menanggulangi lingkungan.
c. Bagian-bagian apa saja yang trdapat dalam sistem dan apa
tujuan dari masing-masing bagian tersebut.
Tujuan masing-masing bagian sistem harus jelas
Cara apa yang digunakan subsistem untuk berhubungan
dengan subsistem lainnya24
d. Bagaimana bagian-bagian yang ada dalam sistem itu saling
berhubungan menjadi satu kesatuan.
3. Pengertian Bagi Basil
Bagi hasil menurut terminologi asing (bahasa Inggris) dikenal
dengan profit sharing. Profit dalam kaus ekonomi diartikan pembagian
laba. Secara defenisi profit sharing diartikan “distribusi beberapa bagian
dari laba pada pegawai dari suatu perusahaan. Menurut Antonio, bagi hasil
adalah suatu sistem pengolahan dana dalam perekonomian islam yakni
pembagian hasil usaha antara pemilik modal (shahibul maal) dan
pengolola (mudharib).
Secara umum prinsip bagi hasil dalam ekonomi syariah dapat
dilakukan dalam empat akad utama yaitu, al Musyarakah, al Mudharabah,
al Muzara’ah, dan musaqolah. Walaupun demikian prinsip yang paling
banyak dipakai adalah al musyarakah dan al mudharabah, sedangkan al
24 Ibid. Hlm 8
muzara‟ah dan al musqalah dipergunakan khusus untuk plantation
financing (pembiayaan pertanian untuk beberapa bank islam). 25
Sistem bagi hasil merupakan sistem di mana dilakukannya
perjanjian atau ikatan bersama di dalam usaha tersebut diperjanjikan
adanya pembagian hasil atas keuntungan yang akan didapat antara kedua
belah pihak atau lebih. Bagi hasil dalam sistem koperasi syari‟ah
merupakan ciri khusus yang ditawarkan kepada masyarakat, dan didalam
aturan syari‟ah yang berkaitan dengan pembagian hasil usaha harus
ditentukan terlebih dahulu pada awal terjadinya kontrak (akad). Besarnya
penentuan porsi bagi hasil antara kedua belah pihak ditentukan sesuai
kesepakatan bersama, dan harus terjadi dengan adanya kerelaan (An-
Tarodhin) di masing-masing pihak tanpa adanya unsur paksaan.26
a. Konsep Bagi Hasil
Konsep bagi hasil ini sangat berbeda sekali dengan konsep bunga
yang diterapkan oleh sistem ekonomi konvensional. Dalam ekonomi
syari‟ah, konsep bagi hasil dapat dijabarkan sebagai berikut.
1. Pemilik dana menanamkan dananya melalui institusi keuangan yang
bertindak sebagai pengelola dana.
25
Syafi‟I Antonio, Bank Syariah Teori dan Praktek (Jakarta, Gema Insani, 2001) hal. 90 26 M. Syafi‟I Antonio, Bank Syariah Suatu Pengenalan Umum, (Jakarta:Tazkia Institut, 1999),
hal. 129
2. Pengelola mengelola dana-dana tersebut dalam sistem yang dikenal
dengan sistem pool of fund (penghimpun dana), selanjutnya
pengelola akan menginvestasikan dana-dana tersebut kedalam
proyek atau usahausaha yang layak dan menguntungkan serta
memenuhi semua aspek syari‟ah.
3. Kedua belah pihak membuat keepakatan (akad) yang berisi ruang
lingkup kerjasama, jumlah nominal dana, dan jangka
waktuberlakunya kesepakatan tersebut.
4. Sumber dana terdiri dari :
1) Simpanan : tabungan dan simpanan berjangka.
2) Modal : simpanan pokok, simpanan wajib, dana lain-lain.
3) Hutang pihak lain. 27
b. Jenis-jenis Akad Bagi Hasil
Bentuk-bentuk kerjasama bagi hasil dalam ekonomi syari‟ah secara
umum dapat dilakukan dalam empat akad, yaitu Musyarakah,
Mudharabah, Muzara’ah, dan Musaqah. Namun, pada penerapannya
prinsip yang digunakan pada sistem bagi hasil, pada umunya
menggunakan kontrak kerjasama pada akad Musyarakah dan
Mudharabah.
1. Musyarakah (Joint Venture prifit & loss sharing)
27
Muhammad Syafi‟I Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani,
2011), hal. 90
Menurut Antonio Musyarakah adalah akad kerja sama antara dua
pihak atau lebih untuk suatu tertentu dimana masing-masing pihak
memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan
resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan. Manan
mengatakan musyarakah adalah hubungan kemitraan antara perusahaan
dengan konsumen untuk suatu masa terbatas pada suatu proyek baik
perusahaan maupun konsumen memasukkan modal dalam perbandingan
yang berbeda dan menyetujui suatu keuntungan yang ditetapkan
sebelumnya, lebih lanjut Manan mengatakan bahwa sistem ini juga
didasarkan atas prinsip untuk mengurangi kemungkinan partisipasi yang
menjerumus kepada kemitraan akhir oleh konsumen dengan diberikannya
hak pada perusahaan pada mitra usaha untuk membayar kembali saham
perusahaan secara sekaligus ataupun berangsur-angsur dari sebagian
pendapatan bersih operasinya.
Musyarakah adalah mencampurkan salah satu dari macam harta
dengan harta lainnya sehingga tidak dapat dibedakan di antara akad
kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu di mana
masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan
bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan
kesepakatan. 28
2. Mudharabah (Trustee Profit Sharing)
28
Warkum Sumitro, Asas-asas Perbankan Islam dan Lembaga-lembaga Terkait. (Jakarta: PT.
Grafindo Persada,2004) hal. 32
Mudharabah termasuk salah satu bentuk akad syirkah
(perkongsian). Istilah lain mudharabah digunakan oleh orang irak,
sedangkan orang Hijaz menyebutnya dengan istilah qiradh. Dengan
demikian, mudharabah dan qiradh adalah istilah maksud yang sama.
Mudharabah termasuk juga perjanjian antara pemilik modal (uang
dan barang) dengan pengusaha dimana pemilik modal bersedia
membiayai sepenuhnya suatu usaha atau proyek dan pengusaha setuju
untuk mengelolaproyek tersebut dengan bagi hasil sesuai dengan
perjanjian.
Disamping itu mudharabah juga berarti suatu pernyataan yang
mengandung pengertian bahwa seseorang memberi modal niaga kepada
orang lain agar modal itu diniagakan dengan perjanjan keuntungannya
dibagi antara dua belah pihak sesuai perjanjian, sedang kerugian
ditanggung oleh pemilik modal.
Oleh karena itu ada beberapa rukun dan syarat dalam pembiayaan
mudharabah yang harus diperhatikan yaitu :
1) Pelaku (pemilik modal maupun pelaksana usaha)
Akad mudharabah, harus ada minimal dua pelaku. Pihak
pertama bertindak sebagai pemilik modal (shahibul maal), pihak
kedua sebagai pelaksana usaha (mudharib). Syarat keduanya adalah
pemodal dan pengelola harus mampu melakukan transaksi dan sah
secara hukum.
2) Objek Mudharabah (modal dan kerja)
Objek merupakan konsekuensi yang logis dari tindakan yang
dilakukan oleh para pelaku. Pemilik modal menyerahkan modalnya
sebagai objek mudharabah, sedangkan pelaksana usaha menyerahkan
kerjanya sebagai objek mudharabah. Modal yang diserahkan
berbentuk keahlian, ketrampilan, selling skill dan lain-lain.29
3) Persetujuan kedua belah pihak (ijab-qabul)
“Persetujuan kedua belah pihak merupakan konsekuensi dari
prinsip „an-araadhim minkum (sama-sama rela)” (Q.S. An-Nisa ayat
29). Kedua belah pihak harus secara rela bersepakat untuk
mengikatkan diri dalam akad mudharabah. Si pemilik dana setuju
dengan perannya untuk mengkontribusikan dana dan si pelaksana
usaha pun setuju dengan perannya untuk mengkontribusikan kerja.
Syaratnya adalah melafazkan ijab dari yang punya modal dan qabul
dari yang menjalankannya.
4) Nisbah keuntungan
Nisbah adalah rukun yang khas dalam akad mudharabah, yang
tidak ada dalam akad jual beli. Nisbah ini mencerminkan imbalan yng
berhak diterima oleh kedua belah pihak yang bermudharabah.
Mudharib mendapatkan imbalan atas kerjanya, sedangkan shahib
almaal mendapat imbalan atas penyertaan modaknya. Nisbah
29 Muhammad, Manajemen Bank Syariah, (Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2002) hal. 101
keuntungan inilah yang akan mencegah terjadinya perselisihan antara
kedua belah pihak mngenai cara pembagian keuntungan. 30
3. Sistem Bagi Hasil Menurut Ekonomi Syari’ah
1. Pendekatan profit sharing (bagi laba)
Profit sharing menurut etimologi Indonesia adalah bagi
keuntungan. Dalam kamus ekonomi diartikan pembagian laba. Profit
secara istilah adalah perbedaan yang timbul ketika total pendapatan
suatu perusahaan lebih besar dari biaya total.
Di dalam istilah lain profit sharing adalah perhitungan bagi hasil
didasarkan kepada hasil bersih dari total pendapatan setelah dikurangi
biaya-biaya yag dikeluarkan untuk memperoleh pendapata tersebut.
2. Pendekatan revenue sharing (bagi pendapatan)
Revenue (pendapatan) dalam kamus ekonomi adalah hasil uang
yag diterima oleh suatu perusahaan dari penjualan barang-barang
(goods) dan jasa (services) yang dihasilkan dari pendapatan penjualan
(sales revenue).
Dalam arti lain revenue merupakan besaran yang mengacu pada
perkalian antara jumlah out put yang dihasilkan dari kegiatan produksi
dikalikan dengan harga barang atau jasa dari suatu produksi tersebut. 31
Perhitungan menurut pendapatan ini adalah perhitungan laba
didasarkan pada pendapatan yang diperoleh dari pengelola dana, yaitu
30
Ibid. Hlm, 102 31
Cristoper Pass dan Bryan lowes, kamus Lengkap Ekonomi, (Edisi ke-2. Jakarta:Erlangga,
1994) hal. 583
pendapatan usaha sebelum dikurangi dengan biaya usaha untuk
memperoleh pendapat tersebut.
Prinsip revenue sharing diterapkan berdasarkan pendapat dari
syafi‟I yang mengataka bahwa mudharib tidak boleh menggunakan
harta mudharabah sebagai biaya, baik di dalam keadaan menetap
maupun berpergian (diperjalanan) karena mudharib telah mendapatkan
bagian keuntungan maka ia tidak berhak mendapatkan sesuatu (nafkah)
dari harta itu yang pada akhirnya ia akan mendapat yang lebih besar
dari bagian shahibul maal.
Sedangkan untuk profit sharing diterapkan berdasarkan
pendapat Abu hanifah, Malik, yang mengatakan bahwa mudharib dapat
membelanjakan harta mudharabah hanya bila perdagangannya itu
diperjalanan saja baik itu untuk biaya makan, pakaian dan sebagainya.32
Tabel 1.2
Penelitian Terdahulu
No Nama
peneliti
Jurnal penelitian
Metode
Hasil Penelitian
1.
L.G.S. Astiti
and T.
Sugianti
2013
Dampak Penambangan
Emas Tradisional pada
Lingkungan dan Pakan
Ternak di Pulau Lombok.
Kualitatif
Terdapat 26 titik seberan
pengolahan emas secara
tradisoanal yang
bersinggungan langsung
dengan areal persawahan di
Kabupaten Lombok Barat dan
Lombok Tengah.
32
Wiroso,Penghimpun Dana dan Distribusihal.asil Usaha Bank Syariah, (Jakarta: PT.
Grasindo, 2005) hal. 118
2.
3.
4.
5.
Cucu
Rahayu
2011
Trisnia
anjami 2010
Yayang
aulia 2009
Wira fuji
astuti 2012
Dampak Pengelolaan
Tambang Emas
PT.Cibaliung Sumberdaya
dalam Meningkatkan
Lingkungan Sosial
Ekonomi Masyarakat
Kecamatan Cimanggu
Kabupaten Pandeglang.
Dampak sosial
penambangan emas tampa
izin (PETI) di desa sungai
sorik kecamatan kuantan
hilir seberang kabupaten
kuantan singingi.
Dampak pertambangan
emas illegal di aliran
sungai batanghari
kabupaten dhamasraya
sumatra barat.
Dampak aktivitas
pertambangan emas tanpa
izin terhadap kesejahteraan
rumah tangga gurandil
Kualitatif
Kualitatif
Kualitatif
kualitatif
Hasil pengukuran untuk
parameter-parameter pH,
TSS, sianida, danlogam-
logam tembaga, kadmium
seng, timbal, arsen,nikel,
kromium, dan merkuri.
Tidak dipungkiri bahwa emas
yang membawa berkah
tersendiri bagi masyarakat,
meningkatkan penghasilan
sesaat yang dirasakan
masyarakat di wilayah
penambangan dapat dilihat
dari peningkatannya
kepemilikan sejak tahun 2008
- 2010.
Penambang emas di sungai
batang hari kabupaten
damasraya telah dilindungi
dan diatur PERDA
Kabupaten Dmasraya No 19
tahun 2007 mengenai
pengelolaan dan pengusahaan
pertambangan dan energi.
Mayoritas atau 85 persen dari
penduduk desa pangkal jaya
mempunyai mata pencaharian
sebagai penambang gurandil
atau tikus yang didominasi
oleh laki-laki setengah baya
usia produktif. Akan tetapi
masih ada yang bekerja
sebagai petani atau buruh tani
atau pekerjaan lain seperti
pedagang sayuran, jualan roti.
Dari jurnal di atas dapat di lihat bahwa penelitian terdahulu udah
banyak yang membahas tentang tambang emas, tetapi saya juga meneliti
tentang tambang emas di mana saya melihat dampak yang ditimbulkan oleh
tambang emas ini sangat besar di mana perekonomian didaerah tersebut naik.
Dari saya meneliti dampak yang di timbulkan bahwa pemilik lahan meningkat
pendapatan perekonomian mereka bisa mencapai 3-4 kali lipat dari
pendapatan sebelum ada tambang emas ini. Dan juga sistem bagi hasil
memakai akad musyarakah dan mudharabah. Masyarakat sekitar juga bisa
mecari napkah disana dengan cara mendulang di tempat tambang emas tampa
di pungut biaya apapun dan bebas kapanpun dan di lokasi manapun.
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Desain Penelitian
Berdasarkan dengan judul yang penulis ambil, Kirk dan Miller dalam
Moleong mendefinisikan bahwa ”penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu
dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada
pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan
orang-orang tersebut dalam bahasannya dan dalam peristilahannya. Metode
deskriptif juga dapat didefinisikan sebagai suatu metode dalam meneliti status
sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran,
ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. 33
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, sebagai upaya untuk
memberikan jawaban atas permasalahan yang telah dibentangkan, karena
sifatnya menggunakan penekatan analisis deskriptif. Dengan kata lain penelitian
ini berupaya menggambarkan, menguraikan suatu keadaan yang sedang
berlangsung berdasarkan fakta dan informasi yang diperoleh dari lapangan dan
kemudian dianalisis berdasarkan variable yang satu dengan lainnya sebagai
upaya untuk memberikan solusi tentang menanamkan nilai-nilai keagamaan,
yang dimana lokasi Penelitian ini dilakukan di Desa Durian Betakuk Kecamatan
Renah Pembarap Kab. Merangin.
33 Lexy J Moleong. (2011). Metodelogi Penelitian Kualitatif. (Bandung: Remaja Rosdakarya)
Hlm 3
Pemilihan metode ini didasarkan atas beberapa pertimbangan. Pertama,
menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan
kenyataan ganda; kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakikat
hubungan antara peneliti dengan responden; ketiga, metode ini lebih peka dan
lebih bisa menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan
terhadap pola-pola nilai yang dihadapi. 34
B. Setting dan Subjek Penelitian
1. Setting Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Desa Durian Betakuk Kecamatan
Renah Pembarap Kab. Merangin atas berbagai pertimbangan; banyaknya
fenomena-fenomena yang terjadi pada penambangan emas baik itu dari segi
pembagian hasil yang terkait mengenai pemilik tanah, pemodal, dan
anggota pekerja.
2. Subjek Penelitian
Atas berbagai pertimbangan sebagaimana dikemukakan di atas maka
yang akan dijadikan sebagai informan di dapat dengan wawancara atau
Purposive sampling dengan 20 orang, 80% penduduk lokal, 20% pendatang/
luar. Menyakan tentang penambangan emas (Subjek penelitian) ini adalah:
Pendana, Pemilik Tanah, Anggota, Tokoh Masyarakat dan Buruh di Desa
Durian Betakuk Kecamatan Renah Pembarap Kab. Merangin.
34
Ibid. hal 5
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung
dari sumber utama melalui observasi dan wawancara di lapangan. Sedangkan
data sekunder yaitu data yang diperoleh dari bacaan literatur-literatur serta
sumber-sumber lain yang berhubungan dengan penelitian ini, dengan kata
lain data sekunder dapat diperoleh dari sumber kedua berupa dokumentasi
serta peristiwa yang bersifat lisan atau tulisan. Data sekunder ini digunakan
sebagai data pelengkap atau data pendukung dari data primer.
a. Data Primer
Data primer adalah data pokok yang diperlukan dalam penelitian,
yang diperoleh secara langsung dari sumber ataupun dari lokasi objek
penelitian, atau keseluruhan data hasil penelitian yang diperoleh di
lapangan.35
Yakni data yang diperoleh secara langsung melalui wawancara
dan pengamatan (observasi) dengan pendana, Kades, pemilik tanah,
anggota pekerja, dan tokoh masyarakat terhadap perkembangan
permasalahan penambangan emas di Desa Durian Betakuk Kecamatan
Renah Pembarap Kab. Merangin.
35 Tim Penyususn Skripsi, Pedoman Penulis Skripsi : Fakultas Syariah, (jambi IAIN STS Jambi,
2012 ,cetakan kedua), hlm. 34.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data atau sejumlah keterangan yang
diperoleh secara tidak langsung atau melalui sumber perantara. Data ini
diperoleh dengan mengutip dari sumber lain, sehingga tidak bersifat
autentik, karena sudah diperoleh dari tangan kedua, ketiga dan
seterusnya.36
Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui
dokumentasi yang meliputi profil sekolah dan struktur organisasi di Desa
Durian Betakuk Kecamatan Renah Pembarap Kab. Merangin.
2. Sumber Data
Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek
darimana data diperoleh. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto, yang
dimaksud dengan sumber data adalah subyek darimana data-data diperoleh.
Sumber data yaitu berbentuk perkataan maupun tindakan, yang didapat
melalui wawancara. Sumber data peristiwa (situasi) yang didapat melalui
observasi. Dan sumber data dari dokumen didapat dari instansi terkait.
“menurut Lofland sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-
kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan
lain-lain.37
Sumber data di sini merupakan subjek dari mana data dapat diperoleh
yaitu :
36
Ibid, hlm. 34. 37 Jam‟am Satori, Aan Komariah. (2009). Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Hlm 105
a. Sumber data berupa manusia, yakni Pendana, anggota, dan buruh
b. Sumber data berupa suasana, dan kondisi di Desa Durian Betakuk
Kecamatan Renah Pembarap Kab. Merangin,
c. Sumber data berupa dokumentasi, berupa foto kegiatan.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang ditempuh untuk
mendapatkan data/fakta yang terjadi pada subjek penelitian untuk memperoleh
data yang valid. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan
melalui metode observasi, wawancara, dokumentasi.
1. Metode Observasi
Teknik pengamatan ini didasarkan atas pengamatan secara langsung,
Metode ini dilakukan dengan jalan terjun langsung kedalam lingkungan
dimana penelitian itu dilakukan disertai dengan pencatatan terhadap hal-hal
yang muncul terkait dengan informasi data yang dibutuhkan.38
Penulis
menggunakan metode ini untuk mengamati secara langsung data yang ada di
lapangan, terutama tentang data penambang emas yang ada di Desa Durian
Betakuk Kecamatan Renah Pembarap Kab. Merangin.
Metode ini digunakan untuk mengungkapkan data yang mana secara
langsung dapat mengamati hal-hal yang berhubungan dengan menerapkan
metode demonstrasi.
Langkah-langkah yang dilakukan:
38 Lexy J Moleong. (2011). Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Hlm
125
a) Mengamati sistem bagi hasil di Desa Durian Betakuk Kecamatan
Renah Pembarap Kab. Merangin,
b) Mengamati bentuk pelaksanaan dan kegiatan sistem bagi hasil di
Desa Durian Betakuk Kecamatan Renah Pembarap Kab. Merangin.
c) Memperhatikan sistem bagi hasil yang diterapkan para pekerja di
Desa Durian Betakuk Kecamatan Renah Pembarap Kab. Merangin.
d) Memperhatikan tanggapan pekerja terhadap permasalahan-
permasalahan yang terjadi di Desa Durian Betakuk Kecamatan
Renah Pembarap Kab. Merangin.
2. Metode Wawancara / interview
“interview atau wawancara adalah suatu bentuk komunikasi
verbal semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi”.39
Metode wawancara ini penulis lakukan untuk mengambil data, dengan
mengadakan tanya jawab secara langsung dengan responden dan
mendengarkan langsung serta mencatat dengan teliti apa yang
diterangkan oleh responden, Metode ini digunakan untuk memperoleh
data atau informasi dari beberapa sumber data yang bersangkutan yaitu
pendana, anggota, buruh. Sebelum penulis melalukan wawancara,
penulis sudah mempersiapkan seperangkat pertanyaan yang berkaitan
dengan penelitian.
Adapun datanya meliputi:
39
Nasution. (2006). Metode Research Penelitian Ilmiah, Jakarta: Bumi Askara. Hlm 113
a) Metode yang digunakan dalam bentuk pelaksanaan dan
kegiatan dalam menerapkan bagi hasil yang terkait hukum
Islam di Desa Durian Betakuk Kecamatan Renah Pembarap
Kab. Merangin.
b) Cara yang digunakan di dalam upaya-upaya pendana, anggota,
buruh dalam menerapkan sistem bagi hasil yang terkait hukum
Islam di Desa Durian Betakuk Kecamatan Renah Pembarap
Kab. Merangin.
c) Sejauh mana pencapaian yang diperoleh dari bentuk sistem
bagi hasil yang terkait hukum Islam yang digunakan.
Interview ditinjau dari segi pelaksanaannya, maka dibedakan menjadi:
a. Interview bebas (inguided interview) dimana pewancara bebas
menanyakan apa saja, tetapi juga mengingat akan data apa yang
akan dikumpulkan.
b. Interview terpimpin (guided interview) yaitu interview yang
dilakukan oleh pewawancara dengan membawa sederetan
pertanyaan lengkap dan terperinci seperti, yang dimaksud dalam
interview terstruktur.
c. Interview bebas terpimpin yaitu kombinasi antara interview bebas
dan interview terpimpin.40
40 Suharsimi Arikunto 2002. Interview Artikel. hlm 132
3. Metode Dokumentasi
Metode Dokumentasi adalah suatu cara mencari data terhadap hal-
hal seluk beluk penelitian baik berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar,
prasasti, majalah, agenda dan lain sebagainya. Data tersebut antara lain :
1) Historis dan geografis
2) Struktur Organisasi
3) Keadaan sarana dan prasarana.41
E. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini yang akan di analisis adalah melalui pendekatan
kualitatif dengan menggunakan cara deduktif. Deduktif adalah suatu proses
berfikir dengan mengemukakan permasalahan yang bersifat umum kemudian
dibahas kepada permasalahan yang bersifat khusus. Analisis data meliputi :
1. Reduksi Data
“Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang
tersedia dari dri berbagai sumber yaitu dari wawancara, observasi, dan
dokumentasi”. Setelah dibaca, dipelajari, maka langkah selanjutnya adalah
reduksi data.
Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan, perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan, dan tranformasi data-data kasar yang muncul
41 Sugiono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Hlm
138
dari catatan-catatan yang tertulis di lapangan. Reduksi data dilakukan selama
penelitian berlangsung.42
2. Penyajian data
Setelah melalui reduksi data langkah selanjutnya dalam analisa data
adalah penyajian data atau sekumpulan informasi yang memungkinkan
peneliti melalukan penarikan kesimpulan.
3. Verifikasi / penarikan kesimpulan
Setelah data terkumpul direduksi yang selanjutnya disajikan. Maka
langkah terakhir dalam penganalisa data adalah menarik kesimpulan atau
verifikasi dan analisanya menggunakan analisa model interaktif, artinya
analisa ini dilakukan dalam bentuk interaktif dari ketiga komponen utama
tersebut.
F. Uji Keterpercayaan Data (Trushwortnines)
Untuk menetapkan keterpercayaan data, maka diperlukan tehnik
pemeriksaan. Pelaksanaan pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria
tertentu, ada beberapa tehnik yang digunakan dalam pengecekan keabsahan
temuan, diantaranya :
1. Perpanjang keikutsertaan
Perpanjang keikutsertaan dalam artian memperpanjang waktu di
lapangan sehingga kejenuhan pengumpilan data tercapai. Jika hal ini
dilakukan maka membatasi membatasi gangguan dari dampak peneliti pada
konteks, membatasi kekeliruan peneliti, dan mengkonpensasikan pengaruh
42 Jam‟am Satori, Aan Komariah. (2009). Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta hal
219
dari kejadian atau peristiwa yang memiliki pengaruh sesaat. Perpanjangan
waktu di lapangan akan memungkinkan penungkatan derajat kepercayaan
data yang dikumpul.43
2. Ketekunan Pengamatan
Ketekunan dalam pengamatan berarti menemukan ciri-ciri dan unsur-
unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang
sedang dicari dan kemudian memusatkan diri terhadap hal-hal tersebut secara
rinci berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang menonjol.44
Hal ini
diharapkan dapat mengurangi distorsi data yang timbul akibat peneliti
terburu-buru dalam menilai suatu persoalaan, ataupun kesalahan responden
yang vtidak benar dalam memberikan informasi.
3. Triangulasi
Trianggulasi merupakan teknik pemerikasaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu diluar data pokok. Untuk keperluan pengecekan atau
sebagai pembanding terhadap data itu, terdapat empat macam teknik
pemerikasaan menggunakan sumber, metode, penyidik, dan teori.45
Hal ini dapat dicapai dengan jalan:
a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara
43 Sugiono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Hlm
219 44 Ibid. hlm 99 45 Lexy J Moleong. (2011). Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya hlm
178
b. Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa
yang dikatakannya secara pribadi
c. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian
dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu
d. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai
pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, dan orang
berpendidikan.
e. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang
berkaitan.
G. Sistematika Penulisan
BAB I : Bab pendahuluan berisi latar belakang masalah, rumusan masalah,
batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kerangka teori, tinjauan
pustaka dan kerangka pemikir.
BAB II : Berisi metode penelitian yang mencakup, pendekatan penelitian,
objek dan waktu penelitian, jenis dan sumber data, metode pengumpulan
data, teknik analisis data, sistematika penulisan.
BAB III : Menjelaskan kondisi dan gambaran umum penambang emas di
Desa Durian Betakuk, Kec. Renah Pembarap, Kab. Merangin.
BAB IV : Pada bab ini menjelaskan tentang hasil dan pembahasan
penelitian.,
BAB V : Merupakan bab penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran
serta dilengkapi dengan daftar pustaka, instrument pengumpulan data,
lampiran wawancara, lampiran observasi, dan lampiran dokumentasi serta
biodata peneliti.
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Gambaran Umum penelitian
1. Gambaran umum
Desa Durian Betakuk merupakan salah satu Desa di Kecamatan Renah
Pembarap, yang terletak di Jln. Muaro Bantan Km.38, di antara Desa Muara
Panco timur dengan Desa Muaro Bantan. Di bulan September 2019 Desa Durian
Betakuk memiliki 346 KK, dari laki-laki 660 jiwa, dan perempuan 615 Jumlah
penduduk 1284 jiwa, dan memiliki lima dusun di antaranya Dusun Baru Barat,
Dusun Baru Timur, Dusun Pondok Sasak, Dusun Durian Betakuk dan Dusun
Timben.
Agama mayoritas muslim, tetapi 1% kristen. Dari bulan Agustus-
September bertambah jumlah keluarga 37 KK, dari pendatang maupun yang
menikah. Desa Durian Betakuk memiliki 1 Masjid dan 2 Musolla, dan
mempunyai satu SD NEGERI 156/VI Durian Betakuk. pendapatan 80 % di bawah
Rp 3.000.000,.
Kecamatan Renah Pembarap merupakan salah satu dari 24 Kecamatan di
wilayah Kabupaten Merangin. Luas wilayah Kecamatan Renah Pembarap
menurut administrasinya 27,286.00 luas(Ha) dan 3.55% terhadap total
administrasi, dan luas wilayah terbangun 169 luas(Ha) dan 0,62% terhadap luas
administrasi. Kemiringan lereng di Kecamatan Renah Pembarap 8-15% (datar s/d
landai). Wilayah Kecamatan Renah Pembarap umumnya merupakan dataran
sedang yang terletak pada ketinggian antara 100-500 meter di atas permukaan
laut.46
Berikut adalah data penduduk Kecamatan Renah Pembarap bulan agustus
2019 :
Tabel. 3.1
Jumlah Desa dan penduduk di Kecamatan Renah Pembarap
Tahun 2019
Sumber : Kantor Kecamatan Renah Pembarap Tahun 2019
46 Data kecematan Renah Pembarap Tahun 2016
No
Desa/Kelurahan
KK
Penduduk Akhir
L P L+P
1 Ma. Panco Barat 449 911 819 1730
2 Ma. Panco Timur 385 773 722 1495
3 Talang Segegah 172 331 302 633
4 Durian Batakuk 346 660 615 1284
5 Ma. Bantan 170 340 328 668
6 Parit Uj Tanjung 301 649 622 1271
7 Guguk 348 561 554 1115
8 Markeh 302 603 507 1078
9 Air Batu 636 1262 1171 2433
10 Simpang Parit 248 479 483 962
11 Marus Jaya 228 405 380 785
12 Renah Medan 116 228 217 445
Jumlah 3664 7125 6686 13839
Gambar 3.1
Peta Kecamatan Renah Pembarap
Tahun 2019
sumber : Puskesmas kecamatan Renah Pembarap Tahun 2019
Gambaran wilayah Kabupaten Merangin memberikan gambaran tentang
kondisi administratif, wilayah kajian SSK, kependudukan dan Kebijakan Tata
Ruang Kabupaten Merangin. Secara geografis, Kabupaten Merangin terletak pada
titik koordinat antara 101032‟39” – 102
038‟35” Bujur Timur dan 1
039‟23” –
2046‟9” Lintang Selatan, dengan luas 7.679Km
2. Dalam mendukung jalannya roda
pemerintahan, pusat pemerintahan Kabupaten Merangin berada di Kota Bangko.
Secara administrasi wilayah Kabupaten Merangin berbatasan dengan:
Sebelah Timur :Berbatasan dengan Kabupaten Sarolangun;
Sebelah Barat :Berbatasan dengan Kabupaten Kerinci;
Sebelah Utara :Berbatasan dengan Kabupaten Bungo dan Tebo;
Sebelah Selatan :Berbatasan dengan Kabupaten Lebong (Provinsi
Bengkulu)47
Secara Administrasi Pemerintahan, Kabupaten Merangin meliputi 24
wilayah pemerintahan Kecamatan. Untuk, meningkatkan peran pemerintah
kecamatan, pemerintah Kabupaten Merangin juga telah menetapkan kebijakan
peningkatan pelayanan pemerintahan kepada masyarakat melalui penyelenggaraan
pelayanan tingkat desa sebanyak 205 desa dan tingkat kelurahan sebanyak 10
kelurahan. Upaya pemekaran Kecamatan yang juga diiringi dengan pemekaran
desa ini diharapkan mampu memperpendek rentang kendali dan mempercepat
dalam pemberian pelayanan kepada masyarakat. Jumlah Desa/Kelurahan pada
masing-masing Kecamatan dan jumlah penduduk yang ada dapat dilihat dari tabel
dibawah ini:48
Tabel. 3.2
Luas Perkecamatan serta Jumlah Desa/ Kelurahan di Kabupaten Merangin
Tahun 2018
No. Nama Kecamatan Jumlah
Kelurahan/ Desa
1 Jangkat 11
2 Sungai Tenang 14
3 Muara Siau 17
4 Lembah Masurai 15
5 Tiang Pumpung 6
6 Pamenang 14
7 Pamenang Barat 8
8 Renah Pamenang 4
9 Pamenang Selatan 4
47
Pokja Sanitasi (Kab. Merangin dan BPS), Merangin dalam Angka, Tahun 2016 halm 1 48 Ibid., hlm 1
10 Bangko 8
11 Bangko Barat 6
12 Batang Masumai 10
13 Nalo Tantan 7
14 Sungai Manau 10
15 Renah Pemberap 12
16 Pangkalan Jambu 8
17 Tabir 11
18 Tabir Ulu 6
19 Tabir Selatan 8
20 Tabir Ilir 7
21 Tabir Timur 4
22 Tabir Lintas 5
23 Margo Tabir 6
24 Tabir Barat 14
Jumlah 215
Sumber : RTRW Kabupaten Merangin 2014-2034, Tahun 2019
Gambar 3.2 Peta Administrasi Kabupaten Merangin Tahun 2018
Sumber: RTRW Kabupaten Merangin 2014-2034, Tahun 2019
Secara geografis Kabupaten Merangin berada dilokasi yang sangat
strategis di mana berada di antara dua kabupaten yakni Kabupaten Sarolangun
yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Sarolangun Bangko serta Kabupaten
Bungo, Keberadaan Kabupaten Merangin di nilai strategis karena merupakan
salah satu akses ke Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh. Kondisi geografis
dan administrasi Kabupaten Merangin lebih jelasnya dapat dilihat pada Peta Batas
administrasi dan luas wilayah masing-masing Kecamatan dalam Kabupaten
Merangin dapat dilihat pada Peta Administrasi.49
49 Ibid., hlm 1
2. Struktur Organisasi Tambang Emas
STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAHAN DESA
DESA DURIAN BETAKUK
KECEMATAN RENAH PEMBARAP
TAHUN 2019
Sumber : Kantor Desa Durian Betakuk Tahun 2019
KEPALA DUSUN I
MARWAN
KAUR KEUANGAN
AMER MAHMUD
OPERATOR
DESA
STAF KEUANGAN
TRI HENDER
KASIR PEMERINTAH
KHAIDIR
KASI KESEJAHTERAAN & PELAYANAN
M. ARIP
KEPALA DUSUN II
ZUBIR KEPALA DUSUN III
A. PIAN
KEPALA DUSUN IV
MAWARDI
KEPALA DUSUN V
M. YUSUP
KAUR UMUM & PERENCANAAN
ISLAMIDIN, SH
SEKRETARIS DESA
RIKO ASRIL
KEPALA DESA
LUKMAN HAKIM
Struktur pemangku adat
Desa durian betakuk
Kecamatan renah pembarap
Tahun 2019
Sumber : Kantor Desa Durian Betakuk Tahun 2019
3. Sejarah dan perkembangan Tambang Emas
Sebelum adanya tambang emas ini, masyarat bermata pencarian
berkebun, baik itu sawit maupun karet. Di samping itu masyarakat juga
sambilan bertani sayur dan nanam padi. Tertama kalinya masyarakat mencari
emas hanya mendulang di sungai, hanya sambilan saja jika ada waktu luang .
Dengan berjalannya waktu masyarakat mencoba pakai mesin untuk menyedot
tanah yang di dalam sungai ke daratan untuk di ambil emasnya. Dengan
berjalannya waktu masyarakat berinisyatif membuat lubang dipinggir sungai
Pemangku adat
Lukman hakim
Ketua
Zaharudin
Wakil Ketua
Naharudin
Anggota
Amran
Anggota
M. Sukri Anggota
A.Qodi.Spd.I
Anggota
Abd.hamid
dan patokannya apa bila ketemu nafal keras maka akan bikin lubang ke
samping untuk diambil tanahnya dan di dulang untuk mencari emas.
Kegiatan pertambangan di Kabupaten merangin, secara langsung
membawa perubahan pada lingkungan, sosial dan ekonomi. Kegiatan
pertambangan juga menimbulkan eksternalitas terhadap lingkungan, sosial dan
ekonomi masyarakat Kabupaten merangin. Dampak positif yang dirasakan
oleh masyarakat yaitu kenaikan pendapatan, namun pada kenyataanya dampak
negatif seringkali lebih dominan dibandingkan dampak positif atau adanya
eksternalitas dari kegiatan ekonomi manusia terhadap lingkungannya.
Dalam tambang ini memiliki tiga cara yaitu dompeng, tambang
nyarung, dan memakai altafator. Dompeng yaitu mencari emas di daratan
dimana memakai mesin untuk mengisap tanah untuk di disaring memakai
karpet dan handuk dan nantinya emas tersebut akan nempel di karpet dan
handuk tersebut. Dalam dompeng ini memakai mesin, ada mesin penghisap
dan mesin menyemprot tanah pakai air biar lunak dan di sedot. Tambang ini
hanya beroperasi siang saja. Anggota pekerjanya hanya enam orang, pekerja
sebelum kerja bisa meminjam duit ke bos untuk belanja di rumah mereka
masing-masing. Nanti hasil dri kerja akan di potong pendapatan mereka
karena udah meminjam. 50
Bagi hasil dari tambang emas memakai dompeng ini main persenan.
Pekerja mendapatkan 10% perorangnya. Sedangkan pemilik tanah
mendapatkan 20%, dan bos yang mendanai mendapatkan 20%. Jadi pekerja 6
50 Hasil Wawancara Dengan tokoh masyarakat, H. Zaharudin (2019)
orang 60%, jumlah semuanya 100%. Minyak satu hari 30 liter, pembagian
hasil atau menjual emas yang di dapat tiap minggu atau 10 hari. Makan
pekerja selama bekerja di biayai bos tapi pas pembagian hasil akan di potong
semua biaya yang di keluarkan dari hasil pendapatan selama bekerja.
Tambang nyarung adalah tambang yang di lakukan di pinggir sungai
yang di mana tambang ini membuat lubang dengan kedalaman kisaran 8-25 m.
tergantung patokan tanahnya, apa bika ketemu nafal maka akan membuat
lobang kepinggir biasa di sebut masyarakat nyarung. Anggota pekerja kisaran
7-12 orang, tergantung dari pendapatan tambang tersebut, apa bila tambang itu
bnyak emasnya maka lebih bnyak pekerjanya.
Tambang nyarung ini zaman dulu untuk galinya pake linggis dan
pahatan. Zaman sekarang memakai bor, udah memakai mesin. Dulu membawa
bansal keluar di Tarik pake tangan, memakai tenaga manusia. Sekarang udah
memakai mesin untuk menarik bansal, memakai mesin motor. Tambang ini
bnyak menggunakam mesin seperti jenset, power, mesin sedot, bor, dan
mesin motor. Semua mesin di tanggung oleh bos/pendana. 51
Pembagian hasil pendapatan di tambang emas ini memakai cara
nomor, pekerja masing-masing orang mendapat satu nomor. Pendana
mendapatkan dua nomor, dan pemilik tanah mendapat dua nomor. Selama
bekerja pendana membiayai semua makan dan rokok pekerja. tapi setelah
bagihasil semua pengeluaran baik itu makanan dan minyak semua dipotong
untuk di bayar ke pendana atau bos. Minyak sehari semalam sekitar 50 liter.
51 Hasil Wawancara Dengan Pendana Tambang Emas, Akhmad Sauri, ncim (2019)
Sistem bagi hasil pertambangan emas (PETI) memakai alstafator
Pemilik tanah mendapat 20%, sedangkan anggota kerja 7%, pendana 70%.
Pemilik tanah cuman menyediakan lokasi atau tanah yang mau dibuka
tambang mas, anggota hanya pekerja biasa tampa menanam modal apapun
termasuk tenda tempat tinggal, dan makan. Anggota juga bisa pinjam uang
sebelum bekarja kepada bos atau pendana. Sedangkan bos atau pendana
menyiapkan uang yang cukup banyak untuk merental alat berat/ekskavator,
makanan dan pinjaman untuk anggota pekerja,minyak solar dan bensin,
jenset/listrik, mesin dan mesin dompeng.52
52 Hasil Wawancara Dengan Pendana Tambang Emas, Akhmad Sauri, ncim (2019)
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Implementasi sistem penambang emas
Data hasil penelitian diperoleh dari tehnik wawancara. Wawancara
dilakukan terhadap pemodal yang menjadi sumber informasi yang akurat
dikarenakan pemodal yang mampu mendeskripsikan modal usaha yang ia
gunakan dalam menjalankan usaha ditambang emas.
Implementasi adalah suatu tindakan dari sebuah rencana yang
sudah disusun secara matang dan terperinci. Implementasi biasanya
dilakukan setelah perancanaan sudah dianggap sempurna. Menurut Nurdin
Usman, Implementasi adalah bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan atau
adanya mekanisme suatu sistem, implementasi bukan sekedar aktivitas,
tapi suatu kegiatan yang terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan.53
Sistem menurut Mulyadi adalah sebagai berikut : “sekelompok dua
atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan (subsistem-
subsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan bersama)”. Sistem menurut
Winarno adalah sebagai berikut : “sekumpulan komponen yang saling
bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu”. Sistem menurut Mcleod
yang kutip oleh Machmud adalah sebagai berikut : “A sistem is a group of
elements that are integrated with the common porpose of achieving an
53 Nurdin Usman, Kontek implementasi berbasis kurikulum, ( jakarta : garasindo, 2002) hlm. 70
objective”. Sistem adalah sekolompok elemen yang terintegrasi dengan
maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan.54
Perencaan dalam sistem bagi hasil agar tidak ada yang di rugikan,
baik itu pendana, pemilik tanah, amggota pekerja. Semuanya berkontribusi
dalam penambangan, pendana adalah orang yang sangat berperan penting
semua kegiatan seperti merental alat ekskavator, lokasi, anggota pekerja
yang sangat bisa diandalkan dan semua yang berkaitan dengan
penambangan ini di bawah naungan pendana. Bagaimana sistem bagi hasil
pada penambang emas:
“Sebelum melakukan penambangan ada kesepakatan antara semua yang
berkecimpung di penambangan, ada perjanjian bagaimana sistem bagi
hasil yang akan dilakukan antara pendana, pemilik tanah, anggota pekerja.
Dan bersama-sama janji harus jujur dan saling terbuka mengenai
pendapatan dan pengeluaran. Dalam tambang emas yang memakai alat
eksavator ini sistem bagi hasilnya memakai cara persenan. Dimana
pemilik tanah mendapatkan 20% hasil tambang emas yang di dapat,
Pendana mendapatkan 70% dari pendapatan keseluruhan penambangan
emas ini dan anggota pekerja mendapatkan 10% pendapatan. Setiap hari
pendapatan ditimbang berapa mendapatkan emas di tulis dan di pegang
oleh pendana. Setiap pendapatan tiap hari harus di beritahu kepada pelik
tanah, pendana, anggota pekerja agar terbuka pendapatan tiap harinya.
Biadanya apabila dalam 10 hari udah mendapatkan emas yang banyak,
maka emas tersebut di jual dan semuanya harus tau berapa harga, emas
keseluruhan, dan pendapatan semuanya”. 55
Di dalam penambangan emas ini memiliki akad dalam sistem bagi
hasil dalam ekonomi syari‟ah yaitu musyarakah. Menurut Antonio
Musyarakah adalah akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk
suatu tertentu dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana
54 Jogiyanto, Analisis dan Disain Sistem Informasi, ANDI OFFSET (Yogyakarta, 1990) hlm 1 55
Hasil Wawancara Dengan Pendana dan pemilik tanah Tambang Emas, M. Nazir, Akhmad
Sauri (16 september 2019)
dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung
bersama sesuai dengan kesepakatan.
Manan mengatakan musyarakah adalah hubungan kemitraan antara
perusahaan dengan konsumen untuk suatu masa terbatas pada suatu
proyek baik perusahaan maupun konsumen memasukkan modal dalam
perbandingan yang berbeda dan menyetujui suatu keuntungan yang
ditetapkan sebelumnya, lebih lanjut Manan mengatakan bahwa sistem ini
juga didasarkan atas prinsip untuk mengurangi kemungkinan partisipasi
yang menjerumus kepada kemitraan akhir oleh konsumen dengan
diberikannya hak pada perusahaan pada mitra usaha untuk membayar
kembali saham perusahaan secara sekaligus ataupun berangsur-angsur dari
sebagian pendapatan bersih operasinya.
Musyarakah adalah mencampurkan salah satu dari macam harta
dengan harta lainnya sehingga tidak dapat dibedakan di antara akad
kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu di mana
masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan
bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan
kesepakatan.56
B. Dampak Sistem Bagi Hasil Dengan Pemodal Pada Penambang Emas
Data hasil penelitian diperoleh dari tehnik wawancara. Wawancara
dilakukan terhadap pemodal yang menjadi sumber informasi yang akurat
56 M. Syafi‟I Antonio, Bank Syariah Suatu Pengenalan Umum, (Jakarta:Tazkia Institut, 1999),
hal. 129
dikarenakan pemodal yang mampu mendeskripsikan modal usaha yang ia
gunakan dalam menjalankan usaha ditambang emas.
Dampak menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah benturan,
pengaruh yang mendatangkan akibat baik positif maupun negatif.
Pengaruh adalah daya yang ada dan timbul dari sesuatu (orang, benda)
yang ikut membentuk kepercayaan atau perbuatan seseorang. Pengaruh
adalah suatu keadaan dimana ada hubungan timbal balik atau hubungan
sebab akibat antara apa yang mempengaruhi dengan apa yang dipengaruhi.
Dampak secara sederhana bisa diartikan sebagai pengaruh atau
akibat. Dalam setiap keputusan yang diambil seorang atau biasanya
mempunyai dampak tersendiri baik dampak positif maupun negatif.
Dampak juga merupakan proses lanjutan dari sebuah pelaksanaan
pengawasan internal.57
Dalam tambang emas ini berdampak pada pemodal, pemilik tanah,
anggota pekerja dan masyarakat:
a. Pemodal terhadap tambang emas
Untuk menjalankan suatu tambang emas diperlukan sejumlah
modal (uang) dan tenaga (keahlian). Modal dalam bentuk uang diperlukan
untuk membiayai segala keperluan usaha, mulai dari biaya catar alat
ekskavator, mencari denah lokasi yang strategis dan mencari pekerja yang
jujur dan mempunyai kealian di bidang mesin\mendulang.
57 Bambang Tri Kurnianto, agrebisnis (2017) hal . 61
sebelum mulai tambang emas ini harus menyiapkan mesin-mesin
yang apa saja :
“Pemodal sebelum mulai tambang emas ini harus menyiapkan mesin-
mesin yang di perlukan seperti ekskavator, jenset, dan mesin robin. Alat
penunjang lainnya seperti Bok untuk memilah batu, tanah, dan emas.
Tambang ini membutuhkan operator yang menjalankan ekskavator dalam
mencari tempat yang pas dan tanah yang bagus untuk diambil memakai
ekskavator agar mendapatkan emas”.58
Berapa uang yang di perlukan pemodal dalam satu bulan pendana
akhmad sauri dalam tambang emas :
“Dalam tambang emas ini diperlukan modal yang besar Sewa atau rental
alat berat ekskavator sekitar 100/110 juta perbulan. Dalam sehari
menbutuhkan minyak solar untuk alat berat 7/8 galon sehari, 1 galon berisi
35 liter. Untuk mesin dompeng butuh minyak sehari 1 galon solar/ 35 liter.
Sedangkan untuk listrik/ genset membutuhkan 10 liter minyak bensin. Jdi
minyak solar selama 10 hari sekitar 2800 liter. Harga satu liter minyak
solar sampai ke lokasi Rp.7000 X 2800 liter = Rp 19.600.000. sedangkan
untuk listrik membutuhkan 100 liter bensin selama 10 hari. Harga bensin
8000 X 100=Rp 800.000. Pemodal ditambang emas ini mendapatkan 70%
hasil yang didapat. Karena resiko terbesar bangkrut/rugi ada pada pemodal
biaya yang dikeluarkan sangatlah besar apa bila dalam 2/3 hari bekerja
tidak memenuhi target maka pemilik modal mencari lokasi baru yang
menurutnya lebih pas dan strategis”.
Pemodal apa dari Desa Durian Betakuk, apa pendatang Akhmad
sauri dan nazir:
“Pemodal biasanya ada yang dari pribumi, ada juga dari desa tetangga.
Tergantung pemilik tanah percayanya pada siapa, ada juga modal sendiri
lokasi punya sendiri. resiko pemilik modal apa bila dalam satu bulan di
tempat tersebut pendapatannya banyak, pemilik tanah tidak mau di biayai
lagi karena ingin memakai modal sendiri dan ingin mandiri supaya
mendapatkan hasil yang lebih otomatis pemodal mencari lokasi baru dan
bukak baru lagi. Akhmad Sauri dari Desa durian Betakuk, sedangkan
Nazir pendatang”. 59
58 Hasil Wawancara Dengan Pendana dan pemilik tanah Tambang Emas, M. Nazir, Akhmad
Sauri ( 16 september 2019) 59
Hasil Wawancara Dengan Pendana dan pemilik tanah Tambang Emas, M. Nazir, Akhmad
Sauri (16 september 2019)
b. Pemilik tanah
Pemilik tanah adalah orang yang memiliki lokasi untuk dibuka
tambang emas. Pemilik tanah hanya menunggu apa bila ada orang tertarik
pada tanah yang di milikinya untuk di buka tambang emas maka pelik
tanah baru bisa menego berapa persen pendapatan untuk dia dan ada
perjanjian di awal yang harus di setujui antara pemilik lahan dengan
pemodal.
Apa dampak pada pemilik tanah dalam tambang emas, wawancara
dengan pemilik tanah M. Zahari :
“Pemilik tanah biasanya mendapatkan 20% dari pendapatannya, pemilik
tanah di untungkan karena tidak mengeluar modal sedikit pun karena
hanya menyediakan lahan. Lahan yang di pakai biasanya sawah, kebun
sawit dan kebun karet. Ada juga tanah yang belum di tanam apapun atau
kosong ngak ada pohon apapun. Lokasi yang di ambil biasanya di pinggir
sungai karena biasanya emas hanya ada di sungai atau di pinggir-pinggir
sungai. Tambang ini membutuhkan banyak air untuk mengolah dan
memisahkan antara batu, pasir, kayu, dan emas. Dampak buruk yang di
dapat pemilik tanah dalam tambang emas ini adalah selama bekerja di
lokasi tersebut pendapatan selama bekerja atau sewa alat eskskavator habis
dan tidak memenuhi target maka pemodal tidak sanggup menutupi tahan
yang sudah di gali untuk di buat seperti semula, karena butuh bnyak modal
untuk tutup kembali sedangkan pendapatan dikit”.60
Dalam mengantipikasi hal tersebut pemilik tanah biasanya ada
kerja sama di awal atau negosiasi antara pemodal dan pemilik tanah sesuai
kesepakatan besama agar tidak ada pihak yang merasa di rugikan. Ada
yang pemilik tanah meminta di timbun lagi ada juga pemilik tanah
meminta untuk rombak supaya menjadi kolam ikan, sesuai kesepakatan
60
Hasil Wawancara Dengan Pendana dan pemilik tanah Tambang Emas, M. Zahari ( 16
september 2019)
awal agar tidak ada yang di rugikan. Apa adapemilik tanah yang memodal
satu tambang, wawancara dengan pemilik tanah :
“Ada juga pemilik tanah yang mempunyai modal untuk membuka sendiri
di tanah dia sendiri. Modal yang di perlukan bisa juga antara keluarga
berembuk bisa tiga orang sampai empat orang atau lebih dibagi berapa
modal yang diperlukan untuk membuka selama sewa alat ekskavator,
biasanya sewa alat selama satu bulan sekitar Rp 100/110 Juta”61
. apa keuntungan pemilik tanah selain dari bagi hasil tambang emas,
wawancara pemilik tanah M. Zahari “
“Tidak semua tambang emas berdampak buruk bagi pemilik lahan
tersebut, ada juga pemilik tanah yang sudah di gali tanahnya trus untuk di
olah dan di ambil emasnya dan nantinya setelah selesai di tanahnya dan di
tutup lagi lobang-lobang yang ada trus pemilik tanah bisa menanam sawit
atau di olah menjadi sawah. Sebelumnya tanah tersebut kosong tidak ada
tanaman apapun karena di buka tambang dan mendapatkan hasil yang
bnyak dan cukupi untuk di olah tanah tersebut menjadi lahan yang berguna
seperti kebun sawit, kebun karet, sawah, kolam ikan dan lain-lainnya,
sesuai yang diinginkan pemilik lahan agar nantinya ada pendapatan dari
lahan yang sudah di olah tersebut”.62
c. Anggota pekerja
Anggota pekerja adalah orang yang di percaya untuk bekerja di
tambang emas. Anggota pekerja ini ada yang dari penduduk Desa Durian
Betakuk, desa tetangga dan dari daerah atau provinsi lain. Dalam
tambang emas ini anggota pekerja sangat berperan penting, walau
anggota pekerja tidak memberi modal tetapi anngota pekerja
mendapatkan persenan dari pendapatan tambang emas. Berapa anggota
pekerja di satu tempat penambangan emas:
61 Hasil Wawancara Dengan Pendana dan pemilik tanah Tambang Emas, M. Zahari ( 16
september 2019) 62
Hasil Wawancara Dengan Pendana dan pemilik tanah Tambang Emas, M. Zahari ( 16
september 2019)
“Dalam satu lokasi tambang emas membutuhkan pekerja 7 orang. di Desa
Durian Betakuk rata-rata satu tambang emas memiliki anggota pekerja
dari penduduk asli 4 orang, tiga orang lagi dari desa tetangga atau dari
daerah lain. Anggota pekerja harus nginap/tinggal di lokasi tambang
karena harus kontrol mesin dan menjaga tambang”.63
Apa solusi bagi pemodal sebelum menjadi anggota pekerja dan
bagaimana bagi hasil bagi hasil untuk anggota pekerja :
“Pemilik modal biasanya memberi pinjaman kepada pekerja sebelum
berangkat ke tempat tambang untuk belanja keluarga yang ditinggalkan
di rumah. Anggota pekerja mendapatkan 10% pendapatan selama bekerja
di lokasi tersebut. Pendapatan itu di bagi berapa orang pekerjanya
tergantung kesepakatan pertama dengan pemodal”.64
Apa tugas pekerja selama bekerja, wawancara anggota pekerja Rizki
Saputra :
“Tugas anggota pekerja selama bekerja seperti mengontrol mesin robin
karena tambang ini membutuhkan banyak air, dan menyuci/mengerai
hasil dari tambang. Menyuci/ ngerai satu hari dua kali pagi dan sore dan
hasil tiap harinya di setorkan kepada pemodal. Anggota pekerja juga
bertugas untuk mengisi minyak untuk eksavator baik itu siang maupun
malam”.65
Selama menjadi anggota pekerja siapa yang mendanai keperluan
komsumsi:
“Selama bekerja, anggota pekerja di biayai pemodal baik itu makan dan
rokoknya. Biasanya ada yang memakai jasa orang lain untuk masak dan
ada juga yang hanya anggota-anggota tersebut yang masak, tergantuk
tambang tersebut pendapatanya sampai target atau melebihi target”. 66
63 Hasil Wawancara Dengan Anggota pekerja Tambang Emas, Rizki Saputra (20 september
2019) 64 Hasil Wawancara Dengan Anggota pekerja Tambang Emas, Rizki Saputra (20 september
2019) 65 Hasil Wawancara Dengan Anggota pekerja Tambang Emas, Rizki Saputra (20 september
2019) 66
Hasil Wawancara Dengan Anggota pekerja Tambang Emas, Rizki Saputra (20 september
2019)
d. Masyarakat
Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul atau
berinteraksi. Manusia merupakan orang yang menempati suatu wilayah
baik langsung maupun tidak langsung saling berhubungan sebagai usaha
pemenuhan kebutuhan, terkait sebagai satuan sosial melalui perasaan
solidaritas karena latar belakang sejarah, politik ataupun kebudayaan
yang sama.
Sebelum adanya tambang emas apa pekerjaan masyarakat Desa
Durian Betakuk. Wawancara tokoh masyarakat H. Zaharuddin:
“Sebelum adanya tambang emas ini, masyarat bermata pencarian
berkebun, baik itu sawit maupun karet. Di samping itu masyarakat juga
sambilan bertani sayur dan nanam padi. Tertama kalinya masyarakat
mencari emas hanya mendulang di sungai, hanya sambilan saja jika ada
waktu luang . Dengan berjalannya waktu masyarakat mencoba pakai
mesin untuk menyedot tanah yang di dalam sungai ke daratan untuk di
ambil emasnya”.67
Masyarakat berperan penting karena masyarakat yang memberi
lokasi atau tanah untuk di buka tambang emas, dan masyarakat ada juga
yang bekerja dan mengantungkan pendapatannya dari tambang emas.
Dampak penambangan bagi masyarakat Desa Durian Betakuk :
“Masyarakat berdampak ada yang positif ada yang negatif, Dampak
positif yang dirasakan oleh masyarakat yaitu kenaikan pendapatan,
namun pada kenyataanya dampak negatif seringkali lebih dominan
dibandingkan dampak positif atau adanya eksternalitas dari kegiatan
ekonomi manusia terhadap lingkungannya. Masyarakat bisa mengadu
nasip di tambang dengan cara mengerai di tempat tambang emas apa bila
ngak ada pekerjaan atau pendapatan. Banyak masyarakat dari Desa
Durian Betakuk baik itu laki-laki maupun perempuan, anak-anak dan
67 Hasil Wawancara Dengan tokoh masyarakat. Zaharuddin (20 september 2019)
lansia mencoba keberuntungan dengan cara mengerai di tempat tambang
emas. 68
C. Kendala yang ditimbulkan dalam penerapan dampak sistem bagi
hasil
dalam penambangan emas ini kendala-kendala yang di hadapi oleh
penambang emas saat ini seperti lahan untuk dibuka pertambangan dikit,
di bandingkan 1-2 tahun yang lalu. Karena di satu tempat apa bila dalam
3-4 hari tidak dapat memenuhi target maka harus pindah dan mencari
lokasi yang lebih bagus.
Lokasi yang di ambilkan atau dibuka pertambangan hanya di
pinggir sungai saja dan lokasi pertambangan tidak jauh dari sungai.
Pertambangan hanya sepanjang sungai saja dan di sungai. Maka apa bila
pertambangan jauh dari sungai maka penambang membuat jalur sungai ke
arah tempat dia buka pertambangan.
Kendala lainnya dalam penambangan memakai ekskavator banyak
membutuhkan minyak, dan harus mencari orang yang bisa di andalkan
untuk mendistribusikan minyak sampai ke tempat pertambangan. Minyak
adalah kebutuhan utama bagi penambangan emas, baik itu untuk
ekskavator, dompeng, dan jenset.
Kendala lainnya mencari anggota pekerja yang sangat jujur dan
dapat dipercaya, apa bila anggota pekerja tidak jujur maka mengalami
kerugian dengan cara anggota mengambil emas di tempat karpetnya/ bok.
68 Hasil Wawancara Dengan tokoh masyarakat. Zaharuddin (20 september 2019)
Anggota pekerja harus bisa di dalam mesin, dan mendulang. Karena mesin
di kontrol trus dan di cek minyaknya dan perawatanya, dan anggota
pekerja harus bisa mendulang agar bisa memilah antara emas dengan
kalam/tanah.
Apa kendala dan orang yang sangat di rugikan apa bila dalam satu
bulan pendapatan tidak mencapai target :
“Kendala atau yang di rugikan di sistem bagi hasil apa bila pendapatan
dalam satu bulan itu tidak mencapai target modal keseluruhan maka
pemodal rugi besar, sedangkan pendana mendapatkan pendapatan tampa
mengeluarkan modal, hanya menyediakan lahan. Walau sedikit
pendapatan keseluruhan namun pemilik tanah tidak tau menau dan tetap
mendapatkan persen sesuai kesepakatan awal”. 69
Bagaimana jika dalam satu bulan pendapatan tidak mencapai
target, apa dampak bagi anggota pekerja:
“Anggota pekerja apa bila dalam satu bulan pertambangan mendapatkan
sedikit emas maka anggota pekerja tidak mendapatkan uang bahkan bisa
berutang ke pemodal, karena di awal bulan sebelum bekerja anggota
pekerja meminjamkan uang ke pemodal untuk kebutuhan keluarga yang di
tinggakan selama satu bulan”.70
Kendala lainnya seperti menjual emas tersebut tidak bisa
sembarangan, karena toko emas tidak semua mau membeli emas dari
PETI, karena takut dengan aparat nanti di bilang penadah. Kebanyakan
emas pertambangan/ PETI ada orang tertentu yang membelinya dan orang
tersebut menjualnya atau bekerja sama dengan orang asing. 71
69 Hasil Wawancara Dengan Pendana Tambang Emas, M. Nazir, Akhmad Sauri ( 16
september 2019) 70 Hasil Wawancara Dengan Pendana Tambang Emas, M. Nazir, Akhmad Sauri ( 16
september 2019) 71
Hasil Wawancara Dengan Pendana Tambang Emas, M. Nazir, Akhmad Sauri ( 16
september 2019)
D. Solusi Yang Di Berikan Oleh Pemerintah Terhadap Penambang
Emas
Penambangan emas tampa izin (PETI) di bumi tali undang
tambang teliti menjadi persoalan yang tiada habisnya. Dampak dari PETI
itu sendiri, sungguh destruktif. Tidak saja pada lingkungan dan
masyarakat, tapi juga para penambang itu sendiri. Seperti yang kita
ketahui, beberapa tahun belakangan ini puluhan nyawa para penambang
melayang akibat kegiatan PETI yang ada sedikit pun jera dari para pelaku
PETI.
Upaya-upaya pemerintah dalam penanganan PETI seperti
melakukan razia gabungan ini pun masih belum maksimal dan tidak
menemukan titik penyelesaian. Ditambah lagi banyaknya oknum-oknum
yang bermain dan memberikingi kegiatan PETI tersebut. Sebetulnya
persoalan PETI ini biasa selesai dengan mengubahnya menjadi
pertambanga rakyat seperti beberapa daerah yang ada di indonesia.
Menurut pasal 1 ayat 32 UU no. 4 tahun 2009 tentang
pertambangan mineral dan batu bara, wilayah pertambangan dimana
kegiatan usaha pertambangan rakyat dilakukan. Dalam aturan itu, di
sebutkan penerapan WPR oleh bupati/walikota setelah berkonsultasi
dengan dewan [erwakilan rakyat daerah kabuoaten/kota. Di pasal 22 dari
UU minerba mencantum, beberapa kriteria untuk menetapkan, beberapa
kriteria untuk menetapkan WPR diumumkan kepada masyarakat secara
terbuka oleh bupati/walikota setempat.
Dengan demikian, pemerintah bisa mengatur proses pertambangan
rakyat dengan jelas, pajak untuk daerah jekas dan oknum-oknum yang
bermain dan membekingi kegiatan PETI sebelum tidak dapat berbuat apa-
apa.72
72 Pt. Media akses jambi
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang Dampak sistem
bagi hasil pada penambang emas, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Dampak dari penambangan emas ini kepada Masyarakat yang tidak ada
pekerjaan bisa mencoba keberuntungan dari meminta bansal di tempat
tambang emas untuk di dulang. Meskipun sungai yang jidaiin
penambangan ini kotor, tetapi masyarakat sekitar untuk minum dan
keperluan air di rumah ada sumgai lain yang jernih dan bersih untuk
mandi dan keperluan lain. Dan juga setiap rumah di Desa Durian
Betakuk ini memiliki sumur untuk keperluan sehari baik itu mandi
nyuci dan minum. pemilik tanah lebih diuntungkan karena tidak
mengeluarkan modal, tetapi mendapatkan hasil cukup besar di tambang
emas. Pemilik tanah bisa mengolah lahan yang sudah di jadiin
penambangan emas menjadi, kolam ikan, kebun sawin atau karet, dan
sawah. Tanah yang pertamanya perbukitan dengan membuka tambang
emas bisa menjadi dataran dan jadi gampang diolah. Pemodal disini
sangat berperan penting, karena pemodal yang membiayai semuanya,
mencari lokasi dan mencari anggota. Pemodal harus mencari anggota
pekerja yang sangat jujur dan dapat di percaya, karena tambang emas
ini untuk mengambil atau mencuri emas di tempat nyuci/memilah
antara pasir, batu, dan emas sangatlah gampang karena anggota pekerja
mengawasi dan sekaligus yang mendulang emas tersebut.
2. Sistem bagi hasil pada penambangan emas memakai sistem persenan
dimana pemilik tanah mendapatkan 20% hasil tambang emas yang di
dapat, Pendana mendapatkan 70% dari pendapatan keseluruhan
penambangan emas ini dan anggota pekerja mendapatkan 10% pendapatan.
Di dalam penambangan emas ini memiliki akad dalam sistem bagi hasil
dalam ekonomi syari‟ah yaitu musyarakah. Sebelum memulai melakukan
atau bekerja harus ada musyawarah atau perjanjian antara pemodal, pemilik
tanah, dan anggota pekerja.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari data-data maupun hasil
wawancara, pada dasarnya penelitian ini berjalan dengan baik. Namun bukan
suatu kekeliruan apabila peneliti ingin mengemukakan beberapa saran yang
mudah-mudahan bermanfaat bagi kemajuan masyarakat Desa Durian Betakuk
antaralain:
1. Mengingat adanya aktivitas penambangan yang ada di Desa Durian
Betakuk banyak menimbulkan dampak positif seperti masyarakat lebih
mudah mencari nafkah di bandingkan dengan masyarakat yang bekerja
sebagai petani karet karena turunnya harga karet, dan banyak juga
menimbulkan dampak negatif seperti pencemaran lingkungan.
2. Ada sebagian tambang emas yang sudah di gali tetapi tidak di timbun dan
di tinggal gitu saja oleh penambang emas tidak terjadi lagi agar bekas
tambang emas bisa di olah lagi. Limbah dari penambangan ini tidak di
buang di sungai baik itu limbah plastik maupun bekas-bekas tambang
agar sungai tidak tercemar.
3. Walau masyarakat banyak bergantung dari penambangan ini, tetapi
masyarakat harus tau penambangan ini ilegal dan tidak ada izin dari
pemerintah tau daerah dan bisa di pidana.
4. Diharapkan kepada pemerintah dan aparatur Desa agar dapat memberikan
suatu tindakan tegas terhadap PETI sesuai peraturan yang berlaku. Dan
memberikan pencerahan kepada masyarakat khususnya pelaku PETI
tentang pentingnya mengelola alam dngan baik serta akibat yang diterima
jikamelalaikannya.
DAFTAR PUSTAKA
A. LITERATUR
Austianto, (2013) Penerapan Bagi hasil Deposito Mudharabah di Bank syariah.
Antonio, Muhammad Syafi‟I, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema
Insani, 2011)
Antonio, M. Syafi‟I, Bank Syariah Suatu Pengenalan Umum, (Jakarta:Tazkia
Institut, 1999)
Bambang Tri Kurnianto (2017), agrebisnis
Jam‟am Satori, dkk (2009). Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta
Jogiyanto,(1990) Analisis dan Disain Sistem Informasi, ANDI OFFSET Yogyakarta,.
Moleong, Lexy J. (2011). Metodelogi Penelitian Kualitatif. (Bandung: Remaja
Rosdakarya)
Mukhtar. (2010). Bimbingan Skripsi, Tesis dan Artikel Ilmiah Panduan Berbasis
Penelitian Kualitatif Lapangan dan Perpustakaan, Jambi: Gaung Persada Perss.
M. Syafi‟I Antonio, Bank Syariah Suatu Pengenalan Umum, (Jakarta:Tazkia Institut,
1999),
Muhammad, Teknik Perhitungan Bagihal.asil di Bank Syariah. (Yogyakarta, UII
Press, 2001)
Muhammad, Manajemen Bank Syariah,(Yogyakarta: UPP AMP YKPN,2002).
Nurdin Usman, Kontek implementasi berbasis kurikulum, ( jakarta : garasindo, 2002)
Nasution. (2006). Metode Research Penelitian Ilmiah, Jakarta: Bumi Askara.
Pass, Cristoper and at all, kamus Lengkap Ekonomi, (Edisi ke-2. Jakarta: Erlangga,
1994)
Syafei, Rachmat. MA. Fiqh Muamalah, (Bandung: Pustaka Setia,2001).
Sugiono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Seri, Kumpulan Peraturan Pemerintah Pengembangan Nomor 4 Tahun 2010 tentang
Pertambanagan. ( Yogyakarta :Pustaka Yustisia, 2010).
Sumitro, Warkum. Asas-asas Perbankan Islam dan Lembaga-lembaga Terkait.
(Jakarta: PT.Grafindo Persada,2004).
Tim Pengembangan Perbankan Syariah IBI, Konsep,Produk dan Implementasi
Operasional Bank Syariah, (Jakarta: Djambaatan,2001)
Undang-undang No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan, Mineral dan Batubara.
(Jakarta: Pradnya Paramita, 2017)
Wiroso, Penghimpun Dana dan Distribusihal.asil Usaha Bank Syariah, (Jakarta: PT.
Grasindo, 2005)
Yourdan, Edward, Modern Structure Analysis, Prentice-Hall, Inc, (1989) Anonim,
Pengantar Analisis dan Perancangan Sistem Terstruktur, Gunadarma, 1995.
B. JURNAL Dan KRIPSI
Anjami, Tristia. 2017. Dampak Sosial Penambangan Emas Tampa Izin (PETI) Di
Desa Sungai Sorik Kecamatan Kuantan Hilir Seberang Kabupaten Kuantans
Ingingi. Universitas Riau. Jom Fisip Vol. No 2- September 2017
Cucu, rahayu. 2013. Dampak pengelolaan tambang emas pt. Cibaliung sumberdaya
dalam peningkatan lingkungan sosial ekonomi masyarakat Kecamatan
Cimanggu Kabupaten Pandeglang. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Hadi, Pengembangan Emas Latakan Oleh Masyarakat Bombana Dan Pengaruhnya
Terhadap Lingkungan. (Jakarta: pustaka pelajar, 2016)
Sugianti. 2014. Dampak penambangan emas tradisionalpada lingkungan dan pakan
ternak di pulau lombok. Balai pengkajian teknologi pertanian nusa tenggara
barat. Sains peternakan vol. 12 (2), september
Puspita, 2017. Analisis air limbah pertambangan emas tampa izin Studi Kasus Desa
Bakan Kecamatan Lolayan Kabupaten Bolaang Mongondow. Jurnal Mipa
Unsrat Online 6 (2) 6-11
C. INTERNET
https://aksesjambi.com [email protected] PT. Media Akses Jambi
Lampiran 1
IPD
(Instrumen Pengumpulan Data)
A. Wawancara dengan pendana
1. Bagaimana cara pembagian hasil dari penambangan emas?
2. Alat apa yang di pakai dalam tambang emas?
3. Berapa bayar operator ekskavator dalam satu hari?
4. Berapa sewa alat ekskavator dalam satu bulan?
5. Ekskavator rental apa milik sendiri?
6. Bagaimana sistem pembayaran ekskavator dalam satu bulan?
7. Berapa banyak minyak yang di habiskan dalam satu hari?
8. Apa saja jenis minyak yang di gunakan?
9. Berapa harga minyak sampai ke lokasi penambangan?
10. Mesin apa saja yang diperlukan untuk membuka tambang emas?
11. Berapa harga mesin dompeng?
12. Berapa harga mesin jenset?
13. Apa peran pendana dalam penambangan emas?
14. Berapa uang di perlukan dalam satu bulan ?
15. Siapa yang menentukan lokasi?
16. Pemodal kebanyakan dari mana asalnya?
B. Wawancara anggota pekerja
1. Apa perjanjian anggota pekerja dengan pendana?
2. Apa saja tugas anggota pekerja?
3. Syarat agar bisa jadi anggota pekerja?
4. Berapa anggota pekerja di satu tempat penambangan emas?
5. Selama bekerja siapa yang membiayai?
6. Apa boleh minjam uang sebelum bekerja?
C. Wawancara pemilik tanah
1. Apa tugas pemilik tanah?
2. Bagaimana sistem bagi hasilnya kepada pemilik tanah?
3. Apa dampak pada pemilik tanah pada tambang emas?
4. Apa kendala yang di hadapi ?
5. Apa keuntungan pemilik tanah selain bagi hasil tambang emas?
D. Wawancara Tokoh Masyarakat
1. Bagaimana dampak penambangan bagi masyarakat?
2. Apa peran masyarakat dalam penambangan emas?
3. Sebelum ada penambangan apa pekerjaan masyarakat?
4. Dengan adanya penambangan berpengaruh ngak bagi masyarakat?
Lampiran 3
Dokumentasi
aktifitas penambangan emas
Wawancara