dampak rock

16
2. Rock. Nah, kalo yang ini gua banget… Siapa bilang bahwa suara musik rock yang bising itu nggak ada menfaatnya dan bikin kita nggak mikir? Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Leigh Riby dan George Caldwell, Psikolog dari Glasgow Cladenian University membuktikan bahwa siswa yang mendengarkan musik rock hanya membutuhkan sedikit kerja otak untuk mengerjakan tugas dengan baik. Selain itu, musik rock dapat meningkatkan produtivitas ketika sedang bekerja (Lihat “Kawanku”, edisi 40: 2006). Beberapa contoh musik rock yang layak didengarkan (vatonie collection): Dream Theater, Rush, Hammerfall, Scorpion, SOAD, The Queen, dll). Beberapa waktu yang lalu di sebuah Sekolah Dasar di Amerika Sekat, sekelompok anak kelas VI bertanya kepada guru musiknya tentang anti lirik sebuah lagu rock. Pada cover album piringan hitam kelompok- Venom tertulis sebagai berikut: "Kamu dirasuki oleh segala sesuatu yang jahat kematian Allah yang kami tuntut. Kami meludah pads Perawan Maria yang kalian sembah, dan duduk di tangan kiz Iblis." Dalam sebuah album lain berjudul, Hell Awaits; oleh band Slayer, liriknya jelas- jelas memuja nafsu kedagingan yang bobrok dan kejam". Guru tersebut dengan hati hati dan lembut mencoba untuk menerangkannya. Keesokan harinya, sejumlah besar orangtua menelepon kepala sekolah dan menuduhnya bahwa seorang guru mendiskusikan satanisme dengan murid-muridnya: Musik rock memang; menghadirkan sejumlah besar masalah, bagi orang- tua Kristen. Lirik-liriknya buruk dengan, tema berkisar amarah, seks, bunuh diri, obat bius, dan kematian. Walaupun kata-katanya kedengaran baik, namun videonya sering menunjukkan kekerasan dan pemutarbalikan.

Upload: farid-saiful

Post on 05-Jul-2015

298 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Dampak Rock

2. Rock.

Nah, kalo yang ini gua banget… Siapa bilang bahwa suara musik rock yang bising itu nggak ada menfaatnya dan bikin kita nggak mikir? Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Leigh Riby dan George Caldwell, Psikolog dari Glasgow Cladenian University membuktikan bahwa siswa yang mendengarkan musik rock hanya membutuhkan sedikit kerja otak untuk mengerjakan tugas dengan baik. Selain itu, musik rock dapat meningkatkan produtivitas ketika sedang bekerja (Lihat “Kawanku”, edisi 40: 2006). Beberapa contoh musik rock yang layak didengarkan (vatonie collection): Dream Theater, Rush, Hammerfall, Scorpion, SOAD, The Queen, dll).

Beberapa waktu yang lalu di sebuah Sekolah Dasar di Amerika Sekat, sekelompok anak kelas VI bertanya kepada guru musiknya tentang anti lirik sebuah lagu rock. Pada cover album piringan hitam kelompok- Venom tertulis sebagai berikut: "Kamu dirasuki oleh segala sesuatu yang jahat kematian Allah yang kami tuntut. Kami meludah pads Perawan Maria yang kalian sembah, dan duduk di tangan kiz Iblis." Dalam sebuah album lain berjudul, Hell Awaits; oleh band Slayer, liriknya jelas- jelas memuja nafsu kedagingan yang bobrok dan kejam".

Guru tersebut dengan hati hati dan lembut mencoba untuk menerangkannya. Keesokan harinya, sejumlah besar orangtua menelepon kepala sekolah dan menuduhnya bahwa seorang guru mendiskusikan satanisme dengan murid-muridnya:

Musik rock memang; menghadirkan sejumlah besar masalah, bagi orang- tua Kristen. Lirik-liriknya buruk dengan, tema berkisar amarah, seks, bunuh diri, obat bius, dan kematian. Walaupun kata-katanya kedengaran baik, namun videonya sering menunjukkan kekerasan dan pemutarbalikan.

Masalah lain yang berkaitan dengan musik rock ialah kehidupan para bintangnya. Kebanyakan pemusiknya secara terang-terangan mempraktekkan hubungan seks secara tidak lazim dan campur baur, penggunaan obat bius, dan gaya hidup yang anti kristiani dan anti sosial. Rupa-rupanya dalam dunia; musik pop dewasa ini berlaku hukum semakin menimbulkan reaksi keras dari masyarakat, semakin lagu-lagu Anda laku. Ini bukanlah gambaran pahlawan yang kita inginkan bagi anak-anak kita.

Ketika orang-tua mendengar dan melihat para penyanyi rock ini, mereka rasanya ingin-membakar albumnya, membanting kasetnya, dan mengusir lagu lagu dengan irama keras seperti itu dari lingkungan keluarga untuk selamanya. Walaupun respons tersebut bila mengerti, namun tindakan seperti itu tidak menyelesaikan masalah. Tindakan tersebut malahan akan membangkitkan rasa ingin tahu anak terhadap lagu-lagu yang dilarang dengar dan mungkin mendorong anak untuk menjadi pembangkang.

Page 2: Dampak Rock

Para orang-tua ini mungkin juga tidak. pernah mendengarkan lagu-lagu kaset yang dibeli anak-anak mereka. Orang-tua yang tidak menyadari akan isi dari liriknya cenderung untuk menerima tekanan yang diberi kan anak-anak muda bahwa mereka aidak memperhatikan kata-katanya; mereka hanya menyenangi iramanya.

Mengisi Kekosongan

Teen Vision, Inc. sebuah kelompok yang tidak mencari ke untungan yang mengevaluasi musik dan media, mendapati materi bernada cabul dari se pertiga lagu-lagu rock yang diselidiki: Karena studi, menunjukkan bahwa para remaja mendengarkan musik rock seperempat jam sehari, make kita tidak sedang berurusan dengan suatu fenomena yang tidak penting.

Pendiri dan direktur dari Teen Vision, Bob DeMoss, telah mengadakan perjalanan di 30, negara begian untuk berbicara kepada para orangtua, guru dan anak-anak. Dari angket yang disebarkannya di kalangan murid murid SD, ia, mendapati bahwa mereka tidak hanya tahu kata kata liriknya, tetapi juga mengerti maksudnya. Misalnya, sebuah pertanyaan diajukan mengenai judul lagu Samantha Fox, yaitu "Touch Me-(I Wanto Your. .. )". Delapam puluh persen dari anak-anak kelas empat tahu bahwa kata yang kosong itu adalah "body" (tubuh). Mereka juga dapat mendendangkan refrain lagu "I Want Your Sex" dari George Michael.

Salah satu tujuan dari Teen Vision ialah menolong anak-anak untuk mengambil keputusan etis tentang apa yang akan diterima atau ditolak mereka. "Ini bukanlah tugas mudah," kata DeMoss, "terutama bila pesannya membolehkan orang melakukan apa saja."

Hal tersebut semakin sulit apabila lagu-lagu seperti itu sangat laku di pasaran. Album Prince berjudul Purple Rain, yang memenangkan Grammy Award dan telah laku terjual, sebanyak, 14 juta bush, termasuk "Darling Nikki, sebuah lagu yang menggambarkan hubungan seksual Prince dengan seorang gadis yang ditemuinya "di sebuah ruangan di, hotel sedang bermasturbasi dengan bantuan sebuah majalah porno. album Prince lain yang populer ialah "Sister` dari ..album Dirty Mind,, yang menginformasikan para pendengarnya bahwa "saudara perempuan saya tidak pernah bercinta dengan siapapun, kecuali dirinya". la berbicara tentang hubungan seks dengan anggota keluarganya sendiri.

Merusak Pikiran Anak

Para pakar merasa sangat prihatin akan dampak lirik-liri} seperti itu terhadap perkembangan seksual anak-anak. Dr. L.D. Tashjian, Pemimpin Bagian Psikologi di Rumah Sakit Mt. Sinai di Philadelphia, telah menyelidiki efek-efek musik rock terhadap para pemuda dan ia. mencatat, Kami mendapati bahwa banyak anak, berusia tujuh dan delapan tahun mendengarkan lirik-lirik yang mengumandangkan sadisme seksual, perbudakan, bestiality, dan pada usia yang rawan ini, pesan-pesan tersebut dapat menyesatkan orientasi seksual mereka secara serius. Anak yang, lebih muda usianya atau

Page 3: Dampak Rock

pemuda yang ada kemungkinan terpengaruh cenderung terkena dampak yang mendalam dan berbahaya.

Joe Stuessy, seorang profesor dalam bidang teori musik di Universitas Texas. di San Antonio, menambahkan, "Ada suatu elemen dalam musik, suatu semangat yang buruk kebencian yang murni yang tidak Nadir dalam musik rock yang awal". Ia membandingkan lagu "School Days yang bernada simpatik dari Chuck Berry di mana si penyanyi merangkul seorang remaja sambil berkata, "Aku mengerti perasaanmu, Dik," dengan lagu "School Date" dari kelompok W.A.S.P: dengan pesan yang ganas berbunyi, "Bakarlah!"

Pendukung utama dari musik rock dengan semangat yang jahat ini ialah band-band heavy - metal. Mereka memulai kiprah-nya dua dasa warsa yang lalu dalam pasar rekaman dan kini mereka menjad arus utama. DeMoss berkata, Menurut riset kami, kira-kira 60% dari lirik-lirik metal menekankan pada terra-terra yang berkaitan dengan penghancuran, depress, dan degradasi moral." Dokter jiwa Robert S. Demski, staf kepala di Rumah Sakit Laurel. Ridge di San Antonio, menambahkan, "Sekali sesuatu telah dipelajari di usia awal, mungkin akan sangat sulit melupakannya. Dengan pengeksposan berulang-ulang terhadap sinisme, kebencian, penghancuran tanpa pandang bola, terutama tanpa keseimbangan antara kasih dan konseling orangtua, anak-anak menjadi tidak peka terhadap kebrutalan dan degradasi moral.

Sebuah tema yang semakin memperoleh banyak perhatian dalam musik rock kontemporer ialah bunuh diri. Kira-kira 600.000 remaja mencoba untuk meiakukan bunuh diri setiap tahunnya. Menurut para pakar, kebanyakan dari 5000 kasus bunuh diri yang dilakukan remaja berhubungan dengan depresi sebagai dampak negatif dari musik rock dan penggunaan obat bius dengan sewenang-wenang, dan lirik- lirik` yang mengglamorkan tindak kekejaman yang sadistik, selain bunuh diri itu sendiri.

Tentu saja tidak ada suatu cara untuk menentukan apakah suatu tindakan bunuh diri bisa saja terjadi dalam kasus apa pun, tetapi jangan coba-eoba menga-takan Nal itu kepada orang-tua dari John McCollum yang berusia 19 tabun. Ketika- ia - melakukan bunch d ri, petugas yang memeriksa mayatnya me= nyatakan, "Suatu kemat an akibat bunch diri dengan menembak, pistol kaliber 22` ke kepalanya _ sendiri sementara mendengarkan musik setae." John, yang sebelumziya , sela- lu mendengarkan album Ozzy 0sborrne selama lima jam sehari, memakai stereo headphones pads waktu ia bunuh diri. Ia sedang mendengarkan pesan-pesan seperti "Bunuli diri merupakan sate-satunya jalap ke luar" dari album "Suicide -Solution" dan link Dapatkah Anda menolong says?` Oh, tembaklah kepalaku, oooh yeah... says katakan untuk mengakhiri hidupmu" dari album "Paranoid".

Kewaspadaan Publik

Lagu-lagu dengan link seperei itu bukan hanya dijual di toko-toko yang khusus menjual barang-barangg porno, tetapi dijual di toko-toko umum sehingga seluruh pemuda dari semua lapisan usia dapat membelinya atau mereka dapat mendengar kannya melalui siaran-radio atau menonton videonya.

Page 4: Dampak Rock

Apa yang dapat; dilakukan? langkah pertama ialah kewaspadaam di pihak orangtua. Pada tahun 1985 Susan Baker, istri dari Menteri Keuangan James baker, mendapati, bahwa pendidikan seks anak perempuannya yang masih berusia tujuh tahun "sudah dimulai sejak usia awal, meialui radio yang ada di sisi tempat tidurnya jadi sang ibu bertindak. Bersama dengan Pam Howar, Sally Nevins, dan Tipper Gore, Jr. ia mendirikan - Parents` Music -Resource Center - (PMCR).

Publisitas yang dicetuskan ` oleh PMCR dan National Coalition on Television Violence sangat penting supaya dapat diperiksa oleh Komisi Komersial Sent AS berkaitan dengan isi link dari musik rock pads bulan September _ 1985. Sejak pemeriksaan tersebut, kekejaman dalam musik video berkurang. Tetapi Jennifer Norwood, seorang direktur eksekutif PMCR, mengaiakan, "Sementara kekerasan menurun, sek`s, porngrafi yang eksplisit semakin menonjol, dan kadang-kadang kekerasan tetap ada."

Penyelidikan Senat kemudian membuahkan suatu persetujuan dengan Asosiasi Industri Rekaman Amerika (AIRA), yang mewakili producer lebih dari 80 persen musik rekaman: _ AIRA berjanji bahwa album-album dengan "materi yang eksplisit" harus mencetak isi link pada kover atau tertulis label bila dibeli dengan seizin orang-tua".

Mulai di Rumah

Kebanyakan; pemusik rock tidak bersifat merusak, dan pertunjukan yang baik telah menunjukkan bahwa musik rock bahkan dapat memberi hiburan yang baik bagi masyarakat. Tetapi di pihak lain, juta tidak dapat terus-menerus mengabaikan unsur-unsur yang` porno jorok, dan keras dalam perkembangan rock yang sekarang terjadi. Ada beberapa langkah yang dapat diambil oleh orang-tua:`

Waspadalah dan kenalilah siapa yang Anda hadapi: Sebelum Anda dapat berbicara secara benar tentang musik pop, Anda harus mengetahui siapakah para pemusiknya, apa yang disenangi mereka, dan apa yang dikatakan atau dinnyayikan mereka. Dengarkanlah sekali-sekali dan belilah lagu-lagu yang sedang "in" saat kini. Jadilah teladan yang baik. Jika Anda-ingin mengajar anak Anda sehingga ia memiliki cita rasa musikal yang seimbang, dengarkanlah berbagai jenis musik. Jadikanlah itu sebagai proyek keluarga di mana orang dapat saling mendidik tentang pilihan musik setiap orang. Selidikilah musik jenis baru bersama-sama. Hadirilah pertunjukan opera; dengarkanlah lagu-lagu gospel, dan soul di radio; dan jangan lewatkan kesempatan untuk melihat pertunjukan tari `balet, tari rakyat, dan jazz. Anda bisa melihatnya melalui acara-acara di televisi. Jika Anda dapat menghargai pelbagai jenis musik, demikian; juga anak Anda. Dan biarkan mereka tahu mengapa Anda menyenangi suatu jenis musik tertentu. Informasi berbagai alternatif kepada anak Anda. Ada banyak pemusik yang baik dalam musik pop yang memiliki citta yang positif dan mendendangkan lagu-lagu yang penuh arti, tajam, dan bermanfaat: Bimbinglah mereka supaya mengetahui tokoh-tokoh musik yang baik ini. Dan tentu saja ada juga penyanyi Kristen.,Dewasa ini musik kristiani memiliki kualitas yang baik dan menampilkan berbagai gaya dan suara. Jangan hanya membatasi pada musik-musik Kristen saja dan tambahkan koleksi jenis-jenis laagu

Page 5: Dampak Rock

lain ke dalam perbendaharaan kaset lagu Anda. Tetapi yang aterpenting, dengarkanlah lagu-lagu yang dapat mengajarkan ajaran yang sehat dan baik.

1. Ajarlah anak Anda untuk bisa memilih musik yang baik. Tanpa reaksi yang berlebihan atau herkhotbah, ajarlah anak Anda mengetahui bagaimana perasaan Anda mengenai liriklirik tertentu dan pemusik tertentu. Ajarlah mereka untuk mengajukan pertanyaan-per tanyaan yang benar mengenai pilihan jenis hiburan yang diinginkan mereka. Hal-hal` ini termasuk:

a. Apakah isi pesan sebuah lagu?b. Apakah pengaruhnya terhadap saya? Pikiran saya? Perasaan saya?.

Tindakan saya?c. Bagaimana kehidupan pemusik tersebut?d. Apakah dengan mendengarkan lagu tersebut saya "memuliakan Kristus"?

Bila ada kesempatan, bicarakanlah segi, positif dan negatif dari lirik lagu rock yang pernah Anda dengar. Sering kali anakanak kita yang masih kecil tidak tahu akan gaya hidup para bintang atau arti yang sebenarnya dari liriknya.

2. Bersedialah untuk berkompromi. Jika kita berhasrat benar-benar supaya anak-anak kita belajar memutuskan sendiri sementara mereka bertumbuh dan menj adi dewasa, kita. harus memberikan kesempatan-kesempatan supaya mereka bila belajar mengambil keputusan. Oleh karena itu, perundingan atau diskusi sering akan diperlukan dalam situasi yang tak begitu pasti. Berkompromilah; berundinglah; buatlah ke longgaran- kelonggaran semua dengan itikad baik, sikap yang positif, dengan sasaran untuk menolong mereka belajar mengambil keputusan secara benar. Misalnya, Anda bisa mendengarkan sebuah. lagu atau melihat video musik bersama, dan sesudahnya mendiskusikannya bersama.

Tekanan Masyarakat

Mungkin kasus di San Antonio dapat menjadi pelajaran bagi kita. Para orang-tua di kota ini telah membuktikan betapa efektifnya tekanan yang dapat dilakukan masyarakat terhadap pengaruh musik. Ketika mereka melihat bahwa ribuan anak-anak pra remaja menghadiri konser-konser, yang diadakan oleh KISS, W A.S.P. dan band heavy-metal lainnya yang menyanjung-nyanjung pembunuhan, sadisme seksual, bestiality, dan pemakaian obat bius, mereka membujuk dewan kota untuk mengeluarkan undang-undang yang mengharuskan orang-tua menyertai anak-anak mereka yang masih di bawah 14 tahun untuk menghadiri konser.

Dampak dari UU tersebut cukup drastis. Para anak pra remaja yang menghadiri konser menurun cukup banyak dan pertunjukkan musik itu menjadi lebih terkendali.

Kesimpulan

Bahkan para mantan penyanyi rock tahun 60-an yang mula-mula mempopulerkan musik rock cenderung lebih terkendali. Para mantan pemusik ini juga setuju bahwa musik rock dewasa ini, memberikan pengaruh buruk terhadap orang muda. Bintang rock Bruce

Page 6: Dampak Rock

Springteen berkata, "Dalam banyak hal, apa,yang, kini sedang terjadi dalam dunia musik sangatlah bobrok: Marilah kitae menolong anak-anak kita keluar dari tempat sampah ini."

Musik rock jelas memiliki pengaruk yang kuat terhadap perkembangan serta partumbuhan anak-anak janganlah kita mengabaikan hai ini. Sebaliknya, kita harus mengambil inisiatif dan mengajar mereka bagaimana memilih, mendengarkan, dan menolong mereka membangun` kebiasaan mendengarkan yang baik dan mendalam. Adalah sangat panting dalam usia dini kita mengajar dan belajar bersama anak-anak kita. Bila kita terlambat mengantisipasinya, tekanan tekanan sebaya akan semakin kuat dan kebiasaan buruk akan sulit diberantas (RS).

Pernah mendengar pepatah ’Seganas-ganasnya singa tidak akan memakan anaknya sendiri’? Sepertinya pepatah yang sudah mendarah daging tersebut berlaku pada grup musik Kotak. Seganas-ganasnya Kotak bermusik rock, namun mereka juga memiliki sisi lembut. Semenjak mengelola musik dalam bentuk ballad, grup musik yang terbentuk ketika 27 September 2004 silam dalam acara Dreamband Jakarta ini semakin eksis saja. Namun, tidak mengubah warna dasar musik Kotak yang rock.

Sekedar mengingatkan, nama Kotak dipakai karena kotak berarti 4 sisi dan 4 sudut yang bersatu menjadi bidang kotak, menggambarkan 4 orang berbeda karakter, namun menjadi 1 dalam musik Mereka adalah Tantri (vokal), Cella (gitar), Posan (drum) dan Chua (bass). Kotak mengawali karirnya dengan lagu ”Beraksi” yang nuansa rocknya sangat keras. Namun, semenjak berurusan dengan album ”Kotak Kedua” dan menghasilkan single ”Masih Cinta”, Kotak lebih menghadirkan unsur ballad.

”Menurut kita sah-sah aja dan gak ada salahnya kalau kita bikin lagu ballad. Asalkan kita sama sekali gak menghilangkan unsur rock. Terus kalau kita main musik pop pun jadinya tetep aja ballad. Kalau kata orang-orang dulu slow-rock.” papar Posan.

Dalam interview 1 on 1 bersama Kotak pada Rabu, 9 Desember 2009 di Hotel Akmani, Jakarta, mereka menyatakan sedang bersiap-siap untuk menggebrak panggung hiburan dengan merilis album ketiga bulan Februari 2010 mendatang. Sebelum merilis album ketiga, Kotak pun muncul pelan-pelan dengan melempar single ”Pelan-Pelan Saja” yang bertempo medium. Tetap menggandeng Pay sebagai produser seperti di album sebelumnya dan masih menggunakan konsep serupa yaitu dengan sentuhan ballad.

”Kita jamming sama Pay, tapi Dewiq yang bikin lirik lagunya.” ujar Tantri. ”Kita gak nyangka lagunya bakal kayak gini. Tiba-tiba Pay ajak kita jamming. Ya udah deh jamming. Akhirnya, Pay cari nada, Cella ambil gitar, gue ambil drum, Chua ambil bass dan direkam pas jamming selama 2 jam. Udah jadi musiknya semua, baru deh Dewiq bikin liriknya keesokan harinya dan cuma makan waktu 5 jam.” tambah Posan.    Jika biasanya Cella yang membuat lirik lagu untuk Kotak, kini lirik single ”Pelan-Pelan Saja” harus diramu oleh Dewiq. Pastinya terdapat perbedaan yang jelas mengenai karakter. Bukan berarti tidak bisa menciptakan lagu sendiri, namun kerjasama dengan Pay dan Dewiq memang telah terjalin dengan baik selama ini. Bagi Kotak, Dewiq

Page 7: Dampak Rock

merupakan pencipta lagu ajaib yang mampu menciptakan kata-kata yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Mereka juga tidak munafik kalau Dewiq memang seorang hits maker dan berkat tangan dinginnya, ”Masih Cinta” begitu meroket dengan menghasilkan lebih dari 1 juta unduhan RBT oleh pelanggan provider telekomunikasi.    ”Misalkan kata ’bete’ yang gak pernah kepikiran. Waktu bikin lagu ini, Dewiq cuma diem aja pikirin mau kata apa, terus bisa kepikiran kata ’pelan-pelan saja’. Tiba-tiba aja uda jadi!” ungkap Tantri kagum.

Ku tahu kamu pasti rasaApa yang ku rasaKu tahu cepat atau lambatKamu kan mengerti

Hati bila dipaksakanPasti takkan baikPantasnya kamu mencintaiyang juga cintai dirimuCuma kamu

 Itulah sepenggal lirik awal ”Pelan-Pelan Saja” yang bercerita tentang sepasang kekasih yang harus berpisah karena selingkuh, tetapi salah satunya masih sulit untuk melupakan sang mantan. Sulit bukan berarti tidak bisa, sehingga harus dijalani dengan pelan-pelan saja. Mudah dihapal, namun dengan selipan rock yang kental. Mengenai pengalaman pribadi atau bukan, Tantri, sang vokalis yang memiliki suara bernuansa rock kental ini terlihat malu-malu saat ditanya oleh pers.    ”Ah, ini kan pengalaman semua orang pastinya. Pengalaman aku, Posan, Chua dan Cella juga. Karena aku juga emang pernah ngalamin, pas nyanyiin pun lebih bisa mudah dan menjiwai jadinya.” Tantri tersenyum untuk membela diri.    Sebagai Kerabat Kotak, kita percaya bahwa single ”Pelan-Pelan Saja” ini akan menjadi hits dan mengulang masa kejayaan ”Masih Cinta”. Warna musik rock-ballad selama ini ternyata memberikan dampak positif bagi Kotak. Dilihat dari penambahan Kerabat Kotak (sebutan bagi fans Kotak) yang sudah mencapai lebih dari 5000 fans di Facebook. Di antaranya sudah banyak bermunculan para wanita yang mengidolakan Kotak. Padahal, dulu fans Kotak lebih dominan pria yang berdandan serba hitam dengan mulut berbau anggur.

Hal inilah yang membuat Kotak sadar diri dan melakukan perubahan dalam fashion saat di panggung. Sebagai personil pria, Cella dan Tobing memang tidak ada perubahan yang berarti, namun bagi Tantri dan Chua mereka lebih mendewasakan diri dalam hal fashion. Agar terlihat lebih feminin dan memunculkan sisi kewanitaan, tetapi tidak meninggalkan unsur Kotak yang dikenal dengan emo, punk dan gothic style.    Tak bisa ditampik bahwa prestasi Kotak di industri musik memang semakin menanjak.

Page 8: Dampak Rock

Kotak merasakan kepuasan batin ketika penonton menikmati aksi panggung mereka dengan turut bersorak. Namun, hal itu tidak membuat mereka puas diri begitu saja. Mereka pun juga berharap dari segi pasar, akan terjadi peningkatan yang luar biasa.    ”Kita ini kan masih belum sebesar ST-12 atau yang lainnya. Royalti kita pun juga masih kecil kok. Dan Warner Music pun tau kalau penghasilan kita lebih besar di panggung.” aku Tantri.    Meskipun begitu, bukan berarti para personil Kotak lupa mengucap syukur, ”Puji Tuhan kita seneng banget bisa kayak sekarang ini. Tapi, jangan sampe kita jadi lupa diri dan harus tetep biasa-biasa aja.” tutur Posan merendah.       Selamat buat Kotak yang bisa membuktikan bahwa musik rock bisa ”Pelan-Pelan Saja”. Warner Music Indonesia mengharapkan agar single ini bisa diterima dengan baik oleh Kerabat Kotak sesuai dengan strategi idealis Kotak sendiri yaitu 60% dari panggung dan 40% dari pasar. Maju terus indutri musik Indonesia!

Mariska - djwirya.com

Sudah cukup lama saya membeli buku bertajuk Musik Sebagai Pembentuk Budi Pekerti di salah satu toko buku MP Point yang saat itu mengobral buku ini dengan diskon 50%. Karena judulnya menarik dan sampulnya OK pulak, maka tanpa mikir panjang, saya duitin tuh buku. Tujuannya sih mau kasih buku ini ke anak sulung saya, Endro Alkaula, yang sedang meniti karir sebagai seorang drummer, seperti Mike Portnoy gitu lah. Eh .. udah lama, beberapa bulan yang lalu saya kasih ke dia belum juga dibuka segel plastiknya. Ya udah, akhirnya saya buka segel itu dan saya baca.

Menarik ulasannya, cukup akademis dan banyak hal menggembirakan bahwa pengaruh positif musik sangat besar terhadap perkembangan kepribadian. Memang itu saya alami kok. Dulu, di awal karir saya sebagai seorang Senior Consultant (Business Strategy) di Price Waterhouse Consulting, saya merasakan dampak positif dari musik yang saya sukai. Saat itu proyek saya di PT Pusri sedang dalam fase strategic alternatives bagi distributor pupuk tersebut memasuki pasar bebas. Udah 3 bulan kami engaged di proyek tersebut dan boss saya David Robertson sangat pintar dan memberi keleluasaan saya untuk “Do whatever you want, Gatot! I believe you can do it man!” (meski dia bukan rocker, tapi bahasa komunikasinya dengan saya cukup ngerock – dan dia tahu gw penggemar fanatik Genesis, Yes, Marillion etc.).

Page 9: Dampak Rock

Syahdan … (uih .. kayak cerita wayang aja ..) suatu malam saya lagi struggling bikin analisis strategic alternatives ini dan kepala pusing kok rasanya ndak ada ide brilliant gitu .. tidak ada sesuatu yang compelling lah … Eh .. tiba2 saya penegn bikin kopi tubruk. Sambil nyeruput kopi tubruk yang panas kemepul asapnya, saya nyetel Marillion “Script for a Jester’s Tear” track pertama dengan lirik nuansamatik itu … So here I am once more! .. aduuuhhh diyamput huenak tenan nyanyinya si Fish ini. Terus saya juga menatap poster ukuran 1.2 M x 1.2 M sampul album perytama Marillion ini sambil pikiran nerawang ….. Eh .. ujug2 mak gedhandhut …. banyak pikiran GILA dan BRILLIANT yang mengalir deras buat bikin analisis strategic choices ini pake ilmunya Michael Porter dikombinasikan dengan Henry Mintzberg, Kenichi Ohmae (“The Mind of The Strategist”) dan juga Majluf … mak joszzz jumlegerrrrr … YEAHHH!!! I got a great idea mann ….!!!

Setelah dapet ide tersebut .. langsung gw ketik ide tersebut di power point buat presentasi esok sorenya ke Direksi Pusri … mengalir kayak Chelsea Monday lah pikiran gw. Semua encer mengalir… huenak . dan hati bergembira ria karena I was so sure that I was going to make a wonderful presentation that would kill the audience .. Siapa bilang prog rocker gak bisa bikin presentasi keren??? Jangan ngaku rocker dah!!! Bener gak Bang Ijal (yang jago banget bikin analisis Indonesian Market – lebih jago dari gw!!!)??? Bener lho .. setelah presentasi itu gw dapetsambutan top markotop dari boss gw David Robertson dan Partner gw pak Kemal. Mereka seneng karena audience nya happy dengan rekomendasi gw. Bungah pol. That was a great moment in my life … it’s beacuse of MARILLION jek! I was born with the heart of Marillion …!!!!

Hmmm … maap .. tadi itu masih belum selesai nulisnya, udah dipanggil klien buat meeting proyek … Eh, balik dari meeting udah ada 2 komentar. Terima kasih banyak ya .. Tapi tulisannya belum tuntas .. ini baru mau dilanjutin lagi …

Balik ke buku yang saya baca ini. Sungguh saya suka ada sebuah buku yang dikarang oleh akademisi dengan gaya penulisan formal kayak thesis, berkaitan dengan musik. Sambil membaca buku tersebut memori saya tentang Marillion “Script for A Jester’s Tear” mengalir deras karena memang benar musik bisa membuat kita semangat meskipun musik Marillion awal dipandang banyak orang sebagai musik gelap. Belum lagi memori tentang “Misplaced Childhood” (Marillion), “Woe and Alas” (Kayak), “Bunga Di Tepi Jalan” (Koes Plus), “Roundabout” (Yes), “Journey” (Rick Wakeman), dan masih segudang memori indah dari perjalanan menikmati musik yang membawa semangat positif. Bahkan, pernah saat saya DOWN banget gara2 ujian “Elemen Mesin 1″ (opo tumon, baru “1″ aja udah masalah?) saya jeblok banget. Pulangnya ke kos2an di Kubangsari, Sekeloa, saya langsung pasang “Razamatz” (bener gak ya judulnya) dari Quincy Jones yang ada di kaset “Adult Contemporary Chart 3″ – langsung lupa segal problema dan semangat belajar lagi buat ujian besoknya saat Ujian AKhir Semester.

Tapi .. begitu sampe halaman 75 buku ini, saya marah total sama penulisnya, meski dia mengutip dari statementnya orang. Ini nih halaman 75 yang heboh itu:

Page 10: Dampak Rock

Jangkrik! Ini jelas pengamatan yang salah kaprah. Sepanjang saya kenal musik rock, saya (Alhamdulillah) tidak pernah tersesat mengikuti kelakuan negatif pemain2 nya (alkohol atau bunuh diri atau lainnya lah …). Mosok musik rock dibilang pemicu kecenderungan merusak diri? Lha itu… . saya bisa bikin strategy analysis karena terinspirasi Script for A Jester’s Tear. Ah …. enak aja ini akademisi penulis buku. Ini memojokkan musik rock, menurut saya. Yang dipuji selalu aja musik klasik dan musik rock sering dipojokkan. Padahal musik rock telah menggerakkan banyak hal positif. Kalo saja saya tahu alamat penulisnya, mau saya kirimin tuh CD2 / kaset2 saya yang mayoritas rock dengan tajuk:

“No Earthly Connection” by Rick Wakeman (dijamin nggeblak dengan lagu “The Prisonner”)

“Refugee” by Refugee (gw suruh aja mendengarkan “Grand Canyon”) “The Power, The Glory” by Gentle Giant (nggulung koming pasti kalo denger

“Proclamation”!) “Relayer” by Yes (nggeblak dengerin “Gates of Delirium”) “Be” by Pain of Salvation (opo ora nangis denger Vocari Dei – Difedentia?) “Close To The Fire” by Kayak

Page 11: Dampak Rock

“Physical Graffiti” opo gak mati ngadeg menikmati “Custard Pie”? “Misplaced Childhood” by Marillion – konsep album yang musiknya aduh biyung

huenak tenaaaaaaaaannn … Masih ada ribuan musik rock indah jeng Yenni!!!

Sementara bagi saya musik rock justru pemicu kecenderungan membangun diri BUKAN merusak diri!

Pokoke JRENG musik rock! Yeeeeeeeeeeaaaaaaaaaaaahhhh ………..!!!

And I never feel too old to rock’n'roll ….

Salam,

G