dampak negatif rokok dalam perspektif pendidikan …
TRANSCRIPT
DAMPAK NEGATIF ROKOK DALAM PERSPEKTIF
PENDIDIKAN ISLAM
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Serjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi
Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam
UniversitasMuhammadiyah Makassar
Oleh
Ahmad Suedi
NIM: 105191110116
PROGRAM STUDI PENDDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
1441 H/2020 M
VI
ABSTRAK
Ahmad Suedi. 105191110116. 2020. Dampak Negatif Rokok dalam Perspektif
Pendidikan Islam. Dibimbing oleh Muhammad Alwi uddin, dan M. Ilham
Muchtar.
Skripsi ini merupakan suatu pembahasan dengan mengangkat masalah
sebagai berikut; Untuk mengetahui kebiasaan merokok terjadi dalam masyarakat.
Untuk mengetahui pendapat para ahli mengenai dampak negatif kebiasaan
merokok. Untuk mengetahui dampak negatif merokok dalam perspektif
pendidikan Islam.
Menurut peneliti, penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif
kualitatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah kepustakaan/library research
yaitu mengumpulkan data atau karya tulis ilmiah yang bertujuan dengan objek
penelitian atau pengumpulan data yang bersifat kepustakaan, atau telaah yang
digunakan untuk memecahkan suatu masalah yang pada dasarnya tertumpu pada
penelaan kritis dan mendalam terhadap bahan-bahan pustaka yang relevan. Oleh
karena itu, teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah pengumpulan
data literer yaitu bahan-bahan pustaka yang koheren dengan obyek pembahasan
yang dimaksud dengan bertujuan untuk mengetahui Dampak Negatif Rokok
dalam Perspektif Pendidikan Islam.
Hasil penelitian yang diperoleh dari Dampak Negatif Rokok dalam
Perspektif Pendidikan Islam sebagai berikut: 1. Perilaku merokok tidak pernah
surut dan tampaknya merupakan perilaku yang masih dapat ditolerir oleh
masyarakat. Hal ini dapat dirasakan dalam kehidupan sehari-hari dilingkungan
rumah, kantor, angkutan umum maupun dijalan-jalan. 2. Terjadinya PPOK pada
pasien. PPOK adalah penyakit paru obstruktif kronis, menyebabkan sumbatan
pada saluran pernafasan yang sifatnya lama atau kronis dan irreversible, tidak
dapat kembali seperti semula. Bronkitis adalah sebuah peradangan pada bronkus
atau saluran udara dari luar menuju paru dimana brongkus menjadi tebal akibat
lendir yang berlebihan sehingga penderita menjadi tidak nyaman, sesak nafas, dan
batuk-batuk.Kanker paru. Kanker paru adalah efek karsinogenik, efek panjang
dari merokok. Pada perokok pasif 70% hingga 80% dipastikan terkena kanker.
Kanker paru merupakan suatu keganasan dimana proknosis atau masa depannya
cenderung suram dan apabila sudah terkena namun dalam 6 bulan tidak segera
diobati dapat menyebabkan kematian. 3. Dampak negatif dari merokok dalam
perspektif pendidikan islam ialah menghambur-hamburkan harta, memabukkan,
melemahkan badan, dan dari segi dampaknya terhadap kesehatan. Mayoritas
dokter, bahkan Negara, telah mengakui dampak buruk ini, sehingga seandainya
tidak ada teks keagamaan (ayat atau hadis) yang pasti menyangkut larangan
merokok, maka dari segi maqashid al-syari’ah sudah cukup sebagai argumentai
larangannya.
Kata Kunci : Negatif, Rokok, Pendidikan, Islam
KATA PENGANTAR
بسم الله الر حمن ا لر حيم
Alhamdulillah Rabbil alamin, rasa syukur senantiasa teriring setiap saat
kepada Allah SWT. Salam dan shalawat tercurah kepada kekasih Allah, Nabiullah
Muhammad SAW, para sahabat dan keluarga serta ummat yang senantiasa
istiqomah di mengikuti sunnahnya.
Tiada jalan tanpa rintangan, tiada puncak tanpa tanjakan, tiada
kesuksesan tanpa perjuangan. Dengan kesungguhan dan keyakinan untuk terus
melangkah, akhirnya sampai dititik akhir penyelesaian Skripsi. Namun, semua tak
lepas dari uluran tangan berbagai pihak lewat dukungan, arahan, bimbingan, serta
bantuan moril dan materil.
1. Kedua orang tuaku tercinta R. Dg. Rala dan B. Dg. Sangnging yang tiada henti-
hentinya mendoakan, memberi dorongan moril maupun materil selama
menempuh pendidikan.
2. Prof. Dr. H. Abd. Rahman Rahim, MM. Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar
3. Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I, Dekan Fakultas Agama Islam
4. Dr. Amirah Mawardi, S.Ag.,M.Si, ketua Prodi dan Nurhidaya M,
S.Pd.I.,M.Pd.I. Selaku Sekretaris Prodi Pendidikan Agama Islam
5. Dr. KH. Muhammad Alwi uddin, M.Ag dan Dr. M. Ilham Muchtar, Lc.,M.A.
Selaku pembimbing penulis dalam menyelesaikan proposal ini.
VIII
6. Para dosen Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas
Muhammadiyah Makassar
7. Terakhir ucapan terima kasih juga kepada Teman dan sahabat penulis, yang
selalu memberikan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini
Penulis senantiasa mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak
yang sifatnya membangun karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak akan
berarti sama sekali tanpa adanya kritikan. Mudah-mudahan skripsi ini dapat
memberikan manfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri pribadi penulis.
Amin.
12 Juli 2020 M
Makassar,
21 Dzulqaidah 1441 H
Penerliti
Ahmad Suedi
105191110116
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ............................................................................................. I
PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................................. II
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ..................................................... III
BERITA ACARA MUNAQASYAH ....................................................................... IV
PENGESAHAN SKRIPSI ....................................................................................... V
ABSTRAK ............................................................................................................... VI
KATA PENGANTAR .............................................................................................. VII
DAFTAR ISI ............................................................................................................. IX
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 7
C. Tujuan Penelitian.................................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian.................................................................................. 7
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Rokok ..................................................................................................... 8
1. Pengertian Rokok .............................................................................. 8
2. Asal Usul Rokok ................................................................................ 9
3. Perkembangan Rokok ........................................................................ 11
4. Penelitian Rokok ................................................................................. 12
5. Alasan Merokok ................................................................................ 13
6. Masalah Merokok .............................................................................. 15
7. Jenis Rokok ....................................................................................... 16
8. Kandungan Rokok ............................................................................. 18
B. Dampak Negatif Rokok .......................................................................... 19
C. Pendidikan Islam .................................................................................... 22
1. Pengerian Pendidikan Islam .............................................................. 22
2. Sumber Pendidikan Islam .................................................................. 32
3. Tujuan Pendidikan Islam ................................................................... 33
4. Asas-asas Pendidikan Islam .............................................................. 39
5. Prinsip-prinsip Pendidikan Islam ...................................................... 40
X
6. Metode Pendidikan Islam .................................................................. 43
D. Hukum Rokok ........................................................................................ 44
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian ................................................................................. 48
B. Data dan Sumber Data ......................................................................... 48
1. Sumber Data Primer ........................................................................ 48
2. Sumber Data Sekunder .................................................................... 48
C. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 48
D. Teknik Analisis Data ........................................................................... 49
BAB IV PEMBAHASAN
A. Kebiasaan Merokok Terjadi dalam Masyarakat………...………….. 50
B. Pendapat Para Ahli Mengenai Dampak Negatif Kebiasaan
Merokok……………………………………………………………..... 53
C. Dampak Negatif Merokok dalam Perspektif Pendidikan Islam……. 59
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 81
B. Saran ..................................................................................................... 82
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 83
LAAMPIRAN ........................................................................................................... 85
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................................. 86
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebiasaan merokok di masyarakat kita sudah menjadi kebiasaan yang
dianggap biasa, mungkin karena begitu banyaknya para perokok atau juga karena
begitu banyaknya aktivitas merokok yang bisa kita jumpai disekitar kita, sehingga
merokok menjadi hal yang lumrah dan biasa saja. Dari kalangan pengusaha
sampai karyawan dan buruhnya, dari mulai pejabat sampai rakyat jelata, dari
kalangan intelektual sampai kalangan orang awam, dan dari kalangan tokoh
agama sampai umatnya, mereka tidak lepas dari kebiasaan merokok.
Dalam masyarakat Indonesia rokok merupakan suatu hal yang tidak
asing lagi di telinga setiap orang, bahkan mayoritas penduduk Indonesia adalah
penduduk yang gemar merokok. Merokok bukan lagi menjadi pelengkap, akan
tetapi telah menjadi suatu kewajiban bagi perokok aktif yang telah menjadi
pecandu rokok. Bukan hanya narkoba yang menjadikan manusia kecanduan dan
susah untuk menjauhi, akan tetapi rokok juga memiliki bahan-bahan yang
menjadikan setiap konsumennya menjadi ketergantungan, walaupun
ketergantungannya tidak seperti pada narkoba.
Konsumen rokok tidak hanya dari kalangan pria dewasa saja, bahkan
dari kalangan wanita dan anak-anakpun banyak yang telah menjadi konsumen
setia rokok. Padahal telah banyak disadari bahwa rokok membawa dampak
negatif jangka panjang yaitu berkisar sepuluh sampai dua puluh tahun baru akan
2
terasa1. Rokok merupakan pembunuh yang ganas bagi perokok aktif maupun
pasif. Medis telah melakukan penelitian dan menemukan ada sekitar 18 racun
yang berbeda dan berbahaya yang terdapat dalam rokok, yaitu; Acatona, Hidrogen
cyanide, Ammonia, Methanol, Toluene, Arsenic, Butane, Nikotin, Tar, Polonium,
Cadmium, Banzopyrane, Vinyl chloride, Dibenzacridine, Urethane, Phyrene,
Naphtylamine, Karbon monoksida.2
Nikotin3 adalah salah satu contoh racun kimia berbahaya yang
terkandung dalam rokok. Padahal masih ada beribu-ribu racun lagi yang tak kalah
berbahayanya, misalnya; dalam kepulan asap rokok terkandung 4000 racun kimia
yang sangat membahayakan kesehatan. Ironisnya 43 diantaranya bersifat
karsinogen atau racun kimia yang merangsang tumbuhnya kanker.4
Bahan-bahan yang ada di dalamnnya dapat merusak saraf-saraf yang
ada dalam tubuh secara perlahan dan sangat mengerikan bagi organ-organ dalam
tubuh manusia, apalagi untuk kaum perempuan yang sedang hamil dan bagi anak-
anak. Dampak yang dimiliki rokok bukan hanya pada perokok aktif, bagi perokok
pasif pun memiliki dampak yang sama, bahkan bisa lebih buruk lagi. Rokok telah
menjadi pembunuh ganas setelah narkotika yang setiap harinya juga merenggut
nyawa penduduk Indonesia.
1Ghufron Maba, Ternyata Rokok Haram, (Surabaya; Java
Pustaka,2008), h. 41
2Ibid, h. 37-40
3Mary P. McGowan, M.D, Menjaga Kebugaran Jantung (Jakarta; PT
RajaGrafindo Persada, 2001), h. 109
4Ghufron Maba, Op Cit, h. 02
3
Menurut PP No. 81/1999 pasal 1 Ayat (1), rokok adalah hasil olahan
tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari
tanaman Nicotiana tabacum, Nicotianarustica dan spesies lainnya atau sintetisnya
yang mengandung nikotin dan Tar dengan atau tanpa bahan tambahan.
Mangku Sitopoe mengatakan bahwa merokok adalah membakar
tembakau kemudian dihisap baik menggunakan rokok maupun pipa. Temperatur
pada sebatang rokok yang telah dibakar adalah 90 derajat celcius untuk ujung
rokok yang dibakar, dan 30 derajat celcius untuk ujung rokok yang terselip
diantara bibir perokok.
Pendidikan Islam adalah suatu sistem kependidikan yang mencakup
seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh haba Allah sebagaimana Islam
telah menjadi pedoman bagi seluruh aspek kehidupan manusia baik duniawi
maupun ukhrawi. Menurut Drs. Ahmad D. Marimba, pedidikan Islam adalah
bimbingan jasmani, rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju
kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.
Hukum Islam adalah sebuah aturan atau hukum yang bersumber dari
Alquran dan hadist yang hanya berlaku untuk orang beragama Islam kemudian
para ulama besar dikembagkan menjadi beberapa sumber lagi seperti Ijma
(Konsesus para ulama), Qiyas (penalaran analogis), Istihsan (penilaian baik),
Maslahah mursalah (kemaslahatan yang tidak di Nashkhan), Istishab
4
(keberlanjutan berlakunya hukum), Qoul ash-Shahabi (pendapat para sahabat),
Urf (adat kebiasaan), Syar’un man qoblana (syariat sebelum Islam).5
Sejatinya, pelarangan merokok memang tidak dituliskan secara jelas
didalam Alquran dan Hadist. Akan tetapi, sebagai umat muslim yang patuh
terhadap larangan Allah Swt, tentu kita wajib mengetahui dan menjalankan segala
perintah dan menjauhi segala larangan yang sudah tertera dalam ayat Alquran.
Allah Swt berfirman dalam Qs. Al-A‟raf ; 157
يبت ويحرم ءليهم ا لخبئث ...ويحل لهم الط ...
Terjemahnya :
”Menghalalkan segala yang baik bagi mereka dan
mengharamkan segala yang buruk bagi mereka”.6
Dari ayat tersebut telah menjelaskan bahwa Allah Swt telah
menghalalkan segala yang baik dan mengharamkan segala yang buruk bagi
manusia. Secara ilmu pengetahuan, kesehatan, rokok merupakan sesuatu hal yang
berpotensi untuk membuat kondisi pemakaianya justru menurun. Hal ini dapat
diartikan bahwa merokok adalah kebiasaan yang tidak baik serta dilarang oleh
Allah Swt.
Ulama Syafi‟iyah seperti Ibnu „Alaan dalam kitab Syarh Riyadhis
Sholihin dan Al Adzkar serta buku beliau lainnya menjelaskan akan haramnya
rokok. Begitu pula ulama Syafi‟iyah yang mengharamkan adalah Asy Syaikh
5Zainal Abidin Amir, Islam Akomodatif (Rekonstruksi Pemahaman
Islam Sebagai Agama Universal), (Yogyakarta; LKIS, 2004), h. 64 6 Kementrian Agama RI, Alquran dan Terjemahnya, (Surabaya; Nur
Ilmu, 2017), h. 170
5
„Abdur Rahim Al Ghozi, Ibrahim bin Jam‟an serta ulama Syafi‟iyah lainnya
mengharamkan rokok.
Qalyubi (Ulama mazhab Syafi‟I wafat: 1069 H) ia berkata “Ganja dan
segala obat bius yang menghilangkan akal, zatnya suci sekalipun haram untuk
dikonsumsi”. 7
Oleh karena itu para Syaikh berpendapat bahwa rokok hukumnya
juga haram, karena rokok dapat membuka jalan agar tubuh terjangkit berbagai
penyakit berbahaya“.
Ulama madzhab lainnya dari Malikiyah, Hanafiyah dan Hambali pun
mengharamkannya. Artinya para ulama madzhab menyatakan rokok itu haram.8
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
عن ابي سعيد سعد بن مالك بن سنا ن ا اخدري رضي لله عنو ان رسول لله صلى ا لله عليو وسلم قا ل : لا ضرر ولا ضرار. )حديث حسن , رواه ابن ما جو راجح رقم:, والد ارقطني رقم:, وغير ىما مسندا.
ي " الموط إ " عن عمر وبن يحي عن أبيو عن النبي صلى ا لله عليو وسلم مرسلأ , فأسقط ورواه مالك ف أبا سعيد , ولو طر ق ي قو ي بعضها بعضا(.
Artinya :
“Dari Abu Said Sa‟ad bin Malik bin Sinan Alkhudzri,
Rasulullah SAW. bersabda, “Tidak dibolehkan seseorang
membahayakan orang lain, maupun ia dikenai bahaya”.
(Hadis hasan diriwayatkan oleh Ibn Majah 2341, Daruquthni
dan lainnya secara isnad 4/228. Dan diriwayatkan oleh Malik
dalam Muwatha dari Amru bin Yahya dari ayahnya, dari Nabi
7Lihat dalam kitab Hasyiyah Qalyubi ala Syarh Al Mahalli, jilid I, h.
69
8Lihat bahasan dalam kitab „Hukmu Ad Diin fil Lihyah wa Tadkhin‟
(Hukum Islam dalam masalah jenggot dan rokok) yang disusun oleh Syaikh „Ali
Hasan „Ali „Abdul Hamid Al Halabi hafizhohullah terbitan Al Maktabah Al
Islamiyah, h. 42-44.
6
SAW. secara mursal, sehingga Abu Said digugurkan dan ia
mempunyai beberapa jalan yang satu sama lain menguatkan).9
Dalam hadits ini dengan jelas terlarang memberi mudhorot pada orang
lain dan rokok termasuk dalam larangan ini. Perlu diketahui bahwa merokok
pernah dilarang oleh Khalifah Utsmani pada abad ke-12 Hijriyah dan orang yang
merokok dikenakan sanksi, serta rokok yang beredar disita pemerintah, lalu
dimusnahkan. Para ulama mengharamkan merokok berdasarkan kesepakatan para
dokter di masa itu yang menyatakan bahwa rokok sangat berbahaya terhadap
kesehatan tubuh. Ia dapat merusak jantung, penyebab batuk kronis,
mempersempit aliran darah yang menyebabkan tidak lancarnya darah dan
berakhir dengan kematian mendadak.
Bagi setiap manusia pasti ingin mengharapkan sesuatu yang baik bagi
dirinya sendiri. Tak ada yang ingin mengharapkan sesuatu hal yang buruk bagi
dirinya. Namun dalam hal merokok, ada yang beranggapan hal itu baik. Adapula
yang beranggapan hal itu buruk. Dalam perspektif pendidikan Islam akan
memberitahukan berbagai dampak yang terjadi apabila kita merokok. Oleh karena
itu, adanya penelitian ini guna untuk menginformasikan atau memberitahukan
DAMPAK NEGATIF ROKOK DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN
ISLAM. Agar dapat manusia mengetahui hal itu sehingga sadar apa yang dia
lakukan.
9Imam An-Nawawi. Intisari Hadist Arbain. (Solo; Pustaka Arafah,
2018), hal. 123
7
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kebiasaan merokok terjadi dalam masyarakat?
2. Bagaimana pendapat para ahli mengenai dampak negatif kebiasaan
merokok?
3. Bagaimana dampak negatif merokok dalam perspektif pendidikan Islam?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan kajian ini adalah untuk menjelaskan/mendiskripsikan;
1. Untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya kebiasaan merokok dalam
masyarakat
2. Untuk memgetahui pendapat para ahli mengenai dampak negatif kebiasaan
merokok
3. Untuk mengetahui dampak negatif merokok dalam perspektif pendidikan
Islam
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Dari hasil kajian ini, akan ditemukan dampak negatif rokok dalam
perspektif Islam
2. Manfaat Praktis
8
Dengan diketahuinya hal-hal yang telah dirumuskan dalam penelitian
tersebut, maka diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi
manusia
BAB II
TINJAUAN UMUM TENTANG DAMPAK NEGATIF ROKOK
A. Rokok
1. Pengertian Rokok
Kalau ditanya tentang rokok, kita semua sudah pasti mengenalnya.
Rokok merupakan sebuah benda yang sudah sangat terkenal di dunia ini. Maklum,
rokok dapat dibeli di berbagai tempat, mulai dari kios-kios dipinggir jalan sampai
pusat pembelanjaan mewah. Kini, rokok sudah menjadi bagian hidup manusia.
Bahkan sudah menjadi sesuatu yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan
penikmatnya. Rokok menjadi simbol kejantanan, kegagahan, kekuatan,
keberanian dan ketangguhan. Padahal tidak seperti begitu. Sebab rokok ternyata
membuat para pecandunya menderita berbagai macam penyakit10
Dalam pendapat lain dikatakan bahwa rokok adalah silinder dari kertas
berukuran panjang 70 hingga 120 mm (bervariasi) dengan diameter sekitar 10
mm. Di dalamnnya berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Untuk
menikmatinya salah satu ujung rokok dibakar dan dibiarkan membara agar
asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lain11
Kemudian ada juga yang mengatakan bahwa rokok adalah hasil olahan
tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bahan lainnya yang dihasilkan dari
10
Teddie Sukmana, Mengenal Rokok dan Bahayanya, (Jakarta:
Bechampion, 2009), h. 6
11Rahmat Fajar, Bahaya Merokok, (Jakarta Timur: Sarana Bangun
Pustaka, 2011), h. 2
9
tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica, dan spesies lainnya atau
sintesisnya yang mengandung nikotin dan tar atau tanpa bahan tambahan
Hal senada juga dikemukakan dalam PP. RI. No. 109 tahun 2012, rokok
adalah produk tembakau yang penggunaannya dengan cara di bakar dan dihisap
asapnya atau dihirup yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana
Rustica, dan spesies lainnya atau sintesisnya yang mengandung nikotin dan tar
atau tanpa bahan tambahan12
.
2. Asal Usul Rokok
Tidak ada data akurat yang mengungkapkan tembakau mulai dibuat
menjadi rokok. Menurut penelitian, masyarakat suku Maya di Negara Mexico,
Amerika Selatan dan Tengah sudah menanam tembakau sejak ratusan tahun
silam. Hal itu karena mereka mempunyai kebiasaan menguyah tembakau.
Tembakau juga di bakar ketika upacara keagamaan. Kebiasaan yang sama juga
dilakukan oleh suku-suku lain di negara Mexico bagian utara, kemudian menjalar
ke negara Peninsula, Yucatan.
Orang yang pertama kali menemukan kebiasaan merokok tembakau
adalah Christopher Colombus, seorang penjelajah benua asal negara Spanyol.
Ketika itu ia mendarat di benua Amerika Serikat tahun 1492, ia melihat sebuah
kapal bermuatan tembakau sedang berlayar di lautan. Beberapa orang di dalam
kapal tersebut sedang mengisap rokok.
12
Ibid, h. 24
10
Dari informasi kapal tersebut, rombongan Colombus mendarat di benua
Amerika Serikat. Disana, ia melihat suku indian sedang mengisap rokok.
Kembalinya ke Eropa, ia membawa bibitnya untuk di tanam dinegaranya. Semula
penanaman tembakau ini bertujuan untuk obat penenang yang hanya dipakai pada
saat tertentu saja. Namun, kenyataannya mereka memakai tembakau sebagai
penenang setiap saat.
Pada tahun 1560, Jean Nicot, seorang diplomat negara Prancis (1530-
1600) memperkenalkan dan mempepulerkan penggunaan tembakau kemasyarakat
luas. Atas jasanya, tembakau mendapat sebutan Botanical Nicotiana atau tanaman
yang mengandung nikotin
Penanaman tembakau skala besar dan komersial mulai di lakukan di
negara Amerika Serikat pada tahun 1612 oleh John Rolfe, seorang pengusaha dari
negara Inggris membawa benih-benih tembakau dari negara Amerika Serikat ke
Virginia. Hal itu karena iklim dan tanah di daerah Virginia sangat cocok
menanam tembakau. Sejak itulah tembakau menjadi komoditas pertanian
unggulan di Virginia.13
Tembakau asal negara Amerika Serikat ini sebagian besar di ekspor ke
negara Inggris. Namun, pengiriman tembakau terhenti pada tahun 1775 karena
peran Revolusi. Pada tahun 1800, pengiriman tembakau dilanjutkan kembali.
Setelah itu perkembangan rokok terus berlanjut dengan munculnya produk-produk
baru. Salah satu diantaranya cerutu. Pabrik-pabrik rokok baru juuga dibangun di
13
loc.cit. h. 11
11
negara Amerika Serikat. Mereka melihat rokok dapat menjadi produk yang dapat
menghasilkan keuntungan berlimpah.
3. Perkembangan Rokok
Sejak Christopher Colombus pertama kali memperkenalkan tembakau
pada dunia, perkembangan rokok semakin pesat. Bentuk rokok beraneka ragam,
mulai dari lintingan daun tembakau kering berharga ratusan rupiah sampai cerutu
yang berharga ratusan ribu rupiah
Popularitas rokok semakin luas. Tidak hanya di negara-negara barat,
rokok juga mulai dikenal di negara-negara Timur Tengah dan Asia. Di Indonesia,
rokok sudah dikenal sejak masuknya pedagang-pedagang dari Timur Tengah.
Bisnis rokok di Indonesia mulai berkembang pada tahun 1906-1908. Hal itu
dibuktikan dengan dibangunnya 35 perusahaan rokok di kabupaten Kudus, Jawa
Tengah, jumlah itu terdiri atas 12 perusahaan rokok besar, 16 perusahaan
menengah dan 7 pabrik rokok skala rumahan.
Perkembangan perusahaan rokok juga terjadi di Jawa Timur.
Contohnya, perusahaan rokok bernama PT. HM. Sampoerna yang dibangun di
Surabaya,
PT. Bentoel di Malang dan PT. Gudang Garam di Kediri. Awalnya,
perusahaan tersebut skala rumahan yang kemudian berkembang menjadi besar.
Perusahaan ini juga menjadi tonggak perkembangan rokok kretek dengan ditandai
penggunaan mesin melinting rokok. Sebelumnnya, melinting rokok memakai
tenaga tangan
12
Popularitas rokok semakin menanjak seiring dengan munculnya
berbagai pabrik rokok baru ditanah air. Jenis rokok pun semakin bermacam-
macam. Jika dulu orang mengenal rokok terbuat dari bahan tembakau, kini mulai
ada rokok kretek. Di daerah Banyumas, ada perusahaan rokok yang
mencampurkan kemenyan sehingga berbau menusuk di hidung.
Kini, rokok sudah dilengkapi Filter berbahan dari gabus untuk
menyaring nikotin. Jenis ini berkembang menjadi rokok dengan kadar nikotin
yang berbeda-beda. Maka dikenal rokok nikotin kadar rendah atau popular dengan
sebutan mild. Di kemasan rokok, kadar nikotin di dalam rokok sekitar 2-3 mg.
Cita rasa rokok pun bervariasi, ada jenis rokok yang enak di isap di daerah dingin,
sedang atau panas. Untuk mendapatkan cita rasa rokok tersebut dibutuhkan
campuran bahan yang berbeda-beda.
4. Penelitian Rokok
Ketika terjadi perang dunia 1 dan 2, penyebaran rokok semakin meluas.
Hal itu dapat dilihat dari kebiasaan para tentara perang mengisap rokok. Bagi
mereka rokok dapat memberikan rasa tenang dan melepas lelah.
Ditengah perkembangan rokok yang semakin pesat, para ahli
kedokteran menemukan rokok ternyata menjadi salah satu penyebab kematian
manusia. Akhirnya pada tahun 1500, para dokter di Eropa mengeluarkan
pernyataan bahwa penggunaan tembakau hanya boleh untuk tujuan
medis/pengobatan.
13
Selama tahun 1960-an, para ilmuwan di seluruh dunia sepakat
menyatakan produk tembakau, termasuk rokok dapat mengakibatkan kanker paru,
penyakit jantung, dan berbagai penyakit lain. Atas kesepakatan ini, pabrik rokok
mulai mengeluarkan produk rokok dengan kadar nikotin dan tar rendah. Meski
demikian, para ahli kesehatan tetap berpendapat bahwa merokok tetap berbahaya
bagi kesehatan.
Kemudian pemerintah Amerika Serikat mengeluarkan Undang-Undang
tentang tembakau atau rokok. Pada tahun 1966, setiap produsen rokok harus
mencamtumkan peringatan kesehatan di setiap bungkus rokok. Demikian juga
pada iklan-iklan rokok harus menuliskan kadar nikotin dan tar yang terkandung
pada rokok tersebut. Peraturan lain adalah tulisan “No Smoking” di tempat-tempat
tertentu sebagai larangan tempat merokok di tempat umum.
5. Alasan Merokok
Dalam realitas kehidupan, rokok sudah menjamur di seluruh dunia. Jika
dulu suku Indian yang mengisap tembakau sebagai upacara ritual dan pelepas
lelah, kini rokok sudah menjadi gaya hidup. Kebiasaan merokok tidak hanya
dilakukan oleh orang dengan tingkat ekonomi menengah ke atas, tetapi juga
kalangan bawah.
Ada berbagai macam alasan orang merokok sebagai berikut :14
a. Mengisi waktu luang
b. Memudahkan pergaulan
14
Loc.cit. h. 31
14
c. Meningkatkan keamanan karena dengan merokok tampang akan terlihat lebih
sangar.
d. Hiburan karena kepulan asap rokok menjadi daya tarik tersendiri.
e. Menambah rasa percaya diri
f. Sumber pendapatan penjual dan pemasukan negara
g. Kebutuhan
h. Memberikan rasa lebih tenang
i. Memberikan Inspirasi
j. Bisa mengurangi ketegangan atau stress
Alasan tersebut sudah biasa diucapkan oleh perokok sebagai alasan
pembelaan diri terhadap kegiatan merokok. Meskipun begitu ada juga beberapa
alasan yang memang masuk akal dan logika. Salah satunya adalah memberikan
rasa tenang. Rokok memng bisa memberikan rasa tenang dan juga menurunkan
tingkat stress, hal itu karena rokok terbuat dari daun tembakau yang mengandung
nikotin. Selain nikotin, ada zat-zat lain yang terkandung di tembakau. Zat-zat itu
bersifat adiktif, seperti pridin, fenol, hydrogen sianida, ammonia, benzene, benza
anthracene, benzo pyrene, dan sebagainya.
Nikotin merupakan bahan yang mempunyai aktifitas biologi yang
secara potensial akan menaikkan tekanan darah dan memacu denyut jantung, zat
adiktif yang terdapat pada nikotin juga membuat perokok menjadi
ketergantungan. Jadi dengan kata lain, kalau rokok sangat membahayakan tubuh
kita, meski masuknya nikotin ini kecil, tetapi secara bertahap akan berpengaruh
pada saluran pernapasan nikotin dalam jumlah besar dapat menyebabkan kanker.
15
Di dalam tembakau juga ada tar yang mengandung pridin. Tar dapat
merusak alat pernapasan. Semakin dalam orang menghisap rokok, racun yang
mengendap disaluran pernapasan pun semakin banyak. Tar mengandung bahan
kimia beracun yang bisa merusak sel paru-paru dan menyebabkan kanker.
6. Masalah Merokok
Kini rokok yang dikenal oleh Columbus sudah berkembang ke seluruh
dunia. Tidak hanya yang dikota besar, rokok juga dikenal oleh orang di desa.
Kebiasaan merokok tidak hanya dilakukan oleh orang dewasa, juga kaum remaja.
Bahkan, anak-anak ssekolah sudah banyak yang menghisap rokok.
Kita tidak bisa menutup mata akan orang-orang yang merokok disekitar
kita. Mereka mempunyai hak dalam melakukan aktifitasnya itu. Dari semula
coba-coba, akhirnya menjadi kebiasaan merokok hal ini banyak dijumpai pada
kaum remaja. Data survey menunjukkan responden perokok terbanyak karena
alasan agar terlihat lebih jantang. Yang mengatakan hanya ingin tahu dan sekedar
iseng menduduki porsi kecil.
Menanggapi perkembangan dari kegiatan merokok ini, Milhan direktur
RSUD Datu Sanggul Rantau dalam sebuah situs internet menulis sebagai berikut
“dalam menangani perkembangan kebiasaan merokok di Indonesia yang semakin
lama semakin parah, sepertinya harapan untuk mengatasinya menjadi terasa
semakin sulit”.
16
Menangani kebiasaan merokok sebenarnya bukanlah sesuatu yang
sulit. Hal itu karena beberapa negara telah menerapkan aturan cukup keras baik
bagi perokok maupun industri merokok
Negara-negara Uni Eropa mencanangkan kampanye anti rokok dengan
slogan; Feel Free to Say No! yang diluncurkan bertepatan dengan momen Piala
Dunia 2002 seta didukung sejumlah pemain bola terkenal seperti Luis Figo,
Zinadine Zidane, Paolo Maldini, dll
Sementara dalam peringatan hari tanpa tembakau sedunia pada tanggal
31 Mei, hampir semua negara, termasuk Indonesia melarang rokok. Bahkan, di
Meksiko melarang adanya iklan rokok dari radio dan televise sejak 2003.
7. Jenis-jenis Rokok
Menurut Mustakaningrum jenis rokok dibagi menjadi delapan, yaitu:
a. Rokok, sediaan tembakau yang banyak digunakan.
b. Rokok organik merupakan jenis rokok yang dianggap tidak mengandung bahan
adiktif sehingga dinilai lebih aman dibanding rokok modern
c. Rokok gulungan atau “lintingan”, peningkatan penggunaan rokok dengan cara
melinting sendiri ini sebagian besar disebabkan oleh budaya dan faktor
finansial
d. Bidis berasal dari India dan beberapa negara Asia Tenggara. Bidis dihisap lebih
insentif dibandingkan rokok biasa, sehingga terjadi peningkatan pemasukan
nikotin yang dapat menyebabkan efek kandiovaskuler.
17
e. Kretek, mengandung 40% cengkeh dan 60% tembakau. Cengkeh menimbulkan
aroma yang enak, sehingga kretek dihisap lebih dalam daripada rokok biasa.
f. Cerutu, kandungan tembakaunya lebih banyak dibandingkan jenis lainnya,
seringkali cerutu hanya mengandung tembakau saja.
g. Pipa, asap yang dihasilkan pipa lebih basa jika dibandingkan asap rokok biasa,
sehingga tidak perlu hisapan yang langsung untuk mendapatkan kadar nikotin
yang tinggi dalam tubuh
h. Pipa Air, sediaan ini telah digunakan berabad-abad dengan persepsi bahwa cara
ini sangat aman. Beberapa nama lokal yang sering digunakan adalah hookah,
bhang, narghile dan shisha.
Kemudian menurut Rahmat Fajar rokok dibedakan menjadi beberapa
jenis, yaitu:15
a. Rokok berdasarkan ada atau tidak adanya filter
a. rokok filter, memiliki penyaring. Fungsinya untuk menyerang nikotin,
salah satu zat berbahaya yang terkandung dalam rokok. Filter itu terbuat
dari busa serabut sintetis.
b. rokok tidak berfilter, terdapat busa serabut sintetis. Dengan demikian,
semua zat berbahaya leluasa masuk ke tubuh penikmatnya.
b. Rokok berdasarkan bahan pembungkus
a. klobot, rokok yang bahan pembungkusnya daun jagung yang dikeringkan.
15
Ibid, h. 3
18
b. kawung, rokok yang bahn bungkusnya daun aren yang sudah dikeringkan
terlebih dahulu, kemudian diisi dengan irisantembakau yang sudah kering
serta bahan-bahan lain seperti cengkeh ataupun kemenyan
c. sigaret, rokok yang dibungkus dengan kertas
d. cerutu, rokok yang bahan pembungkusnya daun tembakau kemudian di isi
pula dengan irisan tembakau
c. Rokok berdasarkan bahan baku atau isi
1. rokok putih, ialah rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun tembakau
yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
2. rokok kretek, ialah rokok yang bahn baku atau isinya daun tembakau dan
cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
3. rokok klembakialah rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun
tembakau, cengkeh, dan kemenyan yang diberi saus untuk mendapatkan
efek rasa dan aroma tertentu
8. Kandungan Rokok
Setiap batang rokok yang dinyalakan akan mengeluarkan lebih 4 000
bahan kimia beracun yang membahayakan dan boleh membawa maut. Dengan ini
setiap sedutan itu menyerupai satu sedutan maut. Di antara kandungan asap rokok
termasuklah bahan radioaktif (polonium-201) dan bahan-bahan yang digunakan di
dalam cat (acetone), pencuci lantai (ammonia), ubat gegat (naphthalene), racun
serangga (DDT), racun anai-anai (arsenic), gas beracun (hydrogen cyanide) yang
digunakan di “kamar gas maut” bagi pesalah yang menjalani hukuman mati, dan
19
banyak lagi. Bagaimanapun, racun paling penting adalah Tar, Nikotin dan karbon
monoksida. Tar mengandung sekurang-kurangnya 43 bahan kimia yang diketahui
menjadi penyebab kanker (karsinogen).
Nikotin turut menjadi puncak utama risiko serangan penyakit jantung
dan strok. Hampir satu perempat mangsa penyakit jantung adalah hasil puncak
dari tabiat merokok. Di Malaysia, sakit jantung merupakan penyebab utama
kematian sementara strok adalah pembunuh yang keempat.
Karbon Monoksida pula adalah gas beracun yang biasanya dikeluarkan
oleh kenderaan. Apabila racun rokok itu memasuki tubuh manusia ataupun
hewan, yang akan membawa kerusakan pada setiap organ, yaitu bermula dari
hidung, mulut, tekak, saluran pernafasan, paru-paru, saluran penghazaman,
saluran darah, jantung, organ pembiakan, sehinggalah kesaluran kencing dan
pundi kencing, yaitu apabila sebahagian dari racun-racun itu dikeluarkan dari
badan.
Pendapat lain mengatakan bahwa kandungan yang terdapat dalam
rokok ialah akrolein, karbon monoksida, Nikotin, dan amonia.
Menurut Aiman Husaini, kandungan zat kimiawi dalam sebatang rokok
ialah nikotin, Tar, Insektisida, Polycyclic, carcinogens.
B. Dampak Negatif Rokok
Kebiasaan merokok sering dikaitkan dengan penyakit paru-paru dan
jantung. Namun kenyataannya, kebiasaan merokok di negeri ini sudah sulit untuk
dihilangkan, bahkan semakin lama semakin meningkat. Sebagian besar penduduk
20
di negara lain sudah mulai mengurangi konsumsi mereka terhadap rokok. Tetapi
negara kita, indonesia, justru sebaliknya. Padahal secara kesehatan, merokok
dapat menyebabkan :
1. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
2. Kanker, seperti kanker mulut, hidung tenggorokan, kerongkongan, pankreas,
kandung kemih, leher rahim, darah (leukemia), ginjal, dan kanker paru-paru
3. Penyakit jantung
4. Bahan kimia pada tembakau dapat merusak lapisan pembuluh darah dan
memengaruhi jumlah lemak dalam aliran darah. Hal tersebut meningkatkan
risiko penyakit pengerasan pembuluh darah (ateroma)
5. Perokok lebih mungkin mengalami impoten atau mengalami kesulitan dalam
mempertahankan ereksi bila dibandingkan seseorang yang tidak merokok. Hal
tersebut diduga karena terjadinya kerusakan yang berhubungan dengan
pembuluh darah ke penis.
6. Rheumatoid Artritis adalah kondisi autoimun yang ditandai dengan peradangan
sendi dan kerusakan jaringan ikat. Organ lain, termasuk jantung, paru-paru,
ginjal, dan kulit pun bisa terpengaruh.
7. Perokok cenderung memiliki lebih banyak garis atau keriput pada wajah yang
menyebabkan wajahnya lebih terlihat tua daripada usianya.
8. Mengurangi kesuburan baik pria maupun wanita
21
9. Pada beberapa wanita yang merokok biasanya mengalami monopause dua
tahun lebih awal daripada non-perokok.16
Dalam pendapat lain mengatakan bahwa, dampak merokok ialah17
:
1. Menguningnya gigi dan ujung jari sebagaimana menguningnya kertas rokok
yang dibakar
2. Memiliki kulit yang pucat
3. Memiliki rambut yang kusut dan mengeluarkan bau layaknya asap rokok dan
bahkan terkadang menguning layaknya kertas rokok yang terbakar
4. Munculnya kerutan pada dahi dan sekitar ujung bibir yang disebabkan karena
kebiasaan mengerutkannya dikala sedang merokok
5. Munculnya kerutan hitam dibawah mata
6. Mengeringnya bibir dan berwarna lembab karena lebih banyak diasupi oleh gas
karbon monoksida dibandingkan dengan oksigen yang sudah menjadi
kebutuhannya
7. Hilangnya kejernihan mata dan matapun menjadi selalu memerah
8. seorang perokok selalu tampak dalam keadaan buruk. Disaat ia sedang
merokok.
9. Kehilangan berat badannya dan mudah terbawa emos
16
Dr. H. M. Asrorun Ni‟am Sholeh, M.A, Panduan Anti Merokok,
(Jakarta; Erlangga, 2017), h. 36 17
Dr. Aiman Husaini, Tobat Merokok, (Depok; Pustaka IIMan, 2007),
h. 36-37
22
C. Pendidikan Islam
1. Pengertian Pendidikan Islam
Dalam kamus bahasa Indonesia kata pendidikan merupakan kata jadian
yang berasal kata didik yang diberi awalan pe dan akhiran an yang berarti proses
pengubahan sikap dan tatalaku seseorang atau kelompok dalam usaha
mendewasakan manusia.
Dalam diskursus pendidikan islam, ada beberapa istilah yang sering
digunakan para pakar dalam memberikan definisi pendidikan islam, walaupun
terkadang dibedakan, namun juga terkadang disamakan yakni al-Tarbiyah
(pengetahuan tentang al-rabb), al-Ta’lim (ilmu teoritik, kreativitas, komitmen
tinggi dalam mengembangkan ilmu, serta sikap hidup yang menjunjung tinggi
nilai-nilai ilmiah), al-Ta’dib (integrasi ilmu dan iman yang membuahkan amal).
Sayid Muhammad al-Naquib al-Attas lebih memilih istilah al-Ta’dib untuk
memberikan pengertian pendidikan dibanding istilah lainnya, karena al-Ta’dib
menunjukkan pendidikan untuk manusia saja, sementara istilah al-Tarbiyah dan
al-Ta’lim berlaku untuk makhluk lain (hewan)18
Sementara Abdurrahman al-
Nahlawi berpendapat bahwa istilah yang paling tepat untuk mendefinisikan
pendidikan adalah istilah al-Tarbiyah.19
Sedangkan tokoh pendidikan lainnya,
18
Syekh Muhammad Naquib al-Attas, The Concept Of Education in
Islam, yang diterjemahkan oleh Haidar Baqir dengan judul, Konsep Pendidikan
Islam¸Suatu kerangka Fikir Pembinaan Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung;
Mizan, 1990), h. 75 19
Abdurrahman al-Nahlawi, Ushul al-Tarbiyah al-Islamiyyat wa
ashalibiha, yang diterjemahkan oleh Shihabuddin dengan judul Pendidikan Islam
di Rumah, Sekolah dan Masyarakat, (Jakarta; Gema Insani Press, 1995), h. 20
23
Abdul Fattah Jalal berpendapat lain bahwa al-Ta’lim merupakan istilah yang lebih
tepat untuk memberikan definisi pendidikan.20
a. Istilah Tarbiyah
Kata Tarbiyah berasal dari kata dasar “rabba”, “yurabbi” menjadi
“tarbiyah” yang mengandung arti tumbuh dan berkembang.21
Secara etimologis,
kata “al-Tarbiya” merupakan kata jadian dari tiga akar kata22
yaitu; Pertama,
rabba – yarbu, yang berarti bertambah, tumbuh dan berkembang. Pengertian ini di
dasarkan atas QS. Al-Rum ayat 39. Dalam pengertian ini, pendidikan (al-
Tarbiyah) merupakan proses menambahkan, menumbuhkan dan mengembangkan
sesuatu (potensi) yang terdapat pada peserta didik baik secara psikis, fisik, spritual
maupun sosial. Kedua, rabiya – yarba – tarbiyah yang berarti tumbuh (nasya‟a)
berubah menjadi besar23
atau dewasa. Dalam pengertian ini, pendidikan (at-
tarbiyah) merupakan proses untuk menumbuhkan atau mendewasakan peserta
didik baik psikis, fisik, spritual maupun sosial. Ketiga, rabba-yarubbu-tarbiyah
yang berarti memperbaiki, memelihara, menuntun, menjaga, mengatur dan
memelihara. Dalam pengertian ini, pendidikan (al-Tarbiyah) merupakan proses
20
Abdul Fattah Jalal, Min Ushul al-Tarbiyah Fi al-Islam, yang
diterjemahkan oleh Hery Noer Aly dengan judul, Azaz-azaz Pendidikan Islam,
(Bandung; Diponegoro, 1988), h. 75 21
Dra. Zuhairini, dkk. Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta; Bumi
Aksara, 1995), h. 120 22
Abu al-Fadhl al-Din Muhammad Mukarram Ibn Manzhur, Lisan al-
Arab, Jilid V, (Beirut; Dar Ahya, t.th), h. 94-96 23
Lihat Abi Husain Ahmad bin Faris bin Zakaria, Mu‟jam Maqayis al-
Lughah, Juz II, (Beirut: Dar al-Fikr, 1979), h. 381-384
24
untuk memperbaiki, memelihara, menuntun, menjaga, mengatur dan memelihara
peserta didik baik secara psikis, fisik, spritual maupun sosial.
Dalam bentuk kata kerja, kata ini dapat dijumpai di dalam Al-Qur‟an
seperti pada Surah Asy-Syu‟ara‟: 18.
.ثت فينامن عمرك سنين قا ل الم ن ربك فيناوليداولب
Terjemahnya :
Dia (Firaun) menjawab: “Bukankah kami telah
mengasuhmudalam lingkungan (keluarga) kami waktu
engkau masih kanak-kanak dan engkau tinggal bersama
kami beberapa tahun dari umurmu24
Kemudian Allah SWT. juga berfirman dalam Qs. Al-Isra; 24
رب ينئ صغيرا.رحمهما كما... وقل رب ا
Terjemahnya :
“Wahai Tuhanku sayangilah keduanya sebagaimana
mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil.”25
b. Istilah Al-Ta‟lim
Secara Etimologi, Ta‟lim berkonotasi pembelajaran, yaitu semacam
proses transfer ilmu pengetahuan. Hakikat ilmu pengetahuan bersumber dari Allah
SWT. Adapun proses pembelajaran (ta‟lim) secara simbolis dinyatakan dalam
informasi Al-Qur‟an ketika penciptaan Adam A.S. oleh Allah SWT, ia menerima
pemahaman tentang konsep ilmu pengetahuan langsung dari penciptanya. Proses
24
Kementrian Agama RI, Alquran dan Terjemahnya, (Surabaya; Nur
Ilmu, 2017), h. 367 25
Ibid, h. 284
25
pembelajaran ini disajikan dengan menggunakan konsep ta‟lim yang sekaligus
menjelaskan hubungan antara pengetahuan Adam A.S. dengan tuhannya.
c. Istilah Al-Ta‟dib
Menurut Al-Attas, istilah yang paling tepat untuk menunjukkan
pendidikan Islam adalah Al-Ta‟dib, konsep ini didasarkan pada Hadis Nabi yang
artinya :“Tuhan telah mendidikku, maka ia sempurnakan pendidikanku” (HR.
Al-Askary dari Ali r.a).
Al-Ta‟dib berarti pengenalan dan pengetahuan secara berangsur-angsur
ditanamkan ke dalam diri manusia (peserta didik) tentang tempat-tempat yang
tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan. Dengan pendekatan ini
pendidikan akan berfungsi sebagai pembimbing ke arah pengenalan dan
pengakuan tempat Tuhan yang tepat dalam tatanan wujud dan kepribadiannya.
Dari ketiga kata bahasa arab tersebut kita melihat bahwa kata tarbiyah
mempunyai pengertian yang lebih luas dan lebih cocok dipakai untuk kata
pendidikan dibandingkan dengan kata ta‟dib dan ta‟lim. Kata ta‟lim lebih
dititikberatkan kepada pengajaran karena lebih terfokus kepada pengetahuan,
kecerdasan dan keterampilan sebagaimana ayat yang telah kita kutip di atas,
sedangkan pendidikan lebih luas dari sekadar pengajaran. Sementara itu, kata
ta‟dib lebih banyak mengacu kepada pendidikan Akhlak dan budi pekerti
sebagaimana yang dianut oleh para ahli pendidikan, seperti Prof. Zakiah Daradjat
dan Abdur-Rahman An-Nahlawi. Meskipun demikian, Muhammad Naquib Al-
Attas yang mengatakan bahwa kata ta‟dib lebih cocok dipakai untuk kata
26
pendidikan karena kata ta‟dib mencakup wawasan ilmu dan amal yang merupakan
esensi pendidikan Islam. Lain lagi dengan Abdul Fattah Jalal yang menyatakan
bahwa kata ta‟lim lebih luas daripada kedua kata lainnya. Alasannya adalah
firman Allah pada ayat 151 dari Surah Al-Baqarah yang berbunyi :
مة وي علم كم ما لم لو علي كم آياتنا وي زكيكم وي علمكم ال كتاب وال حك كما أر سل نا فيكم رسول من كم ي ت تكونوا ت ع لمون .
Terjemahnya :
Sebagaimana Kami telah mengutus kepadamu seorang
Rasul (muhammad) dari kalangan kamu yang
membacakan ayat-ayat kami, menyucikan kamu dan
mengajarkan kepadamu kitab Alquran dan hikmah (sunnah) serta mengajarkan apa yang belum kamu
ketahui.26
Dari pengertian lugawi di atas dapat kita simpulkan bahwa pendidikan
merupakan proses mengubah keadaan anak didik dengan berbagai cara untuk
mempersiapkan masa depan yang baik baginya.
Pendidikan berarti suatu proses pengubahan sikap dan tingkah laku
seseorang atau sekelompok orang (peserta didik) dalam usaha mendewasakan
manusia (peserta didik) melalui upaya pengajaran dan latihan, proses, perbuatan
dan cara-cara mendidik.27
Abdur Rahman, Al-Bani misalnya menyimpulkan dari ketiga kata
bahasa Arab yang sudah kita sebutkan tadi bahwa pendidikan itu memiliki empat
unsur, yaitu :
a. Menjaga dan memelihara fitrah anak menjelang dewasa (balig)
26
Ibid, h. 23 27
Drs. A. Susanto, M.Pd. Pemikiran Pendidikan Islam, (Jakarta;
Amzah, 2010), h.
27
b. Mengembangkan seluruh potensi
c. Mengarahkan seluruh fitrah dan potensi menuju kesempurnaan
d. Melaksanakannya secara bertahap
Dari pendapat Al-Bani ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
dengan pendidikan dalam hal ini ialah pendidikan Islam yang meliputi unsur-
unsur memelihara dan mengembangkan potensi atau fitrah anak didik secara
bertahap sesuai dengan perkembangannya.
Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan yaitu tuntunan di dalam
hidup tumbuh dan berkembangnya anak-anak segala kekuatan kodrat yang ada
pada anak-anak tersebut agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota
masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
Soegarda Poerbakawatja dalam “Ensiklopedi Pendidikan”,
menguraikan pengertian pendidikan dalam arti yang luas sebagai “semua
perbuatan dan usaha dari generasi tua untuk mengalihkan pengetahuannya,
pengalamannya, kecakapannya, serta keterampilannya (orang menamakan hal ini
juga “mengalihkan” kebudayaan) kepada generasi muda, sebagai usaha
menyiapkannya agar dapat memenuhi fungsi hidupnya baik jasmaniah maupun
rohaniah”. Dapat pula dikatakan bahwa pendidikan itu adalah usaha secara
sengaja dari orang dewasa untuk dengan pengaruhnya meningkatkan sih anak ke
kedewasaan yang selalu diartikan mampu memikul tanggung jawab moril dari
segala perbuatannya.28
28
Soegarda Poerbakawatja, Ensiklopedi Pendidikan, (Jakarta; Gunung
Agung, 1976), h. 214
28
Dalam sistem pendidikan nasional dijelaskan bahwa pendidikan adalah
usaha sadar yang dilakukan oleh manusia dewasa untuk menyiapkan peserta didik
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan/atau latihan bagi peranannya di masa
yang akan datang.
D. Marimba, seorang pakar filsafat pendidikan merumuskan bahwa
pendidikan adalah bimbingan atau tuntutan secara sadar oleh pendidik terhadap
perkembangan jasmani dan rohani anak didik menuju terbentuknya kepribadian
utama.
Muhammad Naquib Al-Attas yang menjadikan kata ta‟dib sebagai
pijakannya menjelaskan bahwa pendidikan itu merupakan pengenalan dan
pengakuan yang ditanamkan secara berangsur-angsur ke dalam diri manusia
(peserta didik) tentang keberadaan segala sesuatu sehingga dapat membimbingnya
ke arah pengenalan dan pengakunya adanya Tuhan.
Berkaitan dengan itu seorang pakar pendidikan Barat, Rupert C. Lodge
mengemukakan bahwa pendidikan dapat dilihat dari pengertian luas dan
pengertian sempit. Dalam arti yang luas, ia mengatakan bahwa pendidikan itu
menyangkut seluruh pengalaman peserta didik, baik pengalamannya dengan
pendidik, orang tua, teman sepermainan maupun yang diperolehnya dari alam
lingkungan selain manusia, seperti hewan (dalam arti sempit, pendidikan hanya
sekadar pengajaran di sekolah).
Selanjutnya berikut ini pendapat beberapa tokoh Muslim tentang
pengertian pendidikan Islam :
29
1. Menurut Ahmad D. Marimba, pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani,
rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju terbentuknya
kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam. Dengan pengertian lain
sering kali beliau mengatakan kepribadian utama tersebut dengan istilah
kepribadian muslim, yakni kepribadian yang memiliki nilai-nilai agama Islam,
memilih dan memutuskan serta berbuat berdasarkan nilai-nilai Islam dan
bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai Islam.
2. Menurut Abdur Rahman An-Nahlawi, pendidikan Islam adalah pengaturan
pribadi dan masyarakat sehingga dapat memeluk Islam secara logis dan sesuai
secara keseluruhan baik dalam kehidupan individu maupun kolektif.
3. Menurut Burlian Shomad, pendidikan Islam ialah pendidikan yang bertujuan
membentuk individu menjadi makhluk yang bercorak diri, berderajat tinggi
menurut ukuran Allah dan sisi pendidikannya untuk mewujudkan tujuan itu
adalah ajaran Allah.
4. Menurut Musthafa Al-Ghulayani, pendidikan Islam ialah menanamkan akhlak
yang mulia di dalam jiwa anak pada masa pertumbuhannya dan menyiraminya
dengan air petunjuk dan nasihat, sehingga akhlak itu menjadi salah satu
kemampuan (meresap dalam) jiwanya kemudian buahnya berwujud keutamaan
kebaikan, dan cinta bekerja untuk kemanfaatan tanah air.
5. Menurut Hasan Langgulung merumuskan Pendidikan Islam adalah suatu proses
penyiapan generasi muda untuk mengisi peranan, memindahkan pengetahuan
30
dan nilai-nilai Islam yang diselaraskan dengan fungsi manusia untuk beramal
di dunia dan memetik hasilnya di akhirat.29
6. Menurut Ahmad Tafsir, pendidikan Islam adalah bimbingan yang diberikan
seseorang kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai ajaran
Islam.30
7. Menurut Mappanganro, pendidikan Islam adalah usaha yang dilakukan secara
sadar dengan membimbing, mengasuh anak atau peserta didik agar dapat
meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam.31
8. Menurut Ikhwan al-Shafa, dalam diskursus pendidikan, mereka berpendapat
bahwa perumpamaan orang yang belum di didik dengan ilmu aqidah, ibarat
kertas yang masih putih bersih, belum ternodai apapun juga.32
Apabila kertas
ini ditulis sesuatu, maka kertas tersebut telah memiliki bekas yang tidak mudah
dihilangkan.33
Dalam proses pendidikan, Ikhwan al-Shafa berpandangan bahwa
setiap anak yang lahir ke bumi ini memilki sejumlah bakat (potensi) yang perlu
dikembangkan dan diaktualisasikan. Oleh karena itu, setiap pendidik tidak
boleh menjejali otak peserta didik dengan ide-ide dari luar secara paksa.34
29
Hasan Langgulung, Beberapa Pemikiran tentang Pendidikan Islam,
(Bandung; Al-Ma‟arif, 1980), h. 94 30
Ahmad Tafsir, Pendidikan Islam, (Bandung; PT. Remaja Rosdakarya,
1999), h. 32 31
Mappanganro, Implementasi Pendidikan Islam di Sekolah,
(Ujungpandang; Yayasan Ahkam, 1996), h. 10 32
Lihat Dewan Penyusun, Ensiklopedi Islam, cet. 3, (Jakarta; Ichtiar
Baru Van Hoeve,1994), h. 194 33
Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta; Gaya Media
Pratama, 2005), h. 232 34
Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta; Ciputat Press,
2002), h. 98
31
Materi pendidikan harus disesuaikan dan mengarah pada pengembangan
potensi anak. Oleh karena itu, konsep pendidikan menurut Ikhwan al-Shafa
bersifat rasional dan empirik atau dengan kata lain pendidikan adalah
perpaduan antara pandangan yang bersifat intelektual dan faktual.
Dari beberapa definisi yang dikemukakan para ahli di atas jelaslah
pengertian pendidikan itu dapat dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu
pendidikan dalam arti luas dan pendidikan dalam arti sempit.
Pengertian pendidikan Islam bisa ditinjau dari sempit dan luas.
Pengertian sempit adalah usaha yang dilakukan untuk pentransferan ilmu, nilai
dan keterampilan berdasarkan ajaran islam dari si pendidik kepada si terdidik
guna terbentuk pribadi muslim seutuhnya. Adapun pendidikan Islam dari arti luas
adalah tidak hanya terbatas pada pentransferan saja tetapi mencakup berbagai hal
yang berkenaan dengan pendidikan Islam secara luas yang mencakup, sejarah,
pemikiran dan lembaga.35
Pendidikan sebagai usaha membina dan mengembangkan pribadi
manusia dari aspek-aspek rohanian dan jasmaniah juga harus berlangsung secara
bertahap.36
Hakikat pendidikan Islam adalah segala upaya dan usaha untuk
menjadikan manusia dewasa sesuai dengan ajaran Islam. Dan perlu kita ketahui
bahwa di dalam “pendidikan” mempunyai pengertian suatu proses bimbingan,
35
Prof. Dr. Haedar Putra Daulay, Pendidikan Islam Dalam Lintasan
Sejarah, (Jakarta; Kencana, 2013), h. 3 36
Prof. H. M. Arifin, M.Ed, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta; Bumi
Aksara, 1993), h. 11
32
tuntunan atau pimpinan yang didalammya mengandung beberapa unsur-unsur
yang harus diperhatikan, diantaranya adalah :
1. Didalam bimbingan ada pembimbingnya (pendidik) dan yang dibimbing
(terdidik/peserta didik).
2. Bimbingan mempunyai arah yang bertitik tolak pada dasar pendidikan dan
berakhir pada tujuan pendidikan.
3. Bimbingan berlangsung pada suatu tempat, lingkungan atau lembaga
pendidikan tertentu.
4. Bimbingan merupakan proses, maka harus proses ini berlangsung dalam jangka
waktu tentu.
5. Di dalam bimbingan harus mempunyai bahan yang aka disampaikan pada anak
didik untuk mengembangkan pribadi seperti yang di inginkan.
6. Didalam bimbingan menggunakan metode tertentu.
2. Sumber Pendidikan Islam
Sumber pendidikan Islam adalah ayat tertulis yaitu Al-Qur‟an dan Al-
Sunnah dan ayat tidak tertulis yaitu alam semesta dan seisinya, serta ijtihad dalam
bidang pendidikan berupa pemikiran-pemikiran ulama tentang pendidikan. Al-
Qur‟an dan Al-Sunnah bukan hanya dipandang sebagai kebenaran yang
didasarkan pada keimanan semata, namun justru karena kebenaran yang terdapat
dalam kedua dasar tersebut dapat diterima oleh nalar manusia dan dibolehkan
dalam sejarah atau pengalaman kemanusiaan. Alam jagat raya bukan hanya
dijadikan obyek ilmu pengetahuan, namun juga dapat dijadikan sumber
33
pendidikan karena di dalamnya memuat rahasia kebesaran Tuhan. Pemikiran para
ulama juga dapat dijadikan sumber pendidikan Islam, banyak karya ulama-ulama
berupa kitab-kitab yang memuat tentang yang dapat dijadikan sumber pendidikan.
Banyak sekali ayat Al-Qur‟an yang mengandung implikasi pendidikan.
Diantaranya adalah surat Al-Imran : 190-191, Ad-Dukhan : 38-39, Al-Anbiya‟ :
16-18, dan masih banyak lagi.
Dalam pendapat lain dikatakan bahwa sumber pendidikan Islam adalah
Alquran, As-Sunnah, kata-kata sahabat (Mazhab Shahabi), kemaslahatan
umat/sosial, tradisi atau adat kebiasaan masyarakat (Uruf), dan Ijtihad.37
3. Tujuan Pendidikan Islam
Samsul Nizar menjelaskan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah untuk
mencapai keseimbangan pertumbuhan kepribadian manusia secara menyeluruh
dan seimbang yang dilakukan melalui latihan jiwa, akal fikiran diri manusia yang
rasional, perasaan dan indera. Karena itu pendidikan hendaknya mencakup
pengembangan seluruh aspek fitrah peserta didik. Aspek spiritual, intelektual,
imajinasi, fisik, ilmiyah dan bahasa baik secara individu maupun kolektif, dan
mmendorong semua aspek tersebut berkembang ke arah kebaikan kesempurnaan.
Tujuan akhir pendidikan muslim terletak pada perwujudan ketundukan yang
sempurna kepada Allah SWT, baik secaara pribadi maupun kolektif.
Menurut Ali Asraf yang dikutip Abudin Natta mengatakan bahwa
pendidikan seharusnya menimbulkan pertumbuhan yang seimbang dari
37
Drs. Bukhari Umar, M.Ag. Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta; Amzah.
2017), hal. 31
34
kepribadian total manusia melalui latihan spiritual, intelek, rasional diri, perasaan
dan kepekaan tubuh manusia.
Menurut M. Arifin tujuan pendidikan Islam adalah perwujudan nilai-
nilai Islami dalam pribadi manusia pendidikan yang diikhtiarkan oleh pendidik
muslim melalui proses terminal pada hasil (produk) yang berkepribadian Islam
yang beriman, bertaqwa dan berilmu pengetahuan yang sanggup mengembangkan
dirinya menjadi hamba Allah yang taat. Lebih lanjut M. Arifin mengemukakan
bahwa tujuan akhir pendidikan Islam pada hakikatnya adalah realisasi dari cita-
cita ajaran Islam itu sendiri yang membawa misi kesejahteraan umat manusia
sebagai hamba Allah lahir batin, dunia dan akhirat.
Senada dengan hal di atas An-Nahlawi menjelaskan bahwa tujuan
pendidikan Islam adalah merealisasikan penghambaan kepada Allah dalam
kehidupan manusia baik secara pribadi, maupun secara sosial.
Abdurrahman Saleh Abdullah menjelaskan tujuan umum pendidikan
Islam adalah membentuk kepribadian sebagai khalifah Allah atau sekurang-
kurangnya mempersiapkan ke jalan yang mengacu kepada tujuan akhir manusia.
Tujuan utama khalifah Allah adalah beriman kepada Allah dan tunduk patuh
secara total kepadanya.
Dari beberapa definisi yang dikemukakan beberapa ahli tersebut dapat
diketahui bahwa tujuan pendidikan Islam memiliki ciri-ciri sebagaimana yang
diungkapkan oleh Abudin Natta sebagai berikut :
35
a. Mengarahkan anak agar menjadi khalifah Allah di muka bumi dengan sebaik-
baiknya, yaitu melaksanakan tugas-tugas dan memakmurkan dan mengelola
bumi sesuai dengan kehendak-nya.
b. Mengarahkan anak agar seluruh pelaksanaan tugas kekhalifahannya di muka
bumi dilaksanakan dalam rangka beribadah kepada Allah sehingga tugas
tersebut terasa ringan dilaksanakan.
c. Mengarahkan anak agar memiliki akhlak mulia, sehingga ia tidak
menyalahgunakan fungsi kekhalifahannya.
d. Membina dan mengarahkan potensi akal, jiwa dan jasmaninya; sehingga ia
memiliki ilmu, akhlak dan keterampilan yang semuanya ini dapat digunakan
guna mendukung tugas pengabdian dan kekhalifahannya.
e. Mengarahkan anak agar dapat tercapai kebahagiaan hidup di dunia dan di
akhirat.
Adnin Armas menjelaskan bahwa tujuan utama pendidikan dalam Islam
adalah mencari ridha Allah SWT. Dengan pendidikan, diharapkan akan lahir
individu-individu yang baik, bermoral, berkualitas, sehingga bermanfaat kepada
dirinya, keluarganya, masyarakatnya, negaranya dan umat manusia secara
keseluruhan.
Jadi, tujuan pendidikan dalam Islam adalah upaya sadar, terstruktur,
terprogram dan sistematis dalam rangka membentuk manusi yang memiliki
kompetensi :
36
1. Kepribadian Islam
Tujuan ini merupakan konsekuensi keimanan seorang muslim yaitu
teguhnya dalam memegan identitas kemuslimannya dalam pergaulan sehari-hari.
Identitas itu tampak pada dua aspek yang fundamental, yaitu pola berfikirnya
(aqliyah) dan pola sikapnya (nafsiyyah) yang berpijak pada aqidah Islam.
Berkaitan dengan pengembangan kepribadian dalam Islam ini, paling tidak
terdapat tiga langkah upaya pembentukannya sebagaimana yang dicontohkan
Rasulullah SAW yaitu (1) menanamkan aqidah Islam kepada seorang manusia
dengan cara yang sesuai dengan kategori akidah tersebut, yaitu sebagai aqidah
aqliyah; aqidah yang keyakinannya muncul dari proses pemikirian yang
mendalam. (2) mengajaknya untuk senantiasa konsisten dan istiqamah agar cara
berfikir dan mengatur kecenderungan insaninya berada tetap di atas pondasi
aqidah yang diyakininnya. (3) mengembangkan kepribadian dengan senantiasa
mengajak bersungguh-sungguh dalam mengisi pemikirannya dengan tsaqafah
Islamiyah (kebudayaan Islam) dan mengamalkan perbuatan yang selalu
berorientasi pada melaksanakan ketaatan kepada Allah SWT.
2. Menguasai Tsaqafah Islamiyah dengan handal
Islam mendorong setiap muslim untuk menjadi manusia yang berilmu
dengan cara mewajibkannya untuk menuntut ilmu. Adapun ilmu berdasarkan
takaran kewajibannya menurut Al-Ghazali dibagi dalam dua kategori, yaitu (1)
ilmu yang fardlu „ain, yaitu wajib dipelajari setiap muslim, yaitu ilmu ilmu
tsaqafah Islam yang terdiri konsepsi, ide dan hukum hukum Islam (fiqh), bahasa
37
Arab, sirab nabawiyah, ulumul quran, tafidzul quran, ulumul hadits, ushul hadits,
ushul fiqh, dll. (2) Ilmu yang dikategorikan fardlu kifayah, biasanya ilmu-ilmu
yang mencakup sains dan teknologi, serta ilmu terapan-keterampilan, seperti
biologi, fisika, kedokteran, pertanian, teknik dll. Berkaitan dengan tsaqafah Islam,
terutama bahasa Arab, Rasullulah SAW. Telah menjadikan bahasa Arab sebagai
bahasa pengantar dalam pendidikan dan urusan penting lainnya, seperti bahasa
diplomatik dan interaksi antar negara. Dengan demikian, setiap muslim yang
bukan Arab diharuskan untuk mempelajarinya. Berkaitan dengan hal ini karena
keterkaitan bahasa Arab dengan bahasa Al-Qur‟an dan As-Sunah, serta wacana
keilmuan Islam lainnya.
3. Menguasai ilmu-ilmu terapan (Ilmu, pengetahuan dan teknologi/IPTEK)
Menguasai IPTEK diperlukan agar umat Islam mampu mencapai
kemajuan material sehingga dapat menjalankan fungsinya sebagai khalifatullah
dimuka bumi dengan baik. Islam menetapkan penguasaan sains sebagai fardlu
kifayah, yaitu kewajiban yang harus dikerjakan oleh sebagian rakyat apabila ilmu-
ilmu tersebut sangat diperlukan umat, seperti kedokteran, kimia, fisika, industri
penerbangan, biologi, teknik dan lain lain. Pada hakekatnya ilmu pengetahuan
terdiri atas dua hal, yaitu pengetahuan yang mengembangkan akal manusia,
sehingga ia dapat menentukan suatu tindakan tertentu dan pengetahuan mengenai
perbuatan itu sendiri. Berkaitan dengan akal, Allah SWT telah memuliakan
manusia dengan akalnya. Akal merupakan faktor penentu yang melebihkan
manusia dari makhluk lainnya, sehingga kedudukan akal merupakan sesuatu yang
38
berharga. Allah menurunkan Al-Qur‟an dan mengutus Rasulnya dengan
membawa Islam agar beliau menuntun akal manusia dan membimbingnya ke
jalan yang benar. Pada sisi yang lain Islam memicu akal untuk dapat menguasai
IPTEK, sebab dorongan dan perintah untuk maju merupakan buah dari keimanan.
Dalam kita Fathul Kabir, juz III, misalnya diketahui bahwa Rasulullah SAW
pernah mengutus dua orang sahabatnya ke negeri Yaman untuk mempelajari
pembuatan senjata muktahir, terutama alat perang yang bernama dabbabah,
sejenis tank yang terdiri atas kayu tebal berlapis kulit dan tersusun dari roda-roda.
Rasulullah SAW memahami manfaat alat ini bagi peperangan melawan musuh
dan menghancurkan benteng lawan.
4. Memiliki Skills/keterampilan yang tepat guna dan berdaya
guna Perhatian besar Islam pada ilmu teknik dan praktis, serta
keterampilan merupakan salah satu dari tujuan pendidikan Islam. Penguasaan
keterampilan yang serba material ini merupakan tuntutan yang harus dilakukan
umat Islam dalam rangka pelaksanaan amanah Allah SWT. Hal ini diindikasikan
dengan terdapatnya banyak nash yang mengisyaratkan kebolehan mempelajari
ilmu pengetahuan umum dan keterampilan. Hal ini dihukumi sebagai fardlu
kifayah. Penjelasan 3 dan 4 dapat diperhatikan pada pembahasan ilmu dan
kedudukan dalam Islam diatas.Sasaran pendidikan Islam adalah mengintegrasikan
iman dan takwa dengan ilmu pengetahuan dalam pribadi manusia untuk
mewujudkan kesejahteraan dunia-akhirat.
39
4. Asas-Asas Pendidikan Islam
Asas pendidikan Islam adalah perkembangan dan pertumbuhan dalam
perikehidupan yang seimbang dalam semua seluk beluk kehidupan secara adil,
merata, menyeluruh dan integral. Disamping adanya unsur pokok pendidikan,
para ahli juga membahas tentang kerangka dasar pendidikan. Dasar atau azas akan
memberikan arah bagi pelaksanaan pendidikan yang telah diprogramkan. Secara
lebih luas, dasar pendidikan Islam menurut Sa‟id Ismail Ali-sebagaimana dikutip
Langgulung-terdiri atas 6 macam, yaitu : Al-Qur‟an, Sunnah, qaul al-shahabat,
masalih al-mursalah, „urf, dan pemikiran hasil ijtihad intelektual muslim.
Dari Ayat-ayat dan Al-Sunnah serta alam semesta dan pemikiran para
ulama yang dijadikan sumber pendidikan, maka dapat disimpulkan bahwa pola
dasar pendidikan Islam adalah sebagai berikut :
a. Segala fenomena alam adalah ciptaan Tuhan dan tunduk kepada hubungan
mekanisme sebagai sunnatullah.
b. Manusia harus dididik agar bisa menghayati segala fenomena alam sehingga
bisa menanamkan rasa iman dan takwa.
c. Manusia sebagai makhluk paling mulia dibanding makhluk lain menjadi
khalifah.
d. Manusia harus dibekali ilmu agar bisa memberdayakan bumi dengan ilmunya
untuk kemaslahatan umum sesuai tuntunan Tuhan.
e. Manusia sebagai makhluk sosial yang cenderung untuk berkumpul, berinteraksi
dengan orang lain dan membentuk suatu tali persaudaraan.
f. Manusia sebagai makhluk moralitas yang cenderung untuk memeluk agama.
40
g. Pendidikan seumur hidup sebagai dasar proses pendidikan sebagai konsep
pemikiran yang berorientasi pada keimanan dan akhlak yang terpadu
membentuk dan mewarnai pendidikan Islam.
5. Prinsip-Prinsip pendidikan Islam
Berikut ini dikemukakan beberapa prinsip-prinsip pendidikan Islam.
Prinsip pendidikan Islam paling tidak mengacu kepada tujuh prinsip :
a. Selalu mengacu kepada Al-Qur‟an dan Hadist
Al-Qur‟an dan Hadist merupakan sumber utama dalam pendidikan
Islam. Akan lebih baik pendidikan Islam ini supaya mempunyai wacana guna
mencetak insan kamil, sangat perlu ditambah dengan Istimbath Dan Ijtihad para
ulama yang tidak bertentangan dengan Al-Qur‟an dan Hadist. Oleh karena itu
pendidik dan peserta diidk harus memahami kandungan Al-Qur‟an dan Hadist.
Ketika ada pendapat yang bertentangan dengan keudanya, seharusnya pendidikan
tidak boleh menerimanya sebagai acuan.
b. Selalu mengarah kepada dunia dan akhirat
Dalam Al-Qur‟an dan Hadist tidak ada ayat yang menganjurkan
menjauhi kehidupan dunia, karena Al-Qur‟an sendiri menuntut kita untuk
berzakat dan bersedekah. Bagaimana hal tersebut bisa tercapai kalau kita tidak
berharta. Memang hidup didunia hanyalah sementara, semuanya akan musnah tapi
perlu diingat, justru dengan kehidupan sekejap itulah kita dianjurkan mengejar
kesuksesan dunia, untuk berlomba-lomba didalam menggapai amal shaleh sebagai
bekal untuk ke akhirat nanti, bukan menjauh dari dunia seperti layaknya orang-
41
orang yang mengasingkan diri dari kehidupan sosial. Dan mencapai amal shaleh
bukanhanya dengan sholat, wiritan, mengikuti pengajian dan lain lain, akan tetapi
melakukan sesuatu yang menjadi kewajiban kita dan selalu memberikan manfaat
kepada orang lain, niscaya Allah akan mencatat amal shaleh bagi kita. Maka dari
itu sangat disayangkan para tarekat yang membenci kehidupan dunia. Sampai-
sampai mengatakan “Kenikmatan dunia dianggap bangkai dan barang siapa yang
mengejarnya berarti ia anjing.” Jadi pendidikan Islam harus menekankan
kehidupan yang mengarah kepada dunia dan akhirat.
c. Bersifat Teoritis dan Praktis
Pendidikan Islam tidak cukup hanya menyampaikan teori, karena tujuan
materi itu tidak lain untuk dilaksanakan guna mencapai amal yang tinggi disisi
Tuhan. Maka dari itu untuk mencapai pengamalan yang sempurna hendaklah para
pendidik melaksanakan apa yang diajarkan kepada peserta didik. Dan uswatun
hasanah harus menjadi pedoman yang utama di dalam hidupnya. Tidak ada
satupun dalam pendidikan yang hanya berorientasi kepada materi saja.
d. Sesuai dengan potensi yang dimiliki manusia
Pendidikan Islam bersifat fleksibel, Pendidikan Islam harus sesuai
dengan potensi manusia karena setiap manusia mempunyai potensi yang berbeda-
beda. Beberapa potensi manusia diantaranya yaitu potensi melihat,
mendengarkan, merasakan, potensi berfikir. Dengan ootensi inilah pendidikan
Islam harus memerintahkan kepada manusia untuk selalu berpikir secara
mendalam dan kritis, sekaligus dengan menggunakan perasaannya. Sehingga
42
dapat menghasilkan karya-karya yang dapat diambil manfaat oleh umat muslim
yang lain. Disamping itu manusia sebagai homo religius (manusia sebagai
makhluk beragama), merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan. Pendidikan
Islam harus memotivasi umatnya untuk selalu memperkuat imannya.
e. Berorientasi pada hablum minallah wa hamlum minannas
Segala aktivitas dan kegiatan yang berkaitan dengan pendidikan
berorientasi pada hubungan sosial dan hubungan kepada Allah SWT. Artinya
pendidikan Islam bukan aktivitas kemanusiaan semata, namun juga disebut
sebagai aktivitas ketuhanan artinya proses pendidikan dapat menjadi nilai agama.
f. Ikhlas
Prinsip ikhlas dapat terlihat dengan jelas dalam QS. Al-„Alaq ayat 1.
Tuhan memerintahkan membaca atas nama Allah. Begitu juga pada ayat ke-19,
Allah menyuruh manusia hanya patuh dan sujud kepada-nya tidak kepada yang
lain-nya.
g. Pendidikan Seumur Hidup
Tergambar secara implisit dalam QS. Al-„Alaq, yaitu tidak adanya
batasan yang konkret tentang kapan seorang harus mulai belajar dan sampai
kapan. Tuhan hanya menjelaskan bahwa manusia harus membaca dan belajar.
Dengan demikian, manusia perlu belajar sejak dilahirkan sampai ajalnya tiba.
43
h. Efektivitas Pendidikan
Didalam surat Al-„Alaq, Tuhan menginformasikan asal kejadian
manusia dari „alaq (ayat 2) dan setelah diajari, mereka memperoleh ilmu
pengetahuan. Ilmu pengetahuan membuat mereka merasa cukup sehingga
menimbulkan sikap angkuh dan sombong (ayat 6-7). Disini terlihat bahwa
keberhasilan seseorang, termasuk dalam bidang pendidikan, dapat membuatnya
bertindak sewenang-wenang dan angkuh karena merasa dirinya cukup dan tidak
membutuhkan pertolongan orang lain. Walaupun Tuhan telah mendidik manusia,
tidak semuanya berhasil menjadi manusia yang baik karena hal itu tergantung
pada beberapa faktor , seperti lingkungan dan kemauan untuk menjadi baik.
6. Metode Pendidikan Islam
a. Metode suasana gembira (Q.S. Al-Baqarah: 25 dan 185)
b. Metode lemah lembut (Q.S. Al-Imran: 159)
c. Metode bermakna (Q.S. Muhammad : 16)
d. Metode prasyarat atau muqadimah (Q.S. Al-Baqarah :1-2)
e. Metode komunikasi terbuka (Q.S. Al-A‟raf : 179)
g. Metode memberikan pengetahuan baru (Q.S. Al-Baqarah; 164 dan Al-Fushilat:
153)
h. Metode uswatun hasanah (Q.S. Al-Ahzab: 21)
i. Metode praktek atau pengamatan aktif (Q.S. As-Shof: 2-3 dan Al-Baqarah: 25)
j. Metode bimbingan, penyuluhan dan kasih sayang (Q.S. Al-Anbiya‟: 107 dan
An-Nahl: 25)
44
k. Metode cerita (Q.S. Al-A‟raf: 176)
l. Metode perumpamaan (Q.S. Ibrahim: 18)
m. Metode hukuman dan hadiah (Q.S. Al-Ahzab: 72-73)
D. Hukum Rokok
Imam Terbesar AL-Azhar Mesir, Syaikh Mahmud Syaltut, menilai
pendapat yang menyatakan bahwa merokok adalah makruh, bahkan haram, lebih
dekat kepada kebenaran dan bahkan lebih kuat argumentasinya. Ada tiga alasan
pokok yang dijadikan pegangan untuk ketetapan hukum ini.38
1. Sabdah Nabi Saw. Yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Abu Dawud dari
Ummi Salamah “Terlaranglah segala sesuatu yang memabukkan dan
melemaskan atau menurunkan semangat”. Sepetri diketahui, seorang perokok
akan kecanduan dengan rokok, yang terlihat dengan jelas saat ia tidak
memilikinya.
2. Merokok dinilai oleh orang banyak ulama sebagai salah satu bentuk
pemborosan. Hal ini bukan hanya oleh orang perorang yang membeli sebatang
dua batang, melainkan justru oleh pabrik-pabrik rokok yang mengeluarkan
biaya tidak kecil untuk memprogandakan sesuatu yang tidak bermanfaat, kalau
enggan berkata membahayakan. Juga pada biaya pengobatan bagi mereka yang
menderita sekian banyak penyakit akibat rokok. Agama melarang segala
bentuk pemborosan. Jagankan dalam hal yang buruk, atau tidak bermanfaat,
38
M. Shihab Quraish. “Fatwa-fatwa Seputar Wawasan Agama”,
Diterbitkan oleh Penerbit Mizan Anggota IKAPI, Bandung 1999. hlm., 44.
45
dalam hal yang baik pun dilarangnya.39
“ Tiada pemborosan dalam kebaikan
dan tiada kebaikan dalam pemborosan,” demikian sabda Nabi Saw.
3. Dari segi dampaknya terhadap kesehatan. Mayoritas dokter, bahkan Negara,
telah mengakui dampak buruk ini, sehingga seandainya tidak ada teks
keagamaan (ayat atau hadis) yang pasti menyangkut larangan merokok, maka
dari segi maqashid al-syari‟ah sudah cukup sebagai argumentai larangannya.
Tiga dasar pemikiran diatas mengantarkan banyak ulama kontemporer
kepada kesimpulan haramnya atau paling tidak makruhnya merokok. Saya
cenderung untuk mempeketat larangan ini.
Merokok dimasjid terlarang karena aromanya dapat menganggu orang
lain, apalagi bila diakui bahwa perorokok pasif pun dapat terganggu.40
Larangan
ini dianologikan dengan sabda Nabi Saw, “ siapa yang memakan bawang putih
atau merah, hendaklah ia menjauhi kami atau menjauhi masjid kami.”
Kalau bawang yang secara jelas tidak haram bahkan dalam hal-hal
tertentu boleh jadi membawa dampak positif bagi kesehatan terlarang
pemakannya untuk mendekati masjid (karena masjid adalah tempat umum), maka
adalah lebih wajar jika yang merokok pun dilarang untuk mendekati tempat-
tempat umum. Terlepas apakah ia mengganggu kesehatan atau tidak.41
39
Bachtiar, Harsya,. “Islam dan Nestapa Manusia Modern.”
Terjemahan Anas Mahyuddin dari Islam and the Plight of Modern Man”,
Penerbit : Bandung Pustaka, 1983., hlm. 94 40
Mas‟ufi F, Masdar, “Shalat, dalam Kontestualisasi Doktrin,”
Penerbit Paramadina, Jakarta, 1994., hlm. 40. 41
Ahmad Al-Mubarak Al-Huraibi, dalam bukunya “Atsar Al-
Mukhaddarat Wa Al-Musakkirat Wa Al-Tadkhin fi Al-Shi hhah Wa Al-Din”,.
(hlm.37 dan 48). Wallahu a‟lam. Sementara Ulama memfatwakan bahwa perokok,
46
Para ulama membagi hukum merokok menjadi 3 hukum, yakni42
:
1. Mubah
Pendapat ini berdasarkan dalil Al Quran surat Al Baqarah ayat 29 yang
menyatakan bahwa segala sesuatu yang diciptakan Allah di atas bumi ini, halal
untuk manusia termasuk tembakau yang digunakan untuk bahan baku rokok.
2. Makruh
Mengapa merokok makruh ? Karena orang yang merokok
mengeluarkan bau tidak sedap. Hukum ini diqiyaskan dengan memakan bawang
putih mentah yang mengeluarkan bau yang tidak sedap. Sebagian para ulama dari
NU, mempertahankan makruhnya merokok dan tidak mengharamkan merokok,
kecuali bagi mereka yang punya penyakit yang akan bertambah parah jika
merokok, maka haram hukumnya merokok bagi dia.
3. Merokok Haram
Merokok adalah suatu perbuatan maksiat. Hukum merokok menurut
pendapat yang paling kuat adalah haram. Hal ini disebabkan karena banyak sekali
mudharat yang terkandung di dalam menghisap rokok. Di antara mudharat
tersebut adalah sebagai berikut:
walaupun belum kecanduan, tidak dibenarkan menjadi imam dalam shalat, dan
kalaupun ia menjadi imam, sholat orang-orang yang mengikutinya menjadi tidak
sah. 42
Sarwat, A. (2011). Seri Fiqih Kehidupan (13): Kedokteran. Jakarta:
DU. Publishing.wikipedia.org tentang rokok, diakses 29 Mei 2015.WHO (World
Health Organizations. (2010). Fakta-fakta kerugian rokok dan zat-zat yang
terkandung.
47
a. Merokok bisa membawa pelakunya kepada kebinasaan dan penyakit yang
berbahaya, yaitu kematian, kanker, serangan jantung, impotensi, dan berbagai
penyakit berat lainnya. Sedangkan kita dilarang untuk membawa diri kita
kepada perbuatan yang bisa membahayakan diri kita.
b. Rokok itu mengandung berbagai bahan beracun yang bisa menimbulkan
kerusakan pada tubuh.
c. Seseorang yang merokok, dia tidak hanya membahayakan dirinya sendiri, tapi
juga membahayakan orang lain yang ada di sekitarnya. Baik disebabkan oleh
racun yang terkandung di dalam asap rokok, maupun bau tak sedap yang
ditimbulkan olehnya.
d. Merokok termasuk perbuatan menyia-nyiakan harta dalam hal yang tidak
bermanfaat.
e. Merokok juga merupakan bentuk penyia-nyiaan terhadap waktu, padahal kita
diperintahkan untuk memanfaatkan waktu sebaik-baiknya dengan hal-hal yang
bermanfaat.
Berdasarkan bahaya dan dan kerusakan yang telah kita sebutkan di atas,
maka sudah sepantasnya bila merokok itu digolongkan kepada perbuatan yang
diharamkan.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Menurut peneliti, penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif
kualitatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah kepustakaan/library research
yaitu mengumpulkan data atau karya tulis ilmiah yang bertujuan dengan objek
penelitian atau pengumpulan data yang bersifat kepustakaan, atau telaah yang
digunakan untuk memecahkan suatu masalah yang pada dasarnya tertumpu pada
penelaan kritis dan mendalam terhadap bahan-bahan pustaka yang relevan.
B. Data dan Sumber data
1. Sumber data primer
Hasil-hasil penelitian atau tulisan-tulisan karya peneliti atau teoritisi
yang orisinil.
2. Sumber data sekunder
Bahan pustaka yang ditulis dan dipublikasikan oleh seorang penulis
yang tidak secara langsung melakukan pengamatan atau berpartisipasi dalam
kenyataan yang ia deskripsikan.
C. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini termasuk penelitian kepustakaan. Oleh karena itu, teknik
yang digunakan dalam pengumpulan data adalah pengumpulan data literer yaitu
bahan-bahan pustaka yang koheren dengan obyek pembahasan yang dimaksud
49
D. Teknik Analisis Data
Kajian pustaka ini adalahanalisis isiyaitu penelitian yang bersifat
pembahasan mendalam terhadap isi suatu informasi tertulis atau tercetak dalam
media massa, atau analisis isi adalah suatu teknik penelitian untuk membuat
inferensi yang dapat dititu dan shahih data dengan memperhatikan konteksnya.
50
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Kebiasaan Merokok Terjadi dalam Masyarakat
Meski semua orang tahu akan bahaya yang ditimbulkan akibat
merokok, perilaku merokok tidak pernah surut dan tampaknya merupakan
perilaku yang masih dapat ditolerir oleh masyarakat. Hal ini dapat dirasakan
dalam kehidupan sehari-hari dilingkungan rumah, kantor, angkutan umum
maupun dijalan-jalan. Hampir setiap saat dapat disaksikan dan dijumpai orang
yang sedang merokok. Bahkan bila orang merokok disebelah ibu yang sedang
menggendong bayi sekalipun orang tersebut tetap tenang menghebuskan asap
rokoknya dan biasanya orang-orang yang ada disekelilingnya seringkali tidak
peduli.
Hal yang memprihatinkan adalah usia mulai merokok yang setiap tahun
semakin muda. Bila dulu orang mulai berani merokok biasanya mulai SMP, maka
sekarang dapat dijumpai anak-anak SD kelas 5 mulai banyak yang merokok
secara diam-diam. Ada beberapa hal yang menjadi remaja merokok: Pengaruh
Orang tua, pengaruh teman, faktor kepribadian, dan pengaruh iklan.
1. Pengaruh orang tua
Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-anak
muda yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, Dimana orang tua tidak
begitu mudah untuk menjadi perokok disbanding anak-anak muda yang berasal
dari lingkungan rumah tangga yang bahagia. Remaja yang berasal dari keluarga
51
konservatif yang menekankan nilai-nilai social dan agama dengan baik yang
bertujuan jangka panjang lebih sulit untuk terlibat dengan rokok/tembakau/obat-
obatan dibandingan dengan keluarga yang permisif dengan penekanan pada
falsafah: “Kerjakan urusanmu sendiri-sendiri” dan yang paling kuat pengaruhnya
adalah bila orang tua sendiri menjadi figur contoh yaitu sebagai perokok berat,
maka anak-anaknya akan mungkin sekali untuk mencontohnya. Perilaku merokok
lebih banyak akan lebih cepat berperilaku sebagai perokok bila ibu mereka
merokok daripada ayah yang merokok hal ini lebih terlihat pada remaja putri.
Perilaku merokok orang tua yang sudah menjadi pemandangan sehari-hari anak
akan berpengaruh sangat besar terhadap perilaku anak. Setelah anak menginjak
usia remaja atau bahkan masih sekolah dasar anak akan penasaran terhadap
perilaku orang tua. Pertama tergoda untuk mencoba dengan cara sembunyi-
sembunyi bersama teman-teman, walaupun dengan merokok tidak merasakan
enak tetapi malah batuk-batuk. Karena melihat orang tua atau orang yang
merokok, maka akan selalu mencoba terus akhirnya menjadi kebiasaan dan
seterusnya bisa menjadi ketagihan
2. Pengaruh teman
Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja
merokok maka semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok juga
dan demikian sebaliknya. Dari fakta tersebut ada dua kemungkinan yang terjadi,
pertama remaja tadi terpengaruh oleh teman-temannya atau bahkan teman-teman
remaja tersebut dipengaruhi oleh diri remaja tersebut yang akhirnya mereka
semua menjadi perokok. Diantara remaja perokok terdapat 87% mempunyai
52
sekurang-kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok begitu pula dengan
remaja non perokok.
3. Faktor kepribadian
Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin melepaskan diri
dari rasa sakit fisik atau jiwa, membebaskan diri dari kebosanan. Namun satu
sifat kepribadian yang bersifat coba-coba (termasuk rokok), dapat mengakibatkan
menjadi suatu kebiasaan. Orang yang memiliki rasa keingintahuan tinggi, rasa
bosan, rasa jenuh yang tinggi lebih mudah menjadi perokok dibandingkan dengan
masyarakat dengan kepribadian yang biasa.
4. Pengaruh iklan
Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan
gambaran bahwa perokok adalah lambing kejantanan atau glamour, membuat
remaja seringkali terpicu untuk mengikuti perilaku seperti yang ada dalam iklan
tersebut. Industri rokok sangat lihai memikat remaja dengan iklan yang sedang
menjadi trend masa remaja. Iklan-iklan rokok terpampang disejumlah jalan besar
dengan poster, spanduk, baliho dengan ukuran yang sangat besar sehingga
menarik perhatian, iklan di media cetak, radio, dan iklan ditelevisi. Industry
sangat gencar memasang iklan dengan dalih acara-acara yang berhubungan
dengan remaja yaitu acara musik, olah raga bahkan kegiatan social pun tidak lepas
dari selubung iklan rokok.39
39
Widardjo, A.Md, ”Remaja dan Gangguan Rokok”. Alprin, Jawa
Tengah: 2009. hlm. 11
53
B. Pendapat Para Ahli Mengenai Dampak Negatif Kebiasaan Merokok
Menurut dr. Sardjito, satu batang rokok mengandung kurang lebih 4000
jenis zat berbahaya, ada 400 jenis zat yang dikenali, dan lebihnya zat bersifat
karsinogenik, satu diantaranya adalah zat nikotin yang menyebabkan kecanduan.
Zat nikotin adalah zat yang bisa menembus darah di dalam otak yang
menyebabkan otak menjadi terstimulasi atau terangsang untuk mengeluarkan
suatu hormon nikmat di dalam tubuhnya. Seorang perokok yang sudah terbiasa
dengan zat nikotin tinggi di dalam tubuh, ketika kadar nikotin berkurang, tubuh
tidak bisa secara maksimal mengeluarkan rasa nikmat di dalam tubuh, akibatnya
seorang perokok tersebut akan merasakan tidak bergairah, lemas, dan kecanduan.
Dalam 7 menit pertama menghisap rokok, zat nikotin sudah menembus darah di
dalam otak. Efek samping dari merokok sendiri sangat banyak yaitu:40
1. Terjadinya PPOK pada pasien. PPOK adalah penyakit paru obstruktif kronis,
menyebabkan sumbatan pada saluran pernafasan yang sifatnya lama atau
kronis dan irreversible, tidak dapat kembali seperti semula.
2. Bronkitis adalah sebuah peradangan pada bronkus atau saluran udara dari luar
menuju paru dimana brongkus menjadi tebal akibat lendir yang berlebihan
sehingga penderita menjadi tidak nyaman, sesak nafas, dan batuk-batuk.
3. Kanker paru. Kanker paru adalah efek karsinogenik, efek panjang dari
merokok. Pada perokok pasif 70% hingga 80% dipastikan terkena kanker.
Kanker paru merupakan suatu keganasan dimana proknosis atau masa
40
https//sardjito.co.id/2019/20/30/bahaya-merokok.
54
depannya cenderung suram dan apabila sudah terkena namun dalam 6 bulan
tidak segera diobati dapat menyebabkan kematian.
Menurut dr. Kevin Adrian Lebih dari 4000 bahan kimia terdapat di
dalamnya. Setidaknya, 60 dari bahan kimia tersebut mampu menyebabkan kanker.
Bahan-bahan berbahaya pada sebatang rokok, di antaranya:41
a. Karbon monoksida
Zat yang tidak bisa terlihat atau terasa ini, kerap ditemukan pada asap knalpot
mobil. Zat ini bisa mengikat diri pada hemoglobin dalam darah secara
permanen, sehingga menghalangi suplai oksigen ke seluruh bagian tubuh.
Karbon monoksida ini cenderung membuat Anda merasa kehabisan napas dan
juga menjadi lebih mudah lelah.
b. Tar
Ketika merokok, kandungan tar di dalam rokok akan ikut terisap. Zat ini akan
mengendap di paru-paru Anda dan berdampak negatif pada kinerja rambut
halus yang melapisi paru-paru. Padahal, rambut tersebut bertugas untuk
mendorong kuman serta partikel asing lainnya keluar dari paru-paru Anda. Tar
dalam asap rokok mengandung berbagai bahan kimia karsinogen, yang dapat
memicu perkembangan sel kanker di tubuh.
c. Gas oksidan
Gas ini bisa bereaksi dengan oksigen. Keberadaan oksidan dalam tubuh
meningkatkan risiko terjadinya stroke dan serangan jantung.
41
https://www.alodokter.com/penyakit-pada-perokok-yang-berbahaya-
bagi-kesehatan.
55
d. Benzene
Zat yang ditambahkan ke dalam bahan bakar minyak ini bisa merusak sel pada
tingkat genetik. Zat ini juga dikaitkan dengan berbagai jenis kanker seperti
kanker ginjal dan leukimia.
Selain bahan-bahan di atas, masih banyak kandungan zat kimia beracun
pada sebatang rokok seperti arsenic (digunakan dalam pestisida), formalin
atau formaldehyde (digunakan untuk mengawetkan mayat), hydrogen
cyanide (digunakan untuk membuat senjata kimia), dan amonia.
Kandungan zat kimia yang terdapat dalam rokok sangat berbahaya bagi
kesehatan Anda dan juga orang-orang di sekitar Anda. Bahaya merokok bagi
kesehatan di antaranya yaitu:
a. Gangguan Kardiovaskular
Ketika Anda merokok, Anda akan lebih mungkin terkena serangan jantung.
Perokok berisiko dua hingga empat kali lebih tinggi menderita penyakit
jantung. Risiko lebih tinggi lagi jika Anda perokok wanita yang sedang
mengonsumsi pil KB. Saat merokok, Anda memasukkan zat-zat berbahaya
yang bisa berdampak buruk bagi tubuh, khususnya jantung, contohnya zat
nikotin. Ketika nikotin masuk ke tubuh, zat itu bisa mengurangi kadar oksigen
yang dapat masuk ke darah. Zat yang bersifat candu ini juga bisa mempercepat
detak jantung, menaikkan tekanan darah, merusak pembuluh darah dalam
jantung, dan meningkatkan kemungkinan terjadinya penggumpalan darah yang
bisa memicu serangan jantung. Begitu juga dengan akibat-akibat buruk
terhadap organ tubuh yang lainnya. Bahaya merokok juga bisa dirasakan oleh
56
orang yang tidak merokok sama sekali. Asap rokok bisa menyebabkan penyakit
jantung dan kanker paru-paru pada perokok pasif, yaitu orang yang tidak
merokok namun tetap menghirup asapnya.
b. Otak
Bahaya merokok bisa meningkatkan risiko terkena stroke sebesar 50 persen.
Hal tersebut bisa menyebabkan kerusakan otak dan kematian. Merokok juga
dapat meningkatkan risiko mengalami aneurisma otak. Aneurisma otak adalah
pembengkakan pembuluh darah yang terjadi akibat melemahnya dinding
pembuluh darah. Sewaktu-waktu bisa pecah dan mengakibatkan pendarahan di
otak.
c. Mulut dan tenggorokan
Bau mulut dan gigi bernoda merupakan efek yang akan timbul akibat merokok.
Penyakit gusi dan kerusakan indera perasa pun dapat timbul akibat bahaya
merokok. Masalah serius yang akan hinggap pada mulut dan tenggorokan
adalah meningkatnya risiko kanker pada lidah, tenggorokan, bibir, dan pita
suara.
d. Paru-paru
Salah satu efek paling berbahaya akibat merokok adalah kanker paru-paru.
Bahan-bahan kimia pada rokok berpotensi merusak sel paru-paru yang
kemudian bisa berubah menjadi sel kanker. Penyakit serius lainnya yang bisa
Anda alami adalah bronkitis, pneumonia, dan emfisema.
57
e. Lambung
Merokok bisa melemahkan otot yang mengontrol bagian bawah kerongkongan
Anda. Hal tersebut memungkinkan asam dari lambung bergerak ke arah yang
salah, yaitu naik ke kerongkongan. Kondisi tersebut dinamakan penyakit asam
lambung atau GERD. Beberapa risiko penyakit lambung lainnya yang dapat
terjadi pada seorang perokok adalah ulkus atau tukak lambung dan kanker
lambung.
f. Tulang
Racun pada rokok bisa menimbulkan kerapuhan pada tulang. Oleh sebab itu,
perokok lebih berisiko mengalami tulang rapuh atau osteoporosis. Wanita
perokok lebih rentan menderita osteoporosis dibanding dengan wanita bukan
perokok.
g. Kulit
Perokok akan terlihat lebih tua daripada yang bukan perokok, karena
kurangnya asupan oksigen ke kulit. Penuaan dini akan dirasakan, seperti
kemunculan kerutan di sekitar mata dan mulut. Racun rokok juga bisa
menyebabkan selulit pada kulit.
h. Organ reproduksi
Merokok bisa mengganggu sistem reproduksi dan kesuburan Anda. Pada pria,
merokok bisa menyebabkan impotensi, mengurangi produksi sperma, dan
kanker testis. Sementara pada wanita, merokok dapat mengurangi kesuburan.
Selain itu, risiko terkena kanker serviks pun lebih tinggi karena rokok
58
mengurangi kemampuan alami tubuh dalam melawan infeksi human
papillomavirus atau HPV.
i. Gangguan psikologis
Selain penyakit pada fisik, perokok juga mengalami tingkat stres yang lebih
tinggi dibandingkan mereka yang tidak merokok. Selama ini mungkin Anda
mengira merokok bisa membuat lebih rileks. Anda menganggap kandungan
nikotin bisa menenangkan pikiran Anda, tapi ternyata itu salah. Yang membuat
perokok gelisah dan cemas adalah gejala putus obat terhadap nikotin. Dengan
merokok, kecanduan terhadap nikotin akan terpenuhi dan perokok merasa
seperti rokok tersebut menurunkan stres.
Memang tidak semua perokok akan meninggal karena penyakit jantung,
kanker paru-paru, atau stroke, namun kebiasaan merokok bisa sangat mengganggu
kesehatan dan mengurangi kualitas hidup Anda. Bahaya merokok yang bisa Anda
rasakan sehari-hari adalah batuk-batuk, sesak napas, lebih mudah lelah, lebih
rentan terhadap infeksi, atau mengalami gangguan tidur yang ditandai dengan
sulit bernapas pada malam hari kemudian merasa kelelahan di pagi hari.
Mungkin Anda sudah terbiasa mendengar bahaya merokok terhadap
tubuh, namun Anda tetap tidak menghentikan kebiasaan merokok karena merasa
saat ini kesehatan Anda masih baik-baik saja. Perlu diingat, merokok sama saja
seperti menabung racun pada tubuh yang sedikit demi sedikit bisa menumpuk jika
dilakukan terus-menerus. Dengan begitu, risiko menderita penyakit pun akan
lebih tinggi pada masa tua. Tidak hanya Anda, orang-orang terdekat pun akan
59
merasakan efeknya karena turut menghirup asap rokok yang beracun. Oleh
karenanya, segera hentikan kebiasaan yang merugikan ini.
C. Dampak Negatif Merokok dalam Perspektif Pendidikan Islam
Tumbuhan yang dikenal dengan nama tembakau ditemukan orang pada
abad ke-10 Hijriah. Kemudian penggunannya mulai menyebar luas. Kenyataan itu
mendorong para ulama berbicara menerangkan hukum-hukumnya dan dampak
buruknya menurut syariat Islam. Karena tembakau pada masa itu baru saja
dikenal, ketentuan hokum syariatnya tidak terdapat masa-masa sebelum itu. Para
ulama fiqh ahli ijtihad pada masa itu dan masa sesudahnya tidak ada yang dalam
madzhabnya (termasuk pendiri madzhab empat) masing-masing melarang,
membolehkan atau membenarkan orang menghisap rokok.
Ada beberpa hal dampak negatif rokok dalam pendidikan Islam :
1. Pemborosan
Perbuatan boros adalah gaya hidup gemar berlebihan dalam
menggunakan harta, uang maupun sumber daya yang ada demi kesenangan saja.
Dengan terbiasa berbuat boros seseorang bisa menjadi buta terhadap orang-orang
membutuhkan di sekitarnya, sulit membedakan antara yang halal dan yang haram,
mana boleh dan tidak boleh dilakukan, serta lain sebagainya. Allah sebenarnya
menyuruh kita untuk hidup sederhana dan hemat, karena jika semua orang
menjadi boros maka suatu bangsa bisa rusak/hancur.
Salah satu sifat boros ialah dengan merokok. Sangat disayangkan
apabila anak-anak yang belum balik maupun yang sudah balik itu sudah mengenal
rokok bahkan menghisapnya. Apabila seorang anak terbiasa menghisap rokok
60
maka tak heran jika sudah tidak memiliki uang untuk membelinya maka memakai
cara yang tidak dibenarkan dalam syariat islam. Untuk itu, dalam pendidkan Islam
merokok sangat tidak diperbolehkan karena merupakan sikap boros. Allah Swt
berfirman dalam Qs. Al-Isra: 26
الستذ القرب ىا و و ابن المسكين قوو .رت بذيرالا ت ب ذ بيلو ح ...
Terjemahnya :
”….dan janganlah kamu menghambur-hamburkan
(hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros itu
adalah saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat
ingkar kepada Tuhannya.” (Al Isra (17) ayat :26-27)40
Dari Abu Hurairah ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda
ل كمث ل ثاو ي ل كمأنانالله ي رض بلاللهكر هل كمث ل ثاف ي رض أنت عت صموابح ت عبدوهو لا تشركوابوش يئاو ثر و ك ت ف رقواو ي كر هل كمقيل و ق ال ميعاو لا ة السؤ الو إض اع ة الم الج
Artinya :
“Sesungguhnya Allah Swt meridhai tiga hal bagi kalian dan
murka apabila kalian melakukan tiga hal. Allah Swt ridho jika
kalian menyembahnya dan tidak mempersekutukan-Nya
dengan sesuatu apapun dan Allah Swt Ridho jika kalian
berpegang pada tali Agama Allah Swt seluruhnya dan kalian
saling menasehati terhadap para penguasa yang mengatur
urusan kalian. Allah Swt murka jika kalian sibuk dengan
desas-desus, banyak mengemukakan pertanyaan yang tidak
berguna serta membuang-buang harta” (HR. Muslim. No.
1715)41
40
Tohaputra Ahmad, “Al-Qur‟an Dan Terjemahnya” Penerbit CV. As
Syifa , Semarang, 2000. Hlm. 609. 41
Imam An-Nawawi. Intisari Hadist Arbain. (Solo; Pustaka Arafah,
2018), hal. 118
61
Dari ayat dan hadis yang telah disampaikan diatas tentang membuang-
buang harta (boros), maka menurut peneliti, bahwa hal itu tidak boleh dilakukan.
Sebagai seorang muslim yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya tentu harus
berpegang teguh pada dua aspek ajaran Islam yakni Alquran dan l-Hadits. Itulah
pedoman hidup manusia. Maka apa yang telah diperintahkan oleh Allah Swt dan
Rasulnya sesuai dua aspek tersebut maka tidak ada alasan kecuali tunduk, taat dan
patuh atas perintahnya serta menjauhi segala yang dilarang oleh Allah Swt yang
tidak sesuai dengan syariat ajaran Islam.
Salah seorang ulama berkata: ”Bila seseorang sudah mengakui bahwa ia
tidak menemukan manfaat rokok sama sekali, maka seharusnya rokok itu
diharamkan, bukan dari segi penggunaannya, tetapi dari segi pemborosan.40
Oleh karena itu, merokok termasuk dalam kategori menghambur-
hamburkan harta secara boros, maka sebagai insan kamil harus menjauhinya.
Sebab apabila dilakukan terus menerus akan berdampak kepada diri sendiri.
2. Memabukkan
Memabukkan ialah segala sesuatu yang dapat menutup akal, meskipun
hanya sebatas tidak ingat (dialami oleh orang-orang yang pertama kali
melakukannya). Artinya,merokok bisa menjadikan pikirannya kacau,
menghilangkan pertimbangan akalnya, menjadikan nafasnya sesak dan dapat
teracuni. Mabuk dalam hal ini bukan mabuk karena lezat, dan bukan pula
40
Rakhmat, Jalaludin, dan Abdullah M. Amin , “ Kesehan dan“ Islam
Alternatif”, Penerbit: Wacana Mulia, Bandung, Mizan, 1991, h. 63.
62
menggigil. Sedangkan sebagian dari mereka tidak memperbolehkan orang yang
merokok itu menjadi imam.41
Qalyubi (Ulama mazhab Syafi‟I wafat : 1069 H) ia berkata dalam kitab
Hasyiyah Qalyubi ala Syarh Al-Mahalli, Jilid I, hal. 69. “Ganja dan segala obat
bius yang menghilangkan akal, zatnya suci sekalipun haram untuk dikonsumsi.
Oleh karena itu, para Syaikh berpendapat bahwa rokok hukumnnya juga haram,
karena rokok dapat membuka jalan agar tubuh terjangkit berbagai penyakit
berbahaya. Allah Swt berfirman dalam Qs. Al-Baqarah: 195
ة تلقوابأيديكم|إل ىالتهلك و لا
Terjemahnya :
”Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke
dalam kebinasaan”
Karena merokok dapat menjerumuskan kedalam kebinasaan yaitu
merusak seluruh sistem tubuh (menimbulkan penyakit kanker, pernapasan,
jantung, pencernaan, berefek buruk bagi janin dan merusak sistem reproduksi).
Maka sudah sangat jelas bahwa hal itu tidak boleh dilakukan.
3. Melemahkan badan
Kalaupun merokok itu tidak sampai memabukkan, minimal perbuatan
itu dapat menyebabkan tubuh menjadi lemah dan loyo. Dari Ummu Salamah
r.a.:”Bahwa Rasulullah saw. melarang segala sesuatu yang memabukkan dan
melemahkan.” (HR Ahmad dan Abu Daud).
41
Amidhan, “Dilema Kesejahteraan Umat, dalam Kehampaan Spritual
Masyarakat Modern”, Penerbit Mediacita, Jakarta, 2000, h. 180.
63
Hal itu akan menimbulkan mudharat yaitu menjadikan badan lemah,
wajah pucat, terserang batuk, bahkan dapat menimbulkan penyakit paru-paru.
1. Fatwa Muhammadiyah tentang Rokok
FATWA MAJELIS TARJIH DAN TAJDID
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH
NO. 6/SM/MTT/III/2010
TENTANG HUKUM MEROKOK
Menimbang : 1. Bahwa dalam rangka partisipasi dalam upaya pembangunan
kesehatan masyarakat semaksimal mungkin dan penciptaan
lingkungan hidup sehat yang menjadi hak setiap orang, perlu
dilakukan penguatan upaya pengendalian tembakau melalui
penerbitan fatwa tentang hukum merokok;
2. Bahwa fatwa Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat
Muhammadiyah yang diterbitkan tahun 2005 dan tahun 2007
tentang Hukum Merokok perlu ditinjau kembali;
Mengingat : Pasal 2, 3, dan 4 Surat Keputusan Pimpinan Pusat
Muhammadiyah No.08/SK-PP/I.A/8.c/2000
Memperhatikan : 1. Kesepakatan dalam Halaqah Tarjih tentang Fikih
Pengendalian Tembakau yang diselenggarakan pada hari
Ahad 21 Rabiul Awal 1431 H yang bertepatan dengan 07
Maret 2010 M bahwa merokok adalah haram;
64
2. Pertimbangan yang diberikan dalam Rapat Pimpinan
Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah
pada hari Senin 22 Rabiul Awal 1431 H yang bertepatan
dengan 08 Maret 2010 M,
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
FATWA TENTANG HUKUM MEROKOK
Pertama : Amar Fatwa
1. Wajib hukumnya mengupayakan pemeliharaan dan peningkatan derajat
kesehatan masyarakat setinggi-tingginya dan menciptakan lingkungan yang
kondusif bagi terwujudnya suatu kondisi hidup sehat yang merupakan hak
setiap orang dan merupakan bagian dari tujuan syariah (maqasid asy-
syari„ah);
2. Merokok hukumnya adalah haram karena:
a. Merokok termasuk kategori perbuatan melakukan khaba‟is yang dilarang
dalam Q. 7: 157,
b. Perbuatan merokok mengandung unsur menjatuhkan diri ke dalam
kebinasaan dan bahkan merupakan perbuatan bunuh diri secara perlahan
sehingga oleh karena itu bertentangan dengan larangan al-Quran dalam Q.
2: 195 dan 4: 29,
c. Perbuatan merokok membahayakan diri dan orang lain yang terkena
paparan asap rokok sebab rokok adalah zat adiktif dan berbahaya
sebagaimana telah disepakati oleh para ahli medis dan para akademisi dan
65
oleh karena itu merokok bertentangan dengan prinsip syariah dalam hadis
Nabi saw bahwa tidak ada perbuatan membahayakan diri sendiri dan
membahayakan orang lain,
d. Rokok diakui sebagai zat adiktif dan mengandung unsur racun yang
membahayakan walaupun tidak seketika melainkan dalam beberapa waktu
kemudian sehingga oleh karena itu perbuatan merokok termasuk kategori
melakukan suatu yang melemahkan sehingga bertentangan dengan hadis
Nabi saw yang melarang setiap perkara yang memabukkan dan
melemahkan.
e. Oleh karena merokok jelas membahayakan kesehatan bagi perokok dan
orang sekitar yang terkena paparan asap rokok, maka pembelajaan uang
untuk rokok berarti melakukan perbuatan mubazir (pemborosan) yang
dilarang dalam Q. 17: 26-27,
f. Merokok bertentangan dengan unsur-unsur tujuan syariah (Maqasid asy-
syari„ah), yaitu (1) perlindungan agama (Hifz ad-din), (2) perlindungan
jiwa/raga (Hifz an-nafs), (3) perlindungan akal (Hifz al-„aql), (4)
perlindungan keluarga (Hifz an-nasl), dan (5) perlindungan harta (Hifz al-
mal).
3. Mereka yang belum atau tidak merokok wajib menghindarkan diri dan
keluarganya dari percobaan merokok sesuai dengan Q. 66: 6 yang
menyatakan, “Wahai orang-orang beriman hindarkanlah dirimu dan
keluargamu dari api neraka.”
66
4. Mereka yang telah terlanjur menjadi perokok wajib melakukan upaya dan
berusaha sesuai dengan kemampuannya untuk berhenti dari kebiasaan
merokok dengan mengingat Q. 29: 69, “Dan orang-orang yang bersungguh-
sungguh di jalan Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka
jalan- jalan Kami, dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang
yang berbuat baik,” dan Q. 2: 286, “Allah tidak akan membebani seseorang
kecuali sesuai dengan kemampuannya; ia akan mendapat hasil apa yang ia
usahakan dan memikul akibat perbuatan yang dia lakukan;” dan untuk itu
pusat-pusat kesehatan di lingkungan Muhammadiyah harus mengupayakan
adanya fasilitas untuk memberikan terapi guna membantu orang yang
berupaya berhenti merokok.
5. Fatwa ini diterapkan dengan mengingat prinsip at-tadrij (berangsur), at-taisir
(kemudahan), dan „adam al-haraj (tidak mempersulit).
6. Dengan dikeluarkannya fatwa ini, maka fatwa-fatwa tentang merokok yang
sebelumnya telah dikeluarkan oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat
Muhammadiyah dinyatakan tidak berlaku.
Kedua : Tausiah
1. Kepada Persyarikatan Muhammadiyah direkomendasikan agar berpartisipasi
aktif dalam upaya pengendalian tembakau sebagai bagian dari upaya
pemeliharaan dan peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang optimal dan
dalam kerangka amar makruf nahi munkar.
67
2. Seluruh fungsionaris pengurus Persyarikatan Muhammadiyah pada semua
jajaran hendaknya menjadi teladan dalam upaya menciptakan masyarakat yang
bebas dari bahaya rokok.
3. Kepada pemerintah diharapkan untuk meratifikasi Framework Convention on
Tobacco Control (FCTC) guna penguatan landasan bagi upaya pengendalian
tembakau dalam rangka pembangunan kesehatan masyarakat yang optimal, dan
mengambil kebijakan yang konsisten dalam upaya pengendalian tembakau
dengan meningkatkan cukai tembakau hingga pada batas tertinggi yang
diizinkan undang-undang, dan melarang iklan rokok yang dapat merangsang
generasi muda tunas bangsa untuk mencoba merokok, serta membantu dan
memfasilitasi upaya diversifikasi dan alih usaha dan tanaman bagi petani
tembakau.
Difatwakan di Yogyakarta,
pada hari Senin, 22 Rabiul Awal 1431 H
bertepatan dengan 08 Maret 2010 M,
68
Lampiran Fatwa No. 6/SM/MTT/III/2010
DALIL-DALIL FATWA
A. al-Muqaddimat an-Naqliyyah (Penegasan Premis-premis Syariah)
1. Agama Islam (syariah) menghalalkan segala yang baik dan mengharamkan
khaba‟is (segala yang buruk), sebagaimana ditegaskan dalam al-Quran,
ب ئث... ر مء ل يهمالخ ...و يحلل همالطي ب تو يح
Terjemahnya :
“Mengahalalkan segala yang baik bagi mereka dan
mengharamkan segala yang buruk bagi mereka”. [Q.
7:157].
2. Agama Islam (syariah) melarang menjatuhkan diri ke dalam kebinasaan dan
perbuatan bunuh diri sebagaimana dinyatakan dalam al-Quran,
المحسنين ولا ةوا حسنواانالله يحب التهلك تلقوابا يديكمالى
Terjemahnya :
“Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke
dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena
sesungguhnya Allah menyukai orang- orang yang berbuat
baik” [Q. 2: 195].
1. Larangan perbuatan mubazir dalam al-Quran,
ان المبذريه كبووااجوان الشيطئه وكبن الشيطه لزبه كفورا رت بذير او لا ت ب ذ
69
Terjemahnya : “dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu)
secara boros, karena sesungguhnya para pemboros
adalah saudara-saudara setan, dan setan itu sangat
ingkar pada Tuhannya” [Q 17: 26-27].
2. Larangan menimbulkan mudarat atau bahaya pada diri sendiri dan pada orang
lain dalam hadis riwayat Ibn Majah, Ahmad, dan Malik,
}رواهابنماجةواحمدومالك{ولاضرار لاض ر ر
Artinya:
Tidak ada bahaya terhadap diri sendiri dan terhadap orang
lain [HR Ibn Majah, Ahmad, dan Malik].
3. Larangan perbuatan memabukkan dan melemahkan sebagaimana disebutkan
dalam hadis,
ة ا نر س ل م اللهص لاللهع ل يوو س لم ن ه ىع نكل مسكرو مفتر}رواهاحمدع نام س ول
وابوداود{
Artinya:
“Dari Ummi Salamah bahwa Rasulullah saw melarang
setiap yang memabukkan dan setiap yang melemahkan”
[HR Ahmad dan Abu Dawud]
4. Agama Islam (syariah) mempunyai tujuan (maqasid asy-syari‟ah) untuk
mewujudkan kemaslahatan hidup manusia. Perwujudan tujuan tersebut dicapai
melalui perlindungan terhadap agama (Hifz ad-din), perlindungan terhadap
jiwa/raga (Hifz an-nafs), perlindungan terhadap akal (Hifz al-„aql),
perlindungan terhadap keluarga (Hifz an-nasl), dan perlindungan terhadap
harta (Hifz al-mal). Perlindungan terhadap agama dilakukan dengan
70
peningkatan ketakwaan melalui pembinaan hubungan vertikal kepada Allah
SWT dan hubungan horizontal kepada sesama dan kepada alam lingkungan
dengan mematuhi berbagai norma dan petunjuk syariah tentang bagaimana
berbuat baik (ihsan) terhadap Allah, manusia dan alam lingkungan.
Perlindungan terhadap jiwa/raga diwujudkan melalui upaya mempertahankan
suatu standar hidup yang sehat secara jasmani dan rohani serta menghindarkan
semua faktor yang dapat membahayakan dan merusak manusia secara fisik
dan psikhis, termasuk menghindari perbuatan yang berakibat bunuh diri
walaupun secara perlahan dan perbuatan menjatuhkan diri kepada kebinasaan
yang dilarang di dalam al- Quran. Perlindungan terhadap akal dilakukan
dengan upaya antara lain membangun manusia yang cerdas termasuk
mengupayakan pendidikan yang terbaik dan menghindari segala hal yang
bertentangan dengan upaya pencerdasan manusia. Perlindungan terhadap
keluarga diwujudkan antara lain melalui upaya penciptaan suasana hidup
keluarga yang sakinah dan penciptaan kehidupan yang sehat termasuk dan
terutama bagi anak-anak yang merupakan tunas bangsa dan umat.
Perlindungan terhadap harta diwujudkan antara lain melalui pemeliharaan dan
pengembangan harta kekayaan materiil yang penting dalam rangka menunjang
kehidupan ekonomi yang sejahtera dan oleh karena itu dilarang berbuat
mubazir dan menghamburkan harta untuk hal-hal yang tidak berguna dan
bahkan merusak diri manusia sendiri.
71
B. Tahqiq al-Manat (Penegasan Fakta Syar’i)
1. Penggunaan untuk konsumsi dalam bentuk rokok merupakan 98 % dari
pemanfaatan produk tembakau, dan hanya 2 % untuk penggunaan lainnya.42
2. Rokok ditengarai sebagai produk berbahaya dan adiktif43
serta mengandung
4000 zat kimia, di mana 69 di antaranya adalah karsinogenik (pencetus
kanker).44
Beberapa zat berbahaya di dalam rokok tersebut di antaranya tar,
sianida, arsen, formalin, karbonmonoksida, dan nitrosamin. Kalangan medis
dan para akademisi telah menyepakati bahwa konsumsi tembakau adalah salah
satu penyebab kematian yang harus segera ditanggulangi. Direktur Jendral
WHO, Dr. Margaret Chan, melaporkan bahwa epidemi tembakau telah
membunuh 5,4 juta orang pertahun lantaran kanker paru dan penyakit jantung
serta lain-lain penyakit yang diakibatkan oleh merokok. Itu berarti bahwa satu
kematian di dunia akibat rokok untuk setiap 5,8 detik. Apabila tindakan
pengendalian yang tepat tidak dilakukan, diperkirakan 8 juta orang akan
42
Departemen Kesehatan, Fakta Tembakau Indonesia: Data Empiris
untuk Strategi Nasional Penanggulangan Masalah Tembakau, 2004. 43
Sampoerna-Philip Morris bahkan telah mengakui hal ini dan
menyatakan, “Kami menyetujui konsensus kalangan medis dan ilmiah bahwa
merokok menimbulkan kanker paru-paru, penyakit jantung, sesak nafas, dan
penyakit serius lain terhadap perokok. Para perokok memiliki kemungkinan lebih
besar untuk terkena penyakit serius seperti kanker paru-paru daripada bukan
perokok. Tidak ada rokok yang “aman.” Inilah pesan yang disampaikan lembaga
kesehatan masyarakat di Indonesia dan di seluruh dunia. Para perokok maupun
calon perokok harus mempertimbangkan pendapat tersebut dalam membuat
keputusan yang berhubungan dengan merokok,” http://www.sampoerna.com/defa
ult.asp?Language=Bahasa&Page=smoking& searWords= (diakses 25-01-2010). 44
Dikutip dari “Fakta Tembakau di Indonesia,” TCST-IAKMI Fact
Sheet, h. 1.
72
mengalami kematian setiap tahun akibat rokok menjelang tahun 2030.45
Selama abad ke-20, 100 juta orang meninggal karena rokok, dan selama abad
ke-21 diestimasikan bahwa sekitar 1 milyar nyawa akan melayang akibat
rokok.
3. Kematian balita di lingkungan orang tua merokok lebih tinggi dibandingkan
dengan orang tua tidak merokok baik di perkotaan maupun di pedesaan.
Kematian balita dengan ayah perokok di perkotaan mencapai 8,1 % dan di
pedesaan mencapai 10,9 %. Sementara kematian balita dengan ayah tidak
merokok di perkotaan 6,6 % dan di pedesaan 7,6 %.46
Resiko kematian
populasi balita dari keluarga perokok berkisar antara 14 % di perkotaan dan 24
% di pedesaan. Dengan kata lain, 1 dari 5 kematian balita terkait dengan
perilaku merokok orang tua. Dari angka kematian balita 162 ribu per tahun
(Unicef 2006), maka 32.400 kematian dikontribusi oleh perilaku merokok
orang tua.
4. Adalah suatu fakta bahwa keluarga termiskin justru mempunyai prevalensi
merokok lebih tinggi daripada kelompok pendapatan terkaya. Angka-angka
SUSENAS 2006 mencatat bahwa pengeluaran keluarga termiskin untuk
membeli rokok mencapai 11,9 %, sementara keluarga terkaya pengeluaran
rokoknya hanya 6,8 %. Pengeluaran keluarga termiskin untuk rokok sebesar
45
WHO Report on the Global Tobacco Epidemic, 2008: The
MPOWER Package (Geneva: World Health Organization, 2008), h. 7.
46 Richard D. Semba dkk., “Paternal Smooking and Increased Risk and
Infant and Under-5 Child Mortality in Indonesia,” American Iournal Of public
Health, Oktober 2008, sebagaimana dikutip dalam “Fakta Tembakau di
Indonesia,” TCST-IAKMI Fact Sheet, h. 2.
73
11,9 % itu menempati urutan kedua setelah pengeluaran untuk beras. Fakta ini
memperlihatkan bahwa rokok pada keluarga miskin perokok menggeser
kebutuhan makanan bergizi esensial bagi pertumbuhan balita.47
Ini artinya
balita harus memikul risiko kurang gizi demi menyisihkan biaya untuk
pembelian rokok yang beracun dan penyebab banyak penyakit mematikan itu.
Ini jelas bertentangan dengan perlindungan keluarga dan perlindungan akal
(kecerdasan) dalam maqasid asy-syari‟ah yang menghendaki pemeliharaan
dan peningkatan kesehatan serta pengembangan kecerdasan melalui makanan
bergizi.
5. Dikaitkan dengan aspek sosial-ekonomi tembakau, data menunjukkan bahwa
peningkatan produksi rokok selama periode 1961-2001 sebanyak 7 kali lipat
tidak sebanding dengan perluasan lahan tanaman tembakau yang konstan
bahkan cenderung menurun 0,8 % tahun 2005. Ini artinya pemenuhan
kebutuhan daun tembakau dilakukan melalui impor. Selisih nilai ekspor daun
tembakau dengan impornya selalu negatif sejak tahun 1993 hingga tahun
2005.48
Selama periode tahun 2001-2005, devisa terbuang untuk impor daun
tembakau rata-rata US$ 35 juta. Bagi petani tembakau yang menurut Deptan
tahun 2005 berjumlah 684.000 orang, pekerjaan ini tidak begitu menjanjikan
karena beberapa faktor. Mereka umumnya memilih pertanian tembakau karena
faktor turun temurun. Tidak ada petani tembakau yang murni; mereka
mempunyai usaha lain atau menanam tanaman lain di luar musim tembakau.
47
Konsumsi Rokok dan Balita Kurang Gizi,” TCST-IAKMI Fact Sheet,
h. 4. 48
Deptan, Statistik Pertanian, Jakarta, 2005, sebagaimana dikutip dalam
“Fakta Tembakau di Indonesia,” TCST-IAKMI Fact Sheet, h. 3.
74
Mereka tidak memiliki posisi tawar yang kuat menyangkut harga tembakau.
Kenaikan harga tembakau tiga tahun terakhir tidak membawa dampak berarti
kepada petani tembakau karena kenaikan itu diiringi dengan kenaikan biaya
produksi. Pendidikan para buruh tani rendah, 69 % hanya tamat SD atau tidak
bersekolah sama sekali, dan 58 % tinggal di rumah berlantai tanah. Sedang
petani pengelola 64 % berpendidikan SD atau tidak bersekolah sama sekali
dan 42 % masih tinggal di rumah berlantai tanah. Upah buruh tani tembakau
di bawah Upah Minimum Kabupaten (UMK): Kendal 68 % UMK,
Bojonegoro 78 % UMK, dan Lombok Timur 50 % UMK. Upah buruh tani
tembakau termasuk yang terendah, perbulan Rp. 94.562, separuh upah petani
tebu dan 30 % dari rata-rata upah nasional sebesar Rp. 287.716,- per bulan
pada tahun tersebut. Oleh karena itu 2 dari 3 buruh tani tembakau
menginginkan mencari pekerjaan lain, dan 64 % petani pengelola
menginginkan hal yang sama.49
Ini memerlukan upaya membantu petani
pengelola dan buruh tani tembakau untuk melakukan alih usaha dari sektor
tembakau ke usaha lain.
6. Pemaparan dalam Halaqah Tarjih tentang Fikih Pengendalian Tembakau hari
Ahad 21 Rabiul Awal 1431 H / 07 Maret 2010 M, mengungkapkan bahwa
Indonesia belum menandatangani dan meratifikasi Framework Convention on
Tobacco Control (FCTC) sehingga belum ada dasar yang kuat untuk
melakukan upaya pengendalian dampak buruk tembakau bagi kesehatan
masyarakat. Selain itu terungkap pula bahwa cukai tembakau di Indonesia
49
Petani Tembakau di Indonesia,” TCST-IAKMI Fact Sheet, h. 1-3.
75
masih rendah dibandingkan beberapa negara lain sehingga harga rokok di
Indonesia sangat murah yang akibatnya mudah dijangkau keluarga miskin dan
bahkan bagi anak sehingga prevalensi merokok tetap tinggi. Selain itu iklan
rokok juga ikut merangsang hasrat mengkonsumsi zat berbahaya ini.
Fakta di sekitar tembakau yang dikemukakan pada butir 1 hingga 6
pada huruf B. Tahqiq al-Manat (Penegasan Fakta Syar‟i) di atas memperlihat
bahwa rokok dan perilaku merokok bertentangan dengan dalil-dalil yang
dikemukakan pada butir 1 hingga 6 huruf A. al-Muqaddimat an-Naqliyyah
(premis-premis syariah) di atas.
2. Fatwa MUI tentang Rokok
KEPUTUSAN
IJTIMA’ ULAMA KOMISI FATWA SE-INDONESIA III
Bismillahirrahmanirrahim
Ijtima‟ Ulama Komisi Fatwa Se-Indonesia III, setelah :
Menimbang : a. Bahwa banyak pertanyaan dari masyarakat terkait dengan
masalah strategis kebangsaan, masalah keagamaan aktual-
kontemporer, dan masalah yang terkait dengan peraturan
perundanga-undangan;
b. Bahwa pertanyaan pertanyaan tersebut mendesak untuk segera
dijawab sebagai panduan dan pedoman bagi penanya dan
masyarakat pada umumnya.
76
c. Bahwa Ijtima‟ Ulama Komisi Fatwa MUI se-Indonesia III
memiliki kewenangan untuk menjawab dan memutuskan
masalah-masalah tersebut,
d. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud di
atas, perlu ditetapkan keputusan Ijtima‟ Ulama Komisi Fatwa
se-Indonesia III.
Memperhatikan : a. Pidato Wakil Presiden RI, H.M. Jusuf Kalla (2009) pada
pembukaan Ijtima‟ Ulama Komisi Fatwa se-Indonesia
III.
b. Pidato Iftitah Ketua Umum MUI, DR.KH. M.A. Sahal
Mahfudh, pada pembukaan Ijtima‟ Ulama Komisi Fatwa
se-Indonesia III.
c. Pidato Pengantar Koordinator Tim Materi Ijtima‟ Ulama
Komisi Fatwa se-Indonesia III, KH. Ma‟ruf Amin.
d. Pendapat peserta komisi A, B, dan C Ijtima‟ Ulama
Komisi Fatwa se- Indonesia III.
e. Pendapat Peserta Pleno Ijtima‟ Ulama Komisi Fatwa se-
Indonesia III
Memutuskan
Menetapkan : Sub 2 : Masail Fiqhiyyah Waqi‟iyyah Mu‟aşirah (Masalah Fiqh
Aktual Kontemporer), yang meliputi masalah Merokok
77
Deskripsi Masalah
Masyarakat mengakui bahwa industri rokok telah memberikan manfaat
ekonomi dan sosial yang cukup besar. Industri rokok juga telah memberikan
pendapatan yang cukup besar bagi negara. Bahkan, tembakau sebagai bahan baku
rokok telah menjadi tumpuan ekonomi bagi sebagian petani. Namun disisi yang
lain, merokok dapat membahayakan kesehatan (d.arar) serta berpotensi terjadinya
pemborosan (israf) dan merupakan tindakan tabzir. Secara ekonomi,
penanggulangan bahaya merokok juga cukup besar.
Pro-kontra mengenai hukum merokok menyeruak ke publik setelah
muncul tuntutan beberapa kelompok masyarakat yang meminta kejelasan hukum
merokok. Masyarakat merasa bingung karena ada yang mengharamkan, ada yang
meminta pelarangan terbatas, dan ada yang meminta tetap pada status makruh.
Menurut ahli kesehatan, rokok mengandung nikotin dan zat lain yang
membahayaan kesehatan.disamping kepada perokok, tindakan merokok dapat
membahayan orang lain, khususnya yang berada disekitar perokok.
Hukum merokok tidak disebutkan secara jelas dan tegas oleh al-Qur‟an
dan sunah/hadis Nabi. Oleh karena itu, fuqaha‟ mencari solusinya melalui ijtihad.
Sebagaimana layaknya masalah yang hukumnya digali lewat ijtihad, hukum
merokok diperselisihkan oleh fuqaha‟.
Ketentuan Hukum
Ijtima‟ Ulama Komisi Fatwa se-Insonesia III sepakat adanya perbedaan
pandangan mengenai hukum merokok, yaitu antara makruh dan haram. (khilaf mâ
baina al-makruh wa al-haram).
78
Peserta Ijtima‟ Ulama Komisi Fatwa se-Indonesia III sepakat bahwa
merokok hukumnya haram jika dilakukan :
a. Ditempat umum;
b. Oleh anak-anak; dan
c. Oleh wanita hamil
Rekomendasi
Sehubungan dengan adanya banyak mudarat yang ditimbulkan dari
aktifitas merokok, maka direkomendasikan hal-hal sebagai berikut:
1. DPR diminta segera membuat undang-undang larangan merokok
ditempat umum bagi anak-anak, dan bagi wanita hamil.
2. Pemerintah, baik pusat maupun daerah diminta membuat regulasi
tentang larangan merokok ditempat umum, bagi anak-anak dan, bagi
wanita hamil.
3. Pemerintah, baik pusat maupun daerah diminta menindak pelaku
pelanggaran terhadap aturan larangan merokok di tempat umum,
bagi anak-anak dan bagi wanita hamil.
4. Pemerintah baik pusat maupun daerah diminta melarang iklan rokok,
baik langsung maupun tidak langsung.
5. Para ilmuwan diminta untuk melakukan penelitian tentang manfaat
tembakau selain untuk rokok.
79
Dasar Penetapan
1. Firman Allah SWT dalam QS. al A‟raf (7): 157 :
ب ئث... ر مء ل يهمالخ ...و يحلل همالطي ب تو يح
Terjemahnya :
“Mengahalalkan segala yang baik bagi mereka dan
mengharamkan segala yang buruk bagi mereka”.
2. Firman Allah SWT dalam QS. Al Isra (17): 26-27 :
ان المبذريه كبووااجوان الشيطئه وكبن الشيطه لزبه كفورا رت بذير او لا ت ب ذ
Terjemahnya : “Janganlah kamu menghambur-hamburkan hartamu
secara boros.. Sesungguhnya orang-orang yang belaku
boros itu adalah saudara
3. Hadis Nabi :
لاض ر ر ولاضرار
Artinya :
“Tidak dibolehkan seseorang membahayakan orang lain,
maupun ia dikenai bahaya”.
4. Kaidah fiqhiyyah :
الضز ر يدفع بقدر الا مكبن
Artinya :
“Bahaya harus ditolak semaksimal mungkin.”
5. Kaidah fiqhiyyah :
ريزال الضز
80
Artinya:
“yang menimbulkan madarat harus dihilangkan/dihindarkam.”
6. Kaidah fiqhiyyah :
الحكم يدور مع علته وجودا وعدمب
Artinya :
“Penetapan hukum itu tergantung ada atau tidak adanya „illat.”
7. Penjelasan delegasi Ulama Mesir. Yordania, Yaman, dan Syria bahwa hukum
merokok di negara-negara tersebut adalah haram.
8. Penjelasan dari Komnas Perlindungan Anak, GAPPRI, Komnas Pengendalian
Tembakau, Departemen Kesehatan terkait masalah rokok.
9. Hasil rapat koordinasi MUI tentang masalah merokok yang diselenggarakan
pada 10 september 2008 di Jakarta, yang menyepakati bahwa merokok
menimbulkan madarat disamping ada manfaatnya.48
48
Majelis Ulama‟ Indonesia, Ijma‟ Ulama (Keputusan Ijtima‟ Ulama
Komisi Fatwa se-Indonesia III Tahun 2009), cet. I, (Jakarta: 2009), hlm. 56-64.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas tentang Dampak Negatif rokok dalam
Perspektif Pendidikan Islam yang telah dijelaskan dalam bab-bab sebelumnnya
pada skripsi ini, maka peneliti dapat mengambil keputusan bahwa:
1. Keluarga, lingkungan dan pendidikan sangatlah penting dalam perkembangan
anak. Bagaimana seorang anak tumbuh dan berkembang menjadi seorang insan
kamil, mengetahui baik dan buruk, melakukan segala perintah dan menjauhi
segala larangan yang sesuai dengan syariat agama Islam. Ketika seseorang
melakukan keburukan, salah satunya ialah merokok khususnya remaja sekrang
ini itu karena berbagai factor yang telah peneliti jelaskan pada bab
sebelumnnya. Maka peran keluarga, guru disekolah itu sangatlah penting bagi
seorang anak. Apabila hal itu akan terjadi terus menerus maka akan
bertambahnya jumlah perokok di Indonesia.
2. Terjadinya PPOK pada pasien. PPOK adalah penyakit paru obstruktif kronis,
menyebabkan sumbatan pada saluran pernafasan yang sifatnya lama atau
kronis dan irreversible, tidak dapat kembali seperti semula. Bronkitis adalah
sebuah peradangan pada bronkus atau saluran udara dari luar menuju paru
dimana brongkus menjadi tebal akibat lendir yang berlebihan sehingga
penderita menjadi tidak nyaman, sesak nafas, dan batuk-batuk. Kanker paru.
Kanker paru adalah efek karsinogenik, efek panjang dari merokok. Pada
perokok pasif 70% hingga 80% dipastikan terkena kanker. Kanker paru
82
merupakan suatu keganasan dimana proknosis atau masa depannya cenderung
suram dan apabila sudah terkena namun dalam 6 bulan tidak segera diobati
dapat menyebabkan kematian.
3. Dalam perspektif pendidikan islam rokok banyak mengandung dampak negatif.
Seseorang membelanjakan hartanya untuk membeli sebuah rokok namun itu
sangatlah tdiak bermanfaat bagi tubuh manusia. Membelanjakan harta yang
tidak bermanfaat itu termasuk dalam kategori menghambur-hamburkan harta
secara boros. Dan hal itu merupakan perbuatan yang tidak baik. kemudian
dengan menghisap rokok badan akan menjadi lemas dan mudah terkena
penyakit kanker paru-paru, serangan jantun dll sebagainya.
B. Saran
Adapun saran-saran yang perlu penulis kemukakan ialah :
1. Dengan adanya kekurangan-kekurangan diatas maka perlu penulis tekankan
bahwa rokok sangatlah berbahaya bagi kesehatan, hal ini telah banyak penulis
kemukakan diatas. Karena merokok adalah sesuatu yang berbahaya, maka
dalam perspektif pendidikan Islam hal itu diharamkan.
2. Pembiasaan dalam merokok merupakan sebuah hal yang tidak boleh dilakukan.
Untuk itu, orang tua, guru dapat memberikan sebuah contoh yang baik kepada
anak-anak, karena salah satu factor yang mempengaruhi tingkah laku seseorang
ialah lingkungan.
3. Pemerintah Indonesia harus membuat sesuatu terhadap pelarangan merokok,
karena merokok sangat berbahaya bagi kesehatan
DAFTAR PUSTAKA
Alquran al-Karim
Abu al-Fadhl al-Din Muhammad Mukarram Ibn Manzhur. Lisan al-Arab, Jilid V.
Beirut; Dar Ahya, t.th
Ahmad Abi Husain. 1979. Mu’jam Maqayis al-Lughah, Juz II. Beirut: Dar al-Fikr
Al-Huraibi Ahmad Al-Mubarak, dalam bukunya “Atsar Al-Mukhaddarat Wa Al-
Musakkirat Wa Al-Tadkhin fi Al-Shi hhah Wa Al-Din
Amidhan. 2000. “Dilema Kesejahteraan Umat, dalam Kehampaan Spritual
Masyarakat Modern”. Jakarta: Mediacita
Al-Attas Syekh Muhammad Naquib. 1990. The Concept Of Education in Islam.
Yang diterjemahkan oleh Haidar Baqir dengan judul, Konsep Pedidikan
Islam Suatu Kerangka Fikir Pembinaan Filsafat Pendidikan Islam.
Bandung: Mizan.
Al-Nahlawi Abdurrahman. 1995. Ushul al-Tarbiyah al-Islamiyyat wa ashalibiha,
yang diterjemahkan oleh Shihabuddin dengan judul Pendidikan Islam di
Rumah, Sekolah dan Masyarakat. Jakarta: Gema Insani Press.
Amir Zainal Abidin. 2004. Islam Akomodatif (Rekonstruksi Pemahaman Islam
Sebagai Agama Universal). Yogyakarta: LKIS.
An-Nawawi Imam. 2018. Intisari Hadis Arbain. Solo: Pustaka Arafah.
Arifin, M. 1993. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Abdul Azis Syaikh bin Abdullah bin Baz, Tim Darul Haq. “Fatwa-fatwa
Terkini“, Penerjema: Musthofa „Aini, Lc, Jakarta: Darul Haq
Daulay Haedar Putra. 2013. Pendidikan Islam dalam Lintasan Sejarah. Jakarta:
Kencana.
Dewan Penyusun. 1994. Ensiklopedi Islam, Cet. 3. Jakarta: Ichtiar Baru Van
Hoeve
Dra. Zuhairini, dkk. 1995. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara
Departemen Kesehatan. 2004. Fakta Tembakau Indonesia: Data Empiris untuk
Strategi Nasional Penanggulangan Masalah Tembakau.
Deptan, Statistik Pertanian. 2005. Jakarta, sebagaimana dikutip dalam “Fakta
Tembakau di Indonesia,” TCST-IAKMI Fact Sheet.
Fadli Lubis, Nur. A. 1989. “Kesehatan Dan Mental“, Jakarta: Grafiti PRESS
84
Fajar Rahmat. 2011. Bahaya Merokok. Jakarta Timur: Sarana Bangun Pustaka.
Husaini Aiman. 2007. Tobat Merokok. Depok: Pustaka Ilman.
Hambali Hamdan. 2006. Ideologi dan Strategi Muhammadiyah, Yogyakarta:
Suara Muhammadiyah
Harsya, Bachtiar. 1983. “Islam dan Nestapa Manusia Modern.” Terjemahan
Anas Mahyuddin dari Islam and the Plight of Modern Man”, Bandung:
Pustaka.
Jalal Abdul Fattah. 1988. Min Ushul al-Tarbiyah Fi al-Islam. Yang diterjemahkan
oleh Hery Noer Aly dengan judul, Azaz-azaz Pendidikan Islam. Bandung:
Diponegoro
Kementrian Agama RI. 2017. Alquran dan Terjemahnya. Surabaya: Nur Ilmu.
Kitab Hasyiyah Qalyubi ala Syarkh al-Mahalli, jilid I.
Langgulung Hasan. 1980. Beberapa Pemikiran Tentang Pendidikan Islam.
Bandung: Al-Ma‟arif.
M.D, McGowan Mary P. 2001. Menjaga Kebugaran Jantung. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.
Maba Ghufron. 2008. Ternyata Rokok Haram. Surabaya: Java Pustaka.
Mappanganro. 1996. Implementasi Pendidikan Islam di Sekolah. UjungPandang:
Yayasan Ahkam.
Madjid Nurcholis. 1992. “Islam Doktrin dan Peradaban: Sebuah Telaah Kritis
tentang Masalah Keimanan dan Komederenan”, Penerbit: Yayasan
Paranmadina
Masdar Mas‟ufi. 1994. “Shalat, dalam Kontestualisasi Doktrin,” Jakarta:
Paramadina.
Majelis Ulama‟ Indonesia. 2009. Ijma‟ Ulama (Keputusan Ijtima‟ Ulama Komisi
Fatwa se-Indonesia III. Jakarta. cet. I.
Nata Abuddin. 2005. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Gaya Media Pratama
Nizar Samsul. 2002. Filsafat Pendidikan Islanm. Jakarta: Ciputat Press
Poerbakawatja Soegarda. 1976. Ensiklopedi Pendidikan. Jakarta: Gunung Agung
85
Quraish M. Shihab. 1999. “Fatwa-fatwa Seputar Wawasan Agama”, Bandung:
Mizan Anggota IKAPI
Rakhmat, Dkk. 1991. “ Kesehan dan“ Islam Alternatif”, Penerbit: Wacana Mulia,
Bandung: Mizan,
Sholeh Asrorun Ni‟am. 2017. Panduan Anti Merokok. Jakarta: Erlangga
Sukmana Tekdie. 2009. Mengenal Rokok dan Bahayanya. Jakarta: Bechampion
Susanto A. 2010. Pemikiran Pendidikan Islam. Jakarta: Amzah
Syaikh Ali Hasan Ali Abdul Hamid Al Halabi. Kitab Hukmu Ad Din fil Lihyah wa
Tadkhin (Hukum Islam dalam masalah jenggot dan rokok).Al-Maktabah
Al-Islamiyah.
Semba D. Richard, dkk. 2008. “Paternal Smooking and Increased Risk and Infant
and Under-5 Child Mortality in Indonesia,” American Iournal Of public
Health. sebagaimana dikutip dalam “Fakta Tembakau di Indonesia,”
TCST-IAKMI Fact Sheet.
Tafsir Ahmad. 1999. Pendidikan Islam. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Umar Bukhari. 2017. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Amzah.
WHO Report on the Global Tobacco Epidemic. 2008. The MPOWER Package
(Geneva: World Health Organization)
RIWAYAT HIDUP
Ahmad Suedi, Lahir di Makassar, pada hari Jumat tanggal 22 bulan Maret
Tahun 1996 Masehi. merupakan anak ke- empat dari lima bersaudara, buah hati dari
bapak R. Dg. Rala dan ibu B. Dg. Sangnging, mulai memasuki jenjang pendidikan
formal di SDN Mannuruki Kec. Tamalate Kota Makassar. Kemudian melanjutkan
pendidikan di SMPN 26 Makassar, kemudian penulis melanjutkan pendidikan ke
MAN 1 Talasalapang Kec. Rappocini, Kota Makassar dan lulus pada tahun 2015
Setelah menamatkan Pendidikan di MAN 1 Talasalapang Kec. Rappocini,
Kota Makassar, penulis melanjutkan pendidikan kejenjang perguruan tinggi di
Universitas Muhammadiyah Makassar dan mengambil Jurusan Pendidikan Agama
Islam Fakultas Agama Islam pada tahun 2016 dan Insya Allah menyelesaikannya
pada tahun 2020.