dampak longsoran
TRANSCRIPT
Dampak LongsoranTerhadap Perancangan Wilayah
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah:Geologi Lingkungan (TPM 122)
Di susun Oleh:Rahmat Setiawan
122110379
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
2013
Dampak LongsoranTerhadap Perancangan Wilayah
A. Latar belakangIndonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan 3
(tiga) lempeng tektonik besar yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia dan Pasifik. Pada daerah pertemuan antar lempeng tersebut terjadi zona penunjaman atau subduction zone yang mengakibatkan pembentukan gunungapi di busur kepulauan dengan kemiringan sedang hingga terjal. Material hasil letusan gunungapi mempunyai porositas tinggi dan kurang kompak dan tersebar di daerah dengan kemiringan terjal, jika terganggu keseimbangan hidrologinya, daerah tersebut akan rawan terhadap tanah longsor. Kondisi tersebut mengakibatkan wilayah yang berada di daerah pegunungan bersifat rawan terhadap tanah longsor. Perubahan iklim yang terjadi dalam beberapa dasawarsa terakhir mengakibatkan terjadinya peningkatan kejadian bencana tanah longsor di beberapa wilayah di Indonesia. Peningkatan kejadian bencana alam tersebut ternyata juga diikuti oleh peningkatan jumlah korban, baik jiwa manusia maupun harta benda. Degradasi lingkungan, khususnya lingkungan fisik, akan memicu terjadinya bencana alam. Terjadinya degradasi ini karena pemanfaatan sumberdaya alam yang melebihi daya dukungnya akibat dari pertumbuhan penduduk yang cepat dan pembangunan yang pesat (Sutikno, 1994).
Fenomena bencana alam menjadi ancaman bagi keberlangsungan lingkungan karena frekuensi kejadiannya yang meluas di banyak negara dan telah menimbulkan dampak yang luar biasa baik bagi manusia maupun lingkungannya. Bahkan Indonesia telah menyusun undang-undang khusus tentang penanggulangan bencana. Hal ini mengingat frekuensi kejadian dan dampaknya yang perlu ditangani secara serius. Undang-Undang Penanggulangan Bencana tahun 2007 menjelaskan bahwa kerusakan lingkungan merupakan salah satu akibat yang harus dialami saat bencana alam terjadi. Kerusakan lingkungan yang ditimbulkan dapat berupa rusaknya kawasan budi daya seperti persawahan, perkebunan, peternakan dan pertambangan, terjadinya erosi, tanah longsor, kebakaran hutan, perubahan bentang alam, pendangkalan sungai, hilangnya sejumlah spesies, rusaknya berbagai habitat flora dan fauna hingga kerusakan ekosistem. Gagalnya fungsi ekosistem tidak dapat lagi mendukung kehidupan masyarakat. Kualitas kesejahteraan menurun drastis berikut dengan kesehatan dan pendidikan, bahkan manusia sebagai pengelola lingkungan hidup juga terancam jiwa dan keselamatannya saat bencana terjadi (Syadzili, 2007).
Bencana longsor merupakan salah satu bencana alam yang sering terjadi di Indonesia, terutama di Pulau Jawa yang mempunyai frekuensi kejadian longsor yang sangat tinggi dan hampir setiap tahun mengalami peningkatan yang dipicu dengan kondisi topografi mulai dari curam sampai sangat curam yang dikombinasikan dengan curah hujan. Bencana longsor merupakan salah satu diantara bencana alam yang menimbulkan korbanjiwa dan material yang sangat besar karena menyebabkan
kerusakan pada lahan pertanian, pemukiman, fasilitas umum, dan lain-lain (Sutikno, 1994).
Dari data yang dirilis oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010, dari 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah, sebanyak 11 kabupaten/kota yaitu Brebes, Pemalang, Pekalongan, Banjarnegara, Temanggung, Wonosobo, Purworejo, Banyumas, Cilacap, Karanganyar dan Kota Semarang telah ditetapkan sebagai daerah yang rawan terjadi bencana longsor yang umumnya merupakan daerah pegunungan dan perbukitan yang ada di Jawa Tengah.
B. Rumusan MasalahAdapun permasalahan yang akan dibahas dalam bab pembahasan yaitu:- Apa yang dimaksud dengan bencana longsor ?
- Bahaya yang dapat ditimbulkan dari bencana longsor tersebut?
- Dampak apa yang timbul terhadap perencanaan wilayah?
C. Pengertian Longsor
Longsor atau sering disebut gerakan tanah adalah suatu peristiwa geologi yang
terjadi karena pergerakan masa batuan atau tanah dengan berbagai tipe dan jenis
seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah. Secara umum kejadian
longsor disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor pendorong dan faktor pemicu. Faktor
pendorong adalah faktor-faktor yang memengaruhi kondisi material sendiri,
sedangkan faktor pemicu adalah faktor yang menyebabkan bergeraknya material
tersebut. Meskipun penyebab utama kejadian ini adalah gravitasi yang memengaruhi
suatu lereng yang curam, namun ada pula faktor-faktor lainnya yang turut
berpengaruh:
erosi yang disebabkan aliran air permukaan atau air hujan, sungai-
sungai atau gelombang laut yang menggerus kaki lereng-lereng bertambah
curam
lereng dari bebatuan dan tanah diperlemah melalui saturasi yang
diakibatkan hujan lebat
gempa bumi menyebabkan getaran, tekanan pada partikel-partikel mineral
dan bidang lemah pada massa batuan dan tanah yang mengakibatkan
longsornya lereng-lereng tersebut
gunung berapi menciptakan simpanan debu yang lengang, hujan lebat dan
aliran debu-debu
getaran dari mesin, lalu lintas, penggunaan bahan-bahan peledak, dan
bahkan petir
berat yang terlalu berlebihan, misalnya dari berkumpulnya hujan atau salju
D. Jenis - Jenis Tanah LongsorAda enam jenis Tanah Longsor, yaitu tanah longsor rotasi, pergerakan blok,
tanah longsor translasi,runtuhan batu,aliran bahan rombakan, dan tanah longsor
rayapan tanah. Di Indonesia, jenis longsor yang paling sering terjadi adalah tanah
longsor translasi dan rotasi. Sementara, jenis tanah longsor yang paling sering
memakan banyak korban adalah tanah longsor aliran bahan rombakan. Dibawah ini
akan dijelaskan jenis-jenis tanah longsor.
a. Longsoran Translasi Bergeraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir
berbentuk rata ata menggelembung landai.
b. Longsoran Rotaisi Bergeraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir
yang berbentuk cekung.
c. Pergerakan Blok Perpindahan batuan yang bergerak pada bidang gelincir
berbentuk rata, biasa disebut dengan longsoran translasi blok batu.
d. Runtuhan Batu Runtuhan batu terjadi ketika sejumlah besar batuan atau material
lain bergerak ke bawah dengan cara jatuh bebas, dan tanda2 longsoran ini akan
terjadi adalah saat sejumlah batu2 kecil mulai berjatuhan.
e. Rayapan Tanah Rayapan tanah adalah jenis longsor yang paling lambat dan
hampir tidak bisa dikenali. Tetapi longsoran ini lama-kelamaan bisa menjadi
longsoran besar yang terlihat datang tiba2, padahal rayapan tanah terjadi
sebelum longsoran besar.
f. Aliran Bahan Rombakan Terjadi ketika massa tanah bergerak didorong oleh air
dan jenis materialnya. Gerakan terjadi di sepanjang lembah dan dapat mencapai
jangkuan hingga ratusan meter. Bahkan di beberapa tempat seperti di daerah
aliran sungai di sekitar gunung api, jangkauannya bisa mencapai ribuan meter
sehingga menelan korban dalam jumlah banyak.
E. Faktor penyebab Longsor
Sebagai masyarakat indonesia yang memang seringkali mendapatkan
bencana tanah longsor maka kita sudah pasti tahu dan kenal apa itu tanah longsor.
Kondisi dimana kita harus mendapati sebuah wilayah di dekat tempat tinggal kita
terkubur oleh robohnya atau jatuhnya tanah di tebing yang disebabkan oleh banyak
hal. Salah satu faktor penyebab tanah longsor adalah adanya curah hujan yang
relatif tinggi. Curah hujan tinggi sebenarnya bukan menjadi masalah jika memang
kondisi gunung, bukit, tebing memiliki pepohonan yang cukup. Dengan adanya
pohon-pohon besar maka akar dari pohon tersebut akan mengikat tanah dan juga
menyerap air hujan yang ada sehingga tanah tidak dengan mudah ambrol ke bawah.
Longsor adalah bencana yang sangat mengerikan. Tentunya kita sering melihatnya
dari berita-berita di televisi.
Faktor penyebab tanah longsor lainnya adalah lereng terjal yang terjadi akibat
adanya proses pengikisan tanah oleh air sungai atau air laut. Faktor lainnya adalah
tebing dengan batu-batuan yang kurang kuat. Tentunya itu menjadi wilayah yang
sangat berbahaya untuk didekati. Tanah yang tidak padat dan cenderung tebal tetapi
lembek juga akan menjadi faktor penyebab tanah longsor. Gempa bumi yang
menghasilkan getaran juga akan mampu memberikan efek buruk pada tebing atau
tanah yang curam untuk menjadi longsor. Bekas longsor yang terdahulu juga
memungkinkan untuk kembali longsor jiika memang tanah atau tebing tersebut tidak
cukup kuat. Pengikisan tanah karena erosi juga sangat berpotensi untuk
menyebabkan longsor. Hutan yang gundul juga sangat berpotensi menjadikan
wilayah sekitarnya tertimbun longsor. Lereng-lereng gunung dengan tanah yang
gembur dan lembut akan mudah rapuh.
F. Akibat dari bencan Longsor
Jika kita berbicara mengenai tanah longsor maka kita akan berbicara
mengenai kerugian. Kerugian yang tidak ternilai adalah kehilangan orang-orang yang
kita cintai karena harus pergi selama-lamanya dalam korban tanah longsor. Selain itu
kerugian materi karena rumah, tanah, harta benda yang harus direlakan karena
tetimbun oleh tanah longsor. Ketika tanah longsor terjadi sangat jarang mereka yang
bisa menyelamatkan dirinya sendiri. kebanyakan lari pun tidak bisa memberikan
kecepatan yang berarti karena kecepatan tanah longsor bahkan bisa mencapai 100
km/jam. Kecepatan yang sangat tinggi bukan? Karena itu waspada terhadap tempat
–tempat yang sekiranya akan mampu menjadikan anda korban, kesedihan dan duka
juga menjadi akibat terbesar karena kehilangan orang-orang yang meajdi korban
tanah longsor. Sangat menimbulkan trauma yang mendalam. Jika anda tiba-tiba
mendengar suara gemuruh yang besar di dekat anda maka segeralah lari menuju
ketempat yang wilayah atau dataran yang stabil. Jangan pergi ke pinggir tebing atau
jurang yang curam karena akan membahayakan diri anda sendiri. untuk pemilihan
tempat tinggal, jangan membuat rumah di pinggir tebing atau dibawah tebing yang
tinggi. Jika sewaktu-waktu hujan deras atau gerimis dan tanahnya lembek maka
kemungkinan longsor selalu ada untuk terus terjadi.
Akibat lain dari longsor adalah banjir yang akan terkirim ke daerah yang lebih
kebawah. Banyak banjir bandang terjadi adalah karena tanah longsor tercampur
hujan menjadi banjir hebat yang pastinya memakan korban hingga puluhan jiwa.
Sangat disayangkan. Jika saja lingkungan kita tetap terjaga dengan baik maka
semuanya pasti tidak akan serapuh dan semudah itu untuk menjadi longsor. Mulailah
semua dari diri anda sendiri sebelum mengharapkan orang lain unttuk berubah.
G. Dampak longsor terhadap perancangan wilayah
Dalam perkembangan pembangunan di Indonesia, RTRW atau yang lebih
dikenal sebagai Rencana Tata Ruang Wilayah merupakan aturan pokok yang utama
dalam pembangunan suatu daerah. Rencana tata ruang wilayah berperan penting
dalam menentukan letak – letak dan pengaturan tata wilayah dalam suatu daerah.
Akan tetapi, akhir – akhir ini sering terjadi kesalahan dalam memahaminya.
Pemerintah daerah selama ini hanya menggunakan RTRW hanya untuk
pembangunan yang berskala besar saja, tetapi tidak digunakan pembangunan skala
kecil. Pembangunan berskala besar memang penting adanya, akan tetapi
pembangunan skala kecillah sebenarnya yang paling berpengaruh di suatu wilayah
karena mayoritas penduduk di suatu daerah banyak yang membangun beskala kecil.
Pembangunan berskala kecil awalnya memang tidak terlalu berdampak, akan tetapi
akan semakin terlihat dampaknya ketika pembangunan semakin banyak. Kurangnya
kontrol dari pemerintah terhadap pembangunan skala kecil sekarang telah menjadi
suatu fenomena yang biasa di kalangan masyarakat.
Akibatnya banyak sektor wilayah yang terkena dampak fatal akibat
pembangunan yang salah tersebut. Akibat yang seringkali terlihat adalah banjir yang
disebabkan karena meletakkan pembangunan di kawasan DAS (Daerah Aliran
Sungai). Banjir yang terjadi seringkali akibat penduduk membuang
sampah sembarangan ke sungai sehingga sampah yang menyumbat aliran sungai.
Selain banjir, terdapat juga tanah longsor yang seringkali muncul beritanya di
berbagai media. Tanah longsor terjadi akibat kesalahan dalam peletakan
pembangunan. Banyak tanah longsor terjadi akibat keadaan tanah yang lunak dan
daerah pegunungan yang kurang pohonnya. Akan tetapi dalam banyak kasus,
penduduk malah membangun di daerah tersebut. Kemudian terdapat kasus lain yang
terjadi akibat salah peletakan dalam pembangunan adalah bencana kekeringan.
Kekeringan yang terjadi di suatu daerah diakibatkan karena pembangunan yang
berada di daerah resapan. Pada awalnya sangat baik karena kebutuhan akan air
selalu terpenuhi. Akan tetapi lambat laun akan banyak penduduk yang membangun
pemukiman di kawasan tersebut. Sebenarnya tidak akan terjadi kekeringan apabila
masih terdapat banyak pohon, tetapi yang namanya pembangunan dimanapun juga
pasti akan menebang pohon. Kasus yang sering terjadi adalah penebangan pohon
oleh penduduk pendatang baru yang mendirikan rumah kawasan resapan tersebut.
akibatnya pohon yang seharusnya menjadi penahan air hilang dan air akan mudah
menguap sehingga kekeringan pun tidak dapat terelakkan lagi terjadi. Akan tetapi
kesalahan yang berdampak sangat besar adalah pembangunan yang
menghancurkan daerah hutan lindung dan kawasan hijau. Dampak nyata yang
terjadi adalah global warming atau pemanasan global yang terjadi di bumi.
Tak dapat dielakkan lagi bahwa pemanasan global yang terjadi di bumi
merupakan bencana alam yang sangat berbahaya dan sangat besar pengaruhnya
bagi kehidupan seluruh umat manusia. Banyak akibat yang ditimbulkan akibat
pemanasan global yang terjadi sekarang ini, antara lain adalah mencairnya es di di
kawasan kutub utara dan kutub selatan. Mencairnya es ini mengakibatkan naiknya
air permukaan laut dan mengakibatkan bumi menjadi semakin panas karena es yang
membuat bumi dingin telah cair. Disamping itu, akibat nyata yang telah kita rasakan
selama ini adalah perubahan iklim dan musim yang menjadi tak menentu. Perubahan
iklim ini sangatlah berpengaruh bagi keberlangsungan kegiatan manusia. Petani
yang biasanya mulai menanam padi pada bulan oktober, mungkin kini banyak yang
rugi. Bahkan sekarang pada bulan desember (gede – gedene sumber atau besar –
besarnya sumber air) yang konon menurut cerita dan tradisi jawa sebagai bulan yang
hujannya paling deras, justru tidak hujan sama sekali. Disamping itu terdapat juga
kemarau panjang dan musim hujan yang panjang yang mengakibatkan kekeringan
berkepanjangan dan banjir yang berkepanjangan terjadi di beberapa daerah.
Bencana ini tidak bisa ditanggulangi hanya dengan menanam pohon saja, karena
perbandingan antara jumlah pohon yang ditanam dengan jumlah pohon yang
ditebang akibat pembangunan lebih sedikit jumlah pohon yang ditanam. Di
indonesia, tingkat pembangunan sendiri sangatlah tinggi untuk daerah hunian dan
perindustrian. Semua pemerintah daerah menyatakan akan memajukan daerahnya
dengan pembangunan. Akan tetapi pembangunan yang terjadi malah banyak
mengakibatkan kemunduran perekonomian. Hal ini terjadi akibat sektor pertanian
yang utamanya berguna sebagai penopang kebutuhan pangan nasional justru
dialihfungsikan oleh pemerintah menjadi kawasan industri dan kawasan pemukiman.
Akibatnya penopang perekonomian nasional yang menjadi kebutuhan pokok bagi
penduduk di Indonesia sedikit demi sedikit runtuh dan mengharuskan pemerintah
melakukan impor yang berlebihan kepada negara lain hanya untuk pemenuhan
kebutuhannya. Jika sudah terjadi demikian, slogan pembangunan yang awalnya
“pembangunan untuk kemajuan bangsa” harusnya dikaji ulang. Konteks kata dari
“pembangunan” sendiri sangat beragam pemahamannya oleh setiap individu. Lalu
apa yang seharusnya dilakukan pemerintah?.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, seharusnya pemerintah
memberikan sosialisasi dan sanksi yang tegas berkaitan dengan rencana tata ruang
wilayah tersebut. Dengan memberikan sosialisasi kepada penduduk, diharapkan
pengetahuan akan RTRW tidak hanya berpusat di pemerintah daerah saja dan
penduduk akan bisa menerapkannya dengan baik. Selama ini RTRW atau Rencana
Tata Ruang Wilayah hanya ada di pemerintah daerah saja. Sehingga banyak
masyarakat tidak mengetahui dimana mereka harus membangun pemukiman.
Dengan adanya pemahaman yang luas mengenai RTRW di seluruluh elemen
masyarakat akan mampu menciptakan kondisi yang baik dan stabil. Apabila sudah
tercipta kondisi yang stabil antara pemerintah dan penduduk, masalah-masalah yang
terjadi akibat pembangunan sedikit demi sedikit akan teratasi. Dengan demikian,
sangatlah penting adanya RTRW atau Rencana Tata Ruang Wilayah agar tercipa
pembangunan yang terstruktur dan menunjang bagi kemajuan bangsa.
Pembangunan yang terstruktur akan menghasilkan suatu keseimbangan antara alam
dan kelompok manusia itu sendiri.