dampak kegiatan ekstrakurikuler dalam pengembangan karakter di sman 1 mattirobulu

Upload: tiny-kartini

Post on 02-Mar-2016

62 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Proposal

TRANSCRIPT

  • 0

    DAMPAK KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA DALAM

    PENGEMBANGAN KEDISIPLINAN SISWA

    (Studi Kasus di SMA Negeri 1 Mattirobulu Kabupaten Pinrang)

    PROPOSAL PENELITIAN

    Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Dalam Rangka Penelitian dan

    Penulisan Skripsi Pada Prodi Pendidikan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosiologi

    Universitas Negeri Makassar

    KARTINI KADIR

    106704048

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

    FAKULTAS ILMU SOSIAL

    UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

    2014

  • 1

    I. JUDUL : DAMPAK KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA

    DALAM PENGEMBANGAN KEDISIPLINAN SISWA (Studi Kasus di

    SMAN 1 Mattirobulu Kab. Pinrang)

    II. PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Maraknya beberapa kasus yang melanda Indonesia dari kalangan

    pemerintah sampai kalangan rakyat jelata merupakan dampak merosotnya bangsa

    ini. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah pendidikan

    sekarang yang kebanyakan hanya mengedepankan pada aspek keilmuan dan

    kecerdasan peserta didik. Adapun aspek moral dan etis sebagai basis pembentukan

    karakter budaya bangsa semakin terpinggirkan. Kondisi mental, budi pekerti,

    karakter, dan akhlak bangsa yang memprihatinkan seperti perilaku yang tidak

    sesuai dengan dengan tatanan nilai dan norma budaya bangsa Indonesia.

    Dalam hal ini pendidikan di sekolah hendaknya menyampaikan nilai-nilai

    atau memberikan pengaruh yang positif terhadap peserta didik yang nantinya

    tercermin dalam kebiasaan baik siswa dan kemudian menjadi kedisiplinan.

    Pendidikan merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam pembangunan

    bangsa yang lebih baik lagi.

    Pendidikan sangat penting dalam pembentukan watak siswa dan

    menjadikan warga negara yang baik serta dapat mengembangkan dan membangun

    karakter siswa. Kenyataan tidak berlebihan jika bangsa Indonesia saat ini

    digambarkan sebagai bangsa yang mengalami penurunan kualitas karakter

  • 2

    pelajarnya. Mulai dari masalah kekerasan, tawuran antar pelajar, dan kurangnya

    sifat saling tolong menolong.

    Keadaan tersebut mendorong lembaga pendidikan dalam hal ini sekolah

    memiliki tanggung jawab untuk memberi pengetahuan, keterampilan, dan

    mengembangkannya baik melalui pendidikan formal dan nonformal. Salah satu

    ekstrakurikuler yang ada disekolah yaitu Pramuka yang di dalamnya terdapat

    nilai-nilai yang sangat bagus dalam pembentukan siswa, mereka dilatih dan didik

    untuk membentuk sikap disiplin, kreatif, sopan, dan memiliki kemampuan untuk

    memimpin.

    Kegiatan ekstrakurikuler pramuka para anggota dituntut untuk memiliki

    sikap kreatif dalam berinovasi kearah yang lebih baik lagi. Dengan adanya

    konstitusi atau aturan yang sangat kuat tentang gerakan pramuka maka pihak

    sekolah bisa mewajibkan para siswa-siswinya untuk mengikuti kegiatan

    ekstrakurikuler pramuka karena pramuka merupakan pribadi bangsaku. Hal ini

    berdasarkan pada pidato yang disampaikan Wakil Ketua Kwarda Jawa Barat

    Engkus Sutisna pada acara Gebyar Pramuka Pribadi Bangsaku di Kwarcab

    Sumedang pada tanggal 14 Oktober 2012 bahwa Pramuka merupakan Pribadi

    Bangsa Indonesia. (https://semboyan.wordpress.com)

    Dari dampak yang dilihat pada siswa yang mengikuti kegiatan

    ekstrakurikuler pramuka dengan siswa yang tidak mengikuti kegiatan

    ekstrakurikuler apapun yang ada di sekolah sangat berdampak pada sifat yang

    ditimbulkan oleh masing-masing siswa tersebut. Siswa yang mengikuti kegiatan

    ekstrakurikuler pramuka akan lebih menonjolkan sifat yang disiplin dibanding

  • 3

    siswa yang tidak mengikuti kegiatan tersebut karena siswa-siswa tersebut telah

    terbiasa dengan peraturan-peraturan yang dapat melatih pengembangan karakter

    siswa terutama pada kedisiplinan siswa.

    Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti

    menunjukkan bahwa terdapat beberapa kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti oleh

    siswa di SMA Negeri 1 Mattirobulu. Kegiatan ekstrakurikuler yang diadakan

    disekolah terdiri dari, Pramuka, PMR, Olahraga, Seni. Untuk itu peneliti ingin

    memfokuskan pada kegiatan ekstrakurikuler pramuka yang dijadikan sebagai

    objek penelitian.

    Dari latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan

    penelitian tentang Dampak Kegiatan Ekstrakurikuler dalam Pengembangan

    Kedisiplinan Siswa (Studi Kasus di SMA Negeri 1 Mattirobulu Kab. Pinrang).

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut dan untuk membatasi

    kajian dalam penelitian ini, maka penulis mengidentifikasi beberapa permasalahan

    yang akan dibahas dengan rumusan masalah sebagai berikut:

    1. Bagaimana upaya pembinaan kegiatan pramuka menanamkan nilai-nilai

    kedisiplinan pada siswa SMA Negeri 1 Mattirobulu?

    2. Bagaimana dampak kegiatan pramuka dalam mengembangkan

    kedisiplinan siswa SMA Negeri 1 Mattirobulu?

  • 4

    C. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah tersebut diatas, maka penelitian ini

    bertujuan untuk:

    1. Mengetahui bagaimana upaya pembinaan kegiatan pramuka menanamkan

    nilai-nilai kedisiplinan pada siswa SMA Negeri 1 Mattirobulu.

    2. Mengetahui dampak kegiatan pramuka dalam pengembangan kedisiplinan

    siswa.

    D. Manfaat Penelitian

    Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

    1. Manfaat Teoritis

    Bagi lembaga pendidikan : Memberikan wacana sekaligus inspirasi dalam

    program pengembangan kedisiplinan siswa dalam kegiatan kepramukaan.

    2. Manfaat Praktis

    a. Bagi peneliti : Dapat memperoleh pengalaman dan pengetahuan

    secara langsung tentang kegiatan kepramukaan.

    b. Bagi Guru : Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadikan

    guru lebih berfikir kreatif dalam penanaman nilai-nilai kedisiplinan

    dan dapat mengembangkan kedisiplinan siswa.

    c. Bagi Siswa : Dapat menumbuhkan ide-ide positif terhadap

    ekstrakurikuler pramuka yang diadakan sekolah.

  • 5

    III. TINJAUAN PUSTAKA

    A. Kegiatan Ekstrakurikuler

    1. Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler

    Kegiatan ekstakulikuler biasa digunakan sebagai wadah pembinaan peserta

    didik untuk mengikuti kegiatan diluar jam pelajaran yang diinginkannya atau

    sesuai dengan minat yang dimilikinya. Melalui bimbingan dan pelatihan guru,

    dapat memberikan sifat positif bagi kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti oleh

    peserta didik. Kegiatan ekstrakurikuler yang diminati oleh para siswa dapat

    diharapkan agar dapat mengasah kreatifitas dan mengembangkan potensi, minat

    dan bakat para siswa. Kegiatan ekstrakurikuler dapat memberikan nilai tambah

    yang diberikan sebagai pendamping pelajaran pada kegiatan intrakurikuler, yang

    dimana intrakurikuler tersebut merupakan kegiatan yang dilakukan oleh sekolah

    yang sudah teratur, jelas dan terjadwal dengan sistematik yang merupakan

    program utama dalam proses mendidik siswa. Pengertian ekstrakurikuler menurut

    Alwi (2002: 291) yaitu:suatu kegiatan yang berada di luar program yang tertulis

    di dalam kurikulum seperti latihan kepemimpinan dan pembinaan siswa.

    Kegiatan ekstrakurikuler dilakukan diluar jam mata pelajaran wajib, jadi siswa di

    beri kebebasan untuk memilih kegiatan ekstrakurikuler yang diminatinya.

    Menurut Noor (2012: 75) ekstrakurikuler adalah:

    Kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai

    dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui

    kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau

    tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di

    sekolah/madrasah.

  • 6

    Kegiatan ekstra kurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan diluar jam

    pelajaran (tatap muka) baik dilakukan di sekolah maupun dilakukan diluar sekolah

    dengan maksud untuk lebih memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan

    dan kemampuan yang telah dimilikinya dari berbagai bidang (Usman. 1993: 22).

    Kegiatan ekstra kurikuler tersebut lebih menekankan pada bidang ilmu

    pengetahuan pada bidang keilmuan yang didapat siswa di sekolah, agar siswa

    lebih memahami dan mendalami ilmu yang diberikan pada saat jam pelajaran

    berlangsung, sehingga tidak tertinggal jauh dengan yang lain.

    Kegiatan ekstra kurikuler merupakan kegiatan pembelajaran yang

    diselenggarakan di luar jam pelajaran yang disesuaikan dengan

    kebutuhan pengetahuan, pengembangan, bimbingan dan pembiasaan

    siswa agar memiliki pengetahuan dasar penunjang. (Shaleh. 2005:

    170)

    Selanjutnya menurut Sahertian (1985: 132) mengatakan bahwa:

    kegiatan ekstra kurikuler adalah kegiatan diluar jam pelaksanaan

    pelajaran (termasuk dalam waktu libur) yang dilakukan di sekolah,

    dengan tujuan memperluas pengetahuan siswa mengenai hubungan

    antara berbagai mata pelajaran, menyalurkan bakat dan minat serta

    melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya.

    Sedangkan menurut Suryosubroto (1990: 58-59) kegiatan ekstra kurikuler

    mencakup semua kegiatan di sekolah yang tidak diatur dalam kurikulum dan

    sebagian dari kegiatan ekstra kurikuler dikoordinir dan dilaksanakan oleh

    organisasi intra sekolah.

    Dari beberapa uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan

    ekstrakurikuler tersebut merupakan suatu kegiatan kurikuler diluar jam mata

    pelajaran wajib dimana siswa dapat bebas untuk memilih kegitan ekstrakurikuler

    yang diminatinya, dan dapat menambah wawasan, bakat dan minat siswa pada

  • 7

    mata pelajaran tertentu. Dan kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang

    menekankan kepada kebutuhan siswa agar menambah wawasan, sikap dan

    keterampilan siswa diluar jam pelajaran.

    2. Tujuan Ekstrakurikuler

    Dalam suatu kegiatan yang dilakukan tidak lepas dari aspek tujuan.

    Begitupula dengan kegiatan ekstra kulikuler memiliki tujuan tertentu. Mengenai

    tujuan kegiatan dalam ekstrakurikuler dijelaskan menurut Suryobroto (1997: 272)

    kegiatan ekstrakurikuler mempunyai tujuan sebagai berikut :

    a. Kegiatan ekstrakurikuler dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam

    aspek kognitif, afektif dan psikomotor.

    b. Mengembangkan bakat dan minat siswa dalam upaya pembinaan pribadi

    menuju pembinaan manusia seutuhnya yang positif.

    c. Dapat mengetahui, mengenal serta membedakan antara hubungan satu

    pelajaran dengan pelajaran lainnya.

    Tujuan ekstra kurikuler menurut Sutisna (1989: 69) terbagi menjadi tiga,

    yaitu tujuan yang bersifat individual, tujuan yang bersifat sosial dan tujuan sivic

    dan etis.

    Adapun tujuan yang bersifat individual yaitu:

    1. Menggunakan waktu yang konstruktif 2. Mengembangkan kepribadian 3. Memperkaya kepribadian 4. Mencapai realisasi diri untuk maksud-maksud baik 5. Mengembangkan inisiatif dan tanggung jawab 6. Belajar memimpin dan turut aktif dalam pertemuan-pertemuan 7. Menyediakan kesempatan bagi penilaian diri

    Adapun tujuan yang bersifat sosial yaitu:

    1. Memberikan rekreasi mental dan fisik yang sehat 2. Memperoleh pengalaman dalam bekerja dengan orang lain

  • 8

    3. Mengembangkan tanggung jawab kelompok yang demokratis 4. Belajar mempraktekkan hubungan manusia yang baik 5. Memahami proses kelompok 6. Memupuk hubungan guru-murid yang baik 7. Menyediakan kesempatan bagi partisipasi murid-guru. 8. Meningkatkan hubungan sosial

    Adapun tujuan yang bersifat sivic dan etis yaitu:

    1. Memupuk ikatan persaudaran diantara siswa-siswi tanpa membedakan daerah, suku, agama, status ekonomi dan kesanggupan.

    2. Membangun minat dan gairah terhadap program sekolah 3. Menyediakan sarana dimana siswa dapat menyumbang pada kesejahteraan

    dirinya sendiri.

    Adapun tujuan kegiatan ekstrakurikuler menurut Departemen Pendidikan

    dan Kebudayaan (1994: 2) sebagai berikut:

    a. Siswa dapat memperdalam dan memperluas pengetahuan keterampilan

    mengenai hubungan antara berbagai mata pelajaran, menyalurkan bakat

    dan minat, serta melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya yang:

    1. beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

    2. berbudi pekerti luhur

    3. memiliki pengetahuan dan keterampilan

    4. sehat rohani dan jasmani

    5. berkepribadian yang mentap dan mandiri

    6. memilki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

    b. Siswa mampu memanfaatkan pendidikan kepribadian serta mengaitkan

    pengetahuan yang diperolehnya dalam program kurikulum dengan

    kebutuhan dan keadaan lingkungan.

    Kegiatan ekstra kurikuler yang merupakan seperangkat pengalaman

    belajar memiliki nilai-nilai manfaat bagi pembentukan kepribadian siswa. Adapun

    tujuan dari pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler disekolah menurut Usman

    (1993: 22) adalah:

  • 9

    1. Kegiatan ekstra kurikuler harus dapat meningkatkan kemampuan siswa

    beraspek kognitif, afektif, dan psikomotor.

    2. Mengembangkan bakat dan minat siswa dalam upaya pembinaan pribadi

    menuju pembinaan manusia seutuhnya yang positif.

    3. Dapat mengetahui, mengenal serta membedakan antara hubungan satu

    pelajaran dengan mata pelajaran lainnya.

    Dari pendapat diatas mengenai tujuan kegiatan ekstrakurikuler yang ingin

    dicapai yaitu untuk kepentingan para siswa. Dengan kata lain, kegiatan

    ekstrakurikuler membantu siswa untuk dapat mendapatkan suatu pembelajaran di

    luar jam mata pelajaran wajib.

    3. Prinsip Kegiatan Ekstrakurikuler

    Noor (2012: 76) mengungkapkan pendapatnya mengenai prinsip dari

    kegiatan ekstrakurikuler, yaitu :

    a. Individual, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan

    potensi, bakat, dan minat peserta didik masing-masing.

    b. Pilihan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan

    keinginan dan diikuti secara suka rela peserta didik.

    c. Keterlibatan aktif, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang menuntut

    keikutsertaan peserta didik secara penuh.

    d. Menyenangkan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler dalam suasana yang

    disukai dan menggembirakan peserta didik.

    e. Etos kerja, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang membangun

    semangat peserta didik untuk bekerja dengan baik dan berhasil.

    f. Kemanfaatan sosial, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang

    dilaksanakan untuk kepentingan masyarakat.

  • 10

    B. Pramuka

    1. Pengertian Pramuka

    Kepramukaan merupakan proses pendidikan dalam bentuk kognitif dan

    psikomotorik yang menyenangkan bagi anak-anak dan pemuda dibawah

    tanggungjawab orang dewasa yang dilaksanakan di luar lingkungan sekolah dan

    keluarga, oleh karena itu kegiatan pramuka di atur dalam Undang-undang

    Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka. (Estiva.

    2012: 5)

    Secara harfiah pramuka dapat diartikan paling depan. Kata pramuka

    merupakan rangkaian dari kata Pra, Mu, Karana. Pra yang merupakan

    singkatan dari kata praja yang berarti rakyat atau warga. Mu singkatan dari kata

    Muda yang berarti belum dewasa. Ka singkatan dari kata karana yang berarti

    perbuatan, penghasilan (http://id.wikipedia.org). Dengan demikian gerakan

    pramuka berarti gerakan rakyat atau warga negara yang masih muda yang

    sanggup dan menujuh berkarya.

    Selain pengertian diatas, Baden Powell mendefinisikan kepramukaan

    sebagai berikut (Sunardi. 2006: 3) :

    kepramukaan ini bukan suatu ilmu yang harus dipelajari dengan tekun, bukan pula merupakan kumpulan ajaran-ajaran dan naskah-

    naskah dari suatu buku. Bukan! Kepramukaan adalah suatu

    permainan yang menyenangkan di alam terbuka, tempat orang

    dewasa dan anak-anak pergi bersama-sama, mengadakan

    pengembaraanbagaikan kakak beradik, membina kesehatan dan

    kebahagiaan, keterampilan dan kesediaan untuk memberi

    pertolongan bagi yang membutuhkan.

    Tujuan gerakan pramuka mendidik dan membina kaum muda guna

    mengembangkan mental, sosial, moral, spiritual, emosional intelektual dan fisik

  • 11

    sehingga menjadi manusia berkepribadian, berwatak dan berbudi pekerti luhur,

    menjadi wara negara Indonesia yang berjiwa Pancasila, menjadi anggota

    masyarakat yang baik dan berguna, yang dapat membangun dirinya sendiri secara

    mandiri serta bersama bertanggung jawab untuk bangsa dan negara, memiliki

    kepedulian terhadap sesame hidup dan alam, lingkungan baik lokal, nasional dan

    internasional. (Melinda. 2013: 9 - 10)

    Selain pendapat-pendapat yang ditentukan oleh beberapa definisi

    mengenai kepramukaan, Melinda (2013: 2-3) mendefinisikan pendidikan

    kepramukaan adalah ;

    Pendidikan non formal yang menunjang pendidikan formal di

    sekolah dan pendidikan informal dalam keluarga yang bertujuan

    untuk mengembangkan watak dan karakter peserta didik.

    Pendidikan kepramukaan merupakan kegiatan pembelajaran yang

    dilakukan kepada sejumlah peserta didik di bawah bimbingan orang dewasa

    dengan melalui kegiatan rekreatif, edukatif, kreatif, menantang dan

    menyenangkan di alam terbuka, yang dikemas dalam bentuk berbagai kegiatan

    sesuai dengan satuan atau golongan peserta didik. Pendidikan kepramukaan tidak

    membeda-bedakan ras, golongan dan suku bangsa, terbuka bagi siapapun untuk

    bersama-sama, belajar bersama dan membina diri bersama-sama, termasuk untuk

    para peserta didik yang mengalami kelainan fisik, mental, emosional dan atau

    sosial. Peserta didik berkebutuhan khusus sebagai anggota Pramuka memiliki hak

    yang sama untuk mengikuti berbagai kegiatan kepramukaan sesuai kemampuan

    dan keterampilan yang dimilikinya. Dengan melalui kegiatan yang menarik dan

  • 12

    menantang mereka dapat memperoleh pengalaman belajar yang diharapkan dapat

    memberikan dampak positif dalam membentuk sikap, nilai-nilai kepribadian yang

    sesuai dengan perkembangan dan kemampuannya. (Melinda. 2013: 3)

    2. Sifat Kepramukaan

    Berdasarkan resolusi komperensi kepramukaan sedunia pada tahun 1924

    dikopenhage, Denmark dinyatakan bahwa kepramukaan mempunyai tiga sifat atau

    ciri khas yaitu (Sunardi. 2006: 4) :

    a. Bersifat nasional, maksudnya bahwa suatu organisasi yang

    menyelenggarakan pendidikan kepramukaan pada suatu negara harusnya

    menyesuaikan pendidikann yaitu dengan keadaan dan kebutuhan

    wilayahnya. Pendidikan dan kepramukaan disesuaikan dengan keadaan

    dan kepentingan masyarakat setempat. Inilah yang menyebabkan

    pelaksanaan pendidikan kepramukaan terkadang berbeda pada suatu

    daerah dengan daerah lainnya dan suatu negara dengan negara lainnya.

    b. Bersifat Internasional, maksudnya bahwa organisasi kepramukaan di

    negara manapun dunia ini harus membina dan mengembangkan rasa

    persaudaraan dan persahabatan antara sesama pramuka dan sesama

    manusia tanpa membedakan kepercayaan, agama, golongan, tingkat/ status

    sosial, suku bangsa dan bahasa.

    c. Besifat universal, maksudnya kepramukaan itu dapat berlaku untuk siapa

    saja serta dapat diselenggarakan dimana saja.

    3. Fungsi Kepramukaan

    Adapun fungsi dari kegiatan kepramukaan yaitu (Yahya. 2009: 12-13):

  • 13

    a. Kegiatan Menarik Bagi Anak dan Pemuda

    Kegiatan menarik disini maksudnya kegiatan yang menyenangkan dan

    mengandung nilai pendidikan, bukan sebagai permainan yang mempunyai tujuan

    dan aturan permainan, bukan pula kegitan yang sekedar hiburan. Kegiatan

    menarik disini adalah kegiatan yang disajikan kepada anak dan pemuda dengan

    dibungkus oleh cerita atau permainan, sehingga anak dan pemuda tidak merasa

    adanya pembinaan langsung dari dirinya.

    b. Pengabdian dan Kewajiban Bagi Orang Dewasa

    Bagi orang dewasa kepramukaan bukan lagi permainan, melainkan suatu

    tugas dan kewajiban yang dilakukan dengan penuh rasa keikhlasan, kerelaan dan

    rasa pengabdian. Orang dewasa mempunyai kewajiban secara sukarela

    membaktikan dirinya, mengembangan pribadi peserta didiknya, serta

    membawanya ketujuan gerak kepramukaan.

    Hal tersebut menunjukkan bahwa kegiatan kepramukaan yang diterapkan

    disekolah akan membentuk sikap yang positif bagi siswa, utamanya dalam

    pembentukan sikap rasa keikhlasan, kerelaan berkorban, dan rasa pengabdian.

    Pengembangan sikap-sikap tersebut sangat berguna di tengah masyarakat

    nantinya.

    c. Alat Bagi Masyarakat dan Organisasi

    Kepramukaan merupakan alat bagi masyarakat untuk membentuk warga

    masyarakat yang dicita-citakan, yang diperlukan bagi perkembangan

    masyarakatnya. Melalui kegiatan kepramukaan para peserta didik dibina menjadi

    anggota masyarakat yang baik dan berguna bagi masyarakat setempat.

  • 14

    Dari uraian di atas, maka dapat dikemukakan bahwa kepramukaan

    merupakan suatu lembaga pendidikan yang dinamis, yang selalu bergerak

    mengikuti perkembangan masyarakat, bangsa, negara, dan dunia yang melakukan

    pendidikan kepramukaan, guna membentuk warga negara muda yang sanggup dan

    mampu berkarya membangun masyarakat, bangsa dan negaranya menuju cita-cita

    nasional yaitu membentuk masyarakat adil dan makmur berdasarkan pancasila.

    4. Metode Kepramukaan

    Melinda (2013: 26-29) mengungkapkan dalam setiap pelaksanaan kegiatan

    kepramukaan menggunakan metode yang meliputi :

    a. Leaning by doing

    Kegiatan dalam pendidikan kepramukaan harus belajar sambil

    mempraktekkan, tidak membentuk teori, dengan melalui pengalaman kegiatan di

    alam terbuka yang menarik, menantang dan menyenangkan. Dalam kegiatan

    kepramukaan harus banyak praktek bukan dengan teori atau ceramah.

    b. Sistem berkelompok

    Dibagi menjadi kelompok sesuai dengan satuan atau golongan berbentuk

    regu, barung, sangga terpisah antar putera atau putri, berkelompok untuk sebuah

    kegiatan dengan menggunakan sistem pangkalan, based method, dangau, dan

    sebagainya melalui berbagai aktifitas secara berkelompok, belajar menjadi

    pemimpin bertanggung jawab untuk kelompok, berupaya bahu membahu untuk

    mencapai tujuan.

  • 15

    c. Di alam terbuka

    Alam terbuka sebagai kampus tempat belajar anggota pramuka bersama

    dengan para Pembina secara langsung bagaimana dapat menumbuhkan kepedulian

    dan kecintaan terhadap lingkung dan bagaimana seorang anggota Pramuka dapat

    memcahkan permasalahan dan tuntutan alam yang terjadi di sekitarnya secara

    mandiri.

    d. Menarik dan menantang

    Kegiatan harus dikemas dalam bentuk kegiatan yang menarik agar tidak

    membosankan dan harus selalu up to date dan bervariasi serta memantang

    sehingga peserta didik dipicu untuk mengembangkan kemampuan sesuai dengan

    potensi masing-masing. Mereka harus mampu berfikir dan bertindak secara tepat.

    e. Satuan terpisah

    Sesuai dengan budaya bangsa kita maka dalam pengelolaan satuan dan

    kegiatan dipisah antara putra dan putri.

    f. Sistem Tanda Kecakapan

    Untuk menunjukkan tingkat kemampuan atau kemahiran maka diberikan

    tanda kecakapan bagi anggota yang sudah memenuhi persyaratan kemampuan

    baik (SKU), Syarat Kecakapan Khusus (SKK), dan Syarat Pramuka Garuda

    (SPG).

    g. Sistem Among

    Setiap kegiatan para pembina dalam melaksanakan kegiatan menerapkan

    pendekatan bimbingan dan latihan dengan ing ngarso sing tulodo (di depan

  • 16

    memberi teladan), ing madyo mangun karso (di tengah untuk membangun karya

    bersama), tut wuri handayani (di belakang memberi dorongan atau motivasi).

    h. Melaksanakan kode kehormatan

    Kegiatan dalam kepramukaan harus mengacu pada kode kehormatan

    dalam Gerakan Pramuka yaitu yang disebut Dwi Satya, Dwi Darma untuk

    golongan siaga, Tri Setia dan Dasa Darma Penggalang, Penegak, Pandega dan

    anggota dewasa.

    5. Pendekatan kegiatan Pramuka

    Melinda (2013: 36-37) mengungkapkan kegiatan kepramukaan biasa

    menggunakan pendekatan yang meliputi :

    a. Pendekatan Psikologis

    Pendidikan kepramukaan bersifat sukarela, sesuai dengan kepentingan,

    kondisi dan situasi oleh karena itu pendidikan kepramukaan merupakan

    pendidikan berlaku untuk semua tidak membeda-bedakan jenis, ras dan golongan.

    b. Pendekatan Edukatif

    Dalam kegiatan kepramukaan disajikan berbagai kegiatan yang

    mengandung nilai-nilai pendidikan yang dapat mengembangkan sikap, nilai serta

    keterampilan dengan melalui berbagai kegiatan yang rekreatif, edukatif, di alam

    terbuka. Dengan melalui berbagai kegiatan peserta didik memperole pengalaman

    yang dalam sikap, keterampilan, pengetahuan, dan keterampilan berupa

    kecakapan hidup. Kegiatan dikemas atau dibungkus dengan melaui kiasan dasar,

    bernuansa kepahlawanan, perjuangan, budaya yang dapat memberikan kesan

    moral sehingga menggerakkan jiwa dan membentuk watak.

  • 17

    c. Pendekatan Rehabilitatif

    Melakukan kegiatan di alam terbuka menuntut survival, pembelajaran

    yang sangat kaya langsung dialami dan dirasakan oleh peserta didik.

    C. Disiplin

    1. Pengertian Disiplin

    Disiplin sangat penting artinya bagi kehidupan manusia, karena itulah

    harus ditanamkan terus menerus pada masing-masing individu. Dengan

    menanamkan secara terus menerus maka kedisinlinan akan menjadi kebiasaan.

    Semiawan (2008: 27) disiplin merupakan pengaruh yang dirancang untuk

    membantu anak mampu menghadapi lingkungan. Disiplin tumbuh dari kebutuhan

    menjaga keseimbangan antara kecenderungan dan keinginan individu untuk

    berbuat agar memperoleh sesuatu, dengan pembatasan atau peraturan yang

    diperlukan oleh lingkungan terhadap dirinya.

    Adapun menurut Rohani dalam bukunya pengelolaan pengajaran (2004:

    133) berpendapat:

    Dalam arti luas disiplin adalah mencakup setiap macam pengaturan yang ditujukan untuk membantu setiap peserta didik agar dia dapat

    memenuhi dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan juga

    penting tentang penyelesaiannya tuntutan yang ini ditujukan kepada

    peserta didik terhadap lingkungannya.

    Dari definisi di atas dapat diketahui bahwa disiplin merupakan pokok

    dasar dari tiap-tiap organisasi (keluarga, sekolah, lingkungan dan sebagainya)

    dalam mempelajari tanggung jawab secara terpaksa yang harus dijalankan dengan

    memberikan pengawasan untuk menyesuaikan diri secara terus-menerus agar

    menjadi suatu kebiasaan pada individu.

  • 18

    2. Tujuan Disiplin

    Secara umum tujuan disiplin adalah mendidik seseorang agar dapat

    mengembangkan diri untuk melatih anak mengatur dirinya dan bertanggung jawab

    terhadap dirinya sendiri sehingga menjadi pribadi kearah tidak ketergantungan

    dan mengikuti segala peraturan. Disekolah, disiplin banyak digunakan untuk

    mengontrol tingkah laku peserta didik yang di kehendaki agar tugas-tugas di

    sekolah dapat berjalan dengan optimal. (Rohani.2004: 134)

    Bagi siswa, kedisiplinan akan dapat mempunyai pengaruh yang positif

    bagi kehidupan mereka setelah mereka keluar dari jenjang pendidikan dan disiplin

    tersebut akan tumbuh dan menjadi bekal untuk mereka dimasa yang akan datang.

    Dengan adanya praktek yang dilakukan siswa dalam disiplin, siswa akan terlatih

    dalam mengendalikan diri sehingga pada akhirnya akan terbentuk disiplin itu

    sendiri. Seperti dikatakan oleh Ahmad Rohani; dengan disiplin para peserta didik

    bersedia untuk tunduk dan mengikuti peraturan tertentu dan menjauhi larangan

    tertentu. Kesediaan semacam ini harus dipelajari dan harus secara sabar diterima

    dalam rangka memelihara kepentingan bersama atau memelihara kelancaran

    tugas-tugas sekolah (Rohani.2004: 134). Dari pernyataan tersebut bisa dikatakan

    bahwa kedisiplinan digunakan unutk mengontrol tingkah laku peserta didik yang

    dikehendaki agar tugas-tugas di sekolah dapat berjalan dengan optimal.

    3. Bentuk-bentuk Pelanggaran Disiplin Siswa

    Setiap sekolah memiliki peraturan dan tata tertib yang harus dilaksanakan

    dan dipatuhi oleh semua siswa. Peraturan yang dibuat di sekolah merupakan

    kebijakan sekolah yang tertulis dan berlaku sebagai standar untuk tingkah laku

  • 19

    siswa sehingga siswa mengetahui batasan-batasan dalam bertingkah laku. Dalam

    disiplin terkandung pula ketaatan dan mematuhi segala peraturan dan tanggung

    jawab misalnya disiplin dalam kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini sikap patuh

    siswa ditunjukkan pada peraturan yang telah ditetapkan. Siswa yang disiplin

    belajar akan menunjukkan ketaatan dan keteraturan terhadap kegiatan

    pembelajarannya serta taat terhadap peraturan yang ada di sekolah. Menurut

    Kanisius dalam bukunya Pengelolaan Kelas yang Dinamis mengatakan; secara

    umum, siswa di kelas dari segi kedisiplinan dapat digolongkan menjadi dua

    kelompok. (Kanisius. 2007: 83)

    Djamarah (2006: 201) mengatakan bentuk-bentuk pelanggaran disiplin

    dibedakan menjadi dua yaitu bersifat individual dan kelompok.

    1. Bentuk-bentuk pelanggaran disiplin yang bersifat individual adalah

    sebagai berikut:

    a) Tingkah laku untuk menarik perhatian orang lain

    Siswa yang bertingkah laku untuk menarik perhatian orang lain, adalah

    siswa yang mempunyai perasaan ingin diperhatikan, siswa tersebut

    biasanya berusaha mencari kesempatan pada waktu yang tepat untuk

    melakukan perbuatan yang dikiranya dapat menarik perhatian orang lain.

    Apabila perilaku tersebut tidak dapat menarik perhatian orang lain

    (temannya), maka ia bisa saja mencari cara lain yang brutal. Tingkah lau

    tersebut misalnya seperti ; membadut di kelas (aktif) atau berbuat serba

    lamban (pasif), sehingga siswa tersebut harus diberi bantuan ekstra.

  • 20

    b) Tingkah laku untuk menguasai orang lain

    Tingkah laku untuk menguasai orang lain adalah tingkah laku yang

    ditunjukkan oleh siswa untuk menguasai orang lain. Tingkah laku tersebut

    dapat bersifat aktif dan ada juga yang bersifat pasif. Perilaku yang bersifat

    aktif misalnya selalu mendebat atau kehilangan kendali emosional (marah-

    marah, menangis). Sedangkan tingkah laku yang bersifat pasif misalnya

    selalu lupa pada peraturan-peraturan yang sudah disepakati sebelumnya.

    c) Perilaku yang membalas dendam, dan

    Siswa yang berperilaku membalas dendam adalah siswa yang merasa

    dirinya lebih kuat, dan yang menjadi sasaran adalah orang yang lebih

    lemah. Tingkah laku seperti ini di antaranya mengatai, mengancam,

    mencubit, memukul, menendang, dan sebagainya.

    d) Peragaan ketidakmampuan.

    Peragaan ketidakmampuan disini maksunya adalah siswa yang tidak mau

    tahu (masa bodoh) terhadap pekerjaan apapun, misalnya menolak mentah-

    mentah untuk melakukan suatu pekerjaan, karena ia yakin akan menemui

    kegagalan. Kalaupun mau, ia melakukan tidak dengan sepenuh hati bahkan

    cenderung berusaha menyontek hasil pekerjaan teman yang ada di

    sampingnya.

    2. Bentuk-bentuk pelanggaran disiplin yang bersifat kelompok adalah

    sebagai berikut:

  • 21

    a) Kelas kurang kohesif (akrab),

    Hubungan antarsiswa kurang harmonis yang dapat memunculkan

    kelompok yang tidak bersahabat. Persaingan yang tidak sehat di antara

    kelompok menimbulkan keonaran-keonaran yang dapat menyebabkan

    proses pembelajaran mengalami hambatan. Terjadi kurang kohesifan atau

    keakraban biasanya disebabkan oleh perbedaan jenis kelamin, suku,

    tingkat sosial ekonomi, dan atau kekeliruan dalam setiap kegiatan.

    b) Kesebalan terhadap norma-norma yang telah disepakati sebelumnya,

    Tingkah laku yang secara sengaja dilakukan oleh siswa untuk melanggar

    norma-norma yang disepakati sebelumnya, apabila berhasil, siswa yang

    melakukannya merasa senang, tidak perduli orang merasa terganggu

    karena perbuatannya itu.

    c) Kelas mereaksi negatif terhadap salah seorang anggota,

    d) Menyokong anggota kelas yang justru melanggar norma kelompok,

    e) Semangat kerja rendah atau semacam aksi protes kepada guru karena

    dianggap tugas yang di berikannya kurang wajar, dan,

    f) Kelas kurang mampu menyesuaikan diri dengan situasi yang baru.

    Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa segala bentuk

    pelanggaran disiplin terjadi karena kurang efektifnya tata tertib di lingkungan

    sekolah tersebut. Untuk menjadikan peserta didik dalam suatu lingkungan sekolah

    tetap tertib, terjaga dari hal-hal yang tidak diinginkan maka diperlukan adanya tata

    tertib sekolah yang tertulis agar kedisiplinan siswa tetap terjaga.

  • 22

    IV. KERANGKA PIKIR

    Kerangka pikir merupakan langkah untuk mengarahkan penelitian.

    Berdasarkan pada kerangka itu, maka diperoleh data sebagai berikut, pada SMA

    Negeri 1 Mattirobulu terdapat empat kegiatan ekstrakurikuler diantaranya yaitu

    PMR, Pramuka, Olahraga, dan Seni. Ekstrakurikuler yang menjadi fokus dalam

    penelitian ini yaitu kegiatan ekstrakurikuler pramuka. Dengan adanya kegiatan

    pramuka ini diharapkan siswa dapat membentuk sikap kedisiplinannya.

    Siswa merupakan salah satu objek penting dalam sekolah. Kegiatan-

    kegiatan yang diadakan oleh sekolah baik itu intra maupun ekstra dapat menggali

    potensi yang dimiliki oleh siswa dan juga membentuk kedisiplinan siswa tersebut.

    Berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti oleh siswa dimaksudkan agar

    membantu pihak sekolah dalam pengembangan kedisiplinan peserta didiknya.

    Namun dalam penelitian ini, difokuskan pada siswa yang mengikuti kegiatan

    ekstrakurikuler dalam kegiatan pramuka yang dapat mengembangkan kedisiplinan

    siswa. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada skema kerangka pikir sebagai

    berikut.

    Gambar 1. Skema kerangka pikir

    Pramuka

    Kedisiplinan Siswa

    Kegiatan Ekstrakurikuler

    Siswa

    Kegiatan Ekstrakurikuler

    Siswa

    Kegiatan Ekstrakurikuler

    Siswa

  • 23

    V. METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian

    Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif yaitu

    suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu

    kondisi, suatu system pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa

    sekarang. Tujuan dari penelitan deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi,

    gambaran atau lukisan secara sistematis, factual dan akurat men`genai fakta-fakta,

    sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. (Nasir. 2005: 54). Jadi

    pada dasarnya, penelitian ini menggambarkan atau mendeskripsikan kegiatan-

    kegiatan ekstrakurikuler pramuka yang diikuti oleh siswa untuk mengembangkan

    karakter kedisiplinan siswa di SMA Negeri 1 Mattirobulu.

    B. Lokasi Penelitian

    Lokasi penelitian adalah suatu tempat atau wilayah dimana penelitian

    tersebut akan dilaksanakan. Adapun tempat penelitian ini yaitu di Kab. Pinrang

    Kec. Mattirobulu tepatnya di SMA Negeri 1 Mattirobulu.

    C. Deskripsi Fokus Penelitian

    Untuk menyamakan persepsi terhadap variable yang hendak di teliti maka

    dibuat deskripsi fokus sebagai berikut :

    a. Kegiatan Ekstrakurikuler : kegiatan tambahan diluar struktur program,

    yang pada umumnya merupakan kegiatan pilihan.

  • 24

    b. Pramuka : Gerakan pendidikan untuk kaum muda yang bersifat sukarela,

    nonpolitik, terbuka untuk semua tanpa membedakan asal usul, ras, suku,

    dan agama.

    c. Kedisiplinan : peraturan-peraturan yang dipelajari secara terpaksa untuk

    dijalankan dengan memberikan pengawasan untuk menyesuaikan diri

    secara terus menerus agar menjadi suatu kebiasaan pada siswa.

    Sebagai kesimpulan, Dampak kegiatan ekstrakurikuler dalam

    pengembangan kedisiplinan siswa di SMA Negeri 1 Mattirobulu yaitu suatu

    kegiatan yang dilakukan diluar jam mata pelajaran terstruktur yang merupakan

    kegiatan ekstrakurikuler dan terkhusus dalam kegiatan kepramukaan diharapkan

    dapat mengembangkan kedisiplinan siswa.

    D. Informan Penelitian

    Penentuan informan pada penelitian ini diambil dari sasaran dan subjek

    yang telah ditentukan dalam kriteria tertentu. Sasaran dalam penelitian ini yaitu

    siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Mattirobulu kab.Pinrang dengan jumlah 85

    Siswa yang terdiri dari 3 kelas. Adapun Subjek diambil dari sebagian sasaran

    yakni siswa kelas XI IPS yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Pramuka di

    SMA Negeri 1 Mattirobulu dengan menggunakan teknik purposive sampling

    dengan kriteria sebagai berikut :

    1. Siswa kelas XI IPS yaitu kelas XI IPS 1, XI IPS 2, XI IPS 3.

    2. Siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka.

  • 25

    E. Teknik Pengumpulan Data

    Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

    adalah :

    1. Observasi

    Arikunto (1997: 204) memberikan penjelasan bahwa:

    Metode obsevasi dilakukan dengan cara melakukan pengamatan secara langsung terhadap fenomena yang akan diteliti. Dimana

    dilakukan pengamatan atau pemusatan perhatian terhadap objek

    dengan menggunakan seluruh alat indera. Jadi mengobsevasi dapat

    dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran dan

    pengecap.

    Metode ini digunakan untuk memperoleh data variabel kegiatan

    ekstrakurikuler pramuka dalam pengembangan karakter siswa di SMA Negeri 1

    Mattirobulu terdiri dari data tentang kegiatan ekstrakurikuler pramuka yang

    diikuti oleh siswa kelas XI IPS.

    2. Wawancara

    Esterberg (2002) dalam (Sugiyono. 2010:231) menjelaskan bahwa :

    Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar

    informasi dan ide melalui Tanya jawab , sehingga dapat

    dikonstruksikan makna dalam topik tertentu.

    Dengan demikian, teknik wawancara yang digunakan oleh peneliti

    bersumber dari pedoman yang telah dibuat sebagaimana yang dipaparkan oleh

    Nasir (2005 : 193) yang mengatakan bahwa :

    Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab, sambil bertatap muka antara si

    penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden

    dengan menggunakan alat yang dinamakan panduan wawancara

  • 26

    Penggunakan teknik ini dimaksudkan untuk menggali dan mendalami hal-

    hal penting yang berhubungan langsung dengan masalah yang dikaji dalam

    proposal atau mendapatkan jawaban yang lebih detail atas suatu persoalan.

    Wawancara dengan siswa-siswa di SMA Negeri 1 Mattirobulu dilakukan

    untuk menggali informasi tentang kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti dan

    melakukan wawancara dengan Pembina kegiatan ekstrakurikuler pramuka. Data

    atau informasi yang diperoleh akan dipadukan dengan data hasil observasi

    sehingga dapat dilihat apakah ada kesesuaian antara apa yang disampaikan oleh

    siswa dengan kegiatan yang diikuti.

    Pada saat melakukan wawancara penulis atau pengamat telah melakukan

    daftar pertanyaan seputar kegiatan ekstrakurikuler.

    3. Dokumentasi

    Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen

    bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.

    Pengumpulan data yang diambil untuk mendapatkan data yang berkenaan dengan

    tujuan penelitian terutama kegiatan ekstrakurikuler dalam pengembangan karakter

    siswa. Dokumen ini merupakan data-data tentang data-data sekolah, data-data

    siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SMA Negeri 1

    Mattirobulu.

    F. Teknik Analisis Data

    Data yang diperoleh dan dikumpulkan dari hasil penelitian disusun secara

    sistematis kemudian dianalisis dengan menggunakan metode analisis kualitatif.

  • 27

    Metode analisis data adalah suatu metode dimana data-data yang diperoleh dari

    hasil penelitian dikelompokkan dan dipilih, kemudian dihubungkan dengan

    masalah yang akan diteliti menurut kualitas dan kebenarannya, sehingga akan

    dapat menjawab permasalahan yang ada. Kemudian hasil analisis dipaparkan

    secara deskriptif, yaitu dengan cara menjelaskan, menguraikan dan

    menggambarkan permasalahan serta penyelesaiannya yang berkaitan erat dengan

    penulisan ini.

    Dengan demikian teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

    yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Reduksi data

    merupakan proses pemilihan data-data yang dikumpulkan dan memfokuskan data

    sesuai dengan penelitian. Penyajian data berupa data-data yang disajikan dalam

    bentuk tabel untuk memudahkan peneliti dalam menentukan kesimpulan.

    Penarikan kesimpulan yaitu data yang diperoleh disedarhanakan secara singkat

    dan ringkas sesuai dengan rumusan masalah dalam penelitian.

    G. Teknik Keabsahan Data

    Dalam pengujian keabsahan data, metode penelitian kualitatif meliputi uji

    kredibilitas yang terdiri dari beberapa bagian. Namun penelitian ini menggunakan

    teknik tranggulasi. Tranggulasi adalah teknik yang digunakan untuk pengecekan

    data dari berbagai sumber dengan beberapa syarat dan berbagai waktu. Dengan

    demikian bentuk trianggulasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

    Trianggulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara

    mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.

  • 28

    H. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

    No Keterangan

    Bulan I Bulan II Bulan III Bulan IV

    Minggu

    1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

    1. Tahap Persiapan

    2. Pengumpulan Data

    3. Pengolahan dan

    analisis data

    4. Penulisan Skripsi

    5. Penggandaan

  • 29

    DAFTAR PUSTAKA

    Alwi, Hasan. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai

    Pustaka

    Arikunto, S. 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :

    Rineka Cipta.

    Asmani, Jamal Mamur. 2013. Buku Panduan internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah. Jogjakarta:Diva Press

    Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1994. Pedoman Pelaksanaan

    Organisasi Sekolah. Semarang: Depdikbud.

    Djamarah, Syaiful Bahri dan Azwan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar,

    Jakarta: PT Rineka Cipta

    Estiva. 2012. Peranan Gerakan Pramuka Terhadap Peningkatan Kesadaran Bela

    Negara Pada Siswa SMP Negeri 5 Anggeraja Kabupaten Enrekang.

    Universitas Negeri Makassar

    Hidayatullah, M. Furqon. 2010. Pendidikan Karakter Membangun Peradaban

    Bangsa. Surakarta: Yuma Pustaka

    Kanisius. 2007. Pengelolaan Kelas yang Dinamis. Yogyakarta: KANISIUS

    Anggota IKAPI

    Melinda, Elly Sri. 2013. Pendidikan Pramuka Implementasi pada Pendidikan

    Khusus. Jakarta: Luxima

    Muslich, Mansur. 2011. Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis

    Multidimensional. Jakarta: Bumi Aksara

    Nasir, Moh. 2005. Metode Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia

    Sahertian, A. Piet. 1985. Dimensi Administrasi Pendidikan. Surabaya: Usaha

    Nasional

    Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta

    Noor, Rohinah M. 2012. The Hidden Curriculum Membangun Karakter Melalui

    Kegiatan Ekstrakurikuler. Yogyakarta: Insan Madani

    Semiawan, Conny. 2008. Penerapan Pembelajaran pada Anak. Jakarta: PT.

    Macanan Jaya Cemerlang

  • 30

    Shaleh, Abdul Rachmad. 2005. Pendidikan Agama dan Pembangunan Watak

    Bangsa. Jakarta: PT.Grafinda Persada

    Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

    Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

    Sutisna, Oteng. 1989.Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis Untuk Praktek

    Profesional. Bandung: Angkasa

    Sunardi, Andri BOB. 2006. Boyman Ragam Latihan Pramuka. Bandung: Nuansa

    Muda

    Suryosubroto, 1990. Tatalaksana Kurikulum. Jakarta:Rineka Cipta

    ___________. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jak arta: Rineka

    Cipta

    Usman, Muh. Uzer & Setiawan Lilis. 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar

    Mengajar. Bandung: Remaja Rosda karya

    Yahya, Muhammad. 2009. Hubungan Intensitas Kegiatan Ekstrakurikuler dengan

    Prestasi Belajar PKn Di SMA Negeri 1 Bontolempangan Kabupaten

    Gowa. Universitas Negeri Makassar

    Wikipedia. Gerakan Pramuka Indonesia. (http://id.wikipedia.org/wiki/Gerakan

    PramukaIndonesia) diakses pada tanggal 14 Feb 2014

    WordPress. Taman Pramuka. (https://semboyan.wordpress.com) diakses pada

    tanggal 15 Feb 2014