damage grade assessment terhadap kerusakan bangunan akibat gempa gayo 2 juli
DESCRIPTION
staistikTRANSCRIPT
DAMAGE GRADE ASSESSMENT TERHADAP KERUSAKAN BANGUNAN AKIBAT GEMPA GAYO 2 JULI 2013
Gempa yang terjadi di Kab. Bener Meriah dan Kab. Aceh Tengah pada tanggal 2 Juli
2013 yang lalu masih menyisakan luka yang mendalam bagi korban. Data dari BNPB
per tanggal 17 Juli 2013 menunjukkan sebanyak 18.902 unit rumah rusak, dimana
dimana di Aceh Tengah 13.862 unit dan di Bener Meriah 5.040 unit. Kerusakan
infrastruktur umum seperti, mesjid, sekolah, dan bangunan lainnya mencapai 547 unit.
Berikut rekap data terbaru gempa gayo 2013 (per 17 juli 2013):
Source: BNPB 17 July 2013
Untuk melihat penyebab kerusakan pada rumah dan bangunan yang ada tersebut,
damage grade assessment terhadap kerusakan akibat gempa perlu dilakukan.
Klasifikasi kerusakan bangunan dapat mengacu pada European Macroseismic Scale
(EMS-98) dimana tingkat kerusakan diklasifikasi ke dalam 5 tingkat, seperti ditampilkan
oleh tabel 1.
Tabel 1 dibawah ini menunjukkan klasifikasi tingkat kerusakan bangunan beton yang
diklasifikasikan berdasarkan atas seberapa besar kerusakan yang dialami oleh elemen
struktural dan non-struktural. Seperti kita ketahui bersama, elemen struktural suatu
bangunan mencakup balok, kolom, dan dinding struktur. Sementara elemen non-
struktural mencakup dinding pengisi, partisi, plafon, atap penutup, dsb.
Tabel 1. Klasifikasi kerusakan bangunan beton bertulang berdasarkan EMS-98
Dengan mengacu pada EMS-98 ini, penulis melakukan damage grade
assessmentterhadap beberapa foto yang menunjukkan tipe rumah dan infrastruktur
umum yang rusak akibat gempa 2 Juli yang lalu, sebagai berikut:
Berdasarkan hasil damage grade assessment ini, dapat disimpulkan bahwa:
1. Penggunaan material batako, baik sebagai dinding pengisi maupun struktur utama, tidak layak digunakan baik di daerah Aceh Tengah – Bener Meriah, atau secara umum di Provinsi Aceh, karena Provinsi Aceh merupakan daerah yang rawan terhadap gempa.
2. Perlunya pengawasan/supervisi oleh ahli struktur bangunan terhadap pembangunan rumah tinggal oleh masyarakat, akibat ditemukannya rumah tinggal yang telah mengadopsi sistim beton bertulang, namun masih saja mengalami kerusakan yang parah akibat gempa.
3. Penggunaan seng dan penutup atap ringan lainny sudah cukup baik, karena mampu mengurangi beban terhadap struktur, hanya saja sistem utama struktur bangunan – bangunan yang ada perlu penguatan lebih lanjut.
4. Pembesian struktur dalam arah transversal untuk menambah kuat geser bangunan pada bagian join balok-kolom harus dilakukan tanpa kompromi demi meningkatkan performa struktur terhadap beban gempa.
By: Fajarullah Mufti, ST, M.Sc ([email protected])