damage grade assessment terhadap kerusakan bangunan akibat gempa gayo 2 juli

5
DAMAGE GRADE ASSESSMENT TERHADAP KERUSAKAN BANGUNAN AKIBAT GEMPA GAYO 2 JULI 2013 Gempa yang terjadi di Kab. Bener Meriah dan Kab. Aceh Tengah pada tanggal 2 Juli 2013 yang lalu masih menyisakan luka yang mendalam bagi korban. Data dari BNPB per tanggal 17 Juli 2013 menunjukkan sebanyak 18.902 unit rumah rusak, dimana dimana di Aceh Tengah 13.862 unit dan di Bener Meriah 5.040 unit. Kerusakan infrastruktur umum seperti, mesjid, sekolah, dan bangunan lainnya mencapai 547 unit. Berikut rekap data terbaru gempa gayo 2013 (per 17 juli 2013): Source: BNPB 17 July 2013 Untuk melihat penyebab kerusakan pada rumah dan bangunan yang ada tersebut, damage grade assessment terhadap kerusakan akibat gempa perlu dilakukan. Klasifikasi kerusakan bangunan dapat mengacu pada European Macroseismic Scale (EMS-98) dimana tingkat kerusakan diklasifikasi ke dalam 5 tingkat, seperti ditampilkan oleh tabel 1. Tabel 1 dibawah ini menunjukkan klasifikasi tingkat kerusakan bangunan beton yang diklasifikasikan berdasarkan atas seberapa besar kerusakan yang dialami oleh elemen struktural dan non-struktural. Seperti kita ketahui bersama, elemen struktural suatu bangunan mencakup balok, kolom, dan dinding struktur. Sementara elemen non-struktural mencakup dinding pengisi, partisi, plafon, atap penutup, dsb.

Upload: sidro-mujahid

Post on 05-Jan-2016

231 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

staistik

TRANSCRIPT

Page 1: Damage Grade Assessment Terhadap Kerusakan Bangunan Akibat Gempa Gayo 2 Juli

DAMAGE GRADE ASSESSMENT TERHADAP KERUSAKAN BANGUNAN AKIBAT GEMPA GAYO 2 JULI 2013

Gempa yang terjadi di Kab. Bener Meriah dan Kab. Aceh Tengah pada tanggal 2 Juli

2013 yang lalu masih menyisakan luka yang mendalam bagi korban. Data dari BNPB

per tanggal 17 Juli 2013 menunjukkan sebanyak 18.902 unit rumah rusak, dimana

dimana di Aceh Tengah 13.862 unit dan di Bener Meriah 5.040 unit. Kerusakan

infrastruktur umum seperti, mesjid, sekolah, dan bangunan lainnya mencapai 547 unit.

Berikut rekap data terbaru gempa gayo 2013 (per 17 juli 2013):

Source: BNPB 17 July 2013

Untuk melihat penyebab kerusakan pada rumah dan bangunan yang ada tersebut,

damage grade assessment terhadap kerusakan akibat gempa perlu dilakukan.

Klasifikasi kerusakan bangunan dapat mengacu pada European Macroseismic Scale

(EMS-98) dimana tingkat kerusakan diklasifikasi ke dalam 5 tingkat, seperti ditampilkan

oleh tabel 1.

Tabel 1 dibawah ini menunjukkan klasifikasi tingkat kerusakan bangunan beton yang

diklasifikasikan berdasarkan atas seberapa besar kerusakan yang dialami oleh elemen

struktural dan non-struktural. Seperti kita ketahui bersama, elemen struktural suatu

bangunan mencakup balok, kolom, dan dinding struktur. Sementara elemen non-

struktural mencakup dinding pengisi, partisi, plafon, atap penutup, dsb.

Page 2: Damage Grade Assessment Terhadap Kerusakan Bangunan Akibat Gempa Gayo 2 Juli

Tabel 1. Klasifikasi kerusakan bangunan beton bertulang berdasarkan EMS-98

Dengan mengacu pada EMS-98 ini, penulis melakukan damage grade

assessmentterhadap beberapa foto yang menunjukkan tipe rumah dan infrastruktur

umum yang rusak akibat gempa 2 Juli yang lalu, sebagai berikut:

Page 5: Damage Grade Assessment Terhadap Kerusakan Bangunan Akibat Gempa Gayo 2 Juli

Berdasarkan hasil damage grade assessment ini, dapat disimpulkan bahwa:

1. Penggunaan material batako, baik sebagai dinding pengisi maupun struktur utama, tidak layak digunakan baik di daerah Aceh Tengah – Bener Meriah, atau secara umum di Provinsi Aceh, karena Provinsi Aceh merupakan daerah yang rawan terhadap gempa.

2. Perlunya pengawasan/supervisi oleh ahli struktur bangunan terhadap pembangunan rumah tinggal oleh masyarakat, akibat ditemukannya rumah tinggal yang telah mengadopsi sistim beton bertulang, namun masih saja mengalami kerusakan yang parah akibat gempa.

3. Penggunaan seng dan penutup atap ringan lainny sudah cukup baik, karena mampu mengurangi beban terhadap struktur, hanya saja sistem utama struktur bangunan – bangunan yang ada perlu penguatan lebih lanjut.

4. Pembesian struktur dalam arah transversal untuk menambah kuat geser bangunan pada bagian join balok-kolom harus dilakukan tanpa kompromi demi meningkatkan performa struktur terhadap beban gempa.

By: Fajarullah Mufti, ST, M.Sc ([email protected])