dakwah media sosial bagi remaja di desa ponre …aktivitas dakwah mereka dengan memanfaatkan media...

73
ii DAKWAH MEDIA SOSIAL BAGI REMAJA DI DESA PONRE WARU KECAMATAN WOLO KABUPATEN KOLAKA SKRIPSI Diajukan untukMemenuhi Syarat MemperolehGelarSarjanaSosial (S.Sos) pada Program StudiKomunikasidanPenyiaran Islam Fakultas Agama Islam UniversitasMuhammadiyah Makassar Oleh JUSNIATI NIM :105270012115 PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1442 H/ 2020 M

Upload: others

Post on 04-Feb-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • ii

    DAKWAH MEDIA SOSIAL BAGI REMAJA DI DESA PONRE WARU KECAMATAN WOLO KABUPATEN KOLAKA

    SKRIPSI

    Diajukan untukMemenuhi Syarat MemperolehGelarSarjanaSosial (S.Sos) pada Program StudiKomunikasidanPenyiaran Islam

    Fakultas Agama Islam UniversitasMuhammadiyah Makassar

    Oleh

    JUSNIATI NIM :105270012115

    PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1442 H/ 2020 M

  • ii

  • iv

  • v

  • vi

    ABSTRAK

    Jusniati. 105270012115. Dakwah Media Sosial Bagi Remaja di Desa

    Ponre Waru, Kecamatan Wolo, Kabupaten Kolaka ( pembimbing oleh Dr.

    MuhammadAli Bakri, S.Sos., M.Pd. dan Dr. Meisil B. Wulur,

    S.Kom.I.,M.Sos.I.)

    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh media

    sosial dalam aktivitas dakwah remaja, bagaimana bentuk media sosial

    yang efektif digunakan dalam berdakwah serta bentuk manfaat media

    sosial sebagai media dakwah.

    Adapun manfaat dari penelitian ini adalah yang pertama yaitu dapat

    menambah wawasan penulis tentang peranan media sosial dalam

    aktivitas dakwah, memberikan pengetahuan kepada remaja dalam

    mengetahui peranan media sosial dalam aktivitas dakwah, memberikan

    penjelasan tentang bentuk media yang paling efektif digunakan dalam

    berdakwah dan memberikan masukan mengenai bagaimana

    memanfaatkan media sosial dalam berdakwah.

    Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif

    yaitu, yang berusaha menggambarkan suatu objek dan subjek sedang

    diteliti tanpa adanya rekayasa dengan melakukan observasi di lapangan

    kepada beberapa orang remaja yang ada di Desa Ponre Waru melalui

    wawancara secara langsung untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan

    terkait dengan rumusan masalah dalam

    penelitian ini.

    Dari hasil penelitian diketahui bahwa beberapa remaja melakukan

    aktivitas dakwah mereka dengan memanfaatkan media sosial sebagai

    sarana yang dapat memudahkan mereka dalam menyampaikan dakwah.

    Media sosial yang dianggap paling efektif dalam menyampaikan pesan-

    pesan dakwah adalah facebook, karena dinilai paling banyak pengguna

    dan peminatnya baik tua maupun muda.

  • vii

    KATA PENGANTAR

    Segala puji bagi ALLAH SWT, yang telah memberikan rahmat dan

    hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan

    penulisan skripsi ini. Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi

    sebagian persyaratan untk memperoleh gelar Sarjana Sosial dalam

    program studi Komunikasi Dan Penyiaran Islam.

    Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas

    dari adanya kerja sama dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu

    pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengcapkan terima kasih

    kepada:

    1. Syekh Dr. (HC) Mohammad MT. Khoory, selaku Donatur

    Yayasan Muslim Asia (AMCF).

    2. Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag., selaku rektor Universitas

    Muhammadiyah Makassar.

    3. Drs H. Mawardi Pewangi, M. Pd,I selaku Dekan Fakultas Agama

    Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.

    4. Dr. H. Abbas Baco Miro, Lc. MA, selaku Ketua Prodi

    Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Agama Islam

    Universitas Muhammadiyah Makassar.

    5. M. Ali Bakri.Sos.M. Pd. selaku Dosen Pembimbing Utama yang

    banyak meluangkan waktu serta pikiranya dalam mengarahkan

    dan membimbing penulis dalam menyelesaikan tugas laporan

    skripsi ini.

    6. Meisil B Wulur S. Kom. I. M. Sos. I, selaku Dosen Pembimbing

    kedua yang banyak meluangkan waktu serta pikiranya dalam

    mengarahkan dan membimbing penulis dalam menyelesaikan

    tugas laporan skripsi ini.

  • viii

    7. Bapak dan Ibu Dosen Universitas Muhammadiyah Makassar.

    8. Seluruh Staf Universitas Muhammadiyah Makassar atas didikan

    ilmu yang di berikan pada penulis dalam menyelesaikan

    penyusunan skripsi ini.

    9. Kepada bapak Nasir TP selaku pimpinan pesantren Darul

    Arqam Ponre Waru yang telah memberikan idzin untuk meneliti

    di pesantren Darul Arqam Ponre Waru.

    10. Kepada Bapak, Ibu dan saudaraku tercinta yang lansung

    maupun tidak lansung membantu dan memberikan dukungan

    dalam proses penyusunan tugas laporan skripsi ini.

    11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebut satu persatu

    yang telah membantu proses penyusunan tugas laporan skripsi

    ini.

    Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari

    kesempurnaan. Untuk itu dengan semua kerendahan hati penulis

    memohon maaf yang sebesar-besarnya. Kritik dan saran sangat penulis

    harapkan deni skripsi ini. Akhir kata semoga skripsi dapat memberi

    manfaat bagi pembaca umumnya dan bagi penulis pada khususnya.

    Makassar, 10 Rabi‟ul Awwal 1442 H 27 Oktober 2020 M

    Jusniati

    Nim : 105270012115

  • ix

    DAFTAR ISI

    HALAMAN SAMPUL ............................................................................. i

    HALAMAN JUDUL ................................................................................ ii

    PENGESAHAN ...................................................................................... iii

    BERITA ACARA MUNAQASYAH ........................................................iv

    SURAT PERNYATAAN ........................................................................ v

    ABSTRAK ............................................................................................vi

    KATA PENGANTAR ........................................................................... vii

    DAFTAR ISI ..........................................................................................ix

    BAB I : PENDAHULUAN ..................................................................... 1

    A. Latar Belakang .......................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah .................................................................... 11

    C. Tujuan Penelitian....................................................................... 11

    D. Manfaat Penelitian..................................................................... 12

    BAB II : TINJAUAN TEORITIS ........................................................... 13

    1. Pengertian Dakwah ................................................................... 13

    2. Dakwah Sosial Bagi Remaja di Desa Ponre Waru .................... 13

    3. Pengertian Sosial Media ........................................................... 14

    4. Pengertian Remaja.................................................................... 21

  • x

    BAB III : METODE PENELITIAN ........................................................ 23

    1. Jenis Penetian .......................................................................... 23

    2. Lokasi dan Objek Penelitian ...................................................... 25

    3. Fokus dan Deskripsi Penelitian ................................................. 25

    4. Sumber Data ............................................................................. 26

    5. Instrumen Penelitian Data ......................................................... 27

    6. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 28

    7. Analisis Data ............................................................................. 31

    BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................... 32

    A. Gambaran Umum Lokasi penelitian .......................................... 32

    B. Hasil Penelitian ......................................................................... 47

    BAB V : PENUTUP ............................................................................. 57

    A. Kesimpulan ............................................................................... 57

    B. Saran ......................................................................................... 57

    DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 58

    LAMPIRAN .......................................................................................... 60

    RIWAYAT HIDUP ................................................................................ 64

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Dakwah Islam adalah suatu kegiatan ajakan baik dalam dalam

    bentuk lisan, tulisan, dan tingkah laku yang dilakukan secara sadar dan

    terencana dalam usaha mempengaruhi orang lain baik secara individual

    maupun secara kelompok agar timbul dalam dirinya suatu pengertian,

    kesadaran, sikap, penghayatan, serta pengamalan terhadap ajaran

    agama sebagai pesan yang disampaikan kepadanya dengan tanpa

    adanya unsur-unsur pemaksaan.1 Dimana setiap muslim berhak membuat

    perubahan yang benar dan baik sesuai dengan ajaran islam yang

    bersumber dari Al-Qur‟an dan Hadist, dikarenakan pada umumnya tujuan

    dari dakwah ialah untuk membawa dan menanamkan perubahan yang

    benar dan baik dari hal-hal yang bersifat negatif kepada hal-hal yang

    sifatnya memberikan manfaat baik dan bernilai fositif. Firman Allah

    SWT.(QS.An-Nahl:125)

    ه إن ربك اُدعُ إلى سبيل ربك بلحكمة و المىعظة الحسنة وجدلهم بالتي هي أحس

    ِ بمه ضل عه سبيله وهى أعلم بلمهتديه

    Terjemahannya:

    “Serulah manusia kejalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang

    1Munir Amin,Ilmu Dakwah,(Jakarta:Amzah,2013) h 3-4

  • 2

    siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”.2

    Dakwah dan teknologi adalah sesuatu yang tidak dapat dipisahkan.

    Hal ini jika kita berpijak pada konsep dakwah kontemporer, yang mudah

    diterima oleh kalangan masa kini. Perkembangan dakwah perlu

    memperhatikan perkembangan teknologi, agar sesuatu yang dihadirkan

    mudah diterima dan tidak ketinggalan zaman. Walaupun tidak semua

    teknologi informasi yang berkembang pada saat ini bersifat positif, ada

    kelebihan dan kekurangannya bagi umat manusia, dengan adanya

    teknologi informasi dapat dimanfaatkan sebagai media dakwah Islam.

    Karena memang kemajuan teknologi itu sangat tergantung pada dan

    tangan siapa, ketika berada ditangan orag baik, maka baiklah manfaatnya,

    sebaliknya, ketika ia berada ditangan orang jahat, maka jahatlah dampak

    yang dihasilkannya. Maka penggunanyalah yang sangat menentukan

    kearah mana ia digunakan, baik atau buruk sepenuhnya tergantung

    ditangan penggunanya. Maka dari itu sebagai juru dakwah hendaklah

    memiliki integritas yang tinggi dari segi ilmu maupun praktek demi

    mengefektifkan tiap-tiap pesan dakwah yang disampaikan, dan juga

    piawai menggunakan dan memanfaatkan hasil kemajuan teknologi

    informasi, salah satunya yaitu melalui jejaring sosial instagram.3

    2Departemen Agama RI, Al-qur’an dan Terjemahannya,(Jakarta:Bintang

    Indonesia,2011) h .281

    3Pusat Humas Kementrian perdagangan RI,Panduan Optimalisasi Media Sosial

    Untuk Kementrian Perdagangan RI,(Jakarta:2004) h .23

  • 3

    Perkembangan teknologi dan informasi saat ini semakin pesat. Ini

    merupakan bentuk perubahan gaya hidup yang dihasilkan dari globalisasi

    yang terjadi dalam masyarakat. Munculnya internet sebagai integrasi

    teknologi komunikasi meghasilkan media, gaya hidup baru,karir baru,

    mengubah peraturan dan pergeseran isu-isu sosial. Globalisasi dan

    modernisasi memacu kemajuan masyarakat dalam hal teknologi. Salah-

    satunya internet yang merupakan jaringan global antar komputer untuk

    berkomunikasi dari suatu wilayah ke wilayah lain di belahan dunia.

    Oleh karenanya, pemanfaatan media sosial harus disertai dengan

    sikap arif dan bijaksana dalam pemanfaatan media sosial secara umum

    sebagai sarana dakwah harus memperhatikan etika-etika dan norma-

    norma dalam bermedia sosial.

    Sosial media merupakan salah-satu fenomena yang muncul seiring

    berkembangnya teknologi dan inovasi di internet. Selain sebagai media

    baru dalam berinteraksi dan bersosialisasi, sosial media juga memiliki

    pengaruh yang luar biasa terhadap berbagai aspek seperti jurnalisme,

    public relations, dan pemasaran. Media sosial mengajak siapa saja yang

    tertarik berpartisipasi dengan memberi feedback secara terbuka, memberi

    komentar, serta berbagi informasi dalam waktu yang cepat dan tak

    terbatas . 4

    Salah satu bentuk dari New media adalah fenomena munculnya

    social network ( jejaring sosial). Mengapa disebut jejaring sosial oleh

    4Nasrullah, Rulli, Media sosial: Persfektif Komunikasi, Budaya dan Sosioteknologi

    (Jakarta : simbiosa Rekatama Media, 2015) h .1

  • 4

    karena ternyata aktivitas sosial tidak hanya dapat dilakukan di dunia nyata

    (real) tetapi juga dapat dilakukan di dunia maya (unreal). Setiap orang

    dapat menggunakan jejaring sosial sebagai sarana berkomunikasi,

    membuat status, berkomentar, berbagi foto dan video layaknya ketika kita

    berada di dalam lingkungan sosial.5

    Melalui jejaring sosial ini setiap pemilik akun dapat membuat kesan

    tetang dirinya, apakah baik atau buruk tetapi pada umumnya setiap orang

    ingin dikenal baik. Salah satu media sosial yang trend dikalangan anak

    remaja adalah Facebook Selain itu adanya kebutuhan aktualisasi diri,

    kebutuhan ini merupakan kebutuhan manusia. Artinya, setelah kebutuhan-

    kebutuhan lain terpenuhi akan muncul kebutuhan ini. Kebutuhan

    aktualisasi diri adalah ialah dorongan untuk menjadi apa yang ia rasa

    mampu. Sebagian besar manusia akan berusaha sekuat kemampuan

    untuk menunjukkan seluruh potensi yang dimilikinya. Orang akan merasa

    puas apabila sudah dapat bekerja sesuai dengan kemampuan dan

    keahlian maksimal .6

    Media merupakan segala sesuatu yang dapat dijadikan sebagai

    alat (perantara) untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Adapun yang

    dimaksud dengan media dakwah, adalah peralatan yang dipergunakan

    untuk menyampaikan materi dakwah kepada penerima dakwah. Media

    dakwah terbagi menjadi dua yaitu audio dan visual. Audio dalam dakwah

    5Apriadi Tamburaka, Literasi Media,Cerdas Bermedia Khalayak Media Massa

    (Jakarta: Rajawali pers,2013 ) h . 78

    6Apriadi Tamburaka, literasi Media,Cerdas Bermedia Khalayak Media Massa, h .

    223

  • 5

    adalah alat-alat yang dapat dioperasikan sebagai sarana penunjang

    kegiatan dakwah yang ditangkap melaui indera pendengaran, sedangkan

    visual adalah bahan-bahan atau alat yang dapat dioperasikan untuk

    kepentingan dakwah melalui indera penglihatan.7

    Masa remaja adalah waktu meningkatnya perbedaan di antara

    anak muda mayoritas, yang diarahkan untuk mengisi masa dewasa dan

    menjadikannya produktif dan minoritas yang akan berhadapan dengan

    masalah besar. Masa remaja menurut, berlangsung antara umur 12 tahun

    bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 bagi pria. Rentang usia ini

    dapat di bagi menjadi 2 bagian, yaitu usia 12 atau 13 tahun adalah masa

    remaja awal dan usia 17 atau 18 sampai dengan 21 atau 22 tahun adalah

    masa remaja akhir.8

    Masa remaja dikenal sebgai masa yang penuh kesukaran, bukan

    saja kesukaran bagi invidu yang bersangkutan, tetapi juga bagi orang

    tuanya, masyarakat, bahkan seringkali bagi polisi. Hal ini disebabkan

    masa remaja merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak dan

    masa dewasa. Masa transisi ini menghadapkan invidu yang bersangkutan

    kepada situasi yang membungungkan di satu pihak ia masih kanak-kanak,

    tetapi dilain ia harus bersikap seperti orang dewasa. situasi-situasi yang

    menimbulkan konflik seperti ini, sering menyebabkan perilaku-perilaku

    aneh, canggung dan kalau tidak dikontrol bisa menjadi kenakalan. Dalam

    7Asep Muhyiddin dan Agus Ahmad Safei, Metode Penyebaran Dakwah,

    (Bandung: Pustaka Setia, 2002), h. 76-77

    8Edhay Sport. 2015. „‟ Remaja‟‟ situs resmi edhaysport. Edhay76.blogspot.com (

    diakses 2/08/2018)

  • 6

    usahanya untuk mencari identitas dirinya sendiri, seorang remaja harus

    membantah orang tuanya karena ia mulai memiliki mendapat sendiri, cita-

    cita serta nilai-nilai sendiri yang berbeda dari orang tuanya. Menurut

    pendapatnya orang tua tidak lagi dapat dijadikan pegangan, sebaliknya

    untuk berdiri sendiri ia belum cukup kuat, karena ia muda terjerumus

    kedalam kelompok remaja dimana anggota-anggotanya adalah teman

    sebayanya yang mempunyai persoalan yang sama.9

    Di masa ini pula mereka menjadi hiperaktif di sosial media dan

    sering memposting kegiatan sehari-hari mereka yang seakan

    menggambarkan gaya hidup mereka yang mencoba mengikuti

    perkembangan zaman. Namun apa yang mereka posting di sosial media

    tidak selalu menggambarkan sosial life mereka yang sebenarnya. Ketika

    para remaja tersebut memposting sisi hidupnya yang penuh dengan

    kesenangan, tidak jarang kenyataanya dalam kehidupan mereka merasa

    kesepian. Manusia sebagai aktor yang kreatif mampu menciptakan

    berbagai hal, salah satunya adalah ruang interaksi dunia maya. Setiap

    individu mampu menampilkan karakter yang berbeda ketika berada di

    dunia maya. Padahal dalam perkembangannya di sekolah, remaja

    berusaha mencari identitasnya dengan bergaul bersama teman

    sebayanya.10

    9Wirawan sarwono, Sarlito, Pengantar Psikologis Umum(Jakarta : Rajawali Pers ,

    2017) h 72.

    10https://repostory.ar-raniry.ac.id( di akses 02/08/2018)

  • 7

    Media mengaburkan fakta karena berbagai alasan : pendidikan,

    ekonomi, dan budaya, tetapi ini bukan salah –satu penguburan yang ada.

    Batas antar media, dan di dalam setiap media antara yang eksperimental

    dan yang telah teruji, dan dalam budaya yang telah teruji, dan dalam

    budaya yang tinggi dan rendah, komik strip dan buku sejarah dengan

    ilustrasi, telah dibongkar berkali-kali sejak tahun 1990-an. Seorang guru

    obat-obatan terlarang pada tahun 1960-an, dalam tulisannya 20 tahun

    kemudian, komputer lebih adiktif daripada heroin.11

    Saat ini, kita bisa sebut sebagai era keberlimpahan komunikasi

    (communicative abudance). Hal ini, ditandai dengan melimpahnya

    informasi melalui beragam kanal komunikasi yang dimiliki warga. Tidak

    hanya bergantung pada media utama (mainstream media) seperti televisi

    ,koran dan radio melainkan juga media sosial. Media sosial penetratif ke

    ruang-ruang personal nyaris tanpa batas menyadari era kemunculan

    komunikasi dimana media cetak dan penyiaran mulai kehilangan

    tempatnya sebagai saluran utama komunikasi di era melimpahnya

    informasi, hiburan, gosip disebar luaskan melalui media online. Yang perlu

    digaris bawahi dari perkembangan ini publik telah mampu mengkreasi isi

    konten, dari situlah muncul fenomena media sosial atau citizen media

    yang melibatkan partisipan lebih banyak dan lebih bebas.12

    11

    A.Rahman zainuddin, Sejarah Sosial Media(Jakarta: Yayasan obor

    Indonesia,2006 )h 390.

    12Lukman hakim syaifuddin, Melawan Hoax di Media Sosial dan Media

    Massa(Yogyakarta:Trustmedia publishing ,2017) h 17.

  • 8

    Remaja adalah aset masa depan sebuah bangsa, sehingga masa

    depan bangsa kan ditentukan oleh remaja saat ini. Tidak dapat dipungkiri

    lagi bahwa sekarang teknologi telah berkembang kian pesatnya.

    Teknologi diciptakan untuk mempermuda urusan manusia. Berbagai

    macam jenis teknologi yang tidak terhitung jumlahnya dapat kita jumpai di

    zaman yang modern ini. Salah satu contoh teknologi yang sangat popular

    adalah gadget setiap orang menggunakan gadget dengan teknologi yang

    modern yang dapat ditemui dimanapun, baik pada orang dewasa maupun

    anak-anak.13

    Dari permasalahan diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa

    sosial media memiliki pengaruh sangat besar terhadap berbagai aspek

    kehidupan manusia baik secara individual maupun sosial terlebih dalam

    dunia dakwah, pada remaja perasaaan kepada tuhan tergantung pada

    emosi yang sedang dialaminya, kadang-kadang ia merasa sangat

    membutuhkan tuhan, terutama saat ia menghadapi situasi-situasi yang

    menekan perasaanya, namun kadang-kadang ia kurang membutuhkan

    tuhannya tatkalah ia merasa sangat senang. Gambaran pandangan hidup

    sebagian remaja di zaman sekarang sangat memprihatinkan kalau dulu

    kebanyakan komunikasi remaja dijalani lewat tatap muka, kini semakin

    banyak remaja yang berkomunikasi lewat media, lebih-lebih di kalangan

    remaja terpelajar di masyarakat modern sekarang ini. Selain menimbulkan

    pengaruh yang buruk bagi para remaja, sosial media juga menimbulkan

    13

    Zaenal Arifin, Perilaku Remaja Pengguna Gadged; Analisa Teori Sosiologi

    Pendidikan Vol .26.No.2.2015:289.

  • 9

    pengaruh yang baik bagi para remaja itu sendiri selain dapat membantu

    dalam mengerjakan tugas sekolah,mereka juga dapat mengetahui berita-

    berita terkini yang sedang terjadi, selain itu ada beberapa remaja yang

    memanfaatkan media sosial sebagai media dakwah.

    Seiring dengan perkembangan teknologi yang sudah SEMAKIN

    maju dan mendarah daging di masyarakat tidak hanya di perkotaan tetapi

    juga dipedesaan oleh karena itu penulis bermaksud menulis penelitian

    yang berjudul ‘’Dakwah Media Sosial Bagi Remaja di Desa Ponre

    Waru,Kecamatan Wolo,Kabupaten Kolaka’’

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang penulis kemukakan di atas, maka

    penulis memetakan permasalahan sebagai berikut:

    1. Bagaimana peran media sosial dalam aktivitas dakwah di desa

    Ponre Waru ?

    2. Bagaimana bentuk media sosial yang efektif digunakan dalam

    berdakwah ?

    3. Bagaimana manfaat media sosial sebagai media dakwah bagi

    remaja di desa Ponre Waru ?

    C. Tujuan Penelitian

    Dari beberapa rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan

    dalam penelitian ini adalah:

    1. Untuk mengetahui pengaruh media sosial dalam aktivitas dakwah

    remaja.

  • 10

    2. Untuk mengetahui bentuk media sosial yang efektif digunakan

    dalam berdakwah.

    3. Untuk mengetahui manfaat media sosial sebagai media dakwah

    bagi remaja.

    D. Manfaat Penelitian

    Hasil peneliti ini di harapkan dapat berguna, yaitu sebagai berikut:

    1. Secara teoritis

    a) Dapat menambah wawasan pengetahuan penulis tentang peranan

    media sosial dalam aktivitas dakwah .

    b) Sebagai bahan referensi selanjutnya yang masih relevan dengan

    penelitian ini.

    2. Secara praktis:

    a) Memberikan pengetahuan kepada remaja dalam mengetahui peranan

    media sosial dalam aktivitas dakwah .

    b) Memberikan penjelasan tentang bentuk media yang efektif digunakan

    dalam berdakwah.

    c) Memberikan masukan mengenai bagaimana memanfaatkan media

    sosial sebagai media dakwah.

  • 11

    BAB II

    TINJAUAN TEORITIS

    A. Dakwah Media Sosial Bagi Remaja di Desa Ponre Waru.

    1. Pengertian Dakwah

    Ditinjau dari segi bahasa, dakwah berasal dari bahasa Arab

    „‟da’wa‟‟ yang artinya menyeruh, mengajak, memanggil.14 Secara

    terminologi dakwah adalah suatu kegiatan penyampaian pesan untuk

    mengajak, menyeru, dan mengundang manusia kejalan yang diridhai

    Allah yang dilakukan oleh da’i kepada mad’u berdasarkan ajaran Al-

    Qur‟an dan hadits demi meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat15.

    Berikut adalah defenisi dakwah berdasarkan pendapat ahli:

    a. Menurut Toha Yahya Omar

    Dakwah adalah mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada

    jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan, untuk keselamatan dan

    kebahagiaan mereka di dunia dan akhirat. 16

    b. Menurut M. Arifin

    Dakwah mengandung pengertian sebagai suatu kegiatan ajakan

    baik dalam bentuk lisan, tulisan, tingkah laku dan sebagainya yang

    dilakukan secara sadar dan berencana dalam usaha mempengaruhi orang

    lain baik secara individual maupun secara kelompok agar timbul dalam

    14

    Moh.Ali Aziz,Ilmu Dakwah,(Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2012) h 6.

    15Samsul Munir,Ilmu Dakwah,(Jakarta: Amzah,2009) h 211.

    16https:// www.wawasan pendidikan.com,Pengertian Dakwah Menurut Para Ahli (

    diakses pada 29/09/2018)

  • 12

    dirinya suatu pengertian, kesadaran, sikap, penghayatan serta

    pengamalan terhadap ajaran agama sebagai message yang disampaikan

    kepadanya dengan tanpa adanya unsur-unsur pemaksaan. 17

    c. Menurut Amrullah Ahmad

    Pada hakikatnya, dakwah Islam merupakan aktualisasi imani yang

    dimanifestasikan dalam suatu sistem kegiatan manusia beriman dalam

    bidang kemasyarakatan yang dilaksanakan secara teratur untuk

    mempengaruhi cara merasa, berfikir, bersikap dan bertindak manusia

    pada tataran kenyataan individual dan sosio-kultural dalam rangka

    mengusahakan terwujudnya ajaran Islam dalam semua segi kehidupan

    dengan menggunakan cara tertentu.18

    d. Menurut Asmuni Syukir

    Dakwah islam mendefinisikan istilah dakwah dari dua segi yakni

    pengertian dakwah yang bersifat pembinaan dan bersifat pengembangan.

    Pengertian dakwah yang bersifat adalah suatu usaha mempertahankan

    syari‟at sehinggah menjadi manusia mendapatkan kebahagiaan di dunia

    dan di akhirat, sedangkan pengertian dakwah yang bersifat pegembangan

    adalah usaha untuk mengajak manusia yang belum beriman kepada Allah

    untuk mentaati syari‟at Islam supaya (memeluk agama Islam) supaya

    hidup bahagia dan sejahtera di dunia maupun akhirat.19

    17

    M. Arifin, Psikolog Dakwah, (Jakarta:Hamzah,2009) h 3.

    18Amrullah Ahmad, Dakwah Islam dan Perubahan Sosial, (Yogyakarta:

    Primaduta, 1983) h 12.

    19Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al-Ikhlash,

    1983) h 20.

  • 13

    2. Pengertian Sosial Media

    Pada tahun 2014 pengguna internet di Indonesia mencapai 15%

    atau 38,2 juta dari total jumlah peduduk sekitar 251,2 juta jiwa. Sedangkan

    pengguna medsos di Indonesia juga mencapai sekitar 15% dari total

    jumlah penduduk Indonesia. Artinya, hampir seluruh pengguna internet

    memiliki akun media sosial. Para pengguna akun medsos ini mengakses

    akun medsosnya rata-rata 2 jam 54 menit dalam sehari dan sebanyak

    74% mengakses akunnya melalui smartphone .

    Sosial Media adalah saluran atau sarana pergaulan sosial secara

    online di dunia maya (Internet). Para pengguna (user) sosial media

    berkomunikasi berinteraksi dengan saling kirim pesan ,saling berbagi

    (sharing)dan membangun jaringan ( networking ) .20

    Pada dasarnya sosial media merupakan perkembangan mutakhir

    dari teknologi-teknologi web baru berbasis internet, yang memudhkan

    semua orang untuk dapat berkomunikasi, berpartisipasi, saling berbagi

    dan membentuk sebuah jarigan secara online, sehinggah dapat

    menyebarluaskan konten mereka sendiri. Post di blog, tweet atau video di

    Youtube dapat dilihat secara langsung oleh jutaan orang secara gratis.21

    Menurut Wikipedia, sosial media adalah sebuah media online,

    dengan para penggunanya (Users) bisa dengan muda berpartisipasi,

    berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jaringan sosial wiki, forum dan

    20

    Nasrullah, Ruli, Media Sosial: Perspektif Komunikasi, Budaya dan

    Sosioteknologi. (Jakarta: Simbiosa Rekatama Media,2015) h 5.

  • 14

    dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk sosial

    media yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia.

    Andreas kaplan Micheal Harlein mendefinisikan sosial media sebagai

    „‟sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang dibangun atas dasar

    ideologi dan teknologi web 2.0, dan yang memungkinkan penciptaan dan

    pertukaran user-generated content‟‟.22

    Jaringan sosial merupakan situs dimana setiap orang membuat

    web page pribadi kemudin terhubung dengan teman-teman untuk berbagi

    informasi dan berkomunikasi. Jaringan media sosial terbesar antara lain

    facebook, Myspace, Whatsapp, BBM, Youtube, Line, Instagram, dan

    Twitter. Sosial media mengajak berpartisipasi dengan memberi kontribusi

    dan feedback secara terbuka, memberi komentar serta membagi informasi

    dalam waktu yang cepat dan tak terbatas.23

    Saat teknologi dan mobilephone semakin maju maka sosial media

    pun ikut tumbuh dengan besar dengan demikian orang bisa mengakses

    media sosial dengan cepat mengakibatkan terjadinya fenomena besar

    terhadap arus informasi tidak hanya mulai tampak menggantikan peran

    media massa konfensional dalam menyebarkan berita-berita. Karena

    informasi seseorang bisa mengetahui banyak hal, menganalisis pasar,

    mempelajari kemampuan baru, meningkatkan fisik dan mental, sampai

    22

    Alo Liliweri, Komunikasi Antar Personal (Jakarta:Kencana,2015), h. 288.

    23Briggs, ASA dan Peter Burke, Sejarah Sosial Media dari Gutenburg Sampai

    Internet. Penerjemah: A. Rahman zainuddin (Jakarta: Yayasan obor Indonesia, 2006), h

    390

  • 15

    memetik nilai-nilai kehidupan menentramkan hari. Tak heran bagi mereka

    yang ketinggalan informasi vital akan tertinggal dalam persaingan.24

    Begitu massifnya manusia dalam memanfaatkan internet dan jejaring

    sosial. Maka, tentu akan sangat efektif jika jejaring sosial digunkan

    sebagai sarana untuk menebar kebaikan (berdakwah). Tentu segala

    informasi yang telah dishare di media sosial akan secara langsung dan

    mudah diakses oleh siapa pun dan dimanapun.

    a. Karakteristik media sosial

    Para ahli strategi media sosial merumuskan secara akademis

    karakteristik sosial, media yaitu:

    1) Engaging, media sosial mempunyai karakteristik „‟melibatkan‟‟,

    karena tidak hanya berorientasi pada layanan bagi pelangganuntuk

    melayani orang lain,saling melayani diantara pelanggan.

    2) Empaty, komunikasi sosial yang efektif memerlukan kemampuan

    untuk menempatkan diri dalam hati dan benak orag lain. Seorang

    komunikator yang berempati adalah seseorang yang mempunyai

    kemampuan tersebut, menyediakan peluang bagi orang lain untuk

    menemukan dirinya sendiri.

    3) Unique, keunikan sosial media terletak pada „‟kebersamaan „‟ antara

    sumber dan peerima dalam membentuk sebuah konten

    4) Analitycal, sosial media mendorong sesama pengguna untuk

    bersama-sama berfikir tentang suatu ide secara analitas.25

    24

    Syamsual Qomar, Internet Masuk Sekolah Dasar, (Bandung: CV Cipta Dea

    Pustaka 2009) h 2.

  • 16

    b. Bentuk-bentuk media sosial

    Dari berbagai sosial yang aktif sekarang, ada beberapa media

    sosial yang mempunyai pengguna aktif cukup besar dan biasa digunakan

    untuk membagikan banyak berita. Beberapa sosial media tersebut antara

    lain:

    1. Facebook

    Facebook diluncurkan pertama kali pada bulan pebruari 2004 oleh

    Mark Zuckerberg (20 tahun –lahir di New York ,14 Mei 1984). Facebook

    merupakan salah satu jenis media sosial yang mengutamakan

    „‟pertemanan‟‟ hingga 5.000 orang. Nama Facebook diambil dari buku

    biodata mahasiswa dan staff yang diturunkan dari angkatan ke agkatan

    berikutnya.

    Melalui Facebook dapat dibuat layanan fan page untuk membuat

    profil organisasi, produk, atau program yag ditawarkan. Facebook fan fage

    memiliki keungguan untuk melakkan pencitraan organisasi karena dapat

    membangun komunitas sebanyak mungkin. Berbeda dengan profil pribadi

    dalam facebook yang maksimal komunitasnya hnya 5.000 pertemanan,

    maka facebook fan page memiliki keunggulan, terutama dalam

    membangun komunitas sebanyak mungkin.26

    25

    Alo Liliweri,Komunikasi Antar Personal,h 291.

    26Prof. Dr. Anwar Arifni Andi Pate, Media Dan Demokrasi Indonesia (cet pertama;

    Jakarta: Pustaka indonesia, 2016) h 63.

  • 17

    2. Twitter

    Twitter pertama kali diluncurkan pada 15 juli 2006. Twitter

    merupakan jejaring sosial mikroblogging yang memungkinkan pengguna

    mengirimkan pesan singkat hingga 140 karakter. Mikrobloging merupakan

    jenis media sosial yang memudahkan peserta komunikasi(pengguna)

    dalam menyampaikan gagasan secara tertulis dan menyebarkan

    aktivitasnya. Peserta komunikasi dalam twitter bisa menjalin relasi,

    bertukar informasi, berbagi pendapat dan membahas isu sosial, politik,

    ekonomi, dan budaya mutakhir.

    Gagasan membuat twitter pertama kalinya berasal dari Jack Dorsey

    dari perusahaan Odeo dan mengajak Evan William dan Biz Stone

    memulai proyek itu pada bulan maret 2006. Setahun kemudian (April

    2007) tamil sebagai perusahaan tersendiri untuk melayani para

    penggemarnya di seluruh dunia. Twitter termasuk salah satu situs yang

    cepat meraih popularitas di dunia. Hingga awal januari 2013 telah lebih

    5000 juta pengguna terdaftar di twitter, dan 200 juta diantaranya

    pengguna yang aktif .

    3. Youtube

    Youtube yaitu situs yang dapat menyajikan pesan yang bersifat

    audio-visual yang dapat diunduh oleh orang banyak. Sifatnya yang audio-

    visual membuat youtube memiliki keunggulan dalam mempromosikan diri,

    perusahaan dan juga produknya. Demikian juga humas, pemerintah,

    partai politik, perguruan tinggi, dan lembaga lainnya yang dapat

  • 18

    mempromosikan organisasi dan programmnya yang dapat menarik

    perhatian masyarakat. Youtube sebagai situs web berbagi video itu,

    memungkinkan pengguna(peserta komunikasi) mengunggah, menonton

    dan berbagi video.

    4. Blog (jurnal daring)

    Blog yaitu situs yang memungkinkan peserta

    komunikasi(pengguna) saling berbagi informasi, saling mengomentari, dan

    mengunggah aktvitas keseharian. Media sosial yang berasal dari kata

    „’weblog’‟ itu memiliki fungsi yang sangat beragam, seperti jurnal harian,

    media informasi program organisasi, perusahaan dan kampanye politik.

    Blog pertama kali diperkenalkan oleh Jom Barger tahun 1997 dan di

    populerkan oleh Blogger.com yang kemudian oleh pyra labs sebelum

    akhirnya pyra labs diakuisisi oleh Google.com pada akhir tahun 2002.27

    5. Instagram

    Instagram merupakan media sosial tempat berbagi foto atau video

    yang paling populer saat ini. Pada awalnya Instagram hanya tersedia di

    aplikasi IOS (iphone/ipad), tapi saat ini sudah tersedia untuk berbagai OS

    yang lain seperti android, symbian, windows phone dan lain-lain.

    Kelebihan dari instagram adalah bisa mengedit foto agar terlihat lebih

    bagus dan profesional. Fitur yang tersedia di media sosial ini hampir sama

    27

    Prof.Dr. Anwar Arifni Andi Pate, Media Dan Demokrasi Indonesia, hal 64-65.

  • 19

    dengan media sosial yang lain yaitu ada hahstag, comment, mention, like,

    dan follow serta masih banyak lagi yang lainnya.28

    6. WhatsApp

    Penggunaan nama WhatsApp berasal dari frasa „What’s Up’

    sebagai bahasa sapaan dalam menanyakan kabar. WhatsApp didirikan

    didirikan oleh Jan Koum dan Brian Action. Pada tahun 2014 WhatsApp

    bergabung dengan Facebook, namun beroperasi secara terpisah sebagai

    aplikasi yang fokus untuk melayani pertukaran pesan yang cepat dan

    mudah. WhatsApp dirancang untuk memudahkan penggunanya untuk

    tetap terhubung dan berkomunikasi kapan saja, dan dimana saja.

    WhatsApp memberikan berbagai macam fitur bagi penggunanya dengan

    mengratiskan pengiriman pesan dan melakukan panggilan secara

    sederhana, aman, dan cepat ke berbagai jenis telepon di seluruh penjuru

    dunia 29

    3. Pengertian Remaja

    Kata „‟remaja‟‟ berasal dari bahasa latin yaitu adolescene yang

    berarti to grow atau trow maturryang artinya tumbuh untuk mencapai

    kematangan. Istilah ini mengalami perkembangan arti yang lebih luas,

    mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik.30

    28

    https://sarung preneur.com,Inilah Macam-Macam Sosial Media Yang Populer di

    Dunia( di akses pada 18/09/2018)

    29https://www.whatsapp.com/features (di akses pada 18/09/2018)

    30Muhammad Ali dan Muhammad Asrori, Psikologi Perkembangan Peserta Didik

    (cet. I: Jakarta: Bumi Aksara, 2004) hal 9.

    https://www.whatsapp.com/features

  • 20

    Masa remaja disebut juga dengan masa pubertas. A.W. Road

    mengemukakan seperti yang dikutip oleh Elizabeth. B. Herylock, bahwa

    masa pubertas adalah suatu tahap didalam perkembangan dimana terjadi

    kematangan alat-alat seksual dan tercapai reproduksinya. Tahap ini

    disertai dalam perubahan-perubahan psikologi.31

    Masa remaja menunjukkan masa transisi dari masa kanak-kanak

    ke masa dewasa.Ketika pertumbuhan jasmani hampir selesai dalam masa

    ini, remaja berkembangan ke arah kematangan seksual, memanfaatkan

    identitas sebagai individu yang terpisah dari keluarga, dan menghadapi

    tugas menentukan cara mencari mata pencaharian. Suatu tahap transisi

    menuju ke status orang dewasa mempunyai beberapa keuntungan. Tahap

    transisi memberi remaja itu suatu masa yang lebih panjang untuk

    mengembangkan berbagai keterampilan serta untuk mempersiapkan

    masa depan, tetapi masa cenderung menimbulkan masa pertengahan(

    konflik) kebimbangan antara ketergantungan dan kemandirian32

    Pada tahun 1974, WHO memberikan definisi tentang remaja yang

    lebih bersifat konseptual. Dalam definisi tersebut dikemukakan tiga

    kriteria, yaitu biologis, psikologis, dan sosial ekonomi, sehinggah secara

    lengkap definisi tersebut diantaranya:

    31

    Elizabeth. B. Herylock, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Penting

    Kehidupan, (cet IV: Jakarta: Erlangga,1991), hal 184.

    32 Rita L. Atkinson, Pengantar psikologi (cet VIII: Jakarta: Erlangga), h 136.

  • 21

    1. Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-

    tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan

    seksual.

    2. Individu mengalami perkembangan psikologi dan pola identifikasi

    dari kanak-kanak menjadi dewasa.

    3. Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang pernah

    kepada relatif yang lebih mandiri.33

    33

    Sartilo W. Sarwono, Psikologi Remaja, (cet XIII: Jakarta: PT. Raja Grafindo

    Persada, 2006)h 1.

  • 22

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian

    Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif yang

    berusaha mengambarkan suatu gejala sosial, menghasilkan data

    deskriptif, gambaran yang sistematik, dan faktual. Penelitian kualitatif

    merupakan suatu metode yang digunakan untuk meneliti pada kondisi

    objekyang alamiah. Metode deskripif merupakan suatu pencarian fakta

    menggunakan interprestasi yang tepat. Dalam penelitian ini mempelajari

    tentang masalah-masalah yang ada didalam masyarakat dan juga tata

    cara yang digunakan dalam masyarakat serta dalam situasi-situasi

    tertentu.34

    Penelitian deskriptif merupakan jenis metode yang

    menggambarkan suatu objek dan subjek yang sedang yang sedang

    diteliti tanpa adanya rekayasa. Termasuk mengenai hubungan tentang

    kegiatan, pandangan, sikap dan proses-proses yang berpengaruh dalam

    suatu fenomena yang terjadi. Metodologi kualitatif sebagai suatu

    pendekatan atau penelusuran untuk mengeksporasi dan memahami suatu

    gejala sentral tersebut peneliti mewawancarai peserta penelitian atau

    partisipan dengan mengajukan pertanyaan yang umum dan agak luas.

    Informasi yang tersebut biasanya berupa kata atau teks. Data yang

    34

    https://www.linguistikid.com, Pengertian-Penelitian-Deskriptif-kualitatif, (di akses

    pada 29/09/2018)

    https://www.linguistikid.com/

  • 23

    berupa kata-kata atau teks tersebut dianalisis. Hasil analisis itu dapat

    berupa penggambaran atau deskripsi atau dapat pula dalam bentuk tema-

    tema. Dari data-data itu peneliti membuat interpretasi untuk menangkap

    arti yang terdalam.35

    Penelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu latar

    ilmiah, dengan menggunakan metode alamiah dan dilakukan oleh orang

    atau peneliti yang tertarik secara alamiah. Penelitian kualitatif juga

    digunakan sebagai penelitian yang bermaksud memahami fenomena

    tentang apa yang di alami oleh subjek penelitian yang menghasilkan data

    deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku

    yang diamati.36

    Dari uraian di atas, dapat dipahami bahwa metode penelitian

    kualitatif adalah metode penelitian yang sistemasis yang digunakan untuk

    mengkaji atau meneliti suatu objek pada latar alamiah tanpa ada

    manipulasi di dalamnya dan berada pengujian hipotesis, dengan metode-

    metode yang alamiah hasil penelitian yang diharapkan bukanlah

    generalisasi berdasarkan ukuran-ukuran kualitas, namun makna( segi

    kualitas) dari fenomena yang diamati 37

    35

    Dr.J.R.Raco,ME.,M.Sc, Metode Penelitian Kualitatif: Jenis, Karakteristik, dan

    Keunggulannya.(Jakarta: PT Gramedia widia sarana Indonesia, 2010) h 7.

    36Lexy.J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif.(Bandung: PT Remaja

    Rosdakarya, 2000) h 3.

    37Andi Prawosto, Metode Penelitian Kualitatif(Dalam Persfektif Rancangan

    Penelitian) (Cet.III; Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2016) h 22-23.

  • 24

    B. Lokasi dan Objek Penelitian

    1. Lokasi

    Lokasi penelitian adalah tempat dimana penelitian akan dilakukan

    dan penelitian ini akan dilaksanakan di desa Ponre Waru, Kec. Wolo,Kab.

    Kolaka, Prov.Sulawesi Tenggara.

    2. Waktu

    Waktu penelitian ini berlangsung selama kurang lebih 3 bulan, mulai

    bulan Januari sampai dengan Maret 2019

    3. Objek

    Objek penelitian adalah apa yang akan diteliti dalam kegiatan

    penelitian. Objek penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa

    saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh

    informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.38

    C. Fokus dan Deskripsi Fokus Penelitian

    Fokus penelitian merupakan pemusatan konsentrasi terhadap

    tujuan penelitian yang sedang dilakukan. Dalam penelitian kualitatif,gejala

    bersifat holistik atau menyeluruh, tidak dapat dipisah-pisahkan. Dengan

    demikian, penelitian tidak akan ditetapkan berdasarkan variabel penelitian,

    tetapi keseluruhan situasi sosial yang meliputi aspek tempat, pelaku, dan

    aktivitas yang berinteraksi secara sinergi. Namun karena terlalu luasnya

    38

    Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan

    R dan D (Bandung: ALFABETA, 2012) h 13.

  • 25

    masalah maka penelitian akan dibatasi. Pembatasan inilah yang

    kemudian dalam penelitian kualitatif disebut foks penelitian.39

    1. Fokus Penelitian

    Penelitian ini berjudul „‟dakwah media sosial bagi remaja di desa

    Ponre Waru‟‟, penelitian ini memfokuskan penelitian ini memfokuskan

    pada aktivitas dakwah yang dilakukan remaja melalui media sosial.

    2. Deskripsi Fokus

    Pada penelitian ini peneliti akan memfokuskan pada dakwah

    remaja di media sosial sehingga dapat diketahui, dijelaskan, dan dapat

    diketahui bentuknya.

    D. Sumber Data

    Sumber data dalam suatu penelitian adalah subjek darimana data

    dapat diperoleh. Sugiono menjelaskan bahwa dalam penelitian kualitatif,

    kita tidak menggunakan populasi karena penelitian kualitatif berangkat

    dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial pada kasus yang diteliti.

    Berdasarkan jenis data yang diperlukan, maka penelitian ini, yang

    dijadikan data dalam penelitian yang bentuknya dapat berupa manusia,

    benda-benda, dokumen-dokumen dan sebagainya. Dengan demikian

    berdasarkan tujuan serta permasalahan yang ada dalam penelitian ini,

    maka yang menjadi populasi yang akan dipilih adalah orang tua,

    guru/pendidik dan beberapa remaja yang ada di desa Ponre Waru.

    39

    Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif(Dalam Persfektif Rancangan) h

    133.

  • 26

    Pada penelitian kualitatif, sumber datanya ialah data primer dan

    data sekunder dan yang dijadikan data adalah seluruh informasi yang

    diperoleh, baik dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti secara

    langsung di lapangan serta dari wawancara peneliti dengan beberapa

    narasumber yang dipilih di desa Ponre Waru.

    Adapun sumber data dalam penelitian ini dapat di klasifikasikan

    sebagai berikut:

    1. Sumber data primer

    Sumber data primer adalah sumber data yang diperoleh secara

    langsung dari sumber aslinya yang berupa wawancara dari beberapa

    remaja di desa Ponre Waru yang dijadikan sebagai informan.

    2. Sumber data sekunder

    Sumber data sekunder adalah sumber data penelitian yang

    diperoleh melalui media perantara atau secara tidak langsung yang

    berupa buku, catatan, bukti yang telah ada, atau arsip baik yang

    dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan secara umum yang ada

    hubungannya dengan penelitian ini serta data-data yang di ambil dari

    orang tua, remaja maupun tenaga atau pendidik di desa Ponre Waru.

    E. Instrumen Penelitian

    Instrumen penelitian kualitatif adalah manusia atau peneliti artinya,

    oleh karena itu peneliti sebagai instrumen juga harus‟‟disabilitas‟‟seberapa

    jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke

    lapangan. Dalam penelitian kualitatif segala sesuatu yang akan dicari dari

  • 27

    objek penelitian belum jelas dan pasti masalahnya, sumber datanya hasil

    yang diharapkan semuanya belum jelas .

    Nasution mengatakan bahwa :

    ‟‟dalam penelitian kualitatif,tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian utama. Alasannya ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu terus dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya‟‟.

    Berdasarkan pernyataan tersebut dapat di pahami bahwa, dalam

    penelitian kualitatif pada awalnya dimana permasalahan belum jelas dan

    pasti, maka yang menjadi instrumen adalah peneliti itu sendiri40

    F. Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama

    dalam penelitian,karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan

    data. Validitas dan reliabitas data kualitatif banyak bergantung pada

    keterampilan metodologis, kepekaan, dan integritas peneliti.41

    Sehubungan dengan penelitian ini maka untuk memperoleh data

    ,penulis menggunakan teknik pengumpulan data, diantaranya:

    1. Observasi

    Observasi adalah bagian dalam pengumpulan data. Observasi

    berarti mengumpulkan data langsung dari lapangan. Tujuan dari observasi

    40

    Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, hal 306

    41Bagong Suyanto, Sutinah. Metode Penelitian Sosial; Berbagai Alternatif

    Pendekatan (Jakarta: Kencana Prenada Media Group 2011)h 186.

  • 28

    adalah peneliti dapat mengerti suatu gejala, peristiwa, fakta, masalah atau

    realita bila berada langsung dan mengalami langsung ditempat aslinya.42

    Adapun bentuk-bentuk observasi antara lain sebagai berikut:

    a. Observasi Partisipasi(Participant Observation) adalah metode

    pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian

    melalui pengamatan dan pengindraan dimana observer atau peneliti

    benar-benar terlibat dalam keseharian responden.

    b. Observasi tidak berstruktur adalah observasi adalah observasi yang

    dilakukan tanpa menggunakan guide observasi. Pada observasi ini

    peneliti atau pengamat harus mampu mengembangkan daya

    pengamatannya dalam mengamati suatu objek .

    c. Observasi kelompok adalah observasi yang dilakukan secara

    berkelompok terhadap suatu atau beberapa objek sekaligus.

    Oleh karena itu, melalui teknik obsevasi ini peneliti berpartisipasi

    lansung ke lapangan dalam rangka melakukan penelitian mengenai

    dakwah media sosial bagi remaja di desa Ponre Waru.

    2. Wawancara

    Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk saling bertukar

    informasi dan ide melalui tanya jawab sehinggah dapat dikonstruksikan

    makna dalam suatu topik tertentu. Atau dengan kata lain, pengertian

    wawancara adalah suatu metode yang berupa atau lebih secara langsung

    42

    Conny R. Semiawan, Metode Penelitian Kualitatif; Jenis, Karakteristik, Dan

    Keunggulannya (Jakarta: PT Gramedia Indonesia, 2010) h 113-114.

  • 29

    untuk bertukar informasi dan ide dengan tanya jawab secara lisan

    sehingga dapat di bangun makna dalam suatu topik tertentu.43

    Wawancara(interview) dilakukan untuk mendapatkan informasi,

    oleh karena itu peneliti harus mengajukan pertanyaan kepada partisipan.

    Pertanyaan sangat penting untuk menangkap persepsi, pikiran, pendapat,

    perasaan orang tentang suatu gejala, peristiwa, fakta dan realita.44

    Adapun bentuk wawancara dalam penelitian kualitatif yaitu:

    a. Wawancara terstruktur

    Pada wawancara ini digunakan sebagai teknik pengumpulan

    data,bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui pasti tentang

    informasi yang akan diperoleh.

    b. Wawancara tidak terstruktur

    Pada wawancara ini wawancara bebas dimana peneliti tidak

    menggunankan pedoman wawancara yang telah tersusun secara

    sistematis dan lengkap untuk pengmpulan datanya.

    Melalui teknik wawancara ini, peneliti melakukan dialog secara

    mendalam yaitu dengan mengungkapkan beberapa pertanyaan kepada

    responden, untuk mendapatkan informasi secara langsung yang berkaitan

    dengan :

    a. Peranan media sosial dalam aktivitas dakwah remaja

    b. Mengetahui bentuk media yang efektif digunakan dalam berdakwah

    43

    Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif (Dalam Persfektif Rancangan

    Penelitian) h 270.

    44Conny R. Semiawan, Metode Penelitian Kualitatif; Jenis, Karakteristik, Dan

    Keunggulannya, h 116.

  • 30

    c. Memanfaatkan media sosial sebagai media dakwah

    3. Dokumentasi

    Dokumentasi adalah teknik pengambilan data yang diperoleh

    melalui dokumen-dokumen. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang

    sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya

    monumental dari seseorang.45

    G. Analisis Data

    Metode kualitatif merubah data menjadi temuan (findings). Analisis

    data berarti mengolah data, mengorganisir data, memecahkannya dalam

    unit-unit yang lebih kecil, mencari pola-pola dan tema-tema yang sama.46

    Agar data yang di peroleh penelitian ini lebih terarah, maka

    digunakan teknik analisis data. Dalam menganalisis data terdapat

    beberapa tahapan:

    1. Reduksi data

    Data yang di peroleh dari lapangan cukup banyak, untuk itu maka

    perlu di catat secara teliti dan rinci. Untuk itu perlu segera di lakukan

    analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum,

    memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, di cari tema

    dan polanya dan membuang yang tidak perlu.

    45

    Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan,h 319.

    46Conny R. Semiawan, Metode Penelitian Kualitatif; Jenis, Karakteristik, Dan

    Keunggulannya, h 120-122.

  • 31

    2. Penyajian Data

    Penyajian data dalam laporan di susun secara sistematik kemudian

    di paparkan secara ilmiah. Dengan mendisplaykan data, maka akan

    memudahkan untuk memahami apa yang terjadi dan merencanakan kerja

    selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.

    3. Menarik Kesimpulan

    Pada langkah ini peneliti menarik kesimpulan dari data yang di

    peroleh agar tidak menyimpang dari tujuan penelitian itu sendiri. Langkah

    ini di lakukan untk memberikan titik tekan yang bermakna data yang telah

    di gambarkan. Dalam langkah ini sangat di perlukan tujuan yang ingin di

    capai dari hasil penelitian tersebut.47

    47

    Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan,h 338-345.

  • 32

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN

    A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

    Desa Tolowe Ponre Waru adalah sebuah desa yang terletak di

    Kecamatan Wolo Kabupaten Kolaka. Desa Tolowe Ponre Waru

    sebenarnya masuk dalam wilayah kolaka dan termasuk dalam wilayah

    Kabupaten Kolaka. Sebagian besar masyarrakat di Desa Tolowe Ponre

    Waru adalah warga Muhammadiyah yang awalnya berasal dari Sulawesi

    Selatan di bawa oleh sosok seorang Pahruddin Paseng atau lebih di kenal

    dengan P. Paseng.

    Tokoh ini memiliki nama asli Tamiring Daeng Mappaseng,

    kemudian berganti sebagai Pahruddin pada saat masuk sekolah

    kepolisian P. Paseng adalah seorang putra kepala kampung (setingkat

    desa dalam kerajaan Bone waktu itu) bernama Daeng Mangatta atau lebih

    di kenal dengan Kepala Tanete yang lahir pada tahun 1919. Suatu hari

    ketika masih aktif sebagai polisi, tiba-tiba P. Paseng melepaskan diri dari

    kesatuannya dan kembali ke Ponre Bone. Di ponre ia kemudian menikah

    dengan Mainnong (Istri Pertama) dan Bungawali (Istri Kedua), lalu aktif

    melakukan pembaharuan dibidang akidah masyarakat yang waktu itu

    condong banyak melakukan praktek-praktek kemusyrikan. 48

    Dengan aktifitas seperti itu berkonfrotasi dengan tokoh-tokoh

    agama maupun tokoh-tokoh adat setempat. Disini semakin nampak

    48

    Natsir Tp (70 tahun), pimpinan pondok Darul Arqam sekaligus Kepala adab desa Ponre Waru, wawancara pada tanggal 19 Februari 2019

  • 33

    bahwa gerakan pembaharuan Islam yang dilakukan KH. Ahmad Dahlan di

    tanah Jawa, telah banyak menginspirasi pemikiran P. Paseng muda.

    Kelak, ia kemudian menjadi salah satu tokoh Muhammadiyah di

    Kabupaten Bone. Sementara itu, gerakan perlawanan terhadap belanda

    juga semakin gencar dilakukan oleh rakyat Sulawesi Selatan.

    Perlawanan itu dimotori oleh para rajaraja bugis diantaranya

    seperti Andi Jemma di Luwu dan Andi Mappanyukki di Bone. P. Paseng

    sendiri sebagai mantan perwira polisi tentu tidak tinggal diam dengan

    situasi demikian. Ia kemudian Bersama rakyat Bone dibawah

    kepemimpinan Andi Mappanyukki, turut ambil bagian mengagngkat

    senjata melakukan perlawanan terhadap belanda. Situsi ini pulalah yang

    kemudian mengantarnya memperoleh kepercayaan dari Raja Bone

    menjadi Suliwatang (Camat) di Ponre.

    P. Paseng meninggalkan hutan dan memasuki kota Bone pada

    tahun 1959. Namun demikian, kembalinya P. Paseng ke dalam Negara

    Kesatuan Indonesia, tidak berarti gerakan gerilya orang Ponre berakhir.

    Bahkan beberapa keluarga dekat P. Paseng masih aktif dalam

    Kesatuan. Momok (Pasukan kebanggaan Abdul Qahhar Muzakkar) seperti

    Amrullah Tareng dan M. Dasir. 49

    Belakangan, Komandan KDT (Posisi yang pernah dijabat oleh P.

    Paseng) bernama Abd. Kadir justru menikahi ST. Aminah yang masih

    merupakan sepupu dari P. Paseng sendiri. Setelah melalui diskusi

    49

    Natsir Tp (70 tahun) pimpinan pondok Darul Arqam sekaligus Kepala adab

    desa Ponre Waru, wawancara pada tanggal 19 Februari 2019

  • 34

    Panjang dengan tokoh-tokoh Ponre yang lain, melalui sekretarisnya

    mengajukan surat permohonan dengan nomor 10/SKR/MRLV/IX/197

    tertanggal 10 Agustus, kepala pimpinan cabang LVRI Kab Bone yang tak

    lain adalah Bupati Bone sendiri, agar di berikan rekomendasi mencari

    daerah baru yang lebih kondusif dan bisa diandalkan sebagai lahan

    pertanian sekaligus sebagai kampung pemukiman baru bagi masyarakat

    Ponre.

    Surat permohonan Ketua LVRI Ranting Ponre itu kemudian mendapat

    respon positif dari Ketua Markas Cabang LVRI Kabupaten Bone yang

    dijabat sendiri oleh Muh. Syuaib, Bupati Bone saat itu. Selanjutnya, Bupati

    Bone mengundang P. Paseng untuk membicarakan lebih lanjut.

    Sekembalinya melakukan pertemuan dengan Bupati Kolaka, Ketua

    LVRI Ranting Ponre P. Paseng langsung melaporkan hasil pertemuannya

    sekaligus rencana keberangkatan kepada Ketua Macab LVRI Kabupaten

    Bone seterusnya konsolidasi dengan para anggota dilakukan di Markas

    Ranting yang berada di Bolli, dalam rangka mempersiapkan segala

    sesuatunya menuju daerah impian Baru, Kolaka. 50

    Akhirnya dalam pertemuan di markas LVRI Bolli itu, di putuskanlah

    bahwa keberangkatan ke Kolaka Sulawesi Tenggara, harus benar-benar

    berdasar kemauan sendiri tanpa ada paksaan masing-masing

    menanggung biaya sendiri-sendiri dan pemberangkatan dilakukan secara

    bertahap.

    50

    Natsir Tp (70 tahun), pimpinan pondok Darul Arqam sekaligus Kepala adab

    desa Ponre Waru, wawancara pada tanggal 19 Februari 2019

  • 35

    Setelah persiapan-persiapan dianggap sudah matang, seiring

    dengan rekomendasi pemerintah Bone surat perintah jalan I Nomor

    88/SKR/MTLV/IX/1971 14 September 1971, berangkatlah rombongan

    pertama sebanyak 110 orang yang di bagi dalam 2 kloter

    pemberangkatan. Kloter I yang terdiri dari 40 orang berangkat

    mengendarai kapal laut (Palopo I) pada tanggal 20 September 1971 dan

    tiba di Wolo pada tanggal 21 September 1971. Tiga hari kemudian

    tepatnya tanggal 23 September 1971, berangkat pula kloter ke 2 dengan

    mengendarai kapal Landing, tiba di Wolo pada tanggal 24 September

    1971.

    Rombongan pertama sebanyak 110 orang masing-masing hanya

    membawa perbekalan secukupnya berupa alat pertanian, gergaji

    pembelah kayu serta makanan seadanya. Dalam pemberangkatan

    pertama ini, belum dibenarkan untuk membawa serta keluarga. Setibanya

    di Desa Wolo di sambut baik oleh kepala Desa Wolo Bapak Najmuddin

    dan masyarakat desa Wolo, setelah istirahat di Wolo sambal menunggu

    pengarahan selanjutnya dari Camat Kolaka.51

    Maka pada tanggal 27 September 1971 barulah kepala Desa Wolo

    mendapat perintah dari camat Kolaka untuk mengantar ke lokasi tersebut,

    tanpa di survey terlebih dahulu dan pada hari itu juga di mulai kegiatan

    tepatnya pada tanggal 27 September 1971. Dengan penebangan kayu

    pertama oleh P. Paseng sendiri yang kemudian di tempati membangun

    51

    Natsir Tp (70 tahun), pimpinan pondok Darul Arqam sekaligus Kepala adab

    desa Ponre Waru, wawancara pada tanggal 19 Februari 2019

  • 36

    rumah kediamannya dan dijadikan sebagai ketentuan tanggal HUT

    Pemukiman. Setelah pemberangkatan pertama ini berada di lokasi maka

    anggota di bagi kelompok kerja untuk lebih memudahkan kelancaran

    kerja:

    a) Kelompok A dipimpin oleh Bapak T. Hajar

    b) Kelompok B dipimpin oleh Bapak Palecceng

    c) Kelompok C dipimpin oleh Bapak Haming Nabba

    Setelah pelaksanaan keempat surat perintah jalan usai maka

    berkumpullah di tempat tersebut anggota Veteran Bersama keluarga-

    keluarganya. Sekitar 700 jiwa, maka mulailah membangun rumah, sarana

    peribadaan, pendidikan dan Kepala Desa memberikan RK yaitu RK VI, VII

    dan VIII. Setelah tiga tahun membangun dengan status RK tepatnya tahun

    1975 pemerintah Kecamatan Kolaka mengusulkan menjadi Desa Definitif

    dan pada saat itu juga Bapak P. Paseng di angkat menjadi Kepala Desa,

    dan pada waktu itu juga desa Ponre di tunjuk mengikuti lomba desa

    mewakili Kecamatan Kolaka dan berhasil juara III tingkat Kabupaten.

    Selama hidupnya Bapak P. Paseng di Desa ini tiga kali pemerintah

    mengikutkan lomba Desa, 2 kali juara 3 dan 1 kali juara I tingkat

    Kabupaten dan langsung mewakili ketingkat Provinsi, namun pada saat itu

    Ponre tidak berhasil mendapat juara.

    Tahun 1984 mendapat kepercayaan dari ABRI untuk mewakili

    KODAM IV WIRABUANA mengikuti lomba bakti ABRI tingkat Nasional

    dan berhasil merebut juara IX Tahun 1987 pengembangan ranting Ponre

  • 37

    LVRI ke Cabang LVRI Kabupaten Kolaka dengan dengan Nomor

    permohonan 01/MRL/VI/1987 Tanggal 25 juni 1987. Pembentukan ranting

    LVRI oleh ketua LVRI Kabupaten Kolaka Nomor, 022/MCLV/KLK.1989

    ranting Ponre LVRI menjadi ranting LVRI Kecamatan Wolo diketahui oleh

    Bapak P. Paseng.

    Pada Tahun 1989 Bapak Kepala Desa Ponre Bapak P. Paseng

    meninngal dunia, dan setelah bapak P. Paseng meninggal dunia, maka

    diadakanlah pemilihan Kepala Desa yang pada saat itu yang menjadi

    calon adalah Bapak Arifin sale, setelah pemilihan maka terpilihlah Bapak

    Arifin menjadi kepala desa. B. Keadaan Geografis Berdasarkan hasil

    penelitian dan data yang penulis dapatkan di lokasi penelitian bahwa Desa

    Tolowe Ponre Waru adalah daerah pegunungan sehingga banyak

    terdapat perkebunan.

    Lahan yang ada di Desa Tolowe Ponre Waru dapat dijadikan

    sebagai lokasi perkebunan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat

    setempat seperti, perkebunan rambutan, durian dan kelapa dan

    persawahan.

    Desa Tolowe Ponre Waru adalah desa yang terletak di kecamatan

    Wolo kabupaten Kolaka Sulawesi tenggara. Bila dilihat dari letak

    geografisnya Desa Tolowe Ponre Waru terletak di sebelah barat

    Kecamatan Wolo dengan batas-batas sebagai berikut.

    a) Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Langgomali

    b) Selatan berbatasan dengan Desa Lapao-pao

  • 38

    c) Barat berbatasan dengan Desa Ulu Wolo

    d) Timur berbatasan dengan Desa Samaenre

    Jarak Desa Tolowe Ponre Waru dengan pusat pemerintahan

    Kecamatan Wolo sejauh 7 km. Dari ibu kota Kabupaten Kolaka sejauh 52

    km. Jarak tempuh dari ibu kota Kabupatennke Desa Tolowe Ponre Waru

    memerlukan waktu selama 90 menit baik menggunakan kendaraan roda

    dua maupun roda empat.52

    Adapun luas wilayah Desa Tolowe Ponre Waru berdasarkan data

    yang tercatat di kantor Desa secara keseluruahan adalah seluas 39.84

    Km yang terbagi dalam lima Dusun yaitu Dusun I, Dusun II, Dusun III,

    Dusun IV, dan Dusun V. Untuk lebih jelasnya mengenai luas wilayah Desa

    Tolowe Ponre Waru berdasarkan dusun dapat di lihat pada table di bawah

    ini :

    Tabel 1.1 Luas Wilayah Desa Tolowe Ponre Waru

    No Dusun Luas (Ha)

    1 Dusun Al-Muhajirin 414

    2 Dusun Mattiro Walie 428

    3 Dusun Mangenre 410

    4 Dusun Massenreng Pulu 317

    52

    Abdan syakiran (34 tahun), sekretaris desa Ponre waru, wawancara pada

    tanggal 20 Februari 2019

  • 39

    5 Dusun Mattungengkeng 385

    Jumlah 1954 Ha

    Sumber Data: Kantor Desa Tolowe Ponre Waru Tahun 2019

    Mengenai keadaan penduduknya, sesuai data periode tahun

    2017/2018 menenjukkan bahwa jumlah penduduk Desa Tolowe Ponre

    Waru sebanyak 2.644 jiwa. Dari keseluruhan jumlah penduduk desa

    tolowe ponre waru pada umumnya adalah suku bugis yang merupakan

    transmigrasi dari daerah Sulawesi selatan. 53

    Tabel 1.2 Luas Wilayah Berdasarkan Kegunaannya

    No Lahan-lahan Luas(Ha)

    1 Pemukiman:

    a. Pemukiman Umum

    2 Untuk Bangunan:

    a. Perkantoran

    b. Sekolah

    c. Tempat Peribadatan

    d. Lapangan Olahraga

    e. Tempat Pemakaman

    f. Fasilitas Pasar

    0.50 Ha

    1 Ha

    0,60 Ha

    1 Ha

    1 Ha

    0,50 Ha

    3 Pertanian:

    a. Sawah Pengairan Non

    43 Ha

    53

    Edy Sul Dasir (45 tahun), kepala Desa Ponre Waru, wawancara pada tanggal 7

    maret 2019

  • 40

    Tekhnis

    b. Sawah Tada Hujan

    1 Ha

    4 Ladang Tegalan:

    a. Kebun Rakyat

    1.500 Ha

    5 Kehutanan:

    a. Hutan Milik Masyarakat

    b. Hutan Asli

    c. Hutan Lindung

    1.500 Ha

    5 Ha

    20 Ha

    6

    Perikanan Darat/Air tawar

    a. Kolam

    1 Ha

    Sumber data: Kantor desa Ponre waru 2019

    Tabel 1.3 jumlah penduduk desa Tolowe Ponre Waru menurut

    agama

    No Agama Jumlah

    1 Islam 1882 Orang

    2 Kristen -

    Total 1882 Orang

    Sumber data: Kantor desa Ponre waru 2019

    Dari tabel tersebut dapat kita ketahui bahwa seluruh masyarakat

    Desa Tolowe Ponre Waru dari kelima dusun yang ada. Adapun fasilitas

    tempat ibadah yang dibangun di Desa Tolowe Ponre Waru yaitu 2 masjid

  • 41

    yang pertama masjid raya Ponre Waru dan yang kedua terdapat di dalam

    kompleks pesantren Darul Arqam Ponre Waru. Dari keseluruhan jumlah

    penduduk semuanya beragama Islam sehingga tidak terdapat gereja di

    desa ini.

    Keberadaan tempat ibadah dengan jumlah yang ada diharapkan dapat

    mendukung masyarakat dalam melakukan aktifitas ibadah dan diharaphan

    dapat memenuhi kebuthan rohani masyrakat setempat.54

    Jumlah penduduk desa Tolowe Ponre Waru adalah sebagai berikut:

    a. Total jumlah penduduk : 1882 orang

    b. Jumlah laki-laki : 900 orang

    c. Jumlah perempuan : 982 orang

    d. Jumlah kepala keluarga : 445 kepala keluarga

    Tabel 1.4 jumlah mutasi penduduk berdasarkan jenis kelamin setiap

    dusun

    No Nama Dusun Laki-laki Perempuan Jumlah KK

    1 Dusun

    Almuhajirin

    196 204

    400 86

    54

    Edy Sul Dasir (45 tahun), kepala Desa Ponre waru, wawancara pada tanggal

    7 maret 2019

  • 42

    2 Dusun Mattirowale 166 199 365 97

    3 Dusun

    Ellungmangendre

    159 168 372 69

    4 Dusun

    Masenreng Pulu

    224 196 420 109

    5 Dusun

    Mattugengkeng

    155 215 370 81

    Sumber data: Kantor desa Ponre waru 2019

    Tabel 1.5 Jumlah penduduk perdasarkan jenis kelamin setiap dusun

    No Golongan Umur Menurut jenis kelamin Jumlah

    Laki-laki

    Perempuan

    1 0-12 bulan

    2

    2 1-3 tahun 20 35 55

    3 4-8 tahun 68 48 116

    4 9-13 tahun 80 73 153

    5 14-28 tahun 107 107 214

    6 29-33 tahun 61 70 61

  • 43

    7 34-38 tahun 75 72 147

    8 39-43 tahun 74 81 155

    9 44-48 tahun 66 66 132

    11 49-53 tahun 75 53 128

    11 54-58 tahun 53 44 97

    12 59-64 tahun 42 42

    13 65-69 tahun 35 41 76

    14 70-75 tahun 33 49 82

    15 75 keatas 37 48 85

    Sumber data: Kantor desa Ponre waru 2019

    Berdasarkan tabel di atas dapat kita lihat jumlah penduduk yang

    tergolong dalam kategori remaja adalah berjumlah 239 orang.Yang

    tergolong kategori remaja adalah yang berumur kisaran 13- 25 tahun.

    Masyarakat Desa Tolowe Ponre Warurata-rata masyarakatnya

    ekonominya mapan dan sederhana.Mengenai sosial ekonomi masyarakat

    Desa Tolowe Ponre adalah bermacam-macam dan bervariasi.55 Adapun

    jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian sebagai berikut:

    Tabel 1.6 sektor pertanian dan perkebunan

    55

    Edy Sul Dasir (45 tahun), kepala Desa Ponre Waru, wawancara pada tanggal 7

    maret 2019

  • 44

    No Status pemilik tanah Jumlah (orang)

    1 Pemilik sawah dan kebun 1220 orang

    2 Pemilik sawah dan tegalan 10 orang

    3 Penyewa/Penggarap 264 orang

    4 Penyakap 7 orang

    Sumber data: Kantor desa Ponre waru 2019

    Tabel 1.7 Sektor dan perdagangan

    No Jenis Jasa Perdagangan Jumlah

    1 Jasa pemerintahan/ non pemerintahan

    a. Pegawai Negeri Sipil

    1. Guru Sekolah

    2. Pegawai lainnya

    3. Pensiunan

    a. Pensiunan LVRI

    34 orang

    38 orang

    30 orang

    20 orang

    2 Jasa Perdagangan:

    1. Warung

    2. Pedagang hasil bumi

    2 orang

    6 orang

    3 Jasa keterampilan:

    1. Tukang kayu

    2. Tukang batu

    3. Tukang jahit

    4. Tukang listrik

    20 orang

    20 orang

    1 orang

    1 orang

  • 45

    5. Tukang rias

    6. Tukang las

    1 orang

    1 orang

    Sumber data: Kantor desa Ponre waru 2019

    Adapun sosial pendidikan desa Tolowe Ponre Waru adalah heterogen, ada

    yang perguruan tinggi, tamatan SMA/MA ,tamatan SMP/MTs, Lulusan SD/MI.

    Tabel 1.8 Perkembangan penduduk desa Tolowe Ponre Waru menurut

    Pendidikan

    No Tingkat Pendidikan Jumlah Orang

    1 Buta Aksara -

    2 Tidak tamata SD 403 orang

    3 Tamat SD 524 orang

    4 Tamat SLTP 420 orang

    5 Tamat SLTA 380 orang

    6 Diploma dan Akademi 20 orang

    7 Sarjana S.1 225 orang

    Sumber data: Kantor desa Ponre waru 2019

    Tabel 1.9 sarana Pendidikan yang ada di Desa Tolowe Ponre Waru

    No Jenis Sarana Pendidikan Jumlah Tenaga

    1 RA 1 Buah 5 orang

    2 MIS 2 Buah 16 orang

    3 MTs 1 Buah 16 orang

    4 MA 1 Buah 10 orang

  • 46

    5 Taman Pendidikan Qur‟an 6 Buah 9 orang

    Sumber data: Kantor desa Ponre waru 2019

    B. Keadaan Sosial Budaya

    Berbicara tentang sosial budaya dalam suat daerah maka tidak

    dapat dipisahkan antara hubugan manusia dengan sesamanya sebagai

    masyarakat, baik hubungan kekeluargaan, hubungan kekerabatan,

    hubungan tetangga dan lainnya. Oleh karena itu, tanpa hubungan nilai

    sosial budaya dalam suatau masyarakat sukar untuk ditentukan baik

    buruknya. Dalam hal ini peneliti akan mengemukakan keadaan sosial

    budaya terutama di Desa Tolowe Ponre Waru. 56

    Masyarakat DesaTolowe Ponre Waru masih mempunyai hubungan

    erat diantara mereka yang diwarnai dengan sifat kekeluargaan dan gotong

    royong dalam segala hal karena di pengaruhi oleh rasa persaudaraan

    yang kuat dan solidaritas tinggi. Dari uraian diatas dapat dilihat sifat

    gotong royongnya dalam hal mendirikan rumah, memperbaiki jalan,

    demikian juga membangun tempat-tempat umum terutama dalam

    meringankan beban keluarga yang terkena musibah. Sedangkan

    mengenai budayanya masyarakat Desa Tolowe Ponre Waru selalu

    Nampak dilakukan menyangkut hal perkawinan.

    Oleh karena itu, di dalam masyarakat Desa Tolowe Ponre Waru

    mengenai sosial budayanya dipengaruhi bentuk geografis daerahnya, hal

    ini menyebabkan penduduk yang mendiami wilayah tersebut bergerak di

    56

    Edy Sul Dasir (45 tahun), kepala Desa Ponre Waru, wawancara pada tanggal 7

    maret 2019

  • 47

    bidang perkebunan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Keseluruhan

    sistim sosial yang ada di Desa Tolowe Ponre Waru, di bangun dari pola

    yang sudah jelas statusnya dalam masyarakat sehingga mudah untuk di

    ketahui mengenai sistim sosial masyarakat Desa Tolowe Ponre Waru.

    Penduduk yang mendiami desa Tolowe Ponre Waru terdapat

    beberapa suku, namun suku bugis yang mendominasi dengan demikian

    sistem kekerabatan yang dipergunakan tidak jauh berbeda dengan suku

    bugis lainnya yang tersebar di seluruh Indonesia.57

    C. Dakwah Media Sosial Bagi Remaja

    Perkembangan teknologi dan sistem komunikasi dewasa ini yang lebih

    dikenal sebagai media sosial yang sesungguhnya merupakan suatu

    potensi yang dapat digunakan untuk kepentingan dakwah Islam . Di satu

    sisi media dapat mempermudah dalam menyampaikan pesan atau

    informasi. Dan dilain pihak,kehadiran media memberi dampak yang lebih

    besar bagi kehidupan masyarakat dalam skala yang lebih luas.

    Agar pesan-pesan dakwah mudah sampai dan sekaligus mudah

    diterima maka harus menggunakan berbagai macam media dakwah

    (washilah) yang dapat digunakan,baik media visual maupun audio visual.

    Salah satu media massa modern yang digunakan saat ini yang banyak

    digunakan oleh masyarakat adalah internet dengan fasilitas didalamnya,

    seperti: Website, blog, mailing-list, chatting ataupun jejaring sosial seperti

    57

    Edy Sul Dasir (45 tahun), kepala Desa Ponre Waru, wawancara pada tanggal 7

    maret 2019

  • 48

    Facebook, Twitter, E-mail, Whatsapp, Messengger, BBM, Instagram, line,

    YouTube dan lain sebagainya.

    1. Peran Media sosial dalam aktivitas dakwah remaja

    Sosial media telah digunakan oleh jutaan bahkan miliaran masyarakat

    dunia. Jumlah yang banyak itu tentunya dapat saja meningkat

    keberadaanya nyaris tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia ini

    adalah potensi luar biasa jika dikelolah untuk keberhasilan dakwah.

    Dakwah melalui internet telah menjadi salah satu pilihan masyarakat tidak

    hanya orang dewasa melainkan juga para remaja, seperti yang di lakukan

    oleh beberapa remaja yang ada di Desa Ponre Waru.

    Berkenaan dengan hal diatas berikut hasil wawancara dengan

    beberapa remaja serta seorang pembina IPMM di desa Ponre Waru.

    Muhammad Dzauki Syarif selaku ketua IPMM MA Darul Arqom Ponre

    Waru mengatakan bahwah:

    ‟‟Dengan memanfaatkan media sosial kita bisa melakukan dakwah dengan mudah digunakan dan cepat‟‟. 58

    Media sosial tentu sudah tidak asing lagi dikalangan masyarakat

    seakan waktu mereka dihabiskan dengan gadget tidak hanya di kota

    melainkan juga di desa-desa tak terkecuali desa Ponre Waru yang berada

    di wilayah Kecamatan Wolo, Kabupaten Kolaka banyaknya pengguna

    internet merupakan salah satu pendukung dari adanya dalam media sosial

    .Beberapa remaja memanfaatkan media sosial sebagai jalur dakwah yang

    58

    Muhammad Dzauki syarif (16 tahun), ketua IPMM Darul Arqom Ponre Waru,

    wawancara pada tanggal 19 Februari 2019

  • 49

    efektif dikarenakan masyarakat media sosial telah menjadi sebuah

    kebutuhan sehari-hari. Hal tersebutlah yang menjadi potensi besar untuk

    mengembangkan dakwah melalui media sosial.

    Seperti yang dikatakan oleh Wahyul mukrimah siswi MA Darul Arqom

    Ponre Waru :

    „‟ Hampir seluruh lapisan masyarakat memiliki akun media sosial baik tua maupun muda dengan melihat hal ini tentu ada peluang dakwah yang besar oleh karena itu saya dan teman-teman memanfatkan media sosial ini sebagai washilah dalam menebar kebaikan (berdakwah) karena mudah diakses oleh siapapun dan dimanapun‟‟.59

    Ustadz Azmi Hibatullah Gymnastiar S.H selaku pembina IPMM di

    Desa Ponre Waru mengatakan bahwah :

    „‟Para remaja bisa memanfaatkan smartphone yang ada untuk belajar tentang agama tanpa adanya perantara seorang guru atau ustadz/ustadzah dengan belajar secara otodidak seperti mendownload aplikasi alqur‟an untuk belajar membaca atau mendengarkan ceramah-ceramah yang berhubungan dengan hukum-hukum keagamaan di YouTube‟‟.60

    Bagi beberapa orang remaja yang ada di Desa Ponre Waru Media

    sosial tidak hanya digunakan sebagai media dakwah bagi mereka tetapi

    juga sarana untuk belajar bagi dan lebih memperdalam ilmu keagamaan

    mereka. Dengan adanya fasilitas media sosial mereka bisa mencari apa

    yang mereka butuhkan.

    Fatmawati siswi MA Darul Arqam Ponre Waru mengatakan bahwa:

    59

    Wahyul Mukrimah (18 tahun), siswi MA Darul Arqam Ponre Waru, wawancara

    pada tanggal 19 Februaru 2019

    60Ustadz Azmi Hibatullah Gymnastiar (22 tahun), Pembina IPMM di desa Ponre

    Waru, wawancara pada tanggal 18 Februari 2019

  • 50

    ‟‟Kami tidak hanya memanfaatkan media sosial sebagai media dakwah tetapi juga tempat untuk belajar lebih banyak tentang ilmu agama sebab di internet kita bisa mencari apa saja yang kita butuhkan‟‟.61

    Berdakwah melalui media sosial merupakan inisiatif yang berkesan

    memberi pengaruh positif. Pengaruh positif ini dapat dilihat dari beberapa

    masyarakat yang hijrah karena melihat potongan-potongan ceramah

    pendek di YouTube atau Instagram mereka mendapat penerangan terkait

    apa-apa yang belum mereka ketahui.

    Seperti yang dikatakan Wahyuningsi siswi MA Daru Arqam

    mengatakan bahwa :

    „‟Dulu saya malas beribadah akan tetapi tidak sengaja saya melihat video di Instagram melalui video itu saya mendapat pencerahan hinggah saat itu saya rajin menonton kajian-kajian seputar Islam di YouTube maupun di Instagram. Tidak hanya itu, sekarang saya mulai aktif membagikan artikel-artikel maupun video dakwah melalui media sosial bermanfaat bagi orang lain‟‟.62

    Hal Yang serupa juga diungkapkan oleh Nurul Mufliha salah satu

    remaja di Desa Ponre Waru ia mengatakan bahwa:

    „‟ sosial sangat memudahkan kita dalam menebar kebaikan sebab saya sendiri banyak belajar tentang seputar agama Islam melaui media sosial dengan melihat ceramah-ceramah di YouTube, Instagram, WhatsApp, dan lain-lain‟‟.63

    61

    Fatmawati (17 tahun), siswi MA Darul Arqam Ponre Waru, wawancara pada

    tanggal 19 Februari 2019

    62Wahyuningsi(18 tahun), siswi MA Darul Arqam ponre Waru, wawancara pada

    tanggal 19 Februari 2019

    63Nurul muchlisa (18 tahun), remaja di Desa Ponre Waru, wawancara pada

    tanggal 21 Februari 2019

  • 51

    Dari hasil wawancara diatas diketahui bahwa remaja di Desa Ponre

    Waru ada beberapa remaja yang memanfaatkan media sosial sebagai

    media dakwah dan belajar mereka.

    2. Bentuk media sosial yang efektif digunakan dalam berdakwah

    Seiring dengan perkembangan zaman, kini metode berdakwah

    tidak lagi hanya dalam diskusi atau forum tertentu saja. Tetapi, dakwah

    juga dilakukan dengan cara yang lebih modern dalam artian tidak hanya

    melalui melalui percakapan atau forum diskusi melainkan memanfaatkan

    teknologi media seperti jejaring sosial. Diantara bentuk media sosial yang

    sering digunakan adalah Facebook, Instagram, dan YouTube.

    Muhammad Dzauki Syarif ketua IPMM di Desa Ponre waru

    mengatakan bahwa:

    „‟Penggunaan media sosial sebagai media dakwah sangatlah membantu dikarenakan banyak masyarakat awam yang begitu aktif di dunia maya apalagi di facebook hampir semua masyarakat memiliki akun facebook oleh karenanya saya memanfaatkan peluang dakwah ini dengan sebaik-baiknya seperti menshare potongan-potongan ceramah pendek, artikel-artikel islami, poster-poster dakwah dan lain-lain‟‟. 64

    Media sosial menjadi sarana yang cukup efektif dalam

    menyampaikan segala macam informasi khususnya pesan dakwah. Yang

    perlu ditekankan pada hal ini adalah bagaimana cara menyajikan esensis

    teks wahyu dengan bahasa yag mudah dimengerti dan menyentuh hati

    pembacanya. Oleh karena itu, berbicara baik dan benar perlu diterapkan

    di media sosial selain diterapkan di dunia nyata. Selain itu, orang lain

    64

    Muhammad Dzauki syarif (16 tahun), ketua IPMM di Desa Ponre Waru,

    wawancara pada tanggal 19 Februari 2019

  • 52

    biasa menilai kita dari apa yang kita tulis sebab sesuatu yang disebarkan

    atau dibagikan di akun media sosial akan dilihat oleh orang banyak.

    Bentuk media sosial yang didapatkan dilapangan penelitian yang paling

    banyak digunakan di kalangan masyarakat khususnya remaja adalah

    facebook melihat hal itu beberapa penggiat dakwah menggunakan

    facebook sebagai media dakwah mereka karena dirasa sangat efektif.

    Muhammad Hidayat selaku wakil ketua IPMM di Desa Ponre Waru

    juga menambahkan bahwa:

    „‟ Mengajak orang lain melakukan kebaikan melalui media sosial memang sudah seharusnya sebab ada orang yang jika diberi tahu secara langsung akan mudah tersinggung karena merasa di diskriminasi atau terkesan dipaksa walau kenyataanya tidak. Oleh karena itu dengan adanya media sosia tentu sangat memudahkan kita dalam menyampaikan pesan-pesan dakwah seperti melalui akun facebook karena mudah diakses dan dilihat orang selain itu penggunya juga sangat banyak utamanya kalangan remaja. Melihat hal ini saya menggunakan akun facebook untuk mengajak dengan menulis pesan dakwah dikolom status kemudian membagikannya di facebook karena saya tahu teman-teman khusnya teman sekolah mereka semua memiliki akun facebook.65

    Kemudian Nurul muchlisa juga menambahkan bahwa:

    „‟Bentuk media sosial yang paling efektif untuk digunakan dalam melakukan aktifitas dakwah adalah facebook karena hampir semua lapisan masyarakat memiliki akun facebook baik tua maupun muda dan tak jarang ada orang yang memiliki akun facebook lebih dari satu. Selain itu facebook merupakan jarigan sosial terkemuka dan paling diminati masyarakat „‟.66

    Wahyuningsi juga mengatakan bahwa:

    65

    Muhammad Hidayat (18 tahun), wakil ketua IPMM di desa Ponre waru,

    wawancara pada tanggal 26 Februari 2019

    66Nurul Muchlisa (18 tahun), remaja di desa Ponre Waru, wawancara pada

    tanggal 19 Februari 2019

  • 53

    „‟Facebook sangat mudah digunakan sebagai media untuk mendapatkan informasi karena didalamnya banyak fanfage yang berisi kajian-kajian seputar islam yang bisa di baca atau ada potongan video ceramah pendek dari beberapa ustadz yang di lihat dan di share. selain itu, facebook mempunyai beberapa kelebihan diantaranya,bisa digunakan chatting, mengirim pesan kesesama teman „‟.67

    Dari beberapa wawancara diatas penulis menyimpulkan bahwa

    kebanyakan remaja menggunakan media sosial Facebook karena

    dianggap mudah serta paling banyak penngunanya karena itu penulis

    manrik kesimpulan bahwah media yang paling efektif digunakan untuk

    melakukan aktivitas dakwah adalah Facebook.

    3. Manfaat media sosial sebagai media dakwah

    Berdakwah tidak hanya dilakukan dengan membuat sebuah

    jama‟ah atau dalam even/kegiatan tertentu yang melibatkan orang banyak

    dalam satu waktu dan satu tempat untuk berdakwah melainkan bisa

    berekspresi dalam tulisan yang pada seruan dan ajakan pada Islam,

    membuat catatan kecil pada situs jejaring sosial seperti facebook, twitter

    dan yang lainnya.

    Terkait dengan hal diatas peneliti menayakan mengenai manfaat

    media sosial sebagai media dakwah bagi mereka berikut hasil wawancara

    dengan beberapa orang remaja yang ada di desa Ponre Waru.

    Muhammad Dzauki syarif mengatakan bahwa:

    „‟Dengan adanya media sosial kita semakin mudah berinteraksi dengan orang banyak dan tidak membutuhkan biaya banyak

    67

    Wahyuningsi (18 tahun), siswi Ma Darul Arqom Ponre waru, wawancara pada

    tanggal 26 Februari 2019

  • 54

    penyebaran informasi juga sangat cepat serta mudah digunakan tinggal kita yang memilih mau memanfaatkan media sosial sebagai apa karena media sosial tergantung dari siapa yang menggunakannya mau di manfaatkan ke arah yang positif atau sebaliknya‟‟.68 Selanjutnya wahyul mukrimah menambahkan bahwa: „‟Media sosial hendaknya kita menggunakannya dengan sebaik-baiknya dengan memanfaatkan media sosial itu sebagai media untuk menyebarkan pesan-pesan islami karena itu hal ini tinggak kita kembalikan kepada diri kita apakah sudah benar kita bermedia sosial atau belum ,menyeruh kepada kebaikan atau belum,atau malah sebaliknya. Selain itu, hendaknya kita menggunakan media sosial dengan bijak sebab media sosial yang kita miliki adalah cerminan diri kita di masyarakat‟‟.69