dakwah media sosial bagi remaja di desa ponre …aktivitas dakwah mereka dengan memanfaatkan media...
TRANSCRIPT
-
ii
DAKWAH MEDIA SOSIAL BAGI REMAJA DI DESA PONRE WARU KECAMATAN WOLO KABUPATEN KOLAKA
SKRIPSI
Diajukan untukMemenuhi Syarat MemperolehGelarSarjanaSosial (S.Sos) pada Program StudiKomunikasidanPenyiaran Islam
Fakultas Agama Islam UniversitasMuhammadiyah Makassar
Oleh
JUSNIATI NIM :105270012115
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1442 H/ 2020 M
-
ii
-
iv
-
v
-
vi
ABSTRAK
Jusniati. 105270012115. Dakwah Media Sosial Bagi Remaja di Desa
Ponre Waru, Kecamatan Wolo, Kabupaten Kolaka ( pembimbing oleh Dr.
MuhammadAli Bakri, S.Sos., M.Pd. dan Dr. Meisil B. Wulur,
S.Kom.I.,M.Sos.I.)
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh media
sosial dalam aktivitas dakwah remaja, bagaimana bentuk media sosial
yang efektif digunakan dalam berdakwah serta bentuk manfaat media
sosial sebagai media dakwah.
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah yang pertama yaitu dapat
menambah wawasan penulis tentang peranan media sosial dalam
aktivitas dakwah, memberikan pengetahuan kepada remaja dalam
mengetahui peranan media sosial dalam aktivitas dakwah, memberikan
penjelasan tentang bentuk media yang paling efektif digunakan dalam
berdakwah dan memberikan masukan mengenai bagaimana
memanfaatkan media sosial dalam berdakwah.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif
yaitu, yang berusaha menggambarkan suatu objek dan subjek sedang
diteliti tanpa adanya rekayasa dengan melakukan observasi di lapangan
kepada beberapa orang remaja yang ada di Desa Ponre Waru melalui
wawancara secara langsung untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan
terkait dengan rumusan masalah dalam
penelitian ini.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa beberapa remaja melakukan
aktivitas dakwah mereka dengan memanfaatkan media sosial sebagai
sarana yang dapat memudahkan mereka dalam menyampaikan dakwah.
Media sosial yang dianggap paling efektif dalam menyampaikan pesan-
pesan dakwah adalah facebook, karena dinilai paling banyak pengguna
dan peminatnya baik tua maupun muda.
-
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi ALLAH SWT, yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini. Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi
sebagian persyaratan untk memperoleh gelar Sarjana Sosial dalam
program studi Komunikasi Dan Penyiaran Islam.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas
dari adanya kerja sama dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengcapkan terima kasih
kepada:
1. Syekh Dr. (HC) Mohammad MT. Khoory, selaku Donatur
Yayasan Muslim Asia (AMCF).
2. Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag., selaku rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
3. Drs H. Mawardi Pewangi, M. Pd,I selaku Dekan Fakultas Agama
Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Dr. H. Abbas Baco Miro, Lc. MA, selaku Ketua Prodi
Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Makassar.
5. M. Ali Bakri.Sos.M. Pd. selaku Dosen Pembimbing Utama yang
banyak meluangkan waktu serta pikiranya dalam mengarahkan
dan membimbing penulis dalam menyelesaikan tugas laporan
skripsi ini.
6. Meisil B Wulur S. Kom. I. M. Sos. I, selaku Dosen Pembimbing
kedua yang banyak meluangkan waktu serta pikiranya dalam
mengarahkan dan membimbing penulis dalam menyelesaikan
tugas laporan skripsi ini.
-
viii
7. Bapak dan Ibu Dosen Universitas Muhammadiyah Makassar.
8. Seluruh Staf Universitas Muhammadiyah Makassar atas didikan
ilmu yang di berikan pada penulis dalam menyelesaikan
penyusunan skripsi ini.
9. Kepada bapak Nasir TP selaku pimpinan pesantren Darul
Arqam Ponre Waru yang telah memberikan idzin untuk meneliti
di pesantren Darul Arqam Ponre Waru.
10. Kepada Bapak, Ibu dan saudaraku tercinta yang lansung
maupun tidak lansung membantu dan memberikan dukungan
dalam proses penyusunan tugas laporan skripsi ini.
11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebut satu persatu
yang telah membantu proses penyusunan tugas laporan skripsi
ini.
Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu dengan semua kerendahan hati penulis
memohon maaf yang sebesar-besarnya. Kritik dan saran sangat penulis
harapkan deni skripsi ini. Akhir kata semoga skripsi dapat memberi
manfaat bagi pembaca umumnya dan bagi penulis pada khususnya.
Makassar, 10 Rabi‟ul Awwal 1442 H 27 Oktober 2020 M
Jusniati
Nim : 105270012115
-
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ............................................................................. i
HALAMAN JUDUL ................................................................................ ii
PENGESAHAN ...................................................................................... iii
BERITA ACARA MUNAQASYAH ........................................................iv
SURAT PERNYATAAN ........................................................................ v
ABSTRAK ............................................................................................vi
KATA PENGANTAR ........................................................................... vii
DAFTAR ISI ..........................................................................................ix
BAB I : PENDAHULUAN ..................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 11
C. Tujuan Penelitian....................................................................... 11
D. Manfaat Penelitian..................................................................... 12
BAB II : TINJAUAN TEORITIS ........................................................... 13
1. Pengertian Dakwah ................................................................... 13
2. Dakwah Sosial Bagi Remaja di Desa Ponre Waru .................... 13
3. Pengertian Sosial Media ........................................................... 14
4. Pengertian Remaja.................................................................... 21
-
x
BAB III : METODE PENELITIAN ........................................................ 23
1. Jenis Penetian .......................................................................... 23
2. Lokasi dan Objek Penelitian ...................................................... 25
3. Fokus dan Deskripsi Penelitian ................................................. 25
4. Sumber Data ............................................................................. 26
5. Instrumen Penelitian Data ......................................................... 27
6. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 28
7. Analisis Data ............................................................................. 31
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................... 32
A. Gambaran Umum Lokasi penelitian .......................................... 32
B. Hasil Penelitian ......................................................................... 47
BAB V : PENUTUP ............................................................................. 57
A. Kesimpulan ............................................................................... 57
B. Saran ......................................................................................... 57
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 58
LAMPIRAN .......................................................................................... 60
RIWAYAT HIDUP ................................................................................ 64
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dakwah Islam adalah suatu kegiatan ajakan baik dalam dalam
bentuk lisan, tulisan, dan tingkah laku yang dilakukan secara sadar dan
terencana dalam usaha mempengaruhi orang lain baik secara individual
maupun secara kelompok agar timbul dalam dirinya suatu pengertian,
kesadaran, sikap, penghayatan, serta pengamalan terhadap ajaran
agama sebagai pesan yang disampaikan kepadanya dengan tanpa
adanya unsur-unsur pemaksaan.1 Dimana setiap muslim berhak membuat
perubahan yang benar dan baik sesuai dengan ajaran islam yang
bersumber dari Al-Qur‟an dan Hadist, dikarenakan pada umumnya tujuan
dari dakwah ialah untuk membawa dan menanamkan perubahan yang
benar dan baik dari hal-hal yang bersifat negatif kepada hal-hal yang
sifatnya memberikan manfaat baik dan bernilai fositif. Firman Allah
SWT.(QS.An-Nahl:125)
ه إن ربك اُدعُ إلى سبيل ربك بلحكمة و المىعظة الحسنة وجدلهم بالتي هي أحس
ِ بمه ضل عه سبيله وهى أعلم بلمهتديه
Terjemahannya:
“Serulah manusia kejalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang
1Munir Amin,Ilmu Dakwah,(Jakarta:Amzah,2013) h 3-4
-
2
siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”.2
Dakwah dan teknologi adalah sesuatu yang tidak dapat dipisahkan.
Hal ini jika kita berpijak pada konsep dakwah kontemporer, yang mudah
diterima oleh kalangan masa kini. Perkembangan dakwah perlu
memperhatikan perkembangan teknologi, agar sesuatu yang dihadirkan
mudah diterima dan tidak ketinggalan zaman. Walaupun tidak semua
teknologi informasi yang berkembang pada saat ini bersifat positif, ada
kelebihan dan kekurangannya bagi umat manusia, dengan adanya
teknologi informasi dapat dimanfaatkan sebagai media dakwah Islam.
Karena memang kemajuan teknologi itu sangat tergantung pada dan
tangan siapa, ketika berada ditangan orag baik, maka baiklah manfaatnya,
sebaliknya, ketika ia berada ditangan orang jahat, maka jahatlah dampak
yang dihasilkannya. Maka penggunanyalah yang sangat menentukan
kearah mana ia digunakan, baik atau buruk sepenuhnya tergantung
ditangan penggunanya. Maka dari itu sebagai juru dakwah hendaklah
memiliki integritas yang tinggi dari segi ilmu maupun praktek demi
mengefektifkan tiap-tiap pesan dakwah yang disampaikan, dan juga
piawai menggunakan dan memanfaatkan hasil kemajuan teknologi
informasi, salah satunya yaitu melalui jejaring sosial instagram.3
2Departemen Agama RI, Al-qur’an dan Terjemahannya,(Jakarta:Bintang
Indonesia,2011) h .281
3Pusat Humas Kementrian perdagangan RI,Panduan Optimalisasi Media Sosial
Untuk Kementrian Perdagangan RI,(Jakarta:2004) h .23
-
3
Perkembangan teknologi dan informasi saat ini semakin pesat. Ini
merupakan bentuk perubahan gaya hidup yang dihasilkan dari globalisasi
yang terjadi dalam masyarakat. Munculnya internet sebagai integrasi
teknologi komunikasi meghasilkan media, gaya hidup baru,karir baru,
mengubah peraturan dan pergeseran isu-isu sosial. Globalisasi dan
modernisasi memacu kemajuan masyarakat dalam hal teknologi. Salah-
satunya internet yang merupakan jaringan global antar komputer untuk
berkomunikasi dari suatu wilayah ke wilayah lain di belahan dunia.
Oleh karenanya, pemanfaatan media sosial harus disertai dengan
sikap arif dan bijaksana dalam pemanfaatan media sosial secara umum
sebagai sarana dakwah harus memperhatikan etika-etika dan norma-
norma dalam bermedia sosial.
Sosial media merupakan salah-satu fenomena yang muncul seiring
berkembangnya teknologi dan inovasi di internet. Selain sebagai media
baru dalam berinteraksi dan bersosialisasi, sosial media juga memiliki
pengaruh yang luar biasa terhadap berbagai aspek seperti jurnalisme,
public relations, dan pemasaran. Media sosial mengajak siapa saja yang
tertarik berpartisipasi dengan memberi feedback secara terbuka, memberi
komentar, serta berbagi informasi dalam waktu yang cepat dan tak
terbatas . 4
Salah satu bentuk dari New media adalah fenomena munculnya
social network ( jejaring sosial). Mengapa disebut jejaring sosial oleh
4Nasrullah, Rulli, Media sosial: Persfektif Komunikasi, Budaya dan Sosioteknologi
(Jakarta : simbiosa Rekatama Media, 2015) h .1
-
4
karena ternyata aktivitas sosial tidak hanya dapat dilakukan di dunia nyata
(real) tetapi juga dapat dilakukan di dunia maya (unreal). Setiap orang
dapat menggunakan jejaring sosial sebagai sarana berkomunikasi,
membuat status, berkomentar, berbagi foto dan video layaknya ketika kita
berada di dalam lingkungan sosial.5
Melalui jejaring sosial ini setiap pemilik akun dapat membuat kesan
tetang dirinya, apakah baik atau buruk tetapi pada umumnya setiap orang
ingin dikenal baik. Salah satu media sosial yang trend dikalangan anak
remaja adalah Facebook Selain itu adanya kebutuhan aktualisasi diri,
kebutuhan ini merupakan kebutuhan manusia. Artinya, setelah kebutuhan-
kebutuhan lain terpenuhi akan muncul kebutuhan ini. Kebutuhan
aktualisasi diri adalah ialah dorongan untuk menjadi apa yang ia rasa
mampu. Sebagian besar manusia akan berusaha sekuat kemampuan
untuk menunjukkan seluruh potensi yang dimilikinya. Orang akan merasa
puas apabila sudah dapat bekerja sesuai dengan kemampuan dan
keahlian maksimal .6
Media merupakan segala sesuatu yang dapat dijadikan sebagai
alat (perantara) untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Adapun yang
dimaksud dengan media dakwah, adalah peralatan yang dipergunakan
untuk menyampaikan materi dakwah kepada penerima dakwah. Media
dakwah terbagi menjadi dua yaitu audio dan visual. Audio dalam dakwah
5Apriadi Tamburaka, Literasi Media,Cerdas Bermedia Khalayak Media Massa
(Jakarta: Rajawali pers,2013 ) h . 78
6Apriadi Tamburaka, literasi Media,Cerdas Bermedia Khalayak Media Massa, h .
223
-
5
adalah alat-alat yang dapat dioperasikan sebagai sarana penunjang
kegiatan dakwah yang ditangkap melaui indera pendengaran, sedangkan
visual adalah bahan-bahan atau alat yang dapat dioperasikan untuk
kepentingan dakwah melalui indera penglihatan.7
Masa remaja adalah waktu meningkatnya perbedaan di antara
anak muda mayoritas, yang diarahkan untuk mengisi masa dewasa dan
menjadikannya produktif dan minoritas yang akan berhadapan dengan
masalah besar. Masa remaja menurut, berlangsung antara umur 12 tahun
bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 bagi pria. Rentang usia ini
dapat di bagi menjadi 2 bagian, yaitu usia 12 atau 13 tahun adalah masa
remaja awal dan usia 17 atau 18 sampai dengan 21 atau 22 tahun adalah
masa remaja akhir.8
Masa remaja dikenal sebgai masa yang penuh kesukaran, bukan
saja kesukaran bagi invidu yang bersangkutan, tetapi juga bagi orang
tuanya, masyarakat, bahkan seringkali bagi polisi. Hal ini disebabkan
masa remaja merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak dan
masa dewasa. Masa transisi ini menghadapkan invidu yang bersangkutan
kepada situasi yang membungungkan di satu pihak ia masih kanak-kanak,
tetapi dilain ia harus bersikap seperti orang dewasa. situasi-situasi yang
menimbulkan konflik seperti ini, sering menyebabkan perilaku-perilaku
aneh, canggung dan kalau tidak dikontrol bisa menjadi kenakalan. Dalam
7Asep Muhyiddin dan Agus Ahmad Safei, Metode Penyebaran Dakwah,
(Bandung: Pustaka Setia, 2002), h. 76-77
8Edhay Sport. 2015. „‟ Remaja‟‟ situs resmi edhaysport. Edhay76.blogspot.com (
diakses 2/08/2018)
-
6
usahanya untuk mencari identitas dirinya sendiri, seorang remaja harus
membantah orang tuanya karena ia mulai memiliki mendapat sendiri, cita-
cita serta nilai-nilai sendiri yang berbeda dari orang tuanya. Menurut
pendapatnya orang tua tidak lagi dapat dijadikan pegangan, sebaliknya
untuk berdiri sendiri ia belum cukup kuat, karena ia muda terjerumus
kedalam kelompok remaja dimana anggota-anggotanya adalah teman
sebayanya yang mempunyai persoalan yang sama.9
Di masa ini pula mereka menjadi hiperaktif di sosial media dan
sering memposting kegiatan sehari-hari mereka yang seakan
menggambarkan gaya hidup mereka yang mencoba mengikuti
perkembangan zaman. Namun apa yang mereka posting di sosial media
tidak selalu menggambarkan sosial life mereka yang sebenarnya. Ketika
para remaja tersebut memposting sisi hidupnya yang penuh dengan
kesenangan, tidak jarang kenyataanya dalam kehidupan mereka merasa
kesepian. Manusia sebagai aktor yang kreatif mampu menciptakan
berbagai hal, salah satunya adalah ruang interaksi dunia maya. Setiap
individu mampu menampilkan karakter yang berbeda ketika berada di
dunia maya. Padahal dalam perkembangannya di sekolah, remaja
berusaha mencari identitasnya dengan bergaul bersama teman
sebayanya.10
9Wirawan sarwono, Sarlito, Pengantar Psikologis Umum(Jakarta : Rajawali Pers ,
2017) h 72.
10https://repostory.ar-raniry.ac.id( di akses 02/08/2018)
-
7
Media mengaburkan fakta karena berbagai alasan : pendidikan,
ekonomi, dan budaya, tetapi ini bukan salah –satu penguburan yang ada.
Batas antar media, dan di dalam setiap media antara yang eksperimental
dan yang telah teruji, dan dalam budaya yang telah teruji, dan dalam
budaya yang tinggi dan rendah, komik strip dan buku sejarah dengan
ilustrasi, telah dibongkar berkali-kali sejak tahun 1990-an. Seorang guru
obat-obatan terlarang pada tahun 1960-an, dalam tulisannya 20 tahun
kemudian, komputer lebih adiktif daripada heroin.11
Saat ini, kita bisa sebut sebagai era keberlimpahan komunikasi
(communicative abudance). Hal ini, ditandai dengan melimpahnya
informasi melalui beragam kanal komunikasi yang dimiliki warga. Tidak
hanya bergantung pada media utama (mainstream media) seperti televisi
,koran dan radio melainkan juga media sosial. Media sosial penetratif ke
ruang-ruang personal nyaris tanpa batas menyadari era kemunculan
komunikasi dimana media cetak dan penyiaran mulai kehilangan
tempatnya sebagai saluran utama komunikasi di era melimpahnya
informasi, hiburan, gosip disebar luaskan melalui media online. Yang perlu
digaris bawahi dari perkembangan ini publik telah mampu mengkreasi isi
konten, dari situlah muncul fenomena media sosial atau citizen media
yang melibatkan partisipan lebih banyak dan lebih bebas.12
11
A.Rahman zainuddin, Sejarah Sosial Media(Jakarta: Yayasan obor
Indonesia,2006 )h 390.
12Lukman hakim syaifuddin, Melawan Hoax di Media Sosial dan Media
Massa(Yogyakarta:Trustmedia publishing ,2017) h 17.
-
8
Remaja adalah aset masa depan sebuah bangsa, sehingga masa
depan bangsa kan ditentukan oleh remaja saat ini. Tidak dapat dipungkiri
lagi bahwa sekarang teknologi telah berkembang kian pesatnya.
Teknologi diciptakan untuk mempermuda urusan manusia. Berbagai
macam jenis teknologi yang tidak terhitung jumlahnya dapat kita jumpai di
zaman yang modern ini. Salah satu contoh teknologi yang sangat popular
adalah gadget setiap orang menggunakan gadget dengan teknologi yang
modern yang dapat ditemui dimanapun, baik pada orang dewasa maupun
anak-anak.13
Dari permasalahan diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa
sosial media memiliki pengaruh sangat besar terhadap berbagai aspek
kehidupan manusia baik secara individual maupun sosial terlebih dalam
dunia dakwah, pada remaja perasaaan kepada tuhan tergantung pada
emosi yang sedang dialaminya, kadang-kadang ia merasa sangat
membutuhkan tuhan, terutama saat ia menghadapi situasi-situasi yang
menekan perasaanya, namun kadang-kadang ia kurang membutuhkan
tuhannya tatkalah ia merasa sangat senang. Gambaran pandangan hidup
sebagian remaja di zaman sekarang sangat memprihatinkan kalau dulu
kebanyakan komunikasi remaja dijalani lewat tatap muka, kini semakin
banyak remaja yang berkomunikasi lewat media, lebih-lebih di kalangan
remaja terpelajar di masyarakat modern sekarang ini. Selain menimbulkan
pengaruh yang buruk bagi para remaja, sosial media juga menimbulkan
13
Zaenal Arifin, Perilaku Remaja Pengguna Gadged; Analisa Teori Sosiologi
Pendidikan Vol .26.No.2.2015:289.
-
9
pengaruh yang baik bagi para remaja itu sendiri selain dapat membantu
dalam mengerjakan tugas sekolah,mereka juga dapat mengetahui berita-
berita terkini yang sedang terjadi, selain itu ada beberapa remaja yang
memanfaatkan media sosial sebagai media dakwah.
Seiring dengan perkembangan teknologi yang sudah SEMAKIN
maju dan mendarah daging di masyarakat tidak hanya di perkotaan tetapi
juga dipedesaan oleh karena itu penulis bermaksud menulis penelitian
yang berjudul ‘’Dakwah Media Sosial Bagi Remaja di Desa Ponre
Waru,Kecamatan Wolo,Kabupaten Kolaka’’
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang penulis kemukakan di atas, maka
penulis memetakan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana peran media sosial dalam aktivitas dakwah di desa
Ponre Waru ?
2. Bagaimana bentuk media sosial yang efektif digunakan dalam
berdakwah ?
3. Bagaimana manfaat media sosial sebagai media dakwah bagi
remaja di desa Ponre Waru ?
C. Tujuan Penelitian
Dari beberapa rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan
dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh media sosial dalam aktivitas dakwah
remaja.
-
10
2. Untuk mengetahui bentuk media sosial yang efektif digunakan
dalam berdakwah.
3. Untuk mengetahui manfaat media sosial sebagai media dakwah
bagi remaja.
D. Manfaat Penelitian
Hasil peneliti ini di harapkan dapat berguna, yaitu sebagai berikut:
1. Secara teoritis
a) Dapat menambah wawasan pengetahuan penulis tentang peranan
media sosial dalam aktivitas dakwah .
b) Sebagai bahan referensi selanjutnya yang masih relevan dengan
penelitian ini.
2. Secara praktis:
a) Memberikan pengetahuan kepada remaja dalam mengetahui peranan
media sosial dalam aktivitas dakwah .
b) Memberikan penjelasan tentang bentuk media yang efektif digunakan
dalam berdakwah.
c) Memberikan masukan mengenai bagaimana memanfaatkan media
sosial sebagai media dakwah.
-
11
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Dakwah Media Sosial Bagi Remaja di Desa Ponre Waru.
1. Pengertian Dakwah
Ditinjau dari segi bahasa, dakwah berasal dari bahasa Arab
„‟da’wa‟‟ yang artinya menyeruh, mengajak, memanggil.14 Secara
terminologi dakwah adalah suatu kegiatan penyampaian pesan untuk
mengajak, menyeru, dan mengundang manusia kejalan yang diridhai
Allah yang dilakukan oleh da’i kepada mad’u berdasarkan ajaran Al-
Qur‟an dan hadits demi meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat15.
Berikut adalah defenisi dakwah berdasarkan pendapat ahli:
a. Menurut Toha Yahya Omar
Dakwah adalah mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada
jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan, untuk keselamatan dan
kebahagiaan mereka di dunia dan akhirat. 16
b. Menurut M. Arifin
Dakwah mengandung pengertian sebagai suatu kegiatan ajakan
baik dalam bentuk lisan, tulisan, tingkah laku dan sebagainya yang
dilakukan secara sadar dan berencana dalam usaha mempengaruhi orang
lain baik secara individual maupun secara kelompok agar timbul dalam
14
Moh.Ali Aziz,Ilmu Dakwah,(Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2012) h 6.
15Samsul Munir,Ilmu Dakwah,(Jakarta: Amzah,2009) h 211.
16https:// www.wawasan pendidikan.com,Pengertian Dakwah Menurut Para Ahli (
diakses pada 29/09/2018)
-
12
dirinya suatu pengertian, kesadaran, sikap, penghayatan serta
pengamalan terhadap ajaran agama sebagai message yang disampaikan
kepadanya dengan tanpa adanya unsur-unsur pemaksaan. 17
c. Menurut Amrullah Ahmad
Pada hakikatnya, dakwah Islam merupakan aktualisasi imani yang
dimanifestasikan dalam suatu sistem kegiatan manusia beriman dalam
bidang kemasyarakatan yang dilaksanakan secara teratur untuk
mempengaruhi cara merasa, berfikir, bersikap dan bertindak manusia
pada tataran kenyataan individual dan sosio-kultural dalam rangka
mengusahakan terwujudnya ajaran Islam dalam semua segi kehidupan
dengan menggunakan cara tertentu.18
d. Menurut Asmuni Syukir
Dakwah islam mendefinisikan istilah dakwah dari dua segi yakni
pengertian dakwah yang bersifat pembinaan dan bersifat pengembangan.
Pengertian dakwah yang bersifat adalah suatu usaha mempertahankan
syari‟at sehinggah menjadi manusia mendapatkan kebahagiaan di dunia
dan di akhirat, sedangkan pengertian dakwah yang bersifat pegembangan
adalah usaha untuk mengajak manusia yang belum beriman kepada Allah
untuk mentaati syari‟at Islam supaya (memeluk agama Islam) supaya
hidup bahagia dan sejahtera di dunia maupun akhirat.19
17
M. Arifin, Psikolog Dakwah, (Jakarta:Hamzah,2009) h 3.
18Amrullah Ahmad, Dakwah Islam dan Perubahan Sosial, (Yogyakarta:
Primaduta, 1983) h 12.
19Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al-Ikhlash,
1983) h 20.
-
13
2. Pengertian Sosial Media
Pada tahun 2014 pengguna internet di Indonesia mencapai 15%
atau 38,2 juta dari total jumlah peduduk sekitar 251,2 juta jiwa. Sedangkan
pengguna medsos di Indonesia juga mencapai sekitar 15% dari total
jumlah penduduk Indonesia. Artinya, hampir seluruh pengguna internet
memiliki akun media sosial. Para pengguna akun medsos ini mengakses
akun medsosnya rata-rata 2 jam 54 menit dalam sehari dan sebanyak
74% mengakses akunnya melalui smartphone .
Sosial Media adalah saluran atau sarana pergaulan sosial secara
online di dunia maya (Internet). Para pengguna (user) sosial media
berkomunikasi berinteraksi dengan saling kirim pesan ,saling berbagi
(sharing)dan membangun jaringan ( networking ) .20
Pada dasarnya sosial media merupakan perkembangan mutakhir
dari teknologi-teknologi web baru berbasis internet, yang memudhkan
semua orang untuk dapat berkomunikasi, berpartisipasi, saling berbagi
dan membentuk sebuah jarigan secara online, sehinggah dapat
menyebarluaskan konten mereka sendiri. Post di blog, tweet atau video di
Youtube dapat dilihat secara langsung oleh jutaan orang secara gratis.21
Menurut Wikipedia, sosial media adalah sebuah media online,
dengan para penggunanya (Users) bisa dengan muda berpartisipasi,
berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jaringan sosial wiki, forum dan
20
Nasrullah, Ruli, Media Sosial: Perspektif Komunikasi, Budaya dan
Sosioteknologi. (Jakarta: Simbiosa Rekatama Media,2015) h 5.
-
14
dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk sosial
media yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia.
Andreas kaplan Micheal Harlein mendefinisikan sosial media sebagai
„‟sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang dibangun atas dasar
ideologi dan teknologi web 2.0, dan yang memungkinkan penciptaan dan
pertukaran user-generated content‟‟.22
Jaringan sosial merupakan situs dimana setiap orang membuat
web page pribadi kemudin terhubung dengan teman-teman untuk berbagi
informasi dan berkomunikasi. Jaringan media sosial terbesar antara lain
facebook, Myspace, Whatsapp, BBM, Youtube, Line, Instagram, dan
Twitter. Sosial media mengajak berpartisipasi dengan memberi kontribusi
dan feedback secara terbuka, memberi komentar serta membagi informasi
dalam waktu yang cepat dan tak terbatas.23
Saat teknologi dan mobilephone semakin maju maka sosial media
pun ikut tumbuh dengan besar dengan demikian orang bisa mengakses
media sosial dengan cepat mengakibatkan terjadinya fenomena besar
terhadap arus informasi tidak hanya mulai tampak menggantikan peran
media massa konfensional dalam menyebarkan berita-berita. Karena
informasi seseorang bisa mengetahui banyak hal, menganalisis pasar,
mempelajari kemampuan baru, meningkatkan fisik dan mental, sampai
22
Alo Liliweri, Komunikasi Antar Personal (Jakarta:Kencana,2015), h. 288.
23Briggs, ASA dan Peter Burke, Sejarah Sosial Media dari Gutenburg Sampai
Internet. Penerjemah: A. Rahman zainuddin (Jakarta: Yayasan obor Indonesia, 2006), h
390
-
15
memetik nilai-nilai kehidupan menentramkan hari. Tak heran bagi mereka
yang ketinggalan informasi vital akan tertinggal dalam persaingan.24
Begitu massifnya manusia dalam memanfaatkan internet dan jejaring
sosial. Maka, tentu akan sangat efektif jika jejaring sosial digunkan
sebagai sarana untuk menebar kebaikan (berdakwah). Tentu segala
informasi yang telah dishare di media sosial akan secara langsung dan
mudah diakses oleh siapa pun dan dimanapun.
a. Karakteristik media sosial
Para ahli strategi media sosial merumuskan secara akademis
karakteristik sosial, media yaitu:
1) Engaging, media sosial mempunyai karakteristik „‟melibatkan‟‟,
karena tidak hanya berorientasi pada layanan bagi pelangganuntuk
melayani orang lain,saling melayani diantara pelanggan.
2) Empaty, komunikasi sosial yang efektif memerlukan kemampuan
untuk menempatkan diri dalam hati dan benak orag lain. Seorang
komunikator yang berempati adalah seseorang yang mempunyai
kemampuan tersebut, menyediakan peluang bagi orang lain untuk
menemukan dirinya sendiri.
3) Unique, keunikan sosial media terletak pada „‟kebersamaan „‟ antara
sumber dan peerima dalam membentuk sebuah konten
4) Analitycal, sosial media mendorong sesama pengguna untuk
bersama-sama berfikir tentang suatu ide secara analitas.25
24
Syamsual Qomar, Internet Masuk Sekolah Dasar, (Bandung: CV Cipta Dea
Pustaka 2009) h 2.
-
16
b. Bentuk-bentuk media sosial
Dari berbagai sosial yang aktif sekarang, ada beberapa media
sosial yang mempunyai pengguna aktif cukup besar dan biasa digunakan
untuk membagikan banyak berita. Beberapa sosial media tersebut antara
lain:
1. Facebook
Facebook diluncurkan pertama kali pada bulan pebruari 2004 oleh
Mark Zuckerberg (20 tahun –lahir di New York ,14 Mei 1984). Facebook
merupakan salah satu jenis media sosial yang mengutamakan
„‟pertemanan‟‟ hingga 5.000 orang. Nama Facebook diambil dari buku
biodata mahasiswa dan staff yang diturunkan dari angkatan ke agkatan
berikutnya.
Melalui Facebook dapat dibuat layanan fan page untuk membuat
profil organisasi, produk, atau program yag ditawarkan. Facebook fan fage
memiliki keungguan untuk melakkan pencitraan organisasi karena dapat
membangun komunitas sebanyak mungkin. Berbeda dengan profil pribadi
dalam facebook yang maksimal komunitasnya hnya 5.000 pertemanan,
maka facebook fan page memiliki keunggulan, terutama dalam
membangun komunitas sebanyak mungkin.26
25
Alo Liliweri,Komunikasi Antar Personal,h 291.
26Prof. Dr. Anwar Arifni Andi Pate, Media Dan Demokrasi Indonesia (cet pertama;
Jakarta: Pustaka indonesia, 2016) h 63.
-
17
2. Twitter
Twitter pertama kali diluncurkan pada 15 juli 2006. Twitter
merupakan jejaring sosial mikroblogging yang memungkinkan pengguna
mengirimkan pesan singkat hingga 140 karakter. Mikrobloging merupakan
jenis media sosial yang memudahkan peserta komunikasi(pengguna)
dalam menyampaikan gagasan secara tertulis dan menyebarkan
aktivitasnya. Peserta komunikasi dalam twitter bisa menjalin relasi,
bertukar informasi, berbagi pendapat dan membahas isu sosial, politik,
ekonomi, dan budaya mutakhir.
Gagasan membuat twitter pertama kalinya berasal dari Jack Dorsey
dari perusahaan Odeo dan mengajak Evan William dan Biz Stone
memulai proyek itu pada bulan maret 2006. Setahun kemudian (April
2007) tamil sebagai perusahaan tersendiri untuk melayani para
penggemarnya di seluruh dunia. Twitter termasuk salah satu situs yang
cepat meraih popularitas di dunia. Hingga awal januari 2013 telah lebih
5000 juta pengguna terdaftar di twitter, dan 200 juta diantaranya
pengguna yang aktif .
3. Youtube
Youtube yaitu situs yang dapat menyajikan pesan yang bersifat
audio-visual yang dapat diunduh oleh orang banyak. Sifatnya yang audio-
visual membuat youtube memiliki keunggulan dalam mempromosikan diri,
perusahaan dan juga produknya. Demikian juga humas, pemerintah,
partai politik, perguruan tinggi, dan lembaga lainnya yang dapat
-
18
mempromosikan organisasi dan programmnya yang dapat menarik
perhatian masyarakat. Youtube sebagai situs web berbagi video itu,
memungkinkan pengguna(peserta komunikasi) mengunggah, menonton
dan berbagi video.
4. Blog (jurnal daring)
Blog yaitu situs yang memungkinkan peserta
komunikasi(pengguna) saling berbagi informasi, saling mengomentari, dan
mengunggah aktvitas keseharian. Media sosial yang berasal dari kata
„’weblog’‟ itu memiliki fungsi yang sangat beragam, seperti jurnal harian,
media informasi program organisasi, perusahaan dan kampanye politik.
Blog pertama kali diperkenalkan oleh Jom Barger tahun 1997 dan di
populerkan oleh Blogger.com yang kemudian oleh pyra labs sebelum
akhirnya pyra labs diakuisisi oleh Google.com pada akhir tahun 2002.27
5. Instagram
Instagram merupakan media sosial tempat berbagi foto atau video
yang paling populer saat ini. Pada awalnya Instagram hanya tersedia di
aplikasi IOS (iphone/ipad), tapi saat ini sudah tersedia untuk berbagai OS
yang lain seperti android, symbian, windows phone dan lain-lain.
Kelebihan dari instagram adalah bisa mengedit foto agar terlihat lebih
bagus dan profesional. Fitur yang tersedia di media sosial ini hampir sama
27
Prof.Dr. Anwar Arifni Andi Pate, Media Dan Demokrasi Indonesia, hal 64-65.
-
19
dengan media sosial yang lain yaitu ada hahstag, comment, mention, like,
dan follow serta masih banyak lagi yang lainnya.28
6. WhatsApp
Penggunaan nama WhatsApp berasal dari frasa „What’s Up’
sebagai bahasa sapaan dalam menanyakan kabar. WhatsApp didirikan
didirikan oleh Jan Koum dan Brian Action. Pada tahun 2014 WhatsApp
bergabung dengan Facebook, namun beroperasi secara terpisah sebagai
aplikasi yang fokus untuk melayani pertukaran pesan yang cepat dan
mudah. WhatsApp dirancang untuk memudahkan penggunanya untuk
tetap terhubung dan berkomunikasi kapan saja, dan dimana saja.
WhatsApp memberikan berbagai macam fitur bagi penggunanya dengan
mengratiskan pengiriman pesan dan melakukan panggilan secara
sederhana, aman, dan cepat ke berbagai jenis telepon di seluruh penjuru
dunia 29
3. Pengertian Remaja
Kata „‟remaja‟‟ berasal dari bahasa latin yaitu adolescene yang
berarti to grow atau trow maturryang artinya tumbuh untuk mencapai
kematangan. Istilah ini mengalami perkembangan arti yang lebih luas,
mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik.30
28
https://sarung preneur.com,Inilah Macam-Macam Sosial Media Yang Populer di
Dunia( di akses pada 18/09/2018)
29https://www.whatsapp.com/features (di akses pada 18/09/2018)
30Muhammad Ali dan Muhammad Asrori, Psikologi Perkembangan Peserta Didik
(cet. I: Jakarta: Bumi Aksara, 2004) hal 9.
https://www.whatsapp.com/features
-
20
Masa remaja disebut juga dengan masa pubertas. A.W. Road
mengemukakan seperti yang dikutip oleh Elizabeth. B. Herylock, bahwa
masa pubertas adalah suatu tahap didalam perkembangan dimana terjadi
kematangan alat-alat seksual dan tercapai reproduksinya. Tahap ini
disertai dalam perubahan-perubahan psikologi.31
Masa remaja menunjukkan masa transisi dari masa kanak-kanak
ke masa dewasa.Ketika pertumbuhan jasmani hampir selesai dalam masa
ini, remaja berkembangan ke arah kematangan seksual, memanfaatkan
identitas sebagai individu yang terpisah dari keluarga, dan menghadapi
tugas menentukan cara mencari mata pencaharian. Suatu tahap transisi
menuju ke status orang dewasa mempunyai beberapa keuntungan. Tahap
transisi memberi remaja itu suatu masa yang lebih panjang untuk
mengembangkan berbagai keterampilan serta untuk mempersiapkan
masa depan, tetapi masa cenderung menimbulkan masa pertengahan(
konflik) kebimbangan antara ketergantungan dan kemandirian32
Pada tahun 1974, WHO memberikan definisi tentang remaja yang
lebih bersifat konseptual. Dalam definisi tersebut dikemukakan tiga
kriteria, yaitu biologis, psikologis, dan sosial ekonomi, sehinggah secara
lengkap definisi tersebut diantaranya:
31
Elizabeth. B. Herylock, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Penting
Kehidupan, (cet IV: Jakarta: Erlangga,1991), hal 184.
32 Rita L. Atkinson, Pengantar psikologi (cet VIII: Jakarta: Erlangga), h 136.
-
21
1. Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-
tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan
seksual.
2. Individu mengalami perkembangan psikologi dan pola identifikasi
dari kanak-kanak menjadi dewasa.
3. Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang pernah
kepada relatif yang lebih mandiri.33
33
Sartilo W. Sarwono, Psikologi Remaja, (cet XIII: Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2006)h 1.
-
22
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif yang
berusaha mengambarkan suatu gejala sosial, menghasilkan data
deskriptif, gambaran yang sistematik, dan faktual. Penelitian kualitatif
merupakan suatu metode yang digunakan untuk meneliti pada kondisi
objekyang alamiah. Metode deskripif merupakan suatu pencarian fakta
menggunakan interprestasi yang tepat. Dalam penelitian ini mempelajari
tentang masalah-masalah yang ada didalam masyarakat dan juga tata
cara yang digunakan dalam masyarakat serta dalam situasi-situasi
tertentu.34
Penelitian deskriptif merupakan jenis metode yang
menggambarkan suatu objek dan subjek yang sedang yang sedang
diteliti tanpa adanya rekayasa. Termasuk mengenai hubungan tentang
kegiatan, pandangan, sikap dan proses-proses yang berpengaruh dalam
suatu fenomena yang terjadi. Metodologi kualitatif sebagai suatu
pendekatan atau penelusuran untuk mengeksporasi dan memahami suatu
gejala sentral tersebut peneliti mewawancarai peserta penelitian atau
partisipan dengan mengajukan pertanyaan yang umum dan agak luas.
Informasi yang tersebut biasanya berupa kata atau teks. Data yang
34
https://www.linguistikid.com, Pengertian-Penelitian-Deskriptif-kualitatif, (di akses
pada 29/09/2018)
https://www.linguistikid.com/
-
23
berupa kata-kata atau teks tersebut dianalisis. Hasil analisis itu dapat
berupa penggambaran atau deskripsi atau dapat pula dalam bentuk tema-
tema. Dari data-data itu peneliti membuat interpretasi untuk menangkap
arti yang terdalam.35
Penelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu latar
ilmiah, dengan menggunakan metode alamiah dan dilakukan oleh orang
atau peneliti yang tertarik secara alamiah. Penelitian kualitatif juga
digunakan sebagai penelitian yang bermaksud memahami fenomena
tentang apa yang di alami oleh subjek penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku
yang diamati.36
Dari uraian di atas, dapat dipahami bahwa metode penelitian
kualitatif adalah metode penelitian yang sistemasis yang digunakan untuk
mengkaji atau meneliti suatu objek pada latar alamiah tanpa ada
manipulasi di dalamnya dan berada pengujian hipotesis, dengan metode-
metode yang alamiah hasil penelitian yang diharapkan bukanlah
generalisasi berdasarkan ukuran-ukuran kualitas, namun makna( segi
kualitas) dari fenomena yang diamati 37
35
Dr.J.R.Raco,ME.,M.Sc, Metode Penelitian Kualitatif: Jenis, Karakteristik, dan
Keunggulannya.(Jakarta: PT Gramedia widia sarana Indonesia, 2010) h 7.
36Lexy.J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif.(Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2000) h 3.
37Andi Prawosto, Metode Penelitian Kualitatif(Dalam Persfektif Rancangan
Penelitian) (Cet.III; Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2016) h 22-23.
-
24
B. Lokasi dan Objek Penelitian
1. Lokasi
Lokasi penelitian adalah tempat dimana penelitian akan dilakukan
dan penelitian ini akan dilaksanakan di desa Ponre Waru, Kec. Wolo,Kab.
Kolaka, Prov.Sulawesi Tenggara.
2. Waktu
Waktu penelitian ini berlangsung selama kurang lebih 3 bulan, mulai
bulan Januari sampai dengan Maret 2019
3. Objek
Objek penelitian adalah apa yang akan diteliti dalam kegiatan
penelitian. Objek penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa
saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.38
C. Fokus dan Deskripsi Fokus Penelitian
Fokus penelitian merupakan pemusatan konsentrasi terhadap
tujuan penelitian yang sedang dilakukan. Dalam penelitian kualitatif,gejala
bersifat holistik atau menyeluruh, tidak dapat dipisah-pisahkan. Dengan
demikian, penelitian tidak akan ditetapkan berdasarkan variabel penelitian,
tetapi keseluruhan situasi sosial yang meliputi aspek tempat, pelaku, dan
aktivitas yang berinteraksi secara sinergi. Namun karena terlalu luasnya
38
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan
R dan D (Bandung: ALFABETA, 2012) h 13.
-
25
masalah maka penelitian akan dibatasi. Pembatasan inilah yang
kemudian dalam penelitian kualitatif disebut foks penelitian.39
1. Fokus Penelitian
Penelitian ini berjudul „‟dakwah media sosial bagi remaja di desa
Ponre Waru‟‟, penelitian ini memfokuskan penelitian ini memfokuskan
pada aktivitas dakwah yang dilakukan remaja melalui media sosial.
2. Deskripsi Fokus
Pada penelitian ini peneliti akan memfokuskan pada dakwah
remaja di media sosial sehingga dapat diketahui, dijelaskan, dan dapat
diketahui bentuknya.
D. Sumber Data
Sumber data dalam suatu penelitian adalah subjek darimana data
dapat diperoleh. Sugiono menjelaskan bahwa dalam penelitian kualitatif,
kita tidak menggunakan populasi karena penelitian kualitatif berangkat
dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial pada kasus yang diteliti.
Berdasarkan jenis data yang diperlukan, maka penelitian ini, yang
dijadikan data dalam penelitian yang bentuknya dapat berupa manusia,
benda-benda, dokumen-dokumen dan sebagainya. Dengan demikian
berdasarkan tujuan serta permasalahan yang ada dalam penelitian ini,
maka yang menjadi populasi yang akan dipilih adalah orang tua,
guru/pendidik dan beberapa remaja yang ada di desa Ponre Waru.
39
Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif(Dalam Persfektif Rancangan) h
133.
-
26
Pada penelitian kualitatif, sumber datanya ialah data primer dan
data sekunder dan yang dijadikan data adalah seluruh informasi yang
diperoleh, baik dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti secara
langsung di lapangan serta dari wawancara peneliti dengan beberapa
narasumber yang dipilih di desa Ponre Waru.
Adapun sumber data dalam penelitian ini dapat di klasifikasikan
sebagai berikut:
1. Sumber data primer
Sumber data primer adalah sumber data yang diperoleh secara
langsung dari sumber aslinya yang berupa wawancara dari beberapa
remaja di desa Ponre Waru yang dijadikan sebagai informan.
2. Sumber data sekunder
Sumber data sekunder adalah sumber data penelitian yang
diperoleh melalui media perantara atau secara tidak langsung yang
berupa buku, catatan, bukti yang telah ada, atau arsip baik yang
dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan secara umum yang ada
hubungannya dengan penelitian ini serta data-data yang di ambil dari
orang tua, remaja maupun tenaga atau pendidik di desa Ponre Waru.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian kualitatif adalah manusia atau peneliti artinya,
oleh karena itu peneliti sebagai instrumen juga harus‟‟disabilitas‟‟seberapa
jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke
lapangan. Dalam penelitian kualitatif segala sesuatu yang akan dicari dari
-
27
objek penelitian belum jelas dan pasti masalahnya, sumber datanya hasil
yang diharapkan semuanya belum jelas .
Nasution mengatakan bahwa :
‟‟dalam penelitian kualitatif,tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian utama. Alasannya ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu terus dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya‟‟.
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat di pahami bahwa, dalam
penelitian kualitatif pada awalnya dimana permasalahan belum jelas dan
pasti, maka yang menjadi instrumen adalah peneliti itu sendiri40
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama
dalam penelitian,karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan
data. Validitas dan reliabitas data kualitatif banyak bergantung pada
keterampilan metodologis, kepekaan, dan integritas peneliti.41
Sehubungan dengan penelitian ini maka untuk memperoleh data
,penulis menggunakan teknik pengumpulan data, diantaranya:
1. Observasi
Observasi adalah bagian dalam pengumpulan data. Observasi
berarti mengumpulkan data langsung dari lapangan. Tujuan dari observasi
40
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, hal 306
41Bagong Suyanto, Sutinah. Metode Penelitian Sosial; Berbagai Alternatif
Pendekatan (Jakarta: Kencana Prenada Media Group 2011)h 186.
-
28
adalah peneliti dapat mengerti suatu gejala, peristiwa, fakta, masalah atau
realita bila berada langsung dan mengalami langsung ditempat aslinya.42
Adapun bentuk-bentuk observasi antara lain sebagai berikut:
a. Observasi Partisipasi(Participant Observation) adalah metode
pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian
melalui pengamatan dan pengindraan dimana observer atau peneliti
benar-benar terlibat dalam keseharian responden.
b. Observasi tidak berstruktur adalah observasi adalah observasi yang
dilakukan tanpa menggunakan guide observasi. Pada observasi ini
peneliti atau pengamat harus mampu mengembangkan daya
pengamatannya dalam mengamati suatu objek .
c. Observasi kelompok adalah observasi yang dilakukan secara
berkelompok terhadap suatu atau beberapa objek sekaligus.
Oleh karena itu, melalui teknik obsevasi ini peneliti berpartisipasi
lansung ke lapangan dalam rangka melakukan penelitian mengenai
dakwah media sosial bagi remaja di desa Ponre Waru.
2. Wawancara
Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk saling bertukar
informasi dan ide melalui tanya jawab sehinggah dapat dikonstruksikan
makna dalam suatu topik tertentu. Atau dengan kata lain, pengertian
wawancara adalah suatu metode yang berupa atau lebih secara langsung
42
Conny R. Semiawan, Metode Penelitian Kualitatif; Jenis, Karakteristik, Dan
Keunggulannya (Jakarta: PT Gramedia Indonesia, 2010) h 113-114.
-
29
untuk bertukar informasi dan ide dengan tanya jawab secara lisan
sehingga dapat di bangun makna dalam suatu topik tertentu.43
Wawancara(interview) dilakukan untuk mendapatkan informasi,
oleh karena itu peneliti harus mengajukan pertanyaan kepada partisipan.
Pertanyaan sangat penting untuk menangkap persepsi, pikiran, pendapat,
perasaan orang tentang suatu gejala, peristiwa, fakta dan realita.44
Adapun bentuk wawancara dalam penelitian kualitatif yaitu:
a. Wawancara terstruktur
Pada wawancara ini digunakan sebagai teknik pengumpulan
data,bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui pasti tentang
informasi yang akan diperoleh.
b. Wawancara tidak terstruktur
Pada wawancara ini wawancara bebas dimana peneliti tidak
menggunankan pedoman wawancara yang telah tersusun secara
sistematis dan lengkap untuk pengmpulan datanya.
Melalui teknik wawancara ini, peneliti melakukan dialog secara
mendalam yaitu dengan mengungkapkan beberapa pertanyaan kepada
responden, untuk mendapatkan informasi secara langsung yang berkaitan
dengan :
a. Peranan media sosial dalam aktivitas dakwah remaja
b. Mengetahui bentuk media yang efektif digunakan dalam berdakwah
43
Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif (Dalam Persfektif Rancangan
Penelitian) h 270.
44Conny R. Semiawan, Metode Penelitian Kualitatif; Jenis, Karakteristik, Dan
Keunggulannya, h 116.
-
30
c. Memanfaatkan media sosial sebagai media dakwah
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengambilan data yang diperoleh
melalui dokumen-dokumen. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang
sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang.45
G. Analisis Data
Metode kualitatif merubah data menjadi temuan (findings). Analisis
data berarti mengolah data, mengorganisir data, memecahkannya dalam
unit-unit yang lebih kecil, mencari pola-pola dan tema-tema yang sama.46
Agar data yang di peroleh penelitian ini lebih terarah, maka
digunakan teknik analisis data. Dalam menganalisis data terdapat
beberapa tahapan:
1. Reduksi data
Data yang di peroleh dari lapangan cukup banyak, untuk itu maka
perlu di catat secara teliti dan rinci. Untuk itu perlu segera di lakukan
analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum,
memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, di cari tema
dan polanya dan membuang yang tidak perlu.
45
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan,h 319.
46Conny R. Semiawan, Metode Penelitian Kualitatif; Jenis, Karakteristik, Dan
Keunggulannya, h 120-122.
-
31
2. Penyajian Data
Penyajian data dalam laporan di susun secara sistematik kemudian
di paparkan secara ilmiah. Dengan mendisplaykan data, maka akan
memudahkan untuk memahami apa yang terjadi dan merencanakan kerja
selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.
3. Menarik Kesimpulan
Pada langkah ini peneliti menarik kesimpulan dari data yang di
peroleh agar tidak menyimpang dari tujuan penelitian itu sendiri. Langkah
ini di lakukan untk memberikan titik tekan yang bermakna data yang telah
di gambarkan. Dalam langkah ini sangat di perlukan tujuan yang ingin di
capai dari hasil penelitian tersebut.47
47
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan,h 338-345.
-
32
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Desa Tolowe Ponre Waru adalah sebuah desa yang terletak di
Kecamatan Wolo Kabupaten Kolaka. Desa Tolowe Ponre Waru
sebenarnya masuk dalam wilayah kolaka dan termasuk dalam wilayah
Kabupaten Kolaka. Sebagian besar masyarrakat di Desa Tolowe Ponre
Waru adalah warga Muhammadiyah yang awalnya berasal dari Sulawesi
Selatan di bawa oleh sosok seorang Pahruddin Paseng atau lebih di kenal
dengan P. Paseng.
Tokoh ini memiliki nama asli Tamiring Daeng Mappaseng,
kemudian berganti sebagai Pahruddin pada saat masuk sekolah
kepolisian P. Paseng adalah seorang putra kepala kampung (setingkat
desa dalam kerajaan Bone waktu itu) bernama Daeng Mangatta atau lebih
di kenal dengan Kepala Tanete yang lahir pada tahun 1919. Suatu hari
ketika masih aktif sebagai polisi, tiba-tiba P. Paseng melepaskan diri dari
kesatuannya dan kembali ke Ponre Bone. Di ponre ia kemudian menikah
dengan Mainnong (Istri Pertama) dan Bungawali (Istri Kedua), lalu aktif
melakukan pembaharuan dibidang akidah masyarakat yang waktu itu
condong banyak melakukan praktek-praktek kemusyrikan. 48
Dengan aktifitas seperti itu berkonfrotasi dengan tokoh-tokoh
agama maupun tokoh-tokoh adat setempat. Disini semakin nampak
48
Natsir Tp (70 tahun), pimpinan pondok Darul Arqam sekaligus Kepala adab desa Ponre Waru, wawancara pada tanggal 19 Februari 2019
-
33
bahwa gerakan pembaharuan Islam yang dilakukan KH. Ahmad Dahlan di
tanah Jawa, telah banyak menginspirasi pemikiran P. Paseng muda.
Kelak, ia kemudian menjadi salah satu tokoh Muhammadiyah di
Kabupaten Bone. Sementara itu, gerakan perlawanan terhadap belanda
juga semakin gencar dilakukan oleh rakyat Sulawesi Selatan.
Perlawanan itu dimotori oleh para rajaraja bugis diantaranya
seperti Andi Jemma di Luwu dan Andi Mappanyukki di Bone. P. Paseng
sendiri sebagai mantan perwira polisi tentu tidak tinggal diam dengan
situasi demikian. Ia kemudian Bersama rakyat Bone dibawah
kepemimpinan Andi Mappanyukki, turut ambil bagian mengagngkat
senjata melakukan perlawanan terhadap belanda. Situsi ini pulalah yang
kemudian mengantarnya memperoleh kepercayaan dari Raja Bone
menjadi Suliwatang (Camat) di Ponre.
P. Paseng meninggalkan hutan dan memasuki kota Bone pada
tahun 1959. Namun demikian, kembalinya P. Paseng ke dalam Negara
Kesatuan Indonesia, tidak berarti gerakan gerilya orang Ponre berakhir.
Bahkan beberapa keluarga dekat P. Paseng masih aktif dalam
Kesatuan. Momok (Pasukan kebanggaan Abdul Qahhar Muzakkar) seperti
Amrullah Tareng dan M. Dasir. 49
Belakangan, Komandan KDT (Posisi yang pernah dijabat oleh P.
Paseng) bernama Abd. Kadir justru menikahi ST. Aminah yang masih
merupakan sepupu dari P. Paseng sendiri. Setelah melalui diskusi
49
Natsir Tp (70 tahun) pimpinan pondok Darul Arqam sekaligus Kepala adab
desa Ponre Waru, wawancara pada tanggal 19 Februari 2019
-
34
Panjang dengan tokoh-tokoh Ponre yang lain, melalui sekretarisnya
mengajukan surat permohonan dengan nomor 10/SKR/MRLV/IX/197
tertanggal 10 Agustus, kepala pimpinan cabang LVRI Kab Bone yang tak
lain adalah Bupati Bone sendiri, agar di berikan rekomendasi mencari
daerah baru yang lebih kondusif dan bisa diandalkan sebagai lahan
pertanian sekaligus sebagai kampung pemukiman baru bagi masyarakat
Ponre.
Surat permohonan Ketua LVRI Ranting Ponre itu kemudian mendapat
respon positif dari Ketua Markas Cabang LVRI Kabupaten Bone yang
dijabat sendiri oleh Muh. Syuaib, Bupati Bone saat itu. Selanjutnya, Bupati
Bone mengundang P. Paseng untuk membicarakan lebih lanjut.
Sekembalinya melakukan pertemuan dengan Bupati Kolaka, Ketua
LVRI Ranting Ponre P. Paseng langsung melaporkan hasil pertemuannya
sekaligus rencana keberangkatan kepada Ketua Macab LVRI Kabupaten
Bone seterusnya konsolidasi dengan para anggota dilakukan di Markas
Ranting yang berada di Bolli, dalam rangka mempersiapkan segala
sesuatunya menuju daerah impian Baru, Kolaka. 50
Akhirnya dalam pertemuan di markas LVRI Bolli itu, di putuskanlah
bahwa keberangkatan ke Kolaka Sulawesi Tenggara, harus benar-benar
berdasar kemauan sendiri tanpa ada paksaan masing-masing
menanggung biaya sendiri-sendiri dan pemberangkatan dilakukan secara
bertahap.
50
Natsir Tp (70 tahun), pimpinan pondok Darul Arqam sekaligus Kepala adab
desa Ponre Waru, wawancara pada tanggal 19 Februari 2019
-
35
Setelah persiapan-persiapan dianggap sudah matang, seiring
dengan rekomendasi pemerintah Bone surat perintah jalan I Nomor
88/SKR/MTLV/IX/1971 14 September 1971, berangkatlah rombongan
pertama sebanyak 110 orang yang di bagi dalam 2 kloter
pemberangkatan. Kloter I yang terdiri dari 40 orang berangkat
mengendarai kapal laut (Palopo I) pada tanggal 20 September 1971 dan
tiba di Wolo pada tanggal 21 September 1971. Tiga hari kemudian
tepatnya tanggal 23 September 1971, berangkat pula kloter ke 2 dengan
mengendarai kapal Landing, tiba di Wolo pada tanggal 24 September
1971.
Rombongan pertama sebanyak 110 orang masing-masing hanya
membawa perbekalan secukupnya berupa alat pertanian, gergaji
pembelah kayu serta makanan seadanya. Dalam pemberangkatan
pertama ini, belum dibenarkan untuk membawa serta keluarga. Setibanya
di Desa Wolo di sambut baik oleh kepala Desa Wolo Bapak Najmuddin
dan masyarakat desa Wolo, setelah istirahat di Wolo sambal menunggu
pengarahan selanjutnya dari Camat Kolaka.51
Maka pada tanggal 27 September 1971 barulah kepala Desa Wolo
mendapat perintah dari camat Kolaka untuk mengantar ke lokasi tersebut,
tanpa di survey terlebih dahulu dan pada hari itu juga di mulai kegiatan
tepatnya pada tanggal 27 September 1971. Dengan penebangan kayu
pertama oleh P. Paseng sendiri yang kemudian di tempati membangun
51
Natsir Tp (70 tahun), pimpinan pondok Darul Arqam sekaligus Kepala adab
desa Ponre Waru, wawancara pada tanggal 19 Februari 2019
-
36
rumah kediamannya dan dijadikan sebagai ketentuan tanggal HUT
Pemukiman. Setelah pemberangkatan pertama ini berada di lokasi maka
anggota di bagi kelompok kerja untuk lebih memudahkan kelancaran
kerja:
a) Kelompok A dipimpin oleh Bapak T. Hajar
b) Kelompok B dipimpin oleh Bapak Palecceng
c) Kelompok C dipimpin oleh Bapak Haming Nabba
Setelah pelaksanaan keempat surat perintah jalan usai maka
berkumpullah di tempat tersebut anggota Veteran Bersama keluarga-
keluarganya. Sekitar 700 jiwa, maka mulailah membangun rumah, sarana
peribadaan, pendidikan dan Kepala Desa memberikan RK yaitu RK VI, VII
dan VIII. Setelah tiga tahun membangun dengan status RK tepatnya tahun
1975 pemerintah Kecamatan Kolaka mengusulkan menjadi Desa Definitif
dan pada saat itu juga Bapak P. Paseng di angkat menjadi Kepala Desa,
dan pada waktu itu juga desa Ponre di tunjuk mengikuti lomba desa
mewakili Kecamatan Kolaka dan berhasil juara III tingkat Kabupaten.
Selama hidupnya Bapak P. Paseng di Desa ini tiga kali pemerintah
mengikutkan lomba Desa, 2 kali juara 3 dan 1 kali juara I tingkat
Kabupaten dan langsung mewakili ketingkat Provinsi, namun pada saat itu
Ponre tidak berhasil mendapat juara.
Tahun 1984 mendapat kepercayaan dari ABRI untuk mewakili
KODAM IV WIRABUANA mengikuti lomba bakti ABRI tingkat Nasional
dan berhasil merebut juara IX Tahun 1987 pengembangan ranting Ponre
-
37
LVRI ke Cabang LVRI Kabupaten Kolaka dengan dengan Nomor
permohonan 01/MRL/VI/1987 Tanggal 25 juni 1987. Pembentukan ranting
LVRI oleh ketua LVRI Kabupaten Kolaka Nomor, 022/MCLV/KLK.1989
ranting Ponre LVRI menjadi ranting LVRI Kecamatan Wolo diketahui oleh
Bapak P. Paseng.
Pada Tahun 1989 Bapak Kepala Desa Ponre Bapak P. Paseng
meninngal dunia, dan setelah bapak P. Paseng meninggal dunia, maka
diadakanlah pemilihan Kepala Desa yang pada saat itu yang menjadi
calon adalah Bapak Arifin sale, setelah pemilihan maka terpilihlah Bapak
Arifin menjadi kepala desa. B. Keadaan Geografis Berdasarkan hasil
penelitian dan data yang penulis dapatkan di lokasi penelitian bahwa Desa
Tolowe Ponre Waru adalah daerah pegunungan sehingga banyak
terdapat perkebunan.
Lahan yang ada di Desa Tolowe Ponre Waru dapat dijadikan
sebagai lokasi perkebunan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
setempat seperti, perkebunan rambutan, durian dan kelapa dan
persawahan.
Desa Tolowe Ponre Waru adalah desa yang terletak di kecamatan
Wolo kabupaten Kolaka Sulawesi tenggara. Bila dilihat dari letak
geografisnya Desa Tolowe Ponre Waru terletak di sebelah barat
Kecamatan Wolo dengan batas-batas sebagai berikut.
a) Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Langgomali
b) Selatan berbatasan dengan Desa Lapao-pao
-
38
c) Barat berbatasan dengan Desa Ulu Wolo
d) Timur berbatasan dengan Desa Samaenre
Jarak Desa Tolowe Ponre Waru dengan pusat pemerintahan
Kecamatan Wolo sejauh 7 km. Dari ibu kota Kabupaten Kolaka sejauh 52
km. Jarak tempuh dari ibu kota Kabupatennke Desa Tolowe Ponre Waru
memerlukan waktu selama 90 menit baik menggunakan kendaraan roda
dua maupun roda empat.52
Adapun luas wilayah Desa Tolowe Ponre Waru berdasarkan data
yang tercatat di kantor Desa secara keseluruahan adalah seluas 39.84
Km yang terbagi dalam lima Dusun yaitu Dusun I, Dusun II, Dusun III,
Dusun IV, dan Dusun V. Untuk lebih jelasnya mengenai luas wilayah Desa
Tolowe Ponre Waru berdasarkan dusun dapat di lihat pada table di bawah
ini :
Tabel 1.1 Luas Wilayah Desa Tolowe Ponre Waru
No Dusun Luas (Ha)
1 Dusun Al-Muhajirin 414
2 Dusun Mattiro Walie 428
3 Dusun Mangenre 410
4 Dusun Massenreng Pulu 317
52
Abdan syakiran (34 tahun), sekretaris desa Ponre waru, wawancara pada
tanggal 20 Februari 2019
-
39
5 Dusun Mattungengkeng 385
Jumlah 1954 Ha
Sumber Data: Kantor Desa Tolowe Ponre Waru Tahun 2019
Mengenai keadaan penduduknya, sesuai data periode tahun
2017/2018 menenjukkan bahwa jumlah penduduk Desa Tolowe Ponre
Waru sebanyak 2.644 jiwa. Dari keseluruhan jumlah penduduk desa
tolowe ponre waru pada umumnya adalah suku bugis yang merupakan
transmigrasi dari daerah Sulawesi selatan. 53
Tabel 1.2 Luas Wilayah Berdasarkan Kegunaannya
No Lahan-lahan Luas(Ha)
1 Pemukiman:
a. Pemukiman Umum
2 Untuk Bangunan:
a. Perkantoran
b. Sekolah
c. Tempat Peribadatan
d. Lapangan Olahraga
e. Tempat Pemakaman
f. Fasilitas Pasar
0.50 Ha
1 Ha
0,60 Ha
1 Ha
1 Ha
0,50 Ha
3 Pertanian:
a. Sawah Pengairan Non
43 Ha
53
Edy Sul Dasir (45 tahun), kepala Desa Ponre Waru, wawancara pada tanggal 7
maret 2019
-
40
Tekhnis
b. Sawah Tada Hujan
1 Ha
4 Ladang Tegalan:
a. Kebun Rakyat
1.500 Ha
5 Kehutanan:
a. Hutan Milik Masyarakat
b. Hutan Asli
c. Hutan Lindung
1.500 Ha
5 Ha
20 Ha
6
Perikanan Darat/Air tawar
a. Kolam
1 Ha
Sumber data: Kantor desa Ponre waru 2019
Tabel 1.3 jumlah penduduk desa Tolowe Ponre Waru menurut
agama
No Agama Jumlah
1 Islam 1882 Orang
2 Kristen -
Total 1882 Orang
Sumber data: Kantor desa Ponre waru 2019
Dari tabel tersebut dapat kita ketahui bahwa seluruh masyarakat
Desa Tolowe Ponre Waru dari kelima dusun yang ada. Adapun fasilitas
tempat ibadah yang dibangun di Desa Tolowe Ponre Waru yaitu 2 masjid
-
41
yang pertama masjid raya Ponre Waru dan yang kedua terdapat di dalam
kompleks pesantren Darul Arqam Ponre Waru. Dari keseluruhan jumlah
penduduk semuanya beragama Islam sehingga tidak terdapat gereja di
desa ini.
Keberadaan tempat ibadah dengan jumlah yang ada diharapkan dapat
mendukung masyarakat dalam melakukan aktifitas ibadah dan diharaphan
dapat memenuhi kebuthan rohani masyrakat setempat.54
Jumlah penduduk desa Tolowe Ponre Waru adalah sebagai berikut:
a. Total jumlah penduduk : 1882 orang
b. Jumlah laki-laki : 900 orang
c. Jumlah perempuan : 982 orang
d. Jumlah kepala keluarga : 445 kepala keluarga
Tabel 1.4 jumlah mutasi penduduk berdasarkan jenis kelamin setiap
dusun
No Nama Dusun Laki-laki Perempuan Jumlah KK
1 Dusun
Almuhajirin
196 204
400 86
54
Edy Sul Dasir (45 tahun), kepala Desa Ponre waru, wawancara pada tanggal
7 maret 2019
-
42
2 Dusun Mattirowale 166 199 365 97
3 Dusun
Ellungmangendre
159 168 372 69
4 Dusun
Masenreng Pulu
224 196 420 109
5 Dusun
Mattugengkeng
155 215 370 81
Sumber data: Kantor desa Ponre waru 2019
Tabel 1.5 Jumlah penduduk perdasarkan jenis kelamin setiap dusun
No Golongan Umur Menurut jenis kelamin Jumlah
Laki-laki
Perempuan
1 0-12 bulan
2
2 1-3 tahun 20 35 55
3 4-8 tahun 68 48 116
4 9-13 tahun 80 73 153
5 14-28 tahun 107 107 214
6 29-33 tahun 61 70 61
-
43
7 34-38 tahun 75 72 147
8 39-43 tahun 74 81 155
9 44-48 tahun 66 66 132
11 49-53 tahun 75 53 128
11 54-58 tahun 53 44 97
12 59-64 tahun 42 42
13 65-69 tahun 35 41 76
14 70-75 tahun 33 49 82
15 75 keatas 37 48 85
Sumber data: Kantor desa Ponre waru 2019
Berdasarkan tabel di atas dapat kita lihat jumlah penduduk yang
tergolong dalam kategori remaja adalah berjumlah 239 orang.Yang
tergolong kategori remaja adalah yang berumur kisaran 13- 25 tahun.
Masyarakat Desa Tolowe Ponre Warurata-rata masyarakatnya
ekonominya mapan dan sederhana.Mengenai sosial ekonomi masyarakat
Desa Tolowe Ponre adalah bermacam-macam dan bervariasi.55 Adapun
jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian sebagai berikut:
Tabel 1.6 sektor pertanian dan perkebunan
55
Edy Sul Dasir (45 tahun), kepala Desa Ponre Waru, wawancara pada tanggal 7
maret 2019
-
44
No Status pemilik tanah Jumlah (orang)
1 Pemilik sawah dan kebun 1220 orang
2 Pemilik sawah dan tegalan 10 orang
3 Penyewa/Penggarap 264 orang
4 Penyakap 7 orang
Sumber data: Kantor desa Ponre waru 2019
Tabel 1.7 Sektor dan perdagangan
No Jenis Jasa Perdagangan Jumlah
1 Jasa pemerintahan/ non pemerintahan
a. Pegawai Negeri Sipil
1. Guru Sekolah
2. Pegawai lainnya
3. Pensiunan
a. Pensiunan LVRI
34 orang
38 orang
30 orang
20 orang
2 Jasa Perdagangan:
1. Warung
2. Pedagang hasil bumi
2 orang
6 orang
3 Jasa keterampilan:
1. Tukang kayu
2. Tukang batu
3. Tukang jahit
4. Tukang listrik
20 orang
20 orang
1 orang
1 orang
-
45
5. Tukang rias
6. Tukang las
1 orang
1 orang
Sumber data: Kantor desa Ponre waru 2019
Adapun sosial pendidikan desa Tolowe Ponre Waru adalah heterogen, ada
yang perguruan tinggi, tamatan SMA/MA ,tamatan SMP/MTs, Lulusan SD/MI.
Tabel 1.8 Perkembangan penduduk desa Tolowe Ponre Waru menurut
Pendidikan
No Tingkat Pendidikan Jumlah Orang
1 Buta Aksara -
2 Tidak tamata SD 403 orang
3 Tamat SD 524 orang
4 Tamat SLTP 420 orang
5 Tamat SLTA 380 orang
6 Diploma dan Akademi 20 orang
7 Sarjana S.1 225 orang
Sumber data: Kantor desa Ponre waru 2019
Tabel 1.9 sarana Pendidikan yang ada di Desa Tolowe Ponre Waru
No Jenis Sarana Pendidikan Jumlah Tenaga
1 RA 1 Buah 5 orang
2 MIS 2 Buah 16 orang
3 MTs 1 Buah 16 orang
4 MA 1 Buah 10 orang
-
46
5 Taman Pendidikan Qur‟an 6 Buah 9 orang
Sumber data: Kantor desa Ponre waru 2019
B. Keadaan Sosial Budaya
Berbicara tentang sosial budaya dalam suat daerah maka tidak
dapat dipisahkan antara hubugan manusia dengan sesamanya sebagai
masyarakat, baik hubungan kekeluargaan, hubungan kekerabatan,
hubungan tetangga dan lainnya. Oleh karena itu, tanpa hubungan nilai
sosial budaya dalam suatau masyarakat sukar untuk ditentukan baik
buruknya. Dalam hal ini peneliti akan mengemukakan keadaan sosial
budaya terutama di Desa Tolowe Ponre Waru. 56
Masyarakat DesaTolowe Ponre Waru masih mempunyai hubungan
erat diantara mereka yang diwarnai dengan sifat kekeluargaan dan gotong
royong dalam segala hal karena di pengaruhi oleh rasa persaudaraan
yang kuat dan solidaritas tinggi. Dari uraian diatas dapat dilihat sifat
gotong royongnya dalam hal mendirikan rumah, memperbaiki jalan,
demikian juga membangun tempat-tempat umum terutama dalam
meringankan beban keluarga yang terkena musibah. Sedangkan
mengenai budayanya masyarakat Desa Tolowe Ponre Waru selalu
Nampak dilakukan menyangkut hal perkawinan.
Oleh karena itu, di dalam masyarakat Desa Tolowe Ponre Waru
mengenai sosial budayanya dipengaruhi bentuk geografis daerahnya, hal
ini menyebabkan penduduk yang mendiami wilayah tersebut bergerak di
56
Edy Sul Dasir (45 tahun), kepala Desa Ponre Waru, wawancara pada tanggal 7
maret 2019
-
47
bidang perkebunan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Keseluruhan
sistim sosial yang ada di Desa Tolowe Ponre Waru, di bangun dari pola
yang sudah jelas statusnya dalam masyarakat sehingga mudah untuk di
ketahui mengenai sistim sosial masyarakat Desa Tolowe Ponre Waru.
Penduduk yang mendiami desa Tolowe Ponre Waru terdapat
beberapa suku, namun suku bugis yang mendominasi dengan demikian
sistem kekerabatan yang dipergunakan tidak jauh berbeda dengan suku
bugis lainnya yang tersebar di seluruh Indonesia.57
C. Dakwah Media Sosial Bagi Remaja
Perkembangan teknologi dan sistem komunikasi dewasa ini yang lebih
dikenal sebagai media sosial yang sesungguhnya merupakan suatu
potensi yang dapat digunakan untuk kepentingan dakwah Islam . Di satu
sisi media dapat mempermudah dalam menyampaikan pesan atau
informasi. Dan dilain pihak,kehadiran media memberi dampak yang lebih
besar bagi kehidupan masyarakat dalam skala yang lebih luas.
Agar pesan-pesan dakwah mudah sampai dan sekaligus mudah
diterima maka harus menggunakan berbagai macam media dakwah
(washilah) yang dapat digunakan,baik media visual maupun audio visual.
Salah satu media massa modern yang digunakan saat ini yang banyak
digunakan oleh masyarakat adalah internet dengan fasilitas didalamnya,
seperti: Website, blog, mailing-list, chatting ataupun jejaring sosial seperti
57
Edy Sul Dasir (45 tahun), kepala Desa Ponre Waru, wawancara pada tanggal 7
maret 2019
-
48
Facebook, Twitter, E-mail, Whatsapp, Messengger, BBM, Instagram, line,
YouTube dan lain sebagainya.
1. Peran Media sosial dalam aktivitas dakwah remaja
Sosial media telah digunakan oleh jutaan bahkan miliaran masyarakat
dunia. Jumlah yang banyak itu tentunya dapat saja meningkat
keberadaanya nyaris tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia ini
adalah potensi luar biasa jika dikelolah untuk keberhasilan dakwah.
Dakwah melalui internet telah menjadi salah satu pilihan masyarakat tidak
hanya orang dewasa melainkan juga para remaja, seperti yang di lakukan
oleh beberapa remaja yang ada di Desa Ponre Waru.
Berkenaan dengan hal diatas berikut hasil wawancara dengan
beberapa remaja serta seorang pembina IPMM di desa Ponre Waru.
Muhammad Dzauki Syarif selaku ketua IPMM MA Darul Arqom Ponre
Waru mengatakan bahwah:
‟‟Dengan memanfaatkan media sosial kita bisa melakukan dakwah dengan mudah digunakan dan cepat‟‟. 58
Media sosial tentu sudah tidak asing lagi dikalangan masyarakat
seakan waktu mereka dihabiskan dengan gadget tidak hanya di kota
melainkan juga di desa-desa tak terkecuali desa Ponre Waru yang berada
di wilayah Kecamatan Wolo, Kabupaten Kolaka banyaknya pengguna
internet merupakan salah satu pendukung dari adanya dalam media sosial
.Beberapa remaja memanfaatkan media sosial sebagai jalur dakwah yang
58
Muhammad Dzauki syarif (16 tahun), ketua IPMM Darul Arqom Ponre Waru,
wawancara pada tanggal 19 Februari 2019
-
49
efektif dikarenakan masyarakat media sosial telah menjadi sebuah
kebutuhan sehari-hari. Hal tersebutlah yang menjadi potensi besar untuk
mengembangkan dakwah melalui media sosial.
Seperti yang dikatakan oleh Wahyul mukrimah siswi MA Darul Arqom
Ponre Waru :
„‟ Hampir seluruh lapisan masyarakat memiliki akun media sosial baik tua maupun muda dengan melihat hal ini tentu ada peluang dakwah yang besar oleh karena itu saya dan teman-teman memanfatkan media sosial ini sebagai washilah dalam menebar kebaikan (berdakwah) karena mudah diakses oleh siapapun dan dimanapun‟‟.59
Ustadz Azmi Hibatullah Gymnastiar S.H selaku pembina IPMM di
Desa Ponre Waru mengatakan bahwah :
„‟Para remaja bisa memanfaatkan smartphone yang ada untuk belajar tentang agama tanpa adanya perantara seorang guru atau ustadz/ustadzah dengan belajar secara otodidak seperti mendownload aplikasi alqur‟an untuk belajar membaca atau mendengarkan ceramah-ceramah yang berhubungan dengan hukum-hukum keagamaan di YouTube‟‟.60
Bagi beberapa orang remaja yang ada di Desa Ponre Waru Media
sosial tidak hanya digunakan sebagai media dakwah bagi mereka tetapi
juga sarana untuk belajar bagi dan lebih memperdalam ilmu keagamaan
mereka. Dengan adanya fasilitas media sosial mereka bisa mencari apa
yang mereka butuhkan.
Fatmawati siswi MA Darul Arqam Ponre Waru mengatakan bahwa:
59
Wahyul Mukrimah (18 tahun), siswi MA Darul Arqam Ponre Waru, wawancara
pada tanggal 19 Februaru 2019
60Ustadz Azmi Hibatullah Gymnastiar (22 tahun), Pembina IPMM di desa Ponre
Waru, wawancara pada tanggal 18 Februari 2019
-
50
‟‟Kami tidak hanya memanfaatkan media sosial sebagai media dakwah tetapi juga tempat untuk belajar lebih banyak tentang ilmu agama sebab di internet kita bisa mencari apa saja yang kita butuhkan‟‟.61
Berdakwah melalui media sosial merupakan inisiatif yang berkesan
memberi pengaruh positif. Pengaruh positif ini dapat dilihat dari beberapa
masyarakat yang hijrah karena melihat potongan-potongan ceramah
pendek di YouTube atau Instagram mereka mendapat penerangan terkait
apa-apa yang belum mereka ketahui.
Seperti yang dikatakan Wahyuningsi siswi MA Daru Arqam
mengatakan bahwa :
„‟Dulu saya malas beribadah akan tetapi tidak sengaja saya melihat video di Instagram melalui video itu saya mendapat pencerahan hinggah saat itu saya rajin menonton kajian-kajian seputar Islam di YouTube maupun di Instagram. Tidak hanya itu, sekarang saya mulai aktif membagikan artikel-artikel maupun video dakwah melalui media sosial bermanfaat bagi orang lain‟‟.62
Hal Yang serupa juga diungkapkan oleh Nurul Mufliha salah satu
remaja di Desa Ponre Waru ia mengatakan bahwa:
„‟ sosial sangat memudahkan kita dalam menebar kebaikan sebab saya sendiri banyak belajar tentang seputar agama Islam melaui media sosial dengan melihat ceramah-ceramah di YouTube, Instagram, WhatsApp, dan lain-lain‟‟.63
61
Fatmawati (17 tahun), siswi MA Darul Arqam Ponre Waru, wawancara pada
tanggal 19 Februari 2019
62Wahyuningsi(18 tahun), siswi MA Darul Arqam ponre Waru, wawancara pada
tanggal 19 Februari 2019
63Nurul muchlisa (18 tahun), remaja di Desa Ponre Waru, wawancara pada
tanggal 21 Februari 2019
-
51
Dari hasil wawancara diatas diketahui bahwa remaja di Desa Ponre
Waru ada beberapa remaja yang memanfaatkan media sosial sebagai
media dakwah dan belajar mereka.
2. Bentuk media sosial yang efektif digunakan dalam berdakwah
Seiring dengan perkembangan zaman, kini metode berdakwah
tidak lagi hanya dalam diskusi atau forum tertentu saja. Tetapi, dakwah
juga dilakukan dengan cara yang lebih modern dalam artian tidak hanya
melalui melalui percakapan atau forum diskusi melainkan memanfaatkan
teknologi media seperti jejaring sosial. Diantara bentuk media sosial yang
sering digunakan adalah Facebook, Instagram, dan YouTube.
Muhammad Dzauki Syarif ketua IPMM di Desa Ponre waru
mengatakan bahwa:
„‟Penggunaan media sosial sebagai media dakwah sangatlah membantu dikarenakan banyak masyarakat awam yang begitu aktif di dunia maya apalagi di facebook hampir semua masyarakat memiliki akun facebook oleh karenanya saya memanfaatkan peluang dakwah ini dengan sebaik-baiknya seperti menshare potongan-potongan ceramah pendek, artikel-artikel islami, poster-poster dakwah dan lain-lain‟‟. 64
Media sosial menjadi sarana yang cukup efektif dalam
menyampaikan segala macam informasi khususnya pesan dakwah. Yang
perlu ditekankan pada hal ini adalah bagaimana cara menyajikan esensis
teks wahyu dengan bahasa yag mudah dimengerti dan menyentuh hati
pembacanya. Oleh karena itu, berbicara baik dan benar perlu diterapkan
di media sosial selain diterapkan di dunia nyata. Selain itu, orang lain
64
Muhammad Dzauki syarif (16 tahun), ketua IPMM di Desa Ponre Waru,
wawancara pada tanggal 19 Februari 2019
-
52
biasa menilai kita dari apa yang kita tulis sebab sesuatu yang disebarkan
atau dibagikan di akun media sosial akan dilihat oleh orang banyak.
Bentuk media sosial yang didapatkan dilapangan penelitian yang paling
banyak digunakan di kalangan masyarakat khususnya remaja adalah
facebook melihat hal itu beberapa penggiat dakwah menggunakan
facebook sebagai media dakwah mereka karena dirasa sangat efektif.
Muhammad Hidayat selaku wakil ketua IPMM di Desa Ponre Waru
juga menambahkan bahwa:
„‟ Mengajak orang lain melakukan kebaikan melalui media sosial memang sudah seharusnya sebab ada orang yang jika diberi tahu secara langsung akan mudah tersinggung karena merasa di diskriminasi atau terkesan dipaksa walau kenyataanya tidak. Oleh karena itu dengan adanya media sosia tentu sangat memudahkan kita dalam menyampaikan pesan-pesan dakwah seperti melalui akun facebook karena mudah diakses dan dilihat orang selain itu penggunya juga sangat banyak utamanya kalangan remaja. Melihat hal ini saya menggunakan akun facebook untuk mengajak dengan menulis pesan dakwah dikolom status kemudian membagikannya di facebook karena saya tahu teman-teman khusnya teman sekolah mereka semua memiliki akun facebook.65
Kemudian Nurul muchlisa juga menambahkan bahwa:
„‟Bentuk media sosial yang paling efektif untuk digunakan dalam melakukan aktifitas dakwah adalah facebook karena hampir semua lapisan masyarakat memiliki akun facebook baik tua maupun muda dan tak jarang ada orang yang memiliki akun facebook lebih dari satu. Selain itu facebook merupakan jarigan sosial terkemuka dan paling diminati masyarakat „‟.66
Wahyuningsi juga mengatakan bahwa:
65
Muhammad Hidayat (18 tahun), wakil ketua IPMM di desa Ponre waru,
wawancara pada tanggal 26 Februari 2019
66Nurul Muchlisa (18 tahun), remaja di desa Ponre Waru, wawancara pada
tanggal 19 Februari 2019
-
53
„‟Facebook sangat mudah digunakan sebagai media untuk mendapatkan informasi karena didalamnya banyak fanfage yang berisi kajian-kajian seputar islam yang bisa di baca atau ada potongan video ceramah pendek dari beberapa ustadz yang di lihat dan di share. selain itu, facebook mempunyai beberapa kelebihan diantaranya,bisa digunakan chatting, mengirim pesan kesesama teman „‟.67
Dari beberapa wawancara diatas penulis menyimpulkan bahwa
kebanyakan remaja menggunakan media sosial Facebook karena
dianggap mudah serta paling banyak penngunanya karena itu penulis
manrik kesimpulan bahwah media yang paling efektif digunakan untuk
melakukan aktivitas dakwah adalah Facebook.
3. Manfaat media sosial sebagai media dakwah
Berdakwah tidak hanya dilakukan dengan membuat sebuah
jama‟ah atau dalam even/kegiatan tertentu yang melibatkan orang banyak
dalam satu waktu dan satu tempat untuk berdakwah melainkan bisa
berekspresi dalam tulisan yang pada seruan dan ajakan pada Islam,
membuat catatan kecil pada situs jejaring sosial seperti facebook, twitter
dan yang lainnya.
Terkait dengan hal diatas peneliti menayakan mengenai manfaat
media sosial sebagai media dakwah bagi mereka berikut hasil wawancara
dengan beberapa orang remaja yang ada di desa Ponre Waru.
Muhammad Dzauki syarif mengatakan bahwa:
„‟Dengan adanya media sosial kita semakin mudah berinteraksi dengan orang banyak dan tidak membutuhkan biaya banyak
67
Wahyuningsi (18 tahun), siswi Ma Darul Arqom Ponre waru, wawancara pada
tanggal 26 Februari 2019
-
54
penyebaran informasi juga sangat cepat serta mudah digunakan tinggal kita yang memilih mau memanfaatkan media sosial sebagai apa karena media sosial tergantung dari siapa yang menggunakannya mau di manfaatkan ke arah yang positif atau sebaliknya‟‟.68 Selanjutnya wahyul mukrimah menambahkan bahwa: „‟Media sosial hendaknya kita menggunakannya dengan sebaik-baiknya dengan memanfaatkan media sosial itu sebagai media untuk menyebarkan pesan-pesan islami karena itu hal ini tinggak kita kembalikan kepada diri kita apakah sudah benar kita bermedia sosial atau belum ,menyeruh kepada kebaikan atau belum,atau malah sebaliknya. Selain itu, hendaknya kita menggunakan media sosial dengan bijak sebab media sosial yang kita miliki adalah cerminan diri kita di masyarakat‟‟.69