daftar sni_bahan lain_2

3

Click here to load reader

Upload: josi-diningrum

Post on 25-Oct-2015

39 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Daftar Sni_bahan Lain_2

STANDAR NASIONAL INDONESIA

DAFTAR STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) BIDANG BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL

No. Judul Standar Nomor Standar Ruang Lingkup

A. Umum 8. Bahan Lain

Metoda Uji 1. Metode Pengujian Kuat

Tarik Baja Beton

SNI 07-2529-1991

Metode ini digunakan untuk menentukan besarnya nilai kuat tarik baja beton dan parameter lainnya yang dapat digunakan dalam pengendalian mutu baja.

2. Metode Pengujian Hilang Pijar Bahan Belerang Untuk Kaping

SNI 03-4168-1996

Metode pengujian ini adalah untuk memperoleh nilai hilang pijar guna menentukan pemenuhan mutu bahan belerang untuk kaping guna meratakan bidang tekan benda uji

3. Metode Pengujian Fisik Panel Gipsum dan Papan Gipsum

SNI 03-6434-2000

Metode ini digunakan untuk pengujian fisik dari panel dan papan gypsum.

4. Metode Pengujian untuk Menentukan Daerah Lapisan Seng Paling Tipis dengan Cara Dreece Pada Besi atau Baja Digalvanis

SNI 06-6443-2000

Metode ini digunakan untuk penentuan daerah paling tipis dari lapisan seng yang ada pada besi atau baja dengan pencelupan pada tembaga sulfat untuk baja berbentuk tabung, baja berbentuk pipa pelindung kabel listrik kaku, baja cor, baja tempa dan struktur baja lainnya dan perangkat keras pada pekerjaan pertanian

5. Metode Pengujian Berat Jenis Epoksi-Resin dan Bahan Pengeras

SNI 06-6446.1-2000

Metode ini untuk menentukan berat jenis epoksi resin dan bahan pengeras.

6. Metode Pengujian Viskositas Epoksi-Resin dan Bahan Pengeras

SNI 06-6446.2-2000

Metode ini digunakan untuk menentukan viskositas epoksi resin dan bahan pengeras dalam keadaan cair pada suhu kamar atau dilarutkan dalam pelarut

7. Metode Pengujian Cat Bitumen sebagai Lapis Pelindung

SNI 06-6452-2000

Metode ini digunakan untuk pengambilan contoh uji dan pengujian cat emulsi bitumen yang digunakan sebagai cat pelindung dengan ketebalan yang cukup pada logam dan penutup atap

8. Metode Pengambilan Contoh Dan Pengujian Abu Terbang Atau Pozolan Alam Sebagai Mineral Pencampur Dalam Beton Semen Portland

SNI 03-6863-2002 Metode ini mencakup prosedur pengambilan contoh dan pengujian abu terbang dan pozolan alam atau pozolan buatan yang digunakan sebagai mineral pencampur dalam beton semen portland. Prosedur tersebut mengikuti urutan sebagai berikut: analisis kimia dan pengujian fisik serta pengambilan contoh.

9. Metode Pengambilan Contoh Uji, Bentuk, Ukuran dan Klasifikasi

SNI 03-6869-2002 Metode ini digunakan untuk menentukan sifat-sifat ukuran dan bentuk agregat termasuk tanah lempung, lanau dan debu.

Spesifikasi 10. Spesifikasi Abu Terbang

Sebagai Bahan Tambahan Untuk Campuran Beton

SNI 03-2460-1991

Tujuan spesifikasi ini adalah untuk memberikan persyaratan mutu abu terbang sebagai bahan tambahan dalam campuran beton sehingga didapatkan sifat-sifat khusus dari beton.

11. Spesifikasi Bahan Tambahan Untuk Beton

SNI 03-2495-1991

Spesifikasi ini memuat persyaratan mutu bahan tambahan yang digunakan sebagai bahan tambahan campuran beton, sehingga didapatkan sifat-sifat khusus dari beton yaitu kemudahan pengerjaan, pengerasan, kekedapan dan keawetan.

Microsoft
3
Microsoft
2
Microsoft
1
Page 2: Daftar Sni_bahan Lain_2

STANDAR NASIONAL INDONESIA

Next

No. Judul Standar Nomor Standar Ruang Lingkup 12. Spesifikasi Bahan

Tambahan Pembentuk Gelembung Udara Untuk Beton

SNI 03-2496-1991

Spesifikasi ini memuat persyaratan bahan tambahan pembentuk gelembung udara, yang digunakan sebagai bahan tambahan dalam campuran beton sehingga didapatkan sifat-sifat khusus dari beton.

13. Spesifikasi Bahan Elastis Perapat Celah Sambungan

SNI 03-3456-1994

Spesifikasi ini dimaksudkan untuk memberikan persyaratan mutu bahan yang digunakan sebagai perapat celah sambungan antara komponen maupun pada elemen bangunan untuk penanggulangan kebocoran pada bangunan rumah dan gedung.

14. Spesifikasi Kapur Untuk Stabilisasi Tanah

SNI 03-4147-1996

Spesifikasi ini mencakup mutu dan persyaratan kapur yang harus dipenuhi untuk pekerjaan stabilisasi tanah.

15. Spesifikasi Bronjong Kawat SNI 03-0090-1999

Standar ini menetapkan dimensi bronjong kawat dan persyaratan bahan baku, syarat mutu, pengambilan contoh, syarat lulus uji, pengemasan dan syarat penandaan bronjong kawat.

16. Spesifikasi Kapur Hidrat untuk keperluan Pasangan Bata.

SNI 03-6378-2000 Spesffikasi ini meliputi empat tipe kapur hidrat (tipe N, S, NA dan SA), tipe N dan S adalah cocok digunakan dalam adukan, pada siar dan plesteran semen, tambahan dinding dan sebagai bahan tambah untuk beton semen. Tipe NA dan SA adalah kapur hidrat mengandung “bahan pembentuk gelembung udara”.

17. Spesifikasi Panel atau Papan Gypsum

SNI 03-6384-2000 Spesifikasi ini meliputi panel atau papan gipsum, penggunaannya dirancang untuk dinding, langit-langit atau dinding penyekat dan mempunyai permukaan yang dapat didekorasi

18. Spesifikasi Kapur Kembang untuk Bahan Bangunan

SNI 03-6387-2000

Spesifikasi ini meliputi semua jenis kapur kembang seperti kapur pecah, kapur butir, kapur bongkah, kapur gumpal dan kapur bubuk untuk bahan bangunan

19. Spesifikasi Standar Termometer

SNI 16-6421-2000

Spesifikasi ini mencakup termometer gelas berisi cairan dengan satuan derajat celsius atau fahrenheit yang sering digunakan pada metode pengujian untuk produk minyak bumi juga mencakup termometer skala pembanding yang rentangnya dapat diatur dalam satuan derajat celsius yang disyaratkan dalam metode pengujian.

20. Spesifikasi Terak Besi Tanur Tinggi Granular untuk digunakan dalam Beton dan Mortar

SNI 16-6485-2000

Spesifikasi ini meliputi tiga kelas kekuatan terak besi tanur tinggi granular halus sebagai bahan yang bersifat semen untuk digunakan pada beton dan mortar.

21. Spesifikasi Timbangan yang digunakan pada pengujian bahan

SNI 03-6414-2002 Spesifikasi ini meliputi persyaratan timbangan dan anak timbangan, yang digunakan untuk keperluan pengujian bahan-bahan konstruksi.

22. Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (Bahan Bangunan Bukan Logam)

SNI 03-6861.1-2002 Spesifikasi ini digunakan sebagai pegangan bagi perencana, pelaksana, pengawas lapangan dan yang berkepentingan dalam hal memilih, memakai dan menilai mutu bahan bangunan bukan logam yang akan digunakan dalam perkerjaan konstruksi

23. Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian B (Bahan Bangunan Dari Besi/ Baja)

SNI 03-6861.2-2002 Spesifikasi ini digunakan sebagai pegangan bagi perencana, pelaksana, pengawas lapangan dan yang berkepentingan dalam hal memilih, memakai dan menilai mutu bahan bangunan dari besi/baja yang akan digunakan dalam perkerjaan konstruksi

24. Spesifikasi Bahan SNI 03-6861.3-2002 Spesifikasi ini digunakan sebagai pegangan bagi perencana,

Microsoft
3
Microsoft
2
Microsoft
1
Page 3: Daftar Sni_bahan Lain_2

STANDAR NASIONAL INDONESIA

No. Judul Standar Nomor Standar Ruang Lingkup Bangunan Bagian C (Bahan Bangunan Dari Logam Bukan Besi)

pelaksana, pengawas lapangan dan yang berkepentingan dalam hal memilih, memakai dan menilai mutu bahan bangunan dari logam bukan besi yang akan digunakan dalam perkerjaan konstruksi

25. Spesifikasi Peralatan Pemasang-an Dinding Bata Dan Plesteran.

SNI 03-6862-2002 Standar ini mencakup spesifikasi peralatan yang diperlukan dalam pekerjaan pemasangan dinding bata.

26. Spesifikasi Kapur untuk Campuran Beraspal.

SNI 03-6864-2002 Spesifikasi ini meliputi persyaratan dan kekuatan kapur yang akan digunakan untuk mengurangi pengaruh air yang terdapat dalam campuran aspal.

27. Spesifikasi Saringan Anyaman Kawat untuk Keperluan Pengujian

SNI 03-6866-2002 Spesifikasi ini meliputi saringan yang terbuat dari anyaman kawat yang dipasang pada suatu bingkai untuk pengujian yang teliti dalam pengklasifikasian material sesuai dengan ukuran butiran nominal

28. Spesifikasi Abu terbang Dan Pozolan Lainnya Untuk Digunakan Dengan Kapur.

SNI 03-6867-2002 Spesifikasi ini mencakup abu terbang dan pozolan lainnya untuk digunakan bersama dengan kapur didalam adukan plastis, dan campuran lain yang berpengaruh terhadap reaksi sifat pozolan kapur.

Tata Cara 29. Tata Cara Pengecatan

Logam SNI 03-2408-1991

Tata cara ini merupakan petunjuk teknis cara pengecatan logam yang baik dan benar serta cara penanggulangannya bila terjadi kegagalan dalam pengecatan.

30. Tata Cara Pengambilan Contoh Uji Kapur Hidrat

SNI 19-6406-2000

Tata cara ini digunakan untuk pengambilan contoh uji kapur hidrat dari berbagai ban berjalan (konveyor), tempat pengiriman dan gudang penyimpanan.

31. Tata Cara Pengambilan Contoh Uji, Pemeriksaan, Pengemasan dan Penandaan Batu Gamping, Kapur serta Produk Kapur

SNI 19-6407-2000

Tata cara ini meliputi pengambilan contoh uji, pemeriksaan, penolakan, pengujian ulang, pengemasan dan penandaan batu gamping, kapur serta produk kapur yang digunakan industri kimia, pertanian dan dalam industri pemrosesan.

32. Tata Cara Penentuan Suku Bilangan yang Signifikan terhadap Nilai Batas yang Dipersyaratkan

SNI 19-6408-2000

Tata cara ini bertujuan untuk menjelaskan metode-metode untuk mengklarifikasikan maksud dari nilai batas yang disyaratkan, dengan membandingkan nilai observasi atau nilai perhitungan dari sejumlah pengujian terhadap nilai batas yang disyaratkan untuk menentukan kesesuaiannya dengan spesifikasi.

33. Tata Cara Kalibrasi Manometer Bourdon dengan Alat Dead Weight Tester

SNI 19-6463-2000

Tata cara ini meliputi petunjuk pelaksanaan dalam melakukan kalibrasi alat pengukur tekanan (manometer) jenis Bourdon, manometer yang telah dikalibrasi akan memberikan koreksi terhadap pembacaan/ pengukuran yang dilakukan.

34. Tata Cara Pelaksanaan Program Uji antar Laboratorium untuk Penentuan Presisi Metode Uji Bahan Konstruksi

SNI 03-6865-2002 Tata Cara ini mencakup merencanakan, melaksanakan, dan menganalisis hasil-hasil studi metode uji antar laboratorium.

35. Tata Cara Pengambilan contoh Uji Secara Acak untuk Bahan Konstruksi

SNI 03-6868-2002 Tata cara ini meliputi penentuan lokasi atau waktu yang tepat secara acak, dimana pengambilan contoh bahan untuk konstruksi dapat dilakukan. Prosedur yang tepat untuk mengamankan contoh uji seperti diskripsi alat pengambilan contoh uji, harus merujuk pada metode standar yang sesuai.

Microsoft
2
Microsoft
1