daftar pustaka 1. kelompok buku dan makalah · pdf filekelompok buku dan makalah ......
TRANSCRIPT
DAFTAR PUSTAKA
1. KELOMPOK BUKU DAN MAKALAH REFERENSI
Djojodipuro, Marsudi. Teori Lokasi. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia. Jakarta. 1992. Kartasapoetra, G. Pembentukan Perusahaan Industri. PT. Bina Aksara.
Jakarta. 1987. Kuntowijoyo. Perubahan Sosial dalam Masyarakat Agraris Madura. Mata
Bangsa. Yogyakarta. 2002. Rusli, Said. Pengantar Ilmu Kependudukan. PT. Pustaka LP3ES Indonesia.
Jakarta. 1996. Sutriah, Siti. Teori Lokasi. Bahan Perkuliahan. Teknik Planologi ITB. Bandung.
2004. __________. Profil Daerah Kabupaten dan Kota. Penerbit Buku Kompas.
Jakarta. 2003.
2. KELOMPOK TUGAS KHIR / PROYEK AKHIR / TESIS / DISERTASI
Barus, Lita Sari. Penentuan Industri Prioritas di Sub Wilayah Pengembangan
Kabil dalam Rangka Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam. Tugas Akhir. Planologi ITB. 1992.
Edward. Penentuan Jenis-jenis Industri yang Diprioritaskan untuk
Dikembangkan (Kasus Studi : Kawasan Industri Bekasi). Tugas Akhir. Planologi ITB. 1991.
Ghalib, Rusli. Dampak Pembangunan Sistem Transportasi Bagi Pembangunan
Regional di Aceh Timur. Tesis. Planologi ITB. 1986. Kusumaningsih, Kartika. Identifikasi Potensi Pengembangan Wilayah
Kabupaten Lebak Berbasis pada Keterkaitan Hulu dan Hilir dari Industri Pengolahan Besar Sedang Kabupaten Serang. Tugas Akhir. Planologi ITB. 1995.
Mulyaningsih, Sri. Studi Wilayah Pengembangan Kabupaten Gresik Melalui
Identifikasi Kesempatan Kerja di Sektor Pertanian dan Sektor Industri. Tesis. Perencanaan Wilayah dan Kota ITB. 1989.
Permana, Tuti. Penilaian Kemungkinan Cilacap untuk Dapat Dikembangkan Menjadi Daerah Industri. Tugas Akhir. Departemen Tata Pembangunan Daerah dan Kota ITB. 1974.
Savitry, Reny. Analisis Lokasi Industri di Kotif Tangerang. Tugas Akhir.
Planologi ITB. 1991. Suherman, dkk. Studi Analisis Dampak Fiskal Akibat Rencana Pembangunan
Jembatan Surabaya-Madura terhadap Perubahan Penggunaan Lahan dan Transportasi. Tugas Akhir. Planologi ITB. 1993.
Tavio, Hariandry. Identifikasi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi
Pemilihan Lokasi Industri di Kawasan Industri Pulogadung. Tugas Akhir. Planologi ITB. 1990.
Wilmar Salim, dkk. Identifikasi Fenomena Wilayah Mega Urban
Gerbangkertasusila dan Koridor Surabaya – Malang. Proyek Akhir. Planologi ITB. 1996.
3. KELOMPOK TERBITAN INSTANSI DAN LAPORAN
Buku Panduan Pengelolaan Lingkungan Hidup Industri Kimia, Agro, dan Hasil
Hutan. Departemen Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia. 2001.
Daftar Investasi Kabupaten Bangkalan. Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah Kabupaten Bangkalan. 2006. Dasar Pemikiran dalam Penyusunan Kriteria bagi Mengarahkan Penetapan
Lokasi Kawasan Industri. Departemen Perindustrian. 1999. Indikator Industri Besar dan Sedang. Biro Pusat Statistik. 2003. Kabupaten Gresik Dalam Angka. Biro Pusat Statistik. 2003. Kabupaten Bangkalan Dalam Angka. Biro Pusat Statistik. 2005. Kota Surabaya Dalam Angka. Biro Pusat Statistik. 2003. Kriteria Lokasi Industri dan Standar Teknis Industri. Departemen
Perindustrian Republik Indonesia. 2003. Laporan Akhir East Java Integrated Industrial Zone – Ekonomi Kawasan
Khusus Kabupaten Bangkalan. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah kabupaten Bangkalan. 2007.
Laporan Akhir Penyusunan Masterplan East Java Integrated Industrial Zone Tahap I Propinsi Jawa Timur. Kamar Dagang dan Industri Propinsi Jawa Timur. 2006.
Laporan Akhir Rencana Pengembangan Wilayah Kepulauan Madura 2004-
2014. Studio Wilayah S2 Teknik Planologi Institut Teknologi Bandung. 2004.
Laporan Feasibility Study Jembatan Surabaya–Madura 2002. Dinas Pekerjaan
Umum Propinsi Jawa Timur. 2002 Laporan Pendahuluan East Java Integrated Industrial Zone – Masterplan
Pembangunan Ekonomi Daerah Kabupaten Bangkalan. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah kabupaten Bangkalan. 2007.
Laporan Pendahuluan Penataan Ruang Wilayah Pengembangan Jembatan
Jawa Madura. Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah. 2003. Laporan Rencana Detail Tata Ruang Wilayah Kaki Jembatan Suramadu Sisi
Bangkalan. Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Kabupaten Bangkalan. 2006.
Laporan Rencana Struktur Tata Ruang Gerbangkertosusila. Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah Propinsi Jawa Timur. 2005. Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bangkalan. Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bangkalan. 2007. Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Jawa Timur. Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah Propinsi Jawa Timur. 2006. Laporan Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kawasan Industri dan
Permukiman Bangkalan Selatan. Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Kabupaten Bangkalan. 2006.
Perkembangan Indeks Produksi Industri Besar dan Sedang 2000-2005. Biro
Pusat Statistik. 2005. Propinsi Jawa Timur Dalam Angka. Biro Pusat Statistik. 2006. Rancangan Peraturan Presiden tentang Badan Pengembangan Wilayah
Surabaya Madura. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Propinsi Jawa Timur. 2007.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bangkalan Tahun 2008-
2013. Bappeda Kabupaten Bangkalan dan Universitas Airlangga Surabaya. 2007.
Studi Kelayakan Kawasan Industri Padang. PT. Djambacon. Departemen
Perindustrian Republik Indonesia. 1983.
Tabel Input Output Indonesia Updating 2003. Biro Pusat Statistik. 2003. Tataran Transportasi Propinsi Jawa Timur 2005-2020. Dinas Perhubungan
Propinsi Jawa Timur. 2005.
4. KELOMPOK PERATURAN DAN UNDANG-UNDANG
Keputusan Menteri Perindustrian No 148 Tahun 1995 tentang Penetapan Jenis
dan Komoditi Industri yang Tidak Merusak ataupun Membahayakan Lingkungan serta Tidak Menggunakan SDA Secara Berlebihan.
Keputusan Presiden Nomor 4 Tahun 1996 tentang Kawasan Industri. Keputusan Presiden Tahun 2001 tentang Rencana Pembangunan Jembatan
Suramadu. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1997 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional.
5. KELOMPOK MAJALAH DAN SURAT KABAR
ANTARA News. Pembangunan Jembatan Suramadu Mencapai 60,12 Persen.
25 Oktober 2007. Kompas. Membangun Madura Harus Bikin "Wong Cilik" Tertawa. 28 Agustus
2000. Kompas. Jembatan Suramadu Dipastikan Selesai 2008. 19 November 2005. Kompas. Jembatan Suramadu Diusulkan Jadi Jalan Tol. 9 Juli 2006. Media Indonesia. Pemerintah akan Bentuk Badan Otorita Madura. 8 November
2006. Metro TV Online. Gubernur Jatim Diminta Membentuk Badan Otorita Pulau
Madura. 17 November 2006. Radar Madura. BOM Hanya Jadi Beban. 16 November 2006.
Suara Surabaya. Bentang Tengah Jembatan Suramadu Selesai Akhir 2006. 9 Juli 2006.
Surabaya Post. Pos Keamanan Laut Sapeken dan Kangean Bergantung pada Bupati Sumenep. 22 November 1999.
Surabaya Post. Rencana Daerah Otorita Madura Belum Semua Politisi dan Rakyat Setuju. 14 November 2006.
TEMPO Interaktif. Produksi Listrik PLTU Gresik Menurun. 9 September 2003. TEMPO Interaktif. Konsorsium Cina-Indonesia Selesaikan Jembatan
Suramadu. 21 Agustus 2003. www.dutamasyarakat.com. Pengembangan Surabaya Metropolitan Area di
Masa Depan Gerbangkertasusila Lebih Pas. 26 Oktober 2007. www.kabharmadhura.blogspot.com. Berkah Gas Belum Menetes. www.leapidea.com. PLTN di Madura. 25 Februari 2007. www.suramadu.com. Bentuk Otorita, SBY Minta Kebut Suramadu. 11
November 2006. www.suramadu.com. Manfaat Jembatan Suramadu. 16 Juli 2007.
www.suramadu.com. Selesaikan Suramadu, Badan Otorita Madura Dibentuk. 8 November 2006.
LAMPIRAN FOTO
Lahan di Kabupaten Bangkalan yang karakteristiknya kering
Kondisi jalan pada umumnya di Kabupaten Bangkalan,
sempit dan tidak terlalu lebar
Industri-industri di Kabupaten Gresik dan Kota Surabaya yang tampak dari
Pelabuhan Kamal, Kabupaten Bangkalan
Pelabuhan Tanjung Priuk, Surabaya, Jawa Timur
Jembatan Suramadu dilihat dari daratan Kabupaten Bangkalan
Aksesibilitas ruas jalan menuju Jembatan Suramadu
Proyek pembangunan Jembatan
Suramadu yang masih dalam tahap
pengerjaan
ANALISIS KETERKAITAN HULU-HILIR INDUSTRI
Terkait dengan konsep aglomerasi, kriteria yang digunakan untuk mengukur
kelayakan sebagai lokasi industri adalah keberadaan industri yang merangsang
munculnya industry baru (inter industry linkages). Keberadaan jenis industri
seperti ini diukur dari besarnya nilai keterkaitan hulu dan hilir yang dimilikinya.
Besarnya nilai keterkaitan hulu-hilir dapat dihitung dari besarnya indeks
daya penyebaran dan derajat kepekaan tiap-tiap jenis industri yang dihitung dari
Matriks Kebalikan Atas Dasar Harga Produsen. Besaran yang menunjukkan daya
penyebaran adalah α. Nilai α > 1 menunjukkan bahwa tingkat pengaruh keterkaitan
hulunya kuat. Sedangkan besaran yang menunjukkan derajat kepekaan adalah β. Nilai
β > 1 menunjukkan bahwa tingkat pengaruh keterkaitan hilirnya kuat.
Berikut ini rumus yang menyatakan besarnya indeks daya penyebaran dan
derajat kepekaan.
α1 = (∑ bi1) / ((1/n) x ∑ ∑ bij)
β1 = (∑ b1j) / ((1/n) x ∑ ∑ bij)
Dari Matriks Kebalikan Atas Dasar Harga Produsen (terlampir) seperti dalam bentuk
di bawah ini, digunakan rumus tersebut untuk memperoleh nilai α dan β.
GAMBAR
CONTOH MATRIKS KEBALIKAN ATAS DASAR HARGA PRODUSEN (I–A)-1
Sektor 1 b11 b12 … … b1j … … b1n ∑ b1j Sektor 2 b21 b22 … … b2j … … b2n ∑ b2j … … … … … … … … … … … … … … … Sektor i bi1 bi2 … … bij … … bin ∑ bij … … … … … … … … … … … … … … … Sektor n bn1 bn2 … … bnj … … bnn ∑ bnj ∑ bij ∑ bi1 ∑ bi2 … … ∑ bij … … ∑ bin ∑∑ bij
Berikut di bawah ini dilampirkan data besarnya indeks daya penyebaran dan
derajat kepekaan tiap-tiap jenis industri, yang dihitung dengan menggunakan
rumus yang telah dipaparkan sebelumnya, yang diaplikasikan pada Matriks
Kebalikan Atas Dasar Harga Produsen (terlampir).
TABEL NILAI INDEKS DAYA PENYEBARAN DAN DERAJAT KEPEKAAN
TIAP-TIAP JENIS INDUSTRI
sektor ∑ bxj ∑ bix α β 1 2.481770 1.265840 0.681283 1.3357042 1.487020 1.133020 0.609798 0.8003243 1.489880 1.254300 0.675072 0.8018634 1.100460 1.100430 0.592258 0.5922745 1.089310 1.144250 0.615843 0.5862736 1.209110 1.299930 0.699630 0.6507517 1.567040 1.509720 0.812541 0.8433918 1.689150 1.516440 0.816158 0.9091119 1.119570 1.350760 0.726988 0.602560
10 1.401160 1.631070 0.877852 0.75411311 1.056810 2.055390 1.106224 0.56878212 1.028620 1.728550 0.930316 0.55361013 1.007320 1.323120 0.712112 0.54214614 1.046600 1.343610 0.723139 0.56328715 1.137930 1.165490 0.627274 0.61244116 1.272180 1.452300 0.781637 0.68469517 1.806930 1.407520 0.757536 0.97250118 1.867670 1.491290 0.802622 1.00519219 1.183090 2.025320 1.090040 0.63674620 1.436200 2.102310 1.131476 0.77297221 1.263450 1.384070 0.744915 0.67999722 1.158910 1.312810 0.706563 0.62373323 1.394350 1.402470 0.754818 0.75044824 4.492290 1.422480 0.765588 2.41777925 2.952770 1.219330 0.656251 1.58919926 1.166840 1.469640 0.790969 0.62800127 1.540460 2.231590 1.201056 0.82908528 1.231670 2.073070 1.115739 0.66289329 1.256020 2.099120 1.129760 0.67599830 2.245960 2.318650 1.247912 1.20879031 1.095990 2.187270 1.177202 0.58986932 2.283620 2.143640 1.153721 1.22905933 1.068010 1.950820 1.049944 0.57481034 1.097300 1.736680 0.934692 0.590574
35 1.885410 2.436270 1.311216 1.014740 36 2.042130 2.480180 1.334848 1.099087 37 1.349140 2.029900 1.092505 0.726116 38 2.005980 2.278390 1.226244 1.079631 39 2.875690 2.467270 1.327900 1.547714 40 6.022520 2.612170 1.405886 3.241358 41 3.208380 1.596200 0.859085 1.726770 42 2.704800 2.561290 1.378502 1.455740 43 1.223780 1.908630 1.027237 0.658646 44 1.110120 1.662860 0.894962 0.597474 45 1.740250 2.329300 1.253644 0.936613 46 1.469410 1.972700 1.061720 0.790846 47 2.053130 2.841460 1.529292 1.105007 48 1.679920 2.525550 1.359267 0.904144 49 3.152930 2.268750 1.221056 1.696927 50 1.121650 2.344250 1.261690 0.603679 51 2.243340 2.229230 1.199786 1.207380 52 1.799880 2.435380 1.310737 0.968707 53 6.591270 1.764880 0.949870 3.547463 54 1.670430 1.960610 1.055213 0.899036 55 1.023210 2.342800 1.260910 0.550698 56 2.454710 2.047000 1.101708 1.321140 57 2.283360 2.410020 1.297088 1.228919 58 1.330970 2.609090 1.404229 0.716336 59 1.952590 1.876990 1.010208 1.050896 60 1.801560 1.462970 0.787380 0.969611 61 2.974170 1.460440 0.786018 1.600717 62 2.613360 1.684340 0.906522 1.406527 63 1.045470 1.814860 0.976769 0.562679 64 1.158670 1.931750 1.039680 0.623603 65 3.280370 2.011330 1.082510 1.765516 66 1.035500 2.020400 1.087392 0.557313
∑ ∑ bij 122.629560 122.629560
Keterangan : sektor 27-50 adalah sektor industri
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2007
WAWANCARA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
KABUPATEN/KOTAMADYA GRESIK
Kabupaten Bangkalan menjadi salah satu alternatif daerah lokasi kegiatan sektor industri di Propinsi Jawa Timur, terkait dengan rencana pembangunan Jembatan Suramadu. Akan tetapi kelayakan Kabupaten Bangkalan untuk dijadikan sebagai daerah lokasi kegiatan industri masih dalam tahap penelitian. Wawancara ini bertujuan untuk melihat kriteria dan indikator kelayakan faktor-faktor lokasi yang mempengaruhi pemilihan lokasi kegiatan industri, yang terdiri dari aspek transportasi, pertanahan, tenaga kerja, aglomerasi/deglomerasi, serta economic of scale dan luas pasaran. Survey ini dilakukan dalam rangka penulisan Tugas Akhir Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, ITB, sehingga penulis mengucapkan terimakasih atas kesediaan waktu yang diberikan dalam menjawab wawancara ini.
Penulis : Paramita NIM : 154 03 005
Pertanyaan Wawancara :
1. Apakah dinas perindustrian membuat kebijakan mengenai kriteria dan indikator kelayakan faktor-faktor lokasi yang mempengaruhi pemilihan lokasi kegiatan industri, yang terdiri dari aspek transportasi, pertanahan, tenaga kerja, aglomerasi/deglomerasi, dan economic of scale/luas pasaran?
No Kriteria Variabel Indikator 1 Transportasi
2 Pertanahan
3 Tenaga kerja
4 Aglomerasi/deglomerasi
5 Luas pasaran
2. Terkait dengan aspek transportasi, apakah ada kriteria khusus untuk menjadikan suatu daerah layak dijadikan alternatif lokasi kegiatan industri? (misalnya, kriterianya adalah minimal panjang jalan harus ... meter, dsb).
a. Kapasitas jalan? ton/hari b. Panjang jalan? km c. Kondisi jalan? d. Aksesibilitas ke setiap tempat? menit/jam e. Dll
3. Apa saja indikator dari kriteria kelayakan tersebut?
4. Terkait dengan aspek pertanahan, apakah ada kriteria khusus untuk menjadikan
suatu daerah layak dijadikan alternatif lokasi kegiatan industri? (misalnya, kriterianya adalah kemiringan lereng harus ... %, dsb).
a. Harga tanah? sampai seberapa murah? b. Kriteria fisik tanah? (kondisi topografi/kemiringan, geologi, hidrologi) c. Kebutuhan lahan peruntukan industri harus seberapa luas untuk bisa
dikatakan layak? d. Dll
5. Apa saja indikator dari kriteria kelayakan tersebut?
No Kriteria Variabel Indikator 1 Pertanahan Harga tanah rupiah
Kriteria fisik tanah - topografi - geologi - hidrologi Kebutuhan lahan peruntukan industri Ha dll..
6. Terkait dengan aspek tenaga kerja, apakah ada kriteria khusus untuk menjadikan
suatu daerah layak dijadikan alternatif lokasi kegiatan industri? (misalnya, kriterianya adalah kualitas tenaga kerja minimal harus berpendidikan ... , dsb).
a. Jumlah tenaga kerja? b. Kualitas tenaga kerja? pendidikan? Usia? Jenis kelamin? c. Standar upah tenaga kerja? d. Dll
No Kriteria Variabel Indikator 1 Transportasi Kapasitas jalan ton/hari
Panjang jalan km Kondisi jalan Aksesibilitas ke setiap tempat Menit/km Dll..
7. Apa saja indikator dari kriteria kelayakan tersebut? No Kriteria Variabel Indikator
1 Tenaga kerja Jumlah tenaga kerja Kualitas tenaga kerja - pendidikan - Usia - Jenis kelamin Standar upah tenaga kerja dll..
8. Terkait dengan aspek aglomerasi/deglomerasi, apakah ada kriteria khusus untuk
menjadikan suatu daerah layak dijadikan alternatif lokasi kegiatan industri? (misalnya, kriterianya adalah minimal harus ada ... perusahaan dalam suatu wilayah agar konsep aglomerasi bisa diterapkan, dsb).
a. Agar konsep aglomerasi bisa diterapkan, minimal harus berapa perusahaan yang ada di suatu wilayah?
b. Apa saja fasilitas yang disediakan untuk mengundang investor/perusahaan tersebut?
c. Keuntungan seperti apa yang menjadi indikator keberhasilan konsep aglomerasi?
d. Faktor apa yang mempengaruhi perusahaan berdeglomerasi? e. Keuntungan seperti apa yang menjadi indikator keberhasilan konsep
deglomerasi? f. Dll
9. Apa saja indikator dari kriteria kelayakan tersebut? No Kriteria Variabel Indikator
1 Aglomerasi/deglomerasi minimal jumlah perusahaan
fasilitas tersedia untuk mengundang investor/perusahaan
Keuntungan yang menjadi indikator keberhasilan konsep aglomerasi
Faktor yang mempengaruhi perusahaan berdeglomerasi
Keuntungan yang menjadi indikator keberhasilan konsep deglomerasi
dll..
10. Terkait dengan aspek economic of scale/luas pasaran, apakah ada kriteria khusus
untuk menjadikan suatu daerah layak dijadikan alternatif lokasi kegiatan industri? (misalnya, kriterianya adalah luas pasaran harus mencapai wilayah yang jaraknya ... km dari wilayah produksi, dsb).
a. Jangkauan luas pasaran? b. Dll
11. Apa saja indikator dari kriteria kelayakan tersebut? No Kriteria Variabel Indikator
1 Economic of scale / Jangkauan luas pasaran luas pasaran dll..
12. Jenis industri apa saja yang ada di Gresik? (mulai dari industri berat sampai industri
rumah tangga) 13. Menurut Dinas Perindustrian, jenis industri seperti apa yang memiliki prospek bagus
dan diminati investor yang berlokasi di Jawa Timur? 14. Dari jenis industri yang memiliki prospek bagus dan diminati investor tersebut di atas,
jenis industri apa yang diperkirakan bisa berlokasi di Kabupaten Bangkalan? 15. Apa prasyarat jenis industri tersebut dalam menarik investor? 16. Menurut Dinas Perindustrian (sesuai dengan kriteria dan indikator kelayakan faktor
lokasi industri), jenis industri seperti apa yang cocok dikembangkan di Kabupaten Bangkalan?
17. Adakah jenis industri yang dimaksud tersebut yang terdapat di Gresik? 18. Apa perusahaan yang bergerak dalam jenis industri tersebut?
__ Terima Kasih __
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2007
WAWANCARA PERUSAHAAN INDUSTRI
KABUPATEN/KOTAMADYA GRESIK
Kabupaten Bangkalan menjadi salah satu alternatif daerah lokasi kegiatan sektor industri di Propinsi Jawa Timur, terkait dengan rencana pembangunan Jembatan Suramadu. Akan tetapi kelayakan Kabupaten Bangkalan untuk dijadikan sebagai daerah lokasi kegiatan industri masih dalam tahap penelitian. Wawancara ini bertujuan untuk melihat kriteria dan indikator kelayakan faktor-faktor lokasi yang mempengaruhi pemilihan lokasi kegiatan industri, yang terdiri dari aspek transportasi, pertanahan, tenaga kerja, aglomerasi/deglomerasi, serta economic of scale dan luas pasaran. Survey ini dilakukan dalam rangka penulisan Tugas Akhir Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, ITB, sehingga penulis mengucapkan terimakasih atas kesediaan waktu yang diberikan dalam menjawab wawancara ini.
Penulis : Paramita NIM : 154 03 005
Pertanyaan Wawancara :
1. Apakah perusahaan ini mempunyai kriteria dan indikator kelayakan faktor-faktor lokasi yang mempengaruhi pemilihan lokasi kegiatan industri, yang terdiri dari aspek transportasi, pertanahan, tenaga kerja, aglomerasi/deglomerasi, dan economic of scale/luas pasaran?
No Kriteria Variabel Indikator 1 Transportasi
2 Pertanahan
3 Tenaga kerja
4 Aglomerasi/deglomerasi
5 Luas pasaran
2. Terkait dengan aspek transportasi, apakah ada kriteria khusus untuk menjadikan suatu daerah layak dijadikan alternatif lokasi kegiatan industri? (misalnya, kriterianya adalah minimal panjang jalan harus ... meter, dsb).
a. Kapasitas jalan? ton/hari b. Panjang jalan? km c. Kondisi jalan? d. Aksesibilitas ke setiap tempat? menit/jam e. Dll
3. Apa saja indikator dari kriteria kelayakan tersebut?
4. Terkait dengan aspek pertanahan, apakah ada kriteria khusus untuk menjadikan
suatu daerah layak dijadikan alternatif lokasi kegiatan industri? (misalnya, kriterianya adalah kemiringan lereng harus ... %, dsb).
a. Harga tanah? sampai seberapa murah? b. Kriteria fisik tanah? (kondisi topografi/kemiringan, geologi, hidrologi) c. Kebutuhan lahan peruntukan industri harus seberapa luas untuk bisa
dikatakan layak? d. Dll
5. Apa saja indikator dari kriteria kelayakan tersebut?
No Kriteria Variabel Indikator 1 Pertanahan Harga tanah rupiah
Kriteria fisik tanah - topografi - geologi - hidrologi Kebutuhan lahan peruntukan industri Ha dll..
6. Terkait dengan aspek tenaga kerja, apakah ada kriteria khusus untuk menjadikan
suatu daerah layak dijadikan alternatif lokasi kegiatan industri? (misalnya, kriterianya adalah kualitas tenaga kerja minimal harus berpendidikan ... , dsb).
a. Jumlah tenaga kerja? b. Kualitas tenaga kerja? pendidikan? Usia? Jenis kelamin? c. Standar upah tenaga kerja? d. Dll
No Kriteria Variabel Indikator 1 Transportasi Kapasitas jalan ton/hari
Panjang jalan km Kondisi jalan Aksesibilitas ke setiap tempat Menit/km Dll..
7. Apa saja indikator dari kriteria kelayakan tersebut? No Kriteria Variabel Indikator
1 Tenaga kerja Jumlah tenaga kerja Kualitas tenaga kerja - pendidikan - Usia - Jenis kelamin Standar upah tenaga kerja dll..
8. Terkait dengan aspek aglomerasi/deglomerasi, apakah ada kriteria khusus untuk
menjadikan suatu daerah layak dijadikan alternatif lokasi kegiatan industri? (misalnya, kriterianya adalah minimal harus ada ... perusahaan dalam suatu wilayah agar konsep aglomerasi bisa diterapkan, dsb).
a. Agar konsep aglomerasi bisa diterapkan, minimal harus berapa perusahaan yang ada di suatu wilayah?
b. Apa saja fasilitas yang disediakan untuk mengundang investor/perusahaan tersebut?
c. Keuntungan seperti apa yang menjadi indikator keberhasilan konsep aglomerasi?
d. Faktor apa yang mempengaruhi perusahaan berdeglomerasi? e. Keuntungan seperti apa yang menjadi indikator keberhasilan konsep
deglomerasi? f. Dll
9. Apa saja indikator dari kriteria kelayakan tersebut? No Kriteria Variabel Indikator
1 Aglomerasi/deglomerasi minimal jumlah perusahaan
fasilitas tersedia untuk mengundang investor/perusahaan
Keuntungan yang menjadi indikator keberhasilan konsep aglomerasi
Faktor yang mempengaruhi perusahaan berdeglomerasi
Keuntungan yang menjadi indikator keberhasilan konsep deglomerasi
dll..
10. Terkait dengan aspek economic of scale/luas pasaran, apakah ada kriteria khusus
untuk menjadikan suatu daerah layak dijadikan alternatif lokasi kegiatan industri? (misalnya, kriterianya adalah luas pasaran harus mencapai wilayah yang jaraknya ... km dari wilayah produksi, dsb).
a. Jangkauan luas pasaran? b. Dll
11. Apa saja indikator dari kriteria kelayakan tersebut? No Kriteria Variabel Indikator
1 Economic of scale / Jangkauan luas pasaran luas pasaran dll..
12. Bergerak dalam bidang apa perusahaan industri ini? 13. Berapa luas lahan perusahaan industri ini? 14. Berapa harga lahan perusahaan industri ini? 15. Berapa ongkos transportasi yang dibutuhkan perusahaan industri ini? (dalam
memperoleh bahan baku dan memasarkan hasil komoditi) 16. Berapa jumlah tenaga kerja perusahaan industri ini? 17. Bagaimana kualitas tenaga kerja perusahaan industri ini? 18. Berapa upah/gaji buruh/tenaga kerja di perusahaan industri ini? 19. Komoditi apa yang dihasilkan dari perusahaan industri ini? 20. Darimana perusahaan industri ini mendapatkan bahan baku? 21. Kemana komoditi yang dihasilkan dari perusahaan industri ini dipasarkan? 22. Apakah perusahaan industri ini beraglomerasi/deglomerasi dengan perusahaan
industri lain yang sejenis? Mengapa? Faktor-faktor yang mempengaruhinya? 23. Hal-hal menguntungkan apa saja yang sudah dirasakan setelah
beraglomerasi/deglomerasi? 24. Apakah perusahaan industri ini berkeinginan untuk mengembangkan jenis industri ini
di wilayah lain? Di mana? 25. Mengapa perusahaan industri ini berkeinginan untuk mengembangkan jenis industri
ini di wilayah tersebut? 26. Apakah perusahaan industri ini berkeinginan untuk mengembangkan jenis industri ini
di Kabupaten Bangkalan? 27. Faktor apa yang menyebabkan perusahaan industri ini tidak berkeinginan untuk
mengembangkan jenis industri ini di Kabupaten Bangkalan? 28. Faktor apa saja yang harus ditingkatkan agar perusahaan industri ini berkeinginan
untuk mengembangkan jenis industri ini di Kabupaten Bangkalan? a. Transportasi? b. Luas lahan dan harga lahan? c. Jumlah dan kualitas tenaga kerja? d. dll
29. Bila pada akhirnya perusahaan industri ini berkeinginan untuk mengembangkan jenis industri ini di Kabupaten Bangkalan, apakah bersedia menggunakan jasa tenaga kerja yang berasal dari daerah setempat?
30. Bersediakah bila ada kebijakan yang mengatur bahwa perusahaan industri yang ada di Kabupaten Bangkalan harus menggunakan jasa tenaga kerja yang berasal dari daerah setempat?
__ Terima Kasih __
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2007
WAWANCARA BAPPEDA BIDANG PERENCANAAN
PROPINSI JAWA TIMUR
Kabupaten Bangkalan menjadi salah satu alternatif daerah lokasi kegiatan sektor industri di Propinsi Jawa Timur, terkait dengan rencana pembangunan Jembatan Suramadu. Akan tetapi kelayakan Kabupaten Bangkalan untuk dijadikan sebagai daerah lokasi kegiatan industri masih dalam tahap penelitian. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui kebijakan pengembangan Kabupaten Bangkalan dalam ruang lingkup perencanaan Propinsi Jawa Timur. Survey ini dilakukan dalam rangka penulisan Tugas Akhir Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, ITB, sehingga penulis mengucapkan terimakasih atas kesediaan waktu yang diberikan dalam menjawab wawancara ini.
Penulis : Paramita NIM : 154 03 005
Pertanyaan Wawancara :
1. Bagaimana kebijakan pengembangan Kabupaten Bangkalan dalam ruang lingkup perencanaan Propinsi Jawa Timur?
2. Apakah Bappeda Propinsi Jawa Timur mempunyai kebijakan khusus mengenai pengembangan Kabupaten Bangkalan untuk dijadikan sebagai alternatif daerah lokasi kegiatan sektor industri di Propinsi Jawa Timur?
3. Apa yang mendasari hal tersebut di atas? 4. Menurut Bappeda Propinsi Jawa Timur, apa saja yang menjadi kelebihan dan
kekurangan Kabupaten Bangkalan sebagai alternatif daerah lokasi kegiatan sektor industri di Propinsi Jawa Timur?
5. Bagaimana kebijakan pengembangan Kabupaten Bangkalan terkait dengan rencana pembangunan Jembatan Suramadu?
__ Terima Kasih __
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2007
WAWANCARA BAPPEDA BIDANG PERENCANAAN
KABUPATEN BANGKALAN
Kabupaten Bangkalan menjadi salah satu alternatif daerah lokasi kegiatan sektor industri di Propinsi Jawa Timur, terkait dengan rencana pembangunan Jembatan Suramadu. Akan tetapi kelayakan Kabupaten Bangkalan untuk dijadikan sebagai daerah lokasi kegiatan industri masih dalam tahap penelitian. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui kebijakan pengembangan Kabupaten Bangkalan dalam ruang lingkup perencanaan Propinsi Jawa Timur. Survey ini dilakukan dalam rangka penulisan Tugas Akhir Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, ITB, sehingga penulis mengucapkan terimakasih atas kesediaan waktu yang diberikan dalam menjawab wawancara ini.
Penulis : Paramita NIM : 154 03 005
Pertanyaan Wawancara :
1. Apakah Bappeda Kabupaten Bangkalan mempunyai kebijakan khusus mengenai pengembangan Kabupaten Bangkalan untuk dijadikan sebagai alternatif daerah lokasi kegiatan sektor industri di Propinsi Jawa Timur?
2. Apa yang mendasari hal tersebut di atas? 3. Menurut Bappeda Kabupaten Bangkalan, apa saja yang menjadi kelebihan dan
kekurangan Kabupaten Bangkalan sebagai alternatif daerah lokasi kegiatan sektor industri di Propinsi Jawa Timur?
4. Bagaimana kebijakan pengembangan Kabupaten Bangkalan terkait dengan rencana pembangunan Jembatan Suramadu?
5. Sejauh mana rencana pembangunan Jembatan Suramadu mempengaruhi kebijakan tersebut?
__ Terima Kasih __
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2007
WAWANCARA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
KABUPATEN/KOTAMADYA SURABAYA
Kabupaten Bangkalan menjadi salah satu alternatif daerah lokasi kegiatan sektor industri di Propinsi Jawa Timur, terkait dengan rencana pembangunan Jembatan Suramadu. Akan tetapi kelayakan Kabupaten Bangkalan untuk dijadikan sebagai daerah lokasi kegiatan industri masih dalam tahap penelitian. Wawancara ini bertujuan untuk melihat kriteria dan indikator kelayakan faktor-faktor lokasi yang mempengaruhi pemilihan lokasi kegiatan industri, yang terdiri dari aspek transportasi, pertanahan, tenaga kerja, aglomerasi/deglomerasi, serta economic of scale dan luas pasaran. Survey ini dilakukan dalam rangka penulisan Tugas Akhir Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, ITB, sehingga penulis mengucapkan terimakasih atas kesediaan waktu yang diberikan dalam menjawab wawancara ini.
Penulis : Paramita NIM : 154 03 005
Pertanyaan Wawancara :
1. Apakah dinas perindustrian membuat kebijakan mengenai kriteria dan indikator kelayakan faktor-faktor lokasi yang mempengaruhi pemilihan lokasi kegiatan industri, yang terdiri dari aspek transportasi, pertanahan, tenaga kerja, aglomerasi/deglomerasi, dan economic of scale/luas pasaran?
No Kriteria Variabel Indikator 1 Transportasi
2 Pertanahan
3 Tenaga kerja
4 Aglomerasi/deglomerasi
5 Luas pasaran
2. Terkait dengan aspek transportasi, apakah ada kriteria khusus untuk menjadikan
suatu daerah layak dijadikan alternatif lokasi kegiatan industri? (misalnya, kriterianya adalah minimal panjang jalan harus ... meter, dsb). a. Kapasitas jalan? ton/hari b. Panjang jalan? km c. Kondisi jalan? d. Aksesibilitas ke setiap tempat? menit/jam e. Dll
3. Apa saja indikator dari kriteria kelayakan tersebut?
4. Terkait dengan aspek pertanahan, apakah ada kriteria khusus untuk menjadikan
suatu daerah layak dijadikan alternatif lokasi kegiatan industri? (misalnya, kriterianya adalah kemiringan lereng harus ... %, dsb). a. Harga tanah? sampai seberapa murah? b. Kriteria fisik tanah? (kondisi topografi/kemiringan, geologi, hidrologi) c. Kebutuhan lahan peruntukan industri harus seberapa luas untuk bisa
dikatakan layak? d. Dll
5. Apa saja indikator dari kriteria kelayakan tersebut?
No Kriteria Variabel Indikator 1 Pertanahan Harga tanah rupiah
Kriteria fisik tanah - topografi - geologi - hidrologi Kebutuhan lahan peruntukan industri Ha dll..
6. Terkait dengan aspek tenaga kerja, apakah ada kriteria khusus untuk menjadikan
suatu daerah layak dijadikan alternatif lokasi kegiatan industri? (misalnya, kriterianya adalah kualitas tenaga kerja minimal harus berpendidikan ... , dsb). a. Jumlah tenaga kerja? b. Kualitas tenaga kerja? pendidikan? Usia? Jenis kelamin? c. Standar upah tenaga kerja? d. Dll
7. Apa saja indikator dari kriteria kelayakan tersebut?
No Kriteria Variabel Indikator 1 Tenaga kerja Jumlah tenaga kerja
Kualitas tenaga kerja - pendidikan - Usia - Jenis kelamin Standar upah tenaga kerja dll..
8. Terkait dengan aspek aglomerasi/deglomerasi, apakah ada kriteria khusus untuk
menjadikan suatu daerah layak dijadikan alternatif lokasi kegiatan industri? (misalnya, kriterianya adalah minimal harus ada ... perusahaan dalam suatu wilayah agar konsep aglomerasi bisa diterapkan, dsb).
No Kriteria Variabel Indikator1 Transportasi Kapasitas jalan ton/hari
Panjang jalan km Kondisi jalan Aksesibilitas ke setiap tempat Menit/km Dll..
a. Agar konsep aglomerasi bisa diterapkan, minimal harus berapa perusahaan yang ada di suatu wilayah?
b. Apa saja fasilitas yang disediakan untuk mengundang investor/perusahaan tersebut?
c. Keuntungan seperti apa yang menjadi indikator keberhasilan konsep aglomerasi?
d. Faktor apa yang mempengaruhi perusahaan berdeglomerasi? e. Keuntungan seperti apa yang menjadi indikator keberhasilan konsep
deglomerasi? f. Dll
9. Apa saja indikator dari kriteria kelayakan tersebut?
No Kriteria Variabel Indikator
1 Aglomerasi/ deglomerasi minimal jumlah perusahaan
fasilitas tersedia untuk mengundang investor/perusahaan
Keuntungan yang menjadi indikator keberhasilan konsep aglomerasi
Faktor yang mempengaruhi perusahaan berdeglomerasi
Keuntungan yang menjadi indikator keberhasilan konsep deglomerasi
dll..
10. Terkait dengan aspek economic of scale/luas pasaran, apakah ada kriteria
khusus untuk menjadikan suatu daerah layak dijadikan alternatif lokasi kegiatan industri? (misalnya, kriterianya adalah luas pasaran harus mencapai wilayah yang jaraknya ... km dari wilayah produksi, dsb). a. Jangkauan luas pasaran? b. Dll
11. Apa saja indikator dari kriteria kelayakan tersebut? No Kriteria Variabel Indikator
1 Economic of scale / Jangkauan luas pasaran luas pasaran dll..
12. Jenis industri apa saja yang ada di Gresik? (mulai dari industri berat sampai
industri rumah tangga) 13. Menurut Dinas Perindustrian, jenis industri seperti apa yang memiliki prospek
bagus dan diminati investor yang berlokasi di Jawa Timur? 14. Dari jenis industri yang memiliki prospek bagus dan diminati investor tersebut di
atas, jenis industri apa yang diperkirakan bisa berlokasi di Kabupaten Bangkalan?
15. Apa prasyarat jenis industri tersebut dalam menarik investor? 16. Menurut Dinas Perindustrian (sesuai dengan kriteria dan indikator kelayakan
faktor lokasi industri), jenis industri seperti apa yang cocok dikembangkan di Kabupaten Bangkalan?
17. Adakah jenis industri yang dimaksud tersebut yang terdapat di Gresik? 18. Apa perusahaan yang bergerak dalam jenis industri tersebut?
__ Terima Kasih __