daftar pedoman konstruksi
TRANSCRIPT
Pedoman Teknis
Catatan : untuk mendapatkan dokumen e-file pedoman tsbdiatas dapat diunduh (download) di www.pu.go.id/satminkal/balitbang/sni
83
DAFTAR PEDOMAN TEKNISBAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL
No. Judul Standar Nomor Standar Ruang LingkupJumlah
Hal
A. Umum
1. Tanah
1 Panduan geoteknik 1 : Prosespembentukan dan sifat-sifat dasar tanahlunak
Pt T-08-2002-BKeputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
330/KPTS/M/2002
Tanah lunak yang diuraikan pada panduan ini terdiri daridua tipe, yang didasarkan atas bahan pembentuknya: Tanah inorganik yang berasal dari pelapukan batuan
yang diikuti oleh transportasi dan proses-proseslainnya.
Gambut yang berasal dari materi tumbuh-tumbuhanyang mengalami berbagai tingkat pembusukan(decomposition).
160
2 Panduan geoteknik 2 : Penyelidikan tanahlunak desain dan pekerjaan lapangan
Pt T-09-2002-BKeputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
330/KPTS/M/2002
Panduan ini tidak membahas pekerjaan struktur ataupermasalahan yang berkaitan dengan perkerasanjalan pada tanah lunak. Tetapi beberapa petunjuk yangdiberikan pada Panduan ini dan Panduan Geotekniklainnya dapat pula dimanfaatkan untuk keperluan-keperluan tersebut.
Panduan ini membahas tentang PenyelidikanLapangan untuk keperluan pekerjaan kegeoteknikanyang meliputi studi meja, peninjauan awal daninvestigasi lapangan. Hal ini kadang juga dikenaldengan istilah ”Penyelidikan Tanah”.
105
3 Panduan geoteknik 3 : Pengujian tanahlunak pengujian laboratorium
Pt M-01-2002-BKeputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
330/KPTS/M/2002
Panduan ini membahas tentang pengujian-pengujianyang dilaksanakan di laboratorium untuk keperluanevaluasi terhadap stabilitas, daya dukung danpenurunan dari kontruksi jalan yang dibangun di atastanah lunak.
Panduan ini juga menguraikan mengenai lempunginorganik dan lempung organik, gambut, danpenekanan khusus diberikan untuk tindakanpencegahan yang harus diambil ketika melakukanpengujian terhadap lempung organik dan dan gambutserta interpretasi terhadap data yang dihasilkannya.Sedangkan uji untuk material timbunan yangdipadatkan (misalnya untuk mendapatkan nilaimaksimum dari kepadatan kering (dry density), nilaiCBR (California Bearing Ratio) tidak akan dibahasdalam panduan ini.
146
4 Panduan geoteknik 4 : Desain dankonstruksi
Pt T-10-2002-BKeputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
330/KPTS/M/2002
Panduan ini memberikan informasi dan advis dalam desaindan pelaksanaan konstruksi jalan di atas tanah lunak.Panduan ini mengidentifikasikan bermacam solusi yangmemungkinkan untuk berbagai kondisi yang berbeda, sertamengemukakan secara umum kelebihan dankekurangannya. Karenanya panduan ini memberikanmetodologi untuk memilih desain yang paling cocok, danmenjelaskan bagaimana caranya Perekayasa Geoteknikyang ditunjuk (Designated Geotechnical Engineer)mengembangkan dan merekam proses pengambilankeputusannya.
178
5 Tata cara identifikasi awal daerahlongsoran
Pt T-03-2002-BKeputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
330/KPTS/M/2002
Pedoman teknis ini merupakan metode tata caraidentifikasi awal daerah longsoran badan jalan dansekitarnya. Pedoman ini dapat digunakan sebagai bahan/informasi awal untuk penanggulangan darurat maupunpenentuan.
18
6 Cara uji pengukuran potensi keruntuhantanahdi laboratorium
RSNI M-01-2002Keputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
11/KPTS/M/2003
Standar ini menentukan besaran keruntuhan satu dimensiyang terjadi bila tanah tak jenuh digenangi atau dibasahidengan cairan. Standar ini menentukan besaran potensikeruntuhan yang terjadi pada suatu tegangan vertikal danindeks potensi keruntuhan. Cara uji meliputi pengaturandan penyiapan benda uji peralatan, serta prosedur untukmengukur perubahan tinggi benda uji sehubungan denganterjadinya keruntuhan.
13
7 Perencanaan konstruksi timbunan jalan diatas gambut dengan metode
Pd T-06-2004-B Pedoman ini dimaksudkan sebagai penuntun bagi praktisidi dalam mendesain timbunan jalan di atas tanah gambut
43
Pedoman Teknis
Catatan : untuk mendapatkan dokumen e-file pedoman tsbdiatas dapat diunduh (download) di www.pu.go.id/satminkal/balitbang/sni
84
No. Judul Standar Nomor Standar Ruang LingkupJumlah
Hal
prapembebanan dengan metode prapembebanan. Berbagai teknik analisisstabilitas dan penurunan timbunan yang umum digunakanoleh perekayasa diuraikan terlebih dahulu. Kemudiankriteria desain penimbunan dan evaluasi performatimbunan dengan pemantauan (monitoring) secara praktisdibahas.
8 Penanganan tanah ekspansif dengangeomembran sebagai penghalangkelembaban vertikal
Pd T-11-2004-BKeputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
360/KPTS/M/2004
Pedoman ini memberikan panduan untuk menerapkangeomembran sebagai suatu metode untuk mengontrolprilaku tanah ekspansif pada konstruksi jalan. Pedoman inimembahas mengenai spesifikasi material dan metodeinstalasi yang diperlukan dalam penerapan geomembransebagai penghalang kelembaban vertikal (vertical moisturebarrier). Pada lampiran, pedoman ini menguraikan secararingkas mengenai prilaku dan cara mengidentifikasi tanahekspansif.Aspek-aspek desain dan instalasi yang dibahas di sinimengacu pada keadaan dan kebiasaan-kebiasaan yangberlaku di Indonesia.
30
9 Rekayasa penanganan keruntuhanlereng jalan pada tanah residual danbatuan
Pd T-09-2005-B Ruang lingkup pedoman ini menekankan perencanaanpenanggulangan keruntuhan lereng pada deposit residualdi daerah pegunungan dan perbukitan. Keruntuhan lereng(slope failure) dan stabilitas galian dan timbunan padatanah lunak dan ekspansif tidak termasuk dalam ruanglingkup pedoman ini. Pedoman ini merupakan pelengkapdari Buku Tata Cara Penanggulangan Longsoran SNI -03.1962 - 1990.
100
2. Batuan, Sedimen, Agregat
10 Penggunaan tailing untuk lapisanpondasi dan lapisan pondasi bawah
Pd T-14-2004-BKeputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
360/KPTS/M/2004
Pedoman ini mengatur tata cara perencanaan penggunaantailing untuk lapis pondasi dan lapis pondasi bawah sistemperkerasan jalan. Penggunaan tailing yang diatur dalampedoman ini adalah sebagai bahan tambah untukmemperbaiki gradasi agregat atau sebagai bahanpengganti dari material yang diperlukan.
20
11 Cara uji butiran agregat kasar berbentukpipih, lonjong atau pipih dan lonjong
RSNI T-01-2005Keputusan MenteriPekerjaan Umum
Nomor :498/KPTS/M/2005
Standar ini menetapkan kaidah dan tata cara penentuanpersentase dari butiran agregat kasar berbentuk pipih,lonjong, atau pipih dan lonjong.Pengujian ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaituberdasarkan berat dan jumlah butiran.
17
3. Beton, Semen, Perkerasan Beton Semen
12 Tata cara pengerjaan beton di lapangan Pt T-05-2000-C Tata cara ini mencakup bahan-bahan yang digunakanuntuk beton, cara pengujian kuat tekan, cara pelaksanaanpembuatan beton.
20
13 Spesifikasi campuran beton kinerja tinggidengan abu terbang
Pt S-08-2000-CKeputusan MenteriPermukiman dan
Pengembangan WilayahNomor :
37/KPTS/M/2000
Spesifikasi ini mencakup persyaratan bahan-bahan danperbandingan campuran yang harus digunakan untukmenghasilkan beton kinerja tinggi.
6
14 Pedoman penggunaan piber semenuntuk bangunan
Pt T-09-2000-C Pedoman ini mencakup cara penyimpanan, pemotongandan pemasangan fiber semen.
20
15 Tata cara penilaian dan penerimaanbeton normal selama pelaksanaanbangunan
Pt T-37-2000-CKeputusan MenteriPermukiman dan
Pengembangan WilayahNomor :
37/KPTS/M/2000
Tata cara ini mencakup ketentuan penilaian danpenerimaan beton normal yang mempunyai kekuatantekan yang disyaratkan fe tidak lebih dari 55 Mpa selamapelaksanaan penilaian dan penerimaan.
15
16 Metode memperbaiki bahan bangunanfiber semen
Pt M-01-2000-C Fiber semen merupakan bahan alternatif sebagaipengganti kayu yang potensinya semakin berkurangpenggunaan fiber semen lebih aman dibandingkan denganasbes semen yang ada karena kadar asbesnya lebih kecildari 5 %.
15
17 Tata cara pembuatan bata semenberlubang
Pt T-06-2000-C Tata cara ini digunakan untuk memenuhi efisiensi danmeningkatkan mutu produk. Tata cara ini mencakuppersyaratan, bahan dan cara pembuatan.
16
18 Tata cara pembuatan genteng semencetak tangan
Pt T-07-2000-C Tata cara ini digunakan untuk memenuhi efisiensi danmeningkatkan mutu produksi. Tata cara ini mencakuppersyaratan, bahan dan cara pembuatannya.
18
Pedoman Teknis
Catatan : untuk mendapatkan dokumen e-file pedoman tsbdiatas dapat diunduh (download) di www.pu.go.id/satminkal/balitbang/sni
85
No. Judul Standar Nomor Standar Ruang LingkupJumlah
Hal
19 Tata cara pelaksanaan beton padatgiling (BPG)
Pt T-07-2002-BKeputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
330/KPTS/M/2002
Tata cara ini sebagai acuan dan pegangan dalampelaksanaan BPG yang meliputi persyaratan danketentuan peralatan serta bahan, persiapanpenghamparan, pencampuran, penghamparan,pemadatan, pengujian serta pengendalian mutu, sehinggadiperoleh lapisan BPG sesuai yang direncanakan.
21
20 Metode pengujian perubahan panjanguntuk mortar dan beton kerasmenggunakan semen hidrolik
RSNI M-04-2002Keputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
11/KPTS/M/2003
Metode ini mencakup penentuan perubahan panjang danmortar dan beton keras menggunakan semen hidrolik yangdisebabkan selain tekanan luar dan perubahantemperature.
16
21 Spesifikasi beton berserat dan betonsemprot
RSNI S-05-2002Keputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
11/KPTS/M/2003
Spesifikasi ini mencakup seluruh jenis beton berserat yangdiperuntukkan bagi pembeli yang bahan-bahannyadicampur merata dan dapat diambil contohnya dan diuji ditempat penyerahan. Spesifikasi ini tidak mencakuppenempatan, pemadatan, perawatan atau perlindunganbeton berserat sesudah diterima oleh pembeli.
24
22 Pelaksanaan perkerasan jalan betonsemen
Pd T-05-2004-BKeputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
360/KPTS/M/2004
Pedoman ini menguraikan prosedur pelaksanaanperkerasan jalan beton semen, baik pada jalan barumaupun pada jalan lama (lapis tambah beton semen).Pedoman mencakup persyaratan bahan, penyiapan tanahdasar dan lapis pondasi, penyiapan pembetonan,pembetonan, pengendalian mutu dan pembukaan untuklalu lintas.
37
23 Tata cara pembuatan dan pelaksanaanbeton berkekuatan tinggi
Pd T-04-2004-CKeputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
360/KPTS/M/2004
a. Tata cara ini mencakup langkah-langkah pembuatanbeton kekuatan tinggi yang dimaksudkan untukmemperoleh beton dengan kekuatan tekan optimumdan memenuhi persyaratan untuk beton kekuatantinggi;
b. Tata cara ini menetapkan metode pemilihan danpemeriksaan bahan baku, rancang campuran, carapelaksanaan dan pemeriksaan hasil percobaansusunan campuran beton kekuatan tinggi;
c. Pelaksanaan pembuatan beton kekuatan tinggi harusdiawasi oleh tenaga ahli, dan hasil pengujian sebagaipengendali mutu harus disahkan oleh laboratorium ujiyang terakreditasi.
63
24 Pelaksanaan pemasangan bantalankaret pada jembatan
Pd T-06-2005-B Pedoman ini mengatur langkah-langkah dalampemasangan bantalan karet agar tidak terjadi kerusakanakibat pemasangan yang salah selain itu pedoman inimemberikan petunjuk mengenai tata cara pemilihanbahan-bahan/produksi bantalan karet agar bantalan karetdapat berfungsi secara optimum.
21
25 Pelaksanaan pekerjaan beton untukjalan dan jembatan
Pd T-07-2005-B Pedoman ini merupakan acuan untuk pelaksanaan pekerjaanpembetonan jalan dan jembatan.Cakupan beton yang dimaksud dalam pedoman ini adalahbeton yang dibuat dengan menggunakan semen portland yangmempunyai berat isi sekitar 22 kN/mm3 (2200 kg/m3) sampaidengan 24 kN/mm3 (2400 kg/m3) dan mempunyai kuat tekan(berdasarkan benda uji silinder) antara 10 MPa sampaidengan 65 MPa (setara dengan K-125 sampai dengan K-800berdasarkan benda uji kubus).
26
26 Pedoman perencanaan campuran lapisfondasi agregat semen (LFAS)
PermenNo.16/PRT/M/2007
Pedoman ini mengatur tata cara perencanaan campuranlapis fondasi agregat semen untuk lapis fondasi dan lapisfondasi bawah sistem perkerasan jalan beraspal. Dalampembuatan rancangan campuran lapis fondasi agregatsemen menggunakan bahan agregat kelas A atau agregatkelas B untuk lapis fondasi atau agregat kelas C untuklapis fondasi bawah.Campuran lapis fondasi agregat semen merupakancampuran agregat dengan menambahkan semen dan air.Penggunaan semen yang diatur dalam pedoman ini adalahsebagai bahan tambah untuk memperbaiki kekuatan (dayadukung) lapis fondasi.
14
Pedoman Teknis
Catatan : untuk mendapatkan dokumen e-file pedoman tsbdiatas dapat diunduh (download) di www.pu.go.id/satminkal/balitbang/sni
86
No. Judul Standar Nomor Standar Ruang LingkupJumlah
Hal
4. Air, Air Tanah
27 Spesifikasi instalasi sederhanapengolahan air gambut individualdengan memanfaatkan tanah liatsetempat
Pt S-11-2000-C Spesifikasi ini membahas tentang bentuk, komponen,ukuran, bahan, fungsi, struktur dan gambar dari IPAG.
12
28 Tata cara pembubuhan alumunium sulfatpada unit IPA
Pt T-54-2000-C Tata cara ini mencakup, ketentuan mengenaipengoperasian pembubuhan Alumunium Sulfat, peralatan,bahan, penyimpanan, penanganan dan perhitungan.
16
29 Tata cara pemeliharaan saranapengambilan air baku
Pt T-55-2000-C Tata cara ini adalah untuk memperoleh kontinuitas,kuantitas air baku, melindungi sarana pengambilan airbaku agar lama operasi sesuai dengan perencanaan bagikeperluan pengelola.
16
30 Spesifikasi bak penampungan air hujanuntuk air bersih dari pasangan bata
Pt S-05-2000-C Spesifikasi ini memuat pengertian dan persyaratan teknisbak penampung air dari pasangan bata untuk air bersihyang mencakup bentuk ukuran, bahan, fungsi dan ekuatanatau struktur dengan kapasitas 2M³ sampai dengan 10M³.
10
31 Spesifikasi komponen struktur lantaitingkat komposit kayu-beton untukgedung dan rumah
Pt S-10-2000-C Spesifikasi ini berisi persyaratan teknis yang meliputibahan, bentuk, ukuran, fungsi dan kekuatan, komponen-struktur lantai komposit kayu beton untuk bangunangedung dan rumah.
15
32 Tata cara analisis data pengujian surutanbertahap pada sumur uji dan sumurproduksi dengan Metode HantushBeirschenk
RSNI T-06-2002Keputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
11/KPTS/M/2003
Standar ini menetapkan karakteristik kinerja sumur uji atausumur produksi dalam rangka penentuan serahan optimumyang dihasilkan semur tersebut melalui analisis dara ujipemompaan surutan bertahap (step drawdown test)menggunakan metode Hantush-Bierschenk).
9
33 Metode uji penentuan kadar pasir dalamslari bentonik(D 4381-84)
RSNI M-01-2004Keputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana Wilayahno.360/KPTS/M/2004
Metode ini meliputi penentuan kadar pasir dari slaribentonik yang digunakan dalam teknik-teknik pemborantanah dan konstruksi pembuatan dinding haling yangmenggunakan slari bentonik. Kadar pasir diberikan dalampersen (%) perbandingan volume.
12
34 Metode uji koefisien kelulusan air tanahpada tanah gambut jenuh dengan tinggitekan tetap
RSNI M-02-2004Keputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana Wilayahno.360/KPTS/M/2004
Metode uji ini menguraikan penentuan koefisien kelulusanair dari benda uji gambut jenuh air berbentuk silindris yangmemiliki koefisien kelulusan air lebih besar dari 1x10-5 cm/detik kondisi benda uji harus dibuat sama seperti kondisiasli di lapangan.
12
35 Metode uji kelulusan air pada tanah takjenuh menggunakan sel triaksial
RSNI M-03-2004Keputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana Wilayahno.360/KPTS/M/2004
Metode uji ini digunakan untuk melakukan pengukurankelulusan air pada tanah yang jenuh dengan menggunakansel triaksial di laboratorium. Metode uji ini dapat puladigunakan untuk tanah tak terganggu atau contoh tanahyang dipadatkan dengan menggunakan prinsip dasar satudimensi dan aliran laminar yang melalui material sepertitanah dan batuan.Dalam pengujian ini nilai gradient hidraulik, perubahan danperilaku benda uji dapat diketahui melalui peralatanpengukur tekanan dan pengukur perubahan volume,sehingga diharapkan akan diperoleh nilai kelulusan airyang memuaskan.
32
36 Tata Cara Perhitungan evapotranspirasitanaman acuan dengan metode PenmanMonteith (FAO)
RSNI T-01-2004Keputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana Wilayahno.360/KPTS/M/2004
Pedoman ini membahas tentang langkah perhitunganevapotranspirasi tanaman acuan metode Penman-Monteith, menjelaskan persyaratan data iklim, topografiyang diperlukan.Metode ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangandalam menghitung evapotranspirasi tanaman acuandengan tujuan terbatas untuk menentukan besarnyaevapotranspirasi potential tanaman dengan menggunakanmetode Penman-Monteith.
19
37 Tata Cara Perhitungan hujan maksimumboleh jadi dengan metode Hersfield
RSNI T-02-2004Keputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana Wilayahno.360/KPTS/M/2004
Pedoman perhitungan hujan maksimum boleh jadimencakup data yang digunakan, penyaringan data,perhitungan hujan maksimum boleh jadi dengan MetodeHersfield yang hanya berlaku untuk hujan titik dan bukanuntuk hujan wilayah, serta evaluasi hasil perhitungan hujanmaksimum boleh jadi (HMBJ).
26
38 Tata cara penentuan tinggi muka airtanah pada lubang bor dengan sumurpantau (D 4750-87)
RSNI T-03-2004Keputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana Wilayah
Standar ini menguraikan prosedur untuk mengukur tinggimuka air di dalam suatu lubang bor atau sumur pantauyang menggunakan alat ukur mekanik dengan pemberatdan alat ukur elektrik. Ada tiga pilihan cara pengukuran
15
Pedoman Teknis
Catatan : untuk mendapatkan dokumen e-file pedoman tsbdiatas dapat diunduh (download) di www.pu.go.id/satminkal/balitbang/sni
87
No. Judul Standar Nomor Standar Ruang LingkupJumlah
Hal
no.360/KPTS/M/2004 yaitu :1. Alat ukur dengan pemberat2. Alat ukur dengan tanda bunyi3. Alat ukur dengan tanda nyala (Elektrik)Cara pengukuran dengan bunyi hanya dapat dilakukanpada lubang bor atau sumur dengan muka air tanahdangkal.Data hasil pengukuran tinggi muka air tanah yang diperolehselain digunakan untuk pemantauan muka air tanah yangdiperoleh selain digunakan untuk pemantauan muka airtanah juga digunakan dalam penentuan muka air staticpada lubang bor atau sumur pantau.
39 Tata cara penentuan kadar air batuandan tanah di tempat dengan metodePenduga Neutron
RSNI T-04-2004Keputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana Wilayahno.360/KPTS/M/2004
Standar ini membahas mengenai tata cara penentuankadar air batuan dan tanah dengan penduga neutron,metode pemeriksaan dan kalibrasi pencacahan untuk kurvarujukan.Tata cara penentuan kadar air batuan dan tanah denganpenduga neutron ini :a. Sebagai suatu teknik yang cepat dalam menguji
kadar air batuan dan tanah di tempat secara tidaklangsung pada kedalaman tertentu tanpa terganggu;
b. Dapat digunakan untuk pemantauan dan analisisstatistik, karena dilakukan secara berulang di tempatyang sama.
17
40 Tata cara penentuan akuifer denganmetode logging geolistrik tahanan jenisshort normal dan long normal dalamrangka eksplorasi air tanah
RSNI T-05-2004Keputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana Wilayahno.360/KPTS/M/2004
Standar ini menjelaskan pelaksanaan logging tahananjenis dalam pekerjaan pengeboran air tanah denganmengetahui data tahanan jenis batu atau tanah di dalamsumur untuk menentukan jenis batuan, batas lapisan, danakuifer. Data hasil pengukuran dikorelasikan dengan logbor hasil pengeboran untuk menentukan litologi, ketebalan,dan kedalaman akuifer. Pengukuran dilaksanakan sebelumkonstruksi sumur yang merupakan sebagian tahanankegiatan pengeboran air tanah, membantu dalammenentukan ketebalan, ke dalaman akuifer, pemasanganpipa dan saringan.
17
41 Tata cara pengukuran laju infiltrasi tanahdi lapangan dengan menggunakaninfiltrometer cincin ganda(D 3385-88)
RSNI T-06-2004Keputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana Wilayahno.360/KPTS/M/2004
Standar ini menguraikan mengenai tata cara pengukuranlaju infiltrasi air ke dalam tanah menggunakan infiltrometercincin ganda.Tata cara ini dapat dilakukan :a. di permukaan tanah atau pada kedalaman tertentu
dalam galian, pada lahan kosong atau pada tempatbervegetasi;
b. pada tanah yang memiliki koefisien permeabilitas (k)antara 10 –6m/s sampai 10-2m/s
c. untuk mempelajari pembuangan limbah cair, evaluasitangki septic, efisiensi drainase, kebutuhan irigasi,imbuhan air tanah, kebocoran saluran dan bendungan.
16
42 Tata cara pengukuran tegangan hisaptanah zona tak jenuh menggunakantensiometer
RSNI T-07-2004Keputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana Wilayahno.360/KPTS/M/2004
Standar ini menguraikan mengenai tata cara pengukurantegangan hisap tanah zona tak jenuh menggunakantensiometer, pemilihan jenis tensiometer, pemasanganserta pengoperasian tensiometer. Tata cara pengukuran inimeliputi:a. Batas pengukuran tensiometer buku adalah (0–8,67)
m air, atau tergantung spesifikasi tensiometer yangdidesain khusus dapat mengukur sampai dengan –153 m;
b. Penggunaan hasil pengukuran untuk memperkirakankadar air tanah;
Penggunaan hasil pengukuran untuk kepentinganpenelitian dalam mempelajari arah dan gerakan air zonatak jenuh, studi imbuhan air tanah, manajemen irigasi.
24
43 Tata cara pembandingan hasil simulasimodel aliran air tanah terhadap informasilapangan.
RSNI T-08-2004Keputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana Wilayahno.360/KPTS/M/2004
Standar ini membahas teknik kuantitatif, dan kualitatif yangmenghasilkan ukuran derajat keterkaitan antara hasilsimulasi model aliran air tanah, dan informasi lapanganberupa data pengukuran, yang digunakan dalam proseskalibrasi model aliran air tanah.
21
Pedoman Teknis
Catatan : untuk mendapatkan dokumen e-file pedoman tsbdiatas dapat diunduh (download) di www.pu.go.id/satminkal/balitbang/sni
88
No. Judul Standar Nomor Standar Ruang LingkupJumlah
Hal
44 Tata cara penerapan model aliran airtanah
RSNI T-09-2004Keputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana Wilayahno.360/KPTS/M/2004
Standar ini menguraikan prinsip umum mengenaipengembangan, penerapan dan pendokumentasian modelaliran air tanah, yang dalam konteks ini merujuk kepadamodel matematik, untuk memecahkan persoalan spesifikaliran air tanah setempat. Secara garis besar diuraikanlangkah-langkah pengembangan suatu model aliran airtanah untuk menirukan perilaku sistem akuifer yang telahdipelajari di lapangan. Standar ini tidak mengidentifikasiperangkat lunak tertentu berupa program komputer spesifikatau algoritma. Standar ini merupakan salah satu darirangkaian standar-standar yang dibuat mengenai model airtanah dan tidak dimaksudkan bahwa semua hal telahtercakup dengan lengkap.
15
45 Tata cara penentuan gradient bahanfilter pelindung pada bangunan tipeurugan
RSNI T-10-2004Keputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana Wilayahno.360/KPTS/M/2004
Tata cara ini digunakan untuk menguraikan ketentuantentang gradasi bahan filter pelindung yang tepat gunapembuatan filter dari bahan alami pada bendungan urugan,atau yang disiapkan dari bahan alami (misal : batuan)dengan cara penghancuran, pengayakan, uji gradasi danpencampuran, agar keamanan bendungan urugan tersebutdapat dipelihara dengan baik.
23
46 Tata cara pengukuran lapangan lajuinfiltrasi menggunakan infiltrometercincin ganda dengan cincin bagiandalam yang tertutp
RSNI T-11-2004Keputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana Wilayahno.360/KPTS/M/2004
Standar ini menguraikan prosedur untuk mengukur lajuinfiltrasi dari air yang melewati permukaan tanah lempungdengan laju infiltrasi berkisar antara 1x10-10 m/s sampai1x10-7 m/s menggunakan infiltrometer cincin ganda dengancincin dalam tertutup.
24
47 Perhitungan indeks kekeringanmenggunakan teori RUN
Pd. T-02-2004-AKeputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
360/KPTS/M/2004
Pedoman ini membahas tata cara penghitungan indekskekeringan menggunakan teori RUN. Indeks kekeringanyang dihasilkan mencakup durasi kekeringan dan jumlahkekeringan dengan berbagai periode ulang, digunakanuntuk mengetahui tingkat keparahan kekeringan dalamsuatu seri data hujan dan dan untuk kapasitas bendung.Pedoman ini hanya membahas indeks kekeringan titikpada setiap pos hujan, bukan kekeringan wilayah (regionaldrought).
26
48 Pemberian air pada lahan denganSistem Surjan
Pd. T-03-2004-AKeputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
360/KPTS/M/2004
Pedoman ini membahas prosedur tata cara atau teknikmenata lahan dan mengatur pemberian air dengan sistemsurjan pada sustu areal yang meliputi perencanaan danpelaksanaan lapangan serta operasi dan pemeliharaan.
44
49 Pengawasan dan penyimpanan sertapemanfaatan datakualitas air
Pd. T-19-2004-A a. Pedoman ini merupakan panduan untukpengawasan, penyimpanan dan pemanfaatan datakualitas air dalam rangka pemantauan kualitas airagar data yang tersedia dapat dimanfaatkan secaraberkesinambungan;
b. Pedoman ini mencakup tiga bagian yaitupengawasan keabsahan data, penyimpanan data danpemanfaatan data;
c. Pedoman ini hanya berlaku untuk data kualitas airpermukaan dan air tanah tidak termasuk air limbahdan air laut.
15
B. Sumber Daya Air
Bendung, Bendungan, Sungai, Irigasi, Pantai
5. Bendung
50 Tata cara desain hidraulik bangunanpengambil pada bendung tyrol
Pd T-01-2003Keputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
171/KPTS/M/2003
Tata cara ini digunakan untuk mendesain hidraulikbangunan pengambil pada bendung Tyrol. Jenis bangunanini digunakan terutama di sungai torensial denganangkutan sedimen yang sangat berfluktuasi dan membawabatu gelundung.
51 Tata cara desain hidraulik tubuhbendung tetap dengan peredam energitipe MDO dan MDS
RSNI T-05-2002Keputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
11/KPTS/M/2003
Standar ini digunakan untuk menentukan bentuk dandimensi hidraulik tubuh bendung tetap dengan peredamenergi tipe MDO dan MDS dan kelengkapannyayangmerupakan bagian dari bangunan air. Tubuh bendungtetap dengan peredam energi tipe MDO dapat digunakanuntuk jenis banuan air seperti bottom controller, bangunan
24
Pedoman Teknis
Catatan : untuk mendapatkan dokumen e-file pedoman tsbdiatas dapat diunduh (download) di www.pu.go.id/satminkal/balitbang/sni
89
No. Judul Standar Nomor Standar Ruang LingkupJumlah
Hal
utama, bendung, pelimpah, waduk, bengunan pembagidebit, bangunan plimpah samping, bangunan terjun,bangunan pelimpah kantong lahar, cause way dansubmersile bridge.
52 Perencanaan hidraulik bendung danpelimpah bendungan tipe gergaji
Pd. T-01-2004-AKeputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
360/KPTS/M/2004
Bendung dan pelimpah bendungan tipe gergaji sangatsesuai untuk diterapkan pada kasus yang memerlukankapasitas pelimpah yang besar pada bentang yang relatifsempit/ terbatas, guna mengendalikan tinggi muka air udik,misalnya : pada kasus bendung untuk pembangkit listriktenaga air.
27
53 Pembuatan bendung bronjong dengansekat semi kedap air pada irigasi desa
Pd. T-04-2004-AKeputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
360/KPTS/M/2004
Pedoman ini merupakan acuan dalam pembuatan bendungberonjong dengan sekat semikedap air pada irigasi desa.Pedoman ini mencakup tiga bagian kegiatan, yaitu meliputiperencanaan, pelaksanaan operasi, dan pemeliharaan.
25
54 Instrumentasi tubuh bendungan tipeurugan dan tanggul
Pd. T-08-2004-A Pedoman ini memberikan prinsip-prinsip tentangpelaksanaan, konsep dan pertimbangan sistem desaininstrumentasi untuk tubuh bendungan tipe urugan dantanggul, yang meliputi secara rinci tentang :1. Perilaku bendungan tipe urugan dan ebatmen;2. Konsep dan pertimbangan sistem desain
instrumentasi geoteknik mencakup tinjauan umum;karakteristik dari rekayasa geoteknik; karakteristiktujuan, konsep dasar dan desain sisteminstrumentasi, upaya perolehan; kualifikasi personildan pertanggung jawaban;
3. Tata cara kerja alat dari masing-masing jenis, metodedan penggunaannya;
4. Pertimbangan otomatisasi antara lain meliputitinjauan umum, penggunaan, batasan deskripsi,desain dan pelaksanaan, serta pemeliharaan sistemotomatisasi;
5. Pemasangan dan pemeliharaan instrumentasi antaralain meliputi tinjauan umum, desain perencanaanpenempatan, personil, prosedur, dokumentasi danpemeliharaan;
6. Pengelolaan data, analisis dan pelaporan.Penilaian ulang secara kontinu untuk pemantauan
jangka panjang.
10
55 Perencanaan bendung karet isi udara Pd. T-09-2004-A Pedoman ini berlaku untuk bendung karet isi udara denganpengempisan secara otomatis, yang berfungsi untukmelayani bangunan pengambilan air dan atau menahanintrusi air laut di alur sungai. Isi pedoman mencakupkriteria perencanaan, perencanaan tata letak, perencanaanhidraulik, perencanaan stabilitas, dan perencanaaninstalasi yang dikaitkan dengan kemudahan dalam operasi.
32
56 Uji mutu konstruksi untuk pondasi dantubuh bendung tipe urugan
Pd. M-01-2004-AKeputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
360/KPTS/M/2004
Pedoman ini membahas tentang uji mutu konstruksibendungan tipe urugan, dengan memberikan penjelasanprinsip-prinsip yang terdiri dari :1. Organisasi lapangan dan tanggung jawab;2. Perbaikan fondasi dan ebatmen yang mencakup
tinjauan umum; pembersihan, pengupasan danpenggalian, serta pengendalian rembesan;
3. Penggunaan material, peralatan dan prosespenggalian di borowarea dan kauri;
4. Peralatan dan proses pelaksanaan pengurugan,serta proses uji mutu konstruksi bendungan tipeurugan (tanah dan batu);
5. Pencatatan dan pelaporan pekerjaan.Pedoman ini tidak membahas mengenai metodepengontrolan sungai selama pelaksanaan kontruksibendungan, yang rinciannya dapat dilihat pada pedomanPdT-31-2000-03.
57 Analisis harga satuan pekerjaan manualpada jaringan irigasi tersier
Pd T-01-2005-AKeputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
Pedoman analisis harga satuan pekerjaan ini memuatindeks bahan bangunan, indeks tenaga kerja yangdibutuhkan untuk tiap satuan pekerjaan persiapan,pembersihan, galian tanah, timbunan tanah, pasanganbatu belah, plesteran, beton, pembesian, cetakan beton
38
Pedoman Teknis
Catatan : untuk mendapatkan dokumen e-file pedoman tsbdiatas dapat diunduh (download) di www.pu.go.id/satminkal/balitbang/sni
90
No. Judul Standar Nomor Standar Ruang LingkupJumlah
Hal
330/KPTS/M/2002 dan pintu air sesuai dengan spesifikasi teknis pekerjaanjaringan irigasi tersier yang dikerjakan dengan caramanual.
58 Analisis daya dukung tanah pondasidangkal bangunan air
Pd T-02-2005-AKeputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
330/KPTS/M/2002
Pedoman ini menetapkan analisis daya dukung tanahfondasi dangkal bangunan air untuk keperluan desainbangunan dan fondasi bangunan air. Dalam pedoman inidiuraikan prinsip-prinsip analisis daya dukung sebagaiberikut.
72
59 Penyelidikan geoteknik untuk fondasibangunan airVolume 1. Penyusunan programpenyelidikan, metode pengeboran dandeskripsi log bor
Pd T-03.1-2005-AKeputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
330/KPTS/M/2002
Pedoman ini menetapkan penyusunan programpenyelidikan, metode pengeboran dan deskripsi log bor,untuk keperluan penyelidikan geoteknik untuk fondasibangunan air.
105
60 Penyelidikan geoteknik untuk fondasibangunan airVolume 2. Pengujian lapangan danlaboratorium
Pd T-03.2-2005-AKeputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
330/KPTS/M/2002
Pedoman ini menetapkan pengujian lapangan danlaboratorium, yang diperlukan dalam penyelidikangeoteknik untuk fondasi bangunan air. Pedoman inimenguraikan prinsip-prinsip pengujian lapangan danlaboratorium Pengujian lapangan (insitu testing),penyelidikan air tanah, pengujian laboratorium tanah danjaminan mutu, pengujian laboratorium batuan dan jaminanmutu.
134
61 Penyelidikan geoteknik untuk fondasibangunan airVolume 3. Interpretasi hasil uji danpenyusunan laporan penyelidikangeoteknik
Pd T-03.3-2005-AKeputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
330/KPTS/M/2002
Pedoman ini menetapkan interpretasi hasil uji danpenyusunan laporan penyelidikan geoteknik untukkeperluan penyelidikan geoteknik untuk fondasi bangunanair, dalam pedoman ini diuraikan prinsip-prinsip :interpretasi hasil uji tanah, interpretasi hasil uji batuanteknik, penyusunan laporan hasil penyelidikan geoteknik,pertimbangan penyusunan kontrak penyelidikan.
110
62 Perencanaan jeti tipe rubble mounduntuk penanggulangan penutupanmuara sungai oleh sedimen
Pd T-04-2005-AKeputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
330/KPTS/M/2002
Pedoman ini menetapkan tata cara perencanaan jeti tiperubble mound untuk penanggulangan penutupan muarasungai oleh sedimen untuk membantu para perencana,pelaksana, dan pengambil keputusan yang berkaitandengan pekerjaan perbaikan muara sungai, agar dampaknegatif dari pekerjaan tersebut dapat dikurangi.Pedoman ini merupakan bagian yang rinci dari pd t-07-2004-a, yaitu khusus untuk jeti tipe rubble mound.Pedoman ini dapat digunakan untuk perbaikan muarasungai dengan luas daerah aliran sungai < 500 km2 atausungai dengan lebar < 200 m.
131
63 Metode pengolahan data klimatologi Pd M-18-1995-03 Metode ini bertujuan untuk mengolah dan menyajikan dataklimatologi secara tepat dan akurat dan mendapatkan dataklimatologi yang andal dan siap pakai.
64 Metode penentuan lokasi danpembangunan pos klimatologi
Pd M-19-1995-03 Metode ini bertujuan untuk mendapatkan lokasi posklimatologi yang tepat serta pembangunan pos klimatologiyang baik dan benar agar diperoleh hasil pengamatanyang akurat bagi perencana dan pengguna data.
65 Metode penentuan volume gambutolahan
Pt M-02-2000-A Metode ini mencakup pengukuran volume gambut yangtelah diolah dalam bentuk urai dan dinyatakan dalam meterkubik. Metode ini digunakan untuk mengetahui kuantitasgambut dalam transaksi komersial.
Pedoman Teknis
Catatan : untuk mendapatkan dokumen e-file pedoman tsbdiatas dapat diunduh (download) di www.pu.go.id/satminkal/balitbang/sni
91
No. Judul Standar Nomor Standar Ruang LingkupJumlah
Hal
66 Tata cara penggalian pada pekerjaantanah
Pt T-39-2000-A Tata cara ini mencakup tata cara penggalian padapekerjaan tanah yang meliputi faktor-faktor yangmempengaruhi stabilitas lereng penggalian, faktorlingkungan dan geometri lapangan, analisis stabilitaslereng, desain sarana-sarana penggalian, pemantauanstabilitas serta hal-hal lain yang berkaitan dengankemanan lereng galian.
67 Tata cara deskripsi keadaan danpenyelidikan lapangan pada pekerjaantanah
Pt T-40-2000-A Tata cara ini mendeskripsikan tentang keadaan daninvestigasi lapangan pada pekerjaan tanah yangmencakup uraian kondisi lingkungan, kelayakan pekerjaan,resiko longsoran dan perubahan bentuk yang diizinkanterhadap bangunan yang ada disekitarnya.
68 Tata cara penimbunan dan bahanurugan pada pekerjaan tanah
Pt T-41-2000-A Tata cara ini mencakup cara-cara pembuatan timbunandan urugan umum pada pekerjaan tanah yang meliputi hal-hal yang mempengaruhi seperti desain faktor keamanan,kecocokan bahan timbunan dan urugan, sistem drainaseserta peninjauan kondisi lapangan tempat pembuatantimbunan dan urugan.
69 Tata cara pemasangan dan pembacaanalat ukur regangan tanah/tiltmeter
Pt T-42-2000-A Tata cara ini untuk digunakan sebagai acuan danpegangan dalam melaksanakan pemasangan alat ukurregangan di bawah permukaan tanah untuk pemantauangerakan tanah serta bertujuan untuk menjaminpemasangan alat ukur regangan tanah di bawahpermukaan dengan benar dan berfungsi dengan baiksehingga dapat menghasilkan data gerakan tanah yangteliti.
70 Tata cara pelaksanaan pekerjaan tanahBagian 1 : Keselamatan dalampekerjaan tanah
Pt T-43-2000-A Tata cara ini mndeskripsikan secara ringkas tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dan tindakan penyelamatanapabila tirade kecelakaan pada pekerjaan tanah.
71 Tata cara pemadatan tanah padapekerjaan tanah
Pt T-44-2000-A Tata cara ini mencakup cara pemadatan yang meliputimetode pemadatan, karakteristik bahan yang dipadatkan,pelaksanaan dan pengendalian mutu pemadatan dilapangan.
72 Tata cara pelaksanaan paritan padapekerjaan tanah
Pt T-45-2000-A Tata cara ini mencakup tata cara pelaksanaan paritanpada pekerjaan tanah yang meliputi metode pelaksanaan,cara-cara penggalian untuk berbagai kondisi paritan danjenis peralatan yang digunakan untuk penggalian.
73 Tata cara desain paritan, sumuran danterowongan pada pekerjaan tanah
Pt T-47-2000-A Tata cara ini mencakup pertimbangan-pertimbangan didalam desain paritan, sumuran, dan sumuran dalam padapekerjaan tanah yang meliputi pertimbangan kondisilapangan, pengendalian air tanah, dan air permukaan,stabilitas galian, dan bahan pertimbangan praktis terhadapmetode penggalian, peninjauan terhadap bangunan yangsudah ada, pembuangan sisa galian dan lain-lain.
Pedoman Teknis
Catatan : untuk mendapatkan dokumen e-file pedoman tsbdiatas dapat diunduh (download) di www.pu.go.id/satminkal/balitbang/sni
92
No. Judul Standar Nomor Standar Ruang LingkupJumlah
Hal
74 Pedoman operasi dan pemeliharaanbendung karet isi udara
Pd T-05-2005-AKeputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
330/KPTS/M/2002
Pedoman ini menetapkan tata cara operasi danpemeliharaan bendung karet isi udara (khusus tabungkaret) dengan pengempisan secara otomatis, yangberfungsi untuk melayani bangunan pengambilan air danmenahan intrusi air laut yang di bangun pada alur sungai.
115
75 Pedoman penerapan teknologi tepatguna bidang pekerjaan umum
Pd.T-07-2005-AKeputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
330/KPTS/M/2002
Pedoman ini merupakan tata cara penerapan teknologitepat guna bidang pekerjaan umum agar diterapkan olehpemerintah daerah dan masyarakat melalui prosespendampingan.
Pedoman ini khusus membahas penerapan TTG bidangpekerjaan umum yang didanai oleh APBN dan APBD(Provinsi/Kabupaten/Kota).
6. Bendungan
76 Metode perhitungan kapasitastampungan pada waduk
Pt M-03-2000-AMetode ini meliputi hal sebagai berikut :
- Memuat ketentuan, prosedur dan laporan.- Menentukan kapasitas tampungan banjir pada waduk.Menghitung penelusuran banjir dengan metode ModifiedPuls.
77 Tata cara desain tubuh bendungan tipeurugan
RSNI T-01-2002Keputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
11/KPTS/M/2003
Standar ini memberikan prinsip umum cara desainbendungan tipe urugan tanah homogen, zonal danmembran serta tanggul penutup/tanggul banjir.
65
78 Metode analisis dan cara pengendalianrembesan air untuk bendungan tipeurugan
RSNI M-02-2002Keputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
11/KPTS/M/2003
Standar ini dimaksudkan untuk menentukan agar semuaaspek pengendalian rembesan air dipertimbangkan baikdalam desain bendungan tipe urugan baru maupun desainuntuk modifikasi bendungan tipe urugan lama sertamemberi rekomendasi praktis dalam analisis rembesan air.
58
79 Metode analisis stabilitas lereng statikbendungan tipe urugan
RSNI M-03-2002Keputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
11/KPTS/M/2003
Standar ini membahas tentang stabilitas lereng statikbendungan tipe urugan, dengan mempertimbangkankondisi pembebanan, sifat-sifat teknik material, tekanan airpori dan faktor keamanan minimum untuk desain. Analisisstabilitas untuk bendungan tipe urugan dianjurkandilaksanakan berdasarkan standar ini akan diberikandalam suatu dokumentasi teknis untuk analisis stabilitas.
31
80 Desain dan konstruksi pita drain vertikalprefabrikasi (PDVP)
Pd. T-13-2004-A Pedoman ini menjelaskan prinsip-prinsip tentangpenggunaan pita drain vertical prefabrikasi (PDVP) ataudrain sumbu untuk konstruksi bangunan air (bendunganurugan) yang terdiri dari:1. Pengarahan dan penggunaan PDVP dalam desain
bangunan air, dan evaluasi duplikasi pada bangunan;yang mengalami prakompresi.
2. Informasi tentang jenis dan karakteristik PDVP, sertapembahasan parameter tanah;
3. Interpretasi tentang kondisi, cara pemasangan, dandesain PDVP.
Petunjuk praktis dalam evaluasi, desain dan konstruksi,pengawasan, dan pertimbangan biaya bangunan yangmenggunakan PDVP
71
81 Analisis stabilitas bendungan tipe uruganakibat gempa bumi
Pd. T-14-2004-A Pedoman ini menjelaskan Analisis stabilitas bendungantipe urugan akibat beban gempa, seperti diuraikan secarasingkat dalam bagan alir pada lampiran gambar A.1, yangterdiri dari :
- Petunjuk umum pemilihan parameter gempa untukdesain bendungan dan bangunan pengairan;
- Penentuan beban gempa menggunakan peta zonagempa dengan cara menentukan percepatan gempamaksimum di permukaan tanah untuk desain
91
Pedoman Teknis
Catatan : untuk mendapatkan dokumen e-file pedoman tsbdiatas dapat diunduh (download) di www.pu.go.id/satminkal/balitbang/sni
93
No. Judul Standar Nomor Standar Ruang LingkupJumlah
Hal
bendungan beserta bangunan pelengkapnya danbangunan air lainnya;
- Penjelasan proses likuifaksi bila terjadi gempa bumidan gempa imbas pada waktu pengisian waduk;
- Penentuan parameter dinamik untuk tanah dan batuandengan cara uji lapangan , uji laboratorium dan caraempiris.
Metode analisis stabilitas bendungan urugan, akibat bebangempa dengan cara koefisien gempa dan cara dinamik.
82 Rekayasa sosial pembangunanbendungan
03/PRT/M/2009 Pedoman ini menetapkan tata cara rekayasa sosialpembangunan bendungan sebagai acuan umumpelaksanaan pembangunan agar para pelaksanapembangunan bendungan dapat memahami permasalahansosial yang muncul pada tahap prakonstruksi, tahapkonstruksi dan tahap pascakonstruksi sehinggapermasalahan sosial yang terjadi dapat diminimalisasi ataudikurangi.Pedoman ini mendeskripsikan secara jelas para pemangkukepentingan dan perannya, permasalahan sosial yangsering terjadi pada setiap tahapan pembangunanbendungan, cara melaksanakan rekayasa sosial padatahap prakonstruksi, tahap konstruksi dan tahappascakonstruksi pembangunan bendungan.
54
7. Sungai
83 Peramalan debit aliran sungai Pd. T-06-2004-AKeputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
360/KPTS/M/2004
Pedoman ini membahas hal-hal yang perlu diperhatikandalam mengembangkan prosedur dan melaksanakanperamalan debit aliran sungai, selain dari debit banjir.Pedoman ini dapat digunakan untuk mengembangkan danmelaksanakan peramalan ketersediaan air dan aliranrendah.Pedoman umum ini membahas :1. Jenis dan akurasi peramalan debit aliran sungai ;2. Pelayanan peramalan debit aliran sungai ;3. Data untuk peramalan;4. Teknik peramalan;5. Pengembangan prosedur peramalan;6. Verifikasi peramalan;7. Diseminasi peramalan.Rincian mengenai berbagai teknik peramalan, masing-masing akan dibahas pada pedoman khusus tersendiri.
23
84 Perbaikan muara sungai dengan Jeti Pd. T-07-2004-AKeputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
360/KPTS/M/2004
Pembuatan pedoman umum perbaikan muara sungaidengan jeti ini bertujuan untuk membantu para perencana,pelaksana dan pengambil keputusan dalam kaitannyadengan pekerjaan perbaikan muara sungai, agar dampaknegatif dari pekerjaan tersebut dapat dikurangi. Denganadanya buku pedoman ini, perbaikan muara sungai yangjumlahnya sangat banyak tersebut dapat dikerjakandengan lancar dan terarah. Disamping itu, buku ini jugadapat dimanfaatkan untuk keperluan pendidikan danpengajaran. Pedoman ini bersifat umum untukmenanggulangi proses penutupan muara sungai dan untukstabilisasi muara sungai. Yang dimaksud muara sungaidisini adalah muara sungai dengan daerah aliran sungai <50 km2, atau sungai dengan lebar normal < 200 m.Pedoman ini akan ditindaklanjuti dengan tata cara desain.
44
85 Pengukuran dan pemetaan teritrissungai
Pd. T-10-2004-AKeputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
360/KPTS/M/2004
Pedoman ini berisi ketentuan dasar yang memberikan arahmengenai bagaimana melakukan Pengukuran danpemetaan teritris sungai, mulai dari tahap persiapan,pengumpulan data, pengolahan data dan penyajian hasil.Disini diberikan pula rincian dari hasil suatu kegiatanPengukuran dan pemetaan teritris sungai.Pedoman ini dapat digunakan bagi berbagai pihak yangberkaitan dengan penanganan sungai, khususnya parapraktisi yang akan menyusun rencana pengukuran danpemetaan teritris sungai, melaksanakan Pengukuran danpemetaan teritris sungai, atau mengevaluasi pelaksanaanpengukuran dan pemetaan teritris sungai.
43
Pedoman Teknis
Catatan : untuk mendapatkan dokumen e-file pedoman tsbdiatas dapat diunduh (download) di www.pu.go.id/satminkal/balitbang/sni
94
No. Judul Standar Nomor Standar Ruang LingkupJumlah
Hal
86 Pemeliharaan bangunan persungaian Pd. T-11-2004-AKeputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
360/KPTS/M/2004
Pedoman ini terdiri dari pokok bahasan yang mencakupaspek pemeliharaan yang meliputi kegiatan pengamatan,perencanaan, program pelak-sanaan, dan evaluasi yangdidasarkan pada semua tinjauan baik fisik maupun non-fisik yang terdiri dari :a. Inventarisasi dan pemeriksaan kondisi bangunan
persungaian serta alur sungai yangmempengaruhinya;
b. Monitoring adanya bahaya yang mengancambangunan persungaian, yaitu pemeliharaan alursungai, bangunan sungai dan fasilitas penunjangnya;
c. Komponen-komponen pemeliharaan bangunanpersungaian, yaitu pemeliharaan alur sungai,bangunan sungai dan fasilitas penunjangnya;
d. Pelaksanaan pemeliharaan bangunan persungaiandan fasilitas penunjangnya yang bersifatpemeliharaan pencegahan, pemeliharaan korektipdan pemeliharaan darurat;
e. Tanggung jawab pemeliharaan bangunanpersungaian;
f. Bangunan sungai yang keberadaannya menjaditanggung jawab instansi pengelola sungai adalahbangunan pengendali banjir (tanggul, strukturdrainase, bendung pembagi aliran), dan bangunanpengendali sungai (krib pengarah arus, pelindungtebing, bangunan pengendali dasar sungai), sedangbangunan yang berada di sungai namunkeberadaannya tidak menjadi tanggung jawabpengelola sungai adalah bangunan pengambilan(bendung, intake) untuk keperluan irigasi/industri,jembatan siphon, dan talang.
65
87 Perencanaan teknis bendung pengendalidasar sungai
Pd. T-12-2004-AKeputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
360/KPTS/M/2004
Pedoman ini membahas ketentuan dasar tentangpersyaratan untuk mendesain bendung pengendali dasarsungai, terutama pada sungai lahar. Dalam pedoman inidiuraikan beberapa ketentuan yangmencakup :- data dan informasi yang diperlukan;- persyaratan mengenai fungsi, keamanan hidraulik
dan struktur.Pedoman ini dipakai bersama-sama dengan standar lainyang berlaku dan sesuai dengan peraturan yang terkait.
38
88 Perencanaan teknis bangunan tanggulsungai lahar
Pd. T-16-2004-AKeputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
360/KPTS/M/2004
Pedoman ini membahas persyaratan-persyaratan,ketentuan-ketentuan dan cara perencanaan teknis tanggulpada sungai lahar dengan kondisi dasar sungai sudahstabil dan secara umum terbuat dari tanah non kohesif.
30
89 Pengamanan bangunan sabo darigerusan lokal
Pd. T-17-2004-AKeputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
360/KPTS/M/2004
Pedoman ini membahas tentang persyaratan, ketentuandan prosedur perencanaan teknis pengamanan bangunansabo terhadap kerusakan yang terjadi akibat dari prosesinteraksi degradasi dan gerusan lokal.
21
90 Pembuatan peta bahaya akibat alirandebris
Pd. T-18-2004-AKeputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
360/KPTS/M/2004
Pedoman ini menguraikan persyaratan, ketentuan-ketentuan dan pengerjaan pembuatan peta bahaya akibatlongsoran tebing sungai dan limpasan aliran debris sertaberlaku untuk pembuatan peta bahaya akibat aliran debrisuntuk daerah vulkanik dan non-vulkanik yang rawanterhadap aliran debris.
29
91 Prakiraan dan peringatan dini banjir Pd. T-23-2004-AKeputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
360/KPTS/M/2004
Pedoman ini dibuat untuk memudahkan perencana/peneliti/ pelaksana pekerjaan dalam merencanakan systemperamalan banjir dan peringatan dini banjir.Pedoman ini membahas hal-hal sebagai berikut :1. data yang diperlukan untuk peramalan;2. persyaratan, ketentuan dalam penempatan stasiun
telemetri;3. instrumentasi/ peralatan yang diperlukan;4. metode yang dapat digunakan;
41
Pedoman Teknis
Catatan : untuk mendapatkan dokumen e-file pedoman tsbdiatas dapat diunduh (download) di www.pu.go.id/satminkal/balitbang/sni
95
No. Judul Standar Nomor Standar Ruang LingkupJumlah
Hal
5. organisasi yang diperlukan;6. standar operasi dan peringatan dini banjir.
92 Pedoman tata cara pemasangan batukosong untuk perlindungan lerengtanggul sungai bagian luar
Permen PUNo. 13/PRT/M/2008
Pedoman ini menetapkan tata cara pemasangan batukosong untuk perlindungan lereng tanggul bagian luarkhususnya tanggul yang terbuat dari tanah nonkohesif.Tata cara ini mencakup ketentuan-ketentuan dan carapengerjaan pemasangan batu kosong untuk perlindunganlereng bagian luar
15
93 Tata cara pembangunan pos duga airtipe konsol di sungai/saluran terbuka
Permen PUNo. 05/PRT/M/2009
Pedoman ini menetapkan tata cara pembangunan posduga air tipe konsol di sungai/saluran terbuka yangmembahas ketentuan-ketentuan dan cara/tahapanpelaksanaan pembangunan pos duga air tipe konsol.
Ketentuan tersebut antara lain seperti penentuan lokasi disungai atau saluran terbuka, tersedianya penampangkendali baik alam maupun buatan, alur sungai lurus sejauhlebih dari 4 kali lebar sungai rata-rata pada saat banjir,pada waktu banjir air sungai tidak melimpah, mudahdicapai terutama pada saat banjir, penyebaran aliran dipenampang baik pada saat air kecil, sedang maupun banjirmerata dan mengumpul, tidak terkena pengaruhpengempangan atau aliran lahar, tersedia lokasipengukuran debit dari muka air rendah sampai tinggi,lokasi sedapat mungkin dekat dengan tempat tinggalpenduduk, tersedia lokasi untuk pemasangan saranapengukuran debit seperti kereta gantung atau kabelgantung melintang, kemungkinan pemasangan telemetring,kesepakatan dengan pemilik tanah yang akan digunakansebagai lokasi pos duga air, pertimbangan tentang kondisigeoteknik ketahanan bangunan terhadap geser, guling danamblas dari rencana lokasi pos duga air, serta kerapatanjumlah pos duga air dalam suatu DAS sesuai dengan SNI03-2526-1991.
Lokasi pos duga air ditempatkan sedemikian rupa sehinggatidak merubah kondisi sungai, tidak mengganggu aliran dandisesuaikan dengan rencana pengembangan sumber dayaair pada DAS tersebut seperti pembangunan bangunan airlainnya seperti bendung, bendungan, jembatan dan lain-lain sehingga keberadaannya tidak mengganggu bangunanyang sudah ada maupun bangunan yang akan dibangun.
33
8. Irigasi : rancangan sni, pedoman
94 Tata cara operasi dan pemeliharaanjaringan irigasi teknis
Pd T-04-2003Keputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
171/KPTS/M/2003
Tata cara ini membahas tentang prosedur tata caraoperasi jaringan irigasi teknis dalam satu wilayahpengelolaan, yang meliputi: rencana operasi dan proseduroperasi jaringan irigasi teknis.
- Tata cara ini juga mencakup jenis dan penggunaanblangko-blangko dalam rangka pengoperasian jaringanirigasi teknis.
95 Tata cara pemeliharaan jaringan irigasiteknis
RSNI T-03-2002 Tata cara ini membahas tetntang prosedur pemeliharaanjaringan irigasi teknis yang meliputi perencanaan,pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi.
96 Pedoman teknik pembangunan kincir airtipe pusair untuk irigasi desa
Pd. T-05-2004-AKeputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
360/KPTS/M/2004
Pedoman teknik membangun kincir air tipe PUSAIR untukirigasi desa ini mencakup : merancang dan membangunkincir air tipe PUSAIR, bangunan kincir air digunakan untukpenyediaan air terutama air irigasi desa dan pedoman initidak mencakup tinjauan terhadap social dan biaya.
378
97 Perencanaan hidraulik dan operasi sertapemeliharaan bangunan penangkap airtipe pusair
Pd. T-15-2004-A Pedoman teknik membangun kincir air tipe PUSAIR untukirigasi desa ini mencakup : merancang dan membangunkincir air tipe PUSAIR, bangunan kincir air digunakan untukpenyediaan air terutama air irigasi desa dan pedoman initidak mencakup tinjauan terhadap sosial dan biaya.
52
98 Monitoring dan evaluasi hasil penerapanteknologi modifikasi cuaca (TMC) dalamrangka pengisian waduk
Pd. T-20-2004-A Pedoman monitoring dan evaluasi hasil penerapanTeknologi Modifikasi Cuaca (TMC) dalam rangka pengisianwaduk meliputi hal-hal sebagai berikut :
18
Pedoman Teknis
Catatan : untuk mendapatkan dokumen e-file pedoman tsbdiatas dapat diunduh (download) di www.pu.go.id/satminkal/balitbang/sni
96
No. Judul Standar Nomor Standar Ruang LingkupJumlah
Hal
a. Monitoring data yaitu pengumpulan data hidrologisebelum, selama dan pasca pelaksanaan TMC. Datayang dikumpulkan terdiri dari :
i. data karakteristik waduk-waduk seperti datatinggi muka air (TMA) waduk, tabel hubunganantara TMA dengan volume tampungan, tabelhubungan antara TMA dengan luas permukaanwaduk;
ii. data curah hujan dan contoh air hujan;iii. data debit sungai.
b. Evaluasi terhadap hasil penerapan TMC yangmeliputi analisis teknis hidrologi, analisis manfaatdan analisis kualitas air.
99 Pengoperasian waduk kaskade polalistrik-listrik multiguna
Pd. T-21-2004-A Pedoman Pengoperasian waduk kaskade pola listrik-listrik-multiguna meliputi :a. Pengumpulan data yang terdiri dari : 1. data debit aliran
masuk ke masing-masing waduk, 2. data tinggi mukaair (TMA) tiap waduk, 3. data kebutuhan air irigasi, 4.data hubungan antara TMA dengan volume tampungandan 5. data rencana pemeliharaan turbin serta pintu-pintu air dari setiap waduk;
b. Melakukan prediksi debit air masuk ke masing-masingwaduk untuk tahun yang akan datang;
c. Membuat pola operasi waduk kaskade dengan prinsippembagian berimbang (equal sharing).
Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan operasionaltiap-tiap waduk yang telah dilakukan pada bulansebelumnya. Evaluasi melibatkan para pengelola wadukdan semua pihak terkait dengan operasional wadukkaskade.
22
100 Pedoman pengoperasian waduk tunggal Pd. T-25-2004-AKeputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
360/KPTS/M/2004
Pedoman ini adalah untuk memudahkan perencana/pelaksana pengoperasian dalam menyusun pola operasiserta pedoman pengoperasian suatu waduk.Pedoman ini menguraikan tentang pengoperasian waduktunggal dengan berbagai hal-hal yang perlu diketahui/ditentukan sebelumnya antara lain :
1. klasifikasi pemanfaatan waduk;2. penentuan kapasitas waduk;3. inflow ke waduk dan outflow dari waduk;4. kendala yang dihadapi;5. persamaan dasar simulasi waduk;6. pendekatan dalam pola operasi;7. metode dalam penyusunan pola operasi waduk;8. prosedur pembuatan pola operasi waduk;9. prosedur operasi waduk.
24
101 Pengisian kekosongan data hujandengan metode korelasi distandardisasinon linear bertingkat
Pd. T-22-2004-A Pedoman pengisian data hujan dengan metode inimencakup hubungan korelasi dan regresi antar seri datapengisi dan yang diisi. Penerapan pedoman inimemerlukan beberapa persyaratan yang harus dipenuhiantara lain jumlah stasiun minimal 3 buah.Pedoman ini meliputi: data yang digunakan besertapersyaratannya, prosedur perhitungan, evaluasiperhitungan dan contoh perhitungannya.
47
102 Pembangunan pembangkit listrik tenagamikrohidro tipe mdccf di saluran irigasi.
Pd. T-24-2004-AKeputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
360/KPTS/M/2004
1. Panduan untuk merancang dan membangunpembangkit listrik tenaga mikrohidro dengan turbintipe MdCCF seri 225-750, dan seri 300-750;
2. Penggunaan pembangkit listrik tenaga mikrohidro initerutama ditujukan untuk memanfaatkan potensitenaga pada bangunan terjun dan got miring disaluran irigasi di desa-desa yang belum terjangkaulistrik PLN;
3. Pedoman ini tidak mencakup bahasan untukmendesain pembangkit listrik tenaga air turbin lain disaluran irigasi, dan tidak mencakup tinjauan sosialdan ekonomi.
23
103 Penguatan masyarakat petani pemakaiair dalam operasi dan pemeliharaanjaringan irigasi
Pd T-06-2005-AKeputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana Wilayah
Pedoman ini menetapkan tata cara pelaksanaan operasidan pemeliharaan (O&P) jaringan irigasi pada suatudaerah irigasi dalam hal ini, perkumpulan petani pemakaiair dapat berperan serta. Pedoman ini berlaku khusus
30
Pedoman Teknis
Catatan : untuk mendapatkan dokumen e-file pedoman tsbdiatas dapat diunduh (download) di www.pu.go.id/satminkal/balitbang/sni
97
No. Judul Standar Nomor Standar Ruang LingkupJumlah
Hal
Nomor :330/KPTS/M/2002
untuk irigasi tanaman pangan atau pertanian bukan rawadan tambak.
104 Pedoman peran perkumpulan petanipemakai air (P3A) dalam penerapanteknologi tepat guna (TTG) bidang irigasi
SENo. 08/SE/M/2009
Pedoman ini mentepakan tata cara penerapan teknologitepat guna (TTG) bidang irigasi melalui pendampingankepada P3A pada suatu daerah irigasi. Pada dasrnyapelaksanaan TTG ini sepenuhnya dilaksanakan olehpetani pemakai air yang tergabung dalam P3A dandibimbing oleh pendamping yang mempunyai kemampuanbidang teknis dan kelembagaan pengelolaan irigasi
Pedoman ini memuat mengenai ketentuan peran P3Adalam penerapan TTG, pendekatan P3A dalampenerapannya, jenis TTG bidang Irigasi, tata carapenerapannya secara partisipatif, kelembagaan penerapanTTG dan pembiayaanya
Pedoman ini khusu untuk irigasi teknis tanaman panganatau pertanian, dan bukan untuk irigasi dan tamabak
23
9. Pantai105 Metode pengujian bathimetri
menggunakan alat perum gemaSK SNI M-38-1993-03 Metode pengukuran bathimetri menggunakan alat perum
gema ini :1) membahas persyaratan ketentuan-ketentuan dan cara
pengaturan;2) untuk perairan dengan kedalaman sampai 120 M.
23
106 Perencanaan umum pembangunaninfrastruktur di kawasan rawan tsunami
06/PRT/M/2009 Pedoman ini menetapkan perencanaan umumpembangunan infrastruktur di kawasan rawan tsunami,dengan kala ulang perencanaan yang perlu diantisipasiyang sering terjadi di daerah pantai dan pesisir pantai.Pedoman ini menguraikan prinsip-prinsip umumperencanaan tata guna lahan, perencanaanpenempatan/lokasi dan desain bangunan infrastrukturuntuk penanggulangan (mitigasi) bahaya bencana tsunami,yang meliputi hal-hal sebagai berikut:
a) pengertian risiko tsunami untuk masyarakat umum:bencana, kerawanan dan penyingkapan (dampak)tsunami (Prinsip 1),
b) menghindari pembangunan baru di kawasan rawantsunami, untuk mengurangi korban jiwa dankerugian materi (harta benda) di masa mendatang(Prinsip 2),
c) penentuan lokasi dan konfigurasi pembangunanbaru di kawasan rawan tsunami, untuk mengurangikorban jiwa dan kerugian materi di masamendatang (Prinsip 3),
d) perencanaan umum dan konstruksi bangunaninfrastruktur untuk mengurangi dampak tsunami(Prinsip 4),
e) mitigasi bangunan infrastruktur (prasarana)terhadap risiko bencana tsunami denganpembangunan kembali dan rencana tata gunalahan dan pembangunan proyek (Prinsip 5),
f) perencanaan dan penentuan lokasi bangunanprasarana dan fasilitas kritis, untuk mengurangidampak tsunami (Prinsip 6),
g) perencanaan kegiatan evakuasi vertikal danhorisontal (Prinsip 7),
pembuatan zonasi tsunami dan aplikasi analisisperhitungan.
98
C. Jalan dan jembatan
10. Aspal, asbuton, aspal karet, perkerasan jalan beraspal
107 Pedoman perencanaan tebal perkerasanlentur
Pt T-01-2002-BKeputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
330/KPTS/M/2002
Pedoman ini meliputi ketentuan umum perencanaan,uraian deskripsi, ketentuan teknis perencanaan, metodeperencanaan dan contoh-contoh perencanaan. Pedomanini hanya berlaku untuk konstruksi perkerasan yangmenggunakan material bergradasi lepas (granular materialdan batu pecah) dan berpengikat. Pedoman ini digunakan
41
Pedoman Teknis
Catatan : untuk mendapatkan dokumen e-file pedoman tsbdiatas dapat diunduh (download) di www.pu.go.id/satminkal/balitbang/sni
98
No. Judul Standar Nomor Standar Ruang LingkupJumlah
Hal
untuk :o perencanaan perkerasan jalan baruo perencanaan pelapisan tambahan (overlay)o perencanaan konstruksi bertahap (stage construction).
108 Pedoman asbuton campuran panas Pd T-07-2004-BKeputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
360/KPTS/M/2004
Pedoman ini meliputi penyiapan campuran asbutondengan cara panas terdiri dari campuran asbuton, agregatdan peremaja yang dicampur di Unit Pencampur Aspal.Pedoman ini juga meliputi penghamparan dan pemadatancampuran pada lapis pondasi antara dan lapis aus.
43
109 Pelaksanaan pemasangan siar muaijenis asphaltic plug untuk jembatan
Pd T-13-2005-BSudah revisi
(Proses penetapanSNI)
Pedoman ini menetapkan proses pelaksanaanpemasangan siar muai jenis asphaltic plug yang dimulaidari persiapan bahan dan peralatan, prosespencampuran, penghamparan dan pemadatan. Selain itupedoman ini mengatur tata cara pengendalian danpengujian mutu bahan maupun siar muai
22
110 Tata cara pelaksanaan survai jalanJudul berubah menjadi :Tata cara survai titik referensi jalan
PERMENNomor 17/PRT/M/2007
Tata cara ini digunakan untuk mendapatkan datamengenai lokasi jenis dan jarak antara titik-titik referensipada suatu ruas jalan serta menentukan titik awal dan titikakhir dari ruas jalan tersebut yang akan digunakan padasurvai-survai jalan berikutnya atau untuk keperluan laindalam pembinaan jaringan jalan.
Pedoman ini memberikan arahan dalam pelaksanaansurvei penentuan titik referensi jalan yang berfungsisebagai titik acuan pengukuran jarak dalam pembinaansistem jaringan jalan. Survei ini bertujuan untukmenginventarisasi titik-titik referensi yang berada dalamsuatu ruas jalan serta menginventarisasi panjang suaturuas jalan. Pedoman ini juga memuat tahapanpelaksanaan survei, ketentuan-ketentuan dan hal-hal yangperlu diperhatikan dalam pelaksanaan survei yangmenyangkut peralatan dan bahan, personil, sertakendaraan survei. Pedoman ini lebih difokuskanpenggunaannya untuk ruas jalan antar kota.
28
111 Pedoman Pelaksanaan lapis campuranberaspal panas
PERMEN Nomor28/PRT/M/2007
Tata cara ini bertujuan untuk menyeragamkan carapelaksanaan LASBUTAG agar diperoleh penggunaanbahan dan waktu yang efisien serta memenuhi mutu yangditentukan.
Pedoman ini sebagai acuan perencanaan danpelaksanaan asbuton butir campuran dingin, digunakansebagai lapis aus dengan ukuran nominal 9,5 mm danukuran nominal 12,5 mm serta untuk lapis antara denganukuran nominal 19 mm pada perkerasan jalan beraspaldengan lalu lintas selama umur rencana 1 juta ESA.
47
112 Survei kondisi jalan tanah dan atau kerikil PERMEN Nomor15/PRT/M/2007
Pedoman ini mencakup tata cara survei kondisi jalan kerikil
dan atau tanah (termasuk stabilisasi tanah dan atau kerikil)
yang dilakukan secara manual (visual). Pedoman survei ini
terdiri dari persiapan survei dan prosedur pelaksanaannya.
Pedoman ini dapat digunakan sebagai pendukung untuk
melengkapi pangkalan data (data base) jalan dan/atau
acuan dalam pelaksanaan pemeliharaan serta penilaian
hasil pekerjaan peningkatan atau pembangunan jalan baru.
25
113 Pemberlakuan pedoman pemeriksaan
peralatan penghampar campuran beraspal
(Asphalt Finisher)
SENo. 07/SE/M/2009
Pedoman pemeriksaan peralatan penghampar campuran
beraspal (asphalt finisher) ini menguraikan tentang tata
cara pemeriksaan alat penghampar mekanis campuran
beraspal
Pedoman ini merupakan acuan dan peganagan pelaksana,
pengawas lapangan dan pihak lain yang berkepentingan
dalam pelaksanaan penghamparan campuran beraspal
agar pengguna dapat mengetahui kondisi perlalatan
18
Metode uji
Pedoman Teknis
Catatan : untuk mendapatkan dokumen e-file pedoman tsbdiatas dapat diunduh (download) di www.pu.go.id/satminkal/balitbang/sni
99
No. Judul Standar Nomor Standar Ruang LingkupJumlah
Hal
114 Cara uji kelarutan aspal RSNI M-04-2004Keputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana Wilayahno.360/KPTS/M/2004
Cara uji kelarutan aspal secara khusus menguraikan alatdan bahan yang digunakan serta prosedur kerja untukmendapatkan hasil kelarutan aspal.Cara uji dilakukan untuk menentukan derajat kelarutandalam trichloroethylene (TCE) atau 1,1,1 trichloroethanepada bahan aspal yang tidak atau sedikit mengandungmineral.Pada cara uji ini dicantumkan pula langkah pengerjaan danperhitungan jumlah aspal yang terlarut padatrichloroethylene (TCE) atau 1,1,1 trichloroethane.
9
115 Cara uji ekstraksi aspal dari campuranberaspal menggu-nakan tabung refluksgelas
RSNI M-05-2004Keputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana Wilayahno.360/KPTS/M/2004
Cara ini membahas ketentuan pemisahan aspal daricampuran beraspal dengan cara refluks menggunakantabung gelas. Aspal yang diperoleh dengan cara ini dapatdigunakan untuk pemeriksaan sifat fisik aspal antara lain:penetrasi, daktalitas, titik lembek.
116 Cara uji campuran beraspal panas untukukuran agregat maksimum dari 25,4 mm (1inc) sampai dengan 38 mm (1,5 inci)dengan alat marshall
RSNI M-06-2004Keputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana Wilayahno.360/KPTS/M/2004
Pengujian ini meliputi pengukuran stabilitas dan pelelehan(flow) suatu campuran beraspal dengan butir agregatberukuran maksimum dari 25,5 mm (1 inci) sampai dengan38 mm (1,5 inci).
21
117 Cara uji identifikasi aspal emulsi kationikmantap cepat
RSNI M-07-2004Keputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana Wilayahno.360/KPTS/M/2004
Standar ini mencakup prosedur untuk mengidentifikasiaspal emulsi kationik mantap cepat, ditentukanberdasarkan ketidak mampuan aspal emulsi kationikmantap cepat untuk menyelimuti pasir lisika yangmembedakan dari kelas kationik mantap sedang danmantap lambat.
118 Cara uji beban putus dan elongasi padageotekstil dengan metode grab
RSNI M-01-2005Keputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
330/KPTS/M/2002
Cara uji ini menetapkan prosedur uji indeks untukmenentukan beban putus dan elongasi pada geotekstildengan menggunakan metode grab. Metode ini tidak cocokuntuk geotekstil hasil rajutan yang dijahit. Untuk geotekstiljenis ini, harus digunakan metode uji alternatif pengganti.Meski berguna untuk pengendalian mutu dan pengujianpenerimaan untuk suatu struktur serat tertentu, hasilpengujian sesuai standar ini hanya dapat digunakan untukmembandingkan kekuatan dan elongasi antara bahandengan struktur serat yang sama sebab dalam pengujianini bahan yang berbeda akan berunjuk kerja secaraberbeda pula sesuai karakteristik bahan.
16
119 Cara uji indeks tahanan tusuk geotekstil,geomembran dan produk sejenis lainnya
RSNI M-02-2005Keputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
330/KPTS/M/2002
Standar ini menetapkan kaidah-kaidah dan cara mengukurindeks tahanan tusuk untuk menentukan karakteristikgeotekstil, geomembran, dan produk sejenis lainnya.Metode pengujian yang dimuat pada standar ini tidak dapatdigunakan untuk beberapa pengujian karakteristikgeotekstil tipe anyaman atau produk yang memiliki bukaanlubang besar, seperti Geonet dan Geogrid.
15
120 Cara uji kuat keliman jahit atau ikatpanas geotekstil
RSNI M-03-2005Keputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
330/KPTS/M/2002
Standar ini menetapkan kaidah-kaidah dan langkah kerjadalam menilai kuat keliman geotekstil. Data yangdihasilkan dari cara uji ini berupa nilai tahanan kelimanterhadap gaya tarik dalam posisi memanjang atau tegaklurus arah keliman. Substansi yang diatur dalam standar inimeliputi prinsip pengujian, peralatan, pengambilan contoh,penyiapan benda uji, prosedur, penghitungan dan laporan.Cara uji dalam standar ini menggunakan benda uji yanglebih sempit dibandingkan dengan benda uji yangdigunakan dalam ASTM D 4884.
17
121 Cara uji elastisitas aspal dengandaktilitas
RSNI M-05-2005Keputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
330/KPTS/M/2002
Cara uji elastisitas aspal dengan alat daktilitas secarakhusus menguraikan alat dan bahan yang digunakan sertaprosedur kerja untuk mendapatkan nilai hasil elastisitasaspal khususnya aspal yang dimodifikasi polimer jeniselastomer. Alat yang digunakan sama dengan alat padapengujian daktilitas aspal kecuali bentuk cetakannya yangdimodifikasi.
25
122 Cara uji sifat tarik geotekstil denganmetode pita lebar
RSNI M-04-2005Keputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
Standar ini meliputi pengukuran sifat-sifat tarik geotekstildengan menggunakan benda uji berbentuk pita yang dijepitpada sisi lebarnya dimana dimensi lebarnya tersebutadalah besar. Cara uji ini dapat digunakan untuk hampirsemua jenis geotekstil seperti geotekstil dengan bahan
10
Pedoman Teknis
Catatan : untuk mendapatkan dokumen e-file pedoman tsbdiatas dapat diunduh (download) di www.pu.go.id/satminkal/balitbang/sni
100
No. Judul Standar Nomor Standar Ruang LingkupJumlah
Hal
330/KPTS/M/2002 anyaman, bukan anyaman, geotekstil denganbahanberlapis, bahan yang dirajut, dan bahan yang diratakan.
123 Penggunaan agregat slag besi dan bajauntuk campuran beraspal panas
Pd T-04-2005-BKeputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
330/KPTS/M/2002
Pedoman ini mengatur tata cara penggunaan agregat slagbesi dan baja pada proses pembuatan campuranberaspal panas yang meliputi persyaratan agregat slagbesi dan baja, persyaratan bahan lainnya, perencanaancampuran dan pelaksanaan campuran.
30
124 Perencanaan tebal lapis tambahperkerasan lentur dengan metodelendutan
Pd T-05-2005-BKeputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
330/KPTS/M/2002
Pedoman ini menetapkan kaidah-kaidah dan tata caraperhitungan lapis tambah perkerasan lentur berdasarkankekuatan struktur perkerasan yang ada yang diilustrasikandengan nilai lendutan. Pedoman ini memuat deskripsiberbagai faktor dan parameter yang digunakan dalamperhitungan serta memuat contoh perhitungan.Perhitungan tebal lapis tambah yang diuraikan dalampedoman ini hanya berlaku untuk konstruksi perkerasanlentur atau konstruksi perkerasan dengan lapis pondasiagregat dengan lapis permukaan menggunakan bahanpengikat aspal.Penilaian kekuatan struktur perkerasan yang ada,didasarkan atas lendutan yang dihasilkan dari pengujianlendutan langsung dengan menggunakan alat FallingWeight Deflectometer (FWD) dan lendutan balik denganmenggunakan alat Benkelman Beam (BB).
37
125 Perencanaan campuran lapis pondasihasil daur ulang perkerasan lamadengan semen
Pd T-08-2005-BKeputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
330/KPTS/M/2002
Pedoman ini menetapkan persyaratan, ketentuan bahan,peralatan laboratorium, perencanaan campuran dan carapenentuan kadar semen campuran hasil daur ulangperkerasan lama dengan semen, sebagai lapis pondasidan pondasi bawah.Jenis perkerasan yang di daur ulang mencakup perkerasanberaspal yang telah tua atau perkerasan beton semen.
12
Spesifikasi126 Spesifikasi aspal keras berdasarkan
kekentalanRSNI S-01-2004
Keputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana Wilayahno.360/KPTS/M/2004
Spesifikasi ini mencakup, ketentuan, persyaratan aspalkeras Pen 40, Pen 60 dan Pen 80, yang digunakansebagai acuan dalam menilai mutu aspal keras untukpekerjaan perkerasan.
11. Jalan dan jembatan
127 Pembebanan untuk jembatan RSNI T-02-2005Keputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
330/KPTS/M/2002
Standar ini menetapkan ketentuan pembebanan dan aksi-aksi lainnya yang akan digunakan dalam perencanaanjembatan jalan raya termasuk jembatan pejalan kaki danbangunan-bangunan sekunder yang terkait denganjembatan. Beban-beban, aksi-aksi dan metodapenerapannya boleh dimodifikasi dalam kondisi tertentu,dengan seizin pejabat yang berwenang.
25
128 Perencanaan struktur baja untukjembatan
RSNI T-03-2005Keputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
330/KPTS/M/2002
Standar Perencanaan Struktur Baja untuk Jembatan inidigunakan untuk merencanakan jembatan jalan raya danjembatan pejalan kaki di Indonesia, yang menggunakanbahan baja dengan panjang bentang tidak lebih dari 100meter.
126
129 Penanganan tanah ekspansif untukkonstruksi jalan
Pd T-10-2005-B Pedoman ini merupakan tata cara penanganan tanahekspansif untuk konstruksi jalan. Pedoman meliputipenjelasan mengenai ciri-ciri kerusakan jalan di atas tanahekspansif, identifikasi tanah ekspansif, desain konstruksijalan di atas tanah ekspansif serta teknik penanganandengan metode penggantian material, manajemen air,stabilisasi, membran, geomembran dan pembebanan.Pedoman ini memberikan informasi dan petunjuk dalammerencanakan desain konstruksi, tetapi bukan merupakanpetunjuk yang mendalam untuk desain detail.
70
130 Stabilisasi dangkal tanah lunak untukkonstruksi timbunan jalan (dengansemen dan cerucuk)
Pd T-11-2005-B Pedoman ini memberikan petunjuk mengenai prinsip-prinsip penggunaan stabilisasi dangkal dengan semen ataucerucuk dalam pembuatan konstruksi timbunan untuk jalanyang meliputi : kriteria penggunaan stabilisasi dangkaltanah lunak dengan semen atau cerucuk untuk desaintimbunan jalan serta evaluasi dan aplikasinya pada
63
Pedoman Teknis
Catatan : untuk mendapatkan dokumen e-file pedoman tsbdiatas dapat diunduh (download) di www.pu.go.id/satminkal/balitbang/sni
101
No. Judul Standar Nomor Standar Ruang LingkupJumlah
Hal
timbunan jalan yang mengalami prakompresi; informasitentang jenis dan karakteristik stabilisasi dangkal dengansemen atau cerucuk serta pembahasan parameter tanah;nterpretasi kondisi dan cara pemasangan serta desainstabilisasi dangkal dengan semen atau cerucuk.
131 Perencanaan lantai jembatan rangkabaja dengan menggunakan corrugatedsteel plate (csp)
Pd T-12-2005-B Pedoman ini membahas masalah perencanaan sistemlantai jembatan rangka baja dengan menggunakanCorrugated Steel Plate (CSP).
36
132 Perhitungan biaya operasi kendaraanBagian 1. Biaya tidak tetap (runningcost)
Pd T-15-2005-B Pedoman ini merupakan panduan dalam melakukanperhitungan biaya operasi kendaraan (bok) pada ruasjalan. Dalam bagian i ini disajikan ketentuan-ketentuan dancara-cara perhitungan komponen biaya tidak tetap (runningcost). Pedoman ini mencakup uraian tentang ketentuanumum, ketentuan teknik, dan cara pengerjaan.
29
133 Mitigasi dampak kebisingan akibat lalulintas jalan
Pd T-16-2005-B Pedoman ini menetapkan tata cara mitigasi dampakkebisingan akibat lalu lintas jalan yang meliputipenanganan pada sumber kebisingan, jalur perambatan,dan penerima kebisingan. Ketentuan-ketentuan yang diaturdalam pedoman ini meliputi bahan, dimensi, carapenempatan, dan prosedur mitigasi. Pedoman inidimaksudkan sebagai acuan bagi perencana danpelaksana lapangan dalam upaya penanggulangandampak kebisingan yang terjadi akibat lalu lintas jalan.
39
134 Audit keselamatan jalan Pd T-17-2005-B Pedoman audit keselamatan jalan ini menetapkanketentuan dan prosedur pelaksanaan audit keselamatanjalan mulai dari tahap perencanaan awal hingga tahappercobaan atau beroperasinya jalan tersebut secarapenuh. Hal-hal yang diatur dalam pedoman ini, termasukpersyaratan umum, administratif, dan teknis pelaksanaanaudit. Selain itu pedoman ini menguraikan tahapanpelaksanaan audit yang dilengkapi dengan daftar periksayang diperlukan dalam pelaksanaan audit.
62
135 studi kelayakan proyek jalan danjembatan
Pd T-18-2005-B Pedoman pra studi kelayakan proyek jalan dan jembatanini mencakup ketentuan umum, ketentuan teknis, dan carapengerjaan pra studi kelayakan proyek jalan dan jembatan,baik untuk kegiatan peningkatan, maupun pembangunanjalan dan jembatan.
31
136 Pra Studi kelayakan proyek jalan danjembatan
Pd T-19-2005-B Pedoman ini mengatur tentang tindak lanjut dari kegiatanpra studi kelayakan untuk menganalisis secara lebih rincibeberapa alternatif rute terpilih yang diusulkan. Untukproyek-proyek yang hanya melakukan studi kelayakantanpa melalui kegiatan pra studi kelayakan, makapelaksanaannya menggunakan kedua pedoman tersebut.
34
137 Pengadaan tanah untuk pembangunanjalan
Pd T-20-2005-B Pedoman ini mencakup ketentuan-ketentuan dan tata carapengadaan tanah dalam penyiapan ruang milik jalan(RUMIJA) untuk pembangunan jalan umum maupun jalantol.Pedoman ini berlaku untuk pengadaan tanah lebih besardari 1 (satu) hektar maupun kurang dari 1 (satu) hektar.
46
12. Jalan tol
138 Analisis resiko investasi jalan tol Pd T-01-2005-BKeputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
330/KPTS/M/2002
Pedoman ini menetapkan ketentuan dan tata cara dalammenilai resiko investasi jalan tol, yang mencakup hal-halantara lain jenis-jenis resiko, pengelompokan resiko,analisis resiko dan penetapan faktor resiko investasi. Disamping itu dibahas pula mengenai teknik pengelolaanresiko dan alokasi resiko antara pemerintah dan swasta.
Tata cara yang diuraikan dalam pedoman ini termasuktahapan persiapan, pengumpulan data, perhitungan danpelaporan serta contoh-contoh penggunaannya.
29
139 Pemanfaatan ruang dan pengendalianpemanfaatan ruang di sekitar jalan tol
Pd T-22-2005-B Pedoman pemanfaatan ruang dan pengendalianpemanfaatan ruang ini mencakup ketentuan umum,
28
Pedoman Teknis
Catatan : untuk mendapatkan dokumen e-file pedoman tsbdiatas dapat diunduh (download) di www.pu.go.id/satminkal/balitbang/sni
102
No. Judul Standar Nomor Standar Ruang LingkupJumlah
Hal
ketentuan teknis pemanfaatan ruang dan pengendalianruang untuk kawasan budidaya disekitar jalan tol. Kawasanbudidaya yang diatur meliputi pengaturan kawasanfungsional yaitu kawasan perumahan, kawasanperdagangan dan jasa, kawasan industri serta kawasanpariwisata. Pemanfaatan ruang untuk kawasan budidayadisekitar jalan tol akan menjadi lebih tertata dan tidakmenimbulkan dampak langsung terhadap pelayanan jalantol. Sedangkan kawasan lain yang memerlukan pengaturanseperti kawasan pendidikan, kawasan cagar budaya,kawasan militer, bandar udara dan sebagainya akan diaturdalam pedoman tersendiri.
13. Lalu lintas
140 Pedoman penempatan utilitas padadaerah milik jalan
Pd T-13-2004-BKeputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
360/KPTS/M/2004
Pedoman ini mengatur penempatan utilitas pada daerahmilik jalan (DAMIJA) dan jembatan, yang untuk utilitasyang sejajar jalan dan melintang jalan baik bawah maupundi atas tanah.
35
141 Pedoman perencanaan geometrik jalanperkotaan
RSNI T-13-2004 Tata cara ini meliputi deskripsi, ketentuan-ketentuan, dancara pengerjaan perencanaan geometrik bagipembangunan atau peningkatan suatu ruas jalanperkotaan.
18
142 Tata cara perencanaan pemisah jalan(separator jalan)
Pd T-15-2004-BKeputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
360/KPTS/M/2004
Tata cara ini memuat ketentuan-ketentuan teknisperencaan pemisah jalan.
20
143 Tata cara perencanaan geometrikpersimpangan sebidang
Pt T-02-2002-BKeputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
330/KPTS/M/2002
Tata cara ini meliputi deskripsi, ketentuan umum,ketentuan teknis dan cara pengerjaan persimpangansebidang tanpa budaran (roundabout) dan perlintasankereta api yang diperuntukan bagi perencanaan maupunperancangan.
31
144 Marka jalan Pd T-12-2004-BKeputusan Menteri
Permukiman dan PrasaranaWilayah Nomor :
360/KPTS/M/2004
Tata cara perencanaan marka jalan imengaturpengelompokkan marka jalan menurut fungsinya, bentukdan ukuran, penggunaan serta penempatannya. Tata caraperencanaan marka jalan ini diterapkan dalamperencanaan ruas serta persimpangan jalan baik jalandalam kota maupun jalan luar kota.
25
145 Perambuan sementara untuk pekerjaanjalan
Pd T-12-2003Keputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
171/KPTS/M/2003
Pedoman teknis perencanaan perambuan sementara bagipekerjaan jalan, jembatan dan fasilitas prasaranaperkotaan merupakan acuan atau tata cara untukpenempatan rambu sementara meliputi deskripsi,ketentuan umum, ketentuan teknis, dan tata caraperencanaan bagi pihak yang terkait dengan pekerjaanjalan. Pekerjaan jalan tersebut mengambil sebagian atauseluruh dari DAMIJA yang diperkirakan bisa mengganguarus lalu lintas dan keselamatan keselamatan pemakaijalan.
26
146 Geometri jalan perkotaanPedoman perencanaan geometrik jalanperkotaan
RSNI T-14-2004Keputusan Menteri
Permukiman danPrasarana Wilayah
No : 360/KPTS/M/2004
Tata cara ini meliputi deskripsi, ketentuan-ketentuan, dancara pengerjaan perencanaan geometrik bagipembangunan atau peningkatan suatu ruas jalanperkotaan.
147 Penanganan kemacetan lalu lintas dijalan perkotaan
Pd T-08-2004-BKeputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
360/KPTS/M/2004
Pedoman teknis penanganan kemacetan lalu lintas di jalanperkotaan merupakan acuan dan pegangan bagiperencana maupun instansi yang berwenang dalampembinaan jalan dan lalu lintas untuk melakukanpenanganan kemacetan lalu lintas pada skala lokal. Model-model penanganan yang dicakup dalam pedoman inimerupakan hasil optimalisasi geometrik jalan, lingkungandan tuntutan lalu lintas yang ada yang dilakukan melaluirekayasa dan manajemen lalu lintas. Pedoman ini meliputideskripsi, ketentuan umum, ketentuan teknis, dan cara
90
Pedoman Teknis
Catatan : untuk mendapatkan dokumen e-file pedoman tsbdiatas dapat diunduh (download) di www.pu.go.id/satminkal/balitbang/sni
103
No. Judul Standar Nomor Standar Ruang LingkupJumlah
Hal
perencanaan serta penanganan kemacetan jangka pendeksebelum melakukan penanganan dengan rekayasa yanglebih kompleks, seperti penggunaan simpang tak sebidangatau pengaturan sistem jaringan.
148 Penanganan lokasi rawan kecelakaanlalu lintas
Pd T-09-2004-BKeputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
360/KPTS/M/2004
Penanganan lokasi rawan kecelakaan lalu lintas inimenguraikan metode penanganan lokasi rawankecelakaan lalu lintas yang terbagi kedalam empat tahapanpenyelidikan, yaitu tahap identifikasi lokasi rawankecelakaan, tahap analisis data, tahap pemilihan teknikpenanganan serta tahap monitoring dan evaluasi.Pedoman ini disusun terdiri atas Ruang Lingkup, AcuanNormatif, Definisi dan istilah, Ketentuan umum, Ketentuanteknis, dan Prosedur Penanganan.
62
149 Survei inventarisasi geometri jalanperkotaan
Pd T-16-2004-BKeputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
360/KPTS/M/2004
Pedoman ini memuat tata cara tentang pelaksanaan surveidalam rangka mendapatkan data geometri dari jalanperkotaan termasuk persimpangan, akses jalan dan akseslahan, selain jalan bebas hambatan, yang meliputi :penampang melintang, alinyemen horisontal, alinyemenvertikal, dan penggunaan lahan sisi jalan.
35
150 Perencanaan median jalan Pd T-17-2004-BKeputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
360/KPTS/M/2004
Pedoman perencanaan media jalan ini mengatur tentangketentuan umum yang menyangkut keberadaan dan fungsiserta ketentuan teknis lainnya, penempatan, ukuran danbukan, serta cara/ prosedur perencanaannya.
22
151 Penentuan klasifikasi fungsi jalan dikawasan perkotaan
Pd T-18-2004-BKeputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
360/KPTS/M/2004
Pedoman ini mencakup tata cara penentuan klasifikasifungsi jalan di kawasan perkotaan, yang terdiri atas sistemjaringan primer dan sekunder, termasuk sistem jaringanjalan, ciri-ciri dan kriteria untuk fungsi ruas jalan.
40
152 Survei pencacahan lalu liontas dengancara manual
Pd T-19-2004-BKeputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
360/KPTS/M/2004
Pedoman ini mengatur tata cara pencacahan lalu lintasdengan cara manual pada ruas jalan dan persimpanganuntuk berbagai tujuan penggunaan data, seperti analisisgeometri, kinerja lalu lintas dan struktur perkerasan jalanmaupun manajemen lalu lintas. Pedoman ini mencakuptata cara survei, organisasi, peralatan dan langkah-langkahpelaksanaan survei.
36
153 Perencanaan bundaran untukpersimpangan sebidang
Pd T-20-2004-BKeputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
360/KPTS/M/2004
Pedoman ini mengatur kaidah-kaidah perencanaangeometri bundaran pada persimpangan sebidang.Pedoman ini memuat berbagai parameter yang digunakanuntuk merancang berbagai jenis bundaran padapersimpangan sebidang. Pedoman ini juga memuatketentuan berbagai besaran geometri komponenbundaran, seperti diameter bundaran, radius atau jari-jarimasuk, lebar jalur masuk dan lajur putaran, dimensi pulaupemisah, ketentuan pemarkaan dan perambutan, fasilitaspejalan kaki dan fasilitas pendukung lainnya, termasukpenempatan halte dan drainase.
44
154 Kriteria pemanfaatan ruang danpengendalian pemanfaatan ruang disepanjang jalan arteri primer antar kota.
Pd S-01-2004-BKeputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
360/KPTS/M/2004
Pedoman ini mencakup ketentuan umum, ketentuan teknis,kriteria pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatanruang di sepanjang jalan arteri primer antar kota padakawasan budidaya. Kriteria yang ada dalam pedoman inimerupakan perangkat operasionalisasi Rencana TataRuang Wilayah (RTRW) Provinsi dan Kabupaten.
51
155 Survei kondisi rinci jalan beraspal diperkotaan
Pd T-21-2004-B Pedoman ini mencakup tata cara survei kondisi rinci jalanberaspal di perkotaan yang melakukan secara manual(visual) termasuk kompilasi data. Tata cara survei ini terdiridari persiapan survei dan produser pelaksanaannya.Pedoman ini diharapkan dapat digunakan sebagaipendukung untuk melengkapi pangkalan data (data base)jalan perkotaan.
33
14. Lingkungan jalan/ perumahan
156 Prediksi kebisingan akibat lalu lintas Pd T-10-2004-B Tata cara prediksi kebisingan akibat lalu lintas memuat 35
Pedoman Teknis
Catatan : untuk mendapatkan dokumen e-file pedoman tsbdiatas dapat diunduh (download) di www.pu.go.id/satminkal/balitbang/sni
104
No. Judul Standar Nomor Standar Ruang LingkupJumlah
Hal
Keputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
360/KPTS/M/2004
prosedur penghitungan tingkat kebisingan di ruas jalanperkotaan dan antar kota yang diakibatkan oleh lalu lintasdengan menggunakan model prediksi Calcullation of RoadTraffic Noise (CoRTN) serta ketentuan-ketentuan umummaupun teknis berkaitan dengan pengukuran danpenghitungan parameter berpengaruh, penyajian hasil danpenilaian dampak kebisingan dari variabel-variabelberpengaruh dalam model prediksi kebisingan.
157 Penanggulangan erosi permukaanlereng jalan dengan tanaman
Pt T-04-2002-BKeputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
330/KPTS/M/2002
Pedoman ini menentukan metode penanggulangan erosipermukaan lereng jalan dengan tanaman yang mencakuppersyaratan tentang lereng jalan, tanaman, perencanaanpelaksanaan penanganan dan pemeliharaan. Pedoman inijuga mencakup pembuatan teras bila menggunakantanaman penutup tanah sedang dan tanaman penutuptanah tinggi.
24
158 Perhitungan kapasitas lingkungan Pd T-13-2003Keputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
171/KPTS/M/2003
Pedoman kapasitas lingkungan jalan ini merupakan suatupedoman untuk melakukan perhitungan kapasitaslingkungan jalan di daerah perkotaan baik pada tahapperencanaan maupun pada tahap evaluasi suatu kegiatanpeningkatan atau pembangunan jalan.
15. Pemeliharaan rutin jalan dan jembatan
159 Tata cara penyusunan programpemeliharaan jalan kota.
Tata cara ini membahas ketentuan-ketentuan penyusunanprogram pemeliharaan jalan perkotaan.
160 Inspeksi dan pemeliharaan drainasejalan
Pd T-14-2005-B Pedoman ini menetapkan ketentuan-ketentuan dan tatacara Inspeksi dan Pemeliharaan Drainase jalan baik yangbersifat rutin maupun khusus.Substansi yang diatur dalam pedoman ini adalah inspeksidan pemeliharaan saluran beserta sarana pelengkapnya,termasuk gorong-gorong untuk mengembalikan kinerja dankondisinya sehingga dapat berfungsi sesuai perencanaanawal.
35
161 Pemeriksaan inventarisasi jembatan Pd T-21-2005-B Pedoman ini mencakup tata cara pelaksanaanpemeriksaan inventarisasi jembatan, yang digunakan untukmemperoleh data administratif dan data teknis, padajembatan-jembatan yang belum pernah didata dalampemutahiran data, dan merupakan bagian dari data kondisijembatan secara umum.
52
162 Pemerikasaan peralatan unit produksicampuran berasphal (asphalt mixingplant)
Pd T-03-2005-BKeputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
330/KPTS/M/2002
Pedoman pemeriksaan peralatan unit produksi campuranberaspal ini menguraikan tentang tata cara pemeriksaanperalatan unit produksi campuran beraspal jenistimbangan, jenis menerus, jenis drum, dan tata carakalibrasi bukaan bin dingin. Pedoman ini sebagai acuandan pegangan bagi pelaksana, pengawas lapangan danpihak lain yang berkepentingan dalam pelaksanaancampuran beraspal panas agar pengguna dapatmengetahui kondisi peralatan.
44
163 Perhitungan besaran biaya kecelakaanlalu lintas dengan menggunakan metodethe gross output (human capital)
Pd T-02-2005-BKeputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
330/KPTS/M/2002
Pedoman ini menetapkan prosedur untuk melakukanperhitungan besaran biaya kecelakaan lalu lintas padaruas jalan kota dan jalan antar kota berdasarkan metodethe gross output atau human capital. Pedoman inimenguraikan formula yang dipergunakan dalamperhitungan, ketentuan, dan asumsi yang diberlakukanuntuk faktor-faktor dalam penghitungan besaran biayakecelakaan lalu lintas. Selain itu, pedoman ini memberikantuntunan untuk menghitung faktor-faktor penting yangdigunakan dalam formula penghitungan biaya, berikutcontoh penggunaannya.
17
D. Cipta karya
16. Kayu
164 Metode pengujian lentur panel kayustruktural
Pd M-18-2000-03 Metode ini menentukan sifat lentur potongan panel ataupanel struktural yang berukuran sampai dengan (122 x244) cm2 meliputi kayu lapis, papan lapis, papan seratteratur, venir komposit dan lapisan komposit.
165 Tata cara pemilahan kayu konstruksisecara masinal.
Pd T-05-2004-CKeputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana Wilayah
Tata cara ini memuat tentang pelaksanaan pemilihan kayukonstruksi secara masinal dan ketentuan yang harusdigunakan meliputi istilah dan definisi, ketentuan,pelaksanaan, penentuan hasil pemilahan kayu konstruksi,
6
Pedoman Teknis
Catatan : untuk mendapatkan dokumen e-file pedoman tsbdiatas dapat diunduh (download) di www.pu.go.id/satminkal/balitbang/sni
105
No. Judul Standar Nomor Standar Ruang LingkupJumlah
Hal
Nomor :360/KPTS/M/2004
penandaan dan pengelompkkan.
166 Pengawetan kayu pada bangunan yangsudah berdiri dengan menggunakanpasak dan pentil injeksi.
Pd T-06-2004-CKeputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
360/KPTS/M/2004
Standar ini meliputi tata cara untuk pengawetan kayu balokdengan ukuran tebal 5 cm dan lebar 10 cm dariserangan organisme perusak pada bangunan yang sudahberdiri dengan menggunakan pestisida, yang mencakupdefinisi, ketentuan-ketentuan dan cara pengawetan.
7
167 Tata cara pengawetan bambu dengancara tekanan
Pd T-07-2004-CKeputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
360/KPTS/M/2004
Petunjuk teknis ini meliputi istilah, definisi, ketentuan, danpelaksanaan pengawetan.
11
17. Baja
168 Spesifikasi baja berkekuatan tinggidengan kadar alloy columbium vanadiumrendah
RSNI S-08-2004Keputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor : 360/KPTS/M/2004
Spesifikasi ini mencakup empat mutu baja structuralberkekuatan tinggi dengan campuran Colombium-Vanadium berkadar rendah, berbentuk pelat, turap danbatang baja dengan mutu 42 (290 Mpa) dan mutu 50 (345Mpa) dimaksudkan untuk konstruksi bangunan yangmenggunakan paku keling, baut atau las pada konstruksijembatan, bangunan, dan konstruksi lainnya. Baja denganmutu 60 (415 Mpa) dan 65 (450 Mpa) dimaksudkan untukkonstruksi jembatan yang menggunakan paku keeling ataubaut, konstruksi lainnya yang menggunakan paku keling,baut atau las.
9
169 Spesifikasi baja berkekuatan tinggidengan kadar alloy rendah yangmempunyai titik leleh minimum 345 mpadan ketebalan 100 mm
RSNI S-09-2004Keputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor : 360/KPTS/M/2004
Spesifikasi ini meliputi baja berkekuatan tinggi berkadaralloy rendah berbentuk profil, pelat dan batang untukkonstruksi yang menggunakan las, paku keeling atau bautterutama ditunjukan untuk digunakan pada jembatan danbangunan yang dilas, dimana pengurangan berat danpenambahan durabilitas dianggap penting. Ketahanankorosi terhadap cuaca dari baja ini pada hamper segalajenis lingkungan relative lebih baik dari pada baja karbonstructural dengan atau tanpa tambahan tembaga. Jikaterekspos langsung terhadap cuaca, untuk beberapapemakaian baja ini dapat digunakan tanpa dilapis cat.Spesifikasi ini dibatasi untuk material dengan ketebalansampaidengan 200 mm.
8
18. Tata ruang, kawasan
170 Tata cara penyusunan skenariopembangunan perkotaan dalam rangkapenyusunan program pembangunanprasarana kota terpadu
Pt-T-32-2000-C Tata cara ini membahas ketentuan dan cara pengerjaanpenyusunan skenario pembangunan perkotaan melaluikajian mengenai mengenai rencana tata ruang yangmeliputi aspek fungsi kota, aspek kependudukan, aspekpemanfaatan ruang dan aspek pembangunan prasaranaperkotaan.
17
171 Penilaian kesesuaian vertical rencanatata ruang
Pd T-10-2004-CKeputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana Wilayah Nomor: 360/KPTS/M/2004
Pedoman ini menetapkan tujuan, proses, substansi,pelaku, keluaran, dan konsekwensi dari penilaiankesesuaian vertical penataan ruang. Penilaian kesesuaianini dilakukan sebagai bagian dari rangkaian prosesperencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian penataanruang guna tercapainya pembangunan yangmensejahterakan masyarakat dan berkelanjutan melaluiupaya koordinasi, penyesuaian, pengendalian proses dandampak dari pembangunan. Penilaian kesesuaianpenataan ruang dilakukan oleh seluruh stakeholderpembangunan dan difasilitasi oleh pemerintah melaluiDinas Instansi terkait sesuai dengan tugas pokok danfungsinya. Keluaran dari kegiatan penilaian kesesuaianadalah rekomendasi substansi penyesuaian dankesepakatan langkah penyesuaian serta penetapaninstansi yang bertanggung jawab atas konsekwensi daripenyesuaian yang harus dilakukan.
30
172 Tata cara pelaksanaan dokumentasibangunan dan kawasan yangdilestarikan
Pd T-03-2004-CKeputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana Wilayah Nomor
Tata cara ini mencakup cara dan lingkup dalammelaksanakan pendokumentasian bangunan dan kawasanyang memiliki nilai untuk dilestarikan, mencakup: gambararsitektural berikut cara pengukuran, format photo dan
16
Pedoman Teknis
Catatan : untuk mendapatkan dokumen e-file pedoman tsbdiatas dapat diunduh (download) di www.pu.go.id/satminkal/balitbang/sni
106
No. Judul Standar Nomor Standar Ruang LingkupJumlah
Hal
: 360/KPTS/M/2004 gambar, dan penulisan serta penyimpanan data, yangdapat digunakan bagi kegiatan penelitian.Laporan histories juga merupakan upaya untukmenyatukan informasi, membuat kesimpulan mengenaibangunan yang akan didokumentasikan, baik melaluianalisa terhadap bangunan itu sendiri dan sejarahnya, ataudengan memposisikan pada konteks yang tepat.Pendokumentasian bangunan dapat merupakan langkahawal dalam menentukan pelestarian bangunan, maupunmerupakan aktivitas dari pelestarian itu sendiri (preserveby documenting).
173 Penataan ruang kawasan reklamasipantai
Permen PU No.40/PRT/M/2007
Pedoman ini mencakup ketentuan tentang persyaratan,perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang,pengendalian pemanfaatan ruang, peran masyarakat, dantata cara pelaksanaan penataan ruang di kawasanreklamasi pantai.Pedoman ini diperuntukkan bagi penyusunan penataanruang kawasan reklamasi pantai di perkotaan, baik yangakan maupun yang sudah direklamasi.
38
174 Kriteria teknis penataan ruang kawasanbudidaya
Permen PUNo.41/PRT/M/2007
Pedoman ini dimaksudkan untuk menunjang penerapanRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten dan Kota dalamhal pengelolaaan kawasan budidaya. Ruang lingkup materipedoman ini membahas tentang pengelolaan kawasanbudidaya di kawasan perdesaan dan kawasan perkotaanbeserta fasilitas penunjangnya.Kawasan budidaya yang diatur dalam pedoman inimeliputi: 1) kawasan hutan produksi (termasuk hutanrakyat); 2) kawasan pertanian; 3) kawasan pertambangan;4) kawasan peruntukan industri; 5) kawasan pariwisata; 6)kawasan permukiman; 7) kawasan perdagangan dan jasa.Fasilitas penunjang meliputi fasilitas sosial dan fasilitasfisik.
42
175 Penyediaan dan pemanfaatan ruangterbuka hijau (RTH) di kawasanperkotaan
Permen PUNo.05/PRT/M/2008
Ketentuan prosedur perencanaan RTH adalah sebagaiberikut:a) penyediaan RTH harus disesuaikan dengan peruntukanyang telah ditentukandalam rencana tata ruang (RTRW Kota/RTR KawasanPerkotaan/RDTR Kota/RTRKawasan Strategis Kota/Rencana Induk RTH) yangditetapkan oleh pemerintahdaerah setempat;b) penyediaan dan pemanfaatan RTH publik yangdilaksanakan oleh pemerintahdisesuaikan dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku;c) Tahapan penyediaan dan pemanfaatan RTH publikmeliputi:1) perencanaan;2) pengadaan lahan;3) perancangan teknik;4) pelaksanaan pembangunan RTH;5) pemanfaatan dan pemeliharaan.d) penyediaan dan pemanfaatan RTH privat yangdilaksanakan oleh masyarakattermasuk pengembang disesuaikan dengan ketentuanperijinan pembangunan;e) pemanfaatan RTH untuk penggunaan lain sepertipemasangan reklame
19. Struktur bangunan
176 Tata cara perbaikan struktur betonbertulang akibat kerusakan atau keroposdengan beton agregat prepak
Pt-T-31-2000-C Tata cara ini mencakup : perbaikan komponen strukturbeton bertulang yang mengalami kerusakan atau keroposakibat pelaksanaan pembetonan yang kurang baik denganbeton agregat prepak supaya komponen struktur ini dapatmemenuhi mutu sesuai kriteria perencanaan.
10
177 Spesifikasi untuk menghitung tahananreferensi bahan bangunan berbahan dasarkayu dan sambungan struktural untukmetode LRDF
RSNI S-07-2002Keputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana Wilayah
Spesifikasi ini mencakup prosedur untuk menghitungtahanan referensi bahan bangunan berbahan dasar kayudan sambungan struktural untuk digunakan dalam desainfactor beban dan tahanan (DFBT). Tahanan referensi yang
10
Pedoman Teknis
Catatan : untuk mendapatkan dokumen e-file pedoman tsbdiatas dapat diunduh (download) di www.pu.go.id/satminkal/balitbang/sni
107
No. Judul Standar Nomor Standar Ruang LingkupJumlah
Hal
Nomor :11/KPTS/M/2003
diturunkan dari spesifikasi ini berlaku untuk desain strukturyang disebut dalam kombinasi beban dalam ASCE 7-88.
178 Tata cara perencanaan konstruksi kayuindonesia
RSNI T-02-2003Keputusan Menteri
Permukiman dan PrasaranaWilayahNomor :
171/KPTS/M/2003
Tata cara ini meliputi persyaratan umum serta ketentuanteknis perencanaan dan pelaksanaan struktur kayu untukbangunan gedung, atau struktur bangunan lain yangmempunyai kesamaan karakter dengan struktur bangunangedung.
120
179 Pemeriksaan konstruksi bangunan betonbertulang pasca kebakaran
Pd T-08-2004-CKeputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
360/KPTS/M/2004
Pedoman teknis ini mencakup langkah-langkahpemeriksaan bangunan pasca kebakaran yangdimaksudkan untuk mengetahui tingkat kerusakan strukturdengan melakukan serangkaian pemeriksaan baik secaravisual, pengujian elemen struktur dan uji pembebanan,sehingga diperoleh gambaran kondisi fisik bangunan dankeandalan struktur berdasarkan sisa kekuatan yang ada.Petunjuk teknis ini menetapkan metode pemeriksaanbangunan setelah terbakar, untuk mengetahui kelayakanteknis dan derajat kerusakan yang dapat digunakansebagai dasar dalam menetukan langkah perbaikan,perkuatan atau tindakan teknis lainnya dalam upayapemanfaatan kembali.Pelaksanaan pemeriksaan bangunan pasca kebakaranharus dilakukan oleh tenaga ahli yang sesuai denganbidangnya, dan hasilnya disyahkan oleh instansi yangberwenang.
13
180 Spesifikasi kelas kekuatan kayubangunan struktural yang dipilah secaramasinal
Pd S-01-2005-C Spesifikasi ini memuat ketentuan mengenai jenis, ukuran,persyaratan modulus elastisitas dan keteguhan lenturmutlak untuk kayu bangunan yang dipilah secara masinal.
10
181 Metode pengujian kekuatan tekan aksialkayu dan bahan struktur bangunanberbasis kayu
RSNI T-06-2005 Metode pengujian ini menyediakan prosedur-prosedurpenurunan kekuatan tarik aksial kayu yang dipilah secaramaksimal dan bahan struktur bangunan berbasis kayuyang digunakan secara struktural.
5
182 Metode pengujian lentur posisi tegakkayu dan bahan struktur bangunanberbasis kayu
RSNI T-07-2005 Metode pengujian ini menyediakan penurunan sifat lenturposisi tidak kayu dan bahan struktur bangunan berbasiskayu yang dipilah secara maksimal berdasarkankekuatannya dengan pembebanan dua titik.
8
183 Metode pengujian lentur posisi tidur kayudan bahan struktur bangunan berbasiskayu dengan pembebanan titik ketiga
RSNI T-08-2005 Metode pengujian ini mencakup penurunan keteguhanlentur dan modulus elastisitas posisi tidur kayu dan bahanstruktur bangunan berbasis kayu yang dipilah secaramaksimal pada pengujian lentur posisi tidur denganpembebanan titik ketiga.
8
184 Metode pengujian lentur posisi tidur kayudan bahan struktur bangunan berbasiskayu dengan beban terpusat di tengahbentang
RSNI T-09-2005 Metode pengujian ini menyediakan prosedur, penurunanmodulus elastisitas bentang panjang dari kayu dan danbahan struktur bangunan berbasis kayu yang mengalamilentur terpusat ditengah bentang.
5
185 Metode pengujian kekuatan tarik aksialkayu dan bahan struktur bangunanberbasis kayu
RSNI M-06-2005Keputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
330/KPTS/M/2002
Metode pengujian ini menyediakan prosedur-proseduruntuk penurunan kekuatan tekan aksial kayu yangdigunakan secara struktural dari kayu ukuran komersialatau kayu yang dipotong dari kayu ukuran komersial.
19
20. Rumah dan gedung, perumahan
186 Tata cara pengerjaan pasangan danplesteran dinding
Pt-T-03-2000-C Tata cara ini digunakan dalam pekerjaan pasangan danplesteran yang meliputi pemilihan bahan yang baik, carapenakaran bahan, pengadukan, perendam bata,pemasangan dan perawatan sehingga didapatkan suatupasangan yang baik dan pengikatan yang sempurna.
13
187 Tata cara perencanaan rumah daruratsistem knock down
Pt T-08-2000-C Tata cara ini mencakup spesifikasi teknis dari bahanbangunan sistem knock down dan rencana anggaran danbiaya pembuatan rumah darurat sistem knock down.
11
188 Tata cara penyusunan programpembangunan prasarana kota terpadu(P3KT).
Pt-T-10-2000-C Tata cara in membahas persyaratan, ketentuan dan carapengerjaan penyusunan program pembangunan prasaranakota terpadu meliputi perumusan rencana, perumusanprogram dan perumusan proyek yang memenuhi
10
Pedoman Teknis
Catatan : untuk mendapatkan dokumen e-file pedoman tsbdiatas dapat diunduh (download) di www.pu.go.id/satminkal/balitbang/sni
108
No. Judul Standar Nomor Standar Ruang LingkupJumlah
Hal
persyaratan teknis dan administrastif.189 Tata cara perhitungan harga satuan
pekerjaan lantai untuk bangunan rumahdan gedung
Pt-T-27-2000-C Tata cara ini memuat indeks bahan bangunan dan indekstenaga kerja yang dibutuhkan untuk tiap satuan pekerjaanlantai ubin PC, ubin keramik, marmer, granit, parkit, vinil,rel penggantung pintu dan kaca.
15
190 Tata cara perhitungan harga satuanpekerjaan kunci, alat gantungan dankaca untuk bangunan rumah dan gedung
Pt-T-30-2000-C Tata cara ini memuat indeks bahan bangunan dan indekstenaga kerja yang dibutuhkan untuk tiap satuan pekerjaansesuai dengan spesifikasi teknis pekerjaan pemasangankunci engsel, gerendel, kait angin, doorcloser, door stop,door holder, rel penggantung pintu dan kaca.
12
191 Tata cara perhitungan harga satuanpekerjaan pengecatan dan finishingdinding untuk bangunan rumah dangedung
Pt-T-38-2000-CKeputusan MenteriPermukiman dan
Pengembangan WilayahNomor :
37/KPTS/M/2000
Tata cara ini memuat indeks bahan bangunan dan indekstenaga kerja yang dibutuhkan untuk tiap satuan pekerjaansesuai dengan spesifikasi tekis pekerjaan pengecatantembok, pengecatan kayu, baja atau besi, pelitur danpemasangan wall peper.
13
192 Spesifikasi fasilitas tempat bermain diruang terbuka lingkungan rumah susunsederhana
Pt-S-01-2000-C Spesifikasi ini mencakup uraian tentang bentuk, dimensifungsi, struktur dan kinerja dari komponen dan elemenfasilitas tempat bermain di ruang terbuka rumah susunsederhana untuk usia 1-5 tahun dan usia 6-12 tahun, padalingkungan rumah susun yang mempunyai KDB 50 % danKLB 1,25 atau dengan kepadatan maksimum = 1.736jiwa/ha.
11
193 Spesifikasi rumah sangat sederhana k-21
Pt-S-02-2000-C Spesifikasi ini mencakup persyaratan teknis tentangbentuk, ukuran bahan, elemen, komponen, fungsi,kekuatan, dan kinerja bangunan rumah sangat sederhanaK-21 dan berlaku untuk bangunan yang didirikan diataslahan kering.
14
194 Spesifikasi rumah transmigrasi nonpanggung RTNP-36 dari kayu sistemsiap
Pt-S-03-2000-C Spesifikasi ini mencakup persyaratan teknis tentangbentuk, ukuran, bahan, elemen, komponen, fungsi,kekuatan dan kinerja bangunan RTNP-36 dan jambankeluarga dan berlaku untuk bangunan non panggung yangterbuat dari kayu dengan sistem sistem siap pakai,terutama dilahan kering dengan kemiringan 0-15 %.
19
195 Tata cara perencanaan sumur resapanair hujan untuk lahan pekarangan
Pt T-22-2000-C Tata cara ini mencakup persyaratan teknis serta arahandalam perencanaan saluran air hujan untuk lingkunganpermukiman.
17
196 Tata cara perencanaan saluran air hujanuntuk lingkungan permukiman
Pt T-23-2000-C Tata cara ini dapat digunakan sebagai acuan untukmenyusun rancangan peraturan-peraturan, standar-standar yang terkait dan kepentingan pelaksanaanpekerjaan di lapangan.
19
197 Penerapan sistem penghijauandilingkungan permukiman
Pt T-12-2002-CKeputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
330/KPTS/M/2002
Petunjuk teknis menguraikan istilah dan definisi,persyaratan teknis dan penerapan sistem penghijauandengan tanaman jenis pohon, perdu dan rumput dikawasan permukiman.
13
198 Penerapan drainase berwawasanlingkungan di kawasan permukiman
Pt T-15-2002-CKeputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
330/KPTS/M/2002
Pedoman teknis ini memuat pengertian, persyaratan umumdan teknis mengenai lokasi penempatan Sumur ResapanAir Hujan, Saluran Air Hujan dan retensi pada lapanganterbuka atau pada lapangan parkir di daerah permukimanatau perkantoran menggunakan paving block atau grassblock.
28
199 Tata cara pelaksanaan survai swadayadalam penyeleng-garaan perumahanbertumpu pada kelompok (P2BPK)
Pt T-20-2002-CKeputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
330/KPTS/M/2002
Pedoman teknis ini dalam pelaksanaannya sesuai denganjenis kegiatan Pembangunan Perumahan Bertumpu PadaKelompok yang akan dilakukan, yaitu : pembangunan baru,pemugaran rumah, perbaikan lingkungan serta sosial,budaya, dan ekonomi masyarakat setempat.
23
200 Tata cara pembuatan proposal teknisdalam penyelenggaraan perumahanbertumpu pada kelompok (P2BPK)
Pt T-21-2002-CKeputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
330/KPTS/M/2002
Pedoman teknis ini meliputi : alasan pengadaan rumah,rangkuman rencana pembangunan, dan data pendukung.
9
201 Tata cara pemilihan dan penentuanlokasi dalam penyelenggaraan
Pt T-22-2002-CKeputusan Menteri
Pedoman teknis ini menguraikan kriteria-kriteria pemilihandan penentuan lokasi perumahan agar harga rumah, biaya
15
Pedoman Teknis
Catatan : untuk mendapatkan dokumen e-file pedoman tsbdiatas dapat diunduh (download) di www.pu.go.id/satminkal/balitbang/sni
109
No. Judul Standar Nomor Standar Ruang LingkupJumlah
Hal
perumahan bertumpu pada kelompok(P2BPK)
Permukiman danPrasarana Wilayah
Nomor :330/KPTS/M/2002
transportasi dan pengeluaran keperluan hidup lainnyarelatif terjangkau oleh kelompok masyarakatberpenghasilan rendah, khususnya untuk membangunperumahan melalui pola pembangunan bertumpu padakelompok.
202 Perencanaan tapak dalampenyelenggaraan perumahan bertumpupada kelompok (P2BPK)
Pt T-23-2002-CKeputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
330/KPTS/M/2002
Petunjuk teknis ini memberikan petunjuk kepada kelompokmengenai tata cara serta ketentuan-ketentuan dalammenyusun rencana tapak melalui suatu perencanaanpartisipatif dalam bentuk program P2BPK. Pedoman inimeliputi perencanaaan tapak pada pembangunan baruP2BPK.
24
203 Tata cara perancangan rumah dalampenyelenggaraan perumahan bertumpupada kelompok (P2BPK)
Pt T-24-2002-CKeputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
330/KPTS/M/2002
Pedoman teknis ini meliputi : daftar keinginan kebutuhan ruang dan persyaratan
besaran ruang minimum; daftar keinginan pemilihan bahan bangunan dan struktur
serta persyaratan bahan dan struktur; daftar keinginan sarana dan utilitas bangunan serta
persyaratan sarana dan utilitas bangunan rumah.
31
204 Tata cara pelaksanaan pembangunandalam penyeling-garaan perumahanbertumpu pada kelompok (P2BPK)
Pt T-25-2002-CKeputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
330/KPTS/M/2002
Pedoman teknis ini meliputi :1. perencanaan pelaksanaan (pre construction);2. pelaksanaan pembangunan (construction);3. penga wasan/ pengendalian (controling).
23
205 Tata cara perhitungan harga satuanpekerjaan persiapan
RSNI T-12-2002Keputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
11/KPTS/M/2003
Standar ini meliputi pekerjaan :- pembuatan pondasi batu kali dalam berbagai komposisi
spesi;- pemasangan anstamping/batu kosong;- pembuatan pondasi sumuran;- pembuatan tiang pancang.Tata cara ini memuat indeks bahan bangunan dan indekstenaga kerja yang dibutuhkan untuk tiap satuan pekerjaan.
206 Tata cara perencanaan dan pelaksanaanbangunan gedung menggunakan paneljarring kawat baja tiga dimensi (PJKB-3D) las pabrikan
RSNI T-05-2006-CSudah revisi
(Proses penetapanSNI)
Standar tata cara perencanaan dan pelaksanaanbangunan gedung dengan menggunakan panel jaringkawat baja tiga dimensi (PJKB-3D) las pabrikan ini meliputiperencanaan struktur dan konstruksi serta pengawasanpelaksanaan di lapangan.Standar ini digunakan untuk bangunan lebih tinggi dari dualantai, maka kekuatan strukturnya harus dihitung olehperencana struktur dan disetujui oleh pejabat yangberwenang.
207 Tata cara perhitungan harga satuanpekerjaan pipa dan saniter
RSNI T-15-2002Keputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
11/KPTS/M/2003
Standar ini meliputi pekerjaan :- pemasangan kloset duduk, klosest jongkok, badcuip,
urinoir, bak mandi fibreglas, bak cuci piring, wastafeldan floor drain;
- pembuatan bak air dari pasangan batu bata dan teraso;- pemasangan pipa saniter air kotor dan air bersih.Tata cara ini memuat indeks bahan bamngunan dan indekstenaga kerja yang dibutuhkan untuk tiap satuan pekerjaan.
20
208 Perencanaan saluran air hujan pracetakberlubang untuk lingkungan permukiman.
Pt T-01-2003-C Petunjuk teknis ini memuat istilah dan definisi, persyaratanumum dan teknis, perhitungan debit limpahan, perhitungandimensi saluran, serta contoh perhitungan.
21
209 Pemeliharaan bangunan gedung Pd T-09-2004-CKeputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
360/KPTS/M/2004
Tata cara disusun sebagai acuan bagi para pelaksanapemeliharaan bangunan gedung selama gedungdioperasikan, yang memuat cara dan persyaratan teknisyang dibutuhkan untuk memelihara komponen dan utilitasbangunan.
16
210 Perencanaan rumah maisonet Pd T-01-2005-C Pedoman ini digunakan sebagai acuan dalamperencanaan rumah maisonet, sebagai arahan desain danspesifikasi teknis yang diperuntukkan bagi para perencanapembangunan perumahan.Pedoman ini tidak digunakan untuk acuan perencanaanrumah maisonet split, maupun untuk rumah maisonetsusun tumpuk.
10
211 Tata cara pemilihan lokasi prioritas Pd T-03-2005-C Tata cara ini merupakan pedoman dalam menentukan 45
Pedoman Teknis
Catatan : untuk mendapatkan dokumen e-file pedoman tsbdiatas dapat diunduh (download) di www.pu.go.id/satminkal/balitbang/sni
110
No. Judul Standar Nomor Standar Ruang LingkupJumlah
Hal
untuk pengembangan perumahan danpermukiman di kawasan perkotaan
lokasi prioritas untuk pengembangan perumahan danpermukiman yang meliputi: acuan dalam menentukanlokasi prioritas untuk penataan kawasan permukiman yangsudah ada serta acuan dalam menentukan lokasi prioritasuntuk pembangunan lokasi perumahan – permukiman barupada lahan kosong atau lahan yang sebelumnya tidakdipergunakan sebagai fungsi hunian, mencakupperumahan - permukiman tidak bersusun dan bersusun.
21. Keselamatan bangunan, kebakaran, gempa
212 Tata cara pemeriksaan bangunan pascakebakaran
Pt-T-01-2000-C Tata cara ini mencakup klasifikasi singkat kerusakan danjenis pemeriksaan, serta berlaku untuk semua jenisbangunan kecuali untuk bangunan rumah yang tingginyakurang dari 2 tingkat.
44
213 Tata cara perencanaan rumahsederhana tahan gempa
Pt-T-02-2000-C Tata cara ini merupakan salah satu langkah yangdiperlukan dalam rangka mengurangi resiko kerusakan.
17
214 Tata cara perbaikan kerusakan bangunanperumahan rakyat akibat gempa bumi
Pt-T-04-2000-C Tata cara ini digunakan mengembalikan bentuk arsitekturbangunan agar semua peralatan/ perlengkapan dapatberfungsi kembali.
28
215 Standar pasokan air untuk pemadamkebakaran di permukiman kota dansekitarnya
RSNI S-10-2002 Standar ini dimaksudkan untuk mengidentifikasikan danmenetapkan kebutuhan minimum pasokan air untukpemadam kebakaran di permukiman kota dan kawasansekitarnya yang tidak memiliki sistem jaringan hidrankebakaran yang mencukupi dan andal, sehingga air harusdiangkut dari sungai, danau, kanal, teluk, sungai kecil,kolam, sumur, waduk atau sumber air serupa lainnya yangtersedia sebagai pasokan hisap.
8
216 Tata cara pengklasifikasian jenispenggunaan bangunan berdasarkanperingkat ancaman bahaya kebakaran
RSNI T-11-2002Keputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
11/KPTS/M/2003
Standar ini menjelaskan suatu cara untuk mengestimasiancaman bahaya relatif terhadap keselamatan jiwa yangdiakibatkan oleh kebakaran sesuai jenis penggunaanbangunan.
19
217 Tata cara perencanaan ruang danaksesibilitas bangunan bagi penggunakursi roda
RSNI T-20-2004 Standar ini memuat persyaratan perencanaan danperancangan bangunan dan fasilitasnya untuk memberikanpelayanan bagi pengguna kursi roda. Persyaratanbangunan sesuai fungsi ruang dan perletakan benda-benda di dalamnya.Ruang bangunan dapat memberikan kemudahanjangkauan vertical, horizontal dan memutar, sertamemberikan keleluasaan gerak atau sirkulasi antarapengguna kursi roda dengan pengunjung lainnya.
23
218 Proteksi pada peralatan komputer,elektronik/ pengolah data
RSNI S-07-2004 Pedoman ini meliputi persyaratan untuk memproteksicomputer elektronik sebagai peralatan pengolah datatermasuk persyaratan konstruksi bangunan, ruangan, area,atau lingkungan operasional yang khusus dan proteksiperalatan dari bahaya kebakaran.
219 Metode uji ketahanan api pintu rakitan RSNI M-08-2004Keputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
360/KPTS/M/2004
Standar ini digunakan untuk pintu rakitan dari berbagaibahan dan jenis konstruksi yang digunakan pada bukaandinding untuk menghambat penjalaran api. Pengujian yangdilakukan sesuai dengan metode ini akan mencatat kinerjadari pintu rakitan selama pengujian berlangsung, tetapipengujian seperti ini tidak menjelaskan ketentuanpenyesuaian untuk digunakan setelah terbakar.
21
220 Pemeriksaan awal kerusakan bangunanbeton bertulang akibat gempa
Pd T-11-2004-CKeputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
360/KPTS/M/2004
Petunjuk teknis ini digunakan untuk memeriksa danmengevaluasi kerusakan bangunan beton bertulang ataubangunan dinding pemikul yang mengalami kerusakanakibat gempa.
17
221 Perancangan komponen arsitektural,mekanikal dan elektrikal terhadap bebangempa
Pd T-12-2004-CKeputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
360/KPTS/M/2004
Pedoman ini meliputi persyaratan pada perancangankomponen arsitektural, mekanikal, dan elektrikal denganbatasan sebagai berikut :i. berat komponen sekunder dibatasi di bawah 20
persen dari berat mati total lantai yang dibebani;ii. berat komponen sekunder dibatasi di bawah 10
persen dari berat mati total strukturnya.Untuk komponen sekunder yang beratnya melebihi
21
Pedoman Teknis
Catatan : untuk mendapatkan dokumen e-file pedoman tsbdiatas dapat diunduh (download) di www.pu.go.id/satminkal/balitbang/sni
111
No. Judul Standar Nomor Standar Ruang LingkupJumlah
Hal
tersebut di atas harus dihitung secara tersendiri, dan tidaktermasuk yang diatur dalam petunjuk teknis ini.
222 Perbaikan kerusakan bangunansederhana berbasis dinding pasanganpasca kebakaran
Pd T-13-2004-CKeputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
360/KPTS/M/2004
Petunjuk teknis ini memberikan penjelasan cara perbaikanbangunan sederhana berbasis dinding pasangan yangmengalami kerusakan ringan hingga kerusakan beratakibat peristiwa gempa atau mengalami kerusakan sejenisakibat peristiwa selain gempa.
24
223 Pendetailan konstruksi rumah tinggalsederhana tahan gempa berbasispasangan
Pd T-14-2004-CKeputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
360/KPTS/M/2004
Petunjuk teknis ini berisi pendetailan konstruksi rumahtinggal sederhana tidak bertingkat tahan gempa denganpemikul beton bertulang atau pasangan.
20
224 Metode penyusunan pos-pos kebakaranberdasarkan hasil analisis resikokebakaran dalam wilayah manajemenkebakaran perkotaan
Pd M-01-2004-CKeputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
360/KPTS/M/2004
Metode ini mencakup langkah-langkah penyusunan pos-pos kebakaran berdasarkan hasil analisis resiko kebakarandalam wilayah manajemen kebakaran (WMK) perkotaanuntuk melengkapi ketentuan pada Kepmeneg PU No. 11/KPTS/ 2000, yaitu ketentuan teknis manajemen kebakaranperkotaan. Manajemen penanggulangan kebakaran kotameliputi upaya proteksi kebakaran kota yang akan dipenuhidengan adanya instansi kebakaran kota sebagai suatupublic service dalam suatu WMK. Sedangkan ManajemenPenanggulangan kebakaran lingkungan dan manajemenpenanggulangan kebakaran pada bangunan gedung lebihmerupakan partisipasi masyarakat dalam menyediakanproteksi kebakaran di sekitarnya.
34
225 Perencanaan rambu-rambu di dalambangunan gedung
Pd T-02-2005-C Pedoman ini digunakan sebagai petunjuk dalamperancangan rambu-rambu di dalam bangunan gedungumum, supaya memudahkan pejalan kaki berjalan menujuarea ruang, ruang atau tempat tertentu, serta mendapatkanpesan tentang peraturan, peringatan dan informasi yangdiperlukan. Pedoman ini meliputi tata cara : peletakan,penentuan dimensi, penggunaan huruf, penggunaansimbol, penggunaan warna.
22
226 Pemeriksaan keselamatan kebakaranbangunan gedung
Pd T-11-2005-C Pedoman ini mencakup langkah-langkah pemeriksaankeselamatan bangunan terhadap bahaya kebakaran yangdimaksudkan untuk mengetahui tingkat keandalan denganmelakukan serangkaian pemeriksaan terhadapkelengkapan upaya pencegahan kebakaran yang bersifataktif, pasif, sehingga diperoleh informasi tingkat keandalandari bangunan tersebut.
31
227 Rencana tindak darurat kebakaran padabangunan gedung
Pd T-12-2005-C Pedoman ini mencakup petunjuk dalam pembuatanrencana untuk memperkecil kemungkinan timbulnyakebakaran dan meminimalkan dampak keadaan daruratyang ditimbulkannya melalui deteksi dini, peringatan,tindakan penanggulangan, prosedurpenyelamatan/evakuasi, serta komunikasi darurat, bagisemua personil yang bekerja atau berada di dalam gedungmaupun pihak manajemen dalam melaksanakan tindakanmenghadapi keadaan darurat akibat kebakaran di gedungtersebut.
28
228 Pembuangan asap dan panas akibatkebakaran
RSNI T-04-2005Keputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
330/KPTS/M/2002
Standar ini mencakup tata cara perancangan sistempembuangan darurat produk pembakaran dari kebakarandalam bangunan gedung. Pasal 4 sampai dengan 10berlaku untuk bangunan satu lantai tanpa springklerdengan metode perhitungan secara manual maupunberbasis komputer, sedangkan pasal 11 berlaku bagibangunan yang menggunakan springkler.
35
229 Metode pengujian penyerapan bunyipada bahan akustik dengan metodetabung
RSNI T-05-2005 Standar ini meliputi ketentuan metode uji untuk mengukurfaktor penyerapan bunyi yang datang tegak lurus terhadapsuatu bahan akustik.
18
22. Air bersih, air minum, plambing
230 Tata cara penilaian kinerja PDAM Pt T-24-2000-CKeputusan MenteriPermukiman dan
Pengembangan WilayahNomor :
Tata cara ini digunakan untuk menjamin pelaksanaanpenilaian kinerja PDAM secara menyeluruh untukmemperoleh klasifikasi kinerja PDAM bagi keperluanpenilai.
101
Pedoman Teknis
Catatan : untuk mendapatkan dokumen e-file pedoman tsbdiatas dapat diunduh (download) di www.pu.go.id/satminkal/balitbang/sni
112
No. Judul Standar Nomor Standar Ruang LingkupJumlah
Hal
37/KPTS/M/2000
231 Tata cara pengoperasian danpemelihaan terminal air
Pt T-25-2000-CKeputusan MenteriPermukiman dan
Pengembangan WilayahNomor :
37/KPTS/M/2000
Tata cara ini digunakan untuk memperoleh kontinuitasoperasi dan lama masa operasi sesuai denganperencanaan, bagi penanggungjawab terminalair. Tatacara ini memuat ketentuan-ketentuan mengenaipenanggung.
10
232 Tata cara pemeliharaan jaringan pipatransmisi dan pipa distribusi air minum
Pt T-26-2000-CKeputusan MenteriPermukiman dan
Pengembangan WilayahNomor :
37/KPTS/M/2000
Tata cara ini digunakan untuk memperoleh kelangsungankinerja pipa transmisi, distribusi dan perlengkapannya, bagikeperluan pengelola. Tata cara ini memuat ketentuantentang pemeliharaan, jaringan pipa transmisi dandistribusi, teknis, peralatan dan bahan.
21
233 Tata cara pembubuhan kaporit pada unitpipa
Pt T-28-2000-CKeputusan MenteriPermukiman dan
Pengembangan WilayahNomor : 37/KPTS/M/2000
Tata cara ini memuat tentang ketentuan bahan, peralatan,pembubuhan, pendosisan, penyimpanan dan carapembubuhan kaporit ke dalam instalasi penjernihan.
17
234 Tata cara pembubuhan gas khlor padaunit pipa ipa
Pt T-29-2000-CKeputusan MenteriPermukiman dan
Pengembangan WilayahNomor : 37/KPTS/M/2000
Tata cara ini memuat tentang ketentuan pengangkutan,penyimpanan, peralatan, bahan, cara pembubuhan danpenanganan kebocoran gas klhor.
14
235 Tata cara pemeliharaan pompa tangandangkal untuk air bersih
Pt T-33-2000-CKeputusan MenteriPermukiman dan
Pengembangan WilayahNomor : 37/KPTS/M/2000
Tata cara ini mencakup ketentuan pemeliharaan pompatangan dangkal dan cara pengerjaannya.
11
236 Tata cara pengoperasian danpemeliharaan bangunan pengaduklambat secara mekanis pada ipa
Pt T-34-2000-CKeputusan MenteriPermukiman dan
Pengembangan WilayahNomor : 37/KPTS/M/2000
Tata cara ini memuat ketentuan mengenaiteknisi, bahan,fungsi dan peralatan bangunan pengaduk lambat secaramekanis.
22
237 Tata cara overhaul pompa sentrifugaldan submersibel pada sarana sistempenyediaan air bersih
Pt T-35-2000-CKeputusan MenteriPermukiman dan
Pengembangan WilayahNomor : 37/KPTS/M/2000
Tata cara ini mencakup pemeriksaan, bongkar pasang,bahan suku cadang, peralatan dan teknisi.
25
238 Tata cara pengoperasian danpemeliharaan mobil tangki untuk airminum
Pt T-36-2000-CKeputusan MenteriPermukiman dan
Pengembangan WilayahNomor : 37/KPTS/M/2000
Tata cara ini memuat ketentuanteknisi, peralatan, bahandan suku cadang serta cara pengoperasian danpemeliharaan
14
239 Tata cara perencanaan air bersihpedesaan dengan kran umum
Pt T-20-2000-C Tata cara ini mencakup ketentuan dan persyaratan dalampenilaian desa, tahapan perencanaan dan perencanaanteknis air bersih pedesaan dengan kran umum.
39
240 Tata cara dasar perencanaan plambinguntuk air minum, air limbah dan air hujan
Pt T-21-2000-C Tata cara ini berlaku bagi sistem plambing dan bagian daripadanya yang dipasang didalam persil gedung danbangunan untuk hunian yang dipasang. Tata cara inidigunakan dalam pemasangan instalasi perpipaanmengenai air minum, air limbah, dan air hujan denganperlengkapannya yang melayani hunian pada gedung danpersil.
130
241 Spesifikasi bak penampung air hujanuntuk air bersih dari ferro semen
Pt S-04-2000-C Spesifikasi ini memuat pengertian dan persyaratan teknisbak ferrosemen untuk menampung air hujan untk air bersihyang mencakup bentuk, ukuran, bahan, fungsi dankekuatan atau struktur dengan kapasitas 2 m3 sampaidengan 10 m3.
13
242 Spesifikasi bak penampung air hujanuntuk air bersih dari pasangan bata
Pt S-05-2000-C Spesifikasi ini memuat pengertian dan persyaratan teknisbak penampung air hujan dari pasangan bata untuk airbersih yang mencakup bentuk, ukuran, bahan, fungsi dankekuatan atau struktur dengan kapasitas 2m³ sampaidengan 10 m³.
13
243 Tata cara penanggulangan air minum Pt T-60-2000-C Tata cara ini mencakup pengawasan kebocoran pipatransmisi dan distribusi, ketentuan mengenai identifikasikebocoran, peralatan, bahan pelaksana dan carapengerjaan.
27
244 Pemanfaatan pompa Pt T-11-2002-C Pedoman teknis ini meliputi istilah dan definisi, pemilihan 31
Pedoman Teknis
Catatan : untuk mendapatkan dokumen e-file pedoman tsbdiatas dapat diunduh (download) di www.pu.go.id/satminkal/balitbang/sni
113
No. Judul Standar Nomor Standar Ruang LingkupJumlah
Hal
hidram dalam penyediaan air bersih Keputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
330/KPTS/M/2002
lokasi dan pemasangan, pengoperasian dan pemeliharaanpompa hidram sistem tunggal.
245 Sistem penyediaan air bersih komersiluntuk permukiman
Pt T-14-2002-CKeputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
330/KPTS/M/2002
* Pedoman teknis ini sebagai pegangan atau acuan dalampenerapan penyedian air bersih komersial dilingkungan permukiman.
* Pedoman teknis ini bertujuan untuk pemerataanpelayanan air bersih di suatu kawasan permukimandan dengan maksud untuk menghindari pencemaransumber air di lingkungan permukiman sehinggakesehatan masyarakat meningkat.
20
246 Penanganan air bersih dan plp dipesantren
Pt T-18-2002-CKeputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
330/KPTS/M/2002
Pedoman teknis ini mencakup kebutuhan air, timbulansampah, penentuan teknologi di Pondok Pesantren yangmeliputi : air bersih, persampahan, drainase, air limbah,dan MCK.
27
247 Tata cara perencanaan penye-diaan airbersih dengan destilasi surya atap kaca(DSAK)
Pt T-03-2003-CKeputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
171/KPTS/M/2003
Spesifikasi ini mencakup istilah dan definisi, persyaratanteknis mengenai bentuk, ukuran, dan bahan destilatorsurya atap kaca (DSAK) untuk kapasitas 5 liter/ hari.
16
248 Spesifikasi destilasi surya atap kaca(DSAK)
Pt S-01-2003-CKeputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
171/KPTS/M/2003
Petunjuk Teknis ini meliputi perencanaan dan perhitungansistem destilator surya atap kaca, dengan kapasitasmaksimum 5 liter/ hari.
31
249 Tata cara perencanaan plambing RSNI T-01-2003Keputusan Menteri
Permukiman dan PrasaranaWilayahNomor :
171/KPTS/M/2003
Tata Cara Perencanaan ini mencakup :1) sistem plambing yang baru untuk air minum, air
buangan, ven dan air hujan pada gedung sampaidengan pipa persil;
2) sistem plambing yang baru direncanakan untukperubahan atu penambahan terhadap sistemplambing pada gedung yang sudah dibangun sebelumSNI ini diberlakukan.
250 Tata cara pemeliharaan systemplambing
RSNI T-15-2004Keputusan Menteri
Permukiman dan PrasaranaWilayah Nomor :
360/KPTS/M/2004
Tata cara ini mencakup persyaratan umum, persyaratanteknik, cara pemeliharaan berupa tindakan pemeriksaandan pembersihan pada system plambing air minum, airlimbah, air hujan, dan perlengkapannya.
16
251 Tata cara perencanaan instalasipengolahan air system berpindah-pindah(mobile)
Pd T-01-2004-CKeputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
360/KPTS/M/2004
Tata cara ini meliputi istilah dan definisi serta persyaratanyang berlaku untuk instalasi pengolahan air untuk airminum sistem berpindah-pindah kapasitas 0,5 – 1 Liter/detik yang dapat memenuhi kebutuhan masak dan minumbagi 500-1000 orang.
15
252 Tata cara pengadaan, pemasangan danpengujian pipa pvc untuk air limbah didalam bangunan gedung
RSNI T-16-2004Keputusan Menteri
Permukiman dan PrasaranaWilayah Nomor :
360/KPTS/M/2004
Tata cara ini memuat :a) cara pengadaan dan pemasangan pada jaringan pipa
air limbah rumah tangga, air hujan dan fitingnya,tidak termasuk air limbah non rumah tangga;
b) pemasangan pipa PVC dan fitingnya dapatdisambungkan dengan bahan pipa jenis lain.
17
253 Tata cara pengadaan, pemasang-an danpengujian pipa pvc untuk penyediaan airminum
RSNI T-17-2004Keputusan Menteri
Permukiman dan PrasaranaWilayah Nomor :
360/KPTS/M/2004
Tata cara ini mencakup :a) penanganan pipa termasuk di dalamnya cara
penyimpanan dan pengangkutan;b) pemasangan pipa sebagai penyaluran air minum;c) pengaliran air di bawah tekanan sampai suhu 45 0C
untuk penyediaan air minum;d) pengujian kekuatan pipa PVC terhadap tekanan
hidrostatik di lapangan.
19
254 Spesifikasi instalasi pengolahan airsystem berpindah-pindah (mobile)kapasitas 0,5 l/ detik
Pd S-01-2004-CKeputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana Wilayah
Spesifikasi ini mencakup istilah dan definisi, persyaratanteknis tentang bentuk, ukuran, bahan, dan fungsi.Spesifikasi teknis ini dimaksudkan sebagai acuan bagiperencana dan pelaksana untuk pembuatan instalasi
18
Pedoman Teknis
Catatan : untuk mendapatkan dokumen e-file pedoman tsbdiatas dapat diunduh (download) di www.pu.go.id/satminkal/balitbang/sni
114
No. Judul Standar Nomor Standar Ruang LingkupJumlah
Hal
Nomor :360/KPTS/M/2004
pengolahan air system berpindah-pindah, yang bertujuanuntuk memberikan kemudahan-kemudahan dalampelaksanaannya.
255 Penyediaan air minum berbasismasyarakat (PAM BM)Volume 1. Pedoman umum
Pd T-05-2005-C Pedoman ini meliputi ketentuan umum dalampenyelenggaraan, kelembagaan, pembiayaan,pembangunan prasarana dan sarana serta pemantauandan evaluasi dalam upaya penyediaan air minum berbasismasyarakat.
15
256 Penyediaan air minum berbasismasyarakat (PAM BM)Volume 2. Pedoman penyelenggaraan
Pd T-06-2005-C Tata cara penyelenggaraan yang mencakup uraian yangmenyangkut pelaku terkait dan tahapan kegiatan sertaprinsip pelayanan kepada masyarakat dalam rangkapenyelenggaraan PAM BM. Pedoman ini dapat digunakansebagai acuan bagi para pelaku terkait dalam pelaksanaanpembangunan prasarana dan sarana PAM BM yangmandiri dan berkelanjutan.
35
257 Penyediaan air minum berbasismasyarakat (PAM BM)Volume 3. Kelembagaan
Pd T-07-2005-C Pedoman ini meliputi peran dan fungsi para pelaku terkait,proses pembentukan organisasi/ kepengurusan danperangkat pendukung yang diperlukan dalam organisasipenyediaan air minum berbasis masyarakat (PAM BM).Pedoman ini merupakan buku ketiga dari Pedomanpenyediaan air minum berbasis masyarakat (PAM BM).
31
258 Penyediaan air minum berbasismasyarakat (PAM BM)Volume 4. Pembiayaan
Pd T-08-2005-C Pedoman ini memuat tata cara pembiayaan dalamkegiatan meliputi biaya penyelenggaraan dan mobilisasidana penyediaan air minum berbasis masyarakat.
35
259 Penyediaan air minum berbasismasyarakat (PAM BM)Volume 5. Pembangunan prasarana dansarana
Pd T-09-2005-C Pedoman ini ini meliputi tata cara pemilihan jenis,perencanaan, pelaksanaan fisik dan pengoperasian sertapemeliharaan prasarana dan sarana penyediaan air minumberbasis masyarakat.
260 Penyediaan air minum berbasismasyarakat (PAM BM)Volume 6. Pelaksanaan pemantauandan evaluasi
Pd T-10-2005-C Pedoman ini meliputi sistem pemantauan dan evaluasikinerja pada tahap persiapan, perencanaan,pembangunan, pengelolaan dan pengembangan PAM BM.Hasilnya dilaporkan pada perorangan atau institusi yangberkaitan dengan pengadaan/pelayanan air minumberbasis masyarakat.
18
23. Air limbah
261 Tata cara perencanaan danpemasangan tangki biofolter pengolahanair limbah rumah tangga dengan tangkibiofilter
Pd T-04-2005-C Tata cara ini mencakup persyaratan, kriteria perencanaandan cara pemasangan tangki biofilter pengolahan airlimbah rumah tangga dengan menggunakan tangki biofilterkapasitas sampai 50 orang.
18
24. Sanitasi & persampahan
262 Spesifikasi kompos rumah tangga Pt S-06-2000-CKeputusan MenteriPermukiman dan
Pengembangan WilayahNomor :
37/KPTS/M/2000
Spesifikasi ini mencakup pengertian teknis menganaibentuk, ukuran, bahan, fungsi, dan kinerja dari komposterrumah tangga untuk melayani maksimum 5 orang.
11
263 Spesifikasi area penimbunan sampahdengan sistem lahan urug terkendali ditpa sampah
Pt S-07-2000-CKeputusan MenteriPermukiman dan
Pengembangan WilayahNomor :
37/KPTS/M/2000
Spesifikasi ini mencakup persyaratan teknis mengenaibentuk, ukuran, bahan/elemen/komponen, fungsi dankekuatan dari area penimbunan sampah dengan sistemlahan urug terkendali, minimal pelayanan 5 tahun.
12
264 Tata cara perencanaan cubluk kembar Pt T-19-2000-C Tata cara ini mencakup pengertian, persyaratan danketentuan teknis dalam pemilihan lokasi, bentuk, ukurandan penempatan cubluk.
23
265 Spesifikasi cubluk kembar Pt S-09-2000-CKeputusan MenteriPermukiman dan
Pengembangan WilayahNomor :
37/KPTS/M/2000
Spesifikasi ini mencakup :1. pengertian, persyaratan teknis mengenai bentuk,
ukuran, bahan, fungsi dan kekuatan dari cublukkembar;
2. pemakaian meksimum 50 orang dengan waktupengurasan minimum 2 tahun.
13
266 Pengelolaan sampah dengan sistemdaur ulang pada lingkungan
Pt T-13-2002-CKeputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
Petunjuk teknis ini meliputi aspek pemberdayaanmasyarakat, ketentuan-ketentuan teknis pengomposan,pemasaran kompos, kelembagaan dan pendanaan usahapengomposan.
Pedoman Teknis
Catatan : untuk mendapatkan dokumen e-file pedoman tsbdiatas dapat diunduh (download) di www.pu.go.id/satminkal/balitbang/sni
115
No. Judul Standar Nomor Standar Ruang LingkupJumlah
Hal
330/KPTS/M/2002
267 Pengelolaan air limbah non kakus (greywater)
Pt T-16-2002-CKeputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
330/KPTS/M/2002
Tata cara ini memuat persyaratan umum dan persyaratanteknis mengenai tata cara pengoperasian danpemeliharaan instalasi pengolahan air limbah non kakusmodel hibrid yang berkapasitas 2 m3/hari atau cakupanpelayanan 4 KK (16 – 20 jiwa).
11
268 Penerapan pengelolaan air limbahsecara komunal pada kawasanpenghijauan
Pt T-17-2002-CKeputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
330/KPTS/M/2002
Petunjuk teknis ini mencakup mekanisme pelaksanaanpengelolaan air limbah rumah tangga secara komunalpada kawasan permukiman dengan jumlah pelayanan 4KK hingga 100 KK.
13
269 Tata cara perencanaan tpa pasang surut Pt T-19-2002-CKeputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
330/KPTS/M/2002
* Tata cara perencanaan bangunan TPA di Daerah PasangSurut ini dimaksudkan sebagai pegangan atau acuanbagi perencana dan pelaksana dalam upayapembangunan TPA sampah yang dikhususkan untukdaerah pasang surut.
* Tata cara ini bertujuan untuk memberikan masukandalam prosedur pelaksanaan pembangunan, sehinggadapat membantu upaya pelestarian lingkungan.
23
270 Pemasyarakatan produk teknologi airbersih dan plp bidang ukm
Pt T-02-2003-CKeputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
171/KPTS/M/2003
Petunjuk teknis ini mencakup istilah dan definisi,persyaratan umum, persyaratan teknis, volume satuankerja untuk :1) saluran air hujan pracetak;2) sumur resapan air hujan;3) saringan air rumah tangga (sarut);4) komposter rumah tangga.
271 Tata cara pemasangan danpengoperasian komposter individual dankomunal
Pd T-15-2003Keputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
171/KPTS/M/2003
Tata cara ini meliputi pendahuluan dan persyaratanpemasangan dan pengoperasian komposter rumah tanggaindividual untuk melayani 1 (satu) keluarga (5-7) dankomunal untuk melayani 10 keluarga (50-70 jiwa).
272 Pengoperasian dan pemeliharaaninstalasi pengolahan air limbah rumahtangga dengan tangki biofilter
Pd T-02-2004-CKeputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
360/KPTS/M/2004
Pedoman teknis ini memuat pengertian, persyaratanumum, pengoperasian, dan pemeliharaan instalasipengolahan air limbah dengan menggunakan tangkibiofilter.
10
273 Spesifikasi sarana umum mandi, kakusprefab
Pd S-02-2004-CKeputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
360/KPTS/M/2004
Spesifikasi ini mencakup istilah dan definisi, persyaratanteknis mengenai bentuk, bahan dan konstruksi sertadimensi dari sarana umum mandi kakus prefab rangkabesi/ baja dan kapsul.
10
274 Tata cara perencanaan danpemasangan tangki biofilter pengolahanair limbah rumah tangga dengan tangkibiofilter
Pd T-04-2005-C Tata cara ini mencakup persyaratan, kriteria perencanaandan cara pemasangan tangki biofilter pengolahan airlimbah rumah tangga dengan menggunakan tangki biofilterkapasitas sampai 50 orang.
17
25. Dan lain-lain
275 Spesifikasi bata dan ubin pejal tahankimia
RSNI S-04-2002Keputusan MenteriPermukiman dan
Prasarana WilayahNomor :
11/KPTS/M/2003
Spesifikasi ini mencakup bata dan ubin pejal yang cocokdigunakan sebagai komponen konstruksi pasangan untukbagian dalam dan luar bangunan yang akan terkenapengaruh zat kimia dan lingkungannya.
8