daftar isi.pdf

11
 v PEMETAAN DISTRIBUSI FASIES BATUPASIR AR9, FORMASI DURI, LAPANGAN CAPCIN, CEKUNGAN SUMATERA TENGAH BERDASARKAN DATA LOG DAN DATA INTI BATUAN Aga Rizky*, Ir. Sugeng Widada, M.Sc*, Ir. H. Salatun Said, M.T.  Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta SARI Penelitian ini dilakukan pada Lapangan Capcin, Cekungan Sumatera Tengah, yang merupakan salah satu lapangan milik PT. Chevron Pasific Indonesia. Lapangan “Capcin” terletak 50 km dari timur laut Lapangan Duri di Blok Rokan CPI. Waktu pelaksanaan tugas akhir selama dua bulan, 10 hari, yang terhitung mulai tanggal 2 September 2013-12  November 2013. Batupasir “AR9” terletak pada Formasi Duri yang termasuk pada Kelompok Sihapas   pada Lapangan “Capcin”. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis, yaitu dengan cara melakukan pemetaan geologi bawah permukaan  berdasarkan data log sumur dan data inti batuan. Data log yang digunakan untuk korelasi adalah data log GR, log densitas, log DRES, dan log SRES. Data log sumur berjumlah 350 sumur, yang menyebar dari barat laut hingga tenggara daerah telitian. Hasil analisa batuan inti (core) pada sumur #4, #59, #170 dan #320 terdapat beberapa macam litofasies, yaitu:  Plannar Lamination non-Calcareous Siltstone, Medium to Coarse Grain Size Pebbles Quartz Burrow non-Calcareous Sandstone, Medium to Coarse Grain Size with Pebbles Quartz Burrow Calcareous Sandstone, Very Fine to Medium Grain Size  Plannar Lamination non-Calcareous Sandstone, Fine Grain Size Plannar Lamination non- Calcareous Sandstone with Thin Lamina-set, Silt to Fine Grain Size Ripple Lamination non- Calcareous Sandstone, Very Fine Grain Size Bioturbated non-Calcareous Sandston e with  Mud drapes, Very Fine Grain Size Plannar Lamination non-Calcareous Sandstone. Hasil litofasies dikombinasikan menjadi interpretasi asosiasi fasies yang terdiri dua atau lebih litofasies yang menyusun dalam suatu tubuh batuan, yaitu: asosiasi fasies tidal bar, asosiasi fasies transgressive lag, asosiasi fasies tidal sand flat, asosiasi fasies tidal channel. Berdasarkan interpretasi litofasis dan asosiasi fasies maka didapatkan lingkungan  pengendapan daerah telitian terendapkan pada lingku ngan tide dominated estuary. Berdasarkan hasil korelasi didapatkan peta distribusi ketebalan fasies, terdiri dari:  peta distribusi ketebalan fasies tidal channel,  peta distribusi ketebalan fasies tidal bar,  peta distribusi ketebalan fasies tidal sand flat. Berdasarkan peta distribusi ketebalan fasies didapatkan arah mekanisme sedimentasi daerah telitian yang searah dengan mekanisme sedimentasi secara regional yang berarah utara timur laut.

Upload: anggi212

Post on 03-Nov-2015

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • v

    PEMETAAN DISTRIBUSI FASIES BATUPASIR AR9, FORMASI

    DURI, LAPANGAN CAPCIN, CEKUNGAN SUMATERA TENGAH

    BERDASARKAN DATA LOG DAN DATA INTI BATUAN

    Aga Rizky*, Ir. Sugeng Widada, M.Sc*, Ir. H. Salatun Said, M.T.

    Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta

    SARI

    Penelitian ini dilakukan pada Lapangan Capcin, Cekungan Sumatera Tengah, yang

    merupakan salah satu lapangan milik PT. Chevron Pasific Indonesia. Lapangan Capcin

    terletak 50 km dari timur laut Lapangan Duri di Blok Rokan CPI. Waktu pelaksanaan tugas

    akhir selama dua bulan, 10 hari, yang terhitung mulai tanggal 2 September 2013-12

    November 2013.

    Batupasir AR9 terletak pada Formasi Duri yang termasuk pada Kelompok Sihapas

    pada Lapangan Capcin. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

    deskriptif analitis, yaitu dengan cara melakukan pemetaan geologi bawah permukaan

    berdasarkan data log sumur dan data inti batuan. Data log yang digunakan untuk korelasi

    adalah data log GR, log densitas, log DRES, dan log SRES. Data log sumur berjumlah 350

    sumur, yang menyebar dari barat laut hingga tenggara daerah telitian.

    Hasil analisa batuan inti (core) pada sumur #4, #59, #170 dan #320 terdapat beberapa

    macam litofasies, yaitu: Plannar Lamination non-Calcareous Siltstone, Medium to Coarse

    Grain Size Pebbles Quartz Burrow non-Calcareous Sandstone, Medium to Coarse Grain Size

    with Pebbles Quartz Burrow Calcareous Sandstone, Very Fine to Medium Grain Size

    Plannar Lamination non-Calcareous Sandstone, Fine Grain Size Plannar Lamination non-

    Calcareous Sandstone with Thin Lamina-set, Silt to Fine Grain Size Ripple Lamination non-

    Calcareous Sandstone, Very Fine Grain Size Bioturbated non-Calcareous Sandstone with

    Mud drapes, Very Fine Grain Size Plannar Lamination non-Calcareous Sandstone. Hasil

    litofasies dikombinasikan menjadi interpretasi asosiasi fasies yang terdiri dua atau lebih

    litofasies yang menyusun dalam suatu tubuh batuan, yaitu: asosiasi fasies tidal bar, asosiasi

    fasies transgressive lag, asosiasi fasies tidal sand flat, asosiasi fasies tidal channel.

    Berdasarkan interpretasi litofasis dan asosiasi fasies maka didapatkan lingkungan

    pengendapan daerah telitian terendapkan pada lingkungan tide dominated estuary.

    Berdasarkan hasil korelasi didapatkan peta distribusi ketebalan fasies, terdiri dari:

    peta distribusi ketebalan fasies tidal channel, peta distribusi ketebalan fasies tidal bar, peta

    distribusi ketebalan fasies tidal sand flat. Berdasarkan peta distribusi ketebalan fasies

    didapatkan arah mekanisme sedimentasi daerah telitian yang searah dengan mekanisme

    sedimentasi secara regional yang berarah utara timur laut.

  • vi

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL.. i

    HALAMAN PENGESAHAN........... ii

    KATA PENGANTAR... iii

    SARI.... v

    DAFTAR ISI.. vi

    DAFTAR GAMBAR ix

    DAFTAR TABEL.. xii

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang.............. 1

    1.2. Maksud dan Tujuan . 2

    1.3. Batasan Masalah... 2

    1.4. Waktu dan Lokasi Penelitian... 3

    1.5. Sumber Data. 4

    1.6. Hasil Penelitian 4

    1.7. Manfaat Penelitian 5

    BAB II METODOLOGI PENELITIAN

    2.1. Tahap Persiapan 6

    2.1.1 Studi Pustaka. 6

    2.1.2 Penyusunan Proposal. 6

    2.2. Tahap Penelitian 7

    2.2.1. Studi Pendahuluan. 7

    2.2.2. Studi Regional 7

    2.2.3. Pengumpulan Data.................................. 7

    2.2.4. Pengolahan dan Interpretasi Data... 8

    2.3. Tahap Penyusunan Laporan.. 9

    2.2. Diagram Alir. 10

    BAB III GEOLOGI REGIONAL

    3.1. Geologi Regional Cekungan Sumatra Tengah. 11

    3.1.1. Fisiografi Cekungan Sumatra Tengah.. 11

    3.1.2. Kerangka Tektonik Cekungan Sumatra Tengah... 14

    3.1.3. Stratigrafi Regional Cekungan Sumatra Tengah.. 21

  • vii

    3.2. Petroleum system Cekungan Sumatra Tengah. 28

    3.2.1. Batuan Induk.. 28

    3.2.2. Migrasi.... 28

    3.2.3. Reservoar.... 29

    3.2.4. Batuan Tudung 29

    3.2.5. Perangkap 29

    3.3. Geologi Daerah Telitian.... 30

    3.3.1. Struktur Geologi Daerah Telitian.. 30

    3.3.2. Stratigrafi Daerah Telitian 32

    BAB IV DASAR TEORI

    4.1. Inti Batuan (core).. 34

    4.2. Log Mekanik (Wireline Log) 36

    4.2.1. Bagian Bagian dari Log 37

    4.2.2. Proses Invasi. 37

    4.2.3. Metode Well Logging 39

    4.2.4. Fungsi Well Logging. 39

    4.2.5. Jenis Log... 40

    4.3. Korelasi Wireline Log.. 46

    4.3.1. Tujuan Korelasi..... 47

    4.3.2. Konsep Penting Dalam Korelasi... 48

    4.4. Pola Log Untuk Interpretasi Lingkungan Pengendapan... 48

    4.5. Fasies Pengendapan.. 50

    4.6. Lingkungan Pengendapan. 52

    4.6.1. Wave Dominated Estuary.. 53

    4.6.2. Tide Dominated Estuary 54

    BAB V PENYAJIAN DATA

    5.1. Data Inti Batuan (Core) 57

    5.2. Data Log Sumur... 64

    BAB VI ANALISA DAN PEMBAHASAN

    6.1. Batuan Inti (Core). 69

    6.1.1. Analisis Fasies.. 69

    6.1.1.1. Litofasies..... 69

  • viii

    6.1.1.2. Interpretasi Asosiasi Fasies..... 72

    6.1.2 Interpretasi Lingkungan Pengendapan. 77

    6.2. Analisa Data Log Sumur.. 79

    6.2.1 Interpretasi Elektrofasies.. 79

    6.1.2 Interpretasi Kandungan Fluida. 81

    6.3. Kalibrasi Data Batuan Inti dan Data Log 82

    6.4. Korelasi. 87

    6.5. Peta Distribusi Ketebalan Fasies... 92

    6.5.1. Peta Distribusi Ketebalan Fasies Tidal Channel...... 92

    6.5.2. Peta Distribusi Ketebalan Fasies Tidal Bar....... 92

    6.5.3. Peta Distribusi Ketebalan Fasies Tidal Sand Flat......... 92

    6.6. Peta Proporsi Fasies...... 96

    6.6.1. Peta Proporsi Fasies Tidal Channel.............................. 96

    6.6.2. Peta Proporsi Fasies Tidal Bar.............................. 96

    6.6.3. Peta Proporsi Fasies Tidal Sand Flat............................ 96

    6.7. Mekanisme Sedimentasi...... 100

    BAB VII KESIMPULAN.. 102

    DAFTAR PUSTAKA. xiii

    LAMPIRAN xv

  • ix

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1.1. Lokasi daerah telitian... 3

    Gambar 2.1. Diagram Alir Penelitian... 10

    Gambar 3.1. Tumbukan antar lempeng aktifitas intrusi plutonik dan system sesar

    yang terbentuk di Cekungan Sumatra Tengah. 12

    Gambar 3.2. Fisiografi Cekungan Sumatra Tengah. 13

    Gambar 3.3. Peta Basement Terranes yang mendasari Cekungan Sumatra Tengah.... 14

    Gambar 3.4. Kerangka struktur geologi fase F2 dan F3 yang mempengaruhi

    struktur geologi Cekungan Sumatra Tengah 17

    Gambar 3.5. Perkembangan tektonostratigrafi Cekungan Sumatra Tengah. 19

    Gambar 3.6. Kolom Stratigrafi Regional Cekungan Sumatera Tengah.. 27

    Gambar 3.7. Peta Struktur Bawah permukaan Sub-Cekungan Balam Tengah .. 31

    Gambar 3.8. Kolom Stratigrafi Lapangan Capcin.................................................... 33

    Gambar 4.1. Pengambilan conventional core utuh dalam suatu pemboran.. 36

    Gambar 4.2. Sayatan suatu lubang bor yang menunjukkan zona terusir, zona

    peralihan (annulus) dan zona tidak terusir serta sejumlah parameter

    petrofisika yang penting .......................... 38

    Gambar 4.3. Contoh Log SP pada urutan-urutan sand-shale... 40

    Gambar 4.4. Pola respon dari log gamma ray (GR). 50

    Gambar 4.5. Mekanisme Sedimentasi Yang Berkembang Dilingkungan Estuarin.. 53

    Gambar 4.6. Mekanisme Sedimentasi Yang Menggambarkan Energi pada wave

    dominted Estuary dan Distribusi Fasies... 54

    Gambar 4.7. Mekanisme Sedimentasi Yang Menggambarkan Energi pada tide

    dominted Estuary dan Distribusi Fasies... 56

    Gambar 5.1. Foto Batuan Inti Pada Sumur #59 Dibawah Sinar Ultraviolet dan

    Dibawah Sinar Normal, Foto Pada Interval Kedalaman

    1202 ft 1208.5 ft 58

    Gambar 5.2. Foto Batuan Inti Pada Sumur #59 Dibawah Sinar Ultraviolet dan

    Dibawah Sinar Normal, Foto Pada Interval Kedalaman

    1208.5 ft 1220 ft 59

    Gambar 5.3. Foto Batuan Inti Pada Sumur #59 Dibawah Sinar Ultraviolet dan

    Dibawah Sinar Normal, Foto Pada Interval Kedalaman

    1220 ft 1228.5 ft 59

  • x

    Gambar 5.4. Foto Batuan Inti Pada Sumur #170 Dibawah Sinar Ultraviolet dan

    Dibawah Sinar Normal, Foto Pada Interval Kedalaman

    1192 ft 1204ft 60

    Gambar 5.5. Foto Batuan Inti Pada Sumur #170 Dibawah Sinar Ultraviolet dan

    Dibawah Sinar Normal, Foto Pada Interval Kedalaman

    1204 ft 1208 ft... 60

    Gambar 5.6. Foto Batuan Inti Pada Sumur #320 Dibawah Sinar Ultraviolet dan

    Dibawah Sinar Normal, Foto Pada Interval Kedalaman

    1006 ft 1012 ft... 61

    Gambar 5.7. Foto Batuan Inti Pada Sumur #320 Dibawah Sinar Ultraviolet dan

    Dibawah Sinar Normal, Foto Pada Interval Kedalaman

    1192 ft 1204 ft... 62

    Gambar 5.8. Core Log Calibration dan Contoh Deskripsi Batuan Inti 63

    Gambar 5.9. Arah Umum Lintasan Korelasi Lapangan Capcin... 67

    Gambar 5.10. Contoh Tampilan Log.. 68

    Gambar 6.1. Asosiasi Fasies Batuan Inti Sumur#59............ 73

    Gambar 6.2. Asosiasi Fasies Batuan Inti Sumur#170.............. 74

    Gambar 6.3. Asosiasi Fasies Batuan Inti Sumur#4.............. 75

    Gambar 6.4. Asosiasi Fasies Batuan Inti Sumur#320.............. 76

    Gambar 6.5. Asosiasi Fasies Tidal Channel pada Inti Batuan. 77

    Gambar 6.6. Model Pengendapan Tide Dominated Estuary 78

    Gambar 6.7. Kenampakan pola elektrofasies blocky pada data log sumur.. 79

    Gambar 6.8. Kenampakan pola elektrofasies funnel shape pada data log sumur 80

    Gambar 6.9. Kenampakan pola elektrofasies bell shape pada data log sumur 80

    Gambar 6.10. Kenampakan pola elektrofasies serrated pada data log sumur... 81

    Gambar 6.11. Kalibrasi Data Batuan Inti Dengan Data Sumur Fasies Tidal Channel... 82

    Gambar 6.12. Kalibrasi Data Batuan Inti Dengan Data Sumur Pada Sumur #4 83

    Gambar 6.13. Kalibrasi Data Batuan Inti Dengan Data Sumur Pada Sumur #59.. 84

    Gambar 6.14. Kalibrasi Data Batuan Inti Dengan Data Sumur Pada Sumur #170 85

    Gambar 6.15. Kalibrasi Data Batuan Inti Dengan Data Sumur Pada Sumur #320 86

    Gambar 6.16. Lintasan Korelasi Lapangan Capcin Yang Berarah Umum NE-SW

    dan NW-SE. 87

    Gambar 6.17. Lintasan korelasi Berarah Barat Laut-Tenggara XSEC3 88

    Gambar 6.18. Lintasan korelasi Berarah Timur Laut-Barat Daya XS3 89

  • xi

    Gambar 6.19. Lintasan korelasi Berarah Barat Laut-Tenggara S_XSEC1 90

    Gambar 6.20. Lintasan korelasi Berarah Timur Laut-Barat Daya S_XS9 91

    Gambar 6.21. Peta Distribusi Ketebalan Fasies Tidal Channel. 93

    Gambar 6.22. Peta Distribusi Ketebalan Fasies Tidal Bar.. 94

    Gambar 6.23. Peta Distribusi Ketebalan Fasies Tidal Sand Flat 95

    Gambar 6.24. Peta Proporsi Fasies Tidal Channel. 97

    Gambar 6.25. Peta Proporsi Fasies Tidal Bar. 98

    Gambar 6.26. Peta Proporsi Fasies Tidal Sand Flat... 99

    Gambar 6.27. model pengendapan purba lapisa batupasir AR9. 101

  • xii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 3.1 Ringkasan tektonostratigrafi Cekungan Sumatra Tengah dari

    beberapa penulis. 20

    Tabel 4.1 Sistematika Deskripsi Batuan Reservoir... 35

    Tabel 4.2 Harga Matriks Batuan 44

    Tabel 4.3 Fungsi Log. 45

  • xiii

    DAFTAR PUSTAKA

    Asquith, G. B. and Gibson, C. R. 1982. Basic Well Log Analysis for Geologist, AAPG, Tulsa.

    Boggs, S. 2006. Principles of Sedimentology and Stratigraphy (Fourth Edition). University

    of Oregon, Prentice Hall, Upper Saddle River, New Jersey.

    Dalrymple, R. W., and Choi, K. 2007. Morphologic and facies trends through the fluvial

    marine transition in the tide dominated depositiona system : Aschematic framework for

    environmental and sequence stratigraphic interpretation. Department of Geological

    science and Geological Engineering, Quins University, Kingston, Ontario, Canada.

    Dalrymple, R. W., Zaitlin, B. A., Boyd, R. 1992. Estuarine facies model : Conceptual basis

    and stratigraphic implication Department of Geological science and Geological

    Engineering, Quins University, Kingston, Ontario, Canada.

    Dawson, W. C., Yarmanto., Sukanta, U., Kadar, D., Sangree, S. B. 1997. Regional Sequence

    Stratigraphic Correlation Central Sumatra. P.T Caltex Pacific Indonesia, Rumbai.

    Emery, D. and Myers, K. J. 1996. Sequence Stratigraphy. BP Exploration, Stockley Park,

    Uxbridge, London.

    Eubank, R. T., and Makki, A. C. 1981, Structural geology of the Central Sumatra back-arc

    basin. Proceedings Indonesian Petroleum Association, Tenth Annual Convention, p.

    153-174.

    Harsono, A. 1997. Evaluasi Formasi dan Aplikasi Log. Schlumberger Oilfield Service.

    Heidrick, T.L., and Aulia, K. 1993, A structural and tectonic model of the coastal plains

    block, Central Sumatra basin, Indonesia, Proceedings of the Indonesian Petroleum

    Association, 22/1, 285-3 17.

    Heidrick, T. L., and Aulia, K. 1996, Regional structural geology of the central Sumatra

    basin, Petroleum geology of Indonesian basins, Pertamina BPPKA Indonesia. 13-

    156.

    Koesoemadinata, R. P. 1980. Geologi Minyak dan Gas Bumi. ITB, Bandung.

  • xiv

    Mertosono, S. and Nayoan, G. A. S. 1974, The Tertiary basinal area of central Sumatra.

    Proceedings Indonesian Petroleum Association, Third Annual Convention, p. 63-76.

    Posamentier, H. W., and Allen, G. P. 1999. Silisiclastic Sequence Stratigraphy : Concepts

    and Apllications, Indonesian Sedimentologists Forum.

    Pujiarko, and Denison, C. N. 1998. Internal Report CPI.

    Rider, M. 1996. The Geological Interpretation of Well Logs, Whittles Publishing, Scotland.

    Schlumberger. 1986, Log Interpretation Charts, Schlumberger Well Service, Jakarta.

    Simandjuntak, T. O. 2004. Tektonika. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi,

    Bandung.

    Walker, R. G., and James, N. P. 1992. Facies Models Response To Sea Level Change, Love

    Printing Service Ltd. Stittsville, Ontario.

    Yarmanto, Sitohang, E., Sukanta, U. June 1996. Sequence Stratigraphy of Central Sumatra

    Basin. PT. CPI.

  • xv

    LAMPIRAN