daftar isi - bmkg...antara 27.6 - 33.8 0c, dan suhu udara minimum harian berkisar antara 23.0 - 26.6...
TRANSCRIPT
Buletin Meteorologi Edisi April 2019
DAFTAR ISI
PENGANTAR
I. PENGERTIAN…………………………………………………………………………. 2
II. RINGKASAN………………………………………………………………………….. 3
III. ANALISIS KONDISI CUACA BULAN APRIL 2019......……………………… 4
A. Gambaran Kondisi Cuaca Global Dan Regional……………………………………….. 4
1. Anomali SST dan SOI ……………………………………………………………... 4
2. Dipole Mode Index ….……………………………………………………………... 5
3. Madden Julian Oscillation (MJO)…………………………………………………... 5
4. Suhu Muka Laut…………………………………………………………………….. 7
5. Monsun……………………………………………………………………………… 9
6. Gradien Angin Lapisan Atas………………………………………………………... 11
7. Estimasi curah hujan pantauan Satelit TRMM …………………………………….. 14
B. Gambaran Kondisi Cuaca Lokal………………………………………………………... 15
1. Angin………………………………………………………………………………... 15
2. Kelembaban Udara………………………………………………………………….. 15
3. Suhu Udara………………………………………………………………………….. 17
4. Jarak Pandang Mendatar……………………………………………………………. 18
5. Curah Hujan………………………………………………………………………… 19
6. Keadaan Cuaca…………………………………………………………………........ 20
7. Kalender Cuaca…………………………………………………………………....... 21
IV. KEJADIAN CUACA EKSTREM …………………………………………………….. 22
V. PRAKIRAAN …………………………………………………………………………. 24
A. PRAKIRAAN HUJAN ………………………………………………………………… 24
1. Prakiraan Curah Hujan Mei 2019..…………………………………….…………. 24
2. Prakiraan Sifat Hujan Mei 2019…..……………..………………………………. 25
B. INFORMASI KELAUTAN...…………………………………………………………... 27
1. Tinggi Gelombang Signifikan ...…………………………………………………… 27
2. Pasang Surut ……………………………………………………………………….. 28
Lampiran ……..……...……………………………………………………………………... 30
| 2
Buletin Meteorologi Edisi April 2019
I. PENGERTIAN
A. SIFAT HUJAN
Sifat Hujan adalah perbandingan antara jumlah curah hujan yang terjadi selama satu
bulan dengan nilai rata-rata atau normal dari bulan tersebut di suatu tempat.
B. NORMAL CURAH HUJAN
Normal curah hujan bulanan adalah nilai rata-rata curah hujan masing-masing bulan
selama periode 30 tahun berturut-turut yang periodenya dapat ditentukan secara berkala.
C. STANDAR NORMAL CURAH HUJAN BULANAN
Standar normal curah hujan bulanan adalah nilai rata-rata curah hujan pada masing-
masing bulan selama periode 30 tahun dimulai dari Februari 1981 s.d Februari 2010,
Februari 1981 s.d Februari 2010, Juni 1981 s.d Juni 2010, dan seterusnya.
D. INTENSITAS CURAH HUJAN
KRITERIA CH CH/hari CH/Jam
Sangat Lebat > 100 mm > 20 mm
Lebat 50 - 100 mm 10 - 20 mm
Sedang 20 - 50 mm 5 - 10 mm
Ringan 5 - 20 mm 1 - 5 mm
E. CUACA EKSTRIM
Cuaca ekstrim adalah kejadian cuaca yang tidak normal, tidak lazim yang dapat
mengakibatkan kerugian terutama keselamatan jiwa dan harta. Dalam peraturan
KBMKG tentang Prosedur Standar Operasional Peringatan Dini, Pelaporan dan
Diseminasi Informasi Cuaca Ekstrim yang termasuk kategori ekstrim antara lain adalah:
a. Angin kencang diatas 25 knots
b. Angin puting beliung yang keluar dari awan Cumulunimbus dengan kecepatan lebih
dari 34,8 knots
c. Hujan lebat dengan intensitas paling rendah 50 mm/ hari atau 20 mm/jam
d. Hujan es yang mempunyai garis tengah minimum 5 mm dan berasal dari awan
Cumulunimbus
e. Jarak Pandang Mendatar Ekstrim yang kurang dari 1000 meter
f. Suhu Udara Ekstrim yang mencapai 30C atau lebih di atas nilai normalnya.
| 3
Buletin Meteorologi Edisi April 2019
II. RINGKASAN
Secara umum, kondisi fenomena cuaca secara global pada April 2019 menunjukkan
bahwa suhu muka laut di wilayah Indonesia nilainya ≥ 28 0C. Suhu muka laut di Samudera
Pasifik Ekuator bagian tengah (Nino 3.4) berkisar antara +0.78 0C s.d +0.85 0C yang
menunjukkan suhu lebih tinggi dibandingkan keadaan normalnya. Indeks SOI selama 3
bulan terakhir menunjukkan bahwa ENSO (El-Nino Southern Oscillation) pada bulan April
berada pada kondisi El Nino dengan intensitas lemah. Nilai OLR rata-rata bulan April 2019
di wilayah Indonesia berkisar antara 200 – 260 W/m2. Sedangkan di wilayah Kalimantan
Selatan, nilai OLR berkisar antara 200 - 220 W/m2. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat
tutupan awan yang cukup banyak selama bulan April 2019. Posisi gerak semu matahari
pada bulan April berada di Equator. Pusat tekanan tinggi terdapat di belahan bumi uara
(Benua Asia) dan selatan (Samudera Hindia) dan pusat tekanan rendah berada di belahan
bumi selatan. Kondisi ini mengakibatkan masa udara bergerak dari belahan bumi utara dan
selatan menuju ke wilayah ekuator yang menandakan berlangsungnya musim transisi.
Selama bulan April 2019 musim hujan masih berlangsung di sebagian besar wilayah
Indonesia termasuk Kalimantan Selatan.
Hasil pengamatan stasiun Meteorologi Banjarmasin pada bulan April 2019 arah angin
dominan bertiup dari arah Timur Laut (22,5° – 67,5°) dengan kecepatan angin maksimum
mencapai 15 knot. Kelembaban maksimum harian berkisar antara 92–98%, dan kelembaban
udara minimum harian berkisar antara 50-83%. Suhu udara maksimum harian berkisar
antara 27.6 - 33.8 0C, dan suhu udara minimum harian berkisar antara 23.0 - 26.6 0C. Jarak
pandang mendatar rata-rata perjam pada umumnya >8 km. Hasil pengukuran curah hujan
kumulatif bulan April 2019 adalah sebesar 303.9 mm bersifat Normal dengan hari hujan
sebanyak 16 hari. Kondisi cuaca signifikan kejadian hujan sebanyak 16 kali, petir 13 kali
dan jarak pandang mendatar kurang dari 1000 meter ada 5 kali kejadian.
| 4
Buletin Meteorologi Edisi April 2019
III. ANALISIS KONDISI CUACA BULAN APRIL 2019
A. GAMBARAN KONDISI CUACA GLOBAL DAN REGIONAL
1. Southern Oscillation Index (SOI) dan Anomali Sea Surface Temperature (SST) Nino
3.4
Berdasarkan perkembangan dinamika atmosfer pada bulan April 2019 anomali suhu
muka laut di Samudera Pasifik Equator bagian tengah (Nino3.4) berkisar antara +0.78 0C
s.d +0.85 0C yang menunjukkan suhu lebih tinggi dibandingkan keadaan normalnya. Indeks
SOI pada bulan Januari 2019 (-0.6), Februari (-13.5), serta kondisi terakhir April 2019 (-
6.8) mengindikasikan bahwa osilasi selatan sekarang berada pada kondisi El Nino lemah,
sehingga tidak berkontribusi terhadap peningkatan hujan di wilayah Indonesia.
Gambar 1. Grafik Indeks NINO 3.4 (Sumber: http://www.bom.gov.au)
Gambar 2. Grafik Indeks SOI (South Oscillation Index) (Sumber: http://www.bom.gov.au)
| 5
Buletin Meteorologi Edisi April 2019
2. Dipole Mode Index (DMI)
Nilai DMI bulan April 2019 yang ditunjukkan oleh rincian tabel 1 di bawah. Pada
dasarian I (-0.19 s.d -0.48), dasarian II (-0.13) dan dasarian III (-0.13 s.d -0.32). Pada awal
hingga akhir bulan April 2019 DMI dominan bernilai negatif yang mengindikasikan adanya
aliran massa udara dari Samudera Hindia ke wilayah Indonesia bagian Barat tetapi tidak
signifikan terhadap pembentukan awan di wilayah Indonesia bagian Barat.
Tabel 1. Nilai DMI Bulan April 2019
No. Tanggal DMI
1 1-3 April -0.48
2 4-10 April -0.19
3 11-17 April -0.13
4 18-24 April -0.13
5 25-31 April -0.32
Gambar 3. Grafik Nilai Dipole Mode Indeks
(Sumber: http://www.bom.gov.au/climate/enso/indices.shtml)
3. Madden Julian Oscillation (MJO)
a. Outgoing Longwave Radiation (OLR)
Bumi memancarkan radiasi gelombang panjang ke luar angkasa yang disebut
Outgoing Longwave Radiation (OLR). Tidak semua radiasi gelombang panjang yang
terpancar dari bumi sampai ke luar angkasa. Adanya awan-awan konvektif merupakan salah
satu faktor yang menghalangi radiasi gelombang panjang dari bumi sehingga nilai OLR
| 6
Buletin Meteorologi Edisi April 2019
yang cenderung rendah menunjukkan banyaknya tutupan awan pada daerah tersebut,
sebaliknya nilai OLR yang tinggi menunjukkan kurangnya tutupan awan.
Gambar 4. Rata-rata nilai OLR April 2019
(Sumber: http://www.bom.gov.au/climate/mjo/#tabs=Cloudiness)
Nilai OLR rata-rata bulan April 2019 di wilayah Indonesia berkisar antara 180 – 240
W/m2. Nilai rata-rata OLR terendah 180 - 200 W/m2 terdapat di wilayah Sumatera Utara,
Aceh, Sumatera Barat, Sulawesi dan Papua Barat. Nilai rata-rata OLR tertinggi 220 - 260
W/m2 berada di wilayah Kalimantan, Jawa, Riau, Sumatera Selatan, dan Maluku Utara.
Dapat dikatakan bahwa secara umum tutupan awan di wilayah Indonesia relatif banyak
berada di wilayah Selatan ekuator. Di wilayah Kalimantan Selatan, nilai OLR berkisar
antara 200 - 220 W/m2. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat tutupan awan yang cukup
banyak selama bulan April 2019.
b. Fase Madden Julian Oscillation (MJO)
Pada bulan April 2019 MJO bergerak dari fase 5 (Maritime Continent) hingga 4
(Maritime Continent). Pada dasarian I, MJO bergerak dari fase 5 (Maritime Continent)
hingga fase 1 (West. Hem. and Africa). Pada dasarian II, MJO bergerak dari fase a (West.
| 7
Buletin Meteorologi Edisi April 2019
Hem. and Africa) hingga fase 2 (Indian Ocean). Pada dasarian III, MJO bergerak dari fase 2
(Indian Ocean) hingga 4 (Maritime Continent). Sehingga pada dasarian III yang berada
pada fase tersebut menunjukkan bahwa MJO berpotensi mempengaruhi kondisi cuaca di
wilayah Indonesia.
Gambar 5.Fase MJO April 2019
(Sumber: http://www.bom.gov.au/climate/mjo/graphics/rmm.phase.Last40days.gif)
4. Suhu Muka Laut
Secara umum rata-rata suhu muka laut pada bulan April 2019 di perairan Indonesia
dengan nilai ≥ 28 0C dengan suhu muka laut tertinggi di wilayah Indonesia berada di
Perairan Barat Sumatera dan Perairan Utara Papua. Suhu muka laut yang hangat
menunjukkan banyaknya kandungan uap air atau berpotensi menghasilkan penguapan yang
tinggi. Uap air yang dihasilkan dari penguapan tersebut merupakan sumber utama bagi
pembentukan awan-awan hujan, khususnya di sekitar wilayah dengan suhu muka laut yang
sangat tinggi.
| 8
Buletin Meteorologi Edisi April 2019
Gambar 6. Rata-rata Suhu Muka Laut April 2019
(Sumber: http://www.emc.ncep.noaa.gov/research/cmb/sst_analysis/images/monsstv2.png)
Gambar 7. Rata-rata Anomali Suhu Muka Laut April 2019
(Sumber: http://www.emc.ncep.noaa.gov/research/cmb/sst_analysis/images/monanomv2.png)
Anomali suhu muka laut bulan April 2019 di sebagian besar wilayah perairan
Indonesia berkisar antara 0.5 s.d 1.5 0C. Secara umum anomali suhu muka laut di wilayah
Indonesia sama dengan normalnya. Tidak terdapat anomali suhu muka laut yang bernilai
negatif di wilayah Indonesia. Sedangkan anomali yang bernilai positif meliputi seluruh
wilayah Indonesia. Anomali suhu muka laut bernilai positif atau di atas normal memberikan
| 9
Buletin Meteorologi Edisi April 2019
dampak terhadap bertambahnya uap air di wilayah Indonesia. Kondisi ini berpotensi
meningkatkan intensitas curah hujan di wilayah tersebut.
5. Monsun
Gambar 8. Rata-rata Tekanan Permukaan Laut April 2019
(Sumber: ftp://ftp.bom.gov.au/anon/home/ncc/www/cmb/mslp/mean/month/colour/latest.rsmc.gif)
Posisi gerak semu matahari pada bulan April berada di Bumi bagian Utara. Pusat
tekanan tinggi terdapat di belahan bumi Selatan (Samudera Pasifik dan Hindia) dan pusat
tekanan rendah berada di belahan bumi Utara (India). Kondisi ini mengakibatkan masa
udara bergerak dari belahan bumi selatan menuju be belahan bumi utara. Selama bulan
April 2019 musim hujan masih berlangsung di sebagian besar wilayah Indonesia termasuk
Kalimantan Selatan.
Nilai rata-rata tekanan permukaan laut bulan April 2019 dapat dilihat pada Gambar 8.
Daerah tekanan tinggi berada di Benua Samudera Pasifik dan Hindia (1024.1 dan 1022.1
hPa). Daerah tekanan rendah berada di India (1007.5 hPa). Di wilayah Indonesia rata-rata
tekanan permukaan laut berkisar antara 1010.0 – 1012.5 hPa.
Berdasarkan Gambar 9 rata-rata angin lapisan 3000ft pada bulan April di wilayah
Indonesia bagian selatan angin bertiup dari arah Timur Laut hingga Barat. Sedangkan di
Indonesia bagian utara angin dominan bertiup dari arah Barat hingga Timur Laut. Terdapat
wilayah pertemuan angin atau konvergensi di Aceh, Riau, Bengkulu, Sumatera Selatan,
| 10
Buletin Meteorologi Edisi April 2019
Lampung, Belitung, Kalimantan Tengah, Maluku, dan Papua. Belokan angin atau shearline
terjadi di Aceh, Riau, Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Belitung, Kalimantan Tengah,
Sulawesi Barat, Sulawesi Utara, Maluku, dan Papua. Daerah Netral terdapat di Sumatera
Barat, Kalimantan Barat, dan Pulau Sulawesi. Berdasarkan kondisi normal angin bulan
April, daerah pertemuan angin (konvergensi) umumnya berada di wilayah Lampung,
Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Gorontalo, Sulawesi Utara, Maluku, Papua Barat.
Pola angin berupa pertemuan angin atau konvergensi serta belokan angin atau shearline
dapat memicu pengangkatan masa udara yang berpotensi membentuk awan hujan di
wilayah tersebut.
Gambar 9. Normal Angin Lapisan 3000 ft bulan April dan Rata-rata April 2019
(Sumber: BMKG dan NOAA)
| 11
Buletin Meteorologi Edisi April 2019
6. Gradien Angin Lapisan Atas
a. Dasarian Pertama
Pada sepuluh hari pertama (dasarian I) bulan April 2019, dari peta gradien terlihat
wilayah Indonesia di sekitar equator didominasi oleh sel tekanan rendah kurang lebih 3 s.d
7 sel tekanan rendah yaitu di Dataran Benua Asia, teluk Benggala, Samudera Hindia,
Australia dan Samudera Pasifik. Di wilayah ekuator Indonesia tercatat kurang lebih 1 s.d 3
sel sirkulasi tertutup (eddy). Terdapat 1 sistem tekanan rendah yang aktif di Samudera
Hindia yakni siklon tropis “Wallace”. Siklon Tropis Wallace aktif mulai dari 6 s.d 9 April
2019 dengan tekanan minimum 982 mb dan kecepatan maksimum 60 knot, siklon ini aktif
di Laut Timor Utara Australia dan bergerak ke Barat Daya dan punah di Samudera Hindia
bagian Barat Australia.
Gambar 10. Analisa Gradien Angin Lapisan Atas Dasarian I April 2019
Pola angin di wilayah Indonesia sebelah Utara ekuator pada umumnya bertiup dari
arah Timur Laut – Barat Laut dengan kecepatan berkisar antara 0 – 30 knot, sedangkan di
sebelah Selatan ekuator dari arah Tenggara – Utara dengan kecepatan berkisar antara 0 – 45
knots. Daerah konvergensi (pertemuan angin) umumnya terjadi di Sumatera Barat, Bangka
Belitung, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Kalimantan Barat, Kalimantan
Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan,
Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, Laut Banda, Maluku, Maluku Utara, dan
Papua. Daerah konvergensi tersebut dapat memicu naiknya massa udara yang
mengakibatkan tumbuhnya awan-awan hujan di sebagian wilayah tersebut. Shearline
(belokan angin tajam) terdapat di wilayah Aceh, Sumatera Barat, Jambi, Kepulauan Riau,
Riau, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa, Laut Jawa, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara,
KalimantanTengah, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur,
Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Maluku, dan Papua. Hasil Pantauan Stasiun Meteorologi
| 12
Buletin Meteorologi Edisi April 2019
Banjarmasin, kondisi cuaca di Banjarmasin dan sekitarnya terdapat 6 hari hujan dengan 4
hari hujan dengan intensitas ringan, 1 hari hujan dengan intensitas sedang, dan 1 hari hujan
dengan intensitas Lebat.
b. Dasarian Kedua
Pada sepuluh hari kedua (dasarian II) di bulan April 2019, dari peta gradien terlihat
wilayah Indonesia di sekitar equator didominasi oleh sel tekanan rendah kurang lebih 3 s.d
7 sel tekanan rendah yaitu di India, Daratan Asia, Samudera Hindia, Australia, dan
Samudera Pasifik. Di wilayah ekuator Indonesia tercatat kurang lebih 1 s.d 4 sel sirkulasi
tertutup (eddy).
Gambar 11. Analisa Gradien Angin Lapisan Atas Dasarian II April 2019
Pola angin di wilayah Indonesia bagian Utara pada umumnya bertiup dari arah
Selatan - Tenggara dengan kecepatan angin 0 – 30 knots, sedangkan di bagian Selatan angin
bertiup dari arah Barat – Selatan dengan kecepatan 0 – 30 knots. Daerah pertemuan angin
atau konvergensi umumnya terjadi di wilayah Sumatera Barat, Kalimantan Barat,
Kalimantan Utara, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi
Tengah, Maluku, dan Papua. Daerah konvergensi tersebut dapat memicu naiknya massa
udara yang mengakibatkan tumbuhnya awan-awan hujan di sebagian wilayah tersebut.
Shearline (belokan angin tajam) terdapat di wilayah Aceh, Sumatera Barat, Riau,
Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, Pulau
Kalimantan, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Tenggara, Maluku, dan
Papua. Hasil Pantauan Stasiun Meteorologi Banjarmasin, kondisi cuaca di Banjarmasin dan
sekitarnya terdapat 5 hari hujan dengan 4 hari hujan dengan intensitas ringan dan 1 hari
hujan dengan intensitas sedang.
| 13
Buletin Meteorologi Edisi April 2019
c. Dasarian Ketiga
Pada sepuluh hari ketiga (dasarian III) bulan April 2019, dari peta gradien terlihat di
sekitar equator wilayah Indonesia didominasi oleh sel tekanan rendah kurang lebih 1 s.d 9
sel tekanan rendah yaitu di India, Teluk Benggala, Daratan Asia, Samudera Hindia, Jawa
Timur, Laut Banda, Australia, dan Samudera Pasifik. Di wilayah equator Indonesia tercatat
kurang lebih 1 s.d 3 sel sirkulasi tertutup (eddy). Terdapat 2 sistem tekanan rendah yang
aktif di wilayah Samudera Hindia yakni siklon tropis “Lorna” dan “Fani”. Siklon Tropis
Lorna aktif mulai dari 24 s.d 28 April 2019 dengan tekanan minimum 970mb dan kecepatan
maksimum 75 knot, siklon ini aktif di Samudera Hindia Barat Australia dan bergerak ke
Tenggara dan kemudian ke Selatan dan punah di lokasi yang sama. Siklon Tropis Fani aktif
mulai dari 27 April 2019 dan masih aktif hingga buletin ini ditulis dengan tekanan
minimum 964mb dan kecepatan maksimum 90 knot, siklon ini aktif di Samudera Hindia
Barat Aceh dan bergerak ke Utara kemudian ke Barat Laut.
Gambar 12. Analisa Gradien Angin Lapisan Atas Dasarian III April 2019
Pola angin di wilayah Indonesia bagian Utara pada umumnya bertiup dari arah
Selatan – Tenggara dengan kecepatan angin 0 – 30 knots, sedangkan di bagian Selatan
angin bertiup dari arah Barat – Selatan dengan kecepatan 0 – 30 knots. Daerah pertemuan
angin atau konvergensi umumnya terjadi di wilayah Laut Natuna Utara, Aceh, Sumatera
Utara, Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah,
Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Laut Jawa, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara,
Nusa Tenggara Barat, Maluku, dan Papua. Daerah konvergensi tersebut dapat memicu
naiknya massa udara yang mengakibatkan tumbuhnya awan-awan hujan di sebagian
wilayah tersebut. Shearline (belokan angin tajam) terdapat di wilayah Sumatera Barat, Riau,
Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Jambi, Sumatera Selatan, Jawa Timur, Kalimantan
Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Barat, Sulawesi
| 14
Buletin Meteorologi Edisi April 2019
Tenggara, Maluku, Maluku Utara, dan Papua. Hasil Pantauan Stasiun Meteorologi
Banjarmasin, kondisi cuaca di Banjarmasin dan sekitarnya terdapat 8 hari hujan dengan 7
hari hujan dengan intensitas ringan, dan 1 hari hujan dengan intensitas Lebat.
7. Estimasi curah hujan pantauan Satelit TRMM (Tropical Rainfall Measuring
Mission)
Satelit TRMM merupakan salah satu satelit yang mengamati curah hujan di wilayah
tropis secara realtime. Hasil pantauan satelit TRMM menunjukkan bahwa akumulasi curah
hujan pada bulan April 2019 untuk wilayah Kalimantan Selatan berkisar antara 200 – 500
mm. Akumulasi curah hujan ≥ 250 mm terjadi di wilayah Kota Banjarmasin, sebagian kecil
wilayah Kab. Barito Kuala dan Kab. Kotabaru, Kab. Hulu Sungai Utara, Kab. Tabalong,
serta Kab. Tanah Bumbu, sedangkan akumulasi curah hujan ≤ 250 mm terjadi di sebagian
besar wilayah Kalimantan Selatan. Akumulasi curah hujan bulan April 2019 berdasarkan
citra satelit TRMM dapat dilihat pada Gambar 13.
Gambar 13. Akumulasi Curah hujan Bulan April 2019
(Sumber: https://giovanni.gsfc.nasa.gov/giovanni/)
| 15
Buletin Meteorologi Edisi April 2019
B. GAMBARAN KONDISI CUACA LOKAL
1. Angin
Hasil pengamatan stasiun Meteorologi Banjarmasin pada bulan April 2019 arah angin
dominan bertiup dari arah Timur Laut (22,5° – 67,5°) dengan persentase sebesar 18,2%.
Kecepatan angin terbanyak adalah 4 - 7 knot dengan persentase 40,1% sedangkan kecepatan
angin maksimum mencapai 17 knot. Distribusi angin pada bulan April 2019 berdasarkan
arah dan kecepatannya (Windrose) dapat dilihat pada Gambar 14.
Gambar 14. Grafik Arah dan Kecepatan angin dominan April 2019
2. Kelembaban Udara
Profil kelembaban udara rata-rata harian bulan April 2019 berkisar antara 77 - 94%,
kelembaban maksimum harian berkisar antara 92 – 98%, dan kelembaban udara minimum
harian berkisar antara 51 - 91%. Kelembaban minimum terjadi pada tanggal 19 sebesar 51%
dan kelembaban maksimum terjadi pada tanggal 1, 2, 11, 13, 20, 22, 27, 28 dan 30 sebesar
98%. Profil kelembaban harian bulan April 2019 dapat dilihat pada Gambar 15.
| 16
Buletin Meteorologi Edisi April 2019
Gambar 15.Grafik Profil Kelembaban Udara Harian April 2019
Gambar 16.Grafik Profil Kelembaban Udara Rata-rata Perjam April 2019
Profil kelembaban udara rata-rata per-jam mencapai nilai maksimum terjadi antara
jam 03.00 – 06.00 WITA dengan nilai berkisar antara 94.0 – 96.0 %, sedangkan
kelembaban udara minimum terjadi antara jam 13.00 - 15.00 WITA dengan nilai berkisar
antara 68.0 – 70.0%. Detail profil kelembaban rata-rata per jam bulan April 2019 dapat
dilihat pada Gambar 16.
| 17
Buletin Meteorologi Edisi April 2019
3. Suhu Udara
Gambar 17. Grafik Profil Suhu Udara Harian April 2019
Gambar 18. Grafik Profil Suhu Udara Rata-rat Perjam Bulan April 2019
Profil suhu udara rata-rata harian bulan April 2019 berkisar antara 25.3 – 29.3 0C,
suhu udara maksimum harian berkisar antara 26.4 – 35.4 0C, dan suhu udara minimum
harian berkisar antara 23.2 – 26.6 0C. Suhu udara maksimum adalah sebesar 35.4 0C terjadi
pada tanggal 19. Sedangkan suhu minimum 23.2 0C terjadi pada tanggal 2. Profil suhu
udara harian bulan April 2019 dapat dilihat pada Gambar 17.
Profil suhu udara rata - rata perjam bulan April 2019 dapat dilihat pada Gambar 18.
Dari grafik dapat terlihat kecenderungan suhu udara meningkat mulai pukul 07.00 WITA.
| 18
Buletin Meteorologi Edisi April 2019
Nilai maksimum suhu udara rata-rata per-jam berkisar antara 30.7 – 31.5 0C terjadi antara
pukul 12.00 – 15.00 WITA. Nilai minimum suhu udara rata-rata per-jam berkisar antara jam
05.00 – 07.00 WITA dengan suhu berkisar 25.3 – 25.4 0C. Profil suhu udara rata-rata
perjam bulan April 2019 dapat dilihat pada Gambar 18.
4. Jarak Pandang Mendatar (Visibility)
Hasil pengamatan jarak pandang mendatar rata-rata perjam di Bandara Syamsudin
Noor Banjarmasin bulan April 2019 umumnya > 9 km. Jarak pandang maksimum ( > 9 km)
terjadi pada pagi hingga malam hari antara pukul 09.00 – 24.00 WITA. Visibility mulai
menurun (< 8 km) antara pukul 01.00 - 07.00 WITA. Kondisi ini dikarenakan halimun
(mist) dan hujan (Rain) pada dini hari. Profil Jarak Pandang Mendatar (visibility) rata - rata
harian bulan April 2019 dapat dilihat pada Gambar 19.
Gambar 19. Grafik Jarak Pandang Mendatar (visibility) April 2019
Selama bulan April 2019, jarak pandang mendatar (visibility) yang tergolong ekstrim
(< 1000 m) terjadi sebanyak 6 kali dimana jarak pandang mendatar terendah mencapai 600
meter pada tanggal 20, 22 dan 28, 900 m pada tanggal 30, 1000 m pada tanggal 7 dan 19.
Kondisi ini terjadi akibat hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dan dikarenakan
Halimun (Mist) di wilayah Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin. Grafik Jarak Pandang
Mendatar (visibility) Ekstrem bulan April 2019 dapat dilihat pada Gambar 20.
| 19
Buletin Meteorologi Edisi April 2019
Gambar 20. Grafik Jarak Pandang Mendatar (visibility) Ekstrem April 2019
5. Curah Hujan
Berdasarkan hasil pengukuran, curah hujan kumulatif bulan April 2019 adalah sebesar
305.7 mm dengan hari hujan sebanyak 18 hari. Pada dasarian I jumlah curah hujan adalah
81.4 mm dengan 8 hari hujan. Pada dasarian II jumlah curah hujan adalah 75.5 mm dengan
7 hari hujan dan dasarian III jumlah curah hujan adalah 99.5 mm dengan 8 hari hujan.
Curah hujan harian tertinggi sebesar 60.0 mm yang terjadi pada tanggal 20 April 2019.
Curah hujan normal (rata-rata 30 tahun) bulan April sebesar 243 mm. Dibandingkan dengan
normalnya, curah hujan bulan April 2019 bersifat Atas Normal. Grafik curah hujan harian
bulan April 2019 dapat dilihat pada Gambar 21.
Gambar 21. Grafik Curah Hujan Harian April 2019
| 20
Buletin Meteorologi Edisi April 2019
Berdasarkan hasil pantauan penakar hujan otomatis tipe Hellman di Stasiun
Meteorologi Syamsudin Noor selama bulan April 2019 menyatakan bahwa total curah hujan
maksimum perjam sebesar 77.0 mm terjadi pukul 00.00-01.00 WITA dan jumlah curah
hujan maksimum mutlak yakni sebesar 53.7 mm yang terjadi pada tanggal 20 April 2019.
Grafik kejadian hujan harian bulan April 2019 dapat dilihat pada Gambar 22.
Gambar 22. Grafik Profil Curah Hujan Setiap Jam Bulan April 2019
6. Keadaan Cuaca
Berdasarkan hasil pantauan cuaca yang terjadi bulan April 2019 di Stasiun Syamsudin
Noor Banjarmasin, kondisi cuaca signifikan kejadian Hujan sebanyak 18 kali, Petir 17 kali,
Suhu Udara Ekstrem 1 kali, Kabut 5 kali dan jarak pandang mendatar kurang dari 1000 m
ada 6 kali kejadian. Kondisi cuaca signifikan didominasi oleh kejadian hujan disertai petir
sebanyak 17 kali kejadian.
| 21
Buletin Meteorologi Edisi April 2019
Gambar 23. Grafik Cuaca Signifikan Bulan April 2019
7. Kalender Cuaca
Gambar 24. Kalender Cuaca Bulan April 2019
| 22
Buletin Meteorologi Edisi April 2019
IV. KEJADIAN CUACA EKSTREM
DASARIAN I
a. Hujan Lebat – Sangat Lebat
Pada tanggal 2 April 2019 terjadi hujan dengan intensitas lebat sebesar 50.4 mm
Kondisi ini terjadi akibat adanya pertemuan angin atau konvergensi di wilayah
Kalimantan Selatan sehingga memungkinkan terjadinya pertumbuhan awan-awan
konvektif di wilayah Kalimantan Selatan.
b. Angin Kencang
NIHIL.
c. Suhu Ekstrim
NIHIL
d. Jarak Pandang Mendatar
Pada tanggal 7 April 2019 tercatat jarak pandang mendatar minimum mencapai 100 m
yang dikarenakan hujan intensitas lebat.
DASARIAN II
a. Hujan Lebat – Sangat Lebat
Pada tanggal 20 April 2019 terjadi hujan dengan intensitas lebat sebesar 60.0 mm
Kondisi ini terjadi akibat adanya pertemuan angin atau konvergensi di wilayah
Kalimantan Selatan sehingga memungkinkan terjadinya pertumbuhan awan-awan
konvektif di wilayah Kalimantan Selatan
b. Angin Kencang
NIHIL
c. Suhu Ekstrim
Pada tanggal 19 April 2019 tercatat suhu udara mencapai 35,4° C dimana melebihi 30C
di atas nilai normalnya yang mana pada bulan April rata- rata mencapai 32,1° C
d. Jarak Pandang Mendatar
Pada tanggal 19 dan 20 April 2019 tercatat jarak pandang mendatar minimum mencapai
100 dan 600 m yang dikarenakan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.
| 23
Buletin Meteorologi Edisi April 2019
DASARIAN III
a. Hujan Lebat – Sangat Lebat
Pada tanggal 28 April 2019 terjadi hujan dengan intensitas lebat sebesar 56.6 mm.
Kondisi ini terjadi akibat adanya belokan angin atau Shearline di wilayah Kalimantan
Selatan sehingga memungkinkan terjadinya pertumbuhan awan-awan konvektif di
wilayah Kalimantan Selatan.
b. Angin Kencang
NIHIL
c. Suhu Ekstrim
NIHIL
d. Jarak Pandang Mendatar
Pada tanggal 22, 28, dan 30 April 2019 tercatat jarak pandang mendatar minimum
mencapai600 m hingga 900 m yang dikarenakan hujan intensitas lebat dan Halimun
(Mist) di wilayah Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin .
| 24
Buletin Meteorologi Edisi April 2019
V. PRAKIRAAN
A. PRAKIRAAN HUJAN
1. Prakiraan Curah Hujan Mei 2019
Prakiraan akumulasi curah hujan Mei 2019 di wilayah Kalimantan Selatan secara
umum dalam kategori menengah antara 151-300 mm. Untuk curah hujan 101 - 150 mm
diprakirakan di Kab. Banjar (Danau Salak/Gn. Sari, danau Salak/ Lawa, Kertak Hanyar/
Manarap Baru), Kab. Barito Kuala (Marabahan/ Marabahan Kota, Barambai/ Kolam
Kanan), Kab. Hulu Sungai Tengah (Pandawan), Kab. Hulu Sungai Utara (Babirik/
Babirik Hilir), Kab. Tabalong (Haruai/ Kembang Kng). Wilayah di sekitar Stasiun
Meteorologi Syamsudin Noor Landasan Ulin curah hujan diprakirakan antara 201 - 300
mm. Prakiraan curah hujan bulan Mei 2019 di wilayah Kalimantan Selatan dapat dilihat
pada Gambar 25.
Gambar 25. Prakiraan Curah Hujan Kalimantan Selatan Bulan Mei 2019
(Sumber: Stasiun Klimatologi Banjarbaru)
| 25
Buletin Meteorologi Edisi April 2019
2. Prakiraan Sifat Hujan Mei 2019
Prakiraan sifat hujan Mei 2019 di wilayah Kalimantan Selatan berdasarkan data
Stasiun Klimatologi Banjarbaru secara umum pada kondisi Atas Normal. Sifat hujan
bawah normal diperkirakan di wilayah Kab. Kotabaru (Kelumpang Selatan/ Sangking
Baru), Kab. Banjar (Danau Salak/ Lawa) dan Kab. Tanah Bumbu (Kr, Bintang/
Manunggal). Sifat hujan atas normal diprakirakan diwilayah Kota Banjarmasin, Kota
Banjarbaru, Kab. Tapin, Kab. Tanah Laut (Takisung/ Gn. Makmur, Tambang Ulang/
Pulau Sari, SMPK Pelaihari, Panyipatan/ Batu Mulia, Kurau/ Maluka Baulin, Jorong), Kab,
Banjar (Simpang Empat/ Batu Balian, SMPK Sei Tabuk/ Gd. Hirang, Danau Salak/ Atanik,
Gambut/ Kayu Bawang, Beruntung Baru/ Kmpg Baru, Danau Salak/ C.Kantor, Danau
Salak/ Lawa Baru, danau Salak/ Salam, Martapura Kota, Pengaron), Kab. Barito Kuala
(Tamban/ Koanda, Anjir Pasar/ Anjir Pasar Kota, Rantau Badauh/ Sei Bamban,
Tabunganen/ Sei Jinggah Besar, Mandastana/ Karang Indah, Wanaraya Kolam Kiri), Kab.
Hulu Sungai Selatan (Angkinang/ Bamban Selatan, Simpur/ Wasah Hulu, Padang Batung/
Durian Rabung, Kalumpang/ Tambingkar, Kandangan/ Tibung Raya), Kab. Hulu Sungai
Tengah ( Barabai/ Mandingin, Batu Benawa/ Pagat, Batang Alai Selatan/ Kapar, SMPK
Pantai Hambawang), Kab. Hulu Sungai Utara (Amuntai Tengah/ Pasar Senin, Babirik/
Babirik Hilir, Banjang, Sei Pandan/ Bt. Pangkalan), Kab. Tabalong (Murung Pudak/
Tanjung Selatan, Haruai/ Kembang Kng, Banua Lawas/ Banua Rantau, Tanjung/ Hikun,
Upau/ Masingai I, Muara Uya, Muara Harus/ Tantaringin, Murung Pudak/ Maburai), dan
Kab. Tanah Bumbu (Kusan Hulu/ Sungai Rukam). Untuk wilayah di sekitar Stasiun
Meteorologi Syamsudin Noor Banjarmasin sifat hujan diprakirakan dalam kondisi atas
normal. Prakiraan sifat curah hujan bulan Mei 2019 di wilayah Kalimantan Selatan dapat
dilihat pada Gambar 26.
| 26
Buletin Meteorologi Edisi April 2019
Gambar 26. Prakiraan Sifat Hujan Kalimantan Selatan Bulan Mei 2019
(Sumber: Stasiun Klimatologi Banjarbaru)
| 27
Buletin Meteorologi Edisi April 2019
B. INFORMASI KELAUTAN
1. Tinggi Gelombang Signifikan
Gambar 27. Rata-rata Tinggi Gelombang Signifikan Bulan Mei
Rata- rata tinggi gelombang signifikan pada bulan Mei di wilayah perairan Kalimantan
Selatan berkisar antara 0.2 hingga 0.8 meter. Rata-rata gelombang signifikan tertinggi
berada di wilayah Laut Jawa dan dominan dari arah Timur hingga Selatan. Sedangkan
untuk rata- rata maksimum tinggi gelombang signifikan pada bulan Mei antara 0.6
hingga 1.6 meter dari arah Timur hingga Selatan dengan gelombang tertinggi di
wilayah perairan Laut Jawa mencapai 1.8 meter.
Gambar 28. Rata-rata Maksimum Tinggi Gelombang Signifikan Bulan Mei
| 28
Buletin Meteorologi Edisi April 2019
2. Pasang Surut
Informasi prakiraan pasang surut bulan Mei 2019 dibagi menjadi beberapa wilayah yaitu
di wilayah perairan Kota Banjarmasin meliputi Banjarmasin, Sungai Barito, Sungai
Tabanio dan wilayah perairan Kabupaten Kotabaru meliputi Teluk Kelumpang, Kampung
Baru, Tanjung Pamukan yang dapat dilihat pada lampiran.
| 29
Buletin Meteorologi Edisi April 2019
TIM REDAKSI
Pelindung : Karmana, S.Si, M.M.
Kepala Stasiun Meteorologi Klas II Syamsudin Noor Banjarmasin
Penanggungjawab : Riza Arian Noor, S.Si, M.Ling
Kepala Seksi Observasi Dan Informasi
Anggota Tim : 1. Purwo Aji Setiawan
2. Rianita Sekar Utami
3. Uli Mahanani
4. Rizqi Nur Fitriani
5. Utari Randiana
6. Bayu Kencana Putra
7. Muhammad Shaa Imul Qadri
8. Ruth Mandasari S.
| 36
Buletin Meteorologi Edisi April 2019
Lampiran 2
Alamat Website Informasi Meteorologi
- BMKG
www.bmkg.go.id
- BMKG Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor
http://stamet.syamsudinnoor.bmkg.go.id
- Prakiraan Cuaca Harian Provinsi Kalimantan Selatan
http://web.meteo.bmkg.go.id/id/prakiraan/cuaca-prakiraan
- Informasi Meteorologi Penerbangan
http://aviation.bmkg.go.id
- Informasi Meteorologi Kelautan
http://maritim.bmkg.go.id
- Informasi Titik Panas (hotspot)
http://satelit.bmkg.go.id/BMKG/index.php?pilih=31
- Informasi Potensi Kebakaran Lahan
http://web.meteo.bmkg.go.id/id/peringatan/kebakaran-hutan