daftar isi
DESCRIPTION
Daftar IsiTRANSCRIPT
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..................................................................................................................... i
BAB I KATA PENGANTAR........................................................................................... ii
BAB II PENDAHULUAN................................................................................................ 1
1.1 Latar belakang penulisan makalah......................................................................... 2
1.2 Latar belakang produk............................................................................................
BAB II TENTANG PARFUM.......................................................................................... 2
2.1 Pengertian dan Sejarahnya Parfum ...................................................................... 2
2.2 Tingkat Konsentrat Parfum .................................................................................. 4
2.3 Pembagian dan Sumber Parfum ........................................................................... 5
2.4 Teknik dan Cara Pembuatan Parfum..................................................................... 9
2.5 Kandungan dan Komposisi Parfum....................................................................... 11
2.6 Bahaya Penggunaan Parfum ................................................................................. 12
2.7 Tips Pemakaian Parfum yang Benar .................................................................... 17
2.8 Parfum Menurut Pandangan Islam........................................................................ 18
2.9 Minyak Nilam ...................................................................................................... 23
2.10 Contoh Sediaan Parfum ...................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
CHAPTER I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penulisan Makalah
Seiring perkembangan zaman, kehidupan dunia telah berubah fungsi mulai dari
sesuatu yang sederhana yaitu hidup dan mati menjadi sesuatu yang hebat dan luar biasa.
Banyak hal-hal yang tidak mungkin menjadi mungkin, banyak hal yang mustahil berusaha
untuk diadakan, dan bahkan banyak sesuatu yang tabu, salah, dan melanggar norma-norma
sosial keagamaan berusaha untuk diadaptasikan sesuai dengan situasi dan kondisi zaman
sekarang yang berorientasi kebebasan. Perubahan perilaku yang menjorok kebawah, tata
krama berbicara, tata cara berpakaian yang bertujuan sombong-sombongan menyebabkan
adanya perubahan mendasar dari fitrah manusia. Lihatlah disekitar atau disekeliling kita,
apakah masih banyak orang yang menerapkan bahwa sesuatu yang benar adalah benar dan
yang salah adalah sesuatu yang melanggar dan harus ditinggalkan? Dengan perkembangan
dunia ini yang terlampau sengit, agen-agen perubahan telah merasa ringan pekerjaannya
dengan bantuan globalisasi dan teknologi. Sehingga tujuan dari sifat-sifat terpuji yang telah
tertanam dalam diri manusia sebagai insan khalifah bumi menjadi rendah derajatnya
menyamai sifat-sifat derajat rendah.
Telah jelas bahwa hal-hal tersebut menandakan pola pikir manusia yang dalam bahasa
kasarnya disebut sebagai agen generasi “free mind” dan “free style” sehingga manusia atau
subjek tersebut dapat dikatakan memiliki jiwa yang pembangkang terhadap kebenaran.
Jika kita menegok ke belakang, yaitu masa yang telah lalu, banyak sekali pelajaran-
pelajaran yang seharusnya menjadi acuan perubahan dan orientasi kehidupan, diambil sari
pati kehikmahannya untuk dijadikan sebagai pembanding bagaimana seharusnya
berkehidupan yang benar-benar insani. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan penulisan
makalah ini, penulis menginginkan adanya kritisi terhadap perubahan sosial dan tentunya
analisis kimiawi terhadap salah satu perkara yang menyebabkan perubahan tersebut yaitu
parfum.
Parfum bukan lagi hal yang asing untuk dalam kehidupan. Bahkan parfum saat ini
telah menjadi kebutuhan setiap orang. Jika tidak ada parfum, rasanya badan ini terasa tidak
enak dengan zat keluaran alami yang dihasilkan oleh tubuh tersebut yaitu ketika berkeringat,
dan jika tidak ada parfum juga, seseorang bisa mengalami kemunduran kepercayaan terhadap
dirinya sendiri sebagai timbal balik dari bau keringat tersebut. Sehingga membiasakan
menggunakan parfum menjadi variabel peningkat performa seseorang sebagai tandingan dari
dua hal tersebut diatas. Namun, apakah semua orang dibenarkan dalam penggunaan salah
satu dari produk kimia ini? Dengan penulisan makalah ini, hal tersebut akan dijelaskan
dengan cukup mendetail dengan menggunakan pendekatan-pendekatan yang lengkap dari
segala aspek kehidupan.
1.2 Latar Belakang Produk
Pada dasarnya, segala sesuatu yang berbau wangi akan lebih mudah diterima sebagai
sesuatu yang nyaman. Mulai dari wangi bunga dan tanaman herba sampai kepada pewangi
sintetis pakaian dan badan, wangi dari parfum tersebut akan menstimulasikan otak agar
bertindak sesuai fantasi dari wangi parfum tersebut. Dilihat dari segi sejarahnya, riwayat
parfum telah ada sejak zaman Mesopotamia kuno sekitar lebih dari 4000 tahun yang lalu.
Dahulu, orang-orang menggunakan tanaman herbal, rempah-rempah, bunga dan dicampurkan
bersama untuk membuat wewangian. Selanjutnya pada pertengahan abad ke-15 parfum mulai
dicampur minyak dan alkohol. Meskipun demikian, parfum baru mengalami kemajuan pesat
pada abad ke-18 dengan munculnya beragam aroma wewangian dan botol yang indah
(Wikipedia, 2011). Secara umum, parfum sendiri berasal dari bahasa latin yaitu “per fumum”
yang berarti melalui asap.
Dalam 20 tahun terakhir ini terdapat peningkatan yang pesat pada jumlah produksi
parfum (Albano, Goodelman, Kunes, & O’Rourke 2010). Bahkan industri parfum
diperkirakan dapat memperoleh hasil penjualan tahunan sebesar 25-30 juta dollar (NYtimes,
2009). Hal tersebut menunjukkan adanya kebutuhan masyarakat akan parfum yang semakin
hari semakin meningkat.
Ada beberapa alasan mengapa konsumen menggunakan parfum. Dari hasil
penelitian Borgave & Chaudari (2010), konsumen merasa lebih baik dan merasa lebih
percaya diri setelah menggunakan parfum. Hasil penelitian lainnya dari Borgave & Chaudari
(2010), adalah konsumen menilai wangi parfum berada di urutan pertama yang
dipertimbangkan pada saat akan membeli parfum. Urutan selanjutnya adalah merek, harga,
dan kemasan parfum itu sendiri.
CHAPTER II
TENTANG PARFUM DAN FUNGSINYA
2.1 Pengertian dan Sejarah Parfum
Parfum atau minyak wangi adalah campuran minyak esensial dan senyawa
aroma (aroma compound), fiksatif, dan pelarut yang digunakan untuk memberikan bau wangi
untuk tubuh manusia, obyek, atau ruangan. Parfum adalah campuran dari zat pewangi yang
dilarutkan dalam pelarut yang sesuai. Jumlah dan tipe pelarut yang bercampur dengan
minyak wangi menentukan apakah suatu parfum dianggap sebagai ekstrak parfum, Eau de
parfum, Eau de toilette, atau Eau de Cologne.
2.2 Fungsi dari Parfum
Fungsi parfum dalam kehidupan manusia :
Dapat memberikan kesenangan hidup
Dapat mempengaruhi kejiwaan dan syaraf
Memberikan wewangian kepada bahan yang tidak wangi dan menghilangkan bau yang tidak
enak pada berbagai macam hasil industri textil, kulit, kertas, karet, plastik
Dapat melindungi manusia dari penyakit yang Disebabkan bakteri
Dapat menetralisir keracunan makanan karena Bakteri tertentu
Dapat mengobati sakit kepala
Dapat membantu proses pencernaan
Dapat menambah selera makan
Dapat meningkatkan kepercayaan diri
Dapat menarik perhatian lawan jenis
Parfum sudah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu. Kata "parfum" berasal dari
bahasa Latin per fume "melalui asap". Salah satu kegunaan parfum tertua berupa bentuk
pembakaran dupa dan herbal aromatik yang digunakan dalam pelayanan keagamaan,
seringkali untuk aromatic gums, kemenyan dan mur, dikumpulkan dari pohon. Mesir kuno
adalah yang pertama kali memasukkan parfum kedalam budaya mereka lalu diikuti oleh Cina
kuno, Hindu, Israel, Carthaginians, Arab, Yunani, dan Romawi.
Sejarah penggunaan awal dari botol parfum adalah di Mesir sekitar 1000 SM. Mesir
menemukan gelas dan botol parfum adalah salah satu penggunaan umum pertama untuk kaca.
CHAPTER III
PROSES PEMBUATAN PRODUK PARFUM
Ada dua jenis Parfum, yaitu Parfum alami (Natural) dan Parfum tiruan (Synthetic). Parfum alami biasanya berasal dari bahan-bahan yang diambil dari tumbuhan / herba, dan hewan. Parfum tiruan adalah parfum yang berasal dari bahan-bahan kimia.
Cara pembuatan parfum dalam pembahasan ini adalah teknik bagaimana membuat produk parfum yang dibataskan pada penggunaan tumbuhan herba, bunga bungaan, dan tumbuhan alami lainnya serta dengan penggunaan bahan-bahan kimia sintetik
3.1 Teknik dan Cara Pembuatan Parfum
Produk-produk parfum yang populer saat ini merupakan hasil keterampilan teknik
tingkat tinggi, yang dicapai melalui eksperimentasi serta perbaikan alat dan perangkatnya
secara terus menerus. Banyak mesin yang berlainan yang harus diuji coba sebelum versi
finalnya menjadi alat penyulingan modern.
Ada lima teknik untuk memproduksi parfum :
1. Maceration: Merupakan teknik yang paling kuno, yakni penyatuan antara wewangian
dan lemak melalui pemanasan. Pada proses ini, absorbsi minyak atsiri oleh lemak
dilakukan dalam keadaan hangat. Alat yg digunakan dan proses pencampuran bunga
dengan lemak sama seperti pada enfleurage. Kebaikan cara ini adalah daya absorbsi
lemak terhadap bau bertambah besar dan kelemahannya karena kemungkinan sebagian
komponen minyak mengalami kerusakan dengan panas, sehingga cara ini jarang
digunakan. Dilakukan terhadap beberapa jenis bunga: mawar, orange, yang kegiatan
fisiologisnya terhenti setelah pemetikan. Bunga tersebut jika disuling hanya
menghasilkan sejumlah minyak yang diproduksi oleh bunga pada saat ekstraksi dan
seterusnya akan mati dan tdk memproduksi minyak.
2. Enfleurage: Pada proses ini absorbsi minyak atsiri oleh lemak dilakukan pada suhu
rendah, sehingga minyak terhindar dari kerusakan yang disebabkan panas. Metode ini
banyak diterapkan untuk mengekstraksi beberapa jenis minyak bunga seperti: melati,
ekstraksi sedap malam, mawar, yang masih melanjutkan kegiatan fisiologisnya dan
memproduksi minyak setelah bunga dipetik. Proses ini menghasilkan rendemen minyak
lebih tinggi, kelemahannya memerlukan waktu lebih lama, membutuhkan tenaga trampil
dan berpengalaman Menyatukan wewangian dan minyak tapi dengan cara yang berbeda,
yakni penyerapan wewangian melalui lemak dan benzoin. Cara ini dapat menghasilkan
parfum setara bunga.
3. Distilasi atau penyulingan: proses pemisahan komponen berupa cairan atau padatan dari
2 macam campuran atau lebih berdasarkan titik uapnya dan proses ini dilakukan terhadap
minyak atsiri yang tidak larut dalam air dan tidak rusak oleh uap. Kelemahan distilasi
adalah Tidak baik digunakan untuk jenis minyak yang mengalami kerusakan oleh panas
dan air. Minyak atsiri yang mengandung fraksi ester akan terhidrolisa karena adanya air
dan panas. Komponen minyak yang larut dalam air tidak dapat diekstraksi. Komponen
minyak dengan titik didih tinggi, sebagian tidak ikut tersuling dan tetap tinggal dalam
bahan. Berbagai bahan wewangian dilumatkan dan dimasukkan kedalam mesin
penyuling, lalu dicampur dengan air dan dipanaskan hingga mendidih. Melalui pipa leher
angsa, uapnya didinginkan dan menjadi cairan: air terletak dibagian bawah, sedangkan
esensnya yang berupa minyak mengambang dibagian atas.Dari esens itu, biasanya
kemudian dipisahkan.Namun kadang-kadang air bercampur esens itu dijual dalam bentuk
murni.
4. Ekstraksi: Mengingat tidak semua bunga atau tanaman dapat didistilasi, misalnya mawar
centifolia, narcissus, atau mimosa. Maka para ahli mengembangkan teknik ekstraksi.
Bahan-bahan parfum tidak dilumatkan tapi dicampur dengan air dan diputar berulang-
ulang hingga mengeluarkan pelarut. Pelarut ini kemudian dimasukkan ke ruang hampa
udara, dipanaskan, dijadikan uap dan seterusnya sama dengan proses distilasi.
5. Ekspresi atau pengepresan: Cara pengepresan umumnya dilakukan terhadap bahan
beberapa biji, buah atau kulit buah yang dihasilkan dari tanaman yang termasuk famili citrus,
karena minyak dari tanaman citrus akan mengalami kerusakan jika diekstraksi dengan
penyulingan. Dengan tekanan pengepresan, sel-sel yang mengandung minyak akan pecah dan
minyak akan mengalir ke permukaan bahan Contoh: Minyak lemon, Minyak bergamot (kulit
jeruk mandarin). Ekspresi atau pengepresan adalah teknik terakhir. Cara ini digunakan untuk
mengekstraksi minyak citrus dan buah-buahan semacam jeruk orange, lemon, dan mandarin.
Minyak alami dari buah-buahan ini terdapat dalam kelenjar kecil dibagian kulitnya. Dengan
pengupasan dan pemerasan, minyak yang merupakan esens wewangian dan air itu dapat
keluar. Prinsip yang sama diterapkan dalam pabrikasi parfum.
3.3 Proses Pembuatan Parfum Menggunakan Bahan-Bahan Kimia
Proses ini bertujuan untuk menghasilkan produk parfum menggunakan bahan-bahan dari sintetik atau kimia. Bahan-bahan kimia yang biasa digunakan dalam proses menghasilkan minyak wangi atau parfum adalah :
Benzyl acetate C6H5CH2OCOCH3
Benzyl salicylate C14H12O3
iso-Bornyl acetatep-t-Butyl cyclohexyl acetate Cedryl acetate Citronellol C10H20O Dihydro myrcenol C10H20O Geraniol C10H18O Heliotropine C8H6O3
Hexyl cinnamic aldehyde C15H20O Indole C8H7N
y-Methyl ionone Musk ketone Penyl ethyl alcohol C8H10O Vanillin (Vanila) C8H8O3
Methyl dihydro jusmonate C13H22O3
Dimethyl benzyl carbinyl butyrate C14H20O p-t- Buthyl Methyl hydrocinnamie aldehyde Phenyl acetaldehyde C8H8O
Bahan-bahan tersebut di atas (dua-tiga jenis atau lebih) dicampur dan dilarutkan dengan :
Phenyl Ether Alcohol atau gunakanlah Light Cosmetic Mineral Oil (Light Cosmetic White Oil) jika tidak mau menggunakan Phenyl Ether Alcohol.
3.4 Pembuatan
Formula 1 :
50 g Hexyl cinnamic aldehyde 50%
25 ml Methyl dihydro jusmonate 25%
20 ml Benzyl acetate 20%
3 g Dimethyl benzyl carbinyl butyrate 3%
2 g Indole 2%
0.10 g Proethyl (Bahan pengawet)
Larutkan semua bahan tersebut di dalam Mineral Oil (White Oil).
Jika inginkan hasil minyak wangi ini halus atau tidak kental dan menyengat baunya, campurkanlah dengan sedikit Phenyl Ether Alcohol atau Isopropyl Streate.
Formula 2 :
150 ml p-t- Buthyl Methyl hydrocinnamie aldehyde
100 ml Hexyl cinnamic aldehyde
45 ml y-Methyl ionone
10 ml Phenyl acetaldehyde
0.10 g Proethyl (Bahan Pengawet)
Larutkan semua bahan tersebut di dalam 200 ml Phenyl Ether Alcohol
untuk Formula No. 2 ia adalah jenis alkohol. Jika tidak mau menggunakan alkohol,
bahan-bahan yang lain itu hendaklah dilarutkan menggunakan Proplyn Glycol (PG) sebagai pelarutnya.
Setelah bahan-bahan itu dilarutkan di dalam PG, masukkanlah ke dalam Mineral Oil (White Oil). Kemudian masukkan Prophyl Paraben sebanyak 0.2% dan Isopropyl Streate secukupnya bagi menghaluskan Minyak Wangi itu supaya tidak pekat dan melekat jika dipakai nanti. Blender adonan dengan kecepatan yang tinggi supaya semua bahan larut dan biarkan ia stabil sehingga menjadi jernih. Terakhir , masukkanlah Fixative sebanyak 1.0%, kocok hingga larut dan masukkan ke dalam botol-botolnya atau Sprayer ( botol dengan pompa penyemprot).
3.4 Melarutkan Bahan
Terdapat 2 jenis Pelarut :
(a) DEA (Denatured Ether Alcohol)
- untuk menghasilkan minyak wangi beralkohol untuk diisi di dalam botol jenis spray (automizer).
(b) DEP (Diethyl Ether Pathalate)
- untuk menghasilkan minyak wangi berasaskan minyak.
3.6 Perbandingan untuk campuran
Lazimnya terdapat 3 formula untuk mencampur Minyak Wangi :
• 1 : 1 - Perbandingan campuran yang menghasilkan hasil yang terbaik tetapi biaya
pengeluarannya adalah tidak praktis.
• 1 : 4 - Perbandingan campuran yang biaya paling efektif namun hasil yang dikeluarkan
hanya sekadar biasa saja.
• 2 : 3 - Perbandingan campuran yang boleh dianggap ideal dan yang disarankan.
• 1 : 1 Ini bererti penggunaan bibit Minyak Wangi = 1 bagian dan Pelarut = 1 bagian
• 1 : 4 Penggunaan bibit Minyak Wangi = 1 bagian dan Pelarut = 4 bagian
• 2 : 3 Penggunaan Pati Minyak Wangi = 2 bagian dan Pelarut = 3 bagian
Untuk menjadikan Minyak Wangi yang anda campur ini tahan lebih lama yaitu tidak busuk, masukkan 0.02% Prophyl Paraben ke dalam bibit Minyak Wangi sebelum mulai memcampur. Untuk memantapkan Minyak Wangi anda supaya tidak hilang keharumannya dari minyak / pelarut yang digunakan, masukkan sedikit Fixative. Anda juga bias mencampurkan bibit Minyak Wangi untuk menghasilkan haruman yang baru, gunakan kreativitas anda.
bibit Minyak Wangi dan Minyak Wangi yang telah dibancuh tidak boleh disimpan di tempat yang panas atau terpapar pada cahaya matahari, kerana ia akan rusak.
3.7 Kandungan dan Komposisi Parfum
Setiap produk wewangian mengandung pelarut tambahan yang berfungsi sebagai
media atau fondation baik parfum itu asli atau sintesis. Persentase kandungan bahan kimia
dalam parfum antara kisaran 30 % tergantung dari jenis produknya. Namun dari beberapa
analisa pasar, 95 % bahan kimia yang terkandung di dalam produk wangian adalah bahan
kimia sintetik yang berbahan dasar petroleum yang merupakan turunan benzena, aldehid atau
zat yang umumnya terkenal beracun. Salah satu organisasi di Amerika yang menangani
masalah kesehatan lingkungan menemukan zat kimia beracun dari 815 sampel yang mereka
ambil. Tes yang dilakukan pada tahun 1991 menemukan zat-zat yang terkandung adalah
kloroform yang dapat juga ditemui pada pelembut pakaian dan p-diklorobenzena yang telah
diketahui bersifat karsinogenik pada produk penyegar ruangan dengan dosis yang tinggi.
3.8 Teknik pembuatan dengan metode sederhana
(a) Penyulingan
(b) Ekstraksi
(c) Perendaman (Maceration).
(a) Penyulingan
Penyulingan ialah proses untuk memerangkap wangi-wangian yang terkandung dalam minyak hasil ekstraksi yang berasal dari bahan-bahan mentah pembuat parfum itu, seperti kimia atau herba dan tumbuhan, dengan menggunakan Penyulingan Liebig. Dengan menggunakan radas ini, ekstrak yang berupa minyak dari bahan-bahan mentah itu tadi dapat dikumpulkan. Minyak wangi yang terperangkap itu dicampur dengan Phenyl Ether Alcohol atau Mineral Oil (White Oil) dan Fixative, lantas hasilnya menjadi Minyak Wangi. Fixative ialah bahan yang dapat mencegah haruman minyak wangi itu busuk atau mudah rusak.
(b) Ekstraksi
Ekstraksi ialah proses mengeluarkan dan memerangkap haruman daripada bahan-bahan mentah yang mengandungi haruman, dengan menggunakan bahan pelarut bernama Petroleum Ether. Bahan-bahan mentah itu dilarutkan terlebih dahulu dengan Petroleum Ether di dalam botol atau toples kaca yang ditutup rapat, dengan menggoncangkan botol / toples itu.
untuk setengah bahan yang hendak dilarutkan itu, ia perlu berada di dalam Petroleum Ether berminggu-minggu dan botol / toplesnya hendaklah digoncang dua tiga kali sehari supaya ekstrak bahan-bahan tersebut menyerap ke dalam Petroleum Ether. Setelah itu, penutup botol / toples dibuka supaya Petroleum Ether itu dapat menguap sendiri dan yang tinggal di dalam botol itu hanya endapan yang berupa lilin yang harum baunya, di mana endapan lilin ini dilarutkan pula dengan Phenyl Ether Alcohol atau Mineral Oil (White Oil), dan Fixative lantas menjadi Minyak Wangi.
(c) Perendaman
Teknik yang paling mudah ialah Perendaman. Perendaman ialah proses mengeluarkan ekstrak haruman dan memerangkap haruman daripada kelopak-kelopak bunga yang harum dengan menggunakan sejenis minyak bernama Sweet Almond Oil. Kelopok-kelopak bunga yang wangi direndam dengan Sweet Almond Oil bersama-sama dengan gumpalan-gumpalan kapas yang bersih di dalam satu botol atau toples yang bisa ditutup rapat, di mana toples yang mengandungi adonan itu ditutup rapat. Kemudian botol / toples itu dijemur supaya dipanaskan oleh cahaya matahari selama 2 hari. Setiap 2 hari sekali, kelopok-kelopak bunga itu kemudiannya dibuang dan digantikan pula dengan kelopak-kelopak bunga yang baru. Proses ini dilakukan selama sebulan. Proses ini memerlukan kelopak bunga yang banyak, kerana setiap 2 hari, kelopak-kelopak bunga yang terendam itu dibuang dan digantikan dengan kelopak-kelopak baru yang segar, selama sebulan. Sweet Almond Oil itu akan memerangkap ekstrak (minyak) haruman dari kelopak-kelopak bunga itu dan akan melekat kepada gumpalan kapas-kapas tadi.
3.8.1 Peralatan
Dalam proses melarutkan bahan-bahan menbuat Minyak Wangi, peralatan seperti blender atau mixer digunakan. Alat ini mestilah mempunyai kecepatan putaran yang tinggi unyuk menghancurkan bahan-bahan itu dan supaya ia dapat melarutkannya ke dalam minyak yang digunakan.
Wadah untuk memcampur haruslah terbuat dari kaca, dan yang lain-lain juga haruslah terbuat dari stainless steel. untuk memudahkan anda membuat Minyak Wangi, anda juga memerlukan (a) pipet, (b) gelas ukur dan (c) spet Kaca.
Dengan adanya jarum yang kecil pada spet tersebut, akan mempermudah anda untuk memasukkan Minyak Wangi ke dalam botol-botol yang mulut botol itu terlalu kecil.
3.8.2 Memisahkan Minyak Dengan Air
Jika dalam proses mendapatkan ekstrak haruman dari bahan-bahan yang hendak
dijadikan minyak wangi, hasilnya mengandungi air, maka air itu hendaklah dipisahkan
dari bagian minyak. Minyak Wangi itu perlu dipanaskan supaya semua bagian air di dalamnya menguap, yaitu keluar daripada minyak. hindari daripada menggunakan bahan-bahan atau minyak yang tidak serasi antara satu sama lain.
3.8.4 Bahan pengawet (Preservatif) Minyak Wangi
Minyak Wangi yang sudah siap dapat dilarutkan dengan Mineral Oil (White Oil) atau lain-lain agar tahan lama, minyak tidak dapat bertahan lama jika tidak dicampurkan dengan bahat pengawet bernama Prophyl Paraben sebanyak 0.02%. atau Fixative sebanyak 1.0%. Misalnya, jika jumlah Minyak Wangi itu 1000 ml, hendaklah dimasukkan Prophyl Paraben sebanyak 0.2 ml, atau Fixative sebanyak 10 ml kocok hingga larut dalam Minyak Wangi itu.
3.8.5 Bahan-bahan yang dapat digunakan untuk Membuat Minyak Wangi
Jika dapat ditemukan bahan-bahan seperti herba, bunga, akar kayu dan sebagainya yang harum baunya, anda bisa menjadikan haruman Minyak Wangi. Anda bisa menggunakan teknik (a) Penyulingan, (b) Ekstraksi, atau (c) Perendaman (Maceration) untuk memerangkap haruman dari bahan-bahan tersebut. Pilihan haruman adalah mengikut haruman yang ada pada bahan-bahan tersebut. Ekstrak daripada beberapa jenis bahan (haruman) itu dalam bentuk minyak bisa dicampurkan antara satu sama lain sehingga tercipta satu haruman yang berbeda.
Ekstrak haruman bunga mawar misalnya jika dicampurkan dengan ekstrak bunga kenanga, pasti akan menghasilkan satu haruman yang baru, Yaitu sebagian antara haruman bunga mawar dengan haruman Kenanga. Jika dicampurkan pula dengan ekstrak-ekstrak minyak haruman lain, ia akan menghasilkan satu haruman lain yang tersendiri pula.
Antara Bahan-ekstrak (minyak) Herba, Bunga, dan Akar-akar kayu yang bisa digunakan
Ialah :
Minyak kemangi ( Basil Oil )
Minyak Clary Sage (Clary sage Oil )
Minyak Ylang-ylang Oil ( Ylang-ylang Oil )
Minyak Kayu Putih ( Eucalyptus Oil )
Minyak Pohon Teh ( Tea Tree Oil )
Minyak pohon cemara (Cypress Oil )
Minyak cemara ( Pine Oil )
Minyak kayu cendana ( Sandalwood Oil )
Minyak Rosemary ( Rosemary Oil )
Minyak lavender ( Lavender Oil )
Minyak Ketumbar ( Coriander Oil )
Minyak sage ( Sage Oil )
Minyak Mawar ( Rose Oil )
Minyak Lemongrass ( Lemongrass Oil )
Minyak Cengkeh ( Clove Oil )
Minyak Melati ( Jasmine Oil )
Minyak-minyak atau ekstrak tersebut di atas ada dipasaran, sudah siap dalam bentuk ekstrak, dan tidak perlu lagi mendapatkannya melalui teknik penyulingan, ekstraksi atau perendaman. Setiap satunya mempunyai harumannya masing-masing. Terus saja dicampur beberapa jenis haruman untuk menghasilkan sebagian minyak wangi yang harumannya akan terhasil dengan sendirinya.
2.2 Parfum Original
Parfum original berarti parfum asli yang dibuat dengan proses yang lama. Parfum
berasal dari bahasa Latin, per fumus yang berarti melalui asap (through smoke).
Seni membuat parfum pertama kali dimulai pada sejak era Mesopotamio dan Mesir
kuno yang kemudian disempurnakan oleh bangsa Romawi dan Persia. Meskipun parfum dan
wewangian juga dapat ditemukan di India, namun kebanyakan parfum dan wewangian
tersebut berbentuk dupa bukanya parfum cair.
Tercatat pembuat parfum original pertama adalah seorang wanita Mesopotamia yang
bernama Tapputi pada SM milinium ke-2. Parfum hasil ciptaannya disebut tablet runcing.
Parfum ini adalah hasil penyulingan dari bunga, minyak dan calamus dengan aromatik lain
yang dilakukan beberapa kali.
Ahli kimia Arab yang bernama Al-Kindi menuliskan sebuah buku mengenai parfum
original yang diberi nama ‘Buku Kimia dan Penyulingan Parfum’ (Book of the Chemistry of
Perfume and Distillations). Buku ini dibuat pada abad ke-9. Buku ini berisi lebih dari 100
resep minyak wangi, salep, aromatik cair dan obat. Selain resep, buku ini juga
menggambarkan 107 metode dan resep untuk pembuatan parfum serta alat yang dibutuhkan.
Persia pun tidak ketinggalan. Alhli kimia Persia yang bernama Ibnu Sina
memperkenalkan proses ekstraksi minyak dari bunga dengan distilasi atau penyulingan yang
digunakan hingga sekarang. Sebelum ada penemuan ini, kebanyakan parfum original aroma
bunga dibuat dengan memasukan kelopak bunga yang sudah dihancurkan / ditumbuk.
Pada tahun 2005, para arkeolog menemukan parfum original yang dianggap sebagai
parfum tertua di dunia di daerah Pyrgos, Cyprus. Para arkeolog yakin bahwa parfum ini
dibuat pada 4.000 tahun silam. Dari parfum ini, para arkeolog menemukan bahwa parfum
zaman dulu dibuat dengan menggunanan herba dan rempah– rempah sebelum.
Seni pembuatan parfum original akhirnya dikenal oleh negara – negara Eropa barat
pada tahun 1221. Pada tahun ini, para biarawati dari Santa Maria delle Vigne atau Santa
Maria Novella di Florence, Italia berhasil membuat resep parfum. Di timur, negara Hungaria
memproduksi parfum dengan campuran alkohol atas perintah Ratu Elizabeth Hungaria pada
tahun 1370. Parfum ini kemudian dikenal sebagai ‘Hungary Water’ atau air Hungaria.
Pada abad ke-16, semua seni pembuatan parfum original Italia dibawah ke Perancis
oleh pembuat parfum Catherine de’ Medici yang bernama Rene (Renato il fiorentino). Rene
kemudian meneliti dan membuat parfum untuk negara Perancis berdasarkan bahan dan resep
yang dibawa dari Italia. Dia kemudian membangun jalan rahasia yang menghubungkan
laboratorium dengan apartemennya sehingga tidak ada resep yang bisa dicuri selama
perjalanan pulang pergi. Berkat Rene, Perancis dengan cepat menjadi pusat penghasil parfum
dan kosmetik.
Dikarena parfum original menjadi salah satu mata pencarian utama bagi Perancis
maka budidaya bunga sebagai esensi parfum pun dimulai pada abad ke-14. Pembudidayaan
ini dilakukan pada bagian selatan negara Perancis. Antara abad 16-17, parfum original
banyak digunakan oleh orang kaya untuk menutupi bau badan akibat jarang mandi.
Di negara Jerman, seorang tukang cukur berkebangsaan italia yang bernama
Giovanni Paolo Feminis berhasil menciptakan parfum original cair yang dinamai “Aqua
Admirabilis” pada tahun 1732. Sekarang “Aqua Admirabilis” dikenal dengan nama “Eau de
Cologne”.
2.3 Tingkat Konsentrat Parfum
Minyak parfum perlu diencerkan dengan pelarut karena minyak murni (alami atau
sintetis) mengandung konsentrat tinggi dari komponen volatil yang mungkin akan
mengakibatkan reaksi alergi dan kemungkinan cedera ketika digunakan langsung ke kulit
atau pakaian. Pelarut juga menguapkan minyak esensial, membantu mereka menyebar ke
udara.
Sejauh ini pelarut yang paling umum digunakan untuk pengenceran minyak parfum
adalah etanol atau campuran etanol dan air. Minyak parfum juga dapat diencerkan dengan
cara menetralkan bau lemak menggunakan jojoba, minyak kelapa difraksinasi atau lilin.
Persentase volume konsentrat dalam minyak parfum adalah sebagai berikut:
• Ekstrak parfum: 20% -40% senyawa aromatik
• Eau de parfum: 10-30% senyawa aromatik
• Eau de toilette: 5-20% senyawa aromatik
• Eau de cologne: 2-5% senyawa aromatik
Semakin tinggi jumlah persentase senyawa aromatik, maka intensitas dan aroma
yang tahan lama tercipta. Perfumeries yang berbeda menetapkan jumlah yang berbeda dari
minyak untuk masing-masing parfum mereka. Oleh karena itu, meskipun konsentrat minyak
parfum dalam pengenceran Eau De Parfum (EDP) selalu akan lebih tinggi daripada parfum
yang sama dalam bentuk eau de toilette (EDT) di dalam kisaran yang sama, jumlah yang
sebenarnya dapat bervariasi antara masing-masing Perfumeries. Sebuah parfum EDT dari
sebuah Perfumeries mungkin lebih kuat daripada EDP dari Perfumeries yang lain.
2.3 Pembagian dan Sumber Parfum
Beberapa parfum punya konsentrat wewangian yang rendah, sementara yang lainnya
lebih banyak. Berdasarkan tingkat konsentrat ini parfum dibagi menjadi 4 golongan, yakni:
1. Ekstrak parfum adalah yang paling berkonsentrat dan paling halus diantara keempat tipe
parfum. Biasanya terdiri dari 20-40% konsentrat bahan wewangian, tentu menjadi yang
paling mahal harganya.
2. Eau de Parfum (EDP) - biasanya terdiri dari 8-16% konsentrat bahan wewangian. Wangi
EDP biasanya mulai menghilang setelah beberapa jam, tapi jejak wanginya masih akan ada
dalam jangka waktu 24 jam. EDP cocok jika anda butuh wangi yang tahan seharian. Parfum
ini kandungan alkoholnya rendah dengan kadar essence yang paling tinggi diantara jenis
parfum yang lain, tapi aromanya kuat dan dapat bertahan cukup lama. Cocok digunakan
untuk pesta atau acara pada malam hari.
3. Eau de Toilette (EDT) adalah yang paling banyak terdapat di pasaran. EDT terdiri dari 4-
8% konsentrat. Wangi EDT bertahan untuk beberapa waktu lamanya, tapi paling cocok
digunakan untuk waktu malam dimana penggunaannya tidak lama. Jenis ini kadar alkoholnya
tinggi dengan kadar essence yang sesuai untuk aromanya yang ringan, tidak terlalu tanjam
dan awet. Cocok untuk digunakan pada setiap kesempatan.
4. Eau de Cologne (EDC) sudah jarang ditemukan pada produk wewangian. Wanginya hanya
bertahan sebentar, dan biasanya terdiri dari 2-4% konsentrat bahan wewangian. Wewangian
ini jenis wewangian yang ringan dan standar dengan kadar alkohol yang paling banyak
diantara jenis parfum diatas. Jenis wewangian ini memiliki kadar essence yang rendah juga
dan biasa digunakan setelah habis mandi untuk menyagarkan tubuh.
Jenis parfum yang dijual di pasaran semakin banyak karena para produsen berusaha keras
membuat produknya berbeda dengan produk kompetitor lainnya. Secara umum, semua
parfum termasuk salah satu dari 6 kategori yang berbeda berdasarkan top note yang dominan.
Kategori yang berbeda cocok untuk orang yang berbeda dan suasana yang berbeda pula.
Adapun kategori tersebut antara lain:
1. Parfum earthy atau woody akan menimbulkan aroma hutan dan biasanya sangat
menyegarkan. Biasanya parfum ini disukai generasi yang lebih tua dan sangat ideal.
2. Wewangiaan oriental menggunakan aroma rempah yang kuat.
3. Parfum green jauh lebih ringan daripada oriental
4. Parfum oceanic modern semakin populer di kalangan anak muda yang menyukai wangi
yang intens.
5. Parfum spicy fruity juga pilihan baik untuk iklim yang lebih hangat.
6. Floral klasik yang cocok untuk semua orang dan situasi wewangian ini paling feminin
daripada minyak wangi lainnya dan terlihat terbaik jika digunakan ingredien kualitas tinggi.
Adapun sumber dari parfum antara lain: 1. Parfum yg berasal dari tumbuhan
Minyak atsiri diperoleh dari bermacam-macam Tumbuhan dari bagian-bagian tertentu
seperti:
bunga: rose, lavender, orange blossom (buah limau)
biji: caraway (jintan), almond (prunus amygdalus)
daun: bay (daun salam), thyme, patchoull (nilam)
kayu: sandalwood (cendana), cedar, aloe
kulit kayu: cinnamon, cascarilla
buah: lemon (citrus), nutmeg (pala)
minyak bunga: jasmin absolute, rose absolute
resin, gum, balsam bahan tidak menguap yang diperoleh Dari tanaman tetapi bahan ini
mengandung minyak menguap yang beraroma dan kental: gum styrax, balsam peru, benzoin,
myrrh.
2. Parfum dari sekresi binatang Musk: Dalam istilah dunia parfum, musk adalah sekresi aroma yang diproduksi kelenjar
perut rusa jantan tak bertanduk (musk deer). Rusa ini hidup di Asia Tengah dan di
Pegunungan Himalaya. Untuk mencegah kepunahan hewan langka itu, perburuan dan
ekspornya dilarang keras. Orang lantas menangkar rusa jenis ini, lalu mengoperasi dan
mengambil kelenjarnya. Setelah operasi selesai, rusa itu dilepas kembali. Sulitnya
memperoleh musk asli mendorong para pembuat parfum berpaling juga ke musk sintetis.
Harganya pun lebih murah.
Civet: Spesies kesturi yang dipakai dalam dunia parfum berasal dari barat daya Etiopia.
Hewan ini punya kantong perut berbentuk bulan sabit, yang terletak didekat alat vitalnya.
Kantong perutnya menghasilkan viverreum, substansi kental berwarna kecokelatan beraroma
keras. Namun, setelah diolah menjadi parfum, kesan sensual dan kehangatanlah yang terasa.
Ambergris: Bahan ini berasal dari sperma ikan paus yang terlepas di saat kematiannya.
Karena itu, pemanfaatannya tidak membahayakan hewan yang sangat dilindungi ini.
Ambergris digunakan sebagai penguat wewangian yang mudah menguap. Ambergris lebih
ringan dari air, mengapung bebas dilautan. Benda ini dikumpulkan di tengah laut atau
diambil setelah tersapu ke tepi pantai. Saat dibawa ke laboratorium pembuat parfum,
warnanya menjadi abu-abu pucat atau putih. Dan setelah benda ini dikeringkan selama
beberapa bulan, bau amisnya berubah menjadi aroma ambergris.
Castereum: Salah satu bahan baku wewangian ini berasal dari sepasang kelenjar dalam tubuh
berang-berang. Si kelenjar menghasilkan minyak yang melindungi bulu berang-berang dari
pengaruh perubahan cuaca. Hewan ini pernah tersebar banyak di Eropa, tapi kini hanya
ditemukan di Amerika Utara dan Rusia. Berang-berang diburu pada bulan Januari, saat
bulunya paling bagus. Castoreum adalah penguat terbaik parfum dan dipakai dengan larutan
alkohol. Bahan ini terutama dipakai pada wewangian pria.
3. Parfum dari bahan kimia (isolat)
EUGINOL: biasanya diperoleh dari minyak cengkeh
CITRAL: dari minyak lemongras
GERANIOL: dari minyak citronella
Produk isolat diturunkan langsung dari masing-masing minyak atsiri melalui reaksi kimia,
senyawa ini tidak ada dalam alam, bahan ini merupakan produk esterifikasi seperti: formiat,
asetat, propionat, dan ester-ester dari citronellol, linalool, geraniol, terpinol, dan lain
sebagainya
4. Parfum dari bahan kimia (organic sintetik)
Bahan organic sintetik terdiri dari alkohol aromatic. Dan alkohol lemak (fatty alkohol) yang
biasanya mempunyai bau, ester-ester dan aldehida.
Phenyl ethyl alkohol: salah satu bahan dasar parfum rose
Cinnamyl alkohol: suatu fixatif dan digunakan dalam parfum Lilac
Terpineol: terdapat dalam minyak pine tetapi dibuat dari
Terpentin, suatu minyak atsiri
Amyl cinnamic aldehyde, salah satu bahan dasar parfum jasmin
Ester-ester dari bau karakteristik buah-buahan: methyl phenyl
Carbinyl acetate yg digunakan dlm parfum gardenia & jasmine
Dan benzyl acetate yang digunakan dalam floral parfum
CHAPTER IV
PENDEKATAN-PENDEKATAN
4.1 Pendekatan Lingkungan
Bahan kimia sintetik yang digunakan pada proses pembuatan parfum dapat menimbulkan efek pada sistem saraf termasuk efek neurotoksik dan karsinogenik, yang paling lazim digunakan antara lain adalah diethylalomine, propylene glycol, ethanol, acetone, sodium lauryl sulfate dan fluoride ; dengan efek yang bisa menyebabkan kekeringan tenggorokan, nausea, inkoordinasi hingga koma dari rangsangan sistem saraf dalam paparan lama dan terusmenerus, kemudian benzaldehyde yang bisa merusak paru dan ginjal, benzyl acetate yang bersifat karsinogenik dan dapat diserap dari jalan nafas serta kulit, benzyl alcohol yang punya efek iritatif terhadap saluran pernafasan, camphor, ethyl acetate yang rata-rata memiliki efek sama terhadap sistem saraf melalui saluran pernafasan.Berdasarkan penelitian, ternyata wangi parfum 10x lebih berbahaya ketimbang karbon monoksida CO pada kendaraan motor atau asap rokok. Hal itu dapat menyebabkan kerusakan lingkungan yang bukan hanya lingkungan alam pada umumnya, namun akan lebih berdampak pada lingkungan disekitar kita pada khususnya.
Adapun zat berbahaya yang terkandung dalam parfum, antara lain ethanol, benzaldehyde, benzylacetate, a-pinene, acetone, benzyl alcohol, ethyl acetate, linalool, a-terpinene, methylene chloride, a-terpineol, camphor, dan limonene. Jika zat-zat berbahaya tersebut telah berkembang dengan pesat dilingkungan sekitar kita, hal ini tentu akan berdampak buruk bagi kelangsungan makhluk hidup dibumi ini. Oleh karena itu, sebaiknya kita mulai sekarang mencoba untuk meminimalisir pemakaian parfum.
4.2 Pendekatan Kesehatan
Setiap produk wewangian mengandung pelarut tambahan yang berfungsi sebagai media
atau fondation baik parfum itu asli atau sintesis. Persentase kandungan bahan kimia dalam
parfum antara kisaran 30 % tergantung dari jenis produknya. Namun dari beberapa analisa
pasar, 95 % bahan kimia yang terkandung di dalam produk wangian adalah bahan kimia
sintetik yang berbahan dasar petroleum yang merupakan turunan benzena, aldehid atau zat
yang umumnya terkenal beracun. Salah satu organisasi di Amerika yang menangani masalah
kesehatan lingkungan menemukan zat kimia beracun dari 815 sampel yang mereka ambil.
Tes yang dilakukan pada tahun 1991 menemukan zat-zat yang terkandung adalah kloroform
yang dapat juga ditemui pada pelembut pakaian dan p-diklorobenzena yang telah diketahui
bersifat karsinogenik pada produk penyegar ruangan dengan dosis yang tinggi.
Selain itu juga terdapat pengharum yang beraroma musk, yang dicurigai mengakibatkan sakit
kepala dan juga bersifat karsinogenik meskipun pada kandungan yang lemah. Berdasarkan
riset dari FDA pada tahun 1968-1972, bahan kimia seperti alfa-terpineol, benzil asetat, benzil
alcohol, limonin, lioanalol yang sering terdapat dalam kosmetik, bahan-bahan ini dicurigai
sering memberikan efek samping pada kulit pemakai.
Menurut Michelle Schoffro Cook, ahli gizi holistik dan naturopati sekaligus penulis buku
kesehatan populer, mengatakan terdapat 500 lebih bahan kimia berbahaya yang menjadi
bahan dasar pembuatan wewangian di parfum. Kebanyakan berasal dari bahan kimia sintetis
yang diperoleh dari bahan petrokimia, dan telah terbukti mengandung neurotoxin (racun yang
bisa merusak pembuluh darah atau syaraf otak). Dan, terdapat juga kandungan karsinogen
(bahan yang dianggap sebagai penyebab kanker). Penelitian ini amat mengejutkan, karena
hampir semua wanita, bahkan pria mengenakan parfum. Siapa sangka, banyak bahan kimia
yang terkandung dalam parfum atau wewangian lain yang tak kalah berbahaya dibandingkan
bahaya asap rokok.
Jika Anda bisa mencium aroma parfum, itu karena bahan molekul sintesis yang beracun dari
parfum masuk lewat saluran pernapasan, yang langsung memberikan jalan menuju otak.
Yang juga berbahaya, meskipun tidak mencium aromanya, Anda tetap menghirup bahan
kimia dari paparan parfum.
Karena itu, otak atau organ tubuh paling vital ini bisa terganggu akibat aroma parfum ini.
Sebenarnya, otak dilindungi oleh mekanisme yang tak bisa ditembus zat berbahaya.
Sayangnya, hal ini tidak sepenuhnya bisa melindungi otak. Penelitian baru-baru ini
menunjukkan system ini dapat membiarkan sejumlah racun lingkungan, termasuk yang
terkandung dalam parfum yang dapat masuk ke otak. Dan, jika sudah masuk ke dalam otak,
beberapa racun baru bisa dihilangkan dalam waktu lama dan dengan pengobatan intensif.
Kerusakan otak bisa berupa peradangan dan munculnya plak otak. Keduanya merupakan
gangguan paling berbahaya pada otak.
5. Beberapa bahan kimia yang biasa terkandung dalam parfum, antara lain ethanol,
benzaldehyde, benzyl acetate, a-pinene, acetone, benzyl alcohol, ethyl acetate, linalool, a-
terpinene, methylene chloride, a-terpineol, camphor, dan limonene. Memang, sebagian
dari bahan ini memang tidak berbahaya bagi tubuh. Tapi, sebagian lagi bisa menyebabkan
otot tubuh tegang, lebih mudah marah, asma, sakit persendian, kelelahan, tenggorokan
gatal, sakit kepala, batuk, dan iritasi kulit.
Jadi, aroma parfum atau wewangian tubuh lainnya yang dianggap bisa membuat pemakainya
lebih atraktif, ternyata juga bisa mengganggu kesehatan. Setidaknya, untuk menyeimbangkan
racun yang masuk ke dalam tubuh, sebaiknya Anda lindungi tubuh dengan asupan makanan
yang mengandung antioksidan tinggi, seperti buah-buahan dan sayuran.
Salah satu ciri keracunan yang disebabkan oleh bahan kimia yang terdapat dalam zat pewangi
yang ditambahkan dalam suatu produk pembersih dan kosmetik adalah asma, kanker, cacat
janin pada bayi dalam kandungan, keguguran, gangguan pada syaraf, seperti Parkinson ,
alzeimer, dll. Identifikasi ini dapat ditemukan baik dalam jangka panjang atau pendek
Pada tahap awal keracunan dapat diidentifikasi melalui reaksi seseorang terhadap suatu
produk tertentu yang dicurigai mengandung bahan pewangi sintetik yang mengandung zat
kimia yang berbahaya. Walaupun pada tahap ini hanya sebagian orang yang sensitif yang
menunjukkan tanda-tanda keracunan, sama bentuknya seperti seseorang yang alergi terhadap
debu. Sedangkan sebagian individu yang lain bisa jadi tidak menunjukkan reaksi apapun pada
tahap awal pemakaian produk. Namun pada pemakaian produk yang sama dalam jangka
waktu lama dan berulang-ulang barulah terlihat gejala keracunan dengan kondisi yang akut
dan sulit disembuhkan seperti kanker atau penyakit berat lainnya. Produk yang dapat
memberikan efek langsung kepada pemakai sehingga dapat diidetifikasi tanda keracunan
adalah produk yang biasanya berkontak langsung dengan sistem pernafasan, seperti
pengharum ruangan, colone, minyak wangi semprot, hairspray, kuteks, dan lain-lain . Efek
akan lebih berbahaya terutama pemakaian yang bersifat semburan pada bagian tubuh dalam
bentuk gas, sehingga terjadi kontak langsung pada sistem pernafasan mulai dari bagian
hidung, faring, laring, paru-paru dan seterusnya keanggota tubuh bagian lain yang disalurkan
melalui sistem peredaran darah. Untuk produk yang digunakan pada bagian luar yaitu pada
kulit seperti sabun, shampoo, krim pencukur, pemutih pakaian, detergen, pelembut pakaian,
dan lain sebagainya proses keracunan terjadi saat produk yang dipakai menyerap pada pori-
pori kulit dan memasuki aliran darah dan seterusnya pada bagian anggota tubuh bagian
dalam.
Dibawah ini table bahan kimia dan efek samping yang biasa di rasakan oleh manusia, yang
terkandung dalam produk rumah tangga dan kosmetik yang mengandung parfum atau
pewangi seperti minyak wangi, deodorant, colone, penyegar udara, sabun pencuci piring,
hairspray, detergent dan lain sebagainya.
AromaBahan Yang di Kandung
(% Berat Bersih)
Tanda Keracunan
Jeruk , lemon
Fruity-fragrance 86-173
Limonin > 50% kanker, peradangan pada mata dan kulit
Lavender Lavender- Linalool 10- Gangguan pernafasan
fragrance 93-054
50%
TomatTomato Oil 010
Propilin glikol > 50%
Peradangan pada mata dan kulit, jika tertelan dan terhirup dapat menyebabkan pingsan dan tak sadar
PepermintSpearmint oil 660
Karvon > 50% Menyebabkan peradangan pada mata dan kulit.
Musim bunga
Spring Flowers Fragrance 5975
Karbitol 10 – 50%
Gangguan pernafasan dan sistem saraf, peradangan mata.
PepermintPeppermint 501
1-Menthol 10 – 50%
Lesu lemah mual, muntah, sakit perut, vertigo, hilang keseimbangan pergerakan anggota badan, mengantuk dan koma
Buah-buahan
Bergamont Oil 100
Linalil asetat, lomonin, linalool, 10 – 50%
Gangguan pernafasan, peradangan mata dan kulit.
Bunga-bungaan
Bouquet Floral 3881
Benzal asetat 10 – 50%
Kanker pankreas, peradangan mata, saluran pernafasan dan batuk.
Kulit Kayu Manis
Cinnamon Oil 950
Sinamik Aldehid > 50%
Peradangan sistem pernafasan dan kulit, mengantuk. Jika tertelan menyebabkan muntah, sakit perut dan diare.
Wangi Cemara
Alpha Pinene P & F
a-Pinen 97.5%
Mengganggu sistem pernafasan, kerusakan paru-paru, vertigo, denyutan jantung meningkat, pusing, halusinasi, kebakaran dan kesan terbakar pada kulit, konjunktivitas, merusakkan sistem pertahanan badan.
LilaAlpha Terpineol P & F, FCC
a-Terpineol 88.5%
Peradangan lapisan mucus pada-paru, pneumonitis, susah bernafas, kehilangan koordinasi anggota badan, sakit kepala.
6.
Kandungan Bahan Kimia Tanda keracunan / Efek samping
3-Butane-2-one Peradangan pada kulit dan sistem pernafasan
AsetonMenganggu sistem saraf pusat, kekeringan pada mulut dan tenggorokan, pusing, lesu, hilang keseimbangan, tidak sadarkan diri, dan koma.
Siklopentana(g)-2-benzopiran
Peradangan pada kulit, mata dan saluran pernafasan.
EtanolLesu, Peradangan pada mata dan bagian atas sistem pernafasan, pusing, penglihatan yang kabur, hilang keseimbangan, kesemutan..
Etil asetatSakit kepala, kulit kering dan pecah-pecah, kekurangan darah, kerusakan hati dan ginjal, Peradangan pada mata dan saluran pernafasan
Fenol, Ester Gangguan sistem saraf, kanker
Hidrosinamaldehid, p-tert- Pingsan, sulit bernafas, gangguan sistem reproduktif pada pria
butil-alfa-metil
Metilen Kloridakanker, sesak nafas (karena dimetabolisme karbon monoksida), sakit kepala, pusing, lelah, sensitif
Phenol, 2,60bis(1,1-dimetileti)-4-metil
Gangguan pada janin dan sistem reproduksi.
BenzaldehidMengganggu sistem saraf pusat, peradangan pada mulut, tenggorokkan, mata, kulit, paru-paru, lesu, sakit perut dan kerusakan ginjal.
Kamper (kapur barus)Alergi pada kulit, Peradangan pada mata, hidung dan tenggorokkan, pusing, lesu dan tak sadarkan diri.
Benzil alkoholPeradangan pada sistem pernafasan, pusing, lesu, muntah, tekanan darah rendah, gangguan sistem saraf, kesulitan bernafas.
Karbitol Peradangan pada mata, kulit, saluran pernafasan paru-paru.
Selain itu, zat-zat yang terkandung dalam parfum juga ternyata berbahaya untuk kulit. Kesensitifan kulit setiap individu yang berlebih ini juga memegang peranan yang signifikan dalam terjadinya alergi. Paparan terhadap aroma ini lebih lanjut akan beresiko terhadap sistem saraf atas potensi neurotoksik bahan kimia tersebut, dan dasar ini yang dijadikan sasaran banyak penelitian lanjutan yang akhirnya mulai membuat regulasi bebas polusi parfum ini menjadi marak di beberapa negara tertentu
Tanda-tanda Keracunan
Pada umumnya keracunan zat pewangi di tandai oleh beberapa gejala berikut berdasarkan
departemen kesehatan di Kanada (tahun 1990) yaitu mata berair, penglihatan berganda,
bersin, sesak nafas, alergi ringitis, sinusitis, tinunitus, pusing, vertigo, batuk, bronkitis, sulit
bernafas, sesak nafas, asma, anafilaksis, migrain, disorientasi, kehilangan ingatan bertahap,
ketegangan, alergi akut, kemurungan, perubahan tingkah laku, memar pada kulit, peradangan
otot dan sendi, sakit, lemah, denyutan jantung yang tidak teratur atau lebih cepat. Oleh sebab
itu sangat dianjurkan untuk membaca label pada produk yang akan dibeli untuk mengetahui
kandungan kimia yang digunakan apakah zat yang terkandung cukup aman untuk manusia,
dan sebaiknya jauhkan pemakian produk yang mnegandung zat kimia yang berbahaya pada
anak-anak dan juga ikuti cara pemakaian dan keselamatan pada kemasan yang tertera.
Pendekatan keislaman dan sosial dalam penggunaan parfum
Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam bersabda:
Seorang wanita yang mengenakan wewangian kemudian melalui sekumpulan laki-laki agar mereka mencium bau harum yang dia pakai maka wanita tersebut adalah seorang pelacur. [HR An Nasa’i, Abu Daud, Tirmidzi dan Ahmad. Syaikh Al-Albani dalam “Shohibul Jami” no. 323 menyatakan bahwa hadits ini shohih.]
Wanita mana saja yang berwangi-wangian lalu keluar, dan melewati satu kaum sehingga mereka mencium baunya, maka wanita itu pezina, dan setiap mata berbuat zina.[HR Nasa’i dalam kitab “Az-zinah” bab “maa yukrahu linnisaa min at-thiib”; Abu Dawud dalam kitab “At-Tarajjul” bab “ma jaa fil mar’ah tatathyyabu lilkhuruj”; Tirmidzi dalam kitab “Al-Adab an Rasulillah Shallallahu alaihi wasallam” bab “ma jaa fii karahiyati khuruujil mar’ah muta’aththirah”; Al-Hakim (2/396); Ahmad (4/400), dari hadits Abu Musa Al-Asy’ari. Di-hasankan oleh Al-Albani dalam “jilbab al-mar’atil muslimah” (137)]
Siapa saja wanita yang terkena dupa maka jangan menghadiri shalat Isya bersama kami. [HR Abu Hurairah]
Jika seorang wanita keluar menuju masjid sedangkan bau wewangiannya menghembus maka ALLAH tidak menerima shalatnya, sehingga ia pulang lagi menuju rumahnya lalu mandi (baru kemudian shalat ke masjid). [HR Muslim dalam kitab “Ash-shalaah” bab “khuruuj an-nisaa ilal masajid idza lam yatarattab alaihi fitnah”; Abu Dawud dalam kitab “At-Tarajjul” bab “ma jaa fil mar’ah tatathayyabu lil khuruj”; Al-Baihaqi (3/133); Al-Baghawi dalam “syarhus sunnah” (816); Abu Awanah dalam musnadnya (2/17); Abu Ya’la (545), dari hadits Abu Hurairah, dari “Silsilah Ash-Shahihah Syaikh Al-Albani (3605)”]
Siapa saja wanita yang menggunakan wangi-wangian, lalu dia keluar menuju masjid, tidak diterima shalatnya hingga dia mandi.[HR Ibnu Majah dalam “kitabul fitan” bab “fitnatun nisaa”; Abu Dawud dalam kitab “At-tarajjul” bab “ma jaa fil mar’ah tatathayyabu lil khuruj”; Al-Baihaqi dalam sunan “Al-Kubra” (3/133), dari hadits Abu Hurairah, dari “Silsilah Ash-shahihah (1031)”]
Aku dikaruniai rasa cinta dari dunia kalian; wanita dan wangi-wangian dan dijadikan penyejuk mataku dalam shalat. [HR Nasa`i, Ahmad, dan al-Hakim, dari Anas radhiyallaahu anhu]
Tidaklah diterima shalat seorang wanita yang berangkat ke masjid sedang ia memakai parfum. Kecuali ia mandi sebagaimana mandi janabat. [HR Abu Daud]
Janganlah kalian melarang hamba-hamba ALLAH (yang wanita) untuk mendatangi masjid. Tapi hendaklah mereka keluar tanpa memakai wewangian.” [HR Abu Daud]Wanita mana saja yang memakai wewangian, lalu ia keluar rumah dan melewati suatu kaum (orang banyak) agar mereka mencium wanginya, maka dia adalah pezina. [HR Ahmad dan al-Hakim]
Sebaik-baik istri adalah yang menyenangkan jika engkau melihatnya, taat jika engkau menyuruhnya, serta menjaga dirinya, dan hartamu di saat engkau pergi. [HR at-Thabrani]
Berdasarkan hadits-hadits tersebut, maka sudah jelas bahwa kaum wanita dilarang memakai wewangian, termasuk parfum, hanya ketika keluar rumah termasuk ke masjid. Islam memberikan batasan tentang penggunaan parfum bagi wanita. Parfum yang hendaknya dipakai muslimah adalah parfum yang baunya tidak menyengat dan menarik perhatian orang lain. Parfum yang dipakai adalah parfum yang hanya tercium oleh dirinya sendiri, atau parfum yang hanya digunakan agar dari tubuh wanita tersebut tidak tercium bau yang tidak
sedap, setidaknya pada wanita tersebut tidak tercium bau apa-apa (netral). Sehingga secara fiqih, pemakaian parfum pada wanita bersifat makruh karena jika memakai parfum yang menyengat dapat menarik perhatian lawan jenis.
Pelarangan ini bertujuan untuk menjaga kehormatan kaum wanita. Wangi wanita dapat menimbulkan syahwat laki-laki dan menarik perhatian mereka. Akibatnya, akan terjadi zina mata (zina mempunyai banyak tingkatan) dan bisa saja berujung kepada dosa lain yang lebih besar.
Islam mengajarkan agar wanita memakai wewangian hanya ketika di rumah saja dan untuk suaminya saja. Bila ada wanita beralasan bahwa mereka memakai parfum keluar rumah atas seizin suami, maka izin suami tersebut tidak berarti apa-apa karena yang melarang adalah Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam. Suami yang meneladani Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam tentu saja akan menuruti perintah beliau.
Yahya bin Ja’dah meriwayatkan bahwa pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab, ada seorang wanita yang keluar rumah dengan memakai wewangian. Di tengah jalan, Umar mencium bau harum dari wanita tersebut. Umar kemudian memukulinya dengan tongkat dan berkata:Kalian, para wanita keluar rumah dengan memakai wewangian sehingga para laki-laki mencium bau harum kalian. Sesungguhnya hati laki-laki itu ditentukan oleh bau yang dicium oleh hidungnya. Keluarlah kalian dari rumah dengan tidak memakai wewangian.
Seorang wanita juga pernah berpapasan dengan Abu Hurairah dan tercium bau parfum dari wanita tersebut. Abu Hurairah kemudian berkata, “Wahai hamba ALLAH, apakah kamu hendak ke masjid?”“Ya,” jawab sang wanita.“Pulanglah saja, lalu mandilah. Karena sesungguhnya aku telah mendengar Rasulullah shallallaahu alahi wasallam bersabda: Jika seorang wanita keluar menuju masjid sedangkan bau wewangiannya menghembus maka ALLAH tidak menerima shalatnya, sehingga ia pulang lagi menuju rumahnya lalu mandi (baru kemudian shalat ke masjid).”
Dalam kehidupan sosial masyarakat Indonesia yang berbudaya ketimuran dan dipengaruhi
oleh Agama Islam yang merupakan agam mayoritas, khususnya dilingkungan Jawa ini,
memakai parfum
Adapun komposisi dari parfum antara lain :
1. Zat pewangi (odoriferous substances)
Komponen pewangi terdiri dari persenyawaan kimia yang menghasilkan bau wangi yang
diperoleh dari minyak atsiri atau dihasilkan secara sintetis. Zat Pewangi Pada umumnya
parfum mengandung zat pewangi 2% (weak parfum) sampai 10% atau 22,5% (strong parfum)
dan selebihnya adalah bahan pengencer dan zat pengikat.
2. Zat pengikat (fixatives)
Wangi parfum akan cepat menguap tanpa zat pengikat karena pada umumnya zat pewangi
dalam alkohol lebih cepat menguap dari alkohol sendiri. Zat pengikat adalah suatu
persenyawaan yang memiliki daya menguap yang lebih rendah dari zat pewangi atau minyak
atsiri serta dapat menghambat atau mengurangi kecepatan penguapan zat pewangi.
Penambahan zat pengikat bertujuan mempertahankan komponen yang dapat menguap agar
dapat dipertahankan untuk jangka waktu yang lebih lama.
Zat pengikat yg ideal:
Larut sempurna dalam etanol, minyak atsiri, dan persyaratan aromatik berwujud cair
Mudah digunakan dalam parfum beralkohol dan bahan berupa bubuk atau padatan mengurangi
daya menyerap parfum dan menghasilkan campuran wangi yang harmonis
Berada dalam keadaan murni sehingga efektif jika digunakan dalam jumlah kecil
Pada umumnya zat pengikat berasal dari bahan nabati, hewani dan sentetis. Zat pengikat
nabati berasal dari gol: gum, resin, lilin dan beberapa minyak atsiri bertitik didih tinggi
3. Bahan pelarut atau pengencer (diluent)
Bahan pelarut yang baik digunakan: etil alkohol. Fungsi bahan pengencer: menurunkan
konsentrasi zat pewangi dalam parfum sampai konsentrasi tertentu, sehingga dihasilkan
intensitas wangi yg dikehendaki.
2.6 Bahaya Penggunaan Parfum
2.7 Tips Pemakaian Parfum yang Benar
Setiap orang umumnya menyukai aroma yang harum. Itulah sebabnya, sebelum
pergi ke kantor atau ke pesta, menggunakan parfum mungkin menjadi hal yang wajib bagi
Anda. Dengan tubuh yang harum, akan meningkatkan rasa nyaman dan percaya diri dari si
pemakai. Menggunakan parfum dengan baik, tentu akan meningkatkan rasa percaya diri.
Selain menikmati harum parfum untuk diri sendiri, orang-orang di sekitar Anda juga dapat
menikmati keharumannya juga dan mereka akan senang saat dekat dengan Anda. Dengan
menggunakan parfum secara tepat juga menyimpannya secara benar, Anda dapat menghemat
penggunaan parfum Anda.
Ketika akan menggunakan parfum, Anda dapat memperhatikan hal-hal berikut:
1. Sesuaikan dengan body lotion
Setelah mandi, mungkin Anda terbiasa menggunakan body lotion. Bila akan memakai
parfum, sesuaikan wangi dari body lotion agar sesuai agar wanginya tidak saling
"bertabrakan". Selain itu, sebaiknya menggunakan body lotion terlebih dahulu sebelum
menyemprotkan parfum karena body lotion dapat mengurangi aroma harum dari parfum.
2. Semprotkan parfum pada kulit
Sebaiknya, parfum tidak disemprotkan pada pakaian. Pada jenis parfum tertentu, bila
menyemprotkan pada pakaian dapat menimbulkan noda, meninggalkan tanda seperti terkena
tetesan air dalam waktu yang lama.
3. Semprotkan parfum pada bagian tubuh yang tepat
Bagian tubuh yang sebaiknya disemprotkan parfum adalah pergelangan tangan bagian dalam,
siku lengan bagian dalam, belakang telinga, dada dan leher. Menggunakan parfum di tempat-
tempat tersebut membuat harum dari parfum tahan lebih lama.
4. Jangan menggosokkan kulit selesai menyemprot parfum
Kebiasaaan sebagian orang adalah menggunakan parfum pada pergelangan tangan bagian
dalam lalu menggosok-gosokkan kedua pergelangan tangan. Cara ini sebenarnya akan
menghilangkan aroma dari parfum. Jadi, biarkan parfum mengering dengan sendirinya.
5. Jangan menggunakan aksesoris atau perhiasan sebelum menggunakan parfum
Bila terkena semprotan parfum, dapat membuat aksesoris atau perhiasan yang Anda kenakan
menjadi berubah warna. Hasilnya aksesoris Anda tidak lagi terlihat menarik.
6. Gunakan parfum sewajarnya
Menggunakan parfum secara berlebihan dapat membuat orang yang tidak suka menjadi
pusing. Penggunaan parfum dapat disesuaikan dengan jenis kulit. Untuk Anda yang berkulit
kering membutuhkan semprotan parfum lebih banyak. Sedangkan bila kulit Anda berminyak,
cukup semprotkan parfum sedikit saja
7. Simpan parfum di tempat yang tepat
Harga parfum tidaklah murah sehingga tentu akan disayangkan bila parfum Anda menguap
karena tidak ditutup dengan benar. Jadi, pastikan parfum Anda tertutup dengan rapat. Simpan
parfum di tempat yang kering dan sejuk serta terhindar dari sinar matahari. Perlu diketahui
bahwa dalam jangka waktu lama aroma parfum dapat berubah. Maka sesuaikan ukuran isi
parfum dengan kebutuhan Anda, agar parfum tidak tersimpan terlalu lama dan mengubah
aroma menjadi tidak lagi harum.
2.8 Parfum Menurut Pandangan Islam
2.8.1 Alkohol Sebagai Solvent (Pelarut) pada Parfum Bukanlah Khomr
Mungkin ini yang sering kurang dipahami oleh sebagian orang yang menghukumi
haramnya parfum beralkohol. Mereka mengira bahwa alkohol yang terdapat dalam parfum
adalah khomr.
Perlu kita ketahui terlebih dahulu, khomr adalah segala sesuatu yang memabukkan.
Dalilnya adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
ام� ح�ر� ك�ر� م�س �ل� و�ك خ�مر� ك�ر� م�س �ل� ك
“Setiap yang memabukkan adalah khomr. Setiap yang memabukkan pastilah haram.”
Yang jadi illah (sebab) pengharaman khomr adalah karena memabukkan. Perhatikan
perkataan Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsamin berikut.
“Khomr diharamkan karena illah (sebab pelarangan) yang ada di dalamnya yaitu
karena memabukkan. Jika illah tersebut hilang, maka pengharamannya pun hilang. Karena
sesuai kaedah “al hukmu yaduuru ma’a illatihi wujudan wa ‘adaman (hukum itu ada dilihat
dari ada atau tidak adanya illah)”. Illah dalam pengharaman khomr adalah memabukkan dan
illah ini berasal dari Al Qur’an, As Sunnah dan ijma’ (kesepakatan ulama kaum muslimin).”
Inilah sebab pengharaman khomr yaitu karena memabukkan. Oleh karenanya, tidak
tepat jika dikatakan bahwa khomr itu diharamkan karena alkohol yang terkandung di
dalamnya. Walaupun diakui bahwa yang jadi patokan dalam menilai keras atau tidaknya
minuman keras adalah karena alkohol di dalamnya. Namun ingat, alkohol bukan satu-satunya
zat yang dapat menimbulkan efek memabukkan, masih ada zat lainnya dalam minuman keras
yang juga sifatnya sama-sama toksik (beracun). Dan sekali lagi dikatakan bahwa Al Qur’an
dan Al Hadits sama sekali tidak pernah mengharamkan alkohol, namun yang dilarang adalah
khomr yaitu segala sesuatu yang memabukkan.
Lalu kembali pada point yang diutarakan. Perlu kiranya kita ketahui bersama bahwa
alkohol (etanol) yang bertindak sebagai solvent (pelarut) dalam parfum bukanlah khomr.
Maksudnya, yang menjadi solvent (pelarut) di situ bukanlah wiski, vodka, rhum atau
minuman keras lainnya. Tidak ada pembuat parfum beralkohol yang menyatakan demikian.
Namun yang menjadi solvent boleh jadi adalah etanol murni atau etanol yang bercampur
dengan air. Dan ingat, etanol di sini bukanlah khomr. Dari pengamatan di sini saja, kenapa
parfum beralkohol mesti diharamkan, yang nyata-nyata kita saksikan bahwa campurannya
saja bukan khomr. Pernyataan di atas bukan berdasar dari logika keilmuan semata, namun LP
POM MUI pun menyatakan demikian. Berikut kami cuplik sebagian perkataan mereka.
“Alkohol yang dimaksud dalam parfum adalah etanol . Menurut fatwa MUI, etanol
yang merupakan senyawa murni-bukan berasal dari industri minuman beralkohol (khamr)-
sifatnya tidak najis. Hal ini berbeda dengan khamr yang bersifat najis. Oleh karena itu, etanol
tersebut boleh dijual sebagai pelarut parfum, yang notabene memang dipakai di luar (tidak
dimasukkan ke dalam tubuh).” (REPUBLIKA - Jumat, 30 September 2005). Perhatikan baik-
baik kalimat tersebut.
Taruhlah kita mengangap bahwa khomr adalah najis sebagaimana pendapat
mayoritas ulama. Tetap dikatakan bahwa parfum beralkohol hukum asalnya adalah halal
karena campurannya saja bukan khomr, lantas mengapa dianggap haram.
2.8.2 Etanol adalah Zat yang Suci
Pembahasan ini bukanlah memaksudkan pada pembahasan minuman keras.
Minuman keras sudah diketahui haramnya karena termasuk khomr. Yang dibahas adalah
mengenai apa hukum dari etanol (C2H5OH), apakah suci dan halal.
Namun sedikit mengulang dengan menjelaskan melalui ilustrasi berikut. Dilustrasikan
sebagai berikut:
Air kadang bercampur dengan zat lainnya. Kadang air berada di minuman yang
halal. Kadang pula air berada pada minuman yang haram (semacam dalam miras). Namun
bagaimanakah sebenarnya status air itu sendiri sebagai zat yang berdiri sendiri, tanpa
bercampur dengan zat lainnya? Apakah halal? Jawabannya, halal. Karena kita kembali ke
hukum asal segala sesuatu adalah halal. Dasarnya adalah firman Allah,
ع� ب س� و�اه�ن� ف�س� م�اء� الس� �ل�ى إ �و�ى ت اس �م� ث ج�م�يع%ا األرض� ف�ي م�ا �م �ك ل �ق� خ�ل �ذ�ي ال ه�و�
�يم� ع�ل يء� ش� �ل3 �ك ب و�ه�و� م�او�ات� س�
“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak
menuju langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.”
(QS. Al Baqarah: 29)
ق� ز الر3 م�ن� �ات� 3ب و�الط�ي �اد�ه� �ع�ب ل ج� �خر� أ �ي �ت ال �ه� الل �ة� ز�ين م� ح�ر� م�ن ق�ل
“Katakanlah: "Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-
Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezeki yang baik?"
(QS. Al A’rof: 32)
Air ini bisa menjadi haram jika ia sudah berupa campuran, namun yang ditinjau
adalah campurannya dan bukan lagi airnya. Misalnya air yang terdapat dalam miras. Pada
saat ini, air sudah bercampur dan menjadi satu dengan miras. Dan miras dihukumi haram,
termasuk pula air di dalamnya.
Sama halnya kita terapkan untuk etanol. Etanol kadang bercampur dan jadi satu
dengan minuman keras. Kadang pula etanol berada dalam cairan etanol yang bercampur
dengan air. Bagaimanakah hukum asal etanol ketika berdiri sendiri dan belum bercampur
atau menyatu dengan zat lain. Jawabannya, sama dengan air di atas. Kita kembali ke hukum
asal bahwa segala sesuatu itu halal. Termasuk juga etanol ketika ia berdiri sendiri.
Nanti masalahnya berbeda ketika etanol tadi bercampur dan menyatu dengan miras.
Ketika itu etanol juga bercampur dengan zat asetanilda, propanol, butanol, dan metanol yang
kebanyakan bersifat toksik (racun). Pada saat ini, campurannya dihukumi haram karena
sifatnya memabukkan, termasuk pula etanol di dalamnya.
Namun bagaimana jika etanol hanya bercampur dengan air. Apakah dihukumi
haram. Jawabnya, kembali ke hukum asal yaitu halal. Pada saat ini pula etanol bukan lagi
memabukkan. Namun asal etanol memang toksik (beracun) dan tidak bisa dikonsumsi. Jika
etanol hanya bercampur dengan air, lalu dikonsumsi, maka cuma ada dua kemungkinan bila
dikonsumsi, yaitu sakit perut atau mati.
Intinya, ada beberapa point yang dapat disimpulkan:
1. Hukum asal etanol jika ia berdiri sendiri dan tidak bercampur dengan zat lain adalah
halal.
2. Etanol bisa berubah statusnya jadi haram jika ia menyatu dengan minuman yang
haram seperti miras.
3. Etanol ketika berada dalam miras, yang dihukumi adalah campuran mirasnya dan
bukan etanolnya lagi.
Jika melihat etanol (alkohol) yang ada dalam parfum, maka kita dapat katakan bahwa yang
jadi solvent (pelarut) dalam parfum tersebut adalah etanol yang suci, lantas mengapa mesti
dipermasalahkan. Karena ingat sekali lagi, campuran dalam parfum di sini bukanlah khomr,
namun etanol yang statusnya suci.
Jika Kita Menganggap Campuran Parfum adalah Khomr
Ini sebenarnya pernyataan yang kurang tepat sebagaimana yang telah dijelaskan di
atas. Namun taruhlah jika kita masih meyakini bahwa parfum alkohol memakai campuran
khomr, lalu dari segi mana parfum tersebut boleh digunakan. Jawabannya, kita kembali pada
pembahasan apakah khomr itu najis ataukah tidak. Sebagaimana yang telah diutarakan bahwa
khomr itu haram namun tidak najis. Di antara alasannya:
Pertama: Tidak ada dalil tegas yang menyatakan khomr itu najis.
Kedua: Terdapat dalil yang menyatakan khomr itu suci.
Sebagaimana hal ini dapat kita lihat pada hadits dari Anas bin Malik tentang kisah
pengharaman khomr. Pada saat itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyeru dengan
berkata, “Ketahuilah, khomr telah diharamkan.” Dalam hadits tersebut disebutkan bahwa
ketika bejana-bejana khomr pun dihancurkan dan penuhlah jalan-jalan kota Madinah dengan
khomr. Padahal ketika itu orang-orang pasti ingin melewati jalan tersebut. Jika khomr najis,
maka pasti Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam akan menyuruh membersihkannya sebagaimana
beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintakan untuk membersihkan kencing orang Badui
di masjid. Jika khomr najis tentu beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak membiarkan
orang-orang membuangnya di jalan begitu saja.
Ketiga: Hukum asal segala sesuatu adalah suci.
Jika sudah jelas zat khomr itu suci dan tidak najis, maka tidak menjadi masalah dengan
parfum beralkohol. Namun perlu diketahui bahwa ulama yang menyatakan khomr itu suci,
mengenai hukum parfum beralkohol ada beberapa pendapat di antara mereka, yaitu sebagai
berikut:
1. Dibolehkan jika alkohol dalam parfum itu sedikit.
2. Tidak dibolehkan karena kita diperintahkan menghancurkan khomr sebagaimana
disebutkan dalam sebuah hadits. Jika diperintahkan dihancurkan, maka mengapa
malah digunakan untuk parfum, Tentu saja tidak boleh menggunakannya.
Namun jika kita melihat penjelasan di awal tadi, dua pendapat ini dinilai kurang tepat karena
salah dalam memahami istilah alkohol dalam parfum. Sebagaimana telah dikemukakan,
solvent (pelarut) yang digunakan dalam parfum beralkohol bukanlah khomr namun etanol
atau campuran antara etanol dan air.
Catatan penting:
Untuk wanita, diperbolehkan menggunakan wewangian hanya di rumah. Di antara alasannya
adalah riwayat berikut:
Dari Abu Musa Al Asy’ary bahwanya ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
�ة� �ي ان ز� ف�ه�ي� ه�ا ر�يح� م�ن �ج�د�وا �ي ل � ق�وم ع�ل�ى ت ف�م�ر� ت �عط�ر� ت اس �ة� أ امر� �م�ا �ي أ
“Seorang perempuan yang mengenakan wewangian lalu melalui sekumpulan laki-laki agar
mereka mencium bau harum yang dia pakai maka perempuan tersebut adalah seorang
pelacur.” (HR. An Nasai, Abu Daud, Tirmidzi dan Ahmad. Shahih)
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad aldawi,Muhammad. Buku Pintar Para Da’i. Surabaya : Duta Ilmu,1995.
Anonim, 1985, Formularium Kosmetika Indonesia, Depkes RI Jakarta.
Balsam MS and Sagarin E (ed), 1972, Cosmetics, Science and Technology, 2nd ed., Wiley-Interscience, New York.
Departemen Agama RI. Alquran dan Tafsirnya, Jilid 7 juz 19-20-21.Jakarta,2009.
Flick EW, 1966, Cosmetics abd Toiletry Formulations, Vol.5, Noyes Publ., Westwood, New Jersey.
Jellinek JS, 1970, Formulation and Function of Cosmetics, Wiley-Interscience, New York.
Shihab, M Quraish. Tafsir Al-Mishbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Quran Vol 3&1. Jakarta:Lentera Hati,2002.
Wade, Ainkey, Paul, J.Walker.1994. Handbook of Pharmaceutical Excipients Second Edition. London: Pharmaceutical Press.
Wasitaatmadja SM. 1997. Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. Jakarta: UI Press. 266-300. http://shofipunya.wordpress.com/2011/12/10/formulasi-sediaan-shampo/. Diakses
Sejak zaman kuno, orang Mesir telah tahu bahwa kayu dan damar tertentu berbau harum dan lembut bila dibakar. Toh, diperlukan waktu berabad-abad sebelum orang menemukan metode yang dapat mengubah bunga, buah, dan tanaman menjadi esens, absolut, dan resinoid. Produk-produk itu merupakan hasil keterampilan teknik tingkat tinggi, yang dicapai melalui eksperimentasi serta perbaikan alat dan perangkatnya secara terus-menerus. Banyak mesin yang berlainan yang harus diuji coba sebelum versi finalnya menjadi alat penyulingan modern.
Ada lima teknik untuk memproduksi parfum. Yang pertama, paling kuno, adalah maceration: penyatuan antara wewangian dan lemak melalui pemanasan. Sama dengan yang pertama, teknik kedua, enfleurage, berupaya menyatukan wewangian dan minyak- tapi dengan cara berbeda: penyerapan wewangian melalui lemak dan benzoin. Cara ini dapat menghasilkan parfum setara bunga sebelum sebelum metode distilasi dan ekstrasi banyak digunakan. Kedua teknik yang terakhir itu berbeda sepenuhnya dengan dua cara sebelumnya.
Pada teknik ketiga, distilasi, berbagai bahan wewangian dimasukkan ke mesin penyuling, lalu dicampur dengan air dan dipanaskan hingga mendidih. Melalui pipa berleher angsa, uapnya didinginkan dan menjadi cairan: air terletak dibagian bawah, sedangkan esensnya yang berupa minyak mengambang di bagian atas. Dari esens itu, biasanya kemudian dipisahkan. Namun, kadang-kadang air bercampur esens itu dijual dalam bentuknya yang murni.
Tidak semua bunga atau tanaman dapat didistilasi, misalnya mawar centifolia, narcissus, atau mimosa. Karena itu, para ahli mengembangkan teknik keempat: ekstrasi. Bahan-bahan parfum tidak dilumatkan, tapi dicampur dengan air dan diputar berulang-ulang hingga mengeluarkan pelarut. Pelarut ini kemudian dialirkan ke ruang hampa udara, dipanaskan, dijadikan, dijadikan uap dan seterusnya sama dengan dengna proses distilasi.
Ekspresi adalah teknik terakhir. Cara ini digunakan untuk mengekstrasi minyak citrus dari buah-buahan semacam jeruk orange, lemon, dan mandarin. Minyak alami dari buah-buahan ini terdapat dalam kelenjar kecil di bagian kulitnya. Dengan pengupasan dan pemerasan, minyak yang merupakan esens wewangian dan air itu dapat keluar. Prinsip yang sama diterapkan dalam pabrikasi parfum.
Produksi selanjutnya adalah maceration dan pencampuran konsentrat dengan alkhohol dalam tabung besar tak berkarat. Itu dilakukan selama beberapa waktu untuk memperoleh kualitas parfum yang optimal. Banyaknya alkohol yang digunakan
bergantung pada tipe produk yang akan dihasilkan. Bila ekstrak, biasanya konsentrat parfum yang dimasukkan adalah 15 – 20 %, eau de toilette 5 – 10 %, sedangkan proporsi dalam eau de parfum kira-kira separuh dari kedua ukuran tadi.
Di Prancis, alkohol yang digunakan biasanya disuling dari akar gula bit, yang setelah dimurnikan memiliki bau yang netral. Lamanya proses maceration bergantung pada tipe produk. Dari beberapa minggu hingga tiga bulan. Setelah substansinya terbentuk, depositnya lalu diambil melalui teknik solidifikasi pada suhu antara 0 dan minus 10 derajat Celcius. Solidifikasi diikuti oleh filtrasi (penyaringan) yang menghasilkan cairan parfum.
Parfum adalah hasil karya artis berbakat yang menggunakan kemampuan memori, ketajaman, dan keterampilan meramunya. Toh, para pakar yang secara populer disebut “hidung” (nose) itu mengunakan lebih dari sekedar indera penciumannya. Mereka banyak menggunakan memori (ingatan) untuk membedakan bahan alami dari bahan sintetis. Lalu, dengan bantuan imajinasi dan rasa seni tinggi, para pencipta parfum berusaha menciptakan wewangian baru. Bak kata salah seorang di antara mereka, Jean Patou, “Suatu parfum diilhami oleh penemuan bau baru dan orang baru.”
Untuk itu, para calong “hidung” (nose) memerlukan pendidikan khusus dan magang sebagai asisten pada peracik parfum senior. Bandingkan dengan masa lampau, ketika keahlian diturunkan turun-temurun dalam keluarga.
Ternyata, dalam industri parfum sekarang yang berkembang pesat, hanya ada tiga perusahaan yang memiliki “hidung” sendiri: Chanel, Guerlain, dan Jean Patou, Kebanyakan perusahaan harus menyewa konsultan.
Begitu suatu parfum selesai dibuat, perusahaan pembuat akan mengundang para “hidung” (nose) profesional untuk menilai keampuhan formula wewangian barunya. Dari 5 – 10 % konsultan yang diundang, hanya satu yang memenangi kontrak. Catat pula, diperlukan waktu bulanan hingga tahunan sebelum parfum yang direkomendasi oleh konsultan kontrakan dapat diluncurkan. Produk parfum memang hasil kerja tim, antara konsultan “hidung”, pembuat parfum, dan bagian pemasaran.
Mungkin banyak diantara pembaca yang pernah menggunakan atau mendengar kehebatan parfum Chanel No. 5. Hendaknya diketahui, penciptanya adalah Ernest Beaux, pria Prancis kelahiran Moskow yang dandy. Selain menghasilkan parfum paling terkenal ini, Beaux juga menciptakan Chanel No. 20 – 24, parfum No. 22, dan Cuir de Russie bagi perusahaan Chanel, serta Soir de Paris untuk perusahaan Bourjois.
Keahlian membuat parfum ternyata dapat diturunkan. Pierre-Francois Pascal Guerlain, pencipta parfum Jacky, misalnya, mewariskan bakatnya kepada cucunya, Jacques Guerlain. Sang cucu kemudian menghasilkan parfum-parfum paling inovatif masa kini, seperti Mitsouko, Shalimar, L’Heure Bleu, Vol de Nuit, dan Apres l’Ondee.
Francois Coty adalah pembuat parfum ternama lainnya. Di samping parfum L’Origan dan Emeraude, ciptaannya yang paling terkenal bernama Chypre. Yang satu ini sedemikian aslinya sehingga dijadikan “keluarga parfum” tersendiri.
Selain itu, ada Germain Celier, wanita pertama yang masuk jajaran elite peramu parfum. Dari tangannya lahir parfum Bandit dan Vent Vert, masing-masing untuk perancang busana Robert Piguet dan Piere Balmain; lalu Coer Joie, Madame untuk Balmain; dan Monsieur Balmain serta sejumlah parfum Elisabeth Arden bagi pasar AS.
Catat pula nama ternama lain: Andre Fraysee dan Jeanne Lanving, yang bekerja sama menghasilkan parfum My Sin dan Arpege. “Seperti cinta, parfum harus menawan seorang wanita dengan seketika, “ cetus Fraysee, yang juga menghasilkan Scandal, Rumeur, dan Ptetexte.
Apakah arti parfum bagi para peracik wewangian terkenal tadi? Seorang penulis yang juga peramu parfum terkemuka, Edward Roudnitska, mengatakan, “Parfum yang indah adalah wewangian yang menghasilkan ‘kejutan’: kejutan inderawi, yang dalam kesan petamanya menggetarkan semangat, diikuti oleh kejutan psikologis, yang bertahan lama hingga parfum mulai menampilkan wujudnya ... Parfum adalah tindakan pikiran yang puitis.”
Namun, itu saja tak cukup. Tak seorang pun, mungkin, akan tergerak membeli parfum yang bermerek Gajah Terbang atau yang dikemas dalam botol kecap. Citra bagi parfum mutlak perlu. Dan citra itu terkait erat dengan citra penciptanya atau perusahaan pembuatnya, aroma wewangiannya sendiri, dan selera konsumen.
Memberi nama parfum jelas tak gampang. Tidak mudah mencari nama yang tepat untuk menggambarkan wewangian. Guerlain memberikan nama yang panjang bagi produk-produknya, misalnya Voila Pourquoi J’Aimais Rosine (“Itulah Sebabnya Aku Mencintai Rosine”). Sebaliknya, Elsa Schiaparelli lebih suka yang singkat, cuma satu huruf: S. Dibutuhkan uraian panjang – itu pun belum pasti memuaskan – untuk menjelaskan mengapa produk pertama laris, sementara produk kedua kurang laku.
Nama yang megah, imajinatif, atau menyiratkan kemewahan mungkin dapat melancarkan penjualan. Tapi itu baru mungkin, belum jaminan. Ini tergambar dalam produk seperti Scarabee, Nuit de Chine, Ambre Antique, Rigalia, dan Reve sur le Nil. Namun, belakangan, justru nama-nama bersahaja bahkan cermat malah unggul di pasar. Ini dibuktikan dengan penamaan produk yang memakai nama produsen dan nomor produknya: Chanel No. 5, Givenchy III, Azzaro 9, Scherrer 2, Gucci No. 3, dan sebagainya. Nama yang netral juga ternyata laku: Toujour Moi, Nuit de Noel, Extrem, dan Reve d’Or.
Ada pula yang dinamai sesuai dengan spesialisasi produknya: Caleche, Equipage, dan Amazone. Bahkan, ada yang memakai nama kecil peramunya: Miss Dior Diorama, Diorisimo, Diorling, Diorella, dan Dioressence. Christian Dior malah menggunakan nama aneh seperti Opium dan Poison, yang ternyata laris. Ini mungkin berkaitan dengan mengglobalnya pasar, yang mendorong ke arah pemberian nama yang dapat diterima oleh masyarakat dunia.
Bentuk kemasan tak kalah menentukan: dari bentuk botol dan kotak penyimpanan hingga materi iklannya. Guna menjamin pemasaran, para produsen terkemuka tidak segan mengeluarkan biaya besar: merancang botol eksklusif dari bahan gelas istimewa, menyewa perancang terkemuka (jika perlu, menyewa Salvador Dali, pelukis surealis kondang, seperti yang dilakukan Schiaparreli, atau mengupah perancang busana Kenzo, seperti yang dilakukan Serge Mansau), hingga menggunakan artis
terkenal sebagai model. Semuanya demi kelarisan produk mereka.
Pengolahan Minyak Gaharu
Sebelum dijadikan bahan baku parfum, gaharu harus diolah terlebih dahulu untuk mendapatkan minyak dan senyawa aromatik yang terkandung di dalamnya.[7] Sebagian kayu gaharu dapat dijual ke ahli penyulingan minyak yang biasanya menggunakan teknik distilasi uap atau air untuk mengekstraksi minyak dari kayu tersebut.[7] Untuk mendapatkan minyak gaharu dengan distilasi air, kayu gaharu direndam dalam air kemudian dipindahkan ke dalam suatu tempat untuk menguapkan air hingga minyak yang terkandung keluar ke permukaan wadah dan senyawa aromatik yang menguap dapat dikumpulkan secara terpisah.[7] Teknik distilasi uap menggunakan potongan gaharu yang dimasukkan ke dalam peralatan distilasi uap.[7] Tenaga uap yang menyebabkan sel tanaman dapat terbuka dan minyak dan senyawa aromatik untuk parfum dapat keluar.[7] Uap air akan membawa senyawa aromatik tersebut kemudian melalui tempat pendinginan yang membuatnya terkondensasi kembali menjadi cairan.[7] Cairan yang berisi campuran air dan minyak akan dipisahkan hingga terbentuk lapisan minyak di bagian atas dan air di bawah.[7] Salah satu metode digunakan saat ini adalah ekstraksi dengan [[superkritikal CO2]], yaitu CO2 cair yang terbentuk karena tekanan tinggi.[7] CO2 cair berfungsi sebagai pelarut aromatik yang digunakan untuk ekstraksi minyak gaharu.[7] Metode ini menguntungkan karena tidak terdapat residu yang tersisa, CO2 dapat dengan mudah diuapkan saat berbentuk gas pada suhu dan tekanan normal.[7]
Dari Witsawa
Rangakaian Alat Distilasi
metodha penyulingan Gaharu (krissanapanasin)
Ada tiga proses penyulingan minyak populer Gaharu.
1. Air Distilasi,
2. Distilasi uap, dan
3. Distilasi Uap terus menerus.
Kelas-4 Gaharu yang memiliki volume sedikit dari kayu batang resin dibawa ke dalam proses distilasi air.Kebanyakan perusahaan menggunakan metode tersebut karena menggunakan teknologi populer sederhana lokal. Proses distilasi uap dikembangkan dari proses penyulingan air sebelum itu dikembangkan lebih lanjut ke prosedur destilasi uap kontinu.
Prosedur destilasi air menggunakan air untuk mengekstrak minyak. Biasanya, bahan baku dimasukkan ke dalam air dan kemudian dipanaskan sampai mendidih. Uap tersebut heartwood resultan resin kemudian dikonversi ke dalam cairan seperti yang terlihat di lapisan dipisahkan dari air dan minyak Gaharu dalam proses kondensasi. Proses yang cepat tersebut,
yang meliputi 5 – 10 hari per distilasi, yang membutuhkan jumlah terkecil investasi sangat populer dan meliputi tahapan sebagai berikut.
1. Resin kayu batang tertanam Gaharu dari berbagai kelas yang akan diurutkan sebagai yang berkualitas tinggi, yang harus dijual dalam ukuran dengan harga tinggi. Kayu di kelas tersebut akan diproses lebih lanjut untuk meninggalkan hanya coklat tua atau hitam kayu batang. Para kelas 4 yang, di sisi lain, dianggap sebagai orang-orang berkualitas rendah dan akan dimasukkan ke dalam proses penyulingan untuk menghasilkan minyak Gaharu.
2. Para Gaharu mengalir ke dalam proses distilasi harus berukuran kecil-kecil atau lembaran tipis. Mereka akan menjadi kering dan dehumidified di bawah sinar matahari selama 2 – 3 hari.
3. Potongan-potongan kering kecil Gaharu kemudian akan dihancurkan halus ke dalam mm 1-2. biji-bijian untuk meningkatkan permukaan untuk minyak penggalian.
4. Para Gaharu halus butir kemudian akan direndam ke dalam air selama sekitar 7 – 15 hari tergantung permintaan yg berbau baik pelanggan. Aroma minyak Gaharu mengubah bersama dengan durasi perendaman.
5. Butiran Gaharu kemudian akan diambil dari air dan dimasukkan ke dalam panci penyulingan sebanyak menuntut dalam hal ukuran dan volume, biasanya, sekitar 10 – 15 kilogram per penyulingan pot. Air ini kemudian dimasukkan ke dalam panci untuk sekitar 5-6 inci di atas biji-bijian. Tutup panci kemudian ditutup dan pemanasan dimulai.
6. Ketika pot distilasi dipanaskan di atas titik didih, uap dengan uap minyak Gaharu akan datang dari pipa.Aerosol tersebut kemudian harus diubah menjadi cairan dalam proses kondensasi, dimana air dingin diperbolehkan untuk berjalan ke dalam pipa luar ke arah yang berlawanan dengan arus uap.
7. Dalam tabung, minyak Gaharu yang dihasilkan akan mengapung di lapisan yang terpisah dari air. Air tersebut akan habis dan hanya minyak Agarwood, ke atas mengambang, akan dikumpulkan. Tahap mendidih ke tahap penyulingan membutuhkan waktu sekitar 4 – 5 jam. Aliran pertama dari minyak Gaharu diklasifikasikan sebagai kelas A. Ini adalah kuning agak gelap dan memiliki bau manis. Aroma berlangsung lama, sekitar 8 jam, jika minyak digosok ke kulit.
8. Menjaga proses penyulingan tersebut untuk melanjutkan selama 7 hari penuh akan squash minyak Gaharu seluruh dari kayu. Panas kemudian harus dipadamkan.
9. Minyak yang dikumpulkan harus disaring dengan kain filter untuk menyingkirkan air dan kotoran. Minyak kemudian dimasukkan ke dalam botol dan dipanggang dengan tutup dibuka untuk memungkinkan penguapan. Kemudian, kualitas minyak Gaharu tinggi diperoleh. Residu dari proses perebusan dan penyulingan dapat dikeringkan di bawah sinar matahari selama sekitar 3 hari sebelum dihancurkan menjadi bubuk untuk produksi tongkat Joss wangi.
Kata “perfume” berasal dari bahasa latin yang berarti “lewat asap”. Orang-orang Mesir Kuno sangat terkenal dengan penggunaan parfum mulai dengan cara diperas, direbus, dikeringkan, dibuat bubuk, dll. Pada abad ke-19, parfum mulai menggunakan bahan-bahan kimia. Pada tahun 1882, Paul
Parquet menciptakan “Fougere Royale” yang terbuat dari sintesis coumarin, oakmoss, geranium dan bergamot untuk Houbigant perusahaan parfum besar pada saat itu. Sejak itulah era baru tentang perfum dimulai.
Penggunaan sintesis kimia mulai berkembang pada abad ke-19 dengan berkembangnya ilmu kimia. Sintesis dari bahan kimia lebih murah dihasilkan daripada sintesis bahan alam. Teknik-teknik isolasi, karakteristik dan sintesis ilmu kimia berkembang, pencarian fragrance-fragrance baru menjadi lebih terstruktur. Dengan berkembangnya teknologi, para peracik parfum dapat mendeteksi komponen-komponen bahan alam menggunakan spektroskopi IR, UV-Vis, GC, dsn HPLC.