daerah deteksi ormas radikal, pusat belum bereaksigelora45.com/news2/sp_2017071802.pdf · menteri...

1
[JAKARTA] Sejumlah daerah sudah mendeteksi keberadaan organisasi kemasyarakatan (Ormas) radikal namun oemerintah pusat belum be- reaksi. Ormas-ormas tersebut sering melakukan kegiatan terbuka dan diliput media massa namun sebagian besar masyarakat tidak menyadari bahwa dasar-dasar kegiatan mereka bertentangan dengan Pancasila, UUD 45, dan NKRI. Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) di daerah hanya bisa melakukan pemantauan karena belum mendapatkan kepastian hukum meski pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (perppu) Ormas. Kemdagri maupun Kementerian Koordinator Polhukam belum meng- umumkan tahapan-tahapan tindak lanjut pascakeluarnya Perppu Ormas. Menteri Koordinator bidang Po- litik, Hukum dan Keamanan (Polhu- kam) Wiranto mengemukakan, Perppu No 2/2017 tentang Ormas sudah mulai berlaku sejak diterbitkan 10 Juli lalu. Pemberlakuan Perppu itu tidak harus menunggu persetujuan DPR. “Sudah berlaku sejak diterbitkan. Memang pemberlakuan lebih efektif sesudah disetujui DPR,” kata Wiranto di Jakarta, Selasa (18/7). Pemerintah masih dalam posisi menyiapkan langkah konkret untuk melaksanakan perppu. “Untuk tahapan-tahapan tindak lanjut pas- cakeluarnya perppu belum bisa saya sampaikan sekarang mendahului Menko Polhukam. Saat ini pemerintah sedang menyiapkan langkah-langkah konkret,” kata Mendagri Tjahjo Kumolo kepada SP, Selasa (18/7). Dia memastikan, pemerintah tidak mengedepankan upaya represif atau bertindak otoriter sebagaimana dituduhkan melalui isu-isu bela- kangan ini. Dia mengungkapkan, tim pemerintah dengan dikomandoi Menko Polhukam telah bekerja dan mengumpulkan info terkait ormas yang melanggar. “Bagi ormas berbadan hukum yang melanggar, maka akan dicabut SK (surat keputusan) badan hukum oleh Kemkumham (Kementerian Hukum dan HAM). Bila ormas tidak punya badan hukum SKT-nya (Surat Keterangan Terdaftar) akan dicabut Kemdagri (Kementerian Dalam Negeri),” ujarnya. Sedangkan Wiranto menegaskan, perppu diterbitkan untuk mencegah meluasnya ormas anti-Pancasila bukan untuk mendiskreditkan ormas Islam. Perppu bukan membatasi kegiatan atau kebebasan ormas. Perppu juga bukan tindak kesewenang-wenangan pemerintah. Seperti diberitakan, Kantor Kesbangpol Daerah Istimewa Yog- yakarta (DIY) mendeteksi delapan ormas radikal. Kepala Kesbangpol DIY Agung Supriyono mengatakan, pihaknya melakukan pemantauan khusus jika sewaktu-waktu dibutuhkan sikap khusus terhadap ormas-ormas tersebut. Ormas yang dimaksud bergerak dalam bidang yang beragam, bukan hanya bidang keagamaan. “Ormas-or- mas itu dibentuk di luar DIY, tetapi eksodus ke Yogyakarta,” katanya. Sedangkan Kesbangpol Jawa Tengah saat ini sedang menyelidiki sejumlah ormas yang mengusung paham radikal. “Kami menindak- lanjuti instruksi Menko Polhukam dan Mendagri untuk memperdalam penelitian terhadap ormas-ormas berpaham radikal di kabupaten-kota. Jika ada ormas yang merongrong Pancasila maka akan direkomendasi- kan untuk dibubarkan,” kata Kepala Bidang Ideologi dan Kewaspadaan Kantor Kesbangpol Jateng, Budiyanto, Selasa (18/7). Rekomendasi pembubaran ter- sebut selanjutnya akan diteruskan kepada Kemkumham. Perppu Ormas menjadi pintu masuk bagi pemerintah untuk mempercepat penindakan terhadap ormas yang dianggap merongrong NKRI dan Pancasila. “Jika aturan sebelumnya (pembubaran ormas) harus lewat mekanisme pengadil- an, maka dengan memakai Perppu Ormas bisa dilakukan dengan cepat dan simpel,” katanya. Namun demikian, pihaknya tetap bersikap rasional dan profesional. Untuk melakukan pembubaran tidak dilakukan atas dasar suka dan tidak suka, tetapi tetap mengacu pada temuan akurat di lapangan. Di Jatim, kegiatan tablig akbar, khotbah dan konvoi yang digelar ormas HTI ditolak sejumlah ormas keagamaan dan kepemudaan di sejumlah kota di Jatim, seperti di Surabaya, Jombang, Jember, Ma- lang, Banyuwangi serta empat kota lainnya di Pulau Madura. Polda Jatim beserta jajaran mendukung penolakan tersebut. Karenanya, sejak Kapolda Jatim dipegang Irjen Pol Drs Anton Setiadji MH, 2016 yang lalu dan kemudian dilanjutkan Kapolda Jatim yang baru Irjen Pol Drs Machfud Arifin sudah mendesak Pemprov Jatim agar mener- bitkan Peraturan Gubernur (Pergub) Jatim guna melarang aktivitas HTI di seluruh wilayah Jatim. Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim, KH Hasan Muttawakkil Alallah berulang kali menyatakan bahwa idiologi Pancasila dan NKRI bagi NU adalah harga mati. Pernyataan itu kemudian didukung pimpinan Pengu- rus Cabang NU (PCNU) se-Jatim dan juga organisasi kepemudaan dan mahasiswa, di antaranya seperti; HMI, PMII, GMNI, GMKI dan PMKRI, yang tergabung dalam Kelompok Cipayung di Jatim. Mereka mendesak pemerintah Jatim dan pusat agar HTI yang menolak idiologi Pancasila itu dibubarkan. Sementara itu, Kapolda Jatim Irjen Pol Machfud Arifin mengakui pihaknya akan menindaklanjuti kebijakan pemerintah dalam Perppu Ormas terhadap keberadaan ormas anti-Pancasila. “Sabar, tunggu ke- putusannya (regulasinya) dulu, lalu kita siap untuk melaksanakannya di lapangan,” ujar Kapolda. Sementara itu Ketua DPD-I HTI Jatim, Hisyam Hidayat ketika ditemui wartawan di kantornya di Jalan Ketintang Baru VIII, Surabaya, beberapa waktu lalu mengaku tetap beraktivitas seperti biasa, berdakwah. Menurutnya, HTI didirikan secara legal, terdaftar resmi dan ada badan hukumnya. “Kami lakukan sesuai ketentuan hukum yang ada, maka kami akan tetap berjalan seperti biasa,” ujarnya. Terkait pandangan bahwa HTI anti-Pancasila, Hisyam cukup memakluminya. Tapi, kata dia, HTI juga memiliki sudut pandang berbeda. Dalam UU Ormas, kata dia, yang disebut anti-Pancasila itu ateis dan Leninisme. Ia mengakui, HTI tidak anti Pancasila, tetapi HTI memang mem- perjuangkan khilafah atau Negara Islam. Sebab menurutnya, jargon ini memang diajarkan dalam Islam. Antisipasi Sementara itu Anggota DPRD dari FKB, Thoriqul Haq, juga perlu berkoordinasi dengan para rektor perguruan tinggi di Jatim, untuk mengeliminasi gerakan anti-Pancasila dan antikebangsaan yang tumbuh subur di kalangan mahasiswa. “Su- dah menjadi rahasia umum, kalau kampus negeri justru menjadi basis gerakan dan rekrutmen anggota ormas anti-Pancasila yang secara politis baru saja dibubarkan pemerintah,” imbuhnya. Alumnus IAIN Sunan Ampel Surabaya (sekarang UIN Sunan Ampel) itu menegaskan, NKRI adalah final. Ini dibuktikan dengan kegigihan para ulama dan kiai NU memperjuangkan dan merumuskan Pancasila menjadi ideologi bangsa. Sebab, nilai-nilai agama Islam yang dianut oleh mayoritas penduduk Indonesia, terakomodasi dalam Pancasila. “Kalau ada yang berani mengubah atau mengganti Pancasila, itu berarti mengganggu negara dan harus disetop,” tegas Thoriq. Di tempat terpisah, Ketua Komisi A DPRD Jatim, Freddy Poernomo menjelaskan, dalam waktu dekat pi- haknya akan melansir Raperda tentang Membangun Nilai-Nilai Kebangsaan. Di antaranya, menyangkut upaya antisipasi Pemprov Jatim terhadap ormas intoleran dan antikebangsaan. “Maraknya ormas intoleran dan an- tikebangsaan itu akibat UU tentang Ormas terlalu longgar, sehingga perlu segera direvisi atau diajukan judicial review ke Mahkamah Konstitusi, karena tidak sejalan dengan UUD 1945,” ujarnya. [ARS/R-14/142/153] D PP Partai Gol- kar dikabarkan langsung memberi arahan kepada pengurus DPD hingga ke tingkat akar rumput pascapen- etapan tersangka ketua umumnya oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kasus dug- aan korupsi proyek KTP elektronik (e-KTP). “Kami langsung memberikan ar- ahan kepada seluruh DPD agar meneruskan kepada konstituen. Intinya, jangan sampai bergolak di akar rumput,” kata sumber SP, di Jakarta, Senin (17/7). Sumber itu menyebut- kan, penetapan Ketua Umum Golkar yang juga Ketua DPR Setya Novanto sebagai tersangka berdampak di daerah. “Pasti ber- pengaruh. Karena itu, tak perlu menunggu, kami langsung minta para kader untuk terjun langsung ke masyarakat. Istilahnya, konstituen sudah langsung teriak-teriak, mereka ingin datang ke Jakarta, demo ke KPK. Kami di pusat bilang, tak perlulah. Ten- angkan mereka,” katanya. Diungkap- kan, sejumlah pengurus DPD Golkar juga langsung merespons. “Mereka telah mene- nangkan kader Golkar lewat telepon. Pengurus di daerah akan berkonsolidasi guna memberi masukan kepada pengurus DPP Golkar ihwal ditetapkan- nya Ketua Umum Golkar, Setya Novanto. Kami menunggu proses hukum. Kami yakin Golkar bisa keluar dari tekanan,” katanya. Menurut dia, hingga saat ini belum ada kepu- tusan Golkar ihwal posisi Setya Novanto di partai beringin. Pengurus di daerah berharap segera ada langkah yang ditempuh DPP Golkar. [W-12] Utama 2 Suara Pembaruan Selasa, 18 Juli 2017 Kader Beringin Bergolak? Daerah Deteksi Ormas Radikal, Pusat Belum Bereaksi SP/JOANITO DE SAOJOAO Menko Polhukam Wiranto (tengah) memberikan keterangan pers bersama Menkumham Yasonna Laoly (kedua kiri), Mendagri Tjahjo Kumolo (kedua kanan), Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian (kanan), dan Jamintel kejagung Adi Togariesman (kiri) usai rapat tertutup di kantor Kemko Polhukam, Jakarta, baru-baru ini. Hasil rapat tersebut mereko- mendasikan Pemerintah mengambil langkah untuk membubarkan dan melarang kegiatan yang dilakukan organisasi kemasyarakatan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).

Upload: hoangbao

Post on 25-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Daerah Deteksi Ormas Radikal, Pusat Belum Bereaksigelora45.com/news2/SP_2017071802.pdf · Menteri Koordinator bidang Po-litik, Hukum dan Keamanan (Polhu-kam) Wiranto mengemukakan,

[JAKARTA] Sejumlah daerah sudah mendeteksi keberadaan organisasi kemasyarakatan (Ormas) radikal namun oemerintah pusat belum be-reaksi. Ormas-ormas tersebut sering melakukan kegiatan terbuka dan diliput media massa namun sebagian besar masyarakat tidak menyadari bahwa dasar-dasar kegiatan mereka bertentangan dengan Pancasila, UUD 45, dan NKRI.

Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) di daerah hanya bisa melakukan pemantauan karena belum mendapatkan kepastian hukum meski pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (perppu) Ormas. Kemdagri maupun Kementerian Koordinator Polhukam belum meng-umumkan tahapan-tahapan tindak lanjut pascakeluarnya Perppu Ormas.

Menteri Koordinator bidang Po-litik, Hukum dan Keamanan (Polhu-kam) Wiranto mengemukakan, Perppu No 2/2017 tentang Ormas sudah mulai berlaku sejak diterbitkan 10 Juli lalu. Pemberlakuan Perppu itu tidak harus menunggu persetujuan DPR. “Sudah berlaku sejak diterbitkan. Memang pemberlakuan lebih efektif sesudah disetujui DPR,” kata Wiranto di Jakarta, Selasa (18/7).

Pemerintah masih dalam posisi menyiapkan langkah konkret untuk melaksanakan perppu. “Untuk tahapan-tahapan tindak lanjut pas-cakeluarnya perppu belum bisa saya sampaikan sekarang mendahului Menko Polhukam. Saat ini pemerintah sedang menyiapkan langkah-langkah konkret,” kata Mendagri Tjahjo Kumolo kepada SP, Selasa (18/7).

Dia memastikan, pemerintah tidak mengedepankan upaya represif atau bertindak otoriter sebagaimana dituduhkan melalui isu-isu bela-kangan ini. Dia mengungkapkan, tim pemerintah dengan dikomandoi Menko Polhukam telah bekerja dan mengumpulkan info terkait ormas yang melanggar.

“Bagi ormas berbadan hukum yang melanggar, maka akan dicabut SK (surat keputusan) badan hukum oleh Kemkumham (Kementerian Hukum dan HAM). Bila ormas tidak punya badan hukum SKT-nya (Surat Keterangan Terdaftar) akan dicabut Kemdagri (Kementerian Dalam Negeri),” ujarnya.

Sedangkan Wiranto menegaskan, perppu diterbitkan untuk mencegah meluasnya ormas anti-Pancasila bukan

untuk mendiskreditkan ormas Islam. Perppu bukan membatasi kegiatan atau kebebasan ormas. Perppu juga bukan tindak kesewenang-wenangan pemerintah.

Seperti diberitakan, Kantor Kesbangpol Daerah Istimewa Yog-yakarta (DIY) mendeteksi delapan ormas radikal. Kepala Kesbangpol DIY Agung Supriyono mengatakan, pihaknya melakukan pemantauan khusus jika sewaktu-waktu dibutuhkan sikap khusus terhadap ormas-ormas tersebut.

Ormas yang dimaksud bergerak dalam bidang yang beragam, bukan hanya bidang keagamaan. “Ormas-or-mas itu dibentuk di luar DIY, tetapi eksodus ke Yogyakarta,” katanya.

Sedangkan Kesbangpol Jawa Tengah saat ini sedang menyelidiki sejumlah ormas yang mengusung paham radikal. “Kami menindak-lanjuti instruksi Menko Polhukam dan Mendagri untuk memperdalam penelitian terhadap ormas-ormas berpaham radikal di kabupaten-kota. Jika ada ormas yang merongrong Pancasila maka akan direkomendasi-kan untuk dibubarkan,” kata Kepala Bidang Ideologi dan Kewaspadaan Kantor Kesbangpol Jateng, Budiyanto, Selasa (18/7).

Rekomendasi pembubaran ter-sebut selanjutnya akan diteruskan kepada Kemkumham.

Perppu Ormas menjadi pintu masuk bagi pemerintah untuk mempercepat penindakan terhadap ormas yang dianggap merongrong NKRI dan Pancasila. “Jika aturan sebelumnya (pembubaran ormas) harus lewat mekanisme pengadil-an, maka dengan memakai Perppu Ormas bisa dilakukan dengan cepat dan simpel,” katanya.

Namun demikian, pihaknya tetap bersikap rasional dan profesional. Untuk melakukan pembubaran tidak dilakukan atas dasar suka dan tidak suka, tetapi tetap mengacu pada temuan akurat di lapangan.

Di Jatim, kegiatan tablig akbar, khotbah dan konvoi yang digelar ormas HTI ditolak sejumlah ormas keagamaan dan kepemudaan di sejumlah kota di Jatim, seperti di Surabaya, Jombang, Jember, Ma-lang, Banyuwangi serta empat kota lainnya di Pulau Madura. Polda Jatim beserta jajaran mendukung penolakan tersebut.

Karenanya, sejak Kapolda Jatim dipegang Irjen Pol Drs Anton Setiadji MH, 2016 yang lalu dan kemudian dilanjutkan Kapolda Jatim yang baru

Irjen Pol Drs Machfud Arifin sudah mendesak Pemprov Jatim agar mener-bitkan Peraturan Gubernur (Pergub) Jatim guna melarang aktivitas HTI di seluruh wilayah Jatim.

Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim, KH Hasan Muttawakkil Alallah berulang kali menyatakan bahwa idiologi Pancasila dan NKRI bagi NU adalah harga mati. Pernyataan itu kemudian didukung pimpinan Pengu-rus Cabang NU (PCNU) se-Jatim dan juga organisasi kepemudaan dan mahasiswa, di antaranya seperti; HMI, PMII, GMNI, GMKI dan PMKRI, yang tergabung dalam Kelompok Cipayung di Jatim. Mereka mendesak pemerintah Jatim dan pusat agar HTI yang menolak idiologi Pancasila itu dibubarkan.

Sementara itu, Kapolda Jatim Irjen Pol Machfud Arifin mengakui pihaknya akan menindaklanjuti kebijakan pemerintah dalam Perppu Ormas terhadap keberadaan ormas anti-Pancasila. “Sabar, tunggu ke-putusannya (regulasinya) dulu, lalu kita siap untuk melaksanakannya di lapangan,” ujar Kapolda.

Sementara itu Ketua DPD-I HTI Jatim, Hisyam Hidayat ketika ditemui wartawan di kantornya di

Jalan Ketintang Baru VIII, Surabaya, beberapa waktu lalu mengaku tetap beraktivitas seperti biasa, berdakwah.

Menurutnya, HTI didirikan secara legal, terdaftar resmi dan ada badan hukumnya. “Kami lakukan sesuai ketentuan hukum yang ada, maka kami akan tetap berjalan seperti biasa,” ujarnya. Terkait pandangan bahwa HTI anti-Pancasila, Hisyam cukup memakluminya. Tapi, kata dia, HTI juga memiliki sudut pandang berbeda. Dalam UU Ormas, kata dia, yang disebut anti-Pancasila itu ateis dan Leninisme.

Ia mengakui, HTI tidak anti Pancasila, tetapi HTI memang mem-perjuangkan khilafah atau Negara Islam. Sebab menurutnya, jargon ini memang diajarkan dalam Islam.

AntisipasiSementara itu Anggota DPRD

dari FKB, Thoriqul Haq, juga perlu berkoordinasi dengan para rektor perguruan tinggi di Jatim, untuk mengeliminasi gerakan anti-Pancasila dan antikebangsaan yang tumbuh subur di kalangan mahasiswa. “Su-dah menjadi rahasia umum, kalau kampus negeri justru menjadi basis gerakan dan rekrutmen anggota ormas anti-Pancasila yang secara politis baru saja dibubarkan pemerintah,” imbuhnya.

Alumnus IAIN Sunan Ampel Surabaya (sekarang UIN Sunan Ampel) itu menegaskan, NKRI adalah final. Ini dibuktikan dengan kegigihan para ulama dan kiai NU memperjuangkan dan merumuskan Pancasila menjadi ideologi bangsa. Sebab, nilai-nilai agama Islam yang dianut oleh mayoritas penduduk Indonesia, terakomodasi dalam Pancasila. “Kalau ada yang berani mengubah atau mengganti Pancasila, itu berarti mengganggu negara dan harus disetop,” tegas Thoriq.

Di tempat terpisah, Ketua Komisi A DPRD Jatim, Freddy Poernomo menjelaskan, dalam waktu dekat pi-haknya akan melansir Raperda tentang Membangun Nilai-Nilai Kebangsaan. Di antaranya, menyangkut upaya antisipasi Pemprov Jatim terhadap ormas intoleran dan antikebangsaan. “Maraknya ormas intoleran dan an-tikebangsaan itu akibat UU tentang Ormas terlalu longgar, sehingga perlu segera direvisi atau diajukan judicial review ke Mahkamah Konstitusi, karena tidak sejalan dengan UUD 1945,” ujarnya. [ARS/R-14/142/153]

DPP Partai Gol-kar dikabarkan langsung memberi

arahan kepada pengurus DPD hingga ke tingkat akar rumput pascapen-etapan tersangka ketua umumnya oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kasus dug-aan korupsi proyek KTP elektronik (e-KTP). “Kami langsung memberikan ar-ahan kepada seluruh DPD agar meneruskan kepada konstituen. Intinya, jangan

sampai bergolak di akar rumput,” kata sumber SP, di Jakarta, Senin (17/7).

Sumber itu menyebut-kan, penetapan Ketua Umum Golkar yang juga Ketua DPR Setya Novanto sebagai tersangka berdampak di daerah. “Pasti ber-pengaruh. Karena itu, tak perlu menunggu, kami langsung minta para kader untuk terjun langsung ke masyarakat. Istilahnya,

konstituen sudah langsung teriak-teriak, mereka ingin datang ke Jakarta, demo ke KPK. Kami di pusat bilang, tak perlulah. Ten-

angkan mereka,” katanya.

Diungkap-kan, sejumlah

pengurus DPD Golkar juga langsung merespons. “Mereka telah mene-nangkan kader Golkar lewat telepon. Pengurus di daerah akan berkonsolidasi guna memberi masukan

kepada pengurus DPP Golkar ihwal ditetapkan-nya Ketua Umum Golkar, Setya Novanto. Kami menunggu proses hukum. Kami yakin Golkar bisa keluar dari tekanan,” katanya.

Menurut dia, hingga saat ini belum ada kepu-tusan Golkar ihwal posisi Setya Novanto di partai beringin. Pengurus di daerah berharap segera ada langkah yang ditempuh DPP Golkar. [W-12]

Utama2 Sua ra Pem ba ru an Selasa, 18 Juli 2017

Kader Beringin Bergolak?

Daerah Deteksi Ormas Radikal, Pusat Belum Bereaksi

SP/Joanito De SaoJoao

Menko Polhukam Wiranto (tengah) memberikan keterangan pers bersama Menkumham Yasonna Laoly (kedua kiri), Mendagri tjahjo Kumolo (kedua kanan), Kapolri Jenderal Polisi tito Karnavian (kanan), dan Jamintel kejagung adi togariesman (kiri) usai rapat tertutup di kantor Kemko Polhukam, Jakarta, baru-baru ini. Hasil rapat tersebut mereko-mendasikan Pemerintah mengambil langkah untuk membubarkan dan melarang kegiatan yang dilakukan organisasi kemasyarakatan Hizbut tahrir indonesia (Hti).