d1215011.docx · web viewpkms bertujuan sebagai asuransi kesehatan kepada seluruh warga masyarakat...

26

Click here to load reader

Upload: trandiep

Post on 20-May-2018

219 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: D1215011.docx · Web viewPKMS bertujuan sebagai asuransi kesehatan kepada seluruh warga masyarakat Kota Surakarta yang belum mempunyai asuransi atau jaminan kesehatan apapun. Tidak

JURNAL

DIFUSI INOVASI PROGAM BANTUAN KESEHATAN MASYARAKAT

KOTA SURAKARTA

(Studi Deskriptif Kualitatif Difusi Progam Bantuan Kesehatan Masyarakat

Kota Surakarta (BKMKS) di Kota Surakarta)

Oleh:

AYUDHA HARDIAN PRATAMA

D1215011

PRODI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2017

Page 2: D1215011.docx · Web viewPKMS bertujuan sebagai asuransi kesehatan kepada seluruh warga masyarakat Kota Surakarta yang belum mempunyai asuransi atau jaminan kesehatan apapun. Tidak

DIFUSI INOVASI PROGAM BANTUAN KESEHATAN MASYARAKAT

KOTA SURAKARTA

(Studi Deskriptif Kualitatif Difusi Progam Bantuan Kesehatan Masyarakat

Kota Surakarta (BKMKS) di Kota Surakarta)

Ayudha Hardian Pratama

Sutopo JK

Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Abstract

Based on the UUD 1945 article 28H stipulates that health is the basic right of every individual. All citizens are entitled to health services, including the poor. Referring to the data of 2016, there are 140.913 residents of Solo City who have not been registered in the Jaminan Kesehatan National (JKN) through BPJS Health, either independently or through the company. The residents are targeted in the BKMKS program, especially the poor. However, based on data of July 2017, only about 16.004 residents who just register BKMKS program. So the diffusion of BKMKS information has not been maximal since many people have not registered as BKMKS program.

This research uses Rogers (1983) theory about the diffusion of innovation to explain how the diffusion process of BKMKS (Bantuan Kesehatan Masyarakat Kota Kesehatan Surakarta) innovation in Surakarta City. In additiaon, this research is intended to find out the obstacles in the process of diffusion of BKMKS program innovation in Surakarta.

This research uses descriptive qualitative method aims to know the description of the dissemination of BKMKS program message and its obstacles. Researchers conducted in-depth interviews of 7 informants involved and played an important role in the dissemination of BKMKS program messages in Surakarta.

Based on the results of the study, it is concluded that the BKMKS program is a continuous innovation program which has been developed and modified from previous programs. Diffusion of BKMKS program innovation is more effective using group communication channels. The role of opinion leaders such as community leaders is important in the process of diffusion. The obstacles from BKMKS program are semantic obstacles, education level and social system, limited use of mass media.Keywords: innovation diffusion, communication obstacles, BKMKS program

1

Page 3: D1215011.docx · Web viewPKMS bertujuan sebagai asuransi kesehatan kepada seluruh warga masyarakat Kota Surakarta yang belum mempunyai asuransi atau jaminan kesehatan apapun. Tidak

Pendahuluan

Produktifitas manusia ditentukan oleh berbagai aspek salah satunya

kesehatan. Pembangunan yang dilakukan pemerintah tidak lepas dari peran

warganya. Oleh karena itu, pemerintah harus menjamin kesejahteraan warga

Indonesia untuk meningkatkan produktifitas pembangunan. Sesuai dengan amanat

UUD 1945 pasal 28H menetapkan bahwa kesehatan adalah hak dasar setiap

individu.Semua warga Negara berhak mendapatkan pelayanan kesehatan

termasuk pula masyarakat miskin. Serta dalam UU No. 23/1992 yang kemudian

diganti dengan UU 36/2009 tentang Kesehatan yang menegaskan bahwa setiap

orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di

bidang kesehatan dan memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan

terjangkau. Sebaliknya, setiap warga Negara Indonesia wajib berpartisipasi dalam

progam kesehatan demi menjamin kesejahteraan Indonesia di bidang kesehatan.

Untuk mengatasi permasalahan ekonomi bagi masyarakat yang tidak

mampu, Pemerintah Surakarta meluncurkan progam BKMKS (Bantuan Kesehatan

Masyarakat Kota Surakarta). Sejak pertama kali dibuka pada 3 Januari 2017,

pendaftaran program Bantuan Kesehatan Masyarakat Kota Surakarta (BKMKS)

mulai membuahkan hasil signifikan.1 Namun, pihak kelurahan terus berupaya

melakukan sosialisasi melalui berbagai organisasi kemasyarakatan di tingkat

kelurahan. Inovasi akan berjalan dengan efektif dan optimal maka perlu didukung

komunikasi dalam penyebaran informasi yang baik. Komunikasi berperan penting

memberikan informasi yang akurat dan bermanfaat agar inovasi bisa diterima dan

dipahami oleh masyarakat dengan baik sehingga tidak ada kesalahpahaman

mengenai program Bantuan Kesehatan Masyarakat Kota Surakarta (BKMKS).

Dengan begitu program BKMKS akan lebih cepat diadopsi oleh masyarakat dan

dapat berjalan secara optimal.

Saat ini progam Bantuan Kesehatan Masyarakat Kota Surakarta (BKMKS)

sedang gencar di sosialisasikan pemerintah sejak tanggal 3 januari 2017. Maka

1 Bayu AS, diakses dari http://solo.tribunnews.com/2016/12/30/warga-solo-bisa-langsung-manfaatkan-bkmks-mulai-3-januari-2017.html; pada tanggal 20 Juli 2017, pukul 21.00 WIB

2

Page 4: D1215011.docx · Web viewPKMS bertujuan sebagai asuransi kesehatan kepada seluruh warga masyarakat Kota Surakarta yang belum mempunyai asuransi atau jaminan kesehatan apapun. Tidak

Kota Surakarta menjadi pilihan peneliti untuk melakukan penelitian karena

dimana progam ini khsusus ditunjukan untuk warga Surakarta yang tidak mampu.

Merujuk data 2016, ada 140.913 warga Kota Solo yang belum terdaftar dalam

program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) melalui BPJS Kesehatan, baik

mandiri maupun melalui perusahaan. Warga tersebut menjadi sasaran dalam

program BKMKS, khususnya warga tidak mampu.2 Berdasarkan data per Juli

2017, peserta yang mendaftar progam BKMKS baru 16.004 warga. Artinya

banyak masyarakat yang belum tercover jaminan kesehatan. Maka difusi

informasi BKMKS belum berjalan maksimal karena banyak masyarakat yang

tidak mempunyai jaminan kesehatan belum terdaftar sebagai progam BKMKS.

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas permasalahan yang

dapat dirumuskan adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana difusi inovasi dalam sosialisasi komunikasi progam Bantuan

Kesehatan Masyarakat Kota Surakarta (BKMKS) di kota Surakarta?

2. Apakah hambatan - hambatan dalam proses difusi inovasi progam Bantuan

Kesehatan Masyarakat Kota Surakarta (BKMKS) di kota Surakarta?

Tinjauan Pustaka

1. Komunikasi

Manusia merupakan makhluk sosial sehingga komunikasi tidak bisa lepas

dalam kehidupan manusia. Dengan komunikasi, sosialisasi antar individu dapat

berjalan sesuai keinginan individu-individu tersebut. Komunikasi yang terjalin

mampu membentuk hubungan antar manusia untuk saling menyampaikan gagasan

dan mempengaruhi perilaku.

Raymond S. Ross dalam Deddy Mulyana berpendapat bahwa komunikasi

adalah suatu proses menyortir, memilih, dan mengirimkan simbol-simbol

2 Ibid

3

Page 5: D1215011.docx · Web viewPKMS bertujuan sebagai asuransi kesehatan kepada seluruh warga masyarakat Kota Surakarta yang belum mempunyai asuransi atau jaminan kesehatan apapun. Tidak

sedemikian rupa sehingga membantu pendengar membangkitkan makna atau

respons dari pikirannya yang serupa dengan yang dimaksudkan komunikator.3

Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang

kepada orang lain untuk memberi tahu atau untuk mengubah sikap, pendapat, atau

perilaku, baik langsung secara lisan, maupun tak langsung melalui media.4 Dalam

definisi tersebut tersimpul tujuan, yaitu memberi tahu atau mengubah sikap

(attitude), pendapat (opinion), atau perilaku (behavior). Jadi ditinjau dari segi si

penyampai pernyataan, komunikasi yang bertujuan bersifat informatif dan

persuasif. Komunikasi persuasif (persuasive communication) lebih sulit daripada

komunikasi informatif (informative communication), karena memang tidak mudah

untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku atau sejumlah orang.

2. Komunikasi Pembangunan

Komunikasi pembangunan adalah sebagai penerapan dari strategi dan

prinsip komunikasi dalam pembangunan yang diturunkan dari teori-teori

pembangunan dan perubahan sosial yang diidentifikasikan dari berbagai masalah

sebagaimana yang dikembangkan di dunia Barat.5

Komunikasi pembangunan dapat diterapkan di beberapa bidang, seperti

bidang pertanian, pendidikan, ekonomi, kesehatan dan lainnya. Komunikasi

pembangunan menurut Quebral dan Gomez dalam Zulkarnaen Nasution bahwa

komunikasi pembangunan adaah displin ilmu dan praktkum komunikasi dalam

konteks negara-negara sedang berkambang terutama kegiatan komunikasi untuk

perubahan sosial berencana.6

3. Difusi Inovasi

a. Pengertian Teori Difusi Inovasi

Rogers mendefinisikan difusi sebagai proses di mana suatu inovasi

dikomunikasikan melalui saluran tertentu dalam jangka waktu tertentu diantara

3 Deddy Mulyana. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2010. Hal. 69

4 Onong Uchjana. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti. 2003. Hal. 28

5 Totok Mardikanto. Konsep Pemberdayaan Masyarakat. Surakarta: UNS Press. 2010. Hal. 536 Zulkarnaen Nasution. Komunikasi Pembangunan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2004. Hal

142

4

Page 6: D1215011.docx · Web viewPKMS bertujuan sebagai asuransi kesehatan kepada seluruh warga masyarakat Kota Surakarta yang belum mempunyai asuransi atau jaminan kesehatan apapun. Tidak

para anggota suatu sistem sosial. Difusi adalah suatu jenis khusus komunikasi

yang berkaitan dengan penyebaran pesan-pesan sebagai ide baru. Sedangkan

komunikasi didefinisikan sebagai proses di mana para pelakunya menciptakan

informasi dan saling bertukar informasi untuk mencapai pengertian bersama.7

Difusi merupakan proses dimana inovasi dikomunikasikan atau disebarkan

melalui saluran komunikasi dalam kurun waktu tertentu di dalam suatu sistem

sosial. Komunikasi merupakan suatu proses yang mana individu membuat dan

meyebarkan informasi dengan individu lain dalam rangka menyamakan

pengertian. Dari definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa komunikasi

adalah proses pemusatan (convergence) informasi ketika dua individu saling

bertukar informasi.8

b. Unsur utama dalam difusi inovasi

Menurut Rogers dalam Robert Kwame Dzogbenuku ada empat unsur

pokok dalam proses difusi inovasi yaitu :9

1) Inovasi

2) Cara dan saluran komunikasi yang dipergunakan

3) Dalam jangka waktu yang tertentu

4) Karakter individu-individu sebagai anggota sosial yang menjadi

sasaran kegiatan difusi inovasi

4. Faktor-Faktor Penghambat Difusi Inovasi

Dalam proses difusi inovasi tidak selalu berjalan lancar, maka peneliti

akan menjelaskan faktor penghambat yang menjadi kendala penyebaran difusi

inovasi. Menurut Effendy, faktor-faktor penghambat komunikasi terdiri dari :10

a. Aspek Sosiologis – Antropologis - Psikologis

b. Aspek semantik

c. Aspek mekanis

d. Aspek ekologis7 Everett M. Rogers. Diffusion of Innovations. London: The Free Press. 1983. Hal 58 Ibid9 Robert Kwame Dzogbenuku. Banking Innovation in Ghana: Insigh to Students’Adoptionand Diffusion. Journal of Internet Banking and Commerce. Ghana, XXIII. Hal. 710 Onong Uchjana Effendy. Op. Cit. Hal. 14

5

Page 7: D1215011.docx · Web viewPKMS bertujuan sebagai asuransi kesehatan kepada seluruh warga masyarakat Kota Surakarta yang belum mempunyai asuransi atau jaminan kesehatan apapun. Tidak

6

Page 8: D1215011.docx · Web viewPKMS bertujuan sebagai asuransi kesehatan kepada seluruh warga masyarakat Kota Surakarta yang belum mempunyai asuransi atau jaminan kesehatan apapun. Tidak

Metodologi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penyebaran pesan

progam BKMKS bagi masyarakat yang tidak mampu. Jenis penelitian ini adalah

penelitian dekriptif kualitatif. Sebagai sebuah penelitian deskriptif, penelitian ini

hanya memaparkan situasi atau peristiwa, tidak mencari hubungan, tidak menguji

hipotesis atau membuat prediksi.11

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode wawancara mendalam

(indepth interview) untuk memperoleh gambaran yang memadai dan akurat

mengenai persepsi masyarakat terhadap pelaksanaan program BKMKS (Bantuan

Kesehatan Masyarakat Kota Surakarta) yang sedang digencarkan oleh

pemerintah. Sedangkan jenis wawancara dalam penelitian ini adalah wawancara

tak terstruktur. Wawancara tak terstruktur bersifat luwes, susunan pertanyaannya

dan susunan kata-kata dalam setiap pertanyaan dapat diubah pada saat

wawancara, disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi saat wawancara.12

Validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik validitas triangulasi data

atau triangulasi sumber, yakni teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan data dari sumber dengan dicek dari sumber lain untuk pengecekan

atau sebagai pembanding terhadap data. Artinya data yang sama atau sejenis, akan

lebih mantap kebenarannya apabila digali dari beberapa sumber yang berbeda.13

Sajian dan Analisis Data

a. Perbandingan Progam BKMKS dan Progam PKMS

Progam BKMKS (Bantuan Kesehatan Masyarakat Kota Surakarta) resmi

menggantikan progam sebelumnya yaitu progam PKMS (Pemeliharan Kesehatan

Masyrakat Surakarta) pada 3 Januari 2017. Progam PKMS sendiri dimulai pada

Januari tahun 2008 yang sebelumnya dikeluarkannya Perda (Peraturan Daerah)

Nomor 8 Tahun 2007. PKMS bertujuan sebagai asuransi kesehatan kepada

seluruh warga masyarakat Kota Surakarta yang belum mempunyai asuransi atau

jaminan kesehatan apapun. Tidak seperti BKMKS yang dikhususkan untuk warga

11 Jalaludin Rakhmat. Psikologi Komunikasi Edisi Revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2001. Hal. 2412 Deddy Mulyana,. Op. Cit. Hal 18013 HB Sutopo. Metologi Penelitian Kualitatif. 2002. Surakarta: UNS Press,. Hal. 78

7

Page 9: D1215011.docx · Web viewPKMS bertujuan sebagai asuransi kesehatan kepada seluruh warga masyarakat Kota Surakarta yang belum mempunyai asuransi atau jaminan kesehatan apapun. Tidak

yang tidak mempunyai jaminan kesehatan dan tidak mampu, PKMS ini berlaku

bagi seluruh lapisan masyarakat Kota Surakarta baik kaya maupun miskin.

. Disi lain progam PKMS tidak lepas dari masalah sebelumnya yaitu

masyarakat yang berhak untuk menjadi peserta adalah masyarakat Kota Surakarta.

Akan tetapi, dalam hal pendaftaran peserta PKMS banyak fenomena yang terjadi

di masyarakat, yaitu banyak ditemui pendaftar berKTP baru. Hal ini disinyalir

terdapat mobilisasi dari warga luar Kota Surakarta yang ingin mendapatkan

pelayanan pengobatan gratis. Sehingga kelompok penerima manfaat program

PKMS tidak sesuai target sasaran. Selain itu, banyak peserta yang mempunyai

keanggotaan silver ingin berubah jadi gold.

Sejauh ini progam BKMKS belum menemukan masalah seperti peogam

PKMS karena sesuai dengan Perwali no 37 tahun 2016, dalam progam BKMKS

pelaksanaanya dibentuk tim verifikasi untuk melakukan crosscheck terhadap jenis

pelayanan yang diberikan rumah sakit dan ada tim kepersertaan yang bertugas

crosscheck terhadap kelengkapan administrasi kepersertaan agar progam BKMKS

ini sehingga dapat diharapkan lebih selektif dan tepat sasaran.

b. Difusi Inovasi Progam BKMKS (Bantuan Kesehatan Masyarakat

Kota Surakarta)

1. Inovasi

Progam BKMKS (Bantuan Kesehatan Masyarakat Kota Surakarta)

merupakan inovasi dari pemerintah kota Surakarta pengganti progam PKMKS

Silver (Pemeliharaan Kesehatan masyarakat Kota Surakarta) yang ditujukan untuk

masyarakat tidak mampu di kota Surakarta dan tidak mempunyai jaminan

kesehatan sama sekali. BKMKS dikelola oleh bagian UPT Pemeliharaan Dinas

Kesehatan kota Surakarta. Progam BKMKS adalah termasuk inovasi yang terus

menerus dan merupakan pengembangan. Menurut Robertson dalam Nugroho,

inovasi terus menerus adalah modifikasi dari produk yang sudah ada dan bukan

pembuatan produk yang baru sepenuhnya.14

14 Setiadi Nugroho. Perilaku Konsumen: Konsep dan Implikasi Untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran. Jakarta: Pranada Media. 2003. Hal. 395

8

Page 10: D1215011.docx · Web viewPKMS bertujuan sebagai asuransi kesehatan kepada seluruh warga masyarakat Kota Surakarta yang belum mempunyai asuransi atau jaminan kesehatan apapun. Tidak

2. Saluran Komunikasi

Difusi adalah proses dimana suatu inovasi tersebar ke dalam suatu sistem

sosial. Saluran komunikasi memiliki peranan penting dalam proses tersebut,

karena melalui saluran komunikasi itulah ide-ide baru tersebut menular dari

sumber kepada anggota sistem sosial lainnya. Rogers M Everett dan Floyd

Shoemaker diterjemahkan oleh Abdillah Hanafi menjelaskan bahwa terdapat

peranan berbeda yang dilakukan saluran komunikasi pada setiap tahap keputusan

inovasi.15 Di dalam penyebaran (difusi) gagasan baru mengenai progam BKMKS

(Bantuan Kesehatan Masyarakat Kota Surakarta) di Surakarta terdapat 3 jenis

saluran komunikasi, diantaranya sebagai berikut:

a. Komunikasi Interpersonal

Di dalam kelompok masyarakat biasanya terdapat orang-orang tertentu

yang menjadi tempat bertanya dan tempat meminta nasehat anggota masyarakat

lainnya mengenai urusan-urusan tertentu. Rogers M Everett dikutip oleh Abdillah

Hanafi menegaskan peranan tokoh masyarakat disini penting dalam penyebaran

inovasi. Tetapi perlu diingat mereka dapat mempercepat proses difusi tetapi bisa

pula menghalanginya.16

i. Di Kelurahan

Menurut Perwali 37 Tahun 2016 tentang progam BKMKS, tempat

pendaftaran BKMKS adalah dikelurahan tempat calon adopter tinggal. Kelurahan

juga menjadi sumber informasi bagi calon adopter dalam mendapatkan informasi

BKMKS. Kelurahan merupakan salah satu instansi yang dekat dengan masyarakat

untuk mencari informasi progam pemerintah. Maka terjadi tanya jawab progam

pemerintah salah satunya progam BKMKS di kelurahan karena kepentingan

masyarakat untuk mendapatkan jaminan kesehatan gratis.

ii. Di rumah tokoh masyarakat

Ketua RW, RT maupun kader ini merupakan tokoh masyrakat yang

menghubungkan dua sistem sosial, yaitu dari pemerintah ke masyarakat. Jadi

15 Abdillah Hanafi. Memasyarakatkan Ide-ide Baru. Surabaya: Usaha Nasional. 1986. Hal. 12016 Ibid, 111

9

Page 11: D1215011.docx · Web viewPKMS bertujuan sebagai asuransi kesehatan kepada seluruh warga masyarakat Kota Surakarta yang belum mempunyai asuransi atau jaminan kesehatan apapun. Tidak

ketua RT, RW dan Kader memiliki peran penting dalam transfer informasi ke

masyarakat. Sehingga tokoh masyarakat tersebut sering tanya jawab dengan

warga tentang informasi progam BKMKS.

iii. Di Puskesmas

Tenaga ahli dalam penyebaran inovasi progam BKMKS juga dianggap

berpengaruh. Mereka mempunyai peranan yang penting karena dekat dengan

masyarakat. Mereka adalah orang yang dipercaya oleh masyrakat karena keahlian

mereka yang bermanfaat bagi masyrakat. Salah satunya adalah tenaga medis di

Puskesmas.

iv. Di Dinas Kesehatan

Komunikasi interpersonal dalam progam BKMKS juga terjadi langsung di

Dinas Kesehatan selaku innovators. Ketika keadaan mendesak seperti anggota

keluarga yang sakit, calon adopters langsung bertanya untuk mencari tahu

bagaimana pendaftaran progam BKMKS dan mendaftar langsung di Dinas

Kesehatan. Umumnya proses pembuatan kartu BKMKS harus melalui kelurahan

setempat dulu, namun beberapa kondisi yang mendesak memungkinkan untuk

segera dibuatkan kartu langsung di Dinas Kesehatan.

b. Komunikasi Kelompok

i. Sosialisasi

Dalam penyebaran informasi progam BKMKS, komunikasi kelompok

juga diterapkan, yaitu melalui kegiatan sosialiasi resmi UPT Pemeliharaan

Kesehatan Dinas Kesehatan khusus untuk progam BKMKS ke 51 kelurahan di

kota Surakarta. Sosialisasi BKMKS oleh UPT Pemeliharaan Kesehatan dilakukan

di Balai Kelurahan dibantu dari pihak kelurahan dan puskesmas mengundang

tokoh masyarakat seperti ketua RT, RW, LPMK, PKK, dan kader. Media yang

digunakan dalam proses sosialisasi hanya menggunakan PPT (Power Point) dan

terkadang dibantu oleh leaflet. Penggunaan bahasa dalam sosialisasi kepada tokoh

masyarakat bersifat situasional. Frekuensi sosialisasi sendiri satu kali di setiap

kelurahan. Lokasi sosialisasi dilaksanakan di balai Kelurahan di 51 kelurahan di

Surakarta. Komunikasi yang terjadi di sini melibatkan komunikasi interpersonal

yang melibatkan pertemuan tatap muka (sumber dan penerima). Para pelaku

10

Page 12: D1215011.docx · Web viewPKMS bertujuan sebagai asuransi kesehatan kepada seluruh warga masyarakat Kota Surakarta yang belum mempunyai asuransi atau jaminan kesehatan apapun. Tidak

komunikasi saling bertukar informasi, pikiran, gagasan, dan sebagainya. Dengan

adanya pertukaran ini komunikasi disebut proses transaksional. Proses

transaksional berarti komunikasi interpersonal merupakan proses dan para pelaku

komunikasi bertindak sekaligus bereaksi.17

ii. Mider Projo dan JuSe (Jumat Sehat)

Penyebaran informasi BKMKS juga disampaikan oleh walikota sendiri

bersamaan dengan progam-progam pemerintah lainnya. Proses komunikasi yang

terjadi berlangsung interaktif (dua arah). Komunikasi seperti ini lebih efektif dan

dekat dengan masyarakat, karena inovator datang langsung memberikan

informasi kepada calon adopter. Walikota dalam beberapa kesempatan ikut dalam

kegiatan warga yaitu JuSe (Jumat Sehat) yang biasanya dilaksanakan di rumah

warga. Dalam acara tersebut,walikota menyampaikan progam-progam pemerintah

salah satunya BKMKS, serta mengingatkan bagi warga yang tidak mampu dan

belum mempunyai jaminan kesehatan untuk mendaftar progam BKMKS.

Walikota juga mengunjungi kelurahan setiap 2 bulan sekali di setiap kelurahan-

kelurahan di solo yang biasanya disebut Mider Projo.

iii. Pertemuan Rutin

Tokoh masyarakat seperti ketua RT dan RW yang memiliki kedekatan

dengan masyarakat sering mengadakan pertemuan rutin. Intensitas pertemuan bisa

mingguan dan bulanan. Hal ini efektif dalam proses penyebaran pesan informasi

progam BKMKS. Berdasarkan penelitian yang ditemukan di lapangan, bahwa

memang ada masyarakat yang tidak aktif dalam kegiatan kemasyarakatan seperti

pertemuan rutin, arisan, kumpul warga, dan lain-lain. Sehingga ada sebagian

mereka yang mendaftar karena keadaan mendesak dan butuh bantuan untuk

meringankan biaya berobat mereka.

c. Media Massa

Komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa,

baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik (radio,televisi). Media yang

digunakan dalam sosialisasi progam BKMKS ini hanyalah leaflet. Leaflet adalah

17 Widjaja. Ilmu Komunikasi Pengantar Studi. Jakarta: PT. Rineka Cipta. 2000. Hal. 125

11

Page 13: D1215011.docx · Web viewPKMS bertujuan sebagai asuransi kesehatan kepada seluruh warga masyarakat Kota Surakarta yang belum mempunyai asuransi atau jaminan kesehatan apapun. Tidak

merupakan selebaran kecil berisi informasi-informasi mengenai Jaminan

Kesehatan Nasional.. Leaflet progam BKMKS berisi informasi tentang manfaat

pelayanan kesehatan, syarat pendaftaran, disertai informasi alur pelayanan dan

periksa gratis di Puskemas. Leaflet jelas menarik dan cukup membantu bagi

masyarakat yang mencari informasi progam BKMKS. Media massa kaitannya

dengan proses difusi inovasi menurut Burhan Bungin dapat berperan dalam

menciptakan kesadaran dan pengetahuan akan inovasi.18

3. Jangka Waktu

Masyarakat Kota Surakarta memerlukan jangka waktu tertentu untuk

mengetahui suatu inovasi, memutuskan untuk menerima atau menolak hingga

mengukuhkan keputusan inovasi baru yaitu progam BKMKS (Bantuan Kesehatan

Masyarakat Kota Surakarta) terhitung dari resminya progam ini pada 3 Januari

2017. Di sini tingkat keinovatifan (cepat dan lambatnya masyarakat menerima

inovasi) menentukan keberhasilan proses difusi inovasi UPT Pemeliharaan

Kesehatan.

UPT Pemeliharaan Kesehatan memulai sosialisasi sejak Perwali no 37

tahun 2016 dikeluarkan yaitu pada pertengahan juli 2016. Sosialisasi sudah

dijalankan jauh sebelum progam BKMKS di resmikan pada 3 januari 2017.

BKMKS merupakan pergantian dari progam sebelumnya yang bernama PKMKS

Silver (Pemeliharaan Kesehatan Kota Surakarta). UPT Pemeliharaan memerlukan

waktu yang cukup lama, terhitung hampir lebih dari 10 bulan dari juli 2016

mengingat luasnya wilayah Kota Surakarta yang harus terjangkau. Dalam kurun

waktu hampir satu tahun tersebut, telah terjadi banyak sosialisasi pengenalan

progam BKMKS kepada masyarakat.

4. Anggota Sistem Sosial

Peran tingkat Kelurahan dan Puskesmas adalah ikut menyebarkan

informasi tentang progam BKMKS dari UPT Pemeliharaan Kesehatan

Masyarakat Kota Surakarta kepada jajaran di tingkat bawah yakni tingkat tokoh

18 Burhan Bungin. Sosiologi Komunikasi : Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana. 2008. Hal. 281

12

Page 14: D1215011.docx · Web viewPKMS bertujuan sebagai asuransi kesehatan kepada seluruh warga masyarakat Kota Surakarta yang belum mempunyai asuransi atau jaminan kesehatan apapun. Tidak

masyarakat. Diharapkan tokoh masyrakat seperti: Ketua RT, RW, LPMK, Kader,

PKK yang diundang mampu menyebarkan infromasi kebwahnya saat pertemuan

warga yang sudah rutin dilakukan.

Di dalam sistem sosial peran pemuka pendapat (opinion leader) penting

peranannya. Pemuka pendapat adalah seseorang yang berpengaruh dalam sikap

dan tingkah laku anggota dalam sistem sosial tersebut. Peran pemuka pendapat

mengambil prakarsa dalam komunikasi dengan mencari kesempatan-kesempatan

menghubungi anggota masyarakat untuk menyebarkan pesan-pesan.19 Tokoh

masyarakat yang terlibat dalam penyebaran BKMKS adalah Ketua RW, RT,

PKK, LPMK dan Kader Posyandu. Diharapkan tokoh masyarakat yang

mempunyai pengaruh dan dipercaya di masyarakat mampu melanjutkan informasi

BKMKS ini dalam setiap pertemuan rutin di masyarakat seperti arisan, dasa

wisma, posyandu lansia dan balita.

Tenaga kesehatan seperti dokter dari Puksesmas menjadi sosok yang juga

dipercaya oleh masyarakat. Tenaga kesehatan ini pun juga diharapkan

menginformasikan kembali ke masyarakat apabila ada masyarakat yang

membutuhkan bantuan kesehatan kemiskinan khususnya kesehatan. Karena

mereka juga dekat dengan masyarakat ketika masyarakat berobat ke puskesmas.

Mereka bisa dianggap merekeomendasikan progam BKMKS bagi mereka yang

tidak mampu dan tidak mempunyai jaminan kesehatan. Seperti yang dikuatkan

oleh Jalaludin Rahmat dalam buku “Psikologi Komunikasi” dijelaskan bahwa

seseorang mendengarkan apa yang dikatakan komunikator tidak hanya tentang

“apa” yang dibicarakan tapi juga tentang “siapa” yang berbicara.20

Agen pembaru juga berperan penting dalam penyebaran suatu inovasi ke

masyarakat. Tim UPT Pemeliharaan Kesehatan yang meliputi Kepala UPT beserta

pegawainya merupakan agen pembaru yang terdapat dalam penyebaran peogam

BKMKS (Bantuan Kesehatan Masyarakat Kota Surakarta). Onong Uchjana

Effendy menjelaskan bahwa terdapat 2 faktor penting pada diri komunikator

apabila dirinya melancarkan komunikasi, yaitu daya tarik sumber (source

19 Astrid Susanto. Peranan Komunikasi Massa Dalam Pembangunan Suatu Kumpulan Karangan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. 1987. 21

20 Jalaludin Rahmat. Op. Cit. 255

13

Page 15: D1215011.docx · Web viewPKMS bertujuan sebagai asuransi kesehatan kepada seluruh warga masyarakat Kota Surakarta yang belum mempunyai asuransi atau jaminan kesehatan apapun. Tidak

attractiveness) dan kredibilitas sumber (source credibility).21 Seorang

komunikator dianggap berhasil melakukan komunikasi jika memiliki daya tarik

tertentu yaitu memiliki keahlian atau merupakan sosok yang dipercaya.22 Oleh

karena itu, UPT Pemeliharaan Kesehatan bersama pegawainya mempunyai

kredibilitas yang dipercaya untuk menyampaikan informasi progam BKMKS

karena mempunyai latar belakang dibawah instansi Dinas Kesehatan Kota

Surakarta. Selanjutnya, kepercayaan komunikan terhadap keahlian komunikator

merupakan faktor yang melancarkan komunikasi.

c. Kendala-Kendala Dalam Proses Difusi Inovasi Progam BKMKS

(Bantuan Kesehatan Masyarakat Kota Surakarta)

Inovasi akan lebih lama di adopsi oleh masyarakat apabila terdapat banyak

faktor penghambat. Dalam proses adopsi program BKMKS, ada beberapa

penghambat yang berpotensi membuat adopsi terhadap program tersebut menjadi

lebih lama.

1. Hambatan Semantik

Hambatan yang terjadi dalam proses difusi informasi progam BKMKS

adalah hambatan semantik. Terjadi ketidaksesuaian isi pesan antara pelaku

komunikasi. Yakni perbedaan informasi antara pihak satu dengan pihak lainnya.

Hambatan yang terjadi dalam proses difusi informasi progam BKMKS. salah

satunya adalah hal yang ditakutkan ketika hanya mengandalkan informasi berantai

dari Puskesmas/ Kelurahan kemudian kepada Ketua RT yang selanjutnya

disampaikan kepada masyarakat adalah terjadinya bias informasi. Alo Liliweri

menjelaskan hambatan semantik dapat menyebabkan terjadinya perbedaan

penafsiran terhadap suatu pesan. Hambatan semantik dapat terjadi karena si

komunikator menganggap komunikan telah mengerti isi pesan.23

2. Faktor pendidikan dan sistem sosial

21 Onong Uchjana Effendy. Op. Cit. 3822 Riswandi. Ilmu Komunikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2009. Hal. 13423 Alo Liliweri. Memahami Peran Komunikasi Massa Dalam Masyarakat. Bandung : PT.Citra

Aditya Bakti.1991. Hal. 26

14

Page 16: D1215011.docx · Web viewPKMS bertujuan sebagai asuransi kesehatan kepada seluruh warga masyarakat Kota Surakarta yang belum mempunyai asuransi atau jaminan kesehatan apapun. Tidak

Pendidikan dan sistem sosial juga menjadi faktor-faktor penghambat

proses difusi progam BKMKS. Masyarakat telah ada kesadaran tertarik dengan

hal-hal baru tetapi pemahaman mengenai inovasi terbatas hanya pada inovasi

yang telah diadopsinya. Maka tingkat pemahaman masyarakat yang berbeda-beda

tersebut menjadi hambatan dalam proses difusi inovasi progam BKMKS .

Sedangkan penyampaian informasi progam BKMKS dilakukan secara seragam.

Maka tingkat pemahaman masyarakat yang berbeda-beda tersebut menjadi

hambatan dalam proses difusi inovasi progam BKMKS ini.

3. Warga tidak aktif dalam lembaga masyarakat

Sebagian warga yang tidak aktif dalam kegiatan kemasyarakatan atau

pertemuan rutin padahal mereka adalah sasaran BKMKS menjadi salah satu

penghambat. Sehingga sehingga sosialisasi kurang sampai pada tingkat bawah.

4. Media Massa kurang

Media yang digunakan dalam membantu penyebaran proses difusi hanya

sebatas leaflet sehingga salah satu penghambat, karena media massa penting

dalam penyebaran suatu inovasi. Media adalah salah satu faktor penting dalam

mendukung proses difusi. Walapun saluran komunikasi yang efektif dalam

progam ini adalah saluran komunikasi kelompok dan interpersonal, namun akan

lebih efektif lagi jika penggunaan media lebih masif. Dinas Kesehatan juga

diharapakan bekerjasma dengan instansi lain untuk penyebaran informasi

BKMKS.

Kesimpulan

Proses difusi inovasi progam BKMKS meliputi empat unsur yaitu inovasi,

saluran komunikasi, anggota sistem sosial, dan jangka waktu tertentu. Progam

BKMKS merupakan inovasi dari inovasi terus menerus yaitu memodifikasi atau

meneruskan progam sebelumnya yang sudah ada yaitu PKMKS Silver. Saluran

Komunikasi yang digunakan dalam penyebaran informasi BKMKS adalah,

Komunikasi Interpersonal, Komunikasi Kelompok, dan Media Massa. Sejauh ini

komunikasi kelompok adalah yang paling efektif digunakan dalam proses difusi

progam BKMKS karena dapat menghemat anggaran. Tokoh masyarakat

15

Page 17: D1215011.docx · Web viewPKMS bertujuan sebagai asuransi kesehatan kepada seluruh warga masyarakat Kota Surakarta yang belum mempunyai asuransi atau jaminan kesehatan apapun. Tidak

mempunyai peranan penting dalam menyebarkan progam BKMKS ini pada

warganya yang membutuhkan. Selain itu media yang digunakan untuk membantu

proses difusi masih dirasa kurang efektif karena hanya sebatas leaflet. Hambatan

dalam proses difusi inovasi progam BKMKS: (1) Hambatan semantik, (2) Tingkat

Pendidikan dan sistem sosial, (4) Warga tidak aktif dalam lembaga masyarakat,

(3) Media yang sedikit dan terbatas dari progam BKMKS.

Daftar PustakaBungin, Burhan. (2008). Sosiologi Komunikasi : Teori, Paradigma, dan

Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana.Dzogbenuku, Robert Kwame. (2013). Banking Innovation in Ghana: Insigh to

Students’Adoptionand Diffusion. Journal of Internet Banking and Commerce. Ghana, XXIII.

Effendy, Onong Uchjana. (2003). Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Cetakan ketiga. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.

Hanafi ,Abdillah. (1986). Memasyarakatkan Ide-ide Baru. Surabaya: Usaha Nasional.

Liliweri, Alo. 1991. Memahami Peran Komunikasi Massa Dalam Masyarakat. Bandung : PT.Citra Aditya Bakti.

Mardikanto, Totok. (2010). Konsep Pemberdayaan Masyarakat. Surakarta: UNS Press

Mulyana, Deddy. (2010). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nasution, Zulkarnaen. (2004). Komunikasi Pembangunan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Nugroho, Setiadi, J. (2003). Perilaku Konsumen: Konsep dan Implikasi Untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran. Jakarta: Pranada Media.

Rakhmat, Jalaluddin. (2001). Psikologi Komunikasi Edisi Revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Riswandi. (2009). Ilmu Komunikasi. Yogyakarta: Graha IlmuRogers, Everett M.. (1983). Diffusion of Innovations. London: The Free Press.Susanto, Astrid S. (1978). Peranan Komunikasi Massa Dalam Pembangunan

Suatu Kumpulan Karangan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press Sutopo , H. B. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: Sebelas Maret

University PressWidjaja , H.A.W. (2000). Ilmu Komunikasi Pengantar Studi. Jakarta: PT. Rineka

Cipta.AS, Bayu. (30 Desember 2016). Warga Solo Bisa Langsung Manfaatkan BKMKS

Mulai 3 Januari. Dari http://solo.tribunnews.com/2016/12/30/warga-solo-bisa-langsung-manfaatkan-bkmks-mulai-3-januari-2017. Diakses 20 Juli 2017. Pukul 21.00 WIB

16

Page 18: D1215011.docx · Web viewPKMS bertujuan sebagai asuransi kesehatan kepada seluruh warga masyarakat Kota Surakarta yang belum mempunyai asuransi atau jaminan kesehatan apapun. Tidak