d0214070.docx · web viewberdasarkan data riset kesehatan dasar (riskesdas) tahun 2013,prevalensi...

34
JURNAL Studi Korelasi Tayangan Iklan Layanan Masyarakat Kementerian Kesehatan “Sadari (Periksa Payudara Sendiri) Hanya 7 Menit” Terhadap Sikap Untuk Melakukan Sadari (Periksa Payudara Sendiri) Pada Perempuan di Kota Surakarta Oleh: NIRMALA KURNIANINGRUM D0214070 PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET 1

Upload: others

Post on 19-Jan-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: D0214070.docx · Web viewBerdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013,prevalensi tumor/kanker di Indonesia adalah 1,4 per 1000 penduduk. Prevalensi kanker tertinggi

JURNAL

Studi Korelasi Tayangan Iklan Layanan Masyarakat Kementerian

Kesehatan “Sadari (Periksa Payudara Sendiri) Hanya 7 Menit”

Terhadap Sikap Untuk Melakukan Sadari (Periksa Payudara Sendiri) Pada

Perempuan di Kota Surakarta

Oleh:

NIRMALA KURNIANINGRUM

D0214070

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2018

1

Page 2: D0214070.docx · Web viewBerdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013,prevalensi tumor/kanker di Indonesia adalah 1,4 per 1000 penduduk. Prevalensi kanker tertinggi

Studi Korelasi Tayangan Iklan Layanan Masyarakat Kementerian Kesehatan “Sadari (Periksa Payudara Sendiri) Hanya 7 Menit”

Terhadap Sikap Untuk Melakukan Sadari (Periksa Payudara Sendiri) Pada Perempuan di Kota Surakarta

Nirmala Kurnianingrum

Firdastin Ruthnia Yudiningrum

Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Abstract

This study originated from a lack of awareness to do BSE to cause increased number of breast cancer patients. A campaign initiative to increase awareness of BSE is done by launching public service advertisements (PSAs) on television. Researchers examined the correlation of public service ads to the attitude to perform BSE. Factors in these advertisements and audience attitudes are tested for their validity in the hierarchy of effect models and models of cognitive responses.This research is included in quantitative research with correlation method, data collection technique using survey with questionnaire. The population in the study were all women in Surakarta City. Through purposive sampling amounted to 110 people. Calculations using simple correlation analysis (Kendall's tau bivariate correlation) and partial with SPPS 17 for windows. The results of the analysis showed a significant and positive correlation between the Public Service Service Impressions of the Ministry of Health "BSE (Check Your Own Breasts) Just 7 Minutes" on the attitude to perform BSE, either by controlling age, education level and SES of respondents.Keywords: effectiveness of PSA, television, audience attitude.

1

Page 3: D0214070.docx · Web viewBerdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013,prevalensi tumor/kanker di Indonesia adalah 1,4 per 1000 penduduk. Prevalensi kanker tertinggi

Pendahuluan

Berdasarkan data WHO penyakit kanker merupakan penyebab kematian

terbanyak di dunia, di mana kanker sebagai penyebab kematian nomor 2 di dunia

sebesar 13% setelah penyakit kardiovaskular. Setiap tahun, 12 juta orang di dunia

menderita kanker dan 7,6 juta diantaranya meninggal dunia. Diperkirakan pada

2030 kejadian tersebut dapat mencapai hingga 26 juta orang dan 17 juta di

antaranya meninggal akibat kanker, terlebih untuk negara miskin dan berkembang

kejadiannya akan lebih cepat, termasuk Indonesia (Kementerian Kesehatan RI,

2015:20).

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013,

prevalensi tumor/kanker di Indonesia adalah 1,4 per 1000 penduduk. Prevalensi

kanker tertinggi terdapat di DI Yogyakarta (4,1‰), diikuti Jawa Tengah (2,1‰),

Bali (2‰), Bengkulu, dan DKI Jakarta masing-masing 1,9 per mil (Kementerian

Kesehatan RI, 2015:20).

Kanker tertinggi di Indonesia pada perempuan adalah kanker payudara dan

kanker leher rahim. Berdasarkan estimasi GLOBOCAN, International Agency for

Research on Cancer (IARC) tahun 2012, insiden kanker di Indonesia 134 per

100.000 penduduk dengan incidence tertinggi pada perempuan adalah kanker

payudara sebesar 40 per 100.000 diikuti dengan kanker leher rahim 17 per

100.000 dan kanker kolorektal 10 per100.000 perempuan.

Kasus penyakit kanker yang ditemukan di Provinsi Jawa Tengah pada

tahun 2009 sebesar 24.204 orang lebih sedikit dibanding dengan tahun 2008

sebanyak 27.125 kasus, terdiri dari Kanker Servik 9.113 kasus (37,65%), kanker

payudara 12.281 kasus (50,74%), kanker hati 2.026 (8,37%), dan kanker paru 784

(3,24%). Prevalensi kanker di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2009 sebagai

berikut: kanker servik sebesar 0,028% dan tertinggi di Kota Semarang sebesar

0,382%, kanker payudara sebesar 0,037% dan tertinggi di Kota Surakarta sebesar

0,637%, kanker hati sebesar 0,006% dan tertinggi di Kota Surakarta sebesar

0,034%, kanker paru 0,002% dan tertinggi di Kota Surakarta sebesar 0,027%

(Dinas Kesehatan Jawa Tengah, 2009).

2

Page 4: D0214070.docx · Web viewBerdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013,prevalensi tumor/kanker di Indonesia adalah 1,4 per 1000 penduduk. Prevalensi kanker tertinggi

Kanker payudara sangat berbahaya dan harus diwaspadai sejak dini.

Sayangnya, Riset Penyakit Tidak Menular (PTM) 2016 menyatakan perilaku

masyarakat dalam deteksi dini kanker payudara masih rendah. Tercatat 53,7%

masyarakat tidak pernah melakukan SADARI, sementara 46,3% pernah

melakukan SADARI; dan 95,6% masyarakat tidak pernah melakukan SADANIS,

sementara 4,4% pernah melakukan SADANIS (Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI, 2016).

Rendahnya tingkat deteksi dini kanker payudara tersebut, membuat

pemerintah berupaya dalam mensosialisasikannya agar kampanye ini nantinya

berjalan dengan efektif dan efisien yang sangat bergantung dengan jenis media

yang digunakan. Melalui Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan

pengembangan program bertajuk Gerakan masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)

dikemas melalui tayangan iklan layanan masyarakat SADARI Hanya 7 Menit

dengan menggunakan media televisi.

Berdasarkan telaah tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

efektivitas iklan layanan masyarakat di televisi dalam mempengaruhi sikap

khalayak yang berjudul “Studi Korelasi Tayangan Iklan Layanan Masyarakat

Kementerian Kesehatan “Sadari (Periksa Payudara Sendiri) Hanya 7 Menit”

Terhadap Sikap Untuk Melakukan Sadari (Periksa Payudara Sendiri) Pada Pada

Perempuan di Kota Surakarta”.

Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan dalam latar belakang pada penelitian ini, maka

disimpulkan perumusan masalah sebagai berikut:

1. Adakah Hubungan Tayangan Iklan Layanan Masyarakat Kementerian

Kesehatan “Sadari (Periksa Payudara Sendiri) Hanya 7 Menit” Terhadap

Sikap Untuk Melakukan Sadari (Periksa Payudara Sendiri) Pada Pada

Perempuan di Kota Surakarta?

2. Adakah Hubungan Tayangan Iklan Layanan Masyarakat Kementerian

Kesehatan “Sadari (Periksa Payudara Sendiri) Hanya 7 Menit” Terhadap

3

Page 5: D0214070.docx · Web viewBerdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013,prevalensi tumor/kanker di Indonesia adalah 1,4 per 1000 penduduk. Prevalensi kanker tertinggi

Sikap Untuk Melakukan Sadari (Periksa Payudara Sendiri) Pada Pada

Perempuan di Kota Surakarta dengan mengendalikan umur responden?

3. Adakah Hubungan Tayangan Iklan Layanan Masyarakat Kementerian

Kesehatan “Sadari (Periksa Payudara Sendiri) Hanya 7 Menit” Terhadap

Sikap Untuk Melakukan Sadari (Periksa Payudara Sendiri) Pada Pada

Perempuan di Kota Surakarta dengan mengendalikan tingkat pendidikan

responden?

4. Adakah Hubungan Tayangan Iklan Layanan Masyarakat Kementerian

Kesehatan “Sadari (Periksa Payudara Sendiri) Hanya 7 Menit” Terhadap

Sikap Untuk Melakukan Sadari (Periksa Payudara Sendiri) Pada Pada

Perempuan di Kota Surakarta dengan mengendalikan tingkat SES responden?

Telaah Pustaka

1. Komunikasi Massa

Komunikasi atau dalam bahasa inggris communication yang berasal

dari bahasa latin communicatio dan bersumber dari kata communis, yang

berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna (Effendy, 1992:9).

Pengertian komunikasi massa menurut Janowitz (1960) yang dikutip

oleh Morrisan yakni komunikasi massa terdiri atas lembaga dan teknik dimana

kelompok-kelompok terlatih menggunakan teknologi untuk menyebarluaskan

simbol-simbol kepada audiens yang tersebar luas dan heterogen (Morissan,

2013:7-8).

2. Periklanan

Iklan merupakan bagian dari bauran promosi dan promosi itu sendiri

termasuk dalam bauran pemasaran. Adapun pengertian iklan secara sederhana

adalah suatu pesan yang berisi penawaran suatu produk yang diajukan kepada

orang lain melalui media (Morissan, 2013:07-08).

Institusi praktisi periklanan inggris mendefinisikan bahwa periklanan

merupakan sebuah penyampaian pesan-pesan penjualan yang bersifat

persuasif, dimana pesan tersebut diarahkan kepada para calon pembeli yang

4

Page 6: D0214070.docx · Web viewBerdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013,prevalensi tumor/kanker di Indonesia adalah 1,4 per 1000 penduduk. Prevalensi kanker tertinggi

paling potensial atas produk barang atau jasa tertentu dengan biaya yang

semurah-murahnya (Jefkins, 1996:02).

3. Iklan Layanan Masyarakat

Iklan layanan masyarakat adalah iklan yang digunakan untuk

menyampaikan informasi, mengajak, atau mendidik khalayak dimana tujuan

akhir bukan untuk mendapatkan keuntungan ekonomi, melainkan keuntungan

sosial berupa penambahan pengetahuan, kesadaran sikap dan perubahan

perilaku masyarakat terhadap masalah yang diiklankan, serta mendapatkan

citra yang baik di mata masyarakat (Pujiyanto, 2013:08).

Periklanan layanan masyarakat dibuat untuk kepentingan masyarakat dan

mempromosikan kesejahteraan masyarakat yang diciptakan oleh para

professional periklanan tanpa menggunakan biaya, dengan ruang dan waktu

iklan merupakan hibah oleh suatu media (Lee, 2011:9).

4. Sikap untuk melakukan SADARI

Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berfikir, dan

merasa dalam menghadapi suatu objek, ide, situasi atau nilai. Namun sikap

bukan perilaku, melainkan kecenderungan untuk berperilaku dengan cara-cara

tertentu terhadap objek sikap. Dalam hal ini objek yang dimaksud adalah

benda, orang, tempat, gagasan atau situasi hingga kelompok (Rakhmat,

2000:39-40).

Sikap merupakan hal penting dalam sebuah pemasaran periklanan,

sikap mampu menyimpulkan tentang evaluasi konsumen terhadap suatu objek

(merek, perusahaan, dan lain-lain) serta menunjukkan perasaan positif ataupun

negatif yang cenderung kearah berperilaku (Morrisan, 2010:106).

5. Hierachy Of Effects Model

Hierarchy of effect model dari Robert Lavidge dan Gary Steiner

merupakan salah satu model perilaku konsumen yang menyediakan sudut

5

Page 7: D0214070.docx · Web viewBerdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013,prevalensi tumor/kanker di Indonesia adalah 1,4 per 1000 penduduk. Prevalensi kanker tertinggi

pandang umum untuk menganalisa dampak komunikasi termasuk di

dalamnnya respon maupun sikap terhadap pesan (Belch, 2004:189).

Tahapan dalam Hierarchy Of Effect adalah sebagai berikut :

1. Aspek Kognitif

Merupakan pengetahuan atau persepsi yang dimiliki seseorang

(pengetahuan atau pemikirannya) sebagai perpaduan pengalaman

langsung dari objek dan informasi yang berkaitan dengan objek.

Pengetahuan dan persepsi ini muncul dalam bentuk kepercayaan terhadap

atribut-atribut objek (Lazarnuk, 2000:201).

2. Aspek Afektif

Merupakan perasaan emosi terhadap objek. Komponen ini bersifat

evaluatif didasarkan pada hasil evaluasi penampilan objek dari beberapa

atributnya. Penilaian evaluatif juga dapat berkembang tanpa perlu

didahului informasi kognitif maupun kepercayaan produk. Komponen ini

dapat dipengaruhi oleh beberapa hal seperti motivasi, personality,

pengalaman masa lalu, kelompok referensi, serta kondisi fisik. Aspek ini

menggambarkan reaksi emosional individu setelah mengevaluasi dan

memberi penilaian negatif atau positif terhadap suatu objek berdasarkan

aspek afektif (like or dislike feeling). Aspek ini memiliki nilai yang lebih

tinggi dari aspek kognitif (Lazarnuk, 2000:201). Aspek afektif memiliki

tiga tahapan yaitu liking, preference dan conviction.

3. Aspek Konatif

Aspek konatif merupakan keinginan untuk merespon dalam

berbagai cara mengenai suatu objek sikap sebagai ekspresi rasa suka dan

tidak suka yang telah terbentuk sebelumnya. Konatif merupakan langkah

terakhir yang mengubah perasaan dan keyakinan konsumen kepada

perilaku membeli produk yang diiklankan atau dalam kata lain disebut

dengan purchase. Pada akhirnya level tertinggi dari model ini adalah

tingkah laku atau tindakan khalayak. Apakah khalayak akan bertingkah

laku sesuai dengan apa yang diinginkan.

6

Page 8: D0214070.docx · Web viewBerdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013,prevalensi tumor/kanker di Indonesia adalah 1,4 per 1000 penduduk. Prevalensi kanker tertinggi

6. Model Tanggapan Kognitif

Belch dan Belch mengemukakan sebuah model yang bertujuan untuk

menegaskan dasar pengasumsian adanya hubungan antara muatan kognitif

pada iklan yang memberikan pengetahuan produk. Terpaan iklan dapat

menghasilkan tiga tanggapan, yaitu :

a. Tanggapan Mengenai Pesan (Product/Message Thoughts) (Belch,

2004:157)

Variabel pesan yang digunakan untuk membentuk pesan yang

efektif dibagi ke dalam dua kategori, yaitu struktur pesan dan isi pesan.

Struktur pesan (Message Structure), dipengaruhi oleh verbal vs non

verbal, kemudahan dibaca (readability) dan efek penempatan (ordering

effect) (Burnett, 1998:256).

Sedangkan isi pesan (Message Content), memiliki beberapa tipe yang

biasa digunakan, yakni rasa takut (fear appeals), lucu (humor),

kebahagiaan (pleasant appeals) (Burnett,1998:260).

b. Tanggapan Mengenai Sumber/Model (Source-Oriented Thoughts)

Khalayak sasaran memberikan tanggapan terhadap sumber

informasi dalam iklan berupa endorser, spokesperson/perusahaan yang

menyampaikan pesan. Jika khalayak memberikan respon negatif (source

derogation) karena sumber informasi tidak dapat dipercaya, khalayak

akan sulit menerima pesan dalam iklan. Dengan demikian, agar iklan

dapat mempengaruhi khalayak, pemasar sebaiknya menggunakan

spokesperson atau model iklan yang disukai (source bolsters) dan

kredible.

Karakteristik seorang model iklan yang biasanya digunakan

pengiklan adalah daya tariknya, yang terdiri dari similarity yaitu

kemiripannya atau kesesuaian antara model/sumber iklan dengan

khalayak sasaran, dan likeability yaitu pengaruh sumber yang dilihat dari

penampilan fisik, perilaku, serta karakteristik pribadi lainnya (Belch,

2004:192).

7

Page 9: D0214070.docx · Web viewBerdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013,prevalensi tumor/kanker di Indonesia adalah 1,4 per 1000 penduduk. Prevalensi kanker tertinggi

c. Tanggapan Mengenai Eksekusi Iklan ( Ad Execution Thoughts)

Khalayak sasaran memberi tanggapan terhadap eksekusi iklan itu

sendiri secara keseluruhan. Banyak khalayak yang kurang

memperhatikan produk/endorser dalam iklan, sehingga mereka hanya

membangun muatan afektif pada iklan tersebut. Pemikiran seperti ini

termasuk yang diakibatkan oleh faktor-faktor seperti kreatifitas iklan,

kualitas efek visual dan voice tones, yaitu video dan audio (Wells,

2000:350).

Metodologi

Jenis penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, yakni penelitian yang

sistematis terhadap sebab dan akibat suatu fenomena serta hubungan-

hubungannya, yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,

dan pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat

statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono,

2011:08).

Penelitian ini berusaha menjelaskan hubungan antara tayangan Iklan

Layanan Masyarakat Kementerian Kesehatan “SADARI (Periksa Payudara

Sendiri) Hanya 7 Menit” di televisi terhadap sikap untuk melakukan SADARI

dengan mengendalikan umur, tingkat pendidikan dan SES responden pada

perempuan di Kota Surakarta.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh jumlah perempuan di Kota

Surakarta dengan rentang umur 15-49 tahun sebanyak 193.482 orang (Badan

Pusat Statistik, 2017). Pada penelitian ini menggunakan metode pengambilan

cluster random sampling. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 110

responden.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi

bivariat dan parsial dengan Rank Kendall’s tau. Teknik ini digunakan untuk

mengetahui keeratan hubungan antara dua variabel dan untuk mengetahui arah

hubungan yang terjadi.

8

Page 10: D0214070.docx · Web viewBerdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013,prevalensi tumor/kanker di Indonesia adalah 1,4 per 1000 penduduk. Prevalensi kanker tertinggi

Sedangkan untuk menguji kuesioner, dilakukan uji reliabilitas pada

seluruh item pertanyaan untuk menunjukkan sejauh mana suatu pengukuran dapat

memberikan hasil yang relatif konstan bila dilakukanpengukuran kembali

terhadap subyek yang sama. Metode yang digunakan adalah metode dari Alpha

Cronbach (α) (Arikunto, 1996:190-191).

Sajian Data

Dalam penelitian ini terdapat 1 variabel independen, yaitu tayangan Iklan

Layanan Masyarakat Kementerian Kesehatan “Sadari (Periksa Payudara Sendiri)

Hanya 7 Menit”. Sedangkan untuk variabel dependennya yaitu sikap untuk

melakukan SADARI . Dan terdapat 3 variabel kontrol, yaitu umur, tingkat

pendidikan dan SES responden.

Terdapat 52 pertanyaan yang terdiri dari; 6 pertanyaan untuk indikator

iklan, 6 pertanyaan untuk indikator sumber model, 6 pertanyaan untuk indikator

eksekusi iklan, 11 pertanyaan untuk indikator liking, 11 pertanyaan untuk

indikator preference, dan 12 pertanyaan untuk indikator conviction. Peneliti

menggunakan skala likert untuk mengukur data hasil jawaban responden untuk

semua pertanyaan tersebut. Berikut adalah pembagian kategori skor dari hasil

jawaban responden:

Apabila responden menjawab sangat setuju (SS), maka diberi skor 4

Apabila responden menjawab setuju (S), maka diberi skor 3

Apabila responden menjawab tidak setuju (TS), maka diberi skor 2

Apabila responden menjawab sangat tidak setuju (STS), maka diberi skor 1.

9

Page 11: D0214070.docx · Web viewBerdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013,prevalensi tumor/kanker di Indonesia adalah 1,4 per 1000 penduduk. Prevalensi kanker tertinggi

1. Variabel Kontrol – Umur, Tingkat Pendidikan, SES Responden

Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Umur

Umur

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 15-19 10 9.1 9.1 9.1

20-24 12 10.9 10.9 20.0

25-29 39 35.5 35.5 55.5

30-39 31 28.2 28.2 83.6

40-49 18 16.4 16.4 100.0

Total 110 100.0 100.0

Berdasarkan hasil kuesioner dan olah data, dari segi umur, yang menjadi

mayoritas adalah para responden dengan rentang usia 25-29 tahun dengan total

jumlah responden sebanyak 39 orang (35,5%).

Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Pendidikanterakhir

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid SMP 11 10.0 10.0 10.0

SMA 34 30.9 30.9 40.9

Diploma 28 25.5 25.5 66.4

Sarjana 37 33.6 33.6 100.0

Total 110 100.0 100.0

Berdasarkan hasil kuesioner dan olah data dari segi pendidikan terakhir

responden, yang menjadi mayoritas adalah para responden dengan pendidikan

terakhir Sarjana dengan total jumlah responden sebanyak 37 orang (33,6%).

10

Page 12: D0214070.docx · Web viewBerdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013,prevalensi tumor/kanker di Indonesia adalah 1,4 per 1000 penduduk. Prevalensi kanker tertinggi

Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan SESPengeluaranperbulan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid < 700.000 12 10.9 10.9 10.9

701.000 - 1.000.000 19 17.3 17.3 28.2

1.000.001 - 1.500.000 29 26.4 26.4 54.5

1.500.001 - 2.000.000 15 13.6 13.6 68.2

2.000.001 - 3.000.000 23 20.9 20.9 89.1

> 3.000.000 12 10.9 10.9 100.0

Total 110 100.0 100.0

Berdasarkan hasil kuesioner dan olah data dari segi pengeluaran per bulan

responden, yang menjadi mayoritas adalah para responden dengan pengeluaran

perbulan 1.000.001 – 1.500.000 (SES C2) dengan total jumlah responden

sebanyak 29 orang (26,4%).

2. Variabel Independen – Tayangan Iklan Layanan Masyarakat

Kementerian Kesehatan “SADARI (Periksa Payudara Sendiri) Hanya 7

Menit”.

Tabel 4. Indikator Pesan

No Pernyataan SS S TS STS

1. Bahasa yang digunakan untuk penyampaian pesan pada iklan mudah dimengerti

37 65 8 0

33,6 % 59,1 % 7,3 % 0%

3. Cara penyampaian pesan pada iklan tidak membosankan

50 47 12 1

45,5% 42,7% 10,9% 0,9 %

5. Cara penyampaian pesan pada iklan sudah mengena inti pesan

35 54 20 1

31,8% 49,1% 18,2% 0,9%7. Pesan yang disampaikan model

dalam iklan sudah jelas32 50 26 2

29,1% 45,5% 23,6% 1,8%

9. Pesan yang disampaikan dalam iklan mudah dimengerti

36 63 11 0

32,7% 57,3% 10,0% 0%11. Pesan yang disampaikan dalam

iklan sistematis32 63 14 1

29,1% 57,3% 12,7% 0,9%

11

Page 13: D0214070.docx · Web viewBerdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013,prevalensi tumor/kanker di Indonesia adalah 1,4 per 1000 penduduk. Prevalensi kanker tertinggi

Dapat dikatakan bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju

terhadap pernyataan yang diajukan pada indikator ini.

Tabel 5. Indikator Sumber Model

No Pernyataan SS S TS STS

1. Aktivitas model yang ditampilkan dalam iklan memiliki kesesuain aktivitas dengan saya

46 50 12 2

41,8% 45,5% 10,9% 1,8%

3. Keahlian model dalam memperagakan perannya dalam iklan menarik perhatian saya

41 52 15 2

37,3% 47,3% 13,6% 1,8%

5. Model yang ditampilkan dalam iklan dapat memperagakan pesan iklan dengan tepat

33 51 24 2

30,0% 46,4% 21,8% 1,8%7. Kesibukan aktivitas model yang

ditampilkan dalam iklan mendorong kepercayaan saya terhadap isi pesan bahwa banyak wanita tidak mengetahui pentingnya SADARI

32 56 17 0

29,1% 50,9% 15,5% 0%

9. Model yang ditampilkan dalam iklan dapat menjelaskan pesan iklan dengan baik, yakni menyadarkan bahwa SADARI tidak akan mengganggu aktivitas yang padat

42 54 13 1

38,2% 49,1% 11,8% 0,9%

11.Ekspresi (tertawa, mengobrol, menangis) para model menarik perhatian saya

33 52 20 530% 47,3% 18,2% 4,5%

Dapat dikatakan bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju

terhadap pernyataan yang diajukan pada indikator ini.

12

Page 14: D0214070.docx · Web viewBerdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013,prevalensi tumor/kanker di Indonesia adalah 1,4 per 1000 penduduk. Prevalensi kanker tertinggi

Tabel 6. Indikator Eksekusi Iklan

No Pernyataan SS S TS STS

1. Setting yang ditampilkan dalam iklan sudah menggambarkan kehidupan wanita masa kini

46 49 13 2

41,8% 44,5% 11,8% 1,8%

3. Logo pita pink yang ditampilkan dalam iklan menggambarkan pentingnya SADARI

41 52 15 2

37,3% 47,3% 13,6% 1,8%

5. Slogan “SADARI Hanya 7 Menit” yang ditampilkan dalam iklan menggambarkan pentingnya SADARI

32 52 24 2

29,1% 47,3% 21,8% 1,8%

7. Jingle (music) yang disajikan pada iklan sudah sesuai

36 57 17 0

32,7% 51,8% 15,5% 0%

9. Suara narrator yng disajikan pada iklan sudah jelas

41 55 13 1

37,3% 50,0% 11,8% 0,9%11.Dominasi warna pink pada iklan

sesuai dengan sasaran iklan32 54 19 5

29,1% 49,1% 17,3% 4,5%

Dapat dikatakan bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju

terhadap pernyataan yang diajukan pada indikator ini.

3. Variabel Dependen – Sikap Untuk Melakukan SADARI

Tabel 7. Indikator Liking

No Pernyataan SS S TS STS

1. Saya menyukai tayangan iklan “SADARI Hanya 7 Menit”

36 62 12 0

32,7% 56,4% 10,9% 0%3. Saya menyukai informasi yang

disampaikan pada tayangan iklan “SADARI Hanya 7 Menit”

46 49 14 1

41,8% 44,5% 12,7% 0,9%

5. Saya menyukai isi pesan iklan “SADARI Hanya 7 Menit”

44 48 17 1

40% 43,6% 15,5% 0,9%7. Saya menyukai cara

penyampaian pesan iklan “SADARI Hanya 7 Menit”

32 53 24 1

29,1% 48,2% 21,8% 0,9%

13

Page 15: D0214070.docx · Web viewBerdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013,prevalensi tumor/kanker di Indonesia adalah 1,4 per 1000 penduduk. Prevalensi kanker tertinggi

No Pernyataan SS S TS STS

9. Saya menyukai aktivitas model pada iklan “SADARI Hanya 7 Menit”

31 48 29 2

28,2% 43,6% 26,4% 1,8%11. Saya menyukai keahlian model

pada iklan “SADARI Hanya 7 Menit”

27 56 24 324,5% 50,9% 21,8% 2,7%

13. Saya menyukai pesan narrator pada iklan “SADARI Hanya 7 Menit”

38 51 19 2

34,5% 46,4% 17,3% 1,9%

15. Saya menyukai setting pada iklan “SADARI Hanya 7 Menit”

28 61 18 325,5% 55,5% 16,4% 2,7%

17. Saya menyukai logo pita pink pada iklan “SADARI Hanya 7 Menit”

42 50 17 1

38,2% 45,5% 15,5% 0,9%19. Saya menyukai slogan pada iklan

“SADARI Hanya 7 Menit”41 53 16 0

37,3% 48,2% 14,5% 0%21. Saya menyukai music pada iklan

“SADARI Hanya 7 Menit”21 62 21 6

19,1% 56,4% 19,1% 5,5%

Dapat dikatakan bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju

terhadap pernyataan yang diajukan pada indikator ini.

Tabel 8. Indikator Preference

No Pernyataan SS S TS STS

1. Saya tertarik tayangan iklan “SADARI Hanya 7 Menit”

54 47 8 1

49,1% 42,7% 7,3% 0,9%3. Saya tertarik informasi yang

disampaikan pada tayangan iklan “SADARI Hanya 7 Menit”

48 55 7 0

43,6% 50,0% 6,4% 0%

5. Saya tertarik isi pesan iklan “SADARI Hanya 7 Menit”

49 46 14 1

44,5% 41,8% 12,7% 0,9%7. Saya tertarik cara penyampaian

pesan iklan “SADARI Hanya 7 Menit”

29 65 16 0

26,4% 59,1% 14,5% 0%

9. Saya tertarik aktivitas model 29 54 25 2

14

Page 16: D0214070.docx · Web viewBerdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013,prevalensi tumor/kanker di Indonesia adalah 1,4 per 1000 penduduk. Prevalensi kanker tertinggi

No Pernyataan SS S TS STS

pada iklan “SADARI Hanya 7 Menit”

26,4% 49,1% 22,7% 1,8%

11. Saya tertarik keahlian model pada iklan “SADARI Hanya 7 Menit”

27 61 20 224,5% 55,5% 18,2% 1,8%

13. Saya tertarik pesan narrator pada iklan “SADARI Hanya 7 Menit”

44 48 16 2

40% 43,6% 14,5% 1,8%15. Saya tertarik setting pada iklan

“SADARI Hanya 7 Menit”28 58 21 3

25,5% 52,7% 19,1% 2,7%17. Saya tertarik logo pita pink pada

iklan “SADARI Hanya 7 Menit”38 56 16 0

34,5% 50,9% 14,5% 0%

19. Saya tertarik slogan pada iklan “SADARI Hanya 7 Menit”

38 58 12 2

34,5% 52,7% 10,9% 1,8%21. Saya tertarik music pada iklan

“SADARI Hanya 7 Menit”27 67 12 4

24,5% 60,9% 10,9% 3,6%

Dapat dikatakan bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju

terhadap pernyataan yang diajukan pada indikator ini.

Tabel 9. Indikator Conviction

No Pernyataan SS S TS STS

1. Saya merasa yakin akan tayangan iklan “SADARI Hanya 7 Menit”

42 51 17 0

38,2% 46,4% 15,5% 0%

3. Saya merasa yakin akan informasi yang disampaikan pada tayangan iklan “SADARI Hanya 7 Menit”

43 60 7 0

39,1% 54,5% 6,4% 0%

5. Saya merasa yakin akan isi pesan iklan “SADARI Hanya 7 Menit”

43 60 7 0

39,1% 54,5% 6,4% 0%7. Saya merasa yakin akan cara

penyampaian pesan iklan “SADARI Hanya 7 Menit”

40 55 14 1

36,4% 50,0% 12,7% 0,9%

9. Saya merasa yakin akan 40 40 26 4

15

Page 17: D0214070.docx · Web viewBerdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013,prevalensi tumor/kanker di Indonesia adalah 1,4 per 1000 penduduk. Prevalensi kanker tertinggi

No Pernyataan SS S TS STS

aktivitas model pada iklan “SADARI Hanya 7 Menit”

36,4% 36,4% 23,6% 3,6%

11. Saya merasa yakin akan keahlian model pada iklan “SADARI Hanya 7 Menit”

31 52 24 328,2% 47,3% 21,8% 2,7%

13. Saya merasa yakin akan pesan narrator pada iklan “SADARI Hanya 7 Menit”

41 57 10 2

37,3% 51,8% 9,1% 1,8%

15. Saya merasa yakin akan setting pada iklan “SADARI Hanya 7 Menit”

30 57 19 4

27,3% 51,8% 17,3% 3,6%17. Saya merasa yakin akan logo

pita pink pada iklan “SADARI Hanya 7 Menit”

44 51 15 0

40,00% 45,4% 13,6% 0%

19. Saya merasa yakin akan slogan pada iklan “SADARI Hanya 7 Menit”

46 47 15 2

41,8% 42,7% 13,6% 1,8%21. Saya merasa yakin akan music

pada iklan “SADARI Hanya 7 Menit”

27 58 17 8

24,5% 52,7% 15,5% 7,3%23. Saya merasa yakin untuk

melakukan SADARI44 46 20 0

40% 41,8% 18,2% 0%

Dapat dikatakan bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju

terhadap pernyataan yang diajukan pada indikator ini.

Analisis Data

a. Uji Korelasi Hubungan Antara Tayangan Iklan Layanan Masyarakat

Kementerian Kesehatan “Sadari (Periksa Payudara Sendiri) Hanya 7

Menit” Terhadap Sikap Untuk Melakukan Sadari (Periksa Payudara

Sendiri)

Berdasarkan hasil analisis menunjukan nilai koefisien korelasi (rs)

sebesar 0,494, yang berarti antara tayangan Iklan Layanan Masyarakat

Kementerian Kesehatan “SADARI (Periksa Payudara Sendiri) Hanya 7

Menit” terhadap sikap untuk melakukan SADARI memiliki hubungan

yang sedang.

16

Page 18: D0214070.docx · Web viewBerdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013,prevalensi tumor/kanker di Indonesia adalah 1,4 per 1000 penduduk. Prevalensi kanker tertinggi

Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa ada hubungan

antara tayangan Iklan Layanan Masyarakat Kementerian Kesehatan

“SADARI (Periksa Payudara Sendiri) Hanya 7 Menit” terhadap sikap

untuk melakukan SADARI (Ha) diterima, karena rs = 0,494 yang berarti

memiliki hubungan sedang.

b. Uji Korelasi Hubungan antara tayangan Iklan Layanan Masyarakat

Kementerian Kesehatan “SADARI (Periksa Payudara Sendiri) Hanya

7 Menit” terhadap sikap untuk melakukan SADARI dengan

mengendalikan umur responden

Berdasarkan hasil analisis menunjukan nilai koefisien korelasi (rs)

sebesar 0,770, yang berarti antara tayangan Iklan Layanan Masyarakat

Kementerian Kesehatan “SADARI (Periksa Payudara Sendiri) Hanya 7

Menit” terhadap sikap untuk melakukan SADARI dengan mengendalikan

umur responden memiliki hubungan yang kuat.

Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa ada hubungan

antara tayangan Iklan Layanan Masyarakat Kementerian Kesehatan

“SADARI (Periksa Payudara Sendiri) Hanya 7 Menit” terhadap sikap

untuk melakukan SADARI dengan mengendalikan umur responden (Ha)

diterima, karena rs = 0,770 yang berarti memiliki hubungan kuat.

c. Uji Korelasi Hubungan antara tayangan Iklan Layanan Masyarakat

Kementerian Kesehatan “SADARI (Periksa Payudara Sendiri) Hanya

7 Menit” terhadap sikap untuk melakukan SADARI dengan

mengendalikan tingkat pendidikan responden

Berdasarkan hasil analisis menunjukan nilai koefisien korelasi (rs)

sebesar 0,771, yang berarti antara tayangan Iklan Layanan Masyarakat

Kementerian Kesehatan “SADARI (Periksa Payudara Sendiri) Hanya 7

Menit” terhadap sikap untuk melakukan SADARI dengan mengendalikan

tingkat pendidikan responden memiliki hubungan yang kuat.

Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa ada hubungan

antara tayangan Iklan Layanan Masyarakat Kementerian Kesehatan

“SADARI (Periksa Payudara Sendiri) Hanya 7 Menit” terhadap sikap

17

Page 19: D0214070.docx · Web viewBerdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013,prevalensi tumor/kanker di Indonesia adalah 1,4 per 1000 penduduk. Prevalensi kanker tertinggi

untuk melakukan SADARI dengan mengendalikan tingkat pendidikan

responden (Ha) diterima, karena rs = 0,771 yang berarti memiliki

hubungan kuat.

d. Uji Korelasi Hubungan antara tayangan Iklan Layanan Masyarakat

Kementerian Kesehatan “SADARI (Periksa Payudara Sendiri) Hanya

7 Menit” terhadap sikap untuk melakukan SADARI dengan

mengendalikan tingkat SES responden

Berdasarkan hasil analisis menunjukan nilai koefisien korelasi (rs)

sebesar 0,767, yang berarti antara tayangan Iklan Layanan Masyarakat

Kementerian Kesehatan “SADARI (Periksa Payudara Sendiri) Hanya 7

Menit” terhadap sikap untuk melakukan SADARI dengan mengendalikan

tingkat SES responden memiliki hubungan yang kuat.

Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa ada hubungan

antara tayangan Iklan Layanan Masyarakat Kementerian Kesehatan

“SADARI (Periksa Payudara Sendiri) Hanya 7 Menit” terhadap sikap

untuk melakukan SADARI dengan mengendalikan tingkat SES responden

(Ha) diterima, karena rs = 0,767 yang berarti memiliki hubungan kuat.

Kesimpulan

Setelah melakukan pengujian, analisa,dan interpretasi terhadap data

penelitian, peneliti membuat beberapa kesimpulan :

1. Hasil analisis menunjukkan tayangan Iklan Layanan Masyarakat Kementerian

Kesehatan “SADARI (Periksa Payudara Sendiri) Hanya 7 Menit” secara

efektif mempengaruhi sikap untuk melakukan SADARI, artinya menayangkan

iklan melalui televisi merupakan salah satu cara yang efektif untuk

membentuk sikap untuk melakukan SADARI pada perempuan di Kota

Surakarta, dikarenakan derajat korelasinya yaitu 0,494.

2. Hasil analisis menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara faktor

umur dengan tayangan Iklan Layanan Masyarakat Kementerian Kesehatan

“SADARI (Periksa Payudara Sendiri) Hanya 7 Menit” dan sikap untuk

melakukan SADARI, dikarenakan derajat korelasinya 0,770.

18

Page 20: D0214070.docx · Web viewBerdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013,prevalensi tumor/kanker di Indonesia adalah 1,4 per 1000 penduduk. Prevalensi kanker tertinggi

3. Hasil analisis menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara faktor

tingkat pendidikan dengan tayangan Iklan Layanan Masyarakat Kementerian

Kesehatan “SADARI (Periksa Payudara Sendiri) Hanya 7 Menit” dan sikap

untuk melakukan SADARI, dikarenakan derajat korelasinya 0,771.

4. Hasil analisis menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara faktor

SES dengan tayangan Iklan Layanan Masyarakat Kementerian Kesehatan

“SADARI (Periksa Payudara Sendiri) Hanya 7 Menit” dan sikap untuk

melakukan SADARI, dikarenakan derajat korelasinya 0,767.

5. Hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat pendidikan menjadi yang tertinggi

sebagai faktor yang mempengaruhi tayangan Iklan Layanan Masyarakat

Kementerian Kesehatan “SADARI (Periksa Payudara Sendiri) Hanya 7

Menit” dan sikap untuk melakukan SADARI pada perempuan di Kota

Surakarta dikarenakan derajat korelasinya 0,771.

Daftar Pustaka

Belch, George E dan Michael A. Belch. 2004. Advertising and Promotion: An Intergrated Marketing Communication Perspective. Boston: McGrawhill, Irwin.

Burnett, John dan Sandra Moriaty. 1998. Introduction to Marketing Communications: An Intergrated Approach. London: Prentice Hall International.

Effendi, Sofian. 2012. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES.Jalaluddin, Rakhmat. 2001. Metodologi Penelitian Komunikasi. Bandung:

Remaja Rosda Karya.Jefkins,Frank. 1996. Periklanan. Jakarta: Erlangga.Kementerian Kesehatan. 2015. Panduan Program Nasional Gerakan

Pencegahan Dan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Dan Kanker Payudara.

Kementerian Kesehatan. 2016. Panduan Germas.Lazarnuk, Leslie dan Leon G. Fistinger. 2000. Consumer Behaviour 5th Edition

New York: Prentice Hall.Lee, Monle, Johnson,Carla. 2011. Prinsip-Prinsip Pokok Periklanan Dalam

Perspektif Global. Jakarta: Kencana.Morissan. 2008. Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio &

Televisi.Jakarta: Kencana.Pujiyanto. 2013. Iklan Layanan Masyarakat. Yogyakarta: Andi Offset.Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

19

Page 21: D0214070.docx · Web viewBerdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013,prevalensi tumor/kanker di Indonesia adalah 1,4 per 1000 penduduk. Prevalensi kanker tertinggi

Suharsimi, Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Wells, William, John Burnett dan Sandra Moriarty. 2000. Advertising: Principle. London: Prentice Hall International.

20