d e p u t i b i d a n g i n v e s t i g a s i jalan ... 2012(1).pdf · memberikan gambaran secara...

71
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan D E P U T I B I D A N G I N V E S T I G A S I Jalan Pramuka Nomor 33 Jakarta Telp: 0218594979 02185910031 (hunting); Faksimili: 02185906467

Upload: trannguyet

Post on 03-Apr-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: D E P U T I B I D A N G I N V E S T I G A S I Jalan ... 2012(1).pdf · memberikan gambaran secara lengkap mengenai pertanggungjawaban atas ... perlengkapan dan administrasi Jabatan

Badan Pengawasan Keuangan dan PembangunanD E P U T I B I D A N G I N V E S T I G A S IJalan Pramuka Nomor 33 Jakarta Telp: 021859497902185910031 (hunting); Faksimili: 02185906467

Page 2: D E P U T I B I D A N G I N V E S T I G A S I Jalan ... 2012(1).pdf · memberikan gambaran secara lengkap mengenai pertanggungjawaban atas ... perlengkapan dan administrasi Jabatan

Nomor : LAP-72/D6/2013Tanggal : 29 Januari 2013

Page 3: D E P U T I B I D A N G I N V E S T I G A S I Jalan ... 2012(1).pdf · memberikan gambaran secara lengkap mengenai pertanggungjawaban atas ... perlengkapan dan administrasi Jabatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 i

Kata Pengantar

Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun

2012 berpedoman pada Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun

2010 tanggal 31 Desember 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan

Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP

merupakan media pertanggungjawaban Deputi Bidang Investigasi dalam rangka

mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 diharapkan dapat

memberikan gambaran secara lengkap mengenai pertanggungjawaban atas

pemanfaatan sumber daya yang dikelola Deputi Bidang Investigasi beserta

seluruh direktorat yang berada dalam struktur di bawahnya dalam rangka

menjalankan tugas pokok dan fungsinya.

Pada tahun 2012 sebagian besar kegiatan dalam rangka mencapai sasaran

program dapat dilaksanakan melebihi target. Namun demikian, masih ada

beberapa kegiatan yang belum memenuhi target kinerja dan dengan penuh

kesadaran hal tersebut akan menjadi perhatian yang sungguh-sungguh bagi

seluruh jajaran di lingkungan Deputi Bidang Investigasi untuk meningkatkan

kinerja dengan lebih baik dan profesional pada tahun-tahun mendatang.

Deputi Kepala BPKPBidang Investigasi

Eddy Mulyadi SoepardiNIP 19541030 198603 1 001

Page 4: D E P U T I B I D A N G I N V E S T I G A S I Jalan ... 2012(1).pdf · memberikan gambaran secara lengkap mengenai pertanggungjawaban atas ... perlengkapan dan administrasi Jabatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 ii

Ringkasan Pimpinan

Sejalan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem

Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), dan adanya perubahan lingkungan yang

sangat cepat dalam berbagai aspek kehidupan serta tuntutan publik yang

semakin tinggi atas kualitas pelayanan BPKP telah merumuskan visi:

Auditor Presiden yang responsif, interaktif, dan terpercayauntuk mewujudkan akuntabilitas keuangan negara yang berkualitas.

Berdasarkan visi BPKP tersebut telah dirumuskan 4 (empat) misi. Misi BPKP

yang terkait dengan Deputi Bidang Investigasi adalah misi 1:

Menyelenggarakan pengawasan intern terhadap akuntabilitaskeuangan negara

yang mendukung tata kelola kepemerintahan yang baik dan bebasKKN.

Untuk tahun 2012, pencapaian kinerja Deputi Bidang Investigasi berdasarkan

outcome dari program kegiatan rata-rata sebesar 113,22%, yaitu berdasarkan

indikator :

1) Persentase tingkat pemahaman dan kepedulian publik atas permasalahan

korupsi sebesar 95,80% atau 105,33 dari target 75%.

2) IPP/IPD/BUMN/BUMD berisiko fraud yang mengimplementasikan Fraud

Control Plan sebanyak 12 instansi atau 100% dari target outcome sebanyak

12 instansi.

3) IPP/IPD/BUMN/BUMD yang membuat/mengoreksi kebijakan sebanyak 8

instansi atau 133,33% dari target 6 instansi.

4) Persentase terselesaikannya kasus Hambatan Kelancaran Pembangunan,

Klaim, dan Eskalasi sebesar 100% atau 119,05% dari targetnya sebesar 84%.

5) Target persentase penyerahan kasus pada Instansi Penegak Hukum

terealisasi 93,08% atau 109,51% dari target sebesar 85%.

Page 5: D E P U T I B I D A N G I N V E S T I G A S I Jalan ... 2012(1).pdf · memberikan gambaran secara lengkap mengenai pertanggungjawaban atas ... perlengkapan dan administrasi Jabatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 iii

6) Hasil audit investigatif yang ditindaklanjuti oleh instansi berwenang terealisasi

35,29% atau 117,65% dari target 30%.

7) Persentase telaahan terhadap laporan penugasan investigasi yang memenuhi

standar terealisasi 97,38% atau 114,56% target 85%.

8) Reviu terhadap laporan dan pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti

tercapai 9% atau 90% dari target 10%.

9) Persentase masukan yang direspon Presiden tercapai 75% atau 107,14%

dari target 70%.

Pencapaian sasaran outcome tersebut didukung dengan peningkatan kapasitas

SDM, sarana prasarana pelaksanaan tugas, dan tersedianya anggaran

pelaksanaan kegiatan.

Page 6: D E P U T I B I D A N G I N V E S T I G A S I Jalan ... 2012(1).pdf · memberikan gambaran secara lengkap mengenai pertanggungjawaban atas ... perlengkapan dan administrasi Jabatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 iv

DAFTAR ISI

HalamanKata Pengantar i

Ringkasan Pimpinan ii

Daftar Isi iv

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Data Umum Organisasi 1B. Sumber Daya Manusia 5C. Sarana dan PrasaranaD. Sistematika Penyajian

67

BAB II PERENCANAAN STRATEGIS 9

A. Rencana Strategis 9B. Penetapan Kinerja Tahun 2012 15

BAB 3 AKUNTABILITAS KINERJA 18

A. Pengukuran Kinerja 18B. Akuntabilitas KeuanganC. Lain-Lain

5152

BAB 4 PENUTUP 64

LAMPIRAN

1. Rencana Kegiatan Tahun 20122. Capaian Program Tahun 20123. Kinerja Kegiatan Tahun 2012

Page 7: D E P U T I B I D A N G I N V E S T I G A S I Jalan ... 2012(1).pdf · memberikan gambaran secara lengkap mengenai pertanggungjawaban atas ... perlengkapan dan administrasi Jabatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 1

BAB IPENDAHULUAN

A. Data Umum Organisasi1. Tugas dan Fungsieputi Bidang Investigasi merupakan salah satu unit organisasi

eselon satu di lingkungan Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan (BPKP) sebagaimana tertuang di dalam

Keputusan Presiden Nomor 142 tahun 2004 tentang Unit

Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja

LPND, dan terakhir diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2005.

Berdasarkan Surat Keputusan Kepala BPKP Nomor KEP-06.00.00-080/K/2001

tanggal 20 Pebruari 2001 Tentang Organisasi dan Tata Kerja BPKP, Deputi

Bidang Investigasi mempunyai tugas:

Melaksanakan perumusan kebijakan

di bidang investigasi

Dalam melaksanakan tugas tersebut, Deputi Bidang Investigasi

menyelenggarakan fungsi-fungsi sebagai berikut:

1) Perumusan kebijakan teknis investigasi dan penyusunan rencana

investigasi;

2) Penyusunan pedoman teknis dan pemberian bimbingan teknis investigasi;

3) Koordinasi dan pelaksanaan investigasi terhadap kasus penyimpangan

yang berindikasi merugikan negara dan terhadap hambatan kelancaran

pembangunan pada instansi pemerintah pusat dan daerah, badan usaha

milik negara, badan-badan lain yang di dalamnya terdapat kepentingan

pemerintah, dan badan usaha milik daerah;

DDddDD

Page 8: D E P U T I B I D A N G I N V E S T I G A S I Jalan ... 2012(1).pdf · memberikan gambaran secara lengkap mengenai pertanggungjawaban atas ... perlengkapan dan administrasi Jabatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 2

4) Pemberian bantuan investigasi terhadap kasus penyimpangan yang

berindikasi merugikan negara dan terhadap hambatan kelancaran

pembangunan pada instansi pemerintah pusat dan daerah, badan usaha

milik negara, badan-badan lain yang di dalamnya terdapat kepentingan

pemerintah, dan badan usaha milik daerah atas permintaan pihak yang

berwenang, instansi atau badan usaha yang bersangkutan, instansi

penyidik dan/atau instansi/lembaga yang berwenang lainnya;

5) Pemantauan tindak lanjut hasil investigasi;

6) Evaluasi dan penyusunan laporan kegiatan investigasi;

7) Analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan hasil investigasi.

2. Visi dan MisiVisi Deputi Bidang Investigasi adalah:

Menjadi investigator yang profesional, berintegritas, dan berperan aktif dalam

pemberantasan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN), dan penanggulangan

hambatan kelancaran pembangunan dalam mewujudkan Good Governance.

Misi Deputi Bidang Investigasi adalah:

1) Membantu terwujudnya aparatur negara yang bersih dan

terselenggaranya manajemen pelaksanaan pembangunan yang baik.

2) Meningkatkan kualitas hasil investigasi di bidang pemberantasan KKN

dan penanggulangan hambatan kelancaran pembangunan.

3. Struktur OrganisasiBerdasarkan Surat Keputusan Kepala BPKP Nomor KEP-06.00.00-080/K/2001

tanggal 20 Pebruari 2001, struktur organisasi Deputi Bidang Investigasi,

dijabarkan lebih lanjut ke dalam unit-unit organisasi yang meliputi 3 (tiga)

Kepala Direktorat yang masing-masing memiliki beberapa Kepala Sub

Direktorat dan Kelompok Pejabat Fungsional Auditor. Untuk urusan Tata

Page 9: D E P U T I B I D A N G I N V E S T I G A S I Jalan ... 2012(1).pdf · memberikan gambaran secara lengkap mengenai pertanggungjawaban atas ... perlengkapan dan administrasi Jabatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 3

Usaha, Deputi Bidang Investigasi memperoleh staf perbantuan dari Sekretariat

Utama.

Struktur Organisasi Deputi Bidang Investigasi sebagai berikut:

Deputi BidangInvestigasi

Eddy Mulyadi Soepardi

Direktur InvestigasiInstansi PemerintahTytut Ratih Kusumo

Kasubdit InvestigasiInstansi Pemerintah

Pusat IAgustina Arumsari

Kasubdit InvestigasiInstansi Pemerintah

Pusat IINasrul Wathon

Kasubdit InvestigasiInstansi Pemerintah

DaerahFadjar Irawan

Kelompok JabatanFungsional

Direktur InvestigasiBUMN dan BUMDGatot Darmasto

Kasubdit InvestigasiBUMN

Juliver Sinaga

Kasubdit InvestigasiBUMD

Syaiful R. Hasibuan

Kelompok JabatanFungsional

Direktur InvestigasiHambatan Kelancaran

PembangunanAgus Sukaton W.

Kasubdit InvestigasiHambatan KelancaranPembangunan Instansi

PemerintahHieronymus Saktyo P

Kasubdit InvestigasiHambatan KelancaranPembangunan BUMN

dan BUMDDani Kusnandar

Kelompok JabatanFungsional

Kasubbag Tata UsahaY. Joko Sapta Handaya

Page 10: D E P U T I B I D A N G I N V E S T I G A S I Jalan ... 2012(1).pdf · memberikan gambaran secara lengkap mengenai pertanggungjawaban atas ... perlengkapan dan administrasi Jabatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 4

Direktorat Investigasi Instansi Pemerintah

Tugas pokok dan fungsi :

Melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, penyusunan

pedoman, pemberian bimbingan teknis investigasi, penyiapan bahan

koordinasi, penyusunan rencana dan pengendalian pelaksanaan investigasi,

penyusunan rencana dan pengendalian pelaksanaan pemberian bantuan

investigasi, pemantauan tindak lanjut, evaluasi dan penyusunan laporan

kegiatan, analisis, evaluasi dan penyusunan laporan hasil investigasi pada

instansi pemerintah pusat dan daerah.

Direktorat Investigasi Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha MilikDaerah

Tugas pokok dan fungsi:

Melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, penyusunan

pedoman, pemberian bimbingan teknis investigasi, penyiapan bahan

koordinasi, penyusunan rencana dan pengendalian pelaksanaan investigasi,

penyusunan rencana dan pengendalian pelaksanaan pemberian bantuan

investigasi, pemantauan tindak lanjut, evaluasi dan penyusunan laporan

kegiatan, analisis, evaluasi dan penyusunan laporan hasil investigasi terhadap

kasus penyimpangan yang berindikasi merugikan keuangan negara pada

Badan Usaha Milik Negara, badan-badan lain yang di dalamnya terdapat

kepentingan pemerintah, dan Badan Usaha Milik Daerah.

Direktorat Investigasi Hambatan Kelancaran Pembangunan

Tugas pokok dan fungsi :

Melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, penyusunan

pedoman, pemberian bimbingan teknis investigasi, penyiapan bahan

koordinasi, penyusunan rencana dan pengendalian pelaksanaan investigasi,

penyusunan rencana dan pengendalian pelaksanaan pemberian bantuan

investigasi, pemantauan tindak lanjut, evaluasi dan penyusunan laporan

kegiatan, analisis, evaluasi dan penyusunan laporan hasil investigasi terhadap

Page 11: D E P U T I B I D A N G I N V E S T I G A S I Jalan ... 2012(1).pdf · memberikan gambaran secara lengkap mengenai pertanggungjawaban atas ... perlengkapan dan administrasi Jabatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 5

hambatan kelancaran pembangunan pada instansi pemerintah pusat dan

daerah, Badan Usaha Milik Negara, badan-badan lain yang di dalamnya

terdapat kepentingan pemerintah, dan Badan Usaha Milik Daerah.

Kepala Sub Bagian Tata Usaha Perbantuan VI

Mempunyai tugas melakukan urusan tata usaha pengawasan, kepegawaian,

keuangan, perlengkapan dan administrasi Jabatan Fungsional di Deputi Bidang

Investigasi.

B. Sumber Daya ManusiaJumlah pegawai Deputi Bidang Investigasi per 1 Januari 2012 sebanyak 103

orang. Jika dibandingkan dengan posisi per 31 Desember 2012 sebanyak 108

orang, maka secara total terjadi penambahan jumlah pegawai sebanyak 5

orang. Jumlah pegawai tersebut dapat klasifikasi sebagai berikut :

1. Berdasarkan golongan

GolRuang

Totala b c d e

IV 4 14 4 3 - 25

III 4 12 17 38 - 71

II - - 9 3 - 12

I - - - - - -Total 8 26 30 44 - 108

2. Berdasarkan jabatan

UraianPosisiawal

1-1-2012

Mutasi Posisiakhir

31-12-2012Tambah Kurang

Struktural:- Eselon I- Eselon II

137

---

---

137

Page 12: D E P U T I B I D A N G I N V E S T I G A S I Jalan ... 2012(1).pdf · memberikan gambaran secara lengkap mengenai pertanggungjawaban atas ... perlengkapan dan administrasi Jabatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 6

- Eselon III- Eselon IV

- - - -

FungsionalAuditor:- Ahli Madya- Ahli Muda- Ahli Pratama- Penyelia- Pelaksana

Lanjutan- Pelaksana

1627-94

9

-75--

-

----4

2

163459-

7

FungsionalLainnya 27 - 1 26

Jumlah 103 12 7 108

Berdasarkan data di atas terlihat adanya jumlah penambahan yang lebih

banyak dibandingkan dengan jumlah pengurangan pegawai di Deputi Bidang

Investigasi, hal tersebut terjadi karena adanya mutasi dari dan ke unit kerja lain,

promosi, serta perbantuan ke instansi lain.

C. Sarana dan PrasaranaSarana dan Prasana Deputi Bidang Investigasi per 31 Desember 2012 adalah

sebagai berikut:

No. Nama barang Jumlah

1 Mesin Ketik Manual 1

2 Mesin Foto Copy 1

3 Mesin Foto Copy Lainnya 1

4 Lemari Besi/Metal 11

5 Lemari Kayu 68

6 Filling Cabinet Besi 12

7 Brankas 2

Page 13: D E P U T I B I D A N G I N V E S T I G A S I Jalan ... 2012(1).pdf · memberikan gambaran secara lengkap mengenai pertanggungjawaban atas ... perlengkapan dan administrasi Jabatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 7

8 Electric White Board 4

9 Alat Penghancur Kertas 3

10 Meja Kerja Kayu 174

11 Kursi Besi/Metal 233

12 Sice 42

13 Meja Rapat 7

14 Meja Makan Kayu 5

15 Kaca Hias 4

16 Handy Cam 1

17 Audio Visual 4

18 Receiver VHF/FM 2

19 Faximile 3

20 PC Unit 53

21 Note Book 32

22 Printer 28

23 Scanner 6

24 External 10

25 Pesawat Telephone 8

D. Sistematika PenyajianLaporan Akuntabilitas Kinerja merupakan media untuk mengkomunikasikan

capaian kinerja suatu unit organisasi. Capaian kinerja tahun 2012 diukur

berdasarkan Penetapan Kinerja tahun anggaran (TA) 2012 yang merupakan

komitmen Deputi Bidang Investigasi untuk mencapai kinerja sebaik-baiknya

sebagai upaya memenuhi misi organisasi.

Laporan Akuntabilitas Kinerja ini menginformasikan pencapaian kinerja Deputi

Bidang Investigasi selama tahun 2012 tersebut dibandingkan dengan Rencana

Page 14: D E P U T I B I D A N G I N V E S T I G A S I Jalan ... 2012(1).pdf · memberikan gambaran secara lengkap mengenai pertanggungjawaban atas ... perlengkapan dan administrasi Jabatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 8

Kinerja (Penetapan kinerja) Tahun 2012 sebagai tolok ukur keberhasilan

tahunan organisasi. Melalui pembandingan tersebut akan diperoleh celah

kinerja (Performance Gap) untuk disempurnakan kembali dalam rencana

kinerja berikutnya.

Sistematika penyajian LAKIP, adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Berisi uraian umum mengenai tugas dan fungsi Deputi Bidang

Investigasi, visi dan misi, struktur organisasi, sumber daya

manusia, sarana dan prasarana, serta sistematika penyajian.

BAB II RENCANA STRATEGIS

Berisi uraian singkat mengenai Rencana Strategis (Renstra) yang

menggambarkan visi, misi, tujuan, serta program dan kegiatan

Deputi Bidang Investigasi. Bab ini juga menguraikan mengenai

Penetapan Kinerja (Tapkin) yang menggambarkan kegiatan-

kegiatan dalam rangka mencapai target program serta pencapaian

indikator keberhasilannya tahun anggaran 2012.

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Berisi uraian mengenai pengukuran kinerja, capaian masing-

masing indikator kinerja, dan akuntabilitas keuangan.

BAB IV PENUTUP

Berisi uraian secara singkat mengenai keberhasilan dan

kegagalan, permasalahan dan kendala utama yang berkaitan

dengan kinerja kedeputian, serta strategi pemecahan masalah

yang akan dilaksanakan pada tahun mendatang.

Page 15: D E P U T I B I D A N G I N V E S T I G A S I Jalan ... 2012(1).pdf · memberikan gambaran secara lengkap mengenai pertanggungjawaban atas ... perlengkapan dan administrasi Jabatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 9

BAB IIPERENCANAAN STRATEGIS

A. Rencana Strategisencana Strategis (Renstra) pada dasarnya merupakan dokumen

yang bersifat taktis strategis yang menjabarkan strategis

pelaksanaan tugas dan fungsi yang akan dilaksanakan oleh

Deputi Bidang Investigasi.

Rencana Strategis Deputi Bidang Investigasi Tahun 2010-2014 tidak terlepas

dari Rencana Strategis Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan yang

disusun dengan mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional (RPJMN) 2010–2014 yang telah ditetapkan dengan Peraturan

Presiden No.5 Tahun 2010 pada tanggal 15 Maret 2010.

Rencana Strategis berisi merupakan dokumen perencanaan yang memuat visi,

misi, tujuan, strategi, kebijakan serta program, dan kegiatan dalam rangka

melaksanakan tugas pokok dan fungsinya. Rencana Strategis Tahun 2010-

2014 mengalami perubahan yang signifikan diselaraskan dengan restrukturisasi

program yang dilakukan oleh Bappenas dan adanya mandat baru BPKP seiring

dengan terbitnya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 2008 tentang

Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) pada tanggal 28 Agustus 2008.

1. Pernyataan VisiDalam rangka mewujudkan pemerintahan yang bebas dari KKN, kepada

pemerintah diamanatkan untuk mengimplementasikan dan menegakkan

kebijakan dan program anti korupsi secara bertahap dan sistematis,

mengembangkan lingkungan sosial yang anti korupsi, memperluas dan

mengembangkan partisipasi warga negara, mengembangkan infrastruktur anti

korupsi, meningkatkan pembaharuan administrasi pada bidang-bidang rawan

RR

Page 16: D E P U T I B I D A N G I N V E S T I G A S I Jalan ... 2012(1).pdf · memberikan gambaran secara lengkap mengenai pertanggungjawaban atas ... perlengkapan dan administrasi Jabatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 10

korupsi dalam rangka membangun good governance dalam pengelolaan

pemerintahan dan pembangunan di Indonesia.

Semangat reformasi tersebut menjadi inspirasi bagi BPKP sebagai pengawas

internal pemerintah yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden untuk

mereposisi dan meredefinisi perannya agar dapat mendorong terwujudnya

sistem pengawasan nasional yang efektif. reposisi dan redefinisi peran BPKP

ini diharapkan mampu meningkatkan efektivitas sistem pengawasan nasional

dalam memberantas KKN dan mendorong terwujudnya good governance baik

dalam sektor pemerintahan maupun sektor publik.

Deputi Bidang Investigasi sebagai bagian integral dari BPKP, harus ikut

mereposisi dan meredefinisi perannya untuk mendukung visi BPKP demi

terwujudnya pemerintahan yang bersih dan bebas dari KKN serta tercapainya

kelancaran pembangunan yang berkesinambungan.

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Deputi Bidang Investigasi

telah menetapkan visi yang menjadi arah perkembangan organisasi di masa

mendatang. Visi tersebut mengacu pada kebijakan pengawasan nasional dan

visi BPKP yang telah ditetapkan sebelumnya. Visi Deputi Bidang Investigasi

sebagaimana dinyatakan dalam rencana strategis adalah sebagai berikut:

“Menjadi investigator yang profesional, berintegritas dan berperan aktif

dalam pemberantasan KKN dan penanggulangan hambatan kelancaran

pembangunan dalam mewujudkan Good Governance”

Demi terwujudnya visi yang telah disepakati tersebut, Deputi Bidang Investigasi

dan seluruh jajarannya mempunyai komitmen yang kuat bahwa dalam

pelaksanaan tugas audit investigatif mendatang harus berani menampilkan

dirinya sebagai auditor investigatif dengan mengembangkan kapabilitas,

berdisiplin pada pelaksanaan tugas, menghargai waktu, berorientasi pada

pencapaian hasil yang berkualitas, serta memiliki integritas moral dan etika

yang lebih baik.

Dengan integritas yang tinggi, Deputi Bidang Investigasi membantu pemerintah

untuk mengungkap kasus-kasus yang berindikasi KKN dan penanggulangan

hambatan kelancaran pembangunan bekerja sama dengan aparat penegak

hukum untuk kepentingan publik dalam rangka pemberantasan KKN.

Page 17: D E P U T I B I D A N G I N V E S T I G A S I Jalan ... 2012(1).pdf · memberikan gambaran secara lengkap mengenai pertanggungjawaban atas ... perlengkapan dan administrasi Jabatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 11

Deputi Bidang Investigasi menanggapi tuntutan masyarakat terhadap

pemerintah untuk melaksanakan penyelenggaraan pemerintah yang baik

sejalan dengan meningkatnya tingkat pengetahuan dan kesadaran masyarakat

dari pengaruh globalisasi.

2. Pernyataan MisiVisi yang telah ditetapkan merupakan kesepakatan yang harus dilaksanakan

oleh seluruh jajaran Deputi Bidang Investigasi.

Untuk mencapai visi yang telah ditetapkan, Deputi Bidang Investigasi

menetapkan misi sebagai berikut:

Misi Kesatu:

“Membantu terwujudnya aparatur pemerintah yang bersih dan

terselenggaranya manajemen pelaksanaan pembangunan yang baik”

Misi Kedua:

“Meningkatkan kualitas hasil investigasi di bidang pemberantasan KKN

dan penanggulangan Hambatan Kelancaran Pembangunan”

Penetapan misi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

Misi kesatu, yaitu: “Membantu terwujudnya aparatur pemerintah yang bersih

dan terselenggaranya manajemen pelaksanaan pembangunan yang baik”,

Misi ini dilatarbelakangi suatu tekad bahwa untuk mengakomodasi aspirasi

masyarakat yang sangat cepat berubah, dipersyaratkan suatu manajemen

pemerintahan yang responsif, antisipatif dan mampu mengarahkan masyarakat

menjalani perubahan dan melakukan perbaikan–perbaikan. Melalui manajemen

pemerintahan yang demikian, diharapkan pemerintah dapat bekerja dengan

lebih efisien, efektif, responsif dan aspiratif terhadap perubahan. Hal ini

menimbulkan inspirasi bagi administrasi pemerintahan yang baik, meliputi

transparansi, partisipatif, dan akuntabel.

Page 18: D E P U T I B I D A N G I N V E S T I G A S I Jalan ... 2012(1).pdf · memberikan gambaran secara lengkap mengenai pertanggungjawaban atas ... perlengkapan dan administrasi Jabatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 12

Misi kedua, yaitu: “Meningkatkan Kualitas Hasil Investigasi Di Bidang

Pemberantasan KKN dan Penanggulangan Hambatan Kelancaran

Pembangunan”

BPKP sebagai lembaga yang memiliki tugas utama melakukan pengawasan

pembangunan, tidak terlepas dari kegiatan pemeriksaan yang menjadi bagian

dari kegiatan pengawasan. dalam melakukan pemeriksaan, termasuk yang

dilakukan atas permintaan kejaksaan atau kepolisian. BPKP melalui Deputi

Bidang Investigasi harus dapat berperan aktif membantu manajemen

pemerintah di dalam mewujudkan pemerintahan yang baik, yang salah satu

tugasnya adalah melakukan pemeriksaan terhadap kasus-kasus penyimpangan

yang merugikan negara dan berindikasi tindak pidana korupsi. Hal ini sejalan

dengan salah satu butir misi sebagaimana diamanatkan dalam TAP MPR

No.IV/MPR/1999 yang menyatakan antara lain, bahwa untuk mewujudkan visi

bangsa indonesia di masa depan perlu diwujudkan “Aparatur negara yang

berfungsi melayani masyarakat, profesional, berdaya guna, produktif,

transparan dan bebas dari KKN”.

Dengan peran yang sangat strategis, diharapkan Deputi Bidang Investigasi

akan mampu memenuhi aspirasi atau harapan bangsa dan negara untuk

mewujudkan instansi pemerintah yang akuntabel dan aparatur negara yang

bersih. Dengan adanya instansi pemerintah yang akuntabel akan tumbuh

budaya berakuntabilitas di seluruh jajaran pemerintahan dan juga masyarakat

secara luas, yang merupakan salah satu pilar dari ciri-ciri kepemerintahan yang

baik (good governance), sehingga harapan masyarakat Indonesia untuk

terwujudnya pemerintahan yang bersih dan bebas dari KKN dapat segera

direalisasikan.

3. TujuanPenjabaran atau implementasi dari pernyataan misi yang akan dicapai dalam

jangka waktu satu sampai lima tahun dituangkan dalam tujuan strategis Deputi

Bidang Investigasi. Tujuan akan menjadi arah perjalanan Deputi Bidang

Investigasi dan perbaikan-perbaikan yang diinginkan sesuai dengan tugas dan

fungsi Deputi Bidang Investigasi.

Page 19: D E P U T I B I D A N G I N V E S T I G A S I Jalan ... 2012(1).pdf · memberikan gambaran secara lengkap mengenai pertanggungjawaban atas ... perlengkapan dan administrasi Jabatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 13

Dalam rangka mencapai misinya, Deputi Bidang Investigasi telah menetapkan

tujuan:

Misi Kesatu, yaitu: “ Membantu terwujudnya aparatur pemerintah yang bersih

dan terselenggaranya manajemen pelaksanaan pembangunan yang baik”,

dengan tujuan:

TUJUAN1) Meningkatkan pemahaman mengenai praktek-praktek penyelenggaraan GoodGovernance.

2) Perbaikan penyelenggaraan manajemen pelaksanaan pembangunan.

3) Terakomodasinya beberapa upaya strategi pemberantasan KKN dalamperaturan perundang-undangan.

Misi Kedua, yaitu: “Meningkatkan kualitas hasil investigasi di bidang

pemberantasan KKN dan penanggulangan Hambatan Kelancaran

Pembangunan”, dengan tujuan:

TUJUAN

1) Meningkatkan hasil audit investigatif sesuai dengan persyaratan hukum untukdiproses selanjutnya dan tindak lanjut atas rekomendasi evaluasi HambatanKelancaran Pembangunan (HKP).

2) Meningkatkan kapasitas Sarana dan Prasarana penunjang kegiatanpenanganan kasus KKN dan Hambatan Kelancaran Pembangunan (HKP).

4. Program dan KegiatanDengan mempertimbangkan restrukturisasi program yang dirancang oleh

Bappenas, Deputi Bidang Investigasi melaksanakan Program Pengawasan

Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan

Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dengan outcome meningkatnya

kualitas pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan

Page 20: D E P U T I B I D A N G I N V E S T I G A S I Jalan ... 2012(1).pdf · memberikan gambaran secara lengkap mengenai pertanggungjawaban atas ... perlengkapan dan administrasi Jabatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 14

penyelenggaraan SPIP terkait kegiatan investigasi dan kegiatan teknis sebagai

berikut:

1) Pengendalian/Pelaksanaan Pengawasan Intern dan Pembinaan

Penyelenggaraan SPIP terkait keinvestigasian pada

Kementrian/Lembaga.

2) Pengendalian/Pelaksanaan Pengawasan Intern dan Pembinaan

Penyelenggaraan SPIP terkait keinvestigasian pada BUMN/BUMD.

3) Pengendalian/Pelaksanaan Pengawasan Intern dan Pembinaan

Penyelenggaraan SPIP terkait Hambatan Kelancaran Pembangunan.

Program dan kegiatan tersebut dinyatakan dalam suatu indikator kinerja yang

spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan berjangka waktu. Keberhasilan

program diukur dengan indikator hasil (outcome), sedangkan keberhasilan

kegiatan diukur dengan menggunakan indikator keluaran (output). Indikator

Kinerja Utama Deputi Bidang Investigasi mempunyai tujuan:

Terciptanya iklim yang mencegah kecurangan dan memudahkan

pengungkapan kasus yang merugikan keuangan negara.

dengan indikator hasil (outcome) sebagai berikut:

1) Persentase pemahaman dan kepedulian atas permasalahan korupsi.

2) IPP/IPD/BUMN/BUMD berisiko fraud yang mengimplementasikan Fraud

Control Plan (FCP).

3) IPP/IPD/BUMN/BUMD yang membuat/mengoreksi kebijakan.

4) Persentase terselesaikannya kasus Hambatan Kelancaran

Pembangunan (HKP), klaim, dan Penyesuaian Harga.

5) Persentase penyerahan kasus kepada Instansi Penegak Hukum.

6) Hasil audit investigatif yang ditindaklanjuti oleh Instansi Berwenang.

7) Persentase telaahan terhadap laporan penugasan investigatif yang

memenuhi standar.

8) Reviu terhadap laporan dan pengaduan masyarakat ditindaklanjuti.

9) Persentase masukan yang dimanfaatkan Presiden.

Page 21: D E P U T I B I D A N G I N V E S T I G A S I Jalan ... 2012(1).pdf · memberikan gambaran secara lengkap mengenai pertanggungjawaban atas ... perlengkapan dan administrasi Jabatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 15

B. Penetapan Kinerja Tahun 2012okumen Penetapan Kinerja merupakan suatu dokumen pernyataan

kinerja/kesepakatan kinerja/perjanjian kinerja antara atasan dan

bawahan untuk mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan

pada sumber daya yang dimiliki. Dokumen ini berisi sasaran

strategis, indikator kinerja utama, target kinerja, dan anggaran.

Renstra Deputi Bidang Investigasi Tahun 2010-2014 dijabarkan setiap tahun ke

dalam Rencana Kinerja yang berisi kegiatan-kegiatan yang terkait dengan

target program yang telah ditetapkan. Rencana Kinerja dikaitkan dengan

Kebijakan Pengawasan akan dijabarkan ke dalam usulan PKP2T (Program

Kerja Pembinaan dan Pengawasan Tahunan) dan PKAU (Program Kerja

Administrasi Umum). Usulan-usulan tersebut kemudian dievaluasi dari aspek

anggarannya. Usulan-usulan PKP2T dan PKAU yang mendapat alokasi

anggaran kemudian digabungkan menjadi suatu Rencana Kerja Tahunan

(RKT). Target dari indikator kinerja program masing-masing program

ditetapkan dalam bentuk satuan yang berbeda-beda sesuai dengan

karakteristik masing-masing indikator yang digunakan. Satuan ditetapkan

dalam bentuk kuantitatif yang dapat dihitung dan diukur, sehingga dapat dinilai

untuk menentukan tingkat keberhasilan dari masing-masing program. Program

yang disertai dengan indikator hasil program dan indikator hasil kegiatan

dituangkan dalam satu dokumen Penetapan Kinerja (Tapkin).

Dalam dokumen Penetapan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2012

tersebut, telah ditetapkan program dengan kegiatan yang akan dilaksanakan.

Rincian Program berikut indikator kinerja, satuan dan targetnya dapat dilihat

pada tabel berikut ini:

DD

Page 22: D E P U T I B I D A N G I N V E S T I G A S I Jalan ... 2012(1).pdf · memberikan gambaran secara lengkap mengenai pertanggungjawaban atas ... perlengkapan dan administrasi Jabatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 16

Tabel 2.1. Indikator Outcome

NO PROGRAM UTAMAINDIKATOR OUTCOME

Uraian Target Satuan

1. Program PengawasanIntern AkuntabilitasKeuangan Negara danPembinaanPenyelenggaraan SistemPengendalian InternPemerintah.

Sasaran Outcome:Meningkatnya kualitaspengawasan internakuntabilitas keuanganNegara dan pembinaanpenyelenggaraan SPIPterkait kegiatan investigasi.

Persentase pemahamandan kepedulian atasPermasalahan Korupsi

75 %

JumlahIPP/IPD/BUMN/BUMDberisiko fraud yangmengimplementasikanFraud Control Plan (FCP)

12 Instansi

JumlahIPP/IPD/BUMN/BUMDyangmembuat/mengkoreksikebijakan

6 Instansi

Persentaseterselesaikannya KasusHambatan KelancaranPembangunan (HKP),Penyesuaian Harga danKlaim

84 %

Persentase Penyerahankasus kepada InstansiPenegak Hukum

85 %

Hasil Audit Investigatif yangditindaklanjuti oleh InstansiBerwenang

30 %

Persentase telaahanterhadap LaporanPenugasan Investigasiyang memenuhi standar

85 %

Reviu terhadap laporan danpengaduan masyarakatditindaklanjuti 10 %

Persentase masukan yangdirespon Presiden 70 %

Page 23: D E P U T I B I D A N G I N V E S T I G A S I Jalan ... 2012(1).pdf · memberikan gambaran secara lengkap mengenai pertanggungjawaban atas ... perlengkapan dan administrasi Jabatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 17

Tabel 2.2. Indikator Kinerja Output Kegiatan

NO OUTCOME Indikator Output Satuan Target

1Persentase pemahaman dankepedulian atas PermasalahanKorupsi

Laporan Hasil SosialisasiProgram Anti Korupsi Laporan 264

2

IPP/IPD/BUMN/BUMD berisikofraud yangmengimplementasikan FraudControl Plan (FCP)

Laporan HasilBimtek/Asistensi/Implementasi FCP

Laporan 103

3IPP/IPD/BUMN/BUMD yangmembuat/mengoreksikebijakan

Laporan Hasil KajianPengawasan Laporan 29

4Persentase terselesaikannyakasus HKP, Klaim danPenyesuaian Harga

Laporan Hasil audit.Investigatif atas HKP,Penyesuaian Harga danKlaim

Laporan 147

5 Persentase Penyerahan kasuspada Instansi Penegak Hukum

Laporan Hasil AuditInvestigatif, PKKN, PKA ataspermintaan instansi penyidik

Laporan 1.618

6Hasil Audit Investigatif yangditindaklanjuti oleh InstansiBerwenang

Laporan Hasil AuditInvestigatif atas permintaaninstansi lainnya

Laporan 9

7

Persentase TelaahanTerhadap Laporan PenugasanInvestigasi yang memenuhistandar

Laporan hasil Peer Reviuatas Laporan PenugasanInvestigasi

Laporan 906

8Reviu terhadap laporan danpengaduan masyarakatditindaklanjuti

Laporan Hasil Reviu laporandan pengaduan masyarakat Laporan 138

9 Persentase masukan yangdirespon Presiden

Laporan Hasil Pengawasanatas Permintaan Presiden Laporan 4

Total 3.218

Page 24: D E P U T I B I D A N G I N V E S T I G A S I Jalan ... 2012(1).pdf · memberikan gambaran secara lengkap mengenai pertanggungjawaban atas ... perlengkapan dan administrasi Jabatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 18

BAB IIIAKUNTABILITAS KINERJA

kuntabilitas Kinerja ini merupakan bentuk pertanggungjawaban

kinerja Deputi Bidang Investigasi dalam tahun anggaran 2012 yang

ditujukan untuk memenuhi target rencana kinerja yang telah

ditetapkan. Dalam uraian berikut disajikan pula akuntabilitas Deputi

Bidang Investigasi dari aspek keuangan, Sumber Daya Manusia dan sarana

prasarana sebagai unsur penunjang pencapaian sasaran yang telah ditetapkan.

Melalui penetapan indikator kinerja dan evaluasi kinerja diharapkan dapat

diidentifikasi hambatan-hambatan, kendala-kendala dan keterbatasan-

keterbatasan yang dijumpai untuk selanjutnya diupayakan tindakan

pemecahannya dalam rangka peningkatan kinerja pada periode mendatang.A. Pengukuran KinerjaUntuk menilai tingkat pencapaian sasaran ditetapkan indikator kinerja sebagai

dasar penilaian capaian sasaran. Indikator tersebut ditetapkan berdasarkan

input dan output dari setiap kegiatan yang dilakukan dalam rangka pencapaian

sasaran tersebut. Input dari setiap kegiatan meliputi satuan Sumber Daya

Manusia dan Dana yang digunakan, sedangkan output diukur dengan satuan

jumlah kegiatan, laporan dan obyek yang dihasilkan. Outcome diukur

berdasarkan manfaat hasil output dari satu atau beberapa kegiatan dikaitkan

dengan sasaran yang hendak dicapai.

Sesuai dengan Rencana Kerja tahun 2012, Deputi Bidang Investigasi

merencanakan pencapaian 1 (satu) program utama melalui 9 indikator

outcome. Secara keseluruhan, rata-rata capaian kinerja Deputi Bidang

Investigasi dari 9 (sembilan) indikator outcome mencapai 113,22%

sebagaimana diikhtisarkan dalam tabel 3.1. Rincian capaian kinerja per

indikator adalah sebagai berikut:

AA

Page 25: D E P U T I B I D A N G I N V E S T I G A S I Jalan ... 2012(1).pdf · memberikan gambaran secara lengkap mengenai pertanggungjawaban atas ... perlengkapan dan administrasi Jabatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 19

Tabel 3.1 Capaian Kinerja Outcome

NO URAIAN HASIL SATUAN TARGET

REALISASIOUTCOME

CAPAIANTahun2012(%)

TAHUN2011

TAHUN2012

1. Persentase pemahamandan kepedulian ataspermasalahan korupsi

% 75 77,98 95,80 105,33

2. IPP/IPD/BUMN/BUMDberisiko fraud yangmengimplementasikanFCP

Instansi 12 13 12 100,00

3. IPP/IPD/BUMN/BUMDyangmembuat/mengoreksikebijakan

Instansi 6 10 8 133,33

4. Persentaseterselesaikannya kasusHKP, klaim danekskalasi

% 84 94,90 100,00 119,05

5. Persentase penyerahankasus kepada instansipenegak hukum

% 85 93,64 93,08 109,51

6. Hasil Audit Investigatifyang ditindaklanjuti olehInstansi Berwenang

% 30 23,30 35,29 117,65

7. Persentase telaahanterhadap laporanpenugasan investigasiyang memenuhi standar

% 85 96,04 97,38 114,56

8. Reviu terhadap laporandan pengaduanmasyarakatditindaklanjuti

% 10 12,16 9,00 90,00

9. Persentase masukanyang dimanfaatkanPresiden

% 70 100,00 75,00 107,14

Rata-rata CapaianKinerja 113,22

Realisasi outcome Tahun 2012 sebesar 113,22% atau turun 3,52% dari

realisasi Tahun 2011 sebesar 116,74%.

Page 26: D E P U T I B I D A N G I N V E S T I G A S I Jalan ... 2012(1).pdf · memberikan gambaran secara lengkap mengenai pertanggungjawaban atas ... perlengkapan dan administrasi Jabatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 20

Indikator kinerja outcome tersebut di atas dicapai melalui kegiatan-kegiatan

yang dilaksanakan oleh Deputi Bidang Investigasi dan Perwakilan BPKP,

dengan indikator kinerja output sebagaimana terdapat pada tabel 3.2.

Tabel 3.2 Capaian Kinerja Output

NO INDIKATOR KINERJAOUTPUT

OUTPUT

SATUAN TARGET REALISASI2011

REALISASI2012

CAPAIAN(%)

1. Laporan Hasil SosialisasiProgram Anti Korupsi Laporan 264 287 509 192,80

2.Laporan HasilBimtek/Asistensi/Evaluasiatas Implementasi FCP

Laporan 103 83 120 116,50

3. Laporan Hasil KajianPengawasan Laporan 29 28 65 224,14

4.

Laporan Hasil AuditInvestigatif Hambatankelancaranpembangunan,Penyesuaian Harga, danKlaim

Laporan 147 221 198 134,69

5.

Laporan hasil AuditInvestigatif, PenghitunganKerugian KeuanganNegara, dan PemberianKeterangan Ahli

Laporan 1.618 1.719 2.089 129,11

6.Hasil Audit Investigatifatas permintaan InstansiLain

Laporan 9 41 17 188,89

7.Laporan Hasil Peer Reviuatas Laporan PenugasanInvestigasi

Laporan 906 38 1.680 185,43

8. Laporan Hasil Reviu atasPengaduan Masyarakat Laporan 138 15 104 75,36

9.Laporan HasilPengawasan atasPermintaan Presiden

Laporan 4 2 3 75,00

Jumlah 3.218 2.434 4.774 147,03

Page 27: D E P U T I B I D A N G I N V E S T I G A S I Jalan ... 2012(1).pdf · memberikan gambaran secara lengkap mengenai pertanggungjawaban atas ... perlengkapan dan administrasi Jabatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 21

Uraian capaian masing-masing indikator kinerja outcome sebagai berikut:

1. Persentase Pemahaman dan Kepedulian atas PermasalahanKorupsi

Dalam rangka pencapaian tujuan meningkatkan pemahaman mengenai

praktek-praktek penyelenggaraan good governance, Deputi Bidang Investigasi

pada tahun 2012 telah menetapkan suatu sasaran berupa peningkatan

pemahaman publik terhadap permasalahan korupsi, dengan target sebesar

75%. Berdasarkan penetapan sasaran tersebut, diharapkan akan meningkatkan

kepedulian dan partisipasi masyarakat dalam pemberantasan korupsi. Capaian

indikator kinerja outcome ini dalam tahun 2012 sebesar 95,80% dicapai melalui

kegiatan berikut:

1) Melaksanakan Sosialisasi Program Anti Korupsi

Sosialisasi program anti korupsi ditujukan kepada masyarakat yang bersifat

majemuk. Untuk efektifitas pelaksanaan program, terlebih dahulu ditentukan

fokus grup-fokus grup dalam masyarakat sebagai target sosialisasi program

anti korupsi, termasuk didalamnya menentukan materi sosialisasi yang sesuai

dengan fokus grup tersebut.

Kriteria pemilihan fokus group sebagai berikut:

(1) Sebagai individu langsung maupun tidak langsung berkaitan dengan

pengelolaan keuangan negara;

(2) Jumlah anggotanya relatif besar dan tersebar di Indonesia;

(3) Relatif terorganisir;

(4) Memiliki peran prospektif;

(5) Memiliki pengaruh di masyarakat;

Setelah kegiatan pemilihan fokus grup sebagai target sosialisasi dan

penyusunan bahan sosialisasi, kegiatan dilanjutkan dengan sosialisasi secara

langsung maupun tidak langsung.

Pada tahun 2012, Sosialisasi Program Anti Korupsi (Sos-PAK) dilaksanakan

oleh 25 Perwakilan BPKP, dengan jumlah peserta sebanyak 6.401 orang atau

213 % dari jumlah target peserta sebanyak 3.000 orang, dengan target jumlah

Page 28: D E P U T I B I D A N G I N V E S T I G A S I Jalan ... 2012(1).pdf · memberikan gambaran secara lengkap mengenai pertanggungjawaban atas ... perlengkapan dan administrasi Jabatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 22

peserta untuk setiap Perwakilan adalah sebanyak 120, orang. Sebanyak 17

Perwakilan BPKP berhasil melampaui target peserta dan 8 perwakilan belum

mencapai target peserta. Terdapat 5 (lima) fokus group yang menjadi target

sasaran, yaitu: Kepala Madrasah/Kepala Sekolah, Mahasiswa, Pelajar, SKPD

dan PPK (Pegawai Negeri Sipil) serta Tokoh Masyarakat.

Selain target dan fokus group yang ditetapkan oleh Deputi Bidang Investigasi,

beberapa Perwakilan BPKP melaksanakan Sos-PAK dengan tambahan fokus

group lainnya, yaitu Anggota Kepolisian, Pelaksana Program Pemberdayaan

Fakir, Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Penanggulangan Kemiskinan

Perkotaan. Oleh karena itu, tiga fokus group tambahan tersebut tidak

diikutsertakan dalam penghitungan skor pemahaman dan kepedulian.

Secara umum, pemahaman dan kepedulian responden terhadap

pemberantasan korupsi pada seluruh provinsi sudah cukup baik. Hal ini

ditunjukkan oleh rata-rata skor pemahaman sebesar 4,64 dan rata-rata skor

kepedulian adalah sebesar 4,84 dari skala 6, yang secara rinci disajikan pada

tabel di bawah ini.

Tabel 3.3 Rata-Rata Skor Pemahaman dan Kepedulianterhadap Pemberantasan Korupsi berdasarkan Wilayah

No Perwakilan BPKP Pemahaman Kepedulian Pemahaman Kepedulian

1 Kalimantan Selatan 5.10 5.25 Tinggi Tinggi

2 DKI Jakarta 5.04 5.22 Tinggi Tinggi

3 Jawa Tengah 5.03 5.04 Tinggi Tinggi

4 Jambi 5.01 5.19 Tinggi Tinggi

5 Jawa Timur 4.99 5.07 Rendah Tinggi

6 Daerah IstimewaYogyakarta

4.96 4.96 Rendah Rendah

7 Sulawesi Tenggara 4.90 4.91 Rendah Rendah

8 Lampung 4.89 5.17 Rendah Tinggi

9 Kalimantan Barat 4.88 5.10 Rendah Tinggi

10 Bengkulu 4.83 4.86 Rendah Rendah

11 Sulawesi Tengah 4.81 4.99 Rendah Rendah

12 Nangroeh AcehDarussalam

4.79 5.07 Rendah Tinggi

Page 29: D E P U T I B I D A N G I N V E S T I G A S I Jalan ... 2012(1).pdf · memberikan gambaran secara lengkap mengenai pertanggungjawaban atas ... perlengkapan dan administrasi Jabatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 23

13 Banten 4.79 5.00 Rendah Tinggi

14 Bali 4.78 4.82 Rendah Rendah

15 Kalimantan Timur 4.78 4.88 Rendah Rendah

16 Sumatera Barat 4.74 5.03 Rendah Tinggi

17 Sumatera Utara 4.74 5.08 Rendah Tinggi

18 Sulawesi Utara 4.73 5.05 Rendah Tinggi

19 Jawa Barat 4.70 4.80 Rendah Rendah

20 NTT 4.57 4.80 Rendah Rendah

21 Sulawesi Selatan 4.53 4.75 Rendah Rendah

22 Sumatera Selatan 4.51 4.83 Rendah Rendah

23 Maluku 4.48 4.69 Rendah Rendah

24 Riau 4.42 4.75 Rendah Rendah

25 Papua 4.29 4.64 Rendah Rendah

Rata –rata 4.64 4.84

Skor variabel pemahaman berada pada kisaran 4,29 hingga 5,10 dengan skor

rata-rata keseluruhan adalah 4,64 (cukup baik); skor tersebut menunjukkan

bahwa pemahaman masing-masing wilayah setelah diadakan sosialisasi adalah

tergolong cukup baik sampai baik, sedangkan pada variabel kepedulian berada

pada kisaran 4,64 hingga 5,25, dengan skor rata-rata keseluruhan adalah 4,84

(cukup baik). Hal ini menunjukkan bahwa, secara umum, diperoleh gambaran

bahwa tingkat pemahaman pada masing-masing wilayah masih lebih rendah

dibandingkan dengan tingkat kepedulian.

Data tersebut menunjukkan bahwa, secara umum, upaya sosialisasi yang

dilakukan di 25 provinsi untuk meningkatkan pemahaman masyarakat akan anti

korupsi dan sekaligus meningkatkan kepedulian masyarakat akan anti korupsi

masih perlu dilanjutkan.

Page 30: D E P U T I B I D A N G I N V E S T I G A S I Jalan ... 2012(1).pdf · memberikan gambaran secara lengkap mengenai pertanggungjawaban atas ... perlengkapan dan administrasi Jabatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 24

Sos-PAK di Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat

Sos-PAK di Ambon fokus grup Mahasiswa

Sos-PAK di Perwakilan BPKP DIY

Page 31: D E P U T I B I D A N G I N V E S T I G A S I Jalan ... 2012(1).pdf · memberikan gambaran secara lengkap mengenai pertanggungjawaban atas ... perlengkapan dan administrasi Jabatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 25

2) Penyamaan Persepsi

Salah satu tahapan dalam audit investigatif adalah kegiatan penyamaan

persepsi atas kasus yang ditangani. Kegiatan tersebut dimaksudkan untuk

meningkatkan mutu audit investigatif melalui pemberian masukan atas kasus

yang sedang dihadapi. Hasil dari kegiatan penyamaan persepsi ini berupa

persetujuan untuk dilimpahkan kasus ke Aparat Penegak Hukum (APH) atau

perlu adanya tambahan prosedur audit untuk memperkuat indikasi TPK. Dalam

pelaksanaan kegiatan ini, Deputi Bidang Investigasi juga melibatkan Biro

Hukum dan Humas BPKP sebagai narasumber di bidang hukum.

Kegiatan ini dalam tahun 2012 telah dilakukan sebanyak 124 kali atau 113,76%

dari target yang telah ditetapkan sebanyak 109 kali.

Kegiatan penyamaan persepsi yang dilaksanakan oleh Perwakilan BPKP

dilaporkan dalam Laporan Koordinasi Hasil Pengawasan yang dibuat setiap

triwulan. Realisasi laporan koordinasi hasil pengawasan sebanyak 100 laporan

atau 100% dari rencana sebanyak 100 laporan.

3) Pembinaan/Quality Assurance

Pelaksanaan pembinaan/Quality Assurance, dilaksanakan oleh Deputi Bidang

Investigasi selaku rendal atas pelaksanaan kegiatan pengawasan di Perwakilan

BPKP. Selama tahun 2012, telah dilaksanakan pembinaan/Quality Assurance

sebanyak 86 penugasan atau 409,52% dari target yang telah ditetapkan

sebanyak 21 kali.

4) Forum Investigasi

Forum Investigasi merupakan sarana bagi Deputi Bidang Investigasi dan Unit

Kerja Bidang Investigasi pada Kantor Perwakilan BPKP di seluruh Indonesia

untuk melakukan komunikasi, koordinasi, penyamaan persepsi dan

pengembangan kompetensi auditor. Forum Investigasi juga menjadi sarana

kebersamaan dan wadah berbagi pengalaman dan pengetahuan yang dapat

meningkatkan sikap kritis dan tanggap dalam pelaksanaan tugas-tugas

keinvestigasian.

Page 32: D E P U T I B I D A N G I N V E S T I G A S I Jalan ... 2012(1).pdf · memberikan gambaran secara lengkap mengenai pertanggungjawaban atas ... perlengkapan dan administrasi Jabatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 26

Tujuan diselenggarakan rapat kerja adalah:

a. Meningkatkan kepercayaan publik (auditan, akademisi, LSM, dan Aparat

Penegak Hukum/APH) terhadap BPKP.

b. Meningkatkan Kinerja Organisasi.

c. Menurunkan risiko audit melalui peningkatan kompetensi SDM Bidang

Investigasi.

Pada Tahun 2012 kegiatan ini dilaksanakan sebanyak 2 (dua) kali yaitu Rapat

Kerja regional Bidang Investigasi Wilayah Barat dan Wilayah Timur. Tema

rapat kerja ini adalah “Peningkatan Kepercayaan Publik, Kinerja Organisasi,

dan Penurunan Risiko Audit melalui Peningkatan Kompetensi SDM Bidang

Investigasi”.

Penyelenggaraan Rapat Kerja Regional Bidang Investigasi Wilayah Barat

dilaksanakan di Semarang pada tanggal 7 s.d 9 Maret 2012, diikuti oleh

Perwakilan BPKP di Sumatera dan Jawa, dengan jumlah peserta sebanyak 33

orang. Materi yang disampaikan antara lain:

a. Pengantar Audit Investigatif disampaikan oleh Deputi Informasi dan Data

KPK.

b. Tinjauan Hukum terhadap Gugatan kepada Instansi Pemerintah

disampaikan oleh Ketua PTUN Semarang.

c. Masalah Hukum dalam Audit Investigatif disampaikan oleh Martinus

Swasono (Tenaga Ahli).

d. Gugatan Hukum kepada BPKP disampaikan oleh Kepala Biro Hukum dan

Humas BPKP.

Page 33: D E P U T I B I D A N G I N V E S T I G A S I Jalan ... 2012(1).pdf · memberikan gambaran secara lengkap mengenai pertanggungjawaban atas ... perlengkapan dan administrasi Jabatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 27

Rapat Kerja Regional Bidang Investigasi Wilayah Timur dilaksanakan di

Balikpapan pada tanggal 14 s.d 16 Maret 2012, diikuti oleh 44 peserta. Materi

yang disampaikan antara lain:

a. Pengarahan Rencana Aksi Peningkatan Kapabilitas Investigasi BPKP

disampaikan oleh Deputi Bidang Investigasi.

b. Gugatan Hukum kepada BPKP yang disampaikan oleh Kepala Biro

Hukum dan Humas BPKP.

c. Audit Investigatif: Sebuah Pengantar disampaikan oleh Deputi Bidang

Informasi dan Data KPK.

d. Tinjauan Hukum Administrasi Negara terhadap produk BPKP berupa LHAI

dan LHPKKN dalam perspektif PTUN disampaikan oleh Hakim PTUN

Samarinda.

Rencana tindak setelah dilaksanakan rapat kerja adalah sebagai berikut:

a. Meningkatkan kompetensi SDM investigasi melalui sertifikasi, workshop,

seminar, lokakarya, dan penyelenggaraan diklat keinvestigasian.

b. Menyempurnakan pedoman keinvestigasian.

c. Menindaklanjuti kesepakatan Criminal Justice System (CJS).

Page 34: D E P U T I B I D A N G I N V E S T I G A S I Jalan ... 2012(1).pdf · memberikan gambaran secara lengkap mengenai pertanggungjawaban atas ... perlengkapan dan administrasi Jabatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 28

Capaian outcome ini menggunakan 9.086 OH atau 110,98% dari rencana

sebesar 8.187 OH dan realisasi dana sebesar Rp4.924.381.000,00 atau

115,92% dari anggaran sebesar Rp4.247.927.000,00

2. IPP/IPD/BUMN/BUMD Berisiko Fraud yangMengimplementasikan Fraud Control Plan (FCP)

FCP merupakan suatu pengendalian yang dirancang dan diimplementasikan

secara spesifik untuk mencegah, menangkal, dan memudahkan pengungkapan

kejadian berindikasi korupsi. Tujuan dari sasaran ini adalah perbaikan

penyelenggaraan manajemen organisasi pemerintah melalui pemanfaatan hasil

kajian yang dilakukan oleh BPKP.

Untuk mencapai sasaran ini, diperlukan adanya kegiatan pengkajian atas

sistem pengendalian manajemen pelaksana pembangunan guna

mengidentifikasi kemungkinan adanya kelemahan yang membuka peluang,

motif, dan pembenaran terjadinya KKN.

Tahapan FCP meliputi :

a. Sosialisasi FCP, adalah kegiatan penyebaran informasi FCP oleh tim kerja

FCP kepada organisasi atau pihak lain yang berkepentingan.

Page 35: D E P U T I B I D A N G I N V E S T I G A S I Jalan ... 2012(1).pdf · memberikan gambaran secara lengkap mengenai pertanggungjawaban atas ... perlengkapan dan administrasi Jabatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 29

b. Diagnostic Assesment (DA) FCP, dilaksanakan setelah dilakukan

sosialisasi yang bertujuan untuk menentukan eksistensi dan implementasi

FCP yang dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan organisasi

dalam mencegah dan mendeteksi fraud.

c. Bimbingan teknis FCP, meliputi transfer pengetahuan mengenai FCP dan

membantu penyusunan pedoman praktis FCP.

d. Evaluasi atas Implementasi FCP, bertujuan untuk menilai sejauh mana

organisasi telah mengembangkan dan mengimplementasikan FCP dan

apa hambatannya.

e. Monitoring dan Tindak Lanjut FCP, dilakukan terhadap setiap tahapan

FCP yang telah dilaksanakan oleh organisasi. Tujuannya adalah untuk

mengkaji apakah kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan rencana,

mengidentifikasi masalah yang muncul agar dapat diatasi, mengetahui

kaitan antara kegiatan implementasi FCP dengan tujuan untuk

memperoleh ukuran kemajuan.

Dalam tahun 2012, Deputi Bidang Investigasi dan Perwakilan BPKP

merealisasikan kegiatan pengkajian sistem pengendalian manajemen pada

instansi pemerintah yang secara khusus dirancang untuk mencegah KKN.

Kegiatan ini meliputi sosialisasi FCP, diagnostic assesment, bimbingan teknis

FCP serta evaluasi atas implementasi FCP. Realisasi pelaksanaan FCP pada

tahun 2012 sebanyak 120 penugasan berupa sosialisasi FCP sebanyak 68

penugasan, diagnostic assesment sebanyak 25 penugasan, bimbingan teknis

sebanyak 15 penugasan, dan evaluasi atas implementasi sebanyak 12

penugasan.

Instansi yang mengimplementasikan FCP sebanyak 12 instansi yaitu:

a. Pemerintah Kabupaten Batubara – Sumatera Utara

b. Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (BPTSP) Kabupaten Batanghari

c. RSUD Kota Cilegon

d. PT Bank NTB

e. PDAM Kabupaten Gunung Kidul.

Page 36: D E P U T I B I D A N G I N V E S T I G A S I Jalan ... 2012(1).pdf · memberikan gambaran secara lengkap mengenai pertanggungjawaban atas ... perlengkapan dan administrasi Jabatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 30

f. RSUD Tanah Bumbu – Kalimantan Selatan

g. PT Garuda Indonesia

h. PDAM Kabupaten Klaten

i. PDAM Kabupaten Sleman

j. Badan Usaha Proyek kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) Tempat

Pengolahan Sampah Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan Pemkot

Bandung

k. Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul

l. Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi Nusa Tenggara Barat

Capaian outcome ini menggunakan 4.042 OH atau 75,74% dari rencana

sebesar 5.337 OH dan realisasi dana sebesar Rp956.228.000,00 atau 71,05%

dari anggaran sebesar Rp1.345.905.000.000,00

3. IPP/IPD/BUMN/BUMD yang membuat/mengoreksi kebijakan

Indikator kinerja outcome ini dicapai melalui kegiatan sebagai berikut:

1) Kajian Hasil Pengawasan

Sebagai implementasi dari strategi pemberantasan KKN, khususnya dalam

rangka pencegahan tindak pidana korupsi diperlukan kajian terhadap peraturan

perundangan-undangan yang berlaku untuk mengidentifikasikan potensi

terjadinya KKN. Deputi Bidang Investigasi berupaya memberikan

masukan/usulan penyempurnaan terhadap peraturan perundang-undangan

yang diidentifikasikan berpotensi penyebab KKN. Target Deputi Bidang

Investigasi sebanyak 2 penugasan, terealisasi 4 penugasan. Target Perwakilan

BPKP sebanyak 25 penugasan, terealisasi 21 penugasan.

Dari 25 penugasan yang digunakan oleh IPP/IPD/BUMN/BUMD terkait untuk

membuat/mengoreksi kebijakan sesuai dengan saran yang diberikan sebanyak

8 penugasan yaitu:

Page 37: D E P U T I B I D A N G I N V E S T I G A S I Jalan ... 2012(1).pdf · memberikan gambaran secara lengkap mengenai pertanggungjawaban atas ... perlengkapan dan administrasi Jabatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 31

a. Kajian aspek pencegahan korupsi atas Peraturan Bupati Bengkalis

mengenai Tata Cara Pemberian Pertanggungjawaban dan Pengawasan

Belanja Bantuan Penerimaan Kabupaten Bengkalis.

b. Kajian Pengawasan atas Permenkeu RI Nomor: 49/PMK.02/2012 tentang

Tatacara Revisi Anggaran TA 2012.

c. Kajian atas Draft Petunjuk Operasional PBJ Dana PNBP BLU RSUP

Sardjito.

d. Kajian atas Peraturan Gubernur Lampung Nomor: 30 Tahun 2011 tentang

Pedoman Pengelolaan CSR/PKBL di Prov. Lampung.

e. Kajian Peraturan Bupati Tanah Bambu Nomor: 22 Tahun 2012 tentang

Pengelolaan Dana APBD untuk Honorarium Pelayanan Medis

Berdasarkan Kinerja pada RSUD Tanah Bumbu Kalimantan Selatan.

f. Kajian Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor: 29 Tahun 2008

tanggal 21 Oktober 2008.

g. Kajian atas Peraturan Bupati Batang Nomor: 46 Tahun 2011.

h. Kajian atas Keputusan Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah

Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor: 171 Tahun 2012 tanggal 31 Juli

2012.

2) Penyusunan/Penyempurnaan Pedoman

Pada tahun 2012, Deputi Bidang Investigasi melaksanakan penyempurnaan

Pedoman Penugasan Bidang Investigasi (PPBI). PPBI adalah norma yang

menjadi pedoman bagi segenap auditor Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan (BPKP) dalam merencanakan, melaksanakan, melaporkan,

mengendalikan dan memantau tindak lanjut penugasan bidang investigasi,

dengan tujuan tercapainya produk bidang investigasi yang berkualitas dan

memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders).

PPBI ini ditetapkan dengan Peraturan Kepala BPKP Nomor 1314/K/D6/201216

tanggal Oktober 2012 tentang Pedoman Penugasan Bidang Investigasi.

Page 38: D E P U T I B I D A N G I N V E S T I G A S I Jalan ... 2012(1).pdf · memberikan gambaran secara lengkap mengenai pertanggungjawaban atas ... perlengkapan dan administrasi Jabatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 32

Perubahan dari PPBI tahun 2009 ke PPBI tahun 2012 sebagai berikut :

a. Pemenuhan kebutuhan organisasi (kualitas proses, hasil kegiatan)

1) Dasar Pemberlakuan PPBI tahun 2009 tidak ada sedangkan PPBI

tahun 2012 berdasarkan Peraturan Kepala BPKP.

2) Penyesuaian Daftar Istilah, beberapa istilah mengalami perubahan

disesuaikan dengan kondisi saat ini.

3) Penyesuaian PPBI tahun 2012 dengan ketentuan dan MoU terkini, yaitu

di up date dengan ketentuan yang relevan. .

b. Format dan kelengkapan PPBI 2009 tidak sesuai dengan aktivitas BPKP

(Assurance dan Consulting) dalam bidang keinvestigasian.

c. Penyesuaian substansi PPBI 2009 dari aspek peningkatan pengendalian,

tahapan kerja, kejelasan pedoman dalam rangka merespon risiko.

1) Ruang lingkup penugasan bidang investigasi, penegasan tentang

mandat audit atas pengembangan hasil audit operasional, pengaduan

masyarakat, permintaan instansi penyidik/penetapan pengadilan,

permintaan obyek penugasan (termasuk organ perseroan dan organ

perum mnrt UU No.19 Tahun 2003)

2) Pelaksanaan Penugasan Bidang Investigasi

a) Penerimaan Penugasan

Ekspose harus dilakukan untuk semua penugasan

keinvestigasian.

b) Pengumpulan dan Evaluasi Bukti

Apabila sampai 2 kali permintaan data tidak dipenuhi, unit kerja

mempertimbangkan untuk menghentikan sementara penugasan.

c) Pengkomunikasian Hasil Penugasan Kepada Pihak Yang

Berkepentingan

Hasil Audit Investigatif (non penyidik) dibahas dahulu dengan

pimpinan obyek penugasan.

d) Pelaporan

Laporan bentuk surat diterbitkan apabila tidak dijumpai

penyimpangan.

e) Kertas Kerja Penugasan

Setiap unit kerja harus menyimpan seluruh dokumen penugasan,

mulai dari permintaan sampai dengan selesainya penugasan.

Page 39: D E P U T I B I D A N G I N V E S T I G A S I Jalan ... 2012(1).pdf · memberikan gambaran secara lengkap mengenai pertanggungjawaban atas ... perlengkapan dan administrasi Jabatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 33

3) Pedoman Pelaksanaan

a) Pengembangan Hasil Audit

Agar melakukan koordinasi dengan Pimpinan Unit Pengawas

LPNK/Pemda/BUMN/BUMD/ Badan Hukum pemerintah lainnya

untuk memperoleh mandat audit.

b) Laporan/Pengaduan Masyarakat

Laporan pengaduan yang disimpulkan layak untuk ditindaklanjuti

dilakukan koordinasi dengan APH (Kejaksaan ,Kepolisian,KPK)

agar diperoleh mandat penugasan dan kepastian pihak yang

harus menindaklanjuti hasil audit yang berindikasi TPK.

c) Permintaan bantuan tenaga dari Instansi Penyidik/Penetapan

Pengadilan, harus dengan persetujuan Deputi Kepala BPKP

Bidang Investigasi.

Pada Tahun 2012 Deputi Bidang Investigasi juga melakukan penyempurnaan

Petunjuk Teknis Evaluasi Hambatan Kelancaran Pembangunan, Audit

Penyesuaian Harga dan Audit Klaim. Penugasan tersebut baru diselesaikan

pada Januari 2013 dan telah ditetapkan dalam Peraturan Deputi Kepala BPKP

Bidang Investigasi nomor : PER-01, PER-02, dan PER-03 tahun 2013 tanggal 2

Januari 2013.

Dengan diterbitkannya Petunjuk Teknis tersebut diharapkan dapat menjadi

acuan dalam kegiatan evaluasi hambatan kelancaran pembangunan, audit

penyesuaian harga dan klaim yang dilaksanakan oleh semua unit di lingkungan

BPKP.

Capaian outcome ini sebesar 133,33% menggunakan 2.727 OH atau 122,73%

dari rencana sebesar 2.222 OH dan realisasi dana sebesar Rp741.322.000,00

atau 155,25% dari anggaran sebesar Rp477.510.000.000,00.

Page 40: D E P U T I B I D A N G I N V E S T I G A S I Jalan ... 2012(1).pdf · memberikan gambaran secara lengkap mengenai pertanggungjawaban atas ... perlengkapan dan administrasi Jabatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 34

4. Persentase Terselesaikannya Kasus Hambatan Kelancaran

Pembangunan, Klaim, dan Penyesuaian Harga

1) Penanganan Kasus HKP, Penyesuaian Harga, dan Klaim

Dalam rangka penyelesaian penugasan di Bidang Ke HKP an sesuai dengan

penetapan kinerja tahun 2012 telah ditetapkan persentase terselesaikannya

kasus HKP, Penyesuaian Harga dan Klaim sebesar 84 %.

Indikator Output Persentase Terselesaikannya Kasus Hambatan Kelancaran

Pembangunan, Klaim, dan Penyesuaian Harga selama 5 (lima) tahun sebagai

berikut:

No. Jenis Laporan 2010 2012 2012 2013 2014

1 Laporan Hasil Evaluasi HKP 97 97 67 65 68

2 Laporan Hasil AuditPenyesuaian Harga danKlaim

82 87 67 77 87

3 Laporan Hasil Telaahan yangditindaklanjuti

179 184 134 142 155

Realisasi kegiatan-kegiatan terkait dengan sasaran penyelesaian penugasan di

bidang keHKPan pada Direktorat Investigasi HKP tahun 2012 yang telah

diterbitkan LHE dan diselesaikan/dikirim SPM adalah sebagai berikut :

No UraianLaporanTerima

LaporanDitindaklanjuti

1 Laporan Evaluasi HKP 90 90

2 Laporan Audit Penyesuaian

Harga

73 73

3 Laporan Audit Klaim 35 35

Jumlah 198 198

Page 41: D E P U T I B I D A N G I N V E S T I G A S I Jalan ... 2012(1).pdf · memberikan gambaran secara lengkap mengenai pertanggungjawaban atas ... perlengkapan dan administrasi Jabatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 35

Realisasi penugasan Tahun 2012 sebanyak 198 laporan atau 147,76% dari

rencana 5 tahunan sebesar 134 laporan.

Penugasan Evaluasi HKP Tahun 2012 antara lain:

a. Penyelesaian Hambatan Kelancaran Pembangunan atas Penyelesaian

Proyek Penggantian Pipanisasi CB-1 Tasikmalaya-Ujungberung

b. Penyelesaian Hambatan Kelancaran Pembangunan atas Penanganan

Utilitas Milik PT PLN (Persero) pada Pembangunan Jalan Tol Akses

Tanjung Priok Paket 2 Seksi E2 Cilincing-Jampea (JBIC ODA Loan No. IP-

529).

c. Penyelesaian Hambatan Kelancaran Pembangunan atas Pembangunan

Jembatan Banjir Kanal Barat milik SNVT Jalan Metropolis yang

bersinggungan dengan Struktur Bangunan Konstruksi Paket Pekerjaan A-1

(1) West Floodway/Garang River Improvement milik Balai Besar Sungai

Pemali Juana.

d. Penyelesaian Hambatan Kelancaran Pembangunan atas Pembangunan

Jalan Kereta Api Jalur Ganda Tegal, Pekalongan, Semarang Kementerian

Perhubungan bersinggungan dengan Struktur Bangunan Konstruksi Paket

Pekerjaan A-1 (1) West Flood Way/Gorong River Improvement milik Balai

Besar Sunga Pemalijuana.

Penugasan Audit Penyesuaian Harga Tahun 2012 antara lain:

a. Audit Penyesuaian Harga Satuan dan Nilai Kotrak atas Pekerjaan

Pembangunan Pelabuhan Laut Teluk Segintung, penghematan keuangan

negara sebesar Rp25.077.293.281,39.

b. Audit Penyesuaian Harga Pekerjaan Pembangunan Waduk Jatigede pada

SNVT Pembangunan Waduk Jatigede Periode Januari 2012 s.d Desember

2012, penghematan keuangan negara sebesar Rp21.459.084.772,42 dan

USD594.889,52.

c. Audit Penyesuaian Harga atas Proyek PLTP Ulubelu (2 x 55 MW) JICA

Loan Nomor IP-525 pada PT PLN (Persero), penghematan keuangan

negara sebesar Rp6.084.076.235,00.

Page 42: D E P U T I B I D A N G I N V E S T I G A S I Jalan ... 2012(1).pdf · memberikan gambaran secara lengkap mengenai pertanggungjawaban atas ... perlengkapan dan administrasi Jabatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 36

Penugasan Audit Klaim Tahun 2012 antara lain:

a. Audit Klaim atas Pelaksanaan Kontrak Jasa Pemborongan Pekerjaan

Perbaikan Darurat Bencana Erupsi Merapi dengan penghematan keuangan

negara sebesar Rp3.105.760.000,00.

b. Audit Klaim atas Pekerjaan Jaringan Tersier dan Pencetakan Sawah

Daerah Irigasi Batang Tonggar Kabupaten Pasaman Barat Loan JBIC IP-

505 TA 2006 s.d 2008, penghematan keuangan negara sebesar

Rp19.265.035.783,13.

c. Audit Klaim Piutang PT Jakarta Komunikasi kepada PT Solusindo Kreasi

Pratama berdasarkan Perjanjian Kerjasama Penataan, Pembangunan, dan

Pengoperasian Menara Telekomunikasi Bersama, penghematan keuangan

negara sebesar Rp6.181.034.087,00.

2) Pemantauan Tindak Lanjut

Laporan Hasil Evaluasi Hambatan Kelancaran Pembangunan (HKP), Audit

Penyesuaian Harga, dan Audit Klaim Tahun 2012 sebanyak 198 laporan

dengan nilai koreksi sebesar Rp215.266.302.330,62 dan USD598.093,14

dengan rincian sebagai berikut:

No Uraian JmlLap

MataUang Usulan Panitia Hasil Audit Koreksi

1 EvaluasiHKP

90 - - -

2 AuditPenyesuaianHarga

73 Rp 482.567.155.927,79 359.399.536.771,59 123.167.619.156,21

USD 4.614.303,78 4.016.264,64 598.039,143 Audit Klaim 35 Rp 557.119.416.311,46 465.020.733.137,05 92.098.683.174,41

Jumlah 198 Rp 1.039.686.572.239,25 824.420.269.908,63 215.266.302.330,62USD 4.614.303,78 4.016.264,64 598.039,14

Capaian outcome sebesar 119,05% menggunakan 11.792 OH atau 114,60%

dari rencana sebesar 10.290 OH dan realisasi dana sebesar

Page 43: D E P U T I B I D A N G I N V E S T I G A S I Jalan ... 2012(1).pdf · memberikan gambaran secara lengkap mengenai pertanggungjawaban atas ... perlengkapan dan administrasi Jabatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 37

Rp2.211.771.000,00 atau 84,15% dari anggaran sebesar

Rp2.628.480.000.000,00

5. Persentase Penyerahan Kasus kepada Instansi Penegak

Hukum

Indikator kinerja persentase penyerahan jumlah kasus yang dilimpahkan

kepada Instansi Penegak Hukum sebesar 85%. Capaian kinerja outcome pada

tahun 2012 adalah sebesar 109,51%. Capaian tersebut menyerap dana

sebesar Rp15.025.513.850,00 atau 89,51% dari anggaran sebesar

Rp16.786.313.000,00 dan menggunakan OH sebanyak 58.197 OH atau

82,96% dari 70.160 OH.

Jumlah penyerahan kasus ke Instansi Penegak Hukum sesuai dengan Renstra

BPKP tahun 2010 s.d 2014 dengan rencana sebagai berikut:

No. Jenis Laporan 2010 2012 2012 2013 2014

1 Laporan Hasil Audit Investigatif 198 210 217 225 230

2 Laporan Hasil PenghitunganKerugian Keuangan Negara

430 550 610 660 665

3 Laporan Pemberian KeteranganAhli

630 805 840 890 900

4 Laporan Hasil Telaahan yangditeruskan ke Instansi PenegakHukum untuk ditindaklanjuti

628 760 827 885 895

Jumlah 1.886 2.325 2.494 2.660 2.690

Dalam tahun 2012, jumlah Laporan Hasil Pengawasan yang diterima sebanyak

2.064 laporan, yang diserahkan ke Aparat Penegak Hukum (APH) untuk

ditindaklanjuti sebanyak 1.633 laporan atau 97,96% dari target yang ditetapkan

sebanyak 1.667 laporan, yang terdiri atas:

Formatted: Font: (Default) Arial, Indonesian

Formatted: Font: (Default) Arial, Indonesian

Page 44: D E P U T I B I D A N G I N V E S T I G A S I Jalan ... 2012(1).pdf · memberikan gambaran secara lengkap mengenai pertanggungjawaban atas ... perlengkapan dan administrasi Jabatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 38

No Jenis LaporanJumlahLaporanDiterima

2012

Diserahkanke AparatPenegakHukum(APH)2012

Realisasi2012(%)

1 Laporan Hasil Audit Investigatif 170 136 80,00

2 Laporan Hasil PenghitunganKerugian Keuangan Negara

499 489 98,00

3 Laporan Pemberian KeteranganAhli

1.395 1.008 72,26

Jumlah 2.064 1.633 78,70

Mengacu pada indikator outcome program bahwa target indikator outcome

tahun 2012 adalah persentase penyerahan jumlah kasus yang diserahkan ke

Instansi Penegak Hukum sebesar 85%, maka realisasi penyerahan kasus tahun

2012 adalah sebesar 109,51%

Capaian kinerja outcome tersebut dicapai melalui kegiatan:

1) Audit Investigatif atas Kasus Berindikasi Tindak Pidana Korupsi

Audit investigatif adalah serangkaian proses pengumpulan dan pengujian bukti-

bukti terkait dengan kasus penyimpangan yang berindikasi merugikan

keuangan negara dan/atau perekonomian negara, untuk memperoleh simpulan

yang mendukung tindakan litigasi dan/atau tindakan korektif manajemen.

Prinsip utama dalam audit investigatif adalah tindakan mencari kebenaran,

dengan memperhatikan keadilan dan berdasarkan pada ketentuan peraturan

perundangan-undangan yang berlaku. Tindak lanjut hasil audit investigatif

dikategorikan menjadi 2 (dua) yakni tindakan korektif oleh manajemen dalam

kasus non-tindak pidana korupsi dan untuk kasus tindak pidana korupsi, tindak

lanjutnya adalah sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku.

Pelaksanaan audit investigatif sebagian besar untuk memenuhi permintaan

Aparat Penegak Hukum (APH) Kejaksaan RI (Kejaksaan Agung RI, Kejaksaan

Tinggi di provinsi dan Kejaksaan Negeri di Kabupaten dan Kota), Kepolisian

Page 45: D E P U T I B I D A N G I N V E S T I G A S I Jalan ... 2012(1).pdf · memberikan gambaran secara lengkap mengenai pertanggungjawaban atas ... perlengkapan dan administrasi Jabatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 39

Negara RI (Mabes Polri, Kepolisian Daerah di Provinsi, Kepolisian Wilayah dan

Sektor di Kabupaten dan Kota), dan Komisi Pemberantasan Korupsi.

Pelaksanaannnya dilakukan oleh unit kerja BPKP Deputi Bidang Investigasi di

BPKP Pusat dan seluruh Bidang Investigasi BPKP Perwakilan di 25 Provinsi

seluruh Indonesia dan 8 Perwakilan BPKP Madya.

Dalam pelaksanaan audit investigatif, auditor BPKP dengan menggunakan

teknik audit investigatif melakukan pengumpulan bukti yang cukup dan relevan,

evaluasi bukti-bukti, wawancara dan prosedur lainnya yang terkait dalam

rangka mengidentifikasi:

(1) Jenis penyimpangan yang terjadi;

(2) Fakta dan proses kejadian;

(3) Penyebab terjadinya penyimpangan;

(4) Dampak penyimpangan;

(5) Pihak-pihak yang terkait.

Sebelum dilakukan audit investigatif kasus berindikasi TPK atas permintaan

Aparat Penegak Hukum (APH), terlebih dahulu diadakan pembahasan bersama

atas kasus yang akan diaudit dan bukti-bukti yang telah dimiliki oleh Aparat

Penegak Hukum (APH). Hasil pembahasan dijadikan sebagai dasar

pertimbangan apakah permintaan audit tersebut dapat ditindak lanjuti dengan

audit investigatif atau tidak.

Sebelum laporan diterbitkan, hasil audit dibahas dengan Aparat Penegak

Hukum (APH) untuk memperoleh masukan dari penyidik dalam rangka

memperkuat unsur-unsur tindak pidana korupsi khususnya yang terkait dengan

unsur melawan hukum yang dilakukan oleh pihak yang diduga melakukan

tindak pidana korupsi. Bila ternyata memenuhi unsur-unsur tindak pidana

korupsi, dibuat berita acara kesepakatan dengan Aparat Penegak Hukum

(APH) bahwa Aparat Penegak Hukum (APH) akan menindaklanjuti kasus

tersebut sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BPKP telah melakukan Audit Investigatif pada tahun 2012 atas kasus yang

berindikasi tindak pidana korupsi sebanyak 184 penugasan, dari jumlah

Page 46: D E P U T I B I D A N G I N V E S T I G A S I Jalan ... 2012(1).pdf · memberikan gambaran secara lengkap mengenai pertanggungjawaban atas ... perlengkapan dan administrasi Jabatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 40

tersebut telah dapat diselesaikan sebanyak 170 laporan atau 77,63% dari

target tahun 2012 sebanyak 219 laporan.

Audit Investigatif yang dilaksanakan antara lain:

(1) Penyimpangan dalam Penyaluran Beras Miskin (Raskin) Tahun 2008 oleh

Tim Raskin Kabupaten Sumenep dengan nilai kerugian keuangan negara

sebesar Rp18.248.891.325,00

(2) Penyimpangan atas Kegiatan Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan

pada Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Merauke TA 2012

dengan nilai keugian keuangan negara sebesar Rp18.490.838.625,00

Tidak tercapainya target audit investigatif dalam tahun 2012 karena dalam

tahap penyelidikan dilaksanakan sendiri oleh APH sedangkan dalam

Penghitungan Kerugian Keuangan Negara BPKP diminta bantuannya untuk

menghitung keuangan negara.

Hasil audit investigatif yang terbukti mengandung unsur-unsur tindak pidana

korupsi diserahkan kepada Aparat Penegak Hukum sebanyak 136 laporan

dengan nilai kerugian keuangan negara sebesar Rp185.430.874.864,30.

Rincian penyerahan kasus ke Aparat Penegak Hukum (APH) tampak dalam

tabel berikut:

NoNama Aparat

PenegakHukum

Kasus %Jumlah KerugianKeuangan Negara

Rupiah USD(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Kejaksaan 53 38,97 92.687.377.607,78 -

2 Kepolisian 82 60,29 92.652.619.983,52 -

3 KPK 1 0,74 90.877.273,00 -

Jumlah 136 100,00 185.430.874.864,30 -

Laporan Hasil Audit Investigatif yang diserahkan ke Aparat Penegak Hukum

diproses lebih lanjut dengan rincian tahapan tindak lanjut sebagai berikut:

Page 47: D E P U T I B I D A N G I N V E S T I G A S I Jalan ... 2012(1).pdf · memberikan gambaran secara lengkap mengenai pertanggungjawaban atas ... perlengkapan dan administrasi Jabatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 41

NoTahapan

Tindak LanjutKasus

Kasus %Jumlah Kerugian Keuangan

NegaraRupiah USD

(1) (2) (3) (4) (5) (6)1 Penyelidikan 82 60,29 136.488.883.769,77 -

2 DihentikanPenyelidikan 1 0,74 76.870.000,00 -

3 Penyidikan 36 26,47 34.893.243.581,09 -

4 DihentikanPenyidikan - - - -

5 Dilimpahkan kePengadilan 4 2,94 4.690.300.373,42 -

6 Penuntutan 10 7,35 8.196.661.784,02 -7 Dihentikan

Penuntutan - - - -8 Diputus 3 2,21 1.084.915.356,00 -

Jumlah 136 100,00 185.430.874.864,30 -

Selain 136 Laporan Hasil Audit Investigatif (LHAI) yang diserahkan ke Aparat

Penegak Hukum (APH) tersebut, terdapat LHAI yang tidak terdapat unsur

tindak pidana korupsi sebanyak 21 laporan.

2) Penghitungan Kerugian Keuangan Negara

Salah satu unsur yang harus dipenuhi dalam mengungkap terjadinya tindak

pidana korupsi sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 2 ayat (1) dan Pasal 3

Undang-undang No. 31 tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana

Korupsi adalah terdapat kerugian negara, yang dapat berupa kerugian

keuangan negara dan atau kerugian perekonomian negara.

Kerugian keuangan negara yang dimaksudkan disini adalah sesuai dengan

Undang–Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasaan Tindak

Pidana Korupsi. Dalam Undang-Undang tersebut dinyatakan Keuangan

Negara adalah seluruh kekayaan negara dalam bentuk apapun, yang

Page 48: D E P U T I B I D A N G I N V E S T I G A S I Jalan ... 2012(1).pdf · memberikan gambaran secara lengkap mengenai pertanggungjawaban atas ... perlengkapan dan administrasi Jabatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 42

dipisahkan atau yang tidak dipisahkan, termasuk di dalamnya segala bagian

kekayaan negara dan segala hak dan kewajiban yang timbul karena:

(1) Berada dalam penguasaan, pengurusan, dan pertanggungjawaban pejabat

lembaga negara, baik ditingkat pemeritah pusat maupun pemerintah daerah

(2) Berada dalam penguasaan, pengurusan dan pertangungjawaban BUMN

dan BUMD, Yayasan, Badan Hukum dan perusahaan yang menyertakan

modal negara, atau perusahaan yang menyertakan modal negara, atau

perusahaan yang menyertakan modal pihak ketiga berdasarkan perjanjian

dengan negara.

Kemudian senada dengan pengertian keuangan negara menurut UU No.31

tahun 1999 tersebut, dalam UU No.17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara

juga dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan keuangan negara adalah semua

hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kebijakan

dan kegiatan dalam bidang fiskal,moneter dan pengelolaan perusahaan negara

atau badan lain dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan negara, serta

segala sesuatu baik berupa uang maupun barang yang dapat dijadikan milik

negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.

Selanjutnya dijelaskan dalam pasal 2 UU No.17 Tahun 2003 tersebut bahwa

keuangan negara meliputi:

a. Hak negara yang dapat dinilai dengan uang yang meliputi hak memungut

pajak, hak mencetak dan mengedarkan uang, hak melakukan pinjaman.

b. Kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang yang meliputi kewajiban

menyelenggarakan tugas layanan umum pemerintahan negara dan

membayar tagihan pihak ketiga.

c. Penerimaan dan pengeluaran negara yang sebagian atau seluruhnya

menggunakan kekayaan negara.

d. Kebijakan dan kegiatan dalam bidang fiskal, moneter, dan pengelolaan

perusahaan negara dalam rangka pemyelenggaraan pemerintahan negara.

e. Kekayaan negara yang dikelola sendiri atau dikelola oleh pihak lain, yang

berupa uang, kertas berharga, piutang, barang serta hak-hak lain yang

dapat dinilai dengan uang.

Page 49: D E P U T I B I D A N G I N V E S T I G A S I Jalan ... 2012(1).pdf · memberikan gambaran secara lengkap mengenai pertanggungjawaban atas ... perlengkapan dan administrasi Jabatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 43

f. Kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah dalam rangka

penyeleggaraan tugas pemerintahan dan atau kepentingan umum.

g. Kekayaan pihak lain yang diperoleh dengan menggunakan fasilitas yang

diberikan pemerintah.

h. Hak, kewajiban, kebijakan dan kegiatan lainnya dalam bidang fiskal,

moneter dan pengelolaan perusahaan.

Dalam rangka Penghitungan Kerugian Keuangan Negara auditor

mengumpulkan dan mengevaluasi bukti-bukti yang relevan, merekonstruksikan

proses dan fakta kejadian serta menghitung jumlah kerugian keuangan negara

berkaitan dengan akibat dari perbuatan dugaan tindak pidana korupsi yang

telah terjadi. Bukti-bukti yang relevan dengan kasus tersebut disiapkan oleh

Aparat Penegak Hukum (APH).

Selama tahun 2012, BPKP telah melakukan Audit dalam rangka Penghitungan

Kerugian Keuangan Negara 538 penugasan, dari jumlah tersebut telah dapat

diselesaikan sebanyak 499 laporan atau 105,50% dari target tahun 2012

sebanyak 473 laporan.

Jumlah Laporan Hasil Penghitungan Kerugian Keuangan Negara yang

diserahkan ke Aparat Penegak Hukum (APH) sebanyak 489 laporan dengan

nilai total kerugian keuangan negara sebesar Rp2.622.027.243.703,36 dan

USD9.990.210,93 dengan rincian sebagai berikut :

NoNama Aparat

PenegakHukum (APH)

JumlahLaporan

Jumlah Kerugian Keuangan Negara

(Rp) (USD)

1 Kejaksaan RI 230 2.122.398.318.892,85 9.990.210,93

2 Kepolisian RI 252 263.119.814.897,51 -

3 KPK 7 236.509.109.913,00 -

Jumlah 489 2.622.027.243.703,36 9.990.210,93

Laporan Hasil Penghitungan Kerugian Keuangan Negara diserahkan ke

instansi penegak hukum untuk diproses lebih lanjut dengan rincian tahapan

tindak lanjut sebagai berikut:

Formatted: Indonesian

Formatted: Indonesian

Page 50: D E P U T I B I D A N G I N V E S T I G A S I Jalan ... 2012(1).pdf · memberikan gambaran secara lengkap mengenai pertanggungjawaban atas ... perlengkapan dan administrasi Jabatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 44

NoTahapan

tindak lanjutkasus

Kasus %Nilai Kerugian Keuangan Negara

Rupiah USD(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Penyidikan 376 76,89 2.275.330.694.355,91 -

2 DihentikanPenyidikan 3 0,61 13.337.303.339,00 -

3 Dilimpahkan kePengadilan 24 4,91 26.725.999.778,17 -

4 Penuntutan 60 12,27 159.144.104.535,52 9.990.210,93

5 DihentikanPenuntutan 1 0,21 252.999.100,00 -

6 Diputus 25 5,11 147.236.142.594,76 -

Jumlah 489 100,00 2.622.027.243.703,36 9.990.210,93

Penugasan Penghitungan Kerugian Keuangan Negara yang dilaksanakan

pada Tahun 2012 antara lain:

a. Kasus Pengadaan dan Pemasangan Solar Home System (SHS) pada

Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi (LPE) Departemen

Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tahun 2007 – 2008 sebesar

Rp144.821.161.382,00.

b. Kasus Pemberian Kredit yang dilakukan oleh Pimpinan Cabang dan

Pejabat BRI Veteran Palembang sebesar RP123.816.000.000,00.

c. Kasus Pemberian Kredit oleh PT Bank BNI Sentra Kredit Menengah

(SKM) Jalan Pemuda Medan sebesar Rp117.500.000.000,00.

d. Kasus Proyek Bioremediasi pada PT Chevron Pacific Indonesia (PT

CPI) Tahun 2006 s.d 2012 sebesar USD9,990,210.93.

e. Kasus penggunaan dana APBD Kota Bandung pada Pos Anggaran

Dana Bantuan Sosial TA 2009 s.d 2010 sebesar Rp66.558.880.000,00.

3) Pemberian Keterangan Ahli

Selain bantuan perhitungan kerugian negara, Deputi Bidang Investigasi juga

memberikan bantuan tugas pemberian keterangan ahli baik atas kasus-kasus

yang berasal dari BPKP maupun dari Aparat Penegak Hukum (APH).

Page 51: D E P U T I B I D A N G I N V E S T I G A S I Jalan ... 2012(1).pdf · memberikan gambaran secara lengkap mengenai pertanggungjawaban atas ... perlengkapan dan administrasi Jabatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 45

Pada tahun 2012 Deputi Bidang Investigasi telah melaksanakan pemberian

keterangan ahli sebanyak 1.354 penugasan atau 157,44% dari target yang

ditetapkan 860 penugasan.

Penugasan Pemberian Keterangan Ahli antara lain dilakukan pada:

a. Kasus dalam penempatan investasi PT Askrindo pada PT RAM, PT HAM,

PT JI dan PT JS tahun 2004 s.d 2009 dengan nilai kerugian keuangan

negara sebesar Rp442.105.523.871,00.

b. Kasus penyimpangan Penerbitan Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan

Kayu pada Hutan Tanaman di Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau yang

diikuti dengan penerbitan Rencana Kerja Periode Januari 2003 s.d Mei

2004 sebesar Rp153.024.496.294,89.

c. Kasus penyimpangan dalam pemberian fasilitas kredit oleh PT BRI

(Persero) KCP Veteran Palembang dengan nilai kerugian keuangan negara

sebesar Rp123.816.000.000,00.

d. Kasus penyimpangan dana APBD Kabupaten Lampung Timur TA 2005 –

2008 sebesar Rp119.448.199.800,00.

e. Kasus pengelolaan dana investasi PT KAI tahun 2008 pada PT Optima

Kharya Capital Management sebesar Rp100.000.000.000,00.

4) Pemantauan Tindak Lanjut

Pelaksanaan kegiatan monitoring perkembangan tindak lanjut atas

LHAI/LHPKKN yang diserahkan kepada Aparat Penegak Hukum (APH)

dilaporkan kepada Kepala BPKP, seiring dengan tuntutan penyampaian laporan

atensi dari BPKP kepada Presiden dan penyediaan informasi untuk mendukung

kehumasan BPKP.

Monitoring perkembangan tindak lanjut atas LHAI yang diserahkan ke Aparat

Penegak Hukum (APH) tahun 2005 sampai dengan 31 Desember 2012

sebanyak 1.252 kasus, dengan perkembangan sebagai berikut:

Page 52: D E P U T I B I D A N G I N V E S T I G A S I Jalan ... 2012(1).pdf · memberikan gambaran secara lengkap mengenai pertanggungjawaban atas ... perlengkapan dan administrasi Jabatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 46

No Tahapan tindaklanjut kasus

JumlahKasus

Nilai Kerugian Keuangan Negara(Rp) (USD)

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Penyelidikan 324 856.606.598.224,54 11.659.811,59

2 DihentikanPenyelidikan 31 30.532.309.574,28 105.990,44

3 Penyidikan 199 390.267.998.345,70 -

4 DihentikanPenyidikan 56 78.826.967.371,14 3.526,14

5 Dilimpahkan kePengadilan 47 102.053.566.631,95 -

6 Penuntutan 120 161.456.931.901,85 9.400.000,00

7 DihentikanPenuntutan 5 3.831.631.652,72 -

8 Diputus 395 1.025.385.966.928,32 90.431,91

9 Dikoordinasikan 75 402.099.005.410,74 6.844.591,31

Jumlah 1.252 3.051.060.976.041,24 28.104.351,39

Monitoring perkembangan tindak lanjut atas LHPKKN yang diserahkan ke

Aparat Penegak Hukum (APH) tahun 2005 sampai dengan 31 Desember 2012

sebanyak 3.117 kasus, dengan perkembangan sebagai berikut:

NoTahapanTindakLanjutKasus

JumlahKasus

Nilai Kerugian Keuangan Negara

(Rp’000.000.) (USD’000) (RM’000) (KIP’000) (GBP) (Yuan’000) (Baht’000)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

1 Penyidikan 1.115 4.311.837,00 112.321,46 - - 2.160,24 10.275,89 5.249,16

2 DihentikanPenyidikan 56 173.180,25 13.500,75 - - - - -

3DilimpahkankePengadilan

151 847.008,95 - - - - - -

4 Penuntutan 389 1.358.150,76 23.193,17 - - - - -

5 DihentikanPenuntutan 10 5.338,75 - - - - - -

6 Diputus 1.396 8.599.208,64 69.680,76 21.925,99 5.470,28 - - -

Jumlah 3.117 15.294.724,35 218.696,14 21.925,99 5.470,28 2.160,24 10.275,89 5.249,16

Page 53: D E P U T I B I D A N G I N V E S T I G A S I Jalan ... 2012(1).pdf · memberikan gambaran secara lengkap mengenai pertanggungjawaban atas ... perlengkapan dan administrasi Jabatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 47

Pemantauan Tindak Lanjut atas Laporan Hasil Audit Investigasi Non TPK

sebagai berikut:

No. Uraian Kejadian Nilai (Rupiah)

1 Saldo Temuan per 1 Januari 2012

dan Temuan Tahun 20123.066 3.350.719.111.274,48

2 Tindak Lanjut Tahun 2012 2.640 2.680.887.420.173,48

3 Saldo Temuan yang belum

ditindaklanjuti

per 31 Desember 2012

426 669.831.691.101,00

Berdasarkan data diatas, tindak lanjut atas Laporan Hasil Audit Investigasi Non

TPK adalah 86,11% dari nilai saldo temuan.

Capaian outcome sebesar 109, 51% menggunakan 61.356 OH atau 85,33%

dari rencana sebesar 71.904 OH dan realisasi dana sebesar

Rp15.602.031.000,00 atau 95,70% dari anggaran sebesar

Rp16.303.768.000,00

6. Hasil Audit Investigatif yang Ditindaklanjuti oleh Instansi

Berwenang

Pada Tahun 2012 terdapat 17 penugasan audit investigatif atas permintaan

Instansi Lain atau 188,89% dari 9 rencana penugasan, dengan rincian sebagai

berikut:

No. Instansi PemintaJumlahLaporan

Nilai Temuan

Rupiah USD

1 Pemerintah Daerah 12 216.265.216.308,86 -

2 BUMN 4 539.735.927.103,84 51.789.025,08

3 Lembaga Keuangan 1 2.285.957.600,00 -

JUMLAH 17 758.287.101.012,70 51.789.025,08

Page 54: D E P U T I B I D A N G I N V E S T I G A S I Jalan ... 2012(1).pdf · memberikan gambaran secara lengkap mengenai pertanggungjawaban atas ... perlengkapan dan administrasi Jabatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 48

Penugasan Audit Investigatif atas permintaan Instansi Lain diantaranya:

a. Audit Investigatif dugaan penyimpangan pelaksanaan kerjasama

operasi/kemitraan PT LEN Industri (Persero) dengan PT Gomsu Daguzi

Tahun 2007.

b. Audit Investigatif atas penyewaan dan penagihan sewa kapal keruk PT

Rukindo pada SSS International Holding setelah kontrak berakhir.

c. Audit Investigatif dugaan penyimpangan dalam kegiatan penjaminan L/C

dan SKBDN Tahun 2002 s.d 2010 serta investasi PT Askrindo dalam

bentuk Kontrak Pengelolaan Dana (KPD), Repo Saham, Obligasi,

Reksadana, dan Saham Tahun 2005 s.d 2010.

Dari 17 laporan, ditindaklanjuti oleh Instansi Berwenang sebanyak 6 laporan

atau 35,29%. Capaian outcome sebesar 117,65%. Capaian outcome ini

menggunakan 1.092 OH atau 91,38% dari rencana sebesar 1.195 OH dan

realisasi dana sebesar Rp147.250.000,00 atau 67,65% dari anggaran sebesar

Rp217.663.000,00.

7. Persentase Telaahan terhadap Laporan Penugasan

Investigasi yang memenuhi standar

Dalam rangka pelaksanaan fungsi Perencanaan dan Pengendalian (RENDAL)

kegiatan keinvestigasian, setiap hasil audit investigasi yang dilakukan oleh

Perwakilan BPKP dilakukan penelaahan untuk memperoleh keseragaman mutu

kualitas hasil audit.

Jumlah laporan yang diterima dan diproses dalam tahun 2012 nampak sebagai

berikut:

Jumlah LHAI yang diterima : 170 Laporan

Jumlah LHAI yang telah ditelaahdengan hasil :- Diteruskan ke Aparat Penegak

Hukum (APH): 136 laporan

- Di File (tidak terbukti TPK) : 13 laporan

- Non TPK : 21 laporan

Jumlah 170 Laporan

Page 55: D E P U T I B I D A N G I N V E S T I G A S I Jalan ... 2012(1).pdf · memberikan gambaran secara lengkap mengenai pertanggungjawaban atas ... perlengkapan dan administrasi Jabatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 49

Tidak ada laporan dalam proses penelaahan per 31 Desember 2012.

Sama halnya dengan kegiatan audit investigatif, setiap LHPKKN yang diterima

Deputi Bidang Investigasi dilakukan penelaahan untuk menyamakan persepsi

dan metode perhitungan kerugian negara.

Jumlah LHPKKN yang diterima : 499 Laporan

Jumlah LHAI yang telah ditelaahdengan hasil :

- Diteruskan ke Aparat PenegakHukum (APH)

: 489 laporan

- Di File (tidak terbukti TPK) : 2 laporan

Jumlah : 491 Laporan

Laporan dalam proses penelaahanper 31 Desember 2012

: 8 Laporan

Jumlah LHP Evaluasi HKP, Penyesuaian Harga, dan Klaim yang diterima

Deputi Bidang Investigasi dan dilakukan penelaahan sebagai berikut:

LHP Evaluasi HKP : 90 Laporan

LHP Audit Penyesuaian Harga : 73 Laporan

LHP Audit Klaim : 35 Laporan

Jumlah 198 Laporan

Jumlah LHP Evaluasi HKP, Penyesuaian Harga, dan Klaim yang ditindaklanjuti

sebagai berikut:

LHP Evaluasi HKP : 90 Laporan

LHP Audit Penyesuaian Harga : 73 Laporan

LHP Audit Klaim : 35 Laporan

Jumlah 198 Laporan

Page 56: D E P U T I B I D A N G I N V E S T I G A S I Jalan ... 2012(1).pdf · memberikan gambaran secara lengkap mengenai pertanggungjawaban atas ... perlengkapan dan administrasi Jabatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 50

Capaian kinerja outcome sebesar 114,56% ini menyerap dana

Rp241.874.000,00 atau 106,47% dari Rp227.182.000,00 dan menggunakan

OH sebanyak 3.770 OH atau 117,23% dari rencana 3.276 OH.

8. Reviu Terhadap Laporan dan Pengaduan Masyarakat yang

Ditindaklanjuti

Informasi dugaan KKN umumnya disampaikan melalui surat pengaduan

masyarakat dan permintaan dari KPK, Aparat Penegak Hukum (APH), serta

instansi lainnya. Setiap surat pengaduan atau tembusan surat pengaduan baik

yang diterima secara langsung melalui Kepala BPKP atau Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara dilakukan penelaahan untuk ditindaklanjuti.

Surat pengaduan yang diterima Deputi Bidang Investigasi ditindaklanjuti untuk

diteliti, diaudit, diketahui atau diteruskan kepada instansi terkait/Perwakilan

BPKP.

Perwakilan BPKP disamping menerima penerusan surat pengaduan dari Deputi

Bidang Investigasi, juga menerima surat pengaduan baik secara langsung

maupun tembusan dari instansi terkait atau masyarakat. Surat pengaduan

tersebut juga dilakukan penelaahan untuk ditindaklanjuti.

Dalam tahun 2012, surat pengaduan yang diterima Deputi Bidang Investigasi

sebanyak 105 surat pengaduan. Dari jumlah tersebut seluruhnya atau 100%

dari jumlah yang diterima telah dilakukan penelaahan dengan rincian :

- Jumlah Surat Pengaduan yang diterima 105 surat.

- Ditangani oleh Direktorat dibawah Deputi Bidang Investigasi untuk dilakukan

pengumpulan data tambahan, sebagai bahan informasi dan di file sebanyak

96 surat.

- Diteruskan ke instansi terkait/Perwakilan BPKP untuk dilakukan audit

sebanyak 9 surat.

Jumlah surat pengaduan tersebut belum termasuk surat pengaduan yang

diterima langsung oleh Perwakilan BPKP di luar penerusan dari Deputi Bidang

Investigasi.

Page 57: D E P U T I B I D A N G I N V E S T I G A S I Jalan ... 2012(1).pdf · memberikan gambaran secara lengkap mengenai pertanggungjawaban atas ... perlengkapan dan administrasi Jabatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 51

Capaian kinerja outcome sebesar 90% ini menyerap dana sebesar

Rp21.820.000,00 atau 97% dari anggaran sebesar Rp22.555.000,00 dan

menggunakan OH sebanyak 52 OH atau 30% dari rencana 172 OH.

3. Persentase masukan yang dimanfaatkan Presiden

Penugasan pengawasan atas permintaan Presiden direncanakan 4 penugasan

terealisasi 3 penugasan atau 75%. Capaian kinerja outcome menggunakan OH

sebanyak 175 OH atau 74,47% dari rencana 235 OH.B. Akuntabilitas KeuanganUntuk dapat mendukung pelaksanaan kegiatan-kegiatannya pada tahun 2012,

Deputi Bidang Investigasi memperoleh pendanaan dari DIPA sebagai berikut:

INDIKATOR KINERJA OUTPUT ANGGARAN(Rp)

REALISASI(Rp)

CAPAIAN(%)

1. Laporan Hasil SosialisasiProgram Anti Korupsi

4.247.927.000 4.924.381.000 115,92

2. Laporan HasilBimtek/Asistensi/Evaluasi atasImplementasi FCP

1.345.905.000 956.228.000 71,05

3. Laporan Hasil KajianPengawasan

477.510.000 741.322.000 155,25

4. Laporan Hasil AuditInvestigatif Hambatankelancaran pembangunan,Penyesuaian Harga, danKlaim

2.628.480.000 2.211.771.000 84,15

5. Laporan hasil AuditInvestigatif, PenghitunganKerugian Keuangan Negara,dan Pemberian KeteranganAhli

16.303.768.000 15.602.031.000 95,70

6. Hasil Audit Investigatif ataspermintaan Instansi Lain

217.663.000 147.250.000 67,65

7. Laporan Hasil Peer Reviu atasLaporan PenugasanInvestigasi

227.182.000 241.874.000 106,47

Page 58: D E P U T I B I D A N G I N V E S T I G A S I Jalan ... 2012(1).pdf · memberikan gambaran secara lengkap mengenai pertanggungjawaban atas ... perlengkapan dan administrasi Jabatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 52

8. Laporan Hasil Reviu atasPengaduan Masyarakat

22.555.000 21.820.000 96,74

9. Laporan Hasil Pengawasanatas Permintaan Presiden

207.580.000 0 0,00

10. Dukungan Pengawasan 2.791.857.000 2.931.883.000 105,02

Jumlah 28.470.427.000 27.778.560.000 97,57

C. LAIN-LAINPada tahun 2012 Deputi Bidang Investigasi juga melaksanakan kegiatan

sebagai berikut:

1. Penandatanganan Pakta Integritas

Dilaksanakan pada tanggal 25 Januari 2012 di Aula Gandhi BPKP Pusat.

Page 59: D E P U T I B I D A N G I N V E S T I G A S I Jalan ... 2012(1).pdf · memberikan gambaran secara lengkap mengenai pertanggungjawaban atas ... perlengkapan dan administrasi Jabatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 53

2. Workshop Komputer Forensik Dasar

Dilaksanakan pada tanggal 20 s.d 21 Februari 2012 di Jakarta dengan jumlah

peserta sebanyak 30 orang dengan narasumber dari Komisi Pemberantasan

Korupsi (KPK).

Deputi Bidang Informasi dan Data KPK, dan Deputi Bidang Investigasi BPKP

Page 60: D E P U T I B I D A N G I N V E S T I G A S I Jalan ... 2012(1).pdf · memberikan gambaran secara lengkap mengenai pertanggungjawaban atas ... perlengkapan dan administrasi Jabatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 54

Instruktur workshop adalah Zil Irfan Rusli dari KPK

3. Workshop Keinvestigasian di Perwakilan BPKP Provinsi

Papua Barat

Dilaksanakan pada tanggal 16 s.d 18 Oktober 2012 di Manokwari, Papua Barat.

Jumlah peserta sebanyak 23 orang terdiri dari 18 orang dari Perwakilan BPKP

Provinsi Papua Barat dan 5 orang dari Perwakilan BPKP Provinsi Papua

dengan narasumber dari Deputi Bidang Investigasi. Materi yang disampaikan

terdiri dari:

a. Audit investigatif

b. Pra perencanaan dan perencanaan penugasan audit investigatif

c. Pengumpulan dan evaluasi bukti

d. Penghitungan kerugian keuangan negara

e. Pemberian keterangan ahli

f. Pelaporan hasil audit investigatif dan penghitungan kerugian keuangan

negara

g. Audit penyesuaian harga

h. Audit klaim

i. Evaluasi hambatan kelancaran pembangunan

Page 61: D E P U T I B I D A N G I N V E S T I G A S I Jalan ... 2012(1).pdf · memberikan gambaran secara lengkap mengenai pertanggungjawaban atas ... perlengkapan dan administrasi Jabatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 55

4. Internalisasi Pedoman Penugasan Bidang Investigasi (PPBI)

Dilaksanakan di Yogyakarta pada tanggal 1 s.d 3 November 2012 dan diikuti

oleh seluruh pegawai Deputi Bidang Investigasi. Materi yang disampaikan

antara lain:

a. PPBI

b. Evaluasi Hambatan Kelancaran Pembangunan

c. Audit Penyesuaian Harga

d. Audit Klaim

Page 62: D E P U T I B I D A N G I N V E S T I G A S I Jalan ... 2012(1).pdf · memberikan gambaran secara lengkap mengenai pertanggungjawaban atas ... perlengkapan dan administrasi Jabatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 56

5. Workshop Keinvestigasian di Perwakilan BPKP Provinsi

Nusa Tenggara Barat

Dilaksanakan pada tanggal 6 s.d 8 November 2012 di Lombok, Nusa Tenggara

Barat dengan jumlah peserta sebanyak 24 orang terdiri dari 22 orang dari

Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat dan 2 orang dari Perwakilan

BPKP Provinsi Kalimantan Barat dengan narasumber dari Deputi Bidang

Investigasi. Materi yang disampaikan sama dengan materi yang disampaikan

pada Workshop Keinvestigasian di Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat.

Page 63: D E P U T I B I D A N G I N V E S T I G A S I Jalan ... 2012(1).pdf · memberikan gambaran secara lengkap mengenai pertanggungjawaban atas ... perlengkapan dan administrasi Jabatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 57

Page 64: D E P U T I B I D A N G I N V E S T I G A S I Jalan ... 2012(1).pdf · memberikan gambaran secara lengkap mengenai pertanggungjawaban atas ... perlengkapan dan administrasi Jabatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 58

6. Workshop Keinvestigasian di Gorontalo

Dilaksanakan pada tanggal 4 s.d 6 Desember 2012 di Gorontalo dengan

jumlah peserta sebanyak 20 orang dari Perwakilan BPKP Provinsi Gorontalo

dan narasumber dari Deputi Bidang Investigasi. Materi yang disampaikan sama

dengan materi yang disampaikan pada Workshop Keinvestigasian di

Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat.

7. Laboratorium Komputer Forensik

Teknologi Informasi telah mengalami perkembangan dan kemajuan yang

demikian pesat dan telah menyebabkan perubahan kegiatan kehidupan

manusia dalam berbagai bidang. Handphone yang dulu hanya dipergunakan

untuk komunikasi suara, sekarang dapat dipergunakan untuk komunikasi data

misalnya mengirim email, menerima email, memposting data ke server

database, menjelajah internet, mengirim dan menerima file gambar serta

mengolah, melakukan komunikasi suara dan gambar dan lain-lain. Komputer

yang dulunya hanya digunakan untuk melakukan kegiatan pengolahan kata dan

lembar kerja sekarang sudah dapat digunakan untuk mengolah data dalam

jumlah yang banyak dengan lokasi server database yang tersebar di berbagai

Page 65: D E P U T I B I D A N G I N V E S T I G A S I Jalan ... 2012(1).pdf · memberikan gambaran secara lengkap mengenai pertanggungjawaban atas ... perlengkapan dan administrasi Jabatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 59

negara dan tempat. Begitu juga dengan perkembangan teknologi di bidang

transaksi keuangan. Pembayaran transaksi keuangan yang dulunya harus

menggunakan uang tunai, dengan perkembangan teknologi orang cukup

menggunakan sebuah kartu untuk dapat melaksanakan transaksi keuangan di

berbagai belahan dunia yang lain, atau cukup dengan sebuah laptop yang

terkoneksi ke internet dan mempunyai rekening bank dan kata sandi orang

sudah bisa melakukan transaksi apapun dan dimanapun menggunakan internet

tersebut. Kemajuan teknologi ini tentu juga membawa kemudahan bagi orang-

orang yang berniat jahat antara lain melakukan fraud (kecurangan).

Penggunaan komputer dan media digital lain oleh para pelaku kecurangan akan

meninggalkan jejak (trail) yang bisa dikumpulkan dan dievaluasi para auditor

forensik untuk bukti audit.

Perkembangan teknologi juga telah diantisipasi dengan berbagai ketentuan

perundang-undangan sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Nomor 11

tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik pasal 5 ayat (1)

berbunyi “Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil

cetakannya merupakan alat bukti hukum yang sah, ayat (2) berbunyi “Informasi

Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) merupakan perluasan dari alat bukti yang sah sesuai

dengan Hukum Acara yang berlaku di Indonesia.” Perluasan pengertian alat

bukti tersebut juga ditegaskan dalam Rancangan Undang Undang (RUU)

KUHAP yang sedang dalam proses legislasi menjadi UU. Di pasal 175 ayat (1)

RUU KUHAP berbunyi “alat bukti yang sah mencakup : barang bukti, surat-

surat, bukti elektronik, keterangan seorang ahli, keterangan seorang saksi,

keterangan terdakwa dan pengamatan hakim.”

Dengan adanya perkembangan teknologi dan perubahan hukum tersebut di

atas, kemampuan seorang auditor forensik untuk mengumpulkan dan

mengevaluasi bukti/dokumen elektronik merupakan suatu keharusan. Auditor

akan menghadapi kesulitan yang sangat besar dalam membuktikan

ada/tidaknya fraud (kecurangan) kalau hanya mengandalkan teknik

pengumpulan dan evaluasi bukti secara manual/tradisional. Menghadapi hal

tersebut, Deputi Bidang Investigasi bermaksud untuk membentuk satuan tugas

(Satgas) komputer forensik untuk menunjang pelaksanaan tugas-tugas

Page 66: D E P U T I B I D A N G I N V E S T I G A S I Jalan ... 2012(1).pdf · memberikan gambaran secara lengkap mengenai pertanggungjawaban atas ... perlengkapan dan administrasi Jabatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 60

keinvestigasian terutama audit investigatif dan audit dalam rangka

penghitungan kerugian keuangan negara.

Komputer Forensik adalah suatu aktifitas/kegiatan yang bertujuan untuk:

a. Pengumpulan data/fakta dari sistem komputer (harddisk, usb-stick, log,

memory-dump, internet, dll) – termasuk di dalamnya data yang sudah

terhapus,

b. Mendokumentasikan fakta-fakta yang ditemukan dan menjaga integritas

data selama proses forensik dan hukum dengan proteksi fisik, penanganan

khusus, pembuatan image, dan menggunakan algoritma HASH untuk

pembuktian / verifikasi,

c. Merunut kejadian (chain of events) berdasarkan waktu kejadian.

d. Memvalidasi kejadian-kejadian tersebut dengan metode “sebab-akibat”.

e. Mendokumentasikan hasil yang diperoleh dan menyusun laporan.

f. Proses hukum (pengajuan delik, proses persidangan, saksi ahli, dll.

Untuk menunjang kegiatan komputer forensik tersebut, tahun anggaran 2012

telah dilakukan pengadaan hardware dan software sebagai berikut:

a. Hardware

Hardware komputer forensik meliputi:

a) 2 (dua) set server (CPU, monitor, UPS, Switch, kabel jaringan).

b) 2 (dua) unit laptop.

c) 2 (dua) set toolkit komputer forensik.

d) 2 (dua) unit mobile storage.

e) 1 (satu) unit kunci pengaman elektrik dengan sidik jari (Access Control

Terminal).

b. Software

a) 1 (satu) unit/lisensi windows server.

b) 2 (dua) unit/lisensi computer forensic software.

c) 2 (dua) unit/lisensi portable computer forensic software.

d) 1 (satu) unit/lisensi messenger analysis software.

e) 2 (dua) unit/lisensi password recovery software.

f) 3 (tiga) unit/lisensi internet security software.

Page 67: D E P U T I B I D A N G I N V E S T I G A S I Jalan ... 2012(1).pdf · memberikan gambaran secara lengkap mengenai pertanggungjawaban atas ... perlengkapan dan administrasi Jabatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 61

c. Inventaris

a) 1 (satu) brankas (lemari tahan api).

b) 6 (enam) set inventaris kantor (meja kerja, kursi, lemari, partisi).

Selain itu juga telah menyertakan personil Deputi Investigasi untuk mengikuti

pelatihan Computer Forensic I dan Computer Forensic II di Bandung selama 10

(sepuluh) hari.

Page 68: D E P U T I B I D A N G I N V E S T I G A S I Jalan ... 2012(1).pdf · memberikan gambaran secara lengkap mengenai pertanggungjawaban atas ... perlengkapan dan administrasi Jabatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 62

Dalam rangka pemberantasan tindak pidana korupsi Deputi Kepala BPKP

Bidang Investigasi telah memberikan kuliah umum sebagai berikut:

1. Pada tanggal 11 April 2012 di Universitas Bengkulu dengan topik Upaya

untuk mengantisipasi penyalahgunaan wewenang dalam menagemen

keuangan Negara.

2. Pada tanggal 3 April 2012 di STEKPI Jakarta dengan topik Peran Audit

Investigatif dalam Pemberantasan TPK.

3. Pada tanggal 24 Mei 2012 di Universitas Udayana Bali dengan topik Peran

Audit Investigatif dalam Pemberantasan TPK.

4. Pada tanggal 21 Mei 2012 di Universitas Hasanudin Makasar dengan topik

Peran Audit Investigatif dalam Pemberantasan TPK.

5. Pada tanggal 20 Juni 2012 di Universitas Mataram dengan topik Kontribusi

Auditor Forensik dalam Penanganan Kasus Berindikasi Tindak Pidana

Korupsi.

Kuliah Umum Deputi Investigasi, Prof. Dr. Eddy Mulyadi di Universitas MataramRabu, 20 Juni 2012

topik: "Kontribusi Auditor Forensik dalam Penanganan Kasus Berindikasi Tindak PidanaKorupsi"

Page 69: D E P U T I B I D A N G I N V E S T I G A S I Jalan ... 2012(1).pdf · memberikan gambaran secara lengkap mengenai pertanggungjawaban atas ... perlengkapan dan administrasi Jabatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 63

Deputi Kepala BPKP Bidang Investigasi juga melaksanakan sosialisasi denganrincian sebagai berikut:1. Narasumber pada Workshop KPK di Semarang pada tanggal 20 Maret

2012.2. Narasumber dalam rangka tindak lanjut atas rekomendasi BPK di Bali pada

tanggal 20 April 2012 dengan topik Mengantisipasi PenyalahgunaanWewenang dalam Manajemen Keuangan Negara.

3. Narasumber dalam rangka tindak lanjut atas rekomendasi BPK diBalikpapan pada tanggal 14 Mei 2012.

4. Narasumber dalam rangka tindak lanjut atas rekomendasi BPK di Manadopada tanggal 22 Mei 2012.

5. Pembicara dalam Seminar Anti Korupsi di Pemprov Sumatera Selatan padatanggal 25 Mei 2012.

6. Narasumber pada kegiatan peningkatan kapasitas Aparat Penegak Hukum(APH) di Provinsi Bengkulu pada tanggal 09 Oktober 2012.

7. Narasumber hasil koordinator dan supervisi Pelayanan Publik pada PemdaProv Kaltim di Samarinda pada tanggal 06 November 2012.

8. Narasumber hasil koordinator dan supervisi Pelayanan Publik pada PemdaProvinsi Sulawesi Selatan di Makasar pada tanggal 13 s.d 14 November2012.

9. Narasumber hasil koordinator dan supervisi Pelayanan Publik pada PemdaProvinsi Sumatera Barat di Padang pada tanggal 20 sd 21 November 2012.

Seminar Pencegahan Korupsi melalui peningkatan kualitas pelayanan publikdan pengelolaan APBD di Kota Makassar

Page 70: D E P U T I B I D A N G I N V E S T I G A S I Jalan ... 2012(1).pdf · memberikan gambaran secara lengkap mengenai pertanggungjawaban atas ... perlengkapan dan administrasi Jabatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 64

BAB IVPENUTUP

erdasarkan Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah, LAKIP merupakan media

pertanggungjawaban Deputi Bidang Investigasi dalam

pelaksanaan program dan kegiatan yang telah dilakukan.

Berdasarkan visi, misi, tujuan, sasaran yang telah dirumuskan dan strategi atau

cara-cara untuk pencapaiannya serta penetapan indikator kinerja sebagai

media pengukuran kinerja yang jelas dan tepat, maka dapat ditetapkan tingkat

pencapaian kinerja untuk suatu periode tertentu.

Untuk tahun 2012, capaian kinerja outcome program menunjukkan rata-rata

113,22% sedangkan capaian kinerja output menunjukkan 147,03%. Dana yang

digunakan untuk mendapatkan capaian outcome tersebut adalah sebesar

Rp27.778.560.000 atau 97,57% dari anggaran sebesar Rp28.470.427.000 dan

menggunakan OH sebesar 100.570 OH atau 90,08% dari rencana sebesar

111.649 OH.

Program dan kegiatan yang akan dilakukan oleh Deputi Bidang Investigasi

tahun 2012 terfokus pada investigasi praktek-praktek KKN dan hambatan

kelancaran pembangunan. Investigasi terhadap kasus indikasi praktek-praktek

KKN lebih menekankan kepada kualitas dan kuantitas hasil investigasi dengan

indikator terpenuhinya persyaratan hukum untuk dapat diproses lebih lanjut

oleh instansi penyidik. Sedangkan investigasi terhadap hambatan kelancaran

pembangunan mempunyai tiga dimensi, yaitu: (i) mengatasi hambatan

pembangunan yang terjadi; (ii) memperbaiki manajemen pelaksanaan

pembangunan khususnya proyek-proyek; dan (iii) memperdalam dan

meneruskan kasus hambatan pembangunan yang berindikasi KKN kepada

tahap investigasi praktek KKN.

BB

Page 71: D E P U T I B I D A N G I N V E S T I G A S I Jalan ... 2012(1).pdf · memberikan gambaran secara lengkap mengenai pertanggungjawaban atas ... perlengkapan dan administrasi Jabatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 65

Pembinaan dan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai

asset utama dalam mencapai keberhasilan untuk mewujudkan visi, dan misi

akan terus ditingkatkan baik intensitas maupun kualitasnya. Diharapkan dalam

masa yang akan datang ada perbaikan dan penambahan sarana pendukung

kerja mengingat sarana yang dimiliki saat ini belum cukup memadai dalam

jumlahnya.

Akhirnya, tanpa mengabaikan berbagai kendala dan keterbatasan yang ada,

Deputi Bidang Investigasi bertekad untuk selalu terus menerus meningkatkan

perbaikan atas kinerjanya secara optimal sebagai perwujudan dari

pertanggungjawaban amanah yang diemban.