cystatin c

12
80 Cystatin C sebagai parameter alternatif uji fungsi ginjal Pusparini Bagian Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti ABSTRAK Standar baku emas untuk glomerular filtration rate (GFR) adalah klirens inulin, tetapi klirens inulin tidak digunakan secara luas karena kesulitan teknis. Petanda yang paling sering digunakan untuk GFR adalah kreatinin serum saja atau dengan kombinasi pengumpulan urin 24 jam, tetapi petanda ini mempunyai beberapa kelemahan diantaranya adanya pengaruh usia, jenis kelamin, massa otot, asupan makanan dan kesulitan pengumpulan urin 24 jam. Cystatin C adalah suatu petanda baru yang memenuhi kriteria zat yang dapat dipakai untuk petanda endogen GFR. Tujuan penelitian ini adalah untuk mencari parameter alternatif uji fungsi ginjal. Telah dilakukan penelitian terhadap 56 pasien gagal ginjal kronik dan 53 orang kontrol sehat terhadap kadar kreatinin serum, klirens kreatinin dan kadar cystatin C. Rata-rata usia penderita gagal ginjal kronik berkisar besarnya 64 ± 14,54 tahun, sedangkan kelompok kontrol 37,64 ± 18,72 tahun. Hasil penelitian menunjukkan kreatinin darah dan klirens kreatinin pada kelompok kontrol dipengaruhi umur, jenis kelamin dan indeks massa tubuh (IMT), sedangkan cystatin C tidak. Nilai rujukan cystatin C didapatkan sebesar 0,85 ± 0,13 mg/dL. Pada kelompok gagal ginjal kronik didapatkan korelasi yang bermakna antara kadar cystatin C dengan klirens kreatinin (p = 0,000, r = 0,69). Cystatin C meningkat lebih tinggi dibandingkan kreatinin darah pada pasien dengan klirens kreatinin yang sudah rendah. Pada kelompok kontrol dijumpai klirens kreatinin yang rendah sedangkan kadar kreatinin darah dan cystatin C menunjukkan kadar normal. Kata kunci : Cystatin C, GFR, klirens kreatinin Cystatin C as an alternatif parameter of renal function test ABSTRACT The Gold standard for the evaluation of the glomerular filtration rate (GFR) is inulin clearance, but several technical difficulties were the limitation of this method. The most commonly used marker for GFR is serum creatinine alone or in conjunction with 24 hour urine collection for determination of creatinine clearance. These marker have several limitation include following : age, sex, muscle mass on endogenous creatinine production, dietary intake and the difficulties of 24 hour urine collection. The proposed of this study was to explore an alternatif parameter of renal function test. Fifty six patient with chronic renal failure and 53 control were analyzed for serum creatinine, creatinine clearance and serum cystatin C. The mean age of chronic renal failure patient was 64 ± 14.54 years and the control group 37.64 ± 18.72 years. The result showed that in control group serum creatinine and creatinine clearance were influence with age, sex and body mass index, but serum cystatin C was not. The normal value of cystatin C was 0.85 ± 0.13 mg / dL In chronic renal failure group there were significant correlation between level of cystatin C with creatinin clearance (p = 0.000, r = 0.69). The level of cystatin C increase higher than serum creatinine in patient with low clearance creatinine. In control group we were determined low creatinine clearance in patient with normal serum creatinine and cystatin C. Keywords : Cystatin C, GFR, creatinine clearance Universa Medicina April-Juni 2005, Vol.24 No.2

Upload: uliel-azmi

Post on 14-Dec-2014

107 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

jurnal penelitian

TRANSCRIPT

Page 1: Cystatin C

80

Cystatin C sebagai parameter alternatif uji fungsi ginjal

PuspariniBagian Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

ABSTRAK

Standar baku emas untuk glomerular filtration rate (GFR) adalah klirens inulin, tetapi klirens inulintidak digunakan secara luas karena kesulitan teknis. Petanda yang paling sering digunakan untuk GFR adalahkreatinin serum saja atau dengan kombinasi pengumpulan urin 24 jam, tetapi petanda ini mempunyai beberapakelemahan diantaranya adanya pengaruh usia, jenis kelamin, massa otot, asupan makanan dan kesulitanpengumpulan urin 24 jam. Cystatin C adalah suatu petanda baru yang memenuhi kriteria zat yang dapatdipakai untuk petanda endogen GFR. Tujuan penelitian ini adalah untuk mencari parameter alternatif ujifungsi ginjal. Telah dilakukan penelitian terhadap 56 pasien gagal ginjal kronik dan 53 orang kontrol sehatterhadap kadar kreatinin serum, klirens kreatinin dan kadar cystatin C. Rata-rata usia penderita gagal ginjalkronik berkisar besarnya 64 ± 14,54 tahun, sedangkan kelompok kontrol 37,64 ± 18,72 tahun. Hasil penelitianmenunjukkan kreatinin darah dan klirens kreatinin pada kelompok kontrol dipengaruhi umur, jenis kelamindan indeks massa tubuh (IMT), sedangkan cystatin C tidak. Nilai rujukan cystatin C didapatkan sebesar 0,85± 0,13 mg/dL. Pada kelompok gagal ginjal kronik didapatkan korelasi yang bermakna antara kadar cystatin Cdengan klirens kreatinin (p = 0,000, r = 0,69). Cystatin C meningkat lebih tinggi dibandingkan kreatinindarah pada pasien dengan klirens kreatinin yang sudah rendah. Pada kelompok kontrol dijumpai klirenskreatinin yang rendah sedangkan kadar kreatinin darah dan cystatin C menunjukkan kadar normal.

Kata kunci : Cystatin C, GFR, klirens kreatinin

Cystatin C as an alternatif parameter of renal function test

ABSTRACT

The Gold standard for the evaluation of the glomerular filtration rate (GFR) is inulin clearance, butseveral technical difficulties were the limitation of this method. The most commonly used marker for GFR isserum creatinine alone or in conjunction with 24 hour urine collection for determination of creatinineclearance. These marker have several limitation include following : age, sex, muscle mass on endogenouscreatinine production, dietary intake and the difficulties of 24 hour urine collection. The proposed of thisstudy was to explore an alternatif parameter of renal function test. Fifty six patient with chronic renalfailure and 53 control were analyzed for serum creatinine, creatinine clearance and serum cystatin C. Themean age of chronic renal failure patient was 64 ± 14.54 years and the control group 37.64 ± 18.72 years.The result showed that in control group serum creatinine and creatinine clearance were influence with age,sex and body mass index, but serum cystatin C was not. The normal value of cystatin C was 0.85 ± 0.13 mg/ dL In chronic renal failure group there were significant correlation between level of cystatin C withcreatinin clearance (p = 0.000, r = 0.69). The level of cystatin C increase higher than serum creatinine inpatient with low clearance creatinine. In control group we were determined low creatinine clearance inpatient with normal serum creatinine and cystatin C.

Keywords : Cystatin C, GFR, creatinine clearance

Universa Medicina April-Juni 2005, Vol.24 No.2

Page 2: Cystatin C

Universa Medicina Vol.24 No.2

81

PENDAHULUAN

Glomeru lar f i l t ra t ion ra te (GFR)merupakan indeks terbaik untuk menentukanfungsi ginjal. Penurunan GFR atau GFR yangrendah adalah indeks yang digunakan padapenyakit ginjal kronik. Pemantauan perubahanGFR dapat menggambarkan perkembanganpenyaki t g in ja l . Kadar GFR merupakanprediktor waktu onset gagal ginjal juga dapatdigunakan untuk memantau risiko komplikasipenyakit ginjal kronik.(1-3)

GFR tidak dapat diukur secara langsung.Untuk penentuan GFR seringkali digunakansenyawa eksogen seperti inulin, senyawabertanda radioaktif (I-Iothalamate, Cr-EDTA)dan Iohexol.(2,4-6) Pengukuran inulin klirensdigunakan secara luas sebagai baku emas(gold s tandard ) pengukuran GFR. (7)

Pemeriksaan klirens dengan senyawa eksogentersebut lambat, rumit, memerlukan banyaktenaga dan mahal. Beberapa metode untukpemeriksaan klirens dengan senyawa eksogenmembutuhkan pemaparan radiasi atau dapatmenyebabkan reaksi alergi.(8)

Untuk mendapatkan metode yang tidakterlalu rumit dan lebih cepat digunakanpenanda endogen. Penanda endogen yang saatini lazim digunakan adalah klirens kreatinin,k l i r ens u reum dan k rea t in in se rum. (8 ,9 )

Pengukuran kreatinin serum merupakan carayang murah, cepat dan mudah untuk mencariinformasi mengenai GFR, tetapi penanda inimempunya i beberapa ke te rba tasandiantaranya rendahnya sensitivitas untukmengukur kerusakan fungsi ginjal dan tidakmampu mendeteksi perubahan GFR yangcepat. Pemeriksaan fungsi ginjal dengank l i rens k rea t in in memer lukan bahanpemeriksaan berupa serum/plasma, urin yangditampung selama 12 jam/24 jam, ukuran

bera t badan dan t ingg i badan . P roses

penampungan urin selama 12 jam/24 jam

memerlukan ketelitian dan kesabaran dari

penderita. Diperlukan pengertian yang benar

tentang penampungan seper t i ur in yang

terbuang atau tidak seluruhnya tertampung.

Hal ini menyebabkan data tidak akurat yang

berak iba t k l i r ens k rea t in in kurang

mencerminkan GFR yang sesungguhnya.(8,9)

Penanda endogen yang saat ini lazim

digunakan tidak memenuhi profil penanda

GFR yang ideal maka perlu dicari penanda

baru yang akurat, cepat, murah dan dapat

memenuhi kriteria substansi yang ideal untuk

GFR. Penanda baru yang saat ini mulai

diperkenalkan adalah cystatin C. Cystatin C

merupakan zat yang diproduksi oleh sel tubuh

secara tetap, difiltrasi melalui glomerulus,

tidak disekresi oleh tubuli ginjal. Zat ini tidak

dipengaruhi oleh makanan, usia, massa otot

se r t a luas pe rmukaan badan , seh ingga

diperkirakan dapat menjadi alternatif baru

sebagai penanda u j i fungs i g in ja l . (3 ,7 ,10)

Cystatin C mempunyai karakteristik sebagai

zat yang dapat mewakili fungsi ginjal sehingga

ingin diketahui apakah pemeriksaan cystatin

C dapat menjadi parameter alternatif uji

fungsi ginjal.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

kadar cystatin C pada berbagai kadar klirens

kreatinin baik pada orang dengan fungsi ginjal

normal maupun penderita dengan gagal ginjal

kronik.

METODE

Rancangan penelitianRancangan penelitian potong lintang

(cross sectional) digunakan untuk mencapai

tujuan penelitian.

Page 3: Cystatin C

82

Subyek penelitianSubyek penelitian terdiri dari 2 kelompok

yaitu kelompok dengan fungsi ginjal normaldan kelompok dengan gagal ginjal kronik.Kelompok gagal ginjal kronik adalah penderitayang berobat di Bagian Ilmu Penyakit DalamRumah Sakit Swasta X di Jakarta Utaradengan diagnosis gagal ginjal kronik mulaibulan September 2003 sampai dengan Maret2004. Untuk kelompok fungsi ginjal normaldiambil dari mahasiswa FK Usakti dan pasienyang memeriksakan diri di Rumah SakitSwasta X di Jakarta Utara dengan fungsiginjal normal yang secara sukarela bersediaberpartisipasi dalam penelitian ini. Kelompokdengan fungsi ginjal normal digunakan untukmenentukan nilai rujukan cystatin C.

Kriteria inklusi adalah kelompok denganfungsi ginjal normal usia 18-70 tahun (ureumdan krea t in in da lam ba tas normal ) dankelompok gagal ginjal kronik (pasien dengandiagnosis gagal ginjal kronik), dan bersediaberpartisipasi dalam penelitian ini. Kriteriaeksklusi adalah subyek penelitian yang tidakdapat menampung urin 24 jam.

LaboratoriumSebanyak 5 ml darah vena diambil dan

dimasukkan ke dalam vacutainer yang tidakmengandung antikoagulan. Darah disentrifugasidengan kecepatan 3000 RPM selama 10 menituntuk mendapatkan serum guna pemeriksaankreatinin darah dan cystatin C. Pasien dimintauntuk menampung urin 24 jam dalam botoljerigen yang telah diberi formalin sebanyak 2mL. Setiap kali menampung urin jerigen harusd ikocok . Has i l u r in t ampung d iukurvolumenya dan digunakan untuk pemeriksaankreatinin urin. Pemeriksaan kreatinin serumdan kreatinin urin dikerjakan segera sesudahsampel berhasil dikumpulkan dengan metode

Jaffe (reagensia dari ST reagensia), sedangkanpemeriksaan cystatin C dikerjakan satu bulansekali sesudah pengumpulan serum denganmetode imunonefelometer (Dade Behring).Serum un tuk pemer iksaan cys ta t in Cdibekukan pada suhu -200 C.

Batasan operasionalKlirens kreatinin sangat rendah adalah

hasil pemeriksaan kurang dari 20 mL/menit.Kl i rens k rea t in in rendah ada lah has i lpemeriksaan 20 mL/menit sampai kurang dari40 mL/menit . Klirens kreatinin dihitungmenggunakan ur in tampung 24 jam danberdasarkan rumus Cockcroft dan Gaultseperti di bawah ini :

darahkreatinin kadar x72

kgdalambadanberatxumur)140( −

untuk wani ta has i l pe rh i tungan d i a tasdikoreksi dengan 0,85.

Analisis dataUji-t digunakan untuk analisis perbedaan

klirens kreatinin dan cystatin C antara keduake lompok . Koef i s i en korelas i Pearsondigunakan untuk mengukur hubungan antarakadar kreatinin dan cystatin C pada keduakelompok. Semua analisis statistik dilakukanmenggunakan program SPSS for Windowsversi 10.0 (SPSS, Chicago Ill, USA).

HASIL

Karakteristik subyekPada pene l i t i an in i t e l ah be rhas i l

berpartisipasi sebanyak 56 penderita gagalginjal kronik dengan umur berkisar 24 sampai

Pusparini Cystatin C dan uji fungsi ginjal

Page 4: Cystatin C

Universa Medicina Vol.24 No.2

83

95 tahun dengan rata-rata umur 64 ± 14,5tahun, terdiri dari 28 orang laki-laki dan 28orang perempuan dengan indeks massa tubuh(IMT) rata-rata 23,9 kg/m2. Kelompok denganfungsi ginjal normal sebanyak 53 orangdengan umur berkisar antara 20-84 tahun.Umur rata-rata pada kelompok ini adalah 62,5± 18,7 tahun, terdiri dari 22 orang laki-lakidan 31 orang perempuan dengan IMT rata-rata23,2 kg/ m2 (Tabel 1).

Pengaruh umur, jenis kelamin, dan IndeksMassa Tubuh

Pada kelompok dengan fungsi ginjalnormal pemer iksaan k rea t in in da rahdipengaruhi oleh jenis kelamin (p=0,000),umur (p=0,005) dan IMT (p=0,000) demikianjuga pemer iksaan k l i r ens k rea t in indipengaruhi oleh jenis kelamin (p=0,002),umur (p=0 ,000) , dan IMT (p=0 ,000) .Pemer iksaan k l i r ens k rea t in in denganmenggunakan rumus Cockcroft dan Gaulttidak dipengaruhi oleh jenis kelamin (p=0,142), umur (p=0,379) dan IMT (p=0,356)demikian juga pemeriksaan cystatin C tidakdipengaruhi oleh jenis kelamin (p=0,67), umur(p=0,42) dan IMT (p=0,145). Laki-laki danperempuan terdapat perbedaan bermakna padakadar k rea t in in (p=0 ,000) dan k l i r enskreatinin (p=0,000) sedangkan kadar cystatinC dan klirens menggunakan rumus Cockcroftdan Gault t idak menunjukkan perbedaanbermakna (p=0,142 dan p=0,67) . Kadar

kreatinin dan klirens kreatinin menunjukkanperbedaan bermakna dengan bertambahnyaumur (p=0,005 dan p=0,000), sedangkank l i rens k rea t in in menggunakan rumusCockcrof t–Gaul t t idak menunjukkanperbedaan bermakna (p=0,379) demikian jugakadar cys ta t in C t idak menunjukkanperbedaan yang be rmakna denganbertambahnya umur (p=0,42) (Tabel 2).

Kelompok gagal ginjal kronik kadarkreatinin darah tidak terlihat pengaruh jeniskelamin (p=0,519), umur (p= 0,093) dan IMT(p=0,913) demikian juga klirens kreatinint idak d ipengaruh i o leh j en i s ke lamin(p=0 ,185) , umur (p=0 ,789) , dan IMT(p=0,765). Pemeriksaan klirens kreatinindengan menggunakan perhitungan rumusmenuru t Cockcrof t -Gaul t juga t idakdipengaruhi oleh jenis kelamin (p=0,101),umur (p=0,271) dan IMT (p=0,099) demikianjuga pemeriksaan cystatin C tidak dipengaruhioleh jenis kelamin (p=0,376), umur (p=0,161)dan IMT (p=0,854). Laki-laki dan perempuantidak terdapat perbedaan bermakna pada kadarkreatinin (p=0,55), klirens kreatinin (p=0,12),cystatin C (p=0,386) dan klirens kreatininmenggunakan rumus Cockcrof t -Gau l t(p=0 ,092) . Tidak t e r l iha t pengaruhbertambahnya usia pada kadar kreat inin(p=0,093), klirens kreatinin (p=0,789), klirenskreatinin menggunakan rumus Cockcroft-Gaul t (p=0 ,271) dan kadar cys ta t in C(p=0,161) (Tabel 2).

Tabel 1. Distribusi umur, sex dan indeks massa tubuh pada kedua kelompok

Page 5: Cystatin C

84

Tabel 2. Perbedaan nilai rata-rata kreatinin, klirens kreatinin, klirens kreatinin dengan rumusCockcroft Gault dan cystatin C antara kedua kelompok menurut jenis kelamin, kelompok

umur dan IMT

* p < 0,05 menunjukkan perbedaan bermakna† Kelompok I : kelompok dengan fungsi ginjal normal‡ Kelompok II : kelompok dengan gagal ginjal kronik

** C-G : Rumus Cockcroft Gault

Pusparini Cystatin C dan uji fungsi ginjal

Page 6: Cystatin C

Universa Medicina Vol.24 No.2

85

Nilai rujukan cystatin CHasil pemeriksaan kadar cystatin C pada

53 o rang dengan 22 l ak i - l ak i dan 31perempuan menunjukkan distribusi normal.Nilai rata-rata Cystatin C besarnya 0,85 ±

0,13 mg/dL dan rentang nilai rujukan yangdiperoleh adalah (0,59 - 1,11) mg/dL padaconfidence interval 5%. Nilai rujukan cystatinC didapat dari kelompok dengan fungsi ginjalnormal.

Gambar 2. Korelasi kadar cystatin C dengan klirens kreatinin pada kelompok fungsi ginjalnormal

Gambar 1. Korelasi kadar cystatin C dengan kadar kreatinin serum pada kelompok fungsiginjal normal

Page 7: Cystatin C

86

Korelasi cystatin C dengan kreatinin,klirens kreatinin dan klirens kreatininmenggunakan rumus Cokroft-Gault

Pada kelompok dengan fungsi ginjalnormal antara kadar cystatin C dan kadarkreatinin tidak didapatkan korelasi yang

bermakna (r=0,034, p=0,345, Gambar 1), jugaantara kadar cys ta t in C dengan k l i renskreatinin (r=0,14, p=0,265, Gambar 2) sertaantara kadar cys ta t in C dengan k l i renskreatinin menggunakan rumus Cockcroft danGault (r=0,14, p=0,313, Gambar 3).

Gambar 4. Korelasi kadar cystatin C dengan kadar kreatinin serum pada kelompok gagalginjal kronik

Gambar 3. Korelasi kadar cystatin C dengan klirens kreatinin dengan rumus Cockroft-Gaultpada kelompok fungsi ginjal Normal.

Pusparini Cystatin C dan uji fungsi ginjal

Page 8: Cystatin C

Universa Medicina Vol.24 No.2

87

Gambar 5. Korelasi kadar Cystatin C dengan klirens kreatinin pada kelompok gagal ginjalkronik.

Gambar 6. Korelasi kadar cystatin C dengan klirens kreatinin menggunakan rumusCockcroft-Gault pada kelompok gagal ginjal kronik.

Pada kelompok gagal ginjal kronikdidapatkan korelasi yang bermakna antara kadarcystatin C dengan kadar kreatinin (r=0,95,p=0,000, Gambar 4), kadar cystatin C dengan

klirens kreatinin (r=0,69, p=0,000, Gambar 5)dan antara kadar cystatin C dengan klirenskreatinin menggunakan rumus Cockcroft danGault (r=0,68, p=0,000, Gambar 6).

Page 9: Cystatin C

88

Pengelompokkan kadar cystatin C, kreatinindan klirens kreatinin menggunakan rumusCockcroft-Gault berdasarkan kl irenskreatinin

Pada pasien dengan gagal ginjal kronikpeningkatan kadar cystatin C lebih tinggidibandingkan peningkatan kadar kreatinindarah. Kadar kreatinin darah pada pasiendengan klirens kreatinin yang sudah rendahmasih menunjukkan hasil normal, kecualipasien dengan klirens kreatinin yang sangatrendah kadar kreatinin sudah menunjukkanhasil abnormal (Tabel 3).

Tabel 4 menunjukkan bahwa padakelompok kontrol yang tidak mengalami gagalginjal mempunyai kadar klirens kreatinin yangrendah, namun kadar kreatinin, cystatin C danklirens tidak menunjukkan adanya perbedaan.

PEMBAHASAN

Pemeriksaan langsung GFR sudahdiketahui dan diterima sebagai pemeriksaanterbaik untuk mengetahui fungsi ginjal.(4,8,18) Disisi lain metode yang akurat untuk mendeteksiGFR langsung seper t i k l i rens inul in ,penggunaan radioisotop atau iohexol terlalukompleks dan menyulitkan untuk dipakai padapraktek sehari-hari.(7,8,11,12)

Pada penggunaan sehari-hari petandaf i l t ras i endogen merupakan hal yangmemungkinkan karena lebih cepat dan mudahuntuk menentukan GFR. Petanda endogenuntuk GFR harus memenuhi kriteria antara lainzat tersebut harus berada dalam plasma dalamkondisi konstan, difiltrasi di glomerulus, tidakdireabsorbsi dan tidak disekresi oleh tubulus

Tabel 3. Nilai rata-rata dan standar deviasi kadar kreatinin, cystatin C dan klirens kreatininmenggunakan rumus Cockcroft-Gault berdasarkan pengelompokkan klirens kreatinin pada

kelompok gagal ginjal.

* C-G : Rumus Cockcroft dan Gault

* C – G : rumus Cockcroft dan Gault

Tabel 4. Nilai rata-rata dan deviasi standar kadar kreatinin, cystatin C dan klirens kreatinindengan rumus Cockcroft-Gault berdasarkan pengelompokkan klirens kreatinin pada

kelompok kontrol

Pusparini Cystatin C dan uji fungsi ginjal

Page 10: Cystatin C

Universa Medicina Vol.24 No.2

89

ginjal dan tidak ada eliminasi ekstra renal.Sampai saat ini belum ditemukan zat endogenyang ideal sebagai petanda GFR.(1,3,4,6)

Petanda endogen untuk estimasi GFRyang pa l ing se r ing dan pa l ing luaspenggunaannya adalah pengukuran kreatininserum saja atau dengan pengumpulan urin 24jam untuk mendapatkan klirens kreatinin.

Pada penelitian ini pada kelompok denganfungs i g in ja l normal d idapa tkan kadarkrea t in in se rum dan k l i r ens k rea t in indipengaruhi oleh jenis kelamin, umur dan IMT(Tabel 2). Hal ini disebabkan karena banyakfaktor yang mempengaruhi sensi t iv i tas ,spes i f i s i t as dan ke tepa tan pemer iksaankreatinin sebagai zat endogen untuk perkiraanGFR. Faktor tersebut antara lain pengaruhmassa otot pada produksi kreatinin, sehinggapada o rang us ia l an ju t kadar k rea t in incenderung rendah karena berkurangnya massaotot dan pada perempuan IMT-nya lebih kecild iband ingkan l ak i - l ak i seh ingga has i lkreatinin pada perempuan juga lebih rendah.GFR akan menurun sesuai dengan peningkatanusia seseorang. Penurunan GFR bervariasi,kira-kira 1 mL/menit/ tahun. Penggunaankrea t in in dan k l i r ens k rea t in in dapa tmenyebabkan terjadinya estimasi GFR yangberlebihan karena kadar kreatinin serum yangrendah pada usia lanjut.(8,9)

Kadar cystatin C tidak dipengaruhi olehumur, jenis kelamin dan IMT (Tabel 2). Halini sesuai dengan penelitian terdahulu(3) yangmenyebutkan cystatin C sebagai zat endogendi dalam tubuh yang memenuhi syarat sebagaizat endogen yang dapat digunakan untukestimasi GFR karena produksinya konstan,tidak dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin,proses inflamasi, panas dan massa tubuh.Pada kelompok dengan fungsi ginjal normaldapat dilihat bahwa makin tua umur penderita

tidak menunjukkan adanya peningkatan kadarcystatin C yang bermakna (Tabel 2). Hal inisediki t berbeda dengan penel i t ian yangmengatakan bahwa pada usia di atas 50 tahuncystatin C menunjukkan peningkatan yangbermakna. Pada penelitian ini ternyata kadarcystatin C yang normal tinggi bukan hanyaterdapat pada pasien dengan usia di atas 60tahun tetapi juga terdapat pada usia 30 dan40 tahun.(1-4,13)

Klirens kreatinin menggunakan rumusCockcroft dan Gault juga tidak dipengaruhioleh umur, jenis kelamin dan IMT. Hal inimungkin disebabkan pada rumus Cokcroft danGault ini sudah dimasukkan parameter umur,berat badan dan pada wanita dikoreksi dengan0,85.(1,6,8,9

Nilai rujukan cystatin C pada penelitianini berkisar 0,59 – 1,11 mg/dl. Nilai yangdidapat sedikit lebih tinggi daripada nilairujukan yang selama ini dipakai di negarabarat yaitu 0,5 – 0,96.(14)

Pada kelompok dengan fungsi ginjalnormal kadar cystatin C, kreatinin dan klirenskreatinin menggunakan rumus Cockcroft-Gault menunjukkan hasil dalam nilai rujukansedangkan klirens kreatinin menunjukkan hasilyang rendah. Hasil klirens kreatinin yangrendah pada kelompok kontrol menunjukkanbahwa te rdapa t kesa lahan pada p rosespenampungan urin selama 24 jam, mungkinada urin yang terbuang, pengumpulan sulitpada wanita karena anatomi saluran genitalpada wanita. Pengumpulan urin yang kurangbenar walaupun pasien sudah diberi tahumengenai prosedur penampungan yang benarmenyebabkan hasil klirens kreatinin tidakmewakili perkiraan GFR.(5,15) Pada pasienyang dirawat inap kemungkinan hasil klirenskreatinin lebih dapat menggambarkan kondisisebenarnya. Jadi dapat dilihat bahwa pada

Page 11: Cystatin C

90

kelompok dengan fungsi ginjal normal yangtidak dirawat di rumah sakit kadar cystatin Clebih dapat mewakili fungsi GFR.(5,15)

Pada kelompok gagal ginjal kronik tidakterlihat pengaruh jenis kelamin, umur dan IMTpada semua parameter yaitu kreatinin, klirenskreatinin, klirens kreatinin menggunakanrumus Cockroft-Gault dan cystatin C. Hal inidisebabkan karena beratnya penyakit padamasing-masing pasien tidak sama, sehinggatidak terlihat pengaruh jenis kelamin, umurdan IMT seperti pada dkelompok denganfungsi ginjal normal.

Pada Tabel 3 pada pasien gagal ginjalkronik peningkatan cystatin C lebih tinggidibandingkan peningkatan kreatinin darah.Kadar kreat inin darah pada 38% pasiendengan klirens kreatinin yang sudah rendahmasih menunjukkan hasil normal. Hal inidisebabkan karena kreatinin dipengaruhi olehmassa otot dan usia.(5,15) Jadi cystatin C dapatdigunakan sebagai parameter alternatif ujifungsi ginjal yang lebih menggambarkan GFRdar ipada penggunaan k l i rens krea t in in ,kreat in in serum dan penggunaan rumusCockcroft-Gault untuk menghitung GFR.

Penggunaan rumus Cockcroft dan Gaultuntuk menghitung klirens kreatinin padapasien dengan fungsi ginjal yang rendah yaitukurang dari 20 mL/menit dan antara 20-40mL/menit hasilnya mendekati nilai klirenskreatinin dengan pengukuran, sedangkan padapasien dengan fungsi ginjal >40 mL/menitpenggunaan rumus Cockcroft dan Gaultmenunjukkan hasil klirens yang lebih rendahd iband ingkan k l i r ens k rea t in in has i lpengukuran (Tabel 3). Hal ini menunjukkank l i rens k rea t in in menggunakan rumusCockcroft-Gault lebih mendekati hasil klirenskreatinin pada kondisi fungsi ginjal yangsudah sangat rendah .

Pada kelompok dengan fungsi ginjalnormal, tidak didapat korelasi antara cystatinC dengan kreatinin, klirens kreatinin dank l i rens k rea t in in menggunakan rumusCockcroft-Gault, sedangkan pada kelompokgagal ginjal kronik didapat korelasi yangbermakna natara cystatin dan ketiga parameterlainnya. Hal ini menggambarkan bahwa padapopulasi gagal ginjal kronik cystatin C baikdan dapat menggantikan pemeriksaan yanglain, sedangkan pada populasi normal cystatinC lebih unggul tidak dipengaruhi oleh faktorumur, jenis kelamin dan IMT serta faktorkesalahan penampungan urin mengingatprosedur preanal i t ik yang amat mudah.

KESIMPULAN

Penggunaan kreatinin serum saja ataudengan klirens kreatinin sebagai penanda GFRkurang dapat menggambar fungsi ginjalkarena sangat dipengaruhi oleh umur, jeniskelamin, IMT. Rumus Cockcroft dan Gaultuntuk menghitung klirens kreatinin kurangdapat menggambarkan GFR karena walaupuntidak memerlukan penampungan urin 24 jamtetapi masih tetap dipengaruhi oleh kadarkreatinin yang diperiksa.

Cystat in C dapat digunakan sebagaiparameter alternatif uji fungsi ginjal karenazat ini memenuhi syarat yang dianjurkansebagai uji baku emas zat endogen. Nilairujukan cystatin C pada penelitian ini adalah0,59 – 1,11 mg/dL.

SARAN

Perlunya sosialisasi mengenai parametercystatin C sebagai alternatif uji fungsi ginjald i ka langan k l in i s i seh ingga dapa tmenghasilkan pemeriksaan yang cepat, tepatdan akurat serta tidak menyulitkan pasien.

Pusparini Cystatin C dan uji fungsi ginjal

Page 12: Cystatin C

Universa Medicina Vol.24 No.2

91

Daftar Pustaka

1. Goldberg TH, Finkelstein MS. Difficulties inestimating glomerular filtration rate in theelderly. Arch Intern Med 1987; 147: 1430-3.

2. Dharnidharka VR, Kwon C, Stevens G. SerumCystatin C is superior to serum creatinine as amarker of kidney function: A meta analysis.Am J Kidney Dis 2002; 40: 221-6.

3. Swa SK. The search continues – an idealmarker of GFR. Clin Chem 1997; 43: 913-4.

4. Bostom AG, Dworkin LD. Cystatin Cmeasurement: improvement detection of milddecrements in glomerular filtration rate versuscreatinine based estimates? Am J Kidney Dis2000; 36: 205-7.

5. Oddozze C, Morange S, Portugal H, BerlandY, Dussol B. Cystatin C is not more sensitivethan creatinine for detecting early renalimpairment in patient with diabetes. Am JKidney Dis 2001; 38: 310-6.

6. Deinum J, Derkx FHM. Cystatin for estimationof glomerular filtration rate? Lancet 2000; 356:1624-5.

7. Woitas RP, Wagner BS, Flommersfeld S, PoegeU, Schiedermaier P, Klehr HU. Correlation ofserum concentration of cystatin C andcreatinine to inulin clearence in liver cirrhosis.Clin Chem 2000; 46: 712-5.

8. Levey AS, Bosch JP, Lewis JB, Greene T,Rogers N, Roth D, et al. A more accuratemethod to estimate glomerular filtration ratefrom serum creatinine: a new predictionequation. Ann Intern Med 1999; 130: 461-70.

9. Coresh J, Astor BC, Quillan G, Kusek J, GreeneT, Lente FV, et al. Calibration and randomvariation of the serum creatinine assay ascritical elements of using equations to estimateglomerular filtration rate. Am J Kidney Dis2002; 39: 920-9.

10. Keevil BG, Kilpatrick ES, Nichols SP, MaylorPW. Biological variation of cystatin C:implications for the assessment of glomerularfiltration rate. Clin Chem 1998; 44: 1535-9.

11. Finney H, Newman DJ, Gruber W, Merle P,Price CP. Initial evaluation of cystatin cmeasurement by particle enhancedimmunonephelometry on the Behringnephelometer systems. Clin Chem 1997; 43:1016-22.

12. Stabuc B, Vrhovec L, Silih MS, Cizej TE.Improved prediction of decreased creatinineclearence by serum cystatin c: use in cancerpatients before and during chemotherapy. ClinChem 2000; 46: 193-7.

13. Andersen JK, Schmidt C, Nordin G, AndersonB, Ehle PN, Lindstrom V, et al. Serum cystatinC, determined by a rapid, automated particleenhanced turbidimetric method, is a better thanserum creatinine for glomerular filtration rate.Clin Chem 1994; 40: 1921-6.

14. Meier P, Froidevaux C, Dayer E, Blanc E.Cystatin C concentration and glomerularfiltration rate. Lancet 2001; 357: 634-5.

15. Filser D, Ritzz E. Serum cystatin Cconcentration as a marker of renal dysfunctionin the elderly. Am J Kidney Dis 2001; 37: 79-83.