css referat hifema traumatika

Upload: rana-zara-athaya

Post on 08-Mar-2016

379 views

Category:

Documents


25 download

DESCRIPTION

CSS Referat Hifema Traumatika Bagian Mata Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Andalas di RSUPM Djamil Padang

TRANSCRIPT

Clinical Science SessionPENDEKATAN DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA PADA HIFEMA TRAUMATIKA

Disusun oleh:Isnainia Azarine Khairul1110312014

Ridho Pratama

1110312086

Deo Cerlova Milano

1110312145

Preseptor :dr. Rinda Wati, Sp.M

BAGIAN ILMU KESEHATAN MATA RSUP DR M.DJAMIL PADANG

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS

2015

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangHifema merupakan penumpukan darah pada rongga bilik depan mata akibat pecahnya pembuluh darah iris dan badan siliar, biasanya disebabkan oleh trauma tumpul pada mata. Hifema yang terjadi akibat trauma merupakan salah satu tantangan sendiri bagi dokter, karena gambaran klinis hifema yang minimal bisa saja sudah menggambarkan kerusakan mayor pada jaringan dan sistem vaskular intra okular.1 Kerusakan segmen anterior akibat hifema traumatika yang biasanya terjadi adalah adanya resesi sudut mata, yaitu terpisahnya otot longitudinal dan sirkular dari badan siliari. Hal ini terjadi lebih dari 50% penderita hifema traumatika. Semakin tinggi resisi sudut mata, terutama lebih dari 1800 berkaitan dengan risiko terjadinya glaukoma sekunder. Resesi sudut mata itu sendirinya bukan merupakan penyebab dari glaukoma sekunder, namun sebagai tanda bahwa terjadinya kerusakan permanen pada anyaman trabekular yang akan menyebabkan peningkatan tekanan intra okuler secara kronik. Peningkatan tekanan intra okular dapat menyebabkan komplikasi lain seperti kerusakan nervus optikus, perdarahan berulang (sekunder), dan corneal blood staining.2Meskipun kondisi hifema sering ditemukan, namun protokol penanganan hifema belum sepenuhnya dipahami. Penanganan konservatif meliputi istirahat, elevasi kepala, melindungi mata, dan medikamentosa seperti steroid, anti fibrinolitik, sikloplegik, miotik, dan aspirin, namun belum ada bukti benefit dari penanganan ini. Selain itu konsensus mengenai penanganan dan strategi follow up untuk mencegah kehilangan lapangan pandang sebagai kompensasi dari hifema juga masih terbatas. Terbatasnya pengetahuan mengenai terapi yang ideal, potensi untuk terjadi perdarahan sekunder, dan komplikasi lain seperti dapat mengancam mata yang awalnya memiliki prognosis baik menjadi masalah dengan terapi yang kompleks dan komplikasi yang buruk. Untuk itu pemahaman mengenai diagnosis dan tatalaksa yang tepat dibutuhkan untuk menurunkan morbiditas dari penyakit ini. 1,31.2 Batasan MasalahBatasan masalah pada referat ini adalah mengenai pengertian, epidimiologi, etiologi, klasifikasi, patofisiologi, diagnosis, diagnosis banding, tatalaksana, komplikasi dan prognosis dari hifema traumatika.

1.3 Tujuan PenulisanTujuan penulisan referat ini adalah untuk menambah pengetahuan mengenai pengertian, epidimiologi, etiologi, klasifikasi, patofisiologi, diagnosis, diagnosis banding, tatalaksana, komplikasi dan prognosis dari hifema traumatika.1.4 Metode PenulisanMetode penulisan referat ini adalah menggunakan tinjauan pustaka dari berbagai literatur.BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian

Hifema adalah penumpukan darah di dalam bilik mata depan akibat robeknya pembuluh darah iris dan badan silia. Hifema traumatika adalah hifema yang disebabkan oleh trauma tumpul. Hifema traumatika adalah hifema yang paling sering ditemukan dibandingkan hifema dengan penyebab lain..12.2 Anatomi Bilik Mata DepanSecara anatomis, mata dapat dibagi menjadi 3 kompartemen yaitu bilik mata depan, bilik mata belakang, dan ruang vitreous. Bilik mata depan adalah ruang di antara iris dan kornea yang berisi cairan aqueous. Kedalaman ruang tersebut sekitar 3 mm dan volume sekitar 200 uL. Bilik mata belakang adalah ruang yang terletak posterior terhadap iris dan anterior terhadap lensa. Ruangan ini juga berisi cairan aqueos dengan volume sekitar 60 uL. Kompartemen terbesar adalah ruang vitreos, dengan ukuran lebih dari dua per-tiga volume mata (5-6 ml) yang berisi cairan vitreous. Voluma rata-rata mata orang dewasa adalah 6,7-7 ml.4

Gambar 2.1 Potongan sagital dari mata.4Bilik mata depan di anterior berbatas dengan kornea dan di posterior berbatas dengan diafragma iris dan pupil. Pada bilik mata depan terdapat sudut bilik mata depan yang terdiri dari 5 struktur yaitu garis Schwalbe, kanalis schlemm dan anyaman trabekula, scleral spur, batas anterior badan siliar, dan iris. Kedalaman bilik mata depan bervariasi, bilik mata depan lebih dalam pada aphakia, pseudophakia, dan miopio, lebih dangkal pada hipermetropia.4

Gambar 2.2 Gambaran sudut bilik mata depan (Keterangan : C = cornea, CB = ciliary body, I = iris, IP = iris process, S = sclera, SC = schlemm canal, SL = Schwalbe line, SS = scleral spur, TM = trabecular meshwork, Z = zonular fibers).4Bilik mata depan berisi cairan aquoes yang di produksi oleh epitel badan siliar pada di bilik mata belakang. Cairan aquous merupakan sumber utama nutrisi bagi lensa dan kornea, serta menjadi rute untuk membuang zat sisa.Volume cairan aquous pada orang dewasa adalah sekitar 250 uL dengan kecepatan produksi sekitar 2,5 uL/menit.Komposisi dari cairan aquous dapat dilihat pada tabel berikut : 4,5Komposisi (mmol/kg H2O)

Na+

Cl-

HCO3-

Askorbat

Glukosa163

134

20

1.06

3

Tabel 2.1 Komposisi cairan aquous.4

Cairan aquous diproduksi oleh korpus siliaris. Ultrafiltrat plasma yang dihasilkan di stroma prosesus siliaris dimodifikasi oleh fungsi sawar dan prosesus sekretorius epitel siliaris. Setelah masuk ke bilik mata belakang, cairan aquous mengalir melalui pupil ke bilik mata depan, lalu menuju anyaman trabekula. Pada periode ini terjadi pertukaran komponen dengan darah pada pembuluh darah iris.5

Gambar 2.3 Stuktur bilik mata depan. Tanda panah menunjukkan aliran cairan aquous.5Anyaman trabecular terdiri dari jaringan kolagen dan elastic yang dibungkus oleh sel-sel trabukular, membentuk suatu saringan dengan pori-pori yang semakin mengecil sewaktu mendekati kanalis schlemm. Kontraksi otot siliaris melalui insersinya ke dalam anyaman trabekuler memperbesar pori-pori pada anyaman tersebut sehingga kecepatan drainase cairan aquous meningkat. Saluran eferen dari kanalis schlemm (Sekitar 30 saluran pengumpul dan 12 vena aquous) menyalurkan cairan ke sistem vena. Sejumlah kecil cairan aquous keluar dari mata antara berkas oto siliaris, ke ruangan suprakoroid, dan ke dalam sistem vena korpus siliaris (Aliran uveoskleral).5Pemasok arteri utama pada mata dan bagian-bagiannya berasal dari arteri ophtalmica, yaitu cabang pertama arteri carotis interna bagian intracranial. Cabang ini berjalan di bawah nervus optikus melalui kanalis optikus menuju orbita. Cabang intra orbital pertama adalah arteri centralis retina yang memasuki nervus optikus 8-15 mm di belakang bola mata. Cabang arteri lainnya adalah arteri lacrimali syang mendarahi glandula lakrimalis dan kelopak mata, cabang-cabang maskularis ke berbagai otot orbita, arteri siliaris posterior longus dan brevis, arteri palpebralis media ke kedua kelopak mata, dan ateri supra orbitalis serta supratrochlearis. Arteri siliaris posterior brevis mendarahi koroid dan bagian nervus optikus. Arteri ciliaris posterior longus mendarahi korpus siliaris, bersama arteri siliaris anterior membentuk circulus anterior major iris. Arteri siliaris anterior berasal dari cabang-cabang maskularis dan menuju ke musculus recti. Arteri ini memasok darah ke sklera, episklera, limbus, dan konjungtiva.5

Gambar 2.4 Sistem perdarahan mata.5

Gambar 2.5 Sistem perdarahan pada bilik mata depan.52.3 Epidemiologi

Insiden hifema akibat berbagai penyebab dilaporkan sekitar 17 kasus per 100.000 penduduk pertahunnya. Hifema sering terjadi pada laki-laki (75-78%) dengan rata-rata usia 15,5 18,2 tahun. Studi dari 238 pasien dengan hifema traumatika didapatkan penyebab terbanyak adalah lemparan batu, paling sering terjadi akibat kekerasan di luar rumah (43%) dan insiden di rumah (33%). Pada anak, kerabat dan teman yang umumnya bertanggung jawab terhadap trauma, sedangkan pada dewasa umumnya terjadi karena kecelakaan. 2Penyebab trauma tersering lainnya adalah olahraga, studi lain menunjukkan 60% hifema traumatika disebabkan karena insiden pada olahraga. Trauma akibat lemparan bola dapat terjadi pada olahraga baseball, softball, bola basket, sepak bola, dan paint ball. Sedangkan trauma akibat tongkat dapat terjadi pada hockey, squash, dan racquet ball.22.4 Etiologi dan KlasifikasiBerdasarkan penyebabnya hifema dapat dibagi menjadi 4 yaitu :

1. Hifema traumatika

Hifema traumatika disebabkan oleh trauma tumpul, baik disengaja maupun tidak disengaja. Benda-benda yang dapat menimbulkan trauma misalnya bola, batu, peluru air gun, bola sepak, bahkan durian. Dengan meningkatnya kejadian child abuse, trauma akibat pukulan tangan dan ikat pinggang juga ditemukan sebagai penyebab hifema.1

Gambar 2.6 Mekanisme trauma tumpul pada hifema. 3Gambar di atas menunjukkan mekanisme trauma tumpul pada hifema. Gaya yang dihasilkan oleh trauma akan mendorong iris dan lensa ke posterior dan sklera terdesak ke zona ekuator. Proses ini akan menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah iris dan badan siliar anterior.62. Hifema spontan

Hifema spontan terjadi sebagai manifestasi sekunder dari neovaskularisasi (misalnya diabetes melitius, ischemia, ada sikatrik), neoplasma pada mata (misalnya retinoblastoma, medulloepithelioma), atau anomali vaskuler (juvenile xanthogranuloma).13. Hifema akibat operasi

Hifema tipe merupakan komplikasi dari prosedur operasi intra okular yang dapat muncul intra maupun post operasi. Penatalaksaan hifema tipe ini sama dengan hifema traumatika.1Berdasarkan onset munculnya perdarahan, hifema akibat operasi bisa dibagi menjadi 3 yaitu :

1. Perdarahan intra operasi

Perdarahan dari badan siliar dan iris dapat muncul pada operasi iredektomi, eksraksi katarak, dan kanaloplasti. 1

2. Perdarahan post operasi onset dini

Perdarahan dengan onset dini muncul ketika pembuluh darah yang rusak akibat trauma pada awalnya spasme lalu berdilatasi. 13. Perdarahan post operasi onset terlambat

Perdarahan dengan onset terlambat dapat berasal dari pertumbuhan pembuluh darah baru pada kerusakan kornea-sklera atau lensa intra okular yang menyebabkan erosi iris kronik. 14. Hifema berkaitan dengan obat

Hifema yang terjadi akibat penggunaan obat-obatan anti platelet, misalnya aspirin dan warfarin.25. Hifema idiopatik

Hifema idiopatik terjadi spontan tanpa penyebab pasti, namun kasus ini jarang ditemukan.1Standarization of Uveitis Nomenclature (SUN) mengklasikasikan hifema berdasarkan jumlah perdarahan, klasifikasi tersebut dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 2.7 Klasifikasi hifema menurut jumlah perdarahan.72.5 Patofisiologi2.6 Diagnosis

2.7 Diagnosis Banding

2.8 Tatalaksana

2.9 Komplikasi dan PrognosisDAFTAR PUSTAKA

1. Nash DL. Hyphema [Online]; 17 November 2015. Tersedia di http://emedicine.medscape.com/article/1190165-overview [Diakses pada 11 Desember 2015].2. Lenihan P, Hitchmoth D. Traumatic Hyphema: A Teaching Case Report. Optimetric Education 2014. 39;3.3. Bansal S, Gunasekeran DV, Ang B, Lee J, Khandelwal R, Sullivan P, Agrawal R, Controversies in the pathophysiology and management of hyphema, Survey of Ophthalmology; 2015.4. American Academy of Ophthalmology. Fundamentals and Basic Principles of Ophthalmology : Basic and Clinical Science Course Section 2. San Francisco : American Academy of Ophthalmology; 2014. 5. Riordan-Eva P, Whitcher J. Vaughan and Asbury General Ophthalmology 17th Edition. Philadelphia: McGraw-Hill Companies; 2007.6. American Academy of Ophthalmology. External Disease and Cornea : Basic and Clinical Science Course Section 8. San Francisco : American Academy of Ophthalmology; 2014.7. American Academy of Ophthalmology. Hyphema Grading System [Online]. Tersedia di http://www.aao.org/image/hyphema-grading-system-2 [Diakses pada 11 Desember 2015].10