css hernia mila muti fix
DESCRIPTION
fkTRANSCRIPT
TOPIC LIST
HERNIA
Pembimbing:
dr. Nangti Komarudin,Sp.B,FInaCS
Disusun oleh:
Mutiara Ratry Purwati
Fitri Milasari
KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU BEDAH
RSUD R. SYAMSUDIN SH SUKABUMI
2015
TINJAUAN PUSTAKA
HERNIA
ANATOMI ABDOMINAL WALL
Abdominal wall terbagi menjadi anterior wall, right & left lateral wall, (flanks),
dan posterior wall. Karena terdapat struktur di lateral wall yang juga berada di
posterior wall (saraf dan otot) maka para anatomis menggabungkan keduanya
menjadi anterlateral wall.
Dinding abdomen terdiri dari skin, subcuntaneous tissue (superficial fascia) yang
terdiri dari jaringan lemak, muscle, deep fascia, emdoabdominal fascia / fat, dan
parietal peritoneum. Skin menempel tidak kuat (longgar) ke subcutaneous tissue
kecuali di bagian umbilicus yang menempel dengan kuat. Bagian terbesar dari
dinding abdomen ialah musculotendineous.
Kebanyakan anterolateral abdominal wall terdiri dari tiga musculotendinous layer
yang memiliki fiber berbeda. Strukturnya sama dengan intercostal space dalam
thorax.
Anterolateral abdominal wall memanjang dari thoracic cage ke pelvis. Ia dibatasi
oleh :
- superior : ribs ke 7 sampai 10 serta xyphoid process of the sternum
- inferior : inguinal ligament & pelvic bone
FASCIA OF THE ABDOMINAL WALL
Subcutaneous (fascia) tissue mengandung sejumlah lemak. Di bagian inferior
dinding, subcutaneous tissue terdiri dari dua lapis:
- fatty (superficial) layer (Camper’s fascia)
- membranous (deep) layer (Scarpa’s fascia)
Lapisan-lapisan anterolateral abdominal wall (dari luar) :
skin
fatty (Camper’s fascia)
membranous (Scarpa’s fascia)
deep fascia
external oblique muscle
deep fascia
internal oblique muscle
deep fascia
transverse abdominal muscle
transversalis fascia
endoabdominal (extraperitoneal) fat
parietal peritoneum
MUSCLES OF THE ANTEROLATERAL ABDOMINAL WALL
Ada lima otot di anterolateral abdominal wall, yaitu tiga otot yang flat dan dua
otot yang vertical. Tiga yang flat :
external oblique (superficial muscle yang muncul dari middle & lower
rib)
internal oblique (intermediate muscle yang fiber nya berjalan secara
horizontal di anetrior superior iliac spine lalu menyilang naik &
turun)
transverse abdominal (innnermost muscle)
Tiga otot tersebut berakhir pada aponeurosis di anterior.
Aponeurosis ini bersatu membentuk tendinous sheath dari rectus muscle yang
disebut dengan rectus sheath. Struktur lain yang terdapat dalam rectus sheath yaitu
superior & inferior epigastric arteries & veins, lymphatic vessels, dan ventral primary
rami of T7-T12 nerves .
Sedangkan dua otot yang vertical ialah:
rectus abdominis
pyramidalis : small triangle muscle, tidak ada pada 20% manusia.
Anterior terhadap bagian inferior rectuus abdominis & menempel ke
permukaan anterior pubis & anterior pubic ligament. Berakhir di linea
alba (fibrous band yang ada di superior pubic symphysis)
External Oblique Muscle
merupakan otot paling besar dan paling superficial dari ke 3 buah otot
aabdominal yang flat
muscle fiber berjalan secara inferomedial, sedangkan aponeurotic nya kira-
kira di midclavicular line & membentuk sheeth of tendinous fibers yang
menyilang di linea alba
medial terhadap pubic tubercle, aponeurosis nya menempel ke pubic crest
(gambar Moore hal.181 b). Tepi inferior aponeurosis nya tebal dan melipat ke
belakang membentuk inguinal ligamanent (fibrous band yang memanjang di
antara anterior superior iliac spine & pubic tubercle). Beberapa fiber inguinal
ligament menyilang di linea alba & bersatu dengan lower fibers of the
controlateral aponeurosis. Fibers ini membentuk reflected inguinal liogament.
Internal Oblique Muscle
aponeurosis nya berada di midclavicular line & membentuk rectus sheath
inferior aponeurosis melengkung di sepanjang spermatic cord & melewati
inguinal canal
fibernya turun ke posterior ke superficial inguinal ring (gambar moore
hal.182) & menempel ke pubic crest & pecten pubis (sambungan supeior
pubic ramus)
aponeurosis fiber nya menyatu dengan aponeurosis fiber transverse abdominal
muscle sehingga membentuk conjoint tendon
di antara internal oblique muscle dan transverse abdominal muscle terdapat
neurovascular plane yang berisi:
thoracoabdominal nerve, anterior abdominal (cutaneus) branches of
ventral primary rami (intercostal nerves) of T7-T11
Subcostal nerve, the large ventral ramus of T12 nerve
Iliohypogastric & ilioinguinal nerves, branches of the ventral ramus of L1
nerve
Inferior intercostal, subcostal & lumbar arteries
Deep circumflex iliac artery, a branch of the external iliac artery
Transverse Abdominal Muscle
Fibernya kebanyakan berjalan secara transversomedial kecuali di inferior nya
yang parallel dengan internal oblique muscle.
Rectus Abdominal Muscle
Otot panjang yang kuat yang merupakan vertical muscle di anterior abdominal
wall
Ada sepasang yaitu kanan & kiri, keduanya dipisahkan oleh linea alba
Luas & tipis di superior, dan menyempit serta menebal di inferior
Rectus muscle menempel ke lapisan anterior rectus sheath pada tiga atau lebih
tendinous intersections (ditandai dengan celah dalam kulit di antara rectus
muscle yang menggembung)
Intersections ini biasanya ada setinggi xiphoid process, umbilicus, dan di
tengah struktur tersebut
Memiliki rectus sheath yang kuat, terdiri dari fibrous rectus abdominis dan
pyramidalis muscle dan dibnetuk oleh aponeurosis abdominal muscle.
Rectus sheath mempunyai :
a. Anterior layer
2/3 superior dari aponeurosis internal oblique terbagi menjadi dua
layer (disebut juga laminae) di tepi lateral rectus abdominis. Satu
lamina melewati anterior rectus abdominal muscle (disebut anterior
laminae of the internal oblique aponeurosis), dan satu lagi melewati
posteriornya (disebut posterior laminae of the internal oblique
aponeurosis).
Anterior layer dari rectus sheath ini terdiri dari aponeurosis external
oblique dan anterior lamina nya aponeurosis internal oblique
b. Posterior layer
Terdiri dari posterior lamina of the internal oblique aponeurosis dan
transverse abdominal aponeurosis
c. Crescentic line (arcuate line)
Yang menandai transisi antara aponeurotic posterior wall of the rectus
sheath yang membungkus ¾ superior rectus abdominis muscle, dan
transversalis fascia yang membungkus ¼ inferior nya.
Function & Actions of the Anterolateral Abdominal Wall
1. Men-support struktur anterolateral abdominal wall
2. Melindungi abdominal viscera dari injury
3. Menekan abdominal contents
4. Menjaga tekanan intra-abdominal, menahan diaphragma, dan berperan dalam
expirasi
5. Menggerakan trunkus dan menjaga postur tubuh
Nerves of the Anterolateral Abdominal Wall
Kulit dan otot di anterolateral abdominal wall disuplai oleh :
1. Thoracoabdominal (yang membentuk inferior intercostal) nerves, yaitu
anterior abdominal (cutaneous) cabang dari ventral primary rami of the
inferior six thoracic nerves (T7 sampai T11)
2. Subcostal nerves (T12)
3. Iliohypogastric & ilioinguinal nerves (L1)
4. T7 sampai T9 mensuplai kulit superior dari umbilicus
5. T10 menginervasi kulit di sekeliling umbilicus
6. T11 dan cutaneous cabang subcostal (T12), iliohypogastric, dan ilioinguinal
(L1), mensuplai kulit inferior dari umbilicus
Vessels of the Anterolateral Abdominal Wall
1. Superior epigastric dari internal thoracic vessels
2. Inferior epigastric dan deep circumflex dari external iliac vessels
3. Superficial circumflex iliacs dan superficial epigastrics dari femoral artery dan
greater saphenous vein
4. Anterior & collateral cabang posterior intercostal vessels di intercostal space
ke 10 & 11, dan dari anterior cabang subcostal vessels
5. Cabang dari musculophrenic vessels dari internal thoracic vessel
Lymphatic Drainage of the Anterolateral Abdominal Wall
1. Superficial lymphatic vessels bersama dengan subcutaneous vein. Terbagi
menjadi dua, yaitu superficial lymphatic vessels yang superior terhadap
umbilicus yang akan men-drainase axillary lymph nodes dan beberapa ke
parasternal lymph nodes; serta superficial lymphatic vessels yang inferior
terhadap umbilicus yang akan men-drainase ke superficial inguinal lymph
nodes.
2. Deep lymphatic vessels bersama dengan deep veins & men-drainase ke
external iliac, common iliac, dan lumbar (lateral aortic) lymph nodes.
INGUINAL REGION
Inguinal region (groin / lipatan) adalah area yang penting dalam pembedahan
karena ia merupakan tempat inguinal hernia yang terjadi baik pada wanita maupun
pria (namun lebih sering pada pria).
Inguinal region merupakan area terlemah di abgian inferior dari anterolateral
abdominal wall terutama pada laki-laki, karena spermatic cord melewati struktur
inguinal canal.
INGUINAL CANAL
Pada orang dewasa bentuknya oblique, dengan panjang 4 cm. Inguinal canal
merupakan vaginal processes yang berkembang dari kantung peritoneum.
Struktur yang melewati inguinal canal ialah spermatic cord (pada laki-laki) &
round ligament of the uterus (pada wanita). Selain itu juga terdapat blood vessel &
lymphatic vessel serta ilioinguinal nerve (baik pada laki-laki maupun wanita).
Inguinal canal memiliki pembukaan / lubang (opening) di setiap ujungnya,
yaitu deep (internal) inguinal ring dan superficial (external) inguinal ring.
Deep (internal) inguinal ring
Merupakan jalan masuk ke inguinal canal
Berada di transversalis fascia, sekitar 1,25 cm superior terhadap
middle of the inguinal ligament & lateral terhadap inferior epigastric
artery
Berawal dari evaginasi di transversalis fascia, lalu membentuk
pembukaan / opening (seperti jalan masuk ke gua)
Transversalis fascia menyambung ke canal, membentuk internal fascia
dari struktur yang menyilang canal
Tempat lewatnya ductus deferens / vas deferens serta gonadal vessel
(pada laki-laki) atau round ligament of the uterus (pada wanita)
Superficial (external) inguinal ring
Slitlike opening (pembukaan yang membelah) antara diagonal fibers
dari aponeurosis external oblique
Terletak di superolateral terhadap pubic tubercle
Tempat lewatnya spermatic cord (pada laki-laki) dan round ligament
of the uterus (pada wanita) yang muncul dari inguinal canal
Tepi lateral dan medial superficial ring dibentuk oleh celah / belahan
(split) di aponeurosis yang disebut dengan crura
Terdapat dua macam crura, yaitu lateral crus (yang menempel ke
pubic tubercle) dan medial crus (yang menempel ke pubic crest)
Terdapat intercrural fibers yang muncul dari inguinal ligament, di
lateral terhadap superficial ring arch. Fibers ini berfungsi untuk
mencegah kedua buah crura melebar (menjaga celah dalam
aponeurosis tersebut dari expansi)
Inguinal canal memiliki dua dinding (yaitu anterior wall dan posterior wall), roof
(atap), serta floor (lantai).
a. Anterior wall, dibentuk oleh aponeurosis external oblique & bagian
lateral dinding yang diperkuat oleh fibers internal oblique
b. Posterior wall, dibentuk oleh transversalis fascia dengan bagian
medial dinding yang diperkuat oleh conjoint tendon (inguinal falx,
telah dijelaskan di bab anterolateral abdominal wall), yaitu gabungan
aponeurosis internal oblique & transverse abdominal yang menempel
ke pubic menjadi sebuah common tendon
c. Roof, dibentuk oleh lengkungan fibers internal oblique & transverse
abdominal muscle
d. Floor, dibentuk oleh permukaan superior dari in-curving inguinal
ligament yang membentuk celah dangkal. Diperkuat di bagian medial
dindingnya oleh lacunar ligament ke pectoral line nya pecten pubis
(sambungan supeior pubic ramus)
Sebenarnya terdapat struktur lain yang juga berperan dalam membentuk dinding
posterior inguinal canal yaitu iliopubic tract. Iliopubic tract (deep crural arch)
merupakan tepi inferior yang tebal dari transversalis fascia yang tampak sebagai
fibrous band yang berjalan parallel & posterior (deep) terhadap inguinal ligament.
Iliopubic tract hanya tampak ketika region inguinal dilihat dari aspek internalnya. Ia
berfungsi sebagai jembatan external iliofemoral vessels dari iliopectineal arch ke
superior pubic ramus. Iliopubic tract membatasi tepi inferior deep inguinal ring dan
tepi superomedial dari femoral canal (yang berisi femoral vessels).
Terdapat suatu struktur yang disebut dengan inguinal (Hesselbach) triangle yang
berada di antara inferior epigastric artery, rectus abdominis muscle, dan inguinal
ligament.
HERNIA
DEFINISI
Protrusi dari suatu organ/jaringan sepanjang yang menutupinya dan diluar
cavitas tubuh normalnya
. Type Hernia dari dinding abdominal
Inguinal abdominal wall
o Indirect
o Direct
o Femoral
Anterior abdominal wall
o Umbilikal
o Epigastrik
o Spigelian
o Supravesikal
Pelvic
o Obturator
o Sciatic
o Perineal
Lumbar
o Superior lumbar triangle (grynfelt)
o Inferior lumbar triangle (Petit)
Gambar 16
Definisi hernia secara umum adalah:
• Protrusi atau penonjolan isi suatu rongga bersangkutan. Pada hernia abdomen,
isi perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari lapisan muskulo-
aponeurotik dinding perut.
• Penonjolan viskus melalui suatu celah pada dinding rongga dimana viskus
tersebut terletak.
Hernia terdiri dari cincin, kantong, dan isi hernia.
Hernia diberi nama menurut letaknya misalnya diafragma, inguinal, umbilikal dan
femoralis.
Epidemiologi
Pada anak-anak:
10 – 20/ 1000 kelahiran hidup
Laki-laki : perempuan = 4: 1
Mayoritas indirecta, directa <1%
Bayi prematur 7 – 10 %
Pada dewasa:
Angka kejadian = 10 – 15%
Rasio laki-laki : perempuan = 12 : 1
Pada usia 25 – 40 th = 5 – 8%
Pada usia ≥ 75 tahun = ≥ 45%
Etiologi
Masih kontroversial
Terbagi menjadi 2, yaitu: Kongenital dan Didapat
Tiga faktor penting:
o adanya “performed sac”
o peninggian tekanan intra-abdomen yang berulang
o melemahnya otot dan jaringan seiring dengan waktu
Hernia menurut lokasi kantungnya dibagi menjadi:
1. Eksterna à kantung menonjol keluar dari dinding abdomen
2. Interparietal à terletak pada dinding abdomen
3. Interna à bila kantungnya terdapat di dalam rongga visceral
JENIS HERNIA
Berdasarkan terjadinya → hernia bawaan dan hernia dapatan. Hernia diberi nama
menurut letaknya, misal inguinal, umbilikal atau femoral.
Menurut sifatnya, hernia reponibel → isi hernia dapat keluar masuk. Usus keluar
jika berdiri atau mengedan dan masuk jika berbaring atau didorong masuk → tidak
ada keluhan nyeri atau gejala obstruksi usus. Ireponibel → isi kantong hernia tidak
dapat dikembalikan kedalam rongga → biasanya disebabkan oleh perlengketan isi
kantong pada peritoneum kantong hernia → hernia akreta. Tidak ada keluhan nyeri
ataupun tanda sumbatan usus.
Bila isi hernia terjepit oleh cincin hernia → h.inkerserata/strangulata → isi
kantong terperangkap, tidak dapat kembali kerongga perut disertai akibatnya berupa
gangguan pasase/vaskularisasi.
Secara klinis, h.inkarserata dimaksudkan untuk h.ireponibel dengan gangguan
pasase sedangkan gangguan vaskularisasi → hernia strangulata.
Bentuk Hernia:
1. Inguinalis Lateralis à Pintu hernia terletak lateral dari Vasa epigastrica
inferior = Inguinalis Indirecta
2. Inguinalis Medialis à Pintu hernia terletak medial dari Vasa epigastrica
inferior = Inguinalis Directa
3. Hernia inkarserata → operasi terbanyak nomor dua setelah opersai darurat
untuk apendisitis. Selain itu hernia inkarserata merupakan penyebab obstruksi
usus nomor satu di Indonesia.
4. Hernia Richter à mengalami strangulasi hanya sebagian dinding usus,
biasanya pasase usus masih ada. Mungkin terganggu karena usus terlipat
sehingga disertai obstruksi usus.
5. Hernia spiegel muncul melalui tempat lemah diantara tepi lateral m.rektus
abdominis dengan linea semisirkularis à jarang terjadi
6. Hernia lumbalis menempati dinding perut bagian lateral, contohnya hernia
sikatyrik pada bekas luka operasi ginjal.Hernia sikatriks atau hernia insisional
terjadi pada bekas luka laparotomi.
7. Bentuk hernia yang lain yang jarang dijumpai ialah hernia obturatia, dan
hernia diafragmatika melalui foramen bochdalek di diafragma. Hernia littre
adalah hernia dengan divertikulum Meckel sebagai isi kantong hernia.
8. Hernia Umbilikalis à Hernia kongenital umbilikus yang hanya ditutup
peritoneum dan kulit. Dengan gambaran klinik penonjolan yang mengandung
isi rongga perut yang masuk melalui cairan umbilikus akibat peninggian
tekanan intraabdomen.
9. Hernia Para Umbilikalis à Merupakan hernia melalui suatu celah di garis
tengah di tepi kranial umbilikus, jarang terjadi di tepi kaudalnya. Penutupan
secara spontan jarang terjadi sehingga umumnya diperlukan operasi koreksi.
Klasifikasi
Menurut Nyhus :
1. Tipe 1 = HIL dengan ukuran cincin interna yang normal
2. Tipe 2 = HIL dengan ukuran cincin interna yang melebar
3. Tipe 3A = HIM dengan kelemahan dinding posterior
4. Tipe 3B = HIL dengan kelemahan dinding posterior
5. Tipe 3C = Hernia femoralis
6. Tipe 4 = Hernia rekurens
PATOGENESIS
Tiga faktor penting yang saling mempengaruhi yaitu patent processus
vaginalis
Peningkatan tekanan intra abdomen yang berulang, Kelemahan otot dan jaringan
ikat daerah abdomen. Processus vaginalis patent Dianggap sebagai causa primer
hernia inguinalis pada bayi, anak-anak , maupun dewasa. Penelitian Post mortem
oleh Jan dan Surana à 20-30% orang dewasa memiliki processus vaginalis patent
tanpa hernia sepanjang hidupnya .
Peningkatan tekanan intra abdomen kronis/ akut Aktivitas fisik yang
berlebihan yang disebabkan karena Konstipasi,Batuk kronis ,Gangguan berkemih
obstruktif dan Kehamilan multipel . Kelemahan otot dan jaringan ikat abdomen
yang dapat disebabkan karena Atrofi karena proses penuaan ,Kurang olah
raga,Kehamilan multipel ,Penyakit-penyakit kronis yang menyebabkan
kelemahan umum dan penyakit kelainan sintesa kolagen
Hernia inguinalis
Hernia inguinalis dapat terjadi karena anomali kongenital atau karena sebab yang
didapat. Hernia dapat dijumpai pada setiap usia, Lebih banyak terjadi pada pria
ketimbang wanita
Pada orang sehat ada tiga mekanisme yang dapat mencegah terjadinyahernia
inguinalis:
1. kanalis inguinalis yang berjalan miring
2. struktur m.oblikus internus abdominis yang menutup anulis internus
ketika kontraksi
3. fasia transversa yang cukup kuat menutupi trigonum Hasselbach
Faktor yang diperkirakan kausal hernia inguinalis:
1. Prosesus vaginalis yang terbuka
2. peninggian tekanan di dalam rongga perut
3. kelemahan otot dinding perut karena usia
Tipe inguinal hernia :
Hernia inguinalis media:
Nama lain hernia direk. Hernia ini hampir selalu disebabkan oleh faktor
peninggian tekanan intra abdominal kronik dan kelemahan otot dinding di
trigonum Hasselbach. Oleh karena itu umumnya terjadi bilateral, khususnya
pada pria tua. Hernia ini jarang bahkan tidak pernah terjadi inkarserata atau
stranggulata.
Hernia inguinalis lateralis:
Disebut lateralis karena menonjol dari perut lateral pembuluh epigastrika
inferior. Nama lainnya adalah hernia indirek. Disebut indirek karena keluar
melalui dua pintu dan saluran yaitu anulus dan kanalis inguinalis. Pada
pemeriksaan hernia lateralis, akan tampak tonjolan berbentuk lonjong.
Pada bayi dan anak, hernia lateralis disebabkan oleh kelainan bawaan berupa
tidak menutupnya prosessus vaginalis peritoneum sebagai akibat penurunan
testis ke skrotum. Hernia ini dapat terjadi bilateral, sebelah kanan isi hernia
biasanya terdiri dari caecum dan sebagian colon ascenden, sebelah kiri terdiri
dari sebagian colon descenden.
PEMERIKSAAN FISIK
Inspeksi:
Hernia ingunalis lateralis à berbentuk ellips, tidak mudah tereduksi,
terkadang mencapai skrotum.
Hernia inguinalis medialis à bentuk sirkular, simetris, terletak dekat cincin
externa. (Trigonum Hasselbach
Physical Examination
Penilaian :
• Position
• Temperature
• Pain
• Size
• Shape
• Tensile strength
• Composition (solid, gas, liquid)
• Changes with cough
Palpasi
Tes Kompresi:
Jari pemeriksa menutup cincin interna dan penderita diminta melakukan manuver
valsalva:
1. Tidak ada penonjolan = HIL
2. Terdapat penonjolan = HIM
Tes Zieman :
• Posisi berbaring, bila ada benjolan masukkan dulu (o/ penderita)
• Hernia kanan diperiksa dg tgn kanan
• Jari ke 2 diletakkan di annulus internus, jari ke 3 di annulus externus & jari ke
4 di fossa ovalis
• Penderita disuruh batuk, bila rangsangan pada :
• Jari ke 2 à h. inguinalis lateralis
• Jari ke 3 à h. inguinalis medialis
• Jari ke 4 à h. femoralis
Diagnosis dan Gambaran Klinik
Gejala klinik banyak ditentukan oleh keadaan isi hernia. Pada hernia reponibel
satu-satunya adalah benjolan di lipat paha yang muncul pada waktu berdiri, batuk,
bersin, atau mengedan dan menghilang setelah berbaring. Keluhan nyeri jarang
dijumpa, kalau ada biasanya dirasakan di daerah epigastrium atau
paraumbilikalberupa nyeri viseral karena regangan pada mesenterium sewaktu satu
segmen usus halus masuk ke dalam kantong hernia. Nyeri yang disertai mual atau
muntah baru timbul jika terjadi inkarserasi karena ileus atau nekrosis dan ganggren
karena stranggulasi
Clinical grading
Grade Reduction pain Obstruction toxic
• reponible + - - -
• irreponible - - - -
• incarceration - colic + -
• strangulation - steady + ++
increase leucocytosis
Penunjang Diagnosis
A. CT Scan:
1. Belum banyak digunakan
2. Untuk menyingkirkan Diagnosa Banding
causa massa di Regio inguinal
B. Ultrasonography :
Non invasif, Real time dengan kapasitas soft tissue kontras baik
Mampu membedakan kondisi inkarserasi/ strangulasi
Alat bantu reduksi manual dan monitoring pasca reduksi
Annals of Royal College of Surgeons England 2003; 85; 178-180 :
a. Hernia femoralis (100%)
b. Hernia directa (Sensitivitas 86% dan spesifitas 97%)
c. Hernia indirecta (Sens. 97% dan spesf. 87%)
Gambaran USG
a.potongan longitudinal b. potongan transversal
(panah panjang menunjukkan loop usus halus yang terdilatasi dan berisi
cairan
panah pendek menunjukkan koleksi cairan intra kantung )
panah panjang menunjukkan hernia yang berisi jaringan lemak
panah pendek menunjukkan adanya koleksi cairan
cairan dengan penebalan dinding
panah pendek menunjukkan adanya koleksi cairan dalam kantung
Diagnoss Banding
1. Lipoma
2. Limfadenitis
3. Limfadenopati
4. Abses
5. Hematoma
6. Varikokel
7. Hidrokel
8. Tumor Testis
9. Torsio Testis
10. Epididimitis
11. Testis Ektopik
12. Anerisma dan psedoanerisma femoral
13. Kista
14. Seroma
Pengelolaan
Pada prinsipnya semua jenis hernia harus dioperasi. Tidak ada kontraindikasi
absolut pada seorang penderita hernia inguinal. Apalagi jika penderita tersebut
mengalami hernia inkarserata atau bahkan strangulata. Pada penderita usia tua dengan
manifestasi penyakit penyerta yang berat dapat cukup menggunakan anastesi lokal
atau spinal untuk meminimalisir efek samping atau resiko penggunaan obat-obat
anestesi umum. Namun selain operasi masih ada beberapa pilihan non operatif
dengan terapi konservatif, misalnya dengan penggunaan korset. Hal ini tidak dapat
menyembuhkan hernia.
Pada hernia inguinalis inkarserata, dapat dicoba dengan teknik reposisi, yang
hanya boleh dilakukan dalam 4 jam pertama sejak terjadi hernia. Bila sudah
terlambat, teknik ini dapat menyebabkan bahaya perforasi, suatu reposisi isi hernia
yang sudah gangren. Reposisi akan lebih mudah setelah pengosongan buli-buli.
Reposisi spontan dapat dilakukan dengan pemberian analgetik dan sedatif serta
dengan memposisikan penderita dalam posisi trendelenburg. Disarankan penggunaan
teknik reposisi ini hanya saat menunggu persiapan emergensi.
Prinsip dasar operasi terdiri dari herniotomi dan hernioplastik. Pada herniotomi
dilakukan pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya, kantong dibuka dan isi
hernia dibebaskan kalau ada perlekatan, kemudian direposisi. Kantong hernia dijahit
ikat setinggi meungkin lalu dipotong. Pada hernioplastik dilakukan tindakan
memperkecil anulus inguinalis internus dan memperkuat dinding belakang kanalis
inguinalis. Pada orang dewasa, tindakan herniotomi saja tidak cukup untuk mencegah
terjadinya rekurensi. Barier alami berupa otot dan fasia pada hernia gagal
menjalankan fungsinya, sehingga harus diganti oleh barier mekanik dengan
mempergunakan jaringan sekitar atau dengan sintetik.
Teknik operatif :
Eduardo Bassini Herniorhhapy :
Chester B McVay,MD,PhD 1940 (Cooper’s ligament repair):
S EE Shouldice, 1945
multilayer repair
recurrence rate < 1%
complicated,
extensive dissection
Tension Free =Mesh Graft
1987 : Gilbert
Komplikasi
Walaupun operasi hernia merupakan tindakan yang aman, komplikasi masih
mungkin terjadi. Komplikasi yang terjadi dapat berupa:
1. Pendarahan
Biasanya terjadi ekimosis pada kulit sekitar insisi
2. Cedera pada vesika urinaria
Bisa terjadi pada saat melakukan diseksi pada kantong hernia direk
ataupun indirek yang besar
3. Komplikasi pada testis seperti pembengkakan, orchitis, dan atrofi testis,
lebih disebabkan oleh terikatnya vena spermatic cord
4. Cedera pada vas deferens
5. Cedera pada usus dan saraf
6. Infeksi
7. Seroma
8. Hematoma
9. Post operative neuralgia
DAFTAR PUSTAKA
Snell. Richard S. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran Edisi 6.
Jakarta : EGC . 2006
Sherwood, Lauralee. Fisiologi manusia dari Sel ke Sistem, Edisi I. Jakarta :
EGC. 2001.
Guyton, Arthur, C. Hall, John, E. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11.
Jakarta : EGC; 2008. p. 843
Bickley, Lynn S, Peter G. Szilagyi. Bate’s Guide to Physical Examination
And History Taking Tenth Edition.China;Wolters Kluwer Lippincott Williams and
Wilkins. 2009. p. 454-455.
Bernard M. Jaffe and David H.Berger. Brunicardi F. Charles et all.
Schwartz’s: Principles of Surgery 9th Edition. 2010.
Sjamsuhidayat.R & Wim de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi III. Jakarta :
EGC. 2010.