critical review fraud 3

5
1 CRITICAL REVIEW PERUBAHAN MODEL UNTUK PENCEGAHAN DAN DETEKSI KECURANGAN A. Pendahuluan Hubert D. Glover dan June Y. Aono membuat sebuah artikel yang diterbitkan oleh Managerial Auditing Journal : ABI/INFORM Global (1995; 10,5) pg. 3-9 dengan judul “Perubahan model untuk pencegahan dan deteksi kecurangan”. Artikel ini dilatarbelakangi adanya gelombang litigasi yang menunjukkan bahwa kesenjangan masih ada mengenai tanggung jawab auditor untuk mendeteksi kecurangan. Berbagai kasus menunjukkan bahwa auditor tidak berhasil dalam mendeteksi salah saji material yang terkait dengan kecurangan. Artikel ini berpendapat bahwa model tradisional untuk evaluasi risiko audit yang terkait dengan deteksi kecurangan tidak efektif, sehingga penulis menawarkan model baru yang berfokus pada budaya organisasi dan sifat industri dengan latar belakang adanya biaya kecurangan. B. Ringkasan Alderman dan Tabor mencatat bahwa audit yang efisien dan efektif memerlukan kepemimpinan sebagai faktor risiko utama, seperti kontrol atau risiko yang melekat untuk mengarahkan alokasi sumber daya audit. Alderman dan Tabor memaparkan bahwa beberapa auditor cenderung mengikuti prosedur audit secara buta tanpa memperhatikan spesifikasi lingkungan. Dengan kata lain, auditor sering menyerah pada tekanan waktu dan anggaran. Waller juga mencatat, kecenderungan untuk menggunakan kontrol penilaian risiko penting untuk pemilihan prosedur audit. Kami Ruth Handayani (P3400213324)

Upload: la-salle

Post on 19-Jan-2016

12 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

acoaco

TRANSCRIPT

Page 1: Critical Review Fraud 3

1

CRITICAL REVIEW

PERUBAHAN MODEL UNTUK PENCEGAHAN DAN DETEKSI KECURANGAN

A. Pendahuluan

Hubert D. Glover dan June Y. Aono membuat sebuah artikel yang diterbitkan oleh

Managerial Auditing Journal : ABI/INFORM Global (1995; 10,5) pg. 3-9 dengan judul

“Perubahan model untuk pencegahan dan deteksi kecurangan”.

Artikel ini dilatarbelakangi adanya gelombang litigasi yang menunjukkan bahwa

kesenjangan masih ada mengenai tanggung jawab auditor untuk mendeteksi

kecurangan. Berbagai kasus menunjukkan bahwa auditor tidak berhasil dalam

mendeteksi salah saji material yang terkait dengan kecurangan.

Artikel ini berpendapat bahwa model tradisional untuk evaluasi risiko audit yang

terkait dengan deteksi kecurangan tidak efektif, sehingga penulis menawarkan model

baru yang berfokus pada budaya organisasi dan sifat industri dengan latar belakang

adanya biaya kecurangan.

B. Ringkasan

Alderman dan Tabor mencatat bahwa audit yang efisien dan efektif memerlukan

kepemimpinan sebagai faktor risiko utama, seperti kontrol atau risiko yang melekat

untuk mengarahkan alokasi sumber daya audit. Alderman dan Tabor memaparkan

bahwa beberapa auditor cenderung mengikuti prosedur audit secara buta tanpa

memperhatikan spesifikasi lingkungan. Dengan kata lain, auditor sering menyerah pada

tekanan waktu dan anggaran.

Waller juga mencatat, kecenderungan untuk menggunakan kontrol penilaian risiko

penting untuk pemilihan prosedur audit. Kami setuju bahwa definisi risiko harus

diperluas untuk memastikan bahwa audit menggabungkan semua faktor ekonomi dan

perilaku yang dapat mempengaruhi keandalan dan integritas informasi keuangan.

Artikel menawarkan pendekatan alternatif untuk penilaian risiko dan deteksi

kecurangan yang didasarkan pada premis bahwa budaya perusahaan dan sifat industri

signifikan mempengaruhi kemungkinan terjadinya kecurangan. Metode ini tidak dapat

memastikan deteksi 100 persen dari semua kecurangan, namun metode ini

menawarkan keuntungan lebih dari model risiko tradisional karena berfokus pada

penyebab yang mendasari kecurangan, yang akan membantu auditor dalam

pencegahan dan deteksi kecurangan dengan mengidentifikasi tanda-tanda peringatan

dini

Ruth Handayani (P3400213324)

Page 2: Critical Review Fraud 3

2

Penulis merasa model ini akan membantu profesi auditor efektif dalam mengatasi

risiko gelombang saat restrukturisasi yang umumnya menghasilkan pengurangan

berbagai tingkatan organisasi. Tingkatan ini sering memainkan peran utama dalam

proses pengendalian internal. Dengan demikian, profesi auditor akan membutuhkan

pendekatan baru untuk mengatasi isu-isu yang sedang berkembang lainnya .

Model dasar risiko audit :

Dimana : AR = Risiko audit (Audit Risk)

IR = Risiko melekat (Inherent Risk)

CR = Risiko pengendalian (Control Risk)

DR = Risiko deteksi (Detection Risk)

Pedoman yang masih ada untuk audit mengarahkan auditor untuk mengikuti

prosedur yang berfokus pada peristiwa ekonomi yang secara teoritis harus mengungkap

material kecurangan. Kami merasa bahwa pendekatan historis terlalu sempit dan hanya

akan memberikan tingkat yang terbatas pasca deteksi audit. Kami telah merevisi model

risiko audit tradisional untuk memberikan pendekatan terpadu yang lebih proaktif untuk

mencegah dan mendeteksi kecurangan :

Model baru yang ditawarkan :

Dimana : Fraud detection risk = Risiko deteksi kecurangan

Corporate culture = Budaya perusahaan

Industry traits = Sifat industri

Control risks = Risiko pengendalian

C. Analisis

Dari artikel “Perubahan model untuk pencegahan dan deteksi kecurangan, ada

beberapa hal yang menjadi perhatian, yaitu :

Kelebihan :

1. Dalam artikel ini, penulis telah memaparkan penjelasan dengan cukup baik karena

pembahasan telah dibagi menjadi sub-sub yang lebih kecil.

Pembagian tulisan ke sub-sub yang lebih kecil akan memudahkan para

pembaca untuk memahami isi tulisan.

Ruth Handayani (P3400213324)

AR = IR x CR x DR

Fraud detection risk = (Corporate culture x Industry traits) + Control risks

Page 3: Critical Review Fraud 3

3

2. Mengenai identitas, penulis telah mencantumkan namanya dibagian judul artikel.

Hal ini membuat para pembaca artikel dapat langsung mengetahui siapa

penulisnya, sehingga dapat mengukur kualitas artikel dari kompetensi penulis

3. Artikel memberikan informasi mengenai latar belakang masalah dalam menulis

artikel, yaitu model tradisional untuk evaluasi risiko audit yang terkait dengan deteksi

kecurangan dianggap sudah tidak efektif.

Sebaiknya penulis memberikan informasi ini agar pembaca tertarik untuk

mengetahui lebih lanjut isi artikel.

Kekurangan :

1. Dari segi penyajian, artikel ini tidak menjelaskan secara lengkap informasi tentang

metode lama yang dijadikan acuan, terutama dari segi kelemahan metode lama

untuk membuat metode baru yang lebih efektif.

Informasi tentang metode lama perlu ditampilkan dalam artikel, sehingga

pembaca dapat melakukan perbandingan antara metode lama dengan

metode baru yang ditawarkan penulis.

2. Pada bagian awal artikel (pendahuluan), penulis tidak memberikan penjelasan

mengenai sub-sub yang akan di bahas secara terstruktur.

Sebaiknya pada bagian awal artikel, penulis memaparkan tentang apa yang

akan dibahas di dalam artikel, sehingga pembaca akan mendapatkan

gambaran mengenai isi artikel tersebut.

3. Artikel tidak memberikan informasi mengenai tujuan dan sasaran penulis dalam

menulis artikel, apakah untuk praktisi, akademisi atau umum.

Sebaiknya penulis memberikan informasi ini agar lebih jelas sasaran artikel.

4. Isi artikel tidak menampilkan informasi tentang prosedur penelitian yang ditempuh

dalam menghasilkan metode baru yang dianggap lebih efektif dari metode tradisional.

Prosedur ini perlu diungkap dalam artikel, sehingga pembaca dapat meyakini

kebenaran dari metode baru yang ditawarkan karena diketahui telah melalui

serangkaian prosedur penelitian ilmiah, bukan hanya sekedar opini penulis

yang belum terbukti kebenarannya.

D. Kesimpulan

Cara penyajian dan pembahasan dari artikel ini cukup bagus, sehingga dapat

menambah wawasan dan pengetahuan bagi profesi auditor karena menawarkan metode

baru dalam mendeteksi dan mencegah kecurangan. Namun, implementasi dari metode

ini masih terbatas untuk perusahaan yang bergerak di bidang industri.

Ruth Handayani (P3400213324)