cr keratitis mata

Upload: riza-zahara

Post on 14-Apr-2018

259 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/30/2019 Cr Keratitis Mata

    1/24

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Kornea merupakan bagian anterior dari mata, yang merupakan bagian dari

    media refraksi. Kornea juga berfungsi sebagai membran pelindung dan jendela

    yang dilalui berkas cahaya menuju retina. Kornea terdiri atas lima lapis yaitu

    epitel, membran bowman, stroma, membran descemet, dan endotel. Endotel lebih

    penting daripada epitel dalam mekanisme dehidrasi dan cedera kimiawi atau fisik

    pada endotel jauh lebih berat daripada cedera pada epitel. Kerusakan sel-sel

    endotel menyebabkan edema kornea dan hilangnya sifat transparan. Sebaliknya

    cedera pada epitel hanya menyebabkan edema lokal sesaat pada stroma kornea

    yang akan menghilang bila sel-sel epitel itu telah beregenerasi.1,2

    Keratitis adalah suatu peradangan kornea yang disebabkan oleh bakteri,

    virus, dan jamur. Keratitis dapat diklasifikasikan berdasarkan lapis kornea yang

    terkena seperti keratitis superficial dan profunda, atau berdasarkan penyebabnya

    yaitu keratitis karena berkurangnya sekresi air mata, keratitis karena keracunan

    obat, keratitis reaksi alergi, infeksi, reaksi kekebalan, reaksi terhadap

    konjungtivitis menahun.

    2,3,4

    Pada keratitis sering timbul rasa sakit yang berat oleh karena kornea

    bergesekan dengan palpebra, karena kornea berfungsi sebagai media untuk

    refraksi sinar dan merupakan media pembiasan terhadap sinar yang yang masuk

    ke mata maka lesi pada kornea umumnya akan mengaburkan penglihatan terutama

    apabila lesi terletak sentral dari kornea. Fotofobia terutama disebabkan oleh iris

  • 7/30/2019 Cr Keratitis Mata

    2/24

    2

    yang meradang Keratitis dapat memberikan gejala mata merah, rasa silau dan

    merasa ada yang mengganjal atau kelilipan.3,4

    Manajemen yang tepat dapat mengurangi insidensi kehilangan penglihatan

    dan membatasi kerusakan kornea. Keterlambatan diagnosis infeksi adalah salah

    satu faktor yang berperan terhadap terapi awal yang tidak tepat. Kebanyakan

    gangguan penglihatan ini dapat dicegah, namun hanya bila di diagnosis

    penyebabnya ditetapkan secara dini dan diobati secara memadai.5

    Berikut akan dilaporkan sebuah kasus keratitis pada seorang penderita laki

    - laki, umur 44 tahun yang berobat ke Poliklinik Penyakit Mata RSAY Metro.

  • 7/30/2019 Cr Keratitis Mata

    3/24

    3

    BAB II

    LAPORAN KASUS

    I. IDENTITASNama : Tn. M

    Jenis Kelamin : Laki -laki

    Umur : 44 tahun

    Pekerjaan : Petani

    Suku : Jawa

    Alamat : Rumbia

    II. ANAMNESISHari/tanggal : Rabu, 18 Juli 2012

    Keluhan Utama : Mata sebelah kanan terasa sakit jika

    melihat sinar

    Keluhan Tambahan : Mata sebelah kanan terasa seperti berpasir

    Riwayat penyakit sekarang:

    Pasien datang ke poli mata RSAY dengan keluhan sejak 10 hari

    mata sebelah kanannya terasa sakit dan silau jika melihat. Pasien juga

    mengeluh mata kanannya berair tetapi tidak ada kotoran mata. Sejak 5

    hari yang lalu, pasien mulai merasakan penglihatannya berkurang pada

    mata yang dikeluhkan, seperti ada kabut yang menghalangi

    penglihatannya. Menurut pengakuan pasien, jika melihat cahaya, terasa

    seperti ada gambaran pelangi disekitarnya. Selain itu keluhan mata

  • 7/30/2019 Cr Keratitis Mata

    4/24

    4

    seperti berpasir juga dirasakan pasien. Kemudian pasien berobat ke

    Puskesmas terdekat dan disarankan untuk berobat ke RSAY.

    Pasien mengaku sebelumya mata kanannya tersiram lumpur saat

    sedang bekerja di sawah 10 hari yang lalu.

    Riwayat penyakit Dahulu:

    Pasien tidak pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya dan

    pasien menyangkal mempunyai riwayat darah tinggi, pasien mengaku

    punya riwayat kencing manis.

    III. PEMERIKSAAN FISIKKeadaan Umum : Baik

    Kesadaran : Komposmentis

    Tanda Vital : TD : 120/80 mmHg

    N : 80 x/menit

    RR : 20 x/menit

    Suhu : 36,9C

  • 7/30/2019 Cr Keratitis Mata

    5/24

    5

    IV. STATUS LOKALISiMata Kir Mata Kanan

    Sentral, normal Kedudukan Sentral, normal6/6

    Tidak dilakukan

    Dalam batas normal

    laDa aa maD

    Visus

    Visus Koreksi

    Bulbus Oculi

    Supersilia

    03/6

    Tidak di lakukan

    Dalam batas normal

    Dalam batas normal

    Edema (-) Palpebrae Superior Edema (-)

    Edem (-)

    Hiperemi (-)

    Hiperemi (-)

    Hiperemi (-)

    Putih

    laDa aamaD

    Dalam batas normal

    Cukup

    Palpebra Inferior

    KonjungtivaPalpebralis

    Konjungtiva

    Fornices

    Konjungtiva Bulbi

    Sklera

    Kornea

    Limbus

    Kamera Okuli

    Anterior

    Edem (-)

    Hiperemi (-)

    Hiperemi (-)

    Hiperemi (-)

    Abu - abu

    Keruh(+)infiltrat(+)

    Injeksi siliar (+)

    Cukup

    Reguler ( normal) Iris Reguler(normal)

    Normal Lensa Normal

    Bulat

    Letak di pusat mata 3 mm

    Pupil Bulat

    Letak di pusat mata

    3 mm+

    Hiperemi

    perikornea

    Infiltrat

  • 7/30/2019 Cr Keratitis Mata

    6/24

    6

    Reflek cahaya (+) Reflek cahaya (+)

    Tidak dilakukan Funduskopi Tidak dilakukanTidak dilakukan Tonometri Tidak dilakukan

    Tidak dilakukan Tes Fluorescen Tidak dilakukan

    Normal Palpasi Normal

    V. DIAGNOSA KLINISSusp Keratitis numularis Okuli Dekstra

    VI. DIAGNOSA BANDINGKeratitis superfisialis

    Keratitis propunda

    Uveitis anterior

    VII. PENATALAKSANAANCendo cytrol 0,5% 3x1 tetes

    Ciproflokcacin 500 mg 2x1

    Asam Mefenamat 500 mg 3x 1

    VIII. USULAN PEMERIKSAANPemeriksaan Slitlamp

    Tes Flouresensi

    IX. PROGNOSISDubia ad bonam

  • 7/30/2019 Cr Keratitis Mata

    7/24

    7

    BAB III

    PEMBAHASAN

    Kornea adalah selaput bening mata, bagian selaput mata yang tembus

    cahaya, dan lapis jaringan yang menutup bola mata sebelah depan. Permukaannya

    mempunyai lengkung teratur, mengkilap, dan licin oleh air mata. 2,6

    Kornea adalah jaringan yang tranparan tidak mengandung pembuluh darah

    (avaskuler). Sifat avaskuler ini penting untuk penerimaan transplantasi kornea

    oleh resipien dari donor siapapun tanpa memandang kesamaan sifat genetis.4

    Bentuk kornea bundar melengkung seperti kaca arloji. Pembiasan

    cahaya/sinar terkuat dilakukan oleh kornea, di mana 40 dioptri dari 50 dioptri

    pembiasan masuk kornea. Pembiasan cahaya terutama terjadi di permukaan

    anterior dari kornea. Perubahan dalam bentuk dan kejernihan kornea akan

    mengganggu pembentukan bayangan yang baik pada retina.5

    Kornea merupakan

    salah satu media media refrakta dengan diameter 11,5 mm, tebal + 1 mm (0,54

    0,65 mm) dan dengan kekuatan bias 43 dioptri. Pembiasan sinar terkuat dilakukan

    oleh kornea, dimana 40 dioptri dari 50 dioptri pembiasan sinar masuk kornea

    dilakukan oleh kornea.

    Jaringan kornea terdiri atas lima lapisan, yaitu (dari luar ke dalam) :2,3,4,5

    1. EpitelEpitel kornea berasal dari ektoderm permukaan dan memiliki ketebalaan 50

    pm, terdiri atas 5 lapis sel epitel bertanduk yang saling tumpang tindih satu

    lapis sel basal, sel poligonal dan sel gepeng, merupakan lanjutan dari epitel

  • 7/30/2019 Cr Keratitis Mata

    8/24

    8

    konjungtiva bulbi. Pada sel basal terlihat mitosis sel, dan sel muds ini

    terdorong ke depan menjadi lapis sel sayap dan semakin maju ke depan

    menjadi sel gepeng. Sel basal berikatan erat dengan sel basal di sampingya dan

    sel poligonal di depannya melalui desmosom dan makula okluden dan ikatan

    ini menghambat pengaliran air, elektrolit, dan glukosa yang merupakan

    barrier. Sel basal menghasilkan membran basal yang melekat erat kepadanya.

    Bila terjadi gangguan akan mengakibatkan erosi rekuren.

    2. Membran BowmanMembran Bowman letaknya di bawah epitel dan terdiri dari lamel-lamel tanpa

    sel atau nukleus dan merupakan modifikasi dari jaringan stroma. Merupakan

    kolagen yang tersusun tidak teratur seperti stroma dan berasal dari bagian

    depan stroma. Lapis ini tidak mempunyai daya regenerasi

    3. Stroma

    Terdiri atas lamel yang merupakan susunan kolagen yang sejajar satu dengan

    lainnya. Pada permukaan terlihat anyaman yang teratur sedangkan di bagian

    perifer serat kolagen ini bercabang dan terbentuknya kembali serat kolagen

    memakan waktu lama yang kadang-kadang sampai 15 bulan. Keratosit

    merupakan sel stroma kornea yang merupakan fibroblas terletak di antara serat

    kolagen stroma. Diduga keratosit membentuk bahan dasar dan serat kolagen

    dalam perkembangan embrio atau sesudah trauma.

    4. Membran Descement

    Merupakan membran aselular dan merupakan batas belakang stroma. Bersifat

    sangat elastik dan berkembang terus seumur hidup, mempunyai tebal 40 m.

  • 7/30/2019 Cr Keratitis Mata

    9/24

    9

    5. Endotel

    Berasal dari mesotelium, berlapis satu, bentuk heksagonal, besar 20-40 pm.

    Endotel melekat spada membran descement melalui hemidesmosom dan

    zonula okluden. Permeabilitas dari kornea ditentukan oleh epitel dan endotel,

    yang merupakan membran semipermeabel. Keadaan kedua lapisan ini sangat

    penting untuk mempertahankan kejernihan kornea. Permukaan kornea juga

    dapat menyerap oksigen dari atmosfer yang larut ke dalam air mata.

    2,3

    Gambar 1. Anatomi mata

  • 7/30/2019 Cr Keratitis Mata

    10/24

    10

    Gambar 2. Lapisan kornea

    Innervasi saraf sensorik untuk kornea berasal dari percabangan pertama

    saraf Trigeminus (N.V) yaitu ophtalmicus. Di epitel kornea tersebar akhiran saraf

    sensibel. Bila kena paparan maka akan menghasilkan rasa sakit. Jumlah yang

    banyak dari akhiran saraf dan lokasinya yang tersebar akan peka walaupun

    dengan sentuhan/abrasi yang halus pada epitel kornea.3

    Kornea berfungsi sebagai membran pelindung dan jendela yang dilalui

    berkas cahaya menuju retina. Sifat tembus cahayanya disebabkan strukturnya

    yang uniform, avaskuler dan deturgenes. Deturgenes, atau keadaan dehidrasi

    relative jaringan kornea dipertahankan oleh pompa bikarbonat aktif pada endotel

    dan oleh fungsi sawar epitel dan endotel. Endotel lebih penting daripada epitel

    dalam mekanisme dehidrasi dan cidera kimiawi atau fisik, pada endotel jauh lebih

    berat daripada cedera pada epitel. Kerusakan sel-sel endotel menyebabkan edema

    kornea dan hilangnya sifat transparan. Sebaliknya cedera pada epitel hanya

  • 7/30/2019 Cr Keratitis Mata

    11/24

    11

    menyebabkan edema lokal sesaat stroma kornea yang akan menghilang bila sel-

    sel epitel itu telah beregenerasi.2

    Epitel kornea merupakan sawar yang andal bagi mikroorganisme yang

    akan masuk kornea. Tetapi kalau epitel terkena trauma dan rusak, maka membran

    Bowman menjadi kultur yang sangat baik untuk bermacam-macam

    mikroorganisme, terutama Pseudomonas Aeruginosa. Membran Descemet

    menahan mikroorganisme tetapi tidak terhadap jamur.

    3,4

    Keratitis ialah peradangan pada kornea. Gejala patognomik dari keratitis

    ialah terdapatnya infiltrat di kornea. Infiltrat dapat ada di seluruh lapisan kornea,

    dan menetapkan diagnosis dan pengobatan keratitis. Tanda subyektif lain yang

    dapat mendukung keratitis adalah fotofobia, lakrimasi, blefarospasme dan

    gangguan visus. Injeksi perikornea di limbusmerupakan tanda objektif yang dapat

    timbul pada keratitis, selain dapat pula terjadinya edema kornea.2,3

    Karena kornea merupakan bangunan yang avaskuler, maka pertahanan

    pada waktu peradangan tidak bereaksi dengan cepat, seperti jaringan lain yang

    mengandung banyak vaskularisasi. Sehingga badan kornea, wandering cells dan

    sel-sel lainnya yang terdapat di dalam stroma kornea akan segera bekerja sebagai

    makrofag yang kemudian akan disusul dengan terjadinya dilatasi dari pembuluh

    darah yang terdapat di limbus dan akan tampak sebagai injeksi perikornea.

    Kemudian akan terjadi infiltrasi dari sel-sel mononuklear, sel plasma dan sel

    polimorfonuklear yang akan mengakibatkan timbulnya infiltrat yang selanjutnya

    dapat berkembang dengan terjadinya kerusakan epitel dan timbullah ulkus (tukak)

    kornea. Pada peradangan yang dalam, penyembuhan berakhir dengan

  • 7/30/2019 Cr Keratitis Mata

    12/24

    12

    pembentukan jaringan parut (sikatrik), yang dapat berupa nebula, makula, dan

    leukoma.2,3

    Keratitis adalah infeksi pada kornea yang biasanya diklasifikasikan

    menurut lapisan kornea yang terkena yaitu keratitis superfisialis apabila mengenal

    lapisan epitel atau Bowman dan keratitis profunda atau interstisialis (atau disebut

    juga keratitis parenkimatosa) yang mengenai lapisan stroma.4

    Menurut Tempatnya :

    6

    Keratitis superfisialis dapat dibagi menjadi :- Keratitis epitelial, tes fluoresein (+) misalnya keratitis pungtata

    superfisialis pada moluskum kontagiosum, konjungtivitis kataral,

    morbili, dan veruca vulgaris, herpes simpleks, dan herpes zooster.

    - Keratitis subepitelial, tes fluoresein (-) misalnya keratitis numularisdari Dimmer, keratitis disiformis dari Westhoff.

    - Keratitis stromal, tes fluoresein (+) misalnya keratitis neuroparalitik,keratitis et lagoftalmus.

    Keratitis profunda, tes fluoresein (-), misalnya keratitis interstisialis,keratitis sklerotikans, keratitis disiformis.

    Bentuk-bentuk klinik keratitis superfisialis antara lain adalah:4

    1. Keratitis punctata superfisialisBerupa bintik-bintik putih pada permukaan kornea yang dapat disebabkan

    oleh sindrom dry eye, blefaritis, keratopati logaftalmus, keracunan obat

    topical, sinar ultraviolet, trauma kimia ringan dan pemakaian lensa kontak.

  • 7/30/2019 Cr Keratitis Mata

    13/24

    13

    2. Keratitis fliktenBenjolan putih yang yang bermula di limbus tetapi mempunyai

    kecenderungan untuk menyerang kornea.

    3. Keratitis sikaSuatu bentuk keratitis yang disebabkan oleh kurangnya sekresi kelenjar

    lakrimale atau sel goblet yang berada di konjungtiva.

    4. Keratitis lepraSuatu bentuk keratitis yang diakibatkan oleh gangguan trofik saraf, disebut

    juga keratitis neuroparalitik.

    5. Keratitis nummularisBercak putih berbentuk bulat pada permukaan kornea biasanya multipel dan

    banyak didapatkan pada petani.

    Bentuk-bentuk klinik keratitis profunda antara lain adalah :

    1. Keratitis interstisialis luetik atau keratitis sifilis congenital2. Keratitis sklerotikans.

    Menurut causa nya dibagi berdasarkan5 :

    1) Keratitis bakterial2)

    Keratitis viral : herpes simpleks, herpes zooster

    3) Keratitis fungal

  • 7/30/2019 Cr Keratitis Mata

    14/24

    14

    Menurut prosesnya, keratitis dibagi menjadi:

    Keratitis superfisial non ulseratif- Keratitis pungtata superfisial dari Fuchs.6

    Merupakan suatu peradangan akut yang mengeni satu, kadang dua mata, mlai

    dengan konjungtiva kataral, disertai dengan infeksi dari traktus respiratorius

    bagian atas 4 hari kemudian disusul dengan pembentukkan infiltrat, yang

    berupa titik-titik pada kedua mata permukaan membrane bowman, dapat besar

    atau kecil.

    - Keratitis numularis dari Dimmer.6Diduga oleh virus. Klinis tanda-tanda radang tidak jelas dikorneanya terdapat

    infiltrate bulat-bulat subepitelial, dimana ditengahny lebih jernih, disebut halo.

    Diduga halo ini terjadi karena resorpsi dari infiltrate yang dimulai ditengah.

    Tes fluoresensi (-). Keratitis ini jika sembuh meninggalkan sikatrik yang

    ringan. Pengobatan : Tidak ada yang spesifik, obat-obat hanya mencegah

    infeksi sekunder. Lokal diberikan sulfas atropine 1% 3 x sehari satu tetes,

    disertai salep antibiotika yang dapat dikombinasikan dengan kortikosteroid

    dengan pengelolaan yang seksama, matanya ditutup.

    -

    Keratitis disiformis dari Westhoff.

    6

    Disebut juga sawah keratitis, oleh karena westhoff mula-mula mendapatkan

    penyakit ini, banyak diantara petani. Penyebabnya : virus yang berasal dari

    sayuran dan binatang. Di kornea tampak infiltrate yang bulat-bulat, ditengah

    lebih padat daripada dipinggir, terletak subepitelial. Tes fluoresensi (-).

    - Keratokonjungtivitis epidemika.6

  • 7/30/2019 Cr Keratitis Mata

    15/24

    15

    Etiologinya adenovirus tipe 8. Perjalanan penyakitnya sangat cepat dalam satu

    malam dapat mengenai 2 mata.. Kelenjar preaurikuler, submaksiler dan

    submandibula membesar. Juga terdapat peradangan dari traktus respiratorius

    bagian atas disertai demam. Umumnya hilang tanpa bekasatau hanya berupa

    nebula. Tak ada yang menimbulkan kebutaan.

    Keratitis superfisial ulseratif- Keratitis pungtata superfisial ulserativa.6

    Didahului konjungtivitis kataral, akibat stafilokokus, pneumokokus. Dapat

    disertai pilek. Tes fluoresen (+), lebih sering mengenai 1/3 bagian bawah

    kornea.

    - Keratitis flikten.6Terutama didapatkan pada anak dengan higienitas yang buruk. Biasanya

    didapatkan pembesaran kelenjarleher dan tonsil, eksema dari hidung dan mulut

    oleh karena sekret dari hidung. Kelainan kornea dapat terjadi primer, meskipun

    biasanya merupakan kelanjutan dari kelainan dikonjungtiva. Predileksi di

    limbus kornea.

    - Keratitis herpetika.6a. Herpes simpleks

    Dibedakan atas infeksi primer dan infeksi kekambuhan. Infeksi primer yaitu

    infeksi pada seseorang yang idak mempunyai antibody terhadap herpes

    simpleks. Terdapat pada usia 6 bulan sampai 6 tahun. Dapat terjadi tanpa gejala

  • 7/30/2019 Cr Keratitis Mata

    16/24

    16

    klinik atau dengan gejala klinik yang ringan. Dapat juga berupa erupsi kulit

    atau anogenital, kelainan dikedua mata.

    b. Herpes zosterEtiologi : virus herpes zoster yang menyerang ganglion gasseri dan melalui

    ramus oftalmikus, timbul kelainan dikulit frontal dan hidung dimana tampak

    vesikel-vesikel dikulit muka, kadang-kadang dipalpebra, unilateral, sedang

    pada herpes simpleks kelainan kulit terjadi bilateral. Bila telah terdapat vesikel

    diujung hidung berarti N.Nasosiliaris terkena, maka biasanya timbul kelainan

    dikornea, dimana sensibilitasnya menurun, tetapi penderita meraa sakit,

    keadaan ini disebut anestesia dolorosa. Pada kornea tampak infiltrate yang

    bulat, letak subepitel, disertai injeksi perikornea. Infiltrai ini dapat mengalami

    ulserasi yang sukar sembuh. Kadang-kadang infiltrat ini dapat bersatu

    membentuk keratitis disiformis.

    - Keratokonjungtivitis sika.6Merupakan peradangan konjungtiva dan kornea akibat keringnya permukaan

    kornea dan konjungtiva.

    Keratitis profunda non ulseratif

    - Keratitis interstisial.6Etiologi : paling sering lues kongenital, sebagian kecil tbc. Patogenesanya

    belum jelas, disangka merupakan reaksi alergi..

  • 7/30/2019 Cr Keratitis Mata

    17/24

    17

    - Keratitis disiformis.6Etiologi : herpes simpleks, banyak yang menduga dasarnya adalah reaksi alergi

    terhadap virusnya. Biasanya unilateral, berlangsung dalam beberapa bulan.

    - Keratitis sklerotikans.6Merupakan penyulit dari skleritis, yang letaknya biasanya di bagian temporal,

    berwarna merah, sedikit menonjol, disertai nyeri tekan.

    Keratitis profunda ulseratif- Keratitis et lagoftalmus.6

    Keratitis yang terjadi karena mata tidak dapat menutup dengan sempurna,

    sehingga kornea menjadi kering dan mudah terkena trauma.

    - Keratitis neuroparalitik.6N.V merupakan saraf sensibel dari kornea dan juga mempunyai pengaruh trofik

    pada selsel kornea. Bila saraf ini menjadi terganggu (herpes zooster, tumor

    pada fosa posterior kranium, mengalami ekstirpasi tumor, dsb), maka kornea

    menjadi tidak sensitif lagi. Juga metabolisme kornea menjadi terganggu. Dengan

    demikian, mata mudah terkena trauma dan menimbulkan keratitis.

    Diagnosis :

    a. AnamnesisPasien biasanya dating dengan keluhan penurunan tajam penglihatan,

    silau, mata merah, merasa kelilipan, nyeri terkecuali pada keratitis

    neuroparalitika, fotofobia, lakrimasi, blefarospasme, lakrimasi.6

  • 7/30/2019 Cr Keratitis Mata

    18/24

    18

    b. Pemeriksaan fisikInjeksi siliar lebih terlihat disbanding glaucoma akut dan uveitis akut,

    Terdapat injeksi konjungtiva, terdapat kekeruhan kornea, pupil miosis, kedalaman

    bilik mata depan normal, tekanan intraocular normal, sekret (-).3

    c. Pemeriksaan penunjang- Tes Placido

    Penderita membelakangi jendela atau sumber cahaya pemeriksa

    menghadap ke penderita dengan jarak pendek, sambil memgang alat placid. Alat

    placid dipasang didepn mata penderita dan pemeriksa melihat bayangan placido

    pada kornea penderit, melalui lubang yang terdapat ditengah-tengah alat tersebut,

    sedang penderita melihatkearah lubang tersebut. Yang diperhatikan gambaran

    sirkuler yang direfleksi pada permukaa kornea penderita. Bila bayangan dikornea

    gambarannya sirkuler dan teratur, disebut placid (-), pertanda permukaan kornea

    baik.jika gambaran sirkulernya tidak teratur, placid (+), berarti permukaa kornea

    tidak baik, mungkin ada infiltrate, ulkus, sikatrik, astigmatisme.6

    - Uji fluoresensiDitetesi dengan fluoresens warna kuning kemudian dibilas dengan NaCl

    akan berubah menjadi hijau. Untuk lebih jelas diamati dengan slitlampmemakai

    warna biru. Atau digunakan kertas fluoresen yang diletakkan di sakus lakrimal

    dan pasien disuruh berkedip-kedip kemudian diamati.

    - Tes fistel

  • 7/30/2019 Cr Keratitis Mata

    19/24

    19

    Setelah pemberian fluoresens bola mata harus ditekan sedikit, untuk

    melepaskan fibrin dari fistel, sehingga cairan COA dapat mengalir keluar melalui

    fistel, seperti air manur pada tempat ulkus dengan fistel tersebut.6

    - BakteriologiDilakukan pemeriksaan hapusan langsung, pembiakan, tes resistensi. Dari

    pemeriksaan hapusan langsung dapat diketahui macam kuman penyebab. Bila

    tidak terdapat kumannya, dari macam-macam sel yang ditemukan, dapat diketahui

    kira-kira penyebab terjadinya keratitis. Bila terdapat banyak monosit maka diduga

    akibat virus, leukosit PMN kemungkinan bakteri, Eosinofil menunjukkan radang

    akibat alergi, limfosit terdapat pada radang yang kronis.6

    Keratitis numularis disebut juga keratitis sawahica atau keratitis punctata

    tropica. Keratitis numularis diduga diakibatkan oleh virus. Diduga virus yang

    masuk ke dalam epitel kornea melalui luka setelah trauma. Replikasi virus pada

    sel epitel diikuti penyebaran toksin pada stroma kornea sehingga menimbulkan

    kekeruhan atau infiltrat berbentuk bulat seperti mata uang. Pada kornea terdapat

    infiltrat bulat-bulat subepitelial dan di tengahnya lebih jernih, seperti halo. Tes

    fluoresinnya (-).2,3,7

    Untuk melihat adanya defek pada epitel kornea dapat dilakukan uji

    fluoresin. Caranya, kertas fluoresin dibasahi terlebih dahulu dengan garam

    fisiologis kemudian diletakkan pada saccus konjungtiva inferior setelah terlebih

    dahulu penderita diberi anestesi lokal. Penderita diminta menutup matanya selama

    20 detik, kemudian kertas diangkat. Defek kornea akan terlihat berwarna hijau

    dan disebut sebagai uji fluoresin positif.

  • 7/30/2019 Cr Keratitis Mata

    20/24

    20

    Gambar 3. Keratitis numularis

    Komplikasi

    Ulkus kornea, Abses kornea, ulkus kornea, uveitis anterior, endoftalmitis, katarak

    komplikata, Glaucoma sekunder, synechia, ulkus kornea, edema dan jaringan

    parut pada kornea.11

    Prognosis

    Dengan pengobatan adekuat keratitis dapat sembuh tanpa bekas, tapi dapat juga

    menimbulkan jaringan parut pada kornea terutama bila infiltrat mengenai stroma

    kornea. Meskipun sebagian besar keratitis memberikan hasil akhir yang baik

    namun pada beberapa pasien dapat berlanjut hingga menjadi ulkus kornea jika lesi

    tersebut telah melebihi dari epitel dan membran bowman. Hal ini biasanya terjadi

    jika pengobatan yang diberikan sebelumnya kurang adekuat, kurangnya

    kepatuhan pasien dalam menjalankan terapi yang sudah dianjurkan, terdapat

    penyakit sistemik lain yang dapat menghambat proses penyembuhan seperti pada

    pasien diabetes mellitus, ataupun dapat juga karena mata pasien tersebut masih

    terpapar secara berlebihan oleh lingkungan luar, misalnya karena sinar matahari

    ataupun debu.2,3,5

  • 7/30/2019 Cr Keratitis Mata

    21/24

    21

    Pada penderita dari anamnesis didapatkan keluhan adanya bercak-bercak

    berwarna putih pada mata kanan. Penderita mengeluh pandangan mata sebelah

    kanan sedikit kabur. Mata kanan tidak terasa nyeri, tapi penglihatan pasien agak

    silau. Mata kanan berair dan tidak terdapat kotoran pada mata. Dari anamnesis

    menunjukkan bahwa pasien mengalami suatu infeksi mata kiri dengan keluhan

    mata merah, silau (fotofobia), berair dan penurunan visus (kabur). Sedangkan dari

    pemeriksaan fisik didapatkan adanya infiltrat berbentuk nummular pada mata

    kanan. Gejala dan tanda yang timbul tersebut mendukung diagnosiskeratitis.

    Karena kornea memiliki banyak serabut nyeri, kebanyakan lesi kornea,

    superfisisalis maupun dalam (benda asing kornea, abrasi kornea, phlyctenule,

    keratitis interstisisal), menimbulkan rasa sakit dan fotofobia. Rasa sakit ini

    diperhebat oleh gesekan palpebra (terutama palpebra superior) pada kornea dan

    menetap sampai sembuh. Karena kornea berfungsi sebagai jendela bagi mata dan

    membiaskan cahaya, lesi kornea umunya agak mengaburkan penglihatan,

    terutama kalau letaknya di pusat.2

    Fotofobia pada penyakit kornea adalah akibat kontraksi iris beradang yang

    sakit. Dilatasi pembuluh iris adalah fenomena reflek yang disebabkan iritasi pada

    ujung saraf kornea. Fotofobia, yang berat pada kebanyakan penyakit kornea,

    minimal. Meskipun berair mata dan fotofobia umunya menyertai penyakit kornea,

    umumnya tidak terdapat tahi mata kecuali pada ulkus bakteri purulen.2

    Pada pemeriksaan visus didapatkan VOD = 6/30, VOS = 6/6, pemeriksaan

    mata sebelah kanan ditemukan adanya infiltrat multipel berbentuk nummular,

    ditemukan hiperemi pada perikorneal. Dari hasil pemeriksaan status lokalis ini

  • 7/30/2019 Cr Keratitis Mata

    22/24

    22

    menunjukkan bahwa infeksi kornea yang mengakibatkan edem pada kornea

    mengakibatkan penurunan visus pada mata sebelah kanan.

    Terapi yang diberikan yaitu pemberian antimikroba dan antiinflamasi

    cendo xytrol. Obat ini memiliki kandungan dexamethason, neomysin sulfat dan

    polymiksin B sulfat. Cendo xytrol penggunaannya diindikasikan untuk

    Pengobatan infeksi mata yang meradang seperti: Konjungtivitis (radang selaput

    ikat mata) akut atau kronis yang tak bernanah, Blefarokonjungtivitis dan

    keratokonjungtivitis, Keratitis superfisial (radang pada permukaan kornea/selaput

    bening mata) non-spesifik, radang pada kornea bagian dalam, Keratitis akne

    rosase, Iridosiklitis (radang selaput pelangi dan badan siliar), Iritis (radang

    iris/selaput pelangi) akut yang ringan, Blefaritis (radang kelopak mata) yang tak

    bernanah, Skleritis (radang selaput mata keras), Epiekleritis (radang permukaan

    selaput mata keras), Sklerokonjungtivitis, Herpes zoster pada mata, pencegahan

    infeksi setelah operasi mata. Ciprofloxacin 500 mg. Pasien juga dianjurkan

    menggunakan pelindung mata (kaca mata hitam) untuk melindungi dari paparan

    dari luar seperti debu dan sinar ultraviolet. Pasien juga diberikan asam mefenamat

    untuk mengurangi proses inflamasi pada mata.

  • 7/30/2019 Cr Keratitis Mata

    23/24

    23

    BAB IV

    PENUTUP

    Telah dilaporkan sebuah kasus penderita laki - laki berumur 44 tahun

    datang dengan keluhan mata terasa sakit dan silau jika melihat cahaya sejak 10

    hari yang lalu. Pasien juga mengeluh mata kanannya sering berair namun tidak

    terdapat kotoran pada mata. Pasien mengeluh penglihatan nya berkurang dan

    seperti melihat gambaran pelangi jika melihat cahaya. Pada pemeriksaan status

    lokalis didapatkan visus OD (6/30) dan OS (6/6), pada mata sebelah kanan

    tampak kornea keruh dan ada infiltrat, serta tampak adanya hiperemis pada

    limbus, tidak didapatkan adanya kelainan pada palpebra, skera, iris, dan pupil.

    Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik penderita didiagnosa susp keratitis

    numular oculi dextra dan pada penatalaksanaan diberikan cendo xytrol eye drop,

    ciprofloxacin 500 mg dan asam mefenamat.

  • 7/30/2019 Cr Keratitis Mata

    24/24

    24

    DAFTAR PUSTAKA

    1. American Academy of Ophthalmology. Externa disease and cornea. SanFransisco 2007

    2. Vaughan, Daniel. Oftalmologi Umum. Edisi 14 Cetakan Pertama. WidyaMedika Jakarta, 2000

    3. Ilyas, Sidarta. Sari Ilmu Penyakit Mata. Balai Penerbit FKUI Jakarta, 20004. Ilyas, Sidarta Ilmu Penyakit Mata, Edisi 3. Balai Penerbit FKUI Jakarta,

    2006

    5. Srinivasan M, et al.Distinguishing infectious versus non infectious keratitis.Indian Journal of Opthalmology. 2006. 56:3; 50-56

    6. Radjiman T, dkk. Ilmu Penyakit Mata. Airlangga. Surabaya, 19847. Anonymous. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Penyakit Mata Edisi III.

    Bagian/SMF Ilmu Penyakit Mata RSU Dokter Soetomo. Surabaya.