cpr uncen
DESCRIPTION
DFDFDFDFTRANSCRIPT
Bantuan Hidup Dasar (Basic Life Support)
Dr. Harold F. Tambajong SpAn.Bagian Anestesiologi Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi Manado
Resusitasi Jantung Paru (RJP=CPR)• Bantuan Hidup Dasar (BHD=BLS)
– A. Airway control / Assessment– B. Breathing support– C. Circulating support
• Bantuan Hidup Lanjut (BHL=ALS)– D. Drug and fluid– E. EKG– F. Fibrillation treatment
• Bantuan Hidup Jangka Lama(=PLS)– G. Gauging– H. Human mentation– I. Intensive care
Cakupan BLS:• Mengenal dan bertindak segera pada
– Sudden Cardiac Arrest (SCA)– Heart Attack– Stroke– Foreign-body airway obstruction (FBAO)
• CPR: Memberi nafas darurat (henti nafas) dan melakukan kompresi dada dan nafas darurat (henti kardiopulmonar)
• Defibrilasi VF atau VT menggunakan automated external defibrillator (AED)
SCA
• Penyebab utama kematian di US dan Canada
• 40% VF: jantung tidak berfungsi sbg pompa darah yang efektif
• Segera menjadi asistol• Perlu segera CPR + defibrilasi• Surviv.rate tanpa RJP tiap menit
turun 7-10%
The Chain of Survival
Early recognition, Early CPR, Early defibrillation, Early advanced life support
Chain of Survival:Aksi-aksi penting sensitif waktu untuk korbanVF SCA dan asfiksia•Early recognition: pengenalan dini kedaruratan dan aktivsi EMS phone 911(US), 112(EU)
•Early bystander CPR: survival . Survival SCA bila respons EMS > 5-6 mnt.
•Early defibrillation: CPR+Defib. dlm 3-5 mnt: surv.rate 49-75%. Tanpa defib survival turun 10-15% per mnt.
•Early ALS and postresuscitation care.
Emergency Medical Dispatch
• Bagian dari EMS• Instruksi via telepon kepada
seseorang disekitar korban untuk melakukan RJP
Korban tak responsif:
• ≥ 8 thn: VF(!), surviv. rate >12 mnt: 2-5%, Adults and children with out-of hospital
sudden collapse. ”phone first and get AED”
• < 8 thn: problem airway / ventilasi, Bayi dan anak tak responsif (except with
sudden, witnessed collapse), henti jantung krn asfiksia: tenggelam, arrest karena trauma, intoksikasi obat:--- Perlu kompresi + rescue breats ”cpr first”
Acute Coronary Syndromes (ACS)
• US: 1,2 jt IMA, >500rb meninggal/thn.• Morbidity and mortality ↓:
– Early recognition– Early intervention– Early transport
• Public Education: gejala & tanda ACS• Call 911 (US), 112 (Europe), 119 (Japan),
Gejala ACS• Rasa tak nyaman (tertekan/ketat) pada
dada, sering menyebar ke lengan kiri, leher, rahang atau punggung/tengkuk
• Nafas pendek, palpitasi, mual, muntah, keringat dingin, pusing, pingsan.
• Angina pectoris: < 15 menit, IMA: > 15 menit dan lebih intense
Istirahatkan: duduk atau baringkan penderita
Penanganan ACS diluar RS
• BLS Ambulance provider:– RJP– AED– Tunjang jalan nafas– Oksigenasi– Ventilasi– Pemberian NTG dan aspirin (pantau
TD)
Penanganan ACS diluar RS
• Some ACLS ambulance providers:– Pemberian morfin, +obat anti-aritmia,
syok, kongesti paru, pacu transkutan– MONA (Mo, O2, NTG, Aspirin)– Pemantauan irama jantung / EKG 12
lead (transmisikan hasil)– Defibrilasi.
Algoritma penanganan ACS luar RS oleh petugas ambulans BLS
Check for unresponsiveness
Assess airway
Signs of airway obstruction ?
Asses breathing
Signs of inadequate breathing ?
Assess pulse
Pulse absent ?
-Perform history and physical exam-Administer aspirin and NTG per local protocol
Initial assessment
Check blood pressure and
position patient
History and physical exam
Transport and prearrival notification
Open the airway using manual maneuvers, adjuncts, or suction
Consider positive-pressure ventilation or administration of oxygen
Begin chest compressions, attach the AED / manual defibrillator, and follow protocol
Yes
Yes
Yes
No
No
No
Strok• Perusakan neurologis akibat gangguan
pasokan darah ke otak.• Strok iskemik: 75%• Terapi fibrinolitik: membatasi kerusakan
neurologis dan memperbaiki outcome strok iskemik (< 3 jam dari mula gejala dan tanda)
• Diperlukan deteksi dini, segera aktivasi EMS , transport & notifikasi RS, prosedur diagnostik memadai, segera th/ fibrinolitik.
Presentasi strok
Mild facial paralysis, sudden confusion/ stupor/coma; sudden weakness or numbness of the face, arm or leg especially on one side of the body; slurred or incoherent speech, unexplain dizziness, sudden falls, dimness or loss of vision in one or both eyes, loss of balance or coordination and severe headache with no known cause.
Penanganan diluar RS• 7 D’s: Detection, Dispatch, Delivery,
Door, Data, Decision and Drug
• Menenangkan• Posisi recovery• BLS ambulance: pengenalan,
stabilisasi, transpor dini, perkirakan awal serangan, beri tahu RS tujuan, cek dan koreksi gula darah.
Recovery position
Cincinnati Prehospital Stroke Scale• Facial drop:
• Normal• Abnormal
• Arm drift:• Normal• Abnormal
• Abnormal speech:• Normal• Abnormal
(3 abnormal kemungkinan strok 72% )
Los Angeles Prehospital Stroke Screen (LAPSS)
1. Age > 45 years2. History of seizures or epilepsy absent3. Symptom durarion < 24 hours4. At baseline, patient is not wheelchair
bound or bedridden5. Blood glucose between 60 and 4006. Obvious asymmetry (right vs left) in
any of the following 3 categories (must be unilateral)
» Facial smile/grimace» Grip
» Arm strength
Criteria Yes Unknown No
[ ] [ ] [ ] [ ] [ ] [ ]
[ ] [ ] [ ][ ] [ ] [ ]
[ ] [ ] [ ]
[ ] [ ] [ ]
Equal R Weak L weak
[ ] [ ] Drop [ ] Drop[ ] [ ] Weak grip [ ] Weak frip[ ] [ ] No grip [ ] No grip
[ ] [ ] Drifts down [ ] Drifts down[ ] [ ] Falls rapidly [ ] Falls rapidly
If 1-6 are all checked “yes” (or unknown): notify the receiving hospital before arrival of the potensial stroke patien
Glasgow Coma Scale
• Eyes : Open = 4 Open to voice = 3 Open to pain = 2 None = 1
• Verbal : Alert = 5 Confused = 4 Inappropriate = 3 Moans = 2 None = 1
• Motor : Obeys command = 6 Localizes = 5 Withdraws = 4 Abnormal flexion = 3 Abnormal extension = 2 None = 1
Check for unresponsiveness
Assess airway
Signs of airway obstruction ?
Asses breathing
Signs of inadequate breathing ?
Assess sirculation, pulse & BP
Neurologic assessment
Signs of stroke ?
Initial assessment
Cincinnati Stroke Scale or Los Angeles Prehospital Stroke
Screen
History and physical exam
Transport and notification
Open the airway using manual maneuvers, adjuncts, or suction
Consider positive-pressure ventilation or administration of oxygen
Glasgow Coma Scale: EVM=1513-14: mild impairment11-13: moderate impairment <11 : severe impairment
Yes
Yes
Yes
No
No
Continued assessment
No Transport to stroke center and provide prearrival notification:Time of symptom onset, GCS score, and Stroke Scale score
Algoritma penanganan strok luar RS oleh petugas ambulans BHD
Sekuensi RJPSekuensi RJP
Merupakan langkah-langkah RJP yang terdiri dari suatu serial urutan penilaian dan tindakan yang tergambar pada dalam algoritma Bantuan Hidup Dasar (Basic Life Support)
Indikasi Indikasi BHDBHDKorban tidak responsif dan tidak bernafas
normal
• Henti nafas:Tenggelam, strok, FBAO, inhalasi asap, epiglotittis, overdosis, sengatan listrik, tercekik, trauma, infark miokard, disambar petir, koma.—
• Henti jantung:Dapat berupa VF, VT, PEA, asistol.AED bermanfaat pada VT, VF : defib. dini !!
Penilaian Kesadaran: Cek Respon (box 1)
• Lingkungan aman ?• Suspek / trauma leher-kepala: gerakkan
korban hanya kalau benar-benar perlu• Respons?: tepuk / guncang bahu
dengan lembut, ”Are you all right ?”• Ada respons, tapi perlu bantuan medis:
– 1. Aktifkan EMS– 2. Observasi korban
Aktivasi sistem EMS, ambil AED (box 2)
• Satu penolong. Bila korban tak sadar/tak bergerak (tidak responsif):
– 1. Aktifkan sist. EMS, ambil AED bila ada (EU : Buka jalan nafas, korban tak bernafas, Aus: Setelah pemberian rescue breaths)
– 2. RJP dan defibrilasi bila diperlukan
– (HCP), korban dewasa/anak, asfiksia: – 1. RJP 5 siklus (±2 mnt)– 2. Aktifkan system EMS, ambil AED
Aktivasi sistem EMS, ambil AED (box 2)
• 2 penolong: – salah satu penolong mulai RJP, – Penolong lain aktifkan sistem EMS/ambil
AED, defibrilasi.
(Aktifkan medical respons system bila ada)
Informasikan: lokasi kejadian, nomor telefon, permasalahan, jumlah & kondisi korban, pertolongan yang telah diberikan, informasi lain yang diminta petugas
BUKA JLN NAFAS, CEK NAFAS (box 3)
• Bila tak sadar, apakah nafas adekwat ?
• Telentangkan korban (supine) diatas alas yang keras dan datar (kecuali telungkup dgn alat bantu jalan nafas)
• Palatum mole, epiglotis (+ lidah ): penyebab tersering obstruksi jalan nafas pada korban tidak sadar.
A. Buka jalan nafas dan cek nafas: Lay Rescuer
• Untuk korban trauma maupun bukan trauma: ekstensi kepala-angkat dagu (Head tilt-chin lift maneuver)
• Dorong mandibula (jaw thrust) tidak lagi dianjurkan bagi lay rescuer
B. Buka Jalan Nafas: Healthcare Provider (HCP)
• Korban tanpa trauma leher atau kepala: manuver ekstensi kepala angkat dagu
• Suspek cervical spine injury: dorong mandibula tanpa ekstensi kepala
• Bila dorong mandibula gagal: lakukan manuver ekstensi kepala angkat dagu
• Spinal injury: cegah/batasi pergerakan spinal
Cek Pernafasan
Buka jalan nafas kemudian ----------Look, Listen and Feel ----------Penolong berlutut disamping korban, telinga dekatkan ke mulut korban, mata lihat dada
• Lihat: apakah dadanya bergerak?• Dengar: apa ada suara nafas?• Rasa: pada pipi terasa aliran udara
pernafasan?
Cek Pernafasan
• Bila lay rescuer tidak yakin korban bernafas normal atau HCP tidak mendeteksi adanya nafas adekwat dalam 10 detik: beri 2 rescue breaths
• Bila lay rescuer gagal memberi nafas darurat: lakukan kompresi dada.
Look, Listen and Feel
Rescue Breathing (box 4 dan 5A):
• Beri 2 rescue breaths• 1 dtk/nafas (teknik apa saja, dengan/tanpa
O2)• TV secukupnya, dada terlihat naik (6-7
ml/kg atau 500-600 ml)• Jangan hiperventilasi (laju / vol nafas
jangan tinggi), jangan dengan kekuatan•Gastric Inflation: regurgitasi, aspirasi,
gangguan pengembangan paru•Tekanan intratorasik, venous return , CO
Rescue Breathing
• Bila gagal: buka jalan nafas, reposisi kepala. Keluarkan benda asing / bahan muntahan bila terlihat dalam mulut.
• Jika advance airway (ETT, LMA) terpasang, (2 penolong): ventilasi 8-10x/mnt tanpa sinkronisasi thd kompresi
Rescue Breathing:• Mouth-to-Mouth
– Buka jalan nafas– Pencet hidung– Kedap udara antara
kedua mulut– Volume regular, dada
naik, 1 detik/nafas
• Bila gagal reposisi kepala coba ulangi gagal lagi FBAO
Rescue Breathing:
• Mouth-to-Nose– Mulut sulit dibuka
(trismus), luka berat,
sulit untuk tidak bocor (air tight).
– Menolong korban tenggelam
Rescue Breathing:
• Mouth-to-Stoma / tracheostomy tube– Dpt dibantu sungkup muka pediatrik
bundar
• Mouth-to-Barrier Device:– Mouth-to-Masks (Cephalic/Lateral
technique)• O2 10-12 L/mnt (kalau ada)
• Dapat dibantu oropharyngeal airway
– Mouth-to-Face Shields
Ventilasi mulut ke sungkup
Rescue Breathing:• Ventilasi dengan Bag-Mask Device
– Lebih efektif dilakukan 2 penolong– 1 detik/nafas, volume cukup (dada naik)– Sungkup muka transparan– Tanpa advanced airway, rasio C-V = 30:2– Pd korban tak sadar, cegah gastric inflation, regurgitasi,
aspirasi dengan cricoid pressure (Sellick Maneuver) oleh orang ketiga.
– Oksigen 10-12 L/mnt– Alat alternatif: LMA, Esophageal-tracheal
Combitube
Ventilasi bag-mask, 2 penolong
Rescue Breathing:
• Ventilasi dengan advanced airway– 2 penolong– Kompresi kontinu 100 x/mnt tanpa
pause– Ventilasi 8-10 x/mnt– Pergantian tiap 2 menit
Insersi LMA
Combitube
Cek Nadi (oleh HCP, box 5)
• Cek nadi. Bila tak terdeteksi dalam 10 detik, lakukan kompresi dada
• > 1 thn: arteri karotis (a. femoralis)• Awam: jika korban tak responsif, tak
bernafas: anggap sbg henti jantung• Pulsasi (-) : pasang AED, kompresi
dada
Cek Nadi
Rescue Breathing Tanpa Kompresi dada (hanya utk HCP, box 5A)
• Utk korban dewasa dgn sirkulasi spontan (teraba nadi) tapi memerlukan tunjangan ventilasi, beri rescue breathing 10-12 nafas/menit ( 1 nafas setiap 5-6 detik)
• 1 detik/nafas, terlihat dada terangkat• Cek nadi tiap ± 2 menit (<10detik)
Kompresi dada (box 6)
• Meningkatkan tek. intratorasik yang kmd menekan jantung aliran darah
• Kompresi dada harus efektif: – Push hard and push fast– Laju kompresi berkisar 100 kali/menit– Tekan sternum ± 4-5 cm (dewasa) kmd
biarkan dinding dada kembali ke posisi semula setelah tiap kompresi
– Waktu kompresi=waktu relaksasi
• Minimalkan interupsi selama kompresi
Teknik Kompresi• Korban telentang diatas alas keras• Penolong berlutut disamping dada korban• Tempatkan salah satu pangkal telapak
tangan (tumit tangan) diatas setengah bagian bawah sternum pada tengah dada antara puting
• Letakkan tumit tangan yang lain diatas tangan pertama sehingga tangan bertumpang tindih dan paralel.
• 2 penolong: pergantian tiap 2 menit (5 siklus C-V, rasio 30:2)
Teknik Kompresi (lay rescuer)
• Henti jantung dewasa• Henti jantung anak yang
disaksikan ------------ rasio K-V: 30:2• Tidak memungkinkan pemberian
rescue breaths : lakukan hanya kompresi
Teknik Kompresi (HCP)
• Satu penolong : rasio K-V 30:2• Dua penolong:
– korban dewasa : Rasio K-V 30:2 – korban anak/bayi: rasio K-V 15:2– Bila terpasang advanced airway:
• kompresi dada kontinu dengan laju 100 x/mnt tanpa pause untuk ventilasi.
• Berikan ventilasi 8-10 nafas/mnt (1 nafas tiap 6-8 detik)
Kompresi dada
Kompresi dada
Kompresi Dada
Defibrilasi (box 8,9,10)
• Irama SCA nontraumatik: VF• Surv.rate tinggi bila defib dlm 3-5
mnt• Bila kasus tak disaksikan, diluar RS:
RJP dulu 1½-3 mnt (5 siklus) kmd defib.
• Bila kolaps disaksikan, tersedia AED, di RS lakukan defib secepatnya.
Defibrilasi (HCP) • Jika meragukan fine VF atau asistol,
segera kompresi dada (bukan defib)• Out-of-hosp, unwitnessed:
– Sebelum defib: RJP 5 siklus (2 menit) rasio 30:2
• Out-of-hosp, witnessed: segera defibrilasi
• In-hosp cardiac arrest: segera defibrilasi
Defibrilasi
• VF/pulseless VT– Satu syok dan langsung RJP 30:2 (5
siklus, 2 mnt), cek ritme, shock lagi kalau perlu.
Defibrilasi
• Initial energy:– Monophasic: 360 J– Biphasic defibrillator:
• 150 J - 200 J dgn biphasic truncated exponential waveform
• 120 J dgn rectilinear biphasic waveform.
• Energi untuk syok selanjutnya: sama atau lebih tinggi (150-360 J)
Obstruksi Jalan Nafas oleh Benda Asing
Mengenal FBAO• Kejadian umumnya disaksikan• Obstruksi ringan sampai berat• Silent cough, sianosis, kesulitan bicara/
nafas• Terjadi saat makan, korban memegang leher
(gambaran umum kesadakan/choking sign)• Segera tanya:”Anda kesadakan?” Bila
korban mengangguk tanpa bicara menandakan terjadi obstruksi berat dari jalan nafas.
Bebaskan airway dari Obstruksi• Bila korban bisa batuk keras, anjurkan
batuk dengan keras, awasi.• Bantu bila ada tanda obstruksi berat:
batuk menghilang, makin sulit bernafas, stridor kmd tidak sadar.
• Obstruksi berat, masih sadar: tepukan punggung (back blows/slaps) s.d 5x, sentakan perut (abdominal thrusts) s.d 5x, sentakan dada (chest thrust),
• Bila terlihat ada objek dalam mulut saat buka airway: keluarkan. Jangan lama2, beri nafas dan segera kompresi dada
FBAO
• Bila korban menjadi tidak sadar:– Pegang korban bila akan jatuh – Aktifkan sistem EMS– Lakukan kompresi dada (walaupun
masih teraba nadi)
Bebaskan airway dari FBAO
• Sapuan jari (finger sweep) oleh HCP hanya bila dimulut korban tak sadar terlihat ada objek yang menyumbat jalan nafas.
• Sentakan perut tidak dianjurkan untuk bayi <1 thn
• Gemuk, hamil akhir: sentakan dada• Pada sentakan perut ada risiko trauma
perlu dievaluasi
Drowning
There is no evidence that water acts as an obstructive foreign body. Maneuvers to relieve FBAO are not recommended for drowning victims because such maneuvers are not necessary and they can cause injury, vomiting, and aspiration and delay CPR
Obstruksi Jalan Nafas oleh Benda Asing
Obstruksi Jalan Nafas oleh Benda Asing
Obstruksi Jalan Nafas oleh Benda Asing
Obstruksi Jalan Nafas oleh Benda Asing
Posisi Recovery
• Pasien tak sadar tapi bernafas adekwat: posisi recovery
• Bila lama, rubah posisi (30 menit), korban trauma hanya bila perlu, hindari trauma saat memutar korban.
Posisi Recovery, 1/4
• Remove the victim’s spectacles.
• Kneel beside the victim and make sure that both legs are straight.
• Place the arm nearest to you out at right angles to the body, elbow bent with the hand palm uppermost
Posisi Recovery, 2/4
• Bring the far arm across the chest, and hold the back of the hand against the victim’s cheek nearest to you
Posisi Recovery, 3/4
• With your other hand, grasp the far leg just above the knee and pull it up, keeping the foot on the ground.
Posisi Recovery, 4/4
• Keeping his hand pressed against his cheek, pull on the far leg to roll the victim towards you onto his side.
• Adjust the upper leg so that both hip and knee are bent at right angles.
• Tilt the head back to make sure the airway remains open.• Adjust the hand under the cheek, if necessary, to keep the head
tilted.• Check breathing regularly.
RJP dihentikan (lay rescuer)
• AED tersedia• Petugas EMS mengambil alih RJP• Korban bergerak / bernafas normal• Penolong kelelahan
Terima-kasih