cover & buku laptah ppatk 201ppatk.go.id/files/laptah_ppatk_20100.pdf · dalam program terutama...

78
LAPORAN TAHUNAN Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan

Upload: vantuyen

Post on 21-May-2018

236 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Cover & Buku Laptah PPATK 201ppatk.go.id/files/Laptah_PPATK_20100.pdf · dalam program terutama dalam hal pemberian informasi intelijen di bidang keuangan untuk keperluan penelusuran

LAPORAN TAHUNANPusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan

Page 2: Cover & Buku Laptah PPATK 201ppatk.go.id/files/Laptah_PPATK_20100.pdf · dalam program terutama dalam hal pemberian informasi intelijen di bidang keuangan untuk keperluan penelusuran
Page 3: Cover & Buku Laptah PPATK 201ppatk.go.id/files/Laptah_PPATK_20100.pdf · dalam program terutama dalam hal pemberian informasi intelijen di bidang keuangan untuk keperluan penelusuran

LAPORAN TAHUNANPusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan

Page 4: Cover & Buku Laptah PPATK 201ppatk.go.id/files/Laptah_PPATK_20100.pdf · dalam program terutama dalam hal pemberian informasi intelijen di bidang keuangan untuk keperluan penelusuran

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................. 1

LAPORAN PPATK ................................................................................ 2

A. ..................................................................... 3

B. Dasar dan Arah Kebijakan Kegiatan ............................................ 6

C. Pelaksanaan Program Kerja ........................................................ 8

1. Kegiatan Riset dan Analisis .................................................... 8

a. Riset................................................................................... 9

b. Analisis .............................................................................. 17

2. Pengawasan Kepatuhan .......................................................... 22

3. Kerjasama Dalam Negeri dan Luar Negeri .............................. 24

a. Komite TPPU & PT............................................................. 24

b. Kerjasama dan Hubungan Dalam Negeri .......................... 24

c. Pertukaran Informasi dengan FIU ..................................... 26

d. Pertukaran Informasi dengan Instansi Domestik dan

Program Asistensi ............................................................ 27

e. Kerjasama dan Hubungan Luar Negeri ............................. 28

4. Hukum dan Regulasi ............................................................... 31

5. Sistem Teknologi Informasi ..................................................... 55

6. Administrasi ............................................................................ 58

a. Sumber Daya Manusia ..................................................... 58

b. Keuangan.......................................................................... 59

c. Umum .............................................................................. 63

d. Audit Internal ................................................................... 66

D. Penutup ...................................................................................... 70

LAMPIRAN

Daftar Istilah ...................................................................................... 71

Daftar Tabel dan Gambar................................................................... 72

Executive Summary

Page 5: Cover & Buku Laptah PPATK 201ppatk.go.id/files/Laptah_PPATK_20100.pdf · dalam program terutama dalam hal pemberian informasi intelijen di bidang keuangan untuk keperluan penelusuran

KATA PENGANTAR

KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

Alhamdulillahi Robbil'alamin, puji dan syukur kehadirat Allah SWT,

Tuhan Yang Maha Esa, atas selesainya penyusunan Laporan Tahunan Pusat

Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Tahun 2010. Laporan

Tahunan merupakan laporan rutin pelaksanaan tugas, fungsi dan wewenang

PPATK yang sangat penting dan wajib dipenuhi karena diamanatkan langsung

oleh undang-undang. Amanat ini ”inherent” dengan kedudukan PPATK yang

oleh undang-undang itu sendiri dinyatakan sebagai lembaga yang dalam

melaksanakan tugas dan kewenangannya bersifat independen dan bebas

dari campur tangan serta pengaruh dari kekuasaan manapun. Laporan

Tahunan ini merupakan pertanggung-jawaban konstitusional dalam rangka

mewujudkan akuntabilitas publik dan transparansi.

Laporan Tahunan ini memuat berbagai bentuk kegiatan dan capain dalam

rangka pelaksanaan tugas, fungsi dan wewenang PPATK selama periode

Januari sampai dengan akhir Desember 2010. Dengan demikian, Laporan

Tahunan PPATK Tahun 2010 ini memuat laporan rutin pelaksanaan tugas,

fungsi dan wewenang di bawah ”payung” undang-undang yang lama

(Undang-Undang No. 15 Tahun 2002 sebagaimana telah diubah dengan

Undang-Undang No. 25 Tahun 2003) dan

yang di sahkan pada tanggal 22 Oktober 2010.

Laporan Tahunan PPATK Tahun 2010 ini merekam dan mencatat pelaksanaan

tugas, fungsi dan wewenang PPATK yang dibagi habis dalam berbagai bidang

kegiatan, yaitu riset dan analisis, pengawasan dan kepatuhan, kerjasama

dalam negeri dan luar negeri, hukum dan peraturan perundang-undangan,

aplikasi sistem dan teknologi informasi, pengembangan sumber daya

manusia, keuangan serta administrasi.

Secara umum, pelaksanaan tugas, fungsi dan wewenang PPATK dalam tahun

2010 ini dapat tergambar dari statistik, antara lain statistik kewajiban

pelaporan oleh Penyedia Jasa Keuagan (PJK) yang menunjukkan

perkembangan signifikan. Terhitung sejak tahun 2001 hingga akhir tahun

2010, PPATK telah menerima sebanyak 63.924 Laporan Transaksi Keuangan

Mencurigakan (LTKM) secara kumulatif, dengan jumlah PJK Pelapor sebanyak

334 PJK. PPATK juga telah menerima sebanyak 8.631.423 Laporan Transaksi

Undang-Undang No. 8 Tahun 2010

tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang

1

Page 6: Cover & Buku Laptah PPATK 201ppatk.go.id/files/Laptah_PPATK_20100.pdf · dalam program terutama dalam hal pemberian informasi intelijen di bidang keuangan untuk keperluan penelusuran

Keuangan Tunai (LTKT) secara kumulatif. Sejak tahun 2003 hingga akhir tahun

2010, PPATK telah pula menyampaikan sebanyak 1.431 Hasil Analisis secara

kumulatif kepada Kepolisian dan Kejaksaan. Sementara dalam kurun tahun

2010, PPATK telah menyampaikan sebanyak 319 Hasil Analisis kepada Kapolri

dan Jaksa Agung.

Pada masa mendatang dengan undang-undang yang baru, kami berharap

PPATK dapat lebih meningkatkan kinerja dan efektifitas rezim antipencucian

uang dalam mencegah dan memberantas tindak pidana pencucian uang dan

tindak pidana asal, khususnya tindak pidana korupsi, yang berdasarkan

statistik Hasil Analisis PPATK mendominasi dengan 580 kasus atau sekitar

40,5% Hasil Analisis PPATK.

Sebagai penutup, perkenankanlah kami mengucapkan terima kasih atas

perhatian yang tulus dan dukungan yang penuh dari Presiden Republik

Indonesia, Dewan Perwakilan Rakyat, Kepolisian, Kejaksaan, Bank Indonesia,

Bapepam-LK, serta instansi terkait lainnya yang telah terjalin dan terbina

secara baik selama ini.

Jakarta, Februari 2011

Kepala PPATK

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Dr. Yunus Husein, S.H., LL.M

Laporan Tahunan PPATK 2010

2

Page 7: Cover & Buku Laptah PPATK 201ppatk.go.id/files/Laptah_PPATK_20100.pdf · dalam program terutama dalam hal pemberian informasi intelijen di bidang keuangan untuk keperluan penelusuran

A. EXECUTIVE SUMMARY

Upaya untuk menekan tingkat kejahatan luar biasa (extra ordinary crime)

seperti korupsi, dan di Indonesia,

hingga saat ini tampaknya masih lebih banyak dilakukan melalui

mekanisme penindakan dengan penerapan ketentuan-ketentuan

pidana yang bertujuan untuk memberikan sanksi pidana kepada

pelakunya terutama pidana penjara. Meskipun hukuman penjara

memberikan manfaat, akan tetapi berdasarkan pengalaman terdahulu

dirasakan belum cukup efektif untuk menekan tingkat kejahatan luar

biasa apabila tidak disertai dengan upaya untuk mengambil kembali

(menyita) harta kekayaan hasil kejahatan luar biasa serta merampas

berbagai sarana yang memungkinkan terlaksananya kejahatan luar biasa

tersebut. Membiarkan pelaku kejahatan itu tetap menguasai karta

kekayaan hasil kejahatan luar biasa dan sarana yang memfasilitasi

kejahatan akan memberikan peluang bagi mereka atau orang-orang lain

yang memiliki keterkaitan dengan pelaku kejahatan untuk menikmati

harta kekayaan hasil kejahatan luar biasa tersebut. Bahkan, dengan

memiliki harta kekayaan hasil kejahatan luar biasa, yang jumlahnya

sangat besar itu, mereka akan mengulangi lagi dan mengembangkan

trik-trik kejahatan baru yang lebih licik lagi agar tidak mudah terdeteksi

oleh aparat penegak hukum.

Sehubungan dengan itulah kelahiran rejim anti pencucian uang (

), yang dalam mengungkap kejahatan luar biasa menggunakan

paradigma baru yaitu “mengikuti aliran dana” ( ).

Dengan pendekatan (metode dan teknik) ini akan dapat diungkap siapa-

siapa pelakunya, jenis tindak pidana, serta dimana tempat dan jumlah

harta kekayaan disembunyikan. Pendekatan ini berangkat dari suatu

konsepsi mendasar bahwa harta kekayaan hasil kejahatan (

) tersebut merupakan “ ”. Artinya, hasil

kejahatan merupakan darah yang menghidupi tindak kejahatan itu

sendiri dan sekaligus merupakan titik terlemah dari mata rantai tindak

kejahatan. Upaya untuk memotong mata rantai kejahatan ini, selain

relatif mudah dilakukan dengan pendekatan , juga akan

menghilangkan motivasi para pelakunya untuk mengulangi kembali

illegal logging money laundering

AML

Regime

follow the money

proceeds of

crime lifeblood of the crime

AML Regime

LAPORAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

3

Page 8: Cover & Buku Laptah PPATK 201ppatk.go.id/files/Laptah_PPATK_20100.pdf · dalam program terutama dalam hal pemberian informasi intelijen di bidang keuangan untuk keperluan penelusuran

kejahatan karena tujuan pelaku kejahatan untuk menikmati hasil

kejahatannya menjadi terhalang atau sulit dilakukan. Upaya tersebut

akan semakin efektif apabila harta keyaan yang diduga bersumber dari

hasil kejahatan itu dapat diblokir terlebih dahulu. Apabila harta kekayaan

tersebut terbukti adalah hasil kejahatan setelah melalui proses hukum

berikutnya, barulah harta kekayaan hasil kejahatan itu kemudian disita

dan dirampas oleh negara untuk negara berdasarkan putusan

pengadilan.

Upaya untuk membuat suatu terobosan baru dalam hal perampasan aset

dengan menerapkan sistem perampasan tanpa pemidanaan atau

(NCB) forfeiture adalah senafas dengan pendekatan

rejim anti pencucian uang, yang lebih menekankan pada pengejaran aset

hasil kejahatan ( ) ketimbang mengejar pelakunya

( ). Dalam hal ini, (NCB) forfeiture

adalah suatu inovasi yang dapat diadopsi oleh setiap negara sesuai

dengan kebutuhannya, sebagaimana dikatakan oleh Theodore S.

Greenberg (2009) “

”.

Secara sistematis, setelah tindakan penyelidikan dan penyidikan

dilakukan penegak hukum, maka upaya pengembalian aset-aset yang

diperoleh secara tidak sah oleh pelaku kejahatan, dapat dimulai dengan

3 (tiga) tahapan. Pertama, tindakan untuk melacak atau menelusuri aset.

Kedua, tindakan pencegahan guna menghentikan pergerakan aset

(pemblokiran dan penyitaan). Ketiga, tindakan perampasan aset.

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) sebagai

(FIU) di Indonesia memiliki orientasi utama

terhadap penelusuran aset hasil kejahatan dengan pendekatan

, dan oleh karena itu PPATK berperan penting dan strategis

dalam program terutama dalam hal pemberian

informasi intelijen di bidang keuangan untuk keperluan penelusuran

aset ( ), baik pada waktu proses analisis transaksi keuangan,

non-

conviction based

follow the money

follow the suspect Non-conviction based

Non-Conviction Based (NCB) asset forfeiture is an

innovation that can be adapted to the needs of a wide range of countries

with differing legal traditions. The Guide explains how they can make use

of this tool in their asset recovery programmes

financial inlteligence unit

follow

the money

assets recovery

assets tracing

Laporan Tahunan PPATK 2010

4

Page 9: Cover & Buku Laptah PPATK 201ppatk.go.id/files/Laptah_PPATK_20100.pdf · dalam program terutama dalam hal pemberian informasi intelijen di bidang keuangan untuk keperluan penelusuran

maupun pada saat proses penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan

terdakwa di sidang peradilan. Penelusuran aset hasil kejahatan tersebut

dapat dilakukan oleh PPATK baik di dalam maupun di luar negeri.

Penelusuran aset di dalam negeri dilakukan dengan pentrasiran di

berbagai penyedia jasa keuangan (PJK bank dan non bank) serta

penyedia jasa/barang lainnya. Dalam AML Regime, PJK dan penyedia

jasa/barang lainnya sebagai front liner berkewajiban untuk melakukan

deteksi secara dini terhadap transaksi nasabah yang mencurigakan

untuk dilaporkan kepada PPATK. Selanjutnya dalam rangka

penyelamatan aset secara dini, dengan kewenangannya maka penyidik,

penuntut umum atau hakim memerintahkan PJK dan penyedia

jasa/barang lainnya untuk melakukan pemblokiran sementara terhadap

harta kekayaan setiap orang atau perusahaan yang telah dilaporkan oleh

PPATK. PJK dan penyedia jasa/barang lainnya setelah menerima

perintah, wajib melaksanakan pemblokiran sementara setelah surat

perintah pemblokiran diterima.

Untuk menelusuri aset hasil kejahatan yang ditempatkan di luar negeri

dilakukan dengan kerjasama antar sesama FIU, melalui tukar menukar

informasi. Pertukaran informasi antar sesama FIU ini memiliki kelebihan,

di antaranya mendapatkan hasil yang lebih cepat apabila dibandingkan

dengan mekanisme tukar-menukar informasi melalui jalur yang lain.

Pertukaran informasi antar sesama FIU ini dapat dilakukan baik atas

dasar (MoU) ataupun resiprositas,

dengan menggunakan norma-norma yang diatur oleh Egmont Group

atau sesuai dengan ketentuan yang ada dalam MoU. Norma tersebut

mengatur tata cara pertukaran informasi yang bersifat rahasia, tidak

diperbolehkan untuk diteruskan ke pihak lain, serta tidak dapat dijadikan

sebagai barang bukti di pengadilan, dimana permintaan atau pemberian

informasi tersebut dapat dibuat dalam bentuk tertulis atau elektronis.

Keunggulan FIU dalam mendapatkan informasi yang lebih cepat dan

akurat ini adalah suatu hal yang seharusnya dapat dimanfaatkan secara

optimal oleh para penegak hukum, untuk dapat mengamankan dan

mengembalikan harta kekayaan negara dari para pelaku kriminal.

Memorandum of Understanding

Laporan Tahunan PPATK 2010

5

Page 10: Cover & Buku Laptah PPATK 201ppatk.go.id/files/Laptah_PPATK_20100.pdf · dalam program terutama dalam hal pemberian informasi intelijen di bidang keuangan untuk keperluan penelusuran

Indonesia telah mendapat manfaat dari kerjasama antar FIU dalam

rangka mengembalikan harta kekayaan negara ( ) pada

beberapa kasus kriminal yang menimbulkan kerugian negara yang cukup

besar dan menjadi sorotan publik. Seperti pada kasus korupsi Hendra

Raharja, pemerintah Australia akhirnya bersedia mengembalikan aset

mantan pemilik Bank Harapan Sentosa (BHS) tersebut kepada

pemerintah Indonesia sebesar 493.000 dollar Australia.

Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya sebagai FIU, PPATK selalu

tanggap dan siap membantu penegakan hukum dengan menyediakan

informasi intelijen di bidang keuangan guna kepentingan penyelidikan,

penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan perkara tindak pidana

pencucian uang (TPPU) dan tindak pidana lainnya di sidang pengadilan.

Dukungan PPATK dalam bentuk pentrasiran aset ( )

terhadap hasil kejahatan akan menginformasikan keberadaan, jumlah,

identitas pemilik dan linkage dari hasil-hasil kejahatan.

assets recovery

assets tracing

Laporan Tahunan PPATK 2010

B. DASAR DAN ARAH KEBIJAKAN KEGIATAN

Guna lebih memberdayakan rezim anti pencucian uang Indonesia,

diperlukan sebuah landasan yang kokoh dan rasional. Untuk itu PPATK

telah menetapkan Rencana Strategis (RENSTRA) Tahun 2006-2010

sebagai pedoman didalam pelaksanaan aktifitasnya. Ruang lingkup dan

pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam RENSTRA dimaksud sebagai

berikut:

1. Peningkatan peran dan fungsi PPATK dalam mencegah dan

memberantas TPPU dengan 6 (enam) strategi: (i) mengembangkan

dan melaksanakan kebijakan, peraturan dan prosedur yang

berkaitan dengan anti pencucian uang sesuai dengan UU TPPU; (ii)

membangun kepedulian masyarakat akan pentingnya rezim anti

pencucian uang; (iii) membantu penegak hukum dan lembaga

terkait dalam melakukan penyidikan dan penuntutan TPPU; (iv)

meningkatkan kerjasama dengan lembaga pemerintah domestik;

6

Page 11: Cover & Buku Laptah PPATK 201ppatk.go.id/files/Laptah_PPATK_20100.pdf · dalam program terutama dalam hal pemberian informasi intelijen di bidang keuangan untuk keperluan penelusuran

(v) meningkatkan kerjasama dengan lembaga informasi intelijen di

bidang keuangan internasional dan organisasi anti pencucian uang

lain; dan (vi) mengubah ketentuan-ketentuan yang terkait TPPU

guna mengakomodasi .

2. Peningkatan kepatuhan kewajiban pelaporan dengan 3 (tiga)

strategi: (i) menyempurnakan pedoman dan tata cara pelaporan;

(ii) menyempurnakan sistem dan prosedur kerja Direktorat

Kepatuhan; dan (iii) meningkatkan kepedulian pihak pelapor dan

kualitas laporan.

3. Peningkatan efektifitas hasil analisis dengan strategi meningkatkan

kualitas hasil analisis mengenai indikasi terjadinya TPPU dan/atau

tindak pidana asal ( ) bagi lembaga penegak

hukum.

4. Pengembangan kerangka dasar penerapan manajemen risiko

(aturan, peraturan pelaksana, dan metodologi) untuk

meningkatkan kepatuhan pihak pelapor dengan 4 (empat) strategi:

(i) mengindentifikasi faktor-faktor risiko utama terkait dengan

kepatuhan pihak pelapor; (ii) menilai risiko terkait dengan

kepatuhan sektor industri dan pihak pelapor; (iii) menyeleksi

penanganan risiko terkait kepatuhan yang tepat terhadap setiap

sektor industri dan pihak pelapor; dan (iv) menilai hasil yang dicapai

dalam upaya manajemen risiko yang dilakukan guna meningkatkan

kepatuhan kewajiban pelaporan.

5. Peningkatan peranan teknologi dan informasi (TI) dalam

mendukung kinerja PPATK dengan 5 (lima) strategi: (i) menjamin

selalu tersedianya layanan sistem TI yang handal dan memadai; (ii)

menjamin keamanan sistem TI; (iii) menyediakan sistem aplikasi TI

yang efektif; (iv) menyediakan sistem database yang komprehensif,

akurat dan terpercaya; dan (v) menyempurnakan disain sistem

Direktorat TI.

international best practice

predicate crimes

Laporan Tahunan PPATK 2010

7

Page 12: Cover & Buku Laptah PPATK 201ppatk.go.id/files/Laptah_PPATK_20100.pdf · dalam program terutama dalam hal pemberian informasi intelijen di bidang keuangan untuk keperluan penelusuran

6. Penyediaan dan pengembangan manajemen internal PPATK

dengan 4 (empat) strategi: (i) menyediakan gedung perkantoran

yang permanen beserta fasilitasnya termasuk pendirian fasilitas

cadangan ( ) untuk kelanjutan operasional PPATK; (ii)

melakukan rekruitmen pegawai sesuai dengan keahliannya; (iii)

meningkatkan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia; (iv)

menyempurnakan organisasi PPATK.

offsite

Laporan Tahunan PPATK 2010

C. PELAKSANAAN PROGRAM KERJA

1. Kegiatan Riset dan Analisis

Dalam kerangka pelaksanaan Fungsi PPATK sebagaimana tertuang

dalam Pasal 44 ayat (1) Undang-undang Nomor 8 Tahun 2010

Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian

Uang (UU PP TPPU), Direktorat Riset dan Analisis mengemban tugas

untuk melaksanakan fungsi utama PPATK yakni melakukan analisis

terhadap Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (LTKM) yang

disampaikan oleh Pihak Pelapor sebagaimana dimaksud dalam

ketentuan Pasal 17 ayat (1) UU PP TPPU (Pihak Pelapor).

Sesuai dengan tugas yang diemban, produk utama yang dihasilkan

adalah berupa Hasil Analisis serta Hasil Pemeriksaan yang

diharapkan dapat dijadikan dasar bagi aparat penegak hukum

dalam melakukan proses penegakan hukum sesuai dengan tugas

dan kewenangannya dan ketentuan yang berlaku. Direktorat Riset

dan Analisis selalu berupaya meningkatkan kualitas dari setiap hasil

analisis yang dihasilkan dan diharapkan hasil analisis yang

disampaikan kepada aparat penegak hukum mampu memberikan

informasi yang relevan atas kemungkinan terjadinya tindak pidana

asal ataupun dilakukannya upaya penegakan hukum atas tindak

pidana pencucian uang yang diduga dilakukan oleh pihak terlapor.

Khusus terkait dengan Hasil Pemeriksaan, saat ini PPATK dalam

tahap penyelesaian pembuatan Peraturan Presiden terkait dengan

8

Page 13: Cover & Buku Laptah PPATK 201ppatk.go.id/files/Laptah_PPATK_20100.pdf · dalam program terutama dalam hal pemberian informasi intelijen di bidang keuangan untuk keperluan penelusuran

pelaksanaan kewenangan PPATK sebagaimana diamanatkan

berdasarkan Pasal 46 UU PP TPPU.

Selama tahun 2010, kegiatan riset diawali dengan

penyempurnaan Standar Prosedur Operasi (SPO) bagi

kepentingan Riset. Pada tahun 2010, telah berhasil dibuat SPO

khusus Riset untuk menjadi dasar pelaksanaan tugas riset

dibidang:

~ Pengolahan ;

~ Input Data;

~ Riset Tipologi;

~ Analisis Strategis;

~ Statistik; dan

~ Manajemen Resiko.

Tahap berikutnya diharapkan dapat dihasilkan output

berdasarkan SPO yang telah dibuat serta mampu memberikan

kontribusi bagi penegakan hukum di bidang pencucian uang.

Berdasarkan data Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan

(LTKM) yang diterima oleh PPATK selama periode Januari s/d

Desember 2010 serta penelitian atas LTKM dan hasil analisis

LTKM yang telah disampaikan oleh PPATK kepada aparat

penegak hukum selama periode yang sama, diketahui bahwa

kecenderungan tindak pidana asal dapat dibagi dalam

beberapa kategori sesuai trend masing-masing tindak pidana

asal yang diketahui. Trend dimaksud adalah sebagai berikut:

Trend tindak pidana korupsi tetap menunjukan peningkatan

secara signifikan dibandingkan tindak pidana lainnya. Di

samping meningkat, korupsi dan penipuan merupakan tindak

1.1 Riset

Data Mining

Trend meningkat

9

Laporan Tahunan PPATK 2010

Page 14: Cover & Buku Laptah PPATK 201ppatk.go.id/files/Laptah_PPATK_20100.pdf · dalam program terutama dalam hal pemberian informasi intelijen di bidang keuangan untuk keperluan penelusuran

pidana yang paling sering dilaporkan oleh PPATK. Tindak pidana

narkotika dan penyuapan juga cenderung meningkat namun

tidak sering terjadi apabila dibandingkan dengan korupsi dan

penipuan.

Berdasarkan atas peningkatan jumlah HA yang dilaporkan maka

tindak korupsi, penipuan, narkotika dan penyuapan

diperkirakan akan masih tetap banyak dilakukan. Pada tindak

pidana korupsi modus oparandi yang berkelanjutan adalah

transaksi keuangan yang dilakukan oleh

(PEP).

PEP dengan melibatkan pihak ketiga dan penyalahgunaan

APBN/ APBD oleh bendahara/pemegang kas di instansi-instansi

pemerintah.

Selain itu, trend lainnya yang masih berlanjut ditemukan oleh

PPATK adalah cuckoo smurfing. Dengan modus ini, pelaku

tindak pidana menggunakan untuk sarana

pencucian uang hasil tindak pidana psikotropika.

Sama dengan trend periode sebelumnya, tahun 2010 belum

dapat diidentifikasi trend tindak pidana yang menurun.

Tahun 2010, PPATK melakukan penelitian terhadap

penyimpangan yang dilakukan oleh aparat pegawai Direktorat

Jenderal Pajak serta Direktorat Jenderal Bea dan Cukai,

Departemen Keuangan RI.

Berdasarkan temuan baru, diduga terkait dengan pemberian

Trend yang berkelanjutan

Trend menurun

Trend baru muncul

Politically Exposed

Person

money remmitance

10

Laporan Tahunan PPATK 2010

Page 15: Cover & Buku Laptah PPATK 201ppatk.go.id/files/Laptah_PPATK_20100.pdf · dalam program terutama dalam hal pemberian informasi intelijen di bidang keuangan untuk keperluan penelusuran

dana oleh pihak ketiga kepada petugas kedua instansi tersebut.

Hal ini menggambarkan terjadinya penyuapan dan gratifikasi.

Dana ditransaksikan melalui rekening milik pribadi, istri, anak

ataupun pihak kerabat lainnya dari pegawai dimaksud.

Sama dengan tahun sebelumnya, berdasarkan kategorisasi

tersebut diatas, dapat diketahui bahwa pengalihan transaksi

keuangan kepada sistem non perbankan menjadi alternatif

baru bagi pelaku tindak pidana. Hal ini terjadi khususnya pada

industri asuransi dengan melakukan pembayaran premi

asuransi bagi diri pribadi ataupun pihak keluarga. Pembayaran

tunai menjadi pilihan yang dianggap paling menguntungkan

dalam kaitannya mempersulit pelacakan aliran keuangan oleh

aparat penegak hukum.

Selain itu, terdapat beberapa indikasi adanya trend modus

operandi TPPU yang dilakukan oleh pelaku kejahatan, yaitu

dengan melakukan pembelian barang-barang mewah ataupun

menempatkan dana pada instrument-instrument investasi

lainnya. Hal ini kemungkinan dipicu oleh semakin

meningkatkan kesadaran penyedia jasa keuangan serta

ketatnya menerapan prinsip mengenal nasabah dilakukan oleh

penyedia jasa keuangan.

Trend berkelanjutan yang ditemukan oleh PPATK berdasarkan

LTKM yang diterima dari PJK pada periode Januari hingga

Desember 2010 menunjukkan maraknya penggunaan identitas

palsu, nominee ataupun pengunaan dana-dana yang berasal dari

Anggaran Belanja Pemerintah Daerah oleh para pejabat

Pemerintah Daerah baik di Tingkat I ataupun Tingkat II di seluruh

Indonesia.Halyangsamaterjadipadaperiodesebelumnya.

Sesuai hasil analisis LTKM yang disampaikan oleh PPATK kepada

pihak aparat penegak hukum, berikut ini adalah tipologi atau

modus operandi dari pencucian uang yang telah terjadi dan

kemudian disusun dari berbagai kasus yang terjadi.

11

Laporan Tahunan PPATK 2010

Page 16: Cover & Buku Laptah PPATK 201ppatk.go.id/files/Laptah_PPATK_20100.pdf · dalam program terutama dalam hal pemberian informasi intelijen di bidang keuangan untuk keperluan penelusuran

Dalam kurun Waktu Januari hingga Desember 2010 PPATK

menemukan beberapa Typologi kasus yang secara umum dapat

digambarkan berdasarkan industri keuangannya, sebagai

berikut:

1) PNS dan Rekanan menggunakan rekening “Joint

Account“ yang diduga untuk menampung dana suap.

SU adalah seorang PNS yang menjabat sebagai Kepala

Dinas pada Departemen XX dan RB adalah pegawai pada

PT. AS yang merupakan perusahaan rekanan dari

departemen tempat SU bekerja. SU dan RB melakukan

transaksi di Bank dengan membuka rekening joint

account yang bertujuan untuk bisnis. Sumber dana pada

rekening ini berasal dari PT. AS dan beberapa pihak

terkait lainnya (PA dan YA) dengan jumlah yang material.

Dana yang masuk ini kemudian ditransfer ke rekening

pribadi SU dan dilakukan penarikan tunai atas dana

tersebut oleh SU dan WO. WO adalah pihak yang terkait

dengan transaksi yang dilakukan oleh SU. Dana yang

masuk ini adalah suap yang dilakukan oleh PT. AS terkait

dengan jabatan yang diemban oleh SU.

2) PNS menggunakan SDB (Safe Deposit Box) di Bank

sebagai Sarana Penyimpanan dana yang diduga dari

tindak pidana.

BT adalah seorang PNS di Departemen XX dengan

jabatan sebagai Auditor. BT membuka rekening di Bank

B yang mana dana bersumber dari PT. AL yang

merupakan perusahaan swasta yang diberikan bantuan

oleh BT terkait dengan jabatan yang diembannya. BT

kemudian mentransfer dana tersebut ke rekening BT

lainnya di bank yang sama dan rekening a.n. pihak

a. Perbankan

12

Laporan Tahunan PPATK 2010

Page 17: Cover & Buku Laptah PPATK 201ppatk.go.id/files/Laptah_PPATK_20100.pdf · dalam program terutama dalam hal pemberian informasi intelijen di bidang keuangan untuk keperluan penelusuran

lainnya, yaitu MA dan PR. MA adalah istri BT yang

berprofesi sebagai PNS, sementara PR adalah karyawan

swasta yang merupakan rekanan BT dan terkait dengan

transaksi yang dilakukan BT. Atas dana ini, BT dan MA

memberikan beberapa perlakuan atasnya, yaitu

ditempatkan dalam bentuk deposito, dilakukan

penarikan tunai oleh MM dan ZF, serta ditempatkan ke

dalam (SDB). MM dan ZF adalah

swasta perorangan yang terkait dengan transaksi yang

dilakukan BT.

3) Penerimaan (TC) yang diduga merupakan

saranasuap bagi (PEP).

PT BB adalah sebuah group perusahaan yang memiliki

beberapa perusahaan yang bergerak di berbagai

bidang. PT BB melakukan transaksi di Bank AA dengan

membeli TC yang diterbitkan oleh Bank AA. TC yang

telah dibeli ini kemudian dijual kepada PT CC yang

merupakan anak perusahaan dari PT BB. PT BB

menyerahkan TC ini kepada PEP yang merupakan

anggota Dewan yang kemudian dicairkan ke Bank AA.

4) Penyalahgunaan dana operasional perusahaan oleh

pejabat terkait dengan menggunakan rekening kartu

kredit untuk menampung hasil tindak pidana.

RP adalah pejabat di PT XX. RP memiliki rekening di

Bank AA yang mana sumber dananya berasal dari

beberapa kali setoran tunai oleh BO. BO adalah swasta

perorangan yang diduga melakukan suap terhadap RP.

Atas dana yang ditampung di rekening ini, kemudian

dilakukan penarikan secara tunai oleh DO, transfer ke

rekening JS dan ditransfer ke rekening kartu kredit a.n.

RP. DO dan JS adalah pihak-pihak yang terkait dengan

transaksi yang dilakukan oleh RP.

Safe Deposit Box

Travel Cheque

Politically Exposed Person

13

Laporan Tahunan PPATK 2010

Page 18: Cover & Buku Laptah PPATK 201ppatk.go.id/files/Laptah_PPATK_20100.pdf · dalam program terutama dalam hal pemberian informasi intelijen di bidang keuangan untuk keperluan penelusuran

B. Pasar Modal

c. Asuransi

1) Penggunaan Profil Nasabah High Risk Country untuk

melakukan Manipulasi Pasar dan Pencucian Uang.

AA Ltd. adalah perusahaan yang didirikan di high risk

country. KM (manajemen kunci dari PT X) dipercaya

sebagai kuasa transaksi AA Ltd. Diduga AA Ltd.

melakukan manipulasi pasar perdagangan saham PT X.

Dana dari hasil transaksi saham PT X dipindahkan ke

rekening perusahaan dan beberapa manajemen kunci

PT X di beberapa bank. Diduga hal tersebut dilakukan

untuk melakukan TPPU.

2) Penggunaan rekening Efek Margin untuk melakukan

Pencucian Uang.

BA, BB, dan BC adalah karyawan swasta di PT AC. BA, BB,

dan BC membuka rekening efek di Perusahaan efek D.

BA, BB dan BC menerima saham dan dana dari PT AC.

Selanjutnya dana dan efek tersebut digunakan untuk

melakukan transaksi margin. Dana hasil transaksi

dipindahkan ke rekening BA, BB, dan BC di cabang bank

yang sama (bank F). Dana dari bank F dipindahkan ke

rekening PT AC dan afiliasinya di beberapa bank. Diduga

dana yang ditranasksikan adalah berasal dari hasil

tindak pidana.

1) Pembelian polis Unit Links oleh PEP yg diikuti dengan

pencairan polis sebelum jatuh tempo.

JJ seorang PNS pada sebuah departemen. JJ membeli 2

(dua) polis asuransi unit links berpremi tunggal pada PT

Asuransi ABC. JJ membayar premi asuransi

14

Laporan Tahunan PPATK 2010

Page 19: Cover & Buku Laptah PPATK 201ppatk.go.id/files/Laptah_PPATK_20100.pdf · dalam program terutama dalam hal pemberian informasi intelijen di bidang keuangan untuk keperluan penelusuran

menggunakan rekening ybs di Bank A. JJ mencairkan

Kedua polis bulan berikutnya. JJ mentransfer dana hasil

pencairan polis ke rekening seorang pengusaha

bernama SS. SS kemudian mentransfer dana ke JJ.

2) Pembelian polis Unit Links oleh anak dari PEP yg diikuti

dengan pembayaran premi tambahan dalam jumlah

besar dan diikuti pencairan premi tambahan tersebut

dalam waktu singkat.

WT adalah putri dari BB (PEP). WT membeli polis

asuransi unit links pada AJ ZZZ. WT membayar premi

asuransi dengan melakukan transfer menggunakan

rekening CV ABC di Bank JJJ. IW (adik WT) melakukan

transfer untuk pembayaran premi top up (tambahan)

untuk polis a/n WT. WT mencairkan premi tambahan

tersebut bebarapa bulan berikutnya.

1) Penjualan valas dengan perantara orang lain (pihak

ketiga) atas perintah dari PEP tanpa menggunakan surat

kuasa.

SS adalah seoran sopir (driver). SS menjual valuta asing

(banknotes). SS menjual banknotes pada PT. XXX Valas.

SS melakukan transaksi secara tunai. SS melakukan

transaksi dengan frekuensi sering (27 kali). SS

melakukan transaksi atas perintah AA tanpa adanya

surat kuasa. AA adalah seorang PEP.

2) Pembelian valas dengan perantara orang lain (pihak

ketiga) atas perintah dari PEP tanpa menggunakan surat

kuasa.

YY adalah seorang anggota TNI. YY membeli valuta asing

d. Pedagang Valuta Asing

15

Laporan Tahunan PPATK 2010

Page 20: Cover & Buku Laptah PPATK 201ppatk.go.id/files/Laptah_PPATK_20100.pdf · dalam program terutama dalam hal pemberian informasi intelijen di bidang keuangan untuk keperluan penelusuran

(banknotes). YY membeli banknotes pada PT. ABC

Valas. YY melakukan transaksi secara tunai. YY

melakukan transaksi dengan frekuensi sering (13 kali

transaksi). YY melakukan transaksi atas perintah BB

tanpa adanya surat kuasa untuk keperluan anaknya

yang bersekolah di Australia. BB adalah seorang PEP.

3) Penjualan valas dengan perantara orang lain (pihak

ketiga) untuk disumbangkan kepada Partai Politik

peserta Pemilu.

YY adalah karyawan PT. XYZ. YY menjual valuta asing

(banknotes) pada PT. ABC. YY melakukan transaksi

penjualan valas tersebut tanpa adanya surat kuasa dari

PT. XYZ. Kemudian PT. ABC menjual valas tersebut

kepada Bank X. Hasil penjualan valas disetor ke

rekening PT. ABC di bank X. PT. ABC membayarkan ke YY

menggunakan cek. YY mencairkan cek dan ditransfer

melalui RTGS ke rekening a.n. DD di Bank Y. DD

menempatkan dana tersebut dalam bentuk deposit on

call (DOC) a.n. YY. Hasil pencairan DOC ditransfer ke

rekening JJ. JJ mentransfer sebagian dana hasil

pencairan ke rekening a.n. DPP Partai S di Bank X dan

Bank Z. DD adalah presiden komisaris dari PT. XYZ dan

mempunyai hubungan keluarga dengan salah satu

petinggi Partai S yang ikut dalam Pemilu.

1) Penggunaan pihak ketiga sebagai pihak pembayar

cicilan leasing secara sekaligus yang nilai nominalnya

besar.

AM adalah seorang PNS yang masuk dalam kategori

PEP. AM mengajukan Kontrak Leasing kepada PT X

Finance. Setelah permohonan disetujui, kemudian AM

e. Lembaga Pembiayaan

16

Laporan Tahunan PPATK 2010

Page 21: Cover & Buku Laptah PPATK 201ppatk.go.id/files/Laptah_PPATK_20100.pdf · dalam program terutama dalam hal pemberian informasi intelijen di bidang keuangan untuk keperluan penelusuran

melakukan pembayaran uang muka kontrak leasing

kepada PT X Finance. PT X Finance menyerahkan objek

leasing berupa sebuah mobil kepada AM. Selanjutnya AM

membayar cicilan leasing secara berkala sampai bulan

keenam, yang pada bulan ketujuh dilunasi sekaligus oleh

TDselakupihakketiga.TDadalahseorangpengusaha.

2) Penggunaan pihak ketiga sebagai pihak pembayar uang

muka ( ) yang nilai nominalnya besar.

MY adalah PNS yang masuk dalam kategori PEP. MY

mengajukan Kontrak Leasing kepada PT Y Finance.

Setelah permohonan disetujui, kemudian LK

melakukan pembayaran uang muka kontrak leasing

kepada PT Y Finance. PT Y Finance menyerahkan objek

leasing berupa sebuah mobil kepada MY. Selanjutnya

MY membayar cicilan leasing secara berkala selama

lama 12 bulan. LK adalah seorang pengusaha.

Typologi lainnya sebagaimana dituangkan berdasarkan

laporan tahun 2009 adalah tetap sama dan masih ditemukan

pada tahun 2010 ini.

Beberapa modus tersebut diatas adalah merupakan modus

yang sama terjadi pada tahun sebelumnya (2009) namun

masih dapat ditemukan dalam kurun waktu tahun 2010 ini.

a. Umum

Sampai dengan akhir Semester II Tahun 2010, telah

disampaikan sebanyak 1.431 Hasil Analisis kepada Kapolri

dan Kejagung. Dari 1.431 Hasil Analisis yang disampaikan

kepada aparat penegak hukum, dapat dikelompokkan

berdasarkan kasus atau tindak pidana asal sebagai berikut:

down payment

1.2 Analisis

17

Laporan Tahunan PPATK 2010

Page 22: Cover & Buku Laptah PPATK 201ppatk.go.id/files/Laptah_PPATK_20100.pdf · dalam program terutama dalam hal pemberian informasi intelijen di bidang keuangan untuk keperluan penelusuran

D u g a a n T i n d a k P i d a n a K a su s %

K o r u p s i ; 5 8 0 4 0 ,5

P e n y u a p a n ; 4 0 2 ,8

N a r k o t i k a ; 4 7 3 ,3

D i b i d a n g p e r b a n k a n ; 4 6 3 ,2

D i b i d a n g p e r a s u r a n s i a n ; 1 0 ,1

K e p a b e a n a n ; 9 0 ,6

T e r o r i s m e ; 1 9 1 ,3

P e n c u r i a n ; 4 0 ,3

P e n g g e l a p a n ; 4 2 2 ,9

P e n i p u a n ; 4 1 9 2 9 ,3

P e m a l s u a n u a n g ; 5 0 ,3

P e r j u d i a n ; 1 7 1 ,2

P r o s t i tu s i ; 4 0 ,3

D i b i d a n g p e r p a j a k a n ; 7 0 ,5

D i b i d a n g k e h u ta n a n ; 6 0 ,4

T i d a k T e r i d e n t i f i k a s i / d l l 1 8 5 1 2 ,9

J u m l a h 1 4 3 1 1 0 0 ,0

Selama Tahun 2010, telah disampaikan sebanyak 319 Hasil

Analisis kepada Kapolri dan Kejagung. Dari 319 Hasil Analisis

yang disampaikan kepada aparat penegak hukum, dapat

dikelompokkan berdasarkan kasus atau tindak pidana asal

sebagai berikut:

D u g a a n T i n d a k P i d a n a K a su s %

K o r u p s i ; 1 3 1 4 1 ,1

P e n y u a p a n ; 1 4 4 ,4

N a r k o t i k a ; 8 2 ,5

D i b i d a n g p e r b a n k a n ; 6 1 ,9

D i b i d a n g p e r a s u r a n s i a n ; 1 0 ,3

T e r o r i s m e ; 5 1 ,6

P e n c u r i a n ; 2 0 ,6

P e n g g e l a p a n ; 1 0 3 ,1

P e n i p u a n ; 4 1 1 2 ,9

P e r j u d i a n ; 4 1 ,3

T i d a k T e r i d e n t i f i k a s i / d l l 9 7 3 0 ,4

J u m l a h 3 1 9 1 0 0 ,0

Tabel 1

Hasil Analisis PPATK

Tabel 2

Dugaan Tindak Pidana

18

Laporan Tahunan PPATK 2010

Page 23: Cover & Buku Laptah PPATK 201ppatk.go.id/files/Laptah_PPATK_20100.pdf · dalam program terutama dalam hal pemberian informasi intelijen di bidang keuangan untuk keperluan penelusuran

b. Proses Analisis

Pelaksanaan tugas analisis oleh Direktorat Riset dan

Analisis dilakukan dengan memanfaatkan berbagai

sumber informasi yang ada baik dikelola secara internal

(swadaya) ataupun informasi lainnya yang dapat diperoleh

oleh PPATK melalui mekanisme kerjasama antar lembaga

baik didalam maupun di luar negeri.

Chart dibawah ini mengambarkan sumber informasidalam data base untuk membantu proses analisisoleh PPATK:

Hingga akhir tahun 2010 DRA telah berhasil menyelesaikan

sebanyak 1.431 hasil analisis yang telah diolah dari 3.110

Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan yang telah

disampaikan oleh PJK kepada PPATK yang keseluruhan telah

disampaikan oleh PPATK kepada aparat penegak hukum,

dengan rincian:

Gambar 1

Sumber Informasi PPATK

19

Laporan Tahunan PPATK 2010

Page 24: Cover & Buku Laptah PPATK 201ppatk.go.id/files/Laptah_PPATK_20100.pdf · dalam program terutama dalam hal pemberian informasi intelijen di bidang keuangan untuk keperluan penelusuran

~ Sebanyak 1.327 hasil analisis disampaikan kepada

Kepolisian dan Kejaksaan; dan

~ Sebanyak 104 hasil analisis disampaikan hanya kepada

Kejaksaan;

Diantara Hasil Analisis yang disampaikan kepada Penyidik,

selama tahun 2010 terdapat sebanyak 91 Hasil Analisis yang

merupakan permintaan ( ) baik dari Kepolisian

maupun Kejaksaan.

Adapun jumlah hasil analisis yang disampaikan kepada

aparat penegak hukum ini sejak tahun 2003 adalah sebagai

berikut:

a. Tahun 2003: 24 hasil analisis ;

b. Tahun 2004: 212 hasil analisis;

inquiry

c. Tahun 2005: 111 hasil analisis;d. Tahun 2006: 86 hasil analisis;e. Tahun 2007: 91 hasil analisis;f. Tahun 2008: 104 hasil analisis.g. Tahun 2009: 484 hasil analisis.h. Tahun 2010 (31 Des 2010): 319 hasil analisis.

-

200

400

600

800

1.000

1.200

2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010*)

HA

LTKM

Gambar 2

Jumlah Hasil Analisis Per Tahun

20

Laporan Tahunan PPATK 2010

Page 25: Cover & Buku Laptah PPATK 201ppatk.go.id/files/Laptah_PPATK_20100.pdf · dalam program terutama dalam hal pemberian informasi intelijen di bidang keuangan untuk keperluan penelusuran

Seluruh diproses analisis yang dilakukan oleh analis PPATK

akan menghasilkan 2 (dua) jenis output sebagai berikut:

1. Hasil analisis yang diserahkan kepada aparat penegak

hukum;

Hasil analisis yang diserahkan kepada aparat penegak

hukum adalah Hasil Analisis yang berisi petunjuk

mengenai adanya dugaan transaksi keuangan

mencurigakan yang berindikasi tindak pidana

pencucian uang dan atau tindak pidana lainnya

berdasarkan ketentuan Pasal 44 UU PP TPPU.

2. Hasilanalisisyangdimasukkankedalam PPATK.

Dari hasil analisis terhadap LTKM yang diterima dari PJK

tidak/belum ditemukan adanya indikasi tindak pidana

tertentu baik TPPU maupun tindak pidana asal.

Terhadap hasil analisis tersebut akan disimpan dalam

database PPATK sampai diperoleh adanya informasi

terkait tindak pidana tertentu. Seluruh data yang

berada pada database PPATK akan membantu proses

analisis berikutnya dalam hal memiliki keterkaitan

dengan data yang sedang atau sedang di analisis.

database

Output

PPATK

PJK

DATABASE

VISUAL LINK

TRACES

INQUIRY PJK

FIU LN

ANALISIS

ETCYES NO

POLRI/JPU

KPK

Instansiterkait

PERADILAN

Gambar 3

Proses Analisis PPATK

21

Laporan Tahunan PPATK 2010

Page 26: Cover & Buku Laptah PPATK 201ppatk.go.id/files/Laptah_PPATK_20100.pdf · dalam program terutama dalam hal pemberian informasi intelijen di bidang keuangan untuk keperluan penelusuran

2. Pengawasan Kepatuhan

Dalam hal kerjasama dengan instansi lain, Direktorat Pengawasan dan

Kepatuhan (DPK) PPATK bekerja sama dengan Bank Indonesia selaku

regulator dengan melakukan joint audit terhadap enam (6) Perusahaan

Valuta Asing dalam rangka menilai tingkat kepatuhan perusahaan

tersebut terhadap penerapan Undang Undang Pencegahan dan

Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (UU PP TPPU).

Peran DPK dalam hal pencegahan dan pemberantasan TPPU antara lain

memberikan ceramah dan menjadi narasumber dalam berbagai kegiatan

antara lain Forum Komunikasi Direktur Kepatuhan Perbankan, Undangan

menjadi narasumber oleh pihak Penyedia Jasa Keuangan (PJK) dan

Universitas maupun kegiatan sosialisasi yang yang dilakukan oleh

Direktorat Hukum dan Regulasi. Selama antara tahun 2009-2010 DPK

telah mengikutsertkan staf nya dalam kegiatan narasumber dan ceramah

sebanyak 91 Kegiatan. Adapun kegiatan ceramah dan narasumber yang

diberikan berkaitan dengan tata cara penyampaian laporan kepada PPATK

dan Rezim AML.

Jumlah kumulatif Audit yang telah dilakukan oleh PPATK terhadap PJK

sampai dengan 31 Desember 2010 sebanyak 395 PJK. Hasil Audit yang

telah dilakukan oleh PPATK terhadap 395 PJK sampai dengan akhir 2010,

yang termasuk kategori baik sebesar 11,8 persen (47 PJK), dan yang

termasuk kategori sedang sebanyak 24,8 persen (98 PJK) dan yang

termasuk kategori Rendah 63,2 persen (250 PJK). (Lihat Tabel 3).

22

Laporan Tahunan PPATK 2010

Page 27: Cover & Buku Laptah PPATK 201ppatk.go.id/files/Laptah_PPATK_20100.pdf · dalam program terutama dalam hal pemberian informasi intelijen di bidang keuangan untuk keperluan penelusuran

Tabel 3

Jumlah PJK yang Telah Diaudit Menurut Hasil Audit dan Jenis PJK

Tahun 2005 - 2010

23

Laporan Tahunan PPATK 2010

Page 28: Cover & Buku Laptah PPATK 201ppatk.go.id/files/Laptah_PPATK_20100.pdf · dalam program terutama dalam hal pemberian informasi intelijen di bidang keuangan untuk keperluan penelusuran

3. Kerjasama Dalam Negeri dan Luar Negeri

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) sebagai

instansi yang merupakan dalam rezim anti pencucian uang di

Indonesia, berupaya untuk terus meningkatkan hubungan dan

kerjasama dengan instansi-instansi terkait dalam negeri maupun luar

negeri. Jalinan kerjasama ini telah dilakukan dengan 41 instansi/lembaga

di dalam negeri dan 37 (FIU) negara-negara

lain. Selama tahun 2010, PPATK memperkuat hubungan dan kerjasama

dalam negeri maupun luar negeri dengan melakukan:

a. Komite Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana

Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme (Komite TPPU & PT).

Pertemuan Tim Kerja Tindak Pidana Pencucian Uang dan Pendanan

Terorisme telah dilaksanakan pada tanggal 27 Januari 2010 dan

Pertemuan Komite TPPU yang diketuai oleh Menko Polhukkam

MarsekalTNI(Pur)DjokoSuyantopadatanggal18Maret2010puntelah

diselenggarakan. Dalam pertemuan tersebut dibahas perkembangan

implementasi Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan

Tindak Pidana Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme. Selanjutnya

akan diselenggarakan Pertemuan Tim Kerja Komite TPPU & PT dan

Pertemuan Komite TPPU dan PT tingkat menteri yang akan dipimpin

kembaliolehMenkoPolhukkamselakuKetuaKomite.

b. Kerjasama dan Hubungan Dalam Negeri

Dalam rangka memperluas kerjasama dengan instansi lain melalui

penandatanganan Nota Kesepahaman guna mendukung

pembangunan rezim anti pencucian uang di Indonesia, dimana

kerjasama yang dijalin oleh PPATK tidak hanya dengan instansi-

instansi pemerintah dan aparat penegak hukum melainkan juga

dengan beberapa perguruan tinggi di Indonesia. Tujuan

dilakukannya perluasan kerjasama dengan beberapa perguruan

tinggi di Indonesia adalah dalam rangka mensosialisasikan rezim

anti pencucian uang di Indonesia, dimana salah satu media

sosialisasi adalah melalui pendidikan/edukasi. Selain itu tujuan

focal point

Financial Intelligence Unit

24

Laporan Tahunan PPATK 2010

Page 29: Cover & Buku Laptah PPATK 201ppatk.go.id/files/Laptah_PPATK_20100.pdf · dalam program terutama dalam hal pemberian informasi intelijen di bidang keuangan untuk keperluan penelusuran

dilakukannya kerjasama

~ Expert Group Meeting yang dilaksanakan pada tanggal 22-24

Februari 2010 di Jakarta. Pertemuan ini dihadiri oleh 11

(sebelas) perguruan tinggi di Indonesia yang menghasilkan

masukan-masukan atas draft Undang-Undang PP TPPU serta

rekomendasi kepada pemerintah dalam mendorong

percepatan pembahasan dan pengesahan UU PP TPPU.

~ Penandatanganan Nota Kesepahaman antara PPATK dengan

Bank Indonesia pada tanggal 18 Maret 2010 di Jakarta.

Kerjasama melalui penandatanganan Nota Kesepahaman ini

bertujuan untuk menetapkan upaya atau langkah-langkah

pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian

uang dalam hal pertukaran informasi, penyusunan ketentuan

hukum, audit kepatuhan, sosialisasi serta pendidikan dan

pelatihan dalam hal adanya keterkaitan antara pelaksanaan

tugas dan kewenangan Bank Indonesia dan PPATK.

~ Penandatanganan Nota Kesepahaman antara PPATK dengan

Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) pada tanggal 17

April 2010 di Jakarta. Kerjasama ini bertujuan untuk

mewujudkan kerangka kerjasama antara KPPU dan PPATK

dalam mencegah dan memberantas tindak pidana pencucian

uang dan penegakan hukum atas larangan praktik monopoli

dan persaingan usaha tidak sehat.

~ Penandatanganan Nota Kesepahaman antara PPATK dengan

Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik,

Kementerian Dalam Negeri serta Badan Pengawas Pemilu

pada tanggal 7 Juli 2010 di Jakarta. Kerjasama ini bertujuan

untuk mewujudkan kerangka kerjasama antara Ditjen

dengan perguruan tinggi adalah dalam

rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia. Berikutbeberapa perluasan kerjasama yang telah dilakukan olehPPATK dengan beberapa instansi dan perguruan tinggi,melalui kegiatan:

25

Laporan Tahunan PPATK 2010

Page 30: Cover & Buku Laptah PPATK 201ppatk.go.id/files/Laptah_PPATK_20100.pdf · dalam program terutama dalam hal pemberian informasi intelijen di bidang keuangan untuk keperluan penelusuran

Kesbangpol dan PPATK dalam mencegah dan memberantas

tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme

dalam rangka perlindungan NPO serta kerjasama antara

Bawaslu dan PPATK dalam mencegah dan memberantas

tindak pidana pencucian uang dan penegakan hukum atas

tindak pidana politik uang dalam proses pemilu .

~ Penandatanganan Nota Kesepahaman antara PPATK dengan

beberapa perguruan tinggi di Indonesia yakni dengan

Universitas Padjadjaran pada tanggal 22 Juni 2010 di

Bandung, Universitas Mataram pada tanggal 27 Juli 2010 di

Mataram dan Universitas Syiah Kuala pada tanggal 8 Oktober

2010 di Banda Aceh.

C. Pertukaran Informasi dengan (FIU).

Terkait dengan pertukaran informasi intelijen di bidang keuangan,

PPATK telah melakukan pertukaran informasi dengan FIU-FIU

negara lain. Adapun rincian dari pertukaran informasi tersebut di

antaranya adalah meneriman permintaan informasi (

) sebanyak 49 kali, mengirimkan permintaan

informasi ( ) sebanyak 5 kali, menerima

informasi spontan ( ) sebanyak

11 kali, dan mengirimkan informasi spontan (

) sebanyak 1 kali. Hingga akhir tahun 2010, jumlah

kumulatif pertukaran informasi dengan pihak FIU adalah 406 kali.

Pertukaran informasi tersebut dilaksanakan dengan FIU-FIU negara

lain, dan sebagaimana tampak pada tabel di atas, pertukaran

informasi intelijen keuangan tersebut dilakukan

permintaan ( ) dan sukarela ( ).

Financial Intelligence Unit

incoming

mutual request

outgoing mutual request

incoming sponteneous information

outgoing spontaneous

information

by request spontaneous

atas dasar

26

Laporan Tahunan PPATK 2010

Page 31: Cover & Buku Laptah PPATK 201ppatk.go.id/files/Laptah_PPATK_20100.pdf · dalam program terutama dalam hal pemberian informasi intelijen di bidang keuangan untuk keperluan penelusuran

Tabel 4Pertukaran Informasi Antar FIU

d. Pertukaran Informasi dengan Instansi Domestik dan Program

Asistensi.

Terkait dengan pertukaran informasi intelijen keuangan d

instansi domestik, Kelompok Pemberdayaan Jejaring Informasi

telah menindaklanjuti permintaan dari Kepolisian, KPK, Kejaksaan,

dan instansi-instansi terkait lainnya. Adapun Jumlah kumulatif

permintaan informasi yang ditindaklanjuti sampai dengan

Desember 2010 adalah sebanyak 259 hasil analisis.

engan

Tabel 5

27

Laporan Tahunan PPATK 2010

Page 32: Cover & Buku Laptah PPATK 201ppatk.go.id/files/Laptah_PPATK_20100.pdf · dalam program terutama dalam hal pemberian informasi intelijen di bidang keuangan untuk keperluan penelusuran

Tabel 6

Selain menindaklanjuti seluruh permintaan informasi, Kelompok

Pemberdayaan Jejaring Informasi juga telah telah melaksanakan

program asistensi ke sejumlah Polda di Indonesia. Untuk tahun 2010

ini telah dilaksanakan program asistensi ke Polda Kalimantan Timur,

Polda Sulawesi Selatan, Polda NTB, Polda Jambi, Polda Jawa Timur,

Polda Sumatera Utara dan Polda Aceh. Melalui program asistensi

tersebut, PPATK berkesempatan untuk menjelaskan mekanisme

permintaan informasi ke PPATK serta membantu pihak Polda dalam

hal penanganan kasus, khususnya untuk kasus-kasus Tindak Pidana

Pencucian Uang.

e. Kerjasama dan Hubungan Luar Negeri

Di tahun 2010 PPATK secara konsisten tetap turut aktif berperan

dalam berbagai fora internasional, antara lain forum Asia Pacific

Group on Money Laundering (APG) dan Financial Action Task Force

(FATF). Dalam forum APG, PPATK menghadiri APG Annual Meeting

yang diselenggarakan di Singapura, APG Assessor Training

Workshop yang diselenggarakan di Sydney, Australia, dan APG

Typologies Workshop yang diselenggarakan di Bangladesh. Selain

itu PPATK telah aktif menjadi bagian dari misi APG ke Bangladesh

28

Laporan Tahunan PPATK 2010

Page 33: Cover & Buku Laptah PPATK 201ppatk.go.id/files/Laptah_PPATK_20100.pdf · dalam program terutama dalam hal pemberian informasi intelijen di bidang keuangan untuk keperluan penelusuran

untuk menyampaikan pengalaman mempersiapkan targeted review

ICRG FATF serta ke Timor Leste untuk membantu upaya

pembangunan rezim anti pencucian uang di negara tersebut.

Sementara itu dalam forum the Egmont Group, PPATK mengirimkan

wakilnya untuk mengikuti yang

diselenggarakan di Mauritius dan Moldova masing-masing pada

bulan Maret dan Oktober 2010, serta berpartisipasi aktif dalam

Egmont Annual Meeting yang diselenggarakan di Cartagena,

Colombia pada bulan Juni 2010. Selain itu PPATK secara aktif menjadi

sponsor permohonan keanggotaan Solomon Islands FIU (SIFIU) dan

Samoa FIU (SFIU) dalam Egmont Group. Setelah melaporkan

perkembangan dan analisis awal atas legislasi untuk SIFIU dan SFIU

pada pertemuan bulan Juni dan Oktober 2010, PPATK melakukan

onsite visit ke Solomon Islands pada bulan November 2010 bersama

dengan wakil AUSTRAC dan Cook Island FIU untuk memastikan

bahwa SIFIU telah beroperasi secara penuh sebagai sebuah FIU.

Onsite visit ke Samoa akan dilakukan pada bulan Januari 2011. Hasil

onsite visit ke Solomon Islands dan Samoa akan dipaparkan pada

pertemuan Egmont WG di Aruba bulan Maret 2011 dan diharapkan

kedua FIU tersebut akan diterima pada pertemuan tahunan Egmont

di Armenia bulan Juni 2011.

Selama tahun 2010, PPATK telah melakukan kerjasama bilateral yang

dituangkan dalam bentuk Nota Kesepahaman (

/MoU) dengan 4 (empat) FIU yaitu Solomon Island,

Qatar, United Arab Emirate, dan Vietnam. Penandatanganan MoU

dengan FIU Vietnam dilakukan di sela-sela kunjungan ke PPATK

untuk mempelajari penanganan rezim anti pencucian uang di

Indonesia pada bulan Agustus 2010.

Dalam hubungannya dengan donor, PPATK terus menjalin kerjasama

dengan beberapa donor yang memberikan bantuan teknis kepada

PPATK dan beberapa instansi lainnya melalui serangkai program

kegiatan. Beberapa bantuan teknis yang cukup signifikan dicapai

selama tahun 2010 adalah:

Egmont Working Group Meeting

Memorandum of

Understanding

29

Laporan Tahunan PPATK 2010

Page 34: Cover & Buku Laptah PPATK 201ppatk.go.id/files/Laptah_PPATK_20100.pdf · dalam program terutama dalam hal pemberian informasi intelijen di bidang keuangan untuk keperluan penelusuran

Diselesaikannya Domestic Review NPO sector. Dalam rangka

implementasi strategi ke-9 dari Strategi Nasional Pencegahan

dan Pemberantasan Pencucian Uang di Indonesia tahun 2007-

2011 (Strategi Nasional), PPATK bekerjasama dengan

menyelenggarakan

, yang menghasilkan 8

Rekomendasi terkait kebijakan pengawasan sektor NPO secara

komprehensif. ini diluncurkan pada tanggal 7

Juli 2010 dan saat ini PPATK kembali menjadi koordinator

implementasi dari rekomendasi-rekomendasi tersebut.

Diselesaikannya serangkaian kegiatan yang termasuk dalam

(PAPP) phase I. Pada

phase ini, beberapa pencapaian signifikan adalah

dihasilkannya 5 (lima) SPO penanganan IT di PPATK serta

penerapan sektor perbankan dan non-

perbankan. Salah-satu hasil kegiatan tersebut pada tahap ke-2

ini adalah dengan meluncurkan buku petunjuk/pedoman

Program Kepatuhan Anti Pencucian Uang dan Pemberantasan

Pendanaan Terorisme (APU/PPT).

Diselenggarakannya donors' meeting pada tanggal 29

November 2010 yang dihadiri oleh 10 instansi/negara donor

(baik bilateral maupun multilateral) dan seluruh instansi

terkait di Indonesia untuk membahas perkembangan bantuan

teknis yang telah diberikan serta kemungkinan bantuan teknis

yang akan diterima oleh Indonesia, khususnya terkait dengan

implementasi UU No.8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan

Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang.

United

Kingdom Charity Commission Non-Profit

Organization (NPO) Domestic Review

Domestic Review

PPATK-AUSTRAC Partnership Program

customer due diligence

30

Laporan Tahunan PPATK 2010

Page 35: Cover & Buku Laptah PPATK 201ppatk.go.id/files/Laptah_PPATK_20100.pdf · dalam program terutama dalam hal pemberian informasi intelijen di bidang keuangan untuk keperluan penelusuran

4. Hukum dan Regulasi

Tahun 2010 merupakan tahun terakhir Rancangan Undang-undang

tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian

Uang (RUU PP-TPPU) berada di lembaga legislatif. Pada tanggal 22

Oktober 2010 RUU PP-TPPU telah disahkan. Seiring dengan telah

disahkan dan diundangkannya Undang-Undang Nomor 8 Tahun

2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana

Pencucian Uang (UU TPPU), Direktorat Hukum dan Regulasi (DHR)

memfokuskan kegiatan pada diseminasi dan sosialisasi UU TPPU

serta Penyusunan peraturan pelaksana UU tersebut.

Direktorat Hukum dan Regulasi mempunyai tugas penelaahan dan

penyusunan peraturan perundang-undangan dan pemberian

nasehat hukum serta pengawasan serta urusan yang berkaitan

dengan hukum dan peraturan dan perundang-undangan, baik

mengenai tindak pidana pencucian uang maupun masalah lainnya

yang terkait. Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Hukum dan

Regulasi mempunyai fungsi:

a. Pengawasan penelaahan dan penyusunan peraturan

perundang-undangan;

b. Pengawasan pemberian nasehat hukum;

c. Pengawasan semua urusan yang berkaitan dengan hukum

dan peraturan perundang-undangan, baik mengenai tindak

pidana pencucian uang maupun masalah lainnya yang

terkait.

Sehubungan dengan tugas dan fungsi Direktorat Hukum dan

Regulasi, maka di dalam rencana kerja Direktorat Hukum dan

Regulasi memasukkan kegiatan sosialisasi yang memiliki tujuan

untuk menyamakan persepsi terkait rezim anti pencucian uang baik

di kalangan aparat penegak hukum, penyedia jasa keuangan, new

reporting parties, akademisi bahkan masyarakat umum yang mana

diwakilkan oleh pemerintah daerah setempat.

31

Laporan Tahunan PPATK 2010

Page 36: Cover & Buku Laptah PPATK 201ppatk.go.id/files/Laptah_PPATK_20100.pdf · dalam program terutama dalam hal pemberian informasi intelijen di bidang keuangan untuk keperluan penelusuran

Selain itu, Direktorat Hukum dan Regulasi juga memberikan

asistensi penuh dalam kegiatan penyusunan Rancangan Undang-

Undang Perampasan Aset (RUU PA) yang memiliki kaitan dengan

upaya pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian

uang. Maraknya pemberantasan kegiatan terorisme di Indonesia

oleh para aparat penegak hukum juga membuat PPATK melakukan

berbagai upaya dalam pemberantasan tindak pidana pendanaan

terorisme. Salah satu upaya PPATK adalah dengan mengajukan

usulan kepada Pemerintah untuk menyusun Rancangan Undang-

undang tentang Penceghan dan Pemberantasan Tindak Pidana

Pendanaan Terorisme (RUU TPPT).

Peraturan Pelaksanaan dari RUU TPPU terus disusun dan

disempurnakan rancangannya sebelum RUU TPPU disahkan oleh

DPR sehingga tidak memerlukan waktu yang lama untuk

melakukan pembahasan peraturan pelaksanaan dari UU No.8

Tahun 2010. Kegiatan lainnya diisi dengan aktivitas pemberian

pendapat hukum ( ), kajian hukum, pemberian

keterangan ahli baik di tingkat penyidikan, penuntutan maupun

pengadilan dan menyelenggarakan /seminar hukum.

Untuk mengefektifkan pekerjaan di Direktorat Hukum dan Regulasi,

kegiatan sebagaimana telah disebutkan diatas dikerjakan oleh

orang yang tepat sesuai dengan keahlian masing-masing sehingga

menghasilkan yang berkualitas, maka terdapat pembagian

kerja sesuai dengan kegiatan, yaitu kegiatan analisis hukum,

advokasi (bantuan hukum), dan legislasi (penyusunan peratauran

perundang-undangan). Rincian kegiatan selama periode laporan

sebagaimana diuraikan berikut ini:

a. Sosialisasi Rezim Anti Pencucian Uang

Sosialisasi rezim anti pencucian uang terus menerus

diselenggarakan di beberapa kota besar di Indonesia.

Penentuan kota-kota tujuan sosialisasi dilihat dari kebutuhan

informasi umum akan rezim anti pencucian uang dan

legal opinion

workshop

output

32

Laporan Tahunan PPATK 2010

Page 37: Cover & Buku Laptah PPATK 201ppatk.go.id/files/Laptah_PPATK_20100.pdf · dalam program terutama dalam hal pemberian informasi intelijen di bidang keuangan untuk keperluan penelusuran

implementasi Undang-undang Nomor 15 Tahun 2002

sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 25

Tahun 2003 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang (UU TPPU)

dan termasuk Rancangan Undang-Undang Pencegahan dan

Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang yang akhirnya

telah disahkan menjadi Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010

tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana

Pencucian Uang pada tanggal 22 Oktober 2010. Tujuan dari

kegiatan ini untuk memperoleh persamaan persepsi akan UU

TPPU baik di kalangan aparat penegak hukum, penyedia jasa

keuangan, new reporting parties, akademisi dan masyarakat

umum.

Di dalam rencana kegiatan Direktorat Hukum dan Regulasi

Tahun 2010, telah direncanakan sosialisasi ke 6 (enam) kota di

Indonesia. Sosialisasi rezim anti pencucian uang bagi penyedia

jasa keuangan, aparat penegak hukum, akademisi dan

masyarakat sampai dengan akhir tahun 2010 telah

diselenggarakan di kota Semarang, Gorontalo, Banjarmasin,

Palembang, Jakarta dan Nanggroe Aceh Darussalam. Selain

itu, dilaksanakan pula sosialisasi rezim anti pencucian uang

kepada penyedia jasa keuangan hasil kerja sama antara PPATK

dengan Bank Indonesia (BI) dan Komisi Pemberantasan

Korupsi (KPK) di kota Pekanbaru.

PPATK dalam melaksanakan sosialisasi rezim anti pencucian

uang juga melakukan kerjasama dengan Ban

Kejaksaan, Kepolisian, Bea dan Cukai, Direktorat

Jenderal Pajak, Pemerintah Daerah setempat dan juga

universitas.

b. Penyempurnaan Modul Sosialisasi

Salah satu bagian dari kegiatan sosialisasi rezim anti pencucian

uang adalah penyempurnaan modul. Di akhir Tahun 2010,

k Indonesia,

Kehakiman,

33

Laporan Tahunan PPATK 2010

Page 38: Cover & Buku Laptah PPATK 201ppatk.go.id/files/Laptah_PPATK_20100.pdf · dalam program terutama dalam hal pemberian informasi intelijen di bidang keuangan untuk keperluan penelusuran

PPATK bekerjasama dengan Lembaga Pencucian Uang

Indonesia (LAPI) untuk kembali menyempurnakan modul

tersebut. Adapun hasil dari kerjasama tersebt, PPATK telah

menghasilkan modul sosialisasi yang terdiri dari silabus dan 6

(enam) buah modul, antara lain:

1) Silabus Progran Sosialisasi Anti Pencucian Uang dan

Pendanaan Terorisme di Indonesia.

2) Modul I: Rezim Anti Pencucian Uang dan Pendanaan

Terorisme Di Indonesia.

3) Modul II: Penegakan Hukum Tindak Pidana Pencucian

Uang dan Pendanaan Terorisme.

4) Modul III: Anti Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme

Bagi Industri Perbankan.

5) Modul IV: Anti Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme

Bagi Industri Pasar Modal.

6) Modul V: Anti Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme

Bagi Industri Lembaga Keuangan Non Bank.

7) Modul VI: Anti Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme

Bagi Penyedia Barang dan/atau Jasa Lain.

c. Analisis dan Bantuan Hukum

1) Pengumpulan Putusan dan Anotasi

Sampai dengan akhir tahun 2010, Direktorat Hukum dan

Regulasi telah mencatat terdapat 36 (tiga puluh enam)

putusan terkait tindak pidana pencucian uang. Adapun

rincian putusan yang berhasil dicatat oleh Direktorat

Hukum dan Regulasi adalah sebagai berikut:

34

Laporan Tahunan PPATK 2010

Page 39: Cover & Buku Laptah PPATK 201ppatk.go.id/files/Laptah_PPATK_20100.pdf · dalam program terutama dalam hal pemberian informasi intelijen di bidang keuangan untuk keperluan penelusuran

Tabel 7Putusan Pengadilan

35

Laporan Tahunan PPATK 2010

Page 40: Cover & Buku Laptah PPATK 201ppatk.go.id/files/Laptah_PPATK_20100.pdf · dalam program terutama dalam hal pemberian informasi intelijen di bidang keuangan untuk keperluan penelusuran

Sebagian kegiatan analisis hukum adalah melakukan anotasi

putusan terkait tindak pidana pencucian uang. Dari 36 (tiga puluh

enam) putusan, telah dihasilkan 11 (sebelas) anotasi putusan, yaitu:

a. Kasus Anastasia Kusmiati Pranoto

b. Kasus Lukman Hakim

c. Kasus Tonny Chaidir Martawinata

d. Kasus Herry Robert

e. Kasus Jasmarwan

f. Kasus Ie Mien Sumardi

g. Kasus Hendri Susilo

h. Kasus Lie Han Pouw Al. Pau Pau

i. Kasus Vincentius Amin Sutanto

j. Kasus Dolfie Christian Efraim Palar Alias Dolfi

k. Kasus Saifuddin Bin Yahya

2) Memberikan Bantuan Hukum di Bidang TPPU

Kegiatan ini dimaksudkan adalah pemberian bantuan hukum

terhadap para pihak dalam hal ini adalah aparat penegak

hukum, penyedia jasa keuangan, profesi bahkan masyarakat

umum, akan interpretasi suatu pasal yang terdapat dalam UU

TPPU dan pelaksanaannya di lapangan.

3) Memberikan Keterangan Ahli

Koordinasi antara PPATK dengan aparat penegak hukum, tidak

hanya sebatas pada gelar perkara dan penyampaian pendapat

hukum, tetapi di dalam penanganan perkara tindak pidana

pencucian uang, PPATK juga memberikan bantuan berupa

pemberian keterangan ahli yang telah dilaksanakan pada tahun-

tahun sebelumnya. Koordinasi yang baik dan efektif antara

PPATK dan aparat penegak hukum, khususnya dengan

kepolisian dan kejaksaan, tercermin dari meningkatnya

permintaan keterangan ahli di Tahun 2010. Sampai dengan akhir

Tahun 2010 telah terdapat 13 (tigabelas) kali permintaan

36

Laporan Tahunan PPATK 2010

Page 41: Cover & Buku Laptah PPATK 201ppatk.go.id/files/Laptah_PPATK_20100.pdf · dalam program terutama dalam hal pemberian informasi intelijen di bidang keuangan untuk keperluan penelusuran

keterangan ahli dari kepolisian dan 14 (empat belas) kali

permintaan keterangan ahli dari kejaksaan, serta 1 (satu) kali

permintaan keterangan ahli atas nama tersangka Serka Joko

Suripto dari Polisi Militer TNI.

Adapun rincian pemberian keterangan ahli ke Kepolisian adalah

sebagai berikut:

a. Kasus Lihan

b. Kasus Adiansyah Bin Iwansyah Dan Anna Roeszana

Prihatiny

c. Kasus Robert Tantular, Dkk

d. Kasus Thomas Tansah

e. Kasus Sugianto

f. Kasus Bonaventura Manurung Alias Mustar

Bonaventura

g. Kasus Tarmuji, Tersangka Frinaldi, Dkk

h. Kasus Riska Mawarsari

i. Kasus M. Jafar

j. Kasus Jumratul Adawiyah

k. Kasus Muhammad Ramlan Dkk

l. Kasus Noordin Moelok

m. Kasus Fransiskus Januarta Dan Jeffry

Adapun rincian pemberian keterangan ahli di sidang pengadilan

adalah sebagai berikut:

a. Kasus Lista Adriani

b. Kasus Jodi Haryanto

c. Kasus Wahyu Safitri Rupaat

d. Kasus Umar Sugianto Dan Edi Als Albert Wijaya

e. Kasus Lihan Bin H Bahri

f. Kasus Andi Kosasih

g. Kasus Lambertus Palang Ama

h. Kasus Lilik Siswanto, Dkk

i. Kasus Frinaldi, Se Dan Tarmudji, St

37

Laporan Tahunan PPATK 2010

Page 42: Cover & Buku Laptah PPATK 201ppatk.go.id/files/Laptah_PPATK_20100.pdf · dalam program terutama dalam hal pemberian informasi intelijen di bidang keuangan untuk keperluan penelusuran

j. Kasus Rizal Nurarief Meido

k. Kasus Dr. Drs. Bahasyim Assifie, Msi. Bin Khalil Sarinoto

l. Kasus Asep Tatang

m. Kasus Adiyansyah Bin Iwansyah

n. Kasus Herrysawati Bakri

4) Pemberian Pendapat Hukum

Salah satu dari tugas dari Direktorat Hukum dan Regulasi adalah

memberikan pendapat hukum atau legal opinion terkait dengan

tindak pidana pencucian uang, khususnya yang berkaitan

dengan substansi dari Undang-undang Nomor 15 Tahun 2002

tentang Tindak Pidana Pencucian Uang sebagaimana telah

diubah dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2003 dan per

tanggal 22 Oktober 2010 undang-undang tersebut dinyatakan

tidak berlaku dan diamandemen dengan Undang-Undang

Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan

Tindak Pidana Pencucian Uang. Adapun pendapat hukum

tersebut merupakan tanggapan atas pertanyaan-pertanyaan

atau pernyataan-pernyataan yang disampaikan oleh berbagai

pihak seperti Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), pengacara,

penyedia jasa keuangan, regulator, aparat penegak hukum,

akademisi, kurator, instansi terkait lainnya serta masyarakat

umum.

5) Menyelenggarakan Seminar/ /Diskusi Hukum

Tahun 2010, PPATK telah menyelenggarakan beberapa kali

seminar/ /diskusi baik atas inisiatif sendiri maupun

bekerjasama dengan pihak dalam dan luar negeri. Adapun

rincian kegiatan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Konferensi pada

tanggal 18-20 Mei 2010, di Hotel JW Marriot, PPATK

bekerjasama dengan

(OPDAT) dan World

Workshop

workshop

International Forfeiture Cooperation

Office of Overseas Prosecutorial

Development Asssistance and Training

38

Laporan Tahunan PPATK 2010

Page 43: Cover & Buku Laptah PPATK 201ppatk.go.id/files/Laptah_PPATK_20100.pdf · dalam program terutama dalam hal pemberian informasi intelijen di bidang keuangan untuk keperluan penelusuran

Bank, yang diikuti oleh peserta dari Malaysia, Philipina,

Singapura, Thailand, Bangladesh, Vietnam, Kamboja, Laos

serta menghadirkan pembicara/ahli dari Amarika Serikat,

World Bank dan Indonesia.

b. Diskusi Pihak Pelapor-Penyedia Barang dan/atau Jasa

berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang

Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian

Uang, pada tanggal 25-27 Oktober 2010 di Hotel Sahira,

Bogor yang dihadiri oleh perwakilan asosiasi penyedia

barang dan/atau jasa, perwakilan Kementerian

Perdagangan Republik Indonesia, perwakilan Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Provinsi DKI Jakarta,

perwakilan Kementerian Keuangan Republik Indonesia

serta perwakilan dari PPATK.

c. Seminar Nasional dengan tema “Rezim Anti Pencucian Uang

Indonesia Berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun

2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak

Pidana Pencucian Uang”, pada tanggal 10 November 2010 di

The Sultan Hotel Jakarta, yang dihadiri oleh penyedia jasa

keuangan, regulator dan aparat penegak hukum.

d. Diskusi dengan Lembaga Pengawas dan Pengatur

berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang

Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian

Uang, pada tanggal 16 November 2010 di Gedung PPATK

yang dihadiri oleh perwakilan dari Bank Indonesia dan

Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan

(BAPEPAM-LK) Kementerian Keuangan Republik Indonesia.

E. Rapat Koordinasi dengan Penyidik Tindak Pidana Pencucian

Uang berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010

tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana

Pencucian Uang, pada tanggal 22-24 November 2010 di

Hotel Sahira, Bogor, yang dihadiri oleh perwakilan dari

39

Laporan Tahunan PPATK 2010

Page 44: Cover & Buku Laptah PPATK 201ppatk.go.id/files/Laptah_PPATK_20100.pdf · dalam program terutama dalam hal pemberian informasi intelijen di bidang keuangan untuk keperluan penelusuran

penyidik POLRI, penyidik KPK, penyidik BNN, penyidik Ditjen.

Pajak dan Penyidik Bea dan Cukai Kementerian Keuangan

Republik Indonesia.

ran Perundang-undangan

a. Rancangan Amandemen Undang-undang Pemberantasan

TPPU

1) Dalam rangka persiapan pembahasan RUU di DPR,

PPATK juga terus melakukan kajian terhadap RUU

Amandemen UU TPPU, salah satunya dengan

m e l a ku ka n “ p e m e ta a n ” d a n i nv e n ta r i s a s i

permasalahan-permasalahan krusial dalam RUU dan

menyiapakan usul atau rekomendasi penyempurnaan

RUU yang akan disampaikan dalam pembahasan RUU

tersebut di DPR. Adapun catatan perjalanan RUU

tersebut sehingga menjadi UU TPPU dapat kami rinci

sebagai berikut:

i. RUU tentang Pencegahan dan Pemberantasan TPPU

telah masuk dalam Program Legislasi Nasional

(Prolegnas) Tahun 2010 2014 yang disahkan oleh

DPR pada tanggal 1 Desember 2009. Bahkan RUU

Pencegahan dan Pemberantasan TPPU menjadi

salah satu RUU Prioritas Tahun 2010 (No. 45).

Harapan di lakukannya pembahasan dan

Pengesahan RUU pada tahun 2010 semakin

meningkat karena salah satu butir kesimpulan

dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara Komisi

III DPR dengan PPATK tanggal 2 Desember 2009 juga

menyebutkan perlu segera dilakukannya

perubahan terhadap UU TPPU.

Ii. Pembahasan RUU tentang Pencegahan dan

Pemberantasan TPPU dengan DPR RI pada tahun

6) Peratu

40

Laporan Tahunan PPATK 2010

Page 45: Cover & Buku Laptah PPATK 201ppatk.go.id/files/Laptah_PPATK_20100.pdf · dalam program terutama dalam hal pemberian informasi intelijen di bidang keuangan untuk keperluan penelusuran

2010 dimulai dari Raker Pansus RUU Pencegahan

dan Pemberantasan TPPU, Rapat Dengar Pendapat

Pansus dengan intansi terkait, Rapat Panja, Rapat

Tim Perumus, dan Rapat Tim Sinkronisasi, sampai

disetujuinya RUU tentang Pencegahan dan

Pemberantasan TPPU oleh DPR RI pada tanggal 5

Oktober 2010. Pada tanggal 22 Oktober 2010, RUU

ini disahkan oleh Presiden menjadi UU No. 8 Tahun

2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan

TPPU.

iii. Sebagai tindak lanjut pengesahan UU TPPU

tersebut, telah dilakukan kegiatan sebagai berikut:

a. Menyusun konsep dan

PPATK dalam rangka implementasi UU TPPU;

Penyusunannya bertujuan sebagai panduan

dan percepatan implementasi Undang-

Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang

Pencegahan dan Pemberantasan Tindak

Pidana Pencucian Uang yang telah disahkan

dan diundangkan pada tanggal 22 Oktober

2010.

Ruang lingkup meliputi aspek:

1) Legislasi;

2) Diseminasi;

3) Penataan organisasi atau tata kerja, tata

laksana, termasuk bussiness process dan

(SOP),

dan Sumber Daya Manusia (SDM);

4) Redifinisi dan revitalisasi hubungan

dengan stakeholders; dan

5) Pengembangan teknologi informasi.

blueprint road map

Standard Operational Procedure

41

Laporan Tahunan PPATK 2010

Page 46: Cover & Buku Laptah PPATK 201ppatk.go.id/files/Laptah_PPATK_20100.pdf · dalam program terutama dalam hal pemberian informasi intelijen di bidang keuangan untuk keperluan penelusuran

Jangka waktu program kerja meliputi:

1) jangka Pendek (1 tahun)

2) jangka menengah (2-3 tahun)

3) jangka panjang (4-5 tahun)

b. Diseminasi dan Sosialisasi UU TPPU;

c. Penghimpunan dan penyusunan

(MvT) pembahasan UU TPPU;

Penyusunan buku kompilasi risalah atau

(MvT)pembahasanUUNo.8Tahun

2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan

TPPU di DPR diharapkan dapat menjadi referensi

utamabagisetiaporangyangakanmendalamidan

memahami proses pembahasan dan pengesahan

UUtersebut diDPR.

d. Penyusunan rancangan awal ( )

peraturan pelaksana sebagai amanat UU TPPU,

antara lain:

i. ps. 41 ayat (3) mengenai tata cara

penyampaian data dan informasi oleh

instansi pemerintah dan/atau lembaga

swasta diatur dengan Peraturan

Pemerintah.

ii. ps. 46 mengenai tata cara pelaksanaan

kewenangan PPATK diatur dengan

Peraturan Presiden.

iii. ps. 60 mengenai susunan organisasi dan

tata kerja PPATK diatur dengan Peraturan

Presiden.

iv. ps. 62 ayat (3) mengenai manajemen

sumber daya manusia PPATK diatur

dengan Peraturan Pemerintah.

v. Ps. 58 ayat (2) mengenai penghasilan, hak-

hak lain, penghargaan, dan fasilitas bagi

Kepala dan Wakil Kepala PPATK diatur

dengan Peraturan Pemerintah.

memorie van

toelichting

Memorie

vanToelicthing

inisiatian draft

42

Laporan Tahunan PPATK 2010

Page 47: Cover & Buku Laptah PPATK 201ppatk.go.id/files/Laptah_PPATK_20100.pdf · dalam program terutama dalam hal pemberian informasi intelijen di bidang keuangan untuk keperluan penelusuran

Berdasarkan UU TPPU, amanat diterbitkannya

peraturan pelaksana adalah sebagai berikut:

1) ps. 17 ayat 2: Ketentuan mengenai Pihak Pelapor

lain diatur dengan Peraturan Pemerintah.

2) Ps. 18 ayat 6: Dalam hal belum terdapat Lembaga

Pengawas dan Pengatur, ketentuan mengenai

p r i n s i p m e n ge n a l i Pe n g g u n a J a s a d a n

pengawasannya diatur dengan Peraturan Kepala

PPATK.

3) Ps. 23 ayat (2): Perubahan besarnya jumlah

Transaksi Keuangan Tunai ditetapkan dengan

Keputusan Kepala PPATK.

4) ps. 23 ayat (3): Besarnya jumlah Transaksi

Keuangan transfer dana dari dan ke luar negeri yang

wajib dilaporkan c diatur dengan Peraturan Kepala

PPATK.

5) ps. 25 ayat (5) Bentuk, jenis, dan tata cara

penyampaian laporan TKM, TKT, IFTI diatur dengan

Peraturan Kepala PPATK.

6) ps. 30 ayat (5) Tata cara pemberian sanksi

administratif diatur dengan Peraturan Kepala

PPATK.

7) ps. 31 ayat (4): Tata cara pelaksanaan Pengawasan

Kepatuhan diatur oleh Lembaga Pengawas dan

Pengatur dan/atau PPATK sesuai dengan

kewenangannya.

8) ps. 36: Tata cara pemberitahuan pembawaan uang

tunai dan/atau instrumen pembayaran lain,

pengenaan sanksi administratif, dan penyetoran ke

kas negara diatur dengan Peraturan Pemerintah.

9) ps. 41 ayat (3): Tata cara penyampaian data dan

informasi oleh instansi pemerintah dan/atau

lembaga swasta diatur dengan Peraturan

Pemerintah.

10) ps. 46: Tata cara pelaksanaan kewenangan PPATK

diatur dengan Peraturan Presiden.

43

Laporan Tahunan PPATK 2010

Page 48: Cover & Buku Laptah PPATK 201ppatk.go.id/files/Laptah_PPATK_20100.pdf · dalam program terutama dalam hal pemberian informasi intelijen di bidang keuangan untuk keperluan penelusuran

11) Ps. 58 ayat (2) Penghasilan, hak-hak lain,

penghargaan, dan fasilitas bagi Kepala dan Wakil

Kepala PPATK diatur dengan Peraturan Pemerintah.

12) ps. 60 Susunan organisasi dan tata kerja PPATK

diatur dengan Peraturan Presiden.

13) ps. 62 ayat (3): Manajemen sumber daya manusia

PPATK diatur dengan Peraturan Pemerintah.

14) ps. 84 ayat 2 dan ps. 86 ayat (2): Tata cara pemberian

pelindungan khusus diatur dalam peraturan

perundang-undangan.

15) ps. 92 ayat (2): Pembentukan Komite Koordinasi

Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak

Pidana Pencucian Uang diatur dengan Peraturan

Presiden.

7) Pemuhtakhiran ( ) buku Ikhtisar Ketentuan

Pencegahan dan Pemberantasan TPPU dan Pendanaan

Terorisme ( ).

Penyusunan buku Ikthisar Ketentuan Pencegahan dan

Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang dan

Pendanaan Terorisme disusun dalam 2 (dua) bahasa yakni

versi bahasa Indonesia dan versi bahasa Inggris. Buku ikthisar

ini diharapkan dapat menjadi semacam “manual book” yang

memuat rujukan normatif dan praktis bagi para pemangku

kepentingan baik di sektor keuangan maupun di sektor

penegak hukum dalam melaksanakan rezim anti pencucian

uang dan pendanaan terorisme di Indonesia.

8) Rancangan Undang-undang Perampasan Aset

Sebagaimana diketahui, Indonesia pada saat ini sedang

menyusun RUU Perampasan Aset. Penyusunan RUU tersebut

d i m a ks u d ka n m e m p e r ku at s i ste m h u ku m ya n g

memungkinkan dilakukannya pengembalian aset hasil tindak

pidana tanpa putusan pengadilan dalam perkara pidana.

updating

Regulatory Manual

44

Laporan Tahunan PPATK 2010

Page 49: Cover & Buku Laptah PPATK 201ppatk.go.id/files/Laptah_PPATK_20100.pdf · dalam program terutama dalam hal pemberian informasi intelijen di bidang keuangan untuk keperluan penelusuran

Dengan mekanisme ini diharapkan terbuka kesempatan yang

luas untuk merampas segala aset yang diduga merupakan

hasil pidana (proceed of crimes) dan aset-aset lain yang patut

diduga akan digunakan atau telah digunakan sebagai sarana

( ) untuk melakukan tindak pidana,

khususnya yang termasuk dalam kejahatan lintas Negara yang

terorganisir ( ) maupun

kejahatan-kejahatan yang ancaman pidana penjaranya 4

(empat) tahun atau lebih.

Penyusunan RUU Perampasan Aset ini merupakan tindak

lanjut dari ratifikasi konvensi internasional yang telah

dilakukan oleh Pemerintah Indonesia, yaitu: Konvensi PBB

Menentang Korupsi Tahun 2003 (

/UNCAC, 2003) yang telah diratifikasi

dengan UU No.7/2006 dan Konvensi PBB menentang

Kejahatan Transnasional Terorganisir (

/UN-

CATOC) telah diratifikasi dengan UU No.5/2009. Sebagaimana

dikatahui, kedua konvensi tersebut menekankan pentingnya

negara pihak ( ) untuk mengatur secara khusus

perampasan aset hasil kejahatan tanpa putusan pengadilan

dalam perkara pidana.

Bagi PPATK penyusunan RUU tersebut sejalan dengan

rekomendasi ke-3 (FATF) atau

, yang merupakan standar

internasional di bidang pencegahan dan pemberantasan

tindak pidana pencucian uang. Disamping itu, Penyusunan

RUU sejalan dengan Strategi Nasional Pencegahan dan

Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Tahun 2007-

2011 yang peluncurannya dilakukan secara langsung oleh

Presiden RI pada tanggal 17 April 2007. Strategi Nasional

dengan tegas menyatakan perlunya pengefektifan penerapan

penyitaan aset ( ) dan pengembalian aset

( ).

instrumentalities

transnational organized crime

United Nation Convension

Against Corruption

United Nations

Convention Against Transnational Organized Crimes

state party

Financial Action Task Force

Revised 40+9 Recommendations

asset forfeiture

asset recovery

45

Laporan Tahunan PPATK 2010

Page 50: Cover & Buku Laptah PPATK 201ppatk.go.id/files/Laptah_PPATK_20100.pdf · dalam program terutama dalam hal pemberian informasi intelijen di bidang keuangan untuk keperluan penelusuran

Penyusunan RUU Perampasan Aset Tindak Pidana dilakukan

oleh sebuah Panitia yang dibentuk berdasarkan Keputusan

Menteri Hukum dan HAM. Panitia tersebut beranggotakan

wakil dari instansi-instansi terkait seperti Kepolisian,

Kejaksaan, KPK, PPATK, Deplu, Depkeu, Kantor Meneg PAN,

Setneg, dan Depkumham sebagai ” ”. Dalam rangka

penyusunan RUU tersebut, Panitia juga telah melakukan

serangkaian diskusi di dalam negeri dengan pakar dari

Amerika Serikat, Perancis, Colombia, Swiss, Inggris (UK) serta

Expert dari StAR Inisiative World Bank.

Dalam rangka melaksanakan salah satu program (No.5) dari

Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak

Pidana Pencucian Uang Tahun 2007-2011 yang peluncurannya

dilakukan secara langsung oleh Presiden RI tanggal 17 April

2007, panitia telah menyusun draft awal RUU tentang

Perampasan Aset berikut konsep Naskah Akademiknya. PPATK

kemudian mendorong pencantuman RUU tentang

Perampasan Aset sebagai salah satu RUU Prioritas Prolegnas

tahun 2008 dan disetujui oleh DPR pada tanggal 4 Oktober

2007. Sejauh ini Tim dibawah kepemimpinan Kepala PPATK

belum melakukan studi komparatif ke negara lain. Namun dari

serangkaian hasil diskusi dan studi literatur Tim mencoba

mencari bentuk yang terbaik dan acceptable untuk diterapkan

di Indonesia. Adapun garis besar RUU sebagai berikut:

a) Perampasan asset menurut RUU ini hanya dapat

dilakukan dalam hal penuntutan dan perampasan asset

secara pidana tidak mungkin dilakukan baik karena

tersangka/terdakwanya meninggal dunia, melarikan diri,

sakit permanen, tidak diketahui keberadaannya, atau

alasan lain atau gagal dilakukan baik karena putusan

lepas dari tuntutan hukum atau di dalam putusannya

tidak mencantumkan diktum merampas harta kekayaan

yang menjadi objek perampasan asset.

focal point

46

Laporan Tahunan PPATK 2010

Page 51: Cover & Buku Laptah PPATK 201ppatk.go.id/files/Laptah_PPATK_20100.pdf · dalam program terutama dalam hal pemberian informasi intelijen di bidang keuangan untuk keperluan penelusuran

b) Permohonan perampasan asset tetap dapat dilakukan

sekalipun dalam perkara pokoknya penyidikan dan atau

penuntutannya dihentikan atau terdakwa dinyatakan

bebas sepanjang Negara dalam gugatannya dapat

mengajukan bukti yang cukup bahwa asset yang digugat

merupakan objek perampasan asset sebagaimana diatur

dalam undang-undang ini.

c) Beberapa ketentuan lain yang diatur dalam RUU

Perampasan Aset antara lain mengenai objek

perampasan aset yang cukup luas dan menjangkau

berbagai tindak pidana serius dan TOC, ketentuan

mengenai penelusuran aset, pemblokiran, dan penyitaan

dalam rangka perampasan aset, hak pihak ketiga yang

beriktikad baik, pembalikan beban pembuktian (reverse

burden of proof), hukum acara dan sistem pembuktian,

ketentuan berlaku surut ( atau

, dan untuk pelaksanaan pengelolaan aset akan

dibentuk Lembaga Pengelola Aset.

d) Dalam RUU juga perlu diatur ketentuan mengenai

kerjasama internasional dan konsep bagi hasil (

) bagi instansi atau negara lain yang terlibat dalam

proses .

Diinformasikan pula bahwa status perkembangan terakhir

penyusunan RUU Perampasan Aset adalah sebagai berikut:

a) RUU sudah 2 (dua) kali disosialisasikan kepada publik,

yaitu pertama diadakan di Jakarta pada tanggal 3 Agustus

2009. Adapun yang menjadi pembahas adalah Sdr. Feri

Wibisono (Direktur Penuntutan KPK) dan Sdr. Tyas

Muharto (Kejaksaan Agung RI). Sedangkan Narasumber

adalah Prof. Mardjono Reksodiputro (Guru Besar FH-UI

dan Wakil Ketua Komisi Hukum Nasional).

retroactive retrospective

principle)

asset

sharing

asset recovery

47

Laporan Tahunan PPATK 2010

Page 52: Cover & Buku Laptah PPATK 201ppatk.go.id/files/Laptah_PPATK_20100.pdf · dalam program terutama dalam hal pemberian informasi intelijen di bidang keuangan untuk keperluan penelusuran

b) Sosialisasi kedua tanggal 28 Oktober 2009 di Hotel Bumi

Surabaya, yang diselenggarakan atas kerjasama antara

Depkumham dengan NLRP. Adapun yang menjadi

pembahas adalah Prof. Dr. Didik Endro Purwoleksono,

S.H.,M.H. (Guru Besar Hukum Pidana Fakultas Hukum

Universitas Airlangga, Surabaya) dan Prof. Masruhin

Rubai, S.H.,M.S. (Guru Besar FH Univ. Brawijaya Malang).

Sedangkan Narasumber adalah Bapak Djoko Sarwoko,

(Ketua Muda MA bidang Pidana Khusus).

c) RUU tentang Perampasan Aset Tindak Pidana telah

masuk dalam Program Legslasi Nasional (Prolegnas)

Tahun 2010 2014. RUU Perampasan Aset bukan

merupakan RUU Prioritas Tahun 2010. Dengan dengan

memberikan kesempatan kepada Pemerintah untuk

memperdalam dan melakukan studi komparatif

mengenai praktek Non Conviction Based (NCB)

Forfeiture yang efektif di negara lain.

d) Dirjen Peraturan Perundang-Undangan atas nama

Menteri Hukum dan HAM, pada Tahun 2010 kembali

membentuk Panitia Penyusunan RUU dimaksud yang

beranggotakan wakil dari instansi-instansi terkait,

termasuk PPATK sebagai insiator RUU tersebut.

e) Telah dilakukan diskusi dengan pakar dari Amerika

Serikat, Perancis, Inggris, Swiss, dan Columbia.Guna

melengkapi bahan dan menyempurnakan RUU yang

sudah ada, telah dilaksanakan studi komparatif ke

Belanda dan Inggris pada bulan 29 Mei s/d 5 Juni 2010.

F) Pada akhir tahun 2010 diperjuangkan untuk masuk

dalam Prolegnas sebagai RUU Prioritas Tahun 2011. RUU

Perampasan Aset akhirnya menjadi RUU Prioritas Tahun

2011. Diharapkan dapat disahkan pada akhir tahun 2011.

48

Laporan Tahunan PPATK 2010

Page 53: Cover & Buku Laptah PPATK 201ppatk.go.id/files/Laptah_PPATK_20100.pdf · dalam program terutama dalam hal pemberian informasi intelijen di bidang keuangan untuk keperluan penelusuran

Dalam penyusunan RUU Perampasan Aset juga dilakukan

kerjasama antara PPATK dan NLRP berupa:

a) Melakukan pedalaman masalah NCB Forfeiture dan

melakukan uji publik dengan menyelenggarakan

seminar, diskusi atau workshop di Jakarta dan daerah

dengan melibatkan perguruan tinggi; dan

b) Memfasilitasi pelaksanaan “studi komparatif” ke Inggris

dan Belanda dengan melibatkan instansi terkait.

9) Rancangan Undang-undang tentang Pencegahan dan

Pendanaan Terorisme

Penyusunan RUU tentang Pendanaan Terorisme

dilatarbelakangi oleh realitas, bahwa upaya penanggulangan

tindak pidana terorisme tidak akan optimal tanpa diikuti

dengan upaya pencegahan dan pemberantasan terhadap

pendanaan terorisme. Sebagai negara yang beberapa kali

mengalami serangan terorisme, kita perlu memperluas

jangkauan upaya pencegahan dan pemberantasan tindak

pidana terorisme dengan upaya memutus ”mata rantai” atau

alur pendanaan terorisme disamping melakukan upaya-

upaya untuk menangkap dan menghukum secara fisik para

teroris.

Penyusunan RUU juga dilatarbelakangi oleh masih minimnya

pemenuhan standar internasional di bidang pencegahan dan

pemberantasan pendanaan kegiatan terorisme sebagaimana

tercermin dalam laporan hasil APG Mutual Evaluations

terhadap Indonesia yang disahkan (adopted) pada Pleno

Sidang Tahunan APG tanggal 9 Juli 2008 di Bali. Dari 9

(sembilan) rekomendasi khusus ( )

pendanaan terorisme yang dikeluarkan oleh FATF, Indonesia

sama sekali tidak memperoleh LC ( ) apalagi

C ( ).

Special Recommendations

Largely Compliant

Compliant

49

Laporan Tahunan PPATK 2010

Page 54: Cover & Buku Laptah PPATK 201ppatk.go.id/files/Laptah_PPATK_20100.pdf · dalam program terutama dalam hal pemberian informasi intelijen di bidang keuangan untuk keperluan penelusuran

Dalam laporan hasil APG ME disebutkan, bahwa ketentuan

mengenai tindak pidana pendanaan terorisme sebagaimana

diatur dalam Pasal 11, Pasal 12 dan Pasal 13 UU No.15 Tahun

2003 tentang Anti Terorisme belum sejalan dengan Konvensi

Internasional Pemberantasan Pendanaan Terorisme, 1999

(

, 1999) yang telah diratifikasi oleh Pemerintah

Indonesia dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2006.

Laporan hasil APG ME juga memuat rekomendasi antara lain:

- Undang-Undang Anti Terorisme harus diamandemen

guna menghilangkan kesan adanya persyaratan bahwa

tindak pidana pendanaan terorisme harus dikaitkan

dengan aksi terorisme tertentu;

- Undang-Undang Anti Terorisme perlu diamandemen

agar mencakup penjatuhan hukuman yang efektif,

proporsional dan preventif, termasuk hukuman denda

bagi subyek hukum perorangan dan hukuman

administratif yang efektif bagi korporasi;

- harus dipastikan bahwa ketimpangan yang terjadi terkait

dengan ketentuan mengenai tanggung jawab pidana

korporasi dapat diatasi;

- Pelaku tindak pidana pendanaan terorisme harus

dimintakan pertanggunganjawabnya, dimana pihak yang

berwenang dapat mempertimbangkan untuk

mengadopsi sebuah pendekatan dimana seluruh

dakwaan tentang tindak pidana Pembiayaan Terorisme

ini harus berupa Dakwaan Kumulatif yang memerlukan

satu putusan khusus untuk tindak pidana Pendanaan

Terorisme; dan

International Convention for the Suppression of the Financing

of Terorism

50

Laporan Tahunan PPATK 2010

Page 55: Cover & Buku Laptah PPATK 201ppatk.go.id/files/Laptah_PPATK_20100.pdf · dalam program terutama dalam hal pemberian informasi intelijen di bidang keuangan untuk keperluan penelusuran

- Pihak yang berwenang harus menerapkan tindak pidana

pendanaan terorisme untuk menuntut dan menghukum

pelaku pendanaan terorisme yang dilakukan oleh

kelompok-kelompok teroris dan individu yang

keberadaannya telah diidentifikasi di Indonesia.

Disamping memenuhi konvensi, standar intenasional dan

rekomendasi laporan hasil APG ME sebagaimana tersebut

diatas, penanganan masalah pendanaan terorisme sangat

penting dan mendesak mengingat berbagai aksi terorisme

yang terjadi di tanah air. Aksi-aksi terorisme tersebut terjadi

karena adanya dukungan dana yang memadai baik untuk

biaya pembuatan bom, biaya operasional ataupun biaya

hidup anggota jaringan teroris. Karena itu Pemberantasan

terorisme harus disertai juga dengan pencegahan dan

pemberantasan pembiayaan terorisme dengan mengejar

sumber uangnya ( ).

Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Pencegahan dan

Pemberantasan Pendanaan Terorisme. Draft awal (initial

draft) telah disiapkan oleh Tim Antardep dari PPATK,

Departemen Hukum dan HAM (dhi. Wakil dari BPHN dan

Ditjen Peraturan Perundang-undangan), Kejaksaan Agung

(Jampidsus dan Biro Hukum), Mabes POLRI (Densus 88 dan

Divisi Hukum), Desk Anti Terrorism Kantor Menko Polhukam,

Direktorat KIPS Ditjen Multilateral Deplu, dan perwakilan dari

DPNP Bank Indonesia.

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan sebagaimana

tersebut diatas, Kepala PPATK telah mengirim surat kepada

Menkumham dan Menteri Negara Perencanaan

Pembangunan Nasional/Ketua BAPPENAS guna mengusulkan

penyusunan RUU tentang Pencegahan dan Pemberantasan

Pendanaan Terorisme.

follow the money

51

Laporan Tahunan PPATK 2010

Page 56: Cover & Buku Laptah PPATK 201ppatk.go.id/files/Laptah_PPATK_20100.pdf · dalam program terutama dalam hal pemberian informasi intelijen di bidang keuangan untuk keperluan penelusuran

Initial draft dan naskah akademik telah disampaikan oleh

Kepala PPATK kepada Menkumham pada tanggal 13 Januari

2010 guna dibahas kembali dalam Tim Penyusun yang

dibentuk oleh Menkumham. Telah masuk dalam Program

Legislasi Nasional (Prolegnas) Tahun 2010-2014 dengan

Nomor Urut 223. RUU Pencegahan dan Pemberantasan

Tindak Pidana Pendanaan Terorisme belum menjadi RUU

Prioritas Tahun 2011.

Penyusunan RUU tentang Pencegahan dan Pemberantasan

Pendanaan Terorisme bertujuan untuk:

a. memberikan dasar hukum yang kuat dan kemudahan

dalam pendeteksian, pembekuan, penyitaan dan

perampasan pendanaan kegiataan terorisme;

b. mendukung dan meningkatkan efektivitas upaya

pencegahan dan pemberantasan tindak pidana

terorisme dan pendanaan kegiatan terorisme;

c. menyesuaikan pengaturan mengenai pencegahan dan

pemberantasan pendanaan kegiatan terorisme sehingga

sejalandengankonvensiyangtelahdiratifikasiolehPemerintah

Indonesiadanstandar internasionaldibidangpencegahandan

pemberantasanpendanaankegiatanterorisme.

Adapun sasaran yang ingin dicapai dari penyusunan RUU

Pencegahan dan Pemberantasan Pendanaan terorisme,

adalah:

a. ikut memelihara dan menjaga stabilitas ekonomi, sosial

budaya, dan keamanan dan ketertiban nasional;

B. memutus alur pendanaan kegiatan terorisme sekaligus

mencegah terjadinya lagi serangan atau aksi-aksi

terorisme di seluruh tanah air; dan

c. menunjukkan komitmen Indonesia yang kuat dan serius

dalam pencegahan dan pemberantasan pendanaan

terorisme.

52

Laporan Tahunan PPATK 2010

Page 57: Cover & Buku Laptah PPATK 201ppatk.go.id/files/Laptah_PPATK_20100.pdf · dalam program terutama dalam hal pemberian informasi intelijen di bidang keuangan untuk keperluan penelusuran

10) Pengesahan Peraturan Kepala PPATK

Dalam Tahun 2010, Kepala PPATK mengeluarkan berbagai

peraturan terutama untuk penguatan kelembagaan PPATK

melalui pembenahan peraturan perundang-undangan.

Peraturan dimaksud, yaitu :

a. P e r a t u r a n K e p a l a P P A T K N o m o r : P E R -

01/1.01/PPATK/01/10 tentang Keterbukaan Informasi

Publik;

b. Peraturan Kepala PPATK Nomor: PER-02/1.01/

PPATK/01/10 tentang PPATK tentang Renstra PPATK Tahun

2010-2014;

c. Peraturan Kepala PPATK Nomor: PER-03/1.01/

PPATK/01/10 tentang Perjalanan Dinas Luar Negeri di

Lingkungan PPATK;

d. Peraturan Kepala PPATK Nomor: PER-04/1.01/

PPATK/05/10 tentang Klasifikasi dan Penanganan Informasi

pada PPATK;

e. Peraturan Kepala PPATK Nomor: PER-05A/1.01/

PPATK/08/10 tentang Kode Etik Pegawai PPATK;

f. Peraturan Kepala PPATK Nomor: PER-06/1.01/

PPATK/09/10 tentang Pendidikan dan Pelatihan Bagi

Pegawai PPATK;

g. P e r a t u r a n K e p a l a P P A T K N o m o r : P E R -

07/1.01/PPATK/10/10 tentang Tata Cara Pelaporan

Transaksi Keuangan Mencurigakan Bagi Penyedia Jasa

Keuangan.

11) Kegiatan lainnya

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK)

bekerjasama dengan (NLRP)

Pemerintah Belanda dan didukung kerjasama dengan

(IWGFF) telah

menyusun Peraturan di bidang pencegahan

National Legal Reform Program

Indonesian Working Group on Forest Finance

Regulatory Manual

53

Laporan Tahunan PPATK 2010

Page 58: Cover & Buku Laptah PPATK 201ppatk.go.id/files/Laptah_PPATK_20100.pdf · dalam program terutama dalam hal pemberian informasi intelijen di bidang keuangan untuk keperluan penelusuran

dan pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) dan

Pendanaan Terorisme.

yang disusun memuat ikthisar dan

mensistematisasi ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Undang-

Undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, Peraturan atau

Keputusan Menteri, Peraturan atau Keputusan Kapolri, Peraturan

atau Keputusan Jaksa Agung, Putusan Pengadilan, Peraturan Bank

Indonesia (PBI), Surat Edaran Bank Indoensia (SEBI), Peraturan dan

Keputusan Kepala PPATK, Nota Kesepahaman maupun ketentuan

teknis normatif lainnya, yang dalam kenyataannya telah dijadikan

pedoman pelaksanaan dari peraturan di bidang percegahan dan

pemberantasan tindak pidana pencucian uang sehingga diharapkan

dapat mengurangi permasalahan sebagaimana telah dijelaskan

diatas.Disampingitu,RegulatoryManualtersebutjugadimaksudkan

untuk memberikan informasi yang lebih jelas, terutama bagi pelaku

usaha, maka dalam Regulatory Manual tersebut memuat pula

catatan atau keterangan yang tidak dicantumkan dalam suatu

peraturan, namun dalam praktek telah dijadikan sebagai pedoman.

Oleh karena itu, regulatory manual yang tersebut tidak dimaksudkan

untuk menjadi landasan bagi pemberlakuan suatu peraturan atau

pengganti dari peraturan yang ada, tetapi lebih merupakan ikhtisar

ketentuan-ketentuan untuk memudahkan pihak-pihak yang

berkepentingan dalam memahami peraturan-peraturan di bidang

percegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang.

Regulatory manual pertama kali diluncurkan pada tanggal 14 April

2010diAuditoriumPPATK,Jakarta.

Sehubungan dengan diundangankannya Undang-Undang

Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan

Tindak Pidana Pecucian Uang, maka Penyempurnaan Ikhtisar

Ketentuan Tindak Pidana Pencucian Uang dan Pendanaan

Terorisme telah dilakukan penyempurnaan pada bulan

November 2010 dan telah di re-launch pada tanggal 21

Desember 2010 di Kompleks Wisma Nusantara, Jakarta.

Regulatory Manual

54

Laporan Tahunan PPATK 2010

Page 59: Cover & Buku Laptah PPATK 201ppatk.go.id/files/Laptah_PPATK_20100.pdf · dalam program terutama dalam hal pemberian informasi intelijen di bidang keuangan untuk keperluan penelusuran

5. Sistem Teknologi Informasi Pengembangan Aplikasi

Sistem

Dalam rangka mendukung tercapainya kinerja PPATK, kegiatan

peningkatan peranan teknologi dan informasi di bidang

pengembangan aplikasi sistem telah dirumuskan sebagaimana

termuat didalam Rencana Kegiatan Direktorat Pengembangan

Aplikasi Sistem (DPAS) Tahun 2010.

Beberapa kegiatan Direktorat Pengembangan Aplikasi Sistem yang

telah dilakukan, antara lain : Kegiatan pembuatan Cetak Biru yang

merupakan kerangka kerja terperinci sebagai landasan dalam

pembuatan kebijakan pengembangan sisem informasi dan

teknologi informasi 2010-2014, kerangka kerja tersebut tertuang

dalam roadmap target dan sasaran cetak biru system informasi dan

teknologi informasi. Khusus untuk Pengembangan Sistem Informasi

direncanakan tahapan pengembangannya sbb :

2010 ~ konsolidasi sumber daya system informasi dan

teknologi informasi .

2011 ~ integrasi database-aplikasi dengan datawarehouse

& SIAPUPPT.

2012~ penggunaan sistem informasi sebagai pengganti

kertas ( ).

2013~keseluruhan kegiatan dapat terpantau dan

terkontrol.

2014 ~ pengembangan organisasi berbasis pengetahuan.

Pengembangan Aplikasi GRIPS (Gathering Reports and Information

Processing System) yang merupakan aplikasi utama dari Sistem

Informasi PPATK dibangun dan dikembangkan untuk mengelola

data dan informasi terdiri dari 9 modul utama sejak dari proses

registrasi dan pembuatan laporan di reporting parties, proses

penerimaan laporan sampai dengan pembuatan dan diseminasi

Laporan Hasil Analisis. Aplikasi GRIPS yang dibangun ini diharapkan

paperless

55

Laporan Tahunan PPATK 2010

Page 60: Cover & Buku Laptah PPATK 201ppatk.go.id/files/Laptah_PPATK_20100.pdf · dalam program terutama dalam hal pemberian informasi intelijen di bidang keuangan untuk keperluan penelusuran

mampu menjalankan bisnis proses utama PPATK dan mampu

mengantisipasi perubahan-perubahan yang terkait dengan

implementasi Undang-Undang No. 8 tahun 2010 tentang

Pencegahan dan Pemberantasan TPPU. Selain itu juga telah berhasil

dikembangkan Aplikasi Eksplorasi Database (AED) yang digunakan

sebagai untuk menggambarkan keterhubungan dan

aliran dana.

Terkait pengembangan aplikasi GRIPS, yang merupakan

pengembangan dari aplikasi pelaporan sebelumnya yaitu TRACES,

telah dilaksanakan sosialisasi kepada pengguna aplikasi seperti

Bank, Pedagang Valuta Asing, Modal Ventura, Perantara Pedagang

Efek, BPR, serta Dana Pensiun untuk tata cara pelaporan dan

penggunaan aplikasi tersebut. Aplikasi GRIPS ini direncanakan akan

diluncurkan pada Januari 2011.

Pelaksanaan tugas sebagai realisasi dari rencana kegiatan sampai

dengan akhir tahun 2010 secara umum berjalan sesuai dengan

jadwal walaupun disertai beberapa hambatan baik berupa

hambatan strategis maupun hambatan teknis.

Dalam rangka mendukung tercapainya kinerja PPATK, kegiatan

peningkatan peranan teknologi dan informasi di bidang

pengembangan aplikasi sistem telah dirumuskan sebagaimana

termuat didalam Rencana Kegiatan Direktorat Pengembangan

Aplikasi Sistem (DPAS) Tahun 2010. Kegiatan di Direktorat

Pengembangan Aplikasi Sistem meliputi program kerja yang harus

melewati proses pengadaan barang dan jasa dan program kerja

yang dilakukan secara inpenerapan operasional Sistem Teknologi

Informasi PPATK, beberapa kegiatan di Direktorat Operasi Sistem

(DOS) telah dilaksanakan sesuai dengan rencana antara lain:

pemeliharaan infrastruktur komputer dan jaringan, implementasi

(hibah dari

/MCC sampai dengan tahap pelatihan), pelaksanaan

tugas , backup data, peningkatan pelayanan melalui

analytical tool

Storage Area Network Millenium Challenge

Corporation

Help Desk

56

Laporan Tahunan PPATK 2010

Page 61: Cover & Buku Laptah PPATK 201ppatk.go.id/files/Laptah_PPATK_20100.pdf · dalam program terutama dalam hal pemberian informasi intelijen di bidang keuangan untuk keperluan penelusuran

pengaktifan e, migrasi IP Address ke kelas yang

lebih tinggi, mengimplementasikan IPS/management Bandwith,

implementasi alert system melalui SMS Gateway, download dan

implementasi dan

secara periodik serta penerapan System Expert dan Pemeliharaan

Kualitas ( ). Dilain pihak masih terdapat beberapa

rencana kegiatan yang akan segera dilaksanakan antara lain meliputi

kegiatan pengadaan perangkat keras dan lunak (

).

Keberlangsungan Layanan TI dan penjaminan keamanan data dan

informasi elektronik menjadi fokus Direktorat Operasi Sistem (DOS)

di tahun 2010. Untuk menjaga keberlangsungan layanan TI, DOS

telah berhasil melaksanakan rencana kerja direktorat guna

memberikan Layanan TI yang meliputi :

1. Pengadakan perangkat sistem TI untuk

(DRC) PPATK;

2. Peremajaan perangkat teknologi di PPATK;

3. Melaksanakan penyempurnaan pedoman layanan TI dan

prosedur, petunjuk teknis terkait.

Guna meningkatkan kualitas layanan dan menjamin keamanan data

dan informasi elektronik, DOS telah melakukan kegiatan sbb.:

1. Meningkatkan security jaringan;

2. Meningkatkan kepada pihak terkait serta

menyusun pedoman pengamanan TI

3. Mengimplementasi pemisahan jaringan Internet dan email dari

jaringan akses database;

4. Memberikan pelatihan untuk peningkatan penggunaan

dan pendampingan dalam penyusunan model

data;

5. Mengmplementasi Sistem (SOC)

yang merupakan jaringan komunikasi inquiry secara elektronis

remote assistanc

patches/service packs anti virus definitions

Quality Assurance

hardware,

software, upgrade license software

Disaster Recovery

Center

Data Centre

security awareness

analytical tools

Secure Online Communication

57

Laporan Tahunan PPATK 2010

Page 62: Cover & Buku Laptah PPATK 201ppatk.go.id/files/Laptah_PPATK_20100.pdf · dalam program terutama dalam hal pemberian informasi intelijen di bidang keuangan untuk keperluan penelusuran

dan aman antara PPATK dengan Komisi Pemberantasan Korupsi

(KPK) dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri).

Pada tahun 2010, telah disusun pedoman pengamanan TI yang

dapat memberikan gambaran tata cara untuk mengamankan TI dan

data/informasi elektronik yang mengalir melalui sistem TI PPATK,

terdapat hampir 30 pengaturan dan kebijakan berbagai perangkat

TI. Pemisahan jaringan TI merupakan langkah lain pengamanan data

berupa pemisahan jalur fisik dalam rangka memenuhi keamanan

data terhadap kebocoran data rahasia.

6. Adminsitrasi

a. Sumber Daya Manusia

Melalui rekrutmen yang terbuka dengan seleksi ketat, tahun

2010 PPATK merekrut 29 Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS).

Sejalan dengan hal tersebut, PPATK juga akan melakukan

tahapan proses pengalihan pegawai yang dipekerjakan untuk

menjadi pegawai tetap.

Secara keseluruhan jumlah pegawai PPATK saat ini yang terdiri

dari Pegawai Tetap, Pegawai Dipekerjakan dan Pegawai

Kontrak berjumlah 257 orang dengan komposisi sebagai

berikut:

1) Pegawai Tetap : 29 orang

2) Pegawai Dipekerjakan : 142 orang

3) Pegawai Kontrak : 86 orang

Dalam rangka meningkatkan kompetensi pegawai, PPATK telah

mengikutsertakan pegawainya dalam berbagai training baik

yang diselengarakan oleh PPATK maupun oleh pihak lain yang

tidak mengikat. Selain itu, kepada pegawai juga diberikan

kesempatan untuk menempuh jenjang pendidikan formal yang

lebih tinggi seperti S2 dan S3 di dalam dan di luar negeri.

58

Laporan Tahunan PPATK 2010

Page 63: Cover & Buku Laptah PPATK 201ppatk.go.id/files/Laptah_PPATK_20100.pdf · dalam program terutama dalam hal pemberian informasi intelijen di bidang keuangan untuk keperluan penelusuran

Tabel 8Komposisi Pegawai PPATK Per Desember 2010

b. Keuangan

1) Anggaran PPATK Tahun 2010.

Dalam DIPA PPATK tahun 2010 nomor SP: 0001/078-01.1/-

/2010 tanggal 31 Desember 2009, PPATK memperoleh

pagu anggaran tahun 2010 sebesar Rp. 113.912.908.000,-

(Seratus tiga belas miliar sembilanratus duabelas juta

sembilanratus delapan ribu rupiah). Sebagaimana tahun

sebelumnya, anggaran PPATK tahun 2010 dialokasikan

untuk membiayai 2 (dua) program, yaitu :

(i) Program Stabilisasi Ekonomi dan Sektor Keuangan

(Kode : 01.01.24) dengan anggaran sebesar Rp.

60.707.500.000,- merupakan program teknis PPATK,

yangterdiridari8 (delapan) kegiatan sebagaiberikut:

59

Laporan Tahunan PPATK 2010

Page 64: Cover & Buku Laptah PPATK 201ppatk.go.id/files/Laptah_PPATK_20100.pdf · dalam program terutama dalam hal pemberian informasi intelijen di bidang keuangan untuk keperluan penelusuran

Tabel 9Program Stabilisasi Ekonomi dan Sektor Keuangan

Tabel 10Program Penerapan Kepemrintahanh Yang Baik

(ii) Program Penerapan Kepemerintahan Yang Baik

(Kode : 01.01.09) dengan anggaran sebesar

Rp.53.205.408.000,- merupakan program

penunjang, terdiri 12 (duabelas) kegiatan sebagai

berikut :

60

Laporan Tahunan PPATK 2010

Page 65: Cover & Buku Laptah PPATK 201ppatk.go.id/files/Laptah_PPATK_20100.pdf · dalam program terutama dalam hal pemberian informasi intelijen di bidang keuangan untuk keperluan penelusuran

2) Realisasi Anggaran Belanja PPATK Tahun 2010.

Realisasi anggaran belanja PPATK hingga tanggal 31

Desember 2010 telah dipertanggungjawabkan ke Kantor

Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Jakarta II, yaitu

mencapai Rp.64.163.331.917,- atau sebesar 56,33% dari

totalpagu.Realisasianggarantersebutterdiridari:

(i) Program Stabilisasi Ekonomi dan Sektor Keuangan

(Kode : 01.01.24), terealisir Rp. 37.493.997.396,-

dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 11Realisasi Program Stabilisasi Ekonomi dan Sektor Keuangan

(ii) Program Penerapan Kepemerintahan Yang Baik

(Kode : 01.01.09) terealisir Rp. 26.669.334.521,-

dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 12Realisasi Program Penerapan Kepemrintahanh Yang Baik

61

Laporan Tahunan PPATK 2010

Page 66: Cover & Buku Laptah PPATK 201ppatk.go.id/files/Laptah_PPATK_20100.pdf · dalam program terutama dalam hal pemberian informasi intelijen di bidang keuangan untuk keperluan penelusuran

Realisasi anggaran PPATK hingga tanggal 31 Desember 2010

mencapai 56,33% dari total pagu. Rendahnya tingkat

realisasi anggaran PPATK tahun 2010 disebabkan oleh

beberapa faktor, antara lain :

1) Selama ini anggaran PPATK selalu diupayakan untuk

dapat dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku, dan

selalu memperhatikan prinsip-prinsip dalam

pelaksanaan anggaran, antara lain hemat, tidak mewah,

efisien, efektif, dan terkendali sesuai dengan rencana

program/kegiatan, serta tugas pokok dan fungsi PPATK .

Sehubungan dengan upaya tersebut, maka terjadi

beberapa penghematan dalam pelaksanaan anggaran

tahun 2010, terutama dalam kegiatan pengadaan

barang dan jasa, serta kegiatan yang memerlukan

perjalanan dinas.

2) Beberapa rencana kegiatan tahun 2010 belum dapat

dilaksanakan, terutama kegiatan-kegiatan yang terkait

dengan UU Nomor 8 tahun 2010 tentang Pencegahan

dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (PP

TPPU). UU Nomor 8 tahun 2010 baru diundangkan pada

tanggal 22 Oktober 2010. Saat ini PPATK masih dalam

tahap penyusunan perangkat hukum sebagai tindak

lanjut atas pelaksanaan UU tersebut. Oleh karena itu,

pada tahun 2010 belum seluruh rencana kegiatan yang

didasarkan atas UU tersebut dapat direalisasikan,

antara lain kegiatan Pemeriksaan terkait TPPU

(sebelumnya diusulkan kegiatan Penyelidikan TPPU),

penyusunan peraturan-peraturan pelaksanaan, serta

sosialisasi dan kegiatan-kegiatan lain yang terkait

dengan UU PP TPPU.

3) Hingga akhir tahun 2010, PPATK belum memiliki Pegawai

Tetap. Pengalihan status Pegawai Dipekerjakan dari

beberapa instansi lain menjadi Pegawai Tetap PPATK

62

Laporan Tahunan PPATK 2010

Page 67: Cover & Buku Laptah PPATK 201ppatk.go.id/files/Laptah_PPATK_20100.pdf · dalam program terutama dalam hal pemberian informasi intelijen di bidang keuangan untuk keperluan penelusuran

hingga saat ini masih dalam proses, sehingga selama

tahun 2010 PPATK tidak melaksanakan pembayaran gaji

Pegawai Tetap. Hal ini berakibat masih rendahnya

realisasi Belanja Pegawai Tahun 2010.

4) Sebagian besar aset PPATK merupakan aset baru yang

masih dapat berfungsi secara optimal, sehingga belum

memerlukan pemeliharaan yang sifatnya berkala.

Pemeliharaan rutin dilakukan untuk aset PPATK yang

memiliki frekuensi tingkat pemakaian tinggi seperti

pemeliharaan kendaraan operasional, server, dan

gedung. Hal ini berdampak pada penghematan anggaran

Belanja Pemeliharaan, karena anggaran yang

dialokasikan berdasarkan Standar Biaya Umum tidak

semuanya terealisasi.

1) Pengadaan Barang dan Jasa

Sebagai tindaklanjut dari kerjasama antara PPATK

dengan Pusat Layanan Pengadaan Secara Elektronik

(LPSE) Kementerian Keuangan pada akhir tahun 2009

yang lalu, maka mulai Tahun Anggaran 2010 semua

pelelangan umum dalam rangka pengadaan barang dan

jasa, dilakukan secara elektronik dengan menggunakan

fasilitas yang dimiliki oleh LPSE Kementerian Keuangan.

Pada tahun anggaran 2010, PPATK menetapkan 65 paket

pengadaan barang/jasa. Dari jumlah paket tersebut, 19

paket dilaksanakan dengan pelelangan umum,

sedangkan lainnya dilakukan dengan penunjukan

langsung, pemilihan langsung atau swakelola.

Pengadaan dengan nilai terbesar yang dilakukan pada

tahun 2010 adalah pengadaan Jasa Pelaksana Konstruksi

C. Umum

63

Laporan Tahunan PPATK 2010

Page 68: Cover & Buku Laptah PPATK 201ppatk.go.id/files/Laptah_PPATK_20100.pdf · dalam program terutama dalam hal pemberian informasi intelijen di bidang keuangan untuk keperluan penelusuran

pembangunan Disaster Recovery Center (DRC) dan

Gedung Arsip PPATK dengan nilai Rp 18 milyar.

Pengadaan barang dan jasa yang dilaksanakan secara

elektronik dengan menggunakan fasilitas yang dimiliki

oleh LPSE Kementerian Keuangan tersebut pada kuartal

pertama Tahun Anggaran 2010 telah diselesaikan

sebanyak 6 paket pekerjaan dengan efisiensi sebesar

Rp 339.933.426,00. Sedangkan sisanya sampai dengan

akhir tahun, telah diselesaikan sebanyak 13 paket

pengadaan dengan efisiensi sebesar Rp 4,427,402,220,-

2) Pembangunan Sarana Pendukung Kantor.

Upaya PPATK untuk dapat memanfaatkan tanah aset eks

Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) yang

dikelola oleh Menteri Keuangan untuk pembangunan

Gedung Khusus DRC dan sekaligus sebagai Gedung Arsip,

akhirnya mendapatkan persetujuan dari Menteri

Keuangan melalui Direktur Jenderal Kekayaan Negara

Kementerian Keuangan. Melalui Surat Keputusan No.

69/KM.6/2010 tanggal 17 Maret 2010 tentang

Penetapan Status Penggunaan Barang Milik Negara Eks

BPPN Pada PPATK. Dalam Surat Keputusan tersebut,

PPATK diizinkan untuk memanfaatkan sebidang tanah

yang terletak di Jalan Kampung Puncak, Desa Ciloto,

Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat seluas

5.648 M2, Sertifikat hak Guna Bangunan No. 215.

Dengan telah terbitnya surat keputusan Menteri

Keuangan dimaksud, PPATK segera dilakukan pemaketan

untuk pekerjaan Jasa Konsultansi Perencanaan

Konstruksi DRC dan Gedung Arsip, Jasa Konsultansi

Manajemen Konstruksi, dan Jasa Pelaksana Konstruksi.

Selain itu, PPATK juga menyurati Kementerian Pekerjaan

Umum untuk meminta bantuan tenaga pengelola teknis

64

Laporan Tahunan PPATK 2010

Page 69: Cover & Buku Laptah PPATK 201ppatk.go.id/files/Laptah_PPATK_20100.pdf · dalam program terutama dalam hal pemberian informasi intelijen di bidang keuangan untuk keperluan penelusuran

proyek. Sesuai dengan Surat Perjanjian dengan pihak

pelaksana konstruksi, pembangunan dimulai pada

tanggal 1 September 2010 dan berakhir pada tanggal 30

Desember 2010.

3) Kegiatan Kehumasan

Sepanjang Tahun Anggaran 2010, Humas sebagai bagian

dari Direktorat Umum telah melakukan penyeleng-

garaan yang diikuti oleh Wartawan

media massa cetak, elektronik dan online. Thema yang

dibahas terkait dengan substansi RUU TPPU dan

penerapannya ditengah masyarakat. Upaya yang

dilakukan ini, selain sebagai sarana didalam

mempertajam pemahaman wartawan, juga sebagai

sarana didalam melakukan edukasi terhadap publik

melalui tulisan-tulisan yang disampaikan oleh wartawan

melalui media masing-masing.

Untuk menambah pemahaman masyarakat terhadap

fungsi, tugas dan tanggung jawab PPATK, salah kegiatan

yang dapat dilakukan dengan mengikuti pameran-

pameran yang dilakukan oleh instansi terkait. Pada

tanggal 25-27 Oktober 2010 Kementerian Hukum dan

HAM melakukan Institusi Pelaku

Pembangunan di Jakarta, dan PPATK berperan aktif

didalam kegiatan tersebut.

Guna menjaga hubungan baik dengan media massa, baik

nasional dan daerah Pimpinan PPATK mengunjungi

Pemimpin dan awak redaksi untuk berdiskusi.

media workshop

Legal Expo

65

Laporan Tahunan PPATK 2010

Page 70: Cover & Buku Laptah PPATK 201ppatk.go.id/files/Laptah_PPATK_20100.pdf · dalam program terutama dalam hal pemberian informasi intelijen di bidang keuangan untuk keperluan penelusuran

d. Audit Internal

Sebagai lembaga intelijen Keuangan yang menjadi

tumpuan harapan rakyat dan pemerintah Indonesia,

penerapan tata kelola kepemerintahan yang baik (

) di lingkungan PPATK merupakan hal

yang tidak dapat ditawar atau ditunda-tunda lagi.

Manajemen PPATK telah menempatkan kebijakan

, berikut penerapannya, sebagai salah

satu kerangka utama pengembangan kelembagaan PPATK

di masa yang akan datang.

Direktorat Audit Internal dibentuk sebagai amanah

di lingkungan PPATK yang

bertanggungjawab melakukan pengawasan dan

pemeriksaan secara independent atas segenap unit kerja

yang ada di lingkungan PPATK. Agar dapat melaksanakan

tugasnya secara independen dan obyektif tanpa

pengaruh atau tekanan dari semua tingkatan

manajemen, Direktorat Audit Internal bekerja selalu

berdasarkan rencana audit tahunan yang sebelumnya

t e l a h d i t e t a p a k a n d a l a m R e n c a n a K e r j a

Kementerian/Lembaga PPATK oleh Pimpinan PPATK.

Adapun rencana kerja kementerian/lembaga PPATK

tahun 2010, yang terkait dengan tugas Direktorat Audit

Internal, yang telah direalisasikan sampai dengan tahun

2010 adalah sebagai berikut :

1) Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (LAKIP)

Pada semester I tahun 2010, Direktorat Aaudit

Internal dengan berkoordinasi pada masing-masing

direkorat di lingkungan PPATK telah menyusun

LAKIP PPATK tahun 2009. LAKIP PPATK tersebut

good

public governance

Good

Puclic Governance

Good

Public Governance

66

Laporan Tahunan PPATK 2010

Page 71: Cover & Buku Laptah PPATK 201ppatk.go.id/files/Laptah_PPATK_20100.pdf · dalam program terutama dalam hal pemberian informasi intelijen di bidang keuangan untuk keperluan penelusuran

merupakan wujud responsibilitas dan akuntabilitas

manajemen dan segenap pegawai PPATK dalam

melaksanakan amanah undang-undang pencegahan

dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang

di indonesia. Lakip PATK tahun 2009 tersebut telah

disampaikan kepada Presiden RI melalui

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi.

2) Reviu atas Laporan Keuangan PPATK

Laporan Keuangan PPATK tahun 2009 sebelum

dilakukan pemeriksaan oleh Badan Pemeriksa

Keuangan RI dan juga sebelum disampaikan kepada

Kementerian Keuangan, sebelumnya telah dilakukan

reviu oleh Direktorat Audit Internal. Reviu bertujuan

untuk memberikan keyakinan terbatas mengenai

akurasi, keandalan, dan keabsahan informasi, serta

kesesuaian pengakuan, pengukuran, dan pelaporan

transaksi dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.

Reviu mempunyai lingkup yang jauh lebih sempit

dibandingkan dengan lingkup audit yang dilakukan

sesuai dengan peraturan terkait dengan tujuan

untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan

secara keseluruhan.

3) Pengawasan pelaksanaan program dan kegiatan

tahun 2009

Pelaksanaan program dan kegiatan masing-masing

direktorat di lingkungan PPATK selama tahun 2009

telah dilakukan evaluasi oleh Direktorat Audit

Internal. Hasil evaluasi telah disampaikan kepada

pimpinan PPATK untuk selanjutnya ditindak lanjuti

oleh masing-masing direktorat.

67

Laporan Tahunan PPATK 2010

Page 72: Cover & Buku Laptah PPATK 201ppatk.go.id/files/Laptah_PPATK_20100.pdf · dalam program terutama dalam hal pemberian informasi intelijen di bidang keuangan untuk keperluan penelusuran

4) Pengelolaan Wisthleblowing System PPATK

Sebagai unit kerja yang diserahi tugas untuk

mengelola sistem pelaporan pelanggaran, Direktorat

Audit Internal telah melakukan tugasnya dengan

baik. Selama semester I tahun 2010, Direktorat Audit

Internal telah menerima laporan pelanggaran 2

kasus. Kedua kasus tersebut telah dilakukan

pemeriksaan kepada para pihak yang diduga

melakukan pelanggaran. Hasil pemeriksaan telah

disampaikan kepada Pimpinan PPATK dan pimpinan

PPATK telah memutuskan dan menetapkan bentuk

sanksi dan pembinaan kepada pegawai PPATK yang

telah dianggap lalai melaksanakan pekerjaannya.

5) Penyusunan Piagam Audit Direktorat Audit Interna.

Dalam rangka mengikuti , Direktorat

Audit Internal berencana mengusulkan rancangan

Piagam Audit Internal yang nantinya akan ditetapkan

oleh Kepala PPATK. Piagam tersebut merupakan

wujud komitmen pimpinan terhadap keberadaan

unit kerja pengawasan internal di lingkungan PPATK.

Piagam Audit ini berisikan tentang tugas,

tanggungjawab, dan wewenang yang dimiliki oleh

Direktorat Audit Internal. Piagam audit inilah yang

menjadi dasar atau acuan bagi Direktorat Audit

I n te r n a l d a l a m m e l a ks a n a ka n a k t i v i ta s

pengawasannya.

6) Penyelenggaraan seminar Sistem Pengendalian

Intern Pemerintah

Sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor

60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalianm Intern

Pemerintah, yang menyatakan bahwa setiap instansi

best practices

68

Laporan Tahunan PPATK 2010

Page 73: Cover & Buku Laptah PPATK 201ppatk.go.id/files/Laptah_PPATK_20100.pdf · dalam program terutama dalam hal pemberian informasi intelijen di bidang keuangan untuk keperluan penelusuran

wajib menyelenggarakan sistem pengawasan intern,

maka Direktorat Audit Internal berinisiatif untuk

mengefektifkan aturan tersebut di lingkungan

PPATK. Langkah awal unutk mewujudkan

penyelenggaraan sistem pengendalian intern di

lingkungan PPATK adalah dengan melakukan

penyelenggaraan seminar/ sistem

pengendalian intern dengan mengundang

narasumber dari Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan (BPKP). Seminar ini bertujuan untuk

menciptakan pemahaman secara utuh tentang SPIP

oleh pegawai PPATK.

7) Penyusunan Pedoman Manajemen Risiko.

Selama semester I tahun 2010, Direktorat Audit

Internal telah menginisiasi penyusunan pedoman

manajemen risiko di lingkungan PPATK. Pedoman ini

akan menjadi acuan bagi setiap direktorat di

lingkungan PPATK dalam mengelola risiko-risiko

yang dimilikinya. Pedoman ini dibuat sebagai wujud

manajemen PPATK awareness terhadap sistem

pengendalian intern di lingkungan PPATK.

8) Penyelenggaraan diklat teknis pengawasan.

Dalam rangka mengembangkan kemampuan

profesionalitas auditor intern, Direktorat Audit

Internal telah mengikutsertakan para auditornya ke

berbagai forum seminar, , dan bentuk

pelatihan lainnya. Selama tahun 2010, seminar yang

telah diikuti adalah seminar audit nasional yang

diselenggarakan oleh Yayasan Pendidikan Auditor

Internal di Yogyakarta serta tentang

yang diselengarakan di Bali.

workshop

workshop

workshop good

governance

69

Laporan Tahunan PPATK 2010

Page 74: Cover & Buku Laptah PPATK 201ppatk.go.id/files/Laptah_PPATK_20100.pdf · dalam program terutama dalam hal pemberian informasi intelijen di bidang keuangan untuk keperluan penelusuran

D. PENUTUP

Laporan transaksi keuangan mencurigakan (LTKM) yang diterima oleh

PPATK dari Penyedia Jasa Keuangan, baik dari lembaga keuangan bank

(LKB) maupun lembaga keuangan non bank (LKNB) sebagai pihak

pelapor, dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan yang cukup

signifikan. Keadaan yang semakin membaik ini dapat tercipta seiring

dengan peningkatan kemampuan SDM serta sarana dan prasarana

pendukung dalam kegiatan pengawasan kepatuhan dan proses analisis

sebagai PPATK dalam rangka

pelaksanaan tugas dan wewenangnya. Dalam hubungan ini, PPATK

secara terus menerus berupaya meningkatkan kinerja dan kualitas hasil

analisis yang dilakukan untuk dapat membantu penegak hukum secara

lebih optimal. Begitu juga dengan program audit kepatuhan akan tetap

dilakukan secara terprogram, tidak hanya dengan melakukan perluasan

PJK yang akan diaudit melainkan juga peningkatan kualitas dengan

penerapan metode dan teknik pengawasan kepatuhan yang sistematis

dan efektif.

suspicious transaction report core business

o0o

70

Laporan Tahunan PPATK 2010

Page 75: Cover & Buku Laptah PPATK 201ppatk.go.id/files/Laptah_PPATK_20100.pdf · dalam program terutama dalam hal pemberian informasi intelijen di bidang keuangan untuk keperluan penelusuran

DAFTAR ISTILAH

71

Page 76: Cover & Buku Laptah PPATK 201ppatk.go.id/files/Laptah_PPATK_20100.pdf · dalam program terutama dalam hal pemberian informasi intelijen di bidang keuangan untuk keperluan penelusuran

DAFTAR TABEL & GAMBAR

72

Tabel1. Hasil Analisis PPATK ....... Hal. 182. Dugaan Tindak Pidana 183. Jumlah PJK yang Telah Diaudit Menurut Hasil Audit

Dan Jenis PJK Tahun 2005 - 2010 234. Pertukaran Informasi Antar FIU 275. Jumlah Komulatif Hasil Analisis 276. Jumlah Komulatif Hasil Analisis yang Diserahkan

Kepada Penegak Hukum 287. Putusan Pengadilan ........ Hal. 358. Komposisi Pegawai PPTK

per Desember 2010 599. Program Stabilisasi Ekonomi dan Sektor

Keuangan 6010. Program Penerapan Kepemerintahan

yang baik 601 . Realisasi

....... Hal.

....... Hal........ Hal........ Hal.

....... Hal.

....... Hal.

....... Hal.

....... Hal.1 Program Stabilisasi Ekonomi dan Sektor

Keuangan ....... Hal. 6112. Realisasi Program Penerapan Kepemerintahan

yang baik ....... Hal. 61

1. Sumber Informasi ....... Hal. 192. Jumlah Hasil Analisis Per Tahun ....... Hal. 203. Proses Analisis di PPATK ....... Hal. 21

Gambar

Page 77: Cover & Buku Laptah PPATK 201ppatk.go.id/files/Laptah_PPATK_20100.pdf · dalam program terutama dalam hal pemberian informasi intelijen di bidang keuangan untuk keperluan penelusuran
Page 78: Cover & Buku Laptah PPATK 201ppatk.go.id/files/Laptah_PPATK_20100.pdf · dalam program terutama dalam hal pemberian informasi intelijen di bidang keuangan untuk keperluan penelusuran

PPATKJln. Ir. H. Juanda No. 35 Jakarta 10120Telp. (021) 3850455, Fkas. (021) 3856809