cost and benefit

18
20 Jurnal Teknologi Informasi-Aiti, Vol. 7. No.1, Februari 2010 : 1 - 100 Analisis Information Economics pada Penilaian Investasi Sistem Informasi Industrial and Finacial System (IFS) di PT. XYZ Jakarta Endang Haryani Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia E-mail: [email protected] Abstract PT. XYZ Jakarta has accomplished an implementation of IFS. The investment is not only a huge cost, but it also has influenced company’s business process. Therefore, it needs research on investment evaluation of IFS focusing on its finance. The research has applied information economics analysis using financial approach. The results of the research show that the IFS’s benefits are office supplies expense reduction, wages expense decrease, efficiency of transaction handling and customer preference, efficiency of inventory expense, acceleration of auditing, and labor productivity increase. The investment on IFS has given a significant return on investment of 213.18% and payback period of 0.47 year. Keywords: Information Economics, Cost-Benefit, Domain, ROI, Payback Period 1. Pendahuluan Teknologi informasi dan komunikasi sudah menjadi bagian penting dalam proses bisnis perusahaan. Bahkan banyak perusahaan yang sudah menggantungkan diri pada teknologi informasi seratus persen. Hal ini merupakan sesuatu yang lumrah karena memang teknologi terbukti memberikan banyak manfaat bagi perusahaan, baik dalam hal peningkatan kemampuan bersaing, penanganan transaksi dan layanan, serta mengubah budaya kerja menjadi lebih efisien dan efektif. Beberapa penerapan dari teknologi informasi dan komunikasi antara lain dalam sektor perbankan, sektor perdagangan, pendidikan, dan kesehatan. Penerapan teknologi informasi dan komunikasi banyak digunakan para usahawan. Kebutuhan efisiensi waktu dan biaya menyebabkan setiap pelaku usaha merasa perlu menerapkan teknologi informasi dalam lingkungan kerja. Teknologi informasi dan komunikasi tidak hanya digunakan dan diterapkan pada perusahaan berskala besar. Perusahaan berskala kecil seperti usaha kecil menengah (UKM) dan bahkan saat ini beberapa toko juga menggunakan teknologi. Demikian pula PT. XYZ Jakarta, yang mana perusahaan bidang perdagangan ini juga menerapkan teknologi informasi berupa sistem informasi. PT. XYZ merupakan perusahaan keluarga yang didirikan pada tahun 1983. Hingga saat Jurnal Teknologi Informasi-Aiti, Vol. 7. No.1, Februari 2010 : 1 - 100

Upload: gandhunk

Post on 25-Nov-2015

53 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Analisa Cost and Benefit

TRANSCRIPT

  • 20

    Jurnal Teknologi Informasi-Aiti, Vol. 7. No.1, Februari 2010 : 1 - 100

    Analisis Information Economics pada PenilaianInvestasi Sistem Informasi Industrial and Finacial

    System (IFS) di PT. XYZ Jakarta

    Endang Haryani

    Universitas Kristen Satya WacanaJl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

    E-mail: [email protected]

    Abstract

    PT. XYZ Jakarta has accomplished an implementation of IFS.The investment is not only a huge cost, but it also has influencedcompanys business process. Therefore, it needs research on investmentevaluation of IFS focusing on its finance. The research has appliedinformation economics analysis using financial approach. The results ofthe research show that the IFSs benefits are office supplies expensereduction, wages expense decrease, efficiency of transaction handlingand customer preference, efficiency of inventory expense, accelerationof auditing, and labor productivity increase. The investment on IFS hasgiven a significant return on investment of 213.18% and payback periodof 0.47 year.

    Keywords: Information Economics, Cost-Benefit, Domain, ROI, Payback Period

    1. Pendahuluan

    Teknologi informasi dan komunikasi sudah menjadi bagian penting dalam prosesbisnis perusahaan. Bahkan banyak perusahaan yang sudah menggantungkan diripada teknologi informasi seratus persen. Hal ini merupakan sesuatu yang lumrahkarena memang teknologi terbukti memberikan banyak manfaat bagi perusahaan,baik dalam hal peningkatan kemampuan bersaing, penanganan transaksi dan layanan,serta mengubah budaya kerja menjadi lebih efisien dan efektif. Beberapa penerapandari teknologi informasi dan komunikasi antara lain dalam sektor perbankan, sektorperdagangan, pendidikan, dan kesehatan. Penerapan teknologi informasi dankomunikasi banyak digunakan para usahawan. Kebutuhan efisiensi waktu dan biayamenyebabkan setiap pelaku usaha merasa perlu menerapkan teknologi informasidalam lingkungan kerja. Teknologi informasi dan komunikasi tidak hanya digunakandan diterapkan pada perusahaan berskala besar. Perusahaan berskala kecil sepertiusaha kecil menengah (UKM) dan bahkan saat ini beberapa toko juga menggunakanteknologi. Demikian pula PT. XYZ Jakarta, yang mana perusahaan bidangperdagangan ini juga menerapkan teknologi informasi berupa sistem informasi. PT.XYZ merupakan perusahaan keluarga yang didirikan pada tahun 1983. Hingga saat

    Jurnal Teknologi Informasi-Aiti, Vol. 7. No.1, Februari 2010 : 1 - 100

  • 21

    ini pendiri perusahaan ini adalah pemegang saham dan direksi perusahaan. Filosofibisnis perusahaan ini yang berorientasi pada sektor industri yaitu untuk menjembatanikebutuhan produsen bahan kimia jenis khusus dengan industri pemakai untukmenciptakan nilai tambah bagi semua pihak. Pada tahun 2004, PT. XYZ Jakartamenerapkan sistem informasi terintegrasi dengan nama Industrial and FinancialSystems (IFS). Dalam penerapannya, IFS melibatkan seluruh bagian di perusahaan.Selain mempengaruhi proses bisnis perusahaan, implementasi sistem ini membutuhkanbiaya yang tidak sedikit dan waktu penyesuaian yang sangat lama. Pembiayaan danpenyesuaian tersebut diharapkan sebanding dengan manfaat yang dinikmati, bahkankalau bisa memberikan keuntungan yang lebih. Keberhasilan IFS ini dapat dilihatdari manfaat apa saja yang dirasakan dan keuntungan yang diperoleh dari penggunaansistem ini. Oleh karena itu perlu dilakukan evaluasi terhadap investasi sistem ini.Evaluasi ini selain menilai kelayakan investasi juga akan memberi masukan dalampeningkatan penggunaan dan pengembangan sistem yang akan datang.

    Ada banyak pendekatan yang dapat digunakan untuk penilaian investasi suatuproyek teknologi informasi, salah satunya yang paling populer adalah analisa cost-benefit [1]. Metode ini mendasarkan diri pada perspektif manajemen dalam menilaikinerja teknologi informasi yang diimplementasikan dengan menghitung nilai darisetiap elemen teknologi informasi yang memiliki konstribusi terhadap biaya yangdikeluarkan dan manfaat yang diperoleh. Namun metode ini tidak mampu menghitungfaktor ketidakpastian (uncertainty) dan faktor tidak berwujud (intangible) yangsering ditemukan dalam proyek teknologi informasi. Dalam penerapannya,information economics (IE) merupakan varian dari analisa cost-benefit. Sehinggafaktor-faktor tangible yang dihitung dengan analisa cost-benefit akan digabungkandengan pengukuran dari faktor-faktor intangible. Selain itu prinsip capitalbudgeting dalam penilaian investasi secara konvensional juga dipakai dalampendekatan information economics. Masalah yang dapat dirumuskan adalahbagaimanakah penilaian investasi IFS di PT. XYZ Jakarta dengan menggunakananalisis information economics. Adapun pendekatan yang dipakai adalah keuangan(Financial Approach).

    2. Kajian Pustaka

    Information economics merupakan pengembangan dari metode TraditionalCost and Benefit Analysis (TCBA). Metode ini mencoba menjawab kelemahanTCBA yang tidak memasukkan faktor intangible dalam perhitungan. Gambar 1menunjukkan Framework information economics [2] yang mencakup pendekatankeuangan (Financial approach) dan pendekatan non keuangan (Non-Financialapproach). Pendekatan keuangan mencakup faktor tangible dan quasi-intangible(intangible yang dapat diukur secara keuangan), sedangkan pendekatan nonkeuangan digunakan untuk menganalisis faktor intangible dengan menggunakankuesioner. Selain itu Framework information economics menganalisis berdasarkandomain faktor yaitu bisnis dan teknologi.

    Analisis Information Economics (Haryani)

  • 22

    Jurnal Teknologi Informasi-Aiti, Vol. 7. No.1, Februari 2010 : 1 - 100

    IS/IT Projects

    Analysis ofTangible Values

    SimpleROI -1TCBA

    Analysis of QuasiIntangible Values

    SimpleROI -2

    VL

    SimpleROI -3

    VA

    SimpleROI -4

    VR

    SimpleROI -5

    IV

    Financial Approach

    Analysis ofIntangible Values

    Business DomainAssessmentScores (0 - 5)

    TechnologyDomain

    AssessmentScores (0 - 5)

    SM CA MI

    CR OR etc

    SA DU IR

    TU etc etc

    Non - Financial Approach

    Gambar 1 Framework Information Economics

    Biaya (Cost) merupakan sumber daya yang dibutuhkan dalam pembuatansebuah produk/jasa yang dinyatakan dalam bentuk kuantitatif, pada umumnya dalambentuk mata uang sehingga dapat dihitung [2]. Jenis biaya ada dua yaitu incrementalcost yaitu biaya yang timbul dalam sebuah proyek. Misalnya biaya tetap (FC) danbiaya variabel (VC), dan discrete cost yaitu biaya yang langsung berhubungandengan proyek yang bersangkutan. Dalam Information Economics, biaya akandibagi menjadi dua bagian yaitu biaya pengembangan dan biaya berjalan. Manfaat(Benefit) merupakan nilai yang diperoleh dari penghematan biaya, peningkatanpendapatan, peningkatan kinerja dan manfaat tak berwujud lainnya [2]. Jenis manfaatada dua macam yaitu Tangible benefit yaitu manfaat yang dapat dihitung dan Quasi-Tangible benefit yaitu manfaat yang dihitung atas dasar peningkatan efisiensi yangterjadi dalam suatu proyek, dan Intangible benefit yaitu manfaat yang tidak dapatdihitung. Istilah manfaat dalam information economics selanjutnya akan disebutnilai (Value). Pengelompokan value dari pendekatan keuangan ada empat yaitu 1)Value Linking (VL) yaitu nilai yang digunakan untuk mengevaluasi secara finansialyang merupakan gabungan efek dan investasi TI atas peningkatan kinerja yangmemberikan dampak pada fungsi lain; 2) Value Acceleration (VA) yaitu nilai hasilevaluasi secara finansial terhadap percepatan waktu kerja yang pengaruhnyameningkatkan produktivitas yang dapat berupa penyelesaian kerja lebih cepat; 3)Value Restructuring (VR) yaitu penilaian yang berkaitan dengan adanyarestrukturisasi (perubahan) terhadap fungsi-fungsi yang ada dan 4) InnovationValuation (IV) yaitu manfaat yang dinilai dari adanya fungsi baru di perusahaan.

    Biaya dan manfaat dibedakan dalam dua domain [2] yaitu Domain bisnisyaitu nilai dapat diciptakan dengan adanya TI untuk menghasilkan keuntungan,Domain teknologi yaitu perubahan dan penggunaan TI untuk menghasilkan produkdan jasa, serta pengadaan fasilitas. Biaya dan manfaat perlu dikaji untuk menentukanskor dari suatu proyek. Adapun pendekatan yang akan digunakan [2] adalah

    Jurnal Teknologi Informasi-Aiti, Vol. 7. No.1, Februari 2010 : 1 - 100

  • 23

    Perhitungan ROI Sederhana; Penilaian Faktor Domain Bisnis; dan Penilaian FaktorDomain Teknologi. Model dan Variabel Information Economics dapat dinyatakansebagai berikut :

    NilaiProyek

    Bobot Bobot Bobot= ROI + Domain + Domain

    Sederhana Bisnis Teknologi

    Model dan faktor dari nilai dan resiko diklasifikasikan [2] sebagai berikut:a. Return on Investment (ROI), yang terdiri dari Traditional cost-benefit analysis

    (TCBA); Value linking (VL); Value acceleration (VA); Value restructuring(VR); dan Innovation valuation (IV)

    ROIsederhana = TCBA + VL + VA + VR + IV

    b. Faktor nilai dan resiko domain bisnis, yang terdiri dari Strategic Match (SM);Competitive Advantage (CA); Management Information Support (MI);Competitive Response (CR); dan Organizational Risk (OR)

    c. Faktor nilai dan resiko domain teknologi, yang terdiri dari Strategic ISArchitecture (SA); Definitional Uncertainty (DU); Technical Uncertainty(TU); dan IS Infrastructure Risk (IR)

    Enterprise Resource Planning adalah salah satu aplikasi back office yang sudahtidak asing lagi, hampir sebagian besar perusahaan di Indonesia sudah mengenaldan menggunakan ERP system. Akan tetapi didalam penerapannya tidak sedikitpula perusahaan yang mengalami kegagalan didalam implementasi aplikasi ini.Karenanya di dalam penerapan aplikasi ini perlu dilakukan perencanaan yang matangsehingga dapat mengurangi hal-hal yang tidak diinginkan dan dapat berjalan sesuaidengan apa yang diinginkan. PT. XYZ Jakarta mengimplementasikan ERP systemyaitu software IFS dua modul yaitu Modul Financial (General Ledger, AccountReceivable, Account Payable, Report Generator, Consolidated Account) danModul Distribution (Customer Order, Purchasing, Inventory, Invoicing).

    3. Metode Penelitian

    Metode penelitian yang digunakan adalah gabungan dari penelitian deskriptifyakni menggambarkan fenomena yang sesungguhnya terjadi pada suatu peristiwaataupun populasi, dan penelitian eksploratif yakni menemukan fenomena yangsesungguhnya terjadi. Sedangkan untuk pengambilan data, cara yang digunakanadalah observasi untuk pendekatan dengan perusahaan khususnya bagian InformationTechnology di PT. XYZ Jakarta, metode wawancara mendalam (indepth interview)dengan pimpinan dan pelaksana proyek implementasi IFS di PT. XYZ Jakarta, danmetode dokumentasi yakni mengumpulkan dan mendokumentasi dokumen-dokumenyang terkait dengan implementasi IFS. Karena dalam penelitian ini menggunakanmetode berperan pasif, maka proses analisis dilakukan bersamaan denganpengumpulan data. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis komponen.Kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan metode kuantitatif yaitu analisisinformation economics pendekatan keuangan untuk mengungkapkan permasalahan

    Analisis Information Economics (Haryani)

  • 24

    Jurnal Teknologi Informasi-Aiti, Vol. 7. No.1, Februari 2010 : 1 - 100

    yang ada dan mengambil kesimpulan. Proyek implementasi IFS menggunakan harikerja normal PT. XYZ Jakarta. Waktu yang dibutuhkan dari implementasi,penyesuaian hingga mapan adalah lima tahun, dimulai pada Januari 2004. Oleh karenaitu pengumpulan data dan analisis dilakukan pada selang waktu tersebut.

    4. Hasil dan Pembahasan

    Biaya investasi IFS terdiri dari biaya pengembangan yang dikeluarkan padatahun 2004 dan biaya berjalan yang dikeluarkan selama lima tahun. Kedua biayatersebut dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2.

    Tabel 1 Biaya Pengembangan Industrial and Financial System (IFS)

    Biaya Jaringan IDR 18.532.500Biaya Hardware IDR 304.078.875Biaya Licence IDR 328.440.000Biaya Implementasi IDR 569.419.500Biaya Penyesuaian IDR 160.650.000

    Total IDR 1.381.120.875

    Sumber: Data sekunder, 2004

    Tabel 2 Biaya Berjalan Industrial and Financial System (IFS)

    T hn 1 Thn 2 Thn 3 Thn 4 Thn 5 A. Pemeliharaan Aplikasi :

    Maintenance and support 0 68.000.000 68.000.000 68.000.000 68.000.000 Performance Tunning 0 0 9.200.000 0 9.200.000 Sub Total (A) 0 68.000.000 77.200.000 68.000.000 77.200.000

    B. Pem eliharaan Hardware :

    Pembelian Backup Server (HP Prolant DL380)

    0 0 39.054.000 0 0

    Pembelian UPSAPCRT XL 2000 VA 0 0 10.948.000 0 0 Peningkatan memory server 0 0 0 10.534.000 15.480.000 Peningkatan processor server 0 0 0 30.150.000 30.150.000 Peningkatan harddisk server 0 0 0 0 23.085.000 Peningkatan Printer 0 20.800.000 0 0 0 Peningkatan Workstation 0 0 37.000.000 40.000.000 0 Sub Total (B) 0 20.800.000 87.002.000 80.684.000 68.715.000

    C. Biaya Pesangon 0 15.900.000 17.400.000 45.900.000 93.300.000

    TOTAL BIAYA BERJALAN 0 104.700.000

    181.602.000

    194.584.000 239.215.000

    Berdasarkan pengamatan dan wawancara yang dilakukan, maka analisis manfaatdari investasi IFS yang ditemukan telah di ringkas dalam Tabel 3 yang meliputi potensimanfaat, klasifikasi dan metode pengukuran yang dipakai. Dengan demikian terdapatenam potensi manfaat yang akan dihitung. Sedangkan potensi manfaat nomor tujuhdan delapan diukur dengan kuesioner sesuai domain masing-masing. Namun keduamanfaat tersebut tidak dibahas dalam artikel ini karena hanya membahas informationeconomics dengan pendekatan keuangan.

    Jurnal Teknologi Informasi-Aiti, Vol. 7. No.1, Februari 2010 : 1 - 100

  • 25

    Tabel 3 Manfaat untuk Investasi Industrial and Financial System (IFS)

    Potensi Manfaat/Benefit Klasifikasi Metode Pengukuran Aspek Benefit Domain Value

    1 Pengurangan penggunaan supplies kantor, yaitu kertas, tinta/toner dan pita/ribbon

    Tangible Measurable

    Bisnis Finansial Traditional Cost-Benefit Analysis

    2 Pengurangan jumlah tenaga kerja

    Tangible Measurable

    Teknologi Finansial Traditional Cost-Benefit Analysis

    3 Peningkatan efisiensi penanganan transaksi dan ketepatan pemilihan pelanggan

    Intangible Measurable

    Bisnis Finansial IE Value Linking

    4 Peningkatan efisiensi biaya persediaan

    Intangible Measurable

    Bisnis Finansial IE Value Linking

    5 Percepatan waktu untuk proses audit keuangan

    Intangible Measurable

    Bisnis Finansial IE Value Acceleration

    6 Peningkatan produktifitas kerja

    Intangible Measurable

    Bisnis Finansial IE Value Restructuring

    7 Peningkatan kualitas informasi dan penyajiannya

    Tangible Immeasurable

    Teknologi Non Finansial

    IE Kuesioner Domain Teknologi

    8 Membantu pencapaian tujuan strategis perusahaan

    Intangible Immeasurable

    Bisnis Non Finansial

    IE Kuesioner Domain Bisnis

    Pembahasan penilaian pada bagian ini akan mengacu pada beberapa asumsi.Asumsi untuk Traditional Cost-Benefit Analysis berdasarkan pada penggunaanrata-rata biaya yang terjadi selama sebulan dan pengurangan tenaga kerja yangsesungguhnya terjadi selama lima tahun implementasi proyek. Asumsi untuk ValueLinking Analysis berdasarkan pada penggunaan waktu rata-rata harian untukpenanganan transaksi oleh staff. Sedangkan untuk Value Acceleration Analysis,asumsi didasarkan pada waktu kontrak auditor yang telah diperbaharui. Untuk ValueRestructuring Analysis, asumsi didasarkan pada pengurangan tenaga kerja yangsesungguhnya terjadi dan judgement analysis oleh pimpinan perusahaan. Sebelummenggunakan IFS, rata-rata penggunaan kertas adalah Rp 5.000.000 per bulanatau Rp 60.000.000 setahun. Setelah menggunakan sistem baru, rata-ratapenggunaan kertas menjadi Rp 1.250.000 per bulan atau Rp 15.000.000 per tahun.Dengan demikian terjadi pengehematan biaya operasional dari biaya kertas sebesarRp 45.000.000 per tahun atau 75%. Sedangkan dari penggunaan tinta/toner untukmencetak, rata-rata penggunaannya sebelum menggunakan IFS adalah Rp 4.200.000per bulan atau Rp 50.400.000 per tahun dan setelah menggunakan IFS adalah Rp1.470.000 per bulan atau Rp 17.640.000. Untuk biaya pita untuk mesin cetak dotmatrix, rata-rata penggunaannya sebelum IFS adalah Rp 2.780.000 per bulan atauRp 33.360.000 per tahun dan setelah menggunakan IFS adalah Rp 973.000 perbulan atau Rp 11.676.000 per tahun. Dengan demikian terjadi penghematan biayaoperasional dari biaya tinta/toner dan pita untuk mesin cetak sebesar Rp 54.444.000per tahun atau 65%.

    Selain itu perusahaan juga melakukan pengurangan tenaga kerja secarabertahap karena penerapan IFS ini, sehingga terjadi pengurangan biaya tenaga kerjatiap tahunnya. Pengurangan tenaga kerja mulai dilakukan pada tahun kedua yaitudivisi EDP dari lima orang menjadi empat orang, pegawai administrasi dari delapan

    Analisis Information Economics (Haryani)

  • 26

    Jurnal Teknologi Informasi-Aiti, Vol. 7. No.1, Februari 2010 : 1 - 100

    orang menjadi tujuh orang dan sekretaris dari tujuh orang menjadi enam orang.Penghematan yang terjadi adalah sebesar Rp 63.600.000 pada tahun kedua ataupenurunan biaya gaji 4.95% dibanding tahun pertama. Pada tahun ke tiga yaitudivisi EDP menjadi tiga orang, pegawai administrasi menjadi enam orang, internalsales dari 12 orang menjadi 11 orang. Penghematan yang dinikmati adalah Rp69.600.000 pada tahun ketiga atau penurunan biaya gaji 5.70% dibanding tahunkedua. Pengurangan pada tahun keempat adalah divisi EDP menjadi dua orang,pegawai administrasi menjadi empat orang, sekretaris menjadi lima orang, internalsales menjadi 10 orang dan bagian accounting dari 14 orang menjadi 12 orang.Penghematan tahun keempat adalah Rp 183.600.000 pada tahun keempat atau15.95% dibanding tahun ketiga. Pada tahun kelima adalah pengurangan yang terakhirkarena tidak ada pengurangan karyawan lagi di tahun keenam, yaitu divisi EDPditiadakan artinya tidak ada pegawai di divisi ini, pegawai administrasi tersisa satuorang, sekretaris tinggal dua orang, internal sales dan bagian accounting masing-masing tinggal delapan orang. Penghematan tahun ini adalah Rp 373.200.000 padatahun kelima atau turun 38.59% dibandingkan tahun keempat. Tabel 4 menunjukkanrangkuman penghematan biaya operasional yang berasal dari biaya kertas, biayatinta/toner dan pita, serta biaya tenaga kerja.

    Tabel 4 Pengurangan Biaya Operasional (Rangkuman)

    1 2 3 4 5Biaya tenaga kerja 0 63.600.000 69.600.000 183.600.000 373.200.000Biaya kertas 45.000.000 45.000.000 45.000.000 45.000.000 45.000.000Biaya tinta/toner dan pita 0 12.600.000 25.200.000 37.800.000 37.800.000Total 45.000.000 121.200.000 139.800.000 266.400.000 456.000.000

    Jenis biayaTahun

    Sumber: Data olahan, 2009

    Penggunaan IFS juga memberi manfat berupa peningkatan efisiensi penanganantransaksi dan ketepatan pemilihan pelanggan. Dengan sistem ini, kesalahan padapembuatan Customer Order (CO) semakin berkurang sehingga mengoptimalkanpelayanan yang diberikan kepada pelanggan. Hal ini menyebabkan meningkatnyajumlah Customer Order yang dapat dilayani dan akhirnya meningkatkan jumlahpelanggan. Peningkatan jumlah Customer Order menunjukkan adanya kenaikanpenjualan, namun pengaruh tidak secara langsung. Disisi lain, penjualan hanya dapatdilakukan berdasarkan track record pembayaran dan kemampuan pelanggan.Dengan demikian jumlah pelanggan yang unqualified dapat dikurangi. Hal ini dapatmenurunkan resiko piutang tidak tertagih. Dengan asumsi bahwa sebelum penggunaanIFS Customer Order dapat dibuat selama 30 menit maka rata-rata jumlah Cus-tomer Order adalah 60.000 per-tahun dengan jumlah penjualan sekitar Rp163,568,699,060.00 per tahun. Sesudah adanya investasi, Customer Order dapatdibuat selama lima menit. Jadi ada efisiensi sebesar 93.33%. Sehingga nilai penjualanterbaik yang dihasilkan adalah Rp 316,232,818,183. Sebelum adanya investasiperusahaan menetapkan piutang tidak tertagih sebesar 10% dari nilai penjualan pertahun. Sesudah adanya investasi piutang tidak tertagih diturunkan menjadi 7.5%

  • 27

    dari nilai penjualan per tahun. Dengan demikian keuntungan ekonomis yang dapatdiperoleh perusahaan adalah Rp 7.905.820.455. Keuntungan ekonomis hanyadinikmati pada tahun kedua, karena setelah itu Customer Order tidak ada perubahanefisiensi (stabil) dan ketetapan piutang tidak tertagih tidak ada perubahan presentase

    Manfaat yang lain adalah adanya peningkatan efisiensi biaya persediaan. Halini terkait dengan waktu dan jumlah pembelian sesuai stok di gudang. Pembelianbarang disesuaikan dengan waktu dan jumlah persediaan yang ada, supaya tidakterjadi penumpukan barang di gudang. Hal ini dilakukan dengan tujuan untukmenghemat biaya persediaan. Penghematan ini akan mempengaruhi nilai persediaandan akhirnya pada biaya persediaan yang ditanggung perusahaan menjadi lebih kecil.Sebelum adanya IFS perusahaan menetapkan safety stock sebagai biayapersediaannya sebesar 10% dari nilai penjualan per tahun. Sesudah adanya investasisafety stock ditetapkan menjadi 5% dari nilai penjualan per tahun. Denganmemperhitungkan nilai penjualan terbaik yang dihasilkan perusahaan, makakeuntungan ekonomis yang dinikmati adalah Rp 8.178.434.953. Tabel 5menunjukkan rangkuman keuntungan ekonomis yang berasal dari kedua manfaatvalue linking diatas.

    Tabel 5 Keuntungan ekonomis dari Value Linking (Rangkuman)

    JenisBenefit 1 2 3 4 5

    1 - 7.905.820.455 - - -2 - 8.178.434.953 - - -

    Total - 16.084.255.408 - - -

    Tahun

    Sumber: Data olahan, 2009

    Dari aspek akselerasi, perusahaan juga menikmati keuntungan ekonomis yaituadanya waktu untuk audit keuangan lebih cepat. Sebelum adanya investasi laporankeuangan di-audit dalam waktu enam bulan. Setelah adanya investasi laporankeuangan dapat di-audit dalam waktu satu bulan. Dengan demikian terjadipercepatan yang sebesar 83.33%. Jika nilai kontrak dengan auditor adalah Rp10.000.000 per bulan atau Rp 60.000.000 per enam bulan, maka nilai keuntunganekonomis adalah Rp 50.000.000. Tabel 6 menunjukkan rangkuman keuntunganekonomis yang berasal dari manfaat value accelaration.

    Tabel 6 Keuntungan Ekonomis dari Value Acceleration (Rangkuman)

    JenisBenefit 1 2 3 4 5

    1 0 50.000.000 50.000.000 50.000.000 50.000.000Sumber: Data olahan, 2009

    Tahun

    Perusahaan ini melakukan pengurangan tenaga kerja yang diimbangi denganupaya peningkatan produktifitas pegawai. Tabel 7 menunjukkan rangkumanperhitungan produktifitas yang dihitung dari besaran biaya gaji di perusahaan ini

    Analisis Information Economics (Haryani)

  • 28

    Jurnal Teknologi Informasi-Aiti, Vol. 7. No.1, Februari 2010 : 1 - 100

    pada tahun pertama. Mengacu pada peningkatan penjualan, serta efektifitas danefisiensi kerja, pimpinan perusahaan berasumsi bahwa telah terjadi peningkatanproduktifitas sebesar 5% tiap tahunnya.

    Tabel 7 Keuntungan Ekonomis dari Value Restructuring (Rangkuman)

    Total produktif Total Non produktifSebelum penerapan IFS Rp 9.425.000 Rp 1.375.000Sesudah penerapan IFS Rp 9.894.000 Rp 906.000Keuntungan ekonomis Rp 469.000

    Sumber: Data olahan, 2009

    Lembar dampak ekonomis yang disajikan dalam bentuk tabel menggambarkanROI akhir dari analisis information economics dengan pendekatan keuangan. Tabeltersebut terdiri dari lima bagian. Bagian pertama adalah nilai investasi proyek IFS.Bagian kedua adalah arus kas tahunan dari pendapatan dan keuntungan ekonomisyang dinikmati, serta biaya yang terjadi, kemudian menghasilkan arus kas bersih.Bagian ketiga merupakan Net Present Value (NPV) dari nilai arus kas bersihdengan memperhitungkan nilai discount factor sesuai BI rate sebesar 6%. Bagiankeempat adalah nilai ROI akhir yang diperhitungkan berdasarkan NPV dan nilaiinvestasi proyek. Bagian kelima yaitu bagian terakhir menunjukkan posisi ROI padadaftar skor.

    Tabel 8 Lembar Dampak Ekonomis Investasi IFS

    A Investasi Proyek IFS 1,381,120,875B Arus kas tahunan: untuk periode 5 tahun

    1 2 3 4 5 TotalNilai keuntungan ekonomis:Value linking - 16,084,255,804 - - - 16,084,255,804 Value acceleration - 50,000,000 50,000,000 50,000,000 50,000,000 200,000,000 Value restructuring 469,000 492,450 517,073 542,926 570,072 2,591,521

    Pengurangan biaya operasional 45,000,000 121,200,000 139,800,000 266,400,000 456,000,000 1,028,400,000Pendapatan sebelum pajak 45,469,000 16,255,948,254 190,317,073 316,942,926 506,570,072 17,315,247,325Biaya berjalan 0 104,700,000 181,602,000 194,584,000 239,215,000 720,101,000Arus kas bersih 45,469,000 16,151,248,254 8,715,073 122,358,926 267,355,072 16,595,146,325

    C NPV 42,877,267 14,374,610,940 7,320,661 96,908,269 199,714,238 14,721,431,375D ROI sederhana 213.18%E Skor dampak ekonomis

    Skor012345

    700% s/d 899%>= 900%

    ROI sederhana

  • 29

    waktu pengembalian modal/investasi yaitu Rp 1.381.120.875 / (Rp 14.721.431.375/5 tahun), investasi IFS ini memiliki payback period selama 0.47 tahun, artinyakeuntungan sudah mulai dinikmati perusahaan ini pada bulan keenam sejak investasidilakukan.

    5. Simpulan

    Penilaian investasi IFS pada PT. XYZ Jakarta menunjukkan bahwa hasilperhitungan final ROI akhir yang sudah memperhitungkan keuntungan tangiblemaupun intangible sebesar 213.18% atau dengan skor 1. Selain itu payback period-nya juga sangat pendek yakni hanya memerlukan 0.47 tahun. Tentu saja hal inisepadan dengan investasi besar yang dikeluarkan oleh perusahaan ini.Untukmelengkapi analisis selanjutnya, penelitian lanjutan mengenai faktor-faktor nonfinansial perlu dilakukan. Penilaian faktor domain teknologi dan bisnis dengankuesioner dapat diterapkan untuk penelitian lanjutan tersebut.

    6. Daftar Pustaka

    [1] Remenyi, Dan., Money, Arthur and Twite, Alan. 1995. EffectiveMeasurement and Management of IT Costs and Benefit. Oxford: Butterworth-Heinemann Ltd.

    [2] Marilyn M, Parker. Robert J. Benson. 1988. Information Economics:Linking Business Performance to Information Technology. NJ: PrenticeHall Inc.

  • 30

    Jurnal Teknologi Informasi-Aiti, Vol. 7. No.1, Februari 2010 : 1 - 100

    Analisis Kelayakan Proyek Pengembangan SistemInformasi Manajemen menggunakan Metode Cost and

    Benefits Analysis(Studi Kasus: Sebuah Distributor di Semarang)

    Evi Maria

    Program Profesional Univeritas Kristen Satya Wacana

    Jl. Diponegoro No 52-60, Salatiga 50711, IndonesiaE-mail : [email protected]

    Abstract

    This research describes how to calculate the feasibility ofManagement Information System Project in economic perspectives, inthe cost and benefits analysis. This research used financial tools such asPayback Period, NPV, ROI, and IRR. Before using the tools, we mustidentify about the components which can be used as calculation variablesof the project. This research also discusses about difficulties of identifiedbenefits and how to calculate it, especially the intangible benefits.Thecalculation is performed using Microsoft Excel 2007.

    Keywords:Cost and Benefit Variable, Management Information System, Payback Period, Net Present Value, Return of Investment, Internal Rate and Return.

    1. Pendahuluan

    Efektifitas penggunaan sistem informasi manajemen secara umum memangsangat sulit diidentifikasi. Hal ini disebabkan karena pengembangan sistem informasimanajemen biasanya menghabiskan banyak investasi perusahaan, tetapi faktanyahal tersebut tidak bisa memberikan kepastian pengembalian hasilnya secara ekonomis.Fakta ini menyebabkan kebingungan para pengambil keputusan strategis perusahaandalam mencari alat analisis yang dapat mendukung dalam membuat keputusan untukmembeli atau mengembangkan sistem informasi perusahaan dalam rangka mendukungefektifitas kinerja operasional sehari-hari perusahaannya. Secara umum memangsulit bagi kita untuk mengukur secara ekonomis tingkat pengembalian hasil dari suatuinvestasi pengembangan sistem informasi manajemen. Hal ini lebih dikarenakansulitnya mengukur nilai keuntungan ekonomis yang dihasilkan dari sebuah sisteminformasi manajemen karena yang dihasilkan lebih berupa peningkatan kinerjaoperasional perusahaan yang sifatnya intangible. Sebenarnya sudah ada metodepengukuran yang dapat dipakai untuk mengantisipasi permasalahan tersebut. Metodetersebut adalah cost & benefits analysis dimana dalam penilaian tersebut terlebih

  • 31

    dahulu kita harus dapat mengidentifikasi dan mengkonversikan komponen-komponenpenilaian yaitu biaya-biaya dan manfaat-manfaat yang dihasilkan oleh proyek sisteminformasi tersebut kedalam nilai ekonomis atau moneter. Setelah itu, dilakukan analisiskelayakan ekonomis dengan memanfaatkan alat-alat analisis finansial yang ada sepertiPayback Period, Net Present Value, Return On Investment dan Internal Rateof Return [1]. Pada praktiknya, perhitungan kuantitatif kelayakan sistem informasidapat dilakukan oleh program yang dibuat sendiri dengan menggunakan bahasapemograman tertentu seperti Bbasic, C,atau C++ [2]. Namun kebanyakanperusahaan tidak memiliki program tersebut, karena untuk membuat program tersebutdibutuhkan waktu dan dana yang tidak sedikit. Karena alasan ini, maka perusahaanbiasanya akan menggunakan program spreadsheet yang cukup populer yaituMicrosoft Excel 2007 sebagai alat bantu perhitungan finansial untuk melakukancost and benefits analysis. Alat bantu ini selanjutnya dapat digunakan sebagaiDecision Support Systems (DSS) perusahaan dalam melakukan analisis yang samadi masa yang akan datang.

    Penelitian ini mencoba untuk menganalisis kelayakan proyek pengembangansistem informasi manajemen dari segi ekonomis dan yang menjadi obyek penelitianini adalah sebuah perusahaan distributor di Semarang. Saat ini, pihak manajemenperusahaan berencana untuk mengembangkan sistem informasi manajemen yangterintegrasi mulai dari sistem pembelian, penjualan, persediaan sampai denganpenyajian laporan keuangan dengan cara membeli untuk meningkatkan efektifitasdan efisiensi kerja perusahaan. Oleh sebab itu, penelitian ini dilakukan untukmengklasifikasikan komponen biaya dan manfaat apa saja yang diperoleh daripenerapan sistem informasi manajemen, untuk kemudian dilakukan cost and benefitsanalysis sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan pihak manajemen ketikahendak mengambil keputusan untuk menerima atau menolak proyek pengembangansistem informasi manajemen yang ditawarkan. Berdasarkan penjelasan diatas makaakan dilakukan penelitian yang berjudul Analisis Kelayakan Proyek PengembanganSistem Informasi Manajemen Menggunakan Cost and Benefits Analysis (StudiKasus: Sebuah Distributor di Semarang).

    2. Kajian Pustaka

    Sistem informasi manajemen adalah bagaimana suatu informasi dikelola supayamenjadi informasi-informasi yang berguna bagi manajemen untuk melakukan aktivitasmanajemen [3]. Cost and Benefits Analysis didasarkan pada dua komponenpenilaian, yaitu komponen biaya dan komponen manfaat. Komponen biaya yangberhubungan dengan pengembangan sebuah sistem informasi dapat diklasifikasikandalam empat kategori [4] yaitu Procurement Cost (Biaya Pengadaan) adalah semuabiaya yang dikeluarkan berkaitan dengan pengadaan hardware. Biaya tersebut antaralain biaya konsultasi pengadaan hardware, biaya pembelian hardware, biaya instalasihardware, biaya fasilitas (ruang, AC), biaya modal untuk pengadaan hardware,biaya manajerial dan personalia untuk pengadaan hardware. Biaya pengadaan inibiasanya dikeluarkan pada tahun pertama (initial cost) sebelum system dioperasikan,kecuali apabila pengadaan hardware dilakukan dengan cara leasing; Start Up

    Analisis Kelayakan Proyek (Maria)

  • 32

    Jurnal Teknologi Informasi-Aiti, Vol. 7. No.1, Februari 2010 : 1 - 100

    Cost (Biaya Persiapan Operasional) adalah semua biaya yang dikeluarkan sebagaiupaya membuat sistem siap untuk dioperasionalkan. Biaya tersebut antara lain: biayapembelian software sistem informasi berikut instalasinya, biaya instalasi perangkatkomunikasi/jaringan, biaya reorganisasi, biaya manajerial dan personalia untukpersiapan operasional. Sama dengan biaya pengadaan, biaya persiapan operasionalini juga merupakan initial cost; Project Related Cost (Biaya Proyek) adalahbiaya yang berkaitan dengan biaya mengembangkan sistem termasuk biayapenerapannya. Biaya proyek diantaranya adalah Biaya analisis sistem, seperti biayauntuk mengumpulkan data, biaya dokumentasi, biaya rapat, biaya staf analis, biayamanajerial dalam tahap analisis sistem; Biaya disain sistem, seperti biaya dokumentasi,biaya rapat, biaya staff analis, biaya staff pemrograman, biaya pembelian softwareaplikasi, biaya manajerial dalam tahap desain sistem; Biaya penerapan sistem, sepertibiaya pembuatan form baru, biaya konversi data, biaya pelatihan sumber dayamanusia, biaya manajerial dalam tahap penerapan sistem; Bila sistem dikembangkansecara outsourcing dengan menggunakan konsultan dari luar perusahaan, makadiperlukan biaya tambahan, yaitu biaya konsultasi; On-going and MaintenanceCost (Biaya Operasional dan Biaya Perawatan) adalah biaya untuk mengoperasikansistem agar sistem dapat beroperasi dengan baik, sedangkan biaya perawatan adalahbiaya untuk merawat sistem dalam masa operasionalnya. Yang termasuk biaya operasidan perawatan sistem adalah biaya personalia (operator, staff administrasi, staffpengolah data, staff pengawas data), biaya overhead (telepon, listrik, asuransi,keamanan, supplies), biaya perawatan hardware (reparasi, service), biaya perawatansoftware (modifikasi program, penambahan modul program), biaya perawatanperalatan dan fasilitas, biaya manajerial dalam operasional sistem, biaya kontrakuntuk konsultan selama operasional sistem, biaya depresiasi. Biaya operasional danperawatan biasanya terjadi secara rutin selama usia operasional sistem.

    Komponen manfaat yang didapat dari sebuah sistem informasi dapat

    diidentifikasikan[4] sebagai manfaat atau efektifitas yang didapat dari penguranganbiaya; manfaat atau efektifitas yang didapat dari pengurangan kesalahan-kesalahan;manfaat atau efektifitas yang didapat dari peningkatan kecepatan aktivitas; manfaatatau efektifitas yang didapat dari peningkatkan perencanaan dan pengendalianmanajemen. Manfaat dari sebuah sistem informasi dapat juga diklasifikasikan dalamdua bentuk [5] yaitu Manfaat-manfaat berujud (Tangible Benefits) merupakanmanfaat-manfaat yang langsung dapat diukur dengan nilai uang. Contohnya: manfaatpenurunan biaya persediaan, manfaat penurunan biaya operasi, manfaat penurunanbiaya alat tulis, manfaat peningkatan penjualan, dan lain sebagainya; Manfaat-manfaattidak berujud (Intangible Benefits ) merupakan manfaat-manfaat yang tidak langsungdapat diukur dengan nilai uang. Contohnya: keuntungan akibat peningkatan pelayananyang lebih baik kepada pelanggan, keuntungan akibat peningkatan kepuasan kerjasumber daya manusia yang ada, dan keuntungan akibat peningkatan pengambilankeputusan manajerial yang lebih baik. Intangible benefits sulit untuk diukur dalamsatuan nilai moneter/uang, karena itu cara pengukurannya dapat dilakukan denganmenggunakan penaksiran.

  • 33

    3. Metodologi Penelitian

    Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu seluruhbiaya yang diperlukan dalam proyek investasi sistem informasi manajemen sebuahperusahaan di Semarang. Untuk mengolah dan membahas data yang telah terkumpulmaka digunakan teknik analisis kuantitatif. Alat analisis yang digunakan untukmengukur kelayakan ekonomis sistem informasi manajemen adalah alat analisisfinansial seperti Payback Period, Net Present Value, Return On Investment danInternal Rate of Return menggunakan program MsExcel 2007. Langkah-langkahyang ditempuh sebagai berikut :1. Mengklasifikasikan komponen biaya dan komponen manfaat dari sistem informasi

    manajemen.2. Melakukan pengujian kelayakan ekonomis proyek sistem informasi manajemen

    dengan menggunakan alat analisis finansial seperti Payback Period, Net PresentValue, Return On Investment dan Internal Rate of Return.

    4. Analisis dan Bahasan Analisis

    Kegiatan operasional perusahan masih dilakukan secara manual, sertaperusahaan memiliki lokasi kantor dan gudang yang berbeda. Dalam menjalankankegiatan operasi perusahaan, pihak manajemen sering mengalami kendala, sepertiKoordinasi antara bagian gudang dengan bagian pembelian mengenai jumlahpersediaan yang masuk ke gudang. Seringkali bagian pembelian menerima informasidari supplier bahwa barang sudah tiba di pelabuhan dan siap dikirim ke bagiangudang, tetapi pada kenyataannya untuk bisa diangkut dari pelabuhan barang tersebutharus dibongkar dahulu dari kapal, kemudian diangkut dengan truk yang padapraktiknya sering memakan waktu yang lama. Untuk mengatasi masalah ini,komunikasi dengan bagian gudang dilakukan melalui telepon, sehingga biayatelekomunikasi yang harus ditanggung perusahaan menjadi tinggi. Selain itu seringkaliperkembangan terakhir dari posisi persediaan yang dimiliki perusahaan tidak terpantaudengan baik; Koordinasi antara bagian gudang dengan bagian penjualan mengenaijumlah persediaan dan jadwal pengiriman barang, karena lokasi yang berbeda,sehingga menyebabkan tingginya biaya telekomunikasi serta seringkali terjadiketerlambatan pengiriman barang ke konsumen karena bagian penjualan sudahmelakukan transaksi dengan konsumen dengan janji barang segera dikirim, sedangkanpersediaan yang dijual tersebut ternyata masih tertahan di pelabuhan ataupun masihdalam perjalanan ke gudang. Hal ini bisa terjadi karena bagian penjualan hanyamenerima informasi dari bagian pembelian saja (yang berkantor satu gedung denganbagian penjualan) tanpa melakukan konfirmasi terlebih dahulu ke bagian gudang.Karena proses pencatatan perusahaan masih manual, seringkali bagian penjualanterlambat memperoleh data dari bagian keuangan mengenai konsumen yangpembayarannya tidak lancar, sehingga seringkali terjadi konsumen-konsumen tersebuttetap dilayani ordernya, sehingga piutang macet perusahaan cukup tinggi. Bagianpenjualan juga belum memiliki analisis yang akurat mengenai produk-produk yangpaling diminati konsumen dan produk yang kurang laku, sehingga manajemen

    Analisis Kelayakan Proyek (Maria)

  • 34

    Jurnal Teknologi Informasi-Aiti, Vol. 7. No.1, Februari 2010 : 1 - 100

    perusahaan dalam mengambil keputusan dalam membeli barang hanya berdasarkanperkiraan saja, tanpa didukung dengan analisis yang akurat; Laporan keuangan yangdisajikan oleh bagian akuntansi juga terlambat, sehingga seringkali pihak manajemenperusahaan membuat keputusan-keputusan strategis perusahaan hanya didasarkandata seadanya, karena pada saat keputusan-keputusan tersebut dibuat bagianakuntansi belum bisa menyajikan laporan keuangan yang menggambarkan kondisikeuangan perusahaan. Melihat kendala-kendala yang dihadapi perusahaan sepertiyang sudah diuraikan diatas serta tingkat persaingan antar distributor yang semakinketat, maka pihak manajemen perusahaan sebaiknya membangun suatu SistemInformasi Manajemen yang terintegrasi mulai dari sistem pembelian, penjualan,persediaan sampai dengan penyajian laporan keuangan. Diharapkan dengan sistemyang baru ini semua informasi bisa diakses oleh semua bagian yang diberi wewenanguntuk mengakses, sehingga semua keputusan bisa diambil dengan tepat dan pelayananterhadap konsumen juga bisa ditingkatkan. Dalam mengembangkan Sistem Informasisebaiknya perusahaan menunjuk rekanan untuk menangani proyek tersebut darimulai tahap persiapan, pengadaan software dan hardware, pengadaan sarana danprasarana, serta pembuatan dokumen-dokumen dan pelatihan karyawan, mengingatsumber daya manusia perusahaan yang terbatas. Sebelum melakukan penunjukanrekanan, maka sebaiknya dibuat analisis mengenai biaya dan manfaat dari sisteminformasi manajemen.

    Tabel 1 menunjukkan perkiraan biaya-biaya yang harus dikeluarkan selamaempat tahun. Total procurement cost sebesar Rp. 167.000.000 diperoleh dari biaya-biaya yang dikeluarkan untuk biaya konsultasi pengadaan hardware, pembelianhardware, instalasi hardware serta biaya manajemen dan SDM untuk pengadaanhardware. Start up cost sebesar Rp. 75.000.000 adalah biaya yang dikeluarkanuntuk pembelian software, instalasi networking, reorganisasi serta biaya manajemendan SDM.

    Tabel 1 Biaya Pengembangan Sistem Informasi Manajemen

    Cost Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Total Procurement 167.000.000 167.000.000 Start up 75.000.000 75.000.000 Project related 227.500.000 227.500.000 On going 47.500.000 56.000.000 64.500.000 73.000.000 241.000.000Total 469.500.000 47.500.000 56.000.000 64.500.000 73.000.000 710.500.000

    Project related cost merupakan biaya yang dikeluarkan untuk konsultan,mulai dari tahapan persiapan, analisis sistem, desain sistem, sampai dengan tahappenerapan sistem di perusahaan. Untuk tahap ini dianggarkan biaya sebesar Rp.227.500.000. Biaya untuk mengoperasikan sistem dan merawat sistem supayaberjalan dengan baik dianggarkan pada kelompok on going cost yang selama empattahun dianggarkan sebesar Rp. 241.000.000. On going cost ini meliputi biaya SDM,biaya overhead, perawatan hardware, perawatan software serta biaya manajemenoperasional sistem. Dengan mengembangkan sistem informasi manajemen ini, makadiharapkan perusahaan akan memperoleh keuntungan yang diukur secara finansialdibandingkan dengan jika masih menggunakan sistem yang manual. Adapun nilaikeuntungannya bisa dilihat pada Tabel 2.

  • 35

    Tabel 2 Manfaat Pengembangan Sistem Informasi Manajemen

    Keterangan Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Total Tangible Benefits 117.500.000 122.500.000 142.500.000 162.500.000 545.000.000 Intangible Benefits 110.000.000 145.000.000 180.000.000 215.000.000 650.000.000 Total 227.500.000 267.500.000 322.500.000 377.500.000 1.195.000.000

    Tangible benefits atau keuntungan dari penghematan-penghematan ataupeningkatan-peningkatan di dalam perusahaan yang dapat di ukur secara kuantitatifdalam bentuk satuan nilai moneter/uang yang akan dinikmati perusahaan selamaempat tahun diperkirakan sebesar Rp. 545.000.000 yang diperoleh dari efisiensibiaya operasional, efisiensi biaya telekomunikasi, efisiensi kesalahan proses,peningkatan penjualan, efisiensi biaya persediaan, serta efisiensi piutang tidak tertagih.Intangible Benefits atau nilai keuntungan yang sulit atau tidak mungkin di ukurdalam bentuk satuan nilai moneter/uang, yang dalam penelitian ini coba dihitungdengan satuan uang selama empat tahun yaitu sebesar Rp. 650.000.000 yangdiperoleh dari peningkatan kualitas pelayanan, peningkatan kinerja SDM, sertapeningkatan kualitas keputusan manajerial.

    Berdasarkan data Tabel 1 dan Tabel 2, maka dibuat analisis untukmemutuskan apakah proyek pengembangan sistem informasi manajemen ini layakuntuk dijalankan atau tidak. Untuk itu dilakukan empat analisis yang meliputi analisisPayback Period, Net Present Value, Return On Investment dan Internal Rateof Return. Analisis Payback Period digunakan untuk menghitung berapa lama biayayang dikeluarkan untuk melakukan suatu investasi akan diperoleh kembali. Dalamproyek pengembangan Sistem Informasi Manajemen ini, payback period bisadihitung sebagai berikut :

    Nilai Investasi Rp. 469.000.000 (Tabel 1 tahun 0)Aliran Kas Bersih tahun pertama Rp. 180.000.000 (Tabel 3)Sisa Investasi tahun kedua Rp. 289.500.000Aliran Kas Bersih tahun kedua Rp. 211.500.000 (Tabel 3)Sisa Investasi tahun ketiga Rp. 78.000.000

    Sisa investasi tahun ketiga tertutup oleh sebagian aliran kas bersih tahun ketiga,yaitu selama Rp. 78.000.000/Rp. 258.000.000 x 12 Bulan, yaitu selama tiga sampaienam bulan. Jadi payback period untuk keseluruhan investasi pengembangan sisteminformasi manajemen ini adalah selama dua tahun ketiga, enam bulan. Maka jikaperusahaan menetapkan maksimum payback period adalah tiga tahun, maka bisadisimpulkan bahwa proyek ini diterima. Perhitungan aliran kas bersih bisa dilihatpada Tabel 3.

    Tabel 3 Aliran Kas Bersih Pengembangan Sistem Informasi Manajemen

    Keterangan Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Aliran Kas Keluar 47.500.000 56.000.000 64.500.000 73.000.000 Aliran Kas Masuk 227.500.000 267.500.000 322.500.000 377.500.000 Aliran Kas Bersih 180.000.000 211.500.000 258.000.000 304.500.000

    Analisis Kelayakan Proyek (Maria)

  • 36

    Jurnal Teknologi Informasi-Aiti, Vol. 7. No.1, Februari 2010 : 1 - 100

    Analisis net present value adalah suatu analisis untuk menghitung nilaisekarang dari aliran kas masuk suatu proyek akan diterima yang akan datang denganmenentukan tingkat diskonto tertentu. Untuk proyek pengembangan sistem informasimanajemen ini, perusahaan menentukan tingkat diskonto sebesar 12%. Denganbantuan program Microsoft Excel 2007 maka diperoleh nilai net present valuesebesar Rp. 236.975.350. Jadi, karena nilai net present value lebih besar dari nolmaka proyek ini diterima. Return On Investment, untuk mengetahui tingkatpengembalian atau keuntungan dari suatu proyek maka dihitung dengan menggunakananalisis return on investment (ROI). Perhitungan ROI untuk proyek pengembangansistem informasi manajemen ini bisa dilihat pada perhitungan berikut ini.

    Total Manfaat Rp. 1.195.000.000 (Tabel 2)Total Biaya Rp. 710.500.000 (Tabel 1)Selisih Rp. 484.500.000ROI Rp. 484.500.000 / Rp. 710.500.000 = 68,2%

    Dengan tingkat keuntungan sebesar 68,2% ini maka bisa disimpulkan kalauproyek pengembangan sistem informasi manajemen ini layak untuk diterima. InternalRate of Return (IRR) adalah analisis untuk mengetahui tingkat diskon untukmenyamakan nilai sekarang aliran kas yang akan dinikmati dengan nilai sekarangsemua aliran kas yang dikeluarkan. Dalam proyek pengembangan sistem informasimanajemen ini diperoleh nilai internal rate of return (IRR) sebesar 32,1%. Jikaperusahaan mensyaratkan IRR sebesar 25% untuk suatu proyek, maka bisadisimpulkan kalau proyek ini diterima.

    5. Simpulan

    Berdasarkan analisis dan pembahasan, maka proyek pengembangan sisteminformasi manajemen ini bisa diterima. Pengembangan sistem informasi manajemenini maka kinerja perusahaan akan bisa dimaksimalkan, sehingga pelayanan terhadapkonsumen bisa ditingkatkan, juga manajemen akan memiliki data yang akurat untukmembuat berbagai analisis yang akan berguna untuk kemajuan perusahaan dimasayang akan datang. Saran, walaupun secara analisis proyek pengembangan sisteminformasi manajemen ini bisa diterima, tetapi dalam penerapannya pihak manajemenperusahaan perlu memperhatikan a) Kemampuan SDM yang dimiliki perusahaandalam menerapkan sistem informasi manajemen yang baru, apakah dengan trainingyang akan dilakukan cukup memadai sehingga SDM yang ada bisa mengoperasikansistem dengan baik, mengingat latar belakang pendidikan karyawan terutama dibagian gudang yang rendah; b) Perubahan struktur organisasi dan job descriptionmasing-masing karyawan yang berubah akibat dari penerapan sistem informasimanajemen yang baru harus betul-betul dipertimbangkan mengingat SDM yang adaselama ini hanya bekerja berdasarkan kebiasaan, dan tidak terbiasa dengan adanya;c) Kesiapan SDM perusahaan dalam proses peralihan dari sistem yang lama lamake sistem yang baru, jangan sampai akibat tidak siapnya SDM yang adamengakibatkan terjadi kekacauan sehingga justru menghambat kinerja perusahaan.

  • 37

    6. Daftar Pustaka

    [1] Richard A. Brealey, Stewart C. Myers. 1999. Principles of CorporateFinance. The McGraw-Hill Companies, Inc.

    [2] Jogiyanto H.M. 2001. Analisis & Disain Sistem Informasi : PendekatanTerstruktur Teori Dan Praktek Aplikasi Bisnis. Yogyakarta: Andi OffsetEdisi Kedua.

    [3] Raymond McLeod. 2001. Management Information Systems, 8th Edition,Prentice Hall International. Url : www.prenhall.com/mcleod.

    [4] Frederick H. Wu. 1984. Accounting Information Systems, Theory andPractice. Tokyo: McGraw-Hill Book Company Japan, International StudentEdition.

    [5] Jogiyanto H.M. 2005. Sistem Teknologi Informasi. Yogyakarta : Andi OffsetEdisi Kedua.

    Analisis Kelayakan Proyek (Maria)