copyright©aquasains 2019repository.lppm.unila.ac.id/19092/1/evaluasi kualitas... · 2020. 4....

11

Upload: others

Post on 30-Dec-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: COPYRIGHT©AQUASAINS 2019repository.lppm.unila.ac.id/19092/1/Evaluasi kualitas... · 2020. 4. 10. · penelitian, dan kajian ilmiah bidang perikanan dan sumberdaya perairan. Untuk
Page 2: COPYRIGHT©AQUASAINS 2019repository.lppm.unila.ac.id/19092/1/Evaluasi kualitas... · 2020. 4. 10. · penelitian, dan kajian ilmiah bidang perikanan dan sumberdaya perairan. Untuk
Page 3: COPYRIGHT©AQUASAINS 2019repository.lppm.unila.ac.id/19092/1/Evaluasi kualitas... · 2020. 4. 10. · penelitian, dan kajian ilmiah bidang perikanan dan sumberdaya perairan. Untuk

COPYRIGHT©AQUASAINS 2019

Cover Desain : Tim Editorial

Photo Properties : Extract Fucoidan from Padina sp

(Dr. Agus Setyawan, S.Pi., M.P)

Page 4: COPYRIGHT©AQUASAINS 2019repository.lppm.unila.ac.id/19092/1/Evaluasi kualitas... · 2020. 4. 10. · penelitian, dan kajian ilmiah bidang perikanan dan sumberdaya perairan. Untuk

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kehadirat Allah SWT karena Penyusunan Jurnal “AQUASAINS” telah

selesai. Jurnal ini disusun untuk mengapresiasi dan mempublikasi hasil-hasil

penelitian, dan kajian ilmiah bidang perikanan dan sumberdaya perairan. Untuk

mendukung tujuan tersebut, jurnal ini mengkhususkan diri dengan materi-materi

dalam bidang perikanan dan sumberdaya perairan. Edisi kedelapan Nomor satu ini

ini memuat tujuh artikel yang diharapkan akan menambah wawasan dan

pemahaman di bidang perikanan dan sumberdaya perairan.

Pada kesempatan ini redaksi menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang

telah mengirimkan artikelnya-artikelnya. Redaksi akan membuka kesempatan

seluas-luasnya bagi seluruh kalangangan akademisi maupun praktisi baik dari

dalam lingkungan maupun diluar Universitas Lampung untuk mempublikasikan

hasil-hasil penelitiannya.

Akhir kata semoga jurnal ilmu perikanan dan sumberdaya perairan “AQUASAINS’

ini dapat memberi manfaat yang sebesar-besarnya.

Bandar Lampung, November 2019

Redaksi

Page 5: COPYRIGHT©AQUASAINS 2019repository.lppm.unila.ac.id/19092/1/Evaluasi kualitas... · 2020. 4. 10. · penelitian, dan kajian ilmiah bidang perikanan dan sumberdaya perairan. Untuk
Page 6: COPYRIGHT©AQUASAINS 2019repository.lppm.unila.ac.id/19092/1/Evaluasi kualitas... · 2020. 4. 10. · penelitian, dan kajian ilmiah bidang perikanan dan sumberdaya perairan. Untuk

AQUASAINS(Jurnal Ilmu Perikanan dan Sumberdaya Perairan)

EVALUASI KUALITAS SEDIMEN BEBERAPA TAMBAK UDANG DI

KABUPATEN TULANG BAWANG PROVINSI LAMPUNG

Supono1

Ringkasan Pond bottom management playan important role in the success of shrimpculture. Study on the use of pond bottompond as an indicator of shrimp pond produ-ctivity is still limitted. Shrimp culture hasbeen developing in tulang Bawang Regency,Province of Lampung since early 1990. Thewaste produced by shrimp culture activityis possible to reduce pond bottom soil qua-lity due to high organic compund and to-xic material. The aim of this research wasto evaluate the shrimp ponds bottom condi-tion in Tulang Bawang Regency, Provinceof Lampung. This research was an explora-tive one. Data collection was done towards12 shrimp pond units during water prepa-ration period (pre-spreading) with the di-fferent locations of each pond from the wa-tergate. The collected data of pond soil qu-alities were organic matter content, chloro-phyll a, cation exchange capacity, oxidation- reduction potential, pH, and soil texture.The research results showed that soil qua-lities in shrimp ponds in Tulang BawangRegency were still in range for shrimp cul-ture. In generally, shrimp ponds in the areahave soil textute of clay, sandy, and sandyclay. Chlorophyll a content, oxidation redu-ction potential (ORP) and organic carbonmatter content were 21,5 μg/g, 76 mv and1,26% in average respectively. Meanwhile

1)Dosen Jurusan Budidaya Perairan UniversitasLampung. Jalan Prof. Soemantri BrodjonegoroNo. 1 Bandar Lampung 35145E-mail: [email protected]

cation exchange capacity and soil pH were11,2 me/100g and 6,8 in average.

Keywords : shrimp pond, Tulang Ba-wang, pond soil quality,chlorophyll a

Received: 2 September 2014Accepted: 9 Nopember 2014

PENDAHULUAN

Salah satu faktor yang mempengaruhi pro-duktivitas tambak udang adalah kualitassedimen atau tanah dasar tambak. Tanahdasar tambak berperan sangat penting da-lam mendukung keberhasilan budidaya udangkarena udang hidup di dasar (benthic orga-nism). Kualitas tanah dasar tambak mem-punyai hubungan yang erat dengan kuali-tas ais di atasnya. Konstruksi kolam yangberbeda-beda, seperti kolam tanah (earthenpond), kolam plastik (lined pond), maupunkolam semi plastik (semi lined pond) mem-punyai kemampuan yang berbeda-bedapuladalam menopang tingkat kesuburan. Ta-nah dasar tambak berperan dalam men-dukung proses dekomposisi dan pertukar-an nutien baik yang ada dalam sedimenmaupun kolom air di atasnya. Meskipunmanajemen kualitas air dianggap salah sa-tu faktor paling penting dalam budidayaudang, tetapi banyak bukti yang menun-jukkan bahwa kondisi dasar tambak dan

Page 7: COPYRIGHT©AQUASAINS 2019repository.lppm.unila.ac.id/19092/1/Evaluasi kualitas... · 2020. 4. 10. · penelitian, dan kajian ilmiah bidang perikanan dan sumberdaya perairan. Untuk

248 Supono1

pertukaran substansi antara tanah dan airsangat berpengaruh terhadap kualitas air(Boyd et al., 2002).

Lapisan oksigen pada permukaan sedimensangat menguntungkan dan seharusnya di-jaga selama siklus budidaya. Produk me-tabolisme dari dekomposisi aerobik anta-ra lain karbon dioksida, air, amonia dannutrien yang lain. Pada sedimen anaero-bik, beberapa mikroorganisme menguraik-an bahan organik dengan reaksi fermentasiyang menghasilkan alkohol, keton, aldehi-da dan senyawa organik lainnya sebagai ha-sil metabolisme. Mikro organisme lainnyadapat menggunakan O2 dari nitrat, nitrit,besi dan mangan oksida, sulfat dan karbondioksida untuk menguraikan material orga-nik, tetapi mereka mengeluarkan gas nitro-gen, amonia, ferrous, manganous manga-nese, hidrogen sulfida dan methan seba-gai hasil metabolisme (Blackburn, 1987).Beberapa hasil metabolisme tersebut khu-susnya H2S, nitrit, dan senyawa organiktertentu dapat masuk ke air dan berpo-tensi racun bagi ikan atau udang. Lapisanoksigen pada permukaan sedimen mence-gah sebagian besar metabolisme yang ber-acun ke dalam air tambak karena akan-dioksidasi menjadi bentuk yang tak ber-acun melalui aktifitas biologi ketika mele-wati lapisan aerobik. Nitrit akan dioksidasimenjadi nitrat, ferro dirubah menjadi ferridan hidrogen sulfida (H2S) dirubah menja-di sulfat. Karena itu sangat penting men-jaga lapisan oksidasi pada permukaan sedi-men/tanah tambak budidaya.Gas methandan nitrogen melewati lapisan dan terdifu-si dari air tambak ke atmosfer. Kedua gastersebut tidak menyebabkan keracunan ba-gi organisme aquatik di bawah kondisi nor-mal (Boyd et al., 2002).

Kabupaten Tulang Bawang merupakan pro-dusen udang utama di Provinsi Lampung,bahkan di Indonesia. Pengembangan tam-bak udang di daerah tersebut mengalamipertumbuhan pesat sejak perusahaan swas-ta mendirikan industri tambak udang pa-da awal tahun 1990-an dengan menerapk-an sistem intensif. Eksploitasi tambak sela-ma bertahun-tahun tersebut dengan inputbahan organik yang tinggi dapat mempe-

Gambar 1 Lokasi pengambilan sampel

ngaruhi kualitas sedimen/tanah dasar tam-bak. Penelitian ini bertujuan untuk meng-evaluasi kondisi sedimen/tanah dasar be-berapa tambak udang yang ada di Kabu-paten Tulang bawang, Provinsi Lampung.

MATERI DAN METODE

Penelitian ini merupakan penelitian eksplo-ratif untuk mempelajari kualitas sedimendasar tambak udang Kabupaten Tulang Ba-wang, Provinsi Lampung. Sampel yang di-jadikan obyek penelitian ini sebanyak 12unit tambak dengan letak yang berbeda.Letak tambak yang berbeda ini didasarkanpada jarak dengan pintu masuk air (Gam-bar 1), dengan asumsi bahwa letak tambakyang berbeda tersebut mempengaruhi kua-litas sedimen. Parameter utama dalam pe-nelitian ini adalah kualitas sedimen antaralain : kandungan karbon organik, Klorofila, kapasitas pertukaran kation (KPK), po-tensial reduksi (oxidation-reduction poten-tial, ORP), pH tanah, dan tekstur tanah.

Klorofil a Sedimen diukur dengan meng-gunakan metode dari (Vollenweider et al.,1974). Sampel sedimen (top soil) diambil± 5 g, kemudian dilarutkan dengan 10 mlaceton 90%, dihomogenkan dengan meng-gunakan blender selama 2 menit dalam ru-angan yang sedikit cahaya. Sedimen danlarutan aceton disimpan selama satu ma-lam pada suhu 4oC. Suspensi diambil, di-masukkan dalam tabung reaksi, disentrifusdengan kecepatan rendah selama 5 menit,

Page 8: COPYRIGHT©AQUASAINS 2019repository.lppm.unila.ac.id/19092/1/Evaluasi kualitas... · 2020. 4. 10. · penelitian, dan kajian ilmiah bidang perikanan dan sumberdaya perairan. Untuk

kualitas sedimen tambak udang 249

kemudian dilihat kerapatan optiknya pa-da spektrofotometer dengan panjang ge-lombang 665 nm. Penghitungan kandung-an klorofil sedimen dilakukan dengan meng-gunakan rumus:

µg klorofil − a = 11, 9 . D665 . V/l (1)

ket:

D665: kerapatan optik pada panjang gelom-bang 665 nm

V : volume akhir aceton (ml)

l : panjang sel spektrofotometer (1 cm)

Kandungan bahan organik sedimen diukurdengan metode (Allen and Hajek, 1976).Sampel sedimen diambil dari tambak ke-mudian dikeringkan selama 12 jam denganoven pada suhu 60oC. Sampel diambil da-ri tempat oven dan ditimbang sebanyak 10gram. Berat sampel sedimen yang didapatk-an ini sebagai berat awal (Wo). Sampelyang telah ditimbang ini selanjutnya dip-roses dalam tanur pengabuan (muffel fur-nace) dengan temperatur 550oC selama 4jam. Setelah 4 jam sedimen yang ada da-lam muffel furnace diambil dan ditimbang(Wt). Bahan organik yang hilang selamapengabuan (loss on ignation) diketahui se-bagai bahan organik total yang dinyatakandalam persen dengan menggunakan persa-maan yaitu sebagai berikut :

Li =Wo −Wt

Wo. 100% (2)

ket:

Li : loss on ignation (%)

Wo: berat awal (gram)

Wt: berat akhir (gram)

Variabel pH Tanah diukur dengan meng-gunakan metode APHA (APHA, 1992). Sam-pel tanah dikeringkan di udara terbuka, ke-mudian digerus sampai halus dengan meng-gunakan ayakan ukuran 60 mesh. Sebanyak10 g sampel dimasukkan ke dalam beakerglass 100 ml atau erlenmeyer 250 ml, ke-mudian ditambahkan 10 ml aquades. La-rutan sampel tanah disentrifuse selama 1

jam, kemudian diukur dengan menggunak-an pH meter.

Data yang diperoleh dianalisis secara desk-riptif dan dibandingkan dengan standar ku-alitas sedimen/tanah dasar tambak untukbudidaya udang (?).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data kualistas sedimen dari 12 tambak yangdijadikan sampel terdapat pada Tabel 1.Kandungan klorofil a tambak-tambak pe-nelitian berkisar antara 6,29 μg/g sampai71,99 μg/g dengan rata-rata 21,5 μg/g. Stan-dar kolorofil a untuk sedimen tambak udangbelum diketahui secara pasti. Hal ini dise-babkan masih terbatasnya informasi meng-enai kandungan klorofil a pada sedimen tam-bak udang. Klorofil a sedimen mengindika-sikan bahwa pada sedimen tersebut terda-pat benthic microalgae terutama diatom.Dari hasil analisis data menunjukkan bah-wa populasi diatom pada sedimen rata-ratamencapai 54 sel/cm2 (Tabel 1). Semakintinggi kandungan klorofil a semakin banyakpula populasi benthic microalgae dalam se-dimen. Benthic microalgae dalam sedimenmempengaruhi produktivitas primer tam-bak. Produktivitas primer akan mempenga-ruhi pakan alami yang tersedia.

Kandungan karbon organik tambak-tambakpenelitian berkisar antara 0,42% sampai 2,11% dengan rata-rata 1,26%. Tanah terse-but termasuk dalam kategori tanah mine-ral dengan kandungan bahan organik yangcukup dan sesuai untuk budidaya udang.Menurut (Boyd et al., 2002), kandungankarbon organik yang baik pada tanah un-tuk budidaya perairan adalah 1-3% (mi-neral soil). Kandungan karbon organik sa-ngat mempengaruhi kualitas air yang adadi atasnya terutama pH dan oksigen terla-rut. Nilai kandungan karbon organik sedi-men dapat digunakan untuk menduga kan-dungan bahan organik secara keseluruhan.Menurut Boyd et al. (2002), kandungan kar-bon organik suatu sedimen adalah 45-50%

Page 9: COPYRIGHT©AQUASAINS 2019repository.lppm.unila.ac.id/19092/1/Evaluasi kualitas... · 2020. 4. 10. · penelitian, dan kajian ilmiah bidang perikanan dan sumberdaya perairan. Untuk

250 Supono1

Tabel 1 Data Kualitas Sedimen Tambak-Tambak Penelitian

No. TambakKlorofil a C Organik KPK pH ORP Tekstur Diatom

sedimen (mg/g) (%) (me/100g) (mv) (sel/cm2)

1 15,31 2.11 14,4 6,5 34 Liat 24

2 8,62 0.84 14,3 7,1 99 Liat 123

3 27,83 0.61 3,1 7,0 18 Liat berpasir 55

4 17,24 0.42 3,1 7,4 47 Pasir 96

5 10,40 0.82 13,1 6,9 118 Liat 32

6 6,29 1.84 14,7 6,5 68 Liat 68

7 16,42 1.15 13,9 6,7 69 Liat 22

8 71,99 1.76 12,5 6,8 49 Liat 71

9 32,6 1.93 12,7 6,8 107 Liat 32

10 29,0 0.97 10,4 6,7 126 Liat berpasir 40

11 21,3 1.73 9,9 6,8 67 Liat berpasir 47

12 20,5 0.89 12,3 6,7 109 Liat 40

Rerata 21,5 1.26 11.20 6,8 76 54

kandungan bahan organik secara keseluruh-an. Kandungan bahan organik yang ting-gi akan meningkatkan kebutuhan oksigenyang diperlukan oleh bakteri untuk meng-uraikannya (Boyd, 2003). Namun demiki-an, bahan organik yang terlalu rendah da-pat menyebabkan tingginya nilai pH sedi-men dan air. Kandungan bahan organikyang rendah menyebabkan berkurangnyakandungan karbondioksida, sehingga pH ta-nah cenderung basa.

Kapasitas pertukaran kation (KPK) tambak-tambak penelitian berkisar antara 3,1 me/100gsampai 14,7 me/100g dengan rata-rata 11,2me/100g. Kapasitas pertukaran kation (KPK)atau Cation exchange capacity (CEC) me-rupakan kapasitas tanah untuk menyerapatau menukar kation yang dinyatakan da-lam miliequivalen/100 g tanah (Boyd, 1990).KPK masing-masing lokasi bervariasi an-tara 3,10 me/100g sampai 14,70 me/100gdengan rata-rata 11,20 me/100g. Kapasi-tas pertukaran ion dipengaruhi oleh teks-tur tanah. Semakin tinggi kandungan li-at, semakin tinggi kapasitas pertukaran ka-tion tanah. Sebaliknya tanah yang banyakmengandung pasir mempunyai nilai KPKyang lebih rendah (Boyd, 1990).

Nilai pH tambak-tambak penelitian berki-sar antara 6,5 sampai 7,4 dengan rata-rata6,8. Nilai pH sedimen tersebut masih se-suai dengan nilai standar untuk budidayaudang. Nilai pH yang paling baik adalah

mendekati netral atau 7, meskipun demi-kian sebagian besar mikroorganisme dapatberkembang biak dengan baik pada pH 7sampai 8 (Boyd, 1995). Nilai pH tersebutmenggambarkan bahwa tanah dasar tam-bak tersebut tidak mengandung pirit sertakandungan bahan organik cukup sehinggabakteri dapat tumbuh dengan baik untukmenguraikan bahan organik serta mengha-silkan karbondioksida.

Tanah tambak yang mengandung ion piritakan menyebabkan pH tanah rendah (<5).Jika tanah yang mengandung pirit menga-lami oksidasi akan menghasilkan asam sul-fat yang menyebabkan pH tanah turun se-cara drastis. Peningkatan pH tanah piritdapat dilakukan dengan melakunan penga-puran misalnya dengan Ca(OH)2 atau CaO(quick lime). Nilai pH tanah di bawah 7,5,perlu diturunkan tingkat keasamannya me-lalui pengapuran (liming). Nilai pH tanahdi bawah 7,5 akan mengakibatkan dekom-posisi bahan organik menjadi lambat, meng-urangi ketersediaan fosfor, menurunkan pro-duktivitas primer serta menurunkan kan-dungan alkalinitas (Boyd and Queiroz, 2014).Nilai pH tanah yang terlalu rendah jugadapat mengurangi ketersediaan nutrien pri-mer dan menurunkan kesuburan tanah (Adhi-kari, 2003).

Sumber utama keasaman pada tanah tam-bak adalah ion alumunium. Tanah liat danpartikel bahan organik di tanah, menarik

Page 10: COPYRIGHT©AQUASAINS 2019repository.lppm.unila.ac.id/19092/1/Evaluasi kualitas... · 2020. 4. 10. · penelitian, dan kajian ilmiah bidang perikanan dan sumberdaya perairan. Untuk

kualitas sedimen tambak udang 251

kation ke permukaannya. Ion alumuniumpada posisi pertukaran kation di tanah ber-ada pada kesetimbangan dengan ion alu-munium di air yang mengelilingi partikeltanah. Ion alumunium terhidrolisis menja-di alumunium hidroksida, megeluarkan ionhidrogen. Semakin banyak proporsi ion alu-munium pada kation tanah, semakin tinggipula tingkat keasamannya. Kapur pertani-an (CaCO3) yang diaplikasikan ke tanahtambak akan menetralkan tanah yang ber-sifat asam. Ion Ca2+ akan menggantikanposisi ion Alumunium (Al3+) yang berikat-an dengan tanah sehingga akan mengura-ngi reaksi yang bersifat asam (Boyd et al.,2002).

Potensial redoks atau oxidation reductionpotential (ORP) tambak-tambak peneliti-an berkisar antara 18 mv sampai 126 mvdengan rata-rata 76 mv. Nilai potensial re-duksi oksidasi (oxidation reduction potenti-al/ORP) tersebut di atas nol (positif) yangmenunjukkan bahwa tanah dasar tambakcukup baik untuk budidaya udang. Kondi-si ini akan mengurangi kebutuhan oksigen(oxygen demand) untuk penguraian bahanorganik. Tingginya nilai ORP tersebut di-sebabkan oleh rendahnya kandungan bah-an organik di dasar tambak (<10%). Persi-apan tambak yang benar baik melalui pe-ngeringan dasar tambak maupun pengang-katan limbah organik akan meningkatkannilai ORP. Tambak-tambak yang dijadikansampel telah dikeringkan dan limbah orga-niknya dibuang sebelum diisi air.

Tekstur tanah tambak-tambak penelitiantermasuk dalam kategori liat, berpasir danliat berpasir.Tekstur tanah pada tambak-tambak penelitian terdiri dari liat (tam-bak no. 1,2,5,6,7,8,9,12), pasir (tambak no.4), dan liat berpasir (tambak no. 3, 10,11).Tekstur tanah dasar tambak udang yangbaik adalah liat berpasir dengan kandung-an liat 5 sampai 10% (Boyd et al., 2002).Kandungan liat yang terlalu tinggi akanmenyulitkan dalam manajemen dasar tam-bak, baik untuk pengeringan, pembalikantanah, maupun pemupukan. Kandungan li-at yang terlalu rendah juga kurang cocokuntuk tambak karena dapat menyebabkankehilangan air karena rembesan (seepage).

Secara umum kualitas tanah tambak da-ri sampel yang diambil masih layak un-tuk budidaya udang. variabel kualitas ta-nah perlu mendapat perhatian adalah pHtanah (<7). Peningkatan pH tanah dapatdilakukan dengan pengapuran (Boyd andQueiroz, 2014). Disamping itu untuk me-ningkatkan tingkat kesuburan tanah dasartambak perlu dilakukan pemupukan ter-utama yang mengandung undur nitrogen(N) dan fosofor (P). Rasio N:P tanah yangoptimal untuk budidaya perairan sekitar4:1 (Adhikari, 2003).

SIMPULAN

Kualitas tanah dasar tambak di beberapalokasi di Kabupaten Tulang Bawang seca-ra umum masih layak untuk budidaya un-tuk budidaya udang. Beberapa variabel ku-alitas tanah dasar/sedimen tambak sepertikandungan karbon organik (1,26%), kloro-fil a (21,5 μg/g), pH tanah (6,8), kapas-sitas pertukanan kation (11,20 me/100g),potensial redoks (76 mv), maupun teksturtanah (liat-liat berpasir) masih sesuai de-ngan standar untuk budidaya udang.

Pustaka

Adhikari, S. (2003). Fertilization, soiland water quality managenent in small-scale ponds : Fertilization requirementsand soil properties. Aquaculture Asia,8(4):6–8.

Allen, B. L. and Hajek, B. F. (1976). Mine-ral occurrence in soil environments. SoilScience Society of America, 2 edition.

APHA (1992). Standart Methods for TheExamination of Water and Wastewater.American Public Health Association, 16edition.

Blackburn, T. H. (1987). Role and im-pact of anaerobic microbial processes inaquatic systems. In Moriarty, D. J. W.and Pullin, R. S., editors, Detritus andMicrobial Ecology in Aquaculture, pages32–53. International Center for LivingAquatic Resources Management.

Page 11: COPYRIGHT©AQUASAINS 2019repository.lppm.unila.ac.id/19092/1/Evaluasi kualitas... · 2020. 4. 10. · penelitian, dan kajian ilmiah bidang perikanan dan sumberdaya perairan. Untuk

252 Supono1

Boyd, C. E. (1990). Water Quality in Pondfor Aquaculture. Department of Fisheri-es and Allied Aquacultures.

Boyd, C. E. (1995). Bottom Soils, Sedi-ment, and Pond Aquaculture. Chapmanand Hall.

Boyd, C. E. (2003). Organic matter inpond bottom sedimen. Global Aquacul-ture Advocate.

Boyd, C. E. and Queiroz, J. F. (2014). Therole and management of bottom soils inaquaculture ponds. Infofish Internatio-nal, 2:22–28.

Boyd, C. E., Wood, C. W., and Thunjai, T.(2002). Aquaculture pond bottom soilquality management. Technical report,Oregon State university.

Vollenweider, R. A., Talling, J. F., andWestlake, D. F. (1974). A Manual onMethods for Measuring Primary Produ-ction in Aquatic Environment, 2 edition.