contoh rancangan evaluasi program model stake

10
Contoh Rancangan Evaluasi Program Model STAKE 25MAY BAB I Pendahuluan Latar Belakang Kimia merupakan salah satu bagian dari materi pelajaran IPA yang dinilai siswa cukup sulit untuk dipahami, karena memiliki banyak teori dan perhitungan. Padahal bahkan dalam kehidupan sehari-hari, sebenarnya siswa telah banyak menemukan penerapan materi kimia dilingkungan sekitarnya. Hal inilah seharusnya membuat siswa lebih mudah memahami materi kimia, bukan menilai kimia sebagai salah satu pelajaran IPA yang sulit. Contohnya dalam materi larutan elektolit, yang sebaiknya disekolah dilakukan praktik dengan alat uji elektrolit (tester) agar siswa lebih mengerti pengertian larutan elektrolit dan proses ionisasi. Demikian juga materi perubahan kimia salah satu contohnya adalah proses penguraian sampah yang mengalami pembusukan yang disebabkan oleh air dan bakteri. Dimana pembusukan merupakan salah satu gejala atau tanda telah terjadi perubahan kimia. Proses pembusukan sampah ini dimanfaatkan oleh salah seorang warga Kecamatan Kuranji Kota Padang Sumatera Barat untuk membuat pupuk organik cair dan kering dari sampah-sampah organik dengan menggunakan alat sederhana pengurai sampah organik yaitu Aerobic Composter. Sehingga dari pengolahan sampah ini, didapatkan hasil berupa pupuk organik cair dan sampah sisa penguraian bisa dimanfaatkan sebagai pupuk kering. Oleh karena itu, Sekolah SMA Negeri 5 Padang membuat suatu program peninjauan pengolahan sampah organik di Kecamatan Kuranji. Siswa dibawa untuk melihat langsung kelapangan tentang bagaimana cara membuat pupuk organik. Dimana diharapkan dengan melihat langsung kelapangan, siswa menjadi lebih mengerti proses pembuatan, cara pengolahan dan hasil dari proses

Upload: ira

Post on 20-Feb-2016

66 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

hb8ugy7

TRANSCRIPT

Contoh Rancangan Evaluasi Program ModelSTAKE25MAYBAB IPendahuluanLatar BelakangKimia merupakan salah satu bagian dari materi pelajaran IPA yang dinilai siswa cukup sulit untuk dipahami, karena memiliki banyak teori dan perhitungan. Padahal bahkan dalam kehidupan sehari-hari, sebenarnya siswa telah banyak menemukan penerapan materi kimia dilingkungan sekitarnya. Hal inilah seharusnya membuat siswa lebih mudah memahami materi kimia, bukan menilai kimia sebagai salah satu pelajaran IPA yang sulit. Contohnya dalam materi larutan elektolit, yang sebaiknya disekolah dilakukan praktik dengan alat uji elektrolit (tester) agar siswa lebih mengerti pengertian larutan elektrolit dan proses ionisasi. Demikian juga materi perubahan kimia salah satu contohnya adalah proses penguraian sampah yang mengalami pembusukan yang disebabkan oleh air dan bakteri. Dimana pembusukan merupakan salah satu gejala atau tanda telah terjadi perubahan kimia.Proses pembusukan sampah ini dimanfaatkan oleh salah seorang warga Kecamatan Kuranji Kota Padang Sumatera Barat untuk membuat pupuk organik cair dan kering dari sampah-sampah organik dengan menggunakan alat sederhana pengurai sampah organik yaituAerobic Composter. Sehingga dari pengolahan sampah ini, didapatkan hasil berupa pupuk organik cair dan sampah sisa penguraian bisa dimanfaatkan sebagai pupuk kering. Oleh karena itu, Sekolah SMA Negeri 5 Padang membuat suatu program peninjauan pengolahan sampah organik di Kecamatan Kuranji. Siswa dibawa untuk melihat langsung kelapangan tentang bagaimana cara membuat pupuk organik. Dimana diharapkan dengan melihat langsung kelapangan, siswa menjadi lebih mengerti proses pembuatan, cara pengolahan dan hasil dari proses pengolahan yang dilakukan berupa pupuk.

Gambar 1. Aerobic Composter

Program ini dilakukan agar selain membuat siswa mengerti proses pengolahan sampah, juga dapat memberikan pengetahuan kepada siswa tentang reaksi pembakaran hidrokarbonCxHy(l)+ O2(g) CO2(g)+ H2O(g).Dimanasebelumnya, guru telah menerangkan materi ini dan siswa diharapkan dapat menghubungkan pelajaran yang diterima didalam kelas dengan pengalaman langsung dilapangan sehingga siswa lebih memahami materi. Karena menurut taksonomi bloompengetahuan yang baik diperoleh dari pengalaman belajar yang dialami siswa itu sendiri. Ketika siswa menerima pelajaran disekolah, siswa mungkin hanya mengetahui materi tersebut, tapi ketika dilakukan lagi pengalaman belajar langsung kelapangan, maka siswa akan lebih mudah memahami dan menghubungkan bahkan mengaplikasikan pengetahuan yang mereka peroleh tentang materi tersebut.2.Program yang akan dilaksanakan.Program yang akan dilaksanakan adalah Program Peninjauan Pengolahan Sampah Organik Di Kecamatan Kuranji oleh SMA Negeri 5 Padang.3.Rumusan Masalah:Berdasarkan latar belakang diatas maka masalah penelitian ini menitik beratkan pada evaluasi pelaksanaan program yaitu bagaimanakah efektivitas program peninjauan pengolahan sampah organik di kecamatan kuranji oleh SMA Negeri 5 Padang berdasarkan standar objektif atau kriteria yang telah ditentukan ditinjau dari tahapan-tahapan masukan (antecedents), proses (transactions), dan hasil (outcomes).4.Pertanyaan Penelitian:Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi pertanyaan penelitiannya adalah:1. Bagaimanakah prosedur pelaksanaan program peninjauan pengolahan sampah organik, menunjuk guru pendamping pelaksana sehingga dapat mendukung tercapainya tujuan yang ditetapkan, serta pembiayaan pelaksanaan program peninjauan pengolahan sampah pada tahapan masukan (Antecedents) ditempat Pengelola bak sampah Limpapeh Minang yang dilakukan SMA Negeri 5 Padang ?2. Bagaimanakah kegiatan pembelajaran ditempat Pengelola bak sampah Limpapeh Minang yang terdiri dari: penguasaan instruktur dalam memberi penjelasan tentang manfaat sampah, penguasaan instruktur dalam memberi penjelasan tentang alat dan bahan yang digunakan dalam proses pengolahan sampah, penguasaan instruktur dalam memberi penjelasan tentang cara kerja alat pengolahan sampah. interaksi instruktur dan siswa dan bagaimana kegiatan pelatihan kerja ditempat Pengelola bak sampah Limpapeh Minang yang terdiri dari; identitas tempat; kompetensi instruktur pada tahapan proses (transactions)3. Bagaimanakah hasil pembelajaran setelah siswa dapat menghubungkan pengalaman belajar yang mereka peroleh didalam kelas dengan dilapangan, keefektifitas program yaitu keterpakaian program oleh siswa ketika mereka lulus sekolah nanti, keterpakaiannya program setiap tahun sehingga program ini bisa menjadi program tahunan sekolah pada tahapan hasil (outcomes) di SMA Negeri 5 Padang5.Tujuan ProgramTujuan melaksanakan Program Program Peninjauan Pengolahan Sampah Organik Di Kecamatan Kuranji oleh SMA Negeri 5 Padang:1. Siswa dapat membiasakan diri menjaga kebersihan lingkungan terlebih terhadap sampah.2. Siswa dapat mengetahui manfaat sampah.3. Siswa dapat mengetahui pemanfaatan pupuk organik cair dan kering.4. Siswa dapat mengerti tentang reaksi pembakaran hidrokarbon.5. Siswa dapat mengaplikasikan proses pengolahan sampah menjadi pupuk organik dirumah sendiri6.Langkah langkah dalam merancang program1. Menentukan pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksaanaan program. Pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksaanaan program adalah : Kepala Sekolah SMA Negeri 5 Padang. Guru-Guru SMA Negeri 5 Padang, khususnya guru kimia. Pemilik / Pengelola tempat Pengelola bak sampah Limpapeh Minang, Kecamatan Kuranji Kota Padang Siswa SMA Negeri 5 Padang, khususnya siswa kelas X SMA. Orang tua siswa SMA Negeri 5 Padang.2. Memperkirakan finansial (biaya) yang diperlukan dalam melaksanakan program. Biaya yang diperkirakan adalah biaya konsumsi dan transportasi guru pendamping dan siswa untuk ke lapangan.3. Memperkirakan waktu dan tempat pelaksanaan program.1) Waktu pelaksaanaan : setelah guru kimia kelas X menerangkan materi reaksi pembakaran hidrokarbon.2) Tempat pelaksaanaan : ditempat Pengelola bak sampah Limpapeh Minang, Kompleks Indah Tarok Permai 1 RT 01, RW VII Kelurahan Gunung Sarik Kecamatan Kuranji Kota Padang1. Memperkirakan kendala yang dihadapi dilingkungan masyarakat dan sekolahKendala ini akan ditemukan setelah melaksanakan program:1) Karena seluruh siswa dibawa untuk mengunjungi daerah tersebut, maka kemungkinan besar tidak semua siswa dapat mengamati proses pengolahan sampah tersebut.2) Karena ini merupakan kegiatan keluar sekolah, kemungkinan besar ada siswa yang tidak bisa mengikuti program tersebut.3) Siswa tidak dapat mengamati hasil pengolahan sampah itu langsung, karena sampah tersebut didalam bak penguraian harus disimpan lebih kurang 21 hari. Siswa hanya dapat melihat hasil pengolahan yang sudah jadi.BAB IIKajian Teori1. A.Kajian Teori tentang Evaluasi Program1. 1.Tujuan evaluasi programEvaluasi program bertujuan untuk mencapai mengetahui pencapaian tujuan program yang akan dilaksanakan. Selanjutnya, hasil evaluasi program digunakan sebagai dasar untuk melaksanakan kegiatan tindak lanjut atau untuk melakukan pengambilan keputusan berikutnya.1. 2.Manfaat evaluasi programEvaluasi sama artinya dengan kegiatan supervisi. Kegiatan evaluasi/supervisi dimaksudkan untuk mengambil keputusan atau melakukan tindak lanjut dari program yang telah dilaksanakan. Manfaat evaluasi program berupa penghentian program, merevisi program, melanjutkan program dan menyebarluaskan program.1. 3.Evaluator ProgramEvaluator program harus orang-orang yang memiliki kompetensi yang mampu diantaranya mampu melaksanakan, cermat, objektif, sabar dan tekun serta hati-hati dan bertanggungjawab. Evaluator dapat berasal dari kalangan internal (evaluator dan pelaksana program) dan kalangan eksternal (orang diluar pelaksana program tetapi orang yang terkait dengan kebijakan dan implementasi program)1. B.Evaluasi Model Countenance Stakes1. 1.Model Countenance StakesModel evaluasi yang digunakan adalah Stakes Countenance Model, Center for Instructional Research and Curriculum Evaluation University of Illinois. Model Stakes sama dengan model CIPP dan CSE-UCLA (Center for Study of Evaluation at the University of California at Los Angeles) dimana ketiganya cendrung komprehensip dan mulai dari proses evaluasi selama tahap perencanaan dari pengembangan program (Kaufman and Susan, 1980:123). Stake mengidentifikasi 3 (tiga) tahap dari evaluasi program pendidikan dan faktor yang mempengaruhinya yaitu:1. Antecedents (sebelum program diimplementasikan) : Kondisi/ kejadian apa yang ada sebelum implementasi program? Apakah kondisi/kejadian ini akan mempengaruhi program?2. Transactions (pelaksanaan program) : Apakah yang sebenarnya terjadi selama program dilaksanakan? Apakah program yang sedang dilaksanakan itu sesuai dengan rencana program?3. Outcomes (Hasil) : mengetahui akibat implementasi pada akhir program. Apakah program itu dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan? Apakah klien menunjukkan perilaku pada level yang tinggi dibanding dengan pada saat mereka berada sebelum program dilaksanakan? (Kaufman,1982:123). Setiap tahapan tersebut dibagi menjadi dua bagian yaitu description (deskripsi) dan judgment (penilian).Model Stake akan dapat memberikan gambaran pelaksanaan program secara mendalam dan mendetail. Oleh karena itu persepsi orang-orang yang terlibat dalam sistem pendidikan seperti perilaku guru, peran kepala sekolah, peran pengelola tempat kunjungan, perilaku siswa dan situasi proses belajar mengajar disekolah dan ditempat kunjungan pengelola sampah adalah kenyataan yang harus diperhatikan.1. 2.Langkah-Langkah Evaluasi Program Model StakeUntuk melakukan evaluasi menggunakan model Stake (Countenance) dapat dilakukan melalui langkah-langkah berikut :1. Pengumpulan dataEvaluator mengumpulkan data mengenai apa yang diinginkan pengembang program baik yang berhubungan dengan kondisi awal, transaksi, dan hasil. Data dapat dikumpulkan melalui studi dokumen dapat pula melalui wawancara.1. Analisis DataAnalisis data yang dilakukan meliputi analisis logis dan empirik. Analisis logis diperlukan dalam memberikan pertimbangan mengenai keterkaitan antara prasyarat awal, transaksi, dan hasil dari kotak-kotak tujuan. Evaluator harus dapat menentukan apakah prasyarat awal yang telah dikemukakan pengembang program akan tercapai dengan rencana transaksi yang dikemukakan. Atau sebetulnya ada model transaksi lain yang lebih efektif. Demikian pula mengenai hubungan antara transaksi dengan hasil yang diharapkan. Analisis kedua adalah analisis empirik. Dasar bekerjanya sama dengan analisis logis tapi data yang digunakan adalah data empirik.1. Analisis congruence (kesesuaian)Analisiscongruence(kesesuaian) merupakan analisis, dimana evaluator membandingkan antara apa yang dikemukakan dalam tujuan (inten) dengan apa yang terjadi dalam kegiatan (observasi). Dalam hal ini evaluator menganalisis apakah yang telah direncanakan dalam tujuan telah sesuai dengan pelaksanaanya di lapangan atau terjadi penyimpangan. Apabila analisiscongruencetelah selesai, maka evaluator menyerahkannya kepada tim yang terdiri dari para ahli dan orang yang terlibat dalam program. Tim ini yang akan meneliti kesahihan hasil analilsis evaluator dan memberikan persepsinya mengenai faktor penting congruence.1. Pertimbangan hasilTugas evaluator berikutnya adalah memberikan pertimbangan mengenai program yang sedang dikaji. Untuk itu, evaluator memerlukan standar.Menurut Woods (1988) dalam melakukan evaluasi sebelum melakukan pengumpulan data, maka para evaluator harus bertemu terlebih dahulu untuk membuat kerangka acuan yang berhubungan dengan antecedents, transaksi dan hasil. Hal tersebut dilakukan tidak hanya untuk memperjelas tujuan evaluasi tetapi juga untuk melihat apakah model Countenance Stakes konsisten terhadap transactions yang dimaksud dengan antecendent dan outcome.BAB IIIMetodologi Program1. A.Metode penelitianModel penelitian evaluasi yang digunakan yaitu Stakes Countenance Model yang dikembangkan oleh Robert E. Stake. Evaluasi model ini terdiri dari tiga tahapan/pase yaitu; masukan (antecedents), proses (transactions), dan hasil (outcomes). Setiap tahapan dibagi menjadi dua tahapan yaitu deskripsi (description) dan keputusan/penilaian (judgment), Model Stake ini berorientasi pada pengambilan keputusan (decision oriented) dan teknik pengambilan keputusan aktualitas pada setiap tahap evaluasi atau aspek dengan cara melakukan pengukuran pada setiap fokus evaluasi yang dirangkum dalam matrik yang diadaptasikan dalam caseorder effect matrix (Sabarguna, 2005:27).1. B.Sasaran ProgramSasaran Program ini adalah kebermaknaan proses pembelajaran siswa sehingga siswa lebih mengerti kimia dan memberi pengetahuan kepada siswa tentang manfaat sampah, cara pengolahan sampah, dan dampak positif dari program ini1. C.Pelaksana ProgramProgram ini dilaksanakan oleh siswa kelas X SMA Negeri 5 Padang, disemester genap (dua).1. D.Alokasi Pelaksanaan Program dan Penyusunan Laporan Evaluasi1. Waktu pelaksaanaan program : setelah guru kimia kelas X menerangkan materi reaksi pembakaran hidrokarbon.2. Tempat pelaksaanaan program : ditempat Pengelola bak sampah Limpapeh Minang, Kompleks Indah Tarok Permai 1 RT 01, RW VII Kelurahan Gunung Sarik Kecamatan Kuranji Kota Padang3. Waktu penyusunan laporan evaluasi dimulai setelah evaluasi dan paling lambat dikumpul paling lambat dua minggu setelah pelaksanaan.2. E.Pelaksanaan ProgramLangkah langkah pelaksanaan program yaitu :1) Pada waktu yang telah ditetapkan, guru pendamping (khususnya guru kimia) dan siswa berangkat menuju tempat pelaksanaan program (Jadwal terlampir).2) Setelah sampai ditempat tujuan, rombongan disambut oleh Pengelola bak sampah Limpapeh Minang yaitu Ibu Dewi. Ibu Dewi langsung mengajak rombongan untuk melihat secara langsung proses penguraian sampah hingga rombongan diajak untuk melihat hasil dari olahan sampah organik tadi yaitu berupa pupuk organik cair dan kering.3) Setelah diakhir program, siswa mengisi angket yang berhubungan dengan program dan hasil pembelajaran. Selain angket, guru pendamping meminta masing-masing siswa untuk membuat laporan observasi dan dikumpulkan paling lambat 2 minggu lagi.1. F.Desain EvaluasiBerdasarkan teori stakes diatas, maka dikembangkan desain penelitian sebagai berikut:1. G.Teknik Pengumpulan dan Analisis DataUntuk keperluan penelitian ini, pemilihan informan dilakukan secara purposif, yaitu berdasarkan maksud dan tujuan penelitian.Kriteria/ Standar objektif dalam evaluasi ini adalah:1. Masukan (anttecedents):a) Proses pembelajaran langsung dilapangan bisa membuat siswa lebih memahami materi kimia.b) Adanya kesempatan atau pengalaman belajar baru yang diperoleh siswa selama proses pembelajatan dengan adanya peninjauan keluar yaitu melihat tempat pengolahan sampah Limpapeh Minang, Kecamatan Kuranji Kota Padang.c) Instruktur atau pengelola bak sampah Limpapeh Minang, Kecamatan Kuranji Kota Padang sudah mahir/berpengalaman dalam usaha memproduksi pupuk organik yang bernilai guna.d) Sarana dan prasarana. Keberadaan fasilitas dan bahan praktek harus layak antara lain yaitu tersedianya alat alat dan bahan dalam proses pengolahan sampah.e) Pembiayaan. Sumber biaya didapat dari dana sekolah atau iuran orang tua.1. Proses (transactions)Kegiatan pengamatan ditempat pengolahan sampah Limpapeh Minang, Kecamatan Kuranji Kota Padang :a) Kegiatan berlangsung sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.b) Adanya interaksi/keterkaitan antara siswa dan pengelola tempat sampah berupa tanya jawab dan diskusi selama kegiatan berlangsung.c) Pengelola tempat pengolahan sampah Limpapeh Minang, Kecamatan Kuranji Kota Padang menyambut baik kedatangan rombongan dan memberikan penjelasan sejelas-jelasnya tentang alat, bahan, proses kerja alat dan manfaat pupuk yang dihasilkan dari pengolahan ini.1. Hasil (outcomes/output) antaralain:a) Siswa dapat membiasakan diri menjaga kebersihan lingkungan terlebih terhadap sampah.b) Siswa dapat mengetahui manfaat sampah dan pemanfaatan pupuk organik cair dan kering.c) Siswa dapat mengerti tentang reaksi pembakaran hidrokarbon.d) siswa dapat menghubungkan pengalaman belajar yang mereka peroleh didalam kelas dengan dilapangan,e) Siswa dapat mengaplikasikan proses pengolahan sampah menjadi pupuk organik dirumah sendiri.f) keterpakaiannya program ini setiap tahun sehingga program ini bisa menjadi program tahunan sekolahBerdasarkan Kriteria/Standar objektif tersebut maka focus dari evaluasi ini adalah:a) Pada tahapan masukan (antecedents) yang akan di evaluasi antara lain adalah kesiapan pengelola tempat pengolahan sampah Limpapeh Minang, Kecamatan Kuranji Kota Padang, ketersediaan sarana dan prasarana dalam melaksanakan program, sumber dana dan alokasi biaya.b) Pada tahapan proses (transactions) yang akan dievaluasi adalah kegiatan pengamatan ditempat pengolahan sampah Limpapeh Minang, Kecamatan Kuranji Kota Padang antara lain: kesesuaian waktu kegiatan dengan rencana awal, adanya interaksi/keterkaitan antara siswa dan pengelola tempat sampah berupa tanya jawab dan diskusi selama kegiatan berlangsung, kesiapan pengelola/instruktur memberikan penjelasan sejelas-jelasnya tentang alat, bahan, proses kerja alat dan manfaat pupuk yang dihasilkan dari pengolahan ini.c)Hasil (outcomes/output) yang akan dievaluasi antara lain adalah hasil belajar siswa, keahlian siswa dalam menerapkan usaha pengolahan sampah organik menjadi pupuk organik yang bernilai guna, dan kesadaran siswa untuk menjaga kebersihan lingkungan terlebih terhadap sampah.1. H.Instrumen evaluasi.Data yang diperoleh setelah melaksanakan program atau yang dibutuhkan saat evaluasi dapat diperoleh melalui angket, observasi, wawancara antara siswa dengan instruktur pengelola bak sampah Limpapeh Minang dan guru pendamping mata pelajaran kimia.Daftar PustakaAllan & Francis. Pearson. Curriculum Foundation, Principles, and Issue Sixth Edition. Prentice Hall. New Jersey 07632.Eko Putro Widoyoko. 2009.Evaluasi Program Pembelajaran:Panduan Praktis Bagi Pendidik dan Calon Pendidik. Yogyakarta : Pustaka PelajarSuharsimi Arikunto dan Cepi Safrudin. 2009.Evaluasi Program Pendidikan:Pedoman Teoritis Praktis Bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan, cetakan ketiga, Jakarta: Bumi AksaraTayipnapis Farida. 2008. Evaluasi Program. Jakarta : Rineka CiptaYusuf, Muri. 2005. Evaluasi Pendidikan. Pilar Penyedia Informasi dan Kegiatan Pengendalian, Penjaminan serta Penetapan Mutu Pendidikan Terhadap Berbagai Komponen Pendidikan. Padang: Universitas Negeri PadangMengurai Rupiah dalam Tumpukan Sampah Rumah Tangga ArtikelTerkini.html. Diakses tanggal 8 Mei 2013.