contoh panduan mutu

32
LOGO LSP KERIS PANDUAN MUTU No.Dokumen : XXX Edisi / R e v i s i : 00/00 Berlaku sejak : 23 August 2022 Halaman : LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI K ER I S Disyahkan oleh: Direktur LSP KERIS Nomor Dokumen : Nomor Salinan : Edisi : Status Distribusi : Terkendali Tak terkendali Dibuat oleh Drs. Suparwoto Diperiksa oleh Manajer Manajemen Mutu Disetujui oleh Direktur LSP PANDUAN MUTU LOGO

Upload: anthonypurwowidyanto

Post on 21-Nov-2015

376 views

Category:

Documents


32 download

DESCRIPTION

Contoh panduan mutu LSP

TRANSCRIPT

LSP KERIS

PANDUAN MUTUNo.Dokumen

:XXX

Edisi / Revisi :00/00

Berlaku sejak :29 Juni 2012

Halaman:

LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESIK ER I S

Disyahkan oleh:

Direktur LSP KERISNomor Dokumen:

Nomor Salinan:

Edisi:

Status Distribusi:

( Terkendali

Tak terkendali

Perhatian: Dokumen ini tidak boleh disalin/dikopi atau digunakan untuk keperluan komersial atau tujuan lain baik seluruhnya maupun sebagian tanpa ijin sebelumnya dari Direktur LSP.

No. RevisiNo. HalamanBagian/Sub Bagian

yang DirevisiDisetujui OlehTanggal

PANDUAN MUTU ini memberikan gambaran tentang sistem manajemen mutu yang diterapkan di LSP KERIS mulai tanggal 29 Juni 2012 dalam upaya merealisasikan Kebijakan Mutu LSP KERIS yaitu:

Memberikan pelayanan prima kepada pelanggan melalui penerapan sistem manajeman mutu Pedoman BNSP 201-202/ISO 17024.

Prosedur yang terkandung dalam PANDUAN MUTU ini disusun berdasarkan Acuan Normatif persyaratan Pedoman BNSP 201-202.

PANDUAN MUTU ini bersifat terbuka, artinya dapat diperbaiki dari waktu ke waktu dengan tetap mengacu pada persyaratan Pedoman BNSP 201-202. Kritik maupun saran terhadap PANDUAN MUTU ini sangat kami harapkan guna penyempurnaan PANDUAN MUTU ini.

Jakarta, 29 Juni 2012Direktur LSP KERIS(Drs. Suparwoto) JudulHal

Cover..........................

iPengesahan . ........

iiStatus Revisi .........

iiiKata Pengantar..........

ivDaftar Isi .. ...........

vDistribusi Dokumen .............

1Profile LSP

2Ruang Lingkup Lisensi ...........

3Definisi dan Istilah ............

4. Persyaratan untuk LSP ...4.1. Lembaga sertifikasi ..4.2. Struktur Organisasi...........................4.3. Pengembangan dan pemeliharaan skema sertifikasi 4.4. Sistem manajemen.........................................................................................4.5. Subkontrak ..........4.6. Rekaman .....4.7. Kerahasiaan 4.8. Keamanan ..5. Persyaratan untuk personil permanen atau yang dikontrak oleh lembaga sertifikasi ...5.1. Umum ..........................................................................................................5.2. Persyaratan Asesor Kompetensi dan Auditor .............................................6. Proses sertifikasi ..................................................................................................6.1. Permohonan ...............................................................................................6.2. Evaluasi ......................................................................................................6.3. Keputusan sertifikasi ...................................................................................6.4. Survailen ...6.5. Sertifikasi ulang ...6.6. Penggunaan sertifikat .

1. Distribusi PANDUAN MUTU Terkendali

Distribusi PANDUAN MUTU Terkendali diatur sebagai berikut:

Nomor CopyPenerima

00Master disimpan oleh Manajer Mutu

01Ketua Dewan Pengarah

02Ketua LSP

03Ka. Bag Adm Umum

04Manajer Standar

05Manajer Sertifikasi

06BNSP

2.Distribusi Dokumen PANDUAN MUTU Tidak Terkendali

Dokumen PANDUAN MUTU Tidak Terkendali diberi cap/tanda Tidak Terkendali berwarna merah, terlihat secara jelas pada halaman muka.

Lembaga sertifikasi profesi adalah lembaga pendukung BNSP yang bertanggung jawab melaksanakan sertifikasi kompetensi profesi. LSP yang dibentuk wajib berbadan hukum dan dibentuk oleh perusahaan yang diregistrasi oleh BNSP.

LSP mempunyai tugas mengembangkan standar kompetensi, melaksanakan uji kompetensi, menerbitkan sertifikat kompetensi serta melakukan akreditasi tempat uji kompetensi.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi LSP mengacu pada pedoman yang dikeluarkan oleh BNSP. Dalam pedoman tersebut ditetapkan persyaratan yang dipatuhi untuk menjamin agar lembaga sertifikasi menjalankan sistem sertifikasi pihak pertama / kedua secara konsisten dan profesional, sehingga dapat diterima di tingkat nasional yang relevan demi kepentingan pengembangan sumber daya manusia dalam aspek peningkatan kualitas dan perlindungan tenaga kerja.

Mengacu kepada pelaksanaan tugas tersebut dan dalam menghadapi APEC (Asia Pasific economic cooperation) yang akan berlaku pada tahun 2020, sudah saatnya melakukan pembenahan sistem pembinaan sumber daya manusia yang berorientasi pada kebutuhan dunia kerja sehingga tenaga kerja kita diakui kompetensinya oleh industri sendiri.

LSP KERIS mengacu pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia yang dimiliki. Yakni, SKKNI Dalam melaksanakan uji kompetensi di bidang pembuatan keris, dengan kualifikasi sebagai berikut :

A. VISI

Melestarikan, Mengembangkan Tradisi Pembuatan Bilah Keris dan PerabotannyaB. MISI

1. LSP KERIS menetapkan kebijakan, dan menerapkan pedoman dalam pembuatan bilah keris ataupun pembuatan perabotannya sesuai dengan SKKNI yang telah ditetapkan2. LSP KERIS memiliki Tenaga professional yang kompeten dalam mengoperasikan LSP.

3. Manajemen LSP KERIS memberikan pelayanan uji kompetensi yang mengutamakan mutu serta menjamin bahwa pekerjaan pengujian dilaksanakan dengan kejujuran teknik, teliti, cepat, tepat dan akurat serta efisien dalam menggunakan sumber daya.

4. Menetapkan Kebijakan, prosedur, dan administrasi lembaga sertifikasi harus terkait dengan kriteria sertifikasi, harus jujur dan wajar terhadap seluruh calon dan harus memenuhi semua persyaratan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

LSP tidak boleh menggunakan prosedur yang menghambat dan menghalangi akses oleh pemohon dan calon, kecuali yang ditetapkan dalam pedoman ini.

5. 01. Kelompok Unit Kompetensi Umum

No.Kode Unit KompetensiJudul Unit Kompetensi

1.Melaksanakan pembuatan desain bilah keris

2.Melaksanakan persiapan kerja pembuatan bilah keris

3.Melaksanakan pekerjaan menempa bilah keris

4.Melaksanakan persiapan kerja pembuatan bilah keris

5.Melaksanakan pekerjaan memutihkan bilah keris

6.Melaksanakan pekerjaan pewarangan bilah keris

02. Kelompok Unit Kompetensi Inti

I. Pelayanan

NoKode Unit KompetensiJudul Unit Kompetensi

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

3.1Banding

Adalah permintaan dari pemohon, kandidat atau profesi yang disertifikasi untuk mempertimbangkan kembali keputusan yang merugikan yang dibuat oleh LSP terkait dengan status sertifikasi yang diajukan oleh yang bersangkutan.3.2 Peserta Uji Kompetensi

Adalah pemohon yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan untuk dapat ikut serta dalam proses sertifikasi.3.3Proses sertifikasi

Adalah seluruh kegiatan yang dilakukan oleh LSP untuk menetapkan bahwa seseorang memenuhi persyaratan kompetensi yang ditetapkan, mencakup permohonan, evaluasi, keputusan sertifikasi, survailen dan sertifikasi ulang.3.4 Skema sertifikasi

Adalah persyaratan sertifikasi spesifik yang berkaitan dengan kategori profesi yang ditetapkan dengan menggunakan standar dan aturan khusus yang sama, serta prosedur yang sama.3.5Sistem sertifikasi

Adalah kumpulan prosedur dan sumber daya untuk melakukan proses sertifikasi sesuai dengan skema sertifikasinya, untuk menerbitkan sertifikat kompetensi termasuk pemeliharaannya.3.6Kompetensi

Adalah Kemampuan yang dapat diperagakan untuk menerapkan pengetahuan dan/atau keterampilan sesuai dengan atribut personal sebagaimana yang ditetapkan dalam skema sertifikasi.3.7Keluhan

Adalah permintaan penilaian kesesuaian selain banding, oleh suatu organisasi perorangan terhadap LSP, untuk melakukan tindakan perbaikan yang berkaitan dengan kegiatan LSP atau pelanggannya.3.8 Evaluasi

Adalah proses penilaian profesi terhadap pemenuhan persyaratan yang ditetapkan dalam skema sertifikasi untuk mengambil keputusan sertifikasi.3.9 Ujian

Mekanisme yang merupakan bagian dari asesmen untuk mengukur kompetensi calon dan men Adalah mekanisme yang merupakan bagian dari asesmen untuk mengukur kompetensi asesi dengan menggunakan satu atau lebih metode. ggunakan satu atau lebih metode misalnya metode tertulis, lisan, praktek dan pengamatan.

3.10Asesor kompetensi

Adalah seseorang yang mempunyai kualifikasi sebagai asesor kompetensi, yang kompeten pada bidang tertentu dan diberi tugas untuk melakukan asesmen kompetensi.3.11Kualifikasi Adalah Peragaan dari atribut personal, pendidikan, pelatihan dan/atau pengalaman kerja Profesi.

4.1 LEMBAGA SERTIFIKASI4.1.1 Kebijakan, prosedur, dan administrasi lembaga sertifikasi keris terkait dengan kriteria sertifikasi, jujur dan wajar terhadap seluruh calon dan memenuhi semua persyaratan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. LSP tidak boleh menggunakan prosedur yang menghambat dan menghalangi akses oleh pemohon dan calon, kecuali yang ditetapkan dalam pedoman ini.

4.1.2 LSP KERIS menetapkan kebijakan dan prosedur untuk pemberian, pemeliharaan, perpanjangan, penundaan atau pencabutan sertifikasi serta perluasan/pengurangan ruang lingkup sertifikasi yang diajukan (PR.001.SERT.2009).

4.1.3 LSP KERIS membatasi persyaratan, evaluasi dan keputusan sertifikasinya, sesuai dengan hal-hal spesifik (SK.010.SSER.2009) yang berkaitan dengan ruang lingkup sertifikasi.

4.1.4 LSP dipersiapkan pembentukannya oleh suatu Panitia Kerja yang dibentuk oleh atau dengan dukungan Sekretariat Nasional Perkerisan Indonesia (SNKI) dan Sekretariat Bersama Tosan Aji Jawa Tengah (KERTABRATA Jateng). 4.1.5 Susunan Panitia Kerja terdiri atas Ketua, Sekretaris dan beberapa orang anggota. Personil panitia mencakup unsure industri, asosiasi profesi, instansi teknis terkait, dan unsur pakar dengan susunan sebagai berikut:

Ketua : Drs. ST. Sukirno MS

Sekretaris : SaesarioAnggota : - Sesuai SK No:....../....../....... -

-

-

4.1.6 Panitia kerja memiliki tugas yang meliputi:a.Menyiapkan badan usaha,

b.Menyusun organisasi dan personil,

c.Mendapatkan dukungan dari industri dan instansi terkait.4.2. Struktur Organisasi4.2.1.Struktur LSP harus dibentuk sedemikian rupa sehingga memberikan kepercayaan kepada pihak terkait atas kompetensi, ketidakberpihakan dan integritasnya. Secara khusus, lembaga sertifikasi harus :

a) Independen dan tidak memihak dalam kaitannya dengan pemohon, calon dan profesi yang disertifikasi, termasuk dengan pemilik dan pelanggannya dan harus mengambil langkah yang dapat menjamin operasi yang layak;

b) Bertanggung jawab atas keputusannya berkaitan dengan pemberian, pemeliharaan, perpanjangan, penundaan dan pencabutan sertifikasi serta perluasan/pengurangan ruang lingkup yang diajukan. c) Mengidentifikasi manajemen (kelompok atau profesi) yang memiliki tanggung jawab menyeluruh untuk:

1) Evaluasi, sertifikasi dan survailen sebagaimana ditetapkan dalam pedoman ini, dalam persyaratan kompetensi dan dalam dokumen relevan lain yang berlaku.

2) Perumusan kebijakan operasi LSP, yang berkaitan dengan sertifikasi profesi.

3) Keputusan sertifikasi,

4) Penerapan kebijakan dan prosedurnya

5) Keuangan lembaga sertifikasi, dan

6) Pendelegasian kewenangan kepada beberapa komite atau perorangan untuk melakukan kegiatan yang ditetapkan atas namanya.

d) Memiliki dokumen legalitas hukum atau bagian dari legalitas hukum. 4.2.2.LSP harus memiliki struktur terdokumentasi yang menjaga ketidakberpihakan termasuk ketentuan yang menjamin ketidakberpihakan pengoperasian LSP. Struktur ini harus melibatkan partisipasi semua pihak penting yang terkait dalam pengembangan kebijakan dan prinsip-prinsip tentang substansi dan fungsi sistem sertifikasi, tanpa adanya pihak yang mendominasi.4.2.3.LSP harus membentuk komite skema, yang harus bertanggung jawab dalam pengembangan dan pemeliharaan skema sertifikasi untuk setiap jenis sertifikasi yang dipertimbangkan. Komite skema harus diwakili oleh pihak penting terkait secara seimbang (tanpa ada pihak yang lebih mendominasi). Jika ada skema sertifikasi yang dikembangkan oleh organisasi selain lembaga sertifikasi, maka pengembangan skema tersebut harus mengikuti prinsip-prinsip yang sama. 4.2.4.LSP harus :

a) Memiliki sumber keuangan yang diperlukan untuk operasi sistem sertifikasi dan untuk membiayai pertanggunggugatan (liability) yang mungkin timbul.

b) Memiliki kebijakan dan prosedur yang membedakan antara sertifikasi profesi dan kegiatan lainnya,

c) Menjamin bahwa kegiatan lembaga yang terkait tidak mengkompromikan kerahasiaan objektivitas dan ketidakberpihakan dari sertifikasinya. 4.2.5.LSP tidak boleh menawarkan atau memberikan pelatihan atau membantu pihak lain dalam penyiapan jasa tersebut. 4.2.6.LSP harus menetapkan kebijakan dan prosedur (seperti pedoman pelaksanaan) untuk penyelesaian banding dan keluhan yang diterima dari pemohon, calon, profesi yang disertifikasi dan atasan/institusi tempat profesi yang disertifikasi bekerja serta dari pihak lain mengenai proses kriteria sertifikasi, termasuk kebijakan dan prosedur untuk kinerja profesi yang disertifikasi. Kebijakan dan prosedur tersebut harus menjamin bahwa banding dan keluhan diselesaikan secara independen, tegas dan tidak berpihak.

4.2.7.LSP harus memperkerjakan personil permanen atau personil kontrak dalam jumlah yang memadai dengan kualifikasi, kompetensi dan pengalaman yang diperlukan untuk melaksanakan fungsi sertifikasi sesuai dengan jenis, rentang dan volume pekerjaan yang dilakukan di bawah tanggung jawab manajemen.4.3.Pengembangan dan pemeliharaan skema sertifikasi 4.3.1. LSP harus menetapkan metode dan mekanisme untuk digunakan dalam mengevaluasi kompetensi calon dan harus menetapkan kebijakan dan prosedur yang sesuai untuk pengembangan awal dan pemeliharaan berkelanjutan dari metode dan mekanisme tersebut. Pengembangan dan pemeliharaan skema harus sesuai dengan Pedoman BNSP 210 (Pengembagan Skema Sertifikasi).

4.3.2. LSP harus menetapkan suatu proses pengembangan dan pemeliharaan skema sertifikasi yang mencakup kaji ulang dan validasi skema yang dilakukan oleh komite skema.

4.3.3. LSP harus segera memberikan informasi mengenai setiap perubahan di dalam persyaratan kepada wakil-wakil komite. LSP harus mempertimbangkan pendapat yang disampaikan oleh komite skema sebelum memutuskan bentuk perubahan yang tepat dan tanggal efektif berlakunya perubahan. Setelah pengambilan keputusan dan publikasi mengenai perubahan persyaratan, LSP harus memberikan informasi kepada pihak-pihak yang terkait dan profesi yang disertifikasi. LSP harus memverifikasi bahwa setiap profesi yang disertifikasi memenuhi persyaratan yang diubah dalam periode waktu, yang penetapannya harus mempertimbangkan pendapat komite skema.

4.3.4. Kriteria kompetensi peserta asesmen yang dievaluasi harus ditetapkan oleh LSP sesuai dengan pedoman ini dan dokumen relevan lainnya, kecuali Skema KKNI dan okupasi. Jika diperlukan penjelasan untuk penerapan dokumen tersebut terhadap skema sertifikasi yang spesifik, maka penjelasan tersebut harus dirumuskan oleh para ahli, disahkan oleh komite skema dan dipublikasikan oleh lembaga sertifikasi.

4.3.5. Sertifikasi tidak boleh dibatasi atas dasar keuangan atau kondisi lain yang tidak semestinya, seperti keanggotaan dalam asosiasi atau kelompok. Sertifikat kelulusan suatu lembaga pelatihan yang diakui dapat menjadi persyaratan skema sertifikasi. Pengakuan atau persetujuan tersebut oleh LSP, tidak boleh dilakukan dengan mengkompromikan ketidakberpihakan atau mengurangi bobot persyaratan evaluasi dan sertifikasi.

4.3.6. LSP harus mengevaluasi metode asesmen calon. Penyelenggaraan asesmen harus jujur, adil, absah dan dapat dipertanggungjawabkan. Minimum 1 (satu) tahun sekali, metodologi dan prosedur yang tepat (seperti pengumpulan dan pemeliharaan data statistik) harus ditetapkan untuk menegaskan kembali kejujuran, keabsahan, kepercayaan dan kinerja umum setiap asesmen dan semua perbaikan perbedaan yang teridentifikasi.4.4 Sistem manajemen 4.4.1. LSP harus menggunakan sistem manajemen yang didokumentasikan dan mencakup semua persyaratan pedoman ini serta menjamin efektivitas penerapan persyaratan tersebut.

4.4.2. LSP harus menjamin bahwa:

a) Sistem manajemen ditetapkan dan dipelihara sesuai dengan pedoman ini, dan

b) Sistem manajemennya dimengerti dan diterapkan pada semua tingkat organisasi.

4.4.3. LSP harus mempunyai sistem pengendalian dokumen dan audit internal serta kaji ulang manajemen yang sudah diterapkan termasuk ketentuan untuk perbaikan berkelanjutan, tindakan koreksi dan pencegahan.

4.4.4. LSP harus memastikan manajemen mutu LSP menerapkan prinsip-prinsip audit: validitas (valid), kemampuan telusur (traceable), kelayakan (feasible), reliabel, adil (fair), cukup (sufficient), dan terkini (current).4.5.SubkontrakJika LSP memutuskan untuk mensubkontrakkan pekerjaan yang berkaitan dengan asesmen kepada asesor subkontrak, maka perjanjian terdokumentasi yang mencakup pengaturan, termasuk kerahasiaan dan pencegahan konflik kepentingan harus dituliskan. Keputusan sertifikat tidak boleh disubkontrakkan.

4.5.2. LSP harus:

a) Bertanggung jawab penuh terhadap pekerjaan yang disubkontrakkan dan tetap bertanggung jawab atas pemberian, pemeliharaan, perpanjangan, perluasan dan pengurangan ruang lingkup, penundaan atau pencabutan sertifikasi.

b) Menjamin bahwa subkontraktor tersebut mempunyai kualifikasi, kompetensi dan memenuhi ketentuan yang berlaku dalam pedoman ini, dan tidak terlibat baik secara langsung atau melalui atasannya dengan pelatihan atau pemeliharaan sertifikasi personel sedemikian rupa sehingga kerahasiaan dan kenetralan dapat dikompromikan.

c) Memelihara daftar subkontraknya dan menilai serta memantau kinerjanya sesuai prosedur yang didokumentasikan.

4.6.Rekaman 4.6.1 LSP harus memelihara sistem rekaman sesuai dengan kondisi dan peraturan perundang-undangan, termasuk cara-cara untuk mengkonfirmasikan status profesi yang disertifikasi. Rekaman harus membuktikan bahwa proses sertifikasi telah dipenuhi secara efektif, khususnya yang berkaitan dengan formulir permohonan, laporan evaluasi, kegiatan survailen, dan dokumen lain yang terkait dengan pemberian, pemeliharaan, perpanjangan, perluasan, pengurangan, penundaan dan pencabutan sertifikasi.

4.6.2. Rekaman harus diidentifikasi, diatur dan dimusnahkan dengan cara yang sesuai untuk menjamin integritas proses dan kerahasiaan informasi tersebut. Rekaman harus disimpan selama periode waktu tertentu untuk memberikan jaminan kepercayaan berkelanjutan, minimal satu siklus sertifikasi penuh, atau sebagaimana yang dipersyaratkan dalam perjanjian pengakuan, kontrak, hukum dan kewajiban lainnya.4.7. KerahasiaanLSP harus menjaga kerahasiaan semua informasi yang diperoleh selama proses kegiatannya, melalui komitmen terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku. Komitmen tersebut harus dilaksanakan oleh semua individu/personil yang bekerja di lembaga sertifikasi, termasuk anggota komite dan lembaga atau individu dari luar yang bekerja atas namanya. Informasi tersebut tidak boleh diberikan kepada pihak yang tidak berwenang tanpa persetujuan tertulis dari organisasi atau individu dari mana informasi diperoleh, kecuali bila perundang-undangan mensyaratkan informasi tersebut harus diungkapkan. Bila lembaga sertifikasi disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan untuk mengumumkan informasi tersebut, organisasi atau individu yang bersangkutan harus diberitahu sebelumnya tentang informasi yang diberikan.4.8.KeamananSeluruh perangkat asesmen dan bahan-bahan yang terkait harus dipelihara dalam suatu lingkungan yang aman oleh LSP, atau subkontraktornya untuk melindungi kerahasiaan bahan-bahan tersebut selama masa pakainya.5. Persyaratan untuk personil permanen atau yang dikontrak oleh lembaga sertifikasi

5.1. Umum 5.1.1. LSP harus menetapkan persyaratan kompetensi bagi personil permanen 5.1.2. LSP mewajibkan personil permanen atau yang dikontrak untuk menandatangai dokumen yang menyatakan komitmennya untuk memenuhi peraturan yang ditetapkan oleh lembaga sertifikasi, termasuk hal-hal yang berkaitan dengan kerahasiaan dan kebebasan dari pengaruh komersial dan pengaruh lainnya dari setiap hubungan sebelum dan/atau saat ini dengan profesi yang diuji yang dapat mengkompromikan kenetralannya.

5.1.3. Uraian tugas dan tanggung jawab yang terdokumentasi dengan jelas harus tersedia bagi setiap Profesi permanen atau yang dikontrak. Mereka harus dilatih sesuai dengan bidang tugasnya, sehingga yang bersangkutan menyadari pentingnya sertifikasi yang ditawarkan. Semua personil yang terlibat dalam setiap aspek kegiatan sertifikasi harus memiliki kualifikasi pendidikan, pengalaman dan keahlian teknis yang sesuai dengan kriteria kompetensi untuk tugas yang ditetapkan.

5.1.4. LSP harus membuat dan memelihara dokumentasi mutakhir mengenai kualifikasi setiap personil. Informasi tersebut harus mudah diakses oleh personil permanen atau yang dikontrak dan harus mencakup :

a) Nama dan alamat;

b) Organisasi dan jabatannya;

c) Kualifikasi, pendidikan, jenis dan status personil;

d) Pengalaman dan pelatihan yang relevan dengan bidang tugasnya;

e) Tanggung jawab dan kewajibannya dalam lembaga sertifikasi;

f) Penilaian kinerja;

g) Tanggal pemuktakhiran rekaman;

h) Tanggal pemutakhiran rekaman.5.2. Persyaratan Asesor Kompetensi dan Auditor 5.2.1. Asesor kompetensi harus bersertifikat kompetensi kualifikasi asesor kompetensi dan memenuhi persyaratan LSP berdasarkan persyaratan kompetensi yang berlaku dan dokumen relevan lainnya.

Dalam proses pemilihan asesor yang ditugaskan untuk suatu asesmen atau bagian dari suatu asesmen harus dijamin bahwa asesor kompetensi tersebut minimal :

a) Mengerti skema sertifikasi yang relevan;

b) Memiliki pengetahuan yang cukup mengenai metode asesmen dan dokumen asesmen yang relevan;

c) Memiliki kompetensi yang sesuai dengan bidang yang akan diases;

d) Mampu berkomunikasi dengan efektif baik secara lisan maupun tulisan dalam bahasa yang digunakan dalam asesmen, dan

e) Bebas dari kepentingan apapun sehingga dapat melakukan asesmen dengan tidak memihak dan tidak diskriminatif. 5.2.2. Auditor harus lulus dalam pelatihan auditor dan memenuhi persyaratan LSP berdasarkan persyaratan kompetensi yang berlaku dan dokumen relevan lainnya.

Dalam proses pemilihan auditor yang ditugaskan untuk suatu audit internal, audit pada TUK atau audit LSP cabang harus dijamin bahwa auditor tersebut minimal:

a) Mengerti sistem lisensi dan skema sertifikasi yang relevan;

b) Memiliki pengetahuan yang cukup mengenai metode audit dan dokumen audit yang relevan;

c) Memiliki pengetahuan yang cukup mengenai Sistem Manajemen Sistem LSP;

d) Mampu berkomunikasi dengan efektif baik secara lisan maupun tulisan dalam bahasa yang digunakan dalam audit, dan

e) Bebas dari kepentingan apapun sehingga dapat melakukan audit dengan tidak memihak dan tidak diskriminatif. 5.2.3. Jika seseorang asesor kompetensi dan auditor mempunyai potensi konflik kepentingan dalam asesmen dengan calon, LSP harus mengambil langkah-langkah untuk menjamin bahwa kerahasiaan dan kenetralan audit tidak dikompromikan (lihat 4.2.5). Langkah-langkah tersebut harus direkam.6. Proses sertifikasi 6.1. Permohonan 6.1.1. Berdasarkan permintaan pemohon, LSP harus memberikan uraian rinci yang mutakhir mengenai proses sertifikasi untuk setiap skema sertifikasi yang sesuai (termasuk biaya). Di samping itu LSP harus memberikan dokumen yang memuat persyaratan sertifikasi, hak pemohon, serta kewajiban profesi yang disertifikasi termasuk kode etik profesi (term and conditions)(lihat 6.6.2).

6.1.2. LSP harus mensyaratkan kelengkapan permohonan, yang ditandatangi oleh pemohon yang meminta sertifikasi dan mencakup:

a) Lingkup sertifikasi yang diajukan;

b) Pernyataan bahwa profesi yang bersangkutan setuju memenuhi persyaratan sertifikasi dan memberikan setiap informasi yang diperlukan untuk evaluasi;

c) Rincian kualifikasi yang relevan didukung dengan bukti dan rekomendasi;

d) Informasi umum pemohon, seperti nama, alamat dan informasi lain yang disyaratkan untuk identifikasi Profesi. 6.2. Evaluasi 6.2.1. LSP harus mengkaji ulang permohonan sertifikasi untuk menjamin bahwa:

a) LSP mempunyai kemampuan untuk memberikan sertifikasi sesuai ruang lingkup yang diajukan;

b) LSP menyadari kemungkinan adanya kekhususan kondisi pemohon dan dengan alasan yang tepat dapat mengakomodasikan keperluan khusus pemohon seperti bahasa dan/atau ketidak mampuan (disabilities) lainnya.

6.2.2. LSP harus melakukan asesmen dari asesi berdasarkan persyaratan skema melalui satu atau lebih metode seperti tertulis, lisan, praktek, pengamatan dan/atau cara lain.

6.2.3. Asesmen harus direncanakan dan disusun sedemikian rupa sehingga dapat menjamin bahwa semua persyaratan skema diverifikasi secara objektif dan sistematis dengan bukti terdokumentasi sehingga memadai untuk menegaskan kompetensi calon.

6.2.4. LSP harus membuat prosedur pelaporan yang menjamin kinerja dan hasil evaluasi termasuk kinerja dan hasil ujian, yang didokumentasikan secara tepat dan dimengerti.6.3. Keputusan sertifikasi 6.3.1. Keputusan sertifikasi yang ditetapkan untuk seorang calon oleh LSP harus berdasarkan informasi yang dikumpulkan selama proses sertifikasi. Personel yang membuat keputusan sertifikasi tidak boleh berperan serta dalam pelaksanaan ujian atau pelatihan calon.

6.3.2. LSP harus memberikan sertifikat kepada semua profesi yang disertifikasi. LSP harus memelihara kepemilikan sertifikat. Sertifikat tersebut dapat dalam bentuk surat, kartu atau media lainnya, yang ditandatangi atau disahkan oleh personel LSP yang bertanggung jawab.

6.3.3. Sertifikat tersebut minimal harus memuat informasi berikut:

a) Nama personil yang disertifikasi dan nomor sertifikat yang mengacu pada persyaratkan BNSP;

b) Nama lembaga sertifikasi;

c) Acuan persyaratan kompetensi atau dokumen relevan lain, termasuk hal-hal yang menjadi dasar dalam sertifikasi;

d) Ruang lingkup sertifikasi termasuk batasannya;

e) Tanggal efektif sertifikasi dan masa berlaku.6.4. Survailen 6.4.1. LSP harus menetapkan proses survailen untuk memantau pemenuhan profesi yang disertifikasi dengan persyaratan skema sertifikasi yang relevan.

6.4.2. LSP harus memiliki prosedur dan aturan untuk pemeliharaan sertifikasi sesuai dengan skema sertifikasi. Aturan tersebut termasuk frekuensi dan cakupan kegiatan survailen harus disahkan oleh komite skema. Aturan tersebut harus cukup menjamin adanya evaluasi yang jujur untuk mengkonfirmasikan kompetensi Personel yang disertifikasi. Berdasarkan skema sertifikasi, surveillance oleh LSP dapat mencakupi namun tidak terbatas pada:

a) Uji profisiensi;

b) Asesmen lapangan;

c) Informasi dari otoritas regulasi;

d) Pengembangan profesi dengan asesmen;

e) Keluhan dan informasi dari pihak terkait;

f) Interview terstruktur;

g) Tindakan hukum terhadap person bersertifikat;

h) Konfirmasi keberlangsungan pekerjaan yang memuaskan dan rekaman pengalaman kerja;

i) Asesmen kembali;

j) Pengecekan kemampuan fisik.

6.5.Sertifikasi ulang6.5.1.LSP harus menetapkan persyaratan sertifikasi ulang sesuai dengan persyaratan kompetensi dan dokumen relevan lain untuk menjamin bahwa profesi yang disertifikasi selalu memenuhi sertifikasi yang mutakhir.

6.5.2.LSP harus memiliki prosedur dan aturan untuk pemeliharaan sertifikat sesuai dengan skema sertifikasi. Aturan tersebut termasuk frekuensi dan cakupan kegiatan sertifikasi ulang harus disahkan oleh komite skema. Aturan tersebut harus cukup menjamin adanya evaluasi yang jujur untuk mengkonfirmasikan kompetensi profesi yang disertifikasi.6.6. Penggunaan sertifikat6.6.1.LSP harus mensyaratkan bahwa profesi yang disertifikasi menandatangani persetujuan untuk :

a)Memenuhi ketentuan skema sertifikasi yang relevan;

b)Menyatakan bahwa sertifikasinya hanya berlaku untuk ruang lingkup sertifikasi yang diberikan;

c)Tidak menyalahgunakan sertifikasi yang dapat merugikan LSP dan tidak memberikan persyaratan yang berkaitan dengan sertifikasi yang menurut LSP dianggap dapat menyesatkan atau tidak sah;

d)Menghentikan penggunaan semua pernyataan yang berhubungan dengan sertifikasi yang memuat acuan LSP setelah dibekukan atau dicabut sertifikasinya serta mengembalikan sertifikat kepada LSP yang menerbitkannya, dan

e)Tidak menyalahgunakan sertifikat.

6.6.2.Acuan sertifikasi yang tidak sesuai atau penyalahgunaan sertifikat dalam publikasi, katalog, dll, harus ditangani oleh LSP dengan tindakan perbaikan seperti penundaan atau pencabutan sertifikasi, pengumuman pelanggaran dan, jika perlu tindakan hukum lainnya.

PANDUAN MUTU

LOGO

STATUS REVISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DISTRIBUSI DOKUMEN

1. PROFIL LSP

2. RUANG LINGKUP LISENSI

3. DEFINISI DAN ISTILAH

4. PERSYARATAN UNTUK LSP

Dibuat olehDrs. SuparwotoDiperiksa oleh

Manajer Manajemen MutuDisetujui oleh

Direktur LSP