contoh oksigenasi

15
Role Play dan Penjelasan tentang Faktor Sosial Oksigenasi Ini adalah tugas Role Play Oksigenasi. Cukup mendadak ngerjain tugas ini tapi beres juga. terus pas penampilan Role Play nya gak jelek-jelek amet ko . Cek this Out ya . BAB II Faktor Sosial yang Mempengaruhi dalam Pemenuhan Kebutuhan Pengkajian Oksigen pada Berbagai Tingkatan Usia 2.1. Faktor Sosial Oksigenasi Perubahan faktor sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat . Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. (wikipedia bahasa indonesia). Perubahan sosial budaya terjadi karena beberapa faktor. Di antaranya komunikasi , cara dan pola pikir masyarakat , faktor internal lain seperti perubahan jumlah penduduk, penemuan baru, terjadinya konflik atau revolusi dan faktor eksternal seperti bencana alam dan perubahan iklim, peperangan , dan pengaruh kebudayaan masyarakat lain. Sedangkan faktor yang menghambat terjadinya perubahan, misalnya kurang intensifnya hubungan komunikasi dengan masyarakat lain, perkembangan IPTEK yang lambat, sifat masyarakat yang sangat tradisional , ada kepentingan-kepentingan yang tertanam dengan kuat dalam masyarakat, prasangka negatif terhadap hal-hal yang baru; rasa takut jika terjadi kegoyahan pada masyarakat bila

Upload: laura-fields

Post on 26-Dec-2015

68 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

kdm

TRANSCRIPT

Page 1: contoh oksigenasi

Role Play dan Penjelasan tentang Faktor Sosial Oksigenasi

Ini adalah tugas Role Play Oksigenasi. Cukup mendadak ngerjain tugas ini tapi beres juga. terus pas penampilan Role Play nya gak jelek-jelek amet ko .Cek this Out ya .

BAB IIFaktor Sosial yang Mempengaruhi dalam Pemenuhan Kebutuhan Pengkajian Oksigen

pada Berbagai Tingkatan Usia

2.1. Faktor Sosial Oksigenasi

Perubahan faktor sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan

pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang

terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat

dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. (wikipedia bahasa

indonesia).

Perubahan sosial budaya terjadi karena beberapa faktor. Di antaranya komunikasi,

cara dan pola pikir masyarakat,  faktor internal lain seperti perubahan jumlah penduduk,

penemuan baru, terjadinya konflik atau revolusi dan faktor eksternal seperti bencana alam

dan perubahan iklim, peperangan, dan pengaruh kebudayaan masyarakat lain. Sedangkan

faktor yang menghambat terjadinya perubahan, misalnya kurang intensifnya hubungan

komunikasi dengan masyarakat lain, perkembangan IPTEK yang lambat, sifat masyarakat

yang sangat tradisional,  ada kepentingan-kepentingan yang tertanam dengan kuat dalam

masyarakat, prasangka negatif terhadap hal-hal yang baru; rasa takut jika terjadi kegoyahan

pada masyarakat bila terjadi perubahan, hambatan ideologis  dan pengaruh adat atau

kebiasaan.

Oksigen merupakan salah satu komponen gas dan unsure vital dalam proses

metabolisme, untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel tubuh. Secara normal

elemen ini iperoleh dengan cara menghirup udara ruangan dalam setiap kali bernafas.

Penyampaian O2 ke jaringan tubuh ditentukan oleh interaksi system respirasi, kardiovaskuler

dan keadaan hematologis. Adanya kekurangan O2 ditandai dengan keadaan hipoksia, yang

dalam proses lanjut dapat menyebabkan kematian jaringan bahkan dapat mengancam

kehidupan. Klien dalam situasi demikian mengharapkan kompetensi perawat dalaam

mengenal keadaan hipoksemia dengan segera untuk mengatasi masalah.

Pemberian terapi O2 dalam asuhan keperawatan, memerlukan dasar pengetahuan tentang

faktor-faktor yang mempengaruhi masuknya O2 dari atmosfir hingga sampai ke tingkat sel

Page 2: contoh oksigenasi

melalui alveoli paru dalam proses respirasi. Berdasarkan hal tersebut maka perawat harus

memahami indikasi pemberian O2, metode pemberian O2 dan bahaya-bahaya pemberian O2.

Dalam melakukan pengkajian oksigenasi pada berbagai tingkat usia kita sebagai

perawat harus mengetahui perinsip sosial budaya apa saja yang dapat mempengaruhinya.

Misalnya pada tradisi orang sunda. Tradisi yang mereka lakukan untuk memenuhi kebutuhan

oksigen yaitu dengan cara tradisonal seperti mengoleskan balsem ke permukaan kulit.

2.2. Pemenuhan Kebutuhan Oksigen

            Pemenuhan kebutuhan oksigen adalah bagian dari kebutuhan fisiologis karena

kebutuhan oksigen diperlukan untuk proses kehidupan. Oksigen sangat berperan dalam

proses metabolisme tubuh. Kebutuhan oksigen dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila

kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang, maka akan terjadi kerusakan pada jaringan otak

dan apabila hal tersebut berlangsung lama, maka akan terjadi kematian.

Sistem yang berperan dalam proses pemenuhan kebutuhan oksigen adalah sistem

pernafasan, sistem persarafan dan kardiovaskuler. Masalah kebutuhan oksigen merupakan

masalah utama dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Hal ini terbukti pada seseorang

yang kekurangan oksigen akan mengalami hipoksia dan akan terjadi kematian. Proses

pemenuhan kebutuhan oksigen pada manusia dapat dilakukan dengan cara pemberian oksigen

melalui saluran pernafasan, membebaskan saluran pernafasan dari sumbatan yang

menghalangi masuknya oksigen, memulihkan dan memperbaiki organ pernafasan agar

berfungsi secara normal.

2.3. Pemberian Oksigen

Pemberian oksigen berupa pemberian oksigen ke dalam paru-paru melalui saluran

pernafasan dengan menggunakan alat bantu oksigen. Pemberian oksigen pada klien dapat

melalui tiga cara, yaitu melalui kateter nasal, kanula nasal dan masker oksigen.

Tujuan :

1.      Memenuhi kebutuhan oksigen

2.      Mencegah terjadinya hipoksia

Alat dan Bahan :

1.      Tabung oksigen lengkap dengan flow meter dan humidifier

2. Kateter nasal

Page 3: contoh oksigenasi

3. Vaselin / jelly

Prosedur Kerja :

a.     Kateter nasal

1.    Jelaskan prosedur yang akan dilakukan

2.    Cuci tangan

3.      Atur aliran oksigen sesuai dengan kecepatan yang dibutuhkan, biasanya 1 - 6 liter/menit.

Kemudian observasi humidifier dengan melihat air yang bergelembung

4.      Atur posisi pasin dengan semi fowler

5.      Ukur kateter nasal dimulai dari lubang telinga sampai ke hidung dan berikan tanda

6.      Buka saluran udara dari tabung oksigen

7.      Berikan minyak pelumas (Vaselin / jelly)

8.      Masukkan ke dalam hidung sampai batas tadi yang ditentukan

9.      Lakukan pengecekan kateter apakah sudah masuk atau belumengan menekan lidah pasien

menggunakan spatel (akan terlihat posisinya di belakang uvula)

10.  Fiksasi pada daerah hidung

11.  Periksa kateter nasal setiap 6 - 8 jam

12.  Kaji cuping, septum dan mukos hidung serta periksa kecepatan aliran oksigen setiap 6 - 8 jam

13.  Catat kecepatan aliran oksigen, rute pemberian dan respon pasien

14.  Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

b.    Kanula Nasal

1.    Jelaskan prosedur yang akan dilakukan

2.    Cuci tangan

3.    Atur aliran oksigen sesuai dengan kecepatan yang dibutuhkan, biasanya 1- 6 liter/menit.

Kemudian observasi humidifier pada tabung dengan adanya gelembung air.

4.    Pasang kanula nasal pada hidung dan atur pengikat untuk mengatur kenyamanan pasien

5.    Periksa kanula setiap 6-8 jam

6.    Kaji cuping, septum, dan mukosa hidung serta periksa kecepatan aliran oksigen setiap 6-8

jam

7.    Catat kecepatan aliran oksigen, rute pemberian, dan respon klien.

8.    Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

c.    Masker oksigen

1.    Jelaskan prosedur yang akan dilakukan

2.    Cuci tangan

3.    Atur posisi pasin dengan semi fowler

Page 4: contoh oksigenasi

4.    Atur aliran oksigen sesuai dengan kecepatan yang dibutuhkan, biasanya 1-6 liter/menit.

Kemudian observasi humidifier pada tabung air yang menunjukakkan adanya gelembung.

5.    Tempatkan masker oksigen di atas mulut dan hidung pasien dan atur pengikat untuk

kenyamanan pasien.

6.    Periksa kecepatan aliran tiap 6-8 jam, catat kecepatan aliran oksigen, rute pemberian dan

respons klien.

7.    Cuci tangan setealh prosedur dilakukan

2.4. Role Play Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi

ROLE PLAY

                Ada seorang yang bernama waode. Dia adalah seorang penyangkit asma, dan baru

saja duduk di bangku kuliah. Dunia perkuliahan sangat berbeda dengan suasana sewaktu dia

SMA tentunya. Dengan begitu dia pun harus beradaptasi dengan lingkungan yang baru

tersebut, supaya dia tetap bisa bergaul dengan teman-teman barunya.

Di hari pertamanya kuliah, waode dan sekelas temannya merasa lega saat dosen mata

kuliah terakhir keluar, pertanda kuliah hari itu selesai.

Dosen  : “ iya,cukup di sini dulu hari pertama kalian dengan Bapak, sedikt perkenalan saja     ya.

Assalamualaikum” (Dosen bergegas pergi meninggalkan kelas)

Waode : “Alhamdulillah beres juga hari ini..huu”

             (sambil menghela nafas)

            Seketika dosen kembali lagi..

Dosen  : “ Oh ya lupa..tugasnya lihat di meja bapak. Minggu depan dikumpulkan. Tak ada alasan!

(menggoyangkan telunjuk nya ke arah mahasiswanya)

Mahasiswa :”Aaaaahhhhh.."

(serentak )

             

            waode pun keluar ruangan berbarengan dengan teman-temannya. Kemudian ada dua

orang temannya meghampiri dia.

samuel : ”de, kamu mau ikut ga ke kantin ?”

waode: “Ngapain?”

samuel: “Ya kita ngobrol-ngobrol aja lah. Santai-santai aja, yu?”

Page 5: contoh oksigenasi

waode: “guh, ikut ga kamu?”

teguh: “Ikut lah. Kalau ga ngapain aku berdiri di sini?

waode : “Ok dah aku jga iku

            Mereka bertiga pergi ke kantin  yang tidak jauh dari kampus untuk sekedar

berbincang-bincang menghilangkan lelah.

Waode: hei mau pesan apa kalian?

Samuel: emmm, aku pesan jus alpukat ajalah

Teguh: ya udah aku samain aja sama samuel

(sambil menghembus-hembus rokok)

Samuel: aku juga mau dong rokoknya guh,,,

Teguh: nih el rokoknya,,

waode: “Ngomong-ngomong kalian dari SMA mana? Kamu dari mana el?”

samuel: “Aku sih dari luar kota,makannya nge’kost juga”

”Kamu dari man guh?”

teguh: ”Aku sih dari SMA 8 yang deket pasar itu”

              “Kalau kamu dari mana de?”

waode: aku sih satu sekolahan sama samuel,,

teguh : “Ooh gt to.”

        samuel berdiri mengambil sebungkus rokok dan melemparnya ke tengah-tengah mereka

berdua

samuel : “Mau rokok ga kalian? Asem ni ngobrol-ngobrol gini doang, kaya rumpi cewek  aja.”

teguh: “Nah..dari tadi ke el ” (mengambil sebatang rokok)

samuel: “ Kamu ga ngerokok de?”

waode: “enggak, aku ga ngerokok. Apa sih enaknya ngerokok emang?”

teguh : ”Makanya kamu cobain de kalau mau tahu, kalau dijelasin susah”

samuel : “Bener de, tenang aja kagak bakalan apa-apa ko. Ni cobain!”

waode : “Ah ogah, makasih. Silakan aja kalian ngisep”

teguh : ”Ayo dong de, dikit aja deh cobain, aku tau ko kamu tuh penasaran kan? Dikit lah”

waode : ”Eeuuu..gimana ya?” (berpikir sambil melihat ke bungkus rokok

samuel : ”Yaelah..gitu aja banyak mikir, cepet tua kamu. Ni cepet ambil”

waode : ”Ok dah aku coba..Tapi jangan ngetawain aku ya, awas kamuh!

Page 6: contoh oksigenasi

samuel: “Kagak bakalan tenang aja”

waode : ”Gini kan caranya?” (memeragakan cara merokok)

teguh : “Sip, persis seperti itu, trus isap pelan-pelan de”

(waode menghisap batang rokok itu pelahan-lahan.)

samuel: “Gimana de? Maknyos kan?”

waode : (batuk-batuk mengeluarkan asap dari mulutnya) ”Lumayan..lumayan”

Teman-teman waode    : ”Laaaagi..laaaagi..laaaagi..laaagi!” (menyemangati waode)

waode : ”Ok .ok..tenang anak-anak. Aku coba lagi nih”

(Di kesempatan k-2 waode bisa mengeluarkan asap seperti teman-temannya dan

menikmatinya.)

waode : ”Yeeee..aku bisa..aku bisa”

samuel: ”Jiaaaahh...tadi aja ogah-ogahan sekarang malah kegirangan”

waode: ”Maklum pengalaman pertama..hee”

              “ Udah ah, cukup. Kapan-kapan lagi aja” (kembali menyimpan rokoknya)

teguh: ”Sip dah..ntar cobain lagi ya de.. Kamu pasti ketagihan”

            Tak terasa obrolan mereka sudah berlangsung lama hingga sore. Mereka pun bergegas

pulang kembali k rumahnya masing-masing.

*          *          *

            Keesokan harinya sepulang kuliah kembali mereka mampir ke kantin samping

kampus.

waode : ”Wah gila kuliah tadi bikin pusing, mana mata udah ngantuk lagi”

teguh : ”Asli . Aku udah gak sabar pengen cepet keluar”

samuel : ”Udahlah..yang tadi jangan dipikirin lagi. Yang panting kan kita sekarang udah keluar, ya

gak?”

waode : ”Yaaahhh..aku mah iya-iya aja lah biar cepet. Cape aku”

teguh : “Ah ini juga sama lagi, pada kurang semangat..payah!”

              (mangembil sebungkus rokok dari tasnya)

              ”Ya udah ni ngisep dulu aja. Biar agak tenangan otak kalian”

           

            Teguh dan samuel segera mengambil satu batang rokok. Namun waode tampak ragu-

ragu untuk mengambilnya, teringat asma yang dideritanya.

teguh : ”Kok kamu malah ngelamun sih de? Ayo cepet ambil,pake malu-malu segala”

              “Aku tau kamu kemarin masih penasaran kan?”

waode : “hehe...Coba tolong kamu ambilin”

Page 7: contoh oksigenasi

samuel : “Yah, manja juga ni anak..nih!” (sambil memberikan rokok)

              “Untung kamu pemula jadi aku layanin deh”

waode: “Thanks bro. Ngomong-ngomong biasanya kalian ngabisin berapa batang perhari?”

teguh : “Aku sih paling 8 batang lah..”

samuel : “Kalau aku suka nyampe 2 bungkus lah minimal”

            Setelah menghisap beberapa kali tiba-tiba asma waode kambuh karena terlalu banyak

merokok

samuel: “Kamu kenapa de?”

teguh : “Wah dia Asma,men”

samuel : ”Waduh..ternyata kamu punya asma de..napa gak bilang sih ah?”

            waode tidak bisa berkata apa-apa hanya memegang dadanya yang sakit dan teman-

temannya semua panik.

samuel : “Mesti kita apain nih anak? Bingung aku”

teguh: ”Ada sodara aku yang asma, biasanya ditepuk-tepuk gitu punggungnya”

( menepuk punggung waode dengan kedua tangan)

samuel : ”Kalau gitu ayo cepet-cepet tepuk punggungnya. Biar aku pegang badannya”

              ”Sabar ya de..sabar..Kamu sih lagian punya asma gak bilang-bilang, kan jadi repot kalau

udah gini”

teguh: ”Kayaknya kita mesti bawa ke rumah sakit deh. Asmanya gak membaik”

samuel : ”Ya udah mending kita bawa ke rumah sakit deket sini aja.”

            (Mereka membawa waode ke rumah sakit yang tidak jauh dari kampus)

Setelah sampai di Rumah sakit.

(Fase Pra Interaksi)

suster lina : “Alhamdulillah, pagi ini saya mendapat tugas untuk merawat Nn. waode dengan

diagnosa yang saya baca pasien ini menderita penyakit Asma. Dengan kemampuan yang saya

punya, saya akan berusaha untuk merawat Nn.waode bismillahirrohmannirohim

(Perawat berjalan ke kamar pasien)

Prwt lina  :”Assalamualaikum, ..”

teguh  :”Wa’alaikum salam!”

(karena dalam keadaan darurat perawat pun langsung memberikan perawatan kepada pasien

dengan penuh hati-hati.)

Page 8: contoh oksigenasi

(Fase Identifikasi)

Suster pun memeriksa keadaan waode.

Suster : “ De apa yang dirasakanny?”

waode : “Sesak sus” (wajah meringis kesakitan)

Suster : “Bagaimana bisa terjadi seperti ini?”

teguh : “Tadi waode merokok bersama kami, kami gak tahu bahwa waode punya penyakit asma”

Suster : “oh waode merokok ya, pantas jadi seperti ini”

(samuel pun langsung menelepon orang tua waode, dan orang tua waode tidak lama setelah

ditelepon sudah berada di ruangan waode dirawat)

(Fase Orientasi)

ibu : “Suster, kenapa anak saya dipasang alat seperti ini?”

Suster nurma  : “Saya akan melakukan tindakan oksigenasi pada anak ibu. Tindakan ini berfungsi

untuk memperlancar jalan nafas pada anak ibu, agar anak ibu tidak sesak lagi.”

ibu : “oh iya sus, silahkan !!”

(Fase Kerja)

(Perawat pun memberikan tindakan dengan memberikan oksigenasi kepada waode kurang

lebih 1 jam)

(Fase Observasi)

 (Kemudian perawat pun mengobservasi dengan melihat air bergelembung . perawat pun

mengatur keadaan duduk waode dalam semifowler. Perawat memasangkan masker oksigen di

atas mulut dan hidung pasien dan mengatur pengikatnya untuk kenyamanan waode.)

(Setelah melakukan orientasi terhadap pasien perawat langsung meminta izin pamitan kepada

keluarga pasien karena ada pasien yang akan ditangani)

Suster nurma : “ibu nanti setelah 6-8 jam saya akan kembali lagi kesini untuk memeriksa keadaan

waode”

ibu  : “oh iya sus”

(Fase Terminasi)

Page 9: contoh oksigenasi

Setelah 6 jam kemudian perawat pun datang kembali ke ruangan waode untuk

memeriksa keadaan cuping, septum dan mukosa hidung. Keadaan waode terlihat lebih baik,

napasnya sudah lancar kembali , maka perawat pun membuka masker oksigen dari mulut

waode.

Suster lina: “Bagaimana de sekarang keadaannya?”

waode: “Sudah lebih baik ko sus”

Suster nurma   :“Bagus kamu sudah baikan, makanya nanti jangan mencoba merokok lagi ya agar

(kehidupan waode kedepannya sehat dan tidak gampang sakit.”) (motivasi)

waode : “Oh iya sus, saya tidak akan merokok lagi”

Suster lina : “Ya percaya ke waode. waode jangan mencoba merokok lagi karena merokok bisa

membuat waode sesak napas lagi.”

waode : “Iya sus”

Suster  nurma :”ibu, sebaiknya waode dilarang merokok karena merokok itu dapat mengakibatkan

asma waode kambuh. Bisa yah bu?” (sugesti)

ibu :”Oh baiklah suster, saya akan menjaga waode supaya tidak merokok lagi!”

Suster lina:“Baiklah kalau seperti itu karena keadaan waode sudah membaik, saya akan kembali ke

ruangan saya, jika nanti ada apa-apa bapak bisa memanggil saya. “

ibu : “Iya sus, terima kasih”

Suster  nurma: “Iya bu, sama-sama. saya permisi bu, assalamualaikum ..”

ibu : “wa’alaikum salam..”

Perawat pun meninggalkan ruangan pasien dan menemui dokter di ruangannya untuk

memeriksa ulang keadaan waode.

suster lina: ijin dok,, ini data pasien yang bernama waode,,

dokter: bagaimana dengan kondisinya??

Suster lina: alhamdulillah keadaannya sudah mulai membaik dok,,

Dokter: , oo ya sudah kalau begitu mari kita periksa ulang keadaannya

Suster lina; baik dok,,

(di bangsal tempat waode di rawat )

Dokter: selamat pagi dek? Bagaimana masih merasa sesak atau tidak?

Waode: alhamdulillah , sudah agak mendingan dok,,

Ibu: emm,, kalau begitu kapan anak saya boleh pulang dok?

Dokter: ya sabar dulu bu,, kita lihat kondisinya besok pagi ya bu,, kalau tidak terjadi apa-

apa,, dek waode sudah boleh pulang kok bu,,

Page 10: contoh oksigenasi

Ibu: baik dok, terima kasih ya,,

Dokter: iya bu sama-sama,, jika anak ibu sudah pulang,, jaga terus kondisinya baik-baik,, dan

tambah pengawasan anak ibu agar tidak merokok lagi ya bu,,

Ibu: baik dok,, saya akan melaksanakannya

Dokter: ya sudah bu,, saya kembali k ruangan dulu ya bu,, selamat pagi

Ibu: selamat pagi

DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Alimul Aziz., dan Uliyah, Musrifatul. 2004. Buku Saku Pratikum Kebutuhan Dasar Manusi.

Jakarta : EGC

Rizky Ariandy. Faktor Sosial yang Mempengaruhi Kebutuhan Oksigenasi.

http://rizkiariandy.blogspot.com/2010/05/prinsip-budaya-dalam-pemenuhan.html?

zx=c5a423b29d194b1. Dikutip pada Jumat, 28 Mei 2010.