conflict mapping pelatihan dan simulasi resolusi konflik · pdf filebagi negara dengan...
TRANSCRIPT
CONFLICT MAPPING
Pelatihan dan Simulasi Resolusi Konflik
“KOMPLEKSITAS PENYELESAIAN KONFLIKINTERNAL ETNIS ROHINGYA DAN
PEMERINTAH MYANMAR”
Laboratorium Pertahanan dan Keamanan
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta
2016
1
Latar Belakang
Setiap negara di dunia ini, secara penduduknya terdiri dari kelompok yang
heterogen. Dengan kata lain, negara-negara tersebut umumnya dibangun oleh
banyak kelompok etnis dengan latar belakang budaya dan identitas yang berbeda-
beda. Bagi negara dengan komposisi etnis heterogen, manajemen hubungan antar
etnis seringkali menjadi hal yang sangat penting dalam proses nation buildingnya.
Promosi akan mindset identitas nasional harus diraih oleh negara tersebut agar
kestabilan dan perdamain internal tercipta dan terhindar dari adanya potensi
konflik antar kelompok etnis.
Apabila hubungan etnis di dalam suatu Negara damai maka akan
membentuk suatu tatanan sosial dan integritas nasional yang baik, sehingga
potensi ancaman kelompok radikal dan gerakan separatisme yang dapat
membahayakan keamanan suatu negara dapat dihindari. Keberagaman etnis juga
dapat menggambarkan kekayaan bangsa tersebut dari segi kultur dan budaya, serta
dapat meningkatkan kehidupan masyakatnya menjadi lebih produktif. Suatu
negara tidak dapat terlepas dari kebutuhannya terhadap sumber daya manusia
yang berpotensi bagi masa depan bangsa. Dengan menjaga keberlangsungan dan
keharmonisan etnis minoritas dan mayoritas, berarti negara tersebut sedang
melakukan investasi jangka panjang terhadap potensi sumber daya manusia yang
dimilikinya.
Sayangnya di era globalisasi saat ini, dimana penerimaan masyarakat akan
perbebedaan (diversity) mulai meningkat karena proses kulturisasi yang sangat
cepat, masih ada saja beberapa negara yang harus bermasalah dengan isu-isu
konflik etnis, seperti yang saat ini terjadi di Myanmar. Salah satu etnis minoritas
yang disebut etnis Rohingya pada tahun 2015 telah dicabut hak
kewarganegaraannya oleh pemerintah Myanmar karena alasan ancaman
stabilitas keamanan negara. Saat ini kondisi etnis tersebut sangat memprihatinkan
dan mulai tersebar dibeberapa negara yang berbatasan dengan Myanmar untuk
mencari perlindungan suaka.
2
Posisi dilematis pun harus dihadapi untuk melihat konflik ini, disatu sisi
sebuah pemerintahan yang berdaulat tengah berjuang mempertahankan keamanan
negaranya, disatu sisi pula Hak Asasi dari masyarakat etnis Rohingya seakan-akan
tidak dihargai keberadaannya dan saat ini tengah berjuang sendiri mencari
kewarganegaraan.
Oleh sebab itu, dibutuhkan suatu forum yang dapat mempertemukan dua
aktor utama baik itu pihak pemerintah Myanmar dan perwakilan etnis Rohingga
agar akar permasalahan dari konflik etnis ini dapat menemui titik terang. Maka
dari itu Laboratorium Pertahanan dan Keamanan selaku kajian studi yang melihat
konflik ini sebagai ancaman bagi stabilitas keamanan regional, berinisiatif untuk
melakukan suatu simulasi resolusi konflik yang dapat menghasikan suatu resolusi
yang dapat dijadikan sebagai acuan kebijakan bagi penyelesaiann konflik di
negara terdampak.
3
Situasi Konflik Rohingya di Myanmar
Sumber : http://www.mapsofworld.com/myanmar/maps/myanmar-political-map.jpg
Republik Persatuan Myanmar (juga dikenal sebagai Birma, disebut "Burma"
di dunia Barat) adalah sebuah negara di Asia Tenggara. Negara seluas 680 ribu
km² ini telah diperintah oleh pemerintahan militer sejak kudeta tahun 1990.
Kemudian Myanmar mengalami reformasi kepemerintahan pada tanggal 8
November 2015. Terpilihnya partai National League for Democracy (NLD)
4
dengan mayoritas pemegang kursi sebanyak 329 dari 664 yang tersedia di
parlemen. Pada tanggal 15 Maret 2016 U Htin Kyaw terpilih sebagai Presiden
baru Myanmar. Kyaw memperoleh 360 dari 652 suara majelis parlemen yang
memberikan hak suaranya.1 Kyaw merupakan presiden pertama Myanmar yang
bukan berasal dari latar belakang militer sejak 1960-an. Pada tanggal tersebut
merupakan momen bersejarah dalam negara Myanmar yang dikuasai oleh junta
militer selama hampir setengah abad ini yang melaksanakan pemilu legislatif
untuk pertama kalinya sejak diboikot oleh militer tahun 1990 silam.
Negara Myanmar adalah negara berkembang dan memiliki populasi lebih
dari 50 juta jiwa. Myanmar merupakan sebuah negara dengan tingkat keragaman
etnis yang tinggi yaitu sebanyak 135 etnis yang terdiri dari etnis Birma, Karen,
Kayah, Arakan/Rakhine, Mon, Kachin, Chin, Rohingya, dll.
Data Myanmar
Negara Myanmar (Sebelumnya Burma)
Perbatasan Bangladesh, India, Cina, Laos dan Thailand
Ibukota Rangoon (Yango)
Kemerdekaan 04 Januari 1948
Penduduk 60 Juta Etnis : Mon 2,4%; Chine 2,2%, Kachine
1,4%, lainnya 5,8%
Agama Budha 89%; Kristen 4%; Muslim 4%; Hindu
0,5%
Jumlah Rohingya 1,8 Juta jiwa (Rohingya tidak diakui sebagai
salah satu dari 135 etnis resmi oleh undang –
undang Kewarganegaraan 1982)
Sumber : http://in.reuters.com/article/2013/06/11/myanmar-rohingya
Salah satu etnis yang menjadi perhatian saat ini adalah etnis Rohingya, yang
merupakan salah satu etnis minoritas dari 135 etnis yang ada di Myanmar karena
1 Htin Kyaw Terpilih Jadi Presiden Baru Myanmar dalam https://dunia.tempo.co/read/news/2016/03/15/118753754/htin-kyaw-terpilih-jadi-presiden-baru-myanmar pada tanggal 20 Maret 2016, pukul 14.00
5
tengah terlibat konflik dengan etnis mayoritas Myanmar yaitu Rakhine. Rohingya
merupakan nama sebuah etnis yang mendiami wilayah Arakan,2 sebelah barat
Myanmar dan berbatasan langsung dengan Bangladesh.. Etnis Rohingya
mendapatkan predikat dari PBB sebagai the most persecuted minority dan
mendapatkan julukan sebagai the Gypsies of Asia.3 Predikat tersebut muncul
karena etnis ini banyak mendapatkan tindak diskriminasi baik dilakukan oleh
warga atau bahkan oleh pemerintahnya. Etnis Rohingya memang bukan satu -
satunya etnis yang mendapatkan tindakan diskriminasi, etnis lain seperti Christian
Karen, Chin, Kachin dan Mon4 juga mendapatkan perlakuan diskriminasi. Namun,
yang membedakan, hanya etnis Rohingya yang tidak diakui sebagai warga negara
Myanmar.
Etnis Rohingya telah mengalami penderitaan yang cukup panjang akibat
pelanggaran HAM yang dilakukan Pemerintah junta Myanmar. Kebebasan
gerak orang Rohingya sangat terbatas. Konflik internal yang melibatkan
antar etnis didunia initernasional merupakan suatu hal yang selalu muncul
dari dulu hingga sekarang, Seperti konflik yang terjadi di kawasan Asia
Tenggara tepatnya di Myanmar yang melibatkan etnis Rohinggya dan
pemerintah Myanmar. Myanmar merdeka pada 4 Januari dari inggris
berdasarkan kesepakatan damai antara pemerintah Kolonial inggris dan
kaum nasionalis Burma yang dipimpin oleh Thakin Nu. Pada awalnya
Myanmar bernama Burma dan pada 18 Juni 1989 diubah menjadi
Myanmar. Perubahan ini dilakukan junta militer untuk menunjukkan bahwa
pemerintah juga melindungi etnis-etnis lain karena Burma adalah etnis
terbesar di Myanmar.
2 Negara bagian Arakan juga dikenal dengan nama Rakhine. Dalam penelitian ini, penulisakan menggunakan nama Arakan untuk menyebut wilayah ini, mengingat nama Arakan dianggapnetral karena tidak merujuk pada etnis manapun.3 B. Philip, „The Most Persecuted Minority in the World: The Gypsies of Asia , ‟ TheWorld Crunch (daring), 26 Juni 2012, dalam (http://www.worldcrunch.com/most-persecutedminority-world-gypsies-burma/world-affairs/the-most-persecuted-minority-in-the-world-thegypsies-of-burma/c1s5701/), diakses 23 Desember 2013.4 M. Razvi, „The Problem of Burmese Muslims , ‟ Pakistan Horizon, Vol. 31, No. 4, 1978,p. 82.
6
Pada tahun 1962 Ne Win mengmbil alih pemerintahan dengan
melakukan kudeta atas pemeritahn U Nu. Alasan kudeta tersebut adalah
untuk menyelesaikan pemberontakan yang dilakukan etnis minoritas
terhadap pemerintah. Sejak itu Myanmar dipimpin oleh rezim junta Militer,
sejak berkuasa pemerintahan junta Militer menekan etnis Rohingnya
dengan berbagai cara dan tidak mengakui etnis Rohingya sebagai salah
satu dari masyarakat minoritas di Myanmar. Mulai saat itulah Rohinggya
mengalami kekerasan dan pelanggaran HAM (1962-2010).
Tidak hanya operasi-operasi militer yang dilakukan untuk
mengeliminasi Rohingya dari Bumi Arakan, tetapi juga melalui perangkat
hukum UU Kewarganegaraan Myanmar tahun 1982 (Burma Citizenship
Law) dimana warga Rohingya tidak mendapat kewarganegaraan, hak atas
tanah, dan pendidikan serta pekerjaan yang layak dan cukup. Tidak
seperti golongan etnis minoritas lainnya yang setidaknya diakui
kewarganegaraannya oleh rezim Burma- Myanmar, etnis Muslim
Rohingya ini dianggap sebagai penduduk sementara dan tidak mendapat
hak kewarganegaraan secara penuh. Sejak tahun 1982 etnis Rohingya
tidak berhak memperoleh KTP maupun Paspor Myanmar. Pasal 3 dalam
kebijakan Burma Citizenship Law (BCL) menyatakan : “Nationals such as
the Kachin, Kayah, Karen, Chin, Burman, Mon, Rakhine or Shan and
ethnic groups as have settled in any of the territories included within the
State as their permanent home from a period anterior to 1185 B.C., 1823
A.D. are Burma citizens.”5 Namun di dalam pasal 4 menyatakan bahwa :
“the Council of State may decide whether any ethnic group is national or
not ”. Dalam hal ini, Dewan Myanmar tidak mengakui etnis Rohingya
sebagai warga negara Myanmar, tetapi menganggap bahwa etnis
Rohingya berkebangsaan Bangladesh. Tetapi negara Bangladesh tidak
mengakui etnis Rohinya dan menolak memberikan mereka status
pengungsi sejak tahun 1992.6
5 KASUS PELANGGARAN HAM ETNIS ROHINGYA : DALAM PERSPEKTIF ASEAN dalam https://www.academia.edu/5748943/Pelanggaran_HAM_Kasus_Etnis_Myanmar pada tanggal 20 Maret 2016, pukul 14.306 Myanmar Menolak Memberikan Kewarganegaraan bagi Muslim Rohingya dalam http://www.arrahmah.com/news/2013/11/22/myanmar-menolak-kewarganegaraan-muslim-
7
Pada era pemerintahan Thein Sein yang menjabat sebagai presiden sejak 30
Maret 2011, etnis ini juga masih mendapatkan tindakan diskriminasi. Presiden
Thein Sein bahkan tidak menunjukkan niatnya untuk segera menyelesaikan
konflik ini. Pemerintahan Thein Sein mengakui Rohingya sebagai Illegal Bengali,
dan merupakan salah satu etnis Bangladesh yang masuk ke dalam wilayah
Myanmar secara illegal. Dalam salah satu wawancaranya, Thein Sein berargumen
“to use the term Rohingya, in our ethnic history we do not have term Rohingya.”7
Hal tersebut menunjukkan bahwa Thein Sein menganggap Rohingya bukan
bagian dari etnis grup yang dimiliki Myanmar.
Pada Juni tahun 2012 terjadi peningkatan eskalasi konflik antara etnis
Rakhine dan etnis Rohingya terkait adanya tuduhan pemerkosaan terhadap wanita
etnis Rakhine.8 Tiga hari setelah kejadian tersebut, sejumlah 300 warga etnis
Rakhine menyerang bus yang ditumpangi warga etnis Rohigya dan menewaskan
10 orang. Sejak kejadian tersebut, sekitar 100.000 warga etnis Rohingya terlantar
dan mencari suaka.9 Pada 23 Oktober 2012 terjadi penyerangan yang dikoordinasi
oleh pemerintah Myanmar, Ethnic Rakhine Nasionalist Party, dan Pendeta
Buddha. Portal berita Aljazeera memberitakan, sekitar 5.000 bangunan milik etnis
Rohingya rusak akibat tindak represi tersebut. Setidaknya sekitar 70 warga
Rohingya, termasuk 28 anak-anak terbunuh di Mrauk-U township.10
Hal inilah yang mengakibatkan para etnis Rohingya memutuskan untuk
mencari suaka ke negara lain seperti Indonesia, Thailand, Malaysia dan negara
tetangga lainnya. Tidak dianggapnya etnis Rohingya sebagai warga negara
Myanmar menjadikan etnis Rohingya mencari perlindungan ke negara lain.
rohingya.html pada tanggal 20 Maret 2016, pukul 14.407 M. Zarni, „British aid for Myanmar ethnic cleansing , ‟ Asia Times (daring), 19 Juli 2013,dalam (http://www.atimes.com/atimes/Southeast_Asia/SEA-01-190713.html), diakses 23Desember 2013.8 B. Brady, „Burma s Rohingya Muslims Targeted by Buddhist Mob Violence , ‟ ‟ TheDaily Beast (daring), 27 Juni 2012, dalam(http//:www.thedailybeast.com/articles/2013/06/27/burma-s-rohingya-muslims-targeted-bybuddhist-mob-violence.html) diakses 19 desember 2013.9 Y. R. Kassim, „Plight of the Rohingya: ASEAN Credibillity again at stake , ‟ RSISCommentaries – S. Rajaratnam School of International Studies, 6 November 2012, p.210 Aljazeera, Report Documents „Rohingya Persecution (daring), ‟ 23 April 2013, dalam(http://www.aljazeera.com/news/asia-pacific/2013/04/2013421135240814468.html), diases 23Desember 2013.
8
Masalah etnis Rohingya yang awalnya masalah domestik Myanmar,
namun akhirnya menjadi isu Regional ketika etnis Rohinggya terdampar
dan mengungsi ke negara lain, sehingga dapat menggaggu keamanan
kawasan dan Negara-negara yang dekat maupun berbatasan dengan
Myanmar. Isu pengungsi Rohingya menjadi masalah bersama karena para
pengungsi Rohingya tersebut membebani dan menjadi masalah baru
dinegara mereka terdampar.11
Pada tangal 22 September 2014 Myanmar telah memberikan status
kewarganegaraan untuk 209 pengungsi Muslim. Ini merupakan tahap
pertama dari proyek yang bertujuan untuk menentukan status
kewarganegaraan dari sekitar satu juta Muslim Rohingya. Pejabat dari
kementerian imigrasi Myanmar mengatakan bahwa 1.094 Muslim ambil
bagian dalam proses verifikasi contohnya di kamp-kamp pengungsian di
Myebon. Meybon berjarak sekitar 51 km (32 mil) dari ibukota negara
bagian, Sittwe, dan hanya dapat diakses dengan perahu. 209 orang yang
menerima kewarganegaraan adalah anggota minoritas Muslim Kaman,
yang diakui oleh pemerintah sebagai adat untuk Myanmar, tetapi ada juga
dari Rohingya. Para pejabat tidak memberi komentar terkait alasan
diberikannya kewarganegaraan. Mereka juga tak menjelaskan berapa
banyak orang Rohingya yang disertakan dalam pemberian
kewarganegaraan ini. Tetapi pemimpin komunitas Rohingya di Sittwe,
Aung Win, menyebutkan banyak warga yang menolak ikut dalam proses
verifikasi tersebut karena mereka tidak ingin mendaftarkan identitas
mereka sebagai Bengali, seperti yang diminta oleh otoritas Myanmar.12
Puncak dari konflik ini adalah pada tahun 2015, dimana keputusan
PM Thein Sein dikemukakan beberapa jam setelah rangkaian demonstrasi
berlangsung di Yangon. Para demonstran menentang aturan pemerintah
yang mengijinkan penduduk sementara pemegang ‘dokumen putih’ untuk
memilih. Kartu putih pertama kali diluncurkan pada 1990-an oleh rezim
11 http//kompas.rohingya_konflik.htm -diakses 10 september12 Status Kewarganegaraan Muslim Myanmar dalam http://koran.tempo.co/konten/2014/09/23/352600/Status-Kewarganegaraan-Muslim-Myanmar pada tanggal 18 Maret 2016, pukul 10.00
9
militer sebelumnya. Dokumen putih dikeluarkan agar warga Rohingya dan
etnik minoritas lainnya bisa memilih dalam pemilihan umum.13
Pencabutan kartu identitas penduduk yang dikenal sebagai Kartu Putih bagi
etnis Rohingya oleh pemerintah Myanmar menyebabkan etnis Rohinya tidak bisa
menggunakan haknya dalam pemihan umum. Sekitar 300.000 Kartu Putih, sudah
diminta dikembalikan oleh pihak berwenang dan dinyatakan tidak berlaku sejak
31 Maret 2015. Seperti yang diketahui kartu putih itu akan digunakan pada saat
pemilihan umum bulan November 2015.
Kartu putih adalah kartu identitas yang diberikan bagi orang-orang yang
tinggal di Myanmar, tetapi tidak mendapatkan status resmi sebagai penduduk,
penduduk asosiasi, penduduk netral, atau warga negara asing. Pemegang kartu
putih bukan berarti mereka warga negara Myanmar atau warga negara asing.
Untuk itu, ASEAN berinisiatif mengajukan diri sebagai mediator yang
berkenginginan mempertemukan kedua belah pihak duduk bersama dan berunding
dalam menyelesaikan konflik ini. ASEAN sebagai organisasi regional memiliki
tanggung jawab untuk menjaga keamanan di daerah regional ASEAN. Diharapkan
ASEAN dapat menjalankan amanat ini dengan baik sehingga konflik antara etnis
Rohingya dan pemerintah Myanmar dapat terselesaikan degan cepat dan tepat.
Aktor – Aktor yang terlibat, Fungsi, Peran dan tujuannya :
1. ASEAN (Mediator)
ASEAN sebagai organisasi regional dikawasan Asia Tenggara dianggap
sebagai organisasi yang dapat menjaga stabilitas dan keamanan kawasan,
menjadikannya organisasi yang memiliki tanggung jawab atas keberlangsungan
yang terjadi di kawasan Asia Tenggara. Adanya konflik yang terjadi di Myanmar
menjadikan ASEAN sebagai pihak netral yang berusaha untuk menyelesaikan
konflik tanpa melanggar prinsip – prinsip non - intervensi dari ASEAN itu sendiri.
Sebagai organisasi regional kawasan Asia Tenggara, ASEAN memiliki urgensi
13 Myanmar cabut hak suara warga Rohingya dalam http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2015/02/150212_myanmar_rohingya_suara pada tanggal 19 Maret 2016, pukul 13.00
10
besar dan berperan dalam penyelesaian konflik Rohingya. Dalam proses
penyelasain konflik Rohinya, ASEAN lebih banyak berperan sebagai mediator
yaitu pihak yang berusaha memediasi konflik. Mediasi yang dilakukan adalah
dengan cara mempertemukan kedua belah pihak yang sedang berkonflik dan
mengundang pihak – pihak yang terlibat dalam konflik. Dalam persidangan
Simulasi Resolusi Konflik, ASEAN berusaha menengahi antara kedua belah pihak
agar konflik dapat terselesaikan.
2. Pemerintah Myanmar (Aktor Utama)
Myanmar merupakan Negara kesatuan dengan nama resmi Republic of the
Union of Myanmar yang sebelumnya bernama Union of Myanmar. Sejak tahun
1962, Myanmar atau yang pada saat itu masih disebut Burma. Sejak saat itu
kepemimpinan nasional Myanmar dikuasai oleh rezim militer yang menjalankan
system permerintahan secara represif. Myanmar merupakan salah satu Negara
anggota Association of South East Asia Nations (ASEAN) yang mulai bergabung
sejak tahun 1997.
Republik Persatuan Myanmar (juga dikenal sebagai Birma, disebut "Burma"
di dunia Barat) dengan luas 680 ribu km² ini telah diperintah oleh pemerintahan
militer sejak kudeta tahun 1990. Kemudian Myanmar mengalami reformasi
kepemerintahan pada tanggal 8 November 2015. Terpilihnya partai National
League for Democracy (NLD) dengan mayoritas pemegang kursi sebanyak 329
dari 664 yang tersedia di parlemen. Pada tanggal 15 Maret 2016 U Htin Kyaw
terpilih sebagai Presiden baru Myanmar. Kyaw memperoleh 360 dari 652 suara
majelis parlemen yang memberikan hak suaranya.14 Kyaw merupakan presiden
pertama Myanmar yang bukan berasal dari latar belakang militer sejak 1960-an.
Dengan terpilihnya presiden Kyaw membuka harapan baru bagi masyarakat
Myanmar dan berbagai negara anggota ASEAN lainnya. Pada tanggal tersebut
momen bersejarah dalam negara yang dikuasai oleh junta militer selama hampir
14 Htin Kyaw Terpilih Jadi Presiden Baru Myanmar dalam https://dunia.tempo.co/read/news/2016/03/15/118753754/htin-kyaw-terpilih-jadi-presiden-baru-myanmar pada tanggal 20 Maret 2016, pukul 14.00
11
setengah abad ini yang melaksanakan pemilu legislatif untuk pertama kalinya
sejak diboikot oleh militer tahun 1990 silam .
Sebelumn terpilih menjadi presiden, U Htin Kyaw menjabat sebagai
Menteri Luar Negeri Myanmar.15 Presiden Kyaw diperkirakan mulai berkantor
pada 1 April 2016.16 Kepemimpinan U Htin Kyaw yang merupakan tangan kanan
dari Aung San Suu Kyi diharapkan akan membawa perubahan ke arah yang lebih
baik di negara yang beribu kota Naypidaw tersebut.
Myanmar mempunyai beberapa wilayah salah satunya wilayah Arakan yang
menjadi pemberitaan saat ini. Arakan adalah kata yang netral yang dihuni dua
etnis yaitu Muslim Rohingya dan Rakhine Budha. Muslim lebih suka menyebut
kawasan provinsi mereka tinggal sebagai Arakan. Sedangkan Rakhine, meski anti
Burma dan berusaha memisahkan diri dari Uni Burma (sekarang Myanmar), lebih
suka menyebut wilayah Arakan sebagai Rakhine State. Namun, Pemerintah
Burma lebih suka menggunakan Rakhine State, nama Arakan digunakan sampai
Inggris berkuasa. Pada 2010, penduduk Rakhine State atau Arakan berjumlah 3,83
juta. Sebanyak 59,7 persen pemeluk Buddha, 35,6 persen pemeluk Islam, dan
lainnya Hindu, serta agama lain.17
Pemerintah mempunyai alasan tersendiri mengapa etnis Rohingya tidak
diakui sebagai bagian dari warga Negara Myanmar. Pemerintah menganggap etnis
Rohingya bukan merupakan etnis yang ada di Myanmar sebelum kemerdekaan
Myanmar pada 1948. Hal itu ditegaskan kembali oleh Presiden Myanmar, Thein
Sein, dalam Al Jazeera, 29 Juli 2012 bahwa Myanmar tak mungkin memberikan
kewarganegaraan kepada kelompok Rohingya yang dianggap imigran gelap dan
pelintas batas dari Bangladesh itu. Dalam catatan PBB, Rohingya hanya disebut
sebagai penduduk Muslim yang tinggal di Arakan atau Rakhine, Myanmar. Dari
15 Presiden Myanmar Htin Kyaw Disambut Hangat Pemimpin Dunia dalam https://dunia.tempo.co/read/news/2016/03/16/118754307/presiden-myanmar-htin-kyaw-disambut-hangat-pemimpin-dunia pada tanggal 20 Maret 2016, pukul 14.3016 Htin Kyaw Terpilih Jadi Presiden Baru Myanmar dalam https://dunia.tempo.co/read/news/2016/03/15/118753754/htin-kyaw-terpilih-jadi-presiden-baru-myanmar pada tanggal 20 Maret 2016, pukul 14.0017 Orang Arab, Rohingya, Dan Rakhine (IV), Rakhine Muslim? Dalam http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/12/07/05/m6ov42-orang-arab-rohingya-dan-rakhine-iv-rakhine-muslim diakses pada tanggal 26 September 2015, pukul 20.00
12
sudut kebahasaan, bahasa yang diklaim sebagai bahasa Rohingya sebenarnya
termasuk ke dalam rumpun bahasa Indo-Eropa, khususnya kerabat bahasa Indo-
Arya. Pemerintah Myanmar mengidentifikasi bahwa ada aksi terorisme yang
dilakukan oleh etnis Rohingya berbasis Mujahidin. Pemerintah khawatir akan
tindakan yang dilakukan oleh etnis Rohingya dapat mengganggu stabilitas
keamanan Negara Myanmar.
Adapun peran dan tujuan Pemerintah Myanmar dalam persidangan Simulasi
Resolusi Konflik yang akan di selenggarakan pada tanggal 31 Maret 2016, yaitu :
Pemerintah ingin membersihkan nama baiknya di media Internasional, akibat
dari konflik ini nama pemerintah Myanmar menjadi menurun.
Ingin menegaskan kalau konflik yang terjadi, khususnya kasus etnis Rohingya
itu untuk menjaga kedaulatan negara Myanmar. Kalaupun ada pelanggaran
HAM yang terjadi pemerintah Myanmar mengganggap hal itu sebagai sesuatu
yang wajar karena dulunya Negara Myanmar berbasis pemerintahan militer.
Pemerintah mengusulkan kepada etnis Rohingya untuk merubah nama mereka
menjadi etnis Bengali sebagai salah satu syarat untuk memberikan status
kewarganegaraan kepada etnis Rohingya.
3. Etnis Rohingya (Aktor Utama)
Populasi orang Rohingya saat ini diprediksi sekitar 1.5 juta – 3 juta jiwa.
Dimana 800.000-an tinggal di Arakan dan sisanya menyebar di banyak negara.
Etnis Rohingya merupakan etnis minoritas yang ada di wilayah bagian Myanmar
yaitu wilayah arakan utara. Etnis Rohingya mengalami intoleransi karena mereka
muslim dan identitas etnis dan ciri-ciri fisik dan bahasa mereka dianggap berbeda
dengan mainstream. Oleh karenanya, mereka selalu menjadi subyek penyiksaan
utamanya sejak 1962, ketika rezim militer U Ne Win mengambil alih
pemerintahan negara Burma. Etnis muslim Rohingya ini telah didiskriminasi sejak
tahun 1948 ketika adanya pemisahan etnis yang dilakukan oleh Inggris.
13
Pemisahan yang dilakukan di wilayah Rakhine tersebut memisahkan etnis Buddha
Myanmar dan Muslim Rohingya.
Hal ini disebabkan oleh adanya anggapan bahwa etnis Rohingya bukanlah
merupakan bagian dari Burma-Myanmar. Sebenarnya diskriminasi yang dialami
oleh etnis Muslim Rohingya juga dialami oleh etnis minoritas lainnya seperti
Kachin, Chin, Mon,dan Shan. Akan tetapi perbedaan yang mencolok adalah
bahwa junta yang berkuasa menyatakan bahwa tidak ada yang disebut sebagai
kelompok etnis minoritas Rohingya dalam sejarah Burma-Myanmar.
Puncaknya adalah pada undang – undang Kewarganegaraan Burma tahun
1982 yang meniadakan Rohingya sebagai etnis yang diakui di Myanmar.
Selanjutnya dengan tidak diakuinya etnis Rohingya sebagai warga Negara
Myanmar, ada beberapa hak etnis Rohingya dihilangkan dan dibatasi yaitu :
1. Hak untuk bebas bergerak dan berpindah tempat.
2. Hak untuk menikah dan memiliki keturunan.
3. Hak atas pendidikan.
4. Hak untuk berusaha dan berdagang.
5. Hak untuk bebas berkeyakinan dan beribadah.
6. Hak untuk bebas dari penyiksaan dan kekerasan.
Tidak hanya itu sebelumnya etnis Rohingya pernah mengalami tindak
kejahatan antara lain : pembunuhan massal dan sewenang-wenang, pemerkosaan,
penyiksaan, penyitaan tanah dan bangunan, kerja paksa dan perbudakan, relokasi
secara paksa, dan pemerasan.
Setelah pencabutan kartu identitas penduduk yang dikenal sebagai Kartu
Putih untuk etnis Rohingya oleh pemerintah Myanmar, kini etnis Rohingya mulai
mencari perlindungan dengan mencari suaka ke negara lain. Apabila etnis
Rohingya tetap di Myanmar, mereka akan dimasukkan ke penjara dan
keselamatan jiwa mereka terancam karena hak pilih mereka sudah dicabut. Kartu
putih merupakan tanda terakhir yang diberikan oleh pemerintah Myanmar untuk
dapat berpartisipasi dalam pemilihan umum, dimana kartu tersebut sudah diminta
14
dikembalikan oleh pihak berwenang dan dinyatakan tidak berlaku sejak 31 Maret
2015.
Adapun peran dan tujuan etnis Rohingya dalam persidangan Simulasi
Resolusi Konflik yang akan di selenggarakan pada tanggal 31 Maret 2016, yaitu :
Etnis Rohingya menginginkan pengakuan status kewarganegaraan sebagai
warga Myanmar yang berhak untuk hidup bebas dari rasa takut dan
kemiskinan. Bebas bergerak dan berpindah kemanapun serta bebas berekspresi,
beribadah dan menjalankan keyakinan agamanya.
Aktor Pendukung :
4. Republik Indonesia
Etnis Rohingya diperkirakan tiba didaerah pesisir Aceh Utara pada tanggal
10 Mei 201518 yang diselamatkan oleh otoritas Indonesia dan ditampung di sebuah
stadion. Keadaan etnis Rohingya pada saat diselamatkan oleh warga sekitar
kebanyakan dalam kondisi yang memprihatinkan, keadaan fisik mereka lemah dan
kelelahan. Ini merupakan gelombang pertama pengungsian besar-besaran etnis
Rohingya yang menumpang perahu dengan kapasitas melebihi beban.
Arus pengungsi yang datang di Indonesia terbagi menjadi dua kelompok,
yaitu pengungsi etnis Rohingya dan pengungsi asal Bangladesh. Penanganan
kedua kelompok itu berbeda karena alasan mereka mengungsi juga berbeda.
Wakil Presiden Yusuf Kalla menyatakan bahwa pengungsi yang berasal dari
Bangladesh harus kembali karena mereka adalah pengungsi ekonomi, sedangkan
pengungsi etnis Rohingya, pemerintah Indonesia akan memberi tempat sementara
untuk jangka waktu tertentu. Hingga Maret 2015 jumlah etnis Rohingya yang
sudah di tampung oleh Indonesia sudah mencapai 11,941 orang, diperkirakan
18 Inilah Profil Manusia Perahu Rohingya dalam http://www.dw.com/id/inilah-profil-manusia-perahu-rohingya/a-18467515 pada tanggal 17 Maret 2016, pukul 11.00
15
angka ini akan terus bertambah mengingat konflik di Myanmar yang belum
terselesaikan.19
Indonesia sebagai Negara yang menjunjung tinggi perdamaian, memiliki
rasa tanggung jawab untuk membantu menyelasaikan konflik Rohingya dengan
terus mendukung proses demokratisasi dan Nation Building. Untuk itu secara
khusus, Indonesia memberikan perhatian terhadap penyelasaian masalah
kemanusiaan yang menimpa etnis Rohingya di Myanmar demi terciptanya
stabilitas kawasan yang aman.
Adapun peran dan tujuan Indonesia dalam persidangan Simulasi Resolusi
Konflik yang akan di selenggarakan pada tanggal 31 Maret 2016, yaitu :
Indonesia bersedia memberikan bantuan kemanusiaan kepada pengungsi etnis
Rohingya, dengan syarat mereka akan ditempatkan di negara ketiga atau
dipulangkan dalam waktu satu tahun.
Indonesia meminta bantuan UNHCR untuk berkerjasama dalam memberikan
bantuan kepada para pengungsi Rohingya yang berada di Indonesia.
Indonesia meminta kejelasan terkait nasib pengungsi Rohingya setelah waktu
satu tahun yang diberikan oleh pemerintah Indonesia untuk menampung etnis
Rohingya.
5. Bangladesh
Bangladesh merupakan negara terdekat dan mempunyai hubungan sejarah
dengan etnis Rohingnya menjadi tujuan utama bagi para etnis Rohingya sebagai
tempat pelarian. Tetapi, Bangladesh sendiri tidak bersedia menampung mereka
dengan alasan tidak mampu. Sehingga banyak pengungsi Rohingya ke
Bangladesh dipulangkan kembali begitu tiba di Bangladesh. Bangladesh bukanlah
Pihak yang ikut menandatangani Konvensi PBB tentang pengungsi sehingga tidak
19 Jumlah Pengungsi Rohingya di Indonesia Capai 11.941 Orang dalam http://aceh.tribunnews.com/2015/05/19/jumlah-pengungsi-rohingya-di-indonesia-capai-11941-orang pada tanggal 20 Maret 2016, pukul 13.05
16
ada kewajiban hukum untuk menerima etnis rohingya. Yang menjadi alasan
Bangladesh menolak pengungsi etnis Rohingya karena Bangladesh adalah salah
satu negara yang tergolong kelebihan penduduk dibanding dengan ukuran
teritorialnya dan pengungsi rohingya merupakan beban berat bagi ekonomi
bangladesh dan sumberdaya yang minim. Tetapi pemimpin Bangladesh tetap
mengecam tindakan Myanmar dan mencoba untuk membantu etnis Rohingya
kembali ke Myanmar.
Adapun peran dan tujuan Bangladesh dalam persidangan Simulasi Resolusi
Konflik yang akan di selenggarakan pada tanggal 31 Maret 2016, yaitu :
Bangladesh menolak etnis Rohingya sebagai etnis asli Bangladesh, karena dari
fakta sejarah etnis rohingya bukan menjadi bagian dari warga negara
Bangladesh.
Bangladesh bertujuan ingin memulangkan pengsungsi etnis Rohingya yang
berada di negranya mengingat ketidakmampuan Bangladesh untuk menampung
mereka.
Meminta pemerintah Myanmar untuk berhenti melakukan tindakan
diskriminasi terhadap etnis Rohingya agar gelombang pengungsi tidak
meningkat.
6. Thailand
Sebagai Negara yang berada dalam kawasan Asia Tenggara, Thailand
merasa mempunyai peran untuk memberikan solusi atas konflik yang terjadi di
Myanmar. Karena konflik yang terjadi di Myanmar telah menimbulkan dampak
yang begitu besar terhadap stabilitas keamanan negara – negara kawasan Asia
Tenggara. Thailand mengkhawatirkan semakin meningkatnya ekskalasi konflik
didalam internal Myanmar menyebabkan meningkatnya arus gelombang para
pengungsi ke negara – negara ASEAN lainnya. Untuk menanggulangi masuknya
pengungsi ke wilayah daratan Thailand, secara tegas Perdana Mentri Thailand
menolak pengungsi Rohingya yang berasal dari Myanmar, pernyataan tersebut
17
bukan tanpa alasan dikarenakan Thailand tidak mampu menampung pengungsi
Rohingya karena masalah biaya.
Adapun peran dan tujuan Thailand dalam persidangan Simulasi Resolusi
Konflik yang akan di selenggarakan pada tanggal 31 Maret 2016, yaitu :
Menolak untuk menampung etnis Rohingya dikarenakan alasan ekonomi
negara Thailand.
Mencatat pengungsi etnis Rohingya yang terlanjur mendarat diwilayah negara
Thailand berdasarkan data pemerintah setempat.
Meminta pemerintah Myanmar untuk bertanggungjawab dalam hal penanganan
arus gelombang pengungsi yang disebabkan oleh konflik internal di negaranya.
7. UNCHR
UNHCR (United Nations High Commissioner for Refugees ) merupakan
badan intenasional komisioner tinggi PBB untuk pengungsi yang bermarkas di
Jenewa, Swis. Badan ini didirikan pada tanggal 14 Desember 1950, bertujuan
untuk melindungi dan memberikan bantuan kepada pengungsi berdasarkan
permintaan sebuah pemerintahan atau PBB kemudian untuk mendampingi para
pengungsi tersebut dalam proses pemindahan tempat menetap mereka ke tempat
yang baru.20
Badan ini diberi mandat untuk memimpin dan mengkoordinasikan langkah-
langkah internasional untuk melindungi pengungsi dan menyelesaikan
permasalahan pengungsi di seluruh dunia. Tujuan utamanya adalah untuk
melindungi hak-hak para pengungsi. Badan ini memastikan setiap pengungsi
mendapatkan hak untuk memperoleh perlindungan.
Peranan UNHCR sangat dibutuhkan oleh para pengungsi Muslim Rohingya
karena merupakan badan internasional dibawah PBB dan mempunyai kuasa penuh
20 Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi, diakses darihttp://id.wikipedia.org/wiki/Komisioner_Tinggi_PBB_untuk_Pengungsi –pada 10 september 2012
18
atas tanggung jawab keamanan dan kesejahteraan pengungsi Rohingya. Apalagi
pengungsi Muslim Rohinggya dalam tekanan yang tidak diterima dan dimusuhi
oleh Negara asal mereka Myanmar.
Fungsi UNCHR ialah sebagai berikut :21
1. Memberikan perlindungan international pada individu maupun kelompok yang
merasa ketakutan atau terancam bahkan tersingkirkan di suatu negara asalnya.
2. Memberikan solusi jangka panjang seperti pemulangan pengungsi secara
sukarela bila individu atau kelompok bersangkutan sudah merasa aman.
3. Melakukan integrasi lokal.
4. Penempatan di negara ketiga. Artinya UNHCR sebagai fasilitator
pengungsi tersebut untuk mendapatkan negara yang bersedia
menerima mereka sesuai dengan perundang-undangan di setiap
negara.
5. Memperkenalkan hukum pengungsi international sehingga masyarakat dunia
juga menyadari bahwa pengungsi pun memiliki hukum yang melindunginya,
yaitu Konvensi 1951 mengenai Status Pengungsi, Protokol 1967.
Dalam menjalankan fungsinya tersebut, UNHCR berupaya menggunakan
komunikasi persuasif. Gunanya ialah untuk menciptakan kesadaran bersama akan
isu sosial terutama pengungsian.
Adapun peran dan tujuan UNHCR dalam persidangan Simulasi Resolusi
Konflik yang akan di selenggarakan pada tanggal 31 Maret 2016, yaitu :
Mendata jumlah keseluruhan etnis Rohingya yang ada di Myanmar sebelum
dan sesudah konflik, mendata jumlah pengungsi etnis Rohingya yang ada di
Indonesia, Thailand, Bangladesh dan Malaysia.
21 UNHCR= Perlindungan pengungsi diakses dari http://kapita-fikom-untar-915080095.blogspot.com/2011/10/unhcr-perlindungan-pengungsi.html pada 11 April 2013
19
Memberikan bantuan kebutuhan – kebutuhan yang diperlukan untuk
menunjang penghidupan pengungsi etnis Rohingya yang menyebar kebeberapa
Negara seperti Indonesia, Thailand, Bangladesh dan Malaysia.
Mencari negara ketiga yang mau menerima etnis Rohingya.
Mengajak negara – negara anggota ASEAN khususnya Indonesia, Thailand,
Banglades, Malaysia untuk bekerjasama dalam hal penanggulangan pengungsi
etnis Rohingya.
8. International Committee of Red Cross (ICRC)
International Committee of Red Cross (ICRC) adalah organisasi humaniter
yang berlandaskan pada Hukum Humaniter Internasional (International
Humanitarian Law) sebagai hasil dari Konvensi Jenewa. Hukum tersebut bersifat
Customary Law yang berarti dapat berlaku dimana saja ketika terjadi krisis
kemanusiaan tanpa diperlukan adanya ratifikasi.22 ICRC bertugas untuk
mendistribusikan bantuan dan aksi kemanusiaan di daerah yang berkonflik baik
domestik maupun internasional agar para korban konflik dapat bertahan hidup.
ICRC juga memiliki misi menyebarkan pemahaman mengenai Hukum Humaniter
Internasional tentang hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan ketika terjadi
perang atau konflik, yang biasanya dilakukan melalui mekanisme edukasi dan
sosialisasi.
ICRC (Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional) memiliki tujuh
prinsip yang diproklamirkan dalam konferensi internasional Palang Merah dan
Bulan Sabit Merah ke-20 di Wina pada tahun 1965. Ketujuh prinsip ini
merupakan pedoman dalam aksi kemanusiaan ICRC yang memberikan
kredibilitas ICRC untuk dipercaya dan diijinkan masuk dalam area konflik.
Ketujuh prinsip itu adalah :
22 ICRC, Customary International Humanitarian Law (daring), 29 October 2010, <http://www.icrc.org/eng/war-and-law/treaties-customary-law/customary-law/overview-customary-law.htm>, diaksespada 27 September 2012.
20
a. Kemanusiaan. ICRC tercipta untuk memberikan bantuan kemanusiaan dalam
rangka melindungi kehidupan dan kesehatan serta memastikan penghormatan
terhadap umat manusia. Dengan menolong dan mengelola bantuan untuk
korban ICRC berkeinginan untuk menghormati seluruh aspek kemanusiaan
dalam diri setiap korban.
b. Ketidakberpihakan (dalam membantu korban). Prinsip ICRC untuk
memberikan bantuan kemanusiaan tanpa membedakan kebangsaan, ras, agama,
status sosial atau pandangan politik korban. Sehingga ICRC murni membantu
dengan melihat urgensi kebutuhan mereka untuk membuat prioritas bantuan
kepada yang penderitaanya paling mendesak.
c. Kenetralan (dalam menghadapi konflik/kontroversi). Agar tetap dipercaya
semua pihak, ICRC tidak boleh memihak dan terlibat dalam pertentangan
politik, ras, keagamaan ataupun ideologis.
d. Kemandirian. Walaupun ICRC menjadi pendukung di negara masing-masing
dan tunduk pada hukum nasional negara masing-masing, namun otonomi ICRC
untuk menentukan aksinya harus dipertahankan sesuai prinsip-prinsip gerakan.
e. Kesukarelaan. ICRC bergerak atas dasar sukarela dan tidak didasari keinginan
untuk meraih keuntungan apapun.
f. Kesatuan. Hanya boleh ada satu Perhimpunan Palang Merah atau Bulan Sabit
Merah di suatu negara dan harus terbuka bagi semua orang serta melaksanakan
tugasnya diseluruh wilayah negaranya.
g. Kesemestaan. Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah memiliki status
setara dan tanggung jawab serta kewajiban yang sama dalam membantu satu
sama lain di seluruh dunia.23
Melalui ketujuh prinsip inilah ICRC dipercaya dan dihormati serta
dilindungi setiap aksi - aksinya dalam situasi konflik, sehingga untuk menjaga
23 International Committee of the Red Cross, Kenali ICRC, International Committee of the Red CrossProduction Sector 19 Avenue de la Paix, Geneva, 2005, pp. 9-11.
21
perlindungan dan menjamin aksi tersebut terus dilakukan, ketujuh rinsip tersebut
harus dipertahankan terutama netralitas dan imparsialitas.
Adapun peran dan tujuan ICRC dalam persidangan Simulasi Resolusi
Konflik yang akan di selenggarakan pada tanggal 31 Maret 2016, yaitu :
Mendata jumlah korban yang ditimbulkan akibat dari konflik internal di
Myanmarnya, khususnya puncak konflik yang terjadi pada tahun 2012 (Korban
yang meninggal dan korban yang luka – luka).
Memberikan bantuan kesehatan dan pengobatan kepada para korban yang
terluka akibat konflik. Serta memberikan bantuan kesehatan (P3K) kepada para
pengungsi yang terlanjur menyebar kebeberapa negara.
Meminta Pemerintah Myanmar untuk berhenti melakukan tindakan
diskriminasi terhadap etnis Rohingya agar korban yang ditimbulkan dari
konflik ini dapat menurun.
22
Resolusi yang ingin dicapai :
1. Menemukan resolusi agar pemerintah Myanmar dapat menerima etnis
Rohingya menjadi bagian dari warga Negaranya.2. Meminta perlindungan kepada UNCHR agar pelanggaran HAM tidak terjadi
lagi.3. Penanganan pengungsi yang terlanjur menyebar di beberapa wilayah seperti
Indonesia, Thailand, dan Bangladesh.4. Mencengah berkembangnya diskriminasi etnis Rohingya menjadi cikal-bakal
kelompok radikal yang berbasis terorisme.5. Pengawasan setelah resolusi tercapai
23
Referensi
Ameera. “Myanmar Menolak Memberikan Kewarganegaraan bagi Muslim
Rohingya” diakses dari
http://www.arrahmah.com/news/2013/11/22/myanmar-menolak-
kewarganegaraan-muslim-rohingya.html pada tanggal 20 Maret 2016, pukul
14.40
Aminuddin, Choirul. “Presiden Myanmar Htin Kyaw Disambut Hangat Pemimpin
Dunia” diakses dari
https://dunia.tempo.co/read/news/2016/03/16/118754307/presiden-
myanmar-htin-kyaw-disambut-hangat-pemimpin-dunia pada tanggal 20
Maret 2016, pukul 14.30
BCCIndonesia. “Mengapa orang-orang Rohingya melarikan diri dari Myanmar?”
diunduh dari
http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2015/05/150522_dunia_myanmar_exo
dus pada tanggal 17 September 2015, pukul 19.00
BBCIndonesia. “Myanmar cabut hak suara warga Rohingya” diakses dari
http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2015/02/150212_myanmar_rohingya_
suara pada tanggal 19 Maret 2016, pukul 13.00
DW. “Inilah Profil Manusia Perahu Rohingya” diakses dari
http://www.dw.com/id/inilah-profil-manusia-perahu-rohingya/a-18467515
pada tanggal 17 Maret 2016, pukul 11.00
Electoral Assistance. “Credible and transparent elections are one of the key first
steps for post-conflict societies to establish long lasting peace and security”
diunduh dari
http://www.un.org/en/peacekeeping/issues/electoralassistance.shtml pada
tanggal 26 September 2015, pukul 21.30
24
Faniati, Tamia Dian Ayu. “Tinjauan Hukum Internasional Terhadap Etnis Yang
Tidak Memiliki Kewarganegaraan : Studi Kasus Etnis Rohingya, Myanmar”
diunduh dari https://azizonbinjamaan.files.wordpress.com/2012/07/tinjauan-
hukum-internasional-terhadap-etnis-yang-tidak-memiliki-kewarganegaraan-
studi-kasus-etnis-rohingya.pdf pada tanggal 17 September 2015, pukul
18.00
Febrian, Raju. “Status Kewarganegaraan Muslim Myanmar” diakses dari
http://koran.tempo.co/konten/2014/09/23/352600/Status-Kewarganegaraan-
Muslim-Myanmar pada tanggal 18 Maret 2016, pukul 10.00
Jalimin. “Jumlah Pengungsi Rohingya di Indonesia Capai 11.941 Orang” diakses
dari http://aceh.tribunnews.com/2015/05/19/jumlah-pengungsi-rohingya-di-
indonesia-capai-11941-orang pada tanggal 20 Maret 2016, pukul 13.05
Lukum, Roni,S.Pd.M.Sc. “Membina Harmonisasi Kehidupan Antar Etnis Di
Provinsi Gorontalo” diunduh dari
http://repository.ung.ac.id/get/karyailmiah/79/membina-harmonisasi-
kehidupan-antar-etnis-di-provinsi-gorontalo.pdf pada tanggal 17 September
2015, pukul 10.00
Mangku, Dewa. “KASUS PELANGGARAN HAM ETNIS ROHINGYA :
DALAM PERSPEKTIF ASEAN” diakses dari
https://www.academia.edu/5748943/Pelanggaran_HAM_Kasus_Etnis_Mya
nmar pada tanggal 20 Maret 2016, pukul 14.30
Pelz, Timo, & Lehmann, Volker. “The Evolutions of UN Peacekeeping (1):
Hybrid Missions” diunduh dari http://library.fes.de/pdf-
files/bueros/usa/04976.pdf pada tanggal 26 September 2015, pukul 22.00
Rahmawati, Fierda Milasari. “Peacekeeping Operation PBB dan Hambatan –
hambatannya” diunduh dari http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/132923-T
%2027784-Peacekkeping%20operation-Analisis.pdf pada tanggal 26
September 2015, pukul 21.00
25
Sabrina, Mirza. “Junta Militer Myanmar tahun 1988 Pemerintahan Than Shwe”
diunduh dari
https://www.academia.edu/3988962/Junta_Militer_Myanmar_tahun_1988_P
emerintahan_Than_Shwe pada tanggal 26 September 2015, pukul 20.00
Samutra, Ryan. “Agar Diakui, Rohingya Harus Ubah Nama” diunduh dari
http://www.cnnindonesia.com/internasional/20141001131507-106-
4932/agar-diakui-rohingya-harus-ubah-nama/ pada tanggal 23 september
2015, pukul 10.00
Suharno. “Konflik, Etnisitas dan Integrasi Nasional” diunduh dari
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Karya%20B1%20%20Konflik,
%20Etnisitas%20dan%20Integrasi%20Nasional.pdf pada tanggal 17
September 2015, pukul 10.30
Tempo. “Htin Kyaw Terpilih Jadi Presiden Baru Myanmar” diakses dari
https://dunia.tempo.co/read/news/2016/03/15/118753754/htin-kyaw-
terpilih-jadi-presiden-baru-myanmar pada tanggal 20 Maret 2016, pukul
14.00
The Handbook of United Nations Multidimensional Peacekeeping Operations.
(2003). New York: United Nations
United Nations Peacekeeping Operations: Principles and Guidelines. (2008). New
York: UN.
Utami, Rani. “Mengenal Etnis Rohingya Lebih Dekat” diunduh dari
http://www.cnnindonesia.com/internasional/20140925171827-113-
4396/mengenal-etnis-rohingya-lebih-dekat/ pada tanggal 26 September
2015, pukul 20.30
26