conceptual framework sak

9
Chandra Gunawan – 1601213103 LG53 Conceptual Framework SAK Conceptual Framework merupakan suatu kerangka dasar yang memuat fundamental dan prinsip serta memiliki tujuan agar dapat digunakan manajemen dalam pembentukan laporan keuangan yang konsisten yang handal, dalam artian mampu menjelaskan tujuan, arti, serta karakteristik laporan keuangan dan keterbatasan didalamnya. Standar Akuntansi Keuangan memuat kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan yang membahas tujuan laporan keuangan itu sendiri, karakteristik kualitatif laporan keuangan, definisi, pengukuran, pengakuan, dan analisis, serta konsep mengenai modal. Terdapat 3 level pada Conceptual Framework menurut SAK yakni: Level 1 – Tujuan laporan keuangan Level 1 membahas tujuan dasar dari pembuatan laporan keuangan, dimana tujuannya menyediakan informasi keuangan pada pihak- pihak yang berkepentingan, seperti menyediakan informasi lengkap mengenai kondisi perusahaan dan aktivitas bisnis yang bermanfaat baik untuk pihak internal (dalam hal ini berguna dalam proses pembuatan keputusan seperti investasi, menarik investor, dll) maupun pihak eksternal (dalam hal ini kreditur untuk mengetahui kondisi perusahaan dalam kemampuan membayar hutangnya, maupun calon investor yang ingin mengetahui kondisi perusahaan dan berguna untuk membantu keputusan investor apakah akan menanamkan modalnya atau tidak). Level 2 – Konsep Fundamental Terdiri dari karakteristik kualitatif dan elemen laporan keuangan. Karakteristik kualitatif merupakan karakteristik mengenai informasi akuntansi yang handal, meliputi: 1. Kualitas Fundamental

Upload: rifqi-dhiyaul-haq

Post on 17-Feb-2016

220 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Conceptual Framework SAK

Chandra Gunawan – 1601213103LG53

Conceptual Framework SAK

Conceptual Framework merupakan suatu kerangka dasar yang memuat fundamental dan prinsip serta memiliki tujuan agar dapat digunakan manajemen dalam pembentukan laporan keuangan yang konsisten yang handal, dalam artian mampu menjelaskan tujuan, arti, serta karakteristik laporan keuangan dan keterbatasan didalamnya.

Standar Akuntansi Keuangan memuat kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan yang membahas tujuan laporan keuangan itu sendiri, karakteristik kualitatif laporan keuangan, definisi, pengukuran, pengakuan, dan analisis, serta konsep mengenai modal.

Terdapat 3 level pada Conceptual Framework menurut SAK yakni:

Level 1 – Tujuan laporan keuangan

Level 1 membahas tujuan dasar dari pembuatan laporan keuangan, dimana tujuannya menyediakan informasi keuangan pada pihak-pihak yang berkepentingan, seperti menyediakan informasi lengkap mengenai kondisi perusahaan dan aktivitas bisnis yang bermanfaat baik untuk pihak internal (dalam hal ini berguna dalam proses pembuatan keputusan seperti investasi, menarik investor, dll) maupun pihak eksternal (dalam hal ini kreditur untuk mengetahui kondisi perusahaan dalam kemampuan membayar hutangnya, maupun calon investor yang ingin mengetahui kondisi perusahaan dan berguna untuk membantu keputusan investor apakah akan menanamkan modalnya atau tidak).

Level 2 – Konsep Fundamental

Terdiri dari karakteristik kualitatif dan elemen laporan keuangan.

Karakteristik kualitatif merupakan karakteristik mengenai informasi akuntansi yang handal, meliputi:

1. Kualitas FundamentalMerupakan kualitas dasar yang memuat relevansi dan reliabilitasa. Relevan

Agar relevan informasi akuntansi harus mampu membuat perbedaan dalam sebuah keputusan. Informasi itu mampu mempengaruhi pengambilan keputusan dan berkaitan erat dengan keputusan yang akan diambil. Terdapat 3 komponen yakni:1. Nilai prediksi

Informasi akuntansi memiliki nilai prediksi jika dapat diinput informasi keuangan yang bisa memprediksi ekspektasi kinerja perusahaan dimasa yang akan datang.

Page 2: Conceptual Framework SAK

Chandra Gunawan – 1601213103LG53

2. Nilai umpan balikInformasi akuntansi memiliki nilai umpan balik apabila dapat memberikan feedback terhadap kinerja perusahaan yang telah terjadi.

3. Ketepatan waktuInformasi akuntansi yang handal harus memiliki informasi yang tepat waktu yang bermanfaat untuk mengambil keputusan.

b. RealibilitasInformasi dianggap andal jika dapat diverifikasi, netral, disajikan secara tepat serta bebas dari kesalahan dan bias (penyimpangan).1. Verifiability

Verifiability yakni saat dilakukan perhitungan menggunakan metode yang sama, akan memperoleh hasil yang sama pula.

2. Disajikan secara tepatLaporan keuangan yang baik harus disajikan dengan tepat sesuai dengan standar.

3. Free from errorInformasi yang bebas dari kesalahan akan lebih akurat dan menggambarkan kondisi perusahaan yang sebenarnya.

4. Daya ujiLaporan keuangan yang baik harus mampu dibandingkan dan diujikan.

5. NetralitasPerusahaan harus membuat laporan keuangan secara transparan dan netral.

2. Kualitas Sekunder

a. Komparabilitas

Informasi akuntansi akan lebih bermanfaat jika dapat dibandingkan antara satu perusahaan dengan perusahaan yang lain dalam satu industri (perbandingan horizontal) atau membandingkan perusahaan yang sama untuk periode yang berbeda (perbandingan vertikal).

b. Konsistensi

Sebuah entitas dikatakan konsisten dalam menggunakan standar akuntansi apabila mengaplikasikan perlakuan akuntansi (metode akuntansi) yang sama dari periode ke periode selanjutnya, misalnya metode depresiasi pada aset.

Page 3: Conceptual Framework SAK

Chandra Gunawan – 1601213103LG53

Elemen Laporan Keuangan

Elemen-elemen laporan keuangan perusahaan meliputi 10 macam, yaitu : aktiva, kewajiban, ekuitas, investasi oleh pemilik, distribusi kepada pemilik, laba komprehensif, pendapatan,

beban, keuntungan, dan kerugian.

Level 3 – Pengakuan dan Pengukuran

Asumsi dasar

1. Economic Entity Assumption

Akuntansi memandang bahwa perusahaan merupakan unit yang berdiri sendiri dan terpisah dari pihak-pihak yang memiliki kepentingan (pemilik, kreditor, karyawan, dan lainnya).

2. Going Concern

Sebagian besar metode akuntansi di dasarkan pada asumsi kelangsungan hidup yaitu perusahaan bisnis akan memiliki umur yang panjang pada bisnisnya, tidak bergantung pada kelangsungan hidup manajemennya.

3. Monetary Unit

Akuntansi menggunakan unit moneter sebagai alat pengukur suatu obyek atau aktivitas perusahaan dan menganggap nilai uang adalah stabil dari waktu ke waktu.

4. Periodicity

Periode waktu menjelaskan bahwa aktivitas ekonomi sebuah perusahaan dapat di pisahkan dalam periode waktu artifisial dimana periode waktu ini tergantung kebijakan perusahaan.

5. Accrual

Accural basis yakni pengeluaran dan biaya-biaya yang diakui dan dibukukan pada periode tersebut berdasarkan pembayaran tunai serta pengeluaran/ penerimaan tidak tunai yang jatuh tempo pada periode tersebut, misalnya biaya penyusutan, biaya sewa, dll.

Prinsip

1. Historical Cost

Ukuran yang biasa digunakan untuk merefleksikan harga pertukaran adalah kas yang dibayarkan, aktiva lain yang diserahkan, saham yang dikeluarkan, jasa yang dikerjakan, atau hutang yang di tanggung, sesuai dengan barang atau jasa yang di terima.

Page 4: Conceptual Framework SAK

Chandra Gunawan – 1601213103LG53

2. Revenue Recognition

Pendapatan dapat diakui pada saat selama proses produksi, setelah proses produksi, pada saat penjualan kas, dan pada saat penerimaan kas.

3. Expense Recognition

Pengeluaran atau penggunaan aset atau menimbulkan kewajiban (atau kombinasi dari keduanya) selama periode sebagai akibat dari penyerahan, produksi barang, maupun memberikan jasa.

4. Full Disclosure

Memberikan informasi yang penting secara transparan dalam jumlah cukup yang dapat mempengaruhi penilaian dan keputusan dari pengguna informasi laporan keuangan.

Kendala

1. Biaya

Biaya dan penyediaan mformasi harus mempertimbangkan manfaat yang dapat ditimbulkan dari penggunaannya.

2. Materialitas

Suatu item dianggap material jika kelalaian salah saji atau kelalaian memasukkannya akan mempengaruhi laporan keuangan (tidak mencerminkan kondisi yang sesungguhnya) dan mengubah penilaian dari pihak-pihak yang menggunakan informsi laporan keuangan tersebut.

Page 5: Conceptual Framework SAK

Chandra Gunawan – 1601213103LG53

Resume Tahapan Akuntansi

1. Analysis

Pada tahap ini, akuntan mengumpulkan setiap bukti transaksi keuangan yang ada pada perusahaan. Kondisi dimana kegiatan memasukan dana dan mengeluarkan dana merupakan area yang krusial, maka akuntan harus benar-benar meneliti dan menganalisa bukti-bukti transaksi yang telah dikumpulkan. Selain keabsahan, akuntan juga harus meneliti nominal dan jenis transaksi apa yang terdapat pada bukti transaksi tersebut.

2. Recording

Tahapan pencatatan adalah setiap transaksi dari suatu kegiatan bisnis merupakan suatu informasi awal yang harus dicatat dan diolah, hingga timbul laporan keuangan.

Langkah-langkah untuk pencatatan transaksi keuangan perusahaan adalah sebagai berikut :

a) Menyiapkan bukti pencatatan dan dokumen terkait

b) Pencatatan transaksi dalam buku jurnal umum

c) Melakukan posting kedalam buku besar dan neraca saldo

3. Recognition

Dalam akuntansi ada recognition terbagi menjadi 4 macam yaitu aset, kewajiban, penghasilan, dan beban:

a. Pengakuan aset

Aset diakui dalam neraca jika dapat diperoleh manfaat ekonomi dimasa depan dan aset tersebut memiliki nilai yang dapat diukur (measurable), contohnya pengakuan land and building.

b. Pengakuan beban

Beban diakui dalam laporan laba rugi jika penurunan manfaat dimasa depan yang berkaitan dengan penurunan aset atau peningkatan kewajiban yang dapat diakui, contoh beban asuransi.

c. Pengakuan penghasilan

Penghasilan diakui jika adanya kenaikan manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan peningkatan aset atau penurunan kewajiban yang telah terjadi dan dapat diukur, contohnya pengakuan pendapatan sewa.

Page 6: Conceptual Framework SAK

Chandra Gunawan – 1601213103LG53

d. Pengakuan kewajiban

Diakui apabila adanya pengeluaran sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi dimasa mendatang dan jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur dengan jelas, contohnya penerbitan obligasi.

4. Measurement

Dalam pengukuran ada 4 jenis skala, yaitu:

1. Skala Nominal

Dalam skala nominal, nomor hanya digunakan sebagai sebuah label. Hanya untung mengklasifikasikan tanpa ada arti ukuran dari sebuah nomor.

2. Skala Ordinal

Sebuah skala ordinal dibuat saat operasi menempatkan objek dalam pertanyaan sehubungan dengan properti yang diberikan. Sebagai contoh, misalkan seorang investor tertentu memiliki tiga peluang investasi yang layak untuk suatu jumlah uang untuk berinvestasi. Mereka adalah peringkat 1,2,3 berdasarkan nilai sekarang bersih, dengan peringkat tertinggi 1 dan terendah 3. Operasi (perhitungan net present value) menimbulkan suatu skala ordinal, yang merupakan himpunan bilangan yang mengacu pada alternatif investasi. Angka-angka tersebut menunjukkan urutan ukuran nilai sekarang bersih dari pilihan.

3. Skala Interval

Skala interval menanamkan informasi lebih banyak daripada skala ordinal. Tidak hanya peringkat dari objek yang dikenal sehubungan dengan properti yang diberikan, namun jarak antara interval pada skala adalah sama dan diketahui. Sebuah titik nol yang dipilih juga ada pada skala. Kelemahan dari skala interval adalah bahwa titik nol adalah ditetapkan semaunya.

4. Skala Rasio

Sebuah skala rasio adalah sebuah skala dimana:

• Urutan peringkat dari obyek atau peristiwa sehubungan dengan properti yang diberikan diketahui

• Interval antara obyek adalah sama dan diketahui

• Asal yang unik, titik nol alami, ada di mana jarak dari itu untuk setidaknya satu objek diketahui.

Page 7: Conceptual Framework SAK

Chandra Gunawan – 1601213103LG53

Tipe – tipe pengukuran

1. Pengukuran Fundamental

Pengukuran fundamental merupakan pengukuran dimana angka-angka bisa diterapkan pada benda dengan mengacu pada hukum alam dan tidak bergantung pada pengukuran variabel apapun.

2. Pengukuran Turunan

Sebuah pengukuran turunan merupakan pengukuran yang bergantung dari pengukuran dua atau lebih benda lain (Campbell). Dalam akuntansi, contoh pengukuran turunan adalah keuntungan, yang diturunkan dari penambahan dan pengurangan pendapatan dengan beban.

3. Pengukuran Formal

Ini adalah tipe pengukuran dalam ilmu sosial dan akuntansi, menggunakan definisi yang dibangun secara acak untuk dihubungkan dengan hal-hal yang bisa diamati dengan pasti (variabel) pada konsep yang telah ada, tanpa perlu teori konfirmasi untuk mendukung hubungan tersebut.

5. Reporting

Tahap pelaporan ini merupakan tahap yang paling akhir dalam proses akuntansi. Adapun yang terdapat dalam tahap pelaporan ini adalah laporan keuangan hasil akhir proses akuntansi. Pelaporan ini bermanfaat bagi para pengguna laporan keuangan sebagai kondisi riil perusahaan dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan baik dari pihak internal maupun pihak eksternal.

Laporan keuangan memiliki unsur-unsur yaitu:

• Laporan keuangan

• Jurnal penutup

• Neraca saldo setelah penutupan