committed to progress - indonesiaport.co.id summary ipc ar 2014... · • menyelesaikan...

110
2014 RINGKASAN LAPORAN TAHUNAN SUMMARY ANNUAL REPORT COMMITTED TO PROGRESS www.indonesiaport.co.id

Upload: vantram

Post on 04-Apr-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

2014RINGKASAN LAPORAN TAHUNANSUMMARY ANNUAL REPORT

COMMITTED TO PROGRESS

www.indonesiaport.co.id

DAFTAR ISI | CONTENTS

8COMMITTED TO PROGRESS Target PencapaianGoals

1

10Ikhtisar KeuanganFinancial Highlights

Laporan Dewan KomisarisReport from the Board of Commissioners

2

20Wilayah Kerja & Cabang PelabuhanOperational Areas & Port Branches

Laporan DireksiReport from the Board of Directors

4

92 Laporan KeuanganFinancial report

42Entitas AnakSubsidiaries

Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja PerusahaanManagement Discussion & Analysis on Company Performance

6

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report 1

Financial HighlightsOperational Areas & Port Branches

SubsidiariesGoals

Report from the Board of CommissionersReport from the Board of Directors

Management Discussion & Analysis on Company Performance

COMMITTED TO PROGRESS

Sejalan dengan visi Perseroan untuk setiap saat mampu memberikan layanan terbaik bagi konsumen, serta menjadi bagian dari proses pembangunan negeri, kami berkomitmen terus berkembang maju melalui investasi yang dibutuhkan.

In line with Company’s Vision to be able to provide the best services for consumers and also to be part of country’s development process, we are committed to progress through required investment.

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report2

Ikhtisar KeuanganWilayah Kerja & Cabang PelabuhanEntitas AnakTarget PencapaianLaporan Dewan KomisarisLaporan DireksiAnalisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan

IKHTISAR KEUANGAN | FINANCIAL HIGHLIGHTS

LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN CONSOLIDATED STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION

Dalam Ribuan Rupiah 2014 2013 2012 in ThousanD Rupiah

URAIAN DESCRIPTION

ASET ASSETS

Aset Lancar 4.779.804.707 2.344.405.361 2.522.703.960 Current Assets

Aset Tidak Lancar 16.903.133.322 12.650.522.522 9.372.742.646 Non-Current Assets

Jumlah Aset 21.682.938.029 14.994.927.883 11.895.446.606 Total Assets

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITIES AND EQUITY

Liabilitas Jangka Pendek 3.081.801.025 3.792.529.463 2.431.543.597 Current Liabilities

Liabilitas Jangka Panjang 8.713.798.820 2.008.763.380 1.799.439.237 Long-Term Liabilities

Jumlah Liabilitas 11.795.599.845 5.801.292.843 4.230.982.834 Total Liabilities

Ekuitas yang Dapat Diatribusikankepada Pemilik Entitas Induk

Total Equity Attributable toOwners of the Parent Entity

Pemilik Entitas Induk 9.770.513.781 9.083.087.963 7.573.754.861 Owner of the Parent Entity

Kepentingan Non Pengendali 116.824.403 110.547.077 90.708.911 Non-Controlling Interests

Jumlah Ekuitas 9.887.338.184 9.193.635.040 7.664.463.772 Total Equity

Jumlah Liabilitas Dan Ekuitas 21.682.938.029 14.994.927.883 11.895.446.606 Total Liabilities and Equity

LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN

CONSOLIDATED STATEMENTS OF COMPREHENSIVE INCOME

Dalam Ribuan Rupiah 2014 2013 2012 in ThousanD Rupiah

URAIAN DESCRIPTION

Pendapatan Operasi 6.406.942.104 6.078.937.189 5.420.608.082 Operating Revenue

Beban Operasi (5.364.511.554) (4.829.538.715) (3.953.592.090) Operating Expenses

Laba Usaha 1.320.736.814 1.614.446.459 1.745.111.288 Operating Income

Laba Sebelum Pajak 2.041.742.540 2.342.832.797 2.279.995.985 Income Before Income Tax

Beban Pajak Penghasilan (465.753.737) (524.800.847 ) (509.935.786) Income Tax Expenses

Laba Bersih Tahun Berjalan 1.575.988.803 1.818.031.950 1.770.060.199 Income For The Year

Pendapatan (Beban) Komprehensif Lain (64.921.368) 284.010.233 48.785.512 Other (Expense) Comprehensive Income

Total Laba Komprehensif Tahun Berjalan 1.511.067.435 2.102.042.183 1.818.845.711 Total Comprehensive Income for the year

LABA TAHUN BERJALAN YANG DAPATDIATRIBUSIKAN KEPADA:

INCOME FOR THE YEARATTRIBUTABLE TO:

Pemilik Entitas Induk 1.548.705.676 1.804.905.893 1.751.766.984 Owner of the Parent Entity

Kepentingan Non Pengendali 27.283.127 13.126.057 18.293.215 Non-Controlling Interest

Laba Tahun Berjalan 1.575.988.803 1.818.031.950 1.770.060.199 Income For The Year

TOTAL LABA KOMPREHENSIF YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA:

TOTAL COMPREHENSIVE INCOME FOR THE YEAR ATTRIBUTABLE TO:

Pemilik Entitas Induk 1.483.739.908 2.088.916.126 1.800.552.496 Owner of the Parent Entity

Kepentingan Non Pengendali 27.327.527 13.126.057 18.293.215 Non-Controlling Interest

Total Laba Komprehensif Tahun Berjalan 1.511.067.435 2.102.042.183 1.818.845.711 Total Comprehensive Income For The Year

Laba Per Saham Dasar (Nilai Penuh) 1.072.489 1.511.008 1.728.538 Basic Earnings Per Share (Full Amount)

RASIO KEUANGAN FINANCIAL RATIOS

% 2014 2013 2012 %

URAIAN DESCRIPTION

Rasio Imbalan Kepada Pemegang Saham (ROE) 18,93% 24,65% 29,99% Return on Equity

Rasio Imbalan Investasi (ROI) 15,35% 21,99% 24,56% Return on Investment

Rasio Kas 114,95% 27,2% 45,58% Cash Ratio

Rasio Lancar 155,10% 61,82% 103,75% Curent Ratio

Rasio Perputaran Total Aset 45,51% 57,82% 59,35% Total Asset Turnover Ratio

Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aset 45,60% 61,31% 64,43% Equity to Total Asset

LAIN-LAIN OTHERS

Dalam JuTaan Rupiah 2014 2013 2012 in milion Rupiah

URAIAN DESCRIPTION

Tingkat Kesehatan AA AA AA Corporate Health Index

Belanja Modal dan Investasi 3.841.608 3.153.505 2.123.991 Capital Expenditure and Investment

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report 3

Financial HighlightsOperational Areas & Port Branches

SubsidiariesGoals

Report from the Board of CommissionersReport from the Board of Directors

Management Discussion & Analysis on Company Performance

Pendapatan Usaha BersihNet Operating Revenue

Rp MiliarRp Billion

Rp MiliarRp Billion

Rp MiliarRp Billion

Rp MiliarRp Billion

Rp MiliarRp Billion

Rp MiliarRp Billion

2012 2013 2014

5.4216.079

6.407

2012 2013 2014

11.895

14.995

21.683

2012 2013 2014

4.231

5.801

11.795

2012 2013 2014

7.664

9.1949.887

2012 2013 2014

1.7451.614

1.321

2012 2013 2014

1.819

2.102

1.511

Jumlah AsetTotal Assets

Laba KomprehensifComprehensive Income

Jumlah EkuitasTotal Equity

Laba UsahaOperating Income

Jumlah LiabilitasTotal Liabilities

100%

Kepemilikan SahamShare Ownership

Negara Republik IndonesiaRepublic of Indonesia

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report4

Ikhtisar KeuanganWilayah Kerja & Cabang PelabuhanEntitas AnakTarget PencapaianLaporan Dewan KomisarisLaporan DireksiAnalisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan

WILAYAH KERJA & CABANG PELABUHAN | OPERATIONAL AREAS & PORT BRANCHES

PONTIANAKJAMBI

TANJUNG PANDAN

PANGKAL BALAM

PALEMBANG

SUNDA KELAPA

PANJANG

TANJUNG PRIOK

CIREBON

BANTEN

BENGKULU

TELUK BAYURG

F

B

A

H I J

L

K

E

C

D

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report 5

Financial HighlightsOperational Areas & Port Branches

SubsidiariesGoals

Report from the Board of CommissionersReport from the Board of Directors

Management Discussion & Analysis on Company Performance

A PELABUHAN TELUK BAYUR, SUMATERA BARAT PORT OF TELUK BAYUR, WEST SUMATRA

B PELABUHAN PULAU BAAI, BENGKULU PORT OF PULAU BAAI, BENGKULU

C PELABUHAN JAMBI, JAMBI PORT OF JAMBI, JAMBI

D PELABUHAN PALEMBANG, SUMATERA SELATAN PORT OF PALEMBANG, SOUTH SUMATRA

E PELABUHAN PANGKAL BALAM, BANGKA BELITUNG PORT OF PANGKAL BALAM, BANGKA BELITUNG

F PELABUHAN PANJANG, LAMPUNG PORT OF PANJANG, LAMPUNG

G PELABUHAN TANJUNG PANDAN, BANGKA BELITUNG PORT OF TANJUNG PANDAN, BANGKA BELITUNG

H PELABUHAN BANTEN, BANTEN PORT OF BANTEN, BANTAM

I PELABUHAN SUNDA KELAPA, DKI JAKARTA PORT OF SUNDA KELAPA, DKI JAKARTA

J PELABUHAN TANJUNG PRIOK, DKI JAKARTA PORT OF TANJUNG PRIOK, DKI JAKARTA

K PELABUHAN CIREBON, JAWA BARAT PORT OF CIREBON, WEST JAVA

L PELABUHAN PONTIANAK, KALIMANTAN BARAT PORT OF PONTIANAK, WEST KALIMANTAN

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report6

Ikhtisar KeuanganWilayah Kerja & Cabang PelabuhanEntitas AnakTarget PencapaianLaporan Dewan KomisarisLaporan DireksiAnalisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan

ENTITAS ANAK | SUBSIDIARIES

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report 7

Financial HighlightsOperational Areas & Port Branches

SubsidiariesGoals

Report from the Board of CommissionersReport from the Board of Directors

Management Discussion & Analysis on Company Performance

BISNIS INTI CARGO HANDLINGCargo Handling Core Business

LOGISTIK DAN SERVICELogistic and Services

BISNIS PENDUKUNGSupporting Business

PT PELABUHAN INDONESIA II (Persero)

PT IPC Terminal Peti Kemas

CONTAINER TERMINAL

PT Integrasi Logistik Cipta Solusi (PT ILCS)

PT Electronic Data Interchange Indonesia (PT EDII)

PT Energi Pelabuhan Indonesia (PT EPI)

PT Rumah Sakit Pelabuhan(PT RSP)

PT Pendidikan Maritim dan Logistik Indonesia (PT PMLI)

PT. RUMAH SAKIT PELABUHANMember of IPC

PT Jakarta International Container Terminal (PT JICT)

KSO Terminal Peti Kemas Koja

PT Pelabuhan Tanjung Priok (PT PTP)

PT Multi Terminal Indonesia (PT MTI)

PT Indonesia KendaraanTerminal (PT IKT)

MULTI TERMINAL

CAR TERMINAL

PT Terminal Peti Kemas Indonesia

PORT DEVELOPER

PT Pengembang Pelabuhan Indonesia (PT PPI)

MARINE SERVICE

PT Jasa Armada Indonesia(PT JAI)

PORT EQUIPMENT

DREDGING & SHIPYARD

PT Jasa Peralatan Pelabuhan Indonesia (PT JPPI)

PT Pengerukan Indonesia

PORT OF TANJUNG PRIOK

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report8

Ikhtisar KeuanganWilayah Kerja & Cabang PelabuhanEntitas AnakTarget PencapaianLaporan Dewan KomisarisLaporan DireksiAnalisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan

Target Pencapaian |

• Menyeragamkan dan memantapkan kegiatan operasional inti.

• Memperkuat kapabilitas sumber daya manusia.

• Menetapkan batas pertumbuhan aset hingga sebesar 20%.

• Standardize and stabilize core operational activities.

• Strengthen people capability.• Limit assets growth to 20%.

• Menyelesaikan bagian-bagian infrastruktur dasar dan Container Terminal 1 NewPriok.

• Konsisten dalam memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan.

• Menetapkan standar terbaik bagi pelabuhan lain di Indonesia.

• Terus mendorong pertumbuhan aset sebesar 20%.

• Mulai mengembangkan bisnis logistik yang terintegrasi.

• Berperan aktif mendukung program Tol Laut Pemerintah.

• Memulai pertumbuhan perusahaan secara non-organik.

• Finishing basic infrastructure sections and Container Terminal 1 NewPriok.

• Consistency in best customer service experience.

• Setting threshold standard to other ports in Indonesia.

• Accelerating assets growth to 20%.• Start integrated logistics business

development.• Actively support “Sea Toll” program of

Government.• Start the Company non-organic growth.

Menetapkan Pondasi (Tahun Operasional Prima)

Establish the Foundation (Year of Operational Excellence)

Memberikan Layanan Pelanggan yang Prima

Delivering Service Customer Excellence

WAVE 1 (W1) WAVE 2 (W2)

GOALS

Target Organisasi IPC | IPC Organization Target

2013 2015

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report 9

Financial HighlightsOperational Areas & Port Branches

SubsidiariesGoals

Report from the Board of CommissionersReport from the Board of Directors

Management Discussion & Analysis on Company Performance

Melakukan Lompatan Kuantum

Taking the Quantum Leap

WAVE 3 (W3)

• Menyelesaikan pembangunan NewPriok.• Melakukan integrasi Pelabuhan Tanjung

Priok dengan jaringan jalan tol ke hinterland.

• Secara sukses menyelesaikan transformasi perusahaan.

• Mendorong pertumbuhan perusahaan secara non-organik.

• Ikut berpartisipasi dalam meningkatkan logistics performance index Indonesia, yang diharapkan menjadi termasuk dalam peringkat 20 besar.

• Finishing NewPriok construction.• Integrating Tanjung Priok port with toll road

network to hinterland.• Successfully completed Company

transformation.• Accelerating Company non-organic growth• Participate to increase Indonesia’s logistic

performance index, to top 20.

2017 Beyond

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report10

Ikhtisar KeuanganWilayah Kerja & Cabang PelabuhanEntitas AnakTarget PencapaianLaporan Dewan KomisarisLaporan DireksiAnalisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan

LAPORAN DEWAN KOMISARIS | REPORT FROM THE BOARD OF COMMISSIONERS

Luky Eko WuryantoKomisaris Utama / President Commissioner

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report 11

Financial HighlightsOperational Areas & Port Branches

SubsidiariesGoals

Report from the Board of CommissionersReport from the Board of Directors

Management Discussion & Analysis on Company Performance

Para pemangku kepentingan yang terhormat,

Salam sejahtera kami sampaikan. Pada kesempatan ini, izinkanlah kami menyampaikan laporan terkait dengan tugas dan wewenang kami yang diamanatkan sesuai UU No. 40/2007 tentang Perseroan Terbatas, maupun oleh Regulator. Pada intinya, dua tugas utama kami sebagai organ perseroan adalah melakukan pengawasan dan pemberi nasihat kepada Direksi dalam menjalankan usaha.

Terkait dengan hal itu, sepanjang tahun 2014 kami memandang manajemen fokus dalam konteks kemaritiman, khususnya strategi membangun konektivitas domestik, hal ini terus berlanjut hingga tahun 2015. Strategi tersebut secara konsisten diselaraskan dengan kebijakan efisiensi di lingkungan Perseroan.

Melalui kebijakan efisiensi, sebagian besar realisasi beban usaha sepanjang tahun 2014 masih di bawah anggaran yang sudah ditetapkan. Hal ini sesuai dengan prinsip efisiensi dan efektif dalam pengelolaan biaya. Dari beban usaha yang ditetapkan sebesar Rp5,89 triliun, terealisasi 91,07% atau Rp5,36 triliun. Sehingga, Perseroan berhasil mengefisienkan biaya sekitar Rp526 miliar.

Dear distinguished stakeholders,

Our best wishes to you. In this occasion, let us present reports of our duty and authority as mandated by Regulation No. 40/2007 about limited company and the Regulator. Basically our two main tasks as company’s representation is to provide oversight and advice to the Board of Directors in running the business.

In relation to that, during 2014 we regarded that the Management focused on maritime context especially strategy to build domestic connectivity. This kept on continuing until 2015. The strategy consistently was being harmonized with efficiency policy in the Company’s environment.

Through efficiency policy, majority of the realization of operating expense during 2014 is still below the budget. This is in accordance with efficiency and effective principle in managing cost. From the operating expense set amounted Rp5.89 trillion, was realized 91.07% or Rp5.36 trillion. Thus the Company succeeded in cost saving about Rp526 billion.

Strategi membangun konektivitas domestik yang diselaraskan dengan kebijakan efisiensi, memberikan dampak positif terhadap beban usaha Perseroan.Strategy to develop domestic connectivity aligned with efficiency policy has made positive impact to the Company’s operating expense.

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report12

Ikhtisar KeuanganWilayah Kerja & Cabang PelabuhanEntitas AnakTarget PencapaianLaporan Dewan KomisarisLaporan DireksiAnalisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan

LAPORAN DEWAN KOMISARIS | REPORT FROM THE BOARD OF COMMISSIONERS

1. Luky Eko WuryantoKomisaris Utama / President Commissioner

2. M. Djali YusufKomisaris / Commissioner

5. GunadiKomisaris / Commissioner

3. Albert InkiriwangKomisaris / Commissioner

6. Agus SuharyonoKomisaris / Commissioner

4. Retno Pudji Budi AstutiKomisaris / Commissioner

643 5 12

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report 13

Financial HighlightsOperational Areas & Port Branches

SubsidiariesGoals

Report from the Board of CommissionersReport from the Board of Directors

Management Discussion & Analysis on Company Performance

Jika tantangan internal masih dapat dikontrol dengan baik oleh Perseroan, namun untuk tantangan eksternal masih sulit untuk dikendalikan. Hal ini terkait dengan perlambatan kinerja pertumbuhan ekonomi yang ikut mempengaruhi kinerja usaha Perseroan.

Sepanjang tahun 2014, Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan bahwa secara kumulatif nilai ekspor Indonesia mengalami penurunan sebesar 3,43%, dari USD182,57 miliar di tahun 2013 menjadi USD176,29 miliar. Sedangkan impor menurun 4,53%, dari USD186,63 miliar di tahun 2013 menjadi USD178,18 miliar pada 2014.

Penilaian Atas Kinerja ManajemenDipandang dari sisi indikator kinerja utama atau KPI (Key Performance Indicators) pada tahun buku 2014 kinerja Perseroan mencapai 87,74. Dari sisi target, pada umumnya terdapat 2 perspektif yang melebihi bobot yaitu “Fokus Pelanggan” serta “Efektivitas Produk dan Proses”. Namun jika dibandingkan dengan tahun 2013 yang mencapai 98,45, KPI 2014 mengalami penurunan.

Penurunan KPI tersebut, di antaranya terjadi pada beberapa akun di aspek keuangan dan pasar seperti skor ROCE pada tahun 2013 skornya sebesar 16,50 sementara tahun 2014 hanya 9,35. Untuk pertumbuhan pendapatan, pada tahun 2013 skornya sebesar 22,72 sedangkan tahun 2014 hanya 5,08.

Penurunan KPI ini dapat kami pahami mengingat sepanjang tahun 2014 manajemen harus menghadapi tantangan yang tidak mudah. Pertumbuhan ekonomi (PDB) mengalami tekanan. BPS mencatat bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya 5,02%, lebih rendah dibandingkan tahun 2013 yang 5,78%.

Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat juga masih lemah. Pemerintah melalui APBN Perubahan 2014 menetapkan kurs rupiah terhadap dolar AS sebesar Rp11.600. Namun realisasinya, nilai rupiah jauh lebih lemah dari target tersebut. Bank Indonesia mencatat bahwa rata-rata kurs sebesar Rp11.878 per dolar AS.

Ditambah lagi dengan adanya peristiwa politik besar pada tahun 2014, yaitu Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden, membuat banyak dunia usaha yang memilih bersikap “wait and see”.

While internal challenges could still be well controlled by the Company, on the contrary the external challenges were still difficult to be managed. This is related to the slowdown in the economic growth which also affects Company’s business performance.

During 2014, the Central Bureau of Statistics (BPS) stated that Indonesia’s export value cumulatively declined by 3.43% from USD182.57 billion in 2013 to USD176.29 billion in 2014. Whilst import activities dropped by 4.53% from USD186.63 billion in 2013 to USD178.18 billion in 2014.

Appraisal on Board of Directors’ PerformanceReviewing from main performance indicators aspect or KPI (Key Performance Indicators), the Company’s performance achieved 87.74 in the financial year of 2014. As from target , there were 2 perspectives that exceeded the weighting i.e.: “Customer Focus” and “Product and Process Effectiveness”. The 2014 KPIs, however, declined from 98.45 in 2013.”

The decline in KPI was occurred on several accounts in financial and market aspects, for example the ROCE scored 16.50 in 2013, while in contrast it stood at 9.35 in 2014. Revenue growth scored 2.72 in 2013, down to 5.08 in 2014.

We truly understand that this decline in KPI was due to the unfavorable circumstances in 2014 that must be faced by the Management. Economic growth (GDP) was under pressure. BPS reported that Indonesia’s economic growth was only 5.02% lower than 5.78% in 2013.

At the same time, Rupiah exchange rate against United States dollar remains weak. The Government, through the adjusted-2014-State Budget, established Rupiah exchange rate to US dollar at Rp 11,600 level. The realization, though, Rupiah value is much weaker than the target. Central Bank of Indonesia noted that average exchange rate was Rp 11,878 per US dollar.

Coupled with major political event in 2014 specificaly Legislative and Presidential Election, it has made many business worlds to take ‘wait and see’ action.

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report14

Ikhtisar KeuanganWilayah Kerja & Cabang PelabuhanEntitas AnakTarget PencapaianLaporan Dewan KomisarisLaporan DireksiAnalisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan

Sementara di lain sisi, Perusahaan tetap harus melakukan beragam kegiatan usaha seperti investasi, demi mencapai target yang telah dicanangkan. Semua ini harus dilalui dengan baik oleh manajemen untuk mewujudkan cita-cita sebagai operator kepelabuhanan kelas dunia dan mitra terpilih bagi konsumen.

Kami mengakui bahwa manajemen telah bekerja sangat keras dalam mengelola Perseroan yang sedang mengalami perubahan. Hal itu, di antaranya bisa dilihat pada progres pengembangan proyek Terminal Kalibaru atau NewPriok yang akan memberikan dampak besar bukan hanya bagi Perseroan, tetapi juga bagi negara Indonesia.

Dalam situasi yang penuh dengan tantangan ini, Perseroan masih berhasil meningkatkan pendapatan usaha sebesar 5,40%. Jika pada tahun 2013 total pendapatan konsolidasi sebesar Rp6,08 triliun, maka pada tahun 2014 menjadi Rp6,41 triliun. Hal ini menunjukan bahwa kinerja manajemen dari sisi bisnis sangat baik.

Selain itu, Perseroan masih mampu meraih laba usaha Rp1,32 triliun untuk tahun buku 2014. Tentu hal ini sangat membanggakan, apalagi mampu memberikan kontribusi kepada negara melalui pembayaran dividen sebesar Rp796,31 miliar, naik 35,03% dibandingkan tahun 2013 yang sebesar Rp589,72 miliar.

Tata Kelola PerusahaanSebagai Dewan Komisaris, tentu kami selalu mengingatkan terkait dengan pengelolaan manajemen risiko agar seluruh kegiatan usaha dapat dikendalikan dengan baik. Setiap proses bisnis harus dapat dikelola dengan kemampuan menghitung potensi risiko yang kemungkinan muncul, sekaligus cara mengatasinya.

Dengan alasan itulah, kami senantiasa mengingatkan agar manajemen berpegang teguh terhadap prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG) dalam menjalankan kegiatan bisnisnya, terutama dari sisi manajemen risiko.

Berdasarkan hasil self assessment penerapan GCG pada Perseroan untuk periode tahun 2014, yang dilakukan sejak tanggal 7 Januari sampai dengan 7 Maret 2015, dapat disimpulkan bahwa kondisi penerapan GCG pada Perseroan mencapai skor 83,48 dari skor maksimal 100,00 atau 83,48%, dengan predikat “BAIK”.

On the other side, the Company still have to perform various business activities, such as investment, in order to achieve the set target. All of these should be well passed through by the management to realize the ideals as world-class port players and to be preferred partner for customers.

We admitted that the management has worked very hard in managing the Company that was undergoing transformation. It can be seen in the progress development of Kalibaru Terminal project or NewPriok which will have a major impact not only for the Company, but also for Indonesia.

In these challenging situations, the Company still managed to increase revenues by 5.40%. If total consolidated revenue was Rp6.08 trillion in 2013, it became Rp6.41 trillion in 2014. This showed that performance of the Management from business side was outstanding.

In addition, the Company was still able to gain operating income Rp1.32 trillion in financial year of 2014. Of course this was very encouraging, moreover it was capable to contribute to the country through dividend payment amounted Rp796.31 billion, up by 35.03% from Rp589.72 billion in 2013.

Good Corporate GovernanceAs a Board of Commissioners, we certainly always remind about risk management implementation so that all business activities can be well controlled. Each business process must be able to be managed with the capability to measure potential risk that might occur as well as how to cope.

With those reasons, we constantly remind the Management to cling on Good Corporate Governance (GCG) principles in operating its business activities especially from risk management side.

Based on self-assessment result of GCG implementation at the Company for period of 2014, conducted from January 7 until March 7, 2015, it can be concluded that GCG implementation condition at the Company achieved score 83.48 of maximum score 100.00 or 83.48%, with the title of “GOOD”

LAPORAN DEWAN KOMISARIS | REPORT FROM THE BOARD OF COMMISSIONERS

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report 15

Financial HighlightsOperational Areas & Port Branches

SubsidiariesGoals

Report from the Board of CommissionersReport from the Board of Directors

Management Discussion & Analysis on Company Performance

Jika dibandingkan dengan penilaian tahun 2013 dengan skor 78,12 maka terjadi peningkatan yang cukup tinggi. Hal itu, di antaranya didorong semangat pengungkapan informasi dan transparansi yang meningkat.

Penerapan tata kelola ini tidak hanya dijalankan oleh Direksi, tetapi juga menjadi bagian tak terpisahkan bagi seluruh struktur di bawahnya. Hal itu, di antaranya tercermin melalui prosedur administrasi serta prosedur standar operasional yang jelas.

Indikator pelaksanaan proses manajemen risiko ini, di antaranya tercermin melalui panduan melalui Surat Keputusan Direksi No. HK. 56/14/8/1/PI.II-14 tanggal 14 Agustus 2014, tentang Penerapan Kebijakan Manajemen RIsiko dan Kebijakan Kerangka Kerja Manajemen Risiko di Lingkungan Perseroan dan Anak Perusahaan.

Kami juga berpandangan bahwa penerapan GCG harus selalu dikembangkan oleh seluruh jajaran organisasi. Semangat seperti ini sudah mulai berjalan di lingkungan Perseroan, walaupun masih harus terus ditingkatkan. Karena itu, menjadi tugas manajemen untuk ikut memberikan perhatian lebih terhadap realisasinya.

Untuk periode tahun 2014, kami berpandangan, penerapan GCG di lingkungan Perseroan sudah mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Kami berharap manajemen dapat terus mengupayakan agar penerapan GCG menjadi bukan sekadar kewajiban, tetapi menjadi pola pikir dan budaya dari setiap pemangku kepentingan internal Perseroan.

Kepatuhan terhadap GCG ini bagi Perseroan menjadi sangat penting, mengingat posisinya bukan hanya sebagai entitas usaha yang mencari keuntungan, tetapi juga sebagai Badan Usaha Milik Negara. Karena itu, Perseroan memiliki peran strategis dalam proses pembangunan negeri ini. Keseimbangan antara upaya mencari laba dengan misi sosial tersebut harus seimbang.

Selama ini, komite-komite terkait dengan GCG ini sudah berjalan dengan baik. Dalam rangka peningkatan, Dewan Komisaris berencana memperkuat tim di bawahnya dengan menambah analis keuangan dan ahli hukum agar bisa lebih maksimal dalam melakukan pengawasan dan pemberian nasihat kepada Direksi. Penambahan tim ini dalam rangka mengantisipasi kondisi investasi dan bisnis Perseroan yang makin lama tampak makin kompleks.

Compared to 2013 rating which resulted in score of 78.12, there is a significant increase. It was, among others, driven by the rising spirit of information disclosure and transparency.

This implementation of governance is not only conducted by the Board of Directors, but also become an integral part for the whole structure under the board. It is, among others, reflected on clear procedures, administration and standard operating procedures.

This indicator of implementation of risk management process is reflected through guidelines through the Board of Directors Decree No. HK.56/14/8/1/PI.II-14 dated August 14, 2014 about the implementation of risk management policy and risk management framework policy at the Company and subsidiary’s environment.

We also have a view that GCG implementation must always be developed by all ranks of the organization. This kind of spirit has already started at the Company’s environment, even though still needs to be improved. It, therefore, becomes the management’s duty to give more attention on the realization.

For period of 2014, we think that GCG implementation at the Company’s environment has improved from previous year. We hope that the Management can always thrive so that GCG implementation is not just an obligation, but becomes the mindset and culture of each Company’s internal stakeholder.

For the Company, compliance to this GCG becomes very important, considering its position not only as profit-seeking business entity, but also as State-Owned Enterprise. The Company, therefore, plays a strategic role in the country’s development process. There should be harmony between profit-seeking effort and social mission.

During this time, committees related to this GCG have worked well. In relation to improvement, the Board of Commissioners has a plan to strengthen team underneath through adding financial analyst and legal adviser to get more leverage in conducting control and advisory to the Board of Directors. Through the addition of this team is aimed to anticipate investment climate and increasingly business complexity of the Company.

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report16

Ikhtisar KeuanganWilayah Kerja & Cabang PelabuhanEntitas AnakTarget PencapaianLaporan Dewan KomisarisLaporan DireksiAnalisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan

Beberapa rencana aksi GCG selama 2014 di antaranya:

• Pedoman GCG Ada laporan pelaksanaan yang memuat rencana

kerja penerapan, pemantauan kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku, serta disosialisasikan. Selain itu, ada kebijakan atau panduan tambahan (petunjuk teknis) untuk pelaksanaan.

• Pemantauan Penambahan poin pemantauan atas pelaksanaan

pada Kebijakan Pengendalian Gratifikasi. Laporan tentang pengendalian gratifikasi ini dibuatkan laporan setiap tahun.

• Whistle Blowing System Ada laporan pelaksanaan WBS yang memuat

status kasus yang dilaporkan dan pelaksanaan atas tindak lanjut dugaan penyimpangan pada Perseroan.

• Penilaian Manajemen Ada uraian hasil penilaian kinerja Direksi secara kolegial

dan individu dalam laporan pengawasan Komisaris ke Pemegang Saham secara berkala dan setiap tahun.

• Sanksi dan Penghargaan Adanya uraian mengenai pelanggaran dan sanksi

yang dilakukan dalam Pedoman Perilaku. Selain itu, dalam pengembangan SDM, program “reward and punishment” disosialisasikan kepada karyawan.

Pertimbangan Atas Prospek Usaha 2015Untuk tahun 2015, manajemen memang telah menyiapkan sejumlah strategi untuk jangka menengah dan jangka panjang yang realisasinya dimulai pada tahun tersebut. Di antaranya, masih terkait dengan konektivitas domestik, yaitu mengembangkan pelabuhan yang ada, pengembangan fasilitas, serta remodeling pelabuhan yang ada. Selain itu, tak kalah pentingnya adalah kelanjutan proses pembangunan Terminal Kalibaru atau NewPriok.

Investasi-investasi ini tentu sangat penting bagi perkembangan bisnis Perseroan khususnya, serta bagi Indonesia pada umumnya. Karena itulah, kami menyambut baik rencana-rencana strategi pengembangan yang dicanangkan oleh manajemen tersebut.

Investasi yang disiapkan oleh Perseroan itu berupa pembangunan sejumlah pelabuhan baru, di antaranya di Sorong Papua, Kalimantan Barat, Sumatera Selatan

Several action plans of GCG in 2014, among others, are:

• GCG Guidelines There is implementation report which consists of

implementation work plan, compliance monitoring to existing regulation and socialization. In addition, there is also additional policy and/or guideline (technical guide) for implementation.

• Monitoring Additional monitoring points on implementation of

Gratuities Control Policy. Report on Gratuities control is written annually.

• Whistle Blowing System There is WBS implementation report consisting of

reported cases and implementation of the follow up points from the suspected violation cases in the Company.

• Management Assessment There is a collegial and individual performance

appraisal of Board of Directors in the periodic and annual supervisory report from the Board of Commissioner to shareholders

• Sanction and Reward There is a description of violations and sanctions in

the Code of Conduct. In addition to that, reward and sanction programs are socialized to employees as part of HR development

Consideration on Business Prospects in 2015For 2015 the Management has prepared a number of strategies for medium and long range which the realization will start on that year. Among others, still related to domestic connectivity, are development of existing ports, development of facilities and remodelling current ports. Besides those, the equally important strategy is the continuation of development process of Kalibaru Terminal or NewPriok.

The investments are certainly very important for the Company’s business development in particular and also for Indonesia in general. We, therefore, applaud the development strategic plans proclaimed by the management.

Investment prepared by the Company are in the form of development of a number of new ports, among others, in Sorong Papua, West Kalimantan, South Sumatera and

LAPORAN DEWAN KOMISARIS | REPORT FROM THE BOARD OF COMMISSIONERS

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report 17

Financial HighlightsOperational Areas & Port Branches

SubsidiariesGoals

Report from the Board of CommissionersReport from the Board of Directors

Management Discussion & Analysis on Company Performance

dan mengembangkan pelabuhan Cirebon, Jawa Barat. Melalui pengembangan ini, secara bisnis Perseroan ingin meningkatkan kapasitas operasionalnya, terutama dari layanan jasa terminal, termasuk di dalamnya adalah peti kemas.

Terkait dengan rencana itu, kami berpesan kepada manajemen untuk melakukan pembebanan investasi yang proporsional pada seluruh area investasi tersebut, dengan memberikan fokus yang seimbang. Dengan cara seperti ini, semua rencana dan target bisa tercapai dengan baik dan dapat berkesinambungan.

Dari sisi operasional, kami mendorong manajemen untuk terus melanjutkan efisiensi dan peningkatan kinerja yang sudah dilakukan, karena hal itu memberikan dampak positif kepada Perseroan, dan meningkatkan layanan bagi konsumen.

Pelaksanaan Tugas Komite di Bawah Dewan Komisaris Dalam rangka melakukan pengawasan dan pemberian nasihat secara aktif kepada Direksi, termasuk pelaksanaan kebijakan strategis dan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP), Dewan Komisaris dibantu Komite Audit serta Komite Pemantau Manajemen Risiko telah melaksanakan tugasnya sesuai dengan program kerja tahunan.

Komite Audit dan Komite Pemantau Manajemen Risiko secara berkala melakukan rapat yang jika dipandang perlu dihadiri oleh Komisaris, Direksi, Kepala Satuan Pengawas Internal, Sekretaris Perusahaan serta Kepala Biro dan Sub Direktorat terkait lainnya maupun dari auditor eksternal Perseroan.

Komite Audit telah melaksanakan beberapa rapat yang membahas berbagai permasalahan strategis dalam rangka membantu pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris. Sedangkan Komite Pemantau Manajemen Risiko telah menyusun beberapa konsep rekomendasi Dewan Komisaris terkait beberapa proyek yang ditujukan kepada Direksi.

Adapun beberapa rekomendasi yang diberikan pada tahun 2014 di antaranya:1. Tanggapan laporan keuangan audited tahun 2013

sebagai bahan RUPS, pengesahan laporan keuangan tahun 2013.

2. Penyusunan rencana kerja dan anggaran Dewan Komisaris tahun 2015.

the expansion of Cirebon port, West Java. Through this development, the Company wants to increase operational capacity, primarily from terminal services including containers.

Coupled with that plan, we advise the management to conduct proportional allocation of investment imposition to that whole investment area, by giving balanced focus. By using this means, all plans and target would be well achieved and sustainable.

Regarding the operational, we encourage the management to proceed with the efficiency and enhancement of performance for the benefit of the Company whilst continuously improve our services to the customers.

Duty Implementation of Committee Under the Board of CommissionersAs part of active supervision on the Board of Directors, including the implementation of strategic policies and Work Plan and Budget (RKAP), the Board of Commissioners is assisted by the Audit Committee and Risk Management Committee has implemented their duties according to the annual work programs.

The Audit Committee and Risk Management Committee has periodically conducted meetings, and if necessary, the meeting is also attended by the Commissioner, Director, Head of Internal Audit, Corporate Secretary and other related division head and sub directorate and external auditor of the Company.

The Audit Committee has convened meetings discussing strategic issues for the smooth implementation of duties and responsibilities of the Board of Commissioners. Meanwhile, the Risk Management Committee has developed some concept of recommendation on several projects for the Board of Commissioners, to be delivered to the Board of directors.

Several recommendations provided in 2014 are as follows:

1. Comment on 2013 audited financial reports as material of general meeting of shareholders, ratification of 2013 financial reports.

2. Preparation of 2015 work plan and budget of the Board of Commissioners.

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report18

Ikhtisar KeuanganWilayah Kerja & Cabang PelabuhanEntitas AnakTarget PencapaianLaporan Dewan KomisarisLaporan DireksiAnalisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan

3. Usulan KPI Dewan Komisaris tahun 2015.

4. Usulan indikator penilaian operasional tahun 2015 untuk perhitungan tingkat kesehatan.

5. Tanggapan Dewan Komisaris atas RKAP tahun 2015.

6. Pendapat dan saran Dewan Komisaris atas rancangan RKAP tahun 2015.

7. Pendapat dan saran Dewan Komisaris atas rancangan RJPP tahun 2015-2019.

8. Pemilihan kantor akuntan publik untuk audit keuangan.

9. Evaluasi laporan keuangan triwulan, semester dan tahunan.

10. Evaluasi laporan manajemen semester I dan semester II.

11 Tanggapan terhadap Perubahan struktur organisasi.

12. Tanggapan terhadap pembentukan anak perusahaan.

3. The 2015 KPIs proposal of the Board of Commissioners.

4. The proposal of 2015 operational assessment indicator for level of soundness measurement.

5. Comment of the Board of Commissioners on 2015 work plan and budget.

6. The Board of Commissioners’ opinion and suggestion on the draft of 2015 work plan and budget.

7. The Board of Commissioners’ opinion and suggestion on the draft of 2015-2019 long term plan.

8. Selection of public accountant office for financial audit.

9. Evaluation of quarterly, semester and annual financial reports.

10. Evaluation of 1st and 2nd semester management report.

11. Comment on changes of organizational structure.

12. Comment on formation of subsidiary company.

LAPORAN DEWAN KOMISARIS | REPORT FROM THE BOARD OF COMMISSIONERS

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report 19

Financial HighlightsOperational Areas & Port Branches

SubsidiariesGoals

Report from the Board of CommissionersReport from the Board of Directors

Management Discussion & Analysis on Company Performance

The Board of Commissioners’ CompositionDuring financial year of 2014, the Board of Commisioners’ composition has changed. By SOE Minister Decree No. SK-126/MBU/2014 dated June 10, 2014, Mr. Herman Hidayat was dismissed and Mr. Agus Suharyanto was appointed as Commissioner.

AppreciationIn this occasion we would like to extend our deepest appreciation to all stakeholders for their cooperation and support, so that the Company’s business process are running well and smoothly. Particularly to the Board of Directors and the officers underneath it, we would like to thank all parties for solid teamwork and hard work, so as to present a positive performance.

Komposisi Dewan KomisarisSepanjang tahun buku 2014, terjadi perubahan dalam komposisi Dewan Komisaris. Melalui Surat Keputusan Kementerian BUMN No. SK-126/MBU/2014 tertanggal 10 Juni 2014, Bapak Herman Hidayat diberhentikan dan mengangkat Bapak Agus Suharyono sebagai Komisaris.

ApresiasiPada kesempatan ini kami juga menyampaikan apresiasi dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada para pemangku kepentingan atas kerja sama dan dukungannya, sehingga proses bisnis di Perseroan berjalan dengan baik dan lancar. Khusus kepada Direksi serta jajaran di bawahnya, kami mengucapkan terima kasih atas kerja sama tim yang solid dan kerja kerasnya, sehingga mampu mempersembahkan kinerja yang positif.

Jakarta, Mei | May 2015

Luky Eko WuryantoKomisaris UtamaPresident Commissioner

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report20

Ikhtisar KeuanganWilayah Kerja & Cabang PelabuhanEntitas AnakTarget PencapaianLaporan Dewan KomisarisLaporan DireksiAnalisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan

LAPORAN DIREKSI | REPORT FROM THE BOARD OF DIRECTORS

R.J. LinoDirektur Utama / President Director

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report 21

Financial HighlightsOperational Areas & Port Branches

SubsidiariesGoals

Report from the Board of CommissionersReport from the Board of Directors

Management Discussion & Analysis on Company Performance

Pemegang saham yang terhormat,

Salam sejahtera. Semoga kita selalu diberikan kelancaran dalam menjalankan tugas sehari-hari, serta mampu mengemban amanah yang dipercayakan kepada kita.

Dalam kesempatan ini, izinkan saya atas nama Direksi menyampaikan laporan pertanggungjawaban kegiatan usaha Perseroan untuk tahun buku 2014. Bagi kami, tahun 2014 ini merupakan periode yang penuh tantangan, terutama akibat pertumbuhan perekonomian nasional maupun global yang sedang mengalami perlambatan, sehingga aktivitas pada pelabuhan yang menjadi bisnis utama Perseroan ikut terpengaruh.

Namun berkat kinerja manajemen dan karyawan yang solid serta didorong oleh dukungan dari para pemangku kepentingan, Perseroan berhasil melalui tahun ini dengan tetap membukukan kinerja operasional yang positif, walaupun sejumlah indikator lain mengalami perlambatan seiring dengan perkembangan kondisi perekonomian baik di tingkat global maupun nasional.

Dear distinguished shareholders,

Best wishes to you. May we always be given ease in performing our daily jobs, and able to carry out the mandate entrusted to us.

In this occasion, allow me on behalf of the Board of Directors to present an accountability report of the Company’s business activities for the financial year of 2014. For us, the year of 2014 is a period with many challenges, especially the downturn in national and global economic growth that port activities whose main business of the Company are also affected.

However, because of management and employees solid performance and driven by support from all stakeholders, the Company has succeeded pass through this year and yet posted positive operational performance, although a number of other indicators showed slowdowns which were in line with domestic and global economic situation.

Melalui kebijakan strategis yang tepat serta didukung komitmen, integritas dan kerja keras seluruh karyawan, Perseroan mampu menghadapi tantangan perlambatan ekonomi tahun 2014 serta berhasil mempertahankan kinerja yang positif.With the right strategic policy and also supported with commitment, integrity and hard work from all employees, the Company is able to cope with the challenge in 2014 economy downturn and succeeds to maintain positive performance.

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report22

Ikhtisar KeuanganWilayah Kerja & Cabang PelabuhanEntitas AnakTarget PencapaianLaporan Dewan KomisarisLaporan DireksiAnalisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan

LAPORAN DIREKSI | REPORT FROM THE BOARD OF DIRECTORS

1. R.J. LinoDirektur Utama / President Director

4. Orias Petrus MoedakDirektur Keuangan / Finance Director

2. Dana AminDirektur Operasi / Operational Director

5. Saptono R. IriantoDirektur Komersial dan Pengembangan Usaha / Commercial and Business Development Director

3. Ferialdy NoerlanDirektur Teknik / Technical Director

6. Dede R. MartinDirektur Pembinaan Cabang & Anak Perusahaan & Bisnis Pendukung / Branches & Subsidiary & Supporting Business Development Director

6 43 512

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report 23

Financial HighlightsOperational Areas & Port Branches

SubsidiariesGoals

Report from the Board of CommissionersReport from the Board of Directors

Management Discussion & Analysis on Company Performance

Sejalan dengan komitmen Perseroan untuk “Committed to Progress”, Perseroan terus mengembangkan investasi. Sepanjang tahun 2014, investasi konsolidasian telah terealisasi Rp3,84 triliun, dibandingkan tahun 2013 yang sebesar Rp3,15 triliun, berarti mengalami kenaikan sebesar 21,90%. Investasi ini dibagi dalam dua kelompok, yaitu untuk induk perusahaan dan entitas anak.

Investasi tersebut terbagi dalam perusahaan induk dan entitas anak, yaitu:

1. Investasi Induk Perusahaan Realisasi investasi induk perusahaan tahun 2014

adalah Rp3,60 triliun atau terserap 78,06% dari anggaran yang ditetapkan, yaitu sebesar Rp4,62 triliun.

2. Investasi Entitas Anak Investasi entitas anak tercatat sebesar Rp236,41 miliar

atau terserap sebesar 27,05% dari anggaran tahun 2014 sebesar Rp873,98 miliar.

TANTANGANBadan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan bahwa ekspor Indonesia sepanjang tahun 2014, secara kumulatif mengalami penurunan sebesar 3,43%, sedangkan impor melemah 4,53% dibandingkan tahun sebelumnya (year on year).

Pertumbuhan ekonomi (PDB) turut mengalami tekanan. BPS mencatat bahwa pertumbuhan di tahun 2014 hanya 5,02% atau lebih rendah dibandingkan pertumbuhan 5,78% pada tahun 2013.

Sedangkan Indeks Tendensi Bisnis (ITB) pada Triwulan IV 2014 sebesar 104,07, yang berarti kondisi bisnis meningkat dari triwulan sebelumnya. Namun tingkat optimisme pelaku bisnis lebih rendah jika dibandingkan ITB Triwulan III-2014 yang mencapai 107,24.

Indeks Tendensi Bisnis merupakan indikator perkembangan ekonomi usaha terkini yang datanya diperoleh dari Survei Tendensi Bisnis (STB) oleh Badan Pusat Statistik, bekerja sama dengan Bank Indonesia. Indeks tersebut menggambarkan kondisi bisnis dan perekonomian pada triwulan berjalan dan perkiraan pada triwulan mendatang.

Along with the Company’s commitment to “Committed to Progress”, the Company continued to invest. During 2014, consolidated investment realization reached Rp 3.84 trillion, grew by 21.90% compared to 2013 realization which amounted Rp. 3.15 trillion. This investment was divided into two groups, i.e investment of holding company and of subsidiary entities.

Investment was divided into holding company and subsidiary entities’ invetsment, namely:

1 Holding Company Investment Holding company investments realization in 2014 was

recorded at Rp3.60 trillion or reached 78.06% of the allocated budget which was set at Rp4.62 trillion

2. Subsidiary Entities’ Investment Subsidiaries’ investment was booked at Rp236.41

billion or reached 27.05% from the budget which was allocated in the amount of Rp873.98 billion

CHALLENGESCentral Board of Statistics (BPS) recorded in 2014 Indonesia export value downed by 3.43% compared to previous year. In particular non-oil export has dropped by 4.53% compared to year 2013 (year on year).

Economic growth (GDP) was under pressure. BPS reported that Indonesia’s economic growth in 2014 was only 5.02%, lower than 5.78% growth in 2013.

Sentiments indicated through Business Tendency Index (ITB) in Quarter IV 2014 was 104.07 which indicates that business condition is improving from the previous quarters. Still, business optimism level is lower compared to the ITB of the Quarter III 2014 which scored 107.24.

Business Tendency Index is an uptodate economic development indicator which the data was acquired from Business Tendency Survey (STB) by Central Bureau of Statistics collaborating with Central Bank of Indonesia. The Index showed the condition and forecast of business and economic condition at current quarter and the upcoming quarter respectively.

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report24

Ikhtisar KeuanganWilayah Kerja & Cabang PelabuhanEntitas AnakTarget PencapaianLaporan Dewan KomisarisLaporan DireksiAnalisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan

Bagi industri kepelabuhanan, ada hal-hal lain yang ikut mempengaruhi, di antaranya kesiapan infrastruktur, tingkat produktivitas dan fasilitas pendukung. Perangkat pendukung operasional misalnya terkait dengan peralatan dan sistem di pelabuhan, sistem keamanan pelayaran, serta kondisi pelabuhan yang mampu menampung kehadiran kapal-kapal besar.

Selain itu, dari beragam studi disebutkan, teknologi informasi pun tak kalah pentingnya dalam industri kepelabuhanan. Otomatisasi operasional terminal pelabuhan sudah menjadi prasyarat untuk mempercepat pelayanan. Termasuk kegiatan bongkar-muat kontainer yang didukung oleh sistem informasi yang baik dan mumpuni untuk meningkatkan tingkat produktivitas.

Konektivitas yang lebih baik ke moda transportasi lain seperti jalur kereta api, jalan tol, jalur pelayaran sungai, serta fasilitas pendukung pelabuhan seperti pergudangan, lapangan penumpukan serta lainnya, juga sangatlah penting untuk menunjang kegiatan pelabuhan.

Dengan berbagai pertimbangan dan situasi yang berkembang inilah, manajemen mengelola kegiatan bisnisnya sepanjang tahun 2014.

Kebijakan StrategisPerseroan telah merealisasikan sejumlah program strategis. Di antaranya adalah komitmen pendanaan dari perbankan dalam dan luar negeri yang menunjukan tingkat kepercayaan yang tinggi para pemangku kepentingan, dalam hal ini para kreditur, terhadap Perseroan.

Sesuai perjanjian, IPC mendapatkan fasilitas kredit pinjaman luar negeri senilai USD2 milliar, dengan existing draw down senilai USD550 juta. Dana tersebut akan digunakan untuk mengembangkan sejumlah kebijakan strategis Perseroan pada tahun 2015.

Kegiatan strategis lainnya, dalam rangka menurunkan biaya logistik adalah dengan menurunkan dwelling time. Yakni, ukuran waktu yang dibutuhkan dalam proses ekspor dan impor sejak dimulai dengan proses pre-clearance, clearance hingga post clearance. Antara lain melalui penerapan “Auto Gate System” (Sistem Pintu Otomatis) merupakan terbosan pertama yang dilakukan di wilayah Pelabuhan Tanjung Priok. Pada tahun 2014, Pelabuhan Tanjung Priok telah mempersiapkan penerapan auto gate system di seluruh wilayah terminal operasi. Hal ini merupakan terobosan untuk meningkatkan kecepatan layanan pemasukan dan pengeluaran kontainer di Pintu (Gate) kawasan pelabuhan (TPS). Setelah itu, penerapan sistem tersebut dilaksanakan di JICT.

Other matters affecting port industry, among others, was infrastructure readiness, productivity level and supporting hardware. The supporting hardware for port operation were, i.e.: port-related equipment and system, shipping security system and port condition that is able to accommodate big ships.

From various studies mentioned, information system is also important in port industry. Automation on port terminal operation has been a prerequisite to provide faster service. Including container unloading activites which supported by advanced and reliable information system to increase productivity level.

Better connectivity to other transportion modes like railway line, toll road, inland waterway and port-supporting facility such as warehousing, stockpiling yard, etc. are very important to support activities at port.

With the above mentioned various considerations and evolving situations, the Management ran its business activities in 2014. Strategic PolicyThe Company has realized a number of strategic programs. Among those are obtaining funding commitment from domestic and foreign banks. It demonstrated great confidence from stakeholders to the Company, particularly from the creditors.

According to the agreement, IPC obtained offshore credit facilities in the amount of USD 2 billion, with existing draw down in the sum of USD 550 million. The fund will be used to develop several Company’s strategic policies in 2015.

Another strategic activities, aimed to reduce logistic cost, were the efforts on decreasing dwelling time. This refer to a period of time needed for export and import process starting from pre-clearance process to post-clearance stage. They are, for example, the implementation of “Auto Gate System” which is the first breakthrough applied in the Port of Tanjung Priok area. In 2014, the port has prepared auto gate system in all of its operational terminals. This is a breakthrough to increase the speed of services of both container in-bound and out-bound at the port Gates. After that, the system was applied at JICT.

LAPORAN DIREKSI | REPORT FROM THE BOARD OF DIRECTORS

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report 25

Financial HighlightsOperational Areas & Port Branches

SubsidiariesGoals

Report from the Board of CommissionersReport from the Board of Directors

Management Discussion & Analysis on Company Performance

Selain itu dilakukan upaya membenahi kinerja operasional kontainer di pelabuhan-pelabuhan utama. Menerapkan NBS (New Billing System) untuk mempercepat pelayanan, pembayaran, dan meningkatkan fungsi customer care di pelabuhan Tanjung Priok.

Program lain yang sudah direalisasikan sepanjang tahun 2014, di antaranya adalah:

1. Keuangan Terkait dengan kegiatan di bidang keuangan, di antara

yang sudah dilaksanakan oleh Perseroan adalah:- Pembayaran kepada pihak ketiga secara terjadwal.- Penerapan sentralisasi asuransi aset tetap.- Dalam proses pelaksanaan set-up sistem

Oracle keuangan untuk memudahkan proses konsolidasian di lingkungan Perseroan, cabang dan anak perusahaan.

- Monitoring anggaran yang lebih ketat serta dimulainya proses pengembangan monitoring anggaran berbasis sistem.

- Penarikan parsial Pinjaman Komersial Luar Negeri (PKLN) telah dilaksanakan, di mana sebagian dana digunakan untuk membayar utang yang bunga pinjamannya lebih tinggi.

- Sosialisasi peraturan Dirjen Pajak No. PER-14/PJ/2013 tentang bentuk isi tata cara pengisian dan penyampaian surat pemberitahuan masa pajak penghasilan Pasal 21 dan/atau Pasal 26 serta bentuk bukti pemotongan Pajak Penghasilan 21 dan/atau pasal 26.

2. Fokus Pelanggan Untuk meningkatkan kualitas layanan dan hubungan

dengan konsumen sebagai mitra usaha yang sangat penting, Perseroan telah melaksanakan sejumlah hal, antara lain:- Telah dilaksanakan evaluasi terhadap tarif

pelayanan jasa kepelabuhan pada masing-masing cabang pelabuhan dengan berpedoman pada Keputusan Direksi dan berkoordinasi dengan kantor pusat. Kenaikan tarif berlaku di cabang Pangkal Balam untuk tarif kapal, barang dan pas pelabuhan, cabang Bengkulu untuk tarif kapal, cabang Pelabuhan Palembang untuk tarif barang dan cabang Panjang untuk tarif peti kemas.

- Implementasi Terminal Operation System (TOS) Multipurpose, Warehousing, Ro-Ro.

- Penyempurnaan proses perencanaan, pelayanan, dan pengendalian operasi secara terintegrasi.

Besides that, there were efforts to improve operational performance of containers in major ports. Implementing NBS (New Billing System) to improve services, speed up payment, and enhance customer care function in the Port of Tanjung Priok.

A number of programs realized by the Company in 2014, among others are as follow:

1. Financial Related to activities in finance, some that have been

conducted by the Company were:- Scheduled payment to third-party- Centralized insurance for fixed assets has been

implemented- Oracle Financial system set-up to facilitate

consolidation process in the Company, branches and subsidiaries is on-going

- Tighter Budget monitoring and the commencement of budget monitoring development process which based on system

- Partial withdrawal of foreign commercial loan (PKLN) has been carried out, where some of the fund will be used to pay higher-interest loans.

- Socialization of Tax Directorate General Decree No.PER-14/PJ/2013 regarding form, content, and filling procedures and submission of notification letter on income tax period Article 21 and/or Article 26, as well as the forms of tax withholding certificate of the income tax Article 21 and/or Article 26.

2. Customer Focus To improve service quality and relation with the

customers as an important business partner, the Company has implemented a number of actions, among others:- Evaluation of port service tariffs in each port

branches, guided by Board of Directors’ decree and in coordination with headquarters has been conducted. Tariff increases have been applied in Pangkal Balam branch for ship, goods, and port entry; in Bengkulu branch for ship tariff; in Palembang branch for goods tariff; and in Panjang branch for container tariff.

- Implementation of multipurpose Terminal Operation System (TOS), warehousing, Ro-ro.

- Integrated improvement of the processes in planning, service and operation control.

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report26

Ikhtisar KeuanganWilayah Kerja & Cabang PelabuhanEntitas AnakTarget PencapaianLaporan Dewan KomisarisLaporan DireksiAnalisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan

- Implementasi Port Marine Service (PMS).- Penerapan standar keselamatan bertaraf

International Safety Management Code (ISM Code) untuk pemenuhan standar keselamatan pengoperasian kapal dan pencegahan pencemaran laut.

- Evaluasi pelaksanaan pelayanan peti kemas, yaitu telah dilakukan standardisasi pola operasi penanganan peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok.

3. Efektivitas Produk dan Proses- Telah dilaksanakan System Integration Test untuk

implementasi data center.- Telah dilaksanakan proses instalasi dan

implementasi Oracle Finance dan Sumber Daya Manusia di beberapa anak perusahaan.

- Telah dilaksanakan pembuatan dashboard untuk memantau kinerja terminal peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok untuk semua lini 1.

- Telah dilaksanakan pengembangan dan sosialisasi e-office.

- Implementasi aplikasi Port Wide Solution.

Kinerja OperasionalRencana kerja dan anggaran Perseroan untuk tahun 2014 ini sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal, yang tentunya tidak dapat dikontrol oleh Perseroan. Walaupun demikian, manajemen tetap berupaya maksimal menghadapi segala tantangan yang ada demi mempertahankan kinerja usaha yang positif.

Arus Peti KemasSepanjang tahun 2014, arus peti kemas yang melalui pelabuhan di bawah kelolaan Perseroan mencapai 4,85 juta boks, turun 2,41% dibandingkan dari realisasi tahun 2013 yang sebesar 4,97 juta boks. Dari sisi ukuran, jumlah arus peti kemas tahun 2014 mencapai 6,44 juta TEUs atau melemah 2,13% dibandingkan realisasi tahun 2013 yang sebesar 6,58 juta TEUs. Realisasi tersebut merupakan arus peti kemas yang melalui terminal konvensional dan terminal khusus peti kemas.

Penurunan yang terjadi pada arus peti kemas pada pelabuhan yang dikelola oleh Perseroan, terutama akibat adanya perlambatan pada kegiatan dunia usaha. Hal ini merupakan dampak atas situasi transisi politik nasional dan kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya bergairah, sehingga ada penurunan pada kegiatan perdagangan.

- Implementation of Port Marine Service (PMS).- Implementation of International Safety

Management Code (ISM Code) in compliance with safety standards of shipping operation and the prevention of marine pollution.

- Evaluation on the implementation of container service has been carried out, namely to standardize operational pattern to handle container in the Port of Tanjung Priok.

3. ProductandProcessEffectiveness- System Integration Test for data center

implementation has been conducted- Installment and Implementation of Oracle Finance

and Human Resources have been carried out in several subsidiaries.

- Establishment of dashboard to monitor container terminal performance in all of the line 1 of Port of Tanjung Priok.

- E-office development and socialization have been carried out (done).

- Port Wide Solution application has been implemented.

Business PerformanceWork Plan and Budget 2014 of the Company was heavily influenced by external factors that were uncontrollable by the Company. However, the management remains endeavored facing all of the challenges so as to maintain positive business performance.

ContainerTrafficDuring 2014, container traffic in ports under the Company’s management reached 4.85 million boxes, down by 2.41% compared to realization in 2013 which was recorded at 4.97 million boxes. In terms of TEUs, container traffic in 2014 achieved 6.44 million TEUs, or declined by 2.14% compared to 2013 that booked 6.58 million TEUs. The realization was recorded for container traffic that went through conventional and container terminals.

The decline of container traffic in ports under the Company’s management, was particularly due to the slowdown in national business activities. This was an impact from the transition in the national politics combined with the national economic condition which has not completely recovered, that eventually causing a decline in trading activities.

LAPORAN DIREKSI | REPORT FROM THE BOARD OF DIRECTORS

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report 27

Financial HighlightsOperational Areas & Port Branches

SubsidiariesGoals

Report from the Board of CommissionersReport from the Board of Directors

Management Discussion & Analysis on Company Performance

Arus BarangSepanjang tahun 2014, total arus barang yang dikelola oleh pelabuhan-pelabuhan di bawah Perseroan mencapai 145,57 juta ton. Jika dibandingkan tahun 2013 yang mencapai 145,13 juta ton, ini berarti mengalami peningkatan sebesar 0,30%.

Untuk arus barang dari perdagangan dalam negeri tahun 2014, mencapai 84,68 juta ton atau meningkat 0,11% dibandingkan tahun 2013 yang 84,59 juta ton. Sedangkan perdagangan luar negeri, peningkatannya sebesar 0,58%, dari 60,53 juta ton di tahun 2013 menjadi 60,88 juta ton di tahun 2014. Peningkatan arus barang untuk luar negeri didominasi oleh dry bulk cargo (komoditi curah kering). Sedangkan untuk perdagangan dalam negeri, peningkatan terjadi untuk komoditas batu bara, bungkil, semen curah, pasir besi, klinker, batu split dan cangkang sawit, seperti di Pelabuhan Panjang, Cirebon dan Banten.

Arus KapalSecara keseluruhan, pada tahun 2014 kunjungan kapal yang melalui pelabuhan kelolaan Perseroan mencapai 220,22 juta GT atau naik 0,05% jika dibandingkan tahun 2013 yang mencapai 220,12 juta GT.

Kinerja KeuanganSepanjang tahun 2014, pendapatan usaha bersih Perseroan mengalami kenaikan sebesar 5,40% dibandingkan tahun sebelumnya. Jika pada tahun 2013 sebesar Rp6,08 triliun, pada 2014 menjadi Rp6,41 triliun.

Pendapatan usaha tersebut, di antaranya disumbangkan oleh pendapatan jasa kapal yang naik 35,27%. Pada tahun 2013, perolehan dari akun ini sebesar Rp979,08 miliar. Sedangkan pada tahun 2014, pencapaiannya sebesar Rp1,32 triliun.

Kenaikan pendapatan ini seiring dengan adanya kenaikan tarif jasa kapal di beberapa cabang pelabuhan. Di antaranya, cabang Bengkulu dan Pangkal Balam.

Pendapatan jasa terminal juga mengalami kenaikan, yaitu sebesar 5,53%. Jika pada tahun 2013 sebesar Rp1,96 triliun, pada tahun 2014 menjadi Rp2,07 triliun. Di antara pendorongnya adalah meningkatnya kegiatan stevedoring Tanjung Priok.

Pada saat bersamaan, akumulasi beban usaha sepanjang tahun 2014 juga mengalami kenaikan 11,08%. Jika pada tahun 2013 sebesar Rp4,83 triliun, tahun 2014 mencapai Rp5,36 triliun.

GoodsTrafficIn 2014, total goods traffic in the ports under the Company’s management reached 145.57 million tons. If compared to 2013 which booked 145.13 million tons, goods traffic increased by 0.30%

Goods traffic from domestic trade in 2014 was recorded at 84.68 million tons or increased by 0.11% compared to 2013 which booked 84.59 million tons. Meanwhile for foreign trade, the increase reached 0.58% from 60.53 million tons in 2013 to 60.88 million tons in 2014. The increase of foreign goods traffic was dominated by dry bulk cargo. In the meantime, increase of domestic goods traffic was due to increase in the following commodities: coal, oilcake, bulk cement, iron sands, klinker, split rock and palm kernel shell, such as in Ports of Panjang, Cirebon and Banten.

ShipTrafficIn total, ship calls in ports under the Company’s management during 2014 reached 220,22 million GT or rose by 0.05% compared to 2013 which saw ship calls reaching 220.12 million GT.

Financial PerformanceIn 2014, the Company’s net operating revenue rose by 5.40% compared to last year. In 2013, the number was Rp6.08 trillion while in 2014, it was Rp6.41 trillion.

Net operating revenue was contributed by an increase of ship service revenue by 35.27%. In 2013, ship service revenue was accounted for Rp979.08 billion while in 2013, it was amounted to Rp1.32 trillion.

The increase was in line with an increase in ship service tariff in a number of branches such as in Ports of Bengkulu and Pangkal Balam.

Terminal service revenue also rose by 5.53%. In 2013, terminal service revenue was recorded at Rp 1.96 trillion while in 2014, it was Rp2.07 trillion. One of the key driver on this account was the increase of stevedoring activities in Tanjung Priok.

At the same time, accumulation of operating expense during 2014 rose 11.08% from Rp4.83 trillion in 2013 to Rp5.36 trillion in 2014.

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report28

Ikhtisar KeuanganWilayah Kerja & Cabang PelabuhanEntitas AnakTarget PencapaianLaporan Dewan KomisarisLaporan DireksiAnalisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan

Dari sisi persentase, kenaikan terbesar berasal dari beban pemeliharaan. Pada tahun 2014, jumlahnya sebesar Rp337,91 miliar atau naik 43,91% dibandingkan tahun 2013 yang Rp234,81 miliar. Seluruh akun beban usaha yang lain pada umumnya juga mengalami kenaikan.

Kendati demikian, untuk Tahun Buku 2014 kinerja Perusahaan masih positif dengan membukukan laba sebelum pajak sebesar Rp2,04 triliun. Hanya, jika dibandingkan dengan kinerja tahun 2013 yang Rp2,34 triliun, perolehan laba ini mengalami kontraksi sebesar 12,85%.

Penurunan laba ini, selain disebabkan oleh kenaikan beban di atas, juga dikontribusikan oleh restrukturisasi pada anak perusahaan, yaitu PT Rukindo yang mengalami kerugian sekitar Rp200 miliar, sehingga meningkatkan beban tambahan pada Perusahaan.

Selain itu, Perusahaan juga terus melakukan investasi pada pengembangan sumber daya manusia demi pencapaian visi dan misi Perseroan jangka panjang. Bentuk investasi tersebut, di antaranya melalui pengiriman karyawan untuk melanjutkan pendidikan di dalam dan luar negeri.

Prospek Usaha 2015Tantangan yang dihadapi Perseroan sepanjang 2014 terkait dengan kondisi makroekonomi, masih berpotensi membayangi kinerja usaha tahun 2015. Namun kami yakin, melalui inovasi dan komitmen para pemangku kepentingan di lingkungan Perseroan, kinerja Perseroan akan lebih baik di masa depan.

Situasi politik setelah Pemilu usai dan Pemerintah terbentuk, tentu akan lebih stabil. Hal ini akan memberi dukungan atas terciptanya suasana perekonomian yang lebih kondusif, sehingga kegiatan usaha dapat berjalan lebih baik.

Pemerintah telah menargetkan pertumbuhan ekonomi tahun 2015 yang sebesar 5,8%, lebih tinggi dari realisasi tahun 2014 yang 5,02%. Hal ini berarti kegiatan ekonomi berpotensi menjadi lebih baik, sehingga arus lalu lintas di pelabuhan berpotensi terkena imbas positif, yaitu lalu lintas barang, baik impor maupun ekspor akan lebih marak.

Selain itu, Perseroan juga sudah menyiapkan sejumlah strategi jangka menengah dan panjang yang realisasinya akan dimulai pada tahun 2015. Rencana tersebut akan

In terms of percentage, the biggest increase came from maintenance expense. In 2014, it was booked at Rp337.91 billion or rose 43.91% compared to Rp234.81 billion in 2013. In general, other expenses also increased.

However, in fiscal year 2014, the Company performance was still in positive territory by booking profit before taxes in the amount of Rp2.04 trillion. Compared to 2013 which accounted Rp2.34 trillion, there was a contraction by 12.85%.

Decline in profit was partly due to a rise of expenses stated above. It was also contributed by restructuring process occurred in the Company’s subsidiary, PT Rukindo, who suffered a loss of Rp200 billion and became additional burden for the Company.

In addition to that, the Company continued to invest in human resources development in order to achieve the long-term vision and mission. One of HR investment was sending employees to continue their studies both in domestic and overseas education institutions.

2015 Business OutlookThe 2014 Company’s challenges related to macroeconomic condition would potentially cast a shadow on its business performance in 2015. However, we believe that through innovation and commitment from all stakeholders of the Company, the Company performance will improve in the future.

Political situation after presidential election will stabilize further. This will support more condusive economic environment and in turn, business activities will be improved

The Government has set economic growth of 5.8% in 2015, higher than 2014 realization of 5.02%. This means that economy activities potentially would be better, so that traffic at ports will get positive impact, in which goods traffic will become more sizable both for export and import.

For that, the Company has prepared a number of medium and long term plan whose realization will be started in 2015. The plan will support improvement on Company’s

LAPORAN DIREKSI | REPORT FROM THE BOARD OF DIRECTORS

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report 29

Financial HighlightsOperational Areas & Port Branches

SubsidiariesGoals

Report from the Board of CommissionersReport from the Board of Directors

Management Discussion & Analysis on Company Performance

menunjang peningkatan kinerja Perseroan, sekaligus menjadi bagian dari proses memantapkan posisi Perseroan sebagai pelaku industri pelabuhan dan logistik global.

Beberapa strategi yang sudah disiapkan, di antaranya pembangunan dan pengembangan sejumlah fasilitas pelabuhan. Dana ini berasal dari kas Perseroan dan pinjaman sejumlah bank, baik dari dalam dan luar negeri.

Tingkat Kepercayaan Tetap BaikKomitmen pendanaan dari perbankan dalam dan luar negeri menunjukan tingkat kepercayaan para pemangku kepentingan, dalam hal ini para kreditur, tetap tinggi terhadap Perseroan. Karena itulah, manajemen tetap optimis bahwa program dan target yang sudah ditetapkan untuk tahun 2015 dapat direalisasikan dengan baik.

Para pemberi kepercayaan itu adalah sindikasi 7 bank terdiri dari Duetsche Bank AG, Singapore Branch; Australia and New Zealand Banking Group Limited; The Bank of Tokyo–Mitsubshi UFJ; Mizuho Bank; Societe Generale, Hongkong Branch; Sumitomo Mitsui Banking Corporation dan United Overseas Bank. Sesuai perjanjian, IPC mendapatkan fasilitas kredit senilai USD2 milliar, dengan existing draw down senilai USD550 juta.

Modal tersebut rencananya akan digunakan untuk investasi pengembangan sejumlah pelabuhan baru, yaitu di Sorong Papua, Kalimantan Barat, Sumatera Selatan, serta mengembangkan pelabuhan Cirebon, Jawa Barat.

Untuk pembangunan pelabuhan di Sorong, Papua Barat nilai investasi mencapai Rp2 triliun. Saat ini, kendala soal pembebasan lahan hutan sudah teratasi dengan baik. Sementara untuk pelabuhan baru Kijing di Kalimantan Barat, nilai investasi mencapai Rp3 triliun. Sedangkan untuk Pelabuhan Tanjung Api-Api di Sumatera Selatan, Perseroan masih dalam tahap studi dan penelitian terkait besaran investasi yang akan dikeluarkan.

Melalui pengembangan ini, Perseroan memperkirakan cukup ada peningkatan volume arus peti kemas sebesar 10% dari saat ini yang mencapai sekitar 7 juta TEU’s. Bagi Perseroan, peningkatan layanan peti kemas tersebut sangat penting, mengingat hampir separuh pendapatan Perseroan pada tahun 2014, berasal dari layanan jasa terminal, termasuk di dalamnya adalah peti kemas.

performance as well as a part of a process to secure Company’s position as port industry and global logistic player.

Several strategies have been prepared, among others is the construction and development of facilities at some ports. The fund came from Company’s cash and loans from a number of banks, both national and foreign banks.

UnwaveringConfidenceLevelFunding commitment from domestic and foreign banks showed stakeholders’—in this case, creditors’—firm confidence level to the Company. Therefore, the Management is optimistic that programs and targets that have been determined for 2015 will be solidly realized.

The credit grantor are the 7 syndicated banks consisted of Deutsche Bank AG, Singapore Branch; Australia and New Zealand Banking Group Limited; the Bank of TokyoMitsubishi UFJ; Mizuho Bank; Societe Generale, Hongkong Branch; Sumitomo Mitsui Banking Corporation and United Overseas Bank. According to the agreement, IPC obtains loan facility in the amount of USD2 billion with existing draw down of USD550 million.

The capital will be used to build a number of new ports, i.e.: in Sorong Papua, West Kalimantan, South Sumatera and for the development of Cirebon port, West Java.

The investment value of the port construction in Sorong, Papua Barat is Rp 2 trillion. Currently, the Company has settled the land acquisition issues. Meanwhile for Kijing deep-sea port in West Kalimantan, the investment reached Rp3 trillion. Whereas for Port of Tanjung Api-Api in South Sumatera, the amount of investment is stil under research and study by the Company.

By establishing this strategic project, the Company estimates an increase in volume of container traffic by 10% from to date that reaches about 7 million TEUs. For the Company, improvement in container service is very important, considering almost half of the Company’s revenue came from terminal service, which include container services.

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report30

Ikhtisar KeuanganWilayah Kerja & Cabang PelabuhanEntitas AnakTarget PencapaianLaporan Dewan KomisarisLaporan DireksiAnalisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan

Program Water Way & CanalLebih lanjut, IPC juga menyoroti tentang modalitas transportasi di ibukota Jakarta. Berkaca pada pengalaman Jepang dan beberapa negara lain yang memanfaatkan tiga moda transportasi (jalan darat, jalur laut dan jalur kereta api), IPC juga akan mengadopsi konsep tersebut khusunya Pelabuhan Tanjung Priok yang berada di wilayah Jakarta. Moda jalan darat akan menghubungkan Pelabuhan Tanjung Priok dengan daerah industri dan logistik, dimana IPC sedang dalam proses pengambil alihan 45% saham calon mitra pemegang konsesi jalan tol lingkar Jakarta II Cibitung-Cilincing. Sedangkan dari sisi moda jalur kereta api, IPC menggagas upaya kerja sama untuk membangun jalur kereta api baru yang menghubungkan Pelabuhan Tanjung Priok dengan Kawasan Berikat Nusantara (KBN) dan daerah industri Cikarang bersisian dengan akses tol JORR 2.

Dari sisi moda jalur laut, IPC berencana akan memanfaatkan kanal (water way) yang ada sepanjang ±40 km dari Tanjung Priok ke kawasan industri Cikarang Jawa Barat (jalur Cikarang-Bekasi-Laut). Kanal tersebut nantinya akan menjadi jalur transportasi yang bisa dilewati kapal tongkang berkapasitas muatan maksimal 150 kontainer serta membuat lokasi untuk terminal tongkang di wilayah Cikarang (Cikarang inland water way). Gagasan ini merupakan upaya mengurangi penggunaan truk angkut dari pelabuhan ke kawasan industri karena selain mengakibatkan kemacetan di dalam kota juga berbiaya tinggi.

Peluang Tol LautPemerintah telah mencanangkan konsep poros maritim dan tol laut agar Indonesia sebagai negara kelautan dapat sejajar dengan negara-negara lain di dunia. IPC sangat mendukung gagasan tersebut, terutama untuk menurunkan biaya logistik nasional yang masih tinggi.

Saat ini, dari hasil penelitian yang dilakukan oleh World Bank, biaya logistik Indonesia memakan porsi 24,6% dari Produk Domestik Bruto/GDP. Bila dibandingkan dengan negara-negara Asia lainnya, biaya logistik di Indonesia adalah yang tertinggi. Porsi terbesar dari komponen biaya logistik yang tinggi ini terutama akibat stock inventory yang tinggi serta porsi moda transportasi darat yang masih dominan dimana biaya transportasi darat 10 kali lebih mahal dari moda transportasi laut.

Water Way and Canal ProgramFurthermore, IPC also pointed out on transport modalities in capital city of Jakarta. Looking up on Japan’s and other countries experiences which use three transport modes (land, sea and railway), IPC will also adopt the concept, particularly in the Port of Tanjung Priok which is located in Jakarta area. Land mode will connect Tanjung Priok port to industry and logistical area where IPC has still in the process of taking over 45% shares of Jakarta Outer Ring Toll Road II Cibitung-Cilincing from its concession holders’ partners. At the same time, IPC initiated cooperation efforts to build new railway that will connect Tanjung Priok port to Nusantara Bonded Zone/Kawasan Berikat Nusantara (KBN) and to Cikarang industrial zone which located on the side of JORR 2 toll access.

On sea transport mode, IPC plans to utilize existing waterway which extends 40 km from Tanjung Priok to Cikarang Industrial zone, West Java (Cikarang-Bekasi-Sea). This canal will turn into transportation channel that can be passed by barges with maximum 150 containers load capacity. IPC will also build barge terminal in Cikarang area (Cikarang inland waterway). This initiative is part of the efforts to reduce the use of trucking from seaport to industrial zone that causing heavy congested traffic in the city as well as high costs.

Sea Toll OpportunityThe Government has pledged maritime axis and sea toll in order for Indonesia as maritime country to stand parallel to other countries in the world. IPC greatly supports the idea, especially to reduce persistently high domestic logistic cost.

Currently, a study by the World Bank revealed that Indonesia’s logistic cost took up 24.6% of its GDP. Compared to other Asian countries, logistic cost in Indonesia is the highest. The biggest portion of the high logistic cost is due to high stock inventory and dominant land transport mode. Land transport mode cost 10 times more expensive than sea transport mode.

LAPORAN DIREKSI | REPORT FROM THE BOARD OF DIRECTORS

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report 31

Financial HighlightsOperational Areas & Port Branches

SubsidiariesGoals

Report from the Board of CommissionersReport from the Board of Directors

Management Discussion & Analysis on Company Performance

Merespon konsep tol laut tersebut, gagasan reformasi logistik kemaritiman yang disampaikan oleh IPC menyentuh hal-hal yang mendasar bagi perbaikan layanan dan fasilitas serta quick wins. Di antaranya, meliputi perbaikan hard and soft infrastructure, konfigurasi ulang lahan pelabuhan serta penambahan alat yang dapat meningkatkan kapasitas di Pelabuhan. Sebagai salah satu contoh, kapasitas Pelabuhan Tanjung Priok pada tahun 2009 sebesar 3,6 juta TEUs dengan proyeksi pada tahun 2015 akan menjadi 10 juta TEUs, hanya dengan melakukan rekonfirgurasi lahan dan perbaikan dari sisi operasi. Berarti mengalami peningkatan sebesar 178% dibandingkan sebelumnya.

Saat ini IPC, telah melakukan perbaikan baik dari sisi soft dan hard infrastructure. Untuk sisi soft infrastructure, merupakan hal yang tidak kalah penting dan langkah paling cepat yang dapat dilakukan, mulai dari change management, sistem birokrasi yang disederhanakan hingga penyediaan truck booking system, sistem pengelolaan kontainer OPUS, Auto Gate serta layanan pelabuhan 24/7 bagi semua pihak dan instansi yang terlibat di dalamnya.

Sedangkan dari sisi hard infrastructure, IPC mencanangkan pembangunan pelabuhan baru, pengembangan pelabuhan yang ada serta remodeling pelabuhan yang ada dimana program ini membutuhkan dana kurang lebih Rp 31,41 triliun untuk periode 2015-2019.

Perseroan juga telah menyelesaikan 4 studi lanjutan (soft side) dari tahun sebelumnya. Detail dari studi dan program yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Economic impact of infrastructure and equipment development in IPC towards regional and national economy

Studi ini dimaksudkan untuk melihat seberapa besar dampak ekonomi yang dihasilkan dari investasi IPC dalam pengembangan infrastruktur pelabuhan, yang meliputi: infrastruktur utama berupa dermaga, lapangan penumpukan, kapal pandu dan tunda, alat bongkar muat di dermaga (ship to shore crane), lapangan (yard crane) maupun alat produksi pendukung terhadap perekonomian regional dan nasional.

Dari studi tersebut diketahui bahwa pada tahun 2013, IPC secara total telah menyumbangkan gross value added sebesar Rp7,2 triliun terhadap PDB Indonesia

Responding to the sea toll road concept, maritime logistics reform idea which was conveyed by IPC touches all basic things for service and facility improvements as well as quick wins. The idea involves hard and soft infrastructure improvements, land use reconfiguration for sea port and equipment addition to increase capacity in the ports. Port of Tanjung Priok had 3.6 million TEUs capacity in 2009. It is projected that in 2015, the capacity will increase to 10 million TEUs, just by land use reconfiguration and increasing operational improvement. That means there is an increase by 178% compared to previous capacity.

Currently, IPC has conducted improvement of soft and hard infrastructure. For soft infrastructure, it is equally important and the quickest step that can be done, covering from change management, simplification of bureaucracy system, until provision of truck booking system, OPUS container management system, Auto Gate as well as 24/7 port service for all parties and institutions involved within the port.

On hard infrastructure side, IPC pledged to construct and build new port, develop and remodel existing port. All efforts in this area will need funding of more or less Rp31.41 trillion for 2015-2019 period.

The Company has also completed 4 follow-up studies (soft side) since last year. Details of the studies and programs are as follows:

1. Economic impact of infrastructure and equipment development in IPC towards regional and national economy

The Study was intended to analyse economic impacts resulting from IPC investments in port infrastructure development which included main infrastructures such as docks, stockpile yards, pilot and tug boats, hip to shore crane, yard crane and other supporting production equipments. The impact analysis was conducted for both regional and domestic economy.

Study results showed that in 2013, IPC had contributed total gross value added in the amount of Rp7,2 trillion to Indonesia’s GDP or an equivalent of

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report32

Ikhtisar KeuanganWilayah Kerja & Cabang PelabuhanEntitas AnakTarget PencapaianLaporan Dewan KomisarisLaporan DireksiAnalisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan

atau setara dengan 1/4 dari PDB Provinsi Bengkulu. Investasi IPC juga memberikan multiplier effect sebesar 1,63 kali, yang artinya setiap pengeluaran Rp1 triliun, menciptakan nilai tambah Rp630 miliar pada perekonomian Indonesia.

Dari hasil studi tersebut dapat diketahui pula bahwa pada tahun 2018, berdasarkan rencana investasi 5 tahunan, investasi IPC akan memberikan kontribusi direct value-added senilai Rp12,5 triliun (adjusted inflation). Ditambah dengan perkiraan nilai direct value-added dari rantai pasokan (supply chain) pada tahun 2018 sebesar Rp5,9 triliun terhadap GDP secara total. Secara total IPC diperkirakan akan memberikan nilai tambah sebesar Rp20,4 triliun terhadap PDB Indonesia.

2. Study on Indonesia maritime strategy reform (aligning and engaging stakeholders) & maritime strategy reform: university work packages

Pekerjaan Indonesia maritime strategy reform (aligning and engaging stakeholders) ini merupakan lanjutan dari fase sebelumnya, yaitu tahun 2013. Pada fase sebelumnya, studi ini terkonsentrasi menjawab 4 pertanyaan utama, yaitu apa saja yang menjadi permasalahan-permasalahan utama di rantai pasok (supply chain) Indonesia? Bagaimana kondisi ideal maritim Indonesia pada tahun 2030 dan bagaimana cara mencapainya? Apa yang harus dilakukan untuk merealisasikan perbaikan yang diinginkan? Dan bagaimana dampak ekonomi makro Indonesia dengan adanya strategi maritim yang baru.

Sedangkan untuk fase kedua, aligning and engaging stakeholders lebih terkonsentrasi pada mengkomunikasikan detil reformasi yang harus dilakukan kepada masing-masing pemangku kepentingan.

Pekerjaan maritime reform ini juga dilakukan oleh 6 universitas (Universitas Sriwijaya, Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Gadjah Mada, Institut Teknologi Sepuluh November, Universitas Hasanuddin) yang dipantau langsung oleh Komite Pengarah (steering committee) dan diketuai Wakil Menteri Perhubungan pada saat itu. Enam perguruan tinggi ternama itu akan memberikan masukan dalam menyelesaikan permasalahan kunci di

0,25 of Bengkulu province’s GDP. IPC investment also generated a multiplier effect of 1,63, which means every Rp1 trilion of spending will created a value added of Rp630 billion to the Indonesian economy.

From the study, it was also revealed that based on five-year investment plan, IPC investment would contribute direct value-added of Rp12.5 trillions (adjusted inflation) in 2018. There would also be an addition of direct value-added from supply chain in the amount of Rp5.9 trillion to the GDP in 2018. In total, IPC is predicted to contribute value added in the amount of Rp20.4 trillion to Indonesia’s GDP.

2. Study on indonesia maritime strategy reform (aligning and engaging stakeholders) & maritime strategy reform: university work packages

Study on Indonesia maritime strategy reform (Aligning and engaging stakeholders) is a continuation from previous phase in 2013. In previous phase, the Study was concentrated to address 4 main problems in Indonesia’s supply chain: how is the ideal condition of Indonesia’s maritime in 2030 and how to accomplish it? What should be done to realize the desired improvements? And what are the impacts of the new maritime strategy to Indonesia’s macroeconomic conditions.

For phase two, aligning and engaging stakeholders will focus more on communicating reform information details to each stakeholder.

Study on maritime reform was also conducted by 6 state universities (University of Sriwijaya, University of Indonesia, Institute Technology of Bandung, University of Gadjah Mada, Institute Technology of Surabaya and University of Hasanudin) and was monitored directly by a steering committee which was headed by Deputy Minister of Transportation. These six universities will recommend their inputs to solve key problems in maritime industry which include 6 aspects, namely:

LAPORAN DIREKSI | REPORT FROM THE BOARD OF DIRECTORS

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report 33

Financial HighlightsOperational Areas & Port Branches

SubsidiariesGoals

Report from the Board of CommissionersReport from the Board of Directors

Management Discussion & Analysis on Company Performance

industri maritim yang meliputi 6 aspek: port, shipping, landside supporting industry, sea side supporting industry, maritime education and 2030 network.

3. Implementation of reducing logistic cost in Indonesia & port development priority projects andfinancingstrategy

Masih berkaitan dengan maritime reform, pada tahun 2013 IPC bekerja sama dengan World Bank untuk melakukan studi reducing logistic cost. Studi ini berfokus pada pengembangan strategi dan aksi untuk mengurangi biaya logistik di seluruh Indonesia. Studi tersebut diperkirakan selesai pada tahun 2015.

World Bank juga melakukan studi lain, yaitu port development priority projects and financing strategy, di mana fokus utama dalam studi ini adalah untuk mengidentifikasi pelabuhan-pelabuhan di wilayah Indonesia yang harus dikembangkan, didesain ulang atau dibangun baru guna mendukung terbentuknya konektivitas domestik serta bagaimana cara strategi pembiayaan masing-masing pelabuhan tersebut.

4. Feasibility study of Kijing deep water port in Kunyit River, Pontianak

Studi ini dilakukan sebagai tindak lanjut dari kajian tahun sebelumnya yaitu “Pre-Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Kijing” dimana dalam kajian sebelumnya diketahui bahwa dari sisi pasar, teknikal, komersial dan finansial, pembangunan Pelabuhan Kijing sudah dapat dikategorikan feasible.

Pembangunan NewPriokPembangunan Terminal NewPriok merupakan proyek pembangunan pelabuhan terbesar di Indonesia saat ini yang mampu memperkuat mata rantai logistik Indonesia secara signifikan. Proyek ini diharapkan menjadi jaringan logistik nasional yang lebih efisien dan lebih mutakhir untuk menarik lebih banyak investasi ke Indonesia.

Pembangunan yang direncanakan selesai 2023 ini terbagi menjadi dua tahap. Tahap pertama direncanakan selesai 2017 dan akan dibangun 3 terminal peti kemas dengan kapasitas 4,5 juta TEUs. Selain itu, ada pembangunan 2 terminal curah cair dengan kapasitas 10 juta meter kubik per tahun. Sementara pembangunan tahap II direncanakan pada 2018–2023 meliputi pembangunan 4 terminal peti kemas dengan total kapasitas 8 juta TEUs per tahun.

port, shipping, land side supporting industry, sea side supporting industry, maritime education and 2030 network.

3. Implementation of reducing logistic cost in Indonesia & Port Development priority projects andfinancingstrategy

Related to maritime reform, in 2013 IPC had a cooperation with the World Bank to conduct “reducing logistic cost” Study. The Study focused on domestic container shipping optimalization in Indonesia in order to reduce logistics cost in Indonesia. The Study is projected to be finished on January 2015.

In addition to that, the World Bank would also do other study; port development priority projects and financing strategy. This Study’s main focuses are to identify existing ports which must be developed and to discover suitable regions for development of new ports in order to support domestic connectivity. Moreover, the Study would also try to seek financing strategy alternative to develop those ports.

4. Feasibility study of Kijing deep water port in Kunyit River, Pontianak

This Study was done as a follow-up to the previous study, namely “Pre-feasibility Study of Kijing Port Development”. In this previous study, it was concluded that Kijing port construction was deemed feasible in terms of market, technical, commercial and financial aspects.

NewPriok DevelopmentThe development of NewPriok Terminal is also the biggest development project in Indonesia to date, which will be able to significantly strengthen the logistic chain of Indonesia. NewPriok Terminal will become part of national port network, which is more efficient and modern, thus attracting more investment into Indonesia.

The development that is planned to finish in 2023 has two stages. The first stage is planned to complete in 2017 where there will be 3 container terminals with the capacity of 4.5 million TEUs along with 2 liquid bulk terminals with the capacity of 10 million meter cubic per year. The second stage of development is planned in the year of 2018-2023 that covers the development of 4 container terminals with total capacity of 8 million TEUs per year.

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report34

Ikhtisar KeuanganWilayah Kerja & Cabang PelabuhanEntitas AnakTarget PencapaianLaporan Dewan KomisarisLaporan DireksiAnalisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan

Terminal NewPriok juga akan meningkatkan kapasitas dan efisiensi dari jaringan logistik nasional Indonesia dengan level produktivitas yang sebanding dengan pelabuhan-pelabuhan besar di dunia. Pelabuhan ini juga akan meningkatkan kemampuan dalam melayani kapal kontainer yang lebih besar.

Terminal NewPriok memungkinkan kapal kontainer kelas Triple E melewati Indonesia tanpa perlu transshipment di pelabuhan lain. Hingga saat ini, kapal Triple E merupakan kelas terbesar dari kapal kontainer dengan kemampuan membawa hingga 12.000 – 15.000 TEUs. Sementara saat ini, fasilitas terminal pelabuhan existing di Pelabuhan Tanjung Priok hanya melayani kapal dengan kapasitas maximum 6.000 TEUs.

Hingga 30 Desember 2014, perkembangan pelaksanaan pembangunan fisik Terminal Kalibaru Tahap 1 adalah sebagai berikut:1. Keseluruhan progres 38,28% dari rencana progres

41,79%2. Progres Container Terminal 1 (CT1): 74,38%3. Progres disposal 1A breakwater: 65,92%4. Progres Breakwater Container Yard 1B: 54,26%.5. Progres pengerukan dan reklamasi lahan: 26,44%.6. Progres pekerjaan pembangunan akses jalan sisi laut:

61,58% 7. Progres pekerjaan pembangunan akses jalan sisi

darat: 43,26%

Tata Kelola PerusahaanSejalan dengan tumbuhnya kinerja, Perseroan berkomitmen penuh untuk menjalankan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan (GCG) yang baik, sesuai standar regulator dan etika bisnis yang berlaku. Bagi Perseroan, penerapan prinsip-prinsip GCG sudah menjadi kebutuhan, sekaligus kunci sukses dalam menjalankan usaha.

Prinsip-prinsip GCG yang dianut oleh Perseroan sesuai standar yang berlaku adalah: tranparansi, akuntabilitas, tanggung jawab, independensi, serta berkeadilan.

Penerapan GCG pada dasarnya adalah prinsip-prinsip yang mendasari suatu proses dan mekanisme pengelolaan perusahaan berlandaskan peraturan perundang-undangan dan etika berusaha. Hal inilah yang dijaga dan terus dikembangkan oleh Perseroan, sejalan dengan upaya mengembangkan bisnis secara berkesinambungan.

NewPriok Terminal will also improve capacity and efficiency of Indonesia logistic system, such that it will be comparable to other large ports around the world. This port also improves capacity to serve a bigger container vessels.

NewPriok Terminal allows container vessel Triple E class to cross Indonesia without trans-shipment in other port. At present, Triple E class vessel is the largest of its kind and able to carry up to 12,000 – 15,000 TEUs. Currently, the existing port terminal facilities at Port of Tanjung Priok only cater ships with maximum capacity of 6,000 TEUs.

The progress of Phase I of Kalibaru Terminal physical construction until 30 December 2014 are as follows:1. Actual progress is 38.28% against plan progress of

41.79%.2. Actual progress of Container Terminal 1 (CT1): 74.38%.3. Actual progress of 1A breakwater disposal: 65.92%.4. Actual progress of 1B breakwater container yard:

54.60%.5. Actual progress of dredging and reclamation work:

26.44%.6. Actual progress of sea-side road access construction

work: 61.58%.7. Actual progress of land-side road access construction

work: 43.26%

Good Corporate GovernanceIn accordance with improving performance, the Company has fully committed to properly implement GCG principles, meet the regulator’s standard and applicable business ethics. For the Company, application of GCG principles has become a necessity as well as key success in running the business.

GCG principles adopted by the Company according to the applied standards are transparency, accountability, responsibility, independency and equitable.

GCG implementation basically is principles that serve as the basis for a process and corporate management mechanism based on regulations and business ethics. The Company continuously maintains and develops this matter, in an accordance with the effort to develop sustainable business.

LAPORAN DIREKSI | REPORT FROM THE BOARD OF DIRECTORS

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report 35

Financial HighlightsOperational Areas & Port Branches

SubsidiariesGoals

Report from the Board of CommissionersReport from the Board of Directors

Management Discussion & Analysis on Company Performance

Manajemen berkeyakinan bahwa pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik akan mendukung pencapaian sasaran bisnis dalam jangka panjang. Bahkan ikut memberikan keunggulan kompetitif dalam menghadapi persaingan.

Sebagai wujud komitmen dari pelaksanaan GCG, pada tahun 2014, Dewan Komisaris, Direksi, beserta seluruh karyawan telah menandatangani pakta integritas berdasarkan pedoman GCG serta janji kode etik bisnis yang menegaskan komitmen Dewan Komisaris, Direksi dan seluruh karyawan terhadap pelaksanaan bisnis yang adil, transparan dan beretika serta sebagai bentuk kepatuhan peraturan dan regulasi sesuai dalam Kode Etik Bisnis IPC. Hal ini diterapkan di seluruh tingkat organisasi dan kegiatan operasional Perseroan.

Selain itu, Perseroan juga senantiasa mengadakan rangkaian kegiatan perbaikan Pedoman Tata Kelola, Board Manual, Pedoman Etika (Kode Etik Bisnis), Pedoman Pelaporan Pelanggaran serta penyempurnaan organ GCG guna menunjang implementasi GCG di masa yang akan datang. Konsistensi assessment dan audit yang komprehensif secara berkala sebagai bagian dari upaya peningkatan kualitas tata kelola perusahaan. Tahun 2014 kami menyusun buku “Pedoman Pengelolaan Gratifikasi & Penerapan Whistle blowing System” PT Pelabuhan Indonesia II (Persero).

Bagi Perseroan serta seluruh jajarannya, penerapan prinsip-prinsip tersebut sudah menjadi komitmen dalam setiap pengelolaan usaha Perseroan. Implementasi terus dilakukan dengan meningkatkan sosialisasi dan internalisasi prinsip-prinsip GCG pada semua anggota Dewan Komisaris, Direksi dan karyawan, sehingga menjadi tradisi yang harus diimplementasikan dalam setiap aktivitas bisnis sehari-hari.

Selain meyetujui Pakta Integritas Karyawan, setiap karyawan Perseroan diwajibkan menandatangani Surat Pernyataan Kode Etik agar karyawan mengetahui, memahami, serta menjalankan ketentuan yang berlaku di Perseroan. Bersamaan dengan itu, agar karyawan tidak melakukan hal-hal yang dilarang oleh Perseroan, sehingga hal ini diharapkan dapat meningkatkan integritas setiap karyawan.

Kebijakan lain yang dilakukan Perseroan dalam upayanya melaksanakan budaya GCG adalah membuat pengumuman larangan gratifikasi kepada seluruh

The Management believes that good corporate governance implementation will support the achievement of long term business targets. It even will provide competitive advantage in the face of competition.

As a commitment of GCG implementation in 2014, the Board of Commissioners, the Board of Directors and all employees had signed Integrity Pact based on GCG guidance and pledged business ethics code which confirmed commitment of the Board of Commissioners, the Board of Directors and all employees towards fair, transparent and ethical business practices as a form of adherence to rules and regulations corresponding in IPC Business Ethics Code. This was implemented at all organization levels and Company’s operational activities.

In addition, the Company always holds series of events to improve Good Corporate Governance Guidance, Board Manual, Ethical Guidance (Business Ethics Code) & Business Behavior, Violations Reporting Guidance and completion GCG forms to support GCG implementation in the future. Consistent assessment and periodical comprehensive audit are part of quality improvement quality in good corporate governance.

For the Company and all of its staffs, implementation of those principles has become the commitment in every Company’s business management. Implementation is continuously done through strengthen socialization and internalization of GCG principles on all members of the Board of Commissioners, the Board of Directors and employees, so that will become a tradition that needs to be implemented in daily business activities.

Besides endorsing Integrity Pact, every Company’s employee is required to sign Statement Letter of Ethical Code so the employee awares, understand and practise all applicable regulations in the Company. Along with that, it is expected to strengthen each employee’s integrity in order not to engage in any events prohibited by the Company.

Other policy made by the Company as an effort to direct GCG culture is to establish notification to ban gratification activities to all employees not to ask, provide or receive

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report36

Ikhtisar KeuanganWilayah Kerja & Cabang PelabuhanEntitas AnakTarget PencapaianLaporan Dewan KomisarisLaporan DireksiAnalisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan

karyawan untuk tidak meminta, memberikan atau menerima hadiah dalam segala bentuk, baik langsung maupun tidak langsung. Dukungan dan kerja sama para pihak tentu sangat dibutuhkan dalam mewujudkan komitmen Perseroan agar senantiasa terus meningkatkan implementasi prinsip GCG dalam berbagai program kerja.

Untuk mewujudkan hal itu, antara lain dilakukan dengan meningkatkan efektivitas kerja Komite Audit dan Divisi Internal Audit. Selain itu, juga mengoptimalkan fungsi Divisi Sekretaris Perusahaan.

Whistle Blowing SystemIPC telah resmi meluncurkan Whistle Blowing System (WBS) atau Sistem Pelaporan Pelanggaran pada tahun 2014 yang resmi dikenal dengan “IPC Bersih”. Sistem ini menjadi wadah bagi segenap Insan IPC dan pihak eksternal terkait untuk melaporkan dugaan pelanggaran terhadap prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan serta nilai-nilai etika yang berlaku pada perusahaan. Perseroan berkomitmen untuk menetapkan standar yang tinggi dalam perilaku bisnisnya. Sebagai wadah bagi karyawan, manajeman, pelanggan serta mitra bisnis untuk melaporkan adanya tuduhan atau indikasi adanya perilaku yang tidak benar, tidak etis maupun tindakan ilegal, Perseroan menginisiasi dibentuknya sistem Pelaporan Pelanggaran serta Kebijakan Anti Tindak Kejahatan.

Pada tanggal 3 Maret 2014 Direksi Perseroan telah membentuk Komite “IPC Bersih” dalam pelaksanaan Manajemen Anti Tindak Kejahatan dan Penerapan Whistle blowing System, mencakup sistem pelaporan pelanggaran (Whistle blowing System) dan Kebijakan Manajemen Anti Tindak Kejahatan (Anti Fraud).

Para Whistle blower yang mengindikasikan adanya pelanggaran oleh insan IPC dapat melaporkannya secara langsung melalui saluran-saluran yang telah disediakan.

Setiap laporan yang diterima akan dikelola oleh pihak ketiga yang independen dan resmi ditunjuk oleh Perusahaan, dalam hal ini PT Deloitte Konsultan Indonesia (PT DKI), kemudian disampaikan pada Komite IPC Bersih untuk dilakukan investigasi. Setiap pelapor diberikan pilihan untuk mengungkap atau tidak mengungkap identitas jati dirinya dalam laporan yang disampaikan PT DKI kepada Komite IPC Bersih.

gift in any forms both directly and indirectly. Support and cooperation from all parties are strongly needed to realize Company’s commitment to always enhance the implementation of GCG in any work programs.

To accomplish this, it was done by improving work effectiveness of Audit Committee and Internal Audit Division. Moreover, it is also to optimize Corporate Secretary Division function.

Whistle Blowing SystemIPC has officially launched whistle blowing system (WBS) or violation report system in 2014, known as “IPC Bersih”. The system will facilitate all IPC personnel as well as related external parties to report allegation of violation to the Company’s Good Corporate Governance principles and the Company’s ethical values.

The Company has committed to apply high standard of its business conducts. To facilitate employees, management, customers and business partners in reporting allegation or in indicating improper, unethical and illegal conducts, the Company initiated the establishment of violation report system and anti-fraud policy

On March 3, 2014 the Company’s Board of Directors has founded “IPC Bersih” Committee in order to implement Anti-Fraud management and to apply whistle blowing system

Whistle blowers who indicate violations conducted by IPC personnel can report directly through available channels.

All reports will be managed by independent third party–formally appointed by the Company. In this case, PT Deloitte Konsultan Indonesia (PT DKI) is the independent party who will deliver report to “IPC Bersih” Committee to be investigated. Every informer can choose to disclose or to conceal their identity in the report delivered by PT DKI to “IPC Bersih” Committee.

LAPORAN DIREKSI | REPORT FROM THE BOARD OF DIRECTORS

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report 37

Financial HighlightsOperational Areas & Port Branches

SubsidiariesGoals

Report from the Board of CommissionersReport from the Board of Directors

Management Discussion & Analysis on Company Performance

Komite IPC Bersih dan Manajemen menjamin kerahasiaan atas setiap laporan yang masuk dan juga memberikan perlindungan kepada pelapor yang mengungkapkan jati dirinya dari kemungkinan tindakan balasan oleh pihak terlapor.

Tanggung Jawab SosialSebagai badan usaha milik negara, PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) berpegang teguh pada tata kelola yang sudah ditetapkan oleh Kementerian BUMN sebagai kuasa pemegang saham. Termasuk dalam hal itu, yakni pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility) serta Program Kemitraan dan Bina Lingkungan atau PKBL.

Dari sisi wilayah cakupan aktivitas PKBL, Perseroan telah menjangkau 10 wilayah operasi, yaitu Kantor Pusat, Cabang Tanjung Priok, Sunda Kelapa, Lampung, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Banten, Cirebon, Jambi, Bengkulu, Pontianak, Bangka dan Belitung. Sedangkan menyangkut sektor yang menjadi jangkauan kegiatan Program Kemitraan Perseroan, baik dalam bentuk pinjaman maupun hibah adalah: sektor industri kecil, perdagangan, pertanian, perikanan, jasa, pendidikan, dan pemasaran.

Sementara penyaluran dana Program Bina Lingkungan direalisasikan pada 7 kelompok program: BUMN Peduli, bantuan kepada korban bencana alam, bantuan pendidikan dan pelatihan, bantuan peningkatan kesehatan, bantuan pengembangan prasarana/sarana umum, bantuan sarana ibadah, dan bantuan pelestarian alam atau lingkungan.

Pengembangan Sumber Daya ManusiaKami menyadari bahwa (SDM) Sumber Daya Manusia yang memiliki komitmen dan keahlian baik di bidangnya merupakan bagian dari kunci sukses Perseroan dalam menjalankan bisnis. Untuk itu, sejumlah kegiatan pengembangan kemampuan (skills and abilities) dan pengetahuan bagi para karyawan menjadi perhatian serius (concern) manajemen.

Manajemen berpandangan, program pengembangan sumber daya manusia akan memberikan kontribusi positif bagi performa organisasi. Semakin tinggi kemampuan sumber daya manusia yang dimiliki, maka pencapaian usaha Perseroan juga akan bergerak secara beriringan.

“IPC Bersih” Committee and the Management of the Company will keep all incoming report confidential and will also give protection to informers who choose to reveal their identity from any revenge action from the opposite party

Corporate Social Responsibility.As a state owned company, PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) strongly hold onto good corporate governance as stipulated by Ministry of State Owned Enterprise as the shareholder. Among others, was the implementation of the Corporate Social Responsibility (CSR) program as well as Partnership and Community Development Program (PKBL)

As from regional coverage of PKBL activities, the Company has reached out 10 operational regions, namely: Head Office, Tanjung Priok Branch, Sunda Kelapa, Lampung, South Sumatra, West Sumatra, Banten, Cirebon, Jambi, Bengkulu, Pontianak, Bangka and Belitung.

While related to sector that became the coverage of Company’s Partnership Program activities, both in the form of fund lending and grant are: small industries sector, trade, agriculture, fisheries, services, education and marketing.

Meanwhile fund allocation of Community Development Program were realized to 7 groups of program: BUMN Peduli, natural disasters victims donation, education and training aid, healthcare improvement aid, public infrastructure development aid, religious facilities donation, and conservation/environmental aid.

Human Resources DevelopmentWe realized that human resources who have commitment and good skill in their field is a part of Company’s success key in running the business. Therefore, a number of competence (skills and abilities) and knowledge development activities for employees became serious concern of the Management.

The Management believes that human resources development program will bring positive contribution to organizational performance. The higher the capability that the human resources have, the Company’s business accomplishment will then move in tandem.

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report38

Ikhtisar KeuanganWilayah Kerja & Cabang PelabuhanEntitas AnakTarget PencapaianLaporan Dewan KomisarisLaporan DireksiAnalisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan

Sepanjang tahun 2014 ini, strategi pengelolaan SDM difokuskan pada optimalisasi dan peningkatan kompetensi yang mendukung tercapainya visi dan tujuan Perusahaan. Peningkatan kesejahteraan ini diberikan sejalan dengan peningkatan kinerja dan produktivitas SDM.

Peningkatan performa karyawan dan kemampuan keuangan perusahaan juga dijaga keseimbangannya dengan penerapan disipilin secara konsisten. Hal itu sudah merupakan komitmen perusahaan. Kami juga memandang bahwa hubungan industrial menjadi titik sentral dalam rangka tercapainya iklim kerja yang harmonis serta mendukung tercapainya tujuan Perseroan.

Pelaksanaan program pengembangan SDM di lingkungan Perseroan yang sudah dilaksanakan hingga 2014, di antaranya adalah:1. Implementasi Knowledge Management Berbagi pengalaman antar karyawan di lingkungan IPC,

serta penerapan E-Learning di lingkungan Perseroan. E-Learning (pembelajaran berbasis elektronik) telah diterapkan untuk pembelajaran IPC Culture bagi karyawan, sehingga dapat diketahui berapa skor pemahaman mereka terhadap kultur perusahaan. Melalui E-Learning, karyawan IPC dapat mengakses berbagai modul pembelajaran.

2. Individual Career Planning Program ini bertujuan menjadi wadah aspirasi

karir yang ingin dicapai oleh setiap karyawan IPC. Melalui Individual Career Planning (ICP), karyawan IPC diperbolehkan membuat rencana karir yang diinginkan. Hingga saat ini telah dilakukan penyusunan draft formulir Individual Career Planning dan telah disosialisasikan ke Direktorat SDM, Umum, dan Biro Strategis Perusahaan.

3. Pengembangan Leadership melalui Accelerating Leadership Development Stage II- Perseroan menyelenggarakan Accelerating

Leadership Development Batch 1, kegiatan yang telah dilaksanakan berupa: Workshop Mindfulness, Mid Review Group Action Learning Project, Mentoring, Group Action Learning Project. Program ini melibatkan konsultan Accenture sebagai Subject Matter Expert, dan Project Sponsor dari Direksi IPC. Peserta yang terlibat pada periode ini sebanyak 20 peserta, Senior Leader yang telah diseleksi dengan ketat.

In 2014, the strategy of Human Resources management was focused on optimization and competence enhancement that supported the achievement of the Company’s vision and objective. Welfare improvement was provided in accordance with increasing performance and productivity of the Human Resources.

Advancement in employee performance and Company’s financial capability are also kept in balance with consistent discipline enforcement. This has been the Company’s commitment. We also believe that industrial relation is the central point in order to achieve harmony work climate and foster the achievement of Company’s objective.

Implementation of Human Resources development program within the Company that has been done up to 2014, are as follow:1. Knowledge Management Implementation Sharing knowledge sessions have been conducted

and E-Learning has been introduced within IPC. The Knowledge Management implementation in the E-Learning (electronic-based learning) method by employee to study IPC Culture has been conducted, so that it can show what the score of employee comprehension towards company’s culture. Through E-Learning, IPC employees will be able to access variety of learning modules.

2. Individual Career Planning This program is aimed to be a career aspiration

medium that every IPC employee would like to achieve. Through Individual Career Planning (ICP), IPC employee is allowed to create desired career planning. Up to now the creation of Individual Career Planning forms has been done and socialized to HR, General Affairs Directorate and Corporate Strategic Bureau

3. Accelerating Leadership Development Stage II- The Company organized Accelerating Leadership

Development Batch 1. Activities that have been carried out were: Mindfulness Workshop, Mid Review Group Action Learning Project, Mentoring, Group Action Learning Project. This program involved Accenture consultants as Subject Matter Experts and Sponsor project from IPC Board of Directors. Number of participants in the period was 20 carefully-selected senior leaders.

LAPORAN DIREKSI | REPORT FROM THE BOARD OF DIRECTORS

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report 39

Financial HighlightsOperational Areas & Port Branches

SubsidiariesGoals

Report from the Board of CommissionersReport from the Board of Directors

Management Discussion & Analysis on Company Performance

- Sebagai kelanjutan program, Perseroan menyelenggarakan Leadership Development Program Batch 2, yang telah dilaksanakan yaitu workshop unleashing personal purpose workshop, workshop build a coaching workshop, action learning project. Pihak Accenture sebagai Subject Matter Expert dan Project Sponsor dari IPC. Untuk periode kedua ini diikuti oleh 27 peserta.

- Perseroan menyadari pentingnya menyiapkan generasi muda. Young Workforce Management telah menghasilkan 16 inisiatif pengembangan yang mewakili values yang dikembangkan di Perseroan, di antaranya: leadership support, work environment, meaningful work, fun at work, rewards, opportunities yang menjadi aspirasi dari young workforce.

4. Change Agent Development Program Pogram ini terlaksana bekerja sama dengan Rumah

Perubahan dan bertujuan untuk mendorong para change agent di lingkungan Perseroan menjadi role model dan prime mover di Perseroan.

Selama tahun 2014, Perusahaan telah melaksanakan program ini sebanyak 7 kali dimana masing-masing batch dikirimkan 40 orang change agent. Program ini dilaksanakan di Rumah Perubahan, Bekasi. Adapun materi yang diberikan meliputi:a. Knowing your self (Peserta mampu mengenali dan

menggali potensi diri); b. Limiting Belief (Peserta mengetahui momentum

penting dalam hidupnya, serta hal-hal yang dapat membatasi dan hal-hal yang berpotensi untuk dapat meningkatkan kualitas diri);

c. Building commitment (Peserta memperoleh insight mengenai dirinya sendiri sehingga melalui pemahaman tersebut peserta dapat diarahkan untuk dapat mengoptimalisasi potensi dan fokus pada kekuatan yang dimiliki);

d. Be a driver (Peserta memahami bahwa proses transformasi budaya di Perseroan ditentukan oleh sejauh mana Change Agent mengoptimalkan peran mereka sebagai penggerak perubahan).

5. Program Pendidikan dan Pelatihan Dalam Negeri dan Luar Negeri

Pada tahun 2014, sekitar 50 orang telah menyelesaikan program pasca sarjana dari luar negeri dan menempati berbagai posisi strategis manajemen di kantor pusat, cabang dan anak perusahaan. Seperti pada bidang hukum, corporate secretary, pengadaan, keuangan, operasional, komersial dan pengembangan usaha.

- As a follow up program, the Company organized Leadership Development Program Batch 2. Activities that have been conducted were: Unleashing personal purposes workshop, build a coaching workshop, action learning project. Accenture was subject matter experts and sponsor project from IPC. The second period program took up 27 participants.

- The Company realizes the importance to prepare young generations. Young Workforce Management has resulted 16 development initiatives representing values developed in the Company such as leadership support, work environment, meaningful work, fun at work, reward and opportunities, all inspired from young workforce.

4. Change Agent Development Program This program was conducted by cooperating with

Rumah Perubahan and aimed to encourage the change agent within the Company to enact as role model and prime mover in Company.

During 2014, Company has implemented this program

for 7 times, where each batch sent 40 people of change agent. This program was implemented in Rumah Perubahan, Bekasi. The provided materials includes: a. Knowing yourself (The participants are able to

acknowledge and explore the individual potential);b. Limiting Belief (Participant recognizes the

remarkable momentum in their life, including the things that have limited and the things that have potential to improve personal quality);

c. Building commitment (Participants get insight about themselves thus by the understanding, the participants can be directed to optimize the potential and focus on the strengths);

d. Be a driver (Participants understand that the cultural tranformation process in the Company is determined with the benchmark of how far Change Agent can optimize their role as a driver of changes).

5. Training and Education Program in Domestic and Abroad

In 2014, about 50 people have completed the graduate program from abroad and held various strategic management positions at headquarters, branches, and subsidiaries. Such as field of law, corporate secretary, procurement, financial, operational, commercial, and business development.

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report40

Ikhtisar KeuanganWilayah Kerja & Cabang PelabuhanEntitas AnakTarget PencapaianLaporan Dewan KomisarisLaporan DireksiAnalisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan

Beberapa jurusan bidang studi yang diambil sangat terkait dengan kepentingan pengembangan serta mendukung pencapaian visi dan misi Perseroan. Di antaranya adalah, bidang Logistik, Manajemen, Teknik, Transportasi, Teknik Sipil, Transportasi Internasional, Teknik Mekanika, Bisnis Kepelabuhanan, Akuntansi dan Keuangan, Sistem Informasi Manajemen, Teknik Kelautan dan Pengembangan Portal. Selain itu, Perseroan juga telah merealisasikan Program MBA KLU batch I dan II.

Teknologi InformasiPada tahun 2014, Perseroan banyak melakukan pembenahan di bidang teknologi informasi seiring dengan dinamika kebutuhan perusahaan yang terus berkembang. Di bidang Operasional, penerapan ICT dilakukan untuk mendukung “Operational Excellence” dengan mengembangkan beberapa aplikasi, antara lain:1. Adopsi teknologi informasi yang berbasis standar

internasional berupa Terminal Operating System (TOS) guna mendukung operasional Terminal Peti Kemas. Penerapan TOS dilakukan secara bertahap, dimulai dari Terminal III Tanjung Priok, dan akan dikembangkan di tempat lain dengan memperhatikan kesiapan fasilitas Terminal Peti Kemas serta volumenya.

2. Adopsi Teknologi Informasi untuk mendukung layanan Terminal Kendaraan (Car Terminal Operating System) di PT Indonesia Kendaraan Terminal. Solusi ini diterapkan di Terminal Internasional maupun Terminal Domestik, dengan menggunakan barcode yang menempel di body kendaraan sebagai Vehicle Identification Number sehingga mampu mempercepat bongkar muat di dermaga

3. Adopsi teknologi informasi untuk mendukung layanan logistik dan pergudangan untuk kebutuhan operasional di PT Multi Terminal Indonesia. Solusi ini merupakan modul terintegrasi mulai dari pergudangan, pengangkutan, freight forwarding dan third party logistic.

4. Implementasi dashboard system untuk menyajikan data/informasi dalam bentuk grafis yang dapat digunakan sebagai sarana bantu analisa serta pengambilan keputusan. Implementasi ini dibagi menjadi dua fase, Pada fase 1 telah dikembangkan sistem informasi dwelling time nasional (http://dwelling.indonesiaport.co.id) untuk menyajikan jumlah dwelling time di Pelabuhan Terminal Peti Kemas di Jakarta, yaitu JICT, TPK Koja, Terminal III Tanjung Priok. Sedangkan, pada fase 2, telah dikembangkan sistem informasi untuk menyajikan data kinerja peti kemas seperti throughput/productivity, turn- round-time, dan sebagainya.

Some of the study majors taken are closely related to the development priorities as well as supporting the pursuance of Company’s vision and mission. Among these are Logistics, Management, Engineering, Shipping Transport, Civil Engineering, International transport, Mechanical Engineering, Port Economics, Accounting & Finance, Management of Information System, Coastal Engineering & Portal Development. Beside that, Company has also realized the MBA KLU batch I and II Program.

Information TechnologyIn 2014, the Company conducted substantial revamping activities in information technology area along with growing dynamic needs of the Company. In operational area, application of ICT was conducted to support “Operational Excellence’ by developing several applications, among others:1. Adopting international standard-based information

technology Terminal Operating System (TOS) to support Container Terminal operation. The implementation of TOS were done gradually, starting from Tanjung Priok Teminal III and would be developed at other site with attention on readiness of Container Terminal facilities and its volume.

2. Adopting Information Technology to support Car Terminal service (Car Terminal Operating System) at PT Indonesia Kendaraan Terminal. This solution was applied on both International Terminal and Domestic Terminal using barcode attached on the body of the vehicle as Vehicle Identification Number, thus accelerate the loading and unloading process in the yard.

3. Adopting information technology to support logistic and warehousing service for operational needs at PT Multi Terminal Indonesia. This solution was an integrated module starting from warehousing, transportation, freight forwarding and third party logistic.

4. Implementation of dashboard system to present data/information in graphical form that can be used as a means to support analysis and decision making process. In phase 1, a national time dwelling information system (http://dwelling.indonesiaport.co.id) has been developed to present the amount of dwelling time at container terminals in Jakarta, namely: JICT, TPK Koja, and Terminal III Tanjung Priok. In phase 2, an information system has been developed to present container performance data such as throughput/productivity, turn-round-time etc.

LAPORAN DIREKSI | REPORT FROM THE BOARD OF DIRECTORS

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report 41

Financial HighlightsOperational Areas & Port Branches

SubsidiariesGoals

Report from the Board of CommissionersReport from the Board of Directors

Management Discussion & Analysis on Company Performance

Perubahan Komposisi DireksiPada tahun 2014 berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham 11 Maret 2014 terjadi penambahan satu anggota Direksi, yaitu Dede R. Martin. Kami mengucapkan selamat bergabung dalam Tim Manajemen IPC untuk bersama-sama membangun dan mengembangkan Perseroan menjadi lebih baik lagi.

Untuk selanjutnya, komposisi Direksi Perseroan adalah sebagai berikut:

Nama Jabatan | Position Dasar Pengangkatan | Legal BasisR.J. Lino Direktur Utama/President Director Diangkat kembali berdasarkan Keputusan Meneg BUMN No

SK-48/MBU/2014 tanggal 11 Maret 2014Reappointed based on Minister of SOE Decree No. SK-48/MBU/2014 date March 11, 2014

Dana Amin Direktur Operasi/Operational Director Tetap/UnchangedFerialdy Noerlan Direktur Teknik/Technical Director Diangkat kembali berdasarkan Keputusan Meneg BUMN No

SK-48/MBU/2014 tanggal 11 Maret 2014Reappointed based on Minister of SOE Decree No. SK-48/MBU/2014 date March 11, 2014

Orias Petrus Moedak Direktur Keuangan/Finance Director Tetap/UnchangedSaptono R. Irianto Direktur Komersial dan Pengembangan

Usaha/Commercial and Business Development Director

Diangkat kembali berdasarkan Keputusan Meneg BUMN No SK-48/MBU/2014 tanggal 11 Maret 2014Reappointed based on Minister of SOE Decree No. SK-48/MBU/2014 date March 11, 2014

Dede R. Martin Direktur Pembinaan Cabang &Anak Perusahaan & Bisnis Pendukung/Branches, Subsidiary & Supporting Business Development Director

Diangkat berdasarkan Keputusan Meneg BUMN No SK-48/MBU/2014 tanggal 11 Maret 2014Reappointed based on Minister of SOE Decree No. SK-48/MBU/2014 date March 11, 2014

Apresiasi bagi Pemangku KepentinganKami menyampaikan apresiasi dan penghargaan yang sebesar-besarnya atas dukungan serta arahan dari Dewan Komisaris. Kepada jajaran manajemen dan karyawan, kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya atas kerja keras dan komitmen yang diberikan, sehingga Perseroan mampu meraih pencapaian yang maksimal di tengah situasi yang tidak mudah. Begitu juga dengan para pemangku kepentingan termasuk mitra kerja dan klien, terima kasih atas kerja sama saling menguntungkan yang terjalin selama ini.

Jakarta, Mei | May 2015

R.J. LinoDirektur UtamaPresident Director

Changes in the Board of Directors’ CompositionIn 2014, based on General Shareholders’ Meeting on March 11, 2014 there was one additional member of the Company’s Board of Directors, namely Dede R. Martin. We welcome him to join IPC Management Team to build and develop the Company together for the better.

Furthermore, the Composition of the Company’s Board of Directors is as follows:

Appreciation to the StakeholdersWe would like to express our sincerest appreciation and respect on the support and direction from the Board of Commisioners. To the Management and employees, we would like to greatly thank you for the hard work and commitment, so that the Company is able to achieve maximum result in middle of challenging situation. Likewise with stakeholders including business partners and clients, thank you for mutual benefit of cooperation established so far.

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report42

Ikhtisar KeuanganWilayah Kerja & Cabang PelabuhanEntitas AnakTarget PencapaianLaporan Dewan KomisarisLaporan DireksiAnalisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan

ANALISA &PEMBAHASANMANAJEMENATAS KINERJAPERUSAHAANMANAGEMENT DISCUSSION& ANALYSIS ON COMPANY PERFORMANCE

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report 43

Financial HighlightsOperational Areas & Port Branches

SubsidiariesGoals

Report from the Board of CommissionersReport from the Board of Directors

Management Discussion & Analysis on Company Performance

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report44

Ikhtisar KeuanganWilayah Kerja & Cabang PelabuhanEntitas AnakTarget PencapaianLaporan Dewan KomisarisLaporan DireksiAnalisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan

TINJAUAN MAKRO | MACROECONOMIC REVIEW

Situasi makroekonomi sepanjang tahun 2014 menjadi tantangan serius yang harus dihadapi PerseroanMacroeconomic condition throughout 2014 has been a serious challenge which must be faced by the Company.

TINJAUAN USAHA

Memasuki pertengahan tahun 2014, lembaga-lembaga internasional seperti Dana Moneter Internasional (IMF) telah mengoreksi pertumbuhan ekonomi global. Jika sebelumnya pertumbuhan ekonomi 2014 diprediksikan sebesar 3,7%, kemudian diubah menjadi 3,4% mengingat masih terjadi perlambatan pada pemulihan ekonomi dunia.

Indonesia yang menganut sistem perekonomian terbuka, ikut terkena imbas dari perlambatan pada perekonomian global tersebut. Selama tahun 2014, secara kumulatif nilai ekspor Indonesia mengalami penurunan sebesar 3,43% dari USD182,57 miliar di tahun 2013 menjadi USD176,29 miliar pada 2014. Sedangkan impor menurun 4,53% dari USD186,63 miliar di tahun 2013 menjadi USD178,18 miliar pada 2014.

Pertumbuhan ekonomi (PDB) pun ikut mengalami tekanan. Biro Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa pertumbuhannya hanya 5,02%, lebih rendah dibandingkan tahun 2013 yang 5,78%.

Entering mid-year of 2014, international institutions such as International Monetary Fund (IMF) has revised global economic growth. While previously 2014 economic growth was predicted 3.7%, then changed to 3.4% considering there is still slowdown in world economy recovery.

Indonesia which adopt open economy system, has also got affected due to slowdown in world economy. During year 2014, Indonesia’s overall export is declining by 3.43% from USD182.57 billion in 2013 to USD176.29 billion in 2014. While import decreased by 4.53% from USD186.63 billion in 2013 to USD178.18 billion in 2014.

Economic growth (GDP) is also under pressure. Central Bureau of Statistics (BPS) recorded the growth of 5.02% which is lower than 5.78% in the year 2103.

Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2014 sebesar 5,02%, lebih rendah dibandingkan tahun 2013 yang sebesar 5,78%.

Economic growth in the year 2014 is 5.02% which is lower than 5.78% in the year 2103.

Inflasi pada tahun 2014 masih tinggi sebesar 8,36%, jauh lebih tinggi dari target tahun 2014 yang sebesar 5,3%

During 2014, inflation continues on the high side at 8.36% which is much higher than 5.3% target of the year.

5,02% 8,36%

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report 45

Financial HighlightsOperational Areas & Port Branches

SubsidiariesGoals

Report from the Board of CommissionersReport from the Board of Directors

Management Discussion & Analysis on Company Performance

BUSINESS REVIEW

Menjelang berakhirnya tahun 2014 juga diwarnai dengan kenaikan suku bunga acuan BI Rate sebesar 25 basis poin, dari 7,50% menjadi 7,75%. Kenaikan suku bunga ini merupakan respon yang diambil oleh Bank Indonesia untuk menahan laju inflasi, salah satunya akibat kenaikan harga bahan bakar minyak. Walaupun demikian, sepanjang tahun 2014, inflasi akhirnya masih tetap tinggi, yaitu 8,36% (year on year).

Posisi nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat juga masih lemah. Pemerintah melalui APBN Perubahan 2014 menetapkan kurs rupiah terhadap Dolar AS sebesar Rp11.600. Namun realisasinya, nilai Rupiah jauh lebih lemah dari target tersebut.

Bagi dunia usaha, termasuk di industri kepelabuhanan, kondisi makro di tahun 2014 tersebut memberikan tantangan serius yang harus dicermati. Tak terkecuali dengan Perseroan, faktor eksternal perkembangan kondisi politik, ekonomi dan dunia usaha menjadi faktor penting yang mempengaruhi kinerja perusahaan. Perseroan pun menyikapi tantangan tersebut dengan hati-hati, walaupun tidak mengurangi komitmen Perseroan untuk terus berkembang melalui investasi.

Towards the end of 2014, it is highlighted as well with increase in Central Bank (Bank Indonesia) benchmark interest rate by 25 basis point, from 7.50% to 7.75%. Bank Indonesia’s respond to take interest rate hike is intended to curb the inflation where fuel price increase is one of the causes. During 2014, however, inflation continues on the high side at 8.36% (year on year).

Rupiah’s exchange rate position against US Dollar is still weak. Government, through 2014 Revised State Budget (APBN-P) has set Rupiah exchange rate against US dollar at Rp 11,600. Nevertheless, in reality Rupiah value goes far below that target.

As for business sector, including port industry, macro condition in year 2014 gives serious challenges to be aware of. With no exception to the Company, political and economy development and business sectors’ external factors have become significant element that affect company’s performance. The Company is also addressing these challenges with caution, although it does not hinder Company’s commitment to continue growing through investment.

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report46

Ikhtisar KeuanganWilayah Kerja & Cabang PelabuhanEntitas AnakTarget PencapaianLaporan Dewan KomisarisLaporan DireksiAnalisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan

TINJAUAN INDUSTRI | INDUSTRIAL REVIEW

Secara umum, kondisi makro ekonomi sangat mempengaruhi kinerja industri kepelabuhanan. Ketika perekonomian di suatu wilayah mengalami perlambatan akibat menurunnya aktivitas dunia usaha, industri yang bergerak di bidang pengelolaan pelabuhan juga berpotensi mengalami kelesuan.

Pada tahun 2014, optimisme dunia usaha terhadap situasi ekonomi mengalami penurunan. Sentimen yang diindikasikan melalui Indeks Tendensi Bisnis yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik pada kuartal 1 2014 lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya pada tahun yang sama, yaitu dari 107,24 menjadi 104,07.

Indeks Tendensi Bisnis adalah indikator perkembangan ekonomi usaha terkini yang datanya diperoleh dari Survei Tendensi Bisnis (STB) oleh Badan Pusat Statistik, bekerja sama dengan Bank Indonesia. Indeks tersebut menggambarkan kondisi bisnis dan perekonomian pada triwulan berjalan dan perkiraan pada triwulan mendatang.

In general, macroeconomic condition significantly influences port industry performance. Whenever there is a economic slowdowns in a region due to declining business activities, there is a tendency of decreasing activities of industries in port management.

Entering 2014, business optimism toward economic condition started to get shaky. This sentiment was indicated by Business Tendency Index issued by Statistics Indonesia/Badan Pusat Statistik (BPS) in the first quarter 2014 which stand at 104.07 which was lower than previous quarter in 107.24.

Business Tendency Index is an updated economic and business development index whose data is obtained from Business Tendency Survey cooperation between Statistics Indonesia (BPS) and Bank Indonesia. The index aims at describing business and economic condition in the existing quarter and forecasts for next quarter.

Sepanjang tahun 2014, Perseroan telah memberikan kontribusi kepada Negara sebesar Rp1,95 triliun, baik dalam bentuk dividen maupun pajak.In 2014, the Company has contributed to the state revenue in the amount of Rp1.95 trillion, in the form of dividends and tax revenue

Badan Pusat Statistik mencatat bahwa total barang dalam negeri melalui 5 pelabuhan utama naik 0,15% dari 43,76 juta ton pada tahun 2013 menjadi 43,82 juta ton pada tahun 2014.

Total domestic goods through 5 major ports is up by 0.15% from 43.76 million ton in 2013 to 43.82 million ton in 2014.

Badan Pusat Statistik mencatat, total barang luar negeri melalui 5 pelabuhan utama menurun 7,40%, dari 35,60 juta ton pada tahun 2013 menjadi 32,97 juta ton tahun 2014.

Total international goods through 5 major ports is down increase by 7.40% from 35.60 million ton in 2013 to 32.97 million ton in 2014.

0,15% -7,40%

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report 47

Financial HighlightsOperational Areas & Port Branches

SubsidiariesGoals

Report from the Board of CommissionersReport from the Board of Directors

Management Discussion & Analysis on Company Performance

Dari beragam studi disebutkan, teknologi informasi pun tak kalah pentingnya dalam industri kepelabuhanan. Otomatisasi operasional terminal pelabuhan sudah menjadi prasyarat untuk bersaing. Termasuk kegiatan bongkar-muat peti kemas yang semakin otomatis dengan bantuan komputer.

PETA PELABUHAN DI INDONESIATabel di bawah ini memperlihatkan pengelolaan pelabuhan di Indonesia oleh Badan Usaha Milik Negara.

Perusahaan Pengelola |Port Corporations Cakupan (Provinsi) | Coverage (Provinces) Pelabuhan yang Dimiliki | Ports Administrative

PT Pelabuhan Indonesia I Aceh, Sumatera Utara, RiauAceh, North Sumatera, Riau

Belawan, Dumai, Tanjung Pinang, Lhokseumawe, Pekanbaru, Tanjung Balai Karimun, Siibolga, Tembilahan, Malahayati, Tanjung

Balai Asahan, Kuala Tanjung, Sungai Pakning, Batam.

PT Pelabuhan Indonesia II

Sumatera Barat, Jambi, Bangka Belitung, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Jakarta, Banten,

Kalimantan Barat, Jawa BaratWest Sumatra, Jambi, Bangka Belitung, South Sumatra, Bengkulu, Lampung, Jakarta, Banten, West Kalimantan,

West Java

Tanjung Priok, Sunda Kelapa, Panjang, Palembang, Teluk Bayur, Pontianak, Cirebon, Jambi, Bengkulu, Banten, Pangkal Balam,

Tanjung Pandan.

PT Pelabuhan Indonesia III

Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur

Central Kalimantan, South Kalimantan, West Nusa Tenggara, East Nusa Tenggara

Tanjung Perak, Tanjung Intan, Tanjung Wangi, Sampit, Tanjung Tembaga, Bima, Tanjung Emas, Trisakti, Benoa, Kotabaru, Kumai, Maumere, Gresik, Tenau Kupang, Lembar, Celukan Bawang, TPK

Semarang, Tenau Kupang.

PT Pelabuhan Indonesia IVKalimantan Timur, Sulawesi, Maluku, Papua,

Papua BaratEast Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua, West Papua

Makassar, Balikpapan, Samarinda, Bitung, Ambon, Sorong, Jayapura, Tarakan, Pantoloan, Ternate, Kendari, Parepare, Biak,

Merauke, Manokwari, Nunukan, Fakfak, Gorontalo, Tolitoli, Manado, Parepare, Bitung.

Kehadiran Undang-Undang No. 17/2008 tentang Pelayaran yang mengatur kerangka kerja untuk administrasi pelabuhan di Indonesia, membawa perubahan signifikan terhadap struktur administrasi kepelabuhanan di Indonesia, yang sebelumnya mengacu pada Undang-Undang No. 21/1992 tentang Pelayaran. Peraturan tersebut memisahkan fungsi regulator dengan operator pelabuhan, sehingga menciptakan otoritas pelabuhan baru yang mengambil alih beberapa fungsi yang sebelumnya dimiliki PT Pelabuhan Indonesia (Persero).

Undang-Undang No. 17/2008 tersebut menghapus monopoli PT Pelabuhan Indonesia (Persero) di pelabuhan komersial dan membuka peluang bagi operator lain, termasuk dari sektor swasta. Hal itu diwujudkan melalui pemisahan peran regulator dan operator di bidang kepelabuhanan.

PERSEROAN DALAM INDUSTRI KEPELABUHANANPerseroan merupakan Badan Usaha Milik Negara dengan fokus utama di bidang pengusahaan jasa dan fasilitas pelabuhan. Pendapatan usaha yang bersumber dari dua kegiatan utama tersebut sangat dipengaruhi oleh frekuensi lalu lintas kapal barang dan penumpang dari

From various studies, information technology is vital for port industry. Operational automation of port terminal is a prerequisite for competitive ports, including container loading/unloading which becomes more computer-assisted automatic.

MAP OF PORTS IN INDONESIAThe Table below showed Indonesian Ports managed by State-owned Enterprises.

Law No. 17/2008 on Shipping regulates port administration framework in Indonesia. Previously, port administration framework was based on Law No. 21/1992 on Shipping. The enactment of Law No. 17/2008 brought significant change on the framework as Law No 17/2008 separates regulatory function from port operators. By separating these functions, it opens opportunities to establish new port authorities which take over a number of functions previously performed by PT Pelabuhan Indonesia (Persero).

The Law no 17/2008 abolishes the monopoly of PT Pelabuhan Indonesia (Persero) om commercial ports and opens up opportunities for other operators, including from private sectors. This was established through the separation of regulators and operators of ports.

THE COMPANY IN PORT INDUSTRY

The Company is a State-Owned Enterprise with business focus on providing port services and facilities. Business income is generated by two main activities and is largely influenced by frequency of shipping traffics in transporting goods and passengers measured by parameters such as

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report48

Ikhtisar KeuanganWilayah Kerja & Cabang PelabuhanEntitas AnakTarget PencapaianLaporan Dewan KomisarisLaporan DireksiAnalisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan

dan ke pelabuhan yang dikelola Perseroan, yang diukur dengan parameter jumlah kunjungan kapal, arus barang, arus peti kemas dan arus penumpang.

Perseroan sebagai operator pelabuhan memiliki peran penting untuk dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional serta menjawab tren dunia di bidang kepelabuhanan. Tren tersebut, antara lain adalah persaingan jasa kepelabuhanan yang datang dari negara tetangga maupun dalam negeri serta kebutuhan alur dan kolam pelabuhan yang lebih dalam untuk menangani kapal-kapal berukuran besar dan waktu bongkar muat yang lebih cepat.

Sejalan dengan dinamika perekonomian secara makro baik di tingkat global maupun nasional, arus kunjungan kapal sebagai salah satu indikator pergerakan dalam kegiatan ekonomi ikut mengalami penurunan. Sepanjang tahun 2014, jumlah kunjungan kapal di pelabuhan dalam kelolaan PT Pelabuhan Indonesia II (Persero), menurun 1,64%. Jika pada tahun 2013 jumlah kapal yang berkunjung mencapai 53.366 unit, pada tahun 2014 menjadi 52.491 unit.

Dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan Perusahaan, yaitu 56.865 unit, realisasi jumlah kapal yang berkunjung pada tahun 2014 mengalami deviasi 7,69%. Penurunan terjadi baik pada pelayaran dalam negeri maupun luar negeri. OPERATIONAL EXCELLENCEPerseroan menyadari bahwa kunci keberhasilan usaha Perseroan terletak pada 5 elemen penting yang menunjangnya, yaitu: Teknologi Informasi (TI), manajemen bisnis yang handal, pengembangan kapasitas sumber daya manusia, serta budaya perusahaan yang mendukung. Untuk mencapai berbagai hal tersebut, Operational Excellence menjadi hal yang mutlak dimiliki oleh Perseroan.

Operational Excellence merupakan gelombang pertama dari tiga fase target jangka menengah yang disusun oleh Perseroan demi mewujudkan visi Perseroan. Eksekusi gelombang pertama sudah dijalankan secara bertahap sejak tahun 2013 hingga 2014.

Ada tiga tujuan utama yang telah ditargetkan Perseroan pada periode ini, yaitu menciptakan standardisasi dan stabilitas operasional core business Perseroan, meningkatkan kemampuan sumber daya manusia, serta melanjutkan pertumbuhan aset dengan ambang batas (threshold growth) 20%.

number of ship visits, traffics of goods, containers and passengers.

The Company as port operator has important role to push national economic growth and to keep up with world trends in ports management. The current trends are, among other things, competing with other port operators within domestic territory and from neighboring countries in delivering better port services such as providing more ship channels and deeper port basins to handle large vessels as well as assisting faster loading/unloading time.

Along with the dynamics of the macro economy, both at global and national levels, shippping traffic as the indicators of economic activity also slowed down. Throughout 2014, ship traffic in ports under the management of PT Pelabuhan Indonesia II (Persero), down 1.64% from 53,366 units in 2013 to 52,491 units in 2014.

Compared with the Company’s targets of 56,865 units, the realization of ship traffic in 2014 experienced a deviation of 7.69%. Decline occurs both on domestic and international shipping.

OPERATIONAL EXCELLENCEThe Company realizes that the key to success rests on five elements of supporting performance, namely the Information Technology (IT), reliable business management, capacity building as well as a supportive corporate culture. To achieve all five elements, Operational Excellence becomes an absolute goal for the Company.

Operational Excellence is the first wave of three phases of middle term goals established by the Company in order to materialize the Company’s vision. The implementation of this first wave has been carried out since 2013 to 2014.

There are three objectives set by the Company in this period, namely establishing operational standards and stability for the Company’s core businesses, increasing human resources capabilities and continuing 20% (threshold) asset growth.

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report 49

Financial HighlightsOperational Areas & Port Branches

SubsidiariesGoals

Report from the Board of CommissionersReport from the Board of Directors

Management Discussion & Analysis on Company Performance

Gelombang selanjutnya adalah Delivering Service Customer Excellence, di mana Perseroan di antaranya akan secara konsisten memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan. Gelombang ketiga adalah Taking The Quantum Leap, di mana Perseroan di antaranya akan menyelesaikan pembangunan NewPriok dan melakukan integrasi Pelabuhan Tanjung Priok dengan jaringan jalan tol hinterland.

Tinjauan Operasi Lalu Lintas PelabuhanSaat ini di seluruh Indonesia terdapat 1.241 pelabuhan. Dari jumlah tersebut, 112 pelabuhan dikelola oleh BUMN Kepelabuhanan, dan selebihnya dikelola oleh Kementerian Perhubungan melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT). Sedangkan yang dikelola oleh Perseroan berjumlah 12 pelabuhan.

Sejak meluncurkan identitas baru pada Februari 2012 yaitu menjadi Indonesia Port Corporation (IPC), sebuah perusahaan penyedia jasa pelabuhan terkemuka di Indonesia, yang lebih efisien dan modern dalam berbagai aspek operasional. Identitas dan strategi ini ditetapkan dalam rangka mencapai tujuan Perseroan sebagai operator pelabuhan kelas dunia.

URAIAN Satuan | Unit 2014 2013 2012 Description

Arus Kapal (GT) GT 220.222.610 220.116.560 211.590.956 Current Ship (GT)

Arus Kapal Barang (Unit) Unit 52.491 53.366 55.725 Current Ship (Unit)

Arus Luar Negeri (Ton) Ton 60.884.878 60.539.340 60.089.566 Foreign Trade (Tonnes)

Arus Barang Dalam Negeri (Ton) Ton 84.683.210 84.594.915 89.424.002 Domestic Goods (Tonnes)

Arus Peti Kemas (TEUs) TEUs 6.442.968 6.589.982 6.738.562 Containers (TEUs)

Arus Peti Kemas (Boks) Boks 4.857.089 4.970.169 5.071.220 Containers (Boxes)

Arus Penumpang (Orang) Orang 1.245.541 1.447.013 1.459.570 Passenger (Persons)

Pendapatan Operasi Juta Rp Million 6.406,94 6.078,93 5.420,61 Operating Revenue

Laba Bersih Tahun Berjalan Juta Rp Million 1.575,99 1.818,03 1.770,06 Net Profit Current Year

Total Laba komprehensif Tahun Berjalan

Juta Rp Million 1.511,06 2.102,04 1.818,84 Total comprehensive income Current Year

Investasi Juta Rp Million 3.841.608 3.153.505 2.123.991 Investment

Pencapaian kinerja usaha tahun 2014 ini banyak dipengaruhi oleh faktor eksternal Perseroan seperti dipaparkan di atas. Di antaranya adalah kondisi perekonomian secara makro, seperti kegiatan ekspor-impor maupun sentimen dunia usaha terhadap situasi perekonomian yang mengalami penurunan.

Hal itu tercermin melalui laba bersih yang positif, walaupun investasi terus mengalami peningkatan.• Sepanjang tahun 2014, realisasi kunjungan kapal

mencapai 220.222.610 GT atau 9,14% di bawah anggaran yang sebesar 242.382.559 GT. Jika dibandingkan tahun 2013 yang 220.116.560 GT,

The Next wave is the Delivering Service Customer Excellence, where the Company will consistently provide the best service to the customers. The third wave is Taking the Quantem Leap, where the Company will, among others, complete the construction of NewPriok and execute the integration between Port of Tanjung Priok and hinterland’s toll road network.

PortTrafficOperationalOverviewCurrently, there are 1.241 ports in Indonesia. Out of the number, 112 ports are managed by Port Management SOEs, and the rest is managed by UPT Ministry of Transportation. At present, the Company managed 12 ports.

It launched a new corporate identity in February 2012 which become Indonesia Port Corporation (IPC), a prominent company of port services provider in Indonesia, that is more efficient and modern in every operational aspect. This identity and strategy was set out in order to achieve the Company’s objective as world-class port operator.

Achievements of the Company’s business performance in 2014 have been affected by external factors as mentioned above. Export-import activities and sentiment from private sectors toward declining trend of economic growth were key factors.

This is indicated by positive net profit and continued increase of investment.• In 2014, the realization of ship calls reached

220,222,610 GT or 9.14% below the budget amounted 242,382,559 GT. It increased by 0.05% compared to 220,116,560 GT in 2013. As in unit, it declined

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report50

Ikhtisar KeuanganWilayah Kerja & Cabang PelabuhanEntitas AnakTarget PencapaianLaporan Dewan KomisarisLaporan DireksiAnalisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan

mengalami kenaikan 0,05%. Dari sisi unit, terjadi penurunan 1,64% dibandingkan tahun 2013 yang jumlah kunjungan kapal sebanyak 53.366 unit. Sedangkan pada tahun 2014 sebanyak 52.491 unit. Hal ini disebabkan oleh penurunan realisasi kunjungan kapal luar negeri maupun dalam negeri.

• Untuk arus barang, pada tahun 2014 sebesar 145.568.088 ton atau 7,35% di bawah anggaran, sedangkan dibandingkan tahun 2013 yang sebesar 145.134.254 ton, mengalami kenaikan 0,30%. Tidak tercapainya target tersebut disebabkan oleh penurunan yang signifikan di Pelabuhan Bengkulu, karena menurunnya kunjungan kapal khususnya kapal bongkar muat komoditi batu bara yang menjadi komoditi unggulan. Arus barang dalam negeri juga mengalami penurunan 8,94%. Jika pada tahun 2013 sebesar 84.594.915 ton, pada tahun 2014 menjadi 84.683.210 ton.

• Kondisi serupa juga terjadi pada arus peti kemas. Pada tahun 2014, realisasinya sebesar 6.442.968 TEUs, menurun 11,47% dibandingkan tahun 2013 yang 6.589.982 TEUs. Hal ini dipengaruhi oleh menurunnya arus kapal peti kemas dalam dan luar negeri, terutama untuk kegiatan ekspor dan impor.

• Arus penumpang pada tahun 2014 mencapai 1.245.541 orang, mengalami penurunan 13,92% dibandingkan tahun 2013 yang 1.447.013. Hal ini disebabkan adanya pengalihan moda transportasi melalui udara dan darat.

Lalu Lintas PelabuhanUntuk melihat lalu lintas pelayaran di pelabuhan, Perseroan menggunakan parameter yang terdiri atas kunjungan kapal, arus barang, arus peti kemas, dan arus penumpang. Kinerja tahun 2014 dijelaskan secara rinci untuk masing-masing parameter tersebut.

1. Arus Kapal Rekapitulasi realisasi kunjungan kapal pada tahun

2014 di lingkungan Perseroan dapat dilihat melalui tabel perbandingan di bawah ini:

No. Uraian Satuan 2014 2013 Perubahan Description

1. Pelayaran Luar Negeri Foreign Shipping

a. Reguler Unit 3.329 3.592 (7,32) % a. Reguler

GT 46.815.707 51.522.015 (9,13) %

b. Non-Reguler Unit 5.396 5.317 1,49% b. Non-Reguler

GT 70.898.870 66.032.255 7,37 %

Sub Total Unit 8.725 8.909 (2,07) % Sub Total

GT 117.714.577 117.554.270 0,14 %

2. Pelayaran Dalam Negeri Unit 39.481 39.983 (1,26) % Domestic Shipping

GT 100.852.054 100.894.837 (0,04) %

by 1.64% compared to in 2013 with total ship calls 53,366 units. Whilst for 2014 was 52,491 units. This is due to reduction in the realization of ship calls both domestically and internationally.

• For cargo traffic, it was 145,568,088 tons in 2014 or 7.35% below the budget, whereas if it was compared to 145,134,254 tons in 2013, it went up by 0.30%. This below-target result was caused by significant drop in Bengkulu Port, due to reduced ship calls in particular stevedoring barge for prominent commodity of coal. Domestic’s cargo traffic also decreased by 8.94%. It amounted 84,594,915 tons in 2013, while it became 84,683,210 tons in 2014.

• The same condition applies to container traffic. In 2014, the realization was 6,442,968 TEUs, fell by 11.47% compared to 6,589,982 TEUs in 2013. It was affected by weakened the domestic and international container ship’s traffic, especially for export and import activities.

• Flow of passengers in 2014 reached 1,245,541 people, down by 13.92% compared to 2013, which was 1,447,013 people. This was due to the change of transportation mode by air and land.

PortTrafficTo analyze port traffic, the Company uses basic measures consisting of ship calls/traffic, cargo traffic, container traffic and passenger traffic. Performance in 2014 is detailed for each parameter.

1. Ship Calls Recapitulation of ship traffic on the of 2014 in the

Company is shown in the comparison table below:

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report 51

Financial HighlightsOperational Areas & Port Branches

SubsidiariesGoals

Report from the Board of CommissionersReport from the Board of Directors

Management Discussion & Analysis on Company Performance

No. Uraian Satuan 2014 2013 Perubahan Description3. Pelayaran Rakyat Unit 3.915 4.144 (5,53) % Local Shipping

GT 693.891 734.960 (5,59)%

4. Pelayaran Perintis Unit 84 84 0 % Pacer Shipping

GT 32.619 33.733 (3,30) %

5. Kapal Negara Tamu Unit 286 246 16,26 % Visitor Shipping

GT 929.469 898.760 3,42 %

Sub Total Unit 43.766 44.457 (1,55) % Sub Total

GT 102.508.033 102.562.290 (0,05) %

Total Pelayaran Unit 52.491 53.366 (1,64) % Total Shipping

GT 220.222.610 220.116.560 0,05 %

Kunjungan kapal dalam satuan GT tahun 2014 adalah

220.222.610 GT atau meningkat 0,05% dibandingkan tahun 2013. Hal ini seiring dengan peningkatan arus kunjungan kapal-kapal tamu, serta meningkatnya kunjungan kapal-kapal negara (kapal TNI AL) dalam kegiatan embarkasi dan atau debarkasi personil.

Berikut ini rincian kinerja arus kapal:

a. Kunjungan Kapal Luar Negeri Realisasi kunjungan kapal pelayaran luar

negeri pada tahun 2014 mencapai 8.725 unit. Jika dibandingkan tahun 2013 yang sebanyak 8.909 unit, berarti mengalami penurunan sebesar 2,07% namun dari sisi GT terjadi peningkatan 0,14%, dari 117.554.270 GT pada tahun 2013 menjadi 117.714.577 GT pada tahun 2014.

Hal ini disebabkan oleh penurunan arus kunjungan kapal kegiatan ekspor impor pengangkut komoditi general cargo, bag cargo, liquid cargo dan container, namun kapal-kapal yang berkunjung memiliki ukuran GT yang lebih besar.

b. Kunjungan Kapal Dalam Negeri Realisasi kunjungan kapal pelayaran dalam negeri

pada tahun 2014 dalam satuan unit mencapai 39.481 unit. Jika dibandingkan tahun 2013 yang sebanyak 39.983 unit, berarti mengalami penurunan sebesar 1,26%. Penurunan dari sisi GT sebesar 0,04%, dari 100.894.837 GT pada tahun 2013 menjadi 100.852.054 GT pada tahun 2014.

Hal ini disebabkan oleh penurunan arus kunjungan kapal kegiatan antar pulau pengangkut komoditi semen kemasan kantung (bag), pupuk, CPO, Batu bara, peti kemas di beberapa cabang pelabuhan.

The number of ship calls in 2014 in GT terms was 220,222,610 GT or up by 0.05% compared to in 2013. This is in line with the growing ship calls of guest ships and the increase of ships calls of State ships (Indonesia Armed Forces – Navy ships) on the personnel’s embarkation and disembarkation activities.

Shipping traffic performances are detailied below:

a. Foreign Shipping The realization of foreign shipping reached 8,725

units in 2014. If it was compared to 8,909 units in 2013, it decreased by 2.07%. In GT, however, there was an increase of 0.14% from 117,554,270 GT in 2013 to 117,714,577 GT in 2014.

Foreign ship calls decreased following a decline in export-import activities that included general cargo, bag cargo, liquid cargo and container. However, the ships which visited had bigger GTs.

b. Domestic Shipping Traffic The realization of domestic shipping in 2014 was

39,481 in terms of unit. It dropped by 1.26% if compared to 39,983 units in 2013. The reduced in GT amounted 0.04%, from 100,894,837 GT in 2013 to 100,852,054 GT in 2014.

This was due to fall in inter-island shipping traffic including general cargo, bag cargo, liquid cargo and container. Cement bag transporter, fertilizers, crude palm oil, coal containers in several branches of port.

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report52

Ikhtisar KeuanganWilayah Kerja & Cabang PelabuhanEntitas AnakTarget PencapaianLaporan Dewan KomisarisLaporan DireksiAnalisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan

c. Pelayaran Rakyat Realisasi kunjungan kapal pelayaran rakyat

pada tahun 2014 mencapai 3.915 unit. Jika dibandingkan tahun 2013 sebanyak 4.144 unit, terjadi penurunan 5,53%. Penurunan dari sisi GT adalah 5,59%, dari 734.960 GT pada tahun 2013 menjadi 693.891 GT pada tahun 2014.

Hal ini disebabkan oleh penurunan arus kunjungan kapal di beberapa pelabuhan pengangkut komoditi bag cargo, seperti beras, gula, semen, dan barang kebutuhan pokok sehari-hari lainnya, bahan bangunan, serta barang kelontong yang menggunakan kapal-kapal rakyat.

d. Pelayaran Perintis Realisasi kunjungan kapal pelayaran perintis pada

tahun 2014 dalam satuan mencapai 84 unit, sama dengan tahun 2013 yang sebanyak 84 unit. Sedangkan dari sisi GT, mengalami penurunan sebesar 3,30%, menjadi 32.619 GT pada tahun 2014.

e. Kapal Negara Tamu Realisasi kunjungan kapal negara tamu pada

tahun 2014 dalam satuan mencapai 286 unit. Jika dibandingkan tahun 2013 yang sebanyak 246 unit, berarti meningkat 16,26%. Dari sisi GT, mengalami kenaikan sebesar 3,42%, dari 898.760 GT pada tahun 2013 menjadi 929.469 GT pada tahun 2014.

Hal ini seiring dengan peningkatan arus kunjungan kapal-kapal tamu, serta meningkatnya kunjungan kapal-kapal negara (kapal TNI AL) dalam kegiatan embarkasi dan atau debarkasi personil. TNI AL di Pelabuhan Tanjung Priok, Pelabuhan Panjang, Pelabuhan Pontianak

Kunjungan KapalShip Traffic

Pelayaran Luar NegeriForeign Shipping

RegulerRegular

Pelayaran Dalam NegeriDomestic Shipping

Non RegulerNon Regular

Pelayaran RakyatLocal Shipping

Pelayaran PerintisPacer Shipping

Kapal Negara/TamuVisitor Shipping

c. Local Shipping The realization of local shipping reached 3,915

units in 2014. If it was compared to 4,144 units in 2013, it declined by 5.53%. The drop in GT was 5.59%, from 734,960 GT in 2013 to 693,891 GT in 2014.

This was due to a shrink of local shipping traffic in several ports mainly bag cargo ships that brought basic commodities such as rice, sugar, cements and other basic necessities, construction material and other groceries.

d. Pacer Shipping Pacer shipping traffic in 2014 was recorded to

reach 84 units, the same as 84 units in 2013. In terms of GT, there was a decrease by 3.30%, to 32,619 GT on 2014.

e. Visitor Shipping The realization of visitor shipping reached 286

units in 2014. If it was compared to 246 units in 2013, it decreased by 16.26%. In GT, it went up by 3.42% from 898,760 GT in 2013 to 929,469 GT in 2014.

The increase of foreign state shipping calls was due to an increase of visitor ships and state-owned ships (navy ships) to embark and disembark military personnel.

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report 53

Financial HighlightsOperational Areas & Port Branches

SubsidiariesGoals

Report from the Board of CommissionersReport from the Board of Directors

Management Discussion & Analysis on Company Performance

2. Arus Barang Sepanjang tahun 2014, total arus barang yang dikelola

oleh pelabuhan-pelabuhan di bawah Perseroan mencapai 145.568.088 ton atau meningkat 0,30% Jika dibandingkan tahun 2013 yang mencapai 145.134.254 ton. Arus barang untuk perdagangan luar negeri pada tahun 2014 meningkat 0,57% menjadi 60.884.878 ton dari realisasi tahun 2013 yang 60.539.340. Sedangkan untuk pedagangan dalam negeri pada tahun 2014 meningkat 0,10% menjadi 84.683.210 ton dibandingkan realisasi tahun 2013 yang 84.594.915 ton.

Peningkatan arus barang di beberapa cabang pelabuhan, didominasi oleh dry bulk cargo (komoditi curah kering).

Untuk perdagangan luar negeri, sejalan dengan meningkatnya arus barang di sejumlah pelabuhan, antara lain di Pelabuhan Panjang, terjadi peningkatan ekspor impor beberapa komoditi seperti CPO, kantong pupuk, kantong beras, batu bara, barang proyek/alat berat, bungkil dan jagung melalui dermaga umum maupun Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri (DUKS). Peningkatan arus barang curah kering dan arus barang impor komoditi general cargo juga terjadi di beberapa cabang lain, seperti Pelabuhan Pontianak, Banten dan Panjang.

Untuk perdagangan dalam negeri beberapa faktor penyebabnya antara lain peningkatan arus barang komoditi semen, pupuk, beras, general cargo di Pelabuhan Pontianak, Cirebon dan Jambi.

Untuk barang dalam kemasan, realisasinya juga mengalami peningkatan. Sepanjang tahun 2014 tercapai 145.568.088 ton. Jika dibandingkan tahun 2013 yang 145.134.254 ton, berarti telah mengalami peningkatan sebesar 0,30%.

2. CargoTraffic During 2014, total goods traffic managed by ports

under the Company reached 145,568,088 tons or increased by 0.30% compared to 2013 which recorded 145,134,254 tons. Foreign goods traffic in 2014 rose by 0.57% to 60,884,878 tons from the number in 2013 which was 60,539,340. Meanwhile domestic goods traffic in 2014 increased by 0.10% to 84,683,210 tons, compared to 2013 realization which achieved 84,594,915 tons.

Increase of cargo traffic in some ports was dominated by dry bulk cargo.

In line with the increasing flow of foreign trade goods in a number of ports, among others, in the Port of Panjang, there’s an increase in exports and imports commodities such as CPO, fertilizer bag, rice bag, coal, goods project/heavy equipment, oil cakes and corn through a public dock or private dock (DUKS). Increased flow of dry bulk goods and general cargo import commodities also occurred in several other port branches, such as in Port of Pontianak, Port of Banten and Port of Panjang.

For domestic trade several contributing factors are the increase in the flow of commodities such as cement, fertilizer, rice, general cargo at the Port of Pontianak, Port of Cirebon and Port of Jambi.

The realization of packaged goods also showed an increase from 145,568,088 tons in 2013 to 145,134,254 tons in 2014. Compared to 2013, there was an increase of 0.30%.

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report54

Ikhtisar KeuanganWilayah Kerja & Cabang PelabuhanEntitas AnakTarget PencapaianLaporan Dewan KomisarisLaporan DireksiAnalisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan

3. ContainerTraffic In 2014 the total realization of container traffic reached

4,857,089 boxes. If it was compared to 4,970,169 boxes, it dropped by 2.28%. In TEUs it decreased by 2.23% from 6,589,982 TEUs in 2013 to 6,442,968 TEUs in 2014.

The realization of container traffic at conventional terminal was 1,969,211 boxes in 2014, or downed by 4.51% compared to 2,062,136 boxes in 2103. In the same period, the realization in TEUs also decreased by 4.45% from 2,499,034 TEUs in 2013 to 2,387,824 TEUs in 2014.

In the meantime, container traffic in container terminal during 2014 in terms of boxes reached 2,887,878 boxes or declined by 0.69%, compared to last year (2013) number which was booked at 2,908,033 boxes. In terms of TEUs, in 2013 it was recorded at 4,090,948 TEUs while in 2014, it shrank slightly by 0.88% to 4,055,144 TEUs.

2012 20132011 2014

60,5360,0956,9360,88

Arus Barang Perdagangan Luar Negeri Tahun 2011-2014Cargo Traffic for International Trade During 2011-2014

(dalam juta ton)(in million tons)

2012 20132011 2014

84,5989,42

81,2784,68

Arus Barang Perdagangan Dalam Negeri Tahun 2011-2014Cargo Traffic for Domestic Trade During 2011-2014

(dalam juta ton)(in million tons)

3. Arus Peti Kemas Total realisasi arus peti kemas sepanjang tahun

2014 mencapai 4.857.089 boks. Jika dibandingkan tahun 2103 yang mencapai 4.970.169 boks, berarti mengalami penurunan sebesar 2,28%. Dalam satuan TEU’s menurun 2,23% dari 6.589.982 TEU’s pada tahun 2013 menjadi 6.442.968 TEUs pada tahun 2014.

Realisasi arus peti kemas di terminal konvensional tahun 2014 dalam boks sebesar 1.969.211 boks atau turun 4,51% dibandingkan tahun 2013 yang 2.062.136 boks. Pada periode yang sama, realisasi dari sisi satuan TEU’s juga turun 4,45% dari 2.499.034 TEUs pada tahun 2013 menjadi 2.387.824 TEUs pada tahun 2014.

Sedangkan untuk arus peti kemas di terminal peti kemas tahun 2014 dalam boks sebesar 2.887.878 boks atau turun 0,69% dari tahun 2013 yang sebesar 2.908.033 boks. Sementara dilihat dari satuan TEUs, pada tahun 2013 sebesar 4.090.948 TEUs dan tahun 2014 mencapai 4.055.144 TEUs atau turun 0,88%.

2012 20132011 2014

4.975.07

4.434.85

Arus Peti Kemas Tahun 2011-2014Container Traffic During 2011-2014

(dalam juta boks)(in million box)

2012 20132011 2014

6,596,745,93

6,44

Arus Peti Kemas Tahun 2011-2014Container Traffic During 2011-2014

(dalam juta TEUs)(in million TEUs)

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report 55

Financial HighlightsOperational Areas & Port Branches

SubsidiariesGoals

Report from the Board of CommissionersReport from the Board of Directors

Management Discussion & Analysis on Company Performance

4. PassengerTraffic Passenger traffic in ports managed by the Company

reached 1,245,541 persons in 2014. Compared to 2013 when passenger traffic reached 1,447,013 persons, passenger traffic decreased by 13.92%. One of the reasons this happened was because some passengers chose to fly airplane as transportation means.

Arus Peti KemasContainer Traffic

Terminal Conventional Coventional Terminal

Terminal Peti Kemas Container Terminal

4. Arus Penumpang Realisasi arus penumpang pada pelabuhan kelolaan

Perseroan sepanjang tahun 2014 mencapai 1.245.541 orang. Dibandingkan tahun 2013 yang mencapai 1.447.013 orang, berarti mengalami penurunan sebesar 13,92%. Di antara penyebab penurunan adalah adanya sebagian penumpang yang memilih pesawat sebagai sarana transportasi.

2012 20132011 2014

1,451,461,64

1,25

Arus Penumpang Dalam Negeri Tahun 2011-2014Domestic Passenger Traffic During 2011-2014

(dalam juta orang)(in million people)

Arus PenumpangPassenger Traffic

Luar NegeriInternational

Dalam Negeri Domestic

Embarkasi Departure

DebarkasiArrival

Embarkasi Departure

DebarkasiArrival

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report56

Ikhtisar KeuanganWilayah Kerja & Cabang PelabuhanEntitas AnakTarget PencapaianLaporan Dewan KomisarisLaporan DireksiAnalisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan

Perseroan senantiasa berkomitmen dalam menyampaikan laporan keuangan secara lengkap berdasarkan standar keuangan yang berlaku efektif. Laporan keuangan Perseroan terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan laba rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas, serta catatan atas laporan keuangan yang menyajikan dan mengungkapkan secara transparan segala informasi keuangan yang bersifat material. Laporan keuangan tersebut telah diaudit oleh akuntan publik berdasarkan prosedur dan standar audit yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) guna memastikan kewajaran penyajian laporan keuangan Perseroan.

I. ASET Hingga akhir 2014, total aset Perseroan tercatat sebesar

Rp21,68 triliun, meningkat 44,60% dibandingkan tahun 2013 yang sebesar Rp14,99 triliun. Pertumbuhan aset tersebut, terutama dari kontribusi aset tak berwujud (intangible assets) yang pada tahun 2014 mencapai Rp4,01 triliun. Sementara tahun sebelumnya hanya Rp1,41 triliun.

Rincian komposisi aset Perseroan per 31 Desember 2013-2014 adalah sebagai berikut:

(Rp Ribu, kecuali %) (Rp thousand, except %)

Uraian 20142013

(dinyatakan kembali | Restated)

Perubahan | Change

(%)Description

Aset lancar Current Asset

Kas dan Setara Kas 3.452.433.499 1.021.681.082 237,92 Cash and Cash Equivalent

Investasi Jangka Pendek 90.000.000 10.000.000 800,00 Short-Term Investment

Piutang Usaha - Bersih 484.955.651 541.336.450 (10,42) Trade Receivables – Net

Piutang Lain-Lain 58.724.863 223.485.903 (73,72) Other Receivables

Uang Muka dan Beban dibayar dimuka 115.510.302 72.521.878 59,28 Advances and Prepaid Expenses

Pendapatan Masih Akan Diterima 312.916.757 316.914.969 (1,26) Accrued Revenue

Persediaan 33.972.910 37.821.058 (10,17) Inventory

Pajak Dibayar Dimuka 231.290.725 120.644.021 91,71 Prepaid Taxes

Jumlah Aset Lancar 4.779.804.707 2.344.405.361 103,88 Total Current Assets

Aset Tidak Lancar Non-Current Asset

Investasi Pengendalian Bersama Entitas 58.706.375 335.849.185 (82,52) Investment In Jointly Controlled Entity

Investasi Pada Entitas Asosiasi 1.433.101.178 1.075.874.708 33,20 Investment In Associates

Properti Investasi - Bersih 455.321.632 408.880.321 11,36 Investment Property - Net

Aset Tetap - Bersih 9.700.553.790 8.716.804.467 11,29 Fixed Assets – Net

Aset Pengelolaan Bersama 573.656.024 565.050.707 1,52 Jointly Controlled Assets

Aset Pajak Tangguhan 14.060.246 4.848.466 189,99 Deferred Tax Assets

Aset Tidak Berwujud 4.013.356.997 1.414.195.151 183,79 Intangible Assets

Taksiran Tagihan Restitusi Pajak 84.356.310 3.604.845 2.240,08 Estimated Claims for Tax Refund

Dana yang Dibatasi Pencairannya 450.881.147 - 100,00 Restricted Funds

Aset Lain-Lain 119.139.623 125.414.672 (5,00) Other Assets

Total Aset Tidak Lancar 16.903.133.322 12.650.522.522 33,62 Total Non-Current Assets

Jumlah Aset 21.682.938.029 14.994.927.883 44,60 Total Assets

The Company has always committed to submit completed financial statement based on effective financial standard. Company’s Financial Report consists of statement of the financial position, comprehensive profit and loss statement, statement of changes in equity, and statement of cash flow, along with remarks upon the financial report which present and disclose transparently all material financial information. The financial statements have been audited by public accountant in accordance with auditing standards established by Institute of Indonesia Chartered Accountants to ensure Company’s financial reports are reasonably presented.

I. ASSETS Until end of 2014, Company’s total assets is Rp21.68

trillion, it grows 44.60% compared to Rp14.99 trillion in 2013. This is due increase in intangible assets contribution in the amount of Rp4.01 trillion. While it was only Rp1.41 trillion in 2013.

Detail of Company’s assets composition as at 31 December 2013-2014 are as follows:

TINJAUAN KEUANGAN | FINANCIAL REVIEW

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report 57

Financial HighlightsOperational Areas & Port Branches

SubsidiariesGoals

Report from the Board of CommissionersReport from the Board of Directors

Management Discussion & Analysis on Company Performance

1. Aset Lancar Saldo aset lancar hingga 31 Desember 2014

mencapai Rp4,78 triliun, mengalami kenaikan sebesar Rp2,34 triliun atau 103,88% dari posisi 2013 yang sebesar Rp2,34 triliun. Beberapa akun aset lancar yang mengalami perubahan antara lain:a. Kas dan Setara Kas naik sebesar Rp3,45 triliun

atau naik 237,92% dari saldo kas dan setara kas tahun 2013 sebesar Rp1,02 triliun. Hal itu, terutama terjadi di kantor pusat seiring dengan cairnya pinjaman yang dilakukan perusahaan.

b. Investasi Jangka Pendek pada tahun 2014 mengalami kenaikan 800%, dari Rp10 miliar pada tahun 2013 menjadi Rp90 miliar pada tahun 2014. Peningkatan ini karena ada deposito yang jatuh tempo.

2. Aset Tidak Lancar Saldo aset tidak lancar per 31 Desember 2014

sebesar Rp16,90 triliun, mengalami kenaikan sebesar 33,62% dibandingkan dengan saldo aset tidak lancar tahun 2013 yang sebesar Rp12,65 triliun. Beberapa akun aset tidak lancar yang mengalami perubahan antara lain:a. Aset tetap bersih mengalami kenaikan

Rp983,75 miliar atau 11,29% dibandingkan periode tahun sebelumnya.

b. Investasi pada Entitas Asosiasi per 31 Desember 2014 mencapai Rp1,43 triliun atau mengalami kenaikan 33,20% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp1,08 triliun.

3. Liabilitas dan Ekuitas Hingga 31 Desember 2014, total liabilitas

Perseroan sebesar Rp11,80 triliun, naik 103,45% dibandingkan tahun 2013 yang sebesar Rp5,80 triliun. Penambahan tersebut berasal dari kenaikan liabilitas jangka panjang yang hingga akhir tahun 2014 menjadi Rp8,71 triliun. Jumlah ini mengalami kenaikan 333,79% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp2,01 triliun.

Kenaikan liabilitas jangka panjang ini terutama

dikontribusikan oleh akun utang bank sebesar Rp6,02 triliun. Sedangkan pada tahun 2013, jumlah akun tersebut hanya sebesar Rp6,72 miliar.

Sedangkan liabilitas jangka pendek pada tahun 2014 sebesar Rp3,08 triliun, mengalami penurunan 18,74% dibandingkan tahun sebelumnya yang Rp3,79 triliun.

1. Current Assets Current assets balance as at 31 December 2014

is Rp4.78 trillion, it increases by Rp2.34 trillion or 103.88% from Rp2.34 trillion in 2013. Changes in several current assets accounts are as follows:a. Cash and cash equivalent increase in the

amount of Rp3.45 trillion or 237,92% higher than cash and cash equivalent balance of Rp1.02 trillion in 2013. This occurs mainly at head office in accordance with Company’s loan disbursement.

b. Shorterm investment goes up Rp 90 billion or increase by 800% from Rp 10 billion in 2013. The increase is because there are deposits with maturities.

2. Non-Current Assets Non-current assets balance as at 31 December

2014 is Rp16.90 trillion, it is up 33.62% compared to Rp12.65 trillion in 2013. Several non-current assets account that undergo change are as follows:a. Net fixed assets increase in the amount of

Rp983.75 billion or 11.29% compared to last year’s.

b. Assets on Entity Associated as at 31 December 2014 is Rp1.43 trillion or grow by 33.20% from previous year’s balance of Rp1.08 trillion.

3. Liabilities and Equity Company total liabilities as at 31 December 2014 is

Rp11.80 trillion, it increases by 103.45% compared to last year’s balance of Rp5.80 trillion. The increase is due to expansion in long-term liabilities until year-end of 2014 to be Rp8.71 trillion. The amount is increase of 333.79% compared to Rp2.01 trillion in 2013.

Increase in long-term liabilities is mainly contributed by bank loans amounted to Rp6.02 trillion. In year 2013 the account only amounted Rp6.72 billion.

Meanwhile short-term liabilities in 2014 amounted to Rp3.08 trillion, it decreased by 18.74% compared to previous year Rp3.79 trillion.

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report58

Ikhtisar KeuanganWilayah Kerja & Cabang PelabuhanEntitas AnakTarget PencapaianLaporan Dewan KomisarisLaporan DireksiAnalisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan

Equity per December 31, 2014 was Rp9.89 trillion, an increase of 7.02% of the equity in 2013 which amounted to Rp9.19 trillion

II. ProfitandLoss For fiscal year 2014 performance, the Company

consolidated profit was declined compared to fiscal year 2013. Among other reasons, restructuring of the Company’s subsidiary PT Rukindo which suffered from Rp200 billion loss and therefore increased the Company’s expenses. Some of these expenses are settlements on employees through employment termination and Rukindo restructuring policy.

Besides that, the Company invested in human resources development in order to achieve the Company’s long-term vision and mission. One of HR investment was sending employees to continue their studies in both local and overseas education.

Consolidated Profit and Loss statement for financial year 2013-2014 is shown at the table below:

Ekuitas per 31 Desember 2014 adalah Rp9,89 triliun, mengalami kenaikan sebesar 7,02% dari ekuitas tahun 2013 yang sebesar Rp9,19 triliun.

II. Laba Rugi Untuk kinerja Tahun Buku 2014, laba konsolidasi

yang dibukukan Perseroan mengalami penurunan dibandingkan tahun buku 2013. Di antara penyebabnya adalah restrukturisasi pada anak perusahaan, yaitu PT Rukindo yang mengalami kerugian sekitar Rp200 miliar, sehingga meningkatkan beban Perseroan. Di antara beban dimaksud adalah penyelesaian terhadap sumber daya manusia yang ada melalui kebijakan pemutusan hubungan kerja dan restrukturisasi Rukindo.

Selain itu, Perseroan juga melakukan investasi pada pengembangan sumber daya manusia demi pencapaian visi dan misi Perseroan jangka panjang. Bentuk investasi tersebut, di antaranya melalui pengiriman karyawan untuk melanjutkan pendidikan di dalam dan luar negeri.

Laporan laba-rugi Perseroan secara konsolidasian untuk tahun buku 2013-2014 ada pada tabel berikut:

(Rp Ribu, kecuali %) (Rp thousand, except %)

Uraian 20142013

(diterbitkan kembali | Reissued)

Perubahan | Change % Description

Pendapatan Operasi 6.406.942.104 6.078.937.189 5,40 Operating Revenues

Pendapatan Konstruksi 2.355.878.115 1.291.624.557 82,40 Construction Revenue

Beban Operasi (5.364.511.554) (4.829.538.715) 11,08 Operating Expenses

Beban Konstruksi (2.355.878.115) (1.291.624.557) 82,40 Construction Expenses

Pendapatan Operasi Lainnya 496.913.302 491.147.674 1,17 Other Operating Income

Beban Operasi Lainnya (218.607.038) (126.099.689) 73,36 Other Operating Expenses

Laba Usaha 1.320.736.814 1.614.446.459 (18,19) Operating Income

Pendapatan Keuangan 56.448.111 23.423.930 140,98 Financial Income

Beban Keuangan (101.815.519) (12.280.704) 729,07 Financial Expenses

Bagian Laba Bersih Entitas Asosiasi dan Pengendalian Entitas Bersama

766.373.134 717.243.112 6,85 Equity in Net Income of Associates and Joint Control Entity

Laba Sebelum Pajak Penghasilan 2.041.742.540 2.342.832.797 (12,85) Income Before Income Tax

Beban Pajak Penghasilan Income Tax Expenses

Kini (379.611.943) (442.706.258) (14,25) Current

Tangguhan (86.141.794) (82.094.589) 4,93 Deferred

Laba Tahun Berjalan 1.575.988.803 1.818.031.950 (13,31) Income For The Year

Pendapatan (Beban) Komprehensif Lainnya

Other Comprehensive Income (Loss)

Selisih Kurs penjabaran laporan keuangan

(64.921.368) 284.010.233 (122,86) Exchange Difference due to financial statements translation

Total Laba Komprehensif Tahun Berjalan 1.511.067.435 2.102.042.183 (28,11) Total Comprehensive Income For The Year

Laba Tahun Berjalan Yang Dapat Diatribusikan Kepada:

Income For The YearAttributable to:

Pemilik Entitas Induk 1.548.705.676 1.804.905.893 (14,19) Owner of The Parent Entity

Kepentingan Non Pengendali 27.283.127 13.126.057 107,85 Non-Controlling Interest

Laba Tahun Berjalan 1.575.988.803 1.818.031.950 (13,31) Income For The Year

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report 59

Financial HighlightsOperational Areas & Port Branches

SubsidiariesGoals

Report from the Board of CommissionersReport from the Board of Directors

Management Discussion & Analysis on Company Performance

1. Revenue As mentioned earlier in the previous review, the

Company book net operating revenue during 2014 is Rp6.41 trillion, an increase of 5.40% compare to previous year. However, it is still lower than budgeted target of Rp9.48 trillion. This is due to unrealized elements of revenue.

Revenues realization that are below budget, such as: cargo services revenue, other operating revenue, and terminal services revenue. Other income elements are also lower than target although insignificant, for example are ship services, container terminal services, equipment facilities services revenue, and land, building, water and electricity (TBAL) facility services revenue.

Summary in detail of realized revenues for the year 2014 are shown at table below:

(Rp Ribu, kecuali %) (Rp thousand, except %)

Uraian 20142013

(diterbitkan kembali | Reissued)

Perubahan | Change % Description

Total Laba Komprehensif yang Dapat didistribusikan Kepada:

Total Comprehensive Income For The Year Attributable To:

Pemilik Entitas Induk 1.483.739.908 2.088.916.126 (28,97) Owner of The Parent Entity

Kepentingan Non Pengendali 27.327.527 13.126.057 108,19 Non-Controlling Interest

Total Laba Komprehensif Tahun Berjalan

1.511.067.435 2.102.042.183 (28,11) Total Comprehensive Income For The Year

Laba Per Saham Dasar 1.072.489 1.511.008 (29,02) Basic Earnings Per Share

1. Pendapatan Usaha Seperti disampaikan pada paparan sebelumnya,

pendapatan usaha bersih selama tahun 2014 terealisasi sebesar Rp6,41 triliun, naik 5,40% dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, pendapatan tersebut masih di bawah target anggaran yang Rp9,48 triliun. Hal ini disebabkan oleh tidak tercapainya realisasi dari elemen-elemen pendapatan.

Pendapatan yang realisasinya di bawah anggaran, misalnya pendapatan jasa barang, pendapatan rupa-rupa usaha, dan pendapatan pelayanan terminal. Elemen pendapatan lain yaitu pelayanan jasa kapal, dan pelayanan terminal peti kemas, pendapatan pengusahaan alat, pendapatan pengusahaan alat, pendapatan pengusahaan TBAL juga berada di bawah target meskipun tidak signifikan.

Secara rinci realisasi pendapatan pada tahun 2014 tampak pada tabel di bawah ini:

(Rp Ribu, kecuali %) (Rp thousand, except %)

Uraian 20142013

(diterbitkan kembali | Reissued)

Perubahan | Change % Description

Pelayanan Jasa Terminal 2.070.317.743 1.961.834.964 5,53 Terminal Services

Pelayanan Jasa Kapal 1.324.404.503 979.081.512 35,27 Vessel Services

Pelayanan Terminal Peti Kemas 990.377.886 924.047.439 7,18 Container Services

Pelayanan Jasa Barang 599.454.624 764.417.088 (21,58) Cargo Services

Pengusahaan Tanah, Bangunan, Air, Listrik (TBAL)

496.381.538 564.631.113 (12,09) Land Building Water Electricity Services

Pendapatan Rumah Sakit 219.271.198 171.880.079 27,57 Hospital Revenue

Jasa Logistik 201.525.100 216.210.972 (6,79) Logistic Services

Pengusahaan Peralatan 118.984.249 105.846.502 12,41 Equipment Services

Pelayanan Jaringan dan Konsultasi Sistem Informasi

86.901.150 125.894.567 (30,97) Network Services and Consultant of Information System

Pendapatan Pas 70.772.921 68.329.329 3,58 Entry Fees

Pengusahaan Perawatan 58.936.259 31.608.134 86,46 Maintenance Services

Pendapatan Jasa Pengerukan 23.701.990 28.601.114 (17,13) Dredging Services

Pendapatan Kebersihan 17.749.115 12.941.801 37,15 Cleaning Services

Lain-lain 128.163.828 123.612.575 3,68 Other Services

Total 6.406.942.104 6.078.937.189 5,40 Total

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report60

Ikhtisar KeuanganWilayah Kerja & Cabang PelabuhanEntitas AnakTarget PencapaianLaporan Dewan KomisarisLaporan DireksiAnalisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan

a. Terminal Services Revenue Terminal services revenue realized in 2014

amounted Rp2.07 trillion or went up by 5.53% compared to Rp1.96 trillion in 2013. This is due to increase in stevedoring activities by 10.19% in Tanjung Priok compared to in 2013.

b. Ship Services Revenue Ship services are ship operational activity

service starting from entering to leaving the port. The services include achoring service, mooring service and pilotage service.

From revenue side generated from vessel service in 2014 amounted Rp1.32 trillion or grew by 35.27% compared to Rp 979.08 billion in the previous year. This revenue surge was in line with the rate increase of ship service at several port branches, such as Bengkulu and Pangkal Balam branch.

c. Container Services Revenue The actual container services revenue reached

Rp990.38 billion in 2014. It grew by 7.18% compared to Rp924.05 billion in 2013. This was partly driven by the use of improved stevedoring equipment at container terminal’s Tanjung Priok and Teluk Bayur branch.

d. Cargo Services Revenue Cargo services provides a stevedoring service

of the ships to the delivery of cargo to the owners. The service provided are: public berth, storage warehouse, storage yard, private berth.

The revenue from cargo service weakened by 21.58% to Rp599.45 billion in 2014 compared to Rp764.42 billion in 2014. This was due to the drop in cargo service revenue at Tanjung Priok branch, as a result of reinforcing work of docks 106-107, dock 004 North, dock 209L, and docks 210-211 in 2014.

a. Pendapatan Pelayanan Jasa Terminal Realisasi pendapatan pelayanan terminal

pada tahun 2014 adalah Rp2,07 triliun atau mengalami kenaikan 5,53% dibandingkan tahun 2013 yang mencapai Rp1,96 triliun. Hal ini disebabkan karena meningkatnya kegiatan stevedoring Tanjung Priok sebesar 10,19% dari tahun 2013.

b. Pendapatan Jasa Kapal Pelayanan kapal merupakan jasa kegiatan

operasional kapal mulai dari masuk hingga keluar pelabuhan. Layanan di dalam kelompok ini, antara lain jasa labuh, jasa tambat, dan jasa pemanduan.

Dari sisi pendapatan, yang diperoleh dari jasa kapal sepanjang tahun 2014 sebesar Rp1,32 triliun atau tumbuh 35,27% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp979,08 miliar, Kenaikan pendapatan ini seiring dengan adanya kenaikan tarif jasa kapal di beberapa cabang pelabuhan, seperti cabang Bengkulu dan Pangkal Balam.

c. Pendapatan Pelayanan Terminal Peti Kemas Realisasi pendapatan pelayanan jasa terminal

peti kemas pada tahun 2014 mencapai Rp990,38 miliar. Dibandingkan tahun 2013 yang sebesar Rp924,05 mengalami kenaikan sebesar 7,18%. Hal ini di antaranya didorong oleh penggunaan peralatan bongkar muat yang lebih baik di terminal peti kemas cabang Tanjung Priok dan Teluk Bayur.

d. Pendapatan Pelayanan Jasa Barang Pelayanan barang merupakan pelayanan

bongkar muat mulai dari kapal hingga penyerahan ke pemilik barang. Pelayanan barang ini, di antaranya meliputi: dermaga umum, gudang penumpukan, lapangan penumpukan, dan dermaga khusus.

Dari sisi pendapatan, untuk jasa barang mengalami pelemahan sebesar 21,58% dibanding tahun sebelumnya, dari Rp764,42 miliar pada tahun 2013 menjadi Rp599,45 miliar pada tahun 2014. Hal ini disebabkan oleh penuruan pendapatan jasa barang cabang Tanjung Priok, sebagai akibat adanya pekerjaan investasi atas penguatan dermaga 106-107, dermaga 004 Utara dan dermaga 209L dan dermaga 210-211 selama tahun 2014.

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report 61

Financial HighlightsOperational Areas & Port Branches

SubsidiariesGoals

Report from the Board of CommissionersReport from the Board of Directors

Management Discussion & Analysis on Company Performance

e. Pendapatan Pengusahaan TBAL Realisasi pendapatan pengusahaan tanah,

bangunan, air, dan listrik sepanjang tahun 2014 sebesar Rp496,38 miliar atau mengalami penurunan 12,09% dibandingkan tahun 2013 yang sebesar Rp564,63 miliar. Hal ini, di antaranya disebabkan oleh berkurangnya permintaan air bersih untuk kapal dan keperluan perkantoran di wilayah pelabuhan.

f. Pendapatan Pengusahaan Peralatan Pendapatan pengusahaan peralatan terealisasi

sebesar Rp118,98 miliar atau naik 12,41% dibandingkan tahun 2013 yang mencapai Rp105,85 miliar. Hal ini disebabkan oleh rendahnya realisasi pendapatan pengusahaan alat di cabang pelabuhan Tanjung Priok.

g. Pelayanan Jaringan dan Konsultasi sistem informasi

Sepanjang tahun 2014, pendapatan untuk layanan jaringan dan konsultasi sistem informasi mencapai Rp86,90 miliar. Jika dibandingkan tahun 2013 yang sebesar Rp125,89 miliar, mengalami penurunan sebesar 30,97%.

h. Pendapatan Pas Sepanjang tahun 2014, pendapatan pas

mencapai Rp70,77 miliar. Jika dibandingkan tahun 2013 yang sebesar Rp68,33 miliar, mengalami kenaikan sebesar 3,58%.

i. Pengusahaan Perawatan Sepanjang tahun 2014, pendapatan

pengusahaan perawatan mencapai Rp58,94 miliar. Jika dibandingkan tahun 2013 yang sebesar Rp31,61 miliar, mengalami kenaikan sebesar 86,46%.

j. Pendapatan Jasa Pengerukan Sepanjang tahun 2014, pendapatan jasa

pengerukan mencapai Rp23,70 miliar. Jika dibandingkan tahun 2013 yang sebesar Rp28,60 miliar, mengalami penurunan sebesar 17,13%.

k. Pendapatan kebersihan Sepanjang tahun 2014, pendapatan kebersihan

mencapai Rp17,75 miliar. Jika dibandingkan tahun 2013 yang sebesar Rp12,94 miliar, mengalami kenaikan sebesar 37,15%.

e. Land Building Water Electricity Services Revenue

The realization of TBAL facilities revenue amounted Rp496.38 billion in 2014 or declined by 12.09% compared to Rp564.63 billion in 2013. This was partly due to lower demand of clean water for ships and office utilities in port area.

f. Equipment Services Revenue The revenue of equipment services was

Rp118.98 billion or up by 12.41% compared to Rp105.85 billion in 2013. This was due to low realization of equipment service revenue at Port of Tanjung Priok.

g. Network services and information system consultating

Throughout 2014, revenues from network services and information systems consulting reached Rp86.90 billion. When compared to 2013, which was Rp125.89 billion, decreased by 30.97%.

h. Pas revenue Throughout 2014, revenues from Pas reached

Rp70.77 billion. When compared to 2013, which amounted to Rp68,33 billion, an increase of 3.58%.

i. Maintenance Revenue Throughout 2014, revenues reached Rp58.94

billion. When compared to 2013, which was Rp31.61 billion, it was an increase of 86.46%.

j. Dredging Services Revenue Throughout 2014, dredging services revenues

reached Rp23.70 billion. When compared to 2013, which was Rp28.60 billion, decreased by 17.13%.

k. Cleaning services revenue In 2014, Cleaning services revenue amounted

Rp17.75 billion. When compared to the year 2013 which amounted to Rp 12.94 billion, there is an increase of 37.15%.

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report62

Ikhtisar KeuanganWilayah Kerja & Cabang PelabuhanEntitas AnakTarget PencapaianLaporan Dewan KomisarisLaporan DireksiAnalisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan

2. Beban Usaha Akumulasi beban usaha sepanjang tahun 2014

mencapai Rp5,36 triliun. Realisasi tersebut mengalami kenaikan 11,08% dibandingkan tahun 2013 yang totalnya sebesar Rp4,83 triliun.

(Rp Ribu, kecuali %) (Rp thousand, except %)

Uraian 20142013

(diterbitkan kembali | Reissued)

Perubahan | Change

(%)Description

Kerja Sama Mitra Usaha 1.726.664.785 1.599.216.883 7,97 Partnership

Pegawai 1.174.631.499 1.069.124.002 9,87 Employee

Umum 900.372.831 843.693.787 6,72 General

Bahan Bakar dan Bahan Habis Pakai 606.650.303 529.364.704 14,60 Fuel and Supplies

Penyusutan dan Amortisasi 464.228.568 411.950.728 12,69 Depreciation And Amortization

Pemeliharaan 337.910.183 234.806.165 43,91 Maintenance

Administrasi Kantor 95.582.944 92.722.955 3,08 Office Administration

Asuransi 45.380.719 33.242.322 36,51 Insurance

Lain-Lain 13.089.722 15.417.169 (15,10) Others

Jumlah Beban Usaha 5.364.511.554 4.829.538.715 11,08 Total Operating Expenses

a. Kerja Sama Mitra Usaha Realisasi kerja sama mitra usaha pada tahun

2014 mengalami kenaikan 7,97% dibandingkan tahun 2013 yang sebesar Rp1,60 triliun, sehingga pada tahun 2014 menjadi Rp1,73 triliun. Dari sisi kontribusi terhadap total beban, sumbangan dari kerja sama mitra usaha ini merupakan yang berbesar, yaitu 32,19%. Kenaikan beban ini seiring dengan peningkatan stevedoring cabang Tanjung Priok yang melibatkan perusahaan bongkar muat.

b. Pegawai Realisasi beban pegawai sepanjang tahun

2014 sebesar Rp1,17 triliun atau mengalami kenaikan 9,87% dibandingkan tahun 2013 yang sebesar Rp1,07 triliun. Kontribusi beban pegawai ini, secara proporsional merupakan yang terbesar kedua, yaitu mencapai 21,90% dari total beban usaha Perseroan. Kenaikan ini disebabkan oleh penambahan jumlah pegawai organik dan adanya perubahan struktur organisasi sehubungan beroperasinya secara komersial beberapa anak perusahaan baru.

c. Umum Realisasi beban tahun 2014 sebesar Rp900,37

miliar atau nail 6,72% dibandingkan tahun

2. Operating Expense Accumulated operating expense in year 2014 is

Rp5.36 trillion. This result is 11.08% higher than was in year 2013 with total expense Rp4.83 trillion.

a. Partnership Actual cooperation partnership for year

2014 is Rp1.73 trillion or up by 7.97% from previous year of Rp 1.60 trillion. This cooperation partners expenses proportionally the largest expense for 32.19% of Company’s total operating expenses. The increase of this expense was in line with increase of stevedoring activities in Tanjung Priok which involved stevedoring companies.

b. Employee The actual employee expense in 2014

amounted Rp1.17 trillion or grew by 9.87% compared to Rp1.07 trillion in 2013. The contribution of employee expense, the second largest in proportion, reached 21.90% of total Company’s operating expense. This growth was caused by the addition of organic employees and the change in organizational structure in relation to the commercial operation of several new subsidiary companies.

c. General Actual general is Rp900.37 billion in year 2014

or increase by 6.72% compared to Rp843.69

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report 63

Financial HighlightsOperational Areas & Port Branches

SubsidiariesGoals

Report from the Board of CommissionersReport from the Board of Directors

Management Discussion & Analysis on Company Performance

sebelumnya yang Rp843,69 miliar. Sumbangan anggaran umum terhadap total beban usaha mencapai 16,78%. Penambahan ini, terutama disebabkan oleh kenaikan beban konsultan.

d. Bahan Bakar dan Bahan Habis Pakai Realisasi beban bahan bakar dan bahan habis

pakai juga mengalami peningkatan 14,60% dibandingkan tahun 2013 yang Rp529,36 miliar, menjadi Rp606,65 miliar pada tahun 2014. Terhadap keseluruhan beban usaha, proporsi sumbangan beban bahan ini mencapai 11,31%. Penambahan beban ini disebabkan adanya kenaikan operasional pelayanan terminal dan pelayanan jasa kapal.

e. Penyusutan dan Amortisasi Realisasi penyusutan dan amortisasi

sebesar Rp464,23 miliar, lebih besar 12,69% dibandingkan tahun 2013 yang mencapai Rp411,95 miliar. Kontribusi anggaran penyusutan terhadap total beban usaha mencapai 8,56%.

f. Pemeliharaan Realisasi beban pemeliharaan sepanjang tahun

2014 sebesar Rp337,91 miliar atau naik 43,91% dibandingkan tahun 2013 yang Rp234,81 miliar. Sumbangan anggaran pemeliharaan terhadap total beban usaha mencapai 6,30%. Kenaikan ini disebabkan terjadinya peningkatan realisasi investasi tahun 2014.

g. Administrasi Kantor Realisasi administrasi kantor sebesar Rp95,58

miliar atau naik 3,08% dibandingkan tahun 2013 yang Rp92,72 miliar. Sumbangan anggaran administrasi kantor terhadap total beban usaha mencapai 1,78%.

h. Asuransi Realisasi asuransi sebesar Rp45,38 miliar

atau naik 36,52% dibandingkan tahun 2013 yang Rp33,24 miliar. Sumbangan anggaran penyelenggaraan asuransi terhadap total beban usaha mencapai 8,30%.

3. Laba Sebelum Pajak Penghasilan Untuk tahun buku 2014, Perseroan membukukan

laba sebelum pajak sebesar Rp2,04 triliun, menurun 12,85% dibandingkan tahun sebelumnya

billion in the previous year. It accounts for 16.78% of total operating expenses. This addition was mainly due to a rise of consultants’ expenses.

d. Fuels and Supplies Actual fuels and supplies for year 2014

is Rp606,65 billion or up by 14.60% from previous year of Rp529.36 billion. This Fuel and Consumables account contributes 11.31% of total operating expenses. The expense increase was due to intensified operations in terminal and ship services.

e. Depreciation and Amortization Actual depreciation and amortization is

Rp464.23 billion, 12.69% higher than Rp411.95 billion in year 2013. It contributes 8.56% to total operating expenses.

f. Maintenance Realization of maintenance in year 2014 is

Rp337.91 billion or increase 43.91% compared to Rp234.81 billion in the previous year. It accounts for 6.30% of total operating expenses. This increase occurred because of increase of investment realization in 2014.

g. Office Administration Realization of office administration cost is

Rp95.58 billion or grow by 3.08% from Rp92.72 billion in year 2013. This expense contributes 1.78% to total operating expenses.

h. Insurance Actual insurance is Rp45.38 billion or increase

by 36.52% from Rp33.24 billion in year 2013. Insurance expenses account for 8.30% of total operating expenses.

3. Profit Before Income Tax For the fiscal year 2014, the Company has posted

profit befor tax Rp2.04 trillion, decline by 12.85% from Rp2.34 trillion in the previous year. Besides

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report64

Ikhtisar KeuanganWilayah Kerja & Cabang PelabuhanEntitas AnakTarget PencapaianLaporan Dewan KomisarisLaporan DireksiAnalisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan

yang mencapai Rp2,34 triliun. Selain akibat terjadi penurunan pada laba usaha, beban Perseroan juga mengalami peningkatan 10,99% pada tahun 2014.

4. Laba Usaha Tahun Berjalan Untuk Laba Usaha di tahun berjalan, pada 2014

yang dapat dicatat oleh Perseroan sebesar Rp1,32 triliun. Jika dibandingkan tahun 2013 yang mencapai Rp1,61 triliun, berarti ada penurunan sebesar 18,19%.

ARUS KAS KONSOLIDASIANLaporan arus kas merupakan laporan pencapaian kinerja keuangan Perseroan dalam bentuk realisasi secara tunai (cash basis) dalam suatu periode. Pencapaian kinerja dilihat dari kategori aktivitas operasional, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.

Saldo akhir kas dan setara kas tahun 2014 adalah Rp3,45 triliun, yang merupakan gabungan dari induk perusahaan dan anak perusahaan. Untuk saldo di awal tahun, realisasinya ada sebesar Rp1,02 triliun.

Berikut ini rincian arus kas tahun 2013-2014:

(Rp Ribu, kecuali %) (Rp thousand, except %)

Uraian 20142013

(diterbitkan kembali | Reissued)

Perubahan | Change Description

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI CASH FLOW FROM OPERATING ACTIVITIES

Penerimaan Kas dari Pelanggan 7.580.385.571 6.848.660.075 10,68 Cash Receipt from Customers

Pembayaran kepada Karyawan (1.319.108.092) (1.080.663.751) 22,06 Payment to Employees

Pembayaran Pajak Penghasilan (1.152.927.767) (1.221.760.120) (5,63) Payment For Income Taxes

Pembayaran kepada Kontraktor, Pemasok dan lainnya (3.433.528.060) (2.804.421.538) 22,43 Payment to Contractors, Suppliers and

Others

Penghasilan Bunga 56.448.111 23.423.930 140,98 Interest Received

Pembayaran Beban Bunga dan Keuangan Lainnya

(274.991.214) (72.576.564) 278,90 Payment of Interest and Other Financial Charges

Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Operasi

1.456.278.549 1.692.662.032 (13,97) Net Cash Provided by Operating Activities

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI CASH FLOW FROM INVESTING ACTIVITIES

Penerimaan Dividen 461.284.338 352.109.340 31,01 Receipt of Dividend

Penerimaan Hasil Investasi 499.663.741 222.569.247 124,50 Receipt Gain of Investment

Perolehan Aset Tetap dan Aset Tak Berwujud (3.905.148.620) (2.701.973.824) 44,53 Acquisition of Fixed Asset and Intangible

Asset

Penempatan Investasi Jangka Pendek (80.000.000) (10.000.000) 700,00 Placement of Short Term Investment

Penempatan Dana yang Dibatasi Pencairannya (450.881.147) - - Placement of Restricted Funds

Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Investasi (3.475.081.688) (2.137.295.237) 62,59 Net Cash Provided by Investing Activities

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN CASH FLOW FROM FINANCING ACTIVITIES

Penerimaan dari Pinjaman Bank 9.395.173.100 1.000.000.000 839,52 Proceeds from Bank Loans

due to decrease in operating profit, Company’s expenses has also risen by 10.99% from previous year’s.

4. Operating Income for the Year As for Operating Income for the year, the Company

has recorded Rp1.32 trillion. It has drop by 18.19% from Rp1.61 trillion in year 2013.

CONSOLIDATED CASH FLOWThe statement of cash flow is a report of the Company’s financial performance in terms of realization in cash (cash basis) in a particular period of time. The category of operating activity, investing activity and financing activity have shown the performance achievement.

Cash and Cash equivalent for the year 2014 is Rp3.45 trillion, which is consolidated of the Company and subsidiaries. While the realization of the opening balance for the year is Rp1.02 trillion.

Following are details of cash flow for the period of 2013-2014:

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report 65

Financial HighlightsOperational Areas & Port Branches

SubsidiariesGoals

Report from the Board of CommissionersReport from the Board of Directors

Management Discussion & Analysis on Company Performance

(Rp Ribu, kecuali %) (Rp thousand, except %)

Uraian 20142013

(diterbitkan kembali | Reissued)

Perubahan | Change Description

Pembayaran Pinjaman Bank (4.133.287.417) (74.612.387) 5.439,68 Payment of Bank Loans

Pembayaran Dividen (817.364.291) (603.206.364) 35,50 Payment of Dividend

Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan Untuk) Aktivitas Pendanaan

4.444.521.392 322.181.249 1.279,51 Net Cash Provided by Financing Activities

Dampak Perubahan selisih Kurs terhadap Kas dan setara Kas

5.034.164 35.884.237 85,97 Effect of Exchange Rate changes on Cash and Cash Equivalent

KENAIKAN (PENURUNAN) NETO KAS DAN SETARA KAS

NET INCREASE (DECREASE) IN CASH AND CASH EQUIVALENT

Kas dan Setara Kas 2.430.752.417 (86.567.719) (2.907,92) Cash and Cash Equivalent

Kas dan Setara Kas Awal Tahun 1.021.681.082 1.108.248.801 (7,81) Cash and Cash Equivalent (At the Beginning of The Year)

Kas dan Setara Kas Akhir Tahun 3.452.433.499 1.021.681.082 237,92 Cash and Cash Equivalent (At The End of The Year)

1. Arus Kas dari Aktivitas Operasi Arus kas dari aktivitas operasi bersih sepanjang tahun

2014 terealisasi sebesar Rp1,46 triliun. Dibandingkan tahun 2013 yang sebesar Rp1,69 triliun, berarti mengalami penurunan sebesar 13,97%.

Penurunan tersebut, di antaranya disebabkan adanya peningkatan pada pembayaran kepada pihak ketiga dan kepada karyawan. Karena itu, walaupun penerimaan kas mengalami kenaikan, kas bersih dari aktivitas operasi menjadi lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya.

2. Arus Kas dari Aktivitas Investasi Arus kas bersih dari aktivitas investasi sepanjang tahun

2014 sebesar minus Rp3,47 triliun. Jika dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar Rp2,14 triliun, jumlah tersebut mengalami penurunan sebesar 62,59%.

Kontribusi penerimaan hasil investasi terhadap arus kas bersih dari investasi mengalami kenaikan sebesar 124,50%, dari Rp222,57 miliar pada tahun 2013 menjadi Rp499,66 miliar di tahun 2014.

3. Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan Realisasi arus kas Perseroan dari pendanaan untuk

tahun buku 2014 mengalami kenaikan sangat besar, yaitu dari Rp322,18 miliar menjadi Rp4,44 triliun. Kenaikan ini, terutama dipicu dari akun penerimaan dari pinjaman bank yang mencapai Rp9,40 triliun. Sedangkan pada tahun 2013, penerimaan dari bank sebesar Rp1 triliun.

1. Cash Flows from Operating Activities Net cash flow from operating activities during year

2014 is Rp1.46 trillion. It decrease by 13.97% from Rp1.69 trillion in year 2013.

One of the drivers of Increasing in cash from operating activities is the uplift of payment to third party and employees. Because that, albeit there is growing on cash receipt, net cash from operating activities is lower compared to previous year.

2. Cash Flows from Investing Activities Net cash flow from investing activities is negative

Rp3.47 trillion in the period of 2014. It has decreased 62.59% compared to Rp2.14 trillion in period of 2013.

Receipt gain of contribution to cash flow from investing activities is increase 124.50% from Rp222.57 billion in 2013 to Rp499.66 billion in 2014.

3. Cash Flows from Financing Activities Actual Company’s cash flows from financing for fiscal

year 2014 undergo sizeable increase from Rp322.18 billion become Rp4.44 trillion. The growth is triggered from cash from bank loan amounted Rp9.40 trillion. Whereas cash received from bank was Rp1 trillion in year 2013.

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report66

Ikhtisar KeuanganWilayah Kerja & Cabang PelabuhanEntitas AnakTarget PencapaianLaporan Dewan KomisarisLaporan DireksiAnalisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan

KEMAMPUAN MEMBAYAR UTANGHingga 31 Desember 2014, total liabilitas Perseroan mencapai Rp11,80 triliun. Jika dibandingkan dengan tahun 2013 yang sebesar Rp5,80 triliun nilainya mengalami peningkatan sebesar 103,10%.

Berikut ini rasio terkait dengan kemampuan Perseroan membayar utang untuk periode 2013-2014.

No. RASIOSatuan

Unit31 Desember

2014 Audited

31 Desember 2013

AuditedRATIO

I LIKUIDITAS LIQUIDITY

Rasio Lancar % 155,10 61,82 Current Ratio

Rasio Kas % 114,95 27,20 Cash Ratio

II SOLVABILITAS SOLVABILITY

Rasio Aset terhadap Pinjaman x 3,15 10,65 Total Assets to Total Debt

Rasio Pinjaman terhadap Ekuitas x 0,70 0,153 Total Debt to Equity

Rasio Pinjaman terhadap Aset Tetap x 0,64 0,145 Total Debt to Total Fixed Assets

Rasio Liabilitas Jangka Panjang terhadap Ekuitas x 0,61 0,00073 Longterm Debt to Equity

III KOLEKTABILITAS COLLECTABILITY

Rasio Rata-rata Periode Pembayaran hari/day 66 65 Average Payment Period

Rasio Rata-rata Periode Penagihan hari/day 29 28 Average Collection Period

IV PROFITABILITAS PROFITABILITY

Marjin Operasional % 80,87 75,43 Operating Margin

Perputaran Modal Kerja % 9,32 14,46 Return on Capital Employed

TINGKAT KESEHATAN PERUSAHAAN 2014Proyeksi tingkat kesehatan Tahun 2014 yang dihitung berdasarkan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 adalah sebagai berikut:

Uraian Jumlah Description

Skor Aspek Keuangan 46,00 Financial Aspects Score

Skor Aspek Operasional 27,40 Operational Aspects Score

Skor Aspek Administrasi 13,00 Administration Aspects Score

Total Skor 86,40 Total Score

Tingkat Kesehatan Sehat (AA)/Healthy (AA)

Level of Soundness

Perseroan memiliki kinerja keuangan yang sehat dengan tingkat pengembalian investasi yang efektif serta periode kolektabilitas yang singkat sehingga melunasi kewajibannya. Di samping itu, sebagai sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN), kinerja Perseroan dalam aspek keuangan, operasional dan administrasi juga diukur berdasarkan pada kriteria yang berpedoman pada Surat Keputusan Menteri Negara BUMN No. Kep-100/MBU/2002 tertanggal 4 Juni 2002.

Pada tahun 2014, hasil evaluasi atas tingkat kesehatan Perseroan menunjukkan skor 84,90 sehingga dinilai sebagai Perseroan “SEHAT” dalam kategori “AA”.

LEVEL OF SOLVENCYUntil 31 December 2014, Company’s total liabilities is Rp11.80 trillion. The value goes up 103.10% compared to Rp5.80 trillion in year 2013.

Following are Company’s solvency ratios for the period of 2013-2014.

SOUNDNESS LEVEL OF THE COMPANY 20142014 Soundness level of the company projection measured based on Government-owned Private Companies Minister Decree number: KEP-100/MBU/2002 dated 4 June 2002 are as follows:

The Company has sound financial performance with effective investment rate of return and brief collectibility period to fulfill its obligations. Besides that, as a Government-owned Private Company, the Company’s performance in financial, operational and administration factors are also measured based on criteria referred to Minister of Government-owned Private Companies (BUMN) Decree No. Kep-100/MBU/2002 dated 4 June 2002.

In 2014, an evaluation of level of soundness of the Company showed a score of 84.90 and the Company is rate “HEALTHY” in the category of “AA”.

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report 67

Financial HighlightsOperational Areas & Port Branches

SubsidiariesGoals

Report from the Board of CommissionersReport from the Board of Directors

Management Discussion & Analysis on Company Performance

CAPITAL STRUCTURE1. Liabilities Current liabilities as at 31 December 2014 is Rp3.08

trillion, a decrease of 18.74% from Rp3.79 trillion in 2013. Several current liabilities accounts underwent changes, such as short term bank loans which decreases in considerable amounts.

Long-term liabilities at year end of 2014 is Rp8.71 trillion, an increse of 333.79% compared to Rp2.01 trillion in year 2013. This is partly due to increase in long-term liabilities balance, considering the Company just completed USD550 million bank loan.

Tabel Tingkat Kesehatan Perseroan | Company’s Level of Soundness Table

Indikator Bobot/ Point

Capaian 2014 / Achievement 2014 Skor 2014/ Score 2014

IndicatorRKAP Realisasi /

Realization RKAP Realisasi / Realization

A. Aspek Keuangan Financial Aspects

1. Imbalan kepada Pemegang Saham 15,00 28,72% 18,93% 15 15 Return to Equity

2. Imbalan Investasi (ROI) 10,00 31,85% 15,35% 10 9 Return on Investment (ROI)

3. Rasio Kas 3,00 47,98% 114,95% 3 3 Cash Ratio

4. Rasio Lancar 4,00 163,48% 155,10% 3 3 Current Ratio

5. Collection Period (hari) 4,00 32 Hari/Day

28 Hari/Day

4 4 Collection Period (day)

6. Perputaran Persediaan (hari) 4,00 2 Hari/Day 2 Hari/Day

4 4 Inventory turnover (day)

7. Perputaran Total Aset 4,00 76,02% 45,51% 2,5 1,5 Total Asset Turnover

8. Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aset 6,00 62% 45,60% 4,5 5,5 Equity to total asset ratio

Jumlah Aspek Keuangan 50,00 46,00 45,00 Total Financial Aspects

B. Aspek Operasional Operational Aspects

1. Pelayanan Jasa Kapal Ship Services

a. Waiting Time for Pilot (WT) 8,00 B BS 6,40 8,00 Waiting Time for Pilot (WT)

b. ET/BT 7,00 C B 3,50 5,60 ET/BT

2. Pelayanan Jasa Barang Goods Services

a. B/S/H 5,00 C BS 2,50 5,00 B/S/H

b. T/G/H 5,00 BS BS 5,00 4,50 T/G/H

3. Peningkatan Kualitas SDM HR Quality Improvement

a. Pendapatan Usaha per Total Pegawai 6,00 BS B 6,00 4,80 Operating Revenue per Total Employees

b. Laba Bersih per Total Pegawai 4,00 BS C 4,00 2,00 Net Profit per Total Employees

Jumlah Aspek Operasional 35,00 27,40 29,90 Total Operational Aspects

C. Aspek Administrasi Administration Aspects

1. Laporan Perhitungan Tahunan 3,00 < bulan ke-4/4th

month

< bulan ke-4/4th

month

3,00 3,00 Annual Calculation Report

2. Rancangan RKAP 3,00 < 2 bulan/month

< 2 bulan/month

3,00 3,00 RKAP Draft

3. Laporan Periodik 3,00 0<x<30 hari/day

0<x<30 hari/day

3,00 3,00 Periodical Report

4. Kinerja PKBL 3,00 Performance of PUKK

a. Efektivitas Penyaluran Dana 3,00 >88,04% 10,58% 2,00 - Effectiveness of Fund Disbursement

b. Tingkat Kolektibilitas Pengembalian 3,00 >60,30% 20,00% 2,00 1,00 Receivables Collectibility Level

Jumlah Aspek Administrasi 15,00 13,00 10,00 Total Administration Aspects

Jumlah A+B+C 100,00 86,40 84,90 Total A+B+C

STRUKTUR MODAL1. Liabilitas Liabilitas jangka pendek pada tanggal 31 Desember

2014 adalah Rp3,08 triliun, atau menurun 18,74% dari Rp3,79 triliun pada tahun 2013. Akun liabilitas jangka pendek yang mengalami perubahan antara lain utang bank jangka pendek yang menurun dalam jumlah cukup besar.

Liabilitas jangka panjang akhir 2014 adalah Rp8,71 triliun, meningkat 333,79% dibandingkan tahun 2013 yang Rp2,01 triliun. Hal ini sebagian disebabkan naiknya saldo liabilitas jangka panjang, mengingat Perseroan merealisasikan pinjaman sindikasi USD550 juta.

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report68

Ikhtisar KeuanganWilayah Kerja & Cabang PelabuhanEntitas AnakTarget PencapaianLaporan Dewan KomisarisLaporan DireksiAnalisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan

2. Ekuitas Ekuitas per 31 Desember 2104 mencapai Rp9,89

triliun. Dibandingkan tahun 2013 yang sebesar Rp9,19 triliun, berarti mengalami kenaikan 7,55%.

(Rp Ribu, kecuali %) (Rp thousand, except %)

Uraian 2014 2013 Perubahan |

Change (%)

Description

Liabilitas Jangka Pendek 3.081.801.025 3.792.529.463 (18,74) Current Liabilities

Liabilitas Jangka Panjang 8.713.798.820 2.008.763.380 333,79 Long-term Liabilities

Jumlah Liabilitas 11.795.599.845 5.801.292.843 103,33 Total Liabilities

Jumlah Ekuitas 9.887.338.184 9.193.635.040 7,55 Total Equity

Jumlah Liabilitas dan Ekuitas 21.682.938.029 14.994.927.883 44,60 Total Liabilities and Equity

INVESTASI BARANG MODALBerikut ini rincian investasi barang modal yang direalisasikan dalam dua tahun terakhir (2013-2014):

(Rp Juta, kecuali %) (Rp Million, except %)

Uraian 2014 2013 Perubahan |

Change (%)

Description

Investasi Induk Perusahaan Holding Company Investment

Bangunan fasilitas pelabuhan 2.855.705 2.223.150 28,45 Port facilitiy building

Kapal 5.193 44.142 (88,24) Ship

Alat fasilitas pelabuhan 141.731 247.624 (42,76) Port facility equipment

Instalasi fasilitas pelabuhan 149.466 91.491 63,37 Port facility installation

Tanah 9.877 4.551 117,05 Land

Jalan dan bangunan 353.265 205.960 71,52 Road and building

Peralatan - 3.320 (100) Equipment

Kendaraan 510 2.050 (75,13) Vehicles

Emplasemen 2.139 1.097 95,07 Emplacement

Investasi Non Fisik 87.309 176.832 (50,63) Non Physic Investment

Total Investasi Induk Perusahaan 3.605.195 3.000.216 20,16 Holding Company Total Investment

Total Investasi Anak Perusahaan 236.413 153.289 54,23 Subsidiary Company Total Investment

Jumlah 3.841.608 3.153.505 21,82 Total

Investasi Induk Perusahaan Realisasi investasi Induk Perusahaan sepanjang tahun 2014 mencapai Rp3,61 triliun, naik 20,16% dibandingkan tahun 2013 yang sebesar Rp3,00 triliun. Untuk investasi barang modal ini, sebagian besar terserap pada pembangunan fasilitas pelabuhan yang mencapai Rp2,85 triliun atau 96,54% dari total investasi Induk Perusahaan.

Realisasi investasi alat fasilitas pelabuhan mencapai Rp141,73 miliar. Penyerapan terbesarnya ada di cabang Tanjung Priok untuk pengadaan 4 unit Rubber Tired Gantry Crane (RTGC) dan di cabang Pontianak untuk pengadaan 4 unit Rail Mountain Gantry Crane (RMGC).

2. Equity Equity as at 31 December 2014 is Rp9.89 trillion.

It increases 7.55% compared to Rp9.19 trillion in 2013.

INVESTMENT IN CAPITAL GOODSFollowing are the details of realized capital expenditure in the last two year (2013-2014):

Holding Company Investment The realization of Holding Company investment reached Rp3.61 trillion in 2014, up by 20.16% from Rp3.00 trillion in 2013. This capital expenditure was mostly intended on the construction of port facilities worth Rp2.85 trillion or 96.54% of Holding Company’s total investment.

The realization of investment of port facility equipment amounted Rp141.73 billion. The largest outlays were at Tanjung Priok branch to obtain 4 units Rubber Tired Gantry Crane (RTGC) and 4 units Rail Mountain Gantry Crane (RMGC) at Pontianak branch.

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report 69

Financial HighlightsOperational Areas & Port Branches

SubsidiariesGoals

Report from the Board of CommissionersReport from the Board of Directors

Management Discussion & Analysis on Company Performance

Untuk instalasi fasilitas pelabuhan, sepanjang tahun 2014 yang direalisasikan sebesar Rp149,47 miliar. Dibandingkan tahun 2013 yang sebesar Rp91,49 miliar, ada kenaikan 63,37%. Pencapaian terbesarnya ada di Tanjung Priok, yaitu berupa pekerjaan pasokan daya listrik termasuk tambahan daya dan jaringan ke kapal pelanggan di Dermaga Pelabuhan Tanjung Priok yang mencapai Rp102,01 miliar.

Sedangkan investasi tanah yang sebesar Rp9,9 miliar pada tahun 2014, digunakan untuk cabang Teluk Bayur berupa appraisal pembebasan lahan perkantoran di area multipurpose yang dilaksanakan oleh PT Sucofindo. Untuk investasi jalan dan bangunan, sebagian besar terserap untuk pembangunan gedung Pusat Pelatihan Kepelabuhanan di Ciawi, Bogor, sebesar Rp153,07 miliar dari total investasi Rp353,26 miliar. Pelaksana kegiatan adalah PT Waskita Karya.

Investasi Anak PerusahaanRealisasi investasi anak perusahaan sebesar Rp236,41 miliar, naik 54,23% dibandingkan tahun 2013 yang sebesar Rp153,19 miliar. Penyerapan investasi terbesar pada anak perusahaan ini adalah PT Multi Terminal Indonesia untuk pengadaan 13 unit RTGC terkait dengan pengoperasian lapangan lini II di cabang Tanjung Priok.

PERBANDINGAN TARGET, REALISASI, DAN PROYEKSI KEUANGAN 2015Kinerja pencapaian atas target yang telah ditetapkan oleh Perseroan pada tahun buku 2014 cukup bervariasi. Beberapa indikator ada yang berada di atas target, namun ada juga yang tidak tercapai.

Pada akumulasi aset misalnya, pencapaian adalah 111,76% dari target yang telah ditetapkan. Namun pencapaian pendapatan usaha hanya 75,48%. Berikut ini tabel target dan pencapaian yang telah ditetapkan, serta target yang ingin dicapai pada tahun 2015.

Laporan Neraca(Rp Ribu, kecuali %)

Balance Sheet (Rp Thousand, except %)

Uraian Target2014

Realisasi | Realization

2014

Proyeksi | Projection

2015

Realisasi / Target

| Realization / Target

(%)

Description

Aset Lancar 3.163.871.794 4.779.804.707 11.796.765.673 151,07 Current Assets

Aset Tidak Lancar 16.237.272.870 16.903.133.322 24.943.483.580 104,10 Non-Current Assets

Jumlah Aset 19.401.144.664 21.682.938.029 36.740.249.253 111,76 Total Assets

Liabilitas Jangka Pendek 1.936.138.738 3.081.801.025 2.994.839.244 159,17 Current Liabilities

Liabilitas Jangka Panjang 5.436.500.400 8.713.798.820 21.069.224.576 160,28 Non-Current Liabilities

The realization of port facility installations was Rp149.47 billion during 2014. Compared to 2013 of Rp91.49 billion, there was an increase of 63.37%. The biggest accomplishment in Tanjung Priok was a construction of electricity power supply including additional power and network to customer’s ship at Tanjung Priok Port’s dock worth Rp 102.01 billion.

Whilst investment in land amounted Rp9.9 billion in 2014 was developed for Teluk Bayur branch in the form of office land acquisition appraisal at multipurpose area conducted by PT Sucofindo. For roads and building investment, most of the outlay were used for the construction of Port Training Center in Ciawi, Bogor, amounted Rp153.07 billion of Rp353.26 billion total investment. The main contractor of the project is PT Waskita Karya

Subsidiary Company InvestmentThe realization of subsidiary company’s investment reached Rp236.41 billion, up by 54.23% compared to Rp153.19 billion in 2013. The major outlay of the subsidiary company was at PT Multi Terminal Indonesia to obtain 13 units RTGC related to activation of line II area at Tanjung Priok branch.

COMPARISON OF 2015 FINANCIAL TARGET, REALIZATION AND PROJECTIONTarget accomplishments performances by the Company in fiscal year 2014 are varied. Some indicators reached beyond the target, however there are some which were not accomplished.

On asset accumulation for example, the accomplishment reached 111.76% from the target. However, operating profit was recorded 75.48% of its target. The table below described target and achievements, along with 2015 target.

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report70

Ikhtisar KeuanganWilayah Kerja & Cabang PelabuhanEntitas AnakTarget PencapaianLaporan Dewan KomisarisLaporan DireksiAnalisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan

Laporan Neraca(Rp Ribu, kecuali %)

Balance Sheet (Rp Thousand, except %)

Uraian Target2014

Realisasi | Realization

2014

Proyeksi | Projection

2015

Realisasi / Target

| Realization / Target

(%)

Description

Jumlah Liabilitas 7.372.639.138 11.795.599.845 24.064.063.820 159,99 Total Liabilities

Jumlah Ekuitas 12.028.505.526 9.887.338.184 12.676.185.433 82,20 Total Equity

Jumlah Liabilitas dan Ekuitas 19.401.144.664 21.682.938.029 36.740.249.253 111,76 Total Liabilities and Equity

Laporan Laba Rugi(Rp Ribu, kecuali %)

Profit and Loss Statement (Rp thousand, except %)

Uraian Target2014

Realisasi | Realization

2014

Target | Target 2015

Realisasi / Target

| Realization / Target

(%)

Description

Pendapatan Usaha 8.488.309.958 6.406.942.104 7.184.137.494 75,48 Operating Revenues

Beban Usaha (5.890.621.065) (5.364.511.554) (5.473.946.681) 91,07 Operating Expenses

Laba Usaha 2.801.091.577 1.320.736.814 1.710.190.813 47,15 Operating Profit

Laba sebelum Pajak 3.394.503.525 2.041.742.540 2.618.627.209 60,15 Profit (and Loss) before Tax

Laba Tahun Berjalan 2.684.201.985 1.575..988.803 2.080.899.028 58,71 Profit (Loss) for the Year

Laporan Arus Kas(Rp Ribu, kecuali %)

Statement of Cash Flows (Rp thousand, except %)

Uraian Target2014

Realisasi | Realization

2014

Target | Target 2015

Realisasi / Target

| Realization / Target

(%)

Description

Arus kas dari Aktivitas Operasi 1.919.898.258 1.456.278.549 1.568.961.953 75,85 Cash Flow from Operating Activities

Arus kas dari Aktivitas Investasi (3.548.631.456) (3.475.081.688) (4.917.821.076) 97,93 Cash Flow from Investing Activities

Arus kas dari Aktivitas Pendanaan 1.649.628.675 4.444.521.392 11.696.095.072 269,43 Cash Flow from Financing

Activities

Kas & Setara Kas Awal Periode 907.605.329 1.021.681.082 1.901.573.940 112,57 Cash and Cash Equivalent at the Beginning of the Year

Kas & Setara Kas Akhir Periode 928.500.805 3.452.433.499 10.248.809.889 371,83 Cash and Cash Equivalent at the end of the year

KEWAJIBAN TERHADAP NEGARAPemenuhan kewajiban kepada Negara selama tahun 2014 terealisasi sebesar Rp1,92 triliun dengan rincian sebagai berikut:

(Dalam miliar rupiah, kecuali %) (Rp billion, except %)

1. Kontribusi Dividen tahun 2014 796,31 2014 Dividend Contributions

2. Kontribusi Pajak: Contributions Tax:

Penyetoran Pajak Penghasilan Pasal 25 dan Pasal 29 322,90 Deposit Income Tax Article 25 and Article 29

Penyetoran PPN Jasa (Net) 529,34 VAT Deposit Services (Net)

Penyetoran PPh 21 dan 23 166,57 Penyetoran PPh 21 dan 23

Penyetoran Pajak Lainnya 131,91 Other Tax Deposit

Jumlah (1+2) 1.947,03 Total (1+2)

1. Kebijakan Dividen Berdasarkan Risalah Rapat Umum Pemegang Saham

Tahunan No. RIS-35/D3.MBU/2013 tertanggal 2 Mei 2013, pemegang saham menyetujui pembagian dividen sebesar 30% dari laba dibagi tahun buku 2012

LIABILITY OF STATEThe fulfillment of the Company’s obligation to the state in 2014 was realized in the amount of Rp1.92 trillion with details as follows:

1. Dividend Policy Based on the Minutes of Meeting of Annual General

shareholder Meeting No. RIS-35/D3.MBU/2013 dated 2 May 2013, the shareholders agreed on dividend contribution of 30% from distributed profit in fiscal

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report 71

Financial HighlightsOperational Areas & Port Branches

SubsidiariesGoals

Report from the Board of CommissionersReport from the Board of Directors

Management Discussion & Analysis on Company Performance

atau sebesar 589,72 juta. Pada tanggal 20 Desember 2013 Menteri BUMN menerbitkan surat No. S-760/MBU/2013 perihal tambahan setoran dividen BUMN Tahun 2012 PT Pelabuhan Indonesia II (Persero), ditetapkan penambahan dividen atas laba tahun 2012 sebesar Rp10 juta Perseroan telah menyetor sebanyak Rp579,72 juta dan sisanya sebesar Rp10 juta telah disetorkan tanggal 27 Desember 2013.

Berdasarkan Risalah Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan No. RIS-23/D3.MBU/2012 tanggal 13 Juni 2012, pemegang saham menyetujui pembagian dividen sebesar 27,6% dari laba dibagi tahun buku 2011 atau sebesar Rp408.655.000 pada tanggal 26 Desember 2012 Menteri BUMN menerbitkan surat No. S-757/MBU/2012 perihal tambahan setoran dividen BUMN tahun 2012 PT Pelabuhan Indonesia II (Persero), ditetapkan penambahan dividen atas laba tahun 2011 sebesar Rp75.000.000. Terhadap jumlah penambahan dividen tersebut Perseroan telah menyetor Rp40.000.000 dan sisanya sebesar Rp35.000.000, telah disetorkan pada tanggal 3 Januari 2013.

Periode | Period Laba Bersih | Net Profit Total Dividen yang DibagikanAmount of Distributed Dividend Payout Ratio | Payout Ratio

2014 Rp1,58 triliun/trillion Rp796,31 miliar/billion 51%

2013 Rp1,82 triliun/trillion Rp589,72 juta/million 30%

Pembayaran Dividen Tahun 2014 | Dividend Payment in 2014

Tahap | Stage Tanggal Jatuh TempoMaturity Date

Jumlah Dividen (Rp)Total

Tanggal PembayaranDate of Payment

Jumlah PembayaranTotal Payment

Tahap I / Stage I 9 Juli 2014 / July 9, 2014 209.032.526.950 4 Juli 2014 / July 4, 2014 209.032.526.950

Tahap II / Stage II 8 Agustus 2014 / August 8, 2014 174.193.772.450 6 Agustus 2014 / August 6, 2014 174.193.772.450

Tahap III / Stage III 9 September 2014September 9, 2014

174.193.772.450 8 September 2014September 8, 2014

174.193.772.450

Tahap IV / Stage IV 9 Oktober 2014 / October 9, 2014 139.355.017.963 9 Oktober 2014 / October 9, 2014 139.355.017.963

Tambahan Dividen Supplementary Dividend

29 Desember 2014December 29, 2014

99.539.000.000 29 Desember 2014December 29, 2014

99.539.000.000

Pembayaran Dividen Tahun 2013 | Dividend Payment in 2013

Tahap | Stage Tanggal Jatuh Tempo | Maturity Date Jumlah Dividen (Rp) | Total Tanggal Pembayaran |

Date of PaymentJumlah Pembayaran |

Total Payment

Tahap I / Stage I 2 Juni 2013 / June 2, 2013 145.000.000.000 30 Mei 2013 / May 30, 2013 80.000.000.00065.000.000.000

Tahap II / Stage II 2 Juli 2013July 2, 2013 125.000.000.000 1 Juli 2013 / July 1, 2013

10.000.000.00040.000.000.00025.000.000.00050.000.000.000

Tahap III / Stage III 1 Agustus 2013 August 1, 2013 115.000.000.000 2 Agustus 2013

August 2, 2013 115.000.000.000

Tahap IV / Stage IV 2 September2013September 2, 2013 110.000.000.000 2 September 2013

September 2, 2013 110.000.000.000

Tahap V / Stage V 2 Oktober 2013October 2, 2013 84.723.070.000 2 Oktober 2013

October 2, 2013 84.723.070.000

Interim 26 Desember 2013December 26, 2013 10.000.000.000 26 Desember 2013

December 26, 2013 10.000.000.000.00

year 2012 or amounting to 589.72 million. On December 20, 2013, Ministry of SOE published a letter No. S-760/MBU/2013 with regards to the additional subscription of SOE dividend in 2012 PT Pelabuhan Indonesia II (Persero), stipulated that the additional dividend upon profit in 2012 is Rp10 million The Company has subscribed Rp579.72 million and the rest of Rp10 million has been subscribed on December 27, 2013.

Based on the Minutes of Meeting of AGM No.RIS-23/D3.MBU/2012 dated June 13 2012, the shareholders agreed on dividend distribution of 27.6% from distributed profit in fiscal year of 2011 or amounting to Rp408,655,000. On December 26, 2012, the Ministry of SOE issued a letter No. S-757/MBU/2012 on the additional subscription of SOE dividend in 2012 of PT Pelabuhan Indonesia II (Persero), stipulated that the additional dividend upon profit in 2011 is Rp75,000,000. The Company has subscribed Rp40,000,000 and the rest of Rp35,000,000, has been subscribed on January 3, 2013.

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report72

Ikhtisar KeuanganWilayah Kerja & Cabang PelabuhanEntitas AnakTarget PencapaianLaporan Dewan KomisarisLaporan DireksiAnalisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan

2. Pajak Perseroan tidak memiliki kasus perpajakan yang

berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan selama tahun 2014 dan 2013. Di samping itu, selama tahun 2014 dan 2013, Perseroan telah melakukan pembayaran dan pelaporan pajak sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku efektif.

ASPEK PEMASARANSaat ini Perseroan melayani 15% peti kemas (direct shipment) dan 5% cargo non-peti kemas di ASEAN. Perseroan berkomitmen untuk terus meningkatkan perannya, sejalan dengan visi jangka panjang untuk menjadi pemain global pada industri kepelabuhanan.

Namun harus diakui, saat ini terjadi perubahan penting yang dapat mempengaruhi posisi persaingan, termasuk peluang inovasi dan kolaborasi, yaitu peningkatan permintaan transportasi maritim yang didorong liberalisasi perdagangan yang menuntut operator pelabuhan melakukan peningkatan fasilitas pelabuhan dalam bentuk peningkatan kapasitas dan kinerja.

Landasan Pelaksanaan Strategi PemasaranPerseroan telah menetapkan visi untuk menjadi mitra pilihan di bidang jasa kepelabuhanan dan logistik yang andal dan terbaik di kelasnya. Hal inilah yang menjadi acuan program strategi pemasaran yang diterapkan.

Untuk itu, strategi pemasaran tahun 2014 masih difokuskan pada membina hubungan efektif dengan pelanggan, peningkatkan dan membangun proses bisnis, serta standardisasi kegiatan pengelolaan pelanggan utama Perseroan. Karena itu, Perseroan selalu berupaya memenuhi kebutuhan pelanggan secara berkesinambungan.

Sejak tahun 2013, Perseroan telah mengubah pola kerja sama sewa lahan menjadi pemanfaatan lahan. Kebijakan ini bertujuan agar Perseroan dapat lebih mengoptimalkan penggunaan aset di lingkungan Perseroan, meningkatkan efisiensi dan kualitas pembangunan dan/atau pengelolaan infrastruktur serta pengelolaan terhadap aspek lingkungan.

Proses pemilihan mitra dilakukan secara profesional dan transparan sesuai dengan prinsip GCG (Good Corporate Governance), kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban dan kewajaran serta asas

2. Taxes The Company did not have tax cases which would

significantly affect financial performance in 2014 and 2013. In addition, during 2014 and 2013, the Company had done tax payment and reporting in accordance to effective tax regulations.

MARKETING ASPECTCurrently, the Company served 15% containers (direct shipment) and 5% cargo non-kontainer in ASEAN. The Company is committed to increase its role in line with its long-term vision to become global players in ports industry.

There is an important change that could affect the Company’s competitive position including innovation and collaboration opportunities. Increased demand of maritime transportation which is driven by free trade requires ports company to improve port facilities in terms of both capacity increase and/or performance improvement.

Foundation of Marketing Strategy ImplementationThe Company has set the Company’s vision to become preferred partner in the best port and logistics services in its class. The Company’s vision is the reference in implementing marketing strategic program.

Therefore, marketing strategy of 2014 still focused on developing effective relation with customers, strengthening and improving business process as well as standardizing the management activities of the Company’s main customers. Hence, the Company always strived to meet the customer’s needs in a sustainable way.

Since 2013, the Company has changed cooperation framework from land lease to land use. This change aims at maximizing the use of assets within the Company, improving efficiency and construction quality as well as optimizing infrastructure and environmental management.

Selection process for processional and experienced partners is conducted in an open and transparent manner in line with GCG (Good Corporate Governance) principles, independency, accountability, fairness and utility to

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report 73

Financial HighlightsOperational Areas & Port Branches

SubsidiariesGoals

Report from the Board of CommissionersReport from the Board of Directors

Management Discussion & Analysis on Company Performance

kemanfaatan. Melalui cara ini, diharapkan mampu mendorong perkembangan iklim investasi di lingkungan Perseroan.

Strategi Pemasaran di Tahun 2014Strategi pemasaran yang dilakukan Perseroan didukung juga dengan peningkatan fungsi sosialisasi, komunikasi, dan promosi mengenai Perseroan serta 16 entitas anak. Selain itu, diperkenalkan juga jasa-jasa layanan kepelabuhanan kepada masyarakat.

Terkait dengan kegiatan promosi ini, beberapa hal yang dilakukan, di antaranya melalui:

A. Promosi1. Website Perseroan memiliki website dengan alamat domain

www.indonesiaport.co.id. Konten pada situs ini dilakukan pemutakhiran secara rutin, terutama terkait dengan data dan informasi terbaru jasa layanan kepelabuhanan yang disediakan Perseroan baik di cabang Pelabuhan maupun anak perusahaan.

2. Media Cetak Perseroan juga melakukan promosi melalui

media cetak nasional, dengan memasang iklan di beberapa media cetak nasional seperti harian Kompas (promosi tentang NewPriok), harian Bisnis Indonesia (informasi tentang rencana kedatangan kapal dan kegiatan bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok).

B. Temu Pelanggan

Perseroan senantiasa melakukan temu pelanggan sebagai upaya meningkatkan citra Perseroan dan loyalitas pelanggan dalam mempertahankan posisi dominan di pasar jasa kepelabuhanan. Oleh karena itu, Perseroan melakukan strategi pemasaran yang fokus pada pembentukan komunitas dan loyalitas pelanggan, khususnya pelanggan utama yang memberikan kontribusi pendapatan terbesar.

Untuk mengukur efektivitas program pemasaran yang telah dilaksanakan dan untuk mendapatkan umpan balik atau harapan pelanggan, Perseroan melakukan survei kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan yang dilakukan secara periodik agar diperoleh informasi guna menyusun program strategi pemasaran yang lebih baik.

propel investment climate within the Company’s work environment.

Marketing Strategy in 2014Marketing strategy by the Company is supported by awareness building of the Company and its 16 subsidiaries through improvement of socialization, communication and promotion functions. In addition, there is also introduction to types of port services to general public.

Related to increasing awareness activities, there were several things that have been done, among others are:

A. Promotion1. Website The Company’s website has the domain address of

www.indonesiaport.co.id. The content on this site is updated regularly, especially those related to data and information of services provided by the Company’s port, in the Port branch or subsidiary.

2. Print Media The Company conducted promotional activities

through advertisement on national print media such as Kompas newspaper (promotion on NewPriok), Bisnis Indonesia newspaper (information on vessel calls and loading/unloading activities in Port of Tanjung Priok).

B. Customers Gathering The Company regularly conduct customer gathering

to improve customer loyalty and the Company’s image in order to maintain its dominant position in port service industry. Therefore, the Company carries out marketing strategy which focuses on community building and customer loyalty, especially major customer which contribute biggest revenue.

To measure effectiveness of marketing programs that have been implemented and to obtain customers’ feedbacks or inputs, the Company conducted periodic marketing survey to get information in order to prepare better marketing strategy programs.

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report74

Ikhtisar KeuanganWilayah Kerja & Cabang PelabuhanEntitas AnakTarget PencapaianLaporan Dewan KomisarisLaporan DireksiAnalisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan

Secara umum, kebijakan hubungan dengan pelanggan dilakukan dengan berlandaskan pada aturan Standar Kinerja sesuai SK Dirjen Perhubungan Laut No. UM.002/38/18/DJPL-11 tahun 2011 tentang Standar Kinerja Pelayanan Operasional Pelabuhan.

Selama tahun 2014, Perseroan telah melakukan beberapa agenda temu pelanggan baik di level cabang maupun level pusat, di antaranya adalah:1. Gathering IPC dan shipping lines khususnya di

wilayah Pelabuhan Banten yang dilaksanakan pada tanggal 14 Oktober 2014 di Putri Duyung, Ancol Jakarta. Acara ini bertujuan untuk mempertemukan pelanggan khususnya shipping lines di wilayah kerja cabang Pelabuhan Banten dengan entitas IPC yang melayani pelanggan secara langsung agar menjadi sarana komunikasi dan media sinergi yang baik dalam bisnis kepelabuhanan.

2. IPC Stakeholder Awards 2014 dilaksanakan pada tanggal 22 Oktober 2014 di Hotel Shangrilla, Jakarta. Acara bergensi ini dilaksanakan setiap tahun sebagai sarana pemberian apresiasi kepada pelanggan yang memberikan kontribusi dan dampak positif kepada bisnis di masing-masing cabang Pelabuhan Perseroan. Penghargaan yang diberikan dalam acara ini adalah shipping lines terbaik dan cargo owner terbaik.

C. Physical Outlet Direktorat Komersial dan Pengembangan Usaha

bekerja sama dengan Direktorat Operasi dan Cabang Pelabuhan Tanjung Priok sebagai pilot project dalam rangka mewujudkan pelayanan satu atap yang memuaskan bagi seluruh pelanggan Perseroan, perusahaan menyediakan tempat pelayanan dengan suasana yang nyaman, terbuka, fleksibel, dan modern. Penyediaan physical outlet yang dinamai IPC Group Service Center adalah perwujudan dari strategi pemasaran Perseroan dan kolaborasi antar fungsi, yaitu Pemasaran, Operasional, Keuangan dan Cabang sebagai pengelolaannya yang bertujuan untuk:

1. Memindahkan secara fisik kantor pelayanan IPC• Mengurangi beban trafik pelabuhan• Memberikan alternatif tempat pelayanan bagi

pelanggan• Pilot project untuk pembangunan service center

di wilayah lainnya.2. Menyediakan pelayanan online secara bertahap3. Memfasilitasi dan edukasi penggunaan pelayanan

on line

In general, customer relationship policy is based on regulation on Performance Standard as stipulated on Maritime Transportation Directorate General Decree No. UM.002/38/18/DJPL-11 year 2011 on Performance Standard of Operational Port Services..

During 2014, the Company had conducted customer gathering as follow:1. IPC and shipping lines gathering, especially in

Banten port area had been conducted on October 14, 2014 in Putri Duyung, Ancol Jakarta. The event aimed at meeting customers from shipping lines operating in Banten port areas with IPC who directly serves its customers which in turn, will become good communication channel and synergy media in port business.

2. Stakeholder Awards 2014 was held on October 22, 2014 in Shangrila Hotel, Jakarta. This prestigious event has been conducted annually as an appreciation for customers who contribute and make positive impacts to each of the Company’s port branches. The awards given in the event are best shipping lines and best cargo owner.

C. Physical Outlet Directorate of Business and Commercial Development

cooperates with Directorate of Operations and Port of Tanjung Priuk branch to launch a pilot project in establishing an integrated and satisfactory service to IPC customers by providing comfortable, open, flexible and modern spaces. Physical outlet provision known as IPC Group Service Center Kemayoran in Central Jakarta is an implementation of the Company’s marketing strategy and interfunction collaboration efforts comprises of marketing, operational, finance and branches that aims at:

1. Relocating IPC customer service office• Reducing port traffic burden• Providing alternative place for customer

service.• As pilot project to develop service center in

other areas2. Providing online service in gradual steps3. Facilitating and educating the use of online service

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report 75

Financial HighlightsOperational Areas & Port Branches

SubsidiariesGoals

Report from the Board of CommissionersReport from the Board of Directors

Management Discussion & Analysis on Company Performance

4. Tempat diskusi/sosialisasi komunitas pelabuhan5. Tempat promosi dan customer service.

Physical Outlet IPC meliputi fungsi sebagai berikut:• Customer Service: Merupakan outlet layanan IPC Group yang

terintegrasi secara sistem dengan tujuan meningkatkan kualitas pelayanan dan kenyamanan pelayanan untuk pelanggan IPC Group.

• Customer Education & Exhibition Dalam hal customer education & exhibition

ini, eksistensi IPC Group diharapkan dapat tersampaikan secara langsung kepada pelanggan maupun calon pelanggan IPC Group, dengan cara demonstrasi atau penggambaran secara visual melalui tool & devices yang didukung dengan teknologi terkini.

• Community Center Layanan Physical Outlet IPC lebih powerful bila

dilengkapi dengan lounge area yang diperuntukkan untuk berkumpulnya para komunitas bisnis logistik untuk menstimulus pengembangan bisnis di antara para pelaku bisnis logistik yang berada di area IPC Group.

Jenis pelayanan yang akan diberikan untuk pelanggan Perseroan:1. Service:

• General info• Registration & Transaction• Complain handling• Pelayanan jasa kapal

2. Retention Untuk program retensi pelanggan, Perseroan

akan menyediakan meeting center bagi komunitas logistik. Melalui sarana tersebut, mereka dapat saling berinteraksi satu sama lain dalam rangka pengembangan bisnis ataupun hubungan bisnis yang lebih baik. Adapun beberapa komunitas logistik yang dimaksud, antara lain: Forwarder, Shipping Agent, Port Operator, serta Warehouse Operator.

Sedangkan Physical Outlet juga akan diperkaya dengan fungsi penjualan dan pemasaran dengan menyediakan Customer Education and Exhibition Area yang menampilkan profil seluruh layanan yang bisa diberikan untuk pelanggan kelompok usaha

4. Providing discussion/socializing place for port communities

5. Providing promotion and customer service venue.

Physical Outlet IPC will offer services such as:• Customer Service: Is a system-integrated service outlet of IPC Group

to provide qualified and comfortable customer service for IPC Group customers.

• Customer Education & Exhibition With customer education & exhibition, IPC Group

existence is expected to be directly conveyed to customers and potential customers of IPC Group by visual demonstration or description with sophisticate technology-supported tools and devices.

• Community Center IPC Physical Outlet will be more powerful when

equipped with area lounge designated as gathering venue for logistics business community to stimulate business development among logistic player within IPC Group.

Types of services offered to the Company’s customers:1. Service:

• General info• Registration & Transaction• Complain handling• Shipping service

2. Retention For customer retention program, the Company will

provide meeting center for logistics community. With the facility, they are able to interact with one another for business development or having better business relationship. Logistics community includes Forwarder, Shipping Agent, Port Operator, and Warehouse Operator.

Physical outlet would also be prepared to have sales and marketing functions by providing Customer Education dan Exhibition Area which will highlight profiles of all services which the Company will be able to provide to the Company’s group customers. These two

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report76

Ikhtisar KeuanganWilayah Kerja & Cabang PelabuhanEntitas AnakTarget PencapaianLaporan Dewan KomisarisLaporan DireksiAnalisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan

Perseroan. Kedua area ini dapat dimanfaatkan juga oleh IPC Group untuk mensosialisasikan kebijakan proses pengiriman/penerimaan kargo. Bahkan pelanggan Perseroan dari perusahaan-perusahaan komunitas logistik pun dapat memanfaatkan area ini untuk sharing kepada pelaku bisnis logistik lainnya yang berada pada jaringan bisnis IPC Group.

Strategi Pemasaran 2015 Strategi Pemasaran perusahaan yang sedang dilakukan saat ini dan yang akan datang:

1. Customer Relationship Management Mulai Tahun 2012, Perseroan berinisiatif melakukan

transformasi dengan komitmen untuk mendorong perbaikan proses logistik di Indonesia, termasuk dengan peningkatan produktivitas dan efisiensi. Dilatarbelakangi dengan pekerjaan Business Process Re-Engineering (BPR) untuk Customer Relationship Management (CRM) yang dilakukan di tahun 2012 adalah salah satu proyek yang bertujuan untuk memformulasikan strategi, proses-proses, struktur, dan blueprint/roadmap untuk pembangunan sistem CRM Perseroan.

Dalam jangka pendek hingga menengah, sistem CRM diproyeksikan untuk berfungsi sebagai backbone bagi inisiatif strategis seperti One-Stop-Shop dan Key Account Management. Inisiatif-inisiatif strategis ini bertujuan untuk memperkaya pengalaman pelanggan dan memberikan nilai tambah bagi Perseroan maupun pelanggan.

Hal ini membutuhkan dukungan sistem CRM sekaligus sebagai framework perbaikan berkelanjutan. BPR CRM mencakup inisiatif-inisiatif utama dalam roadmap 5-7 tahun (yang dapat dipersingkat menjadi 3-4 tahun). Dalam penerapan CRM, aspek people, proses dan sistem teknologi dirancang untuk dapat saling bersinergi. Sistem ini diproyeksikan mampu berfungsi sebagai backbone bagi inisiatif strategis, seperti one stop shop yaitu, point of contact pelanggan Perseroan secara umum. Sedangkan Key Account Management ditujukan untuk pelanggan utama Perseroan.

Penerapan CRM bersifat journey sehingga memerlukan proses pembelajaran dan pengembangan yang berkelanjutan, CRM diharapkan dapat menjadi sistem dan platform corporate end-to-end marketing strategis bagi perusahaan untuk tumbuh dan berkembang

areas can also be used by IPC Group to socialize cargo delivery/reception policy. The Company’s customers from logistics community companies are welcomed to leverage the area in order to share with other logistic companies inside the IPC Group business networks.

2015 Marketing Strategy The Company’s marketing strategy which is currently and will be implemented in the future is as follows:

1. Customer Relationship Management Starting in 2012, the Company initiated to transform

itself with commitment to push improvement of logistical process in Indonesia, including increasing its productivity and efficiency. As one of the project approved in 2012, Business Process Re-Engineering (BPR) for Customer Relationship Management (CRM) was intended to formulate strategies, processes, structures and blueprint/roadmap in building the Company’s CRM system.

In the short-medium term timeframe, CRM system is projected to function as a backbone of strategic initiatives such as One Stop-Shop and Key Account Management. These strategic initiatives aim at enriching customer experience and providing added value to the Company and customer.

These will need CRM system support and also as improvement framework. BPR CRM comprises main initiatives in the roadmap for 5-7 years (which can be shortened to 3-4 years). In CRM implementation; several aspects, namely human resources, technology process and system have been designed to synergize. The system is projected to function as backbone of strategic initiatives such as One-Stop-Shop, which is point of contact for the Company’s customers and Key Account Management which is intended for Company’s primary customers.

CRM practice is such a journey in nature and needs to be put down in experience and continuously developed. CRM is expected to be the corporate end-to-end system and platform, as well as the strategic marketing initiative for the Company to grow and develop along

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report 77

Financial HighlightsOperational Areas & Port Branches

SubsidiariesGoals

Report from the Board of CommissionersReport from the Board of Directors

Management Discussion & Analysis on Company Performance

sejalan dengan peluang dan dinamika pasar, sebagaimana direfleksikan dalam peningkatan kinerja pada pendapatan dan laba secara konsisten.

Pada tahun baru 2014, penerapan CRM difokuskan kepada pemutakhiran data dan profil pelanggan agar didapatkan gambaran yang lebih akurat tentang perilaku, tren bisnis dan kebutuhan pelanggan. Hal ini menjadi dasar pengembangan pelayanan dan kerja sama bisnis dengan pelanggan secara berkesinambungan.

2. Key Account Management Key Account Management bertujuan untuk

meningkatkan dan membangun proses bisnis serta standardisasi kegiatan pengelolaan pelanggan utama Perseroan dengan mempertemukan/menyesuaikan kebutuhan pelanggan dan kebutuhan perusahaan yang mencakup pelayanan, penjualan, pemasaran, dan loyalitas secara terkoneksi di 12 cabang pelabuhan di lingkungan Perseroan serta anak perusahaan untuk tumbuh bersama secara menguntungkan.

Melalui organisasi khusus yang menangani pelanggan utama, perusahaan mampu meningkatkan kepuasan dan loyalitas pelanggan (fungsi service) maupun peningkatan pendapatan dari cross-selling atau up-selling (fungsi sales) serta mampu menjawab kebutuhan jasa pelanggan dan kebutuhan perusahaan untuk bermitra dan tumbuh bersama secara menguntungkan.

3. One Stop Shop One Stop Shop adalah pengembangan dari physical

outlet yang sudah dioperasikan di Pelabuhan Tanjung Priok dan direncanakan akan di kembangkan di 12 cabang Pelabuhan Perseroan.

REALISASI DAN RENCANA PENGEMBANGAN

Realisasi Pekerjaan 2014Sebagai tindak lanjut untuk mencapai visinya sebagai perusahaan yang dipilih oleh para pelanggan, perusahaan yang terbaik di kelasnya, menjadi perusahaan yang luar biasa bagi karyawan-karyawannya, dan dapat terus mendukung pertumbuhan nasional, IPC terus melancarkan program-program pembenahan, pengembangan dan pemberdayaan yang tertuang dalam strategi perusahaan. Program pembenahan,

with market dynamics and opportunities. This initiative was reflected in improved performance in the form of steady stream of revenue and profit.

In the new year 2014, CRM implementation was focused on updating data and customer profile to obtain more accurate description on behavior, business trends and customers’ needs. This will be the basis for service and business development with customers in a sustainable way

2. Key Account Management Key Account Management aimed at increasing and

building business process as well as standardizing activities in managing major customers of the Company by meeting/adjusting customers’ and the Company’s needs (include services, sales, marketing and loyalty) online in 12 port branches in both the Company and its subsidiaries in order to grow together in mutual way.

With this special organization to handle primary customers, the Company is expected to be able to improve customers’ satisfaction and loyalty (service function) as well as increasing revenue from cross-selling or up-selling (sales function). In addition to that, the special unit can also address service needs from customers and partnership needs from the Company to grow together profitably.

3. One Stop Shop One Stop Shop is further development of physical

outlet which has been operational in Tanjung Priok port and would plan to be developed in 12 branches of the Company.

REALIZATION AND DEVELOPMENT PLAN

2014 Work RealizationAs a follow up to accomplish its vision to become company of choice by its customers, to be the best Company on its class, to be the most admirable company by its employees and able to support national growth, IPC continues to launch improvement, development and empowerment programs which are stipulated in the Company’s strategy. Improvement, development and empowerment program of the Company can be classified into two: on hard side

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report78

Ikhtisar KeuanganWilayah Kerja & Cabang PelabuhanEntitas AnakTarget PencapaianLaporan Dewan KomisarisLaporan DireksiAnalisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan

such as development of NewPriok port, equipment addition and port re-layout and on soft side such as review/assessment studies to support hard side and human resources development.

At least, in 2014, IPC has completed 6 studies (soft side) that continued from previous year and implemented 1 new program. The details of studies and program which were carried out are as follows:

Economic impact of infrastructure and equipment development in IPC towards regional and national economyThe Study was intended to analyse economic impacts resulting from IPC investments in port infrastructure development which included main infrastructures such as docks, stockpile yards, pilot buat and tug boats, ship to shore crane, yard crane and other supporting production equipments. The impact analysis was conducted for both regional and domestic economy. Study results showed that in 2013, IPC had contributed total gross value added in the amount of Rp7.2 trillion to Indonesia’s GDP or an equivalent of ¼ of Bengkulu province’s GDP. IPC investment also generated a multiplier effect of 1.63, which means every Rp1 trilion of spending will created a value added of Rp 630 billion to the Indonesian economy. From the Study, it was also revealed that based on five-year investment plan, IPC investment would contribute direct value-added of Rp12.5 trillions (adjusted inflation) in 2018. There would also be an addition of direct value-added from supply chain in the amount of Rp5.9 trillion to the GDP in 2018. In total, IPC is predicted to contribute value added in the amount of Rp20.4 trillion to Indonesia’s GDP.

pengembangan dan pemberdayaan yang dilakukan oleh IPC dapat diketegorikan menjadi dua yaitu secara hard side yaitu seperti pengembangan pelabuhan NewPriok, penambahan alat dan penataan ulang pelabuhan, atau pun secara soft side seperti kajian-kajian pendukung pengembangan hard side dan sumber daya manusianya.

Paling tidak, pada tahun 2014, IPC telah menyelesaikan 6 studi lanjutan (soft side) dari tahun sebelumnya dan menjalankan 1 program baru. Detail dari studi dan program yang dilakukan adalah sebagai berikut:

Economic impact of infrastructure and equipment development in IPC towards regional and national economyStudi ini dimaksudkan untuk melihat seberapa besar dampak ekonomi yang dihasilkan dari investasi yang dilakukan oleh IPC dalam pengembangan infrastruktur pelabuhan yang meliputi infrastruktur utama berupa dermaga, lapangan penumpukan, kapal pandu dan tunda, alat bongkar muat di dermaga (ship to shore crane), lapangan (yard crane) maupun alat produksi pendukung terhadap perekonomian regional dan nasional. Dari studi tersebut diketahui bahwa pada tahun 2013 IPC secara total telah menyumbangkan gross value added sebesar Rp7,2 triliun terhadap GDP Indonesia atau setara dengan ¼ GDP dari provinsi Bengkulu. Investasi IPC juga memberikan multiplier effect sebesar 1,63 yang artinya setiap pengeluaran Rp1 triliun, menciptakan nilai tambah sebesar Rp630 miliar pada perekonomian Indonesia. Dari hasil studi tersebut dapat diketahui pula bahwa pada tahun 2018, berdasarkan rencana investasi 5 tahunan, investasi IPC akan berkontribusi direct value-added senilai Rp12,5 triliun (adjusted inflation). Ditambah dengan perkiraan nilai direct value-added dari rantai pasok (supply chain) pada tahun 2018 sebesar Rp5,9 triliun terhadap GDP, secara total IPC diperkirakan akan memberikan nilai tambah sebesar Rp20,4 triliun terhadap GDP Indonesia.

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report 79

Financial HighlightsOperational Areas & Port Branches

SubsidiariesGoals

Report from the Board of CommissionersReport from the Board of Directors

Management Discussion & Analysis on Company Performance

IPC’s Economic Contribution in 2013

Study on Indonesia maritime strategy reform (Aligning and Engaging Stakeholders) & Maritime strategy reform: university work packages Study on Indonesia maritime strategy reform (Aligning and engaging stakeholders) is a continuation from previous phase in 2013. In previous phase, the Study was concentrated to address 4 main problems in Indonesia’s supply chain: how is the ideal condition of Indonesia’s maritime in 2030 and how to accomplish it? What should be done to realize the desired improvements? And what are the impacts of the new maritime strategy to Indonesia’s macroeconomic conditions. For phase two, aligning and engaging stakeholders will focus more on communicating reform information details to each stakeholder. The program will be finished on December 2014.

Kontribusi Ekonomi IPC Tahun 2013

Total Impact

Induced

Indirect

4.4 1.70.70.50.21.4 1.1 7.2

6,540

11,250

14,950

32,740

Tax Revenue(Rp trillion)

Employment

Contributionto GDP

(Rp trillion)

Direct

Source: Oxford Economics

Study on Indonesia maritime strategy reform (Aligning and Engaging Stakeholders) & Maritime strategy reform: university work packages Pekerjaan Indonesia maritime strategy reform (aligning and engaging stakeholders) ini merupakan lanjutan dari fase sebelumnya pada tahun 2013. Pada fase sebelumnya, studi ini terkonsentrasi pada menjawab 4 pertanyaan utama yaitu apa saja yang menjadi permasalahan-permasalahan utama di rantai pasok (supply chain) Indonesia? Bagaimana kondisi ideal maritim Indonesia pada tahun 2030 dan bagaimana cara mencapainya? Apa yang harus dilakukan untuk merealisasikan perbaikan yang diinginkan? Dan bagaimana dampak ekonomi makro Indonesia dengan adanya strategi maritim yang baru. Sedangkan untuk fase kedua aligning and engaging stakeholders lebih terkonsentrasi pada mengkomunikasikan detail reformasi yang harus dilakukan kepada masing-masing pemangku kepentingan dan diperkirakan akan selesai pada Desember 2014.

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report80

Ikhtisar KeuanganWilayah Kerja & Cabang PelabuhanEntitas AnakTarget PencapaianLaporan Dewan KomisarisLaporan DireksiAnalisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan

What are the key issues along the Maritime supply chain, and how, i.e. through which areas of de-mand, are they affecting indonesia GDP

What could be the macro-eco-nomic impact of the new strategy on the Indonesian economy?

What would the ideal end-state look like at the horizon 2030, and what are the key levers to de-bot-tleneck issues to reach this state

What would it take to realize the identified improvements and new strategy, in terms of investment, operating processes, regulatory and mindset/capabilities?

During this first phase sought to answer four key questions

Selain Mckinsey, pekerjaan maritime reform ini juga dibantu oleh 6 universitas negeri (Universitas Sriwijaya, Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Gadjah Mada, Institut Teknologi Surabaya dan Universitas Hasanudin) dimana seluruh studi tersebut dimonitor oleh steering committee yang diketuai oleh Wakil Menteri Perhubungan. Pada tahun tersebut keenam universitas ternama tersebut akan memberikan masukan dalam menyelesaikan permasalahan kunci di industri maritim yang meliputi 6 aspek yaitu port, shipping, landside supporting industry, sea side supporting industry, maritime education and 2030 network. Hasil-hasil dari studi tersebut merupakan masukan-masukan bagi para pembuat peraturan (policy makers) terkait agar dapat membentuk industri maritim Indonesia yang ideal.

Along with Mckinsey, study on maritime reform was also conducted by 6 state universities (University of Sriwijaya, University of Indonesia, Institute Technology of Bandung, University of Gadjah Mada, Institute Technology of Surabaya and University of Hasanudin) and was monitored directly by a steering committee which was headed by Deputy Minister of Transportation. These six universities will recommend their inputs to solve key problems in maritime industry which include six aspects, namely: port, shipping, land side supporting industry, sea side supporting industry, maritime education and 2030 network. The results of these studies will be an inputs for related policy makers in order to build an ideal maritime industry in Indonesia.

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report 81

Financial HighlightsOperational Areas & Port Branches

SubsidiariesGoals

Report from the Board of CommissionersReport from the Board of Directors

Management Discussion & Analysis on Company Performance

Implementation of reducing logistic cost in Indonesia & Port Development priority projects and financingstrategy Pada tahun 2014, IPC masih melanjutkan studi terkait reducing logistik cost bekerja sama dengan World Bank. Studi ini berfokus pada pengoptimasian pelayaran domestik peti kemas di Indonesia untuk mengurangi biaya logistik secara agregat di Indonesia. Studi ini diperkirakan akan selesai pada Januari 2015. Selain itu, World Bank juga melakukan studi lain yang bernama port development priority projects and financing strategy dimana fokus utama dalam studi ini adalah untuk mengidentifikasi pelabuhan-pelabuhan (existing) mana yang dapat dijadikan prioritas pengembangan. Studi ini dimaksudkan untuk mendukung konektivitas domestik dan menetapkan strategi pembiayaan pengembangan-pengembangan pelabuhan tersebut.

Feasibility study on Bojonegoro coal blending facility developmentDalam rangka mendukung program sinergi BUMN, IPC juga melakukan studi lanjutan pengembangan coal blending facility di Bojonegara bekerja sama dengan PLN. Studi ini dilakukan untuk memastikan ketersediaan bahan bakar pembangkit tenaga listrik dengan melakukan proyeksi volume batu bara di Indonesia, analisa kondisi pasar batu bara, peninjauan ulang supply chain batu bara dan menyajikan pola strategi bisnis untuk fasilitas coal blending.

Feasibility study of Kijing deep water port in Kunyit River, PontianakStudi ini dilakukan sebagai tindak lanjut dari kajian tahun sebelumnya yaitu Pre-Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Kijing dimana dalam kajian sebelumnya diketahui bahwa dari sisi market, technical, commercial dan financial, pembangunan Pelabuhan Kijing sudah dapat dikategorikan feasible.

Implementation of reducing logistic cost in Indonesia & Port Development priority projects and financingstrategy In 2014, IPC still continued the study on reducing the logistics cost in collaboration with the World Bank. This study focuses on optimizing domestic shipping of container in Indonesia to reduce the aggregate of logistics costs in Indonesia. This study is expected to be completed in January 2015. Apart of that, the World Bank also conducts a study dubbed as port development priority projects and financing strategy, mainly focused on identifying existing ports to be prioritized. This study is intended to support domestic connectivity and to establish financing strategy for the developments of the port.

Feasibility study on Bojonegoro coal blending facility developmentIn order to support the synergy between SOEs, IPC also undertakes further study on the development of coal blending facility in Bojonegara, in cooperation with PLN. This study was conducted to ensure the availability of fuel for the power plants by projecting the volume of coal in Indonesian, analysis of coal market conditions, review of coal supply chain and present business strategy pattern for coal blending facilities.

Feasibility study of Kijing deep water port in Kunyit River, PontianakThis Study was done as a follow-up to previous study, i.e “Pre-feasibility Study of Kijing Port Development/Pre-Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Kijing”. In the previous study, it was concluded that Kijing port construction was deemed feasible in terms of market, technical, commercial and financial aspects.

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report82

Ikhtisar KeuanganWilayah Kerja & Cabang PelabuhanEntitas AnakTarget PencapaianLaporan Dewan KomisarisLaporan DireksiAnalisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan

Lokasi Rencana Pengembangan Pelabuhan Kijing

PONTIANAK

SINGKAWANGBENGKAYANG

NGABANG

SANGGAU SINTANG

SAMBAS

KETAPANG

LOKASIPERENCANAAN

U

Rencana Pengembangan 2015Tahun 2015 diprediksi menjadi tahun yang berbeda dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan Indonesia memiliki pemerintahan baru yang mendukung pembangunan sektor maritim. Hal lain yang akan terjadi di Tahun 2015 adalah diberlakukannya pasar tunggal ASEAN atau yang dikenal dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA 2015) yang akan memberikan dampak pada meningkatnya pertumbuhan arus barang dan jasa di kawasan ASEAN khususnya Indonesia. Semuanya menjadi tantangan tersendiri bagi IPC untuk mempersiapkan diri dalam meningkatkan kinerja pelayanan dan kapasitas pelabuhan untuk menunjang peningkatan perdagangan ke depannya.

Dalam mempersiapkan kondisi yang dinamis seperti itu, IPC terus berusaha mencari peluang-peluang baru yang dapat memberikan benefit kepada perusahaan dan berkontribusi untuk pembangunan ekonomi dalam skala nasional. Untuk itu, IPC berencana melakukan beberapa program pengembangan bisnis pelabuhan di antaranya:

Kajian Implementasi Logistik Pendulum NusantaraDalam rangka memperkuat konektivitas dan integrasi logistik secara nasional serta upaya untuk mengurangi biaya transportasi antar pulau, IPC melakukan kajian terkait dengan jasa pelayaran pendulum di koridor Barat-

Port Kijing Development Plan Location

2015 Development PlanThe year 2015 is predicted to be a different year compared to last year. This is due to the fact that Indonesia has new administration that supports maritime sector development. Other thing that will occur in 2015 is the implementation of ASEAN single market or known as ASEAN Economic Community (AEC) 2015 which will affect growth of goods and services flows in ASEAN region, particularly Indonesia. These are particularly challenges for IPC to prepare itself to improve its service performance and port capacity in supporting trade increase in the near future.

In preparation of such dynamic conditions, the IPC continues to seek new opportunities that can provide benefits for the company and contribute to economic development on a national scale. To that end, the IPC plans to conduct a few programs related to the development of port businesses, which include:

Study on the Implementation of “Pendulum Nusantara”In order to strengthen connectivity, integrate national logistics, as well as attempt to reduce the cost of transportation between islands, the IPC conducted a

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report 83

Financial HighlightsOperational Areas & Port Branches

SubsidiariesGoals

Report from the Board of CommissionersReport from the Board of Directors

Management Discussion & Analysis on Company Performance

Timur Indonesia yang menghubungkan Belawan, Tanjung Priok, Tanjung Perak, Makassar dan Sorong. Kajian ini menilai kelayakan konsep pendulum koridor Barat–Timur Indonesia, mengidentifikasi pelabuhan-pelabuhan feeder yang memiliki potensi untuk mendukung Konsep Pendulum atau diperkirakan akan memerlukan pengembangan berdasarkan peningkatan volume kargo atau arus barang, menghitung kebutuhan investasi dan pengembangan operasional yang di perlukan di pelabuhan feeder/domestik tersebut, serta membuat strategi pendanaan untuk pelabuhan–pelabuhan tersebut.

Melakukan kajian pengembangan logistik/industrial area• Pre-Feasibility study Kawasan Ekonomi Khusus

Sorong dan Kijing Rencana kajian pre-feasibility ini adalah sebagai

bentuk partisipasi BUMN dalam program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia. Kajian bisnis pendahuluan ini terkait pengembangan daerah industri untuk daerah Sorong (Papua) dan Kijing (Kalimantan Barat) yang akan dikembangkan menjadi kawasan ekonomi khusus. Kajian ini diperlukan untuk mendukung program pengembangan di lokasi tersebut mengingat konektivitas hinterland dengan pelabuhan merupakan permasalahan yang selalu terjadi di hampir seluruh pelabuhan, sehingga diperlukan kecermatan dalam perencanaannya.

study that is related to shipping services pendulum in the East-West Corridor that connects Belawan, Tanjung Priok, Tanjung Perak, Makassar, and Sorong. This study will assess the feasibility of the concept, identify the feeder ports that have the potential to support the Pendulum Concept, or estimate the requirement of development based on increased cargo volume or flow of goods. In addition, the study will also calculate the investment needs and operational developments required in feeder ports/domestic ports. This includes building a funding strategy for the ports.

To study the development of logistics/industrial area

• Pre-Feasibility Study for Special Economic Zones in Sorong and Kijing

The plan to conduct this pre-feasibility study is a form of participation of SOEs into the Masterplan for the Acceleration and Expansion of Indonesian Economic Development program (MP3EI). This preliminary study is related to business development in industrial areas, such as Sorong (Papua) and Kijing (West Kalimantan), which will be developed into special economic zones. Studies are needed in order to support development programs in these locations, considering that the hinterland connectivity to ports is a problem that occurs in almost all ports. Because of this, accuracy in planning is required.

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report84

Ikhtisar KeuanganWilayah Kerja & Cabang PelabuhanEntitas AnakTarget PencapaianLaporan Dewan KomisarisLaporan DireksiAnalisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan

• Pre-Feasibility study Cikarang Bekasi Laut (CBL) waterways

Dalam rangka meningkatkan konektivitas Pelabuhan Tanjung Priok dengan hinterland, diperlukan alternatif moda transportasi. Tidak hanya terbatas transportasi kereta api dan truk akan tetapi juga memungkinkan penggunaan tongkang. Direncanakan study ini sebagai kajian awal atas kelayakan pembangunan jalur air melalui pemanfaatan kanal/sungai yang menghubungkan Pelabuhan Tanjung Priok dengan pusat industri di Cikarang.

• Pre-Feasibility Study Kerja Sama Pengembangan Cikarang Dry Port

IPC berencana melakukan kajian bisnis terkait pengoptimalan pemanfaatan Cikarang Dry Port (CDP), ini merupakan bentuk kerja sama antara PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) dengan PT Cikarang Inland Port yang diharapkan dapat membantu peningkatan kelancaran arus barang dari Pelabuhan Tanjung Priok ke hinterland. Integrasi kedua bagian dari mata rantai logistik tersebut diharapkan akan menurunkan waktu tunggu (dwelling time) di pelabuhan dan memperkuat sistem logistik nasional.

• Pre-Feasibility Study for Cikarang Bekasi Sea (CBL) Waterways

In order to improve the connectivity of Port of Tanjung Priok with the hinterland, it requires alternative mode of transportation. Not limited to only railway and truck transportation, but also the probability of the use of barges. This study was intended as an initial study on the feasibility of the construction of a waterway using the canal/river that connect Tanjung Priok port with industrial center in Cikarang.

• Pre-Feasibility Study on Development Cooperation on Cikarang Dry Port

IPC plans to conduct business studies related to optimizing the utilization of Cikarang Dry Port (CDP). This activity is a form of cooperation between PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) and PT Cikarang Inland Port, and is expected to help increase the flow of goods from Port Tanjung Priok to the hinterland. Integration of the two companies, in the logistics chain perspective, will reduce the waiting time (dwelling time) in ports and strengthen the national logistics system.

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report 85

Financial HighlightsOperational Areas & Port Branches

SubsidiariesGoals

Report from the Board of CommissionersReport from the Board of Directors

Management Discussion & Analysis on Company Performance

Lokasi Cikarang Dry Port dan Pelabuhan Tanjung Priok

Melakukan kajian peningkatkan konektivitas pelabuhan dengan hinterland seperti:• Rencana kajian bisnis jalan tol akses Cibitung-

Cilincing sebagai pendukung aksesibilitas Pelabuhan NewPriok (Kalibaru)

Sesuai dengan rencana pada Tahun 2015 Container Terminal 1 di NewPriok akan beroperasi dengan kapasitas 1.500.000 TEU’s/tahun. Terdapat 8 Container Terminal dan 2 Kilang Minyak pada NewPriok. Setiap Container Terminal memiliki kapasitas 1.500.000 TEU’s/tahun dan 5.000.000 m3/tahun untuk pengolahan minyak. Pembangunan keseluruhan terminal ini direncanakan selesai hingga tahun 2030. Untuk itu, IPC akan melakukan studi perkiraan trafik ruas jalan tol Cibitung-Cilincing sebagai pendukung aktivitas terminal peti kemas dan kilang minyak di Pelabuhan NewPriok (Kalibaru).

Tourism Cikarang Dry Port and Port of Tanjung Priok

Conducting studiy to increase port connectivity with hinterland area:• Business Study Plan to study the Cibitung-Cilincing

Access Toll Road as a supporting access to Port NewPriok (Kalibaru)

As planned, by 2015, Container Terminal 1 will operate with a capacity of 1.5 million TEUs/year. There are currently 8 container terminals and 2 oil refineries in NewPriok. Each Container Terminal has a capacity of 1.5 million TEUs/year and 5,000,000m3/year for oil processing. Construction for this terminal is planned to be completed by 2030. To that end, the IPC will conduct a study to estimate traffic conditions on the Cibitung-Cilincing toll road to support container terminal and oil refinery activities in Port of NewPriok (Kalibaru).

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report86

Ikhtisar KeuanganWilayah Kerja & Cabang PelabuhanEntitas AnakTarget PencapaianLaporan Dewan KomisarisLaporan DireksiAnalisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan

• Feasibility pengembangan pelabuhan laut dalam di Tanjung Carat, Banyuasin, Sumatera Selatan

Dalam mendukung strategi pembangunan ekonomi

Indonesia, khususnya Koridor Ekonomi Sumatera, Provinsi Sumatera Selatan memiliki potensi sangat besar untuk menjadi salah satu mesin pertumbuhan ekonomi. Potensi peningkatan volume logistik yang melalui Koridor Sumatera mejadi tinggi setelah Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan mengusulkan Tanjung Api-Api sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan telah disetujui melalui PP No.15/2014. Namun demikian, kondisi saat ini kurang berkembang karena belum tersedianya infrastruktur pendukung logistik yang memadai. Untuk itu, PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) berencana mengembangkan pelabuhan baru Tanjung Carat, Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan sebagai Pelabuhan Laut Dalam (Deep Sea Port). Rencana pengembangan ini diharapkan dapat meningkatkan konektivitas pelabuhan dengan hinterland area.

PROSPEK USAHA, PANGSA PASAR, DAN PROYEKSI PASAR KE DEPAN

Prospek UsahaPerlambatan pertumbuhan ekonomi global diperkirakan masih akan berlanjut hingga tahun 2015. Kondisi ini akan memberikan pengaruh pada kinerja pertumbuhan ekonomi nasional, terutama terkait dengan kegiatan ekspor dan impor.

• Feasibility pengembangan pelabuhan laut dalam di Tanjung Carat, Banyuasin, Sumatera Selatan

To support Indonesia’s economic development strategy, particularly in Sumatera Economic Corridor, South Sumatera Province has huge potential to become one of economic growth driver. Potential increase of logistics volume through Sumatera corridor is higher when the provincial government of South Sumatera suggested Tanjung Api-Api as Special Economic Zone and has been approved by Government Regulation No. 15/2014. Nevertheless, it has not yet developed due to lack of adequate supporting logistics infrastructures. Therefore, PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) plans to develop new port in Tanjung Carat, Banyuasin region, Province of South Sumatera as Deep Sea Port. This development plan is expected to enhance the connectivity between the port and hinterland area.

BUSINESS PROSPECT, MARKET SHARE, AND FUTURE MARKET PROJECTION

Business ProspectsThe global economic slowdown is expected to continue through 2015. As such, the performance of Indonesia’s national economic growth will be affected, especially with regards to import and export activities.

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report 87

Financial HighlightsOperational Areas & Port Branches

SubsidiariesGoals

Report from the Board of CommissionersReport from the Board of Directors

Management Discussion & Analysis on Company Performance

Untuk nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, dalam APBN 2015 pemerintah masih menargetkan Rp11.900 per dolar. Jika dibandingkan tahun 2014, apresiasinya masih terlalu rendah, sehingga hal ini berpotensi membuat harga jual kendaraan bermotor tetap tinggi mengingat masih banyaknya bahan baku yang didatangkan dari impor.

Terkait dengan suku bunga, kenaikan suku bunga acuan (BI Rate) di akhir tahun menjadi 7,75% akan memicu kenaikan suku bunga kredit perbankan. Kondisi ini juga akan menekan daya beli masyarakat.

Situasi makro ekonomi ini berpotensi memberikan dampak kurang baik pada industri usaha. Jika hal itu terjadi, kinerja Perseroan yang bergerak di bidang transportasi laut juga akan menghadapi tantangan.

Meski demikian, pertumbuhan ekonomi kawasan Asia relatif tinggi dibandingkan kawasan lainnya yang berdampak pada tingginya arus perdagangan melalui pelabuhan. Dalam konteks regional, mulai tahun 2015 sudah diberlakukan Komunitas Ekonomi ASEAN yang mulai mereduksi batas-batas regulasi dalam hubungan ekonomi di Asia Tenggara. Tentu hal ini merupakan peluang sekaligus tantangan bagi Perseroan.

Kondisi perekonomian yang semakin stabil serta perdagangan bebas ASEAN tersebut berpotensi meningkatkan perekonomian nasional, sekaligus menurunkan biaya logistik nasional. Pertumbuhan kelas menengah ke atas juga merupakan peluang bagi peningkatan kargo.

Selain itu, dukungan Pemerintah terhadap Perseroan sebagai salah satu BUMN sangat penting, termasuk peluang sebagai mitra strategis dalam pengembangan bisnis baru. Potensi bisnis juga dapat diperoleh dari layanan-layanan bernilai tambah dalam penanganan kargo di pelabuhan.

Perseroan yang bergerak di bidang industri jasa kepelabuhanan memiliki keunggulan yang kompetitif dan peluang yang lebih kuat. Proses transformasi yang dilaksanakan oleh Perseroan dalam lima tahun terakhir baik dari sisi soft infrastructure dan hard infrastructure menghadirkan keunggulan dan memperkuat posisi Perseroan untuk menghadapi kompetisi, di samping keunggulan dari sisi geografis yang dekat dengan lokasi pertumbuhan ekonomi. Perubahan organisasi bisnis

The government is targeting, as stated in the State Budget 2015, the exchange rate is set to Rp 11,900 per US dollar. Compared to the 2014 exchange rate, the appreciation is still lower than hoped for. Consequently, this could potentially cause the selling price of motor vehicles to remain high, especially given the amount of raw materials that come from imports.

Regarding the interest rate, the increase in the benchmark interest rate (BI Rate) at the end of the year to 7.75% will trigger a rise in bank lending rates. This condition will also suppress the people’s purchasing power. This macro economic situation has the potential to have a less than ideal impact on the business industry. If that happens, the performance of companies in the field of maritime transport will also face challenges.

However, economic growth in the Asian region is relatively high compared to economic growth in other regions. This is due to the high flow of trade through the ports. In the regional context, starting in the year 2015, the ASEAN Economic Community will be enacted, which will start reducing the limits of regulations related to economics in Southeast Asia. This could potentially create opportunities or provide challenges to the company.

More stable economic conditions and free trade in ASEAN member states could potentially improve the national economy, while simultaneously lowering the cost of national logistics. The growth of the upper middle class is also an opportunity to increase cargo.

Furthermore, the Government’s support for the Company as State-Owned Enterprises is very important, including opportunities as a strategic partner in the development of new businesses. Business potential can also be obtained from value added services such as cargo handling at the ports.

The company that engages in the port services industry possesses a competitive advantage and stronger opportunities. The transformation processes undertaken by the Company in the last five years, both in terms of soft infrastructure as well as hard infrastructure, presented advantages and strengthened the Company’s position when facing the competition, in addition to the advantage in terms of geographical location that is close to economically growing locations. Changes in business

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report88

Ikhtisar KeuanganWilayah Kerja & Cabang PelabuhanEntitas AnakTarget PencapaianLaporan Dewan KomisarisLaporan DireksiAnalisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan

dengan dibentuknya anak-anak perusahaan juga dapat memberikan keunggulan dari sisi agility, spesialisasi/ fokus pada core business, serta pembiayaan sendiri anak perusahaan.

Kondisi perekonomian yang semakin stabil serta perdagangan bebas ASEAN dapat meningkatkan perekonomian nasional khususnya dalam menurunkan biaya logistik nasional. Pertumbuhan kelas menengah ke atas juga merupakan peluang bagi peningkatan kargo, di samping dukungan pemerintah terhadap Perseroan sebagai salah satu BUMN dan peluang untuk strategic partner dalam pengembangan bisnis baru. Potensi bisnis juga dapat diperoleh dari value added services penanganan kargo di pelabuhan.

Pangsa PasarSecara keseluruhan realisasi pangsa pasar tahun 2014 dalam satuan boks sebanyak 1.333.294 boks atau 1,92% di bawah anggaran yang sebesar 1.359.368 boks. Dalam satuan TEUs, terealisasi sebesar 1.724.264 TEUs atau 2,60% di bawah anggaran yang sebesar 1.709.261 TEUs. Dalam satuan ton, terealisasi sebesar 50.268.252 ton atau 10,01% di bawah anggaran yang sebesar 55.858.780 ton.

Proyeksi PasarPotensi pengembangan Perseroan pada masa mendatang akan didominasi oleh pertumbuhan kargo kontainer, baik domestik maupun internasional. Potensi tersebut merupakan imbas dari berbagai faktor di antaranya adalah perubahan kemasan kargo menjadi peti kemas atau kontainer (kontainerisasi), pertumbuhan GDP baik dunia maupun Indonesia, pertumbuhan industri, dan kenaikan daya beli masyarakat.

Sebagai negara berkembang dengan populasi tertinggi nomor 4 setelah China, India, dan Amerika Serikat, dengan mayoritas penduduk merupakan usia muda dan produktif serta pertumbuhan ekonomi yang konsisten di atas 5% selama beberapa tahun terakhir akan berdampak pada daya beli masyarakat yang diperkirakan akan terus meningkat. Berkaitan dengan fungsi hub and spoke pelabuhan di Indonesia, sampai dengan saat ini mayoritas peti kemas sudah direct call ke negara tujuan, dengan pengembangan pelabuhan Tanjung Priok saat ini berupaya dapat menekan jumlah kontainer yang transhipment di Singapura.

Kondisi eksternal yang memberikan dukungan atas pencapaian target dalam jangka menengah dan panjang,

organization with the establishment of subsidiaries can also provide advantages in the form of agility, specialization/focus on the core business, as well as self-financing subsidiaries.

More stable economic conditions and the ASEAN free trade are foreseen to boost national economic conditions, especially in lowering the national logistic expenses. The growth of the upper-middle class is also an opportunity for cargo improvement, in addition to government support to the Company as a SOE, and the opportunities for being a strategic partner in new business development. Business potential can also be obtained from value added services of cargo handling in ports.

Market ShareOverall realization of market share in 2014 in box unit is 1,333,294 boxes or 1.92% below budget of 1,359,368 boxes. In TEUs unit, realization is 1,724,264 TEUs or 2.60% below budget of 1,709,261 TEUs. In tone unit, realization is 50,268,252 tonnes or 10.01% below budget of 55,858,780 tonnes.

Market ProjectionsThe Company’s development potential in the future will be dominated by container growth, both domestic and international. This potential is the result of several factors, such as cargo packaging into containers (containerization), GDP growth in Indonesia and worldwide, industrial growth, and rising purchasing power.

As a developing country with the 4th largest population in the world after China, India, and the U.S., the majority of the population being of a young and productive age, and with a consistent economic growth of above 5% in the last few years, the people’s purchasing power is expected to continue to rise. In relation to the port hub and spoke function in Indonesia, most of the containers currently have direct calls to their designated countries. With the development of Port Tanjung Priok, the number of containers for transshipment in Singapore has been decreased.

External conditions that provides support to target achievements in the medium and long term, including

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report 89

Financial HighlightsOperational Areas & Port Branches

SubsidiariesGoals

Report from the Board of CommissionersReport from the Board of Directors

Management Discussion & Analysis on Company Performance

di antaranya proyeksi pertumbuhan kargo di Indonesia diperkirakan mencapai 6% per tahun. Dengan demikian, nilai pasar kargo Indonesia akan mencapai Rp67 triliun.

Kontributor terbesar pada pasar kargo Indonesia adalah cargo handling sebesar 77%, kemudian jasa perkapalan sebesar 15% dan kargo transit & storage sebesar 8%. Artinya, Perseroan memiliki kesempatan yang sangat besar melihat proyeksi pertumbuhan kargo tersebut.

Proyeksi pertumbuhan pendapatan dari investasi yang khusus pada pasar kontainer (CAGR) mencapai 12% hingga tahun 2018. Dari total Rp67 triliun proyeksi potensi pasar di Indonesia dengan tidak melupakan perkembangan kargo lain, kontainerisasi menyumbangkan Rp18 triliun atau sebesar 27%. Hal ini semakin menunjukan bahwa kontainerisasi bisa menjadi salah satu generator penghasil pendapatan bagi Perseroan.

Dengan asumsi ini, prospek usaha Perseroan masih akan terus tumbuh. Hal ini akan sangat menunjang visi Perseroan untuk menjadi pemain pada industri kepelabuhanan kelas dunia.

INFORMASI DAN FAKTA MATERIAL SETELAH TANGGAL LAPORAN AKUNTAN Perseroan tidak mencatat adanya informasi dan fakta material setelah tanggal neraca 31 Desember 2014.

INVESTASI BARANG MODAL YANG DIREALISASIKAN PADA TAHUN BUKU TERAKHIRPada akhir tahun buku, Perseroan tidak memiliki informasi investasi barang modal yang direalisasikan pada akhir tahun buku.

PROGRAM KEPEMILIKAN SAHAM OLEH KARYAWAN DAN/ATAU MANAJEMEN YANG DILAKSANAKAN PERUSAHAANPT Pelabuhan Indonesia II (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang kepemilikan sahamnya 100% dipegang oleh Pemerintah Republik Indonesia. Oleh karena itu, Perseroan tidak memiliki program kepemilikan saham oleh karyawan dan atau manajemen.

REALISASI PENGGUNAAN DANA HASIL PENAWARAN UMUMPT Pelabuhan Indonesia II (Persero) tidak melakukan Initial Public Offering (IPO) sehingga informasi mengenai realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum tidak dapat disajikan dalam laporan tahunan ini.

cargo growth projections in Indonesia estimating to about 6% per year. Hence, the value of the Indonesian cargo market will reach Rp67 trillion.

The largest contributor to the cargo market in Indonesia is cargo handling (77%), followed by shipping services (15%), and cargo transit and storage (8%). In other words, the Company has a tremendous opportunity to foresee cargo growth projections.

Projected growth in earnings (return) from investments specific to the container market (CAGR) is 12% by year 2018. Of the total Rp 67 trillion projected market potential in Indonesia, not forgetting the development of other cargo, containerization contributes to Rp 18 trillion (or 27%). This further indicates that containerization could be one of the revenue producing generators for the Company.

With these assumptions, the outlook for the Company is that the Company’s business will continue to grow. This will support our vision to become a contender in the World-Class Port Industry.

INFORMATION AND MATERIAL FACTS AFTER ACCOUNTING REPORT The Company did not record any information and material facts after balance sheet date of 31 Desember 2014.

REALIZATION OF INVESTMENT IN CAPITAL GOODS IN THE LAST FISCAL YEAR. On the last fiscal year, the Company did not have information on realized investment in capital goods on the last fiscal year.

EMPLOYEE AND/OR MANAGEMENT SHARE OWNERSHIP PROGRAM CONDUCTED BY THE COMPANYPT Pelabuhan Indonesia II (Persero) is a state-owned enterprise in which its 100% shares are owned by the Government of Republic of Indonesia. Therefore, the Company does not own any employee and/or management stock ownership program.

REALIZATION OF FUND UTILIZATION FROM PUBLIC OFFERINGPT Pelabuhan Indonesia II (Persero) does not conduct Initial Public Offering (IPO) therefore the information upon the realization of fund spending from public offering is unable to be presented in this annual report.

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report90

Ikhtisar KeuanganWilayah Kerja & Cabang PelabuhanEntitas AnakTarget PencapaianLaporan Dewan KomisarisLaporan DireksiAnalisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan

INFORMASI TRANSAKSI MATERIAL YANG MENGANDUNG BENTURAN KEPENTINGAN DAN Selama tahun 2014, Perseroan tidak memiliki informasi transaksi material yang mengandung benturan kepentingan.a. Sifat Hubungan Afiliasi Pemerintah Republik Indonesia merupakan pemegang

saham utama Perseroan. Seluruh entitas yang dimiliki dan dikendalikan oleh Pemerintah Republik Indonesia serta entitas di mana Pemerintah Republik Indonesia memiliki pengaruh signifikan.

b. Transaksi Dengan Pihak Berelasi Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Perseroan

beserta entitas anak melakukan transaksi tertentu dengan pihak berelasi. Rincian akun signifikan dengan pihak-pihak berelasi (Pemerintah, entitas Pemerintah, atau dinyatakan lain) dapat dilihat pada lampiran laporan keuangan audited catatan 42 tentang Sifat Hubungan dan Transaksi dengan Pihak Berelasi.

PERUBAHAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERPENGARUH SIGNIFIKAN TERHADAP KINERJA PERUSAHAANSelama tahun 2014, Perseroan tidak memiliki informasi atas perubahan peraturan perundang-undangan yang berpengaruh signifikan terhadap kinerja Perseroan.

PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG DITERAPKAN PADA TAHUN BUKU TERAKHIRLaporan keuangan konsolidasian Perseroan telah disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) di Indonesia, yang mencakup Pernyataan dan Interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) Ikatan Akuntan Indonesia. Seperti yang diungkapkan dalam catatan-catatan terkait di bawah ini, beberapa standar akuntansi telah direvisi dan diterbitkan, diterapkan efektif tanggal 1 Juni 2012. Perseroan menerapkan PSAK No 38 (revisi 2012) “Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali” berlaku efektif 1 Januari 2013. Kombinasi bisnis entitas sepengendali dibukukan menggunakan metode penyatuan kepemilikan (policy of interest). Dalam menerapkan metode penyatuan kepemilikan, unsur laporan keuangan dari entitas yang terlibat (PT Pengerukan Indonesia) disajikan sedemikian rupa sehingga seolah-olah entitas atau bisnis tersebut telah bergabung sejak awal periode penyajian.

INFORMATION OF MATERIAL TRANSACTION CONTAINING CONFLICT OF INTEREST AND TRANSACTION WITH RELATED PARTIESDuring 2014, the Company did not have any material information containing conflict of interests. a. Nature of Affiliation The Government of Republic of Indonesia is the major

shares owner of the Company. All entities owned and controlled by the Government of Republic of Indonesia as well as the entity in which the Government of Republic of Indonesia has a significant impact.

b. Transaction with Related Party In performing its business activities, the Company

with subsidiary companies performs certain transactions with related parties. The description of significant account with related parties (Government, Government entity or stated otherwise) is presented in the audited financial report, note number 42 of Nature of Relations and Transactions with Related Parties.

REGULATION CHANGES THAT MAY SIGNIFICANTLY IMPACT ON THE COMPANY’S PERFORMANCEDuring 2014, the Company did not have any change in laws and regulations that had a significant impact on the Company.

ACCOUNTING POLICY CHANGES APPLIED IN THE LATEST FISCAL YEARThe Company consolidated financial report has been compiled and presented in accordance with the Financial Accounting Standard (SAK) in Indonesia, which includes the Statement and Interpretation issued by Board of Financial Accounting Standard (DSAK) of Indonesian Accountant Institution. As it is disclosed in this following note, several accounting standards which have been revised and published will be effectively applied per June 1, 2012.

The Company applies PSAK No 38 (revision of 2012) “The Combination of A Controlling Business Entity” effectively on January 1, 2013. The combination of a controlling business entity is applied through policy of interest method. In implementing policy of interest method, the aspect of financial report from engaged entity (PT Pengerukan Indonesia) is presented in such a way that the business entity has joined since the beginning of the presentation period.

Halaman ini sengaja dikosongkanThis page intentionally left blank

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report92

LAPORAN KEUANGANFINANCIAL REPORT

92

Tanpa catatan atas Laporan Keuangan KonsolidasianWithout notes to the Consolidated Financial Statements

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report 9393

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report94

Perusahaan Perseroan (Persero)PT Pelabuhan Indonesia II danentitas anaknya/and its subsidiaries

Laporan keuangan konsolidasiantanggal 31 Desember 2014 dan untuk tahunyang berakhir pada tanggal tersebutbeserta laporan auditor independen/Consolidated financial statementsas of December 31, 2014 and for the year then endedwith independent auditors’ report

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report 95

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report96

The original consolidated financial statements included herein are inthe Indonesian language.

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO)PT PELABUHAN INDONESIA II

DAN ENTITAS ANAKNYALAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN UNTUK TAHUNYANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUTBESERTA LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO)PT PELABUHAN INDONESIA II

AND ITS SUBISIDIARIESCONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

AS OF DECEMBER 31, 2014 ANDFOR THE YEAR THEN ENDED

WITH INDEPENDENT AUDITORS’ REPORT

Daftar Isi Table of Contents

Halaman/Page

Laporan Auditor Independen Independent Auditors’ Report

Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian……………… 1-3 ……….. Consolidated Statement of Financial Position

Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian ……. 4 ...Consolidated Statement of Comprehensive Income

Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian…………… 5 ………. Consolidated Statement of Changes in Equity

Laporan Arus Kas Konsolidasian ………………………. 6 ………………. Consolidated Statement of Cash Flows

Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian .......... 7-139 ……. Notes to the Consolidated Financial Statements

************************

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report 97

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report98

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report 99

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report100

The original consolidated financial statements included herein are inthe Indonesian language.

Catatan atas laporan keuangan konsolidasianterlampir merupakan bagian integral dari laporan

keuangan konsolidasian ini.

The accompanying notes forman integral part of these consolidated

financial statements.

1

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO)PT PELABUHAN INDONESIA II

DAN ENTITAS ANAKNYALAPORAN POSISI KEUANGAN

KONSOLIDASIANTanggal 31 Desember 2014

(Disajikan dalam Ribuan Rupiah,Kecuali Dinyatakan Lain)

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO)PT PELABUHAN INDONESIA II

AND ITS SUBISIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENT OF

FINANCIAL POSITIONAs of December 31, 2014

(Expressed in Thousands of Indonesian Rupiah,Unless Otherwise Stated)

31 Desember 2014/ Catatan/ 31 Desember 2013/December 31, 2014 Notes December 31, 2013

ASET ASSETS

ASET LANCAR CURRENT ASSETS2c,2d,2f,2u

Kas dan setara kas 3.452.433.499 4,42,43,44,45 1.021.681.082 Cash and cash equivalents2c,2d,2f,2u

Investasi jangka pendek 90.000.000 5,42,44,45 10.000.000 Short-term investmentsPiutang usaha, setelah dikurangi Trade receivables, net of

penyisihan penurunan nilai allowance for impairment ofsebesar Rp259.408.299 Rp259,408,299(31 Desember 2013: 2c,2g,2u (December 31,2013:Rp200.124.603) 6,43,44,45 Rp200,124,603)

Pihak ketiga 406.193.732 469.860.601 Third partiesPihak berelasi 78.761.919 2d,42 71.475.849 Related parties

Piutang lain-lain, setelah dikurangi Other receivables, net ofpenyisihan penurunan nilai allowance for impairment ofsebesar Rp45.178.281 Rp45,178,281(31 Desember 2013: 2g,2u (December 31, 2013:Rp44.803.508) 7,44,45 Rp44,803,508)

Pihak ketiga 42.506.521 19.528.078 Third partiesPihak berelasi 16.218.342 2d,42 203.957.825 Related parties

Uang muka dan beban dibayardi muka 115.510.302 2i,8 72.521.878 Advances and prepaid expenses

2c,2u,9Pendapatan masih akan diterima 43,44,45 Accrued revenues

Pihak ketiga 219.162.911 244.291.263 Third partiesPihak berelasi 93.753.846 2d,42 72.623.706 Related parties

Persediaan 33.972.910 2h,10 37.821.058 InventoriesPajak dibayar di muka 231.290.725 2s,23a 120.644.021 Prepaid taxes

Total Aset Lancar 4.779.804.707 2.344.405.361 Total Current Assets

ASET TIDAK LANCAR NON-CURRENT ASSETSInvestasi pengendalian Investment in joint

bersama entitas 58.706.375 2n,11 335.849.185 controlled entityInvestasi pada entitas asosiasi 1.433.101.178 2j,12 1.075.874.708 Investment in associatesProperti investasi, setelah dikurangi Investment properties, net of

akumulasi penyusutan accumulated depreciationsebesar Rp234.164.072 of Rp234,164,072(31 Desember 2013: (December 31, 2013:Rp214.121.116) 455.321.632 2k,13 408.880.321 Rp214,121,116)

Aset tetap, setelah dikurangiakumulasi penyusutan Fixed assets, net of accumulatedsebesar Rp2.637.897.794 depreciation of Rp2,637,897,794(31 Desember 2013: (December 31, 2013:Rp2.270.720.126) 9.700.553.790 2l,14 8.716.804.467 Rp2,270,720,126)

Aset pengelolaan bersama 573.656.024 2l,15 565.050.707 Jointly controlled assetsAset pajak tangguhan 14.060.246 2s,23f 4.848.466 Deferred tax assetsAset takberwujud 4.013.356.997 2o,16 1.414.195.151 Intangible assetsTaksiran tagihan restitusi pajak 84.356.310 2s,23a 3.604.845 Estimated claims for tax refund

2c,2u,24Dana yang dibatasi pencairannya 450.881.147 43,44,45 - Restricted fundsAset lain-lain 119.139.623 2u,17,44,45 125.414.672 Other assets

Total Aset Tidak Lancar 16.903.133.322 12.650.522.522 Total Non-current Assets

TOTAL ASET 21.682.938.029 14.994.927.883 TOTAL ASSETS

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report 101

The original consolidated financial statements included herein are inthe Indonesian language.

Catatan atas laporan keuangan konsolidasianterlampir merupakan bagian integral dari laporan

keuangan konsolidasian ini.

The accompanying notes forman integral part of these consolidated

financial statements.

2

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO)PT PELABUHAN INDONESIA II

DAN ENTITAS ANAKNYALAPORAN POSISI KEUANGAN

KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2014

(Disajikan dalam Ribuan Rupiah,Kecuali Dinyatakan Lain)

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO)PT PELABUHAN INDONESIA II

AND ITS SUBISIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENT OFFINANCIAL POSITION (continued)

As of December 31, 2014(Expressed in Thousands of Indonesian Rupiah,

Unless Otherwise Stated)

31 Desember 2014/ Catatan/ 31 Desember 2013/December 31, 2014 Notes December 31, 2013

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITIES AND EQUITY

LIABILITAS JANGKA PENDEK CURRENT LIABILITIES2c,2d,2u,18

Utang bank jangka pendek 358.589.496 42,43,44,45 1.400.000.000 Short-term bank loans2c,2u,19

Utang usaha 43,44,45 Trade payablesPihak ketiga 518.592.986 709.071.217 Third partiesPihak berelasi 573.435.658 2d,42 530.052.731 Related parties

Pendapatan diterima Short-term unearneddi muka jangka pendek 130.428.156 2d,2q,20,42 136.797.647 revenues

Utang pajak 263.779.515 2s,23b 268.267.344 Taxes payableBeban akrual 421.499.929 2u,21,44,45 524.097.922 Accrued expensesBagian lancar atas liabilitas Current maturities of

jangka panjang 2u,44,45 long-term liabilitiesUtang bank 504.784.444 2c,24,43 1.186.229 Bank loansSewa pembiayaan 279.119 2m,25 340.469 Finance leaseLiabilitas jangka panjang lainnya 57.792.649 2c,27,43 55.588.482 Other long-term liabilities

2d,2u,22Liabilitas jangka pendek lainnya 252.619.073 42,44,45 167.127.422 Other current liabilities

Total Liabilitas Jangka Pendek 3.081.801.025 3.792.529.463 Total Current Liabilities

LIABILITAS JANGKA PANJANG LONG-TERM LIABILITIESLiabilitas jangka panjang - setelah Long-term liabilities - net

dikurangi bagian lancar 2u,44,45 of current maturitiesUtang bank 6.024.972.086 2c,24,43 6.718.449 Bank loansSewa pembiayaan 830.710 25 1.192.568 Finance leaseLiabilitas jangka panjang lainnya 191.575.851 2c,27,43 - Other long-term liabilities

Liabilitas imbalan kerja 962.706.606 2t,28 1.022.776.631 Employee benefits liabilitiesLiabilitas pajak tangguhan 442.352.868 2s,23f 349.508.807 Deferred tax liabilitiesPendapatan diterima di muka

jangka panjang 1.091.360.699 2q,26,42 628.566.925 Long-term unearned revenues

Total Liabilitas Jangka Panjang 8.713.798.820 2.008.763.380 Total Long-term Liabilities

TOTAL LIABILITAS 11.795.599.845 5.801.292.843 TOTAL LIABILITIES

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report102

The original consolidated financial statements included herein are inthe Indonesian language.

Catatan atas laporan keuangan konsolidasianterlampir merupakan bagian integral dari laporan

keuangan konsolidasian ini.

The accompanying notes forman integral part of these consolidated

financial statements.

3

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO)PT PELABUHAN INDONESIA II

DAN ENTITAS ANAKNYALAPORAN POSISI KEUANGAN

KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2014

(Disajikan dalam Ribuan Rupiah,Kecuali Dinyatakan Lain)

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO)PT PELABUHAN INDONESIA II

AND ITS SUBISIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENT OFFINANCIAL POSITION (continued)

As of December 31, 2014(Expressed in Thousands of Indonesian Rupiah,

Unless Otherwise Stated)

31 Desember 2014/ Catatan/ 31 Desember 2013/December 31, 2014 Notes December 31, 2013

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITIES AND EQUITY

EKUITAS EQUITYModal saham - nilai nominal Share capital - par value of

Rp1.000.000 (nilai penuh) Rp1,000,000 (full amount)per saham per share

Authorized capital -Modal dasar - 4.000.000 saham 4,000,000 sharesModal ditempatkan dan disetor Issued and fully paid -

penuh - 1.444.029 saham 1.444.029.000 29 1.444.029.000 1,444,029 sharesModal donasi 26.825.982 30 26.825.982 Donated capitalTambahan modal disetor (317.597.475) 2e,34 (317.597.475) Additional paid-in capitalSaldo laba Retained earnings

Ditentukan penggunaannya 6.802.916.092 5.794.368.689 AppropriatedBelum ditentukan penggunaannya 1.548.705.676 1.804.905.893 Unappropriated

Pendapatan komprehensif lain 265.634.506 1e,33 330.555.874 Other comprehensive income

Total ekuitas yang dapatdiatribusikan kepada pemilik Total equity attributableentitas induk 9.770.513.781 9.083.087.963 to owners of the parent entity

Kepentingan nonpengendali 116.824.403 2b,31 110.547.077 Non-controlling interests

Total Ekuitas 9.887.338.184 9.193.635.040 Total Equity

TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 21.682.938.029 14.994.927.883 TOTAL LIABILITIES AND EQUITY

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report 103

The original consolidated financial statements included herein are inthe Indonesian language.

Catatan atas laporan keuangan konsolidasianterlampir merupakan bagian integral dari laporan

keuangan konsolidasian ini.

The accompanying notes forman integral part of these consolidated

financial statements.

4

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO)PT PELABUHAN INDONESIA II

DAN ENTITAS ANAKNYALAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF

KONSOLIDASIANUntuk Tahun yang Berakhir pada

Tanggal 31 Desember 2014(Disajikan dalam Ribuan Rupiah,

Kecuali Dinyatakan Lain)

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO)PT PELABUHAN INDONESIA II

AND ITS SUBISIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENT OF

COMPREHENSIVE INCOMEFor the Year EndedDecember 31, 2014

(Expressed in Thousands of Indonesian Rupiah,Unless Otherwise Stated)

Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember/Year Ended December 31,

Catatan/2014 Notes 2013

PENDAPATAN OPERASI 6.406.942.104 2r,35 6.078.937.189 OPERATING REVENUES

Pendapatan konstruksi 2.355.878.115 2r,36 1.291.624.557 Construction revenues

Beban operasi (5.364.511.554) 2r,37 (4.829.538.715) Operating expenses

Beban konstruksi (2.355.878.115) 2r,36 (1.291.624.557) Construction expenses

Pendapatan operasi lainnya 496.913.302 2r,38a 491.147.674 Other operating income

Beban operasi lainnya (218.607.038) 2r,38b (126.099.689) Other operating expenses

LABA USAHA 1.320.736.814 1.614.446.459 OPERATING INCOME

Pendapatan keuangan 56.448.111 2r,39 23.423.930 Finance incomeBeban keuangan (101.815.519) 2r,40 (12.280.704) Finance costsBagian laba bersih entitas asosiasi dan Equity in net income of associates

pengendalian bersama entitas 766.373.134 2j,2n,41 717.243.112 and joint control entity

LABA SEBELUM PAJAKPENGHASILAN 2.041.742.540 2.342.832.797 INCOME BEFORE INCOME TAX

BEBAN PAJAK PENGHASILAN 2s INCOME TAX EXPENSESKini (379.611.943) 23d (442.706.258) CurrentTangguhan (86.141.794) 23f (82.094.589) Deferred

LABA TAHUN BERJALAN 1.575.988.803 1.818.031.950 INCOME FOR THE YEAR

PENDAPATAN (BEBAN) OTHER COMPREHENSIVEKOMPREHENSIF LAINNYA INCOME (LOSS)Selisih kurs penjabaran laporan Exchange difference due to

keuangan (64.921.368) 1e,33 284.010.233 financial statements translation

TOTAL LABA KOMPREHENSIF TOTAL COMPREHENSIVETAHUN BERJALAN 1.511.067.435 2.102.042.183 INCOME FOR THE YEAR

LABA TAHUN BERJALANYANG DAPAT DIATRIBUSIKAN INCOME FOR THE YEARKEPADA: ATTRIBUTABLE TO:

Pemilik entitas induk 1.548.705.676 1.804.905.893 Owners of the parent entityKepentingan nonpengendali 27.283.127 2b,31 13.126.057 Non-controlling interests

LABA TAHUN BERJALAN 1.575.988.803 1.818.031.950 INCOME FOR THE YEAR

TOTAL LABA KOMPREHENSIF TOTAL COMPREHENSIVETAHUN BERJALAN YANG DAPAT INCOME FOR THE YEARDIATRIBUSIKAN KEPADA: ATTRIBUTABLE TO:

Pemilik entitas induk 1.483.739.908 2.088.916.126 Owners of the parent entityKepentingan nonpengendali 27.327.527 2b,31 13.126.057 Non-controlling interests

TOTAL LABA KOMPREHENSIF TOTAL COMPREHENSIVETAHUN BERJALAN 1.511.067.435 2.102.042.183 INCOME FOR THE YEAR

LABA PER SAHAM DASAR BASIC EARNINGS PER SHARE(nilai penuh) 1.072.489 2v 1.511.008 (full amount)

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report104

The original consolidated financial statements included herein are inthe Indonesian language.

Catatan atas laporan keuangan konsolidasianterlampir merupakan bagian integral dari laporan

keuangan konsolidasian ini.

The accompanying notes forman integral part of these consolidated

financial statements.

6

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO)PT PELABUHAN INDONESIA II

DAN ENTITAS ANAKNYALAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN

Untuk Tahun yang Berakhir padaTanggal 31 Desember 2014

(Disajikan dalam Ribuan Rupiah,Kecuali Dinyatakan Lain)

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO)PT PELABUHAN INDONESIA II

AND ITS SUBISIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENT OF CASH FLOWS

For the Year Ended December 31, 2014 (Expressed in Thousands of Indonesian Rupiah,

Unless Otherwise Stated)

Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember/Year Ended December 31,

Catatan/2014 Notes 2013

ARUS KAS DARI CASH FLOWS FROMAKTIVITAS OPERASI OPERATING ACTIVITIESPenerimaan kas dari pelanggan 7.580.385.571 6.848.660.075 Cash receipts from customersPembayaran kepada karyawan (1.319.108.092) (1.080.663.751) Payment to employeesPembayaran pajak penghasilan (1.152.927.767) (1.221.760.120) Payment for income taxesPembayaran kepada kontraktor, Payment to contractors,

pemasok dan lainnya (3.433.528.060) (2.804.421.538) suppliers and othersPenghasilan bunga 56.448.111 23.423.930 Interest receivedPembayaran beban bunga dan Payment of interest and other

keuangan lainnya (274.991.214) (72.576.564) financial charges

Kas Neto Diperoleh dari Net Cash Provided byAktivitas Operasi 1.456.278.549 1.692.662.032 Operating Activities

ARUS KAS DARI CASH FLOWS FROMAKTIVITAS INVESTASI INVESTING ACTIVITIESPenerimaan dividen 461.284.338 352.109.340 Receipt of dividendPenerimaan hasil investasi 499.663.741 222.569.247 Receipt gain of investmentPerolehan aset tetap dan Acquisition of fixed assets

aset takberwujud (3.905.148.620) (2.701.973.824) and intangible assetsPenempatan investasi - Placement of short-term

jangka pendek (80.000.000) 5 (10.000.000) investmentsPenempatan dana yang Placement of restricted

dibatasi pencairannya (450.881.147) 24 - funds

Kas Neto Digunakan untuk Net Cash Used inAktivitas Investasi (3.475.081.688) (2.137.295.237) Investing Activities

ARUS KAS DARI CASH FLOWS FROMAKTIVITAS PENDANAAN FINANCING ACTIVITIESPenerimaan dari pinjaman bank 9.395.173.100 18,24 1.000.000.000 Proceeds from bank loansPembayaran pinjaman bank (4.133.287.417) 18,24 (74.612.387) Payment of bank loansPembayaran dividen (817.364.291) (603.206.364) Payment of dividend

Kas Neto Diperoleh dari Net Cash Provided by FinancingAktivitas Pendanaan 4.444.521.392 322.181.249 Activities

Dampak perubahan selisih kurs Effect of exchange rate changesterhadap kas dan setara kas 5.034.164 35.884.237 on cash and cash equivalents

KENAIKAN (PENURUNAN) NETO NET INCREASE (DECREASE) INKAS DAN SETARA KAS 2.430.752.417 (86.567.719) CASH AND CASH EQUIVALENTS

KAS DAN SETARA KAS CASH AND CASH EQUIVALENTSAWAL TAHUN 1.021.681.082 1.108.248.801 AT BEGINNING OF THE YEAR

KAS DAN SETARA KAS CASH AND CASH EQUIVALENTSAKHIR TAHUN 3.452.433.499 4 1.021.681.082 AT THE END OF YEAR

The

orig

inal

cons

olid

ated

finan

cial

stat

emen

tsin

clud

edhe

rein

are

in th

e In

done

sian

lang

uage

.

Cat

atan

atas

lapo

ran

keua

ngan

kons

olid

asia

n te

rlam

pirm

erup

akan

bagi

anin

tegr

alda

rila

pora

n ke

uang

an k

onso

lidas

ian

ini.

The

acco

mpa

nyin

gno

tes

form

anin

tegr

alpa

rtof

thes

eco

nsol

idat

edfin

anci

al s

tate

men

ts.

5

PER

USA

HA

AN

PER

SER

OA

N (P

ERSE

RO

) PT

PELA

BU

HA

N IN

DO

NES

IA II

DA

N E

NTI

TAS

AN

AK

NYA

LAPO

RA

N P

ERU

BA

HA

N E

KU

ITA

S K

ON

SOLI

DA

SIA

NU

ntuk

Tahu

nya

ng B

erak

hirp

ada

Tang

gal3

1D

esem

ber2

014

(Dis

ajik

anda

lam

Rib

uan

Rup

iah,

Kec

uali

Din

yata

kan

Lain

)

PER

USA

HA

AN

PER

SER

OA

N (P

ERSE

RO

) PT

PELA

BU

HA

N IN

DO

NES

IA II

AN

D IT

S SU

BSI

DIA

RIE

S C

ON

SOLI

DA

TED

STA

TEM

ENT

OF

CH

AN

GES

IN E

QU

ITY

For t

he Y

ear E

nded

Dec

embe

r31,

2014

(Exp

ress

ed in

Thou

sand

sof

Indo

nesi

an R

upia

h, U

nles

sO

ther

wis

e St

ated

)

Mod

alPr

ofor

ma

yang

Tim

bul

dari

Tran

saks

iR

estr

uktu

risas

iEn

titas

Sepe

ngen

dali/

Prof

orm

a C

apita

lPe

ndap

atan

Aris

ing

from

Sald

oLa

ba/R

etai

ned

Earn

ings

Kom

preh

ensi

fTa

mba

han

Mod

alR

estr

uctu

ring

Lain

/K

epen

tinga

nD

iset

or/

Tran

sact

ion

ofD

itent

ukan

Bel

umD

itent

ukan

Oth

erN

onpe

ngen

dali/

Cat

atan

/M

odal

Saha

m/

Mod

alD

onas

i/A

ddito

nalP

aid-

Entit

ies

Und

erPe

nggu

naan

nya/

Peng

guna

anny

a/C

ompr

ehen

sive

Sub-

tota

l/N

on-c

ontr

ollin

gTo

tal/

Not

esSh

are

capi

tal

Don

atio

nC

apita

lin

Cap

ital

Com

mon

Con

trol

App

ropr

iate

dU

napp

ropr

iate

dIn

com

eSu

b-to

tal

Inte

rest

sTo

tal

Sald

ope

r1Ja

nuar

i201

31.

017.

611.

000

26.8

25.9

82-

151.

243.

956

4.57

9.76

1.29

81.

751.

766.

984

46.5

45.6

417.

573.

754.

861

90.7

08.9

117.

664.

463.

772

Bal

ance

asof

Janu

ary

1,20

13

Pem

bagi

andi

vide

nka

s32

--

--

-(5

89.7

23.0

70)

-(5

89.7

23.0

70)

(13.

483.

294)

(603

.206

.364

)D

istri

butio

nof

cas

hdi

vide

nd

Pen

erbi

tan

mod

alsa

ham

3442

6.41

8.00

0-

-(4

26.4

18.0

00)

--

--

--

Issu

ance

of s

hare

s

Set

oran

mod

al-

--

--

--

-20

.195

.403

20.1

95.4

03C

apita

l inj

ectio

n

Cad

anga

num

um-

--

-1.

214.

607.

391

(1.2

14.6

07.3

91)

--

--

Gen

eral

rese

rve

Rug

itah

unbe

rjala

nR

ukin

dosa

mpa

iden

gan

Loss

for t

heye

arof

Ruk

indo

tang

gala

kuis

isi

34-

--

(42.

423.

431

)-

52.5

63.4

77-

10.1

40.0

46-

10.1

40.0

46un

tilth

eda

teof

acqu

isiti

on

Rec

lass

ifica

tion

ofpr

ofor

ma

capi

tal

Rek

lasi

fikas

imod

alpr

ofor

ma

yang

aris

ing

from

rest

ruct

urin

gtim

buld

arit

rans

aksi

rest

rukt

uris

asi

trans

actio

nof

entit

ies

entit

asse

pend

alik

e ta

mba

han

unde

rcom

mon

cont

rol

mod

aldi

seto

r34

--

(317

.597

.475

)31

7.59

7.47

5-

--

--

-to

addi

tiona

lpai

din

cap

ital

Exc

hang

edi

ffere

nce

due

tofin

anci

alS

elis

ihku

rspe

njab

aran

lapo

ran

keua

ngan

1e,3

3-

--

--

-28

4.01

0.23

328

4.01

0.23

3-

284.

010.

233

stat

emen

ttra

nsla

tion

Laba

tahu

nbe

rjala

n-

--

--

1.80

4.90

5.89

3-

1.80

4.90

5.89

313

.126

.057

1.81

8.03

1.95

0In

com

efo

r the

year

Sald

ope

r31

Des

embe

r201

31.

444.

029.

000

26.8

25.9

82(3

17.5

97.4

75)

-5.

794.

368.

689

1.80

4.90

5.89

333

0.55

5.87

49.

083.

087.

963

110.

547.

077

9.19

3.63

5.04

0B

alan

ceas

ofD

ecem

ber3

1,20

13

Pem

bagi

andi

vide

nka

s32

--

--

-(7

96.3

14.0

90)

-(7

96.3

14.0

90)

(21.

050.

201)

(817

.364

.291

)D

istri

butio

nof

cas

hdi

vide

nd

Cad

anga

num

um-

--

-1.

008.

547.

403

(1.0

08.5

47.4

03)

--

--

Gen

eral

rese

rve

Exc

hang

edi

ffere

nce

due

toS

elis

ihku

rspe

njab

aran

lapo

ran

keua

ngan

1e,3

3-

--

--

(44.

400)

(64.

921.

368)

(64.

965.

768)

44.4

00(6

4.92

1.36

8)fin

anci

alst

atem

ent t

rans

latio

n

Laba

tah u

nbe

rjala

n-

--

--

1.54

8.70

5.67

6-

1.54

8.70

5.67

627

.283

.127

1.57

5.98

8.80

3In

com

efo

r the

year

Sald

ope

r31

Des

embe

r201

41.

444.

029.

000

26.8

25.9

82(3

17.5

97.4

75)

-6.

802.

916.

092

1.54

8.70

5.67

626

5.63

4.50

69.

770.

513.

781

116.

824.

403

9.88

7.33

8.18

4B

alan

ceas

ofD

ecem

ber3

1,20

14

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report 105

The original consolidated financial statements included herein are inthe Indonesian language.

Catatan atas laporan keuangan konsolidasianterlampir merupakan bagian integral dari laporan

keuangan konsolidasian ini.

The accompanying notes forman integral part of these consolidated

financial statements.

6

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO)PT PELABUHAN INDONESIA II

DAN ENTITAS ANAKNYALAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN

Untuk Tahun yang Berakhir padaTanggal 31 Desember 2014

(Disajikan dalam Ribuan Rupiah,Kecuali Dinyatakan Lain)

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO)PT PELABUHAN INDONESIA II

AND ITS SUBISIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENT OF CASH FLOWS

For the Year Ended December 31, 2014 (Expressed in Thousands of Indonesian Rupiah,

Unless Otherwise Stated)

Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember/Year Ended December 31,

Catatan/2014 Notes 2013

ARUS KAS DARI CASH FLOWS FROMAKTIVITAS OPERASI OPERATING ACTIVITIESPenerimaan kas dari pelanggan 7.580.385.571 6.848.660.075 Cash receipts from customersPembayaran kepada karyawan (1.319.108.092) (1.080.663.751) Payment to employeesPembayaran pajak penghasilan (1.152.927.767) (1.221.760.120) Payment for income taxesPembayaran kepada kontraktor, Payment to contractors,

pemasok dan lainnya (3.433.528.060) (2.804.421.538) suppliers and othersPenghasilan bunga 56.448.111 23.423.930 Interest receivedPembayaran beban bunga dan Payment of interest and other

keuangan lainnya (274.991.214) (72.576.564) financial charges

Kas Neto Diperoleh dari Net Cash Provided byAktivitas Operasi 1.456.278.549 1.692.662.032 Operating Activities

ARUS KAS DARI CASH FLOWS FROMAKTIVITAS INVESTASI INVESTING ACTIVITIESPenerimaan dividen 461.284.338 352.109.340 Receipt of dividendPenerimaan hasil investasi 499.663.741 222.569.247 Receipt gain of investmentPerolehan aset tetap dan Acquisition of fixed assets

aset takberwujud (3.905.148.620) (2.701.973.824) and intangible assetsPenempatan investasi - Placement of short-term

jangka pendek (80.000.000) 5 (10.000.000) investmentsPenempatan dana yang Placement of restricted

dibatasi pencairannya (450.881.147) 24 - funds

Kas Neto Digunakan untuk Net Cash Used inAktivitas Investasi (3.475.081.688) (2.137.295.237) Investing Activities

ARUS KAS DARI CASH FLOWS FROMAKTIVITAS PENDANAAN FINANCING ACTIVITIESPenerimaan dari pinjaman bank 9.395.173.100 18,24 1.000.000.000 Proceeds from bank loansPembayaran pinjaman bank (4.133.287.417) 18,24 (74.612.387) Payment of bank loansPembayaran dividen (817.364.291) (603.206.364) Payment of dividend

Kas Neto Diperoleh dari Net Cash Provided by FinancingAktivitas Pendanaan 4.444.521.392 322.181.249 Activities

Dampak perubahan selisih kurs Effect of exchange rate changesterhadap kas dan setara kas 5.034.164 35.884.237 on cash and cash equivalents

KENAIKAN (PENURUNAN) NETO NET INCREASE (DECREASE) INKAS DAN SETARA KAS 2.430.752.417 (86.567.719) CASH AND CASH EQUIVALENTS

KAS DAN SETARA KAS CASH AND CASH EQUIVALENTSAWAL TAHUN 1.021.681.082 1.108.248.801 AT BEGINNING OF THE YEAR

KAS DAN SETARA KAS CASH AND CASH EQUIVALENTSAKHIR TAHUN 3.452.433.499 4 1.021.681.082 AT THE END OF YEAR

IPC • Ringkasan Laporan Tahunan 2014 Summary Annual Report106

Halaman ini sengaja dikosongkanThis page intentionally left blank

2014 RINGKASAN LAPORAN TAHUNANSUMMARY ANNUAL REPORT

COMMITTED TO PROGRESS

PT Pelabuhan Indonesia II (Persero)

Jl. Pasoso No. 1, Tanjung Priok

Jakarta 14310, Indonesia

T. (+6221) 4301080

F. (+6221) 4351225

www.indonesiaport.co.id