cluster

9

Click here to load reader

Upload: alfian-rizki-maulana

Post on 11-Jul-2016

220 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

12

TRANSCRIPT

Page 1: Cluster

Cluster HeadacheDefinisi

Nyeri kepala klaster (cluster headache, sefalgia histaminik, nyeri kepala Horton)

adalah nyeri kepala hebat yang periodik dan paroksismal, unilateral, biasanya terlokalisir di

orbita, berlangsung singkat (15 menit-2 jam) tanpa gejala prodromal.

Epidemiologi

Laki-laki 5 kali lebih banyak terkena daripada wanita, dan kebanyakan pasien

menderita serangan pertama pada usia 20-40 tahun.

Etiologi

Penyebab cluster headache masih belum diketahui. Cluster headache sepertinya tidak

berkaitan dengan penyakit lainnya pada otak.

Berdasarkan jangka waktu periode cluster dan periode remisi, international headache

society telah mengklasifikasikan cluster headache menjadi dua tipe :

Episodik, dalam bentuk ini cluster headache terjadi setiap hari selama satu

minggu sampai satu tahun diikuti oleh remisi tanpa nyeri yang berlangsung

beberapa minggu sampai beberapa tahun sebelum berkembangnya periode

cluster selanjutnya.

Kronik, dalam bentuk ini cluster headache terjadi setiap hari selama lebih dari

satu tahun dengan tidak ada remisi atau dengan periode tanpa nyeri

berlangsung kurang dari dua minggu.

Sekitar 10 sampai 20 % orang dengan cluster headache mempunyai tipe kronik.

Cluster headache kronik dapat berkembang setelah suatu periode serangan episodik atau

dapat berkembang secara spontan tanpa di dahului oleh riwayat sakit kepala sebelumnya.

Beberapa orang mengalami fase episodik dan kronik secara bergantian.

Para peneliti memusatkan pada mekanisme yang berbeda untuk menjelaskan karakter utama

dari cluster headache. Mungkin terdapat riwayat keluarga dengan cluster headache pada

Page 2: Cluster

penderita, yang berarti ada kemungkinan faktor genetik yang terlibat. Beberapa faktor dapat

bekerja sama menyebabkan cluster headache.

Patofisiologi

1. Nyeri kepala klaster timbul karena vasodilatasi pada salah satu cabang arteri karotid

eksterna yang diperantarai oleh histamin instrinsik (teori Horton).

2. Serangan klaster merupakan suatu gangguan kondisi fisiologis otak dan struktur yang

berkaitan dengannya, yang ditandai dengan oleh disfungsi hipotalamus yang

menyebabkan kelainan kronobiologis dan fungsi otonom. Ini menimbulkan defisiensi

autoregulasi dari vasomotor dan gangguan respons kemoreseptor pada korpus karotikus

terhadap kadar oksigen yang turun. Pada kondisi ini, serangan dapat dipicu oleh kadar

oksigen yang terus menurun. Batang otak yang terlibat adalah setinggi pons medula

oblongata serta nervus V, VII, IX dan X. Perubahan pembuluh darah diperantarai oleh

beberapa macam neuropeptida (substansia P, dll) terutama pada sinus kavernosus.

Manifestasi Klinis

Adapun manifestasi yang sering muncul pada cluster headache adalah sebagai berikut:

− Serangan selalu pada satu sisi dan nyeri disekitar mata, dahi dan pelipis

− Serangan berlangsung 30 menit sampai 2 jam dan serangan maksimum 10-20

menit, waktu serangan dapat setiap hari atau pada waktu-waktu tertentu, serangan

terutama pada malam hari

− Nyeri sangat hebat,nyeri dapat dirasakan seperti berdenyut

− Tampakan saat serangan : Horner syndrome (mata ipsilateral), mata menjadi

merah dan berair dan eritema periorbital, sekresi mucus hidung meningkat,

− Pada cluster headach yang kronis, serangan dapat terjadi sepanjang hari tanpa ada

interval

Page 3: Cluster

Diagnosis

Penegakan diagnosis berdasarkan gejala klinis (seperti tipe nyeri kepalanya).

Tampakan pasien saat serangan seperti gambar dibawah ini:

Kriteria Diagnosis

Minimal ada 5 dari kriteria dibawah ini:

1. Nyeri hebat unilateral, dan supraorbital dan/atau temporal selama 15-180 menit

2. Nyeri kepala disertai:

a. Lakrimasi (ipsilateral)

b. Sensai penuh pada telinga

c. Sekresi mucus hidung meningkat

d. Muka dan dahi berkeringat

e. Muka dan dahi memerah (flushing)

f. Miosis dan ptosis (ipsilateral)

g. Edema kelopak mata (ipsilateral)

h. Resah atau agitasi

Page 4: Cluster

3. Serangan dapat lebih dari 8 kali sehari

Terapi

Tidak ada terapi untuk menyembuhkan cluster headache. Tujuan dari pengobatan

adalah menolong menurunkan keparahan nyeri dan memperpendek jangka waktu serangan.

Obat-obat yang digunakan untuk cluster headache dapat dibagi menjadi obat-obat simtomatik

dan profilaktik. Obta-obat simtomatik bertujuan untuk menghentikan atau mengurangi rasa

nyeri setelah terjadi serangan cluster headache, sedangkan obat-obat profilaktik digunakan

untuk mengurangi frekuensi dan intensitas eksaserbasi sakit kepala.

Karena sakit kepala tipe ini meningkat dengan cepat pengobatan simtomatik harus

mempunyai sifat bekerja dengan cepat dan dapat diberikan segera, biasanya menggunakan

injeksi atau inhaler daripada tablet per oral.

Pengobatan simtomatik termasuk :

1. Oksigen. Menghirup oksigen 100 % melalui sungkup wajah dengan kapasitas 7

liter/menit memberikan kesembuhan yang baik pada 50 sampai 90 % orang-orang

yang menggunakannya. Terkadang jumlah yang lebih besar dapat lebih efektif. Efek

dari penggunaannya relatif aman, tidak mahal, dan efeknya dapat dirasakan setelah

sekitar 15 menit. Kerugian utama dari penggunaan oksdigen ini adalah pasien harus

membawa-bawa tabung oksigen dan pengaturnya, membuat pengobatan dengan cara

ini menjadi tidak nyaman dan tidak dapat di akses setiap waktu. Terkadang oksigen

mungkin hanya menunda daripada menghentikan serangan dan rasa sakit tersebut

akan kembali.

2. Sumatriptan. Obat injeksi sumatriptan yang biasa digunakan untuk mengobati

migraine, juga efektif digunakan pada cluster headache. Beberapa orang diuntungkan

dengan penggunaan sumatriptan dalam bentuk nasal spray namun penelitian lebih

lanjut masih perlu dilakukan untuk menentukan keefektifannya.

3. Ergotamin. Alkaloid ergot ini menyebabkan vasokontriksi pada otot-otot polos di

pembuluh darah otak. Tersedia dalam bentuk injeksi dan inhaler, penggunaan intra

vena bekerja lebih cepat daripada inhaler dosis harus dibatasi untuk mencegah

terjadinya efek samping terutama mual, serta hati-hati pada penderita dengan riwayat

hipertensi.

4. Obat-obat anestesi lokal. Anestesi lokal menstabilkan membran saraf sehingga sel

saraf menjadi kurang permeabel terhadap ion-ion. Hal ini mencegah pembentukan dan

penghantaran impuls saraf, sehingga menyebabkan efek anestesi lokal. Lidokain intra

nasal dapat digunakan secara efektif pada serangan cluster headache. Namun harus

Page 5: Cluster

berhati-hati jika digunakan pada pasien-pasien dengan hipoksia, depresi pernafasan,

atau bradikardi.

Obat-obat profilaksis :

1. Anti konvulsan. Penggunaan anti konvulsan sebagai profilaksis pada cluster headache

telah dibuktikan pada beberapa penelitian yang terbatas. Mekanisme kerja obat-obat

ini untuk mencegah cluster headache masih belum jelas, mungkin bekerja dengan

mengatur sensitisasi di pusat nyeri.

2. Kortikosteroid. Obat-obat kortikosteroid sangat efektif menghilangkan siklus cluster

headache dan mencegah rekurensi segera. Prednison dosis tinggi diberikan selam

beberapa hari selanjutnya diturunkan perlahan. Mekanisme kerja kortikosteroid pada

cluster headache masih belum diketahui.

Pembedahan

Pembedahan di rekomendasikan pada orang-orang dengan cluster headache kronik

yang tidak merespon dengan baik dengan pengobatan atau pada orang-orang yang memiliki

kontraindikasi pada obat-obatan yang digunakan. Seseorang yang akan mengalami

pembedahan hanyalah yang mengalami serangan pada satu sisi kepal saja karena operasi ini

hanya bisa dilakukan satu kali. Orang-orang yang mengalami serangan berpindah-pindah dari

satu sisi ke sisi yang lain mempunyai resiko kegagalan operasi.

Ada beberapa tipe pembedahan yang dapat dilakukan untuk mengobati cluster

headache. Prosedur yang dilakukan adalah merusak jalur saraf yang bertanggungjawab

terhadap nyeri.

Blok saraf invasif ataupun prosedur bedah saraf non-invasif (contohnya radio

frekuensi pericutaneus, gangliorhizolisis trigeminal, rhizotomi) telah terbukti berhasil

mengobati cluster headache. Namun demikian terjadi efek samping berupa diastesia pada

wajah, kehilangan sensoris pada kornea dan anestesia dolorosa.

Pembedahan dengan menggunakan sinar gamma sekarang lebih sering digunakan

karena kurang invasif. Metode baru dan menjanjikan adalah penanaman elektroda perangsang

dengan menggunakan penunjuk jalan stereostatik di bagian inferior hipotalamus. Penelitian

menunjukkan bahwa perangsangan hipotalamus pada pasien dengan cluster headache yang

parah memberikan kesembuhan yang komplit dan tidak ada efek samping yang signifikan.

Pencegahan

Karena penyebab dari cluster headache masih belum diketahui dengan pasti kita

belum bisa mencegah terjadinya serangan pertama. Namun kita dapat mencegah sakit kepala

Page 6: Cluster

ulangan yang lebih berat. Penggunaan obat-obat preventif jangka panjang lebih

menguntungkan dari yang jangka pendek. Obat-obat preventif jangka panjang antara lain

adalah penghambat kanal kalsium dan kanal karbonat. Sedangakan yang jangka pendek

termasuk diantaranya adalah kortikosteroid, ergotamin dan obat-obat anestesi lokal.

Menghindari alkohol dan nikotin dan faktor resiko lainnya dapat membantu

mengurangi terjadinya serangan.

Prognosis

80 % pasien dengan cluster headache berulang cenderung untuk mengalami serangan

berulang.

Cluster headache tipe episodik dapat berubah menjadi tipe kronik pada 4 sampai13 %

penderita.

Remisi spontan dan bertahan lama terjadi pada 12 % penderita, terutama pada cluster

headache tipe episodik.

Umumnya cluster headache adalah masalah seumur hidup.

Onset lanjut dari gangguan ini teruama pada pria dengan riwayat cluster headache tipe

episodik mempunyai prognosa lebih buruk.

SUMBER:

IHS. 2013. The International Classification Of Headache Disorders, Third Edition Beta

Version. Cephalalgia 33(9), 629-808.

Mumenthaler M, Mattle H. 2006. Fundamental of neurology. Thieme : New York.