laporan praktikum cluster

Upload: saefullah-el-fathin

Post on 14-Jan-2016

20 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

laporan praktikum Data mining modul klasifikasi 1 dan 2. labolatorium Datamining Jurusan Teknik Industri universitas Islam Indonesia

TRANSCRIPT

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Deskripsi Permasalahan

    Semakin banyaknya peluang usaha yang muncul di berbagai daerah khususnya di D.I.

    Yogyakarta, membuat para pengusaha berlomba-lomba untuk memanfaatkan peluang

    tersebut. Salah satu dari peluang usaha tersebut adalah usaha laundry yang sangat

    dibutuhkan oleh orang-orang jaman sekarang khususnya orang yang masih belum

    berkeluarga. D.I. Yogyakarta dinilai sangatlah berpotensi untuk usaha laundry

    tersebut, hal ini dikarenakan banyaknya mahasiswa yang merantau ke D.I.

    Yogyakarta, oleh karena itu banyak sekali usaha-usaha laundry yang berdiri di D.I.

    Yogyakarta pada saat ini baik didirikan oleh mahasiswa itu sendiri atau oleh warga

    yang berdomisili di D.I. Yogyakarta. Hal ini didukung oleh pertumbuhan ekonomi

    dari D.I. Yogyakarta yang tinggi dan masyarakat yang konsumtif di D.I. Yogyakarta

    khususnya mahasiswa. Dari pertimbangan-pertimbangan yang dilakukan, maka usaha

    laundry sangat cocok dibuka di daerah D.I. Yogyakarta. Tak hanya mahasiswa yang

    menggunakan jasa laundry tersebut warga yang berdomisili di D.I.Yogyakarta pun

    sudah mulai ramai yang menggunakan jasa laundry tersebut. Seperti contohnya orang

    yang berkeluarga dan dari keduanya sudah tidak sanggup untuk mengerjakan tugasnya

    mencuci baju keluarganya karena dia juga sudah bekerja di luar rumah dan memiliki

    kesibukan di luar rumah lantas tidak dapat meluangkan waktunya untuk melakukan

    hal tersebut, oleh karena itu usaha laundry yang sudah sangat banyak diminati oleh

    warga D.I. Yogyakarta khusunya mahasiswa, maka keberadaan usaha laundrypun

    menjadi solusi jitu untuk para warga yang berdomisili di D.I.Yogyakarta.

    Jalan Kaliurang adalah tempat yang strategis untuk membuka usaha-usaha

    seperti laundry contohnya. Jalan Kaliurang dipandang sangat strategis karena

    memiliki jarak yang relatif dekat dengan beberapa universitas besar seperti contohnya

    Universitas Islam Indonesia yang memiliki mahasiswa dengan jumlah sangat banyak.

    Masyarakatpun pun memanfaatkan peluang ini dengan sangat baik untuk menjadikan

    usaha laundry sebagi mata pencaharian mereka, hal ini dapat dibuktikan dengan

    melihat usaha-usaha laundry yang terdapat di jalan kaliurang yang sangat ramai akan

    pelanggan dikarenakan memiliki citra yang baik dimata pengujung laundry-laundry

    tersebut. Dengan banyaknya usaha laundry dijalan kaliurang, maka pengguna usaha

  • laudnry akan dituntut memilih usaha laundry mana yang akan dipercaya untuk

    membersihkan pakaian-pakaian pengguna jasa laundry. Pemilihan ini dapat

    didasarkan oleh banyak hal, seperti contohnya citra. Jika usaha dinilai baik oleh

    pelanggan maka dengan sendirinya citra usaha tersebut akan dipandang baik pula oleh

    orang lain.

    Menurut Kotler (2002:338), citra adalah: persepsi masyarakat terhadap

    perusahaan atau produknya., sedangkan pendapat huddleston (1985:365) mengenai

    citra adalah: kesan yang dipikirkan dan yang diketahui oleh seseorang atau kelompok

    mengenai suatu hal baik perusahaan maupun produknya yang diperoleh melalui

    pengalaman. Dari pendapat para ahli tersebut dapat dilihat bahwa adanya keuntungan

    yang diperoleh oleh suatu usaha jika memiliki citra positif dihadapan masyarakat.

    Citra perusahaan yang positif akan mendorong persepsi positif terhadap produk

    perusahaan. Terdapat hubungan yang erat antara citra perusahaan dengan citra produk

    (citra merek). Merek produk sering diasosiasikan dengan perusahaan yang

    memproduksi produk tersebut. Perusahaan berusaha menjaga citra yang telah ada dari

    berbagai isu-isu umum, yang dapat secara langsung mempengaruhi konsumen. Hal ini

    juga berlaku di dalam usaha laundry Binatu yang terdapat di Jalan Kaliurang KM

    6.7, usaha laundry ini mempunyai banyak pelanggan yang sampai sekarang masih

    menggunakan jasa laundry bahkan terus bertambah di usaha laundry Binatu. Usaha

    laundry Binatu ini dapat diketahui citranya dihadapan masyarakat dengan

    menggunakan metode yang disebut Cluster.

    Metode Cluster adalah metode yang digunakan untuk mengidentifikasi objek

    yang memiliki kesamaan karakteristik dan menggunakan karakteristik tersebut

    centeroid. Penilitan dilakukan dengan menyebarkan kuisioner yang berisi profil

    konsumen dan tingkat kepuasan. Kuisioner tersebut yang menjadi data penting untuk

    membuat sebuah cluster untuk melihat citra yang ada pada usaha Laundry Binatu.

    Menurut Sugiyono (2011:62), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik

    yang dimiliki oleh populasi. Sedangkan pengertian dari populasi adalah wilayah

    generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

    tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

    kesimpulannya (Sugiyono, 2011:61). Pada penelitian sebelumnya Analisa Pengaruh

    Kualitas Layanan Terhadap Loyalitas Pelanggan Di Laundry 5asec Surabaya (Ellys

  • Cornelia S., Nancy Veronica S., 2008) dengan menggunakan metode yang berbeda,

    namun memiliki inti permasalahan yang hampir sama pada penelitian yang dilakukan

    di usaha laundry Binatu.

    Demi mendapatkan hasil yang akurat maka penelitian mengenai citra dimata

    pelanggan pada usaha laundry Binatu dinilai sangat tepat menggunakan metode

    Cluster yang nantinya akan ditemukan karakteristik pada pelanggan seperti apa yang

    terbagi menjadi beberapa cluster yang menggunkan jasa laundry pada jasa laundry

    Binatu. Hal-hal yang telah dijelaskan sebelumnya dapat berupa hal yang diinginkan

    peneliti atau pihak terkait. Maka adapun hasil berupa profilisasi dan variable.

    1.2 Rumusan Masalah

    Rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

    1. Apakah indikator-indikator yang secara signifikan berpengaruh pada citra pada

    usaha laudry Binatu?

    2. Berapa dan bagaimanakah karakteristik dari setiap cluster yang terbentuk?

    1.3 Tujuan Penelitian

    Tujuan penelitian pada penelitian ini adalah:

    1. Untuk mengetahui indikator-indikator yang secara signifikan berpengaruh pada

    variabel pada penelitian ini.

    2. Untuk mengetahui jumlah dan bentuk karakteristik dari setiap cluster yang

    terbentuk.

  • BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Kajian Deduktif

    2.1.1 Definisi Analisis Cluster

    Analisis Cluster adalah suatu analisis statistik multivariate yang bertujuan untuk

    mengetahui struktur data dengan menempatkan kesamaan obyek observasi ke dalam

    satu kelompok data sehingga dapat dibedakan antara kelompok satu dengan kelompok

    yang lain atau dengan cara memisahkan kasus/obyek ke dalam beberapa kelompok

    yang mempunyai sifat berbeda antar kelompok yang satu dengan yang lain. Dalam

    analisis ini tiap-tiap kelompok bersifat homogen antara anggota dalam kelompoknya

    atau dapat dikatakan variasi obyek/individu dalam satu kelompok yang terbentuk

    sekecil mungkin (Anderberg,1973). Subash Sharma (1996), mendefinisikan analisis

    cluster adalah cara untuk menyataukan objek ke dalam kelompok atau grup dengan

    alasan bahwa setiap kelompok homogen mempunyai sifat yang sama atau setiap

    kelompok berbeda dari kelompok lain, pendefinisian kesamaan atau homogenitas

    kelompok yang ada sangat bergantung kepada tujuan studi atau penelitian.

    Dengan kata lain yang lebih mudah dipahami, analisis cluster adalah analisis

    yang dilakukan untuk mengelompokkan objek objek berdasarkan kesamaan

    karakteristik di antara objek objek tersebut. Diharapkan dengan terbentuknya

    kelompok kelompok tersebut akan lebih mudah dalam menganalisa dan lebih tepat

    pengambilan keputusan yang sehubungan dengan masalah tersebut. Perbedaan analisis

    cluster dengan analisis faktor adalah bahwa analisis cluster terfokus pada

    pengelompokan objek sedangkan analisis faktor terfokus pada kelompok variabel.

    Adapun tujuan analisis cluster adalah :

    Menyederhanakan data dan untuk menyajikannya ke dalam bentuk grafik atau

    dendogram.

    Mengelompokkan obyek obyek menjadi kelompok kelompok yang

    mempunyai sifat yang homogen atau variasi obyek yang terbentuk sekecil

    mungkin.

    Selain itu, analisis cluster digunakan untuk membedakan dengan jelas antara satu

    kelompok cluster dengan kelompok yang lain.

    2.1.2 Tahapan Analisis Cluster

  • Proses Analisis Cluster

    Untuk menganalisis cluster, anda perlu melakukan proses sebagai berikut:

    Tahap 1:

    Mengukur kesamaan antar objek (similarity). Sesuai prinsip analisis cluster yang

    mengelompokkan objek yang mempunyai kemiripan, proses pertama adalah

    mengukur seberapa jauh ada kesamaan antar objek. Metode yang digunakan:

    Mengukur korelasi antar sepasang objek pada beberapa variabel.

    Mengukur jarak (distance) antara dua objek. Pengukuran ada bermacam-

    macam, yang paling popular adalah metode Euclidian distance.

    Tahap 2:

    Membuat cluster. Metode dalam membuat cluster ada banyak sekali, seperti yang

    digambarkan dalam diagram di bawah ini:

    Gambar 2.1 Metode membuat cluster

    a. Hirarchial Methode

    Metode ini memulai pengelompokan dengan dengan dua atau lebih objek yang

    mempunyai kesamaan paling dekat. Kemudian proses diteruskan ke objek lain yang

    mempunyai kedekatan kedua. Demikian seterusnya sehingga cluster akan membentuk

    semacam pohon, di mana ada hirarki (tingkatan) yang jelas antar objek, dari yang

  • paling mirip sampai paling tidak mirip. Secara logika semua objek pada akhirnya akan

    membentuk sebuah cluster. Dendogram biasanya digunakan untuk membantu

    memperjelas proses hirarki tersebut.

    Dalam metode hirarki cluster terdapat dua tipe dasar yang merupakan cabang

    dari hierarki cluster yaitu agglomerative (pemusatan) dan divisive (penyebaran).

    Dalam metode agglomerative, setiap obyek atau observasi dianggap sebagai sebuah

    cluster tersendiri. Dalam tahap selanjutnya, dua cluster yang mempunyai kemiripan

    digabungkan menjadi sebuah cluster baru demikian seterusnya. Sebaliknya, dalam

    metode divisive kita beranjak dari sebuah cluster besar yang terdiri dari semua obyek

    atau observasi. Selanjutnya, obyek atau observasi yang paling tinggi nilai

    ketidakmiripannya kita pisahkan demikian seterusnya.

    Dalam agglomerative ada lima metode yang cukup terkenal, yaitu: Single Linkage,

    Complete Linkage, Average Linkage, Wards Method, Centroid Method.

    Single Linkage, prosedur ini didasarkan pada jarak terkecil. Jika dua obyek terpisah

    oleh jarak yang pendek maka kedua obyek tersebut akan digabung menjadi satu

    cluster daan demikian saterusnya.

    Complete Linkage, berlawanan dengan Single Linkage prosedur ini

    pengelompokkannya berdasarkan jarak terjauh.

    Average Linkage, prosedure ini hampir sama dengan Single Linkage

    maupun Complete Linkage, namun kriteria yang digunakan adalah rata-rata jarak

    seluruh individu dalam suatu cluster dengan jarak seluruh individu dalam cluster

    yang lain.

    Wards Method, jarak antara dua cluster dalam metode ini berdasarkan total sum of

    squaredua cluster pada masing-masing variabel.

    Centroid Method, jarak antara dua cluster dalam metode ini berdasarkan

    jarak centroid dua cluster yang bersangkutan.

    Keuntungan penggunaan metode hierarki dalam analisis Cluster adalah

    mempercepat pengolahan dan menghemat waktu karena data yang diinputkan akan

    membentuk hierarki atau membentuk tingkatan tersendiri sehingga mempermudah

    dalam penafsiran, namun kelemahan dari metode ini adalah seringnya terdapat

    kesalahan pada data outlier, perbedaan ukuran jarak yang digunakan, dan terdapatnya

    variabel yang tidak relevan. Sedang metode non-hierarki memiliki keuntungan dapat

  • melakukan analisis sampel dalam ukuran yang lebih besar dengan lebih efisien. Selain

    itu, hanya memiliki sedikit kelemahan pada data outlier, ukuran jarak yang digunakan,

    dan variabel tak relevan atau variabel yang tidak tepat. Sedangkan kelemahannya

    adalah untuk titik bakal random lebih buruk dari pada metode hirarkhi.

    b. Non-Hirarchial Methode

    Berbeda dengan metode hirarki, metode ini justru dimulai dengan terlebih dahulu

    jumlah cluster yang diinginkan (dua cluster, tiga cluster atau yang lain). Setelah

    jumlah cluster diketahui, baru proses cluster dilakukan tanpa mengikuti proses hirarki.

    Metode ini biasa disebut dengan K-Means Cluster.

    Kebalikan dari metode hirarki, metode nonhirarki tidak meliputi proses

    treelike construction. Justru menempatkan objek-objek ke dalam cluster sekaligus

    sehingga terbentuk sejumlah cluster tertentu. Langkah pertama adalah memilih sebuah

    cluster sebagai inisial cluster pusat, dan semua objek dalam jarak tertentu ditempatkan

    pada cluster yang terbentuk. Kemudian memilih cluster selanjutnya dan penempatan

    dilanjutkan sampai semua objek ditempatkan. Objek-objek bisa ditempatkan lagi jika

    jaraknya lebih dekat pada cluster lain daripada cluster asalnya. Metode nonhirarki

    cluster berkaitan dengan K-means custering, dan ada tiga pendekatan yang digunakan

    untuk menempatkan masing-masing observasi pada satu cluster.

    Sequential Threshold, Metode Sequential Threshold memulai dengan pemilihan

    satu cluster dan menempatkan semua objek yang berada pada jarak tertentu ke

    dalamnya. Jika semua objek yang berada pada jarak tertentu telah dimasukkan,

    kemudian cluster yang kedua dipilih dan menempatkan semua objek yang berjarak

    tertentu ke dalamnya. Kemudian cluster ketiga dipilih dan proses dilanjutkan

    seperti yang sebelumnya.

    Parallel Threshold, Metode Parallel Threshold merupakan kebalikan dari

    pendekatan yang pertama yaitu dengan memilih sejumlah cluster secara

    bersamaan dan menempatkan objek-objek kedalam cluster yang memiliki jarak

    antar muka terdekat. Pada saat proses berlangsung, jarak antar muka dapat

    ditentukan untuk memasukkan beberapa objek ke dalam cluster-cluster. Juga

    beberapa variasi pada metode ini, yaitu sisa objek-objek tidak dikelompokkan jika

    berada di luar jarak tertentu dari sejumlah cluster.

  • Optimization, Metode ketiga adalah serupa dengan kedua metode sebelumnya

    kecuali bahwa metode ini memungkinkan untuk menempatkan kembali objek-

    objek ke dalam cluster yang lebih dekat.

    Setelah cluster terbentuk, entah dengan metode hirarki atau non-hirarki, langkah

    selanjutnya adalah melakukan interprestasi terhadap cluster yang terbentuk, yang pada

    intinya memberi nama spesifik untuk menggambarkan isi cluster. Misalnya, kelompok

    konsumen yang memperhatikan lingkungan sekitar sebelum membeli sebuah rumah

    bisa dinamai cluster lingkungan.

    TAHAP 3:

    Melakukan validasi dan profiling cluster. Cluster yang terbentuk kemudian diuji

    apakah hasil tersebut valid. Kemudian dilakukan proses profiling untuk menjelaskan

    karakteristik setiap cluster berdasarkan profil tertentu (seperti usia konsumen pembeli

    rumah, tingkat penghasilannya dan sebagainya). Analisis cluster agak bersifat

    subjektif dalam penentuan penyelesaian cluster yang optimal, sehingga peneliti

    seharusnya memberikan perhatian yang besar mengenai validasi dan jaminan tingkat

    signifikansi pada penyelesaian akhir dari cluster. Meskipun tidak ada metode untuk

    menjamin validitas dan tingkat signifikansi , beberapa pendekatan telah dikemukakan

    untuk memberikan dasar bagi perkiraan peneliti.

    Validasi Hasil Cluster

    Validasi termasuk usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk menjamin bahwa hasil

    cluster adalah representatif terhadap populasi secara umum, dan dengan demikian

    dapat digeneralisasi untuk objek yang lain dan stabil untuk waktu tertentu. Pendekatan

    langsung dalam hal ini adalah dengan analisis sample secara terpisah kemudian

    membandingkan antara hasil cluster dengan perkiraan masing-masing cluster.

    Pendekatan ini sering tidak praktis, karena adanya keterbatasan waktu dan biaya atau

    ketidaktersediaan objek untuk perkalian analisis cluster. Dalam hal ini pendekatan

    tyang biasa digunakan adalah dengan membagi sample menjadi dua kelompok.

    Masing-masing dianalisis cluster secara terpisah, kemudian hasinya dibandingkan.

    Profiling Hasil Cluster

    Tahap Profiling meliputi penggambaran karakteristik masing-masing cluster untuk

    menjelaskan bagaimana mereka bisa berbeda secara relevan pada tiap dimensi. Tipe

    ini meliputi penggunaan analisis diskriminan. Prosedur dimulai setelah cluster

    ditentukan. Peneliti menggunakan data yang sebelumnya tidak masuk dalam prosedur

  • cluster untuk menggambarkan karakteristik masing-masing cluster. Meskipun secara

    teori tidak masuk akal (rasional) dalam perbedaan silang cluster, akan tetapi hal ini

    diperlukan untuk memprediksi validasi taksiran, sehingga minimal penting secara

    praktek.

    Untuk melakukan proses analisis cluster ini, ada asumsi yang harus terpenuhi,

    yaitu:

    Sampel yang diambil benar-benar dapat mewakili populasi yang ada

    (representativeness of the sample) dan Multikolinieritas. Sedangkan asumsi lainnya

    yang biasanya dilakukan pada analisis multivariat tidak perlu dilakukan, seperti: Uji

    Normalitas, Uji Linearitas dan Uji Heteroskedastisitas.

    Dalam artikel berikutnya, kami akan membahas bagaimana cara melakukan

    analisis cluster dengan menggunakan aplikasi SPSS, yaitu pada dua artikel kami yang

    berjudul; Analisis Cluster Hirarki dengan SPSS.

    2.2 Kajian Induktif

    Menurut Ellys Cornelia S., Nancy Veronica S. (2008) pada penelitiannya yang

    bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas layananan dengan loyalitas pelanggan

    dengan judul Analisa Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Loyalitas Pelanggan Di

    Laundry 5asec Surabaya memiliki inti yang sama dengan penilitian yang kami

    lakukan yaitu untuk mengetahui citra dari usaha laundry Binatu. adapun penelitian

    yang dilakukan oleh Widya Chitami Putri (2013) mengenai Pengaruh Kualitas

    Layanan Dan Kepuasan Terhadap Loyalitas Pasien Rawat Jalan Dan Rawat Inap

    Rumah Sakit Otorita Batam. Hal ini dianggap sama karena menyangkut kepada

    loyalitas pelanggan walaupun penelitian yang dilakukan oleh Widya Chitami Putri

    (2013) bertempat di Rumah Sakit, tetapi memiliki ini yang sama dengan pengetahuan,

    jika pelyanan dari laundry tersebut memuaskan pelanggan maka akan membuat citra

    pada usaha laundry tersebut menjadi baik, dan pelanggan akan menjadikan usaha

    laundry tersebut menjadi pilihan utama.

    Pada penelitian yang dibuat oleh Ellys Cornelia S., Nancy Veronica S. (2008)

    memiliki 5 variable yang sama dengan penelitian yang kami lakukan yaitu reliability,

    responsiveness, assurance, emphaty, tangible. Adapun pada penelitian yang dilakukan

    oleh Widya Chitami Putri (2013) memiliki 3 variable yaitu, kualitas jasa, kepuasan

    konsumen, dan loyalitas konsumen. Dari ketiga variable tersebut mempunyai 5 sub-

  • variable yang sama dengan penelitian Ellys Cornelia S., Nancy Veronica S. (2008)

    yaitu reliability, responsiveness, assurance, emphaty, tangible. Metode yang

    digunakan oleh Ellys Cornelia S., Nancy Veronica S. (2008) adalah metode kuanitatif

    karena pengumpulan data, penafsiran data, dan penarikan kesimpulan dari

    penelitian ini berupa angka. Dalam penelitian ini penulis melakukan perhitungan

    mean dan distribusi frekuensi untuk memberikan gambaran dari data yang akan

    diperoleh. Sedangkan pada penelitian oleh Widya Chitami Putri (2013) menggunakan

    metode yang sama dengan penelitian Ellys Cornelia S., Nancy Veronica S. (2008).

    Sedangkan metode yang kami gunakan pada penilian ini adalah dengan

    metode cluster, sedangkan pengambilan data yang kami gunakan adalah dengan

    menggunakan metode kuisioner dengan responden pelanggan pada usaha laundry

    Binatu. Kuisioner yang kami sebar sejumlah 40. Sedangkan pada penelitian Ellys

    Cornelia S., Nancy Veronica S. (2008) pengumpulan data dilakukan dengan metode

    kuisioner dengan jumlah responden adalah 100. Penelitian oleh Widya Chitami Putri

    (2013) menggunakan metode kuisioner, dan menggunakan wawancara.

  • BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1 Objek Penelitian

    Objek penelitian ini adalah Binatu Laundry yang berlokasi di jalan Kaliurang km.

    6,7 Yogyakarta. Adapun yang menjadi fokus penelitian pada Binatu laundry

    adalah mengenai citra atau reputasi Binatu Laundry menurut konsumen yang

    menggunakan jasa laundry.

    3.2 Metode Pengumpulan Data

    Terdapat beberapa metode yang digunakan dalam penelitian ini, adapun metode

    tersebut adalah:

    a. Studi Pustaka

    Pada metode ini peneliti mencari jurnal-jurnal terkait yang memiliki

    permasalah yang sama sebagai bahan dalam menyusun peneletian, seperti

    menentukan indikator-indikator yang mempengaruhi penilaian konsumen

    terhadap citra laundry.

    b. Kuesioner

    Kuesioner diberikan kepada konsumen yang pernah menggunakan jasa Binatu

    Laundry.

    3.4 Jenis Data

    a. Data Primer

    Data primer yang digunakan pada penelitian ini berupa hasil pengisian

    kuesioner oleh konsumen pengguna jasa Binatu Laundry.

    b. Data Sekunder

    Adapun data sekunder yang digunakan adalah berupa hasil-hasil penelitian

    sebelumnya terkait kasus yang sama ataupun memiliki beberapa kesamaan

    serta buku-buku yang berkaitan dengan kasus yang diteliti.

  • 3.5 Alur Penelitian

    START

    IDENTIFIKASI MASALAH

    PENGUMPULAN DATA

    CLUSTERING

    MENENTUKAN JUMLAH

    CLUSTEER

    CROSSTAB VARIABEL DAN

    PROFILISASI

    END

    PREPROCESSING DATA

    KNOWLEDGE DAN

    INTERPRETASI

    KESIMPULAN DAN

    REKOMENDASI

    Gambar 3.1 Alur Penelitian

    Dalam penelitian ini terdapat langkah-langkah yang harus dilakukan bertahap,

    adapun langkah-langkah tersebut ialah sebagai berikut:

    1. Identifikasi masalah

    Pada tahap ini peniliti berkunjung ketempat yang akan diteliti dan melakukan

    dan mengidentifikasi masalah yang ada pada objek penelitian terkait topik

    yang sesuai dengan studi kasus yang diambil.

  • 2. Pengumpulan Data

    Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada

    konsumen yang menggunakan jasa pada objek penelitian. Studi pustaka

    dilakukan dengan melihat penilitian-penelitian terdahulu dan juga sumber-

    sumber teori untuk menemukan cara-cara dan data-data tambahan yang

    diperlukan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh objek penelitian.

    3. Prepocessing Data

    Tahap awal mengelola data seperti memilih data-data yang cacat sehingga tida

    diikutkan dalam proses clustering.

    4. Clustering

    Clustering dilakukan dengan menggunakan software SPSS.

    5. Menentukan Jumlah Cluster

    Output dari software SPSS berupa dendogram dianalisis proses hubungan

    antar responden dan kemudian ditentukan ada berapa pengelompokan yang

    sesuai dengan karakteristik masing-masing,

    6. Crosstab Variabel dan Profilisasi

    Ini dilakukan dengan menggunakan software SPSS untuk mengetahui

    karakteristik masing-masing cluster menurut profilisasi dan variabel.

    7. Knowledge dan Interpretasi

    Hasil pengolahan data pada tahapan-tahapan sebelumnya kemudian dinalisis

    menjadi sebuah knowledge yang dapat diinterpretasikan dan di aplikasikan

    oleh objek penelitian.

    8. Kesimpulan dan Rekomendasi

    Penarikan kesimpulan diambil berdasarkan hasil analisis dan melakukan

    pemberian saran atau rekomendasi untuk penelitian selanjutnya dan juga

    untuk perusahaan terkait.

  • BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Pemilihan Indikator Variabel Citra

    Pada penelitian mengenai Citra pada usaha Laudry Binatu kepada konsumen,

    peneliti memiliki 5 variabel berdasarkan jurnal dari Ellys Cornelia S, dan Nancy

    Veronica S (2008). Adapun variabel yang tersedia adalah:

    a. Reliability

    Menurut Parasuraman dalam Tjiptono, (2008, p.95) bahwa indikator dari

    reliability terdiri dari konsistensi kerja (performance) dan sifat terpercaya

    (dependability) yang positif berpengaruh langsung dengan dimensi loyalitas

    pelanggan yaitu menyatakan hal yang positif (say positive things), memberikan

    rekomendasi kepada orang lain (recommend friend) dan melakukan pembelian

    terus menerus (continue purchasing).

    b. Responsiveness

    Menurut Parasuraman dalam Tjiptono, (2008,p.95) bahwa responsiveness

    yaitu kesediaan dan kesigapan para karyawan untuk membantu dan melayani

    pelanggan dengan segera berpengaruh secara langsung secara positif terhadap

    loyalitas pelanggan. Karena memberikan nilai plus berupa motivasi khusus bagi

    para pelanggan untuk menjalin ikatan relasi saling menguntungkan dalam

    jangka

    panjang dengan perusahaan. Ikatan inilah yang akan membuat pelanggan menjadi

    loyal.

    c. Assurance

    Menurut Parasuraman dalam Tjiptono, (2008, p.95) assurance berkenaan

    dengan pengetahuan dan personality karyawan, serta kemampuan mereka

    dalam menumbuhkan rasa percaya (trust) dan keyakinan pelanggan

    (confidence), memberikan kontribusi positif terhadap terwujudnya loyalitas

    pelanggan. Karena dengan beberapa hal tadi, pelanggan merasa dimengerti

    dan akhirnya merasa nyaman, sehingga membuat pelanggan tersebut menjadi

    loyal.

  • d. Emphaty

    Menurut Parasuraman dalam Tjiptono, (2008, p.95) emphaty berarti perusahaan

    memahami masalah pelanggannya dan bertindak demi kepentingan pelanggan,

    berpengaruh secara positif dimensi loyalitas pelanggan yaitu tetap memilih

    merek tersebut, merekomendasikannya kepada orang lain dan melakukan

    pembelian ulang.

    e. Tangible

    Menurut Parasuraman dalam Tjiptono, (2008, p.95) tangibles berkenaan dengan

    penampilan fisik fasilitas layanan, peralatan/perlengkapan, sumber daya manusia,

    dan materi komunikasi perusahaan, berkaitan secara langsung dengan indicator-

    indikator loyalitas pelanggan.

    4.2 Rekapitulasi Hasil Kuesioner

    Tabel 4.1 Transformasi Data Profilisasi Responden

    No. Nama Sex Usia Pekerjaan Intensitas Biaya

    1 Vikram 1 2 1 1 1

    2 Reksi 1 2 1 3 2

    3 Lili 2 2 1 2 2

    4 Ilham 1 3 1 1 3

    5 Aziz 1 3 1 3 4

    6 Azmi 1 3 1 3 4

    7 Arfan 1 2 1 2 2

    8 Rami 1 3 3 2 3

    9 Elyana 2 2 1 1 2

    10 Devi 2 2 1 3 2

    11 Ilyas 2 4 3 2 3

    12 Deni 1 3 3 2 4

    13 Rahmi 2 3 4 2 2

    14 Surti 2 5 2 1 3

    15 Sulistio 1 3 3 3 3

    16 Andi 1 3 1 3 1

    17 Kukuh 1 2 1 3 2

    18 Kiki 1 2 1 3 1

  • No. Nama Sex Usia Pekerjaan Intensitas Biaya

    19 Maemunah 2 3 2 2 4

    20 Siti 2 2 1 3 2

    21 Faiz 1 4 4 2 3

    22 Gugun 1 3 1 1 1

    23 Nadim 1 3 1 3 3

    24 Muhamad 1 2 1 2 2

    25 Afif 1 3 4 3 3

    26 Agus 1 3 1 1 3

    27 Nadya 2 2 1 2 4

    28 Novi 2 2 1 3 3

    29 Vani 2 3 1 2 2

    30 Wawan 1 4 4 2 3

    31 Khoirul 1 4 3 3 3

    32 Rudi 1 2 1 1 2

    33 Burdin 1 3 1 1 3

    34 Lana 1 3 1 3 3

    35 Bayu 1 4 3 2 4

    36 Vina 2 2 1 3 2

    37 Nena 2 2 1 1 2

    38 Nita 2 3 1 3 3

    39 Firhan 1 3 1 3 3

    40 Resti 2 5 2 2 4

    Keterangan:

    Sex : 1. Laki-laki

    2. Perempuan

    Usia : 1. 31 Tahun

    Intensitas: 1. 6 Kali

    Pekerjaan: 1. Mahasiswa

    2. Ibu Rumah Tangga

    3. Karyawan

    4. Wiraswasta

    Biaya : 1. Rp. 20.0001

  • Tabel 4.2 Rekapitulasi Kuesioner Variabel yang mempengaruhi citra laundry

    No. Nama

    Rel

    iabil

    ity

    Res

    ponsi

    ven

    es

    s

    Ass

    ura

    nce

    Em

    phat

    y

    Tan

    gib

    le

    1 Vikram 3 3 2 3 4

    2 Reksi 3 3 3 4 4

    3 Lili 3 3 3 3 4

    4 Ilham 2 3 3 2 3

    5 Aziz 2 2 2 3 2

    6 Azmi 3 3 3 2 3

    7 Arfan 3 2 2 3 3

    8 Rami 3 3 3 3 3

    9 Elyana 3 2 2 3 3

    10 Devi 4 2 3 3 2

    11 Ilyas 2 3 3 3 3

    12 Deni 3 4 3 3 2

    13 Rahmi 4 3 3 4 3

    14 Surti 4 3 3 4 3

    15 Sulistio 2 3 3 2 3

    16 Andi 3 2 2 3 4

    17 Kukuh 2 3 3 2 3

    18 Kiki 2 2 3 2 3

    19 Maemunah 3 2 2 2 3

    20 Siti 2 3 2 3 2

    21 Faiz 2 3 3 2 3

    22 Gugun 2 3 3 3 3

    23 Nadim 3 3 3 3 3

    24 Muhamad 3 3 3 3 3

    25 Afif 4 3 3 2 2

    26 Agus 2 2 1 2 3

    27 Nadya 3 3 2 3 2

  • No. Nama

    Rel

    iabil

    ity

    Res

    ponsi

    ven

    es

    s

    Ass

    ura

    nce

    Em

    phat

    y

    Tan

    gib

    le

    28 Novi 3 3 2 3 3

    29 Vani 3 2 2 3 3

    30 Wawan 3 2 2 2 3

    31 Khoirul 3 2 3 3 3

    32 Rudi 3 3 2 2 3

    33 Burdin 3 3 2 3 3

    34 Lana 3 4 2 3 3

    35 Bayu 2 4 2 3 3

    36 Vina 3 3 3 3 3

    37 Nena 4 2 3 3 4

    38 Nita 3 2 3 3 3

    39 Firhan 4 2 3 2 3

    40 Resti 3 2 3 3 3

    Keterangan: 1. Tidak Setuju

    2. Kurang Setuju

    3. Setuju

    4. Sangat Setuju

  • 4.3 Output dan Analisis Dendogram

    Gambar 4.1 Dendogram menggunakan single linkage pada software SPSS

  • Dari dendogram pada gambar 4.1 dapat dikelompokan menjadi beberapa cluster seperti

    pada tabel 4.3.

    Tabel 4.3 Pembagian Cluster

    No. Cluster 1 Cluster 2

    1 Vikram Devi

    2 Reksi Deni

    3 Lili Rahmi

    4 Ilham Surti

    5 Aziz Agus

    6 Azmi Nena

    7 Arfan Firhan

    8 Rami

    9 Elyana

    10 Ilyas

    11 Sulistio

    12 Andi

    13 Kukuh

    14 Kiki

    15 Maemunah

    16 Siti

    17 Faiz

    18 Gugun

    19 Nadim

    20 Muhamad

    21 Afif

    22 Nadya

    23 Novi

    24 Vani

    25 Wawan

  • No. Cluster 1 Cluster 2

    26 Khoirul

    27 Rudi

    28 Burdin

    29 Lana

    30 Bayu

    31 Vina

    32 Nita

    33 Resti

    Tabel 4.4 Agglomeration Schedule

    Stage Cluster Combined

    Coefficients

    Stage Cluster First

    Appears Next Stage

    Cluster 1 Cluster 2 Cluster 1 Cluster 2

    1 38 40 ,000 0 0 2

    2 31 38 ,000 0 1 18

    3 24 36 ,000 0 0 7

    4 28 33 ,000 0 0 16

    5 19 30 ,000 0 0 17

    6 9 29 ,000 0 0 14

    7 23 24 ,000 0 3 8

    8 8 23 ,000 0 7 25

    9 11 22 ,000 0 0 25

    10 17 21 ,000 0 0 11

    11 15 17 ,000 0 10 12

    12 4 15 ,000 0 11 23

    13 13 14 ,000 0 0 37

    14 7 9 ,000 0 6 18

    15 34 35 1,000 0 0 16

    16 28 34 1,000 4 15 19

    17 19 32 1,000 5 0 22

  • Stage Cluster Combined

    Coefficients

    Stage Cluster First

    Appears Next Stage

    Cluster 1 Cluster 2 Cluster 1 Cluster 2

    18 7 31 1,000 14 2 22

    19 27 28 1,000 0 16 20

    20 20 27 1,000 0 19 21

    21 5 20 1,000 0 20 27

    22 7 19 1,000 18 17 24

    23 4 18 1,000 12 0 28

    24 7 16 1,000 22 0 27

    25 8 11 1,000 8 9 26

    26 6 8 1,000 0 25 28

    27 5 7 1,000 21 24 29

    28 4 6 1,000 23 26 30

    29 1 5 1,000 0 27 32

    30 3 4 1,000 0 28 31

    31 2 3 1,000 0 30 32

    32 1 2 1,000 29 31 33

    33 1 39 2,000 32 0 34

    34 1 37 2,000 33 0 35

    35 1 26 2,000 34 0 37

    36 10 25 2,000 0 0 39

    37 1 13 2,000 35 13 38

    38 1 12 2,000 37 0 39

    39 1 10 2,000 38 36 0

    4.4 Hasil Crosstab Variabel

    Setelah dilakukan pengolah data melalui menu crosstab pada software SPSS maka

    outputnya berupa tabel yang menunjukan penilaian responden terhadap indikator-

    indikator yang mempengaruhi citra Binatu Laundry.

  • Tabel 4.5 Crosstab variabel reliability

    Indikator

    Cluster

    Total 1,00 2,00

    Reliability

    Tidak

    Setuju

    Count 10 1 11

    % of Total 25,0% 2,5% 27,5%

    Setuju Count 22 1 23

    % of Total 55,0% 2,5% 57,5%

    Sangat

    Setuju

    Count 1 5 6

    % of Total 2,5% 12,5% 15,0%

    Total Count 33 7 40

    % of Total 82,5% 17,5% 100,0%

    Tabel 4.5 menunjukan penilaian responden terhadap variabel reliability, dari tabel

    tersebut dapat diketahui bahwa sebanyak 57,5% responden setuju dengan performansi

    kerja dari Binatu Laundry dan 55% diantaranya merupakan responden pada cluster

    pertama. Sedangkan dari cluster kedua hanya mewakili 2,5 % saja, akan tetapi sebanyak

    12,5% responden pada cluster kedua menyatakan sangat setuju. Jadi, cluster pertama

    mayoritas setuju bahwa manajemen Binatu Laundry bertangguang jawab dan mampu

    menyelasaikan tanggung jawabnya tepat waktu, adapun cluster kedua mayoritas sangat

    setuju bahwa manajemen Binatu Laundry bertangguang jawab dan mampu

    menyelasaikan tanggung jawabnya tepat waktu.

    Tabel 4.6 Crosstab variabel responsiveness

    Cluster

    Total 1,00 2,00

    Responsiveness

    Tidak

    Setuju

    Count 11 4 15

    % of Total 27,5% 10,0% 37,5%

    Setuju Count 20 2 22

    % of Total 50,0% 5,0% 55,0%

    Sangat

    Setuju

    Count 2 1 3

    % of Total 5,0% 2,5% 7,5%

  • Cluster

    Total 1,00 2,00

    Total Count 33 7 40

    % of Total 82,5% 17,5% 100,0%

    Tabel 4.6 menunjukan penilaian responden terhadap variabel responsiveness, dari tabel

    tersebut dapat diketahui bahwa sebanyak 55% responden setuju dengan indikator

    tersebut, 50% diantaranya merupakan responden pada cluster pertama. Sedangkan dari

    cluster kedua hanya mewakili 5%, artinya responden pada cluster pertama cenderung

    memiliki kepuasan yang tinggi terhadap tanggung jawab Binatu Laundry. Jadi, cluster

    pertama setuju bahwa manajemen Binatu Laundry bertangguang jawab terhadap

    keluhan atau pengaduan konsumen serta merespon dengan cepat kebutuhannya. Adapun

    cluster kedua tidak setuju bahwa manajemen Binatu Laundry bertangguang jawab

    terhadap keluhan atau pengaduan konsumen serta merespon dengan cepat

    kebutuhannya.

    Tabel 4.7 Crosstab variabel assurance

    Cluster

    Total 1,00 2,00

    Assurance

    Sangat

    Tidak

    Setuju

    Count 0 1 1

    % of Total 0,0% 2,5% 2,5%

    Tidak

    Setuju

    Count 15 0 15

    % of Total 37,5% 0,0% 37,5%

    Setuju Count 18 6 24

    % of Total 45,0% 15,0% 60,0%

    Total Count 33 7 40

    % of Total 82,5% 17,5% 100,0%

    Tabel 4.7 menunjukan penilaian responden terhadap variabel assurance, dari tabel

    tersebut dapat diketahui bahwa sebanyak 60% responden setuju dengan kualitas

    assurance yang diberikan oleh Binatu Laundry, 45% diantaranya merupakan responden

    pada cluster pertama. Sedangkan dari cluster kedua hanya mewakili 15% dari total

  • responden, artinya responden pada cluster pertama cenderung memiliki kepercayaan

    yang lebih terhadap Binatu Laundry. Pada indikator ini tidak satu pun responden yang

    memberikan penilaian sangat setuju terhadapa kualitas assurance yang diberikan.

    Sehingga, optimalisasi harus dilakukan oleh pihak manajemen Binatu laundry. Jadi,

    cluster pertama dan kedua setuju bahwa manajemen Binatu Laundry memiliki karyawan

    yang kompeten dan memiliki good personality.

    Tabel 4.8 Crosstab variabel emphaty

    Cluster

    Total 1,00 2,00

    Emphaty

    Tidak

    Setuju

    Count 10 2 12

    % of Total 25,0% 5,0% 30,0%

    Setuju Count 22 3 25

    % of Total 55,0% 7,5% 62,5%

    Sangat

    Setuju

    Count 1 2 3

    % of Total 2,5% 5,0% 7,5%

    Total Count 33 7 40

    % of Total 82,5% 17,5% 100,0%

    Tabel 4.8 menunjukan penilaian responden terhadap variabel emphaty, dari tabel

    tersebut dapat diketahui bahwa sebanyak 62,5% responden setuju bahwa Binatu laundry

    memahami keinginan responden dan karyawan mampu berkomunikasi dengan baik

    terhadap pelanggan. 55% diantaranya merupakan responden pada cluster pertama.

    Sedangkan dari cluster kedua hanya mewakili 7,5%. Dari informasi yang disajikan

    tabel, cluster pertama dan kedua setuju bahwa manajemen Binatu Laundry mampu

    menjawab dan memahami kebutuhan pelanggan.

    Tabel 4.9 Crosstab variabel tangible

    Cluster

    Total 1,00 2,00

    Tangibel Tidak

    Setuju

    Count 4 2 6

    % of Total 10,0% 5,0% 15,0%

  • Setuju Count 25 4 29

    % of Total 62,5% 10,0% 72,5%

    Sangat

    Setuju

    Count 4 1 5

    % of Total 10,0% 2,5% 12,5%

    Total Count 33 7 40

    % of Total 82,5% 17,5% 100,0%

    Tabel 4.9 menunjukan penilaian responden terhadap variabel tangible, dari tabel

    tersebut dapat diketahui bahwa sebanyak 72% responden setuju bahwa Binatu laundry

    menyediakan fasilitas yang memadai sehingga memberikan kepercayaan tinggi akan

    hasil yang didapat oleh pelanggan. 62% diantaranya merupakan responden pada cluster

    pertama. Sedangkan dari cluster kedua hanya mewakili 10%. Sehingga, mengacu pada

    informasi yang disajikan tabel diketahui bahwa cluster pertama dan kedua setuju

    mengenai fasilitas baik yang disediakan oleh pihak Binatu Laundry.

    4.5 Hasil Crosstab Variabel Profilisasi

    Tabel 4.10 Crosstab variabel Jenis kelamin

    Cluster

    Total 1,00 2,00

    Sex

    Laki laki Count 22 3 25

    % of Total 55,0% 7,5% 62,5%

    Perempuan Count 11 4 15

    % of Total 27,5% 10,0% 37,5%

    Total Count 33 7 40

    % of Total 82,5% 17,5% 100,0%

    Pada tabel 4.10 dapat diketahui bahwa pada cluster petama mayoritas pelanggan

    berjenis kelamin laki-laki, sedangkan pada cluster kedua berjenis kelamin perempuan.

    Tabel 4.11 Crosstab variabel Usia

    Cluster

    Total 1,00 2,00

  • Usia

    16-20 th Count 13 2 15

    % of Total 32,5% 5,0% 37,5%

    21-25 th Count 14 4 18

    % of Total 35,0% 10,0% 45,0%

    26-30 th Count 5 0 5

    % of Total 12,5% 0,0% 12,5%

    >31 Count 1 1 2

    % of Total 2,5% 2,5% 5,0%

    Total Count 33 7 40

    % of Total 82,5% 17,5% 100,0%

    Melalui data pada tabel 4.11 diketahui bahwa pada cluster petama dan kedua

    mayoritas pelanggan berusia 21 sampai 25 Tahun.

    Tabel 4.12 Crosstab variabel Pekerjaan

    Cluster

    Total 1,00 2,00

    Pekerjaan Mahasiswa Count 23 4 27

    % of Total 57,5% 10,0% 67,5%

    IRT Count 2 1 3

    % of Total 5,0% 2,5% 7,5%

    Karyawan Count 5 1 6

    % of Total 12,5% 2,5% 15,0%

    Wirasasta Count 3 1 4

    % of Total 7,5% 2,5% 10,0%

    Total Count 33 7 40

    % of Total 82,5% 17,5% 100,0%

    Pada tabel 4.12 dapat diketahui bahwa pada cluster petama dan kedua mayoritas

    pelanggan bekerja sebagai Mahasiswa.

  • Tabel 4.13 Crosstab variabel Intensitas

    Cluster

    Total 1,00 2,00

    Intensitas = 6 Count 15 2 17

    % of Total 37,5% 5,0% 42,5%

    Total Count 33 7 40

    % of Total 82,5% 17,5% 100,0%

    Pada tabel 4.13 dapat diketahui bahwa pada cluster petama mayoritas pelanggan

    menggunakan jasa Binatu laundry lebih dari 6 kali, sedangkan pada cluster kedua

    menggunakan jasa Binatu Laundry kurang dari 3 kali.

    Tabel 4.14 Crosstab variabel Biaya

    Cluster

    Total 1,00 2,00

    Biaya 20.001 Count 6 1 7

    % of Total 15,0% 2,5% 17,5%

    Total Count 33 7 40

    % of Total 82,5% 17,5% 100,0%

    Pada tabel 4.14 dapat diketahui bahwa pada cluster petama mayoritas pelanggan

    menghabiskan biaya setiap menggunakan jasa laundri sebesar Rp. 15.001 sampai Rp.

  • 20.000, sedangkan pada cluster kedua mayoritas menghabiskan biaya lebih dari Rp.

    10.001.

    4.6 Karakteristik dari setiap cluster

    Setelah menganalisis data yang dihasilkan melalu pengolahan menggunakan software

    SPSS dapat diketahui karakteristik masing-masing culster. Adapun karakteristik apa

    saja yang dimiliki oleh culster-cluster tersebut dapat dilihat pada tabel 4.15

    Tabel 4.15 Karateristik Cluster

    Cluster Karakteristik

    Satu

    Pelanggan didominasi oleh laki-laki

    Pelanggan berprofesi sebagai Mahasiswa

    Pelanggan berusia antara 21-25 Tahun

    Menggunakan Jasa Binatu Laundry lebih dari 6 kali

    Menghabiskan Biaya sebesar Rp. 15.001 - Rp. 20.000

    Dua

    Pelanggan didominasi oleh perempuan

    Pelanggan berprofesi sebagai Mahasiswa

    Pelanggan berusia antara 21-25 Tahun

    Menggunakan Jasa Binatu Laundry kurang dari 3 kali

    Menghabiskan Biaya lebih dari Rp. 10.000

    4.7 Tanggapan Konsumen terhadap Variabel Citra

    Melalui analisa hasil crosstab yang dikeluarkan oleh software SPSS diketahui

    tanggapan masing-masing konsumen terhadap variabel yang mempengaruhi citra

    Binatu laundry.

    a. Reliability

    Dari hasil pengolahan crosstab oleh software SPSS dapat diketahui tanggapan

    konsumen terhadap variabel terkait pada masing-masing cluster. Cluster pertama

    menganggap bahwa Binatu laundry memiliki performansi kinerja yang baik dalam

    menyelesaikan pekerjaan sehingga memberikan kepuasan yang relatif tinggi dihati

    konsumen. Adapun cluster kedua menganggap bahwa Binatu laundry memiliki

    performansi kinerja yang sangat baik dalam menyelesaikan pekerjaan tepat waktu.

  • b. Responsiveness

    Hasil crosstab pada software SPSS menunjukan bahwa konsumen pada cluster

    pertama beranggapan positif terhadap variabel responsivenes. Hal ini dibuktikan

    dengan 50% responden pada cluster pertama setuju bahwa Binatu laundry memiliki

    kesediaan dan kesigapan para karyawannya dalam membantu dan melayani

    pelanggan dengan cepat dan merespon dengan cepat terhadap kebutuhan

    pelanggan. Adapun cluster kedua tidak setuju bahwa manajemen Binatu Laundry

    bertangguang jawab terhadap keluhan atau pengaduan konsumen serta merespon

    dengan cepat kebutuhannya.

    c. Assurance

    Secara menyeluruh terdapat 60% responden setuju dengan kualitas assurance yang

    diberikan oleh Binatu Laundry, 45% diantaranya merupakan responden pada cluster

    pertama 15% dari total responden. Cluster pertama dan kedua setuju bahwa

    manajemen Binatu Laundry memiliki karyawan yang kompeten dan memiliki good

    personality. Artinya dalam hal ini Binatu laundry berhasil menanamkan

    kepercayaan pada konsumen terkait pengetahuan dan personality karyawan. Akan

    tetapi, ada hal yang harus diperhatikan oleh pihak manajemen Binatu laundry

    terkait adanya konsumen yang kurang puas mengenai variabel ini. hal ini

    ditunjukan dengan kuantitas responden yang menyatakn tidak setuju realatif besar

    yaitu 40%, 37,5% tidak setuju dan 2,5% sangat tidak setuju. Sehingga harus ada

    beberapa evaluasi terhadap kepribadian karyawan dalam melakukan pekerjaan,

    mengingat angka 40% adalah angka yang cukup besar dan dikhawatirkan

    memberikan dampak buruk kedepannya.

    d. Emphaty

    Konsumen beranggapan bahwa Binatu laundry memahami keinginan responden

    dan karyawan mampu berkomunikasi dengan baik terhadap pelanggan. Hal ini

    ditunjukan dengan 62,5% dari total responden mengatakan setuju dengan variabel

    emphaty yang dimiliki oleh Binatu Laundry. 55% diantaranya merupakan

    responden pada cluster pertama. Sedangkan dari cluster kedua hanya mewakili

    7,5%. Dari informasi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa cluster pertama dan

    kedua menganggap manajemen Binatu Laundry mampu menjawab dan memahami

    kebutuhan pelanggan. Hal berpengaruh secara positif dimensi loyalitas

  • pelanggan yaitu tetap memilih merek tersebut, merekomendasikannya kepada

    orang lain dan melakukan penggunaan berulang.

    e. Tangible

    Terkait variabel tangible konsumen menganggap bahwa Binatu laundry memiliki

    fasilitas baik yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Anggapan ini

    berdasarkan hasil pengolahan crosstab pada kedua cluster, secara keseluruhan

    terdapat 72,5% setuju dengan penampilan fisik fasilitas layanan,

    peralatan/perlengkapan dan sumber daya manusia yang disediakan oleh pihak

    Binatu Laundry. Sebanyak 62,5% diantaranya merupakan responden pada cluster

    pertama dan 10% dari cluster kedua. Pada akhirnya konsumen pada masing-masing

    cluster memiliki tanggapan yang sama terkait variabel ini, yaitu tanggapan positif

    yang berujung pada kepuasan yang mereka dapatkan.

    4.8 Kemanfaatan Knowledge dari Cluster yang terbentuk bagi Binatu Laundry

    Dari pembagian cluster ini Binatu lebih mudah mengembangkan usahanya, binatu

    juga lebih mengetahui prilaku-prilaku konsumennya sehingga tindakan kedepannya

    bisa diprediksikan dengan baik. Pada indikator emphaty dan Assurance ketidak

    puasan konsumen mencapai angka 40%, artinya pihak Binatu laundry perlu

    memberikan perhatian yang lebih terhadap dua aspek ini agar tidak semakin

    memburuk dan merusak citra Binatu laundry yang berakibat pada berkurangnya

    konsumen yang menggunakan jasa laundry. Utamanya pada indikator assurance,

    Binatu laundry harus memperbaiki anggapan buruk konsumen dengan cara

    memperbaiki dan mengevaluasi secara berkala terhadap kepribadian karyawan

    dalam melakukan pekerjaan, mengingat angka 40% adalah angka yang cukup besar

    dan dikhawatirkan memberikan dampak buruk kedepannya. Kemudian jika dilihat

    dari aspek profilisasi, sebagian besar konsumen yang menggunakan jasa Binatu

    laundry berprofesi sebagai Mahasiswa. Pihak manajemnen Binatu laundry harus

    bisa memanfaatkan keadaan ini untuk mempromosikan lebih dengan media

    promosi yang efektif untuk menarik konsumen yang lebih banyak. Misalnya,

    dengan memahami kebutuhan mahasiswa seperti antar jemput pakaian dan yang

    lain-lain yang sesuai dangan sasaran yang dituju.

  • BAB V

    KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

    5.1 Kesimpulan

    1. Ada 5 variable pada penelitian ini yaitu, Reliability, Responsiveness, Assurance,

    Emphaty, Tangible. Adapun hasil dari kelima variable tersebut adalah, pada variable

    Reliability cluster pertama mayoritas setuju bahwa manajemen Binatu Laundry

    bertangguang jawab dan mampu menyelasaikan tanggung jawabnya tepat waktu,

    adapun cluster kedua mayoritas sangat setuju bahwa manajemen Binatu Laundry

    bertangguang jawab dan mampu menyelasaikan tanggung jawabnya tepat waktu. Pada

    variable Responsiveness mempunyai hasil bahwa cluster pertama setuju bahwa

    manajemen Binatu Laundry bertangguang jawab terhadap keluhan atau pengaduan

    konsumen serta merespon dengan cepat kebutuhannya. Adapun cluster kedua tidak

    setuju bahwa manajemen Binatu Laundry bertangguang jawab terhadap keluhan atau

    pengaduan konsumen serta merespon dengan cepat kebutuhannya. Pada variabel

    assurance menunjukan hasil bahwa cluster pertama dan kedua setuju bahwa

    manajemen Binatu Laundry memiliki karyawan yang kompeten dan memiliki good

    personality. Hasil pada variabel emphaty cluster pertama dan kedua setuju bahwa

    manajemen Binatu Laundry mampu menjawab dan memahami kebutuhan pelanggan.

    Pada variabel tangible dapat diketahui bahwa cluster pertama dan kedua setuju

    mengenai fasilitas baik yang disediakan oleh pihak Binatu Laundry.

    2. Terdapat 2 cluster pada penelitian ini yang cluster satu berisi 33orang, dan cluster 2

    berisi 7 orang. Pada cluster 1 Pelanggan didominasi oleh laki-laki berprofesi sebagai

    mahasiswa berusia antara 21-25 tahun menggunakan jasa laundry Binatu lebih dari 6

    kali menghabiskan biaya sebesar Rp. 15.001 - Rp. 20.000. Sedangkan pada cluster 2

    pelanggan didominasi oleh perempuan berprofesi sebagai mahasiswa berusia antara 21-

    25 tahun menggunakan jasa laundry Binatu kurang dari 3 kali dan menghabiskan

    biaya lebih dari Rp. 10.000.

  • 5.2 Rekomendasi

    1. Rekomendasi untuk perusahaan adalah perusahaan diharapkan dapat meningkatkan

    tanggung jawabnya kepada keluhan atau pengaduan konsumen serta merespon dengan

    cepat kebutuhannya, karena pada variabel responsiveness cluster kedua tidak setuju

    bahwa manajemen Binatu Laundry bertangguang jawab terhadap keluhan atau

    pengaduan konsumen serta merespon dengan cepat kebutuhannya. Adapun

    rekomendasi lain adalah dengan melakukan optimalisasi yang sebaiknya dilakukan

    oleh pihak manajemen Binatu laundry, karena pada variabel assurance tidak satu pun

    responden yang memberikan penilaian sangat setuju terhadapa kualitas assurance

    yang diberikan. Sehingga, optimalisasi diharapkan dilakukan oleh pihak manajemen

    Binatu laundry.

    2. Rekomendasi untuk penelitian selanjutnya adalah diharapkan menambah variable yang

    ada pada penelitian sehingga didapatkan cluster dengan jarak yang tidak begitu jauh.

    Hal ini tidak dilakukan pada penelitian ini karena keterbatasan waktu, sarana dan

    fasilitas yang ada untuk menunjang penelitian.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Tjiptono, Fandy, (2001). Manajemen jasa, Yogyakarta: Penerbit Andi.

    Tjiptono, Fandy, (2004). Strategi pemasaran. Edisi Kedua. Yogyakarta: Penerbit Andi.

    Tjiptono, Fandy, (2008). Service management: mewujudkan layanan prima.

    Yogyakarta: Penerbit Andi.

    Kotler, P., (2002) Manajemen pemasaran Jilid 1, ( 5nd) ed. Jakarta: PT. Prehallindo.

    Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

    Huddleston, Rodney. 1985. Introduction to the Grammar of English. Cambridge:

    Cambridge University Press.