clozapin & fluoxetin
TRANSCRIPT
-
7/28/2019 Clozapin & Fluoxetin
1/5
Renny Tri Utami (0808015023)
CLOZAPIN
Obat antipsikotik yang efektif yang lebih jarang disertai dengan efek samping mirip
parkinsonism dibandingkan dengan antipsikotik konvensional, yang bekerja terutama dengan
aktivitas antagonisnya pada reseptor dopamin tipe 2 (D2).
Obat ini lebih efektif dalam terapi pasien skizofrenik yang tidak berespons terhadap obat
antipsikotik konvensional.
FARMAKOKINETIK
Clozapin diabsorpsi dari saluran gastrointestinal (GI), dan kadar puncak dalam plasma
dicapai dalam satu sampai empat jam. Waktu paruh antara 10 sampai 16 jam (rata rata 12
jam); kadar stabil biasanya dicapai dalam tiga sampai empat hari jika digunakan dosis dua kali
sehari.
FARMAKODINAMIK
Clozapin memiliki potensi yang jauh lebih tinggi sebagai antagonis pada reseptor D1
serotonin tipe 2 (5-HT2) dan noradrenergik alfa (khususnya 1). Selain itu, obat ini memiliki
aktivitas antagonis pada reseptor muskarinik dan histamin tipe 1 (H1). Belakangan ini, telah
dilaporkan bahwa clozapin memiliki afinitas yang efektif untuk reseptor dopamin tipe 4 (D4).
INDIKASI TERAPEUTIK
1. Skizifrenia resisten terapi2. Indikasi lainnya, seperti pada pasien yang sakit serius atau kepekaan khusus terhadap efek
samping ekstrapiramidal dari obat antipsikotik standar. Terapi clozapin menekan gerakan
abnormal dari tardive dyskinesia dan dapat mengobati gangguan pergerakan.
PERHATIAN DAN REAKSI MERUGIKAN
Ciri clozapin :
1. Tidak adanya efek merugikan ekstrapiramidal2. Tidak menyebabkan distonia akut, dan insidensi rendah terjadinya parkinsonisme, sindrom
kelinci, dan akinesia
3. Tidak mempengaruhi sekresi prolaktin , sehingga tidak menyebabkan galaktorea.REAKSI MERUGIKAN :
1. AgranulositosisPenurunan jumlah sel darah putih, dengan penurunan spesifik pada jumlah leukosit
polimorfonuklear. Agranulosit dapat tampak secara tiba tiba atau bertahap, keadaan ini
paling sering berkembang dalam enam bulan pertama. Clozapin juga disertai dengan
-
7/28/2019 Clozapin & Fluoxetin
2/5
perkembangan kasus leukositosis ringan, leukopenia, eosinofilia, dan peningkatan laju
endap darah.
2. KejangJika kejang timbul pada pasien, clozapine harus dihentikan secara sementara. Terapi
fenobarbital (luminal) dapat dimulai, dan dapat dimulai kembali pada kira
kira 50%
dosis sebelumnya , selanjutnya dinaikkan kembali secara bertahap.
3. Efek kardiovaskularTakikardia, hipotensi, dan perubahan elektroensefalogram (EEG) berhubungan dengan
terapi clozapin. Takikardia terjadi karena inhibisi vagal, dapat diobati dengan antagonis
adrenergik kerja perifer, seperti atenolol, walaupun terapi tersebut mungkin
memperberat efek hipotensif clozapine.
4. Efek merugikan lainnya adalah sedasi, kelelahan, sialorea, penambahan berat badan,konstipasi, efek antikolinergik, dan demam.
KONTRAINDIKASI
1. Pada ibu yang menyusui2. Pasien dengan hitung sel darah putih yang kurang dari 3.5003. Riwayat gangguan sumsum tulang4. Riwayat agranulositosis5. Hati hati pada pasien yang memiliki riwayat sakit jantung sebelumnya.6. Riwayat kejang atau trauma kepala.
INTERAKSI OBAT
Clozapine tidak boleh digunakan dengan salah satu obat lain yang disertai dengan
perkembangan agranulositosis atau supresi sumsum tulang. Obat tersebut adalah
carbamazepin,propylthiouracil,sulfonamide dan captopril.
Depresan sistem saraf pusat, alkohol, atau obat trisiklik yang diberikan bersama clozapin dapat
meningkatkan risiko kejang, sedasi dan efek jantung. Pemberian bersama dengan
benzodiazepam berhubungan dengan peningktan insidensi ortostatis dan sinkop.
DOSIS DAN PEMBERIAN
Clozapin tersedia dalam bentuk tablet 25 mg dan 100 mg, 1 mg clozapine adalah ekivalen
dengan kira-kira 1,5 sampai 2 mg chlorpromazine. Dosis awal biasanya 25 mg satu atau dua
kali sehari, walaupun dosis awal konservatif adalah 12,5 mg dua kali sehari. Dosis selanjutnya
dapat dinaikkan bertahap sampai 300 mg sehari dalam dosis terbagi. Untuk penghentian obat,
terapi clozapine harus diturunkan bertahap bilamana mungkin untuk menghindari gejala
rebound kolinergik seperti diaforesis, kemerahan pada wajah, diare dan hiperaktivitas.
-
7/28/2019 Clozapin & Fluoxetin
3/5
MONITORING LABORATORIUM
Hitung sel darah putih setiap minggu adalah indikasi untuk memonitoring pasien untuk
perkembangan agranulositosis. Jika hitung sel darah putih kurang dari 2000 sel per mm3
atau
hitung granulosit kurang dari 1.000 sel per mm3, clozapine harus dihentikan.
-
7/28/2019 Clozapin & Fluoxetin
4/5
FLUOXETINE
Fluoxetine merupakan golongan obat Selective Serotonin Reuptake Inhibitor (SSRI) yang
paling luas digunakan, karena obat ini kurang menyebabkan antikolinergik, hampir tidak
menimbulkan sedasi dan cukup diberikan satu kali sehari.
FARMAKOKINETIK
Fluoxetine memiliki waktu paruh yang terpanjang, dua sampai tiga hari. Diabsorpsi baik
setelah pemberian oral dan memiliki efek puncaknya dalam rentang empat sampai delapan
jam. Dimetabolisme di hati oleh P450 IID6, subtipe enzim yang spesifik.
FARMAKODINAMIK
Fluoxetine tidak memiliki sama sekali aktivitas agonis dan antagonis pada tiap reseptor
neurotransmiter. Tidak ada aktivitas pada reseptor antikolinergik, antihistaminergik, dan anti
adrenergik1, sehingga rendah insidensi efek samping pada fluoxetine.
EFEK PADA ORGAN DAN SISTEM SPESIFIK
Sistem utama yang terpengaruh adalah saluran gastrointestinal, mual,anoreksia, dan diare.
INDIKASI TERAPEUTIK
1. Gangguan depresi dan bipolar I2. Gangguan obsesif-kompulsif3. Gangguan distimik4. Gangguan kepribadian ambang5. Gangguan panikPERHATIAN DAN REAKSI MERUGIKAN
1. Sistem saraf pusat : nyeri kepala, ketegangan, insomnia, mengantuk, dan cemas2. Keluhan gastrointesitinal : mual, diare, anoreksia, dan dispepsia.3. Fungsi seksual dan kulit, seperti anorgasmia, ejakulasi lambat, impotensi dan ruam kulit.KONTRAINDIKASI
1. Ibu menyusui2. Pasien dengan gangguan hatiINTERAKSI OBAT
Fluoxetine dapat diberikan dengan obat trisiklik dosis rendah. Kemungkinan interaksi obat
yang bermakna dengan benzodiazepin, antipsikotik, dan litium. Tidak memiliki interaksi
dengan warfarin (coumadin), tolbutamide (orinase) atau chlorthiazide (diuril).
-
7/28/2019 Clozapin & Fluoxetin
5/5
DOSIS DAN PEMBERIAN
Flouxetine tersedia dalam bentuk bubuk, (yaitu kapsul) 10 mg dan 20 mg dan sebagai
cairan (20 mg per 5 ml). Untuk depresi dosis awal biasanya 20 mg peroral tiap hari, biasanya
diberikan pada pagi hari. Strategi yang cukup baik adalah mempertahankan pasien dengan 20
mg sehari selama tiga minggu, jika pasien tidak menunjukkan tanda perbaikan klinis,
peningkatan 20 mg dua kali sehari mungkin diperlukan.
Untuk menekan efek samping awal kecemasan dan kegelisahan, memulai fluoxetin pada
dosis 5 10 mg sehari. Jika pasien depresi yang tidak berespons dengan fluoxetinw, maka
dapat diperkuat dengan obat lain contohnya obat trisiklik, simpatomimetik, buspirone dan
litium. Dosis fluoxetine untuk gangguan obsesif kompulsif, obesitas dan bulimia nervosa yaitu
60 mg. Sebaliknya, dosis awal 5 mg sehari untuk gangguan panik.