citra profesi

27
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Tuhan yang maha esa karena berkat limpahan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat dapat menyusun makalah ini yang berjudul Kewajiban bidan dalam professional dalam memelihara citra bidan tepat pada waktunya. Kami menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Tuhan yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya dari semua pihak terutama kepada seluruh dosen pengajar mata kuliah HUMANIORA, untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca. Kami sebagai penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materi. 1

Upload: dedeness

Post on 02-Dec-2015

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: citra profesi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan yang maha esa karena berkat limpahan

rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat dapat menyusun makalah ini yang

berjudul ‘Kewajiban bidan dalam professional dalam memelihara citra bidan ’

tepat pada waktunya.

Kami menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan

tuntunan Tuhan yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk

itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang

sebesar-besarnya dari semua pihak terutama kepada seluruh dosen pengajar mata

kuliah HUMANIORA, untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa

hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang

membantu dalam pembuatan makalah ini.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para

pembaca. Kami sebagai penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari

kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materi. Kritik dan saran dari

pembaca sangat di harapkan untuk penyempurnaan dari makalah selanjutnya

Balikpapan, 10 Desember 2012

Penyusun

1

Page 2: citra profesi

DAFTAR ISI

Kata pengantar……….........…………...............………...…………………………1

Daftar isi…………………………….…............……………...……………………2

Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang................................................................................................3

B. Tujuan..............................................................................................................3

Bab II Pembahasan

A. Pengertian Bidan.............................................................................................5

B. Pengertian Profesi, citra dan Profesional........................................................6

C. Bidan sebagai Profesi……..............................................................................7

D. Arti dan Ciri Jabatan Profesional....................................................................8

E. Kewajiban Bidan sebagai Profesional...........................................................10

F. Perilaku Profesional bidan dalam Memelihara Citra Bidan..........................10

G. Rencana Pengembangan bidan……………………………………………..11

H. Eksistensi Bidan…………………………………………………………....12

I. Organisasi Bidan...........................................................................................14

Bab III Penutup

1. Kesimpulan…………………………………..……...............…………..….17

2. Saran…………………………………………..…….............………….…..17

Daftar pustaka………………………………................….….……………………18

2

Page 3: citra profesi

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejarah menunjukkan bahwa bidan adalah salah satu profesi tertua di dunia sejak adanya peradaban umat manusia. Bidan muncul sebagai wanita terpercaya dalam mendampingi dan menolong ibu yang melahirkan. Peran dan posisi bidan dimasyarakat sangat dihargai dan dihormati karena tugasnya yang sangat mulia, memberi semangat, membesarkan hati, mendampingi, serta menolong ibu yang melahirkan sampai ibu dapat merawat bayinya dengan baik.

Sejak zaman pra sejarah, dalam naskah kuno sudah tercatat bidan dari Mesir yang berani ambil resiko membela keselamatan bayi-bayi laki-laki bangsa Yahudi yang diperintahkan oleh Firaun untuk di bunuh. Mereka sudah menunjukkan sikap etika moral yang tinggi dan takwa kepada Tuhan dalam membela orang-orang yang berada dalam posisi yang lemah, yang pada zaman modern ini, kita sebut peran advokasi.

Bidan sebagai pekerja profesional dalam menjalankan tugas dan prakteknya, bekerja berdasarkan pandangan filosofis yang dianut, keilmuan, metode kerja, standar praktik pelayanan serta kode etik yang dimilikinya.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk menambah pengetahuan tentang bidan sebagai profesi

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui:

1. Pengertian bidan,

3

Page 4: citra profesi

2. Pengertian profesi, citra dan profesional

3. Ciri-ciri karakteristik profesi

4. Ciri-ciri bidan sebagai profesi dan

5. Kewajiban bidan sebagai profesinya

4

Page 5: citra profesi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Bidan

Dalam bahasa inggris, kata Midwife (Bidan) berarti “with woman”(bersama wanita, mid = together, wife = a woman. Dalam bahasa Perancis, sage femme (Bidan) berarti “ wanita bijaksana”,sedangkan dalam bahasa latin, cum-mater (Bidan) bearti ”berkaitan dengan wanita”.

Menurut churchill, bidan adalah ” a health worker who may or may not formally trained and is a physician, that delivers babies and provides associated maternal care” (seorang petugas kesehatan yang terlatih secara formal ataupun tidak dan bukan seorang dokter, yang membantu pelahiran bayi serta memberi perawatan maternal terkait).

Definisi Bidan (ICM) : bidan adalah seorang yang telah menjalani program pendidikan bidan yang diakui oleh negara tempat ia tinggal, dan telah berhasil menyelesaikan studi terkait serta memenuhi persyaratan untuk terdaftar dan atau memiliki izin formal untuk praktek bidan. Bidan merupakan salah satu profesi tertua didunia sejak adanya peradaban umat manusia.

Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan, yang terakreditasi, memenuhi kualifikasi untuk diregister, sertifikasi dan atau secara sah mendapat lisensi untuk praktek kebidanan. Yang diakui sebagai seorang profesional yang bertanggungjawab, bermitra dengan perempuan dalam memberikan dukungan, asuhan dan nasehat yang diperlukan selama kehamilan, persalinan dan nifas, memfasilitasi kelahiran atas tanggung jawabnya sendiri serta memberikan asuhan kepada bayi baru lahir dan anak.

Menurut Permenkes RI No.1464/MenKes/Per/X/2010 Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan yang telah terregistrasi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan

5

Page 6: citra profesi

Menurut WHO bidan adalah seseorang yang telah diakui secara regular dalam program pendidikan kebidanan sebagaimana yang telah diakui skala yuridis, dimana ia ditempatkan dan telah menyelesaikan pendidikan kebidanan dan memperoleh izin melaksanakan praktek kebidanan.

INTERNATIONAL CONFEDERATION of MIDWIFE bidan adalah seseorang yang telah menyelesaikan pendidikan bidan yang diakui oleh negara serta memperoleh kualifikasi dan diberi izin untuk melaksanakan praktek kebidanan di negara itu.

B. Pengertian Profesi, Citra dan Profesional

Profesi adalah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi profesi, kode etik, serta proses sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang profesi tersebut. Contoh profesi adalah pada bidang hukum, kedokteran, keuangan, militer, dan teknik.

Menurut kamus besar bahasa indonesia terdapat pengertian kata citra dan profesional

Citra merupakan gambaran, rupa, gambaran yang dimiliki mengenai orang banyak, mengenai pribadi, organisasi atau produk, kesan mental yang ditimbulkan oleh sebuah kata, fase atau kalimat dan merupakan unsur dasar yang khas dalam karya prosa untuk evaluasi

Profesi merupakan pekerjaan yang dilandasi oleh pengetahuan atau pendidikan tertentu

Profesional, berkenaan dengan pekerjaan, berkenaan dengan keahlian, memerlukan kepandaian khusus untuk melaksanakannya, mengharuskan citra adanya pembayaran untuk melakukannya

Profesionalisme merupakan kualitas, mutu dan tindak tanduk yang merupakan suatu profesi

6

Page 7: citra profesi

C. Bidan Sebagai Profesi

Sebagai anggota profesi, bidan mempunyai ciri khas yang khusus. Sebagai pelayan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Bidan mempunyai tugas yang sangat unik, yaitu:

1. Selalu mengedepankan fungsi ibu sebagai pendidik bagi anak-anaknya.

2. Memiliki kode etik dengan serangkaian pengetahuan ilmiah yang didapat melalui proses pendidikan dan jenjang tertentu

3. Keberadaan bidan diakui memiliki organisasi profesi yang bertugas meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat,

4. Anggotanya menerima jasa atas pelayanan yang dilakukan dengan tetap memegang teguh kode etik profesi.

Hal tersebut akan terus diupayakan oleh para bidan sehubungan dengan anggota profesi yang harus memberikan pelayanan profesional. Tentunya harus diimbangi dengan kesempatan memperoleh pendidikan lanjutan, pelatihan, dan selalu berpartisipasi aktif dalam pelayanan kesehatan.

Sehubungan dengan profesionalisme jabatan bidan, perlu dibahas bahwa bidan tergolong jabatan profesional. Jabatan dapat ditinjau dari dua aspek, yaitu jabatan struktural dan jabatan fungsional. Jabatan struktural adalah jabatan yang secara tegas ada dan diatur berjenjang dalam suatu organisasi, sedangkan jabatan fungsional adalah jabatan yang ditinjau serta dihargai dari aspek fungsinya yang vital dalam kehidupan masyarakat dan negara.

Selain fungsi dan perannya yang vital dalam kehidupan masyarakat, jabatan fungsional juga berorientasi kwalitatif. Dalam konteks inilah jabatan bidan adalah jabatan fungsional profesional, dan wajarlah apabila bidan tersebut mendapat tunjangan profesional.

7

Page 8: citra profesi

Bidan sebagai profesi memiliki ciri-ciri tertentu, yaitu :

1. Bidan disiapkan melalui pendidikan formal agar lulusannya dapat melaksanakan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya secara professional2. Bidan memiliki alat yang dijadikan panduan dalam menjalankan profesinya, yaitu standar pelayanan kebidanan, kode etik,dan etika kebidanan3. Bidan memiliki kelompok pengetahuan yang jelas dalam menjalankan profesinya4. Bidan memiliki kewenangan dalam menjalankan tugasnya5. Bidan memberi pelayanan yang aman dan memuaskan sesuai dengan kebutuhan masyarakat6. Bidan memiliki organisasi profesi7. Bidan memiliki karakteristik yang khusus dan dikenal serta dibutuhkan masyarakat8. Profesi bidan dijadikan sebagai suatu pekerjaan dan sumber utama penghidupan.

D. Arti dan Ciri Jabatan Profesional

Seseorang yang memiliki suatu profesi tertentu, disebut profesional. Walaupun begitu, istilah profesional juga digunakan untuk suatu aktivitas yang menerima bayaran, sebagai lawan kata dari amatir. Contohnya adalah petinju profesional menerima bayaran untuk pertandingan tinju yang dilakukannya, sementara olahraga tinju sendiri umumnya tidak dianggap sebagai suatu profesi.

Secara populer, seseorang yang bekerja dibidang apapun sering diberi predikat profesional. Seorang pekerja profesional dalam bahasa keseseharian adalah seorang pekerja yang terampil atau cakap dalam kerjanya meskipun keteranpilan atau kecakapan tersebut merupakan hasil minat dan belajar dan kebiasaan.

Pengertian jabatan profesional perlu dibedakan dengan predikat profesional yang diperoleh dari jenis pekerjaan hasil pembiasaan melakukan keterampilan tertentu ( melalui magang/ keterlibatan langsung dalam situasi kerja tertentu dan mendapatkan keterampilan kerja sebagai warisan orang tuanya atau pendahulunya.

Seorang pekerja profesional perlu dibedakan dari seorang teknisi. Baik pekerja

8

Page 9: citra profesi

profesional maupun teknisi dapat saja terampil dalam unjuk kerja (misalnya menguasai teknik kerja yang sama, dapat memecahkan masalah teknis dalam bidang kerjanya). Akan tetapi, seorang pekerja profesional dituntut menguasai visi yang mendasari keterampilannya yang menyangkut wawasan filosofis, pertimbangan rasional dan memiliki sikap yang positif dalam melaksanakan serta mengembangkan mutu karyanya.

C.V Good menjelaskan bahwa jenis pekerjaan profesional memiliki ciri-ciri tertentu, yaitu : memerlukan persiapan atau pendidikan khusus bagi pelakunya (membutuhkan pendidikan prajabatan yang relevan), kecakapannya memenuhi persyaratan yang telah dibakukan oleh pihak yang berwenang (misalnya: organisasi profesional, konsorsium, dan pemerintah), serta jabatan tersebut mendapat pengakuan dari masyarakat dan negaranya.

Profesi mempunyai karakteristik sendiri yang membedakannya dari pekerjaan lainnya. Secara rinci ciri-ciri jabatan profesional adalah sebagai berikut :

1. Keterampilan yang berdasar pada pengetahuan teoretis: Profesional diasumsikan mempunyai pengetahuan teoretis yang ekstensif dan memiliki keterampilan yang berdasar pada pengetahuan tersebut dan bisa diterapkan dalam praktek.2. Asosiasi profesional: Profesi biasanya memiliki badan yang diorganisasi oleh para anggotanya, yang dimaksudkan untuk meningkatkan status para anggotanya. Organisasi profesi tersebut biasanya memiliki persyaratan khusus untuk menjadi anggotanya.3. Pendidikan yang ekstensif: Profesi yang prestisius biasanya memerlukan pendidikan yang lama dalam jenjang pendidikan tinggi.4. Ujian kompetensi: Sebelum memasuki organisasi profesional, biasanya ada persyaratan untuk lulus dari suatu tes yang menguji terutama pengetahuan teoretis.5. Pelatihan institutional: Selain ujian, juga biasanya dipersyaratkan untuk mengikuti pelatihan istitusional dimana calon profesional mendapatkan pengalaman praktis sebelum menjadi anggota penuh organisasi. Peningkatan keterampilan melalui pengembangan profesional juga dipersyaratkan.6. Lisensi: Profesi menetapkan syarat pendaftaran dan proses sertifikasi sehingga hanya mereka yang memiliki lisensi bisa dianggap bisa dipercaya.7. Otonomi kerja: Profesional cenderung mengendalikan kerja dan pengetahuan

9

Page 10: citra profesi

teoretis mereka agar terhindar adanya intervensi dari luar.8. Kode etik: Organisasi profesi biasanya memiliki kode etik bagi para anggotanya dan prosedur pendisiplinan bagi mereka yang melanggar aturan.9. Mengatur diri: Organisasi profesi harus bisa mengatur organisasinya sendiri tanpa campur tangan pemerintah. Profesional diatur oleh mereka yang lebih senior, praktisi yang dihormati, atau mereka yang berkualifikasi paling tinggi.10. Layanan publik dan altruisme: Diperolehnya penghasilan dari kerja profesinya dapat dipertahankan selama berkaitan dengan kebutuhan publik, seperti layanan dokter berkontribusi terhadap kesehatan masyarakat.11. Status dan imbalan yang tinggi: Profesi yang paling sukses akan meraih status yang tinggi, prestise, dan imbalan yang layak bagi para anggotanya. Hal tersebut bisa dianggap sebagai pengakuan terhadap layanan yang mereka berikan bagi masyarakat.

E. Kewajiban Bidan terhadap Profesinya

1. Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra profesinya dengan menampilkan kepribadian yang tinggi dan memberikan pelayanan yang bermutu pada masyarakat.

2. Setiap bidan harus senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan profesinya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

3. Setiap bidan harus senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan profesinya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

F. Perilaku profesional Bidan dalam memelihara citra bidan

1. Bertindak sesuai keahliannya

2. Mempunyai moral yang tinggi

3. Bersifat jujur

10

Page 11: citra profesi

4. Tidak melakukan coba-coba

5. Tidak memberikan janji yang berlebihan

6. Mengembangkan kemitraan

7. Terampil berkomunikasi

8. Mengenal batas kemampuan

9. Mengadvokasi pilihan ibu

G.Rencana Pengembangan Bidan

Pengembangan karir merupakan kondisi yang menunjukkan adanya peningkatan

jenjang jabatan dan jenjang pangkat bagi seorang pegawai negeri pada suatu

organisasi dalam jalur karir yang telah ditetapkan dalam organisasinya.

Pengembangan karir bidan meliputi :

1.      Pendidikan lanjutan

Pendidikan berkelanjutan adalah suatu untuk meningkatkan kemampuan teknis,

hubungan antar manusia dan moral bidan sesuai dengan kebutuhan

pekerjaan/pelayanan dan standar yang telah ditentukan oleh konsil melalui

pendidikan formal dan non formal.

2.      Job Fungsionl

Job fungsional (jabatan fungsional) merupakan kedudukan yang menunjukkan

tugas, kewajiban hak dan wewenang pegawai negeri sipil yang dalam

melaksanakan tugasnya diperlukan keahlian tertentu serta kenaikan pangkatnya

menggunakan angka kredit.

11

Page 12: citra profesi

3.      Pengembangan karir bidan dikaitkan dengan peran, fungsi dan tanggung

jawab bidan

Peran fungsi bidan dalam pelayanan kebidanan adalah sebagai :

-          Pelaksana

-          Pengelola

-          Pendidik

-          Peneliti

Tanggung jawab bidan

-          Konsling

-          Pelayanan kebidanan normal

-          Pelayanan kebidanan abnormal

-          Pelayanan kebidanan pada anak

-          Pelayanan KB

-          Pelayanan Kesehatan Masyarakat.

H.   Eksistensi Bidan

1.      Dosen – Praktisi

Bidan bisa menjadi dosen, walaupun sebagian besar dosen kebidanan saat ini

bekerja di universitas, mereka juga cenderung memegang kontrak honorer untuk

melanjutkan praktek bidan. Walaupun beberapa dosen kebidanan menangani suatu

beban kasus Chesney (1995) telah mengembangkan hal ini lebih jauh dan

melibatkan mahasiswa sebagai asisten profesionalnya.

12

Page 13: citra profesi

2.      Peneliti ahli klinis

Bidan dapat menjadi peneliti oleh karena itu agar beberapa bidan menghabiskan

bagian penting dari waktu mereka dalam menjalankan riset dan membantu rekan

kerja mereka untuk mengembangkan keterampilan meneliti.

3.      Pendidikan kebidanan

Untuk mengejar karir dalam pendidikan bidan harus menjadi praktisi yang

berpengalaman (setidaknya selama 3 tahun penuh) dan telah terlibat dalam

pengajaran dan pembimbing mahasiswa dalam area praktek kebidanan untuk

diterima ke dalam suatu perkuliahan yang kompeten diakui untuk persiapan

menjadi dosen kebidanan. Para pelamar harus sudah lulus sarjana dan telah

melewati pendidikan kebidanan yang lebih tinggi.

4.      Supervisi Kebidanan

Bidan sebagai seorang supervisor memiliki tanggung jawab hukum yang penting

untuk meningkatkan dan menjaga kesehatan serta kesejahteraan ibu dan bagi

persiapan program supervisor merupakan program belajar jarak jauh dengan dosen

dan atau konselor serta supervisor dan atau mentor pendukung setiap supervisor

berwenang memberikan pedoman untuk supervisi yang efektif dalam areo

geografik mereka – bidan umumnya dinominasikan untuk memegang peranan ini

oleh supervisor kebidanan mereka sendiri.

5.      Manager Kebidanan

Para bidan yang menunjukkan keahlian dalam managemen dapat menjadi manager

kebidana atau manager dalam pelayanan maternitas namun sangat penting agar

beberapa bidan mengikuti jenjang karir management yang umum sehingga

kebutuhan khusus ibu dan bayi tidak terlupakan ketika dewan (Trust board) terlibat

dalam membuat strategi perencanaan.

13

Page 14: citra profesi

I. Organisasi Bidan

1. Ikatan Bidan Indonesia (IBI)

Dalam sejarah Bidan Indonesia menyebutkan bahwa 24 Juni 1951 dipandang sebagai hari lahir IBI. Pengukuhan hari lahirnya IBI tersebut didasarkan atas hasil konferensi bidan pertama yang diselenggarakan di Jakarta 24 Juni 1951, yang merupakan prakarsa bidan-bidan senior yang berdomisili di Jakarta. Konferensi bidan pertama tersebut telah berhasil meletakkan landasan yang kuat serta arah yang benar bagi perjuangan bidan selanjutnya, yaitu: mendirikan sebuah organisasi profesi bernama Ikatan Bidan Indonesia (IBI) berbentuk kesatuan, bersifat Nasional, berazaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. IBI yang seluruh anggotanya terdiri dari wanita telah diterima menjadi anggota Kongres Wanita Indonesia (KOWANI) pada tahun 1951, hingga saat ini IBI tetap aktif mendukung program-program KOWANI bersama organisasi wanita lainnya dalam meningkatkan derajat kaum wanita Indonesia. Selain itu sesuai dengan Undang-undang RI No.8 tahun 1985 tentang organisasi kemasyarakatan, maka IBI dengan nomor 133 terdaftar sebagai salah satu Lembaga Sosial Masyarakat di Indonesia. Gerak dan langkah IBI di semua tingkatan dapat dikatakan semakin maju dan berkembang dengan baik. Sampai dengan tahun 2003, IBI telah memiliki 30 pengurus daerah, 342 cabang IBI (di tingkat Kabupaten / Kodya) dan 1,703 ranting IBI (di tingkat kecamatan) dengan jumlah anggota sebanyak 68,772 orang.

Tujuan IBI adalah sebagai berikut :

1. Menggalang persatuan dan persaudaraan antara sesama bidan serta kaum wanita pada umumnya dalam rangka memperkokoh persatuan bangsa

2. Membina pengetahuan dan keterampilan anggota dalam profesi kebidanan khususnya dalam pelayanan KIA serta kesejahteraan keluarga

3. Membantu pemerintah dalam pembangunan nasional, terutama dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

14

Page 15: citra profesi

4. Meningkatkan martabat dan kedudukan bidan dalam masyarakat.

Visi dan Misi IBI antara lain :

1. Membentuk organisasi Ikatan Bidan Indonesia yang bersifat nasional, sebagai satu-satunya organisasi yang merupakan wadah persatuan dan kesatuan bidan di Indonesia.

2. Pengurus besar IBI berkedudukan di Jakarta atau dimana pusat pemerintahan berada

3. Meniadakan bidan kelas satu maupun bidan kelas dua, yang ada hanya bidan

4. Membentuk pengurus didaerah-daerah. Dengan demikian organisasi/ perkumpulan yang bersifat lokal yang ada sebelum konferensi ini semuanya membubarkan diri dan selanjutnya menjadi anggota cabang yang dikoordinir oleh pengurus daerah tingkat propinsi.

5. Bidan harus bekerja sesuai dengan profesi, apabila bekerja dibidang perawatan harus mengikuti pendidikan perawat selama dua tahun, demikian apabila perawata bekerja di kebidanan harus mengikuti pendidikan bidan selama dua tahun.

2. International Confederation of Midwifes (ICM)

ICM merupakan organisasi kebidanan dari berbagai negara (60 negara) yang markas besarnya berada di London Inggris. Tujuan umum dari ICM yaitu memperbaiki standar pelayanan kebidanan pada ibu bayi dan keluarga dan pendidikan yang berguna untuk peningkatan profesionalisme. Sedangkan tujuan khusus dari ICM adalah:

1. Memperbaiki standar asuhan kepada ibu, bayi, dan keluarga diseluruh dunia.

2. Meningkatkan penerapan asuhan kebidanan.

15

Page 16: citra profesi

3. Mengembangkan peranan kebidanan sebagai praktisi profesional dengan hak-haknya sendiri.

4. Meningkatkan secara global potensi dan nilai kebidanan untuk menurunkan morbiditas dan moetalitas ibu dan bayi.

3. Association of Radical Midwifes (ARM)

ARM adalah organisasi yang beranggotakan para bidan, mahasiswa bidan pada komite UK (United Kingdom) untuk memperbaiki pelayanan kesehatan. Tujuan dari ARM adalah agar dapat melakukan tukar wawasan, pendapat, keterampilan dan informasi dengan kolega dan pasien untuk membantu bidan mengembangkan perannya agar dapat memperoleh jaminan untuk berpartisipasi aktif dalam pelayanan maternitas selain itu ARM juga memberikan dukungan kepada para bidan dalam memberikan pelayanan yang berkesinambungan, menggali pola pelayanan alternatif dan mengevaluasi perkembangan lingkup praktek kebidanan.

16

Page 17: citra profesi

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bidan adalah seorang yang telah menjalani program pendidikan bidan yang diakui oleh negara tempat ia tinggal, dan telah berhasil menyelesaikan studi terkait serta memenuhi persyaratan untuk terdaftar dan atau memiliki izin formal untuk praktek bidan.Sebagai anggota profesi, bidan mempunyai ciri khas yang khusus. Sebagai pelayan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan.

Kebidanan sebagai profesi merupakan komponen yang paling penting dalam meningkatkan kesehatan perempuan.

B. Saran

· Agar pemerintah terus berupaya mendukung profesi bidan dengan cara meningkatkan kwalitas SDM bidan melalui penyediaan fasilitas pendidikan bagi bidan.

· Bagi organisasi diharapkan agar terus berupaya mengembangkan pelayanan dan pengetahuan bagi semua bidan secara adil dan merata.

· Bidan sebagai tenaga profesional diharapkan dapat berpartisipasi secara aktif dalam organisasi dan mampu melaksanakan tugas dan kewajibannya sesuai dengan etika profesi.

17

Page 18: citra profesi

DAFTAR PUSTAKA

 

-          Cahyani, A, 2003. Dasar-dasar Organisasi dan Managemen. PT. Grasindo,

Jakarta

-          Depkes RI. 1995. Pusdiknakes, Konsep Kebidanan, Jakarta

-          www.profesibidandimasadepan.com

-          Makalah Pelatihan Managemen Asuhan Kebidanan (2002)

-          Tim Pusat Pengembangan Keperawatan Corolus (PPK.C), Yogyakarta

-          Prawiroharjo, Suryono. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta, Yayasan Bina Pustaka.

Sarwono Prawiroharjo.

-          Henderson, Christine, dkk. 2006. Konsep Kebidanan EGC. Jakarta.

18