citra diri ditinjau dari intensitas penggunaan …eprints.uny.ac.id/30729/1/skripsi iandesi...

177
i CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN MEDIA JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Iandesi Andarwati NIM. 11104241031 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JANUARI 2016

Upload: dokhue

Post on 11-Feb-2018

399 views

Category:

Documents


44 download

TRANSCRIPT

Page 1: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

i  

CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN MEDIA JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI

SMA N 9 YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Iandesi Andarwati NIM. 11104241031

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

JANUARI 2016

Page 2: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA
Page 3: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA
Page 4: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

 

Page 5: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

v  

MOTTO

Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan,sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan (Al-Insyirah: 5-6)

Seperti itulah kehidupan, kadang kau ada di depan dan kadang kau ada di

belakang. Jadi yang di depan atau yang terjebak di belakang tak membuat kita sombong ataupun menyerah. Kehidupan seperti sebuah balapan jarak jauh, bukan

pekerjaan mudah untuk menyelesaikan balapan itu (Song Il Kook)

Page 6: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

vi  

PERSEMBAHAN

Sebagai ungkapan rasa syukur dan terima kasih, karya ini dengan setulus hati saya

persembahkan untuk:

1. Keluargaku tercinta

2. Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

3. Almamaterku Universitas Negeri Yogyakarta

4. Agama, Nusa dan Bangsa

Page 7: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

vii  

CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN MEDIA JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA

NEGERI 9 YOGYAKARTA

Oleh Iandesi Andarwati NIM 11104241031

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil citra diri, profil intensitas penggunaan media jejaring sosial instagram, dan hubungan antara intensitas penggunaan media jejaring sosial instagram dengan citra diri pada siswa kelas XI SMA Negeri 9 Yogyakarta.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan jenis penelitian survei dan korelasional. Subjek penelitian ini berjumlah 100 siswa kelas XI SMA Negeri 9 Yogyakarta. Penentuan subjek penelitian ini dengan teknik proportional random sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Instrumen yang digunakan adalah skala intensitas penggunaan media jejaring sosial instagram dan skala citra diri. Validitas instrumen dilakukan dengan validitas konstruk melalui uji ahli atau expert judgement, sedangkan reliabilitas instrumen menggunakan rumus Alpha Cronbach, reliabilitasnya untuk skala citra diri sebesar 0,779 tergolong kuat dan skala intensitas penggunaan media jejaring sosial instagram reliabilitasnya sebesar 0,864 tergolong sangat kuat. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif dengan teknik prosentase dan teknik korelasi product moment.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa citra diri siswa kelas XI SMA Negeri 9 Yogyakarta sebanyak 62 siswa (62%) memiliki citra diri pada kategori tinggi, dalam hal intensitas penggunaan media jejaring sosial instagram sebanyak 76 siswa (76%) memiliki intensitas penggunaan instagram pada kategori tinggi serta terdapat hubungan positif dan signifikan antara intensitas penggunaan media jejaring sosial instagram dengan citra diri pada siswa kelas XI SMA Negeri 9 Yogyakarta dengan koefisien korelasi sebesar 0,298 dan taraf signifikansi sebesar 0,03, artinya semakin tinggi intensitas penggunaan media jejaring sosial instagram maka semakin tinggi citra diri dan sebaliknya semakin rendah intensitas penggunaan media jejaring sosial instagram maka semakin rendah citra diri. Dalam hal penggunaan media jejaring sosial instagram siswa tergolong pada kategori medium user atau pengguna sedang yaitu pengguna yang menggunakan media jejaring sosial instagram antara 10 – 40 jam setiap bulannya.

Kata kunci: citra diri, intensitas penggunaan media jejaring sosial instagram

Page 8: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

viii  

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

nikmat-Nya serta memberikan kemudahan dan pertolongan atas segala hal,

sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi berjudul “Citra Diri

Ditinjau dari Intensitas Penggunaan Media Jejaring Sosial Instagram pada Siswa

Kelas XI SMA Negeri 9 Yogyakarta”.

Sebagai ungkapan syukur, penulis menyampaikan terimakasih kepada

berbagai pihak atas bantuan, dukungan, dan kerja sama dalam penyusunan skripsi

ini. Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memfasilitasi dan

memberikan kesempatan untuk menjalani dan menyelesaikan studi.

2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan beserta jajarannya yang telah

memfasilitasi kebutuhan akademik penulis selama menjalani studi.

3. Ketua Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah melancarkan

proses penyusunan skripsi.

4. Ibu Eva Imania Eliasa, M.Pd. dan Ibu Isti Yuni Purwanti, M.Pd. selaku

dosen pembimbing yang telah memberikan segenap ilmu dan waktu

serta kesabaran beliau dalam membimbing dan memberikan arahan

selama proses penyusunan skripsi sehingga penulis dapat

menyelesaikan penelitian dengan baik.

Page 9: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

ix  

5. Kepala Sekolah SMA N 9 Yogyakarta beserta staff yang telah

memberikan izin untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut.

6. Ibu Nur selaku guru BK di SMA N 9 Yogyakarta dan Bapak Pradana

selaku staff yang mengurusi penelitian di SMA N 9 Yogyakarta, yang

telah membantu dalam proses penelitian.

7. Siswa kelas XI SMA N 9 Yogyakarta yang bersedia meluangkan

waktu untuk mengisi instrumen penelitian.

8. Kedua orang tuaku tercinta yang selalu dan tanpa henti memberikan

motivasi, semangat, doa, dukungan baik materi maupun non materi

untuk menyelesaikan skripsi ini. Semoga kita bertiga selalu

mendapatkan yang terbaik dari Allah SWT.

9. Saudaraku Mas Topik dan sepupuku Vitya yang memberikan

dukungan dan bantuan dalam proses penyelesaian skripsi ini.

10. Keluarga Besar Simbah Yatmo Utomo dan Simbah Darso Wiyono.

11. Sahabat-Sahabatku Gebata, teruntuk chrisma, iim, riska’, vivi, anjar,

hani’, anggi, serta rina ‘kuyt’, Alfian BP, mbak Umul, Dian,

terimakasih sudah memberi warna dan motivasi dalam menyelesaikan

skripsi.

12. Sahabat-sahabatku tercinta, Narni, Fitria, Tya Fatimah, Anggit, Rani,

Shinta, Neni, teh Ai’, Jannah, Tari, Alfi, Febrian, Deni, Rahma, Lucky,

Umi, Hamzah yang selalu memberikan dukungan, motivasi, semangat

kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.

Page 10: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

 

Page 11: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

xi  

DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN JUDUL................................................................................... i

PERSETUJUAN ........................................................................................ ii

PERNYATAAN ......................................................................................... iii

PENGESAHAN ......................................................................................... iv

MOTTO ...................................................................................................... v

PERSEMBAHAN ...................................................................................... vi

ABSTRAK .................................................................................................. vii

KATA PENGANTAR ............................................................................... viii

DAFTAR ISI .............................................................................................. xi

DAFTAR TABEL ...................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xv

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 14

C. Batasan Masalah ................................................................................... 14

D. Rumusan Masalah ................................................................................ 14

E. Tujuan Penelitian .................................................................................. 15

F. Manfaat Penelitian ................................................................................ 15

G. Batasan Istilah ...................................................................................... 16

BAB II KAJIAN TEORI

A. Kajian Tentang Citra Diri

1. Pengertian Citra Diri ........................................................................ 17

2. Perbedaan Konsep Diri dengan Citra Diri ....................................... 19

3. Jalinan Citra Diri .............................................................................. 21

4. Aspek Citra Diri ............................................................................... 24

Page 12: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

xii  

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Citra Diri ................................. 28

B. Kajian Tentang Media Jejaring Sosial Instagram

1. Pengertian Media Jejaring Sosial Instagram .................................... 31

2. Sejarah Media Jejaring Sosial Instagram ......................................... 32

3. Fitur-fitur Media Jejaring Sosial Instagram ..................................... 33

4. Dampak Penggunaan Media Jejaring Sosial Instagram ................... 37

C. Kajian Tentang Intensitas Penggunaan Instagram

1. Pengertian Intensitas ........................................................................ 43

2. Aspek-aspek Intensitas .................................................................... 45

D. Kajian Tentang Remaja sebagai Siswa SMA

1. Pengertian Remaja ........................................................................... 48

2. Batasan Usia Remaja ....................................................................... 50

3. Karakteristik Remaja ....................................................................... 51

4. Tugas Perkembangan Remaja .......................................................... 58

E. Citra Diri Ditinjau dari Intensitas Penggunaan Media Jejaring Sosial

Instagram pada Siswa Kelas XI SMA N 9 Yogyakarta .......................

60

F. Paradigma Penelitian ............................................................................ 66

G. Hipotesis ............................................................................................... 66

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian ........................................................................... 67

B. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 68

C. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................ 69

D. Variabel Penelitian ............................................................................... 70

E. Definisi Operasional ............................................................................. 70

F. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 72

G. Instrumen Penelitian ............................................................................. 73

H. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian ............................. 79

I. Teknik Analisis Data ............................................................................ 83

Page 13: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

xiii  

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Lokasi Penelitian ............................................................. 89

2. Deskripsi Waktu Penelitian ............................................................. 89

3. Deskripsi Data dan Hasil Penelitian

a. Deskripsi Populasi Penelitian ...................................................... 90

b. Deskripsi Data Penelitian ............................................................ 90

4. Analisis Data .................................................................................... 93

B. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................ 107

C. Keterbatasan Penelitian ........................................................................ 127

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ........................................................................................... 128

B. Saran ..................................................................................................... 129

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 132

LAMPIRAN ............................................................................................... 137

Page 14: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

xiv  

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1. Kisi-kisi Citra Diri ............................................................................ 76

Tabel 2. Kisi-kisi Intensitas Penggunaan Media Jejaring Sosial Instagram.... 78

Tabel 3. Interpretasi Koefisien Korelasi ......................................................... 82

Tabel 4. Data Populasi Penelitian ................................................................... 89

Tabel 5. Hasil Uji Normalitas Skala Citra Diri dan Skala Intensitas

Penggunaan Media Jejaring Sosial Instagram .................................

91

Tabel 6. Deskripsi Penilaian Data Citra Diri .................................................. 92

Tabel 7. Deskripsi Penilaian Data Intensitas Penggunaan Media Jejaring

Sosial Instagram ...............................................................................

93

Tabel 8. Kriteria Kategorisasi Citra Diri Siswa SMA Negeri 9 Yogyakarta

kelas XI..............................................................................................

94

Tabel 9. Kriteria Kategorisasi Intensitas Penggunaan Media Jejaring Sosial

Instagram Siswa SMA Negeri 9 Yogyakarta Kelas XI ....................

95

Tabel 10. Kategorisasi Citra Diri Per Indikator................................................. 97

Tabel 11. Kategorisasi Intensitas Penggunaan Media Jejaring Sosial

Instagram Per Aspek ........................................................................

101

Tabel 12. Kategorisasi Jenis Pengguna Instagram............................................ 104

Tabel 13. Koefisien Korelasi Intensitas Penggunaan Media Jejaring Sosial

Instagram dan Citra Diri ...................................................................

105

Tabel 14. Sumbangan Efektif Variabel Bebas terhadap Variabel Terikat ....... 106

Page 15: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

xv  

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 1. Jalinan Citra Diri .................................................................. 21

Gambar 2. Paradigma Penelitian ............................................................ 66

Gambar 3. Grafik Citra Diri ................................................................... 94

Gambar 4. Grafik Intensitas Penggunaan Media Jejaring Sosial

Instagram ..............................................................................

96

Page 16: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

xvi  

DAFTAR LAMPIRAN

Hal

Lampiran 1. Hasil Uji Reliabilitas ...................................................................... 138

Lampiran 2. Data Citra Diri ............................................................................... 139

Lampiran 3. Data Intensitas Penggunaan Media Jejaring Sosial Instagram ...... 142

Lampiran 4. Instrumen Penelitian ...................................................................... 145

Lampiran 5. Hasil Uji Normalitas ...................................................................... 152

Lampiran 6. Hasil Uji Linearitas ........................................................................ 153

Lampiran 7. Hasil Uji Korelasi .......................................................................... 154

Lampiran 8. Kategorisasi Citra Diri ................................................................... 155

Lampiran 9. Kategorisasi Intensitas Penggunaan Media Jejaring Sosial

Instagram .......................................................................................

156

Lampiran 10. Hasil Uji Validitas dengan Expert Judgement ............................... 157

Lampiran 11. Surat Ijin Penelitian ....................................................................... 159

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 17: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu kegiatan manusia adalah komunikasi. Komunikasi membuat

seseorang mengetahui, mengenal dan memahami orang lain. Manusia sebagai

makhluk sosial memerlukan sebuah komunikasi agar dapat memenuhi

kebutuhannya untuk berinteraksi dengan orang lain. Kata atau istilah

komunikasi (dari bahasa inggris “communication” ), secara etimologis atau

menurut asal katanya adalah dari bahasa latin communicatus dan perkataan ini

bersumber pada kata communis. Kata communis memiliki makna “berbagi”

atau “menjadi milik bersama” yaitu usaha yang memiliki tujuan kebersamaan

atau kesamaan makna (IR Daya, 2010: 1), sedangkan komunikasi secara

terminologis menurut Burhan Bungin (2006: 57):

“Komunikasi sebagai sebuah proses memaknai yang dilakukan oleh seseorang (I) terhadap informasi, sikap, dan perilaku orang (II) lain yang berbentuk pengetahuan, pembicaraan, gerak-gerik, atau sikap, perilaku dan perasaan-perasaan sehingga seseorang (I) membuat reaksi-reaksi terhadap informasi, sikap, dan perilaku tersebut berdasarkan pada pengalaman yang pernah dia (I) alami.”

Berdasarkan pengertian komunikasi secara etimologis dan terminologis

dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan sebuah proses penyampaian

dan pemaknaan informasi yang dilakukan manusia dalam rangka mencapai

kebersamaan atau kesamaan makna. Manusia sebagai makhluk sosial

memerlukan komunikasi untuk membangun interaksi dengan individu

manusia yang lainnya, hal ini diperkuat dengan pernyataan Alo Liliweri

(2011: 124) yang menyatakan bahwa:

Page 18: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

2

“Komunikasi sangat penting bagi interaksi individu, kelompok, organisasi, dan masyarakat. Bahwa komunikasi merupakan bangunan link ke dunia sekitar, berarti setiap orang seolah menayangkan diri dan pribadinya untuk mempengaruhi orang lain. Jika kita tidak memiliki komunikasi, maka dengan sendirinya kita tidak dapat membentuk dan menciptakan interaksi dengan semua orang di dalam kelompok, organisasi, dan masyarakat. Komunikasi menjembatani kita untuk mengkoordinasikan semua kebutuhan dan tujuan hidup kita dengan orang lain.”

Komunikasi yang diperlukan untuk membangun interaksi, memenuhi

kebutuhan dan tujuan hidup tersebut memiliki beragam sifat dalam prosesnya.

Sifat komunikasi dibagi menjadi 4 sifat yaitu: (1) tatap muka, (2) bermedia,

(3) verbal, baik lisan maupun tulisan, (4) non verbal, baik kial/isyarat

badaniah dan bergambar. Bentuk komunikasi dibagi menjadi 4 yaitu: (1)

komunikasi personal, (2) komunikasi kelompok, (3) komunikasi massa, dan

(4) komunikasi media (Burhan, 2006:33).

Lebih lanjut Devito (Komang Sri dan Yohanes Kartika, 2013: 1)

membagi sifat komunikasi dalam 2 jenis yaitu komunikasi secara langsung

dan tidak langsung. Komunikasi langsung merupakan suatu aktivitas

komunikasi yang dilakukan dengan saling bertatap muka tanpa menggunakan

perantara media, sedangkan komunikasi secara tidak langsung merupakan

suatu aktivitas komunikasi yang dilakukan tanpa bertatap muka dan

menggunakan perantara media seperti email, handphone, jejaring sosial, dan

yahoo messenger.

Komunikasi tidak langsung yang melibatkan perantara media tidak

terlepas dari perkembangan teknologi informasi. Perkembangan teknologi

informasi di bidang komunikasi semakin memudahkan seseorang membangun

hubungan dengan orang yang lainnya tanpa harus bertatap muka langsung,

Page 19: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

3

salah satunya dengan memanfaatkan adanya teknologi internet. Kemajuan

teknologi komunikasi dapat membantu manusia untuk berinteraksi satu sama

lain tanpa dibatasi oleh jarak dan waktu (Komang Sri dan Yohanes Kartika,

2013: 1). Komunikasi melalui teknologi informasi internet menggunakan

media disebut dengan media sosial atau layanan jejaring sosial (Social

Networking Service).

Salah satu unsur mendasar yang ada pada pada situs-situs media sosial

tersebut adalah fungsi dan layanan jejaring sosial. Layanan jejaring sosial

memberikan jasa konektivitas melalui situs, platform, dan sarana yang

berfungsi memfasilitasi pembentukan jaringan atau hubungan sosial di antara

beragam orang yang mempunyai ketertarikan, minat (interest), kegiatan, latar

belakang, maksud, kepentingan, tujuan, atau korelasi dunia nyata yang sama.

Sebuah layanan jejaring sosial biasanya terdiri atas representasi setiap

penggunanya dalam wujud profil, aktivitas, relasi sosial dan sejumlah layanan

tambahan. Layanan itu biasanya berbasis web dan penggunanya berinteraksi

melalui internet, seperti pesan instan, surat elektronik dan mengunduh foto,

gambar, atau video (Kementrian Perdagangan Republik Indonesia, 2014: 22-

23).

Layanan jejaring sosial atau juga sering dikenal dengan media sosial

memiliki banyak ragam dan jenis, mulai dari aplikasi media sosial berbagi

video (terdiri dari youtube, vimeo, dailymotion), aplikasi media sosial

mikroblog (terdiri dari twitter, tumblr), aplikasi media sosial berbagi jaringan

sosial (terdiri dari facebook, google +, path), aplikasi berbagi jaringan

Page 20: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

4

profesional (terdiri dari linkedin, scribd, slideshare), dan aplikasi berbagi foto

(pinterest, picasa, flickr, instagram) (Kementerian Perdagangan Republik

Indonesia, 2014: 62-80). Berbagai situs aplikasi media sosial tersebut

memudahkan pengguna untuk berbagi ide, saran, pandangan, aktivitas,

informasi, acara, ajakan dan ketertarikan di dalam jaringan individu masing-

masing orang, tidak heran jika pengguna media sosial dari hari ke hari

semakin bertambah.

Pengguna jejaring sosial di Indonesia tidak hanya terbatas pada

kalangan orang dewasa saja. Para remaja juga telah memanfaatkan jejaring

sosial sebagai sarana komunikasi, anak-anak sekolah dasar juga telah

mengenal dan menggunakan jejaring sosial tersebut. Pernyataan tersebut

didukung oleh Aditya Panji (2014: 1) bahwa berdasarkan hasil survei yang

dilakukan oleh Lembaga PBB untuk anak-anak, UNICEF, berbagai mitra dan

Kementrian Komunikasi dan Informatika Universitas Harvard, Amerika

Serikat tentang Pemakaian Internet Remaja Indonesia pengguna internet di

Indonesia yang berasal dari kalangan anak-anak dan remaja diprediksi

mencapai 30 juta. 98% dari anak dan remaja mengaku tahu tentang internet

dan 79,5% di antaranya adalah pengguna internet.

Senada dengan pendapat Aditya, Kemenkominfo (2014: 1) juga

menyebutkan bahwa pengguna internet hingga saat ini telah mencapai 82 juta

orang, dengan capaian tersebut, Indonesia berada pada peringkat ke-8 di

dunia, dari jumlah pengguna internet tersebut, 80 persen di antaranya adalah

remaja berusia 15 – 19 tahun. Paparan tersebut menunjukkan bahwa remaja

Page 21: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

5

menjadi sebagian besar pengguna internet di Indonesia. Fenomena tersebut

dapat ditemui di kalangan remaja dimana setiap saat mereka selalu

menggunakan internet untuk mengakses jejaring sosial, baik itu di mall,

tempat makan, tempat bermain atau nongkrong, bahkan di sekolah.

Media sosial yang sedang populer di tengah remaja saat ini adalah

media sosial instagram. Hal tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan

Piper Jaffray (Putri Sekar, 2014: 1) menunjukkan bahwa instagram lebih

populer daripada facebook dan twitter di kalangan remaja, dalam satu tahun

aplikasi jejaring sosial instagram membuat rekor tertinggi dalam hal

pemakaian di kalangan remaja mengalahkan facebook sebesar 7%. Tahun lalu

persentase pemakaian facebook oleh remaja sekitar 34%, dan tahun ini turun

menjadi 23%, twitter juga mengalami penurunan dari 30% menjadi 27%.

Kepopuleran instagram juga diungkapkan oleh Harian Online Tempo

(2014: 1) bahwa total pengguna yang melakukan login mencapai 300 juta

perbulannya, sedangkan pengguna aktif perbulannya diklaim berjumlah 284

juta. Jumlah tersebut mengalami peningkatan signifikan, sebab pada 2013

pengguna aktif per bulannya hanya 150 juta. Kepopuleran media sosial

instagram juga terjadi di kalangan pelajar SMA di Kota Yogyakarta, bahkan

mereka membentuk komunitas tersendiri yang bernama #IggersSMAYk.

Komunitas tersebut terbentuk dari beberapa anak yang suka bermain

instagram, lalu membentuk grup dan saling bertukar foto atau aktivitas.

Instagram adalah sebuah aplikasi berbagi foto yang memungkinkan

pengguna mengambil foto, menerapkan filter digital dan membagikannya ke

Page 22: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

6

berbagai layanan jejaring sosial termasuk milik instagram sendiri (Dan, 2010:

1). Menurut (Daniel Kurniawan Salamon, 2013: 10) sistem sosial di dalam

instagram adalah dengan menjadi pengikut akun pengguna lainnya, atau

memiliki pengikut instagram, dengan demikian komunikasi antara sesama

pengguna instagram sendiri dapat terjalin dengan memberikan tanda suka dan

juga mengomentari foto-foto yang telah diunggah oleh pengguna lainnya.

Pengikut juga menjadi salah satu unsur yang penting, dimana jumlah tanda

suka dari para pengikut sangat mempengaruhi apakah foto tersebut dapat

menjadi sebuah foto yang populer atau tidak. Selain itu, instagram juga dapat

terkoneksi langsung dengan aplikasi sosial media yang lain seperti facebook

dan twitter.

Kepopuleran situs jejaring sosial harus dipergunakan secara cerdas

untuk membangun self image (citra diri) maupun interaksi yang sehat (Yudit

dan Appril, 2011: 3). Sejalan dengan pendapat tersebut, Amalia Puspita

Hardiani (2010: 3) menyebutkan bahwa jejaring sosial salah satunya facebook

dijadikan sebagai media penggambaran diri individu, melalui fasilitas yang

diberikan oleh jejaring sosial tersebut remaja bisa menyimpan atau mengubah

foto-foto pribadi, catatan pribadi, status pribadi dan yang bisa dikomentari

oleh sesama pengguna, dengan demikian remaja bisa menampilkan

keberadaan dirinya. Aktivitas tersebut dapat dijadikan tanda bahwa pengguna

ingin mengungkapkan siapa dirinya dan apa yang remaja tersebut bayangkan

terhadap dirinya. Cara seseorang memandang dirinya sendiri dalam psikologi

disebut citra diri (Maltz, 1992: 6).

Page 23: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

7

Selanjutnya menurut penelitian yang dilakukan oleh Soraya

Mehdizadeh di Universitas New York, Toronto menunjukkan bahwa jejaring

sosial paling banyak digunakan oleh orang yang narsis dan orang yang

memiliki citra diri rendah (Tri Listyawati, 2012: 6). Pemilik akun

menggunakan jejaring sosial sebagai sarana untuk mempromosikan dirinya

kepada orang lain. Citra diri merupakan unsur penting untuk menunjukkan

siapa diri individu itu sebenarnya (Pipit Yuliani, 2013: 1). Citra diri individu

terbentuk dari perjalanan pengalaman masa lalu, keberhasilan dan kegagalan,

pengetahuan yang dimilikinya, dan bagaimana orang lain telah menilainya

secara objektif.

Senada dengan pendapat Pipit menurut Seyed dan Farhad (2014: 136)

citra diri merupakan hasil dari pengalaman, pembelajaran, pemikiran, ilusi dan

halusinasi tentang diri dan kejadian-kejadian di dalam pikiran (khususnya

dalam kehidupan manusia). Citra diri dapat menjadi negatif dan positif. Citra

diri yang negatif akan menyebabkan kegagalan yang tetap, kacaunya

pemikiran-pemikiran, kebiasaan-kebiasaan, dan perilaku yang tidak tepat.

Citra diri yang positif akan membawa kepada kebahagiaan, kesuksesan, dan

kepuasan hidup.

Lebih lanjut Pipit Yuliani (2013: 1) menyatakan bahwa citra diri adalah

gambaran individu mengenai penampilan fisik dan perasaan yang

menyertainya baik dalam bagian-bagian tubuhnya maupun terhadap

keseluruhan tubuh berdasarkan penilaiannya sendiri. Penampilan adalah

bentuk citra diri yang terpancar dan sarana komunikasi dengan orang lain.

Page 24: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

8

Remaja banyak yang menampilkan fisik, bagian-bagian tubuhnya, dan

kegiatan-kegiatannya dalam bentuk foto dan menampilkan perasaannya dalam

bentuk kata-kata yang tertuang dalam media sosial instagram. Perilaku remaja

tersebut didasari karena mereka ingin membentuk dan menampilkan citra

dirinya kepada orang lain. Pendapat tersebut diperkuat oleh Peg Streep

(Anonim, 2013: 1) yang menyebutkan bahwa remaja menjadikan media sosial

sebagai penumbuh citra positif mereka. Remaja akan cenderung memberikan

kesan yang baik saat di media sosial.

Foto yang ditampilkan secara langsung maupun tidak langsung akan

dibaca atau dilihat oleh pengguna yang lain. Komentar, tanggapan, maupun

pernyataan suka akan diberikan sebagai bentuk apresiasi terhadap status atau

foto yang ditampilkan. Tanggapan yang positif akan berdampak baik pada

remaja, sebaliknya tanggapan negatif akan berdampak tidak baik pada remaja.

Pernyataan tersebut didukung oleh Kent A (Tri Listyawati, 2012: 6)

menyebutkan bahwa pemilik akun yang secara konstan memposting gambar

dan update terhadap aktivitas, sebenarnya mencari tanggapan ataupun

komentar terhadap apapun yang mereka posting. Penelitian yang dilakukan

oleh Ilkido KOPACZ (2011: 304) yang berjudul “Say Lovely Things about Me

so I Know I am Like That”. The Role of Positive Photo Comments Posted on

Social Networking Websites in the Development of The Self Image

menunjukkan hasil bahwa komentar yang positif terhadap foto yang

ditampilkan di jejaring sosial dapat meningkatkan dan mengembangkan citra

diri dan harga diri perempuan pengguna jejaring sosial tersebut.

Page 25: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

9

Berdasarkan pernyataan Kent A dan penelitian yang dilakukan oleh

Ilkido KOPACZ dapat disimpulkan bahwa pengguna aktif jejaring sosial

menampilkan atau memposting gambar atau foto dan update terhadap

aktivitas, tujuannya adalah mencari tanggapan atau komentar terhadap sesuatu

yang pengguna posting, apabila tanggapan tersebut positif maka akan

memberikan dampak atau pengaruh yang positif bagi citra diri dan harga

dirinya.

Penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan jejaring sosial dilakukan

oleh Tri Listyawati (2012: 1) untuk mengukur tingkat persentase narcisistic

personality disorder pada siswa pengguna facebook di kota Yogyakarta

menunjukkan hasil bahwa siswa di kota Yogyakarta tingkat persentase

narcisistic personality disorder-nya berada pada kategori tinggi yaitu 51,4 %.

Salah satu faktor yang menyebabkan narsistik adalah konsep diri (Pradana,

2008: 39). Konsep diri merupakan evaluasi individu mengenai diri sendiri,

penilaian atau penaksiran mengenai diri sendiri oleh orang yang bersangkutan.

Citra diri merupakan bagian dari konsep diri (Hana Afradhila dan Yeniar

Indriana, 2015: 3). Salah satu aspek citra diri adalah social self yaitu

pengenalan atau tanggapan individu yang didapatkan dari teman atau

lingkungan sosialnya akan berpengaruh terhadap bagaimana individu tersebut

memandang dirinya sendiri.

Pengaruh pendapat teman atau lingkungan sosial terhadap bagaimana

individu memandang dirinya sendiri juga dialami oleh individu ketika

memasuki usia atau masa remaja. Masa remaja merupakan masa yang berbeda

Page 26: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

10

dari masa-masa perkembangan manusia lainnya. Masa remaja tidak dapat

dikatakan sebagai masa anak-anak, tetapi juga tidak dapat dikatakan sebagai

masa dewasa. Perbedaan tersebut menunjukkan bahwa masa remaja

merupakan masa yang penting bagi manusia sebagai pencarian dan

pembentukan identitas dirinya. Menurut Syamsu Yusuf (2011: 198) dalam

perkembangan sosial moral, remaja memasuki masa dimana muncul dorongan

untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat dinilai baik oleh orang lain.

Remaja berperilaku bukan hanya untuk memenuhi kepuasan fisiknya, tetapi

psikologis atau rasa puas dengan adanya penerimaan dan penilaian positif dari

orang lain tentang perbuatannya.

Perilaku remaja untuk memenuhi kepuasan psikologis atau rasa puas

dengan adanya penerimaan dan penilaian positif dari orang lain tersebut

berkaitan dengan citra diri. Pernyataan tersebut didukung oleh pendapat

Holden (2005: 95) yang menyatakan bahwa secara alamiah, citra diri tentu

saja mencari apa yang menguntungkan bagi dirinya sendiri. Hal yang

menguntungkan tersebut adalah kepuasan adanya penerimaan dan penilaian

positif dari orang lain.

Citra diri dapat dibangun oleh remaja melaui internet atau media sosial.

Remaja sudah tidak asing lagi dalam penggunaan internet untuk bermain

media sosial, terutama remaja di daerah perkotaan. Infrastruktur jaringan

internet yang memadai serta fasilitas yang dimiliki memudahkan remaja kota

dalam mengakses internet. Hal ini didukung oleh sebuah survey (Aditya,

2014: 2) yang menyebutkan bahwa ada kesenjangan digital antara anak

Page 27: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

11

perkotaan dan pedesaan. Di daerah perkotaan 87% anak dan remaja

menggunakan internet sedangkan di daerah pedesaan hanya 13% anak dan

remaja yang menggunakan internet.

Kemudahan akses internet juga dinikmati oleh siswa SMA N 9

Yogyakarta kelas XI. SMA N 9 Yogyakarta merupakan salah satu sekolah

menengah atas yang terletak di Kota Yogyakarta dan masuk dalam wilayah

perkotaan karena dekat dengan berbagai fasilitas umum seperti rumah sakit,

perguruan tinggi, hotel, restoran atau tempat-tempat makan berkelas hingga

pusat perbelanjaan seperti Galeria dan Jogja Phone Market. Menurut Guru

Bimbingan dan Konseling SMA N 9 Yogyakarta, secara taraf ekonomi, siswa

kelas XI berada dalam taraf yang merata, tidak dapat dikatakan seluruhnya

menengah ke atas, akan tetapi secara tingkat konsumtivitas terutama konsumsi

teknologi hampir seluruh siswa SMA N 9 Yogyakarta kelas XI bersaing untuk

memiliki teknologi yang canggih seperti handphone android, tablet, ataupun

laptop. Konsumtivitas tersebut berdampak pada budaya hedonisme siswa.

Penggunaan handphone android yang tinggi di kalangan siswa SMA N

9 Yogyakarta Kelas XI membuat siswa juga tidak terlepas dari pengaruh

media sosial. Berdasarkan observasi yang dilakukan tanggal 11 Mei 2015,

media sosial yang saat ini tengah populer di kalangan siswa SMA N 9

Yogyakarta adalah media sosial instagram. Wawancara singkat yang

dilakukan terhadap beberapa siswa diketahui bahwa media sosial instagram

memungkinkan siswa untuk mengenal dan mengetahui teman-teman dekatnya,

bahkan siswa SMA N 9 Yogyakarta membentuk koneksi (saling follow),

Page 28: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

12

selain itu siswa juga dapat berperilaku narsis dengan cara memperbaharui atau

memposting foto-foto baik foto sendiri, foto ketika jalan-jalan, kegiatan yang

tengah dilakukan, foto barang-barang yang dimiliki berupa aksesoris, pakaian,

gadget, dan lain sebagainya.

Siswa mengatakan apabila foto yang mereka posting tersebut mendapat

tanggapan atau komentar yang positif, perasaan mereka menjadi senang dan

merasa diperhatikan oleh pengguna lainnya sehingga siswa merasa percaya

diri berhubungan dengan teman-teman yang lain karena siswa menganggap

apabila sudah aktif di instagram berarti siswa tidak ketinggalan jaman dan

selalu update. Penggunaan instagram bagi siswa tidak hanya terpusat pada

individu penggunanya tetapi juga pada sosok atau tokoh yang populer, melalui

instagram para siswa merekomendasikan teman-temannya untuk mengikuti

ajang Pelajar Jogja Cantik dan Pelajar Jogja Ganteng pada sebuah komunitas

instagram pelajar Kota Yogyakarta.

Fasilitas Wi-Fi yang diberikan sekolah secara terbuka dan dapat diakses

kapan saja serta penggunaan smarthphone yang tinggi menjadikan siswa

selalu bermain media sosial terutama instagram yang sedang populer tanpa

menyaring hal-hal yang baik dan buruk sebagai akibatnya. Pengetahuan

tentang penggunaan media sosial yang baik untuk membangun citra diri bagi

siswa sangat perlu untuk diketahui. Seperti yang diungkapkan oleh Keke

Mahardika (2015: 2) bahwa penggunaan media sosial instagram tentu

membawa kemudahan bagi siswa untuk membangun komunikasi dan

menampilkan dirinya kepada orang lain, akan tetapi instagram juga membawa

Page 29: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

13

dampak negatif seperti krisis percaya diri, persaingan kehidupan mewah, dan

tidak mau menatap realita dan kenyataan.

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk

mengetahui citra diri siswa SMA N 9 Yogyakarta kelas XI ditinjau dari

intensitas penggunaan media sosial instagram. Ketertarikan tersebut juga

didasari bahwa belum terdapat penelitian yang mengungkan citra diri ditinjau

dari intensitas penggunaan media jejaring sosial instagram. Penelitian ini juga

berusaha untuk mengetahui bagaimana citra diri siswa apakah tergolong

sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah atau sangat rendah dan seberapa besar

intensitas penggunaan media sosial instagram di kalangan siswa, serta

bagaimana hubungan antara intensitas penggunaan media jejaring sosial

instagram dengan citra diri. Citra diri merupakan komponen dari bimbingan

dan konseling pribadi. Siswa diharapkan memiliki citra diri yang positif

sehingga kepribadian, kesehatan mental, dan komunikasi interpersonal dapat

terbentuk secara optimal. Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat

menambah khasanah keilmuan bagi dunia Bimbingan dan Konseling, yang

nantinya dapat digunakan oleh guru Bimbingan dan Konseling atau konselor

di SMA N 9 Yogyakarta untuk menentukan jenis layanan yang tepat kepada

remaja atau siswa yang menggunakan media sosial instagram sebagai tempat

untuk menampilkan atau membentuk citra diri.

Page 30: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

14

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan dari latar belakang masalah, identifikasi masalah dari

penelitian ini adalah:

1. Siswa memiliki tingkat konsumtivitas yang tinggi dalam hal penggunaan

teknologi canggih seperti smarthphone. Tingkat konsumtivitas yang tinggi

berdampak pada budaya konsumerisme dan hedonisme siswa.

2. Siswa berperilaku narsis di media jejaring sosial instagram dengan

menampilkan foto pribadi, foto jalan-jalan, foto kegiatan atau acara,

hingga foto barang pribadi seperti gadget, aksesoris, dan sebagainya.

3. Belum diketahui citra diri ditinjau dari intensitas penggunaan media sosial

instagram pada siswa kelas XI SMA N 9 Yogyakarta.

C. Batasan Masalah

Dari beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasi, batasan masalah

dalam penelitian ini adalah belum diketahui citra diri ditinjau dari intensitas

penggunaan media jejaring sosial instagram pada siswa Kelas XI SMA N 9

Yogyakarta.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah, rumusan masalah dari penelitian ini

adalah:

1. Bagaimana citra diri siswa kelas XI SMA N 9 Yogyakarta?

Page 31: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

15

2. Bagaimana intensitas penggunaan media jejaring sosial instagram siswa

kelas XI SMA N 9 Yogyakarta?

3. Bagaimana hubungan antara intensitas penggunaan media jejaring sosial

instagram dengan citra diri pada siswa kelas XI SMA N 9 Yogyakarta?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan tersebut maka tujuan dari penelitian ini

adalah:

1. Mengetahui profil citra diri siswa kelas XI SMA N 9 Yogyakarta.

2. Mengetahui profil intensitas penggunaan media jejaring sosial instagram

pada siswa kelas XI SMA N 9 Yogyakarta.

3. Mengetahui hubungan antara intensitas penggunaan media jejaring sosial

instagram dengan citra diri pada siswa kelas XI SMA N 9 Yogyakarta.

F. Manfaat Penelitian

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan

manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat penelitian secara teoritis:

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kajian ilmu di

bidang BK yang berkaitan dengan perkembangan individu remaja SMA.

Penelitian ini juga diharapkan dapat menambah informasi, wawasan bagi

peneliti, guru BK dan pembaca tentang citra diri ditinjau dari intensitas

penggunaan media sosial instagram.

Page 32: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

16

2. Manfaat penelitian secara praktis:

a. Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh remaja siswa SMA N 9

Yogyakarta sebagai bahan informasi dan evaluasi diri.

b. Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh guru Bimbingan dan

Konseling SMA N 9 Yogyakarta dalam memberikan layanan yang tepat

bagi siswa untuk mengembangkan citra diri dan untuk memberikan

pengarahan bagaimana penggunaan media sosial yang benar.

G. Batasan Istilah

1. Citra diri adalah konsepsi atau penilaian seseorang mengenai orang

macam apakah dirinya. Citra diri merupakan bagian dari konsep diri

yang berkaitan dengan penerimaan terhadap dirinya baik secara fisik,

psikologis, ataupun sosial. Citra diri terbentuk karena pengalaman

masa lalu, lingkungan, baik keluarga, masyarakat atau pergaulan.

2. Instagram adalah sebuah aplikasi berbagi foto yang memungkinkan

pengguna mengambil foto, menerapkan filter digital dan

membagikannya ke berbagai layanan jejaring sosial termasuk milik

instagram sendiri.

3. Intensitas penggunaan media sosial instagram adalah kekuatan suatu

tingkah laku atau pengalaman dalam menggunakan media sosial

instagram.

Page 33: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

17

BAB II KAJIAN TEORI

A. Kajian Tentang Citra Diri

1. Pengertian Citra Diri

Citra diri adalah konsepsi kita sendiri mengenai orang macam

apakah diri kita. Citra diri merupakan produk dari pengalaman masa lalu,

beserta sukses dan kegagalannya, penghinaan, dan kemenangannya serta

cara orang lain bereaksi terhadap diri kita, terutama dalam masa kecil kita

(Maltz, 1992: 3). Lebih lanjut Maltz menjelaskan bahwa semua tindakan

dan emosi manusia konsisten dengan citra dirinya. Manusia akan

bertindak sesuai dengan macam pribadi yang menurut pikirannya sendiri.

Citra diri adalah batu fondasi untuk seluruh kepribadian (Maltz, 1992: 6).

Citra diri menurut Maltz adalah konsepsi seseorang mengenai

dirinya sendiri. Senada dengan pendapat Maltz tersebut, Heri Wibowo

(2007: 82) menyatakan bahwa citra diri adalah pandangan seseorang

tentang dirinya sendiri atau bagaimana seseorang menggambarkan dirinya

sendiri. Citra diri itulah yang membedakan seorang manusia dengan

manusia yang lain, yaitu bagaimana ia memandang dirinya sendiri.

Pandangan tersebut bervariasi antara satu orang dengan orang yang

lainnya, ada orang yang berpandangan sangat baik, optimis, dan positif

terhadap dirinya, namun ada juga yang menganggap dirinya rendah dan

tidak berguna.

Page 34: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

18

Schiffman & Kanuk (dalam Hana Afradhila dan Yeniar Indriana,

2015:3) menyatakan bahwa melalui interaksi yang dilakukan dengan

orang lain, individu mampu mengembangkan citra dirinya. Citra diri

merupakan bagian dari konsep diri yang berkaitan dengan penerimaan

terhadap dirinya baik secara fisik, psikologis, ataupun sosial. Citra diri

dapat diwujudkan dalam perilaku yang diasosiasikan dengan nilai yang

berlaku dalam masyarakat.

Citra diri berarti penggambaran tentang kondisi diri yang

merupakan hasil akumulasi gambaran yang manusia ciptakan dan telah

terpatri dalam otak bawah sadarnya. Menurut Endra K. Prihadhi

(2009:49) citra diri erat kaitannya dengan self-esteem atau seberapa tinggi

seorang manusia menghargai, menilai, dan menghormati dirinya sendiri.

Manusia semakin menghargai dirinya sendiri maka itu berarti manusia

tersebut memiliki citra diri yang positif, begitu juga sebaliknya, jika

manusia kurang menghargai dirinya sendiri apa adanya, berarti manusia

tersebut termasuk orang yang memiliki citra diri buruk.

Citra diri yang buruk biasanya terbentuk dari lingkungan mulai

dari keluarga, pergaulan, dan masyarakat (Endra K. Prihadhi, 2009: 50)..

Kata-kata, label, komentar, ataupun stereotype negatif yang dilekatkan

pada diri manusia, akan memberikan pengaruh kepada manusia tersebut

yaitu menjadi tidak percaya diri. Selain itu juga citra diri yang buruk

disebabkan terjadinya perbedaan antara citra diri ideal dengan citra diri

realitas. Pelajar yang memiliki citra ideal sebagai orang yang memiliki

Page 35: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

19

nilai A pada pelajaran Matematika, sedangkan secara realitas atau

kenyataan hanya mendapatkan nilai D, jika tidak disikapi dengan benar

perbedaan nilai antara yang diharap dengan yang terjadi akan membuat

pelajar tersebut menjadi minder atau tidak percaya diri sendiri, dan yang

lebih parah jika orang sekitarnya memberikan komentar negatif atas fakta

tersebut, komplit sudah penderitaannya. Berdasarkan pendapat Endra

tersebut dapat dikatakan bahwa salah satu tanda citra diri yang buruk

adalah selalu tidak percaya diri atau minder jika dihadapkan pada suatu

keadaan yang membuat dirinya melangkah maju.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan

bahwa citra diri adalah konsepsi atau gambaran manusia mengenai orang

macam apakah dirinya. Citra diri merupakan bagian dari konsep diri yang

berkaitan dengan penerimaan terhadap dirinya baik secara fisik,

psikologis, ataupun sosial. Citra diri terbentuk karena pengalaman masa

lalu, lingkungan, baik keluarga, masyarakat atau pergaulan.

2. Perbedaan Konsep Diri dengan Citra Diri

Para ahli psikologi membedakan konsep diri dengan citra diri.

Konsep diri merupakan jawaban atas pertanyaan, “siapakah saya?”.

Konsep diri itu sendiri dibangun atas tiga hal (Hery Wibowo, 2007: 82-84)

yaitu:

Page 36: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

20

a. Self schema

Self schema merupakan pandangan seseorang terhadap dirinya

sendiri. Misalnya: saya adalah seorang yang tinggi, kurus, hitam, dan

pencemburu.

b. Self references

Self references merupakan pandangan seseorang mengenai

dirinya sendiri yang sudah dipengaruhi atau didasarkan pada

pandangan orang lain terhadap dirinya. Misalnya, sejak kecil seorang

remaja sudah terbiasa mendapat pujian sebagai anak yang rajin dan

pintar, maka seiring berjalannya waktu, remaja tersebut semakin

percaya bahwa dirinya adalah seorang yang rajin dan pintar, atau

sebaliknya, ada seorang remaja yang selalu dianggap tidak bisa

diandalkan oleh orang tuanya, maka lambat laun remaja tersebut

percaya bahwa dirinya tidak berguna dan tidak bisa diandalkan.

c. Possible self

Possible self merupakan pandangan ideal mengenai diri atau

gambaran diri yang seseorang inginkan. Misalnya pemikiran seperti:

saat promosi nanti sudah sepantasnya sayalah yang naik jabatan

menggantikan manajer keuangan yang lama karena prestasi kerja saya

yang sangat baik.

Komponen self schema, self references, dan possible self apabila

digabung dengan bagaimana penghargaan seseorang terhadap dirinya

sendiri, maka akan membentuk citra diri (Heri Wibowo, 2007: 84).

Page 37: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

21

Berdasarkan pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa citra diri merupakan

bagian dari konsep diri ditambah dengan harga diri.

3. Jalinan Citra Diri

Citra diri terbentuk dari penilaian yang dibuat oleh kita sendiri

maupun oleh orang lain (Holden, 2005: 91). Citra diri merupakan diri yang

dipelajari. Citra diri terbentuk dari informasi, pengalaman, umpan balik,

dan kesimpulan yang seseorang buat. Berikut ini adalah hubungan citra

diri seseorang dan persepsi, kepercayaan, kejiwaan, cara berkomunikasi

dan perilaku:

Gambar 1. Jalinan Citra Diri

Menurut Holden (2005: 91-95) citra diri memiliki jalinan yang

berupa hubungan atau pengaruh satu sama lain terhadap persepsi,

keyakinan, isi pikiran, komunikasi, perilaku dan keputusan. Penjelasan

lebih jelasnya adalah sebagai berikut:

Page 38: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

22

a. Jalinan citra diri dan persepsi

Citra diri merupakan lensa yang dapat digunakan untuk

memandang dunia, apabila seseorang tidak bisa melihat dirinya

sebagai orang yang sukses maka seseorang tersebut akan membisikkan

kepada dirinya sendiri bahwa dirinya harus berhenti mencoba

sebaliknya jika seseorang bisa melihat dirinya berbakat dalam sesuatu

maka seseorang tersebut mungkin menemukan kekuatan batin dan

pertolongan dari luar. Menurut Holden (2005: 92) pada dasarnya

persepsi merupakan proyeksi dan dunia merupakan cerminnya.

b. Jalinan citra diri dan keyakinan

Keyakinan diri sesungguhnya merupakan pandangan pribadi

seseorang tentang apa yang mungkin dan apa yang tidak, ketika

seseorang mengubah keyakinan diri atau pandangan pribadinya maka

akan banyak kemungkinan atau peluang yang muncul.

c. Jalinan citra diri dan isi pikiran

Orang yang memandang dirinya sangat efektif bertindak,

berpikir, dan merasa dengan cara yang berbeda dari orang yang

memandang dirinya tidak efektif. Orang tersebut menciptakan masa

depannya sendiri bukan hanya meramalkannya (Bandura dalam

Holden, 2005: 94).

d. Jalinan citra diri dan komunikasi

Citra diri sangat mempengaruhi cara seseorang berhubungan

dan berkomunikasi dengan orang lain. Hubungan seseorang dengan

Page 39: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

23

orang lain pada dasarnya merupakan perpanjangan dari hubungan

seseorang dengan dirinya sendiri. Penerimaan diri yang buruk bisa

menjadi penyebab tingkat kemandirian yang tidak sehat, kompetisi,

rasa iri, pengekangan diri, terlalu berusaha menyenangkan hati orang

lain, dan penyiksaan diri, sebaliknya penerimaan diri yang positif bisa

membantu mengembangkan keakraban yang lebih baik, keramahan

dan kesuksesan secara menyeluruh.

e. Jalinan citra diri dan perilaku

Peran yang diambil seseorang dalam hubungannya dengan

orang lain sangat dipengaruhi oleh cara pandangnya terhadap dirinya

sendiri. Citra diri merupakan penasihat internal yang membimbing

seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan. Citra diri

menimbang setiap situasi dan menyarankan seseorang mengambil

suatu tindakan atau tidak bertindak. Secara alamiah, citra diri tentu saja

mencari apa yang menguntungkan bagi dirinya sendiri, dengan kata

lain seseorang tidak selalu bertindak atau berperilaku dalam cara yang

benar-benar autentik karena citra diri mencoba melindungi dirinya

sendiri.

Berdasarkan pendapat Holden tersebut dapat disimpulkan bahwa

ada jalinan atau hubungan citra diri dengan persepsi, keyakinan, isi

pikiran, komunikasi dan perilaku seseorang bahwa citra diri dapat

dipengaruhi oleh persepsi, keyakinan, isi pikiran, komunikasi dan perilaku

Page 40: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

24

atau juga sebaliknya bahwa persepsi, keyakinan, isi pikiran, komunikasi,

dan perilaku seseorang dapat mempengaruhi citra dirinya.

4. Aspek Citra Diri

Menurut Rogers (dalam Norma Lulusiana, 2008:9) mengatakan

bahwa pengaruh dan penilaian lingkungan sangat besar pengaruhnya

terhadap terbentuknya citra diri, tetapi prosesnya sama sekali tidak pasif.

Menurut Rogers, setiap manusia secara sadar atau tidak sadar akan terus

menerus menyaring dan memilih hal mana yang dianggapnya penting dan

bermakna untuk diinternalisasikan dan hal mana yang diabaikan karena

dianggap tidak bermakna bagi dirinya.

James (dalam Norma Lulusiana, 2008:10) mengatakan dasar

komponen citra diri ada tiga, yaitu:

a. Material self. Terdiri dari material possesion, dimana tubuh menjadi

bagian terpenting dalam diri individu sedangkan pakaian menjadi

nomor dua.

b. Social self. Bagaimana pengenalan atau tanggapan yang didapatkan

individu dari teman atau orang lain.

c. Spiritual self. Lebih mengarah kepada bagian terdalam dari diri

individu sebagai subjek, dimana kemampuan-kemampuan serta

kecakapan-kecakapan psikologis merupakan bagian yang paling

menentukan dari diri individu.

Selanjutnya menurut Jersild (dalam Fristy, 2012:5) terdapat tiga

komponen citra diri, yaitu:

Page 41: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

25

a. Perceptual Component

Komponen ini merupakan image yang dimiliki seseorang

mengenai penampilan dirinya, terutama tubuh dan ekspresi yang

diberikan pada orang lain. Tercakup di dalamnya adalah attractiviness,

appropriatiness yang berhubungan dengan daya tarik seseorang bagi

orang lain. Hal ini dapat dicontohkan oleh seseorang yang memiliki

wajah cantik atau tampan, sehingga seseorang tersebut disukai oleh

orang lain. Komponen ini disebut sebagai Physical Self Image.

b. Conseptual Component

Merupakan konsepsi seseorang mengenai karakteristik dirinya,

misalnya kemampuan, kekurangan dan keterbatasan dirinya.

Komponen ini disebut sebagai Psychological Self Image.

c. Attitudional Component

Merupakan pikiran dan perasaan seseorang mengenai dirinya,

status dan pandangan terhadap orang lain. Komponen ini disebut

sebagai Social Self Image.

Senada dengan pendapat Jersield tersebut, Brown (dalam Amalia

Puspita Hardiani, 2010:38) mengungkapkan bahwa ada tiga aspek dalam

pengetahuan diri sendiri berkaitan dengan proses mencapai kesimpulan

akan adanya citra diri. Tiga aspek tersebut adalah:

a. Dunia fisik (physical word)

Realitas fisik dapat memberikan suatu arti yang mana kita

dapat belajar mengenai diri kita sendiri. Sumber pengetahuan dari

Page 42: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

26

dunia fisikal memberikan pengetahuan kepada diri sendiri, akan tetapi

pengetahuan dari dunia fisik terbatas pada atribut yang bisa diukur

dengan yang mudah terlihat dan bersifat subjektif dan kurang

bermakna jika tidak dibangingkan dengan individu yang lainnya.

b. Dunia sosial (social word)

Sumber masukan untuk mencapai pemahaman akan citra diri

adalah masukan dari lingkungan sosial individu. Proses pencapaian

pemahaman diri melalui lingkungan sosial tersebut ada dua macam,

yaitu:

(1) Perbandingan sosial (social comparison)

Serupa dengan dunia fisik, dunia sosial juga membantu

memberi gambaran diri melalui perbandingan dengan orang lain.

Pada umumnya individu memang cenderung membandingkan

dengan individu lain yang dianggap sama dengannya untuk

memperoleh gambaran yang menurut mereka adil, akan tetapi tidak

jarang individu membandingkan dirinya dengan individu yang

lebih baik (disebut upward comparison) atau yang lebih buruk

(downward comparison) sesuai dengan tujuan mereka masing-

masing.

(2) Penilaian yang tercerminkan (reflected apraisal)

Pengetahuan akan diri individu tercapai dengan cara melihat

tanggapan orang lain terhadap perilaku individu. Misalnya jika

individu melontarkan gurauan dan individu lain tertawa, hal

Page 43: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

27

tersebut dapat menjadi sumber untuk mengetahui bahwa individu

tersebut lucu.

c. Dunia dalam (inner/pshycologycal word)

Sumber penilaian dari dalam diri individu, ada tiga hal yang

dapat mempengaruhi pencapaian pemahaman akan citra diri individu,

yaitu:

(1) Instropeksi (instropection)

Instropeksi dilakukan agar individu melihat kepada dirinya

untuk mencapai hal-hal yang menunjang pada dirinya. Misalnya

seseorang yang merasa dirinya pandai, bila berintropeksi akan

melihat berbagai kejadian dalam hidupnya, misalnya bagaimana

dirinya menyelesaikan masalah, menjawab pertanyaan, dan

sebagainya.

(2) Proses mempersepsi diri (self perception process)

Proses ini memiliki kesamaan dengan intropeksi, namun

bedanya adalah bahwa proses mempersepsi diri dilakukan dengan

melihat kembali dan menyimpulkan seperti apa dirinya setelah

mengingat-ingat ada tidaknya atribut yang dicarinya di dalam

kejadian-kejadian di hidupnya sedangkan introspeksi dilakukan

sebaliknya.

(3) Atribusi kausal (causal attributions)

Cara ini dilakukan dengan mencari tahu alasan dibalik

perilaku. Atribusi kausal adalah dimana individu menjawab

Page 44: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

28

pertanyaan mengapa dalam melakukan berbagai hal dalam

hidupnya. Atribusi kausal ini juga dapat dilakukan kepada perilaku

orang lain yang berhubungan dengan individu, dengan mengetahui

alasan orang lain melakukan suatu perbuatan yang berhubungan

dengan individu, sehingga individu tahu bagaimana gambaran diri

sebenarnya. Atribusi yang dibuat mempengaruhi pandangan

individu terhadap dirinya.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan

bahwa aspek dari citra diri ada tiga, yaitu fisik, psikis, dan sosial. Aspek

fisik adalah penilaian individu terhadap penampilan dirinya, seperti bentuk

tubuh, pakaian atau benda yang melekat pada dirinya. Aspek psikis adalah

penilaian dari dalam diri individu terhadap karakteristiknya seperti

kemampuan, kecakapan, kekurangan dan keterbatasan dirinya. Aspek

sosial adalah penilaian individu terhadap dirinya sendiri yang didapatkan

dari teman atau orang lain, penilaian tersebut berupa pikiran dan perasaan

seseorang mengenai dirinya, status dan pandangan terhadap orang lain.

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Citra Diri

Andi Mappiare (dalam Norma Lulusiana, 2008:10)

mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi citra diri, yaitu:

a. Penampakan menyeluruh; keadaan fisik dan psikis mempengaruhi

pembentukan citra diri seseorang. Keadaan yang demikian seringkali

dibandingkan dengan keadaan teman-teman sebaya sehingga dapat

menimbulkan rasa rendah diri.

Page 45: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

29

b. Nama atau panggilan; hal ini besar pengaruhnya terhadap rasa percaya

diri. Para remaja tidak senang terhadap nama yang dapat menjadikan

mereka malu, sehingga banyak di antara remaja mengganti nama atau

panggilan diri yang sering diselaraskan dengan norma kelompoknya.

c. Pakaian dan perhiasan adalah standar lain bagi remaja. Keadaan

pakaian yang menurut remaja tidak memuaskan seringkali membuat

remaja menghindar atau disingkirkan dari kelompoknya.

d. Teman-teman sebaya dalam kelompok sangat berpengaruh terhadap

citra diri. Penerimaan kelompok terhadap diri remaja, rasa ikut serta

dalam kelompok dapat memperkuat citra diri remaja.

e. Keadaan keluarga; merupakan salah satu hal yang sangat besar

pengaruhnya terhadap perkembangan citra diri dan rasa percaya diri

remaja. Keadaan keluarga yang berkecukupan akan membentuk citra

diri yang positif pada remaja.

f. Situasi rumah tangga; rumah tangga yang harmonis ikut membantu

dalam perkembangan citra diri remaja.

g. Sikap mendidik orang tua; cara mendidik anak juga berpengaruh

sangat besar terhadap perkembangan citra diri remaja, apabila seorang

anak sering diperlakukan kasar, secara tidak langsung anak tersebut

akan tidak percaya diri dan citra dirinya rendah.

h. Pergaulan; merupakan salah satu hal yang sangat besar pengaruhnya

terhadap perkembangan citra diri dan rasa percaya diri remaja. Remaja

Page 46: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

30

dalam hal ini sangat membutuhkan pergaulan terutama denga teman-

teman sebaya.

i. Perkembangan sosial; pandangan remaja terhadap masyarakat dan

kehidupan bersama dalam masyarakat banyak dipengaruhi oleh kuat

atau tidaknya citra diri remaja.

Faktor yang mempengaruhi citra diri menurut Mappiare adalah

keadaan fisik dan psikis, nama panggilan, pakaian dan perhiasan, teman-

teman, lingkungan keluarga, situasi rumah tangga, sikap mendidik,

pergaulan, dan perkembangan sosial. Selanjutnya proses mencari tahu

bagaimana citra diri individu menentukan citra diri individu tersebut

negatif atau positif, jika prosesnya ternyata positif, terdapat faktor yang

mendorongnya untuk tetap seperti itu. Brown (dalam Amalia Puspita

Hardiani, 2010) mengungkapkan faktor-faktor tersebut adalah:

a. Faktor perilaku

(1) Perhatian selektif terhadap masukan yang mendukung citra diri

individu. Individu cenderung memilah-milah masukan mana yang

ingin diperhatikannya.

(2) Melumpuhkan diri sendiri

Individu memunculkan sendiri perilaku tertentu yang

mengeluarkan kekurangannya.

(3) Pemilihan tugas yang memperlihatkan usaha positif. Individu

cenderung lebih melihat masukan yang bersifat menunjukkan

Page 47: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

31

kelebihan mereka, daripada kemampuan mereka sebenarnya

(kemampuan yang kurang baik).

(4) Bukti yang memperjelas perilaku mencari info strategis

Individu cenderung menghindari situasi dimana kekurangannya

dapat terlihat dan individu cenderung mencari masukan untuk hal

yang mudah diperbaiki dari hasil kemampuan mereka.

b. Faktor sosial

(1) Interaksi selektif

Interaksi selektif disini berarti individu bisa memilih dengan siapa

dia bergaul.

(2) Perbandingan sosial yang bias

Individu cenderung membandingkan dirinya dengan orang lain

yang menurutnya lebih rendah kemampuannya daripada dirinya.

Berdasarkan kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa

faktor-faktor yang mempengaruhi citra diri adalah keadaan fisik dan

psikis, perilaku individu dalam berpakaian atau memilih perhiasan,

lingkungan sosial berupa teman dan keluarga, pergaulan, sikap mendidik

orang tua, serta kondisi dan situasi di rumah.

B. Kajian Tentang Media Jejaring Sosial Instagram

1. Pengertian Media Jejaring Sosial Instagram

Menurut Dan (2010:1) instagram adalah sebuah aplikasi berbagi

foto yang memungkinkan pengguna mengambil foto, menerapkan filter

digital, dan membagikannya ke berbagai layanan jejaring sosial seperti

Page 48: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

32

facebook dan twitter, termasuk milik instagram sendiri. Ciri khas dari

instagram adalah hasil fotonya yang berupa persegi, mirip dengan produk

kodak instamatic dan gambar-gambar yang dihasilkan oleh foto Polaroid,

berbeda dengan kamera modern yang biasanya memiliki bentuk persegi

panjang atau dengan rasio perbandingan bentuk 6:19.

Instagram yang merupakan aplikasi berbagi foto masuk ke dalam

jenis media sosial berbagi foto. Hal tersebut senada dengan pendapat

Kementerian Perdagangan Republik Indonesia (2014: 84) yang

menyebutkan bahwa aplikasi instagram adalah media atau jaringan sosial

berbagi foto dan video seperti program-program lainnya, hanya saja yang

paling membedakan adalah tampilan foto instagram memiliki ciri khas

dengan “bingkai” persegi.

Berdasarkan kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa

instagram adalah sebuah media sosial berbentuk aplikasi berbagi foto yang

memungkinkan penggunanya untuk mengambil foto, menerapkan filter

digital, dan membagikannya ke berbagai layanan jejaring sosial lainnya

seperti facebook dan twitter. Instagram memiliki ciri khas yakni foto yang

ditampilkan berbentuk persegi.

2. Sejarah Media Jejaring Sosial Instagram

Instagram diciptakan oleh Kevin Systrom dan Mike Krieger dan

diluncurkan pada Oktober 2010. Nama instagram menurut Kevin dan

Mike merupakan gabungan dari “instant camera” dan “telegram”

(Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, 2010:84). Asal mula nama

Page 49: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

33

instagram tersebut juga diungkapkan oleh situs instagram sendiri

(https://instagram.com/about/us/) yang menyatakan bahwa Instagram

berasal dari pengertian dan keseluruhan fungsi aplikasinya, kata “insta”

berasal dari kata “instan”, seperti kamera polaroid yang pada masanya

lebih dikenal dengan sebutan “foto instan”. Instagram juga dapat

menampilkan foto-foto secara instan, seperti polaroid di dalam

tampilannya, sedangkan kata “gram” berasal dari kata “telegram” yang

cara kerjanya untuk mengirimkan informasi kepada orang lain dengan

cepat.

Berdasarkan asal mula nama instagram tersebut dapat

disimpulkan bahwa media sosial ini berharap dapat melayani penggunanya

untuk mengunggah foto dengan menggunakan jaringan internet secara

cepat. Media sosial instagram dalam beberapa bulan peluncuran sudah

mampu meraih 1 juta pengguna pada Desember 2010. Jumlah ini

meningkat terus hingga mencapai 5 juta pengguna pada Juni, kemudian

mencapai 10 Juta pada September 2011, hingga pada akhir 2014 pengguna

instagram sudah mencapai 300 Juta (Harian Online Tempo, 2014).

3. Fitur-fitur Media Jejaring Sosial Instagram

Instagram memiliki fitur untuk memudahkan penggunanya

Menurut e-journal UAJY (2014: 34-35) media sosial instagram memiliki

fitur-fitur sebagai berikut:

Page 50: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

34

a. Square cropping

Square cropping merupakan fitur instagram untuk memotong

foto berbentuk kotak persegi dengan rasio 4:4. Foto yang diunggah pun

haruslah berbentuk kotak persegi sehingga terlihat seperti hasil kamera

Kodak Instamatic atau Polaroid.

b. Gallery

Gallery merupakan ruang untuk memasang foto di dalam situs

instagram, para pengguna dapat mengunggah foto dan memasang foto

diri. Selain foto, pengguna juga dapat menunggah video.

c. Like

Pengguna instagram dapat memberi apresiasi terhadap foto

yang diunggah dengan tombol “like” berbentuk hati.

d. Comment

Fitur comment digunakan untuk memberikan komentar foto

yang diunggah dan mendapatkan feedback dari pemilik akun.

e. Home

Home merupakan halaman utama saat membuka aplikasi

instagram, berupa rangkaian berita mengenai foto-foto terbaru yang

baru saja diunggah oleh akun-akun yang diikuti oleh pengguna.

f. Direct

Fitur direct memungkinkan pengguna untuk mengunggah foto

secara pribadi ke akun yang diinginkan, dengan fitur ini foto atau video

Page 51: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

35

yang diunggah hanya bisa dilihat oleh akun yang dipilih oleh

pengguna.

g. News bar

News bar merupakan fitur yang memberitahu pengguna

mengenai aktivitas terbaru yang ada di fotonya dan foto yang

dikomentari oleh pengguna (komentar, like, follower baru, mention,

dan sebagainya).

h. Explore

Fitur explore merupakan bar berisi kumpulan foto populer

yang banyak mendapat like di instagram.

i. Search

Search merupakan fitur instagram untuk pencarian akun

pengguna instagram.

Selanjutnya menurut Akron Summit County Public Library

(2013:3) instagram memiliki fitur-fitur sebagai berikut:

a. Tagging

Fitur tagging merupakan fitur pelabelan yang dimiliki

instagram untuk memberi nama kepada orang-orang yang ada dalam

foto, fitur ini mirip dengan fitur tagging yang ada dalam facebook.

b. Followers

Fitur followers atau dalam bahasa Indonesianya disebut fitur

pengikut merupakan salah satu unsur penting dalam instagram.

Definisi dari followers instagram adalah pengguna yang mengikuti

Page 52: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

36

kegiatan atau hasil unggahan dari pengguna yang mengunggah foto

pada instagram.

c. Comment

Comment adalah fitur yang digunakan agar pengguna dapat

memberikan komentar pada foto atau menerima timbal balik dari

pengguna yang lain.

d. To Like

Fitur to like biasanya memiliki simbol “thumbs up” atau

jempol ke atas merupakan sebuah tanda bahwa pengguna menyukai

dan menyetujui foto yang pengguna lain posting.

e. Notification

Fitur notification merupakan sebuah fitur yang menandai

bahwa seseorang atau pengguna instagram telah atau ingin berinteraksi

dengan pengguna instagram yang lain.

f. Profil Page

Profil page atau dalam bahasa Indonesia merupakan halaman

profil merupakan fitur pada instagram yang berisikan koleksi-koleksi

foto, tampilan jumlah pengikut, jumlah posting dan jumlah akun

pengguna instagram yang diikuti.

g. Navigation Bar

Navigation bar merupakan fitur instagram yang digunakan

untuk mencari akun pengguna instagram, foto yang populer dan lain

sebagainya.

Page 53: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

37

h. Privacy Setting

Fitur privacy setting merupakan sebuah fitur untuk

memberikan kenyamanan privasi bagi pengguna, seperti foto yang

hanya bisa dilihat oleh pengguna-pengguna yang telah disetujui

menjadi follower.

Berdasarkan kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa

instagram memiliki berbagai fitur-fitur seperti squre cropping, gallery,

like, direct, news bar, search atau navigation bar, privacy setting, explore,

tagging, follower, comment dan profil page.

4. Dampak Penggunaan Media Jejaring Sosial Instagram

Media sosial atau jejaring sosial saat ini menjadi fenomenal,

melalui media sosial setiap orang mudah untuk memperluas jaringan

pertemanan dan memperoleh informasi dari manapun. Menurut Yanica

(2014: 73) media sosial dapat memberikan pengaruh positif apabila

diperkenalkan kepada anak-anak dan remaja secara benar, bahkan media

sosial dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan keterampilan kecepatan

mengetik. Instagram merupakan salah satu media sosial yang juga dapat

memberikan dampak positif dan negatif. Menurut (Daniel Kurniawan

Salamon, 2013: 5-14) Salah satu dampak positif dari instagram adalah

mediator komunikasi lintas budaya melalui gambar atau foto, media untuk

bereksistensi di lingkungan sosial, dan menambah banyak teman atau

jaringan sosial.

Page 54: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

38

Instagram merupakan bagian dari media sosial atau jejaring sosial,

berikut adalah dampak positif dan negatif dari jejaring sosial. Menurut

Rendi Lesmana (Yanica, 2014: 74-75) dampak positif dari jejaring sosial

adalah:

a. Tempat promosi

Jejaring sosial dapat dijadikan sebagai tempat promosi terbaik

untuk produk atau jasa. Media sosial instagram juga digunakan sebagai

tempat promosi, biasanya pengguna instagram beriklan dengan cara

meng-endorse para artis yang memiliki instagram dengan pengikut

banyak.

b. Tempat untuk memperluas pertemanan

Banyak pengguna jejaring sosial yang bisa dijumpai sehingga

bukanlah hal yang sulit untuk mendapatkan banyak teman untuk

memenuhi kebutuhan afiliasi dengan menggunakan media jejaring

sosial.

c. Sebagai media komunikasi

Jejaring sosial tentunya bisa digunakan sebagai media

komunikasi yang sangat bagus untuk mengungkapkan diri dan

berkomunikasi dengan orang dalam negeri maupun luar negeri untuk

memperkenalkan diri kepada dunia.

d. Tempat untuk berbagi

Jejaring sosial digunakan untuk sharing dan mengungkapkan

diri seluas-luasnya. Jejaring sosial menjadi salah satu tempat terbaik

Page 55: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

39

untuk berbagi baik melalui foto, informasi, dan lain sebagainya karena

hal-hal yang pengguna bagikan dapat langsung dilihat oleh teman-

teman yang ada di jejaring sosial.

e. Tempat mencari informasi

Media sosial dapat digunakan sebagai tempat untuk mencari

berbagai informasi. Media sosial instagram biasanya digunakan

pengguna untuk mencari informasi tentang barang dan jasa, tempat-

tempat wisata, kuliner, hingga informasi terbaru para artis.

Efek positif dari media jejaring sosial bagi remaja juga

diungkapkan oleh ICT Watch dalam buku internet sehat (David

Mahendra, 2014: 15-16) yaitu:

a. Remaja dapat belajar mengembangkan keterampilan teknis dan sosial

yang sangat dibutuhkan di era digital seperti sekarang ini. Remaja

belajar bagaimana beradaptasi, bersosialisasi dengan publik dan

mengelola jaringan pertemanan.

b. Remaja dapat memperluas jaringan pertemanan. Remaja lebih mudah

berteman dengan orang lain di seluruh dunia, meski sebagian besar

diantaranya tidak pernah remaja temui secara langsung.

c. Remaja akan termotivasi untuk mengembangkan diri melalui teman-

teman yang mereka temui secara online, karena remaja disini

berinteraksi dan menerima umpan balik satu sama lain.

d. Media jejaring sosial membuat remaja menjadi lebih bersahabat,

perhatian, dan empati. Misalnya memberikan perhatian saat ada teman

Page 56: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

40

yang berulang tahun, mengomentari dan memberikan tanda suka pada

foto atau video yang teman-temannya unggah, dan menjaga hubungan

persahabatan meski tidak dapat bertemu secara fisik.

Media jejaring sosial instagram selain membawa dampak positif

juga dapat membawa dampak negatif, seperti yang dikemukakan oleh

Keke Mahardika (2015:2) bahwa instagram membawa dampak negatif

seperti krisis percaya diri, persaingan kehidupan mewah, dan tidak mau

menatap realita dan kenyataan. Lebih lanjut Rendi Lesmana (Yanica,

2014: 81-82) menyebutkan bahwa dampak negatif dari media jejaring

sosial adalah sebagai berikut:

a. Membuat remaja atau pelajar menjadi malas belajar

Media jejaring sosial dapat membuat seseorang kecanduan,

termasuk pelajar. Seorang pelajar yang kecanduan jejaring sosial akan

lebih malas belajar karena keinginannya untuk terus bermain media

jejaring sosial.

b. Bahaya kejahatan

Media jejaring sosial dapat digunakan oleh siapa saja termasuk

orang-orang atau oknum yang ingin berbuat jahat. Media jejaring sosial

tersebut dapat digunakan oleh oknum tersebut untuk mencari target.

Salah satu kasus yang sering terjadi adalah penculikan oleh orang yang

tidak dikenal dari jejaring sosial karena tidak semua orang

mengungkapakan identitas atau dirinya dengan jujur di dunia maya

yang terbatas untuk bertemu secara langsung.

Page 57: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

41

c. Bahaya penipuan

Media jejaring sosial dapat digunakan oleh orang-orang yang

tidak bertanggung jawab sebagai tempat untuk melakukan penipuan.

Media ini dijadikan tempat promosi bagi para penipu yang sedang

mencari korban, seperti promosi barang dan jasa sehingga remaja

diharapkan tidak mudah tertarik atau tidak boleh langsung percaya jika

seseorang yang tidak dikenal menawarkan barang atau jasa lain.

d. Tidak semua pengguna jejaring sosial bersifat baik dan sopan

Artinya tidak sedikit pengguna media jejaring sosial yang

mungkin bersifat kasar atau tidak sopan, hal ini jelas berbahaya bagi

anak dan remaja, karena tidak mungkin bagi anak dan remaja untuk

meniru kata-kata atau kalimat yang tidak sopan dan tentunya tidak patut

ditiru.

e. Mengganggu kehidupan

Jejaring sosial dapat mengurangi komunikasi pengguna dengan

dunia nyata seperti orang sekitar, lingkungan, dan yang lainnya. Hal ini

terjadi karena banyak yang menganggap kebutuhan afiliasi dapat

terpenuhi hanya dengan melakukan kegiatan yang terlalu lama dan

menghabiskan waktu di jejaring sosial.

Senada dengan pendapat Rendi Lesmana tersebut, ICT Watch

dalam buku internet sehat (David Mahendra, 2014: 17-18) juga

mengungkapkan bahwa media jejaring sosial juga dapat memberikan

dampak negatif bagi para remaja, dampak negatif tersebut adalah:

Page 58: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

42

a. Remaja menjadi malas belajar berkomunikasi di dunia nyata, tingkat

pemahaman bahasa pun menjadi terganggu. Remaja yang terlalu

banyak berkomunikasi di dunia maya, maka pengetahuan tentang seluk

beluk berkomunikasi di kehidupan nyata, seperti bahasa tubuh dan

nada suara menjadi berkurang.

b. Media jejaring sosial akan membuat remaja lebih mementingkan diri

sendiri. Remaja menjadi tidak sadar akan lingkungan sekitar karena

banyak menghabiskan waktu di internet. Hal ini mengakibatkan remaja

kurang empati di dunia nyata.

c. Tidak ada ejaan dan tata bahasa di media jejaring sosial. Hal ini akan

membuat remaja sulit membedakan antara berkomunikasi di situs

media jejaring sosial dan dunia nyata.

d. Media jejaring sosial adalah lahan subur bagi predator untuk

melakukan kejahatan. Kita tidak akan pernah tahu apakah seseorang

yang baru dikenal remaja di internet menggunakan jati diri yang

sesungguhnya.

Berdasarkan kedua penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa

dampak positif dari media jejaring sosial adalah media sosial dapat

dijadikan sebagai tempat komunikasi, memperluas pertemanan,

membangun pertemanan menjadi lebih bersahabat, perhatian, dan empati,

media untuk berbagi, media untuk mengembangkan diri, media untuk

mencari informasi, dan dapat dijadikan sebagai media untuk berpromosi.

Selain dampak positif, ada dampak negatif dari media jejaring sosial yaitu

Page 59: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

43

membuat remaja atau pelajar menjadi malas belajar, membuat remaja lebih

mementingkan diri sendiri dan tidak peka terhadap lingkungan nyata di

sekitarnya, membuat malas berkomunikasi di dunia nyata, dan tingkat

pemahaman bahasa pun menjadi berkurang, membuat remaja mudah

meniru kata-kata yang tidak baik dan tidak sopan, membuat remaja mudah

terpapar dengan potensi kejahatan dan penipuan.

C. Kajian Tentang Intensitas Penggunaan Instagram

1. Pengertian Intensitas

Intensitas dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 428)

berasal dari kata intens yang berarti sangat kuat (berkaitan dengan

kekuatan), tinggi (berkaitan dengan mutu), intens menunjukkan sesuatu

yang penuh semangat, berkobar-kobar, bergelora dan sangat emosional.

Menurut Chaplin (2006: 254) dalam kamus lengkap psikologi, intensitas

(intensity) memiliki arti kekuatan suatu tingkah laku atau suatu

pengalaman, seperti intensitas suatu reaksi emosional, kekuatan yang

mendukung suatu pendapat atau sikap. Berdasarkan pengertian dari

intens atau intensitas tersebut, maka dalam hal ini diambil kata kekuatan.

Kekuatan disini menerangkan seberapa sering media sosial instagram

dipakai oleh siswa untuk menampilkan foto baik foto pribadi, kegiatan,

dan lain sebagainya, selain itu juga seberapa sering siswa berkomunikasi

di media sosial instagram untuk membangun citra diri siswa kepada

orang lain.

Page 60: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

44

Menurut Yanica (2014: 82) intensitas suatu kegiatan seseorang

mempunyai hubungan yang erat dengan perasaan. Perasaan senang

terhadap kegiatan yang akan dilakukan dapat mendorong orang yang

bersangkutan melakukan kegiatan tersebut secara berulang-ulang.

Kesenangan siswa dalam bermain media sosial instagram yang tengah

populer memungkinkan siswa untuk terus memposting atau menampilkan

foto-foto, saling bertukar, berkomentar, dan menyukai foto yang

diunggah, bersaing untuk mendapatkan follower yang banyak, dan lain

sebagainya. Semua kegiatan tersebut bertujuan untuk membangun dan

menampilkan citra diri siswa kepada pengguna instagram yang lain.

Menurut Qomariyah (Yanica, 2014: 83) terdapat dua hal

mendasar yang harus diamati untuk mengetahui intensitas menggunakan

situs media sosial yaitu frekuensi menggunakan media sosial bagi

penggunanya. Intensitas mengakses situs media sosial adalah berapa

lama dan seringnya responden menggunakan media sosial dengan

berbagai tujuan atau motivasi. Dalam hal ini intensitas media sosial yang

diukur adalah media sosial instagram.

The Graphic, Visualization, dan Usability Center, The Georgia

Institute Of Technology (Yanica, 2014:83) menggolongkan pengguna

situs jejaring sosial atau media sosial menjadi tiga kategori berdasarkan

intensitas yang digunakan, yaitu:

Page 61: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

45

a. Heavy User (Pengguna Berat)

Individu yang mengakses jejaring sosial lebih dari 40 jam per bulan.

b. Medium User (Pengguna Sedang)

Individu yang mengakses jejaring sosial antara 10 jam sampai 40 jam

per bulan.

c. Light User (Pengguna Ringan)

Individu yang mengakses jejaring sosial kurang dari 10 jam per bulan.

2. Aspek-Aspek Intensitas

Menurut Del Bario (Yanica, 2014: 83-84) aspek-aspek intensitas

adalah attention (perhatian), comprehension (penghayatan), duration

(durasi), dan frequency (frekuensi). Penjelasan dari aspek-aspek intensitas

penggunaan media sosial tersebut adalah sebagai berikut:

a. Aspek kualitas. Hal ini berkaitan dengan keterlibatan perasaan

individu dalam mengakses dan memahami jejaring sosial atau media

sosial yang digunakannya, meliputi:

1) Attention (perhatian)

Perhatian merupakan minat individu. Perhatian pada aktivitas

individu sesuai dengan minat yang diinginkannya lebih kuat dan

intens daripada minat aktivitas yang tidak dikarenakan

ketertarikan. Seseorang memiliki perhatian pada jejaring sosial,

sehingga orang tersebut dapat menikmati aktivitas saat mengakses

jejaring sosial, menjalin hubungan dengan orang lain melalui

Page 62: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

46

jejaring sosial, dan menggunakan layanan yang terdapat dalam

jejaring sosial.

2) Comprehention (penghayatan)

Penghayatan adalah pemahaman dan penyerapan informasi,

adanya usaha individu untuk memahami, menikmati, pengalaman

untuk memenuhi dan menyimpan informasi, dan pengalaman

tersebut diperoleh sebagai pengetahuan individu. Misalnya, orang

yang mengakses jejaring sosial dengan memahami dan menyerap

informasi segala sesuatu mengenai jejaring sosial sehingga dapat

menikmati aktivitas saat mengakses situs jejaring sosial.

b. Aspek kuantitas. Hal ini berkaitan dengan jumlah waktu dalam

menggunakan jejaring sosial. Aspek kuantitas meliputi:

1) Duration (durasi)

Durasi adalah lamanya individu dalam menjalankan

perilakunya. Lamanya seseorang dalam mengakses jejaring sosial

dapat dilihat dari waktu yang dihabiskan individu tersebut untuk

setiap kali menggunakannya. Misalnya, seseorang yang mengakses

jejaring sosial dapat menghabiskan 1-2 jam setiap harinya.

2) Frequency (frekuensi)

Frekuensi yaitu seringnya atau banyaknya pengulangan

perilaku dalam menggunakan jejaring sosial. Frekuensi

menggunakan jejaring sosial dapat dilihat dari seberapa seringnya

individu membuka dan mengakses jejaring sosial dalam waktu

Page 63: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

47

tertentu, misalnya dalam satu minggu seseorang dapat mengakses

jejaring sosial sebanyak 10 kali, atau dalam satu bulan dapat

mengakses jejaring sosial sebanyak 40 kali.

Berdasarkan beberapa penjelasan tersebut, maka aspek-aspek

intensitas menggunakan jejaring sosial adalah attention (perhatian),

comprehension (penghayatan), duration (durasi), dan frequency

(frekuensi), sehingga dapat disimpulkan bahwa intensitas menggunakan

jejaring sosial atau media sosial instagram adalah tingkat kuantitas waktu

dalam melakukan suatu kegiatan tertentu dalam waktu yang tertentu pula

menunjukkan durasi, frekuensi lama waktu yang diperlukan, dan tingkat

kualitas perasaan, minat, perhatian dalam menggunakan media sosial

instagram yang meliputi semua fasilitas yang disediakan oleh media sosial

instagram tersebut, antara lain seberapa sering memperbaharui atau

memposting foto baik itu foto sendiri, jalan-jalan, kegiatan yang

dilakukan, ataupun foto barang-barang bermerk yang dimiliki,

memberikan komentar pada foto orang lain, menyukai foto orang lain,

seberapa banyak pengikut atau seberapa banyak mengikuti akun

instagram orang lain, dan seberapa sering memberikan direct atau tagging

foto pada pengguna lainnya.

Page 64: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

48

D. Kajian Tentang Remaja sebagai Siswa SMA

1. Pengertian Remaja

Istilah asing yang sering dipakai untuk menunjukkan makna

remaja, antara lain adalah puberteit, adolescentia, dan youth. Dalam

bahasa Indonesia sering pula dikatakan pubertas atau remaja. Istilah

puberty (Inggris) atau puberteit (Belanda) berasal dari bahasa Latin:

pubertas yang berarti usia kedewasaan (the age of manhood). Istilah ini

berkaitan dengan kata Latin lainnya pubescere yang berarti masa

pertumbuhan rambut di daerah tulang “pusic” (di wilayah kemaluan).

Penggunaan istilah ini lebih terbatas dan menunjukkan mulai berkembang

dan tercapainya kematangan seksual. Pubescere dan Puberty sering

diartikan sebagai masa tercapainya kematangan seksual ditinjau dari aspek

biologisnya (Sunarto dan Agung Hartono, 2002: 51).

Istilah adolescentia berasal dari kata Latin: Adulescentis, dengan

adulescentia dimaksudkan masa muda. Adolescence menunjukkan masa

yang tercepat antara usia 12—22 tahun dan mencakup seluruh

perkembangan psikis yang terjadi pada masa tersebut, di Indonesia baik

istilah pubertas maupun adolescencia dipakai dalam arti umum dengan

istilah yang sama yaitu remaja (Sunarto dan Agung Hartono, 2002: 51-52).

Istilah asing untuk menunjukkan makna remaja, dalam bahasa

Indonesia disebut pubertas. Istilah tersebut penggunaannya lebih

menunjukkan kepada masa perkembangan dan tercapainya kematangan

seksual. Hal ini senada dengan pernyataan Muhammad Al-Mighwar

Page 65: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

49

(2006: 55-56) bahwa istilah adolescence atau remaja berasal dari kata

Latin adolescere (kata bendanya, adolescentia yang berarti remaja) yang

berarti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa”.

Menurut Sarlito Wirawan Sarwono (2005:9) yang dimaksud

dengan remaja adalah:

“Remaja adalah suatu masa ketika: Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual; individu mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari anak-anak mencapai dewasa; terjadi peralihan dan ketergantungan sosial ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri”.

Berdasarkan pendapat Sarlito Wirawan diketahui bahwa remaja

adalah masa dimana individu mencapai kematangan seksual dengan tanda-

tanda seksual sekundernya, serta mencapai perkembangan psikologis dan

terjadi peralihan dari ketergantungan penuh menuju kepada keadaan yang

relatif lebih mandiri.

Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak dengan masa

dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek atau fungsi untuk

memasuki masa dewasa (Sri Rumini dan Siti Sundari, 2004: 53-54)

sedangkan menurut Santrock (2003: 26) remaja (adolescence) diartikan

sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa

yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosio emosional.

Berdasarkan pendapat tersebut diketahui bahwa masa remaja

merupakan masa peralihan atau transisi dan perkembangan antara masa

anak dengan masa dewasa dan mencakup perubahan biologis, kognitif, dan

sosio emosional. Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, dapat

Page 66: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

50

disimpulkan bahwa istilah remaja sering disebut dengan adolescence,

merupakan masa dimana individu mengalami pertumbuhan dan

perkembangan antara masa anak dengan masa dewasa mencakup

kematangan fisik, perubahan biologis, kognitif, dan sosio emosional.

2. Batasan Usia Remaja

Ada banyak pendapat mengenai batasan usia remaja. WHO

(Sunarto dan Agung Hartono, 2002: 57) menetapkan batas usia 19-20

tahun sebagai batasan usia remaja. WHO menyatakan walaupun definisi di

atas terutama didasarkan pada usia kesuburan (fertilitas) wanita, batasan

tersebut berlaku juga untuk remaja pria, dan WHO membagi kurun usia

dalam 2 bagian yaitu remaja awal 10-14 tahun dan remaja akhir 15-20

tahun.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sunarto dan Agung Hartono, 2002:

57-58) sendiri menetapkan usia 15-24 tahun sebagai usia pemuda (youth)

dalam rangka keputusan mereka untuk menetapkan tahun 1985 sebagai

Tahun Pemuda Internasional sedangkan menurut Sri Rumini dan Siti

Sundari (2004: 56) membagi masa remaja menjadi 3 bagian yaitu: (1)

masa pra remaja kurun waktunya sekitar 11 s.d. 13 tahun bagi wanita dan

pria sekitar 12 s.d. 14 tahun, (2) masa remaja awal sekitar 13 s.d. 17 tahun

bagi wanita dan bagi pria 14 s.d. 17 tahun 6 bulan, (3) masa remaja akhir

sekitar 17 s.d. 21 tahun bagi wanita dan bagi pria sekitar 17 tahun 6 bulan

s.d. 22 tahun.

Page 67: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

51

Santrock (2003: 26) menyebutkan bahwa masa remaja awal (early

adolescence) kira-kira sama dengan masa sekolah menengah pertama dan

mencakup kebanyakan perubahan pubertas. Masa remaja akhir (late

adolescence) menunjuk pada kira—kira setelah usia 15 tahun sedangkan

menurut Muhammad Al-Mighwar (2006:62), secara teoritis dan empiris

dari segi psikologis, rentangan usia remaja berada dalam usia 12 tahun

sampai 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai 22 tahun bagi laki-laki.

Jika dibagi atas remaja awal dan remaja akhir, remaja awal berada dalam

usia 12/13 tahun sampai 17/18 tahun. Hal senada juga diungkapkan oleh

Hurlock (Muhammad Al-Mighwar, 2006:61) membatasi usia remaja

antara 13 tahun sampai 21 tahun, dengan pembagian masa remaja awal

antara 13/14 tahun sampai 17 tahun, dan masa remaja akhir 17 tahun

sampai 21 tahun.

Berdasarkan beberapa pendapat tentang batasan usia remaja

tersebut, dapat disimpulkan bahwa remaja merupakan masa peralihan dari

masa kanak-kanak menuju dewasa, usianya berkisar antara 12 tahun

sampai 22 tahun.

3. Karakteristik Remaja

Menurut Andi Mappiare (Maret Tri Kisworo, 2011: 15-18)

menggolongkan remaja ke dalam dua kategori yaitu remaja awal dan

remaja akhir, dan mengungkapkan karakteristiknya sebagai berikut:

a. Karaktertistik remaja awal (usia 13 tahun sampai 17 tahun)

1) Ketidakstabilan keadaan perasaan dan emosi.

Page 68: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

52

Masa ini disebut masa yang sangat peka, dimana remaja

mengalami badai dan topan dalam kehidupan perasaan dan

emosinya. Keadaan semacam ini diistilahkan sebagai “storm and

stress”. Remaja yang sesekali bergairah dalam bekerja, tiba-tiba

berganti lesu, kegembiraan yang meledak bertukar rasa sedih yang

sangat, dan rasa yakin diri berganti rasa ragu diri yang berlebihan.

Termasuk dalam ciri ini adalah ketidaktentuan cita-cita. Hal

mengenai pendidikan dan lapangan kerja tidak dapat direncanakan

dan ditentukannya. Lebih-lebih dalam persahabatan dan “cinta”,

rasa bersahabat sering bertukar menjadi senang, ketertarikan pada

lain jenis suka “loncat-loncatan” atau “cinta monyet”.

2) Hal sikap dan moral, terutama menonjol menjelang akhir remaja

awal.

Organ-organ seks yang telah matang menyebabkan remaja

mendekati lawan seks. Ada dorongan-dorongan seks dan

kecenderungan memenuhi dorongan itu. Remaja menonjolkan

kegiatan-kegiatan yang berani menyerempet bahaya, “sex appeal”,

perbuatan kurang sopan dan tidak senonoh.

3) Kemampuan berpikir atau mental mulai sempurna.

Keadaan ini terjadi dalam kurun waktu 12-16 tahun. Pada

usia 12 tahun kemampuan anak untuk mengerti informasi abstrak

baru sempurna. Remaja awal suka menolak hal-hal yang tidak

masuk akal. Penentangan pendapat sering terjadi dengan orang

Page 69: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

53

tua, guru maupun orang dewasa lain jika remaja mendapat

pemaksaan menerima pendapat tanpa alasan rasional. Tetapi,

dengan alasan yang masuk akal, remaja juga cenderung mengikuti

pemikiran orang dewasa.

4) Status remaja awal sangat sulit ditentukan.

Perlakuan yang diberikan oleh orang dewasa terhadap

remaja awal sering berganti-ganti. Ada keraguan orang dewasa

untuk member tanggung jawab kepada remaja dengan dalih

mereka masih anak-anak. Remaja suatu saat bisa dianggap sebagai

orang dewasa, dan disaat lain diperlukan sebagai anak-anak.

Akibatnya, remaja awal mendapat sumber kebingungan dan

menambah masalahnya.

5) Remaja awal banyak mengalami masalah.

Hal ini terutama karena pertentangan sosial yang terjadi

antara remaja dan orang tua. Hal ini dikarenakan remaja

menganggap bahwa dirinya lebih mampu menyelesaikan

masalahnya sendiri dan orang dewasa disekitarnya terlalu tua

untuk dapat mengerti dan memahami perasaan, emosi, sikap dan

kemampuan pikir dan status mereka.

6) Merupakan masa yang kritis.

Dikatakan kritis sebab remaja awal dihadapkan soal apakah

ia dapat menghadapi dan memecahkan masalahnya atau tidak.

Keadaan remaja yang dapat menghadapi masalahnya dengan baik,

Page 70: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

54

menjadi modal dasar dalam menghadapi masalah-masalah

selanjutnya, sampai ia dewasa.

b. Karakteristik remaja akhir (Usia 17 tahun sampai 21 tahun)

Tidak jauh berbeda dengan remaja awal, pada masa ini remaja

masih dalam taraf mencari jati diri. Secara khusus pada masa ini

remaja telah mengalami:

1) Stabilitas emosi mulai timbul dan mengikat.

Dalam masa remaja akhir ini terjadi keseimbangan tubuh

dan anggota badan, panjang dan besar berimbang. Demikian pula

stabil dalam minat-minatnya; pemilihan sekolah, jabatan, pakaian,

pergaulan dengan sesama atau pun jenis lain. Stabilitas itu

mengandung pengertian bahwa mereka relatif tetap atau mantap

dan tidak mudah berubah pendirian akibat adanya rayuan atau

propaganda.

2) Citra diri, sikap dan pendapat lebih realistis.

Remaja sering memandang dirinya lebih tinggi ataupun

lebih rendah dari keadaan yang sesungguhnya. Akibat yang sangat

positif dari keadaan remaja akhir seperti itu adalah timbulnya

perasaan puas, menjauhkan mereka dari rasa kecewa.

3) Dapat menghadapi masalahnya dengan matang dan dengan

perasaan lebih tenang.

Adanya usaha-usaha pemecahan masalah secara lebih

matang dan realistis itu merupakan produk dari kemampuan

Page 71: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

55

berpikir remaja akhir yang telah lebih sempurna dan ditunjang

oleh sikap pandangan yang lebih realistis sehingga diperolehnya

perasaan yang lebih tenang.

Menurut Hurlock (Rita Eka, dkk., 2008: 124-126) remaja

memiliki ciri-ciri khusus yang membedakan masa sebelum dan

sesudahnya, ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut:

a. Masa remaja sebagai periode penting.

Masa remaja dianggap sebagai periode penting karena

akibatnya yang langsung terhadap sikap dan perilaku dan akibat jangka

panjangnya, juga akibat fisik dan akibat psikologis. Perkembangan

fisik yang cepat dan penting disertai dengan cepatnya perkembangan

mental yang cepat menimbulkan penyesuaian mental dan membentuk

sikap, nilai dan minat baru.

b. Masa remaja sebagai periode peralihan.

Masa remaja merupakan peralihan dari masa kanak-kanak ke

masa dewasa, sehingga mereka harus meninggalkan segala sesuatu

yang bersifat kekanak-kanakan serta mempelajari pola perilaku dan

sikap baru untuk menggantikan perilaku dan sikap yang sudah

ditinggalkan. Pada masa ini remaja bukan lagi seorang anak dan juga

bukan orang dewasa.

c. Masa remaja sebagai periode perubahan.

Masa remaja dianggap sebagai periode perubahan karena

selama masa remaja terjadi perubahan fisik yang sangat pesat, juga

Page 72: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

56

perubahan perilaku dan sikap yang berlangsung pesat. Sebaliknya jika

perubahan fisik menurun maka diikuti perubahan sikap dan perilaku

yang menurun juga. Menurut Hurlock (Rita Eka, dkk. 2008: 125), ada

4 macam perubahan yaitu: meningginya emosi, perubahan tubuh,

minat dan peran yang diharapkan, berubahnya minat dan pola perilaku

serta adanya sikap ambivalen terhadap setiap perubahan.

d. Masa remaja sebagai masa mencari identitas.

Pada masa ini remaja mulai mendambakan identitas diri dan

tidak puas lagi dengan menjadi sama dengan teman-teman dalam

segala hal, seperti pada masa sebelumnya, namun adanya sifat yang

mendua, dalam beberapa kasus menimbulkan suatu dilema yang

menyebabkan krisis identitas. Pada saat ini remaja berusaha untuk

menunjukkan siapa diri dan peranannya dalam kehidupan masyarakat.

e. Masa remaja merupakan usia bermasalah.

Masa remaja dianggap sebagai usia bermasalah karena pada

masa remaja pemecahan masalah sudah tidak seperti pada masa

sebelumnya yang dibantu oleh orangtua dan gurunya. Setelah remaja

masalah yang dihadapi akan diselesaikan secara mandiri, mereka

menolak bantuan dari orangtua dan guru lagi.

f. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan/kesulitan.

Masa remaja dianggap sebagai usia yang menimbulkan

ketakutan/kesulitan karena pada masa remaja sering timbul pandangan

yang kurang baik dan bersifat negatif. Stereotip yang demikian

Page 73: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

57

mempengaruhi konsep diri dan sikap remaja terhadap dirinya, dengan

demikian menjadikan remaja sulit melakukan peralihan menuju masa

dewasa. Pandangan ini juga sering menimbulkan pertentangan antara

remaja dengan orang dewasa.

g. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik

Pada masa ini remaja cenderung memandang dirinya dan orang

lain sebagaimana yang diinginkan bukan sebagaimana adanya, lebih-

lebih cita-citanya. Hal ini menyebabkan emosi meninggi dan apabila

diinginkan tidak tercapai akan mudah marah, semakin bertambahnya

pengalaman pribadi dan sosialnya serta kemampuan berfikir rasional

remaja memandang diri dan orang lain semakin realistik.

h. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa.

Masa remaja dianggap sebagai ambang masa dewasa karena

menjelang menginjak masa dewasa, remaja merasa gelisah untuk

meninggalkan masa belasan tahunnya. Remaja belum cukup untuk

berperilaku sebagai orang dewasa, oleh karena itu mereka mulai

berperilaku sebagai status orang dewasa seperti cara berpakaian,

merokok, menggunakan obat-obatan dan lain-lain, yang dipandang

dapat memberikan citra seperti yang diinginkan.

Berdasarkan berbagai pendapat ahli tersebut maka dapat

disimpulkan bahwa karakteristik remaja adalah remaja merupakan usia

dimana periode perubahan dan peralihan terjadi baik itu fisik, psikis, dan

kognitif, remaja awal memiliki perasaan dan emosi yang belum stabil,

Page 74: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

58

remaja adalah masa mencari identitias, remaja banyak mengalami

masalah, remaja merupakan masa kritis yang menimbulkan ketakutan dan

kesulitan.

4. Tugas Perkembangan Remaja

Ada seperangkat hal yang harus dimiliki remaja dalam

mempersiapkan diri memasuki kehidupan masa dewasa agar remaja

memiliki keutuhan pribadi dalam arti yang seluas-luasnya. Menurut

Robert Y. Havighurst (dalam Panut Panuju dan Ida Umami, 2005: 23-26)

menyebutkan adanya sepuluh tugas perkembangan remaja yaitu:

a. Mencapai hubungan sosial yang matang dengan teman-teman

sebayanya, baik dengan teman-teman sejenis maupun dengan jenis

kelamin lain, artinya para remaja memandang gadis-gadis sebagai

wanita dan laki-laki sebagai pria, menjadi manusia dewasa di antara

orang-orang dewasa.

b. Dapat menjalankan peranan-peranan sosial menurut jenis kelamin

masing-masing, artinya mempelajari dan menerima peranan masing-

masing sesuai dengan ketentuan-ketentuan atau norma-norma

masyarakat.

c. Menerima kenyataan (realitas) jasmaniah serta menggunakannya

seefektif-efektifnya dengan perasaan puas.

d. Mencapai kebebasan emosional dari orang tua atau orang dewasa

lainnya. Remaja tidak kekanak-kanakan lagi, yang selalu terikat pada

Page 75: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

59

orang tuanya. Remaja membebaskan dirinya dari ketergantungan

terhadap orang tua atau orang lain.

e. Mencapai kebebasan ekonomi. Remaja merasa sanggup untuk hidup

berdasarkan usaha sendiri, ini terutama sangat penting bagi laki-laki,

akan tetapi dewasa ini bagi kaum wanita pun tugas ini berangsur-

angsur menjadi tambah penting.

f. Memilih dan mempersiapkan diri untuk pekerjaan atau jabatan artinya

belajar memilih satu jenis pekerjaan sesuai dengan bakat dan

mempersiapkan diri untuk pekerjaan tersebut.

g. Mempersiapkan diri untuk melakukan perkawinan dan hidup berumah

tangga, mengembangkan sikap yang positif terhadap kehidupan

keluarga dan memiliki anak.

h. Mengembangkan kecakapan intelektual serta konsep-konsep yang

diperlukan untuk kepentingan hidup bermasyarakat, maksudnya ialah

bahwa untuk menjadi warga negara yang baik perlu memiliki

pengetahuan tentang hukum, pemerintah, ekonomi, politik geografi,

tentang hakikat manusia dan lembaga-lembaga kemasyarakatan.

i. Memperlihatkan tingakah laku yang secara sosial dapat

dipertanggungjawabkan, artinya ikut serta dalam kegiatan-kegiatan

sosial sebagai orang dewasa yang bertanggung jawab, menghormati

serta mentaati nilai-nilai sosial yang berlaku dalam lingkungannya,

baik regional maupun nasional.

Page 76: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

60

j. Memperoleh sejumlah norma-norma sebagai pedoman dalam tindakan-

tindakannya dan sebagai pandangan hidup.

Berdasarkan pendapat Robert Y. Havighurst tersebut, tugas

perkembangan remaja ialah mencapai hubungan sosial yang matang

dengan teman sebayanya, dapat menjalankan peran sosial sesuai dengan

jenis kelamin masing-masing, menerima kenyataan jasmaniah dan

memanfaatkan dengan sebaik-baiknya, mencapai kebebasan emosional

dari orang tua atau orang dewasa lainnya, mencapai kebebasan ekonomi,

memilih dan mempersiapkan diri untuk pekerjaan, mempersiapkan diri

untuk melakukan perkawinan, mengembangkan kecakapan intelektual,

memperlihatkan tingkah laku yang dapat dipertanggung jawabkan secara

sosial, dan memperoleh norma-norma sebagai pedoman tindakannya.

E. Citra Diri Ditinjau dari Penggunaan Media Sosial Instagram pada Siswa Kelas XI SMA N 9 Yogyakarta

Salah satu kegiatan manusia adalah komunikasi. Sifat komunikasi

terbagi menjadi dua, yaitu komunikasi langsung dan tidak langsung.

Komunikasi tidak langsung melibatkan perantara media dan tidak terlepas

dari perkembangan teknologi informasi. Komunikasi melalui teknologi

informasi internet menggunakan media disebut dengan media sosial atau

layanan jejaring sosial (Social Networking Service). Pengguna media sosial di

Indonesia tidak hanya terbatas pada kalangan orang dewasa saja. Para remaja

juga telah memanfaatkan jejaring sosial sebagai sarana komunikasi, anak-

Page 77: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

61

anak sekolah dasar juga telah mengenal dan menggunakan jejaring sosial

tersebut.

Kepopuleran situs jejaring sosial harus dipergunakan secara cerdas

untuk membangun self image (citra diri) maupun interaksi yang sehat. Jejaring

sosial dijadikan sebagai media penggambaran diri individu, melalui fasilitas

yang diberikan oleh jejaring sosial tersebut remaja bisa menyimpan atau

mengubah foto-foto pribadi, catatan pribadi, status pribadi dan yang bisa

dikomentari oleh sesama pengguna, dengan demikian remaja bisa

menampilkan keberadaan dirinya. Aktivitas tersebut dapat dijadikan tanda

bahwa pengguna ingin mengungkapkan siapa dirinya dan apa yang remaja

tersebut bayangkan terhadap dirinya. Cara seseorang memandang dirinya

sendiri dalam psikologi disebut citra diri.

Citra diri adalah konsepsi manusia mengenai orang macam apakah

dirinya. Citra diri merupakan bagian dari konsep diri yang berkaitan dengan

penerimaan terhadap dirinya baik secara fisik, psikologis, ataupun sosial. Citra

diri terbentuk karena pengalaman masa lalu, lingkungan, baik keluarga,

masyarakat atau pergaulan. Aspek dari citra diri ada tiga yaitu aspek fisik,

psikis, dan sosial. Aspek fisik adalah penilaian individu terhadap penampilan

dirinya, seperti bentuk tubuh, pakaian atau benda yang melekat pada dirinya.

Aspek psikis adalah penilaian dari dalam diri individu terhadap

karakteristiknya seperti kemampuan, kecakapan, kekurangan dan keterbatasan

dirinya. Aspek sosial adalah penilaian individu terhadap dirinya sendiri yang

didapatkan dari teman atau orang lain, penilaian tersebut berupa pikiran dan

Page 78: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

62

perasaan seseorang mengenai dirinya, status dan pandangan terhadap orang

lain.

Salah satu aspek citra diri adalah social self yaitu pengenalan atau

tanggapan individu yang didapatkan dari teman atau lingkungan sosialnya

akan berpengaruh terhadap bagaimana individu tersebut memandang dirinya

sendiri. Siswa mudah terpengaruh dengan tanggapan atau komentar yang

diberikan pengikut (follower) di instagram, terutama apabila follower tersebut

masih sama-sama satu sekolah. Komentar atau tanggapan yang positif akan

membuat siswa senang, sedangkan komentar atau tanggapan yang negatif

akan membuat siswa sedih, down, dan krisis percaya diri, akan tetapi apabila

komentar atau tanggapan yang diberikan selalu positif hal tersebut juga akan

membuat siswa ingin terus menerus bermain media sosial instagram sehingga

siswa akan menjadi malas dalam belajar, persaingan kehidupan mewah, dan

tidak mau menatap realita atau kenyataan.

Kegiatan bermain di instagram dapat membentuk citra diri siswa,

apabila komentar atau tanggapan yang didapatkan siswa tersebut positif maka

tidak menutup kemungkinan citra dirinya menjadi positif, demikian juga

sebaliknya. Selain itu, penggunaan instagram tak hanya dapat membentuk

citra diri siswa tetapi juga sebaliknya, siswa menggunakan instagram untuk

menampilkan citra dirinya, sebisa mungkin siswa menampilkan citra diri yang

positif agar orang lain memandangnya baik dan positif. Siswa yang memiliki

citra diri positif berpikiran optimis, baik, serta menghargai dirinya sendiri apa

Page 79: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

63

adanya. Sebaliknya, siswa yang memiliki citra diri negatif kurang menghargai

dirinya sendiri, minder, dan berpikiran negatif.

Intensitas menggunakan jejaring sosial atau media sosial instagram

adalah tingkat kuantitas waktu dalam melakukan suatu kegiatan tertentu dalam

waktu yang tertentu pula menunjukkan durasi, frekuensi lama waktu yang

diperlukan, dan tingkat kualitas perasaan, minat, perhatian dalam

menggunakan media sosial instagram yang meliputi semua fasilitas yang

disediakan oleh media sosial instagram tersebut, antara lain seberapa sering

memperbaharui atau memposting foto baik itu foto sendiri, jalan-jalan,

kegiatan yang dilakukan, ataupun foto barang-barang bermerk yang dimiliki,

memberikan komentar pada foto orang lain, menyukai foto orang lain,

seberapa banyak pengikut atau seberapa banyak mengikuti akun instagram

orang lain, dan seberapa sering memberikan direct atau tagging foto pada

pengguna lainnya. Aspek dari intensitas adalah attention (perhatian),

comprehension (penghayatan), duration (durasi), dan frequency (frekuensi).

Siswa yang memiliki intensitas yang tinggi dalam penggunaan

instagram diukur dari aspek perhatiannya, yaitu siswa memiliki tujuan dan

minat yang tetap dalam menggunakan instagram. Siswa memiliki perasaan

yang senang ketika menggunakan instagram, paham dan menguasai fitur-fitur

dan konten instagram (aspek penghayatan). Siswa sering bermain instagram

setiap hari dan menghabiskan waktu lebih dari l5 jam per minggunya (aspek

durasi). Siswa sering membuka dan mengecek instagram lebih dari 2 kali

setiap harinya (aspek frekuensi). Intensitas penggunaan instagram nantinya

Page 80: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

64

digolongkan menjadi tiga, yaitu heavy user (pengguna berat) adalah siswa

yang mengakses instagram lebih dari 40 jam per bulan. Medium user

(pengguna sedang) adalah mengakses instagram antara 10 jam sampai 40 jam

per bulan. Light user (pengguna ringan) adalah siswa yang mengakses

instagram kurang dari 10 jam per bulan.

Siswa kelas XI SMA N 9 Yogyakarta merupakan individu yang

tengah memasuki masa remaja. Siswa juga tidak terlepas dari pengaruh

teknologi informasi di bidang komunikasi. Letak SMA N 9 Yogyakarta yang

masuk dalam wilayah perkotaan membuat siswanya secara tidak langsung

mudah dalam mengakses jaringan teknologi komunikasi melalui internet,

selain itu budaya hedonisme siswa yang berkaitan dengan penggunaan

smarthphone yang tinggi di kalangan siswa memudahkan siswa untuk selalu

aktif dalam bermain media sosial. Media sosial yang sedang populer dan aktif

diakses di kalangan siswa adalah media sosial instagram.

Wawancara singkat yang dilakukan terhadap beberapa siswa diketahui

bahwa media sosial instagram memungkinkan siswa untuk mengenal dan

mengetahui teman-teman dekatnya, bahkan siswa SMA N 9 Yogyakarta

membentuk koneksi (saling follow), selain itu siswa juga dapat

memperbaharui atau memposting foto-foto baik foto sendiri, foto ketika jalan-

jalan, kegiatan yang tengah dilakukan, foto barang-barang yang dimiliki

berupa aksesoris, pakaian, gadget, dan lain sebagainya. Siswa mengatakan

apabila foto yang mereka posting tersebut mendapat tanggapan atau komentar

yang positif, perasaan mereka menjadi senang dan merasa diperhatikan oleh

Page 81: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

65

pengguna lainnya sehingga siswa merasa percaya diri berhubungan dengan

teman-teman yang lain karena siswa menganggap apabila sudah aktif di

instagram berarti siswa tidak ketinggalan jaman dan selalu update.

Berdasarkan pengamatan tersebut peneliti berasumsi bahwa intensitas

penggunaan media sosial instagram yang tengah populer di kalangan siswa

digunakan siswa untuk membentuk, membangun dan menampilkan citra diri.

Citra diri siswa dapat dibentuk dan dibangun melalui penggunaan media sosial

instagram karena siswa mudah terpengaruh dengan komentar atau tanggapan

untuk foto yang siswa tampilkan. Komentar atau tanggapan yang positif akan

membuat siswa senang dan menjadi percaya diri berhubungan dengan orang-

orang di sekitarnya terutama teman-teman di sekolahnya. Rasa senang dan

percaya diri siswa tersebut menjadi dasar bahwa penilaian orang lain tentang

diri siswa di media sosial instagram juga mempengaruhi penilaian siswa

terhadap dirinya sendiri. Konsepsi atau penilaian seseorang mengenai orang

macam apakah dirinya disebut citra diri. Berdasarkan asumsi tersebut peneliti

menduga bahwa intensitas penggunaan media jejaring sosial instagram ada

pengaruhnya terhadap citra diri, maka perlu diadakan penelitian tentang citra

diri ditinjau dari intensitas penggunaan instagram bagi siswa kelas XI SMA N

9 Yogyakarta.

Page 82: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

66

F. Paradigma Penelitian

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang dikemukakan

tersebut, maka dapat dilihat hubungan antara variabel bebas yaitu intensitas

penggunaan media jejaring sosial instagram dan variabel terikat citra diri.

Hubungan tersebut dapat digambarkan dengan paradigma yang dapat dilihat

pada gambar 2 di bawah ini:

Gambar 2. Paradigma Penelitian

G. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan bahwa terdapat

hubungan antara intensitas penggunaan media jejaring sosial instagram

dengan citra diri pada siswa SMA Negeri 9 Yogyakarta. Hubungan tersebut

dapat berupa hubungan positif dan hubungan negatif. Hubungan positif

ditandai dengan semakin tinggi intensitas penggunaan media jejaring sosial

instagram maka semakin tinggi citra diri, dan sebaliknya semakin rendah

intensitas penggunaan media jejaring sosial instagram maka semakin rendah

pula citra diri. Hubungan negatif ditandai dengan semakin tinggi intensitas

penggunaan media jejaring sosial instagram maka semakin rendah citra diri

siswa, dan sebaliknya semakin rendah intensitas penggunaan media jejaring

sosial instagram maka semakin tinggi citra diri siswa.

Intensitas Penggunaan

Media Jejaring Sosial Instagram

CitraDiri

Hipotesis

Page 83: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

67

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan

kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan

data berupa angka sebagai alat menemukan keterangan mengenai apa yang

ingin peneliti ketahui (Deni Darmawan, 2014: 37). Jenis penelitian yang

digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif

kuantitatif adalah menggambarkan atau mendeskripsikan masalah yang

diteliti dan data yang diperoleh berbentuk angka sehingga dalam analisisnya

menggunakan analisis statistik (Rima, 2013: 34).

Dalam penelitian deskriptif kuantitatif ini, peneliti menggunakan

pendekatan survei dan korelasional. Survei adalah penelitian yang dilakukan

untuk memberikan gambaran tentang sesuatu (Rima, 2013: 34). Menurut

Sanafiah Faisal (2005: 23), survei adalah tipe pendekatan dalam penelitian

yang ditujukan pada individu atau kelompok yang bertujuan menggambarkan

karakteristik, sikap, tingkah laku, atau aspek sosial lainnya dari suatu

populasi. Menurut Andi Prastowo (2014: 177) penelitian survei adalah

metode penyelidikan tentang perulangan kejadian, peristiwa, atau masalah

dalam berbagai situasi dan lingkungan yang dilakukan untuk memperoleh

keterangan-keterangan faktual guna atau sebatas mendapatkan informasi

tentang variabel dengan menggunakan instrumen, seperti kuesioner,

wawancara atau kadang observasi. Ciri khas dari penelitian survei adalah

Page 84: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

68

penelitian ini tidak melakukan perubahan tindakan atau tidak ada perlakuan

khusus pada variabel yang diteliti dan hanya mengungkap data dari subjek

tertentu (Ika Ayuningtyas, 2015: 46).

Pendekatan penelitian korelasional adalah penelitian yang dilakukan

untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Pendekatan

penelitian ini untuk mengetahui hubungan variasi antar variabel, besar atau

tingginya hubungan dinyatakan dalam bentuk koefisien korelasi (Saifuddin

Azwar, 2010:5). Jenis penelitian ini deskriptif kuantitatif dan menggunakan

pendekatan survei dan korelasional karena penelitian ini hanya untuk

menyelidiki masalah dan situasi untuk memperoleh data yang faktual

berkaitan dengan citra diri ditinjau dari intensitas penggunaan instagram

tanpa melakukan perubahan tindakan atau perlakuan khusus terhadap variabel

serta untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara intensitas penggunaan

media jejaring sosial instagram dengan citra diri. Penelitian ini mengungkap

atau mendeskripsikan data tentang citra diri ditinjau dari intensitas

penggunaan media jejaring sosial instagram serta ada tidaknya hubungan

antara intensitas penggunaan media jejaring sosial instagram dengan citra diri

pada siswa kelas XI SMA N 9 Yogyakarta.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada kelas XI di SMA N 9 Yogyakarta yang

terletak di Jalan Sagan, Gondokusuman, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa

Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2015.

Page 85: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

69

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Margono (2005: 118) mengartikan populasi adalah seluruh data yang

menjadi perhatian dalam suatu lingkup dan waktu yang ditentukan,

sedangkan sampel adalah sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan

menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili

populasinya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI

SMA N 9 Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016 yang menggunakan instagram.

Kelas XI di SMA tersebut terdapat tujuh kelas dengan jumlah keseluruhan

sebanyak 191 siswa. Teknik yang akan digunakan dalam pengambilan sampel

adalah proportional random sampling. Alasan menggunakan teknik ini

karena yang menjadi populasi dalam penelitian ini hanya siswa kelas XI SMA

N 9 Yogyakarta yang terbagi dalam tujuh kelas, agar semua kelas dapat

terwakili, maka sampel diambil dari masing-masing kelas dengan prosentase

sama untuk tiap-tiap kelas. Prosedur pengambilan sampel adalah dengan cara

undian. Alasan menggunakan undian karena bagi peneliti cara tersebut cukup

sederhana dan dapat mewakili populasi.

Teknik proportional random sampling yaitu sampel yang dihitung

berdasarkan perbandingan (Husaini Usman dan Purnomo Setiadi, 2006:185).

Jumlah anggota populasi dalam penelitian ini adalah 191 siswa yang terbagi

dalam enam kelas, sedangkan besar anggota sampel ditentukan 100 sehingga

besar masing-masing sampel untuk setiap kelas adalah 15 – 16 orang.

Perhitungan untuk setiap kelasnya adalah 30 : 191 x 100 = 15,7 dibulatkan

menjadi 16.

Page 86: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

70

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

tentang hal tersebut, dinamakan variabel karena ada variasinya (Sugiyono,

2012: 38). Dalam penelitian ini variabelnya adalah citra diri dan intensitas

penggunaan media jejaring sosial instagram. Variabel bebas (x) dalam

penelitian ini adalah intensitas penggunaan media jejaring sosial instagram,

dan variabel terikat (y) dalam penelitian ini adalah citra diri.

E. Definisi Operasional

1. Citra Diri

Citra diri adalah konsepsi atau gambaran manusia mengenai orang

macam apakah dirinya. Citra diri merupakan bagian dari konsep diri yang

berkaitan dengan penerimaan terhadap dirinya baik secara fisik,

psikologis, ataupun sosial. Citra diri terbentuk karena pengalaman masa

lalu, lingkungan, baik keluarga, masyarakat atau pergaulan.

Aspek dari citra diri ada tiga yaitu aspek fisik, psikis, dan sosial.

Aspek fisik adalah penilaian individu terhadap penampilan dirinya, seperti

bentuk tubuh, pakaian atau benda yang melekat pada dirinya. Aspek

psikis adalah penilaian dari dalam diri individu terhadap karakteristiknya

seperti kemampuan, kecakapan, kekurangan dan keterbatasan dirinya.

Aspek sosial adalah penilaian individu terhadap dirinya sendiri yang

Page 87: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

71

didapatkan dari teman atau orang lain, penilaian tersebut berupa pikiran

dan perasaan seseorang mengenai dirinya, status dan pandangan terhadap

orang lain.

Citra diri diukur dengan menggunakan skala citra diri yang

didasarkan pada aspek-aspek yang telah disebutkan. Semakin tinggi skor

yang diperoleh subjek maka semakin tinggi atau positif citra diri subjek.

Sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh subjek maka semakin

rendah atau negatif citra diri subjek.

2. Intensitas Penggunaan Media Jejaring Sosial Instagram

Intensitas penggunaan media jejaring sosial instagram adalah

seberapa sering media sosial instagram dipakai oleh siswa untuk

menampilkan foto baik foto pribadi, kegiatan, dan lain sebagainya, selain

itu juga seberapa sering siswa berkomunikasi di media sosial instagram

untuk membangun citra diri siswa kepada orang lain. Terdapat tiga aspek

menggunakan jejaring sosial yang digunakan berdasarkan pendapat Del

Bario (Yanica, 2014: 83-84) aspek-aspek intensitas adalah attention

(perhatian), comprehension (penghayatan), duration (durasi), dan

frequency (frekuensi).

Berdasarkan aspek-aspek tersebut dapat dikatakan bahwa intensitas

menggunakan jejaring sosial atau media sosial instagram adalah tingkat

kuantitas waktu dalam melakukan suatu kegiatan tertentu dalam waktu

yang tertentu pula menunjukkan durasi, frekuensi lama waktu yang

diperlukan, dan tingkat kualitas perasaan, minat, perhatian dalam

Page 88: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

72

menggunakan media sosial instagram yang meliputi semua fasilitas yang

disediakan oleh media sosial instagram tersebut, antara lain seberapa

sering memperbaharui atau memposting foto baik itu foto sendiri, jalan-

jalan, kegiatan yang dilakukan, ataupun foto barang-barang bermerk yang

dimiliki, memberikan komentar pada foto orang lain, menyukai foto orang

lain, seberapa banyak pengikut atau seberapa banyak mengikuti akun

instagram orang lain, dan seberapa sering memberikan direct atau tagging

foto pada pengguna lainnya.

Intensitas menggunakan media jejaring sosial instagram diukur

dengan menggunakan skala yang dibuat berdasarkan aspek-aspek

intensitas yang telah disebutkan. Semakin tinggi skor yang diperoleh oleh

subjek maka semakin tinggi intensitas seseorang menggunakan jejaring

sosial instagram. Sebaliknya, semakin rendah skor yang dimiliki subjek

maka semakin rendah intensitas seseorang menggunakan jejaring sosial

instagram.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan

peneliti untuk mengumpulkan data (Suharsimi Arikunto, 2010: 100). Dalam

penelitian ini, teknik yang digunakan adalah skala citra diri dan skala

intensitas penggunaan media sosial instagram. Teknik skala tersebut

digunakan untuk memperoleh jawaban responden. Menurut Saifuddin Azwar

(2012: 5-6) berpendapat bahwa skala psikologis cenderung digunakan untuk

Page 89: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

73

mengukur aspek afektif, bukan kognitif. Skala yang digunakan adalah skala

perilaku dengan tipe skala likert. Menurut Sugiyono (2012: 93), skala likert

bertujuan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau

sekelompok orang tentang fenomena sosial. Jawaban setiap item instrumen

mempunyai gradasi dari sangat positif sampai negatif.

Format item yang digunakan mengikuti format dari Saifuddin Azwar

(2010: 30) berupa penjabaran suatu permasalahan, keadaan, situasi, atau

kasus yang mungkin dialami responden. Pilihan jawabannya adalah sangat

sesuai, sesuai, tidak sesuai, dan sangat tidak sesuai. Setiap pilihan jawaban

memiliki skor yang berbeda dan tidak diketahui responden. Masing-masing

jawaban diberi rentang nilai 1-4. Skor tertinggi atau nilai 4 diberikan pada

pilihan sangat sesuai, nilai 3 untuk pilihan sesuai, nilai 2 untuk pilihan tidak

sesuai, dan nilai 1 untuk pilihan sangat tidak sesuai.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh

peneliti dalam pengumpulan data agar pekerjaannya lebih mudah dan

hasilnya lebih baik, lebih cermat, lebih lengkap, dan sistematis sehingga

mudah diolah (Suharsimi Arikunto, 2002: 136). Instrumen yang digunakan

dalam penelitian ini ada dua yaitu skala likert berupa skala citra diri dan skala

adalah skala likert berupa skala citra diri dan intensitas penggunaan media

sosial instagram. Item-item skala likert tersebut disusun dalam bentuk

pernyataan dengan pilihan jawaban Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak

Page 90: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

74

Sesuai (TS), Sangat Tidak Sesuai (STS). Skala disajikan dalam bentuk

pernyataan favorable (mendukung) dan unfavorable (tidak mendukung).

Masing-masing jawaban memiliki nilai rentang 1-4, bobot penilaian untuk

pernyataan favorable adalah SS=4, S=3, ST=2, SST=1, sedangkan untuk

bobot unfavorable adalah SS=1, S=2, ST=3, SST-4. Menurut Suharsimi

Arikunto (2005:135) langkah-langkah menyusun instrumen adalah sebagai

berikut:

1. Mengadakan identifikasi terhadap variabel-variabel yang ada di dalam

rumusan judul penelitian atau yang tertera dalam problematika penelitian.

2. Menjabarkan variabel menjadi sub atau bagian variabel.

3. Mencari indikator atau setiap sub atau bagian variabel.

4. Menderetkan deskriptor dari setiap indikator.

5. Merumuskan setiap deskriptor menjadi butir-butir instrumen.

6. Melengkapi instrumen dengan petunjuk pengisian dan kata pengantar.

Berdasarkan uraian tersebut, instrumen yang disusun dalam penelitian

ini terdiri dari dua macam yaitu skala citra diri dan skala intensitas

penggunaan media jejaring sosial instagram. Instrumen citra diri disusun dan

dikembangkan berdasarkan teori dari Jersild (Fristy, 2012: 5) dan instrumen

intensitas penggunaan media jejaring sosial instagram disusun berdasarkan

teori Del Bario (Yanica, 2014: 83-84). Berikut dijabarkan skala citra diri dan

skala intensitas penggunaan media jejaring sosial instagram:

Page 91: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

75

1. Skala Citra Diri

Skala citra diri disusun berdasarkan aspek citra diri yang

dikemukakan oleh Jersild (Fristy, 2012: 5) yaitu:

a) Perceptual Component

Komponen ini merupakan image yang dimiliki seseorang

mengenai penampilan dirinya, terutama tubuh dan ekspresi yang

diberikan pada orang lain. Tercakup di dalamnya adalah

attractiviness, appropriatiness yang berhubungan dengan daya tarik

seseorang bagi orang lain. Hal ini dapat dicontohkan oleh seseorang

yang memiliki wajah cantik atau tampan, sehingga seseorang tersebut

disukai oleh orang lain. Komponen ini disebut sebagai Physical Self

Image.

b) Conseptual Component

Merupakan konsepsi seseorang mengenai karakteristik

dirinya, misalnya kemampuan, kekurangan dan keterbatasan dirinya.

Komponen ini disebut sebagai Psychological Self Image.

c) Attitudional Component

Merupakan pikiran dan perasaan seseorang mengenai dirinya,

status dan pandangan terhadap orang lain. Komponen ini disebut

sebagai Social Self Image.

Berdasarkan aspek citra diri tersebut, selanjutnya dapat dirumuskan

indikator dari masing-masing variabel. Kisi-kisi skala citra diri yang

disusun dapat dilihat sebagai berikut:

Page 92: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

76

Tabel 1. Kisi-Kisi Citra Diri

Variabel Aspek Indikator Nomor Item ∑

Item + -

Citra diri

Fisik Menggambarkan, memahami dan menerima bentuk serta kondisi tubuh

1, 2, 3, 4, 5, 7

6, 8, 9,

9

Menggambarkan, memahami, dan menerima barang atau benda kepemilikan yang melekat

10, 11, 13

12, 14

5

Psikis Menggambarkan, memahami, dan menerima kemampuan atau kecakapan diri

15, 16, 17,

18, 19

5

Menggambarkan, memahami, dan menerima kekurangan atau keterbatasan diri

24, 25

20, 21, 22, 23

6

Sosial Menggambarkan, memahami, dan menerima pikiran serta perasaan dari orang lain

26, 27, 30

28, 29

5

Menggambarkan, memahami, dan menerima pengenalan, status, dan tanggapan yang didapatkan dari orang lain

31, 32, 33

34, 35

5

Jumlah Item 20 15 35

Page 93: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

77

2. Skala Intensitas Penggunaan Media Jejaring Sosial Instagram

Skala intensitas penggunaan media jejaring sosial instagram

mengacu pada aspek intensitas yang diungkapkan oleh Del Barico

(Yanica, 2014: 83-84) yang mengungkapkan aspek-aspek intensitas

penggunaan media sosial adalah sebagai berikut:

a) Attention (perhatian) adalah ketertarikan seseorang dalam

menggunakan jejaring sosial instagram sehingga pengguna dapat

menikmati aktivitas saat mengakses jejaring sosial, menjalin

hubungan dengan orang lain melalui jejaring sosial, dan

menggunakan layanan yang terdapat dalam jejaring sosial instagram.

b) Comprehention (penghayatan) adalah pemahaman dan penyerapan

informasi, adanya usaha individu untuk memahami, menikmati,

pengalaman untuk memenuhi dan menyimpan informasi, dan

pengalaman tersebut diperoleh sebagai pengetahuan individu.

c) Duration (durasi) adalah lamanya individu dalam menjalankan

perilakunya. Lamanya seseorang dalam mengakses jejaring sosial

dapat dilihat dari waktu yang dihabiskan individu tersebut untuk

setiap kali menggunakannya. Misalnya, seseorang yang mengakses

jejaring sosial dapat menghabiskan 1-2 jam setiap harinya.

d) Frequency (frekuensi) adalah seringnya atau banyaknya

pengulangan perilaku dalam menggunakan jejaring sosial. Frekuensi

menggunakan jejaring sosial dapat dilihat dari seberapa seringnya

individu membuka dan mengakses jejaring sosial dalam waktu

Page 94: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

78

tertentu, misalnya dalam satu minggu seseorang dapat mengakses

jejaring sosial sebanyak 10 kali, atau dalam satu bulan dapat

mengakses jejaring sosial sebanyak 40 kali.

Berdasarkan aspek tersebut, maka dapat dirumuskan indikator dari

intensitas masing-masing aspek. Kisi-kisi intensitas penggunaan media

jejaring sosial instagram dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 2. Kisi-Kisi Intensitas Penggunaan Media Jejaring Sosial Instagram

Variabel Aspek Indikator Nomor

Item ∑ Item + -

Intensitas penggunaan media jejaring sosial

instagram

Attention (perhatian)

Minat tinggi dalam menggunakan jejaring sosial instagram

1 2

2

Tujuan tetap menggunakan jejaring sosial instagram

3, 5,

6, 7

4 5

Comprehention(penghayatan)

Perasaan senang ketika menggunakan instagram

8, 9 10 3

Pemahaman konten atau fitur instagram

11 12 2

Penggunaan fitur instagram

13, 16, 17, 18, 19

14, 15, 20, 21

9

Duration (durasi)

Lamanya waktu mengakses atau menggunakan instagram

23 22 2

Lamanya waktu setiap harinya

24 25 2

Lamanya waktu setiap minggunya

27 26 2

Frequency (frekuensi)

Keseringan setiap waktunya

28, 30, 31, 32, 33, 34

29, 35

8

Keseringan setiap harinya 37 36 2 Keseringan setiap minggunya 38 39 2

Jumlah Item 24 15 39

Page 95: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

79

H. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2012: 168) instrumen yang baik harus

memiliki validitas dan reliabilitas. Pengujian instrumen bertujuan untuk

memperoleh informasi terkait terpenuhinya persyaratan instrumen yang baik.

Persyaratan itu setidaknya meliputi validitas dan reliabilitas. Berdasarkan

pendapat tersebut dalam penelitian ini instrumen yang akan digunakan

terlebih dahulu diuji cobakan sebelum dipakai sebagai alat untuk

mendapatkan data penelitian yang sesungguhnya. Uji coba instrumen

penelitian sangat disarankan dengan jumlah responden minimal 30 orang,

dengan jumlah minimal 30 orang tersebut, maka distribusi skor (nilai) akan

lebih mendekati kurva normal (Sofian Effendi dan Tukiran, 2012: 138).

Dalam penelitian ini instrumen diuji cobakan pada 32 siswa untuk uji coba

reliabilitas instrumen. Uji validitas menggunakan bantuan expert judgement

dan reliabilitas menggunakan bantuan SPPS 16.

1. Uji Validitas Instrumen

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau

sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrumen yang

kurang valid, berarti memiliki kevalidan yang rendah (Suharsimi Arikunto,

2012: 144).

Suharsimi Arikunto (2010: 21) menyatakan bahwa terdapat dua

macam validitas yakni validitas logis dan validitas empiris. Validitas logis

sendiri dibagi menjadi dua yakni validitas kontruk dan validitas isi. Dalam

Page 96: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

80

penelitian ini validitas yang digunakan adalah validitas logis, karena

instrumen penelitian yang disusun berdasarkan teori yang relevan dan

dirancang dengan menggunakan kisi-kisi instrumen yang dikonsultasikan

dengan pendapat ahli (expert judgement). Menurut Sukardi (2003: 123)

pertimbangan para ahli tersebut dilakukan dengan cara sebagai berikut.

Para ahli, pertama diminta untuk mengamati secara cermat semua item

dalam tes yang hendak divalidasi, kemudian mereka diminta untuk

mengoreksi semua item-item yang telah dibuat, dan pada akhir perbaikan

mereka juga diminta untuk memberikan pertimbangan tentang bagaimana

tes tersebut menggambarkan cakupan isi yang hendak diukur.

Pertimbangan ahli tersebut biasanya juga menyangkut apakah semua aspek

yang hendak diukur telah dicakup melalui item pertanyaan dalam tes atau

dengan kata lain perbandingan dibuat antara apa yang harus dimasukkan

dengan apa yang ingin diukur telah direfleksikan menjadi tujuan tes.

Berdasarkan hasil uji validitas konstruk atau isi yang

dikonsultasikan dengan pendapat ahli (expert judgement), dalam hal ini

skala citra diri dan intensitas penggunaan media jejaring sosial instagram

yang akan digunakan diuji oleh Ibu Eva Imania Eliasa, M.Pd. yang

menguasai materi secara teori tentang citra diri dan intensitas penggunaan

media jejaring sosial instagram, setelah 3 kali uji ahli dan beberapa item

dikoreksi dan beberapa kalimat dibenahi diketahui bahwa untuk skala citra

diri item nomor 7 dihilangkan atau tidak perlu digunakan, selanjutnya

Page 97: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

81

untuk skala intensitas penggunaan media jejaring sosial instagram item

nomor 22 dan 23 juga dihilangkan atau tidak digunakan.

2. Uji Reliabilitas Instrumen

Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 154) reliabilitas adalah suatu

instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul

data karena instrumen tersebut sudah baik, sedangkan menurut Saifuddin

Azwar (2006: 83) reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas yang

angkanya berkisar antara 0 sampai 1,00 semakin tinggi reliabilitas

mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitasnya. Sebaliknya

jika koefisien yang semakin rendah mendekati angka 0 berarti semakin

rendah reliabilitasnya.

Purwanto (2006: 161) menjelaskan suatu instrumen dapat

dikatakan reliabel apabila memberikan hasil pengukuran yang relatif

konsisten. Syarat kualifikasi instrumen pengukur adalah konsisten,

keajegan, atau tidak berubah-ubah dari waktu ke waktu. Terdapat tiga

macam prosedur pengajuan reliabilitas untuk mempertimbangkan

kualifikasi instrumen penelitian, antara lain stabilitas, konsistensi internal

dan equivalen. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik internal

concistency yang dilakukan dengan mencobakan instrumen sekali saja,

kemudian data yang diperoleh dianalisis agar dapat digunakan untuk

memprediksi reliabilitas instrumen yang telah dibuat oleh peneliti.

Dalam penelitian ini untuk menguji instrumen menggunakan rumus

koefisien alpha cronbach, karena rumus alpha cronbach, dapat digunakan

Page 98: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

82

pada tes atau angket yang jawabannya berupa pilihan dan pilihannya

tersebut dapat terdiri dari dua pilihan atau lebih. Selain itu juga digunakan

untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0,

misalnya angket atau soal bentuk uraian (Suharsimi Arikunto, 2006: 100).

Untuk mencari reliabilitas instrumen pada penelitian ini menggunakan

rumus sebagai berikut:

⎪⎭

⎪⎬⎫

⎪⎩

⎪⎨⎧−

⎭⎬⎫

⎩⎨⎧

−= ∑

σσ

2

2

11 11

t

b

kkr

Keterangan :

= Realibilitas Instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan item σ∑ 2

b = Jumlah variabel butir

σ 2

t = Variabel total

Uji reliabilitas pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

bantuan program SPSS for Windows Seri 20. Sugiyono (2010: 257)

memberikan pedoman interpretasi koefisien korelasi dari reliabilitas

instrumen yang telah diketahui validitasnya. Interpretasinya tersebut yaitu:

Tabel 3. Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisian rhitung Interpretasi 0,80 - 1,000 Reliabilitas sangat kuat 0,60 – 0,799 Reliabilitas kuat 0,49 – 0,5999 Reliabilitas sedang 0,20 – 0,399 Reliabilitas rendah 0,00 – 0, 199 Reliabilitas sangat rendah

Hasil uji reliabilitas dengan program SPSS 16,0 for Windows untuk

skala citra diri diperoleh koefisien nilai sebesar 0,779. Angka tersebut

Page 99: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

83

menunjukkan bahwa tingkat reliabilitas instrumen citra diri adalah kuat.

Berdasarkan hasil uji reliabilitas skala intensitas penggunaan media

jejaring sosial instagram diketahui atau diperoleh koefisien nilai sebesar

0,864, angka tersebut menunjukkan bahwa tingkat reliabilitas instrumen

intensitas penggunaan media jejaring sosial instagram tergolong sangat

kuat.

I. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan untuk mengolah data yang

diperoleh pada penelitian ini adalah analisis data kuantitatif dengan analisis

data kuantitatif deskriptif, kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan

teknik prosentase. Kriteria predikat pada skala diperoleh melalui deskripsi

data berbentuk tabel distribusi frekuensi. Statistik deskriptif merupakan cara

untuk mendeskripsikan data dalam penelitian ini, yaitu mengukur harga mean

(M), rentang nilai (range), dan simpangan baku atau standar deviasi (SD).

Menurut Sugiyono (2008: 42), Mean (M) merupakan teknik

penjelasan yang didasarkan atas nilai rata-rata kelompok tersebut. Mean

adalah nilai rata-rata suatu kelompok tersebut. Mean adalah nilai rata-rata

suatu kelompok yang diteliti dan perhitungannya dapat menggunakan rumus:

晦∑

Keterangan:

M = Mean atau rata-rata

Xi = Nilai X ke i sampai ke n

n = Jumlah individu

Page 100: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

84

Kemudian menurut Sugiyono (2008: 48), rentang nilai atau range

adalah nilai perbedaan antara skor yang paling tinggi dengan skor yang

paling rendah pada suatu distribusi untuk mencari rentang nilai (range)

dapat dilakukan dengan mengurangi data tertinggi atau terbesar dengan

data terendah atau terkecil dengan rumus sebagai berikut:

R = Xt-Xr

Keterangan:

R = Rentang

Xt= Data terbesar dalam kelompok

Xr= Data terkecil dalam kelompok

Kemudian setelah didapatkan data tersebut, dilakukan

pengkategorisasian atau penggolongan dengan menggunakan rumus,

adapun menurut Saifuddin Azwar (2012: 149) rumus pengkategorisasian

atau penggolongan sebagai berikut:

Sangat rendah = ( X – 3 SD) - ( X – 1,8 SD)

Rendah = ( X – 1,8 SD) - ( X – 0,6 SD)

Cukup = ( X – 0,6 SD) - ( X + 0,6 SD)

Tinggi = ( X + 0,6 SD) - ( X + 1,8 SD)

Sangat Tinggi = ( X + 1,8 SD) - ( X + 3 SD)

Analisis yang dipakai dalam penelitian ini juga menggunakan

analisis korelasi yang digunakan untuk mencari hubungan antara intensitas

penggunaan media jejaring sosial instagram dengan citra diri. Analisis data

dilakukan setelah data yang disebar kepada responden terkumpul. Sesuai

Page 101: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

85

dengan hipotesis pada penelitian ini yakni mencari hubungan, maka data

yang diperoleh kemudian dilakukan uji syarat, yaitu uji normalitas dan uji

linearitas yang selanjutnya akan dianalisis untuk menguji hipotesis.

Adapun pengujian persyaratan analisisnya sebagai berikut:

1. Pengujian Persyaratan Analisis

a. Uji Normalitas

Tujuan dari uji normalitas yaitu untuk mengetahui variabel

yang diteliti, datanya berdistribusi normal atau tidak. Jadi data

hasil pengukuran menggunakan skala interval yang akan dianalisis

dengan teknik statistik harus memenuhi persyaratan normalitas.

Teknik yang digunakan untuk pengujian normalitas adalah dengan

menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S). Suatu data

dikatakan normal apabila nilai signifikansi uji Kolmogorov-

Smirnov memiliki nilai lebih besar 0,05 pada (p>0,05), maka data

berdistribusi normal. Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05

pada (p<0,05), maka data berdistribusi tidak normal (Sugiyono,

2010:389).

Berdasarkan hasil uji normalitas dengan menggunakan

program SPSS For windows Seri 16.0 dari taraf signifikansi 5%

diperoleh hasil signifikansi pada skala citra diri sebesar 0,238,

sedangkan pada skala intensitas penggunaan media jejaring sosial

instagram diperoleh hasil signifikansi sebesar 0,511. Perhitungan

uji normalitas pada penelitian ini dengan signifikansi pada skala

Page 102: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

86

citra diri dan skala intensitas penggunaan media jejaring sosial

instagram dapat dikatakan berdistribusi normal.

b. Uji Linearitas

Uji linearitas digunakan untuk mengetahui variabel bebas dan

variabel terikat dalam penelitian ini memiliki hubungan yang linear

atau tidak. Dikatakan linear jika kenaikan skor variabel bebas

diikuti kenaikan skor variabel terikat. Uji linearitas dalam

penelitian ini dihitung menggunakan komputasi program SPSS

versi 16 for windows release. Dua variabel dikatakan mempunyai

hubungan yang linear apabila signifikansi lebih besar dari 0,05.

Kaidah yang digunakan adalah jika p ≥ 0,05 maka hubungan antara

keduanya adalah linear dan sebaliknya apabila p ≤ 0,05 maka

hubungan antara kedua variabel tidak linear. Berdasarkan hasil

analisis uji linearitas diperoleh hasil sebesar 0,128, sehingga data

citra diri dan intensitas penggunaan media jejaring sosial instagram

dapat dinyatakan linear.

2. Pengujian Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara atas masalah yang

dirumuskan. Pada penelitian ini terdapat dua jenis hipotesis, yaitu

hipotesis nihil (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha). Ho merupakan

hipotesis yang menyebutkan bahwa tidak ada hubungan antara

variabel satu dengan variabel lainnya, sedangkan Ha merupakan

hipotesis yang menyatakan bahwa ada hubungan antara variabel satu

Page 103: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

87

dengan variabel lainnya. Sebelum dilakukan analisis statistik untuk

pembuktian hipotesis alternatif yang diajukan maka perlu diajukan

hipotesis nihilnya. Hal ini dimaksudkan agar dalam pembuktian

hipotesis tidak berprasangka dan tidak terpengaruh dari pernyataan

hipotesis alternatifnya.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah “terdapat hubungan antara

intensitas penggunaan media jejaring sosial instagram dengan citra

diri pada siswa kelas XI SMA Negeri 9 Yogyakarta” kemudian

hipotesis ini disebut sebagai hipotesis alternatif (Ha), sedangkan

hipotesis ditolak (Ho) pada penelitian ini adalah “tidak terdapat

hubungan antara intensitas penggunaan media jejaring sosial

instagram dengan citra diri pada siswa SMA Negeri 9 Yogyakarta”.

Setelah diketahui normalitas sebaran dan linearitas hubungan,

maka data hasil penelitian dapat diuji hipotesisnya dengan

menggunakan analisis korelasi. Analisis korelasi ini digunakan untuk

mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua variabel,

dalam hal ini variabel X (intensitas penggunaan media jejaring sosial

instagram) dengan variabel Y (citra diri). Dalam menganalisis

hipotesis pada penelitian ini menggunakan teknik korelasi product

moment dengan program SPSS For Windows Seri 16.0,. Ketentuan

perolehan hipotesis nilai apabila r coba < p = 0,05 maka hipotesis

alternatif (Ha) yang berbunyi terdapat hubungan antara intensitas

Page 104: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

88

penggunaan media jejaring sosial instagram dengan citra diri pada

siswa kelas XI SMA N 9 Yogyakarta dapat diterima.

Apabila dari hasil perhitungan tersebut diperoleh nilai koefisien

korelasi dalam nilai positif, maka terdapat hubungan positif dan

signifikan antara intensitas penggunaan media jejaring sosial

instagram dengan citra diri tetapi jika hasil perhitungan tersebut

bernilai negatif, maka terjadi hubungan yang negatif antara kedua

variabel tersebut.

Page 105: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

89

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 9 Yogyakarta yang

beralamatkan di Jalan Sagan 1, Sagan, Gondokusuman. SMA Negeri 9

Yogyakarta memiliki visi untuk menjadikan peserta didiknya maupun

masyarakat untuk menimba ilmu yang berdasar akhlaqul karimah. Kelas

XI di SMA Negeri 9 Yogyakarta terbagi atas tujuh kelas dan dua jurusan

(IPA dan IPS). Berikut adalah data jumlah siswa dari kelas XI yang

dijadikan sebagai data populasi penelitian:

Tabel 4. Data Populasi Penelitian No. Kelas Jumlah Siswa 1 XI IPA 1 30 2 XI IPA 2 30 3 XI IPA 3 30 4 XI IPA 4 28 5 XI IPA 5 28 6 XI IPS 1 23 7 XI IPS 2 22

Total Siswa 191

2. Deskripsi Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 8 – 12 Oktober 2015,

dengan pengambilan data pada kelas XI di SMA Negeri 9 Yogyakarta.

Page 106: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

90

3. Deskripsi Data dan Hasil Penelitian

a. Deskripsi Populasi Penelitian

Pada penelitian ini, populasinya adalah siswa kelas XI SMA

Negeri 9 Yogyakarta yang keseluruhannya berjumlah 191 siswa.

Jumlah tersebut terbagi ke dalam kelas XI IPA 1 terdiri dari 30 siswa,

kelas XI IPA 2 terdiri dari 30 siswa, kelas XI IPA 3 terdiri dari 30

siswa, kelas XI IPA 4 terdiri dari 28 siswa, kelas XI IPA 5 terdiri dari

28 siswa, kelas XI IPS 1 terdiri dari 23 siswa, dan kelas XI IPS 2

terdiri dari 22 siswa.

Berdasarkan populasi tersebut sampel penelitian diambil

sebanyak 50% dari 191 siswa, yaitu perhitungannya adalah 95,5 siswa

sehingga dibulatkan sampelnya menjadi 100 siswa. Pengambilan data

diambil dengan menggunakan skala citra diri dan skala intensitas

penggunaan media jejaring sosial instagram, skala ini diberikan

kepada 100 siswa yang menjadi sampel tersebut.

b. Deskripsi Data Penelitian

Data yang diperoleh dalam penelitian ini merupakan hasil dari

analisis skala citra diri dan skala intensitas penggunaan media jejaring

sosial instagram. Skala ini digunakan untuk mengetahui citra diri

siswa dan tingkat intensitas penggunaan media jejaring sosial

instagram pada siswa kelas XI.

Peneliti mengkategorikan subjek penelitian berdasarkan norma

kelompok yang dapat dihitung sesuai rata-rata empirik. Peneliti

Page 107: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

91

mengkategorikan subjek penelitian menjadi tiga, yaitu sangat tinggi,

tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Menurut Saifuddin Azwar

(2010: 107-109) deskripsi data penelitian dapat digunakan untuk

melakukan kategorisasi pada masing-masing variabel penelitian yaitu

dengan menetapkan kriteria kategori yang didasari oleh suatu asumsi

bahwa nilai subjek dalam populasi terdistribusi secara normal

sehingga dapat dibuat nilai teoritis yang terdistribusi menurut model

normal. Berikut adalah hasil uji normalitas untuk skala citra diri dan

skala intensitas penggunaan media jejaring sosial instagram:

Tabel 5. Hasil Uji Normalitas Skala Citra Diri dan Skala Intensitas Penggunaan Media Jejaring Sosial Instagram

Variabel K-SZ Sig. Kaidah Normalitas

Keterangan

Citra Diri 1,031 0,238 p>0,05 Normal Intensitas Penggunaan Media Jejaring Sosial Instagram

0,821 0,511 p>0,05 Normal

Berdasarkan tabel 5 dapat disimpulkan bahwa sebaran data

antara variabel citra diri dan intensitas penggunaan media jejaring

sosial instagram adalah normal, karena dari masing-masing variabel

menunjukkan taraf signifikansi >0,05 sehingga data dinyatakan

normal.

1) Deskripsi Citra Diri

Citra diri diukur dengan menggunakan skala citra diri yang

dikembangkan dengan menggunakan empat pilihan jawaban.

Page 108: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

92

Skala ini memiliki jumlah pernyataan sebanyak 34 butir dengan

skor jawaban tertinggi adalah 4 dan skor jawaban terendah adalah

1, sehingga deskripsi penilaian adalah sebagai berikut:

Tabel 6. Deskripsi Penilaian Data Citra Diri Variabel Jumlah

item Statistik Empirik

Citra Diri

34

Skor minimum 72 Skor maksimum

110

Mean 96,84 Sdt. Deviation 7,282

Berdasarkan pada tabel di atas dapat diketahui menurut data

empirik bahwa diperoleh skor terendah citra diri sebesar 72, skor

tertinggi 110, mean sebesar 96,84, dan standar deviation sebesar 7,

282.

2) Deskripsi Intensitas Penggunaan Media Jejaring Sosial Instagram

Intensitas penggunaan media jejaring sosial instagram

diukur dengan menggunakan skala intensitas penggunaan media

jejaring sosial instagram yang dikembangkan dengan

menggunakan empat pilihan jawaban. Skala ini memiliki jumlah

pernyataan sebanyak 37 butir dengan skor jawaban tertinggi

adalah 4 dan skor jawaban terendah adalah 1. Sehingga deskripsi

penilaian adalah sebagai berikut:

Page 109: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

93

Tabel 7. Deskripsi Penilaian Intensitas Penggunaan Media Jejaring Sosial Instagram

Variabel Jumlah item

Statistik Empirik

Intensitas Penggunaan Media Jejaring Sosial Instagram

37 Skor minimum 65 Skor maksimum

110

Mean 95,73 Sdt. Deviation 9,936

Berdasarkan pada tabel di atas dapat diketahui menurut data

empirik bahwa diperoleh skor terendah intensitas penggunaan

media jejaring sosial instagram sebesar 65, skor tertinggi sebesar

110, mean sebesar 95,73 dan standar deviation sebesar 9,936.

4. Analisis Data

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis

penelitian survei dengan tujuan untuk memberikan gambaran mengenai

variabel yang diteliti yakni citra diri ditinjau dari intensitas penggunaan

media jejaring sosial instagram pada siswa kelas XI SMA Negeri 9

Yogyakarta. Jumlah item yang digunakan untuk mengungkap citra diri

adalah 34 item, sedangkan item untuk mengungkap intensitas penggunaan

media jejaring sosial instagram berjumlah 37 item, jadi total keseluruhan

item yang digunakan adalah 71 item.

Gambaran citra diri dan intensitas penggunaan media jejaring

sosial instagram dapat dilihat dari nilai minimum, nilai maksimum, mean,

dan standar deviasi dari skala yang diperoleh subjek penelitian. Citra diri

dan intensitas penggunaan media jejaring sosial instagram digolongkan

Page 110: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

94

menjadi 5 kategori menggunakan model distribusi normal yaitu citra diri

sangat rendah, rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi. Citra diri negatif

ditunjukkan dengan kategori sangat rendah, rendah, dan sedang

sedangkan citra diri positif ditunjukkan dengan kategori tinggi dan sangat

tinggi. Hasil pengkategorisasian dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 8. Kriteria Kategorisasi Citra Diri Siswa SMA Negeri 9 Yogyakarta kelas XI

Variabel Kriteria Kategorisasi Kategori Jumlah Presentase

Citra Diri

100 – 136 Sangat Tinggi 35 35% 80 – 99 Tinggi 62 62% 60 – 79 Sedang 3 3% 40 – 59 Rendah 0 0% 20 – 39 Sangat

Rendah 0 0

Total 100 100%

Jika disajikan dalam grafik dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Berikut adalah grafik gambar kriteria kategorisasi citra diri siswa:

Grafik Citra Diri Siswa Kelas XI SMA N 9 Yogyakarta

Gambar 3. Grafik Citra Diri

0

10

20

30

40

50

60

70

Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah

Page 111: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

95

Berdasarkan data pada Tabel 8 dan Gambar 3, maka dapat

disimpulkan bahwa citra diri siswa kelas XI SMA Negeri 9 Yogyakarta

secara umum berada pada kategori tinggi yaitu sebanyak 62% siswa

dengan rentang skor berada pada skor 80-99. Siswa yang memiliki citra

diri dengan kategori sangat tinggi sebanyak 35% siswa dengan rentang

skor 100-136, dan sebanyak 3% siswa yang memiliki kategori sedang

dengan rentang skor 60-79, selain itu tidak terdapat siswa yang memiliki

citra diri dengan kategori rendah atau sangat rendah.

Tabel 9. Kriteria Kategorisasi Intensitas Penggunaan Media Jejaring Sosial Instagram Siswa SMA Negeri 9 Yogyakarta Kelas XI

Variabel Kriteria Kategorisasi Kategori Jumlah Presentase

Intensitas Penggunaan Media Jejaring Sosial Instagram

110 – 148 Sangat Tinggi

6 6%

88 – 109 Tinggi 76 76% 66 – 87 Sedang 17 17% 44 – 65 Rendah 1 1% 22 – 43 Sangat

Rendah 0 0%

Total 100 100%

Jika disajikan dalam grafik dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Berikut adalah grafik gambar kriteria kategorisasi citra diri siswa:

Page 112: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

96

Grafik Intensitas Penggunaan Media Jejaring Sosial Instagram siswa Kelas XI SMA N 9 Yogyakarta

Gambar 4. Grafik Intensitas Penggunaan Media Jejaring Sosial Instagram

Berdasarkan data pada Tabel 9 dan Gambar 4 dapat disimpulkan

bahwa intensitas penggunaan media jejaring sosial instagram pada siswa

kelas XI SMA Negeri 9 Yogyakarta secara umum berada pada kategori

tinggi yaitu sebanyak 76% siswa dengan rentang skor berada pada skor

88-109. Siswa yang memiliki intensitas sangat tinggi sebanyak 6% siswa

dengan rentang skor 110-148, siswa yang memiliki intensitas sedang

sebanyak 17% dengan rentang skor 66-87, siswa dengan intensitas

rendah sebanyak 1% dengan rentang skor 44-65, dan tidak terdapat siswa

yang memiliki intensitas sangat rendah. Data citra diri dan intensitas

penggunaan media jejaring sosial tersebut diperoleh berdasarkan

langkah-langkah pengkategorisasian dengan bantuan program SPSS For

Windows Seri 16.0.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah

Page 113: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

97

Penelitian ini juga mengkategorisasikan per indikator untuk citra

diri dan per aspek untuk intensitas penggunaan media jejaring sosial

instagram. Hasil pengkategorisasian dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 10. Kategorisasi Citra Diri Per Indikator Aspek Indikator Kategori Jumlah Persentase

Fisik

Menggambarkan, memahami dan menerima bentuk serta kondisi tubuh

Sangat Tinggi 24 24% Tinggi 67 67% Sedang 8 8% Rendah 1 1% Sangat Rendah 0 0%

Menggambarkan, memahami, dan menerima barang atau benda kepemilikan yang melekat

Sangat Tinggi 50 50% Tinggi 46 46% Sedang 4 4% Rendah 0 0% Sangat Rendah 0 0%

Psikis Menggambarkan, memahami, dan menerima kemampuan atau kecakapan diri

Sangat Tinggi 49 49% Tinggi 46 46% Sedang 5 5% Rendah 0 0% Sangat Rendah 0 0%

Menggambarkan, memahami, dan menerima kekurangan atau keterbatasan diri

Sangat Tinggi 16 16% Tinggi 64 64% Sedang 19 19% Rendah 1 1% Sangat Rendah 0 0%

Sosial

Menggambarkan, memahami, dan menerima pikiran serta perasaan dari orang lain

Sangat Tinggi 65 65% Tinggi 35 35% Sedang 0 0% Rendah 0 0% Sangat Rendah 0 0%

Menggambarkan, memahami, dan menerima pengenalan, status, dan tanggapan yang didapatkan dari orang lain

Sangat Tinggi 38 38% Tinggi 56 56% Sedang 5 5% Rendah 1 1% Sangat Rendah 0 0%

Page 114: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

98

Berdasarkan tabel 10 dapat diketahui bahwa siswa SMA Negeri 9

Yogyakarta kelas XI untuk aspek fisik dalam hal menggambarkan,

memahami, dan menerima bentuk serta kondisi tubuh secara umum

berada pada kategori tinggi yaitu sebanyak 67% (67 siswa) dengan

rentang skor 20 – 24, siswa yang berada pada kategori sangat tinggi

dengan rentang skor 25 – 32 sebanyak 24% (24 siswa), siswa yang

berada pada kategori sedang dengan rentang skor 15 – 19 sebanyak 8%

(8 siswa), sisanya sebesar 1% (1 siswa) berada pada kategori rendah

dengan rentang skor 10 – 14, dan tidak terdapat siswa yang berada pada

kategori sangat rendah. Siswa yang berada pada kategori tinggi berarti

siswa mampu menghargai fisik dirinya secara baik. Fisik dalam hal ini

meliputi bentuk serta kondisi tubuh.

Dalam hal menggambarkan, memahami, dan menerima barang

atau benda kepemilikan yang melekat secara umum siswa berada pada

kategori sangat tinggi yaitu 50% (50 siswa) dengan rentang skor 15 – 20,

siswa yang berada pada kategori tinggi dengan rentang skor sebesar 12 –

14 sebanyak 46% (46 siswa), sisanya 4% (4 siswa) berada pada kategori

sedang dengan rentang skor sebesar 9 – 11, serta tidak terdapat siswa

yang berada pada kategori rendah maupun sangat rendah. Siswa yang

berada pada kategori sangat tinggi berarti siswa sangat mampu dalam hal

membentuk image mengenai penampilan dirinya.

Dalam hal menggambarkan, memahami, dan menerima

kemampuan atau kecakapan diri yang masuk dalam aspek psikis

Page 115: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

99

diperoleh data bahwa secara umum siswa berada pada kategori sangat

tinggi yaitu 49% (49 siswa) dengan rentang skor sebesar 15 – 20,

sebanyak 46% (46 siswa) berada pada kategori tinggi dengan rentang

skor sebesar 12 – 14, sisanya sebanyak 5% (5 siswa) berada pada

kategori sedang dengan rentang skor 9 – 11, serta tidak terdapat siswa

yang berada pada kategori rendah maupun sangat rendah. Siswa yang

berada pada kategori sangat tinggi berarti sangat mampu

menggambarkan, memahami, dan menerima kemampuan atau kecakapan

diri.

Selanjutnya masih dalam aspek psikis untuk indikator dalam hal

menggambarkan, memahami, dan menerima kekurangan atau

keterbatasan diri diperoleh data bahwa sebanyak 16% (16 siswa) berada

pada kategori sangat tinggi dengan rentang skor sebesar 20 – 24,

sebanyak 64% (64 siswa) berada pada kategori tinggi dengan rentang

skor sebesar 16 – 19, 19% (19 siswa) berada pada kategori sedang

dengan rentang skor sebesar 12 – 15. Sisanya sebanyak 1% (1 siswa)

berada pada kategori rendah dengan rentang skor sebesar 8 – 11, serta

tidak terdapat siswa yang berada pada kategori sangat rendah. Siswa

yang berada pada kategori tinggi berarti siswa mampu menggambarkan,

memahami, dan menerima kekurangan atau keterbatasan diri.

Dalam hal aspek sosial untuk indikator menggambarkan,

memahami, dan menerima pikiran serta perasaan dari orang lain

diperoleh data bahwa sebanyak 65% (65 siswa) berada pada kategori

Page 116: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

100

sangat tinggi dengan rentang skor sebesar 15 – 20, sisanya sebanyak 35%

(35 siswa) berada pada kategori tinggi dengan rentang skor sebesar 12 –

14, serta tidak terdapat siswa yang berada pada kategori sedang, rendah,

ataupun sangat rendah. Siswa yang berada pada kategori sangat tinggi

berarti siswa sangat mampu menggambarkan, memahami, dan menerima

pikiran serta perasaan dari orang lain.

Dalam hal menggambarkan, memahami, dan menerima status,

pengenalan dan tanggapan yang didapatkan dari orang lain diperoleh data

bahwa sebanyak 38% (38 siswa) berada pada kategori sangat tinggi

dengan rentang skor sebesar 15 – 20, sebanyak 56% (56 siswa) berada

pada kategori tinggi dengan rentang skor 12 – 14, 5% (5 siswa) berada

pada kategori sedang dengan rentang skor 9 – 11, sisanya 1% (1 siswa)

berada pada kategori rendah dengan rentang skor 6 – 8, serta tidak

terdapat siswa yang berada pada kategori sangat rendah. Siswa yang

berada pada kategori tinggi berarti siswa tersebut mampu

menggambarkan, memahami, dan menerima pikiran serta perasaan dari

orang lain. Pikiran serta perasaan dari orang lain tersebut meliputi

perasaan ketika dikritik dan dikomentari orang lain, cara berpikir ketika

dipandang tidak sesuai dengan pemikiran orang lain misal kurang cantik

atau tampan, serta bagaimana siswa menggambarkan ucapan, pendapat,

dan perilaku orang lain terhadap dirinya.

Page 117: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

101

Tabel 11. Kategorisasi Intensitas Penggunaan Media Jejaring Sosial Instagram Per Aspek

Aspek Kategori Jumlah Persentase

Attention (perhatian) meliputi minat dan tujuan menggunakan instagram

Sangat Tinggi 25 25%

Tinggi 62 62% Sedang 13 13% Rendah 0 0% Sangat Rendah 0 0%

Comprehention (penghayatan) meliputi perasaan senang, pemahaman dan penggunaan konten atau fitur instagram

Sangat Tinggi 29 29% Tinggi 64 64% Sedang 6 6% Rendah 1 1% Sangat Rendah 0 0%

Duration (durasi) meliputi lamanya waktu mengakses instagram setiap hari dan setiap minggu

Sangat Tinggi 63 63% Tinggi 32 32% Sedang 5 5% Rendah 0 0% Sangat Rendah 0 0%

Frequency (frekuensi) meliputi keseringan menggunakan instagram setiap waktu, setiap hari, dan setiap minggu

Sangat Tinggi 18 18% Tinggi 49 49% Sedang 31 31% Rendah 2 2% Sangat Rendah 0 0%

Berdasarkan tabel 11 dapat diketahui bahwa intensitas

penggunaan media jejaring sosial instagram pada siswa kelas XI SMA

Negeri 9 Yogyakarta untuk aspek attention (perhatian) yang meliputi

Page 118: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

102

minat dan tujuan menggunakan instagram secara umum berada pada

kategori tinggi yaitu 62% (62 siswa) dengan rentang skor sebesar 16 –

19, sebanyak 25% (25 siswa) berada pada kategori sangat tinggi dengan

rentang skor sebesar 20 – 28, sisanya sebanyak 13% (13 siswa) berada

pada kategori sedang dengan rentang skor sebesar 12 – 15, serta tidak

terdapat siswa yang berada pada kategori rendah ataupun sangat rendah.

Siswa yang memiliki attention (perhatian) sangat tinggi yaitu sebanyak

25% berarti dalam menggunakan instagram siswa memiliki perhatian

yang sangat kuat, sangat menikmati dalam mengakses instagram,

menjalin hubungan dengan orang lain melalui instagram secara intens,

dan sangat tertarik menggunakan layanan instagram.

Dalam hal aspek comprehention (penghayatan) yang meliputi

perasaan senang, pemahaman, dan penggunaan konten atau fitur

instagram diperoleh data bahwa sebanyak 29% (29 siswa) berada pada

kategori sangat tinggi dengan rentang skor sebesar 40 – 56, 64% (64

siswa) berada pada kategori tinggi dengan rentang skor sebesar 32 – 39,

lalu sebanyak 6% (6 siswa) berada pada kategori sedang dengan rentang

skor antara 24 – 31, sisanya 1% (1 siswa) berada pada kategori rendah

dengan rentang skor 16 – 23, sisanya tidak terdapat siswa yang berada

pada kategori sangat rendah. Siswa yang memiliki comprehention

(penghayatan) yang sangat tinggi yaitu sebanyak 29% berarti siswa

tersebut menghayati instagram dengan sangat baik, mampu memahami

fitur, konten, aplikasi instagram dengan sangat baik, sehingga mampu

Page 119: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

103

menikmati pengalaman untuk memenuhi dan menyimpan informasi dari

penggunaan instagram dengan sangat baik pula.

Dalam aspek duration (durasi) yang meliputi lamanya waktu

mengakses instagram baik setiap hari maupun setiap minggunya

diperoleh data bahwa sebanyak 63% (63 siswa) berada pada kategori

sangat tinggi dengan rentang skor antara 10 – 16, sebanyak 32% (32

siswa) berada pada kategori tinggi dengan rentang skor 8 – 9, sisanya

sebanyak 5% (5 siswa) berada pada kategori sedang dengan rentang skor

6 – 7, serta tidak terdapat siswa yang berada pada kategori rendah

maupun sangat rendah. Siswa yang memiliki durasi sangat tinggi tersebut

berarti siswa sangat lama dalam menjalankan perilakunya, misalnya

siswa yang mengakses instagram dapat menghabiskan 1-2 jam setiap

harinya.

Data yang diperoleh dari aspek frequency (frekuensi) yang

meliputi keseringan menggunakan instagram baik setiap waktu, hari atau

minggu menunjukkan bahwa sebanyak 18% (18 siswa) berada pada

kategori sangat tinggi dengan rentang skor 35 – 48, sebanyak 49% (49

siswa) berada pada kategori sangat tinggi dengan rentang skor antara 28

– 34, lalu sebanyak 31% (31 siswa) berada pada kategori sedang dengan

rentang skor sebesar 21 – 27, sisanya sebanyak 2% (2 siswa) berada pada

kategori rendah dengan rentang skor 7 – 13, serta tidak terdapat siswa

yang berada pada kategori sangat rendah. Siswa yang berada pada

kategori sangat tinggi tersebut berarti siswa sering membuka dan

Page 120: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

104

mengakses instagram setiap waktu, misalkan setiap 1 jam sekali

membuka instagram, setiap hari dan dimana saja mengakses instagram.

Siswa yang berada pada kategori sangat tinggi yaitu sebanyak 18%

berarti siswa sangat sering membuka dan mengakses instagram,

sedangkan siswa yang berada pada kategori sedang yaitu sebanyak 31%

berarti siswa cukup sering membuka dan mengkases instagram, dan

siswa yang berada pada kategori rendah yaitu sebanyak 2% berarti siswa

kurang sering dalam membuka dan mengakses instagram.

Berikut ini adalah tabel untuk mengkategorisasikan jenis pengguna

jejaring sosial instagram pada siswa kelas XI SMA Negeri 9 Yogyakarta

dilihat dari skor durasinya:

Tabel 12. Kategorisasi Jenis Pengguna Instagram Jenis Pengguna Rentang

Skor

Jumlah Persentase

Heavy User 12 – 16 5 5%

Medium User 8 – 11 90 90%

Light User 4 – 7 5 5%

Berdasarkan tabel 12 dapat diketahui bahwa secara umum

berdasarkan dari skor aspek durasi siswa kelas XI SMA Negeri 9

Yogyakarta termasuk ke dalam jenis pengguna instagram kategori

medium user yaitu sebanyak 90% (90 siswa) dengan rentang skor 8 – 11,

jumlah heavy user sebanyak 5% (5 siswa) dengan rentang skor 12 – 16,

dan jumlah light user sebanyak 5% (5 siswa) dengan rentang skor 4 – 7.

Heavy user atau pengguna berat merupakan siswa yang mengakses

Page 121: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

105

instagram lebih dari 40 jam per bulan, medium user atau pengguna

sedang merupakan siswa yang mengakses instagram antara 10 jam

sampai 40 jam per bulan, sedangkan light user atau pengguna sedang

merupakan siswa yang mengakses instagram kurang dari 10 jam per

bulan

Tabel 13. Koefisien Korelasi Intensitas Penggunaan Media Jejaring Sosial Instagram dan Citra Diri

Correlations

Intensitas Insta Citra Diri

Intensitas

Insta

Pearson Correlation 1 .298**

Sig. (2-tailed) .003

N 100 100

Citra Diri Pearson Correlation .298** 1

Sig. (2-tailed) .003

N 100 100

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Berdasarkan tabel 11 di atas didapatkan tingkat signifikansi sebesar

p (0,003) < 0,05 yang artinya signifikan. Koefisien korelasi (rxy) antara

intensitas penggunaan media jejaring sosial instagram dengan citra diri

sebesar 0,298 dengan taraf signifikansi 0,03 yang berarti hipotesis

alternatif (Ha) berbunyi terdapat hubungan antara intensitas penggunaan

media jejaring sosial instagram dengan citra diri pada siswa kelas XI

SMA Negeri 9 Yogyakarta diterima.

Besarnya koefisien korelasi tersebut bersifat positif sehingga dapat

diartikan bahwa hubungan kedua variabel searah, searah artinya jika

variabel X nilainya tinggi, maka variabel Y akan tinggi pula, dan

Page 122: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

106

sebaliknya jika variabel X bernilai rendah maka variabel Y juga akan

bernilai rendah. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa terdapat

hubungan yang positif dan signifikan antara intensitas penggunaan media

jejaring sosial instagram dengan citra diri pada siswa kelas XI SMA

Negeri 9 Yogyakarta. Berdasarkan hal tersebut, semakin tinggi intensitas

penggunaan media jejaring sosial instagram maka semakin tinggi pula

citra diri siswa kelas XI SMA Negeri 9 Yogyakarta, demikian juga

sebaliknya semakin rendah intensitas penggunaan media jejaring sosial

instagram maka semakin rendah pula citra diri siswa kelas XI SMA

Negeri 9 Yogyakarta.

Besarnya sumbangan efektif dari variabel bebas (intensitas

penggunaan media jejaring sosial instagram) untuk variabel terikat (citra

diri) dapat diketahui dari koefisien sumbangan efektif. Besarnya

sumbangan efektif setiap variabel bebas dapat dilihat pada tabel berikut

ini.

Tabel 14. Sumbangan Efektif Variabel Bebas terhadap Variabel Terikat

B

Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui bahwa koefisien

determinasi (R2) intensitas penggunaan media jejaring sosial instagram

yaitu sebesar 0,089. Hasil tersebut dapat dimaknai bahwa sumbangan

efektif dari variabel intensitas penggunaan media jejaring sosial

Measures of Association

R R Squared Eta Eta Squared

Citra Diri * Intensitas Insta .298 .089 .711 .505

Page 123: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

107

instagram terhadap citra diri akademik sebesar 8,9% dengan demikian

masih terdapat 91,1% faktor lain yang mempengaruhi citra diri pada

siswa SMA Negeri 9 Yogyakarta. Faktor-faktor lain yang kemungkinan

mempengaruhi citra diri akan dibahas lebih lanjut dalam pembahasan

hasil penelitian.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Pada bagian ini akan dibahas mengenai hasil penelitian yang telah

diperoleh secara empirik. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan

bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara intensitas penggunaan

media jejaring sosial instagram dengan citra diri pada siswa kelas XI SMA

Negeri 9 Yogyakarta, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis

alternatif (Ha) dapat diterima. Hal tersebut ditunjukkan dengan hasil

perhitungan analisis uji korelasi yang menunjukkan Koefisien korelasi (rxy)

antara intensitas penggunaan media jejaring sosial instagram dengan citra diri

sebesar 0,298 dengan taraf signifikansi 0,03.

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa

meningkatnya atau tingginya intensitas penggunaan media jejaring sosial

instagram diikuti dengan meningkatnya citra diri atau dapat juga dikatakan

bahwa tingginya intensitas penggunaan media jejaring sosial instagram

mempengaruhi citra diri siswa. Hubungan yang positif dan signifikan

menujukkan bahwa semakin tinggi intensitas penggunaan media jejaring

sosial instagram maka semakin tinggi pula citra diri siswa kelas XI SMA

Page 124: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

108

Negeri 9 Yogyakarta, demikian juga sebaliknya semakin rendah intensitas

penggunaan media jejaring sosial instagram maka semakin rendah pula citra

diri siswa kelas XI SMA Negeri 9 Yogyakarta.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Ilkido KOPACZ (2011: 304) yang

berjudul “Say Lovely Things about Me so I Know I am Like That”. The Role

of Positive Photo Comments Posted on Social Networking Websites in the

Development of The Self Image menunjukkan bahwa komentar yang positif

terhadap foto yang ditampilkan di jejaring sosial dapat meningkatkan dan

mengembangkan citra diri dan harga diri pengguna jejaring sosial tersebut.

Komentar positif merupakan salah satu hal yang dapat juga diukur untuk

mengetahui peningkatan citra diri pengguna jejaring sosial instagram, oleh

karena itu komentar positif dapat dijadikan variabel dalam mengukur citra

diri pengguna jejaring sosial instagram selain mengukur intensitas

penggunaannya. Pada penelitian ini komentar tidak dijadikan variabel

tersendiri, tetapi ada item-item yang mengukur pendapat atau komentar orang

lain. Item tersebut merupakan penjabaran dari aspek sosial untuk variabel

citra diri.

Penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan jejaring sosial dilakukan

oleh Tri Listyawati (2012: 1) untuk mengukur tingkat persentase narcisistic

personality disorder pada siswa pengguna facebook di kota Yogyakarta

menunjukkan hasil bahwa siswa di kota Yogyakarta tingkat persentase

narcisistic personality disorder-nya berada pada kategori tinggi yaitu 51,4 %.

Salah satu faktor yang menyebabkan narsistik adalah konsep diri (Pradana,

Page 125: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

109

2008: 39). Konsep diri merupakan evaluasi individu mengenai diri sendiri,

penilaian atau penaksiran mengenai diri sendiri oleh orang yang bersangkutan.

Citra diri merupakan bagian dari konsep diri (Hana Afradhila dan Yeniar

Indriana, 2015: 3). Salah satu aspek citra diri adalah social self yaitu

pengenalan atau tanggapan individu yang didapatkan dari teman atau

lingkungan sosialnya akan berpengaruh terhadap bagaimana individu tersebut

memandang dirinya sendiri. Citra diri dapat dibangun oleh siswa atau remaja

melalui internet atau media sosial. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Yudit

dan Appril (2011:3) bahwa kepopuleran situs jejaring sosial dalam hal ini

adalah instagram harus dipergunakan secara cerdas untuk membangun self

image (citra diri) maupun interaksi yang sehat.

Menurut Yanica (2014: 82) intensitas suatu kegiatan seseorang

mempunyai hubungan yang erat dengan perasaan. Perasaan senang terhadap

kegiatan yang akan dilakukan dapat mendorong orang yang bersangkutan

melakukan kegiatan tersebut secara berulang-ulang. Kesenangan siswa dalam

bermain media sosial instagram yang tengah populer memungkinkan siswa

untuk terus memposting atau menampilkan foto-foto, saling bertukar,

berkomentar, dan menyukai foto yang diunggah, bersaing untuk mendapatkan

follower yang banyak, dan lain sebagainya. Semua kegiatan tersebut

bertujuan untuk membangun dan menampilkan citra diri siswa kepada

pengguna instagram yang lain. Beberapa pernyataan tersebut merupakan

salah satu alasan peneliti untuk menghubungkan variabel berupa intensitas

penggunaan media jejaring sosial instagram dengan citra diri.

Page 126: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

110

Kontribusi intensitas penggunaan media jejaring sosial instagram

terhadap citra diri pada siswa kelas XI SMA Negeri 9 Yogyakarta yakni

sebesar 8,9%, artinya persentase sisanya yakni sebesar 91,1% citra diri

dipengaruhi oleh faktor lain. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi

citra diri seperti faktor komentar positif, persepsi, keyakinan, komunikasi,

teman-teman sebaya, keadaan keluarga, sikap mendidik orang tua, dan

perkembangan sosial. Menurut Holden (2005: 91-95) citra diri merupakan

jalinan yang berupa hubungan atau pengaruh satu sama lain terhadap

persepsi, keyakinan, isi pikiran, komunikasi, perilaku dan keputusan. Selain

dari pendapat Holden, faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi citra diri

menurut Andi Mappiare (dalam Norma Lulusiana, 2008: 10) adalah

penampakan menyeluruh seperti keadaan fisik, nama atau panggilan, pakaian

dan perhiasan, teman-teman sebaya, keadaan keluarga, situasi rumah tangga,

sikap mendidik orang tua, pergaulan, dan perkembangan sosial.

Hal tersebut dapat diperkirakan oleh peneliti yang dominan adalah

pergaulan dan perkembangan sosial karena siswa kelas XI SMA Negeri 9

Yogyakarta memiliki skor tinggi pada aspek sosial dan terlihat menonjol dari

ketiga variabel citra diri (fisik, psikis, sosial). Dalam aspek sosial terdapat

indikator siswa mampu menggambarkan, memahami, dan menerima pikiran

serta perasaan orang lain, dan juga siswa mampu menggambarkan,

memahami, dan menerima pengenalan, status, dan tanggapan yang

didapatkan dari orang lain. Hal ini sesuai dengan pernyataan Jersild (dalam

Fristy, 2012:5) salah satu aspek citra diri adalah social self yaitu pengenalan

Page 127: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

111

atau tanggapan individu yang didapatkan dari teman atau lingkungan

sosialnya akan berpengaruh terhadap bagaimana individu tersebut

memandang dirinya sendiri. Pernyataan tersebut memberikan kemungkinan

bahwa siswa kelas XI SMA Negeri 9 Yogyakarta memiliki pergaulan dan

perkembangan sosial yang baik, sehingga siswa mampu menerima aspek

sosialnya dengan baik dan menyebabkan citra diri siswa berada pada kategori

tinggi.

Berdasarkan beberapa faktor yang mempengaruhi citra diri tersebut

maka citra diri pengguna jejaring sosial instagram selain diukur melalui

intensitas penggunaannya, ada hal lain yang dapat diukur untuk mengetahui

hubungan atau pengaruhnya penggunaan jejaring sosial instagram terhadap

citra diri seperti faktor komunikasi antar pribadi, keterbukaan diri, narsistic

disorder, komentar positif, persepsi, keyakinan, komunikasi, teman-teman

sebaya, keadaan keluarga, sikap mendidik orang tua, dan perkembangan

sosial. Faktor-faktor tersebut dapat dijadikan variabel yang dapat mengukur

citra diri pengguna jejaring sosial instagram selain faktor intensitas, karena

seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa kemungkinan ada

responden yang intensitas penggunaan media jejaring sosialnya rendah akan

tetapi memiliki citra diri yang tinggi.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa citra diri ditinjau dari

intensitas penggunaan media jejaring sosial instagram pada siswa kelas XI

SMA Negeri 9 Yogyakarta tergolong tinggi. Citra diri siswa berada pada

kategori tinggi dengan perolehan persentase sebesar 62% (62 siswa), serta

Page 128: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

112

intensitas penggunaan media jejaring sosial instagram pada siswa juga berada

pada kategori tinggi dengan perolehan persentase sebesar 76% (76 siswa).

Hal tersebut menunjukkan bahwa siswa kelas XI SMA Negeri 9 Yogyakarta

intensitas penggunaan instagram berada pada kategori tinggi dan siswa juga

memiliki citra diri yang tinggi.

Citra diri siswa kelas XI SMA Negeri 9 Yogyakarta berada pada

kategori tinggi menunjukkan siswa memiliki citra diri yang positif. Citra diri

merupakan bagian dari konsep diri yang berkaitan dengan penerimaan

terhadap dirinya baik secara fisik, psikologis, ataupun sosial. Siswa yang

memiliki citra diri positif berarti menghargai dirinya sendiri apa adanya baik

fisik, psisik, atau sosial (Endra K. Prihadhi, 2009:49). Citra diri yang positif

akan membawa kepada kebahagiaan, kesuksesan, dan kepuasan hidup

sedangkan citra diri yang negatif akan menyebabkan kegagalan yang tetap,

kacaunya pemikiran-pemikiran, kebiasaan-kebiasaan, dan perilaku yang tidak

tepat (Seyed dan Farhad, 2014:136).

Siswa kelas XI SMA Negeri 9 Yogyakarta mampu menghargai fisik

dirinya secara baik, hal ini dibuktikan dengan perolehan data pada aspek fisik

yaitu sebanyak 67% (berada pada kategori tinggi) siswa mampu

menggambarkan, memahami, dan menerima bentuk serta kondisi tubuh,

selanjutnya sebanyak 50% siswa (berada pada kategori sangat tinggi) sangat

mampu menggambarkan, memahami, dan menerima barang atau benda

kepemilikan yang melekat. Aspek fisik ini menurut Jersield (Fristy, 2012:5)

disebut Perceptual Component yaitu image yang dimiliki seseorang mengenai

Page 129: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

113

penampilan dirinya, terutama tubuh dan ekspresi yang diberikan pada orang

lain, tercakup di dalamnya adalah attractiviness, appropriatiness yang

berhubungan dengan daya tarik seseorang bagi orang lain.

Siswa yang berada pada kategori sangat tinggi dalam halam

menggambarkan, memahami, dan menerima bentuk serta kondisi tubuh, yaitu

sebanyak 24% berarti siswa sangat mampu dalam hal membentuk image

mengenai penampilan dirinya, siswa yang berada pada kategori sedang yaitu

sebanyak 8% berarti siswa cukup mampu menggambarkan, memahami, dan

menerima bentuk tubuhnya sedangkan siswa yang berada pada kategori

rendah yaitu sebanyak 1% berarti siswa kurang mampu menggambarkan,

memahami, dan menerima bentuk tubuhnya. Dalam hal menggambarkan,

memahami, dan menerima barang atau benda kepemilikan yang melekat

sebanyak 46% siswa berada pada kategori tinggi, hal tersebut berarti siswa

mampu menggambarkan, memahami, dan menerima material self yang ada

pada dirinya, sedangkan siswa yang berada pada kategori sedang yaitu

sebanyak 4% berarti siswa cukup mampu dalam hal menggambarkan,

memahami, dan menerima barang atau benda kepemilikan yang melekat.

Barang atau benda kepemilikan yang melekat tersebut menyangkut pakaian,

perhiasan, atau aksesoris yang digunakan, dan fasilitas yang dimiliki.

Dalam hal aspek psikis siswa kelas XI SMA Negeri 9 Yogyakarta

juga mampu menghargai psikisnya secara baik, hal ini dapat dilihat bahwa

sebanyak 49% siswa (berada pada kategori sangat tinggi) yang berarti sangat

mampu menggambarkan, memahami, dan menerima kemampuan atau

Page 130: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

114

kecakapan diri dan sebanyak 64% siswa (berada pada kategori tinggi) yang

berarti mampu menggambarkan, memahami, dan menerima kekurangan atau

keterbatasan diri. Menurut Jersield (Fristy, 2012:5) aspek psikis disebut

conseptual component yaitu konsepsi seseorang mengenai karakteristik

dirinya. Siswa yang memiliki kemampuan menggambarkan, memahami, dan

menerima kekurangan atau keterbatasan dirinya dengan baik berarti memiliki

sumber penilaian baik yang mempengaruhi pencapaian pemahaman akan citra

diri. Sumber penilaian tersebut adalah introspeksi, proses mempersepsi diri,

dan atribusi kausal atau mencari tahu alasan dibalik perilaku (Brown dalam

Amalia Puspita, 2010:38).

Siswa yang berada pada kategori tinggi dalam hal menggambarkan,

memahami, dan menerima kemampuan atau kecakapan diri yaitu sebanyak

46% berarti siswa mampu menggambarkan, memahami, dan menerima

kemampuan atau kecakapan dirinya dengan baik, dan sebanyak 5% siswa

yang berada pada kategori sedang berarti siswa dinyatakan cukup mampu

dalam menggambarkan, memahami, dan menerima kemampuan atau

kecakapan dirinya. Kemampuan atau kecakapan diri tersebut meliputi

kemampuan mengontrol diri, kemampuan menentukan bakat minat,

kemampuan berpikir positif dan tenang dalam menghadapi masalah, serta

kemampuan menyadari prestasi atau keahlian yang dimiliki. Dalam hal

menggambarkan, memahami, dan menerima kekurangan atau keterbatasan

diri, siswa yang berada pada kategori sangat tinggi yaitu sebanyak 16% siswa

berarti siswa tersebut sangat mampu menggambarkan, memahami, dan

Page 131: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

115

menerima kekurangan atau keterbatasan dirinya, lalu siswa yang berada pada

kategori sedang yaitu sebanyak 19% berarti siswa cukup mampu, dan siswa

yang berada pada kategori rendah yaitu 1% berarti siswa kurang mampu

dalam menggambarkan, memahami, dan menerima kekurangan atau

keterbatasan dirinya. Kekurangan dan keterbatasan diri tersebut meliputi

kemampuan siswa untuk menggambarkan kekurangan dirinya, serta perasaan

menerima kekurangan diri.

Siswa kelas XI SMA Negeri 9 Yogyakarta juga memiliki penilaian

dan penghargaan yang baik untuk aspek sosial, hal ini dapat dilihat bahwa

sebanyak 65% siswa (berada pada kategori sangat tinggi) yang berarti sangat

mampu menggambarkan, memahami, dan menerima pikiran serta perasaan

dari orang lain dan sebanyak 56% siswa (berada pada kategori tinggi) yang

berarti mampu menggambarkan, memahami, dan menerima pengenalan,

status, dan tanggapan yang didapatkan dari orang lain. Aspek sosial

merupakan pengenalan atau tanggapan yang didapatkan individu dari teman

atau orang lain (James dalam Norma Lulusiana, 2008:10). Salah satu sumber

masukan untuk mencapai pemahaman akan citra diri adalah masukan dari

lingkungan sosial, siswa yang memiliki penilaian dan penghargaan yang baik

dalam aspek sosial berarti siswa tersebut melakukan perbandingan sosial yang

baik seperti siswa membandingkan dirinya dengan siswa atau orang lain

dengan adil, dan siswa melakukan reflected apraisal (penilaian yang

tercerminkan) secara baik, reflected apraisal adalah pengetahuan akan diri

Page 132: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

116

individu tercapai dengan cara melihat tanggapan orang lain terhadap perilaku

individu (Brown dalam Amalia Puspita Hardiani, 2010:38).

Siswa yang berada pada kategori tinggi dalam menggambarkan,

memahami, dan menerima pikiran serta perasaan dari orang lain yaitu

sebanyak 35% berarti bahwa siswa tersebut mampu menggambarkan,

memahami, dan menerima pikiran serta perasaan dari orang lain. Pikiran serta

perasaan dari orang lain tersebut meliputi perasaan ketika dikritik dan

dikomentari orang lain, cara berpikir ketika dipandang tidak sesuai dengan

pemikiran orang lain misal kurang cantik atau tampan, serta bagaimana siswa

menggambarkan ucapan, pendapat, dan perilaku orang lain terhadap dirinya.

Dalam hal menggambarkan, memahami, dan menerima pengenalan, status,

dan tanggapan yang didapatkan dari orang lain siswa yang berada pada

kategori sangat tinggi yaitu sebanyak 38% berarti siswa sangat mampu

menggambarkan, memahami, dan menerima pengenalan, status dan

tanggapan dari orang lain terhadap dirinya, lalu siswa yang berada pada

kategori sedang yaitu sebanyak 5% berarti siswa dinyatakan cukup mampu,

sedangkan siswa yang berada pada kategori rendah yaitu 1% berarti siswa

dinyatakan kurang mampu. Pengenalan, status, dan tanggapan yang

didapatkan dari orang lain tersebut meliputi bagaimana siswa memandang

orang lain menggambarkan diri siswa sendiri, status yang diberikan oleh

orang lain, serta tanggapan yang diperoleh siswa dari orang lain.

Siswa yang memiliki citra diri tinggi atau sangat tinggi akan lebih

percaya diri, mampu menghargai dirinya sendiri dengan baik, cenderung

Page 133: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

117

mudah membuka diri, merasa senang akan dirinya dan merasa yakin bahwa

dirinya mampu menghadapi berbagai situasi yang dijumpai dalam pergaulan

hidup. Sebaliknya, siswa yang memiliki citra diri sedang, rendah, atau sangat

rendah cenderung kurang percaya diri, kurang mampu menghargai dirinya

sendiri, cenderung tertutup, sulit dalam berbicara dengan orang lain, merasa

tidak aman, merasa tidak berharga dan tidak mampu. Hal tersebut sesuai

dengan pendapat Endra K. Prihadhi (2009:49) yang menyebutkan bahwa

siswa yang memiliki citra diri positif berarti menghargai dirinya sendiri apa

adanya baik fisik, psisik, atau sosial. Citra diri yang positif akan membawa

kepada kebahagiaan, kesuksesan, dan kepuasan hidup sedangkan citra diri

yang negatif akan menyebabkan kegagalan yang tetap, kacaunya pemikiran-

pemikiran, kebiasaan-kebiasaan, dan perilaku yang tidak tepat (Seyed dan

Farhad, 2014:136).

Citra diri yang dimiliki siswa akan berdampak pula pada kehidupan

siswa sebagai seorang remaja. Siswa diharapkan memiliki citra diri yang

tinggi atau positif agar mampu memenuhi tugas-tugas perkembangan remaja

dalam berbagai aspek, seperti aspek akademik, pribadi, sosial, dan karir.

Indikator berhasilnya pencapaian tugas perkembangan tersebut adalah siswa

memiliki rasa percaya diri yang positif, mampu mengarahkan diri, menerima

penampilan dirinya, memiliki cita-cita atau rencana hidup yang realistis,

mampu berkomunikasi dan menjalin interaksi dengan siapa saja, berani

mengemukakan pendapat, mampu menghadapi masalah dan mengatasi

kegagalan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Syamsu Yusuf (2014:96)

Page 134: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

118

bahwa remaja merupakan periode perkembangan ke arah otonomi

(kemandirian) atau independensi pribadi, untuk mencapai aspek tersebut

remaja harus dapat menerima keadaan fisiknya dan memanfaatkannya secara

efektif, mencapai kemandirian emosional, memilih dan mempersiapkan

pekerjaan, mencapai jaminan kemandirian ekonomi, mempersiapkan

pernikahan dan hidup berkeluarga, serta mengembangkan konsep dan

keterampilan intelektual yang perlu bagi kompetensi sebagai warga negara.

Pengguna instagram tidak hanya terbatas pada kalangan orang dewasa

saja, para remaja juga telah memanfaatkan jejaring sosial instagram sebagai

sarana komunikasi. Jejaring sosial instagram dijadikan sebagai media

penggambaran diri individu, melalui fasilitas yang diberikan oleh jejaring

sosial instagram tersebut remaja dapat menyimpan atau mengubah foto-foto

pribadi, catatan pribadi, status pribadi dan yang bisa dikomentari oleh sesama

pengguna, dengan demkian remaja bisa menampilkan keberadaan dirinya.

Karakteristik remaja sebagai masa mencari identitas membuat remaja

cenderung untuk menunjukkan siapa diri dan peranannya dalam kehidupan

bermasyarakat, serta berusaha untuk memberikan citra seperti yang

diinginkan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Andi Mappiare (Maret Tri

Kisworo, 2011: 15-18) yang menyebutkan bahwa salah satu karakteristik

remaja adalah citra diri, sikap dan pendapat lebih realistis. Remaja sering

memandang dirinya lebih tinggi ataupun lebih rendah dari keadaan yang

sesungguhnya. Akibat yang sangat positif dari keadaan remaja akhir seperti

itu adalah timbulnya perasaan puas, dan menjauhkan remaja dari rasa kecewa.

Page 135: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

119

Pengaruh pendapat teman atau lingkungan sosial terhadap bagaimana

individu memandang dirinya sendiri juga dialami oleh individu ketika

memasuki usia atau masa remaja. Masa remaja merupakan masa yang

berbeda dari masa-masa perkembangan manusia lainnya. Perbedaan tersebut

menunjukkan bahwa masa remaja merupakan masa yang penting bagi

manusia sebagai pencarian dan pembentukan identitas dirinya. Menurut

Syamsu Yusuf (2011: 198) dalam perkembangan sosial moral, remaja

memasuki masa dimana muncul dorongan untuk melakukan perbuatan-

perbuatan yang dapat dinilai baik oleh orang lain. Remaja berperilaku bukan

hanya untuk memenuhi kepuasan fisiknya, tetapi psikologis atau rasa puas

dengan adanya penerimaan dan penilaian positif dari orang lain tentang

perbuatannya.

Intensitas penggunaan media jejaring sosial instagram yang tinggi

pada siswa kelas XI SMA Negeri 9 Yogyakarta menunjukkan bahwa siswa

memiliki minat tinggi dan tujuan yang tetap dalam menggunakan instagram,

minat dan tujuan tersebut seperti minat untuk berinteraksi dengan orang lain

melalui instagram, selain itu siswa juga merasa senang menggunakan

instagram, tahu dan paham bagaimana cara menggunakan fitur, konten, serta

aplikasi instagram. Hal tersebut dapat dilihat bahwa sebanyak 62% siswa

(berada pada kategori tinggi) memiliki attention (perhatian) yang tinggi

dalam menggunakan jejaring sosial instagram, attention (perhatian) masuk

dalam kualitas penggunaan jejaring sosial instagram, siswa memiliki

perhatian pada instagram sehingga siswa dapat menikmati aktivitas saat

Page 136: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

120

mengakses instagram, menjalin hubungan dengan orang lain, dan

menggunakan layanan yang terdapat dalam instagram. Hal tersebut sesuai

dengan pernyataan Qomariyah (Yanica, 2014: 83) yang menyatakan bahwa

intensitas mengakses situs media sosial adalah berapa lama dan seringnya

responden menggunakan media sosial dengan berbagai tujuan atau motivasi.

Siswa yang memiliki attention (perhatian) sangat tinggi yaitu

sebanyak 25% berarti dalam menggunakan instagram siswa memiliki

perhatian yang sangat kuat, sangat menikmati dalam mengakses instagram,

menjalin hubungan dengan orang lain melalui instagram secara intens, dan

sangat tertarik menggunakan layanan instagram sedangkan siswa yang

memiliki attention (perhatian) sedang yaitu sebanyak 13% siswa berarti siswa

memiliki perhatian dan ketertarikan yang cukup dalam menggunakan

instagram, cukup menikmati instagram, serta menjalin hubungan dengan

orang lain melalui instagram secara cukup.

Dalam hal comprehention (penghayatan) siswa kelas XI SMA Negeri

9 Yogyakarta juga berada pada penghayatan yang tinggi dalam penggunaan

instagram, yaitu sebanyak 64% siswa. Menurut Del Barico (Yanica, 2014: 83-

84) Comprehention (pengahayatan) adalah bagaimana pengguna jejaring

sosial melakukan pemahaman dan penyerapan informasi sehingga dalam hal

ini siswa mampu memahami, menikmati pengalaman untuk memenuhi dan

menyimpan informasi, dan pengalaman tersebut diperoleh sebagai

pengetahuan individu. Siswa yang memiliki comprehention (penghayatan)

yang sangat tinggi yaitu sebanyak 29% berarti siswa tersebut menghayati

Page 137: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

121

instagram dengan sangat baik, mampu memahami fitur, konten, aplikasi

instagram dengan sangat baik, sehingga mampu menikmati pengalaman untuk

memenuhi dan menyimpan informasi dari penggunaan instagram dengan

sangat baik pula, sebaliknya siswa yang comprehention (penghayatan) berada

pada kategori sedang yaitu sebanyak 6% berarti siswa cukup menghayati

dalam menggunakan instagram, pengalaman menikmati instagram juga

cukup, serta cukup mampu memahami fitur, konten, atau aplikasi instagram

sedangkan siswa yang berada pada kategori rendah yaitu sebanyak 1% berarti

siswa kurang penghayatannya dalam menggunakan instagram, kurang

menikmati, dan kurang mampu memenuhi dan menyimpan informasi

penggunaan instagram.

Durasi atau lamanya siswa dalam mengakses instagram juga sangat

tinggi, hal ini terbukti dengan perolehan data untuk aspek durasi yang

meliputi lamanya waktu mengakses instagram setiap hari dan setiap minggu

sebesar 63% (63 siswa). Durasi merupakan kuantitas penggunaan media

jejaring sosial instagram berkaitan dengan jumlah waktu dalam menggunakan

instagram. Durasi adalah lamanya pengguna dalam menjalankan perilakunya,

dalam hal ini perilaku menggunakan instagram. Siswa yang memiliki durasi

sangat tinggi tersebut berarti siswa sangat lama dalam menjalankan

perilakunya, misalnya siswa yang mengakses instagram dapat menghabiskan

1-2 jam setiap harinya, sedangkan siswa yang memiliki durasi pada kategori

tinggi yaitu sebanyak 32% berarti lama menggunakan instagram, dan siswa

Page 138: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

122

yang memiliki durasi pada kategori sedang yaitu sebanyak 5% berarti siswa

cukup lama dalam menggunakan instagram.

Siswa kelas XI SMA Negeri 9 Yogyakarta juga memiliki frekuensi

yang tinggi dalam penggunaan instagram yaitu sebesar 49% (49 siswa), aspek

frekuensi tersebut meliputi seringnya siswa menggunakan instagram dihitung

baik setiap waktunya, setiap hari, dan setiap minggu. Siswa yang berada pada

kategori sangat tinggi tersebut berarti siswa sering membuka dan mengakses

instagram setiap waktu, misalkan setiap 1 jam sekali membuka instagram,

setiap hari dan dimana saja mengakses instagram. Siswa yang berada pada

kategori sangat tinggi yaitu sebanyak 18% berarti siswa sangat sering

membuka dan mengakses instagram, sedangkan siswa yang berada pada

kategori sedang yaitu sebanyak 31% berarti siswa cukup sering membuka dan

mengkases instagram, dan siswa yang berada pada kategori rendah yaitu

sebanyak 2% berarti siswa kurang sering dalam membuka dan mengakses

instagram.

Siswa kelas XI SMA Negeri 9 Yogyakarta dalam hal penggunaan

media jejaring sosial instagram secara umum disebut pengguna sedang

(medium user), hal tersebut dapat dilihat dari perolehan data yaitu sebanyak

90% siswa berada pada kategori medium user dengan rentang skor antara 8 –

11, sedangkan untuk pengguna berat atau disebut heavy user ditempati oleh

5% siswa, dan untuk pengguna ringan (light user) juga ditempati oleh 5%

siswa. Penggolongan tersebut didasarkan pada skor aspek durasi, karena

durasi merupakan lamanya siswa dalam menggunakan jejaring sosial

Page 139: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

123

instagram, meliputi waktu setiap hari dan setiap minggu yang dihitung

dengan berapa jam penggunaannya. Heavy user atau pengguna berat

merupakan siswa yang mengakses instagram lebih dari 40 jam per bulan,

medium user atau pengguna sedang merupakan siswa yang mengakses

instagram antara 10 jam sampai 40 jam per bulan, sedangkan light user atau

pengguna sedang merupakan siswa yang mengakses instagram kurang dari 10

jam per bulan.

Hal tersebut sesuai dengan pernyataan The Graphic, Visualization,

dan Usability Center, The Georgia Institute of Technology (Yanica, 2014:83)

yang menggolongkan pengguna situs jejaring sosial atau media sosial menjadi

tiga kategori yaitu Heavy user atau pengguna berat merupakan siswa yang

mengakses instagram lebih dari 40 jam per bulan, medium user atau

pengguna sedang merupakan siswa yang mengakses instagram antara 10 jam

sampai 40 jam per bulan, sedangkan light user atau pengguna sedang

merupakan siswa yang mengakses instagram kurang dari 10 jam per bulan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa citra diri siswa semakin

tinggi dikarenakan intensitas penggunaan media jejaring sosial instagramnya

juga tinggi. Hal tersebut dapat dilihat pada hasil korelasi antara intensitas

penggunaan media jejaring sosial instagram dengan citra diri yang

memberikan hasil bahwa keduanya berkorelasi positif yaitu apabila intensitas

penggunaan instagram semakin tinggi maka citra diri juga semakin tinggi

sebaliknya intensitas penggunaan jejaring sosial semakin rendah maka citra

diri juga semakin rendah. Sisi positif dari temuan tersebut menunjukkan

Page 140: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

124

bahwa siswa membangun citra dirinya melalui media jejaring sosial

instagram. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Yudit Oktaria dan Appril

Harefa (2011:3) bahwa kepopuleran situs jejaring sosial dalam hal ini adalah

instagram harus dipergunakan secara cerdas untuk membangun self image

(citra diri) maupun interaksi yang sehat.

Instagram selain digunakan siswa untuk membangun citra diri, ada sisi

lain yang memungkinkan bahwa siswa membangun citra diri hanya terfokus

dengan menggunakan instagram saja, padahal citra diri dapat dibangun tidak

hanya melalui media jejaring sosial instagram. Kemungkinan tersebut

berpengaruh pada komunikasi antar pribadi. Komunikasi antar pribadi

diperlukan remaja guna menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya,

dalam hal ini adalah lingkungan sosial sekolah dan pertemanan. Komunikasi

antar pribadi siswa sangat dipengaruhi oleh citra diri siswa. Citra diri yang

berkaitan dengan penerimaan diri akan berpengaruh dengan bagaimana siswa

berkomunikasi di media jejaring sosial instagram. Apabila citra diri siswa

tinggi maka siswa akan mengembangkan keakraban yang lebih baik,

sebaliknya apabila citra diri siswa rendah maka siswa akan mengembangkan

rasa iri, pengekangan diri, serta terlalu berusaha menyenangkan hati orang

lain. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Holden (2005: 91-95) yang

menyebutkan bahwa Citra diri sangat mempengaruhi cara seseorang

berhubungan dan berkomunikasi dengan orang lain. Hubungan seseorang

dengan orang lain pada dasarnya merupakan perpanjangan dari hubungan

seseorang dengan dirinya sendiri. Penerimaan diri yang buruk bisa menjadi

Page 141: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

125

penyebab tingkat kemandirian yang tidak sehat, kompetisi, rasa iri,

pengekangan diri, terlalu berusaha menyenangkan hati orang lain, dan

penyiksaan diri, sebaliknya penerimaan diri yang positif bisa membantu

mengembangkan keakraban yang lebih baik, keramahan dan kesuksesan

secara menyeluruh.

Dalam hal ini intensitas siswa dalam menggunakan jejaring sosial

instagram yang tinggi dapat membentuk dan mengembangkan citra diri siswa,

tidak menutup kemungkinan bahwa siswa memberi tampilan citra diri yang

tinggi karena menggunakan instagram, maka perlu dicari kembali bagaimana

citra diri siswa sebenarnya apabila tanpa menggunakan instagram. Sesuai

dengan hasil dari sumbangan efektif intensitas penggunaan media jejaring

sosial instagram terhadap citra diri pada siswa kelas XI SMA Negeri 9

Yogyakarta yakni sebesar 8,9%, artinya persentase sisanya yakni sebesar

91,1% citra diri dipengaruhi oleh faktor lain. Faktor lain tersebut bisa

dipengaruhi oleh komunikasi antar pribadi, keterbukaan diri, narsistic

disorder, komentar positif, persepsi, keyakinan, komunikasi, teman-teman

sebaya, keadaan keluarga, sikap mendidik orang tua, dan perkembangan

sosial.

Berdasarkan dari beberapa pemaparan sebelumnya maka diperlukan

upaya untuk membangun dan mengembangkan citra diri siswa tanpa

tergantung atau terfokus pada penggunaan media jejaring sosial instagram

saja. Guru Bimbingan dan Konseling dalam hal ini berperan penting untuk

mengarahkan siswa yang intensitas penggunaan instagramnya tinggi dengan

Page 142: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

126

tujuan membangun dan mengembangkan citra diri, bahwa citra diri yang baik

sebenarnya bisa dibangun dengan komunikasi antar pribadi dan pergaulan

yang baik dengan siapa saja, serta juga dapat dikembangkan dan dibangun

melalui keterampilan sosial (social skill) dan penyesuaian diri. Menurut

Renita Mulyaningtyas dan Yusup Purnomo (2007:62) keterampilan sosial dan

kemampuan penyesuaian diri menjadi semakin penting ketika seseorang

sudah menginjak masa remaja. Kegagalan remaja dalam menguasai

keterampilan-keterampilan sosial akan menyebabkan remaja sulit

menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya sehingga dapat

menyebabkan rasa rendah diri, dikucilkan dari pergaulan, cenderung

berperilaku yang kurang normatif (misalnya asosial atau antisosial).

Guru Bimbingan dan Konseling juga dapat berperan memberikan

bimbingan tentang bagaimana menggunakan instagram secara bijak agar

tidak cenderung kecanduan dan melalaikan tugas-tugas belajar, selain itu guru

Bimbingan dan Konseling dapat memberikan layanan kepada siswa yang

memiliki citra diri rendah karena tidak menggunakan media jejaring sosial

instagram secara intens. Layanan tersebut dapat berupa bimbingan yang

berbentuk bimbingan kelompok, permainan, sosiodrama, konseling individual

maupun konseling kelompok. Isi atau materi dari layanan tersebut dapat

berupa penerimaan diri, meningkatkan keterampilan sosial, konsep diri, dan

materi tentang self image atau citra diri itu sendiri.

Page 143: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

127

C. Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari dalam pelaksanaan penelitian ini tidak terlepas dari

adanya hambatan atau keterbatasan yang dialami peneliti yang mungkin

mempengaruhi hasil penelitian. Keterbatasan-keterbatasan penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Peneliti hanya membuktikan citra diri ditinjau dari intensitas penggunaan

media jejaring sosial instagram hanya pada kelas XI, karena pada waktu

observasi peneliti diarahkan ke kelas X yang merupakan pengguna

instagram terbanyak dan pada saat penelitian siswa sudah naik ke kelas

XI, dan kelas XII tidak dapat dijadikan subjek penelitian dikarenakan

kelas XII tidak diperbolehkan menjadi subjek penelitian oleh pihak

sekolah.

2. Peneliti hanya melihat citra diri dari sisi penggunaan instagram, padahal

kemungkinan siswa juga memiliki atau menggunakan jejaring sosial

instagram lain seperti facebook, line, dan lain sebagainya.

3. Peneliti kurang memperhatikan faktor lain yang mempengaruhi citra diri

sehingga penelitian ini hanya meninjau citra diri dari intensitas

penggunaan media jejaring sosial instagram, padahal kemungkinan

tedapat siswa yang mempunyai citra diri yang tinggi atau positif tanpa

menggunakan media jejaring sosial instagram.

Page 144: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

128

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai citra diri ditinjau dari intensitas

penggunaan media jejaring sosial instagram pada siswa kelas XI SMA Negeri

9 Yogyakarta dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan

signifikan antara intensitas penggunaan media jejaring sosial instagram

dengan citra diri pada siswa kelas XI SMA Negeri 9 Yogyakarta. Hal tersebut

ditunjukkan dengan hasil perhitungan analisis uji korelasi yang menunjukkan

Koefisien korelasi (rxy) antara intensitas penggunaan media jejaring sosial

instagram dengan citra diri sebesar 0,298 dengan taraf signifikansi 0,03.

Hubungan yang positif dan signifikan menujukkan bahwa semakin tinggi

intensitas penggunaan media jejaring sosial instagram maka semakin tinggi

pula citra diri siswa kelas XI SMA Negeri 9 Yogyakarta, demikian juga

sebaliknya semakin rendah intensitas penggunaan media jejaring sosial

instagram maka semakin rendah pula citra diri siswa kelas XI SMA Negeri 9

Yogyakarta.

Citra diri siswa pengguna media jejaring sosial instagram tergolong

tinggi, yaitu sebanyak 62 siswa (62%) siswa berada pada kategori tinggi. Hal

tersebut menunjukkan bahwa siswa kelas XI SMA Negeri 9 Yogyakarta

mampu menggambarkan, memahami, dan menerima aspek fisik, psikis, dan

sosialnya dengan baik. Siswa yang memiliki citra diri tinggi berarti

menghargai dirinya sendiri apa adanya baik fisik, psisik, atau sosial. Citra diri

Page 145: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

129

yang tinggi akan membawa kepada kebahagiaan, kesuksesan, dan kepuasan

hidup.

Intensitas penggunaan media jejaring sosial instagram siswa kelas XI

SMA Negeri 9 Yogyakarta tergolong tinggi, yaitu sebanyak 76 siswa (76%)

siswa berada pada kategori tinggi. Hal tersebut menunjukkan bahwa siswa

memiliki minat tinggi dan tujuan yang tetap dalam menggunakan instagram,

minat dan tujuan tersebut seperti minat untuk berinteraksi dengan orang lain

melalui instagram, selain itu siswa juga merasa senang menggunakan

instagram, tahu dan paham bagaimana cara menggunakan fitur, konten, serta

aplikasi instagram, dan siswa juga memiliki durasi dan frekuensi yang tinggi

dalam penggunaan instagram. Berdasarkan durasi siswa kelas XI SMA

Negeri 9 Yogyakarta tergolong ke dalam medium user (pengguna sedang)

yaitu siswa yang menggunakan instagram antara 10 – 40 jam setiap bulannya.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, saran yang diajukan oleh

peneliti adalah sebagai berikut:

1. Bagi Pihak Sekolah

Kaitannya dengan hasil penelitian yang diperoleh, diharapkan

pihak sekolah dalam hal ini kepala sekolah mengatur kuota atau batasan

wi-fi yang ada di sekolah karena setiap kelas terhubung dengan wi-fi dan

wi-fi bisa diakses kapan saja dan di mana saja di setiap sudut sekolah. Hal

tersebut mengingat intensitas penggunaan media jejaring sosial instagram

Page 146: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

130

yang tinggi di kalangan siswa. Misalkan, pada jam pelajaran akses

jejaring sosial di tutup terlebih dahulu tetapi ketika sudah jam istirahat

akses untuk jejaring sosial bisa dibuka dan dinikmati oleh siswa.

2. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling

Guru bimbingan dan konseling diharapkan mampu

mengoptimalkan perannya kembali untuk membimbing dan mengarahkan

siswa bagaimana menggunakan jejaring sosial instagram secara bijak,

mengembangkan citra diri siswa untuk perkembangan optimal siswa,

meningkatkan citra diri siswa yang masih sedang atau rendah, dan

membimbing membangun citra diri yang baik. Selain itu guru BK juga

diharapkan dapat membimbing siswa bagaimana memiliki dan

membangun citra diri yang baik tanpa tergantung dengan media jejaring

sosial. Bimbingan dan arahan tersebut dapat melalui bimbingan klasikal,

permainan, sosiodrama, konseling, dan lain sebagainya.

3. Bagi Siswa

Siswa diharapkan selalu mampu mengontrol penggunaan jejaring

sosial instagram, menggunakan instagram secara bijak dan apa adanya,

memanfaatkan instagram tidak hanya untuk memposting foto atau video

pribadi, bisa untuk mengikuti dan mencari informasi yang bermanfaat,

berwirausaha, dan lain sebagainya. Siswa juga diharapkan mampu

membangun citra diri yang baik kepada siapa saja, menerima keadaan

fisik, psikis, dan sosialnya dengan baik.

Page 147: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

131

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti citra diri dan

intensitas penggunaan media jejaring sosial instagram, dapat

memperhatikan faktor lain seperti komunikasi antar pribadi, keterbukaan

diri (self disclosure), narsistic disorder, tingkat kecemasan apabila tidak

menggunakan instagram, komunikasi interpersonal, eksistensi diri,

prokrastinasi akademik, cyber crime, peran lingkungan, percaya diri,

persaingan kehidupan, kecanduan instagram, persepsi, pengembangan

subjek penelitian, dan hasilnya bisa diuji kembali guna pengembangan

ilmu pengetahuan. Selain itu peneliti selanjutnya dapat menggunakan

metode kualitatif agar mendapatkan data yang lebih mendalam mengenai

citra diri ditinjau dari intensitas penggunaan media jejaring sosial

instagram.

Page 148: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

132

DAFTAR PUSTAKA

Aditya Panji. (2014). Hasil Survei Pemakaian Internet Remaja Indonesia. Artikel. Diaksesdarihttp://tekno.kompas.com/read/2014/02/19/1623250/Hasil.Survei.Pemakaian.Internet.Remaja.Indonesia. Pada tanggal 20 Januari 2015, Jam 14.00 WIB.

Akron-Summit County Public Library. (2013). What Is Instagram?. Journal

Electronic Service Division. Diakses dari http://www.akronlibrary.org Diunduh pada Tanggal 11 Mei 2015.

Alo Liliweri. (2011). Komunikasi, Serba Ada Serba Makna. Jakarta: Kencana. Amalia Puspita Hardiani. (2010). Hubungan Citra Diri Melalui Foto Profil dengan

Harga Diri pada Mahasiswa Pengguna Facebook Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah. Skripsi. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Andi Prastowo. (2014). Memahami Metode-metode Penelitian. Yogyakarta: Ar-

Ruzz Media. Anonim. (2013). 4 Alasan Remaja Gemar Media Sosial. Artikel. Diakses dari

http://www.tempo.co/read/news/2013/06/28/061491864/4-Alasan-Remaja-Gemar-Media-Sosial. Pada tanggal 20 Januari 2015, Jam 11.30 WIB.

Burhan Bungin. (2006). Sosiologi Komunikasi Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Chaplin, J.P. (2006). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Dan, Frommer. (2010). Here’s How To Use Instagram. Artikel. Diakses dari

http://  http://www.businessinsider.com/instagram-2010-11?IR=T&. Pada tanggal 11 Mei 2015, Jam 09.00 WIB.

Daniel Kurniawan Salamon. (2013). Instagram, Ketika Foto Menjadi Mediator

Komunikasi Lintas Budaya di Dunia Maya.pdf. Diakses dari http:// repository.petra.ac.id/16642/1/Publikasi1_10021_1481.pdf pada tanggal 11 Mei 2015, jam 06.00 WIB.

David Mahendra. (2014). Media Jejaring Sosial dalam Dimensi Self Disclosure.

Skripsi. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Deni Darmawan. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Page 149: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

133

e-journal UAJY. (2014). Fitur-fitur instagram.pdf. diakses dari http://e-journal.uajy.ac.id/5575/3/KOM203702. Pada tanggal 20 Mei 2015, Jam 11.00 WIB.

Endra K. Prihadhi. (2009). Breaking Your Mental Block. Jakarta: Elex Media

Computindo. Fristy. (2012). Citra Diri pada Remaja Putri yang Mengalami Kecenderungan

Gangguan Body Dismorphic. Skripsi. Universitas Gunadarma. Hana Afradhila dan Yeniar Indriana. (2015). Hubungan Antara Fanatisme

terhadap Produk Perawatan Wajah dengan Citra Diri Fisik pada Wanita Dewasa Awal. Skripsi. Universitas Diponegoro.

Harian Online Tempo. (2015). Pengguna Instagram Capai 300 Juta. Artikel. Diaksesdarihttp:http://www.tempo.co/read/news/2014/12/12/072628184/Pengguna-Instagram-Capai-300-Juta. Pada tanggal 11 Mei 2015, Jam 14.00 WIB.

Heri Wibowo. (2007). Fortune Favors The Ready Keberuntungan Berpihak

kepada Orang-orang yang Siap. Bandung: Oase.

Holden, Robert. (2005). Success Intelligence: Timeless Wisdom for a Maniac Society. (Terjemahan Yuliani Liputo). Bandung: Mizan Pustaka.

Husaini Usman dan Purnomo Setiadi. (2006). Pengantar Statistika Edisi Kedua. Jakarta: Bumi Aksara.

Ika Ayuningtyas. (2015). Tingkat Pengaturan Diri dalam Bidang Akademik pada Mahasiswa Bimbingan dan Konseling di Universitas Negeri Yogyakarta. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.

Ilkido, KOPACZ. (2011). “Say Lovely Things about Me so I Know I am Like That”. The Role of Positive Photo Comments Posted on Social Networking Websites in the Development of The Self Image. Journal Acta Universitaties Sapientiae, Social Analysis; Vol 1, 2 (2011) 300-306. Babes-Bolyai Universitiy, Cluj-Napoca, Romania.

Instagram. (2015). About Us. Diakses dari http:// https://instagram.com/about/us/. Pada Tanggal 12 Mei 2015, Jam 15.00 WIB.

IR Daya. (2010). Komunikasi Chapter II.pdf. Diakses dari: http://repository.usu.ac.id. Pada tanggal 26 April 2015, Jam 05.00 WIB.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ke III. Jakarta: Balai Pustaka.

Page 150: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

134

Keke Mahardika. (2015). Pengaruh Instagram terhadap Kehidupan Remaja. Artikel.Diaksesdarihttp://www.academia.edu/9797885/pengaruh_instagram_terhadap_kehidupan_remaja. Pada tanggal 17 Mei 2015, Jam 15.00 WIB.

Kementerian Perdagangan Republik Indonesia. (2014) Panduan Optimalisasi Media Sosial. Jakarta: Pusat Humas Kementerian Perdagangan Republik Indonesia.

Kemkominfo. (2013). Pengguna Internet di Indonesia 63 Juta Orang. Artikel. Diakses dari kominfo.go.id/index.php/content/ detail/3415/ Kominfo+%3A+Pengguna+Internet+di+Indonesia+63+juta+

Orang/0/berita satker#.VMBtNuQoJLo. Pada tanggal 20 Januari 2015, Jam 05.00 WIB.

___________. (2014). Pengguna Internet di Indonesia capai 82 Juta. Artikel.

Diaksesdarikominfo.go.id/index.php/content/detail/3980/Kemkominfo%3A+Pengguna+Internet+di+Indonesia+Capai+82+Juta/0/berita_satker#.VNB0etKUdHQ. Pada tanggal 3 Februari 2015, Jam 12.00 WIB..

Komang Sri dan Yohanes Kartika. (2013). Perbedaan Intensitas Komunikasi

Melalui Jejaring Sosial antara Tipe Kepribadian Ekstrovert dan Introvert pada Remaja. Jurnal Psikologi Udayana; Vol. 1, No.1, 106-115. Program Studi Psikologi, Fakultas Psikologi, Universitas Udayana. Diakses melalui http://download.portalgaruda.org.

Maltz, Maxwell. (1992). Kekuatan Ajaib Psikologi Citra Diri. Jakarta: Mitra

Utama. Maret Tri Kisworo. (2011). Studi Kasus Perilaku Kecanduan Game Online pada

Remaja Pelajar SMA di Kota Yogyakarta. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.

Margono. (2005). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Muhammad Al-Mighwar. (2006). Psikologi Remaja. Bandung: Pustaka Setia. Norma Lulusiana. (2008). Hubungan antara Minat Membaca Majalah Remaja

dengan Citra Diri Pada Remaja Putri. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.

Panut Panuju dan Ida Umami. (2005). Psikologi Remaja. Yogyakarta: Tiara

Wacana Yogya. Pradana Saktya Adi. (2008). Kecenderungan Narsistik pada Pengguna Friendster

Ditinjau dari Harga Diri. Skripsi. Universitas Katolik Soegijapranata.

Page 151: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

135

Pipit Yuliani. (2013). Hubungan Citra Diri dengan Perilaku Perawatan Wajah yang Dilakukan Pria di Klinik Skin Care Kota Bandung. Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia.

Purwanto. (2006). Instrumen Penelitian Sosial dan Pendidikan. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar. Putri Sekar. (2014). Remaja Lebih Suka Instagram Daripada Facebook. Artikel.

Diakses dari http://  http://www.marketing.co.id/remaja-lebih-suka-instagram-daripada-facebook/. Pada tanggal 11 Mei 2015, Jam 11.30 WIB.

Renita Mulyaningtyas dan Yusup Purnomo. (2007). Bimbingan dan Konseling

untuk SMA dan MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga. Rima Sekarani. (2013). Tingkat Adversitas Siswa KMS Se Kota Yogyakarta.

Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta. Rita Eka, dkk. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Press.

Saifuddin Azwar. (2012). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sanafiah Faisal. (2005). Format-format Penelitian Sosial: Dasar-dasar dan aplikasi. Jakarta: Grasindo.

Santrock, J.W. (2003). Adolescence, Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga.

Sarlito Wirawan Sarwono. (2005). Psikologi Remaja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Seyed Fathollah & Farhad Khatami.(2014). Investigating the Role of Self Confidence and Self-Image Proportion in Consumer Behavior. International Journal of Marketing Studies; Vol.6, No.4. Canadian Center of Science and Education. Diakses melalui http://www.proquest.com.

Sofian Effendi dan Tukiran. (2012). Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES.

Sri Rumini dan Siti Sundari. (2004). Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiarto, dkk. (2003). Teknik Sampling. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi Arikunto. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

_________________. (2005). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Page 152: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

136

_________________. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Revisi Ed V. Jakarta: Rineka Cipta.

Sunarto dan Agung Hartono. (2002). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta.

Syamsu Yusuf. (2011). Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

____________. (2014). Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Tri Listyawati. (2012). Narcisstic Personality Disorder pada Siswa SMA Pengguna Jejaring Sosial Dunia Maya Facebook di Kota Yogyakarta. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.

Yanica Nur Latifa. (2014). Korelasi antara Kebutuhan Afiliasi dan Keterbukaan Diri dengan Intensitas Menggunakan Jejaring Sosial pada Siswa Kelas VII SMP N 15 Yogyakarta. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.

Yudit Oktaria dan Appril Harefa. (2011). Studi Literatur Keterbukaan Diri pada Remaja Pengguna Facebook.pdf. Diakses dari http://universitas gunadarma.ac.id. Pada tangggal 28 April 2015, Jam 12.00 WIB.

Page 153: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

137

LAMPIRAN

Page 154: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

138

Lampiran 1. Hasil Uji Reliabilitas

A. Hasil Uji Reliabilitas Citra Diri

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.779 34

B. Hasil Uji Reliabilitas Intensitas Penggunaan Media Jejaring Sosial Instagram

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.864 37

Page 155: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

139

Lampiran 2. Data Citra Diri

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34f f f f f uf uf uf f f uf f uf f f f uf uf uf uf uf uf f f f f uf uf f f f f uf uf

1 Sukma Ayu P 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 2 1 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 932 Rifda Khusnul K P 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 1063 Yesafira Mustika R P 3 3 2 4 2 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 994 Adia Islami Permono P 3 3 2 3 3 3 4 3 3 2 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 2 2 4 2 3 3 4 3 3 2 3 3 1 1005 Deasita P 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 1006 Firstananda Y P 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 987 Gusti R.M.A L 3 4 2 4 3 3 4 2 3 2 4 4 4 4 3 4 3 4 3 2 3 4 4 4 4 3 2 3 3 4 3 3 3 2 1108 Fadhila Zidni Ilma P 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 4 4 2 3 2 3 4 3 3 4 3 2 3 3 3 2 4 2 3 3 3 4 3 1019 Peggy Sukmawati P 2 3 2 3 2 3 3 2 2 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 1 4 3 2 3 3 2 2 8010 Sheila Dewani Anindya P 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 9311 Ranto Jambi M.S L 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 9812 Salsabila Paundria C P 2 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 4 3 1 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 2 9513 Jenita Kurnia Sari P 2 4 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 4 3 3 4 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 9414 Anindya Arman Putri P 2 3 2 4 3 3 3 2 3 2 3 3 4 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 4 2 3 4 3 3 3 4 2 9915 Salsabila Arwa S P 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 4 4 4 3 3 2 3 4 3 2 3 3 3 3 4 2 4 4 3 3 3 3 3 10416 Aninda Nur Septiani P 4 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 4 3 2 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 2 9817 Muhammad Andi A L 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 3 1 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 8118 Ahmad Yusuf Asna L 2 2 2 2 2 1 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 1 3 3 2 3 2 2 2 3 3 2 2 3 3 2 1 3 2 7719 Anisa W P 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 9420 Nuzila Putri A B P 1 4 1 1 2 4 4 1 3 3 2 3 3 3 3 1 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 1 2 4 4 4 3 2 2 9421 Nanda P 4 4 4 4 4 3 4 4 4 1 4 1 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 10522 Ziyada Qonita P 4 4 3 3 3 3 4 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 9823 Ratu Yeremia P 3 3 2 3 3 3 4 3 3 2 3 4 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 9324 Ratna Siwi P 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 4 4 3 4 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 9825 Hasna F A P 1 2 2 2 2 2 3 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 1 3 3 2 2 2 3 1 7226 Khairiyatun Ni'man P 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 4 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 9827 Muhammad Hanif P L 4 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 4 4 3 3 3 4 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 2 2 3 3 10328 Daffa Abhisatya L 4 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 9629 Satriya Bumi L 2 3 2 3 3 2 3 2 3 1 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 9330 Kukuh Khoiru U L 3 3 2 2 3 4 4 3 3 2 3 3 4 4 4 4 1 3 4 4 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 10231 Muhammad Rizal Saput L 3 3 3 3 3 1 2 2 3 2 2 4 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 8632 Shafira Rahmasari P 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 9333 Annisa Alifia S P 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 1 4 4 3 2 2 2 2 90

No  Nama Siswaskor    total

Item PernyataanJenis 

Kelamin 

Lampiran 3. Data Citra Diri

Sangat Ting

Tinggi

Sangat Ting

Sangat Ting

Tinggi

Kategori

Tinggi

Sangat Ting

Tinggi

Sangat Ting

Sangat Ting

Tinggi

Tinggi

Sedang

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Sedang

Tinggi

Sangat Ting

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Sangat Ting

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Sangat Ting

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Page 156: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

140

34 Bidari Ashifa N P 3 3 3 3 3 4 4 4 3 1 4 3 4 3 3 3 3 1 4 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 10335 Agus H Rodimin L 3 1 1 2 2 1 3 1 2 2 3 3 2 3 4 3 3 3 2 2 2 1 2 2 4 4 1 1 3 1 1 1 3 1 7336 Riskyana Kuslihah P 2 3 1 2 1 2 3 1 3 3 3 3 3 2 3 4 4 4 1 3 4 3 3 3 4 4 3 1 1 3 3 3 3 3 9237 Nabila Azizah P 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 9038 Ganis Kelsiea Salsabil P 3 3 2 3 3 4 3 1 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 9339 Dinu A S L 2 3 2 2 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 1 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 9940 Hanif Maheswaraditya L 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 1 3 3 3 2 2 3 2 8541 Salma Winnie Indiarty P 4 1 2 4 3 1 4 4 2 1 4 2 1 2 4 3 1 4 2 1 1 3 4 4 1 4 1 2 4 4 4 4 4 1 9142 Savitri Puspitasari P 3 3 2 3 3 3 4 2 3 1 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 9243 Agriska Febri Pramesti P 2 3 2 3 3 4 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 9244 M. Zulfikar Fikri L 3 3 2 4 3 2 2 1 3 2 3 3 2 3 4 4 1 4 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 2 2 9145 Novi Arista Gunanti Put P 3 4 3 2 2 3 3 3 3 2 3 4 3 3 4 4 2 3 3 3 3 3 3 4 4 4 2 3 3 3 3 3 3 2 10346 Vieloy Immanuela P 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 4 3 2 3 9347 Meyalisa Juli T P 3 3 2 3 3 3 4 2 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 9948 Raditya Dion Mahendra L 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 9849 Ardelia Kumala Helga P 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 9550 Firda Nur Istiqomah P 4 4 1 3 3 3 4 3 3 2 2 4 4 3 4 3 3 3 2 2 3 2 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 10151 Raden Ferian Leo M L 3 3 1 3 1 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 9752 Laurentius Romy K L 3 2 1 3 1 3 2 1 3 2 3 4 3 3 3 4 2 4 3 1 3 3 3 3 2 4 2 3 3 4 2 1 2 2 8853 Muhammad Ricky R L 4 3 3 4 2 3 4 3 3 2 3 3 4 2 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 2 3 3 3 3 2 3 10754 Alfan Faidilla Dharma L 4 4 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 2 10655 Andika Janu K L 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 9956 Kemala Fitri Adelia P 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 2 3 9757 Veronika Cendi P 4 4 2 4 4 3 3 2 3 3 3 4 4 3 3 4 2 3 3 3 3 4 3 3 2 4 4 4 4 3 2 3 4 2 10958 Maria Immaculata P 3 3 2 3 3 3 4 2 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 2 2 3 2 10059 Tri Nastiti Apriliawati P 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 9860 Rachmaningrum N P 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 10261 Aulia Khansa D P 3 3 3 2 4 3 2 2 3 2 3 4 3 3 4 4 1 3 2 3 3 3 4 3 4 3 1 1 4 4 4 3 4 2 10062 Pevita Pearce P 3 3 3 2 4 3 3 2 3 2 3 4 3 3 4 4 1 3 2 3 3 3 4 3 4 3 1 1 4 4 4 3 4 2 10163 Zandra Ayu W R T P 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 4 2 3 2 2 3 3 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 9664 Annisa Nurul Firdausi P 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 9765 Novita Nurhayati P 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 1 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 9266 Novita Trias Anisa P 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 2 4 4 3 3 3 3 103

Sedang

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Sangat Tinggi

Sangat Tinggi

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Sangat Tinggi

Sangat Tinggi

Tinggi

Sangat Tinggi

Tinggi

Tinggi

Sangat Tinggi

Sangat Tinggi

Tinggi

Sangat Tinggi

Sangat Tinggi

Sangat Tinggi

Sangat Tinggi

Tinggi

Tinggi

Page 157: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

141

67 Anelga Nurpradipta P 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 2 3 4 4 4 3 2 11068 Fransilia Rizkita P 4 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 4 4 4 3 4 3 2 4 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 4 4 3 3 1 10769 Michael CBNW L 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 9170 Kartika S.D P 3 3 2 3 3 3 3 3 1 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 9471 Rafael A.C.D L 4 4 4 1 2 1 1 4 4 4 4 1 1 4 2 4 1 1 3 1 4 3 4 4 4 4 1 1 4 4 1 4 1 1 9172 Sekar Cantika P P 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 2 3 4 4 4 3 2 4 4 3 3 3 3 10673 CE P 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 9874 Yustinus Prasetya L 4 4 1 4 2 1 4 3 4 1 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 10875 Yasinta Rahma S P 3 3 2 3 3 3 4 2 2 2 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 9976 Dhanis Nuranggitasari P 3 3 2 3 3 3 4 1 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 10077 Krisna Anam L 4 4 3 3 3 2 4 4 2 2 3 3 4 3 3 3 3 3 4 2 2 3 2 3 3 4 2 2 4 3 2 3 3 3 10178 Judanti Cahyaning Tyas P 3 3 2 3 3 3 4 2 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 9679 Hanifa Haris N P 3 2 2 3 4 3 3 3 3 2 3 3 2 3 4 3 2 2 2 2 2 2 3 4 4 4 2 2 3 3 2 2 2 3 9280 Kezia Shania V P 3 3 2 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 9381 Elsa Lutfia Chandra P 3 3 2 3 3 4 4 3 3 2 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 10782 Engelberta Sekar P 3 4 2 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 9583 Erina Budi P 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 1 3 3 3 3 3 3 9384 Elfana P 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 9585 Nazarina Tiffan P 2 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 4 3 2 3 2 3 3 2 2 4 4 3 3 4 3 2 2 3 4 3 3 1 2 9486 Clansa Dessy Wijaya P 3 4 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 4 3 2 3 2 2 3 3 4 3 4 3 2 3 3 4 3 3 2 2 9887 Siti Assakinah HH P 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 10188 Hosea Pita W P 3 3 2 2 3 2 4 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 9389 Arshanti Mahy P 2 4 1 1 1 4 4 3 3 3 2 4 4 3 4 4 2 2 3 3 4 2 2 3 4 4 2 4 4 3 4 2 3 2 10090 Ardhito A Arro L 3 3 2 3 3 2 4 3 3 2 2 3 2 1 4 3 2 3 2 1 1 3 3 3 4 4 3 3 3 2 2 2 3 3 9091 J. Angelika D P 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 9892 Evelina Ayu K P 4 2 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 4 4 4 4 3 3 2 3 4 4 4 3 2 2 11093 Andhika Ryan P L 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 10294 Aurelia Tasya Sefira P 4 3 3 2 2 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 2 3 10695 Anita Puspitasari P 4 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 4 3 3 3 4 2 10096 Pipin M P 2 3 2 1 3 2 4 2 3 2 3 3 4 3 3 4 2 3 3 2 4 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 9497 Bella Annisa D P 4 3 2 2 3 2 4 3 2 1 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 4 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 2 9398 Maharani M Ulfah P 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 9499 Stefani Arinta P 3 3 4 3 4 3 3 3 3 2 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 2 2 4 4 3 2 4 2 109100 RA Tasik Wulan H P 3 4 3 3 3 3 3 3 4 2 2 4 3 3 4 4 2 4 4 3 4 3 4 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 1 103

Sangat Tinggi

Sangat Tinggi

Tinggi

Tinggi

Sangat Tinggi

Sangat Tinggi

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Sangat Tinggi

Tinggi

Sangat Tinggi

Tinggi

Tinggi

Sangat Tinggi

Tinggi

Sangat Tinggi

Tinggi

Sangat Tinggi

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Sangat Tinggi

Sangat Tinggi

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Sangat Tinggi

Tinggi

Tinggi

Sangat Tinggi

Sangat Tinggi

Sangat Tinggi

Page 158: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

142

Lampiran 3. Data Intensitas Penggunaan Media Jejaring Sosial Instagram

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37f uf f uf f f f f f uf f uf f uf uf f f f f uf uf f uf uf f f uf f f f f f uf uf f f uf

1 Sukma Ayu P 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 932 Rifda Khusnu P 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 953 Yesafira Must P 3 3 3 3 1 2 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 884 Adia Islami Pe P 4 4 4 4 3 2 3 2 4 4 4 4 4 4 4 2 1 2 4 1 2 2 1 1 2 1 2 4 4 4 3 1 4 3 4 4 4 1105 Deasita P 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 1016 Firstananda Y P 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 977 Gusti R.M.A L 3 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 1 3 2 3 2 2 2 2 1 1 3 3 3 1 1 4 3 3 2 2 888 Fadhila Zidni  P 3 1 4 4 3 1 1 2 3 2 4 4 3 4 4 2 3 1 2 4 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1039 Peggy Sukma P 3 1 3 4 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 1 3 2 3 3 1 3 2 2 2 2 9410 Sheila Dewan P 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 9711 Ranto Jambi M L 2 1 1 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 1 1 1 2 2 3 2 2 2 2 3 1 2 2 7612 Salsabila Pau P 3 2 3 4 2 1 3 4 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 4 4 3 3 10613 Jenita Kurnia  P 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 9714 Anindya Arm P 3 2 2 4 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 2 1 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 9415 Salsabila Arw P 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 9016 Aninda Nur S P 3 2 3 4 3 3 3 1 3 1 4 4 3 3 4 2 1 2 2 1 2 2 3 2 1 1 1 3 3 3 1 1 3 3 2 1 1 8517 Muhammad A L 2 1 2 3 2 2 3 1 2 2 3 3 2 1 1 4 1 1 1 4 4 1 4 4 1 4 2 2 2 1 1 2 4 4 1 1 3 8218 Ahmad Yusuf L 2 2 1 3 2 1 1 1 1 4 1 4 1 1 1 1 1 1 1 4 4 4 4 4 1 1 4 1 1 1 1 1 4 4 1 1 4 7519 Anisa W P 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 10120 Nuzila Putri A P 3 1 4 4 2 1 4 4 4 2 4 4 4 4 3 1 2 4 3 2 2 3 2 2 3 3 2 4 4 4 4 4 4 2 3 3 2 11121 Nanda P 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 4 4 1 2 4 3 2 2 3 2 2 3 3 2 4 4 4 4 4 4 1 4 4 1 10522 Ziyada Qonita P 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 9723 Ratu Yeremia P 3 3 3 3 3 1 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 4 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 10324 Ratna Siwi P 3 2 2 3 3 1 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 1 1 2 3 1 1 1 1 2 2 2 1 2 7925 Hasna F A P 3 2 1 2 1 2 4 2 3 2 4 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 9426 Khairiyatun N P 3 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 9527 Muhammad H L 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 8328 Daffa Abhisat L 3 2 2 4 2 2 4 2 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 10529 Satriya Bumi L 4 2 3 4 2 2 3 2 3 3 4 4 3 3 3 4 4 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 4 4 4 2 3 2 2 3 3 2 10630 Kukuh Khoiru L 2 1 2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 1 2 1 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 8631 Muhammad R L 3 2 2 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 9332 Shafira Rahm P 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 9033 Annisa Alifia  P 3 2 3 4 2 2 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 101

Lampiran 4. Data Intensitas Penggunaan Media Jejaring Sosial Instagram

No Nama SiswaItem Pernyataan

Skor   Total

Jenis Kelami

nKategori 

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Sangat Ting

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Sedang

Tinggi

Tinggi

Sedang

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Sedang

Tinggi

Tinggi

Sangat Ting

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Sedang

Sedang

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Page 159: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

143

34 Bidari Ashifa  P 2 3 1 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 2 2 9035 Agus H Rodim L 3 1 3 4 4 1 1 2 3 1 4 4 3 3 3 2 1 1 3 2 1 1 4 2 2 2 4 4 4 4 3 1 4 4 1 4 4 9836 Riskyana Kus P 1 3 1 3 4 1 1 2 2 1 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 1 4 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 3 1 1 3 7137 Nabila Azizah P 2 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 1 2 2 2 1 4 2 2 1 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 8838 Ganis Kelsiea P 4 2 3 4 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 1 2 3 3 3 2 3 7 3 3 3 3 10839 Dinu A S L 4 1 3 4 2 2 4 4 3 3 3 4 3 3 4 2 2 1 3 2 2 2 3 3 2 2 1 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 10240 Hanif Mahesw L 3 2 2 1 1 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 4 2 2 3 2 1 1 1 4 2 2 3 1 2 3 3 2 2 8041 Salma Winnie P 4 1 4 4 4 1 1 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 1 1 4 1 1 2 3 4 1 1 4 1 1 4 1 10842 Savitri Puspit P 3 2 3 3 1 1 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 2 2 2 2 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 10143 Agriska Febri  P 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 2 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 10644 M. Zulfikar Fi L 3 2 3 4 2 2 3 2 3 2 4 5 3 4 4 3 3 4 3 2 2 4 3 3 2 4 4 2 3 3 3 2 3 2 2 2 2 10745 Novi Arista G P 3 2 3 3 2 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 1 3 4 1 4 2 12046 Vieloy Imman P 3 2 3 4 2 3 3 2 3 2 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 1 4 4 4 3 2 3 2 2 3 2 10347 Meyalisa Juli  P 3 2 2 4 1 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 9448 Raditya Dion  L 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 8749 Ardelia Kuma P 3 2 3 4 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 10550 Firda Nur Istiq P 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 4 3 3 3 1 2 3 1 3 2 2 2 4 1 1 2 1 3 3 3 1 1 4 3 2 2 1 8751 Raden Ferian L 3 2 3 4 1 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 10252 Laurentius Ro L 4 3 3 2 3 1 3 1 3 4 4 3 4 3 2 2 2 2 1 2 3 2 4 3 2 1 1 3 4 3 2 1 3 3 2 2 3 9453 Muhammad R L 3 1 3 3 3 2 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 1 3 3 4 2 1 2 2 3 2 3 2 1 2 3 3 2 2 9454 Alfan Faidilla L 3 1 3 4 2 2 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 9755 Andika Janu K L 3 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 4 1 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 9356 Kemala Fitri A P 3 2 3 4 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 10257 Veronika Cen P 4 1 4 4 1 3 3 3 4 2 4 4 3 4 4 3 3 2 3 2 4 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 4 3 3 3 4 11258 Maria Immac P 3 2 3 3 2 1 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 4 1 1 2 2 3 3 2 3 1 3 3 3 3 3 9459 Tri Nastiti Ap P 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 9060 Rachmaningr P 3 2 3 4 2 2 3 2 3 2 4 4 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 1 1 4 3 3 3 3 9661 Aulia Khansa  P 4 1 3 3 3 3 4 4 3 2 4 4 3 3 2 3 2 2 3 1 3 2 2 2 1 2 1 3 3 3 3 1 4 3 3 2 2 9762 Pevita Pearce P 3 2 2 2 2 1 4 4 3 2 4 4 3 3 2 3 2 2 3 1 3 2 2 2 1 2 1 3 3 3 3 1 4 3 3 2 2 9263 Zandra Ayu W P 3 3 3 4 1 1 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 4 3 3 2 3 9964 Annisa Nurul  P 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 9765 Novita Nurha P 3 2 3 4 4 2 3 2 3 2 4 4 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 9666 Novita Trias A P 3 1 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 88

Tinggi

Sedang

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Sangat Tinggi

Tinggi

Tinggi

Sedang

Tinggi

Sedang

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Sangat Tinggi

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Page 160: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

144

67 Anelga Nurpr P 3 2 4 3 2 2 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 10968 Fransilia Rizk P 3 1 3 4 2 2 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 2 1 4 1 1 2 1 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 10769 Michael CBNW L 3 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 2 2 3 9170 Kartika S.D P 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 9771 Rafael A.C.D L 4 1 4 4 1 1 4 2 4 1 4 1 4 1 4 4 4 2 4 3 1 3 4 1 4 3 1 2 4 3 4 3 1 2 4 3 1 10172 Sekar Cantika P 3 1 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 1 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 1 9273 CE P 3 2 3 3 2 2 3 4 2 3 3 1 2 2 2 2 1 2 3 2 3 3 4 1 3 2 2 1 3 4 3 2 1 2 1 3 3 8874 Yustinus Pras L 2 1 1 3 1 3 3 1 2 3 4 4 2 3 2 1 1 4 3 3 2 3 4 2 2 4 4 2 3 3 2 3 1 4 3 1 1 9175 Yasinta Rahm P 3 2 3 4 2 1 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 4 1 1 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 10276 Dhanis Nuran P 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 9377 Krisna Anam L 2 1 2 1 3 1 3 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1 1 2 1 2 4 1 1 1 2 3 3 2 1 1 1 3 2 1 2 6578 Judanti Cahya P 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 10279 Hanifa Haris N P 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 8180 Kezia Shania  P 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 3 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 8281 Elsa Lutfia Ch P 3 2 2 3 1 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 8882 Engelberta Se P 4 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 10583 Erina Budi P 3 2 3 4 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 9984 Elfana P 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 10285 Nazarina Tiffa P 4 1 4 4 2 2 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 2 3 3 3 2 2 3 3 4 2 3 2 4 3 3 3 3 4 4 4 11586 Clansa Dessy  P 4 1 3 4 1 1 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 10287 Siti Assakinah P 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 10588 Hosea Pita W P 3 1 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 7989 Arshanti Mah P 4 2 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 3 1 3 1 4 1 4 2 4 4 1 1 3 3 4 4 4 4 1 11590 Ardhito A Arr L 3 2 3 4 1 2 2 2 3 2 4 3 3 2 2 3 2 2 3 1 2 2 4 1 1 1 1 4 3 3 2 2 2 1 2 2 2 8491 J. Angelika D P 3 1 3 3 2 2 3 2 3 2 4 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 4 3 9592 Evelina Ayu K P 4 1 4 3 3 2 4 2 3 2 4 4 4 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 1 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 10693 Andhika Ryan L 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 8794 Aurelia Tasya P 3 2 3 4 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 9295 Anita Puspita P 2 1 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 8396 Pipin M P 3 2 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 4 1 1 2 2 3 2 1 1 3 3 1 1 2 9397 Bella Annisa  P 4 3 3 4 2 2 3 4 4 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 1 1 4 1 1 3 3 1 3 4 3 3 4 2 1 3 4 1 10298 Maharani M U P 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 10399 Stefani Arinta P 4 1 4 4 4 2 3 2 3 3 4 4 4 3 3 4 2 1 4 2 2 2 2 3 3 4 2 3 3 3 1 1 3 3 4 4 3 107100 RA Tasik Wula P 3 1 2 4 2 2 3 2 2 3 3 4 4 3 3 2 2 1 3 3 2 3 3 2 2 1 1 3 3 2 1 1 4 3 3 3 3 92

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Rendah

Tinggi

Sedang

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Sangat Tinggi

Tinggi

Tinggi

Sedang

Sangat Tinggi

Sedang

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Sedang

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Sedang

Tinggi

Tinggi

Sedang

Tinggi

Page 161: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

145

Lampiran 4. Instrumen Penelitian

Skala Citra Diri dan Skala Intensitas Penggunaan Media Jejaring Sosial Instagram

A. IDENTITAS RESPONDEN

Nama :

Jenis Kelamin : L / P

Usia :

Kelas :

Jejaring sosial yang digunakan:

Instagram Facebook Twitter

• Beri tanda silang pada jejaring sosial yang adik gunakan

B. PENGANTAR

Adik-adik yang saya cintai dan banggakan, perkenankanlah saya untuk

membagikan skala citra diri dan intensitas penggunaan media jejaring sosial

instagram ini kepada adik-adik. Manfaat dari skala citra diri dan skala

intensitas penggunaan media jejaring sosial instagram ini adalah untuk

mengetahui citra diri dan intensitas penggunaan media jejaring sosial instagram

adik-adik. Oleh sebab itu, harapannya adik-adik dapat meluangkan waktu

sejenak untuk mengisi skala ini dengan sebaik-baiknya. Skala ini merupakan

penelitian untuk memperoleh data tentang citra diri dan intensitas penggunaan

media jejaring sosial instagram adik-adik semua.

Perlu adik-adik ketahui, bahwa skala ini hanya untuk kepentingan

penelitian, tidak mempunyai pengaruh terhadap nilai dan tidak ada konsekuensi

terhadap hasil jawaban, serta jawaban akan dijaga kerahasiaannya. Oleh sebab

itu, saya berharap adik-adik dapat memberikan jawaban yang jujur apa adanya

sesuai dengan kondisi yang ada pada diri adik-adik.

Atas kesediaan adik-adik untuk meluangkan waktu menjawab ini saya

ucapkan terima kasih.

Hormat Saya

Iandesi Andarwati

Page 162: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

146

C. PETUNJUK PENGERJAAN

1. Baca dan pahami setiap pernyataan-pernyataan berikut dengan seksama dan

teliti.

2. Jawablah semua pernyataan yang sesuai dengan keadaan atau perasaan

adik-adik sesungguhnya.

3. Pilih salah satu dari empat jawaban yang tersedia.

SS : Apabila adik-adik merasa Sangat Sesuai dengan pernyataan yang

diajukan

S : Apabila adik-adik merasa Sesuai dengan pernyataan yang diajukan

TS : Apabila adik-adik merasa Tidak Sesuai dengan pernyataan yang

diajukan

STS : Apabila adik-adik merasa Sangat Tidak Sesuai dengan pernyataan

yang diajukan

4. Berikut ini merupakan contoh tabel pernyataan beserta pilihan jawaban

pernyataan.

Contoh:

No. Pernyataan Pilihan Jawaban

SS S TS STS

1. Saya bangga dengan tubuh saya

Apabila pernyataan di atas sangat sesuai dengan kenyataan keadaan yang

dialami adik-adik, maka berilah tanda ceklist (√) pada pilihan jawaban

Sangat Sesuai (SS).

Contoh:

No. Pernyataan Pilihan Jawaban

SS S TS STS1. Saya bangga dengan tubuh saya √

Apabila adik-adik hendak mengganti jawaban, berilah tanda sama dengan

(=), kemudian buatlah tanda ceklist (√) pada jawaban yang baru.

Contoh:

Page 163: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

147

No. Pernyataan Pilihan Jawaban

SS S TS STS

1. Saya bangga dengan tubuh saya √ √

5. Telitilah kembali pekerjaan adik-adik, jangan sampai ada satu pernyataan

yang terlewatkan.

SKALA CITRA DIRI

No. Pernyataan

Pilihan Jawaban

SS S TS STS

1. Saya bangga dan percaya diri dengan keadaan tubuh saya

2. Saya merasa sehat dan kuat

3. Saya puas dengan berat dan tinggi badan saya saat ini

4. Meskipun mudah sakit dan sering kurang sehat, saya tetap bersemangat menyelesaikan tugas

5. Saya menerima berat dan tinggi badan saya meskipun terlihat kurang ideal

6. Saya merasa penampilan saya tidak menarik

7. Saya terpaksa meniru penampilan atau gaya orang agar dapat diterima oleh teman-teman

8. Saya merasa sedih dan kurang puas dengan berat dan tinggi badan saya saat ini

9. Pakaian yang saya kenakan selalu pantas untuk diri saya

10. Penampilan saya semakin keren dan menarik apabila saya mengenakan perhiasan atau aksesoris

11. Saya terlihat biasa dan kurang keren dengan gaya pakaian dan aksesoris yang saya kenakan

12. Saya menerima dan menikmati fasilitas apapun yang saya miliki saat ini (handphone, kendaraan, dsb)

Page 164: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

148

13. Saya kurang puas terhadap apapun yang saya miliki saat ini

14. Saya mampu mengontrol diri dengan baik

15. Saat ada masalah saya tetap bisa berbincang, bercanda dan bersenang-senang dengan teman-teman

16. Saya orang yang tetap tenang meskipun berada di bawah tekanan dan situasi yang tidak menyenangkan

17. Saya bingung menentukan bakat dan minat saya

18. Kesuksesan dan prestasi yang saya dapatkan merupakan keberuntungan dan suatu kebetulan bukan karena keahlian atau kemampuan saya

19. Saya mudah kehilangan kendali dan kontrol diri

20. Saya merasa sedih karena tidak memiliki prestasi akademik atau non akademik

21. Saya merasa tidak memiliki bakat dan keahlian yang tidak berarti

22. Saya selalu merasa rendah diri

23. Saya tidak perlu rendah diri atas kekurangan yang saya miliki

24. Saya tetap percaya diri berteman dengan orang lain meskipun saya dipandang kurang cantik atau tampan

25. Saya baik-baik saja dikritik dan dikomentari selama saya bisa belajar dari kritikan dan komentar tersebut

26. Saya berpikir ada sesuatu hal yang berharga yang bisa diambil dari sikap dan pemikiran orang lain

27. Saya sedih apabila orang-orang mencela saya

28. Sikap dan pemikiran orang lain tidak begitu penting bagi saya

29. Terhadap siapapun saya bisa berteman dan tidak pilih kasih

30. Teman-teman menerima saya apa adanya

31. Dalam berteman atau memulai pertemanan saya tidak mengalami kesulitan

Page 165: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

149

32. Teman-teman menilai saya orang yang percaya diri dan keren

33. Saya tidak mudah memaafkan kesalahan orang lain yang sudah menyakiti saya

34. Saya sedih ketika saya tidak diajak bergabung oleh teman-teman

SKALA INTENSITAS PENGGUNAAN INSTAGRAM

No. Pernyataan

Pilihan Jawaban

SS S TS STS

1. Saya merasa tertarik dengan instagram yang sedang berkembang saat ini

2. Saya memilih berteman secara langsung daripada menggunakan instagram

3. Saya menggunakan instagram untuk mengunggah foto dan video pribadi

4. Saya memiliki akun instagram tetapi tidak tahu fungsinya untuk apa

5. Saya menggunakan instagram untuk mengikuti akun selebritis yang saya sukai

6. Saya menggunakan instagram untuk promosi atau berjualan barang atau jasa

7. Saya menggunakan instagram untuk menyebarkan kegiatan (event) yang berlangsung di sekolah dan masyarakat

8. Saya lebih senang menggunakan instagram daripada media sosial yang lain

9. Membuka instagram membuat saya senang

10. Media jejaring sosial lain lebih menyenangkan daripada instagram

11. Saya paham dan bisa menggunakan fitur-fitur instagram

12. Bagi saya fitur-fitur instagram terlalu membingungkan untuk digunakan

13. Saya melihat aktivitas terbaru foto yang sudah saya unggah, apakah ada yang berkomentar, memberi tanda suka, ada pengikut baru dan sebagainya

14. Saya malas menggunakan fitur atau konten yang ada di instagram

Page 166: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

150

15. Saya kurang peduli dan memperhatikan fitur-fitur yang ada di instagram

16. Saya memperbarui fitur atau konten yang ada ditawarkan instagram

17. Saya sering mengecek kumpulan foto dan video populer yang mendapat banyak like

18. Saya langsung meng-update atau memperbaharui foto ketika membuka dan mengakses instagram

19. Saya ikut memberikan tanggapan atau komentar terhadap foto dan gambar yang diunggah teman-teman

20. Foto yang saya tampilkan atau unggah bebas dilihat oleh siapa saja

21. Saya kurang peduli dengan foto dan video yang tengah populer di instagram

22. Setiap kali mengakses dan bermain instagram saya menghabiskan waktu rata-rata lebih dari 15 menit

23. Setiap kali mengakses dan bermain instagram saya menghabiskan waktu rata-rata lebih dari 30 menit

24. Saya bermain dan membuka instagram menghabiskan waktu kurang dari 15 jam setiap minggunya

25. Dalam satu minggu saya menghabiskan waktu lebih dari 15 jam untuk bermain dan membuka instagram

26. Dalam setiap 1 jam saya selalu berusaha untuk membuka dan mengakses instagram

27. Saya membuka dan mengakses instagram hanya kalau ada waktu luang

28. Saya membuka dan mengakses instagram di rumah

29. Saya membuka dan mengakses instagram di sekolah

30. Saya membuka dan mengakses instagram di luar sekolah dan di luar rumah

31. Sebelum tidur saya menggunakan dan mengakses instagram

32. Setelah bangun tidur saya menggunakan dan mengakses instagram

33. Saya tidak ada waktu untuk membuka dan mengakses instagram

Page 167: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

151

34. Instagram saya buka dan saya gunakan hanya 1 kali setiap harinya

35. Saya membuka dan bermain instagram lebih dari 2 kali setiap harinya

36. Apabila ditotal, dalam satu bulan saya membuka dan mengakses instagram lebih dari 40 kali

37. Saya membuka dan mengakses instagram kurang dari 40 kali setiap bulannya

SELAMAT MENGERJAKAN DAN TERIMAKASIH☺

Page 168: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

152

Lampiran 5. Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

skor_inten skor_cd

N 100 100

Normal Parametersa Mean 95.7300 96.84

Std. Deviation 9.93601 7.282

Most Extreme Differences Absolute .082 .103

Positive .039 .054

Negative -.082 -.103

Kolmogorov-Smirnov Z .821 1.031

Asymp. Sig. (2-tailed) .511 .238

a. Test distribution is Normal.

Page 169: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

153

Lampiran 6. Hasil Uji Linearitas Uji Linieritas Hubungan

Report

Citra Diri

101,0000 1 .92,0000 1 .77,0000 1 .98,0000 1 .86,6667 3 12,7017195,5000 2 3,5355385,0000 1 .92,0000 1 .87,0000 2 8,48528

101,5000 2 2,1213290,0000 1 .85,5000 2 17,67767

102,0000 1 .98,0000 3 4,0000099,4000 5 6,3482399,5000 4 5,0662399,5000 2 12,02082

104,3333 3 2,8867594,5000 4 6,4549795,5000 6 9,73139

100,6667 3 4,6188097,0000 2 7,0710797,5000 8 4,20883

103,0000 1 .94,5000 2 2,12132

101,0000 1 .93,4000 5 3,9749296,7500 8 2,0528795,6667 3 4,6188098,4000 5 4,4497297,5000 4 8,42615

102,3333 3 9,8657792,0000 2 1,41421

110,0000 2 ,00000100,0000 1 .

94,0000 1 .109,0000 1 .100,0000 1 .103,0000 1 .

96,8400 100 7,28180

Intensitas Insta65,0071,0075,0076,0078,0079,0080,0081,0082,0083,0084,0085,0086,0087,0088,0090,0091,0092,0093,0094,0095,0096,0097,0098,0099,00100,00101,00102,00103,00105,00106,00107,00108,00109,00110,00111,00112,00115,00120,00Total

Mean N Std. Deviation

ANOVA Table

2650,007 38 69,737 1,636 ,042465,191 1 465,191 10,916 ,002

2184,815 37 59,049 1,386 ,1282599,433 61 42,6145249,440 99

(Combined)LinearityDeviation from Linearity

BetweenGroups

Within GroupsTotal

Citra Diri *Intensitas Insta

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Page 170: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

154

Lampiran 7. Hasil Uji Korelasi

Korelasi Product Moment Pearson’s

Correlations

1 ,298**. ,003

100 100,298** 1,003 .100 100

Pearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)N

Citra Diri

Intensitas Insta

Citra DiriIntensitas

Insta

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.

Page 171: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

155

Lampiran 8. Kategorisasi Citra Diri

Statistics

kat_grafik

N Valid 100

Missing 0

Mean 1.68

Std. Deviation .530

kat_grafik

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid sangat tinggi 35 35.0 35.0 35.0

Tinggi 62 62.0 62.0 97.0

Sedang 3 3.0 3.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Page 172: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

156

Lampiran 9. Kategorisasi Intensitas Penggunaan Media Jejaring Sosial Instagram

Statistics

kat_grafik_intensitas

N Valid 100

Missing 0

Mean 2.13

Std. Deviation .506

kat_grafik_intensitas

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid sangat tinggi 6 6.0 6.0 6.0

Tinggi 76 76.0 76.0 82.0

Sedang 17 17.0 17.0 99.0

Rendah 1 1.0 1.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Page 173: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

157

Lampiran 10. Hasil Uji Validitas dengan Expert Judgement

Page 174: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

158

Page 175: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

159

Lampiran 11. Surat Ijin Penelitian

Page 176: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

160

Page 177: CITRA DIRI DITINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN …eprints.uny.ac.id/30729/1/SKRIPSI Iandesi Andarwati _11104241031.pdf · JEJARING SOSIAL INSTAGRAM PADA SISWA KELAS XI SMA N 9 YOGYAKARTA

161